SERTIFIKASI BAGI PROFESIONALISME GURU DAN UPAYA PENINGKATAN MUTU PEMBELAJARAN (Studi kasus pada Guru Madrasah Aliyah Negeri Salatiga Tahun 2010)
SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi kewajiban dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Strata I dalam Ilmu Tarbiyah
Disusun oleh :
HASBULLAH NIM : 111 04 049
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2010
KEMENTERIAAN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Fax 323433 Salatiga 50721 Website : www.stainsalatiga.ac.id e-mail :
[email protected]
SUWARDI, M.Pd DOSEN STAIN SALATIGA NOTA PEMBIMBING Lamp : 3 Ekslembar Hal : Naskah Skripsi Saudara HASBULLAH
Assalamu’alaikum Wr. Wb Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudara : Nama NIM Jurusan/ Progdi Judul
: HASBULLAH : 111 04 049 : Tarbiyah/PAI : SERTIFIKASI BAGI PROFESIONALISME GURU DAN UPAYA PENINGKATAN MUTU PEMBELAJARAN (Studi Kasus pada Guru Madrasah Aliyah Negeri Salatiga Tahun 2010)
Dengan demikian kami mohon skripsi saaudara tersebut diatas supaya segera dimunaqosyahkan. Demikian agar menjadi perhatian. Wassalamu’alaikum Wr. Wb Salatiga, 17 Agustus 2010
Pembimbing
SUWARDI, M.Pd NIP. 19670121199903 1002
KEMENTERIAAN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Fax 323433 Salatiga 50721 Website : www.stainsalatiga.ac.id e-mail :
[email protected]
DEKLARASI
Bissmillahirrahmanirrahim,
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau pernah diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan. Apabila di kemudian hari ternyata terdapat materi atau pikiran-pikiran orang lain diluar referensi yang peneliti cantumkan, maka peneliti sanggup mempertanggungjawabkan kembali keaslian skripsi ini dihadapan sidang munaqosyah skripsi. Demikian deklarasi ini dibuat oleh peneliti untuk dapat dimaklumi.
Salatiga, 17 Agustus 2010 Peneliti
HASBULLAH NIM. 111 04 049
MOTTO
(Beriman, Berilmu dan Beramal)
Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidup dan matiku hanya untuk Allah SWT
Persembahan Dengan penuh rasa syukur, maka skripsi ini saya persembahkan kepada: Seluruh keluarga tercinta dan tersayang (Bapak, Ibuk, Nenek serta adek satu-satunya Yuni Kartika Sari) yang senantiasa memberikan spirit moril serta kebahagiaan kepada saya, semoga kebahagiaan dan Ridlo Allah SWT selalu menyertai mereka semua, amiin. Bagi seseorang yang telah memberikan cinta dan kasih sayangnya dengan ikhlaz, semoga Allah membalas kebaikanya. Seluruh senior dihimpunan yang senantiasa memberikan dorongan kepada saya dalam meraih cita-cita masa depan. Keluarga besar Kawan-kawan dihimpunan yang senantiasa berjuang bersama dalam mencapai sebuah impian, YAKIN USAHA SAMPAI. Kawan-kawan di kampong, raihlah impianmu kawan, dan Almamaterku, STAIN Salatiga.
KATA PENGANTAR
Dengan senantiasa mengharap rahmat serta Ridlo, Segala puji bagi Allah, Tuhan pemelihara alam semesta. Dia yang memenuhi segala kebutuhan semua makhluk, berupa nikmat Iman, Islam serta Ikhsan. Dia pula yang mengaruniai perangkat akal kepada manusia, karena dengan akalnya manusia bisa menyikapi segala yang tidak diketahuinya serta memberikan penyadaran terhadap manusia untuk berkehidupan sesuai dengan fitrahnya. Salawat dan salam semoga tercurahkan kepada Rasul yang diutus sebagai rahmat bagi alam semesta. Dia adalah sang revolusioner Muhammad, petunjuk bagi umat manusia, pembawa risalah Al-Quran, serta teladan bagi pecinta kebenaran dan pemburu keyakinan, dan bagi sahabat, keluarga dan orang-orng yang berbegang teguh atas ajaran-ajaran beliau. Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala atas segala Hidayah dan Taufiq-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Sertifikasi Bagi
Profesionalisme Guru dan Upaya Peningkatan Mutu
Pembelajaran” dengan lancar. Sebagaimana dimaksudkan untuk memenuhi tugas serta syarat guna memperoleh gelar sarjana dalam Ilmu Tarbiyah Jurusan Pendidikan Agama Islam di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga. Dengan penuh rasa hormat, perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dr. Imam Sutomo, M. Ag Selaku Ketua STAIN Salatiga. 2. Suwardi, M.Pd selaku Ketua Jurusan Tarbiyah dan selaku pembimbing skripsi yang dengan iklas dan tulus hati memberikan bimbingan dan arahan dalam menyelesaikan skripsi ini. 3. Segenap Dosen beserta Karyawan STAIN Salatiga yang telah memberikan bimbingan dan pengetahuan selama penulis studi di STAIN Salatiga. 4. Kedua Orang-tuaku, adik beserta keluarga yang selalu memberikan dorongan moral dan doanya, serta kebahagiaan yang terbaik. Semoga amal serta kebaikan yang telah dicurahkan kepada penulis diterima oleh Allah Subhanahu Wata’ala dan mendapatkan balasan pahala yang berlipat ganda. Amin. Mudah-mudahan skripsi ini dapat menjadi rujukan bagi perkembangan dunia pendidikan selanjutnya.
Kita tidak pernah mengetahui kekurangan
sebelum melakukan apekerjaan yang nyata, sehingga luput dan khilaf mohon dimaafkan seikhlas-ikhlasnya. Salatiga, 17 Agustus 2010 Penulis
HASBULLAH NIM: 111 04 049
ABSTRAK
HASBULLAH (NIM 111 04 049) SERTIFIKASI BAGI PROFESIONALISME GURU DAN UPAYA PENINGKATAN MUTU PEMBELAJARAN DI MADRASAH ALIYAH NEGERI SALATIGA TAHUN 2010. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Pemahaman sertifikasi bagi profesionalisme guru. (2) upaya peningkatan mutu pembelajaran di Madrasah Aliyah Negeri Salatiga Tahun 2010. Penelitian ini menggunakan metode wawancara dan pengamatan. Subyek penelitian sebanyak 5 responden, menggunakan teknik wawancara mendalam dan pengamatan ke ruangan kelas. Pengumpulan data mengunakan pedoman wawancara dan rekaman sebagai keabsahan data yang diperoleh. Data hasil wawancara dan pengamatan penelitian yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan teknik analisis data. Kemudian diolah dan dievaluasi dengan menggunakan reduksi data, untuk memperoleh arti dan makna yang mendalam. Kemudian, trianggulasi data yang sudah direduksi, setelah itu meninjau hasil penelitian secara kritis dengan teori yang relevan dan informasi akurat yang diperoleh peneliti selama melakukan penelitian dilapangan. Mengacu pada hasil penelitian di Madrasah Aliyah Negeri Salatiga, dapat peneliti simpulakan, bahwa pelaksanaan sertifikasi bagi profesionalisme guru menurut hasil wawancara dengan guru berjalan dengan transparan dan banyak manfaatnya bagi guru. Walaupun dalam aplikasinya kurang berjalan dengan baik. Sebagian peserta hanya mengejar kelulusan semata tanpa memperhatikan kualitas serta kompetensi yang melekat pada guru, sehingga berdampak pada psikologi guru dan konsentrasi anak didik di kelas. Dalam upaya peningkatan mutu pembelajaran, Pemanfaatan media pembelajaran merupakan suatu hal terpenting dalam peningkatan mutu pembelajaran, dengan ditunjang dengan sarana yang ada. Dalam hal ini, kaitanya terhadap penentuan media pembelajaran yang tepat sangat menunjang keaktifan serta pemahaman siswa atas materi yang disampaikan oleh guru. Faktor-faktor yang dominan dalam proses pembelajaran adalah adanya perencanaan pembelajaran yang dilakukan secara berkala dan sistematis, kemudian adanya variasi dalam metode pembelajaran yang dilaksanakan serta penggunaan sarana pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan pembelajaran dengan tujuan meningkatkan penanaman dan penguasaan materi pada siswa.
DAFTAR ISI H A LA M A N HALAMAN JUDUL ......................................................................................
i
LOGO STAIN ................................................................................................
ii
NOTA PEMBIMBING ...................................................................................
iii
PENGESAHAN.................................................................................................
iv
DEKLARASI .................................................................................................
v
MOTTO..............................................................................................................
vi
PERSEMBAHAN................................................................................................ vii KATA PENGANTAR ...................................................................................... . viii ABSTRAK .....................................................................................................
x
DAFTAR ISI ..................................................................................................
xi
DAFTAR TABEL............................................................................................... xii BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...............................................................
1
B. Rumusan Masalah ........................................................... ............
5
C. Tujuan Penelitian .............................. .........................................
6
D. Manfaat Hasil Penelitian ............................... ..............................
6
E. Definisi operasional............................... .....................................
7
F. Metode Penelitian .............................. ........................................ 11 G. Tahap-tahap Penelitian .............................. .................................. 13 H. Sistematika penulisan skripsi.............................. ......................... 15
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Sertifikasi bagi profesionalisme Guru.............................. ............ 18 1. Konsep Sertifikasi Guru....................... ................................... 18 2. Prinsip Sertifikasi Guru…… ................................................. 18 3. Tujuan sertifikasi Guru .......................................................... 19 4. Manfaat Sertifikasi Guru ..................................................... .... 19 5. Persyaratan Sertifikasi Guru.................................................. ... 20 6. Program Sertifikasi Guru.................... .................................... 21 7. Mekanisme Sertifikas Guru...................................................... 24 8. Pelaksanaan Sertifikasi Guru .................................................. 25 B. Upaya peningkatan mutu pembelajaran………………… ............ 27 1. Mutu.............................................................................. ........... 27 2. Pembelajaran..................................................................... ....... 28 a. Teori pembelajaran ............................................................ 29 b. Metode pembelajaran ........................................................ 30 c. Media dan sarana pembelajaran ......................................... 31 BAB III HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Madrasah Aliyah Negeri Salatiga....... ............ 33 B. Sertifikasi bagi profesionalisme Guru………………… .............. 51 1. Pemahaman tentang Sertifikasi Guru........ .............................. 51 2. Manfaat Sertifikasi Guru......................... ................................ 53 C. Upaya peningkatan mutu pembelajaran ...................................... 54 1. Persiapan Guru dalam kegiatan pembelajaran.......................... 54 2. Variasi metode pembelajaran................................................. ... 55 3. Media dan sarana pembelajaran…………………………….. .. 56 BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Sertifikasi bagi Profesionalisme Guru ............................................ 58
1. Pemahaman Sertifikasi bagi Profesionalisme Guru ................ 58 2. Manfaat Sertifikasi Guru ........................................................ 59 B. Upaya Peningkatan Mutu Pembelajaran ........................................ 60 1. Persiapan Guru dalam kegiatan pembelajaran ........................ 60 2. Variasi metode pembelajaran
...................................... 62
3. Media dan sarana pembelajaran ............................................. 64 BAB V KESIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP A. PENUTUP............................................................................. ........ 66 1. Kesimpulan............................................................................ 66 2. Saran ..................................................................................... 67 3. Penutup ................................................................................. 68
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
Daftar guru MAN Salatiga yang sudah Sertifikasi No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41
Nama Guru Dr. H. Badaruddin, M.Ag Drs. Ishak Dra. Siti Mu’tasimah Dra. Hj. Siti Aisyah Z. DRA. Nur Nazilah Dra. Nasuha Drs. Arif Ghanifianto Drs. Hadi Mulyono, M.Si Rodji’un, S.Pdi Drs. Afifuddin Dra. H. Fathonah Dra. Anis Rosiqoh Drs. H. Fahrurrozi Dra. Siti Afrianita B Dra. Nurul Isnaini, S.Pdi Dra. Umi Hamimah Joko Susilo, S.Pd Drs. Saefuddin Drs. Kastomo Dra. Tri Jatiyah Aris Handoyo, S.Pd Siti Mudrikah, S.Pd Hanifah, S.Pd Dra. Siti Baroroh M. Siddiq Purnomo, S.Pd Dra. Sumiyarti M. Waston Al Hikami, S.Pd Agus Kirno, S.Pd Desy Arisanti, S.Pd Nur Hidayati, S.Pd Ameliasari T. Kusuma, S.Pd Nur Ichsan, S.Pd Siti Nur Rohmah, S.Ag Misbakhul Munir, S.Ag Jamaluddin, S.Ag Ulfi Khoirotun, S.Pd Laila Mudlolifah, S.Pd Sudaryo, S.Pd Sriyono, S.Ag Khoirurrahman Abidin, S.Pdi Ahmad Fauzi, S.Ag
Tahun sertifikasi 2009 2009 2009 2007 2009 2009 2009 2009 2008 2007 2009 2009 2009 2009 2008 2009 2009 2009 2009 2008 2007 2006 2007 2009 2009 2009 2008 2009 2009 2009 2007 2009 2009 2008 2008 2009 2009 2009 2008 2008 2008
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Sistem pendidikan nasional sedang beranjak menuju perubahan, akan tetapi perubahan itu jelas tidak bisa dalam sekali waktu langsung memperlihatkan hasil secara maksimal. Sebab, mengelola sistem pendidikan nasional ibarat menanam modal (investasi) untuk jangka panjang, tetapi wujud keberhasilannya tidak seketika. Jika investasi dalam bentuk bisnis jelas akan menghasilkan untung-rugi secara riil, karena dapat diukur dengan besarnya nominal rupiah. Namun investasi pendidikan adalah berbentuk kualitas sumber daya manusia yang riil bagi generasi bangsa. Karena tujuan nasional pendidikan kita adalah untuk membangun mentalitas yang berkarakter (Suyanto, 2006: X) Maka, idealnya pendidikan harus mampu memberikan jalan keluar bagi berbagai macam masalah yang dihadapi oleh masyarakat dan bangsa. Namun realitas yang nyata-nyata dirasakan oleh masyarakat adalah tumpulnya kekuatan dari lini tersebut. Pendidikan belum bisa menjadi ujung tombak yang menyentuh permasalahan inti yang dihadapi oleh masyarakat (Abdurrahman, 2007: 1). Sehingga salah satu upaya pemerintah dalam meningkatkan mutu pendidikan nasional dan memperbaiki kesejahteraan hidup guru ditempuh 1
melalui sertifikasi bagi profesionalisme guru melalui portofolio sesuai dengan (Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2007). Program ini akan berdampak sangat baik dalam rangka meningkatkan profesionalisme pendidik serta kesejahteraanya. Di Indonesia program sertifikasi guru pertama kali digalakkan pada 12 Agustus 2007, maka semua Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) Induk maupun Mitra melaksanakan sosialisasi pada lembaga pendidikan sekitarnya. Serta dituntut untuk memenuhi berbagai hal persyaratan yang ditetapkan maka diperlukan Pedoman Sertifikasi bagi profesionalisme guru. Sertifikat pendidik ini merupakan prasyarat untuk memperoleh tunjangan profesi dan pengakuan sebagai tenaga profesional. Kemudian dalam Pasal 16 disebutkan bahwa pemerintah memberikan tunjangan profesi kepada guru yang telah memiliki sertifikat pendidik yang besarnya setara dengan satu kali gaji pokok. Dengan demikian seorang guru atau dosen yang telah memperoleh sertifikat pendidik, akan mendapatkan penghasilan yang terdiri dari : (1) gaji pokok dan tunjangan yang melekat pada gaji, (2) tunjangan fungsional, dan (3) tunjangan profesi. Sertifikat dimaksudkan berfungsi sebagai jaminan formal terhadap eksistensi pekerjaan mendidik. Di samping itu, pada hakekatnya sertifikasi guru adalah untuk mendapatkan guru yang baik dan profesional, yang memiliki kompetensi untuk melaksanakan fungsi dan tujuan sekolah khususnya, serta
tujuan pendidikan pada umumnya, sesuai kebutuhan masyarakat dan tuntutan zaman (Mulyasa, 2008: 17). Ketentuan yang paling mendasar dalam persyaratan mutlak dalam portofolio sebagaimana menyebut guru sebagai pendidik professional, diantaranya mereka memiliki kualifikasi akademik minimal Sarjana atau Diploma IV (S1/D-IV) yang relevan dan menguasai kompetensi sebagai agen pembelajaran. Serta sekurang-kurangnya 24 tatap muka dan sebanyakbanyaknya 40 jam tatap muka dalam seminggu. Sehingga guru benar-benar menjalankan profesinya dengan sunguh-sunguh. Persyaratan kualifikasi akademik minimal S1/D-IV dibuktikan dengan ijazah dan pemenuhan persyaratan relevansi mengacu pada jenjang pendidikan yang dimiliki dan mata pelajaran yang dibina. Tantanganya sekarang, guru harus selalu meningkatkan kompetensi dan pemahaman. Sebab tugasnya adalah membangkitkan semua potensi peserta didik. Jadi sertifikasi semata-mata untuk meningkatkan kualitas pendidikan dari sektor guru. Meningkatkan kesejahteraan para guru adalah efek dari proses sertifikasi tersebut. Dan, jauh lebih penting adalah tidak menjadikan proses sertifikasi ini sebagai proyek pihak-pihak tertentu. Karenanya harus ada pihak yang terlibat dan pengawasan eksternal yang lebih transparan dan obyektif. Disisi lain, dalam proses pembelajaran, guru dituntut untuk menyampaikan materi dengan cara yang mudah sesulit apapun materi, guru hendaknya mampu mentransfer kepada anak didik dengan semudah-mudahnya.
Intelektualitas saja tidak cukup, kepekaan emosional untuk membaca keadaan murid juga tidak kalah penting. Pertukaran ide antara guru dengan anak didik, anak didik dengan anak didik lain ataupun guru murid dengan lingkugannya adalah satu proses yang saling berkesinambungan dan tidak bisa saling dipisahkan (Abdurrahman, 2007: 121). Maka sewajarnya, upaya memudahkan pembelajaran bagi murid adalah tugas utama sebagai seorang guru. Untuk itu guru tidak saja dituntut untuk membuat suasana pembelajaran menjadi nyaman dan menarik, tetapi juga mampu menyesuaikan metode pembelajaran dengan keadaan diri masingmasing murid. Sehingga metode dan pendekatan yang diterapkan dalam proses belajar dan pembelajaran benar-benar searah dengan pengembangan diri murid yang menjadi subyek sekaligus obyek pendidikan itu sendiri (Baharuddin, 2008: 5). Maka kemudian, seorang guru yang profesional dalam proses pembelajaran diharapkan mampu memberikan teori, metode, media dan sarana yang tepat, sehingga dalam proses pembelajaran bisa memberikan ruang bagi murid untuk berkreativitas dan terlibat secara aktif sepanjang proses pembelajaran tanpa merasa jenuh, jemu apalagi bosan. Hingga aspek kognitif, afektif dan psikomotorik murid dapat berkembang maksimal secara bersamaan tanpa mengalami pendistorsian salah satunya. Upaya-upaya
yang
dilakukan
secara
teratur,
terarah
dan
berkesinambungan tentunya diharapkan dapat menghasilkan perubahan dalam
paradigma pembelajaran, khususya dalam sistem pendidikan yang semakin komplek, sehingga proses belajar mengajar mampu berjalan secara efektif dan efisien. Misalnya dalam penerapan manajemen, konsep dan metodenya ada pembaharuan secara sistematis. Namun apa yang terjadi bila pendidikan justru berjalan pada rel yang sebaliknya? Yang terjadi adalah tidak adanya upaya perbaikan dalam peningkatan mutu pembelajaran. Di dalam lembaga pendidikan, banyak sekali para guru belum bisa untuk mentranformasikan nilai-nilai pembelajaran yang sesuai dengan kompetensinya secara profesional. Berdasarkan
analisis
tersebut,
penulis
berkeinginan
untuk
mengangkatnya menjadi sebuah bahasan dengan judul SERTIFIKASI BAGI PROFESIONALISME GURU DAN UPAYA PENINGKATAN MUTU PEMBELAJARAN. Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Aliyah Negeri Salatiga. B. Rumusan Masalah Berdasarkan pada latar belakang diatas, maka penulis merumuskan beberapa pokok permasalahan dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut: 1. Bagaimanakah pemahaman sertifikasi bagi profesionalisme guru di Madrasah Aliyah Negeri Salatiga tahun 2010? 2. Bagaimanakah upaya peningkatan mutu pembelajaran di Madrasah Aliyah Negeri Salatiga tahun 2010? C. Tujuan Penelitian
Dari rumusan pokok permasalahan tersebut, dapat dirumuskan tujuan penelitian sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui pemahaman sertifikasi bagi profesionalisme guru di Madrasah Aliyah Negeri Salatiga tahun 2010. 2. Untuk mengetahui upaya peningkatan mutu pembelajaran di Madrasah Aliyah Negeri Salatiga tahun 2010. D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapakan memiliki manfaat, baik secara praktis maupun teoritis, yaitu sebagai berikut: 1. Secara praktis a. Bagi penulis, sekiranya dapat menambah wawasan pemahaman yang lebih komprehensif tentang pemahaman sertifikasi bagi profesionalisme guru dalam dan upaya peningkatan mutu pembelajaran di Madrasah Aliyah Negeri Salatiga tahun 2010. b. Bagi Program studi PAI STAIN Salatiga, diharapkan dapat dijadikan pertimbangan dalam memperbaiki kurikulum dan sistem pembelajaran yang efektif. c. Bagi Departemen Agama (Depag), dapat dijadikan pertimbangan dalam memperbaiki sistem pelaksanaan sertifikasi guru.
d. Bagi guru, dapat dijadikan dasar pertimbangan dalam mempersiapkan diri dalam mengikuti sertifikasi guru. 2. Secara teoritis Dilihat dari aspek teoritis, penelitian ini diharapkan menjadi salah satu landasan untuk memperkuat fungsi dan kedudukan pelaksanaan sertifikasi bagi profesionalisme guru. Hasil dari pelaksanaan sertifikasi akan kurang bermakna jika dalam proses belajar mengajar di sekolah, guru tidak mencerminkan telah lulus sertifikasi. Dengan adanya penelitian ini setidaknya dapat diperoleh hasil, walaupun dalam sudut pandang tertentu masih belum mengena. Dengan demikian diharapkan penelitian ini dapat dijadikan
sarana
untuk
membandingkan
antara
sertifikasi
bagi
profesionalisme guru dengan penerapan sistem pembelajaran yang lebih bermutu, dikarenakan guru yang bersangkutan telah memenuhi sertifikasi. E. Definisi Operasional Di dalam definisi operasional ini, untuk menghindari adanya salah pengertian dalam memahami judul penelitian di atas, perlu ditegaskan beberapa istilah dalam judul di atas, yaitu:
1. Sertifikasi bagi Profesionalisme Guru Sertifikasi berasal dari bahasa inggris “ certificate” yang berarti “sertifikat” merupakan proses pemberian sertifikat pendidik untuk guru dan dosen (Echold, 2004: 56). Dalam Undang-Undang Guru dan Dosen (UUGD) sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat pendidik untuk guru dan dosen. Sedang sertifikat pendidik adalah bukti formal sebagai pengakuan yang diberikan kepada guru dan dosen sebagai tenaga professional. Guru merupakan orang dewasa yang secara sadar bertanggung jawab dalam mendidik, mengajar, dan membimbing peserta didik. Selain itu, guru merupakan pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur non formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Sertifikat guru dapat diartikan sebagai proses pemberian pengakuan
bahwa
seseorang
telah
memiliki
kompetensi
untuk
melaksanakan pelayanan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu, setelah lulus uji kompetensi yang diselenggarakan oleh lembaga sertifikasi. Sertifikasi guru merupakan pemenuhan kebutuhan untuk meningkatkan kompetensi professional. Dalam undang-undang republik Indonesia no 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen, dikemukakan bahwa sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat pendidik untuk guru dan dosen. Sedangkan sertifikat
pendidik adalah bukti formal sebagai pengakuan yang diberikan kepada guru dan dosen sebagai tenaga profesional. Berdasarkan pengertian tersebut, sertifikasi guru dapat diartikan sebagai suatu proses pemberian pengakuan bahwa seseorang telah memiliki kompetensi untuk melaksanakan pelayanan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu, setelah lulus uji kompetensi yang diselenggarakan oleh lembaga sertifikasi (Mulyasa, 2008: 33). Adapun indikator masing-masing variabel sebagai berikut : a. Sertifikasi bagi Profesionalisme Guru Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) No. 18 Tahun 2007 Pasal 2 indikator sertifikasi bagi guru profesionalisme, diantaranya: 1) Memenuhi Standar kualifikasi akademik sebagai pendidik (D-IV atau S.1). 2) Pendidikan dan pelatihan. 3) Pengalaman dalam mengajar. 4) Perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran. 5) Prestasi akademik. 6) Karya pengembangan profesi. 7) Kekikutsertaan dalam forum ilmiah.
8) Pengalaman organisasi dibidang kependidikan dan sosial. 9) Pengargaan yang relevan dengan bidang pendidikan. b. Peningkatan Mutu Pembelajaran Mutu adalah sebuah proses terstruktur untuk memperbaiki keluaran yang dihasilkan (Arcaro, 2007: 75). Dalam sekolah mutu, standar mutu ditetapkan untuk setiap rangkaian kerja di dalam keseluruhan proses kerja, hasil akhirnya adalah sebuah produk bermutu. Mutu mengeliminasi kebutuhan melakukan inspeksi setelah pekerjaan dilakukan. Pembelajaran berasal dari kata belajar yang berarti adanya adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan yang dimaksudkan mencakup aspek kognitif, afektif maupun psikomotor. Dengan demikian, pembelajaran dapat diartikan proses yang dirancang untuk merubah diri seseorang, baik aspek kognitif, afektif, maupun psikomotornya (Suwardi, 2007: 30). Adapun indikator masing-masing variabel sebagai berikut : 1) Adanya perencanaan pembelajaran yang dilakukan secara berkala dan sistematis. 2) Adanya variasi dalam metode pembelajaran yang dilaksanakan.
3) Penggunaan sarana pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan pembelajaran. 4) Meningkatkan penanaman dan penguasaan materi oleh siswa. F. Metode penelitian 1. Lokasi penelitian. Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan di kota salatiga, tepatnya di Madrasah Aliyah Negeri Salatiga. Pemilihan lokasi penelitian ini didasarkan pada pertimbangan bahwa letak yang strategis dan di pusat kota. 2. Pendekatan penelitian. Berkaitan dengan pelaksanaan penelitian ini yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif. Karakter riset kualitatif memiliki latar alami, karena yang merupakan alat pentingnya adalah sumber data yang langsung dan perisetnya. Riset kualitatif ini bersifat deskriptif, dan dalam menganalisa data dilakukan secra induktif (Hadi, 1999: 42). Penelitian kualitatif menurut Kirk dan Miller adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan terhadap manusia serta pengamatan terhadap manusia dalam kawasanya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dengan bahasa dan peristilahanya. Bogdan dan Taylor mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif
berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati (Moleong, 2003: 3). Menurut S. Nasution, penelitian kualitatif disebut juga penelitian natulalistik. Disebut kualitatif karena sifat data yang dikumpulkan bersifat kualitatif, bukan kuantitatif, karena menggunakan alat-alat pengukur. Disebut naturalistik karena situasi lapangan penelitian bersifat “natural” atau wajar, sebagaimana adanya, tanpa dimanipulasi, diatur dengan eksperimen atau test (Nasution, 2003: 18). Penelitian kualitataif bersifat generating theory bukan hypothesistesting sehingga teori yang dihasilkan berupa teori subtansif dan teri-teori yang diangkat dari dasar (grounded theory). 3. Sumber informasi Informasi dalam penelitian ini diperoleh melalui sumber lapangan. Sumber informasi lapangan ialah kepala sekolah, wakil kepala sekolah urusan kurikulum serta guru. Sedangkan sumber sekunder yaitu dokumendokumen yang merupakan hasil laporan, hasil penelitian, serta buku-buku yang ditulis orang lain tentang sertifikasi bagi profesionalisme guru. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam dan pengamatan. Pengamatan dilakukan untuk mengumpulkan data atau informasi berkenaan dengan model atau cara guru dalam meningkatkan mutu pembelajaranya, yaitu di Madrasah Aliyah Negeri Salatiga.
Wawancara mendalam, untuk menggali informasi lebih dalam mengenai pikiran serta perasaan responden, dan untuk mengetahui lebih jauh bagaimana responden memandang dunia berdasarkan perspektifnya. Wawancara dilakukan dalam
bentuk percakapan informal dengan
menggunakan lembaran berisi garis besar tentang apa-apa yang akan ditanyakan. 4. Analisis data Analisis data adalah proses menyusun data agar dapat ditafsirkan. menyusun data berarti menggolongkan ke dalam pola, tema, atau ketegori tafsiran atau interpretasi artinya memberikan makna kepada analisis, menjelaskan pola atau kategori, mencari hubungan antara berbagai konsep. G. Tahap-Tahap Penelitian Tahap ini terdiri atas tahap pra-lapangan, tahap pekerjaan lapangan dan tahap analisis data. a. Tahap pra-lapangan Kegiatan pra lapangan yang dilakukan dalam penelitian mengacu pada Moleong adalah sebagai berikut: 1) Menyusun rancangan penelitian. 2) Memilih lapangan penelitian.
3) Mengajukan ijin operasional untuk penelitian dari Ketua STAIN Salatiga kepada pihak Madrasah Aliyah Negeri Kota Salatiga. 4) Menjajaki dan menilai lapangan. 5) Memilih informan yang dalam hal ini peneliti fokuskan adalah kepala sekolah, waka kurikulum, TU, guru, siswa. 6) Menyiapkan perlengkapan penelitian. b. Tahap pekerjaan lapangan Dalam tahap pekerjaan lapangan ini yaitu dengan: 1) Melakukan survey awal untuk mengetahui gambaran lokasi penelitian. 2) Memilih sejumlah responden yaitu kepala sekolah, waka kurikulum, guru, TU, sebagai informan dengan jalan melakukan wawancara. 3) Melakukan observasi lapangan sebagai langkah pengumpulan data. c. Tahap analisis data Dalam tahap analisis data langkah-langkah yang dilakukan penulis adalah : 1) Mengumpulkan semua data–data yang sudah diperoleh untuk kemudian dilakukan pengolahan baik data dari informan maupun data administrasi. 2) Menyaji data dengan susunan dan urutan yang memungkinkan memudahkan untuk melakukan pengolahaan.
3) Mereduksi data dengan cara membuang data-data yang lemah atau menyimpang, setelah mulai muncul adanya kelemahan data sebagai akibat proses reduksi. 4) Melakukan verifikasi untuk membuat kesimpulan sebagai deskriptif temuan penelitian. 5) Melakukan evaluasi dari data yang sudah diolah. 6) Menyusun laporan akhir untuk dilaporkan. 7) Menyusun dokumentasi dari masing–masing lembaga. d. Interpratasi data Interpretasi data merupakan upaya untuk memperoleh arti dan makna yang lebih mendalam dan luas terhadap hasil penelitian yang sedang dilakukan (Moleong, 2008: 149). Pembahasan hasil penelitian dilakukan dengan cara meninjau hasil penelitian secara kritis dengan teori yang relevan dan informasi akurat yang diperoleh peneliti selama melakukan penelitian di lapangan. H. Sistematika Penulisan Skripsi Adapun sistematika penulisan skripsi adalah sebagai berikut: 1. Bagian muka yang memuat halaman judul, nota pembimbing, halaman pengesahan, daftar isi dan daftar pengesahan.
2. Bagian Isi memuat: BAB I : PENDAHULUAN Pendahuluan memuat: latar belakang masalah, penegasan istilah, pokok permasalahan, tujuan dan manfaat penelitian, tahap-tahap penelitian dan sistematika penulisan skripsi. BAB II : KAJIAN PUSTAKA Pada landasan teori ini penulis mengemukakan kepada pembaca agar mengetahui dasar-dasar teori ini yang meliputi tentang ruang lingkup sertifikasi bagi profesionalaisme Guru. Definisi tentang sertifikasi dan teoriteori pembelajaran dalam penyelenggaraan pendidikan, serta teori-teori yang relevan dengan upaya peningkatan mutu pembelajaran. BAB III : LAPORAN HASIL PENELITIAN Pada bab ini akan dilaporkan hasil pengumpulan data yang berkaitan dengan variabel penelitian, yaitu sertifikasi bagi profesionalisme guru dan upaya peningkatan mutu pembelajaran di Madrasah Aliyah Negeri Salatiga tahun 2010. Disamping laporan mengenai variabel penelitian, juga dilaporkan beberapa hal mengenai lembaga yang dijadikan tempat penelitian, baik yang berkaitan dengan sistem pembelajaran, monografi sekolah, situasi sekolah, dan beberapa instrumen lain sebagai data komplementer.
BAB IV : ANALISA DATA Pada bab ini akan dilakukan analisa terhadap data yang terkumpul, dengan tahapan klasifikasi data, tabulasi data, dan persentase untuk menjawab pokok masalah pertama dan kedua. Selanjutnya melakukan analisa keterkaitan sertifikasi bagi profesionalisme Guru dan upaya peningkatan mutu pembelajaran di Madrasah Aliyah Negeri Salatiga tahun 2010. BAB V : KESIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP Pada akhir penulisan, bab kelima ini akan diuraikan mengenai kesimpulan akhir penelitian, saran-saran yang berhubungan dengan pihak-pihak terkait dengan subyek penelitian.
BAB II LANDASAN TEORI
A. Sertifikasi bagi Profesionalisme Guru 1. Konsep Sertifikasi Guru Sertifikat adalah dokumen resmi yang menyatakan informasi di dalam dokumen itu adalah benar, sedangkan sertifikasi adalah proses pembuatan dan pemberian dokumen tersebut (Suyatno, 2008: 2). Sehingga sertifikasi guru adalah proses pemberian sertifikat pendidik kepada guru. Maka
kemudian,
dapat
diartikan
bahwa
sertifikasi
bagi
profesionalisme guru adalah proses perolehan sertifikat pendidik oleh seseorang yang telah bertugas sebagai guru pada satuan pendidikan yang ada dalam binaan Departemen Agama maupun Departemen Pendidikan Nasional. Sertifikat pendidik merupakan bukti formal sebagai pengakuan yang diberikan kepada guru sebagai tenaga professional. Sertifikat diperoleh melalui pendidikan profesi yang diakhiri dengan uji kompetensi. Kompetensi yang harus dikuasai oleh guru meliputi kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional. 2. Prinsip Sertifikasi Guru a. Dilaksanakan secara objektif, transparan, dan akuntabel.
18
b. Berujung
pada
peningkatan
mutu
pendidikan
nasional
melalui
peningkatan mutu guru dan kesejahteraan guru. c. Dilaksanakan sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan. d. Dilaksanakan secara terencana dan sistematis. e. Menghargai pengalaman kerja guru. f.
Jumlah peserta sertifikasi guru ditetapkan oleh pemerintah.
3. Tujuan Sertifikasi Guru Sertifikasi guru dalam jabatan bertujuan untuk : a. Menentukan kelayakan guru dalam melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional. b. Peningkatan proses dan mutu hasil pendidikan, dan c. Peningkatan profesionalitas guru. 4. Manfaat Sertifikasi Guru Adapun manfaat sertifikasi guru dapat dirinci sebagai berikut: a. Melindungi profesi guru dari praktik-praktik yang tidak kompeten, yang dapat merusak citra profesi guru. b. Melindungi masyarakat dari praktik-praktik pendidikan yang tidak berkualitas dan tidak profesional. c. Menjaga lembaga penyelenggara pendidikan tenaga kependidikan (LPTK) dari keinginan internal dan tekanan eksternal yang menyimpang dari ketentuan-ketentuan yang berlaku. d. Meningkatkan kesejahteraan guru.
5. Persyaratan Sertifikasi Guru Persyaratan sertifikasi guru dibedakan menjadi dua, yaitu persyaratan akademik dan nonakademik. Adapun persyaratan akademik adalah sebagai berikut : a. Bagi guru TK/RA, kualifikasi akademik minimum D4/S1, latar belakang pendidikan tinggi di bidang PAUD, Sarjana Kependidikan lainnya, dan Sarjana Psikologi. b. Bagi guru SD/MI kualifikasi akademik minimum D4/S1 latar belakang pendidikan tinggi di bidang pendidikan SD/MI, kependidikan lain, atau psikologi. c. Bagi guru SMP/MTs dan SMA/MA/SMK, kualifikasi akademik minimal D4/S1 latar belakang pendidikan tinggi dengan program pendidikan yang sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan. d. Bagi guru yang memiliki prestasi istimewa dalam bidang akademik, dapat diusulkan mengikuti ujian sertifikasi berdasarkan rekomendasi dari Kepala Sekolah, Dewan guru, dan diketahui serta disahkan oleh Kepala Cabang Dinas dan Kepala Dinas Pendidikan. Persyaratan
nonakademik
untuk
ujian
sertifikasi
dapat
diidentifikasi sebagai berikut: a. Umur guru maksimal 56 tahun pada saat mengikuti ujian sertifikasi. b. Prioritas keikutsertaan dalam ujian sertifikasi bagi guru didasarkan pada jabatan fungsional, masa kerja, dan pangkat/golongan.
c. Bagi guru yang memiliki prestasi istimewa dalam nonakademik, dapat diusulkan mengikuti ujian sertifikasi berdasarkan rekomendasi dari kepala sekolah, dewan guru, dan diketahui serta disahkan oleh kepala cabang dinas dan kepala dinas pendidikan. d. Jumlah guru yang dapat mengikuti ujian sertifikasi di tiap wilayah ditentukan oleh Ditjen PMPTK berdasarkan prioritas kebutuhan. 6. Program Sertifikasi Guru Program sertifikasi guru ini terdiri dari serangkaian kegiatan yang tahapannya sebagai berikut: a. Pra sertifikasi Kegiatan ini terdiri dari pemetaan kapasitas, penetapan calon peserta sertifikasi dan pembekalan dan try-out. b. Pemetaan kapasitas guru Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi kompetensi guru sebelum mengikuti sertifikasi, sehingga peluang kelulusannya dalam uji kompetensi lebih besar. Kegiatan ini terdiri dari beberapa langkah: 1) Sosialisasi, Madrasah,
baik
yang dilakukan oleh Direktorat
Bidang
Mependa/Kependa
Islam,
Mapenda/Kependa Islam atau Seksi Madrasah.
Pendidikan
maupun
Seksi
2) Pengumpulan data yang sekaligus merupakan pendaftaran peserta sertifikasi ini, dilakukan oleh Seksi Mapenda/Kependa Islam atau Seksi
Madrasah,
yang
dikoordinasikan
oleh
Bidang
Mapenda/Kependa Islam. Selanjutnya data mentah yang terkumpul diverifikasi oleh Seksi Mapenda/Kependa Islam atau Seksi Madrasah. Pendaftaran sah bila formulis yang telah diisi diketahui dan disetujui oleh Kasi Mapenda/TOS setempat. 3) Bidang Mependa/Kependa Islam mengkoordinasikan pendataan, pendaftaran dan verifikasi yang ada di wilayahnya, termasuk mekanisme dan proses penyampaian data mentah ke perguruan tinggi yang ditunjuk. 4) Perguruan tinggi melakukan in-put dan olah data menjadi “Daftar Urutas Prioritas (DUP)” per kabupaten/kota, per jenjang, per mata pelajaran (untuk jenjang MTs dan MA). DUP disusun atas dasar (1) beban mengajar, (2) pengalaman mengajar dan sebagai guru, (3) latar belakang pendidikan/kualifikasi akademik, dan (4) usia. Golongan atau kepangkatan dalam PNS tidak dijadikan pertimbangan pada tahapan ini. 5) DUP tersebut merupakan daftar panjang (long list) peserta sertifikasi, disampaikan oleh perguruan tinggi kepada Direktorat Jenderal Pendidikan melalui Direktorat Pendidikan Madrasah (Up. Sub Direktorat Ketenagaan) untuk diproses penetapannya sebagai peserta sertifikasi guru dalam jabatan untuk tiap tahap/tahunnya (short list).
c. Penetapan calon peserta Sertifikasi Guru Hasil pemetaan merupakan acuan penetapan nama calon peserta sertifikasi bagi guru dalam jabatan untuk tiap tahap/angkatan (short list). Penetapan ini dilakukan melalui Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam, dengan jumlah dan kuota yang didasarkan atas jumlah dan kuota nasional tiap tahun yang ditetapkan oleh Menteri Pendidikan Nasional. Kuota dan jumlah peserta sertifikasi dari Departemen Agama ditetapkan oleh Menteri Pendidikan Nasional dengan pertimbangan Menteri Agama. Jumlah dan kuota serta daftar calon peserta sertifikasi guru yang telah ditetapkan, disampaikan kepada Kantor Wilayah Departemen Agama Provinsi untuk ditindaklanjuti dan/atau disosialisasikan kepada Kantor Departemen Agama Kabupaten/Kota, guru yang bersangkutan, dan pihak lainnya yang terkait. d. Pembekalan dan try-out Kegitan pembekalan dan try-out atau simulasi ini dimaksudkan untuk meningkatkan kesiapan guru calon peserta sertifikasi dalam menghadapi uji kompetensi sebagai bagian dari proses sertifikasi. Pelaksanaan kegiatan ini berpedoman pada panduan yang disusun oleh Direktorat Pendidikan Madrasah.
7. Mekanisme Sertifikasi Guru Penyelenggara sertifikasi guru melalui pendidikan profesi dan uji kompetensi adalah perguruan tinggi yang memiliki program pengadaan tenaga kependidikan yang terakreditasi dengan beberapa persyaratan yang ditetapkan oleh pemerintah. Sertifikasi guru bagi calon guru dan guru yang sudah mengajar dilaksanakan melalui mekanisme yang berbeda didasarkan atas penghargaan terhadap pengalaman kerja guru. a. Guru Prajabatan (Calon Guru) Sertifikasi guru bagi calon guru dilakukan melalui pendidikan profesi yang diakhiri dengan uji kompetensi. Uji kompetensi melalui ujian tertulis dan ujian kinerja sesuai standar kompetensi. Ujian tertulis dilaksanakan secara komprehensif yang mencakup wawasan atau landasan kependidikan, materi pelajaran secara luas dan mendalam sesuai standar isi mata pelajaran, konsep-konsep disiplin keilmuan, teknologi, atau seni yang secara konseptual menaungi materi pelajaran. Ujian kinerja dilaksanakan secara holistik dalam bentuk ujian praktek pembelajaran yang mencerminkan penguasaan kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional pada satuan pendidikan yang relevan.
b. Guru dalam Jabatan Bagi guru dalam jabatan yang telah memiliki kualifikasi akademik S1/D-IV dapat langsung mengikuti uji kompetensi untuk memperoleh sertifikat pendidik. Uji kompetensi dilakukan dalam bentuk penilaian portofolio berdasarkan standar penilaian yang ditetapkan pemerintah. Penilaian portofolio merupakan pengakuan atas pengalaman profesional guru dalam bentuk penilaian terhadap kumpulan dokumen yang mendeskripsikan: kualifikasi akademik, pendidikan dan pelatihan, pengalaman mengajar, hasil karya perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, penilaian dari atasan dan pengawas, prestasi akademik, karya pengembangan profesi, keikutsertaan dalam forum ilmiah, pengalaman organisasi di bidang pendidikan dan sosial dan penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan. 8. Pelaksanaan Sertifikasi Guru Perguruan Tinggi yang ditetapkan oleh Pemerintah melaksanakan sertifikasi dengan menggunakan instrumen standar yang telah ditetapkan. a. Pemberian Sertifikat Pendidik Perguruan Tinggi memberikan sertifikat pendidik kepada guru yang telah dinyatakan lulus dan memenuhi semua indikator kompetensi guru.
b. Tunjangan Sertifikasi Guru 1) Tunjangan Profesi. Guru yang telah memiliki sertifikat pendidik berhak atas tunjangan profesi sebesar satu kali gaji pokoknya. Persyaratan untuk mendapatkan tunjangan profesi yaitu, memenuhi persyaratan akademik sebagai guru, memiliki sertifikat pendidik yang telah diberi satu nomor registrasi guru oleh departemen pendidikan nasional, memenuhi beban kerja minimal sebagai guru, mengajar sebagai guru sesuai dengan peruntukan sertifikat pendidik yang dimilikinya, terdaftar pada departemen pendidikan nasional sebagai guru, melaksanakan kewajiban sebagai guru, tidak terikat sebagai tenaga tetap pada instansi sebagai guru. 2) Tunjangan Fungsional dan subsidi tunjangan. Tunjangan fungsional dan subsidi tunjangan fungsional direncanakan akan diberikan kepada guru
yang memenuhi
persyaratan adalah memenuhi persyaratan akademik sebagai guru sesuai Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, memiliki satu atau lebih sertifikat pendidik yang telah diberi satu nomor registrasi unik oleh departemen, melaksanakan tugas sebagai guru tetap yang diangkat oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, atau satuan pendidikan yang diselenggarakan masyarakat dan bertugas sebagai guru pada satuan pendidikan yang memiliki
izin operasional dari pemerintah atau Pemerintah Daerah dengan beban mengajar, minimal 6 (enam) jam tatap muka per minggu pada satuan pendidikan dimana dia diangkat sebagai guru tetap, minimal 24 (dua puluh empat) jam tatap muka dan maksimal 40 (empat puluh) jam tatap muka per minggu pada satu atau lebih satuan pendidikan yang memiliki izin operasional dari Pemerintah atau Pemerintah Daerah, tidak terikat sebagai tenaga tetap pada instansi selain yang dimaksud pada huruf c angka 1, mengajar sebagai guru matapelajaran dan/atau guru kelas serta satuan pendidikan yang sesuai dengan peruntukan sertifikat pendidikan yang dimilikinya, terdaftar pada Departemen sebagai guru, berusia maksimal 60 (enam puluh) tahun, melaksanakan kewajiban guru sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. 3) Tunjangan bagi daerah khusus Daerah khusus sebagaimana dimaksud adalah desa atau lokasi dalam desa terpencil, terbelakang, dihuni masyarakat adat yang terpencil dan berbatasan dengan Negara lain . B. Upaya peningkatan mutu pembelajaran 1. Mutu Mutu adalah sebuah proses terstruktur untuk memperbaiki keluaran yang dihasilkan (Arcaro, 2007: 75). Setiap rangkaian kerja yang unik
memberikan sumbangan pada penciptaan keluaran. Dalam sekolah mutu, standar mutu ditetapkan untuk setiap rangkaian kerja di dalam keseluruhan proses kerja, hasil akhirnya adalah sebuah produk bermutu. Mutu mengeliminasi kebutuhan melakukan inspeksi setelah pekerjaan dilakukan. Dalam dunia pendidikan ada beberapa hal pokok yang harus diperhatikan tentang konsep mutu, pertama, perbaikan secara terus menerus (continuous improvement). Konsep ini mengandung pengertian bahwa pihak pengelola senantiasa melakukan berbagai perbaikan dan peningkatan secara terus menerus untuk menjamin semua komponen penyelenggara pendidikan telah mencapai standar mutu yang ditetapkan. Kedua, menentukan standar mutu (quality assurance). Standar mutu pendidikan misalnya dapat berupa pemilikan kemampuan dasar pada masing-masing bidang pembelajaran, dan sesuai dengan jenjang pendidikan yang ditempuh (Sallis, 2006: 7). 2. Pembelajaran Pembelajaran berasal dari kata belajar yang berarti adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan yang dimaksudkan mencakup aspek
kognitif,
afektif,
maupun
psikomotor.
Dengan
demikian,
pembelajaran dapat diartikan proses yang dirancang untuk mengubah diri seseorang, baik aspek kognitif, afektif, maupun psikomotornya (Suwardi, 2007: 30). Dalam kamus besar bahasa Indonesia, secara etimologis belajar memiliki arti “berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu”. Definisi ini
memiliki pengertian bahwa belajar adalah sebuah kegiatan untuk mencapai kepandaian atau ilmu. Disini, usaha untuk mencapai kepandaian atau ilmu merupakan usaha manusia untuk memenuhi kebutuhannya mendapatkan ilmu atau kepandaian yang belum dipunyai sebelumnya. Sehingga dengan belajar itu manusia menjadi tahu, memahami, mengerti, dapat melaksanakan dan memiliki tentang sesuatu (Bahrudin, 2008: 13). Dari beberapa pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah usaha sistematis yang memungkinkan terciptanya pendidikan demi meraih internalisasi ilmu pengetahuan sebagai proses pengalaman khusus yang bertujuan menciptakan perubahan secara terus menerus (dinamika) dalam perilaku dan pemikiran manusia. Maka, intensitas dan efektifitas hasil pendidikan (out-put/graduated) sangat ditentukan oleh manajemen mutu pembelajaran dan intruksi yang dijalankan dalam lembaga pendidikan tersebut. a. Teori pembelajaran Menurut teori Bruner ada tiga bentuk pembelajaran, yaitu sebagai berikut: 1) Enaktif,
yaitu
pembelajaran
yang
dialakukan
dengan
cara
memanipulasi obyek secara aktif. 2) Ikonik, yaitu pembelajaran yang dilakukan melalui representasi gambaran yang diperoleh dari pengalaman inderawi.
3) Simbolik, pembelajaran yang dialakukan melalui
representasi
pengalaman yang abstrak (seperti bahasa) yang sama sekali tidak memiliki kesamaan fisik dengan pengalaman tersebut (Seifert, 2009: 117). b. Metode pembelajaran Tidak ada sesuatu yang begitu berguna bila dibandingkan dengan teori yang baik. Sebagai pengajar, yakni orang yang selalu mengaplikasikan berbagai disiplin ilmu, kita tahu ini sebagai sebuah kebenaran. Potongan-potongan penelitian yang terputus (disconnected research) tidak meninggalkan kita apapun yang mendasari segala aksi kita kepadanya. Tapi, sebagai pengajar, kita juga sadar bahwa teori-teori selalu datang dan pergi, dan perginya selalu lebih banyak karena mereka tidak mampu menangkap detail realitas setiap harinya (Boeree, 2008: 52). Dalam kitab Ta’lim Muta’allim Al-Zarnuzi menjelaskan bahwa metode pembelajaran meliputi dua kategori. Pertama, metode yang bersifat etik mencakup niat dalam belajar. Kedua, metode yang besifat teknik strategi meliputi: 1) Cara memilih pelajaran; bagi orang yang mencari ilmu sebaiknya mendahulukan memilih/mempelajari ilmu yang dibutuhkan dalam urusan-urusan agamanya, seperti ilmu tauhid. 2) Cara memilih guru; sebaiknya memilih guru yang lebih alim, wara’ dan umurnya lebih tua dari kita.
3) Cara memilih teman; mencari teman yang rajin, wara’ dan berwatak baik, mudah faham akan pelajaran, tidak malas, tidak banyak bicara, dan lain sebagainya. 4) Langkah-langkah dalam belajar; mengenai hal ini, termasuk juga hal teknis pembelajaran, menurut grunebaum dan abel, terdapat enam hal yang menjadi sorotan Al-Zarnuji, yaitu, the curriculum and subject matter, the choise of setting of teacher, the time of study, dynamic of learning, the student’s relationship to other (Baharuddin, 2008: 5455). c. Media dan sarana pembelajaran. Media merupakan sesuatu yang bersifat menyalurkan pesan dan dapat merangsang pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan audien (siswa) sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar
pada
dirinya.
Penggunaan
media
secara
kreatif
akan
memungkinkan audien (siswa) untuk belajar lebih baik dan dapat meningkatkan performan mereka sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai (Asnawir, 2002: 11). Disisi lain, media merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan kegiatan proses belajar mengajar. Karena beraneka ragamnya media tersebut, maka masing-masing media memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memilih media, antara lain; tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, ketepatgunaan, kondisi siswa, ketersediaan perangkat
lunak (softwere), mutu teknis dan biaya. Oleh sebab itu, perlu adanya beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan, antara lain: 1) Media yang dipilih hendaknya selaras dan menunjang tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. 2) Aspek materi menjadi pertimbangan yang dianggap penting dalam memilih media. 3) Kondisi audien (siswa) dari segi subyek belajar menjadi perhatian yang serius bagi guru dalam memilih media yang sesuai dengan kondisi anak. 4) Ketersediaan media di sekolah atau memungkinkan bagi guru mendesain sendiri media yang akan digunakan. 5) Media yang dipilih hendaknya dapat menjelaskan apa yang akan disampaikan kepada audien (siswa) secara tepat dan berhasil guna. 6) Biaya yang akan dikeluarkan dalam pemanfaatan media harus seimbang dengan hasil yang akan dicapai.
BAB III HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Madrasah Aliyah Negeri Salatiga 1. Sejarah singkat Madrasah Aliyah Negeri Salatiga Berdasarkan data penelitian dengan cara wawancara yang peneliti dapatkan dari bagian tata usaha oleh bapak Edi Pramono, S.Pd, pada hari senin, tanggal 7 Juni 2010 maka dapat kami sampaikan gambaran umum Madrasah Aliyah Negeri Salatiga sebagai berikut: Madrasah Aliyah Negeri Salatiga adalah merupakan sekolah yang berasal dari Pendidikan Guru Agama, kemudian pada tahun 1990 berdasarkan keputusan Menteri Agama Republik Indonesia No. 64 / 1990 berubah status menjadi MAN Salatiga. Berdiri di wilayah Salatiga dengan luas tanah 5.113 m2 Hak milik No. 49, dengan luas bangunan 2.882 m2 di jalan K.H. Wahid Hasyim No. 12 Telp. (0298) 323031. Sebagai lembaga pendidikan formal yang berciri khas Islam di samping membuka jurusan I.P.A, I.P.S dan Bahasa juga muatan lokal Bahasa Jawa dan IT, serta pengembangan diri unggulan Otomotif dan Tata Busana. Dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat dengan sekolah umum, pihak manajemen
33
MAN Salatiga
harus menciptakan
program pendidikan dengan bertujuan meningkatkan pelayanan kepada pihak stakeholders. Sesuai dengan penerapan kurikulum baru yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), MAN Salatiga sebagai lembaga pendidikan formal berkomitmen menyelenggarakan pendidikan serta latihan sebagai pemenuhan kebutuhan pasar kerja dengan membentuk sumber manusia yang berakhlak mulia, unggul, berbudaya, sekaligus mandiri dan berwawasan ke depan. 1. Visi dan Misi a. Visi Memadukan dzikir, fikir dan skill untuk mempersiapkan generasi Islami, berprestasi dan hidup mandiri. b. Misi 1) Melaksanakan pendidikan yang demokratis dan berkualitas. 2) Mempersiapkan generasi Islam kedepan yang menguasai IPTEK dan ketrampilan sebagai bekal hidupnya. 3) Mampu mengembangkan kreativitas yang inovatif. 4) Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan peserta didik. 5) Membentuk perilaku Islami dalam kehidupan sehari-hari.
2. Program Madrasah a. Dasar Pengembangan 1) Meningkatkan mutu hasil pembelajaran minimal sejajar dengan SMU di Salatiga. 2) Besarnya minat tamatan SLTP/MTs serta orang tua murid untuk masuk atau memasukkan anaknya ke MAN Salatiga setiap tahun. 3) Penataan bangunan yang kurang teratur. 4) Kurang lengkapnya sarana prasarana pendidikan. 5) Salatiga sebagai pusat pengembangan agama Kristen di Asia Tenggara dengan lembaga-lembaga pendidikannya yang sudah sangat maju apabila dibandingkan dengan lembaga pendidikan Islam termasuk madrasah. b. Arah Pengembangan 1) Mempersiapkan anak didik untuk mampu bersaing masuk ke Perguruan Tinggi yang bermutu. Hal ini secara umum masih dipandang sebagai ukuran bermutu atau tidaknya suatu madrasah atau sekolah. 2) Mempersiapkan Siswa : a)
Melanjutkan ke Perguruan Tinggi.
b) Memiliki Ketrampilan berwiraswasta. c)
Mengantarkan siswa bisa hidup mandiri.
3) Membekali anak didik dengan ilmu pengetahuan dan teknologi yang hasilnya sejajar dengan SMA serta penguasaan ilmu-ilmu keagamaan
(Islam), trampil dalam praktek pengamalan ibadahnya sebagai ciri khusus madrasah. Sebab tanpa pengembangan ciri khusus ini MAN sama dengan SMA kalau bukan dikatakan malah di bawah SMA. 4) Memberdayakan serta meningkatkan kemampuan dan ketrampilan guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran serta penguasaan materi pelajaran dengan wawasan yang luas. 5) Melengkapi sarana prasarana pendidikan seoptimal mungkin (bukubuku / perpustakaan, laborat/praktek, sarana ibadah, seni budaya, komputer, sarana olah raga, pramuka dan sebagainya). 6) Memberdayakan Komite dan masyarakat lingkungan
untuk ikut
berpartisipasi meningkatkan mutu madrasah. 7) Menanamkan minat baca, tulis dan mengadakan penelitian-penelitian ilmiah sederhana. c. Konsep upaya peningkatan mutu madrasah (Kata kunci). 1) Menambah kegiatan ekstra dengan kegiatan ketrampilan. 2) Mengikutsertakan guru dalam penataran guru mapel. 3) Menambah tenaga guru yang potensial. d. Prioritas pengembangan sarana prasarana madrasah tahun 2008. 1) Rehab 8 kelas untuk laboratorium – 2 tahun. 2) Pengadaan kelas multimedia 2 lokal, 3) Ruang ketrampilan.
3. Tujuan Penyelenggaraan Pendidikan Sebagai sekolah yang berwawasan keunggulan MAN Salatiga bertujuan : a. Meningkatan keimanan dan ketaqwaan terhadap Allah SWT, tercermin dalam akhlakul karimah di madrasah dan di masyarakat. b. Meningkatan skor rata-rata pencapaian nilai (GSA = Gain Score Achievment) semua mata pelajaran 0,1 dari KKM rata-rata 70 menjadi 75 untuk mata pelajaran agama dan akhlak mulia, dan 60 menjadi 65 untuk mapel yang lain. c. Meningkatan kelulusan peserta didik kelas XII dalam ujian nasional menjadi 96 %. d. Meraih posisi minimal 3 besar dalam setiap even yang diikuti baik tingkat kota maupun tingkat Jawa Tengah, baik bidang olah raga dan kesehatan, lomba bidang studi, olimpiade, dan seni. e. 90 % peserta didik mentaati tata tertib sekolah. f. Peserta didik menguasai ketrampilan otomotif dan atau tata busana. 4. Hasil – hasil yang diharapkan dari kegiatan dari KBM Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan (SKL-SP) MA selengkapnya adalah: a. Berperilaku sesuai dengan ajaran agama yang dianut sesuai dengan perkembangan remaja.
b. Mengembangkan diri secara optimal dengan memanfaatkan kelebihan diri serta memperbaiki kekurangannya. c. Menunjukkan sikap percaya diri dan bertanggung jawab atas perilaku, perbuatan, dan pekerjaannya. d. Berpartisipasi dalam penegakan aturan-aturan sosial. e. Menghargai keberagaman agama, bangsa, suku, ras, dan golongan sosial ekonomi dalam lingkup global. f. Membangun dan menerapkan informasi dan pengetahuan secara logis, kritis, kreatif, dan inovatif. g. Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif dalam pengambilan keputusan. h. Menunjukkan kemampuan mengembangkan budaya belajar untuk pemberdayaan diri. i. Menunjukkan sikap kompetitif dan sportif untuk mendapatkan hasil yang terbaik. j. Menunjukkan kemampuan
menganalisis dan memecahkan masalah
kompleks. k. Menunjukkan kemampuan menganalisis gejala alam dan sosial. l. Memanfaatkan lingkungan secara produktif dan bertanggung jawab.
m. Berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara secara demokratis dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia. n. Mengekspresikan diri melalui kegiatan seni dan budaya. o. Mengapresiasi karya seni dan budaya. p. Menghasilkan karya kreatif, baik individual maupun kelompok. q. Menjaga kesehatan dan keamanan diri, kebugaran jasmani, serta kebersihan lingkungan. r. Berkomunikasi lisan dan tulisan secara efektif dan santun. s. Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam pergaulan di masyarakat. t. Menghargai adanya perbedaan pendapat dan berempati terhadap orang lain. u. Menunjukkan keterampilan membaca dan menulis naskah secara sistematis dan estetis. v. Menunjukkan keterampilan menyimak, membaca, menulis, dan berbicara dalam bahasa Indonesia dan Inggris. w. Menguasai pengetahuan yang diperlukan untuk mengikuti pendidikan tinggi.
5. Data statistik Madrasah Aliyah Negeri Salatiga tahun 2009 - 2010 a. Identitas Madrasah. 1) Nama Madrasah
: Madrasah Aliyah Negeri Salatiga.
2) Alamat Madrasah
:
a) Jalan
: KH. Wahid Hasyim No. 12 Salatiga.
b) Nomor Telepon
: (0298) 323031.
c) Desa Kelurahan
: Sidorejo Lor.
d) Kecamatan
: Sidorejo.
e) Kabupaten/Kota
: Salatiga.
f) Kode Pos
: 50714.
3) Status Madrasah
: Negeri.
4) Didirikan (Swasta) PGA
: Tahun 1953.
5) Diresmikan (Dinegerikan) MAN : Tahun 1990. 6) Waktu Belajar
: Pagi.
7) Jumlah Jam pelajaran/minggu
:
a) Kelas X
:49 jam.
b) Kelas XI
:49 jam.
c) Kelas XII
:49 jam.
8) Kepala Madrasah
:
a) N a m a
: Drs H. Badaruddin, M.Ag.
b) N I P
: 150191463.
c) Alamat Rumah
:
i. Jalan
: Tegal Asri, Rt. 01/06, Bejen, Karanganyar.
ii. Nomor Telepon Kantor : (0298) 323031. 9) Kepala Urusan Tata Usaha
:
a)
Nama
: Edy Pramono, S.Pd.
b)
NIP
: 150198704.
c)
Alamat Rumah
:
i. Jalan
: Merbabu, No. 20 Salatiga.
ii. Desa Kelurahan
: Kalicacing, Kec. Sidomukti.
6. Kebutuhan sarana gedung dan guru a. Data Tanah dan Bangunan
:
1) Luas Bangunan
: 2882 m2.
2) Luas Tanah
: 5113 m2.
3) Status Tanah
: Hak Milik.
4) Status Hukum
: Hak Milik.
5) Nomor Sertifikat
: 49.
6) Konstruksi Bangunan
: Permanen.
7) Lantai
: Keramik.
8) Atap
: Genteng.
9) Langit-langit
: Eternit.
7. Data sarana dan prasarana Sarana gedung dan tanah
Jumlah
Jumlah
Jenis
Ket Yg Ada
Kebutuhan
Kurang
Siswa
Rombel
21
25
4
649
19
Kantor / TU
1
1
-
Ruang Kepala
1
1
-
Ruang Guru
1
1
-
Perpustkaan
1
1
-
3
4
1
Aula
-
1
1
Musholla
1
1
-
R. UKS
1
2
1
1
2
1
3
3
-
Ruang Kelas Belajar
Lab. IPA / Bahasa
R. Ketrampilan R. Komputer
R. Otomotif
1
2
1
R. Kesenian
1
2
1
8. Guru/tenaga kependidikan a) Data Guru Guru No
Guru Mapel
Nama Guru PNS
1
GTT
Kurang
Lebih
Pend. Agama Islam 1. Drs. Ishak a. Al Qur’an 2
-
-
-
Hadits
2. Dra. Hj. Siti Muktasimah 1. Dra. Umi Hamimah
b. Aqidah 2
-
-
1
Akhlak
2. Jamaluddin, S.Ag 1. Dra. Hj. Siti Aisyah Z 2. Dra. Hj. Fatonah
c. Fiqih
4
-
-
2 3. Siti Nurochmah, S.Ag 4. Dr. H. Badaruddin,
M.Ag 1. Rodji'un, S.PdI d. SKI
2
-
-
1 2. Sriyanto, S.Ag 1. Dra. Nur Nazilah
2
PKn
2
-
-
2. Nur Hidayati, S.Pd
3
Bahasa 1. Dra. Sri Avrianita B 2. Agus Kirno, S.Pd a. Bahasa 3
1
-
-
dan Sastra
3. Desy Arsianty, S.Pd, M.A 4. Wiwik Hapsari, S.Pd 1. Misbakhul Munir, S.Ag 2. Siti Maesaroh, S.Ag
b. Bahasa 4
-
-
2
Arab
3. Alfiah Dyah E, S.Ag, M.Pd 4. Munjiati, S.Ag
c. Bhs.
6
-
-
2
1. Siti Mudrikah, S.Pd
Inggris
2. Hanifah, S.Pd 3. M. Waston Alhikami, S.Pd 4. Nurul Jazimah, S.PdI, M.PdI 5. Nur Jadid, S.PdI 6. Khoiru Rakhman Abidin, S.PdI
4
Matematika
5
-
-
1
1. Drs. H. Saefudin 2. Dra. Tri Jatiyah 3. Drs. Kastomo 4. Nur Ichsan, S.Pd 5. Aris Handoyo w, S.Pd
5
Kesenian
1
-
-
-
1. Nining Sri Rejeki, S.Pd 1. Drs. Nasuha
6
Penjasorkes
2
-
-
2. Drs. M.Arif Ghanifianto
7
IPS
a. Sejarah
1
-
-
-
1. Dra. Nurul Isnaini, S.Pd
b. Geografi
1
-
-
-
1. Dra. Siti Baroroh
c. Ekonomi
5
-
-
3
1. Dra. Hj. Anis Rosiqoh 2. Ameliasari TK, SE 3. Juminah, S.Pd 4. Dewi Fitria, S.Pd 5. Ulvi Khoirotun, S.Pd
d. Sosiologi /
1. Sukarman, S.Pd 2
-
-
2. Farhan Budi S, S.Pd
Antropologi IPA 8 a. Fisika
2
-
-
1
1. Drs. H. Fahrurozi 2. Muh. Kholil, S.Pd, M.Sc 1. Drs. Hadi Mulyanto, M.Si
b. Kimia
3
-
-
2 2. Dra, Sumiyarti 3. Sudaryo, S.Pd
c. Biologi
4
-
-
3
1. Joko Susilo, S.Pd 2. M. Shidiq Purnomo, S.Pd 3. Irfiah Firoroh, S.Pd, M.Si 4. Maftuhatul Karim, S.Si
Tek. Inform. 9
1. Taslimatul Atsna F, -
2
-
-
& Kom.
S.Kom 2. Harno, A.Md
Bhs. 10
Asing/Bhs.
-
2
-
1
1. Dyah Nurul Martiana
Jepang 2. Dewi Ariyanti, A.Md Ketrampilan/ 11
1
5
-
1
1. Laela Musdalifah, S.Pd
Bhs. Asing 2. Ani Indrijanti, S.Pd 3. Mukti Sri Rahayu, S.P 4. Mayangsari L, S.Pd
5. Budi Suryanto, S.Pd 6. Agus Joko Widodo, S.Pd Muatan 12
Lokal/Bahasa
-
3
-
2
1. Sarinah, S.Pd
Jawa 2. Siti Khotijah, S.PdI 3. Wiwit Sholikhati, S.Pd 12
BK
4
-
-
-
1. Drs. Afifudin 2. Dra. Hartatik SW 3. Sofiyana Rosyidah, S.Psi 4. Dra. Edwina Meiriyanti
Jumlah
56
13
0
22
* N/S = Negeri/Swasta (GTT) contoh ; 4/3 (baca ; 4 Negeri / 3 GTT). Keterangan : Guru NIP Depag
: 56
PT
NIP
Depag
:
5
Diknas :
PTT
: 14
: 57
Jumlah PT/PTT
: 19
:
0
Total Guru & Pegawai : 90 Orang
BGK Diknas :
0
GTT : BGK Depag
Wiyata :
1
14 + :
Total GT & GTT
14
: 71
b. Data Kesiswaan 1). Data Siswa Jenis Kelamin Kelas
Jml. Kls
Jml. Siswa Laki-laki
Perempuan
X
7
206
75
131
XI
7
219
56
67
XII
7
196
50
131
JUMLAH
21
621
181
329
9. Perencanaan Kedepan a. Konsep upaya peningkatan mutu madrasah (Kata kunci) 1) Menambah kegiatan ekstra dengan kegiatan ketrampilan. 2) Mengikutsertakan guru dalam penataran guru mapel. 3) Menambah tenaga guru yang potensial. b. Prioritas pengembangan sarana prasarana madrasah tahun 2009 1) Rehab 3 RKB untuk laboratorium – 2 tahun. 2) Pengadaan Aula. 3) Ruang Belajar. 4) Ruang ketrampilan. 10. Permasalahan dan upaya mengatasinya a. Aspek Sarana. 1) Masih kekurangan ruang Laboratorium yang representatif, meubelair dan perluasan perkembangan tanah. 2) Belum adanya R. Ketrampilan / R. Belajar. b. Aspek Ketenagaan untuk
tenaga
administrasi
masih
kurang,
sementara
mengoptimalkan tenaga yang ada dan mengangkat tenaga honorer.
c. Aspek Kesiswaan Siswa sering terlambat karena rumahnya jauh dan transportasi kendaraan kurang mencukupi, guna mengantisipasi tersebut perlu dibuatkan asrama. d. Aspek Kurikulum Dengan jumlah mata pelajaran yang banyak dan materi yang padat, sering terjadi guru hanya mengejar selesai, tetapi kurang mendalami, hal ini diantisipasi dengan penambahan jam sore hari. Demikian Profil Madrasah Aliyah Negeri Salatiga, dan keadaan ini dibuat sebagaimana adanya. B. Sertifikasi bagi Profesionalisme Guru 1. Pemahaman tentang Sertifikasi bagi Profesionalisme Guru Pada dasarnya konsep sertifikasi guru merupakan program pemerintah dalam bidang pendidikan yang terfokus pada peningkatan profesi sebagai seorang guru yang profesional, sebagaimana yang diungkapkan salah satu guru MAN Salatiga dalam wawancara dengan peneliti pada hari Rabu, 21 April 2010, Pukul 10.09 WIB bahwa, “Sertifikasi merupakan upaya pemerintah dalam menghargai profesi guru itu nanti setara dengan indikataor kebijakan pemerintah dalam mendapatkan sertifikat sebagai seorang guru yang profesional” (W/JS/02/20-04-2010).
Sertifikasi menjadi sarana untuk meningkatkan kompetensi guru dalam
meningkatkan
profesionalisme
guru,
sebagaimana
HNH
menambahkan kepada peneliti pada hari Kamis, 06 Mei 2010 Pukul 08.42 WIB “Sertifikasi guru dalam jabatan itu dirasa perlu sebagai sarana untuk meningkatkan kompetensi guru sebagai pengajar dan yang diajarkan serta ahli dalam mengajar. Pada dasarnya saya sepakat, sebagai penghargaan guru yang hanya dihargai guru tanpa tanda jasa dan mungkin tidak adanya penambahan penghasilan mungkin seperti dahulu tugas guru hanya dijadikan sampingan saja dan ketika ia lulus sertifikasi dan mendapatkan hak-haknya sebagai guru itu dapat meningkatkan tugasnya sebagai guru” (W/HNH/04/06-05-2010). Sertifikasi adalah program pemerintah dalam upaya meningkatkan kesejahteraan guru, sebagaimana UKN menyampaikan pada peneliti pada hari Selasa, 04 Mei 2010 Pukul 09.16 WIB “Sertifikasi merupakan program pemerintah dalam pendidikan terutama peningkatan profesi guru dengan harapan akan mendapatkan gaji/tunjangan satu kali gaji pokok, agar dapat melaksanakan dan mengevaluasi dan setelah itu tidak ada guru yang nyambi kesana kanan kiri sehingga dapat menghambat pada profesinya sendiri (W/UKN/03/04-05-2010). Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa konsep sertifikasi guru dalam jabatan menurut guru MAN Salatiga adalah program kerja pemerintah dalam bidang pendidikan untuk memberikan sertifikat pendidik sehingga dapat meningkatkan profesionalisme guru yang disertai
dengan peningkatan kesejahteraan guru berupa kenaikan gaji dari gaji pokok, serta sarana untuk meningkatkan profesi guru. 2. Manfaat Sertifikasi Guru Manfaat dari pelaksanaan sertifikasi bagi guru sangat berkaitan erat dengan peningkatan kualitas mutu guru serta kesejahteraan guru, sehingga mampu memberikan metode pembelajaran bagi siswa yang lebih profesional, sebagaimana SY memahaminya “Manfaat sertifikasi bagi saya yaitu sebagai pemacu sehingga dapat meningkatkan amanah sebagai seorang guru yang baik dan tentunya profesional, secara bertahap ada upaya-upaya untuk meningkatkan mutu guru. Setidak-tidaknya ada perubahan dalam menyampaikan metode pembelajaran terhadap siswa. Tapi realitasnya untuk merubah semua itu membutuhkan waktu yang bertahap, akan tetapi kita kita tetap menjalankan aturan-aturan yang sesuai dengan prosedur yang ada, yaitu kelengkapan administrasinya dan mendapatkan tambahan tunjangan (W/SY/01/20-05-2010) Disisi lain sertifikasi bisa merubah kelemahan-kelemahan seorang guru dalam proses KBM, yaitu dalam penyampaian metode pembelajaran terhadap peserta didik dapat menjadikan guru yang profesional, yaitu mampu menjalankan prosedur sesuai dengan profesinya, juga bisa merubah kelemahan-kelemahan kita dalam proses belajar mengajar, baik dalam penyampaian metode serta aktivitas yang lain dalam proses bembelajaran (W/JS/02/21-04-2010).
HNH sanagat mendukung program sertifikasi guru ini, terutama manfaat yang sanagat dirasakan adalah dapat meningkatkan kesejahteraan guru “ Manfaat yang saya rasakan adalah meningkatkan profesi guru yang sesuai dengan kompetensinya, disisi lain menurut saya dapat meningkatkan kesejahteraan guru dengan adanya penambahan gaji, dan menurut saya program sertifikasi semacam ini tepat untuk dilaksanakan (W/HNH/04/0605-2010). Berdasarkan dari data diatas dapat disimpulkan bahwa manfaat dari pelaksanaan sertifikasi guru dalam jabatan adalah dapat meningkatkan profesionalaisme guru, baiak didalamnya memaksimalkan tugasnya serta memperbaiki taraf hidup. Serta berimplikasi terhadap peningkatan kualitas belajar mengajar. C. Upaya Peningkatan Mutu Pembelajaran 1. Persiapan guru dalam kegiatan pembelajaran Persiapan yang dilakukan di dalam kegiatan belajar mengajar adalah penerapan metode pembelajaran yang efektif dan efisien. Sebagaimana KRA menyampaikan kepada peniliti “seperti saya yang sudah sertifikasi, harus memakai pembelajaran yang berkesinambungan dengan penerapan metode pembelajaran yang efektif dan efisien dalam proses pembelajaran sesuai dengan ketentuan yang telah dicanangkan oleh pemerintah sebagai tujuan peningkatan mutu pembelajaran (W/KRA/05/1907-10).
Disisi
lain
JS
mengungkapkan perlu
adannnya
persiapan
pembuatan RPP secara sistematis dan berkualitas “gambaranya adalah kita persiapkan RPP secara matang,
yang
meliputi metode, indikator
penyampaian, tujuan dan apa saja yang diperlukan sebelum kita memberiakan ilmu terhadap siswa. Di dalam RPP kita membuat rancana pembelajaran. Contohanya kita menggunakan laborat, lcd, power point sebagai penunjang dalam menyampaikan materi (W/JS/02/21-04-10). Maka dapat disimpulkan bahwa persiapan yang perlu di siapkan di dalam pembelajaran adalah dengan penerapan metode pembelajaran yang efektif dan efisien dan adannnya persiapan pembuatan RPP secara sistematis, berkala dan berkualitas. 2. Variasi metode pembelajaran Variasi di dalam menerapkan metode pembelajaran yang sesuai bagi siswa adalah sebagimana yang disampaikan oleh JS adalah “dalam penyampaian materi pastinya kita pakai alat yang bervariasi, materi yang menjelaskan teori yang kita sampaikan dengan bahasa lisan, materi lingkungan kadang kita kelapangan, kesungai, kesawah dan lain sebagainya. Kadang juga siswa dikasih tugas untuk mencari diinternet.yang jelas alat yang dipakai sebagai penunjang harus bisa mengena pada teori yang disampaikan (W/JS/02/21-04-10). UKN juga menyampaikan jawaban yang hampir sama yaitu “sesuai dengan materi dan metode pembelajaran. Kadang siswa ketika saya
menggunakan metode ceramah terus kadang juga jenuh, maka saya juga mengunakan metode yang lain, seperti metode Tanya jawab dan metode yang lainya. Kadang juga siswa yang harus aktif dalam kelas bukan guru yang menyampaikan secara keseluruhan teori (W/UKN/03/04-05-10). HNH juga menyampaikan jawaban yang sama Perlu sekali, sebab guru itu adalah orang yang serba tahu dan menentukan segala hal yang dianggap penting bagi siswa. Variasinya ya paling tidak siswa mampu menerima dan memahami materi dan aktif selama proses belajar- mengajar berjalan (W/HNH/04/06-05-10). Berdasarkan dari data diatas dapat disimpulkan bahwa variasi yang diterapkan dalam pembelajaran adalah pengunaaan bahan pembelajaran secara inovatif dan penerapan metode pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran. 3. Media dan sarana pembelajaran Media dan sarana pembelajaran yang sering dimanfaatkan oleh KRA salah satu guru MAN Salatiga yang sudah mengikuti sertifikasi ini adalah dengan cara pemanfaatan media elektronik secara maksimal “kita harus mengunakan bahan yang lain sebagai penunjang kreativitas dan daya tarik siswa terhadap materi yang kita sampaikan dan itu yang harus kita cari dalam
meningkatkan
profesionalisme
guru,
seumpama
dengan
menggunakan LCD kemudian diberikan dengan narasi pendek mereka akan
lebih tertarik lebih fokus terhadap materi yang guru berikan (W/KRA/05/1907-10). Disisi lain SY menyampaikan kepada peneliti, media dan sarana yang diterapkan adalah pemanfaatan lingkungan sekolah atau alam sekitar. “satu hal yang terkadang kalau kita jenuh di dalam kelas kita membawa murid keluar, kadang dilapangan, alhamdulillah untuk guru yang lain juga sering melakukan pembelajaran diluar kelas seperti out door dan juga kadang permainan-permainan yang dilakukan diluar (W/SY/01/20-04-10). Dapat disimpulkan bahwa media dan sarana pembelajaran yang diterapkan oleh sebagian guru MAN salatiga adalah dengan menggunakan media elektronik secara maksimal dan pemanfaaatan alam sekitar atau lingkungan dengan sebaik-baiknya.
BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
Berdasarkan data penelitian yang penulis dapatkan dalam hasil wawancara maka dapat disimpulkan. B. Sertifikasi bagi Profesionalisme Guru 1. Pemahaman Sertifikasi bagi Profesionalisme Guru Perlu dipahami, guru berperan paling besar ketika kita berbicara tentang peningkatan mutu. Imbasnya terhadap anak didik serta berpengaruh terhadap peningkatan bagi kualitas guru. Sertifikasi mengundang banyak reaksi, terutama para pendidik serta calon pendidik di Indonesia. Program pemerintah yang berlatar belakang memberikan peluang kepada guru dalam mengapresiasikan fungsi dan peranya kini harus dapat dianalisis ulang. Bahkan, bisa jadi guru hanya disibukkan pada pemenuhan administrasi maupun kegiatan luarnya. Sedangkan tugas guru tidak lain memberikan arahan serta tauladan bagi siswa didik semakin kurang terlihat. Anggapan ini yang kemudian guru sebagai pelaku sentral menempatkan posisi pada rangking pertama. Tekanan dari guru diseluruh Indonesia seolah-olah menginginkan akan keprofesionalisme serta kesejahteraanya terlindungi. Guru yang tersebar baik negeri maupun 58
swasta memiliki peran yang sama dalam mencerdaskan kehidupan masyarakat. Apalagi dengan munculnya program sertifikasi guru dalam jabatan peningkatan kualitas maupun kuantitas dapat teratasi. Sebagaimana pemahaman yang berkenaan dengan sertifikasi guru merupakan program kerja pemerintah dalam bidang pendidikan yang terfokus pada peningkatan profesi yang disertai peningkatan kesejahteraan guru berupa kenaikan gaji lipat dari gaji pokok. Serta berimbas pada konsistensi pada profesinya dan meminimalisir guru nyambi kanan kiri, serta sarana untuk meningkatkan profesionalisme guru dalam mengajar. Sertifikasi guru melalui uji kompetensi memperhitungkan pengalaman profesionalitas guru, melalui penilaian portofolio guru yang membekali pada kematangan (maturitas) profesi guru. Terlebih komponen portofolio merupakan tolak ukur kompetensi di dalamnya, baik kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, maupun
profesional di
dalamnya. 2. Manfaat sertifikasi guru Manfaat dari pelaksanaan sertifikasi guru dalam jabatan sangat berkaiatan erat dengan kompetensi/profesionalisme guru baik secara makro maupun mikro. Secara makro subjeknya adalah guru, sebagaimana dengan adanya sertifikasi guru dalam jabatan secara otomatis akan memperbaiki taraf hidup maupun kesejahteraan dalam mengajar. Bahkan lebih obyektif jika kemudian dengan disertai kualitas mengajar guru.
Dalam komponen sertifikasi didalamnya telah termaktub garis kegiatan belajar mengajar yang dibutuhkan oleh setiap pendidik. Diantaranya dalam aspek pedagogik guru lebih siap dalam menyusun RPP sampai pada penilaianya. Sertifikasi guru dalam jabatan benar-benar menjadi produk unggul dalam membentuk profesionalisme guru. manfaat dari pelaksanaan sertifikasi guru dalam jabatan menurut pemahaman guru MAN Salatiga diantaranya : 1) Terciptanya profesionalisme guru, baik didalamnya memaksimalkan tugasnya sebagai pendidik maupun kompetensi sosial lainya. 2) Memperbaiki taraf hidup berupa tunjangan profesinya. 3) Berimplikasi terhadap peningkatan kualitas belajar mengajar. C. Upaya Peningkatan Mutu Pembelajaran 1.
Persiapan guru dalam kegiatan pembelajaran Peran guru dalam pembelajaran adalah sebagai fasilitator, mediator, dan pembimbing. Jadi guru hanya dapat membantu proses perubahan pengetahuan di kepala siswa melalui perannya menyiapkan scaffolding dan guiding, sehingga siswa dapat mencapai tingkatan pemahaman yang lebih sempurna dibandingkan dengan pengetahuan sebelumnya. Guru menyiapkan tanggga yang efektif, tetapi siswa sendiri yang memanjat melalui tangga tersebut untuk mencapai pemahaman yang
lebih dalam. Maka setidaknya pembelajaran yang ideal harus mampu memberikan jalan keluar bagi berbagai macam masalah, kususya problematika yang sering dihadapai oleh murid dalam kegiatan belajarmengajar. Sebagai bentuk pelaksanaan tanggung jawab dari seorang guru yang kreatif dan inovatif, tentunya mampu memberikan materi pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta didiknya. Hal ini dapat dilakukan dengan langkah persiapan bahan-bahan pembelajaran yang diterapkan secara berkala dan sistematis sehingga dapat memberikan daya tarik siswa untuk lebih mampu menerima materi yang akan disampaikan oleh pendidik. Persiapan yang seharusnya dilakukan di dalam kegiatan belajar mengajar secara berkala dan sistematis
adalah penerapan metode
pembelajaran yang efektif dan efisien, yaitu adanya proses pembelajaran yang diterapkan secara berkesinambungan dengan penerapan metode pembelajaran yang efektif dan efisien sesuai dengan ketentuan yang telah dicanangkan
oleh
pemerintah
sebagai
tujuan
peningkatan
mutu
pembelajaran. Disisi lain, dengan cara pembuatan RPP secara sistematis dan berkualitas, yaitu dengan mempersiapkan RPP secara matang, yang meliputi metode, indikator penyampaian, tujuan dan apa saja yang diperlukan sebelum kita memberikan materi pembelajaran terhadap siswa. Di dalam RPP kita membuat rencana pembelajaran, contohanya kita menggunakan laborat, LCD, Power Point sebagai penunjang dalam
menyampaikan materi. Seperti halnya, yang telah dilakukan oleh beberapa guru MAN Salatiga yang telah mengikuti sertifikasi yaitu dengan mengacu pada kurikulum berstandar nasional serta memiliki kreativitas secara inovatif, sehingga mampu memberikan dampak yang positif terhadap pembelajaran yang bermutu. Maka kemudian,
minat murid untuk
mengikuti pembelajaran semakin baik dan lebih mampu untuk memahami pelajaran yang disampaikan oleh pendidik. 2.
Variasi metode pembelajaran Dalam pembelajaran, guru dituntut untuk menyampaikan materi dengan cara yang mudah. Sesulit apapun materi, guru hendaknya mampu mentransfer kepada anak didik dengan semudah-mudahnya. Intelektualitas saja tidak cukup, kepekaan emosional untuk membaca keadaan murid juga tidak kalah penting. Pertukaran ide antara guru dengan anak didik, anak didik dengan anak didik lain, ataupun guru murid dengan lingkungannya adalah sebuah proses yang saling berkesinambungan dan tidak bisa saling dipisahkan. Guru dalam banyak hal adalah sebagai fasilitator keilmuan, namun kadang hal tersebut tidak maksimal bahkan jauh panggang dari api bila kita lihat fenomena yang terjadi disekolah-sekolah. Dalam kaitanya dengan persoalan seperti ini, khususya dalam memberikan bentuk variasi metode pembelajaran, guru setidaknya mampu mengaktualisasikan diri
dan pengabdianya secara utuh dan ikhlas. Dalam menentukan metode yang efektif tentunya guru harus memperhatikan perannya, yaitu: a. Menempatkan dirinya sebagai pendidik profesional. b. Guru sebagai pembimbing belajar, dan c. Guru sebagai pengembang kurikulum. Oleh sebab itu, dalam menentukan metode pembelajaran, kususnya bagi guru yang telah mendapatkan sertifikat pendidik dalam program sertifikasi guru dalam jabatan, menentukan metode pembelajaran yang bervariatif itu sangat dibutuhkan sebagai upaya peningkatan mutu pembelajaran yang lebih baik lagi. Kaitannya dengan hal ini, yang terlaksana di MAN Salatiga menurut peneliti dari beberapa hasil wawancara
menyimpulkan
bahwa
dalam
menerapkan
metode
pembelajaran sudah dilakukan secara variatif, dalam artian tidak stagnan dalam penerapannya, sebagai contoh variasi dalam menerapkan metode pembelajaran yang sesuai bagi siswa adalah sebagimana yang disampaikan oleh salah satu guru, yaitu dalam penyampaian materi pastinya kita pakai alat yang bervariasi, materi yang menjelaskan teori yang disampaikan dengan bahasa lisan, materi lingkungan kadang kelapangan, kesungai, kesawah dan lain sebagainya, dalam artian bersifat kondisional. Maka, sebagai salah satu upaya bagi guru untuk mampu mengaktualisasikan tujuan dari peningkatan mutu pembelajaran adalah dengan menerapkan sistem pembelajaran kooperatif, yang merupakan
model pembelajaran yang mengutamakan kerjasama diantara siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran kooperatif memiliki ciri-ciri yaitu yang pertama untuk memuntaskan materi belajarnya, siswa belajar dalam kelompok secara bekerja sama. Kedua,kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah. Ketiga, jika dalam kelas terdapat siswa-siswa yang heterogen ras, suku, budaya, dan jenis
kelamin,
maka
diupayakan
agar
tiap
kelompok
terdapat
keheterogenan tersebut. Keempat, penghargaan lebih diutamakan pada kerja kelompok daripada perorangan. Tujuan Pembelajaran Kooperatif adalah sebagai bertikut:
1) Hasil belajar akademik , yaitu untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik. Pembelajaran model ini dianggap unggul dalam membantu siswa dalam memahami konsep-konsep yang sulit. 2) Penerimaan terhadap keragaman, yaitu agar siswa menerima temantemannya yang mempunyai berbagai macam latar belakang. 3) Pengembangan keterampilan sosial, yaitu untuk mengembangkan keterampilan social siswa diantaranya: berbagi tugas, aktif bertanya, menghargai pendapat orang lain, memancing teman untuk bertanya, mau mengungkapkan ide, dan bekerja dalam kelompok.
3.
Media dan sarana pembelajaran. Media pembelajaran diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran), sehingga
dapat merangsang perhatian, minat, pikiran, dan perasaan siswa dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan belajar. Media memiliki fungsi sebagai pembawa informasi dari sumber (guru) menuju penerima (siswa). Oleh karena proses pembelajaran merupakan proses komunikasi dan berlangsung dalam suatu sistem, maka media pembelajaran menempati posisi yang cukup penting sebagai salah satu komponen di dalam sistem pembelajaran. Tanpa media, komunikasi tidak akan terjadi dan proses pembelajaran sebagai proses komunikasi juga tidak akan bisa berlangsung secara optimal. Media pembelajaran adalah komponen integral dari sistem pembelajaran. sedangkan sarana merupakan media pembelajaran yang fungsi utamanya sebagai alat bantú untuk melakukan kegiatan belajar mengajar. Guru tidak cukup hanya dengan kemampuan membelajarkan siswa, tetapi juga harus mampu mengelola informasi dan lingkungan untuk memfasilitasi kegiatan belajar siswa. Konsep lingkungan meliputi tempat belajar, metode, media, sistem penilaian, serta sarana dan prasarana yang diperlukan untuk mengemas pembelajaran dan mengatur bimbingan belajar sehingga memudahkan siswa belajar. Seperti halnya yang telah diterapkan oleh beberapa guru MAN Salatiga, bahwa pemanfaatan media pembelajaran merupakan suatu hal terpenting dalam peningkatan mutu pembelajaran, dengan ditunjang dengan sarana yang ada. Dalam hal ini, kaitanya terhadap penentuan
media pembelajaran yang tepat sangat menunjang keaktifan serta pemahaman siswa atas materi yang disampaikan oleh guru.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil kajian dan pemahaman yang mengacu pada rumusan masalah yang telah ditetapkan serta berdasarkan pada pembahasan hasil penelitian yang diuraikan secara deskriptif dalam bab IV, maka dapat disimpulkan beberapa kesimpulan tentang pemahaman sertifikasi bagi profesionalisme guru dan upaya peningkatan mutu pembelajaran di Madrasah Aliyah Negeri Salatiga Tahun 2010. 1. Sertifikasi bagi Profesionalisme Guru di Madrasah Aliyah Negeri Salatiga Pada dasarnya pemahaman sertifikasi bagi profesionalisme guru menurut hasil wawancara dengan guru di Madrasah Aliyah Negeri Kota Salatiga berjalan dengan bagus dan terkendali, akan tetapi aplikasinya kurang berjalan dengan baik. Peserta hanya mengejar kelulusan semata tanpa memperhatikan kompetensi yang melekat pada guru. Belum lagi, munculnya kecemburuan sosial antara guru yang telah sertifikasi dengan yang belum sehingga berdampak pada psikologi guru dan konsentrasi anak didik di kelas.
2. Upaya Peningkatan Mutu Pembelajaran di Madrasah Aliyah Negeri Salatiga Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti di Madrasah Aliyah Negeri Salatiga tentang upaya dalam peningkatan mutu pembelajaran dapat disimpulkan, bahwa faktor-faktor yang dominan dalam proses pembelajaran adalah
adanya perencanaan pembelajaran
yang dilakukan secara berkala dan sistematis, kemudian adanya variasi dalam metode pembelajaran yang dilaksanakan serta penggunaan sarana pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan pembelajaran dengan tujuan meningkatkan penanaman dan penguasaan materi pada siswa. B. Saran Berdasarkan
pada
pembahasan
penelitian,
maka
penulis
menyampaikan beberapa saran sebagai berikut : 1. Berkaitan dengan program sertifikasi guru dalam jabatan a) Guru harus mempunyai pengetahuan atau pemahaman serta pengertian yang cukup tentang sertifikasi guru dalam jabatan. b) Guru harus memahami manfaat serta tujuan dari pelaksanaan sertifikasi guru dalam jabatan 2. Berkaitan dengan upaya peningkatan mutu dalam pembelajaran a) Guru harus tepat dalam menentukan metode pembelajaran yang efektif dan efisien sesuai dengan kebutuhan pembelajaran yang kooperatif.
b) Guru harus sistematis dalam menentukan perencanan pembelajaran dan menggunakan strategi-strategi yang mudah difahami oleh murid. c) Guru harus memiliki kretifitas dalam menggunakan media dan sarana yang digunakan secara profesional sesuai dengan perkembangan zaman, sehingga mempu memberikan daya tarik dan minat yang maksimal bagi murid dalam proses belajar mengajar. B. Penutup Dengan senantiasa mengharap rahmat serta ridlo Allah SWT, dengan penuh kesadaran penulis mengucapkan syukur Alhamdulillahirabila’lamin, atas segala hidayah dan taufiq-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulis sadari bahwa tulisan
ini masih banyak terdapat
kekurangan dan kelemahan, maka untuk kesempurnaan skripsi ini, penulis menerima segala masukan, kritik dan saran. Wallahula’lam Bis Showab.
DAFTAR PUSTAKA Boeree, George, Metode Pembelajaran & Pengajaran, Ar-Ruzz Media, Jogjakarta, 2008 Seifert, Kelfin, Manajemen Pembelajaran & Intruksi Pendidikan, IRCiSoD, Jogjakarta, 2009 Sallis, Edward, Manajemen Mutu Pendidikan, IRCiSoD, Jogjakarta, 2006 Ascaro, s. Jerome, Pendidikan Berbasis Mutu, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2007 Suwardi, Manajemen Pembelajaran, STAIN Salatiga Press, Salatiga, 2007 Baharuddin, Teori Belajar dan Pembelajaran, Ar-Ruz media, Yogyakarta, 2008 Abdurrahman, Meaningfull LEARNING Re-invensi Kebermaknaan Pembelajaran, Pustaka pelajar, Yogyakarta, 2007 Asnawir, Usman, Media Pembelajaran, Ciputat pers, Jakarta, 2002 Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama, Pembina Profesionalisme Tenaga Pengajar, Jakarta, 2005 Hamalik, Oemar, Proses Belajar Mengajar, PT. Bumi Aksara, Jakarta, 2008 MS. Djohar, Guru Pendidikan dan Pembinaanya Penerapannya dalam Pendidikan dan UU Guru, Jogyakarta, CV.Grafika Indah, 2006
Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, PT Remaja Rosdakarya. Bandung. Februari 2008 Poerwadarminto, WJS., Kamus Umum Bahasa Indonesia, PN.Balai Pustaka, Jakarta, 1982 Pohan,
Rusdin,
Metodologi
Penelitian
Pendidikan,
Lanarka
Publisher,
Yogyakarta, 2007 Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta, Jakarta, 1998 Suyatno, Panduan Sertifikasi Guru, Indeks, Jakarta Undang-undang Guru dan Dosen (UUGD) No. 14 tahun 2005, Sinar Grafika J Em Zul Fajri dan Ratu Aprilia Senja, Kamus Bahasa Indonesia, Diva Publiser, Bandung, Jakarta, 2006 Undang-undang Guru dan Dosen (UUGD) No. 14 tahun 2005, Sinar Grafika Jakarta, 2006