Pengaruh Layanan Penguasaan Konten Terhadap Motivasi Belajar Siswa Moh. Mega Nirwana (07220676) Mahasiswa Pendidikan Bimbingan dan Konseling IKIP Veteran Semarang ABSTRAK Latar belakang penelitian adalah Individu / siswa yang belum memiliki kesadaran diri dan gambaran hidup masa depan cenderung mudah terpengaruh oleh lingkungan disekitarnya, hal ini dapat membuat seseorang memilih aktivitas yang kurang tepat untuk dirinya. Sehingga motivasi belajarnya rendah pula, karena mereka melakukan aktivitas yang dipilihnya atas pengaruh orang lain dan tidak dari dirinya sendiri. Keinginan untuk melakukan aktivitas belajar biasanya masih sangat kurang dimiliki oleh siswa. Maka menjadi tugas guru bimbingan dan konseling untuk menumbuhkembangkan motivasi belajar siswa melalui layanan penguasaan konten. Tujuan penelitian adalah untuk mendapatkan data empiris berkenaan dengan Tingkat layanan penguasaan konten pada siswa Kelas VIII MTs Abadiyah Gabus Pati Tahun Pelajaran 2011/2012, Motivasi belajar siswa Kelas VIII MTs Abadiyah Gabus Pati Tahun Pelajaran 2011/2012, Pengaruh antara layanan penguasaan konten terhadap motivasi belajar siswa Kelas VIII MTs Abadiyah Gabus Pati Tahun Pelajaran 2011/2012. Populasi penelitian ini adalah semua siswa kelas VIII MTs. Abadiyah Gabus Pati tahun pelajaran 2011/2012, terdiri dari 4 kelas dengan jumlah siswa 160. Sampel berjumlah 64 siswa. Teknik sampling yang digunakan adalah proporsional random sampling. Metode penelitian adalah metode angket sebagai instrument pokok, yang sebelumnya dilakukan uji coba angket pada 20 responden. Hasil uji validitas angket layanan penguasaan konten menggunakan rumus product moment terlihat pada tabel 10, sedang validitas angket motivasi belajar terlihat pada tabel 12. Jika dikonsultasikan dengan rtabel untuk N=20 dan taraf signifikansi 5% sebesar 0,444, semua butir soal angket layanan penguasaan konten masuk dalam kategori valid kecuali nomor 3 dan 15, sedang soal-soal angket motivasi belajar semuanya valid kecuali nomor 9 dan 15. Hasil uji reliabilitas angket layanan penguasaan konten menggunakan rumus product moment dan rumus spearman brown menghasilkan rhitung=0,843, sedang angket motivasi belajar menghasilkan rhitung=0,798. Jika dikonsultasikan dengan rtabel untuk N=20 dan taraf signifikansi 5% sebesar 0,444 maka kedua angket masuk dalam kategori reliabel. Penelitian ini menggunakan analisa data deskriptif prosentase (DP), analisis korelasi dan analisis regresi. Hasil analisis deskriptif prosentase menunjukkan bahwa layanan penguasaan konten (X) dan motivasi belajar (Y) siswa kelas VIII MTs Abadiyah Gabus Pati tahun ajaran 2011/2012 secara umum berada pada kategori baik. Hasil korelasi antara layanan penguasaan konten (X) dan motivasi belajar (Y) menunjukkan hasil rxy = 0,252. Jika dikonsultasikan dengan rtable pada taraf signifikan 5% dengan N=64 sebesar 0,246, berarti rhitung > dari rtable. Sehingga hipotesis yang “Ada Pengaruh antara Layanan Penguasaan Kontan dengan motivasi Belajar Siswa”, diterima. Simpulan adalah bahwa ada pengaruh antara layanan penguasaan konten terhadap motivasi belajar siswa Di Kelas VIII MTs Abadiyah Gabus Pati tahun pelajaran 2011/2012. Saran penulis adalah: Kepala sekolah diharapkan untuk selalu memberikan pengarahan dan kesempatan kepada para guru pada umumnya, dan khususnya kepada guru BK agar mereka dapat memberikan layanan penguasaan konten kepada siswa secara optimal dalam rangka lebih meningkatkan motivasi belajar siswa.. Guru BK diharapkan senantiasa memberikan bimbingan dan konseling kepada para siswa, khususnya dalam hal layanan penguasaan konten, sehingga mereka dapat lebih memahami arti penting dari motivasi belajar. Orang tua siswa diharapkan agar dapat memberikan bimbingan dan pengarahan, serta pengawasan terhadap perkembangan motivasi belajar anaknya dalam kehidupan sehari-hari di rumah dan lingkungan masyarakat, sehingga anak dapat membangun kepribadian dan dapat menciptakan lingkungan yang kodusif. Kata Kunci : motivasi belajar, penguasaan konten, bimbingan dan konseling 74
| JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING
PENDAHULUAN Sebagai pribadi yang sedang berkembang dan sedang mencari jati diri dalam masa peralihan dari masa anak-anak ke masa remaja, siswa MTs membutuhkan banyak bimbingan dan arahan dalam menjalani kehidupannya. Banyak bekal yang harus dipersiapkan demi masa depannya. Selain orang tua, maka sekolah sebagai lembaga formal yang bertugas memberikan pendidikan kepada siswa, memiliki tanggung jawab yang besar dalam pendidikan pada remaja. Tanggung jawab sekolah tentulah terletak pada tiap tenaga pengajar atau para guru, baik guru bidang studi maupun guru bimbingan dan konseling. Masalah yang mendasari seorang remaja dalam perkembangannya adalah masalah perkembangan diri / kepribadian. Dalam hal ini maka yang sangat berperan adalah keberadaan dan peranan guru bimbingan dan konseling. Untuk itu para guru bimbingan dan konseling harus memberikan layanan yang sesuai dan dapat menarik minat para siswa untuk mengikuti dan akhirnya mempraktekkan layanan bersangkutan. Salah satu layanan yang diberikan guru bimbingan dan konseling adalah layanan pembelajaran (layanan penguasaan konten), yaitu : “ Layanan
bantuan
kepada
individu
(sendiri-sendiri
ataupun kelompok) untuk menguasai
kemampuan ataupun kompetensi tertentu melalui kegiatan belajar. Kemampuan atau kompetensi yang dipelajari itu merupakan satu unit konten yang didalamnya terkandung fakta dan data, konsep, proses, hukum dan aturan, nilai, persepsi, afeksi, sikap dan tindakan yang terkait didalamnya.” Hasil belajar dapat dilihat dari terjadinya perubahan hasil masukan pribadi berupa motivasi dan harapan untuk berhasil. Masukan itu berupa rancangan dan pengelolaan motivasional yang tidak berpengaruh langsung terhadap besarnya usaha yang dicurahkan oleh siswa untuk mencapai tujuan belajar. “Adanya motivasi belajar pada seseorang ditandai oleh tanggung jawab, tekun terhadap tugas, berkonsentrasi untuk menyelesaikan tugas, tidak mudah
menyerah, memiliki sejumlah usaha,
bekerja keras, memperhatikan umpan balik, waktu penyelesaian tugas dengan tidak menunda, dan menetapkan tujuan yang realistis.” Individu / siswa yang belum memiliki kesadaran diri dan gambaran hidup
masa depan
cenderung mudah terpengaruh oleh lingkungan disekitarnya, hal ini dapat membuat seseorang memilih aktivitas yang kurang tepat untuk dirinya. Sehingga motivasi belajarnya rendah pula, karena mereka melakukan aktivitas yang dipilihnya atas pengaruh orang lain dan tidak dari dirinya sendiri. Keinginan untuk melakukan aktivitas belajar biasanya masih sangat kurang dimiliki oleh siswa. Maka menjadi tugas guru bimbingan dan konseling untuk menumbuhkembangkan motivasi belajar siswa melalui layanan penguasaan konten. Dari guru bimbingan dan konseling MTs Abadiyah Gabus Pati, penulis memperoleh informasi bahwa pada umumnya para siswa masih belum sepenuhnya memahami arti penting dari 75
| JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING
keberadaan bimbingan konseling dan motivasi belajar. Dikhawatirkan jika hal ini berlanjut bisa membuat siswa kesulitan dalam mengarungi kehidupannya. Permasalahan yang penulis temui di MTs Abadiyah Gabus Pati yang berhubungan
dengan
masalah pelaksanaan bimbingan konseling serta motivasi belajar siswa antara lain adalah : 1. Masih banyak siswa yang belum memanfaatkan keberadaan lembaga bimbingan dan konseling di sekolah. Kenyataan ini terlihat dari sepinya ruang bimbingan dan konseling di MTs Abadiyah Gabus Pati pada jam istirahat. 2. Dari beberapa guru bidang studi, penulis mendapatkan kenyataan bahwa masih banyak siswa yang terkadang tidak membuat tugas / PR, yang diberikan oleh guru. Hal ini menandakan bahwa motivasi belajar siswa masih kurang. Sebagai lembaga pendidikan formal, MTs Abadiyah Gabus Pati sendiri telah banyak menempuh cara untuk membantu para siswanya dalam menumbuhkan motivasi belajar mereka. Hal ini dilakukan dengan jalan memberikan informasi kepada para siswa tentang lewat bimbingan dan konseling tentang cara menumbuhkan motivasi belajar, pentingnya peran motivasi dalam kehidupan, dan lain-lain.
TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Layanan Penguasaan Konten Bahwa layanan penguasaan konten merupakan layanan bantuan yang diberikan (baik kelompok maupun individu) untuk mengatasi berbagai kesulitan yang dihadapi individu dalam masalah belajar, yang didalamnya mencakup kesulitan dari luar atau dari dalam diri individu itu. Pengertian Motivasi Belajar Motivasi belajar adalah kondisi psikologis yang mendorong siswa untuk belajar dengan senang dan belajar secara sungguh-sungguh, yang pada gilirannya akan terbentuk cara belajar siswa yang sistematis, penuh konsentrasi dan dapat menyeleksi kegiatan-kagiatannya. Pengaruh Antara Layanan Penguasaan Konten dengan Motivasi Belajar Layanan penguasaan konten menitikberatkan pada kemampuan siswa dalam menguasai konten tertentu yang akan dapat menjadikan siswa lebih giat lagi dalam belajar. Hal ini tidaklah mudah, karena banyak berhubungan dengan berbagai faktor dalam kepribadian siswa. Salah satu faktor yang penting adalah faktor motivasi belajar siswa. Sementara pendidikan sendiri tidak akan berhasil tanpa ada motivai untuk belajar. METODE PENELITIAN Jenis dan Sifat Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian korelasional yaitu penelitian atau penelaahan hubungan dua variabel atau lebih pada suatu situasi atau sekelompok subjek yaitu untuk mencari hubungan antara variabel X (Layanan Penguasaan Konten) dengan variabel Y (Motivasi Belajar). 76
| JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Pendekatan yang dipakai adalah pendekatan secara kuantitatif yaitu penelitian yang cara memperoleh datanya didasarkan pada angka–angka atau perhitungan statistik dengan menggunakan kuesioner tertutup Waktu dan Tempat Penelitian Waktu yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah 4 (empat) bulan, yaitu dari bulan Januari sampai dengan April 2012. Tempat penelitian adalah MTs Abadiyah Gabus Kabupaten Pati Propinsi Jawa Tengah. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling Populasi adalah keseluruhan penduduk yang merupakan subjek penelitian. Dalam penelitian ini, populasinya adalah seluruh siswa kelas VIII MTs Abadiyah Gabus Kabupaten Pati Tahun Pelajaran 2011/2012 sebanyak 4 kelas. Tabel 1. Populasi Penelitian No.
Kelas
Laki-laki
Perempuan
Jumlah Siswa (orang)
1 2 3 4
VIII - A VIII - B VIII - C VIII - D
18 21 23 27
22 19 16 14
40 40 39 41
Jumlah 89 71 160 Sampel adalah “sebagian atau wakil populasi yang diteliti”. Teknik pengambilan sampel adalah proporsional random sampling karena setiap anggota populasi yang ada didalam sampling frame bersangkutan mempunyai hak yang sama besar untuk dipilih menjadi anggota sampel. Dalam penelitian ini jumlah populasi adalah 160 siswa, persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel ditetapkan 10%. Maka besarnya sampel adalah :
No. 1 2 3 4
Kelas VIII VIII VIII VIII
-A - B - C -D
Tabel 2. Sampel Penelitian Perhitungan Sampel Per Kelas (40/160) x 62 = 15,5 (40/160) x 62 = 15,5 (39/160) x 62 = 15,1 (41/160) x 62 = 15,9 Jumlah
Jumlah Sampel Per Kelas 16 16 16 16 64
Penelitian ini memakai teknik sampling secara acak atau proporsional random sampling. Menurut Sukmadinata (2006:253) salah satu cara pengambilan sampel yang representatif adalah secara acak atau random. Pengambilan sampel secara acak berarti setiap individu dalam populasi mempunyai peluang yang sama untuk dijadikan sampel. Variabel Penelitian variabel adalah gejala yang bervariasi dalam suatu objek penelitian, baik dipandang dari segi jenis maupun bentuknya. Dalam penelitian ini, variabel ditetapkan ada dua, yaitu variabel bebas
77
| JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING
dan variabel terikat. 1. Variabel bebas (X) Variabel bebas adalah variabel yang menjadi sebab perubahan timbulnya variabel terlihat. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah Layanan Penguasaan Konten yang diberi simbol X. 2. Variabel Terikat (Y) Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah motivas belajar siswa yang diberi simbol Y. Teknik Pengumpulan Data
1. Dokumentasi ”Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulan rapat, legger, agenda dan sebagainya”. Dengan demikian dokumentasi merupakan suatu metode yang digunakan untuk mengumpulkan data melalui hal-hal atau variabel mengenai bukti tertulis. 2. Angket Angket adalah daftar pertanyaan untuk diisi atau dijawab oleh sejumlah orang sebagai responden guna mendapatkan tanggapan tertulis yang diperlukan dalam penelitian.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Analisis Deskriptif Prosentase (DP) Analisis deskriptif yang digunakan adalah analisis deskriptif prosentase dari skor jawaban responden untuk setiap item dalam angket, dengan rumus : % = (n/N) x 100% a. Analisis Deskriptif Variabel Layanan Penguasaan Konten Dari hasil angket yang disebarkan, didapatkan prosentase Layanan Penguasaan Konten dari 64 responden sebagai berikut : Tabel 3. Deskriptif Prosentase Layanan Penguasaan Konten 64 Responden Kriteria (%) 75,01% – 100 % 55,01% – 75,00% 40,01% – 55,00% Kurang dari 40,00%
: sangat baik : baik : cukup baik : Kurang baik
Jumlah
78
| JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Frekuensi ( ∑ Responden )
Frekuensi Relatif ( %)
14 48 2 -
21,88 75,00 3,12 -
64
100
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa 75,00% dari 64 responden mengatakan bahwa Layanan Penguasaan Konten di sekolah mereka sudah baik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa para siswa MTs Abadiyah Gabus Pati telah dapat mengerti dan merasakan bahwa Layanan Penguasaan Konten di sekolah, sangat bermanfaat bagi pembentukan motivasi belajar mereka. Sehingga siswa mengalami perkembangan dalam kehidupan pribadi, kemampuan hubungan sosial, kegiatan belajar, perencanaan karir, kehidupan keluarga dan kehidupan beragama mereka. Hal ini dapat dibuktikan dari prosentase jawaban angket tiap- tiap indikator variabel Layanan Penguasaan Konten berikut : Tabel 4. Prosentase Indikator Layanan Penguasaan Konten 64 Responden No
Indikator
Jml
Nilai
Soal 1
Pengembangan
3
Nilai Ideal
634
768
kehidupan pribadi 2
Pengembangan kemampuan
2
417
512
4
597
1024
hubungan sosial 3
Pengembangan kegiatan belajar
4
Pengembangan dan
4
759
1024
95
256
4
712
1024
18
3214
4608
Pengembangan kehidupan
79
baik
(417/512) x 100% =
Sangat
81,4%
Baik
(597/1024) x 100% =
Baik
(759/1024) x 100% =
Baik
=
37,1%
Kurang Baik
(712/1024) x 100% =
beragama Rata-rata
82,6%
(95/256) x 100% 1
berkeluarga 6
Sangat
74,1%
Pengembangan kehidupan
(634/768) x 100% =
58,3%
perencanaan karier 5
Kriteria
Prosentase (%)
| JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING
69,5% (3182/4608) x 100% = 69,75%
Baik
Baik
Gambar 1. Grafik Prosentase Indikator Layanan Penguasaan Konten 64 Responden 82,6
81,4 74,1
69,5
69,75
6
7
58,3
Prosentase
37,1
1
2
3
4
5
Indikator
Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa : 1) Dengan adanya Layanan penguasaan konten, siswa dapat mengembangkan kehidupan pribadinya. Hal ini dapat dilihat pada indikator pengembangan kehidupan pribadi siswa dengan prosentase sebesar 82,6% atau sangat baik. 2) Perkembangan segi kemampuan hubungan sosial siswa semakin bertambah baik dengan keberadaan Layanan penguasaan konten. Hal ini dapat dilihat pada indikator pengembangan kemampuan hubungan sosial siswa yang memperoleh prosentase 81,4% atau sangat baik. 3) Pengembangan kegiatan belajar siswa juga mengalami perbaikan. Hal ini dapat dilihat pada indikator pengembangan kegiatan belajar siswa yang memiliki prosentase sebesar 58,3% atau baik. 4) Pengembangan dan Perencanaan karir siswa semakin mantap. Hal ini indikator pengembangan dan perencanaan karir
siswa
yang
ditandai
memperoleh
dengan
prosentase
sebesar 74,1% atau masuk kategori baik. 5) Keberadan layanan penguasaan konten di sekolah, kurang berperan membantu memperbaiki kehidupan berkeluarga siswa. Hal ini dapat dilihat dari indikator pengembangan kehidupan berkeluarga yang hanya mendapatkan prosentase sebesar 37,1% atau masuk dalam kategori kurang baik. 6) Kehidupan beragama siswa juga semakin baik, terbukti dengan prosentase indikator ini sebesar 69,5% atau masuk kategori baik. 7) Rata-rata indikator adalah 69,75% (baik). Hal ini menandakan bahwa Layanan penguasaan konten dapat dirasakan manfaatnya oleh siswa dengan baik.
80
| JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING
b. Analisis Deskriptif Variabel Motivasi Belajar Dari angket yang disebarkan, prosentase variabel motivasi belajar dari 64 responden sebagai berikut : Tabel 5. Deskriptif Prosentase Motivasi Belajar 64 Responden Kriteria (%) 75,01% – 100 % 55,01% – 75,00% 40,00% – 55,00% Kurang dari 40%
Frekuensi ( ∑ Resp.)
Frekuensi Relatif ( %)
4 58 2 -
6,25 90,63 3,12 -
64
100
: sangat baik : baik : cukup baik : Kurang baik
Jumlah
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa 90,63% dari 64 responden mengatakan kalau tingkat motivasi belajar mereka itu baik sehingga para siswa : tekun menghadapi tugas, ulet menghadapi kesulitan, menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah orang dewasa, lebih senang bekerja mandiri, cepat bosan pada tugas- tugas rutin dan dapat mempertahankan pendapatnya. Hal ini dapat dibuktikan dari prosentase jawaban angket tiap- tiap indikator variabel motivasi belajar berikut ini. Tabel 6. Prosentase Indikator Motivasi Belajar 64 Responden No 1
2
3
4
5
6
Jml Soal
Nilai
Nilai Ideal
Tekun menghadapi tugas.
2
422
512
Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa)
4
661
1024
Menunjukkan minat terhadap bermacam– macam masalah orang dewasa
3
531
768
Lebih senang bekerja mandiri
4
651
1024
Cepat bosan pada tugas – tugas rutin
1
205
256
Dapat mempertahankan pendapatnya
4
640
1024
18
3110
4608
Indikator
= 82,4%
Kriteria Sangat Baik
(661/1024) x 100% = 64,6%
Baik
531/768) x 100% = 69,1%
Baik
(651/1024) x 100% = 63,6% (205/256) x 100% = 80,1%
Baik Sangat Baik
(640/1024) x 100% = 62,5%
Baik
(3110/4608) x 100%
Rata-rata
81
Prosentase (%) (422/512) x 100%
| JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING
= 67,5%
Baik
Gambar 2. Grafik Prosentase Indikator Motivasi Belajar 64 Responden
82,4
80,1
64,6
69,1 63,6
62,5 67,5
Prosentase
1
2
3
4
5
6
7
Indikator Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa : 1) Siswa sangat tekun menghadapi tugas yang diberikan oleh guru. Hal ini terlihat pada indikator tekun menghadapi tugas yang mempunyai prosentase sebesar 82,4% atau masuk kategori sangat baik. 2) Siswa ulet dalam menghadapi kesulitan. Kondisi ini dapat dilihat pada prosentase indikator ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa) sebesar 64,6% atau baik. 3) Secara umum para siswa telah dapat Menunjukkan minat terhadap bermacam–macam masalah orang dewasa. Tandanya adalah prosentase indikator Menunjukkan minat terhadap bermacam– macam masalah orang dewasa sebesar 69,1% atau masuk pada kategori baik. 4) Para siswa lebih cenderung senang bekerja sendiri. Indikasi ini terlihat pada indikator lebih senang bekerja sendiri dengan prosentase sebesar 63,6% atau baik. 5) Siswa cepat bosan dengan tugas-tugas rutin. Hal ini dapat dilihat pada indikator cepat bosan pada tugas-tugas rutin yang memperoleh prosentase sebesar 80,1% atau
masuk pada
kategori sangat baik 6) Secara
umum
para
siswa
telah
dapat
mempertahankan pendapatnya. Hal ini terlihat
pada indikator dapat mempertahankan pendapatnya dengan prosentase sebesar 62,5 % atau baik. 7) Rata-rata prosentase indikator pada variabel motivasi belajar mempunyai nilai 67,5% atau masuk pada kategori baik. Hal ini menandakan bahwa tingkat motivasi belajar siswa dalam kegiatan belajar di kelas dapat dikategorikan baik. Pembahasan 1. Indikator angket layanan penguasaan konten adalah sebagai berikut: a. Pengembangan kehidupan pribadi memiliki Deskriptif Prosentase sebesar 82,6% dengan kriteria sangat baik. Hal ini dapat dilihat bahwa dengan adanya layanan penguasaan konten, siswa dapat mengembangkan kehidupan pribadinya. b. Pengembangan kemampuan hubungan sosial sebesar 81,4% (sangat baik). Hal ini dapat di lihat 82
| JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING
perkembangan hubungan social siswa semakin bertambah baik dengan keberadaan penguasaan konten. c. Pengembangan kegiatan belajar sebesar 58,3% ( baik). Hal ini dapat di lihat bahwa pengembangan kegiatan siswa juga mengalami perbaikan. d. Pengembangan dan perencanaan karier
memiliki prosentase 74,1% (baik). Hal ini dapat di
bahwa pengembangan dan perencanaankarir siswa semakin mantap. e. Pengembangan kehidupan berkeluarga sebesar 37,1% (kurang baik). Hal ini dapat di lihat bahwa keberadaan penguasaan konten di sekolah,kuran berperan membantu memperbaiki kehidupan keluarga siswa. f. Pengembangan kehidupan beragama sebesar 69,5% ( baik). Hal ini dapat di lihat bahwa kehidupan beragama siswa juga semakin baik. Rata-ratanya adalah sebesar 69,75% atau masuk kategori baik. Hal ini menandakan bahwa layanan penguasaan konten dapat dirasakan manfaatnya oleh siswa dengan baik. 2. Indikator motivasi belajar siswa adalah sebagai berikut: a.
Tekun menghadapi tugas memiliki Deskriptif Prosentase sebesar 82,4% sangat baik. Hal ini bahwa siswa sangat tekun menghadapi tugas yang di berikan oleh guru.
b. Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa) sebesar 64,6% baik. Hal ini siswa ulet dalam menghadapi kesulitan. c. Menunjukkan minat terhadap bermacam–macam
masalah orang dewasa sebesar 69,1%
baik. Hal ini secara umum para siswa telah dapat menjukan minat terhadap bermacammacam masalah orang dewasa. d. Lebih senang bekerja mandiri sebesar 63,6% baik. Hal ini para siswa lebih cenderung senang bekerja sendiri. e. Cepat bosan pada tugas – tugas rutin sebesar 80,1% sangat baik. Hal ini siswa cepat bosan dengan tugas rutin. f. Dapat mempertahankan pendapatnya sebesar 62,5% baik. Hal ini secara umum para siswa telah dapat mempertahankan pendapatnya. Rata-rata prosentase indikator pada variabel motifasi belajar mempunyai nilai 67,5% atau berkategori baik. 3. Dari perhitungan analisis korelasi antara variabel X yaitu layanan penguasaan konten dan variabel Y yaitu motivasi belajar siswa di kelas VIII MTs Abadiyah Gabus Pati tahun pelajaran 2011/2012 didapatkan r sebesar 0,252. Sementara r tabel dengan N=64 dan signifikansi 5% adalah 0,246. Sehingga r hitung > r tabel. Dengan demikian hipotesis alternatif (Ha) yang berbunyi “Ada pengaruh antara Layanan Penguasaan Kontan dengan motivasi Belajar Siswa”, diterima. Sementara hipotesis nihil (Ho) yang berbunyi “Tidak Ada Pengaruh antara Layanan Penguasaan Kontan dengan motivasi Belajar Siswa”, ditolak. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan
bahwa
antara Layanan Penguasaan konten dan motivasi belajar siswa kelas VIII MTs Abadiyah 83
| JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Gabus Pati Tahun Pelajaran 2011/2012 ada korelasi/hubungan. 4. Dari hasil perhitungan diketahui konstanta regresi 36,54. Ini berarti pada saat variabel layanan penguasaan konten bernilai “0”, maka variabel motivasi belajar memiliki nilai 36,54. Sedangkan koefisien regresi variabel X bernilai positif 0,24 menunjukkan bahwa variabel layanan penguasaan konten berpengaruh positif terhadap motivasi belajar, dimana setiap kenaikan satu satuan variabel layanan penguasaan konten akan menaikkan motivasi belajar sebesar 0,24. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa dengan naiknya layanan penguasaan konten akan menaikkan motivasi belajar. Dari hasil perhitungan koefisien determinasi didapatkan nilai D = 6,35%. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh variabel X terhadap variabel Y adalah sebesar 6,35% dan masuk dalam kategori sangat rendah, sedangkan sisanya sebesar 93,65% adalah pengaruh faktor dari luar/lainnya. Dari hasil pengujian F statistik diperoleh nilai F hitung = 4,19. Jika dibandingkan dengan nilai F tabel dengan signifikansi 5% (=0,05) dan degree of freedom regression (df1) = 1 serta residual (df2) = 64 sebesar 3,99, maka F hitung > F tabel, berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya “Ada pengaruh antara layanan penguasaan konten terhadap motivasi belajar siswa”. KESIMPULAN 1. Dari perhitungan Deskriptif Prosentase (DP), variabel layanan penguasaan konten di kategorikan baik karena sebanyak 48 responden atau sebesar 75,0% layanan
penguasaan
konten
responden
mengatakan
bahwa
di sekolah mereka adalah baik. Hal ini dapat dibuktikan dari
prosentase jawaban angket tiap-tiap indikator variabel Layanan Penguasaan Konten berikut : (a) indikator pengembangan kehidupan pribadi siswa memiliki deskriptif prosentase sebesar 82,6% atau sangat baik, (b) indikator pengembangan
kemampuan
hubungan
sosial
siswa
memperoleh prosentase 81,4% atau sangat baik, (c) indikator pengembangan kegiatan belajar siswa yang memiliki prosentase sebesar 58,3% atau baik, (d) indikator pengembangan dan perencanaan karir siswa yang memperoleh prosentase sebesar 74,1% atau masuk kategori baik, (e) indikator pengembangan kehidupan berkeluarga yang hanya mendapatkan prosentase sebesar 37,1% atau masuk dalam kategori kurang baik, (f) indikator kehidupan beragama siswa memiliki prosentase sebesar 69,5% atau masuk pada kategori baik, (g) prosentase rata-rata indikator adalah sebesar 69,75% atau berkategori baik.
Selanjutnya, 14 responden (21,88%)
mengatakan
bahwa
layanan penguasaan konten di sekolah mereka adalah sangat baik, sedangkan 2 responden (3,12%) mengatakan cukup baik. 2. Dari perhitungan deskriptif prosentase (DP) yang telah dilakukan, dapat dikatakan bahwa motivasi belajar siswa dalam kategori baik, karena sebanyak 58 responden atau sebesar 90,63% mengatakan bahwa motivasi belajar siswa dalam kondisi baik. Hal ini ditengarai dari prosentase jawaban angket tiap-tiap indikator variabel motivasi belajar berikut ini : (a) indikator tekun menghadapi tugas yang mempunyai prosentase sebesar 82,4% atau masuk kategori sangat baik, (b) 84
| JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING
prosentase indikator ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa) sebesar 64,6% atau baik (c) prosentase indikator Menunjukkan minat terhadap bermacam–macam masalah orang dewasa sebesar 69,1% atau masuk pada kategori baik, (d) indikator lebih senang bekerja sendiri dengan prosentase sebesar 63,6% atau baik, (e) indikator cepat bosan pada tugas-tugas rutin yang memperoleh prosentase sebesar 80,1% atau masuk pada kategori sangat baik,(f) indikator dapat mempertahankan pendapatnya dengan prosentase sebesar 62,5 % atau baik, (g) Rata-rata prosentase indikator pada variabel motivasi belajar mempunyai nilai 67,5% atau masuk pada kategori baik. Sementara sebanyak 4 responden (6,25%) mengatakan bahwa motivasi belajar siswa dalam kondisi sangat baik, sedangkan sebanyak 2 responden atau 3,12% mengatakan bahwa motivasi belajar siswa dalam kondisi cukup baik. 3. Dari perhitungan analisis korelasi antara variabel X yaitu layanan penguasaan konten dan variabel Y yaitu motivasi belajar siswa di kelas VIII MTs Abadiyah Gabus Pati tahun pelajaran 2011/2012 didapatkan r sebesar 0,252. Sementara r tabel dengan N=64 dan signifikansi 5% adalah 0,246. Sehingga r hitung > r tabel. Dengan demikian hipotesis alternatif (Ha) yang berbunyi “Ada Pengaruh antara Layanan Penguasaan Kontan dengan motivasi Belajar Siswa”, diterima. Sementara hipotesis nihil (Ho) yang berbunyi “Tidak Ada Pengaruh antara Layanan Penguasaan Kontan dengan motivasi Belajar Siswa”, ditolak. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa antara Layanan Penguasaan konten dan motivasi belajar siswa kelas VIII MTs Abadiyah Gabus Pati Tahun Pelajaran 2011/2012 ada korelasi/hubungan. 4. Dari hasil perhitungan diketahui konstanta regresi 36,54. Ini berarti pada saat variabel layanan penguasaan konten bernilai “0”, maka variabel motivasi belajar memiliki nilai 36,54. Sedangkan koefisien regresi variabel X bernilai positif 0,24 menunjukkan bahwa variabel layanan penguasaan konten berpengaruh positif terhadap motivasi belajar, dimana setiap kenaikan satu satuan variabel layanan penguasaan konten akan menaikkan motivasi belajar sebesar 0,24. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa dengan naiknya layanan penguasaan konten akan menaikkan motivasi belajar. 5. Dari hasil perhitungan koefisien determinasi didapatkan nilai D = 6,35%. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh variabel X terhadap variabel Y adalah sebesar 6,35% dan masuk dalam kategori sangat rendah, sedangkan sisanya sebesar 93,65% adalah pengaruh faktor dari luar/lainnya. 6. Dari hasil pengujian F statistik diperoleh nilai F hitung = 4,19. Jika dibandingkan dengan nilai F tabel dengan signifikansi 5% (=0,05) dan degree of freedom regression (df1) = 1 serta residual (df2) = 64 sebesar 3,99, maka F hitung
>
F tabel , berarti Ho ditolak dan Ha
diterima. Artinya “Ada pengaruh antara layanan penguasaan konten terhadap motivasi belajar siswa”.
85
| JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING
DAFTAR PUSTAKA
Alex Sobur, 2003, Psikologi Umum, Bandung: Pustaka Setia Aqib, Zainal. 2002. Profesionalisme Guru Dalam pembelajaran. Surabaya: Insan Cendekia. Depdiknas, Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan tingkat SMP dan MTs, Jakarta, 2006, Binatama Raya Djamarah, syaiful Basri. Drs. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Rieneka Cipta. Hadinata, P. (2006). Kontribusi Iklim Kelas Terhadap Motivasi Belajar Siswa Heru Mugiarso, 2004, Bimbingan dan Konseling, Bandung: CV . Maulana. Nashar, 2004, Peranan Motivasi dan Kemampuan awal dalam kegiatan Pembelajaran, Jakarta: Delia Press. Nasution, 2002, Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif, Bandung : PT. Tarsito , 2003, Metode Penelitian Naturalistilk Kualitati,. Bandung : Tarsito. Ngalim Purwanto, 1997, Psikologi Pendidikan, Bandung : Remaja Rosdakarya. Prayitno, 2004, Pedoman Khusus Bimbingan dan Konseling, Jakarta: Depdiknas. Puspitariana, 2008,
Peran
Guru
dalam
Membangkitkan
Motivasi
Belajar
Siswa.
(http://Puspitariana.wordpress.com, diakses 18 Pebruari 2012). Sanapiah, 2001, Format-format Penelitian Sosial, Jakarta: Penerbit Raja Grafindo Persada Sardiman, 2001, Intreraksi dan Motivasi Belajar. Jakarta: Rajawali
86
| JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING