PENGARUH KREATIVITAS GURU DALAM MEMILIH STRATEGI PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR PAI SISWA SDN NGINDROKILO MAGELANG TAHUN 2010
SKRIPSI
Disusun oleh : MUHAMMAD ROFIUDIN NIM : 11.408.245
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2010
KEMENTRIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Tentara Pelajar 02 Telp (0298) 323706,323433,fax323433 Salatiga
PERSETUJUAN PEMBIMBING Nomor Lampiran Hal
: : 1 (satu) naskah : Pengajuan Naskah Skripsi
Salatiga 11 Agustus 2010
Kepada Yth.Ketua STAIN Di Salatiga Assalamu’alaikum Wr, Wb Bersama ini kami kirimkan naskah skripsi mahasiswa: Nama
: MUHAMMAD ROFIUDIN
NIM
: 11.408.245
Jurusan /Progdi Judul
: PAI / Ekstensi : PENGARUH KREATIVITAS GURU DALAM MEMILIH STRATEGI PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR PAI SISWA SD NEGERI NGENDROKILO MAGELANG TAHUN 2010
Untuk diajukan dalam sidang Munaqosah Skripsi. Demikian untuk menjadikan periksa. Wassalamu’alaikum wr,wb Pembimbing
Ruwandi, M.A
KEMENTRIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Tentara Pelajar 02 Telp (0298) 323706,323433,fax323433 Salatiga
LEMBAR PENGESAHAN Nama
: MUHAMMAD ROFIUDIN
NIM
: 11.408.245
Judul
Jurusan /Progdi
: PENGARUH KREATIVITAS GURU DALAM MEMILIH STRATEGI PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR PAI SISWA SD NEGERI NGENDROKILO MAGELANG TAHUN 2010 : PAI / Ekstensi
Fakultas
: Pendidikan Agama Islam Disahkan Dosen Pembimbing
Ruwandi,M.A ………………………. Penguji I
Penguji II
Imam Baihaqi
Ari Setiawan NIP.197510042003121002
Ketua Sidang
Sekretaris Sidang
Dr.Imam Sutomo,M.Ag NIP.195808271983031002
Dr.Rahmad Hariyadi,M.Pd. NIP.196701121992031005
Tanggal lulus: 28 Agustus 2010
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Ilahi Rabbi yang telah memberikan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga apa yang saya inginkan telah terwujud yaitu, skripsi yang berjudul “Pengaruh Kreativitas Guru dalam Memilih Strategi Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar Siswa SDN Ngendrokilo Kabupaten Magelang tahun 2010” Skripsi yang saya tulis ini merupakan syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Islam pada Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri ( STAIN ) Salatiga , Banyak pihak yang telah membantu penulisan skripsi ini sampai akhirnya dapat terselesaikan. Untuk itu saya ucapkan terima kasih kepada : 1. Bapak Ketua STAIN Salatiga 2. Bapak Ketua Jurusan Tarbiyah 3. Bapak Ketua Program Studi S1 Ekstensi 4. Bapak Dosen Pembimbing Skripsi 5. Segenap Civitas Akademika STAIN Salatiga 6. Kepala Sekolah SDN Ngendrokilo 7. Kepala Madrasah Ibtidaiyah Banjaragung dan semua pihak yang telah membantu dalam pengerjaan skripsi ini. Apa yang telah dituliskan disini masih banyak kekurangan dalam segala hal, baik dari segi tulisan maupun isi, untuk itu masukan dari semua pihak
diterima dengan lapang dada agar skripsi ini menjadi lebih baik dan lebih bermakna Akhirnya semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi seluruh masyarakat khususnya SD Negeri Ngendrokilo Kabupaten Magelang
Salatiga
Agustus 2010 Penulis
ABSTRAKSI
Muhammad Rofiudin. 2010. Pengaruh Kreativitas Guru Dalam Memilih Strategi Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar PAI Siswa SD Negeri Ngendrokilo Kabupaten Magelang Tahun 2010. Program Studi Pendidikan Agama Islam Jurusan S1 Ekstensi Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan kreativitas guru dalam memilih strategi pembelajaran dengan prestasi belajar PAI siswa SD Negeri Ngendrokilo Kabupaten Magelang tahun 2010 Pembahasan yang muncul adalah “Apakah ada hubungannya kreativitas guru dalam memilih strategi pembelajaran terhadap hasil belajar PAI siswa SD Negeri Ngendrokilo Kabupaten Magelang tahun 2010. Berdasarkan permasalahan yang diajukan tersebut, maka hipotesis yang muncul adalah: Ha : “Ada hubunganya antara kreativitas guru memilih strategi pembelajaran terhadap hasil belajar PAI siswa SD Negeri Ngendrokilo Kabupaten Magelang tahun 2010” diterima. Untuk memecahkan permasalahan dan membuktikan hipotesis yang diajukan penulis mengadakan penelitian di SD Negeri Ngendrokilo Kabupaten Magelang dengan obyek penelitian adalah siswa kelas VI (enam) dan menggunakan sampling seluruh populasi kelas VI (enam) karena banyaknya populasi hanya 26 (duapuluh enam) anak. Setelah data diperoleh melalui metode dokumentasi dan metode angket, kemudian nilai nilai tersebut dianalisis dengan analisa Product Moment Correlation dari Karl Pearson. Ternyata terdapat hubungan yang signifikan antara kreativitas guru dalam memilih strategi pembelajaran terhadap hasil belajar PAI siswa SD Negeri Ngendrokilo Kabupaten Magelang tahun 2010 dimana di dapatkan nilai korelasi sebesar 0,540 lebih besar dari nilai r hitung 0,388 pada taraf signifikansi 5%, serta hasil output dari software SPSS.17 yang menunjukkan Sig-2 tailed sebesar 0,004 lebih kecil dari 0,005. Untuk mengetahui besar kontribusi variabel kreativitas guru dalam memilih strategi pembelajaran dilakukan uji regresi linier sederhana dengan hasil variabel tersebut member kontribusi positif sebesar 29,1% terhadap peningkatan hasil belajar PAI siswa SD Negeri Ngendrokilo.
DAFTAR ISI Halaman Judul
i
Abstraksi
ii
Halaman Persetujuan Pembimbing
iii
Halaman Pengesahan
iii
Halaman Motto
iv
Halaman Persembahan
v
Surat Pernyatan Keaslian Skripsi
vi
Halaman Kata Pengantar
vii
BAB I PENDAHULUAN
1
A. Latar Belakang Masalah
1
B. Perumusan Masalah
4
C. Tujuan Penelitian
5
D. Manfaat Penelitian
5
E. Garis Besar Skripsi BAB II TINJAUAN TEORITIS PENELITIAN
10
A. Belajar B. Kreativitas
24
C. Strategi Belajar
29
D. Hasil Belajar
29
E. Pendidikan Agama Islam
30
F. Hasil Pendidikan Agama Islam
31
G. Kerangka Pikir
31
H. Hipotesis
32
BAB III METODE PENELITAN ( KORELASI )
34
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian
34
B. Tempat dan Waktu Penelitian
35
C. Populasi dan Sampel
36
D. Metode Pengumpulan Data
37
E. Variabel Penelitian
38
F. Definisi Operasional Variabel
39
G. Instrumen Penelitian
40
H. Pengujian Instrumen Penelitian
42
I.
48
Metode Analisis Data
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
53
A. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian
53
B. Hasil Penelitian dan Analisis Data
54
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan
61
B. Saran
62
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan, pemahaman dan cara bertingkah laku yang sesuai
dengan
kebutuhan.
Sekolah
merupakan
lembaga
formal
yang
menyelenggarakan pendidikan bagi siswa. Pendidikan formal adalah pendidikan yang berlangsung secara teratur, bertingkat dan berkesinambungan. Sedangkan pendidikan non formal adalah pendidikan yang dilakukan secara tertentu tetapi tidak mengikuti peraturan yang ketat. Sebagai penyelenggara pendidikan formal, sekolah mengadakan kegiatan secara berjenjang dan berkesinambungan. Disamping itu sekolah sebagai lembaga pendidikan formal juga. Berusaha semaksimal mungkin untuk meningkatkan prestasi belajar anak didiknya. Dalam proses belajar mengajar terdapat banyak hal yang mendukung dan saling berkaitan dalam dunia pendidikan dan proses belajar mengajar Pendidikan diharapkan mampu menghasilkan output yang berkualitas. Dari berbagai macam karakteristik imput yang masuk lembaga pendidikan itu diharapkan mampu menghasilkan output yang baik dan berkualitas. Demikian itu merupakan tugas dari lembaga pendidikan yang tidak bisa diabaikan. Guru sebagai ujung tombak pendidikan dalam hal ini diharapkan mampu memaksimalkan segenap sumber daya yang ada baik dari dalam dirinya sendiri 1
maupun sarana di sekitarnya agar output dari lembaga pendidikan yang diampunya mencapai hasil maksimal diranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Sesuai dengan tuntutan saat ini dimana guru diharapkan mampu melaksanakan rambu rambu pendidikan yang diamanatkan dalam UU no 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Permendiknas No 22, 23, dan 24 tahun 2006 yang menjadi rambu rambu bagi guru dalam melaksanakan tugas. Kita ketahui bersama bahwa rambu – rambu di atas merupakan acuan bagi tenaga pendidik dalam pengembangan kurikulum. Guru sebagai tenaga pendidik sangat dibutuhkan tingkat kreatifitasnya dalam pengembangan indikator sesuai kompetensi dasar yang tertuang dalam Petunjuk Teknis Pengembangan Silabus. Berangkat dari permasalahan diatas maka guru diharapkan lebih kreatif, kritis dan mampu mengeluarkan ide ide yang sifatnya inovatif agar hasil belajar siswanya mencapai target yang direncanakan. Seorang guru harus mampu mengembangkan ketrampilan berfikir kreatif, bagaimana memecahkan masalah secara kreatif, dan mampu memfasilitasi peserta didiknya untuk berfikir kreatif dan inovatif. Kreatifitas
menurut
Lumsdaine(1995:14)
adalah
mempergunakan
imajinasi dan berbagai kemungkinan yang diperoleh dari interaksi dengan ide atau gagasan orang lain dan lingkungan untuk membuat koneksi dan hasil yang baru serta bermakna. Artinya untuk menjadi kreatif guru harus mengembangkan pemikiran alternatif atau kemungkinan dengan berbagai cara sehingga mampu melihat sesuatu dari berbagai sudut pandang dalam interaksi individu dengan
2
lingkungannya sehingga diperoleh cara – cara baru untuk mencapai tujuan yang lebih bermakna. Akan tetapi pada saat ini menurut hemat penulis masih ada sebagian guru yang menggunakan strategi pembelajaran konvensional dan belum mencoba menerapkan strategi – strategi pembelajaran baru yang lebih inovatif. Menurut Sujanto(1996:53) Pelaksanaan pengajaran sering hanya guru mendikte dan si anak mencatat dan kemudian menghafalkannya persis seperti bunyi catatan dan sama sekali tidak ada kaitan dengan pengertian ataupun perubahan perbuatan anak karenanya. Menurut Suharman (2005:375), Kreativitas tidak hanya dilakukan oleh orang yang memang pekerjaannya menuntut pemikiran kreatif (sebagai suatu profesi) tetapi juga dapat dilakukan oleh orang – orang biasa di dalam menyelesaikan tugas – tugas dan mengatasi masalah. Keberhasilan pencapaian hasil belajar tidak bisa lepas dari pemilihan metode dan strategi belajar yang tepat . Ketepatan metode dan strategi belajar sangat membantu siswa dan guru dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Metode merupakan suatu cara yang digunakan guru untuk menyampaikan materi . Sedangkan strategi pembelajaran adalah langkah langkah yang dipilih oleh guru dalam mnyampaikan materi pembelajaran. Dengan demikian kreatifitas pemilihan metode dan strategi pembelajaran mutlak diperlukan seorang guru dalam menentukan hasil belajar siswa. 3
Guru menjadi kurang kreatif dikarenakan alasan – alasan sebagai berikut: 1. Malas berfikir , bertindak , dan berusaha melakukan sesuatu 2. Impulsif 3. Menganggap remeh orang lain 4. Mudah putus asa , cepat bosan dan tidak tahan uji 5. Cepat puas 6. Tidak berani menanggung resiko 7. Tidak percaya diri 8. Tidak disiplin 9. Tidak tahan menerima kritik Dari uraian diatas peneliti ingin mencari gambaran yang kongkrit dan akurat mengenai hal ini dan tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Kreatifitas Guru dalam Memilih Strategi Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar PAI di SD Ngendrokilo Magelang Tahun 2010” B. Perumusan Masalah Dengan mamperhatikan latar belakang masalah yang tertera diatas maka dapat dikemukakan rumusan masalah yang ada sebagai berikut 1. Apakah kreatifitas guru dalam memilih strategi pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar PAI di SD Ngendrokilo Magelang tahun 2010 ?
4
2. Adakah pengaruh yang signifikan antara kreativitas guru dalam memilih strategi pembelajaran terhadap hasil belajar PAI di SD Ngendrokilo tahun 2010 ?
C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui bahwa kreatifitas guru dalam memilih strategi pembelajaran berpengaruh terhadap hasil belajar PAI di SD Ngendrokilo Magelang tahun 2010. 2. Untuk mengetahui bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara kreatifitas guru dalam memilh strategi pembelajaran terhadap hasil belajar PAI di SD Ngendrokilo tahun 2010 D. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 1. Manfaat teoritis Dengan adanya penelitian ini dapat menambah literature yang berupa sumbangan Ilmu Pengetahuan bagi Mahasiswa pada umumnya dan Mahasiswa Fakultas Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Salatiga pada khususnya 2. Manfaat praktis Meningkatkan pengetahuan penulis tentang masalah–masalah yang terkait dengan penelitian ini dan diharapkan akan berguna bagi pihak – pihak yang berminat terhadap masalah yang sama
5
3. Manfaat metodologis Dapat melaksanakan tindakan ilmiah serta menyusun metode-metode yang tepat sehingga tujuan pembelajaran sesuai dengan yang direncanakan. E. Garis Besar Skripsi Gambaran umum dari skripsi ini dapat di jelaskan sebagai berikut 1. Bagian Awal, Mencakup Halaman Sampul Depan, Halaman Judul, Halaman Pengesahan, Kata Pengantar, Daftar Isi, Daftar Tabel, Daftar Tabel 2. Bagian Isi, terdiri dari : 2.1
BAB I PENDAHULUAN terdiri dari :
A.
Latar Belakang Masalah ; memuat uraian secara umum tentang hal-hal yang berkaitan dengan variabel penelitian ini, kemudian menjurus kepada hal hal yang bersifat lebih spesifik khususnya yang berkaitan dengan fenomena atau permasalahan yang timbul di obyek penelitian, kemudian mengarah kepada arti pentingnya penelitian dilakukan.
B.
Perumusan Masalah merupakan rumusan masalah dalam bentuk pertanyaan yang dapat diteliti secara jelas dan diuji melalui pengumpulan dan analisis data. Disamping itu juga memuat batasan atau asumsi yang dipergunakan dalam penelitian.
C.
Tujuan Penelitian, memuat tujuan dalam penelitian ini yang di uraikan dalam dua buah kalimat pernyataan 6
D.
Manfaat Penelitian, memuat manfaat yang dapat di petik dari penelitian ini baik secara teoritis, praktis, maupun metodologis.
E.
Garis Besar Skripsi, memuat gambaran umum dari susunan skripsi ini yang di tuliskan secara naratif dalam bentuk beberapa paragraph pernyataan.
2.2
BAB II KAJIAN TEORI , memuat kerangka teori, konsep, definisi ataupun preposisi yang ada hubungannya dengan variabel – variabel penelitian. Kerangka teoritis ini dibuat untuk memecahkan masalah penelitian dengan menggambarkan variabel dan hubungan antar variabel penelitian. Disamping itu, dalam kajian teori ini juga ditujukan untuk menjadi landasan dalam pengembangan model penelitan dan perumusan hipotesis. Dalam Penelitian ini dijelaskan mengenai : A.
Belajar
B.
Kreativitas
C.
Kreativitas Guru
D.
Strategi Pembelajaran
E.
Hasil Belajar
F.
Pendidikan Agama Islam
G.
Hasil Pendidikan Agama Islam
H.
Kerangka Pikir
I.
Hipotesis
7
2.3
BAB III METODE PENELITIAN ( KORELASI ), menjelaskan tentang jenis penelitian yang digunakan, tempat dan waktu penelitian, populasi dan sampling (beserta tehnik yang digunakan dalam pemilihan sampel dan nara sumber), tehnik pengumpulan data, alat pengukur data, serta diungkapkan tehnik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini. Hal yang dimuat dalam BAB III meliputi :
2.4
A.
Pendekatan Penelitian (Kuantitatif)
B.
Jenis Penelitian
C.
Tempat dan Waktu Penelitian
D.
Populasi dan Sampling
E.
Metode Pengumpulan Data
F.
Variabel Penelitian
G.
Definisi Operasional Variabel
H.
Instrumen Penelitian
I.
Pengujian Instrumen Penelitian
J.
Metode Analisis Data
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN, berisi gambaran umum, data yang berkaitan dengan obyek penelitian, baik berupa data primer maupun data sekunder. Data yang disajikan tersebut kemudian di bahas sebagaimana yang disebutkan dalam BAB III . Dalam Bab ini hal-hal yang di jelaskan meliputi : A.
Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian
8
B.
Hasil Penelitian dan Analisis Data, meliputi
3. Bagian Penutup ,berisi: A.
Kesimpulan,
memuat
rangkuman hasil analisis
dan
pembahasan yang pada dasarnya merupakan jawaban atas permasalahan yang diajukan sebelumya B.
Rekomendasi berisi masukan atau saran berkenaan dengan
kesimpulan yang diperoleh, khususnya bagi pembuat kebijakan dalam penentuan atau pengambilan tindakan yang bertujuan untuk memperbaiki keadaan, menyempurnakan prosedur kerja, serta saran bagi peneliti lain yang sedang atau akan melakukan penelitian dengan topik sejenis. 4. Bagian Akhir, bagian ini meliputi: A.
Daftar Pustaka, memuat referensi yang diacu dan dibaca langsung dalam menyusun penelitian ini dan disajikan menurut abjad nama penulis tanpa nomor urut
B.
Lampiran, berisi lampiran–lampiran berupa tabel dan dokumen–dokumen lain yang menunjang pelaksanaan penelitian ini.
9
BAB II KAJIAN TEORI
A.
Belajar
1.
Pengertian Belajar Pengertian belajar selalu dikaitkan dengan perubahan tingkah laku.
Perubahan dari hasil belajar antara lain dengan sikap, pengetahuan, pemahaman terhadap apa yang telah dipelajari. Perubahan tingkah laku ini di peroleh dari pengalaman dan latihan – latihan, bukan perubahan yang sifatnya sementara, seperti yang diungkapkan oleh IL Pasaribu sebagai berikut, ”Belajar adalah suatu proses perubahan kegiatan, reaksi terhadap lingkungan. Perubahan tersebut tidak dapat disebut belajar apabila disebabkan oleh pertumbuhan atau keadaan sementara”.(Pasaribu,1983:59). Dalam usaha pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem lingkungan (kondisi) belajar yang lebih efektif . Sistem lingkungan belajar seperti ini terdiri dari berbagai komponen–komponen yang saling mempengaruhi. Komponen komponen itu misalnya tujuan pengajaran yang ingin dicapai, materi yang diajarkan, guru dan siswa yang memainkan peranan serta dalam hubungan sosial tertentu, jenis kegiatan yang dilakukan serta sarana prasarana belajar mengajar yang tersedia.
10
2.
Jenis Jenis Belajar
Walaupun belajar dikatakan berubah, namun untuk mendapatkan perubahan itu bermacam-macam caranya. Setiap perbuatan belajar mempunyai cirri-ciri masing-masing. Para ahli dengan melihat ciri-ciri yang ada di dalamnya, mencoba membagi jenis-jenis belajar ini, disebabkan sudut pandang. Oleh karena itu,
sampai
saat
ini
belum ada
kesepakatan atau keragaman dalam
merumuskannya. A. De Block misalnya berbeda dengan C. Van Parreren dalam merumuskan sistematika jenis-jenis belajar. Demikian juga antara rumusan sistematika jenis-jenis belajar yang dikemukakan oleh C. Van Parreren dengan Robert M. Gagne.
Jenis-jenis belajar yang diuraikan dalam pembahasan berikut ini merupakan penggabungan dari pendapat ketiga ahli di atas. Walaupun begitu, dari pendapat ketiga para ahli di atas, ada jenis-jenis belajar tertentu yang tidak dibahas dalam kesempatan ini, dengan pertimbangan sifat buku yang dibahas.
Oleh karena itu, jenis-jenis belajar yang diuraikan berikut ini menyangkut masalah belajar arti kata-kata, belajar kognitif, belajar menghafal, belajar teoritis, belajar kaedah, belajar konsef/pengertian, belajar keterampilan motorik, dan belajar estetik.
11
1. Belajar arti kata-kata
Belajar arti kata-kata maksudnya adalah orang mulai menangkap arti yang terkandung dalam kata-kata yang digunakan. Pada mulanya suatu kata sudah dikenal, tetapi belum tahu artinya. Misalnya, pada anak kecil, dia sudah mengetahui kata “kucing” atau “anjing”, tetapi dia belum mengetahui bendanya, yaitu binatang yang disebutkan dengan kata itu. Namun lam kelamaan dia mengetahui juga apa arti kata “kucing” atau “anjing”, Dia sudah tahu bahwa kedua binatang itu berkaki empat dan dapat berlari. Suatu ketika melihat seekor anjing dan anak tadi menyebutnya “kucing”. Koreksi dilakukan bahwa itu bukan kucing, tetapi anjing. Anak itu pun tahu bahwa anjing bertubuh besar dengan telinga yang cukup panjang, dan kucing itu bertubuh kecil dengan telinga yang kecil dari pada anjing.
Setiap pelajar atau mahasiswa pasti belajar arti kata-kata tertentu yang belum diketahui. Tanpa hal ini, maka sukar menggunakannya. Kalau pun dapat menggunakannya, tidak urung ditemukan kesalahan penggunaan. Mengerti arti kata-kata merupakan dasar-dasar terpenting. Orang yang membaca akan mengalami kesukaran untuk memahami isi bacaan. Karena ide-ide yang terpatri dalam setiap kata. Dengan kata-kata itulah, para penulis atau pengarang melukiskan ide-idenya kepada siding pembaca. Oleh karena itu, penguasaan arti kata-kata adalah penting dalam belajar.
12
2. Belajar Kognitif
Tak dapat disangkal bahwa belajar kognitif bersentuhan dengan masalah mental. Objek-objek yang diamati dihadirkan dalam diri seseorang melalui tanggapan, gagasan, atau lambang yang merupakan sesuatu bersifat mental. Misalnya, seseorang menceritakan hasil perjalanannya berupa pengalamannya kepada temuannya. Ketika dia menceritakan pengalamannya selama dalam perjalanan, dia tidak tidak dapat menghadirrkan objek-objek yang pernah dilihatnya selama dalam perjalanan itu di hadapan temannya itu, dia hanya dapat menggambarkan semua objek itu dalam bentuk kata-kata atau kalimat. Gagasan atau tanggapan tentang objek-objek yang dilihat itu dituangkan dalam kata-kata atau kalimat yang disampaikan kepada orang yang mendengarkan ceritanya.
Bila tanggapan berupa objek-objek materiil dan tidak materiil telah dimiliki, maka seseorang telah mempunyai alam pikiran kognitif. Itu berarti semakin banyak pikiran dan gagasan yang dimiliki seseorang, semakin kaya dan luaslah alam pikiran kognitif orang itu.
Belajar kognitif penting dalam belajar. Dalam belajar, seseorang tidak bisa melepaskan diri dari kegiatan belajar kognitif. Mana bisa kegiatan mental tidak berproses ketika memberikan tanggapan terhadap ojek-objek yang diamati. Sedangkan belajar itu sendiri adalah proses mental yang bergerak kea rah perubahan.
13
3. Belajar Menghafal
Menghafal adalah suatu aktivitas menanamkan suatu materi verbal dalam ingatan, sehingga nantinya dapat diproduksikan (diingat) kembali secara harfiah, sesuai dengan materi yang asli, dan menyimpan kesan-kesan yang nantinya suatu waktu bila diperlukan dapat diingat kembali kealam dasar.
Dalam menghafal, ada beberapa syarat yang perlu diperhatikan, yaitu mengenai tujuan, pengertian, perhatian, dan ingatan. Efektif tidaknya dalam menghafal dipengaruhi oleh syarat-syarat tersebut. Menghafal tanpa tujuan menjadi tidak terarah, menghafal tanpa pengertian menjadi kabur, menghafal tanpa perhatian adalah kacau, dan menghafal tanpa ingatan adalah sia-sia.
4. Belajar Teoritis
Bentuk belajar ini bertujuan untuk menempatkan semua data dan fakta (pengetahuan) dalam suatu kerangka organisasi mental, sehingga dapat difahami dan digunakan untuk memecahkan problem, seperti terjadi dalam bidang-bidang studi ilmiah. Maka, diciptakan konsep-konsep, relasi-relasi di antara konsepkonsep dan struktur-struktur hubungan. Misalnya, “bujur sangkar” mencakup semua persegi empat; iklim dan cuaca berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman; tumbuh-tumbuhan dibagi dalam genus dan species. Sekaligus dikembangkan dalam metode-metode untuk memecahkan problem-problem secara efektif dan efesien, misalnya dalam penelitian fisika.
14
5. Belajar Konsep
Konsep atau pengertian adalah satuan arti yang mewakili sejumlah objek yang mempunyai ciri-ciri yang sama, orang yang memiliki konsep mampu mengadakan abstraksi terhadap objek-objek yang dihadapinya, sehingga objek ditempatkan dalam golongan tertentu. Objek-objek dihadirkan dalam kesadaran orang dalam bentuk repressentasi mental tak berperaga. Konsep sendiri pun dapat dilambangkan dalam bentuk suatu kata (lambang bahasa).
Konsep dibedakan atas konsep konkret dan konsep yang harus didefinisikan. Konsep konkret adalah pengertian yang menunjuk pada objek-objek dalam lingkungan fisik. Konsep ini mewakili benda tertentu, seperti meja, kursi, tumbuhan, rumah, mobil, sepeda motor dan sebagainya. Konsep yang didefinisikan adalah konsep yang mewakili realitas hidup, tetapi tidak langsung menunjuk pada realitas dalam lingkungan hidup fisik, karena realitas itu tidak berbadan. Hanya dirasakan adanya melalui proses mental. Misalnya, saudara sepupu, saudara kandung, paman, bibi, belajar, perkawinan, dan sebagainya, adalah kata-kata yang tidak dapat dilihat dengan mata biasa, bahkan dengan mikroskop sekalipun. Untuk memberikan pengertian pada semua kata itu diperlukan konsep yang didefinisikan dengan menggunakan lambang bahasa.
Akhirnya, belajar konsep adalah berfikir dalam konsep dan belajar pengertian. Taraf ini adalah taraf konprehensif. Taraf kedua dalam taraf berfikir. Taraf pertamanya adalah taraf pengetahuan, yaitu belajar reseptif atau menerima.
15
6. Belajar Kaidah
Belajar kaidah (rule) termasuk dari jenis belajar kemahiran intelektual (intellectual skill), yang dikemukakan oleh Gagne. Belajar kaidah adalah bila dua konsep atau lebih dihubungkan satu sama lain, terbentuk suatu ketentuan yang mereprentasikan suatu keteraturan. Orang yang telah mempelajari suatu kaidah, mampu menghubungkan beberapa konsep.
Kaidah adalah suatu pegangan yang tidak dapat diubah-ubah. Kaidah merupakan suatu representasi (gambaran) mental dari kenyataan hidup dan sangat berguna dalam mengatur kehidupan sehari-hari. Hal ini berarti bahwa kaidah merupakan suatu keteraturan yang berlaku sepanjang masa. Oleh karena itu, belajar kaidah sangat penting bagi seseorang sebagai salah salah satu upaya penguasaan ilmu selama belajar di sekolah atau di perguruan tinggi.
7. Belajar Berpikir
Dalam belajar ini, orang dihadapkan pada suatu masalah yang harus dipecahkan,
tetapi tanpa
melalui
pengamatan dan
reorganisasi
dalam
pengamatan.masalah harus dipecahkan melalui operasi mental, khususnya menggunakan konsep dan kaidah serta metode-metode bekerja tertentu.
Dalam konteks ini ada istilah berpikir konvergen dan berpikir divergen. Berpikir konvergen adalah berpikir menuju satu arah yang benar atau satu jawaban yang paling tepat atau satu pemecahan dari suatu masalah.
16
Berpikir divergen adalah berpikir dalam arah yang berbeda-beda, akan diperoleh jawaban-jawaban unit yang berbeda-beda tetapi benar. Konsep Dewey tentang berpikir menjadi dasar untuk pemecahan masalah adalah sebagai berikut.
a. Adanya kesulitan yang dirasakan dan kesadaran akan adanya masalah.
b. Masalah itu diperjelas dan dibatasi.
c. Mencari informasi atau data dan kemudian data itu diorganisasikan.
d. Mencari hubungan-hubungan untuk merumuskan hipotesis-hipotesis, kemudian hipotesis-hipotesis itu dinilai, diuji, agar dapat ditentukan untuk diterima atau ditolak.
e. Penerapan pemecahan terhadap masalah yang dihadapi sekaligus berlaku sabagai pengujian kebenaran pemecahan tersebut untuk dapat sampai pada kesimpulan.
Langkah-langkah dalam pemecahan masalah adalah sebagai berikut.
a. Kesadaran akan adanya masalah.
b. Merumuskan masalah.
c. Mencari data dan merumuskan hipotesis-hipotesis.
d. Menguji hipotesis-hipotesis itu.
e. Menerima hipotesis yang benar.
17
Meskipun diperlukan langkah-langkah, menurut Dewey, tetapi pemecahan masalah itu tidak selalu mengikuti urutan yang teratur, melainkan meloncat-loncat antara macam-macam langkah tersebut. Lebih-lebih apabila orang berusaha memecahkan masalah-masalah yang kompleks.
2. Prinsip-Prinsip Belajar
Telah dipahami belajar adalah berubah. Berubah berarti belajar, tidak berubah, berarti tidak belajar. Itulah sebabnya hakikat belajar adalah perubahan. Tetapi tidak semua perubahan berarti belajar.
Agar setelah melakukan kegiatan belajar didapatkan hasil yang efektif dan efesien tentu saja diperlukan prinsip-prinsip belajar tertentu yang dapat melapangkan jalan ke arah keberhasilan. Maka calon guru/pembimbing seharusnya sudah dapat menyusun sendiri prinsip-prinsip belajar, ialah prinsip belajar yang dapat terlaksana dalam situasi dan kondisi yang berbeda, dan oleh setiap siswa secara individual. Dalam belajar setiap siswa harus diusahakan partisipasi aktif, meningkatkan minat dan membimbing untuk mencapai tujuan intruksional;
1. Belajar bersifat keseluruhan dan materi itu harus memiliki struktur, penyajian yang sederhana, sehingga siswa mudah menangkap pengertiannya; 2. Belajar harus dapat menimbulkan reinforcement dan motivasi yang kuat pada siswa untuk mencapai tujuan intruksional;
18
3. Belajar itu proses kontinyu, maka harus tahap demi tahap menurut perkembangannya; 4. Belajar adalah proses organisasi, adaptasi, eksplorasi dan discovery; 5. Belajar harus dapat mengembangkan kemampuan tertentu sesuai dengan tujuan instruksional yang harus dicapainya; 6. Belajar memerlukan sarana yang cukup, sehingga siswa dapat belajar dengan tenang; 7. Belajar memerlukan lingkungan yang menantang di mana anak dapat mengembangkan kemampuannya bereksplorasi dan belajar yang efektif; 8. Belajar perlu ada interaksi siswa dengan lingkungannya; 9. Belajar adalah proses kontiguitas (hubungan antara pengertian yang satu dengan pengertian yang lain) sehingga mendapatkan pengertian yang diharapakan. Stimulus yang diberikan menimbulkan respon yang diharapkan; 10. Repetisi, dalam proses belajar perlu ulangan berkali-kali agar pengertian/keterampilan/sikap itu mendalam pada siswa
3.
Teori Belajar Proses pembelajaran merupakan tahapan-tahapan yang dilalui dalam
mengembangkan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik seseorang, dalam hal ini adalah kemampuan yang harus dimiliki oleh siswa atau peserta didik. Salah satu peran yang dimiliki oleh seorang guru untuk melalui tahap-tahap ini adalah sebagai fasilitator. Untuk menjadi fasilitator yang baik guru harus berupaya dengan optimal, mempersiapkan rancangan pembelajaran yang sesuai dengan
19
karakteristik anak didik, demi mencapai tujuan pembelajaran. Sebagaimana yang diungkapkan oleh E.Mulyasa (2007:93), bahwa tugas guru tidak hanya menyampaikan informasi kepada peserta didik, tetapi harus menjadi fasilitator yang bertugas memberikan kemudahan belajar (facilitate of learning) kepada seluruh peserta didik. Untuk mampu melakukan ini si guru harus mampu menyiapkan proses pembelajarannya. Proses pembelajaran yang akan disiapkan oleh seorang guru hendaknya terlebih dahulu harus memperhatikan teori-teori yang melandasinya, dan bagaimana implikasinya dalam proses pembelajaran. Berikut ini akan dibahas teori-teori belajar dan implikasinya dalam proses pembelajaran. Diantaranya : 1.
Teori Gagne, Gagne beranggapan bahwa hirarki belajar itu ada, sehingga penting bagi guru untuk menentukan urutan materi yang harus diberikan terlebih dahulu. Keberhasilan siswa belajar kemampuan yang lebih tinggi, ditentukan apakah siswa itu memiliki kemampuan belajar yang rendah atau tidak. Menurut Gagne ada 8 tipe belajar yaitu :
Belajar Isyarat
Belajar Stimulus Respon
Belajar merangkaikan
Belajar asosiasi verbal
Belajar diskriminasi
Belajar konsep
Belajar prinsip / hukum
Belajar pemecahan masalah
20
Sebagai
implikasinya
maka
proses
belajar
mengajar
harus
memperhatikan kejadian instruksional yang meliputi (1) menarik perhatian, (2) menjelaskan tujuan, (3) mengingat kembali apa yang telah dipelajari, (4) memberikan materi pelajaran, (5) memberi bimbingan belajar, (6) member kesempatan, (7) memberi umpan balik tentang benar tidaknya tindakan yang dilakukan, (8) menilai hasil belajar, dan (9) mempertinggi retensi dan transfer 2.
Teori Piaget, menurut prinsip teori Piaget (a) Manusia tumbuh beradaptasi dan berubah melalui perkembangan fisik, kepribadian, sisioemosional, kognitif dan bahasa ;(b) pengetahuan datang melalui tindakan; (c) perkembangan kognitif sebagian besar tergantung seberapa jauh anak aktif memanipulasi dan berinteraksi dengan lingkungan. Implikasinya dalam proses pembelajaran yaitu: (1) memusatkan perhatian berfikir atau proses mental anak, tidak sekadar hasilnya tetapi juga prosesnya, (2) mengutamakan peran siswa dalam berinisiatif sendiri, keterlibatan aktif dalam pembelajaran, penyajian pengetahuan jadi tidak mendapat tekanan, (3) memaklumi perbedaan individual, maka kegiatan pembelajaran diatur dalam kelompok kecil, (4) peran guru sebagai seorang yang mempersiapkan lingkungan yang memungkinkan siswa dapat memperoleh pengalaman luas.
3.
Teori
Bruner,
didalam teorinya
Bruner
mengemukakan bahwa
perkembangan intelektual anak meliputi 3 tahap representasi yang
21
berurutan yaitu (a) enactive representation, segala pengertian anak tergantung kepada responnya; (b) iconic representation, pola berfikir anak tergantung kepada organisasi visual (benda-benda yang konkrit) dan organisasi sensorisnya; dan (c) symbolic representation, anak telah memiliki pengertian yang utuh tentang sesuatu hal, pada periode ini anak telah mampu mengutarakan pendapatnya dengan bahasa. Implikasi teori ini adalah : (a) menghadapkan anak pada suatu situasi yang membingungkan atau suatu masalah; (b) anak akan berusaha membandingkan realita diluar dirinya dengan model mental yang telah dimilikinya; dan (c) dengan pengalamannya anak akan mencoba menyesuaikan atau mengorganisasikannya kembali struktur–struktur idenya dalam rangka mencapai kesimbangan di dalam benaknya. Untuk itu siswa akan mencoba melakukan sintesis, analisis, menemukan informasi baru dan menyingkirkan informasi yang tidak perlu. 4.
Teori Ausubel , dia berpendapat bahwa belajar penemuan itu penting, tetapi dalam beberapa situasi tidak efisien , ia lebih menekankan guru sentral,
sehingga
Ausubel
kurang
menekankan
belajar
aktif.
Penekanannya pada ekspositorik. Ausubel menekankan pengajaran verbal yang bermakna (meaningful verbal instruction) 5.
Teori Vygotski, beranggapan bahwa pembelajaran terjadi bila anak – anak bekerja atau belajar menangani tugas-tugas yang belum dipelajari namun tugas-tugas itu masih berada dalam jangkauan kemampuannya, atau tugas-tugas itu berada dalam zone of proximal development,
22
maksudnya adalah perkembangan kemampuan siswa sedikit diatas kemampuan yang sudah dimilikinya. Implikasinya yaitu dengan memberikan bantuan penuh kepada anak dalam tahap-tahap awal pembelajaran yang kemudian berangsur-angsur dikurangi dan memberikan kesempatan kepada anak untuk mengambil alih tanggungjawab semakin besar segera setelah ia dapat melakukannya. 6.
Teori Konstruktivis, ide-ide
Piaget, Vygotsky, Bruner dan lain-lain
membentuk suatu teori pembelajaran yang dikenal dengan teori Konstruktivis. Ide utamanya adalah : (a) siswa secara aktif membangun pengetahuannya sendiri; (b) agar benar-benar dapat memahami dan dapat menerapkan pengetahuan siswa harus bekerja memecahkan masalah, menemukan segala sesuatu untuk dirinya sendiri; (c) belajar adalah proses membangun pengetahuan bukan penyerapan atau absorbs; dan (d) belajar adalah proses membangun pengetahuan yang selalu diubah secara berkelanjutan melalui asimilasi dan akomodasi informasi baru. Menurut Suradjiono, dalam Susilo (2000:116), pembelajaran adalah kerja mental aktif, bukan menerima pengajaran dari guru secara pasif. Guru berperanan member dukungan, tantangan berfikir, melayani sebagai pelatih namun siswa tetap kunci pembelajaran Implikasi dari teori ini adalah (1) memusatkan perhatiannya kepada berfikir atau proses mental anak, tidak sekedar hasilnya saja; (2) mengutamakan peran siswa dalam berinisiatif sendiri, keterlibatan aktif dalam kegiatan pembelajaran, (3) menekankan pembelajaran top-down
23
mulai dari komplek ke sederhana, daripada bottom-up dari yang sederhana bertahap berkembang ke kompleks ,dan (4) menerapkan pembelajaran koperatif. B.
Kreatifitas 1. Pengertian Kreativitas Pengertian kreativitas selalu dikaitkan dengan kemampuan seseorang
untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan, maupun karya nyata yang relatif berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya (Tabrani & Rusyan, 1991 :189) . Seseorang
dikatakan
kreatif
tentu
ada
indikator-indikator
yang
menyebabkan seseorang itu disebut kreatif. Indikator yang sebagai ciri dari kreativitas dapat diamati dalam dua aspek yakni aspek aptitute dan nonaptitute. Ciri-ciri aptitute adalah ciri-ciri yang berhubungan dengan kognisi atau proses berpikir, sedangkan ciri-ciri nonaptitute adalah ciri-ciri yang lebih berkaitan dengan sikap atau perasaan. Berdasarkan hasil penelitian yang dikemukakan oleh (Munandar, 1992:73) menunjukan indikator kreativitas sebagai berikut: 1.
Dorongan ingin tahu besar
2.
Sering mengajukan pertanyaan yang baik
3.
Memberikan banyak gagasan atau usul terhadap suatu masalah
4.
Bebas dalam menyatakan pendapat
5.
Mempunyai rasa keindahan
24
6.
Menonjol dalam salah satu bidang seni
7.
Mempunyai pendapat sendiri dan dapat mengungkapkannya, tidak mudah terpengaruh oleh orang lain.
8.
Rasa humor tinggi
9.
Daya imajinasi kuat
10.
Keaslian (orisinalitas) tinggi (tampak dalam ungkapan gagasan, karangan, dan sebagainya; dalam pemecahan masalah menggunakan cara-cara orisinal, yang jarang diperlihatkan orang lain)
11.
Dapat bekerja sendiri
12.
Senang mencoba hal-hal baru
13.
Kemampuan mengembangkan atau memerinci suatu gagasan (kemampuan elaborasi) Dari uraian mengenai ciri-ciri kreativitas diatas maka dapat dipahami
bahwa seseorang dikatakan kreatif apabila dalam interaksinya dengan lingkungan ciri-ciri dari kreativitas mendominasi dalam aktivitas kehidupannya, dan melakukan segalanya dengan cara-cara yang unik. Semua ciri-ciri tersebut secara konstruktif dapat dimunculkan dalam diri setiap individu, sebab setiap individu memiliki potensi kreatif. Tidak ada seorang pun yang tidak memiliki kreatifitas, hal ini memberikan makna bahwa setiap orang memiliki potensi kreatif dalam dirinya (Treffinger ,1980:115).
25
Kreativitas agar dapat terwujud membutuhkan adanya dorongan dalam diri individu (motivasi intrinsik) dan dorongan dari lingkungan (motivasi ekstrinsik). Pada setiap orang ada kecenderungan atau dorongan untuk mewujudkan potensinya, untuk mewujudkan dirinya; dorongan untuk berkembang dan menjadi matang, dorongan untuk mengungkapkan dan mengaktifkan semua kapasitas seseorang. Dorongan ini merupakan motivasi primer untuk kreativitas ketika individu membentuk hubungan-hubungan baru dengan lingkungannya dalam upaya menjadi dirinya sepenuhnya (Munandar, 1999:80). Motivasi intrinsik ini yang hendaknya dibangun dalam diri individu sejak dini. Hal ini dapat dilakukan dengan memperkenalkan individu dengan kegiatan-kegiatan kreatif, dengan tujuan untuk memunculkan rasa ingin tahu, dan untuk melakukan hal-hal-baru. Kondisi eksternal (dari lingkungan) secara konstruktif ikut mendorong munculnya kreativitas. Kreativitas memang tidak dapat dipaksakan, tetapi harus dimungkinkan untuk tumbuh. Individu memerlukan kondisi yang mampu dan memungkinkan individu tersebut mengembangkan sendiri potensinya. Maka penting mengupayakan lingkungan (kondisi eksternal) yang dapat memupuk dorongan dalam diri individu untuk mengembangkan kreativitasnya. 2. Jenis – Jenis Kreativitas Hadi
Pramono
dalam
blognya
(http://hadipramono.web.id/blog/
2009/07/31 /tujuh-jenis-kreativitas/) menyebutkan 7 jenis kreativitas antara lain:
26
a. Verbal/ linguistic: kemampuan memanipulasi kata secara lisan atau tertulis b. Matematis/logis: Kemampuan memanipulasi sistem nomor dan konsep logis c. Spasial: Kemampuan melihat dan memanipulasi pola dan desain d. Musikal: Kemampuan mengerti dan memanipulasi konsep musik, seperti nada irama, dan keselarasan e. Kinestis-tubuh: Kemampuan memanfaatkan tubuh dan gerakan, seperti dalam olah raga atau tari f. Interpersonal: Kemampuan memahami orang lain, pikiran, serta perasaan 3. Kreativitas Guru Dalam „Kamus Besar Bahasa Indonesia‟ disebutkan bahwa Guru adalah orang yang pekerjaannya mengajar. Guru adalah tenaga professional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, melakukan bimbingan dan melakukan pelatihan. Menurut Undang Undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, pasal 1 ayat 1, guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, menilai, dan menilai peserta didik. Melalui tugas yang demikian itu guru memiliki peran, fungsi, dan kedudukan yang sangat strategis dalam pembelajaran. Guru merupakan pihak yang berada di barisan paling depan dalam sistem pendidikan nasional.
27
Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional juga menyebutkan bahwa Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi. Dalam usaha mencapai tujuan belajar mutlak diperlukan adanya sistem lingkungan ( kondisi ) belajar yang lebih efektif. Sistem lingkungan belajar ini sendiri dipengaruhi oleh berbagai komponen yang masing masing akan saling mempengaruhi. Komponen komponen itu misalnya tujuan pengajaran yang akan di capai, materi yang ingin diajarkan ,guru dan siswa yang memainkan peranan serta dalam hubungan sosial tertentu, jenis kegiatan yang dilakukan serta sarana prasarana belajar mengajar yang tersedia. Guru sebagai salah satu komponen dalam hal ini memegang peran yang besar terhadap keberhasilan pembelajaran. Karena itu guru diharapkan mampu mengembangkan segenap potensi dirinya sesuai dengan tuntutan jaman dan kondisi lingkungan tempat dia mengajar. Dalam hal ini kreatifitas seorang guru mutlak diperlukan. Dari uraian umum diatas tentang kreatifitas, hendaknya hal ini dapat di terapkan oleh guru dalam kehidupan sehari hari maupun dalam proses pembelajaran sehingga kebiasaan berperilaku kreatif ini dapat tertanam pada pribadi masing masing.
28
C. Strategi Belajar Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien . (Senjaya, 2008:73) Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan metode dan pemanfaaan berbagai sumber daya atau kekuatan dalam pembelajaran yang disusun untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Dalam hal ini adalah tujuan pembelajaran (Depdiknas, 2008:8) D. Hasil Belajar Menurut Dimjati dan Mudjiono, hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa , hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat terselesaikannya bahan pelajaran (Dimjati dan Mudjiono ,1999:250-251 ). Menurut Oemar Hamalik hasil belajar adalah bila seseorang tealah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti (Hamalik, 2006:30)
29
Winkel (1991:36) dalam bukunya yang berjudul: Psikologi Pengajaran, menurutnya, pengertian belajar adalah “Suatu aktifitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan dan nilai-nilai sikap. Perubahan itu bersifat secara relatif konstan dan berbekas. Menurut Nasution (1982:68) belajar adalah sebagai perubahan kelakuan, pengalaman dan latihan. Jadi belajar membawa suatu perubahan pada diri individu yang belajar. Perubahan itu tiudak hanya mengenai sejumlah pengalaman, pengetahuan,
melainkan
juga
membentuk
kecakapan,
kebiasaan,
sikap,
pengertian, minat, penyesuaian diri. Dalam hal ini meliputi segala aspek organisasi atau pribadi individu yang belajar. E. Pendidikan Agama Islam Daradjat (1992:86) mengemukakan beberapa pengertian Pendidikan Agama Islam sebagai berikut: a)
Pendidikan Agama Islam ialah usaha berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar kelak setelah selesai pendidikannya dapat memahami dan mengamalkan ajaran agama Islam serta menjadikannya pandangan hidup (way of life)
b)
Pendidikan Agama Islam adalah pendidikan yang didasarkan berdasar Islam.
30
c)
Pendidikan Agama Islam adalah pendidikan melalui ajaran–ajaran Agama Islam, yaitu berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar nantinya setelah selsai dari pendidikan ia dapat memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran ajaran agama Islam yang telah diyakininya secara menyeluruh, serta menjadikan ajaran Agama Islam itu sebagai suatu pandangan hidupnya demi keselamatan dan kesjahteraan hidup di dunia maupun di akhirat kelak. Pendidikan Agam Islam adalah suatu usaha untuk menanamkan sikap budi
pekerti atau akhlak keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan ajaran-ajaran dasar Agama Islam yang tertuang dalam Al-Qur‟an dan Al-Hadits (Depdiknas,2003:2) F. Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Hasil belajar Pendidikan Agama Islam merupakan perubahan perilaku siswa pada bidang Pendidikan Agama Islam yang dinyatakan dalam angka setelah melalui proses belajar mengajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. G. Kerangka Pikir Dalam penelitian ini ada dua variabel yaitu variabel dependen dan independent.
Sebagai variabel bebas atau independent adalah Kreativitas Guru
dalam Memilih Strategi Pembelajaran (x) sedangkan variabel tak bebasnya (dependent) adalah Hasil Belajar Siswa SDN Ngendrokilo (y)
31
Dari variabel yang penulis sebutkan diatas penulis menduga adanya pengaruh yang signifikan antara kreativitas guru dalam memilih strategi pembelajaran terhadap hasil belajar PAI siswa SDN Ngendrokilo Gambar 2.1 Kerangka Hubungan Variabel Dependen dengan Variabel Independen
X
Y
H. Hipotesis a. Anggapan Dasar Sebagai anggapan dasar dalam penelitian ini adalah: 1.
Materi pelajaran PAI yang diterima seluruh siswa adalah sama sesuai dengan kurikulum tahun 2006 dan diajarkan oleh guru yang sama.
2.
Siswa menerima materi pelajaran dengan metode yang sama.
3.
Penguasaan hasil belajar PAI dapat ditunjukkan dengan hasil tes.
4.
faktor faktor lain selain variabel yang dikemukakan tidak mempengaruhi. b. Hipotesis Berdasarkan tinjauan pustaka, rumusan masalah dan tujuan penelitian yang
telah dikemukakan, dirumuskan hipotesis umum sebagai berikut: “Kreatifitas guru dalam memilih strategi pembelajaran memperngaruhi hasil belajar PAI SDN Ngendrokilo“.
32
Hipotesis diatas, secara rinci dirumuskan hipotesis nol ( H0) dan Hipotesis alternatif (H1) sebagai berikut : 1.
H0: ada pengaruh antara kreatifitas guru dalam memilih strategi pembelajaran terhadap hasil belajar PAI siswa SDN Ngendrokilo.
2.
H1: ada pengaruh yang signifikan antara kreatifitas guru dalam memilih strategi pembelajaran terhadap hasil belajar PAI di SDN Ngendrokilo
33
BAB III METODE PENELITIAN ( KORELASI ) A. Jenis dan Pendekatan Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitan deskriptif kuantitatif yaitu penelitian tentang data yang dikumpulkan dan dinyatakan dalam bentuk angka–angka, meskipun juga berupa data kualitatif sebagai pendukungnya seperti kata–kata atau kalimat yang tersusun dalam angket, kalimat hasil konsultasi atau wawancara antara peneliti dan informan. Data Kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan. Data kualitatif yang diangkakan misalnya terdapat dalam skala pengukuran. Suatu pernyataan/pertanyaan yang memerlukan alternatif jawaban, sangat setuju, kurang setuju, tidak setuju dimana masing masing: sangat setuju diberi angka 4, setuju 3, kurang setuju2 , dan tidak setuju 1, (Sugiyono,2002:7) Penelitian kuantitatif mengambil jarak antara peneliti dengan objek yang diteliti. Penelitian kuantitatif menggunakan instrumen – instrumen formal standar dan bersifat mengukur. (Sukmadinata,2006:95). 2. Pendekatan Penelitian Permasalahan yang diangkat pada penelitian ini adalah permasalahan asosiatif, yaitu suatu pertanyaan peneliti yang bersifat menghubungkan dua variabel atau lebih. Hubungan variabel dalam penelitian adalah hubungan kausal, yaitu hubungan sebab akibat. Ada variabel independent (variabel yang
34
mempengaruhi) dan variabel dependent (dipengaruhi). Variabel independent dalam penelitian ini adalah kreatifitas guru dalam memilih strategi belajar mengajar (X), dan variabel dependent adalah hasil belajar PAI siswa SD Negeri Ngendrokilo Magelang (Y). B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat penelitian ini adalah di SD Ngendrokilo Kabupaten Magelang. Sekolah ini berada di pedesaan, jauh dari perkotaan, sekitar 14 km dari kota Magelang. Siswa masih banyak yang berjalan kaki sebab daerahnya berbukit dan lereng gunung Sumbing. 2. Waktu Penelitian Aktivitas penelitian ini secara keseluruhan dilaksanakan selama kurang lebih dua bulan sejak bulan Juli 2010 sampai dengan bulan Agustus 2010. Tabel 3.1 Jadwal Penelitian Waktu pelaksanaan Tahapan No
Juli
Agustus
kegiatan I 1
Persiapan
2
Observasi
II
III
X X
35
IV
I
II
III
IV
3
Dokumentasi
4
Angket
5
Konsultasi
X
X X
X X
X
C. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Arikunto,1997:108) Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VI SD Negeri Ngendrokilo Kecamatan Kaliangkrik Kabupaten Magelang yang berjumlah 26 Dan seluruh guru PAI yang berjumlah 1 orang. 2. Sampel Sampel
adalah
sebagian
atau
wakil
populasi
yang
diteliti
(Arikunto,1997:109). Mengenai ukuran sampel Apabila subyek peneliti kurang dari seratus, lebih baik diambil seluruhnya. Sedangkan subyek apabila cukup besar dapat diambil sebanyak 10 % sampai 15 % atau 20 % atau lebih (Arikunto,1993:107). Karena populasi dalam penelitian ini kurang dari seratus maka dalam Penelitian ini sampel yang diambil adalah sampel total dari keseluruhan populasi.
36
3.
Tehnik Pengambilan Sampel Tehnik pengambilan sampel pada penelitian ini dengan cara Accidental
sample yaitu tehnik pengambilan sampel berdasarkan kesediaan responden untuk mengisi kuesioner baik dari sisi waktu dan pemikiran. (Singarimbun dan Efendi, 1997:162 ) D. Metode Pengumpulan Data Sesuai dengan pendekatan penelitian dan sumber data yang akan digunakan, maka teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan analisis dokumen, observasi dan wawancara. Untuk mengumpulkan kegiatan penelitian diperlukan cara–cara atau teknik pengumpulan data tertentu sehingga proses penelitan dapat berjalan lancer. Berdasarkan dengan proses pengumpulan data tersebut. Pengumpulan data dalam penelitian bermaksud memperoleh bahan bahan yang relevan , akurat dan reliable . Untuk memperoleh data seperti yang dimaksudkan itu pekerjaan research menggunakan teknik, prosedur, alat–alat serta kegiatan yang dependable, yang dapat diandalkan (Arikunto,2006:89). Metode pengumpulan data yang digunakan untuk penelitian ini menggunakan tehnik observasi, wawancara dan studi dokumenter. 1. Dokumentasi Menurut Arikunto, dokumen berasal dari kata dokumen yang berarti barang-barang tertulis seperti daftar nama siswa serta daftar-daftar lain yang
37
digunakan untuk kepentingan penelitian ini diperoleh dari dokumentasi (Arikunto,1996:148). Analisis dokumen dilakukan untuk mengumpulkan data yang bersumber dari arsip dan dokumen baik yang berada di sekolah ataupun yang berada di luar sekolah, yang ada hubungannya dengan penelitian tersebut. Guba dan Lincoln (Moloeng,2007:216) mengemukakan dokumen ini adalah setiap bahan tertulis ataupun film. Dokumentasi dalam penelitian digunakan untuk mengumpulkan data tentang hasil belajar PAI siswa SDN Ngendrokilo Magelang tahun 2010. 2. Angket Untuk memperoleh data-data yang diperlukan dalam penelitian ini digunakan metode angket. Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal yang ia ketahui ( Arikunto,1996:139). Angket merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara menggunakan pertanyaan yang harus dikerjakan atau dijawab oleh orang yang meliputi sasaran angket tersebut. Dalm penelitian ini angket digunakan untuk mengumpulkan data tentang kreatifitas guru dalam memilih strategi pembelajaran. E. Variabel Penelitian Variabel adalah obyek penelitian yang menjadi titik pusat perhatian suatu variabel ( Arikunto,1993:91)
38
Sesuai dengan judul penelitian tersebut diatas maka variabel penelitian ini adalah kreatifitas guru dalam memilih strategi pembelajaran dan hasil belajar PAI. F. Definisi Operasional Variabel Guna menghindari kesalahan dalam mengartikan variabel–variabel yang dianalisis atau untuk membatasi permasalahan dalam penelitian ini, perlu di jelaskan definisi oprasional masing masing variabel 1. Kreatifitas guru dalam memilih strategi pembelajaran Kemampuan guru dalam
melaksanakan rangkaian kegiatan yang
didesain untuk mencapai hasil belajar meliputi penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya yang ada. 2. Hasil belajar PAI Hasil belajar Pendidikan Agama Islam dalam penelitian ini dibatasi pada hasil nilai harian yang dilaksanakan pada periode Juli sampai dengan Agustus 2010. G. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dlam arti lebih lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah . Variasi jenis instrumen penelitan adalah angket, cek lis (check-list) atau daftar centang, pedoman wawancara, pedoman pengamatan (Arikunto, 2006:160).
39
Dalam penelitian ini menggunakan angket dalam bentuk skala sikap dari Linkert, berupa pertanyaan atau pernyataan yang jawabannya berbentuk skala deskriptif. Angket penelitian ini berupa angket tertutup untuk mengungkap data tentang variabel bebas yaitu kreatifitas guru dalam memilih strategi pembelajaran. Pada bagian ini yang diungkap meliputi durasi, frekwensi , persistensi, ketabahan dan keuletan, tingkat aspirasi , tingkat kualifikasi, devosi , sikap dan aktifitas guru. Kuesioner dari penelitian ini merupakan kuesioner yang menggunakan skala likert, untuk mengklasifikasi variabel yang akan diukur dalam penelitian. Skala likert ini biasa digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok tentang kejadian atau gejala sosial. Alternatif jawaban menggunakan skala Linkert dengan empat alternatif jawaban, yaitu (a) selalu, (b) kadang-kadang, (c) jarang (d) tidak pernah. Skor untuk jawaban dari pertanyaan/pernyataan positif adalah (a)=4, (b)=3, (c)=2 (d)=1, sedangkan untuk pertanyaan/pernyataan negatif skor sebaliknya. Tabel 3.2 Kisi kisi Instrumen Penelitian
Option / No
Indikator Kreatifitas guru
Nomor soal pilihan
Menunjukkan adanya 1
Durasi
kemampuan guru
1,2
menggunakan waktu dalam
40
A,B,C,D
kegiatan belajar mengajar Menunjukkan kecakapan 2
Frekwensi
mengajar guru dalam periode
3,4
A,B,C,D
5,6
A,B,C,D
7,8
A,B,C,D
9,10
A,B,C,D
11,12
A,B,C,D
13,14
A,B,C,D
15
A,B,C,D
tertentu 3
Persistensi Menunjukkan adanya Ketabahan
4
ketabahan dan keuletan serta dan Keuletan kemampuan mengajar Menunjukkan kualifikasi Tingkat
5
prestasi setelah melakukan kualifikasi KBM Menunjukkan adanya
6
Devosi
pengorbanan guru dalam mencapai tujuan pembelajaran Menunjukkan sikap guru
7
Sikap
terhadap kegiatan yang dilaksanakan Menunjukkan adanya aktifitas
8
Aktifitas
guru dalam melaksanakan KBM
41
H. Pengujian Instrumen Penelitian Dalam penelitian ini, data mempunyai kedudukan yang paling tinggi karena data merupakan penggambaran variabel yang diteliti dan berfungsi sebagai alat pembuktian hipotesis. Benar tidaknya data sangat menentukan bermutu tidaknya hasil penelitian. sedang benar tidaknya data, tergantung dari baik tidaknya instrumen pengumpulan data. Menurut Umar (2003:87), instrumen yang baik memenuhi lima kriteria yaitu, (1) validitas, sejauh mana data yang ditampung pada suatu kuesioner akan mengukur yang ingin diukur, (2) reliabilitas, yaitu sejauh mana suatu hasil pengukuran relative konsisten apabila alat ukur digunakan berulang kali, (3) sensitivitas, yaitu kemampuan suatu instrument untuk melakukan diskriminasi, (objektivitas,yaitu data diisikan pada kuesioner terbebas dari penilaian subjektif, dan (5) fisibilitas, yaitu berkenaan dengan teknis pengisian kuesioner, serta penggunaan sumber daya dan waktu. Sebelum digunakan, instrumen dalam penelitian ini akan diuji dengan uji validitas dan uji reliabilitas, tempat uji coba (try – out) di MI Banjaragung Kabupaten Magelang. 1. Uji Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat–tingkat kevalidan atau keshahinan sebuah instrument. Suatu instrument yang valid atau sahih mempunyai validitas yang tinggi. Sebaliknya , instrument yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah (Arikunto, 2006:168). Uji validitas instrumen dilakukan untuk mengetahui instrument penelitian mampu mencerminkan isi
42
sesuai hal dan sifat yang diukur, artinya setiap butir instrumen telah benar–benar menggambarkan keseluruhan isi atau sifat bangun konsep menjadi dasar penyusunan instrumen. Validitas menurut Azwar (1997:55) didefinisikan sebagai seberapa cermat suatu alat tes melakukan fungsi ukurnya atau menurut Singarimbun & Effendi (1989:124) adalah sejauh mana suatu alat ukur dapat mengukur apa yang ingin diukur. Uji validitas adalah uji tentang kemampuan suatu angket, sehingga benarbenar dapat mengukur apa yang ingin diukur. Sebuah instrumen valid jika mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud. Jika r ( korelasi), dengan item tersebut valid. Cara yang dipakai dalam menguji tingkat validitas adalah dengan variabel internal, yaitu menguji apakah terdapat kesesuaian antara bagian instrumen secara keseluruhan. Untuk mengukurnya menggunakan analisis butir. Pengukuran pada analisis butir yaitu dengan cara skor-skor yang ada kemudian di korelasikan dengan menggunakan rumus korelasi product moment yang dikemukakan oleh Pearson dalam Arikunto, (2002:146) sebagai berikut:
43
xy x y rxy
N x x y 2 y 2 N N 2
2
Dengan pengertian : rxy
: Koefisien Korelasi antara x dan y rxy
N
: Jumlah Subyek
X
: Skor item
Y
: Skor total
x
: Jumlah Skor item
y
: Jumlah Skor total
x y
2
2
: Jumlah kuadrat skor item
: Jumlah kuadrat skor total
(Suharsimi Arikunto,(2002:146) Dalam menentukan valid tidaknya instrumen adalah dengan cara mengkorelasikan hasil perhitungan koefisien korelasi dengan nilai tabel nilai koefisien korelasi (r) pada taraf signifikansi 5% atau taraf kepercayaan 95%. Apabila hasil yang didapatkan lebih besar daripada nilai yang ada dalam tabel,
44
maka instrumen penelitian tersebut dianggap valid. Dengan demikian instrument tersebut dapat digunakan untuk mengambil data. Uji validitas instrument penelitian di lakukan dengan bantuan program SPSS 17.0 for windows. SPSS adalah suatu software yang berfungsi untuk menganalisis data, melakukan perhitungan statistik baik parametrik maupun non parametrik (Ghozali,2001:14). Berdasarkan uji validitas dengan menggunakan program SPSS 17.0 for windows, didapatkan nilai r xy item pertanyaan nomor 1 diperoleh hasil rxy = 0.607. Hasil tersebut di konsultasikan pada tabel r product moment dengan db 26 dan taraf signifikansi 5% diperoleh nilai 0,388.Ketentuan jika rxy > dari r tabel maka soal termasuk valid pada taraf signifikansi 5%. Kemudian indikator dari program SPSS menunjukkan kalau nilai itu sangat signifikan pada taraf signifikansi 5% atau Sig.(2-tailed). Langkah untuk mencari koefisien korelasi item pertanyaan 1-15 ditempuh dengan menggunakan cara yang sama. Ringkasan dari hasil perhitungan tingkat validitas instrument penelitian dapat dilihat pada lampiran. Hasil perhitungan lampiran tersebut menunjukkan bahwa dari 15 item pertanyaan terdapat 10 pertanyaan yang dianggap valid. Selanjutnya item yang valid akan digunakan sebagai bahan untuk penelitian sedangkan item yang di anggap gugur akan dibuang.
45
2. Uji Reliabilitas Reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Singarimbun,1989:63), Setiap alat pengukur seharusnya memilik kemampuan untuk memberikan hasil pengukuran relatif konsisten dari waktu ke waktu . Reliabilitas adalah sesuatu instrumen cukup dapat di percaya sebagai alat pengumpul data karena instrument tersebut sudah baik ( Arikunto,2002:154 ). Menurut Simamora(2002:63), reliabilitas adalah tingkat keandalan kuesioner. Kuesioner yang reliable adalah kuesioner yang apabila dicobakan secara beruang ulang kepada kelompok yang sama akan menghasilkan data yang sama. Realibilitas menunjukkan konsistensi dan stabilitas dari suatu skor (skala pengukuran). Suatu kuesioner disebut reliable atau handal jika jawaban – jawaban seorang konsisten (Setiaji,2004:60). Reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya, maksudnya apabila dalam beberapa pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok yang sama diperoleh hasil yang relative sama (Azwar,2000:3). Pada penelitian ini untuk mencari realibilitas instrumen menggunakan rumus alpha dengan menggunakan tehnik Formula Alpha Cronbach dan menggunakan program SPSS 17.0 for windows, karena instrumen dalam penelitian ini berbentuk angket atau daftar pertanaan yang skornya merupakan rentangan antara 1-5 dan uji validitas menggunakan item total, dimana untuk
46
mencari reliabilitas instrument yang skornya bukan 1 dan 0 misalnya angket atau soal bentuk uraian maka menggunakan rumus alpha. Untuk uji realibilitas instrumen di gunakan rumus Alpha dari Cronbach (Umar,2003:106) sebagai berikut: 2 k b r11 1 2 k 1 t
r11
= Koefisien reliabilitas
= reliabilitas instrumen
K
= banyaknya butir pertanyaan
b² = jumlah varian butir t²
= varian total
Suatu kuesioner dapat dikatakan reliabel atau handal jika kuesioner dalam satu variabel memiliki jawaban konsisten dan stabil dari waktu ke waktu, dengan syarat nilai uji reliabilitas dapat menunjukkan nilai alpha lebih besar dari 0,6 (Ghozali,2001:32). Berdasarkan uji reliabilitas dengan menggunakan program SPSS 17.0 for windows diperoleh hasil dari r11= 0,932. Hasil tersebut kemudian dikonsultasikan pada tabel r product moment. Dari r product moment dengan db 26 dan taraf signifikansi 5% diperoleh nilai 0,388 47
Dari hasil perhitungan data tersebut diketahui bahwa harga r11 0,932 lebih besar daripada r tabel yang sebesar 0,388. Ketentuan jika r11 > dari r tabel maka instrument termasuk reliable pada taraf signifikansi 5%. I. Metoda Analisis Data 1. Analisa Regresi Linier Sederhana Analisis regresi linier sederhana terdiri dari satu variabel dependen (variabel terikat) dan satu variabel independen (variabel bebas). Analisis regresi linier sederhana dinyatakan dengan hubungan persamaan regresi: Y = a + bx (Sudjana 2005: 312).
b
n X i Yi - ( X i )( Yi ) n X i X i 2
2
(Sudjana 2005: 315). Keterangan : X
: Variabel independen
Y
: Variabel dependen
a
: Konstanta
48
b
: Koefisien regresi (Trihendradi 2006: 154).
Pada analisis regresi linier sederhana ada dua uji pokok, yaitu uji kelinieran dan uji koefisien (Trihendradi 2006: 154). (1) Uji Kelinieran Hipotesis: H0 : Persamaan regresi tidak linier H1 : Persamaan regresi linier Berdasarkan pengolahan data dengan SPSS, jika nilai sig pada output ANOVA lebih dari α (5%) atau nilai F hitung pada output ANOVA kurang dari F tabel maka H0 diterima (Trihendradi 2006: 157). (2) Uji Koefisien Hipotesis: H0 : Koefisien regresi tidak signifikan H1 : Koefisien regresi signifikan Berdasarkan pengolahan data dengan SPSS, jika nilai sig pada output Coefficients lebih dari α (5%) atau nilai T hitung pada output Coefficients kurang dari T tabel maka H0 diterima (Trihendradi 2006: 158).
49
Model persamaan regresi linier sederhana dapat dilihat pada output Coefficients. Sedangkan untuk mengetahui besarnya nilai kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat dapat dilihat pada output Model Summary (Sukestiyarno 2008: 12-13). 3. Uji Normalitas Data Berdasarkan teori statistika model linier hanya variabel dependen yang mempunyai distribusi diuji normalitasnya, sedangkan variabel independen diasumsikan bukan merupakan fungsi distribusi, jadi tidak perlu diuji normalitasnya. Salah satu cara untuk menguji kenormalan data yaitu dengan uji Kolmogorov-Smirnov. Hipotesis: H0 : Variabel adalah normal H1 : Variabel adalah tidak normal Berdasarkan pengolahan data dengan SPSS, jika nilai sig pada output NPar Tests lebih dari α (5%) maka H0 diterima. Selain itu kenormalan data dapat juga dideteksi dari penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau melihat grafik histograf dari residualnya. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis histograf menuju pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas (Sukestiyarno 2008: 14).
50
2. Analisis Korelasi Product Moment Pearson Korelasi ( r ) merupakan istilah yang digunakan untuk mengukur kekuatan hubungan antarvariabel. Analisis korelasi adalah cara untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan tersebut. Korelasi yang terjadi antara dua variabel dapat di bagi menjadi:
Korelasi positif, r > 0
Korelasi negative, r < 0
Tidak ada korelasi , r = 0
Korelasi sempurna , r = + 1
Analisis data yang digunakan untuk melihat hubungan antar variabel adalah dengan menggunakan korelasi product moment dari Karl Pearson. Kegunaan dari korelasi ini adalah untuk mengetahui signifikansi dua variabel, mengetahui kuat lemah hubungan, dan mengetahui besar retribusi. Dalam penelitian ini analisis korelasi pearson digunakan untuk menjelaskan hubungan antara variabel bebas (independent) dengan variabel terikat (dependen) dengan nilai : -1 < rs < 1 dimana: a. Bila nilai rs = -1 atau mendekati -1, maka korelasi kedua variabel dikatakan sangat kuat dan negative artinya sifat hubungan dari kedua variabel berlawanan arah, maksudnya jika nilai x naik maka nilai y akan turun dan sebaliknya. b. Bila nilai rs = 0 atau mendekati 0, maka korelasi dari kedua variabel sangat lemah atau tidak terdapat korelasi sama sekali.
51
c. Bila nilai rs = 1 atau mendekati 1, maka korelasi dari kedua variabel sangat kuat dan positif, artinya hubungan dari kedua variabel yang diteliti bersifat searah, maksudnya jika nilai x naik maka nilai y juga naik atau sebaliknya. Perhitungan korelasi dilakukan dengan menggunakan program SPSS 17.0 for windows.
52
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian Persiapan penelitian dimulai dengan observasi pustaka di perpustakaan maupun di luar perpustakaan guna mendapatkan teori yang menunjang penelitian, yang dilanjutkan dengan observasi langsung ke sekolah untuk menemukan adanya permasalahan di Sekolah Dasar Negeri Ngendrokilo Magelang. Dengan berdasarkan teori yang diperoleh dan permasalahan yang ada, penulis kemudian menyusun proposal penelitian dengan judul “PENGARUH KREATIVITAS GURU DALAM MEMILIH STRATEGI PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR PAI DI SD NGINDROKILO MAGELANG TAHUN 2010” Persiapan dilanjutkan dengan mengurus surat keterangan dan izin dari Pembantu Ketua Bidang Akademik STAIN Salatiga untuk kemudian di sampaikan kepada Kepala Sekolah Dasar Negeri Ngindrokilo Kabupaten Magelang yang kemudian penulis diberi kesempatan untuk mengadakan penelitian. Sebagai persiapan awal penulis mempersiapkan dan menyusun angket kreatifitas guru dalam memilih strategi pembelajaran. Sebelum angket tersebut dibagikan kepada responden penelitian terlebih dahulu di ujicobakan untuk
53
mengetahui tingkat validitas dan reliabilitasnya. Hasil uji coba angket diperoleh tingkat reliabilitas 0,932. B. Hasil Penelitian dan Analisis Data 1. Analisa Regresi Linier Sederhana (a) Uji Kelinieran Hipotesis: H0 : Persamaan regresi tidak linier H1 : Persamaan regresi linier Berdasarkan output ANOVA diperoleh nilai sig = 0,04 = 0% kurang dari α (5%) maka H0 ditolak atau H1 diterima. Jadi persamaan regresi linier. (b) Uji Koefisien Hipotesis: H0 : Koefisien regresi tidak signifikan H1 : Koefisien regresi signifikan Berdasarkan output Coefficients diperoleh nilai sig = 0,004 = 0% kurang dari α (5%) maka H0 ditolak atau H1 diterima. Jadi koefisien regresi signifikan. Berdasarkan output Coefficients diperoleh model persamaan regresi linier sederhana:
Y -33.539 2.229 X 54
Berdasarkan output Model Summary diperoleh R Square= 0,291 = 29,1% (nilai pengaruhnya cukup tinggi). Artinya kreativitas guru mempengaruhi hasil belajar 29,1% dan masih ada pengaruh lain di luar kreativitas sebesar 70,9%. (3) Uji Normalitas Uji normalitas sebaran dimaksudkan untuk mengetahui apakah dalam variabel yang diteliti berdistribusi normal atau tidak. Hal ini berarti bahwa uji normalitas diperlukan untuk menjawab apakah syarat sampel yang representative terpenuhi atau tidak, sehingga hasil penelitian dapat di generalisasi pada populasi ( Hadi, 2000 ). Kaidah yang dipakai bila p > 0,05 sebaran normal, sebaliknya bila p < 0,05 sebaan tidak normal. Tehnik uji yang digunakan adalah uji z dari Kolmogorov–Smirnov. Ho : Variabel adalah normal H1 : Variabel adalah tidak normal Tabel 4.1 Tabel Uji Normalitas NPar Tests One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test X N Normal Parametersa,,b Most Extreme Differences
Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) 55
Y 26 50,15 2,908 ,171 ,116 -,171 ,873 ,431
26 78,23 12,008 ,144 ,138 -,144 ,735 ,652
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Dari output NPar Tests diperoleh nilai sig = 0,652 = 65,2% lebih dari α (5%), berarti H0 diterima. Jadi variabel dependen adalah normal. 2. Analisis Korelasi Product Moment Hasil penelitian diperoleh data kuantitatif berupa nilai dari Kreativitas Guru dalam Memilih Strategi Pembelajaran. Dari variabel x dan y
penulis melakukan perhitungan korelasi antar
variabel tersebut dengan menggunakan rumus korelasi product moment sebagai berikut:
r
NXY X Y
N X 2 X
2
N Y 2 Y
2
Dengan kriteria pengujian: Ho : tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kreativitas guru dalam memilih strategi pembelajaran terhadap hasil belajar PAI di SD Ngendrokilo Magelang. H1 : terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kreatifitas guru dalam memilih strategi pembelajaran terhadap hasil belajar PAI di SD Ngendrokilo Magelang
56
Pengolahan data menggunakan bantuan software SPSS.17.0 windows. Setelah imput data dilakukan, diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 4.2 Tabel Uji Korelasi Product Moment Correlations X X
Pearson Correlation 1 Sig. (2-tailed) N 26 Y Pearson Correlation .540** Sig. (2-tailed) ,004 N 26 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Y .540** ,004 26 1 26
Diketahui bahwa nilai Sig. (2-tailed) adalah sebesar 0,004. Nilai itu lebih kecil dari taraf signifikansi 0,005 Oleh karena itu Ho ditolak dan H1 diterima. Berdasarkan persamaan tersebut terlihat bahwa paramater koefisien korelasi untuk variabel independent adalah positif, hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara kreatifitas guru dalam memilih strategi pembelajaran terhadap hasil belajar siswa sedemikian rupa, sehingga setiap terjadi peningkatan kreativitas guru akan diikuti pula oleh peningkatan hasil belajar siswa. Dengan kata lain semakin guru memiliki kreatifitas yang baik atau tinggi mengenai pemilihan strategi belajar, maka akan semakin mempengaruhi hasil belajar PAI. Dari analisis diatas dapat di perjelas dengan grafik scatterplot sebagai berikut: Grafik 4.1 Grafik Scatterplots 57
Scatterplot adalah suatu grafik yang biasa digunakan untuk melihat suatu hubungan antara dua variabel. Dari tampilan grafik di atas terlihat bahwa variabel x berpengaruh signifikan terhadap variabel y, setiap peningkatan variabel x akan di ikuti peningkatan variabel y, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa setiap ada peningkatan kreativitas guru dalam memilih strategi belajar akan diikuti peningkatan hasil belajar PAI siswa. Untuk mengetahui besar kontribusi variabel x terhadap y di pergunakan uji koefisien regresi linier. Uji koefisien regresi linier di pergunakan untuk mengukur besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel tergantung dan memprediksi variabel tergantung menggunakan variabel bebas. Hasil uji tersebut dapat dilihat sebagai berikut : 58
Tabel 4.2 Tabel Uji Regresi Linier Sederhana Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1
B
(Co nsta 33.53 nt) 9 X
Std. Error
Standardized Coefficients Beta
95,0% Confidence Interval for B T
35.649
-.941
.710
.540 3.140
2.229
Sig.
Lower Bound
Upper Bound
.356 -107.114
.004
.764
40.036
3.693
a. Dependent Variable: y Dari hasil uji diatas nilai t-test diketahui sebesar 3,140 sedangkan besarnya signifikansi adalah 0,004 lebih kecil dari nilai 0,05. Dengan demikian Ho ditolak dan H1 di terima, artinya ada pengaruh yang signifikan antara variabel x terhadap variabel y . Dari tabel di atas kolom B pada contant (a) adalah -33,539 sedangkan nilai y (b) adalah 2,239 sehingga persamaan regresinya adalah : Y = a + bX Y= -33,539 + 2,239 X Berdasarkan persamaan tersebut terlihat bahwa paramater koefisien regresinya untuk variabel independent adalah positif, hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara variabel x terhadap y sedemikian rupa, sehingga setiap terjadi peningkatan X akan diikuti pula oleh peningkatan Y.
59
Dengan kata lain semakin guru memiliki kreativitas
yang baik atau tinggi
mengenai pemilihan strategi pembelajaran akan semakin mempengaruhi hasil belajar siswa.
60
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, khususnya pada perhitungan dan analisis yang telah dilakukan dalam bab IV dapat ditarik beberapa kesimpulan dari penelitian kreativitas guru dalam memilih strategi pembelajaran dan pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa. Adapun halhal yang dapat di simpulkan adalah : 1. Dari hasil perhitungan dan pengujian statistik dengan metode korelasi product moment diperoleh nilai r yang berasal dari perhitungan antara variabel x dan variabel y untuk kemudian dilakukan pengujian dengan membandingkan rhitung > r tabel maka H0 ditolak dan H1 diterima. Hal ini menunjukkan pengaruh yang signifikan antara kreativitas guru dalam memilih strategi pembelajaran terhadap hasil belajar PAI siswa. Artinya bahwa kreativitas guru dalam memilih strategi belajar ternyata mampu meningkatkan hasil belajar PAI siswa SD Ngendrokilo. 2. Dari hasil perhitungan dan pengujian statistic secara simultan dengan metode regresi linier yang menggunakan SPSS Sfor windows versi 17.0 diperoleh persamaan regresi linier yaitu Y= -33,539 + 2,239 X yang menunjukkan terdapat pergerakan positif dari variabel jika nilai variabel x Kontribusi kreativitas guru terhadap hasil belajar adalah sebesar 29,% dan masih ada pengaruh lain di luar kreativitas sebesar 70,9%. Artinya semakin tinggi kreativitas guru dalam memilih strategi belajar akan
61
meningkatkan hasil belajar PAI siswa SD Negeri Ngendrokilo Kab Magelang. B. SARAN Mengacu pada hasil pengolahan data dan pembahasan, saran–saran yang dapat penulis berikan adalah: 1. Guru diharapkan dapat meningkatkan kemampuan dan kreativitasnya agar pelaksanaan proses pembelajaran mencapai hasil yang diharapkan. 2. Peningkatan secara kualitas bisa di lakukan salah satunya dengan meningkatkan variasi dan inovasi dalam mengajar sesuai kebutuhan peserta didik. 3. Dengan segala keterbatasan dalam penelitian ini, penulis berharap agar dilakukan penelitian lebih lanjut terkait dengan peningkatan kreativitas guru, karena banyak hal yang dapat digali seputar kreativitas.
62