KOMPETENSI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PELAKSANAAN EVALUASI PEMBELAJARAN DI SMK NEGERI 2 SALATIGA TAHUN 2011/2012
SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Kewajiban Dan Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam (S. Pd.I) Dalam Ilmu Tarbiyah
ARIF SANTOSO NIM : 11105041
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2012 i
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi Saudara: Nama
: ARIF SANTOSO
NIM
: 111 05 041
Jurusan
: Tarbiyah
Progdi
: Pendidikan Agama Islam
Judul
: KOMPETENSI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PELAKSANAAN EVALUASI PEMBELAJARAN DI SMK NEGERI 2 SALATIGA TAHUN 2011/2012
Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.
Salatiga, 10 Maret 2012 Pembimbing,
Dra. Siti Farikhah, M. Pd. NIP: 19610623 198803 2 001
iii
Dra. Siti Farikhah, M. Pd Dosen STAIN Salatiga
NOTA PEMBIMBING Lamp : 4 eksemplar H a l : Naskah Skripsi Sdra. ARIF SANTOSO Kepada Yth. Ketua STAIN Salatiga di - Tempat Assalamu'alaikum, Wr, Wb Setelah diadakan pengarahan, bimbingan, koreksi dan perbaikan seperlunya, maka skripsi saudara : Nama NIM Jurusan/ Program Judul
: ARIF SANTOSO : 11105041 : Tarbiyah / Pendidikan Agama Islam : KOMPETENSI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PELAKSANAAN EVALUASI PEMBELAJARAN DI SMK NEGERI 02 SALATIGA TAHUN 2011/ 2012
Sudah dapat diajukan dalam sidang munaqosyah. Demikian surat ini dibuat, harap menjadikan perhatian dan digunakan sebagaimana mestinya. Assalamu'alaikum, Wr, Wb Salatiga, 26 Maret 2012 Pembimbing
Dra. Siti Farikhah, M. Pd NIP. 19610623 198803 2 001
iv
SKRIPSI KOMPETENSI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PELAKSANAAN EVALUASI PEMBELAJARAN DI SMK NEGERI 2 SALATIGA TAHUN 2011/ 2012 DISUSUN OLEH ARIF SANTOSO 11105041
Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Tarbiyah, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga, pada tanggal 21 Maret 2012 dan telah dinyaakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana SI Kependidikan Islam Susunan Panitia Penguji
Ketua Penguji
: Dr. Rahmat Hariyadi, M. Pd.
__________________
Sekretaris Penguji : Drs. Sumarno Widjadipa, M. Pd.Rif’a __________________ Penguji I
: Prof. Dr. Mansur, M. Ag.
__________________
Penguji II
: Drs. Abdul Syukur, M. Si, M. Ag.
__________________
Penguji III
: Dra. Siti Farikhah, M. Pd.
__________________
Salatiga, 26 Maret 2012 Ketua STAIN Salatiga
Dr. Imam Sutomo, M. Ag. NIP. 19580827 198303 1 002
v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: ARIF SANTOSO
NIM
: 11105041
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi
: Pendidikan Agama Islam
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Salatiga, Maret 2012 Yang menyatakan
Arif Santoso
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO Ketika kesalahpahaman dibiarkan terus menerus tanpa pernah ada kejelasan. maka kesalahpahaman itu dapat menjadi sesuatu yang menghancurkan, dan menciptakan persepsi yang negatif dalam masing-masing yang terlibat, sebaiknya ketika kesalahpahaman itu terjadi, maka segera selesaikanlah
Kebenaranmu jangan dijadikan sebagai hukum pembenar untuk orang lain, Karena benar menurutmu belum tentu benar menurut orang lain
vii
PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada : 1.
Ibu dan Ayahku yang selalu menyayangi dan kusayangi Beliau berdua yang telah mengorbankan banyak hal untuk kebutuhan hidupku, baik perasaan maupun materi sampai berakhirnya masa study Strataku. Tidak pernah menghalangiku untuk menemukan hal baru yaitu melakukan proses pencarian pengetahuan di luar study sampai mereka kehilangan jejak prosesku. Namun akan bertemu pada rasa kasih sayang dan perhatian sampai kapanpun.
2.
Teman-teman Ikhsan Ariyanto, Dedy Aryanto, Faisal, Budi Bodonk, yang hidup bersama selama di Salatiga. Thanks for All.
3.
Keluarga besar dan alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Komisariat Joko Tingkir dan Cabang Kota Salatiga yang selalu menemani proses berpengetahuan dan berelasi untuk memaknai kenyataan.
4.
Lembaga intra kampus; Racana Nagasandhi, Dinamika, KOPMA Fatawa yang pernah kusinggahi untuk menyalurkan kehausan minat berorganisasi
5.
Keluarga besar BESS FINANCE cabang Salatiga, yang telah memberikan pengalaman dalam berkarir.
6.
Special untuk Hemi Hanifah, yang sudah berani menemaniku 5 tahun lebih, dalam keadaan senang maupun susah.
7.
Dan untuk Semua orang yang pernah aku sakiti dan aku repoti perasaan tenaganya dalam hal apapun baik disengaja maupun tidak sengaja.
viii
KATA PENGANTAR
ﺑﺴﻢ اﷲ اﻟﺮﺣﻤﻦ اﻟﺮﺣﯿﻢ Dengan mengucapkan rasa syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan kenikmatan yang telah dilimpahkan kepada penulis. sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran Di SMK Negeri 2 Salatiga Tahun 2011/2012”. Mengingat kemampuan penulis masih belum sempurna, maka di dalam penyusunan skripsi ini mungkin akan ditemui banyak kekurangan. Oleh karena itu penulis dengan rendah hati dan tangan terbuka menerima masukan dan saransaran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Adapun yang menjadi tujuan penyusunan skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam dalam Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Selama penulisan skripsi ini penulis banyak mendapat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, maka bersamaan dengan selesainya skripsi ini perkenankanlah penulis menghanturkan rasa terima kasih terutama kepada yang terhormat : 1. Bapak Dr. Imam Sutomo, M. Ag Selaku Ketua STAIN Salatiga. 2. Bapak Suwardi, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga. 3. Ibu Dra. Siti Asdiqoh, M. Si. selaku Ketua Progam Studi Pendidikan Agama Islam.
ix
4. Ibu Dra. Siti Farikhah, M.Pd selaku dosen pembimbing dalam penulisan skripsi ini yang telah memberikan bimbingan dengan penuh perhatian, ketelitian dan kesabaran. 5. Seluruh dosen serta karyawan yang telah memberi ilmu dan pengetahuan 6. Keluarga besar SMK Negeri 2 Salatiga 7. Bapak, Ibu terkasih yang tiada henti selalu mendoakanku Akhirnya penulis hanya dapat berdoa kepada Allah SWT, semoga semua amal baik dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis senantiasa mendapat balasan yang berlipat ganda dan selalu mendapatkan hidayah serta ridho dari-Nya. Amin.
Salatiga, 26 Maret 2012 Penulis
Arif Santoso NIM. 111 05 041
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................
i
LEMBAR BERLOGO ................................................................................
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ...............................................................
iii
HALAMAN NOTA PEMBIMBING ..........................................................
iv
PENGESAHAN KELULUSAN .................................................................
v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ..................................................
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ..............................................................
vii
KATA PENGANTAR ................................................................................
ix
DAFTAR ISI ........................................................................................... ...
xi
DAFTAR LAMPIRAN ..............................................................................
xiii
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ........................................................
1
B. Indikator Peneletian ...............................................................
5
C. Fokus Penelitian ...................................................................
6
D. Tujuan Penelitian ...................................................................
7
E. Kegunaan Penelitian ..............................................................
7
F. Penegasan Istilah ...................................................................
8
G. Metode Penelitian ..................................................................
9
H. Pengecekan Keabsahan Data .................................................
17
I. Sistematika Penulisan ............................................................
18
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kompetensi Guru PAI ............................................................
19
1. Pengertian Kompetensi Guru ..........................................
19
2. Macam-macam Kompetensi Guru ...................................
23
3. Karakteristik Kompetensi .................................................
36
4. Pentingnya Kompetensi Bagi Guru ..................................
38
B. Evaluasi Pembelajaran 1. Pengertian, Tujuan, Fungsi Evaluasi ................................ xi
41
2. Ruang Lingkup Evalusi Pembelajaran .............................
53
3. Prinsip-prinsip Evaluasi ...................................................
57
4. Teknik Evaluasi ................................................................
61
5. Langkah-langkah Evalusi .................................................
70
6. Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran.......................
77
BAB III PAPARAN DATA A. Gambaran Umum Sekolah......................................................
82
1. Lokasi ...............................................................................
82
2. Sejarah Pendirian .............................................................
82
3. Visi dan Misi ....................................................................
84
4. Struktur Organisasi Sekolah .............................................
85
5. Data Guru dan Karyawan .................................................
87
6. Data Siswa .......................................................................
92
7. Sarana dan Prasarana .......................................................
92
8. Daftar Prestasi Siswa .......................................................
93
9. Daftar Nama Subyek Penelitian .......................................
94
B. Pengumpulan Data .................................................................
95
BAB IV PEMBAHASAN A. Pengolahan Data ....................................................................
99
B. Analisis Data .........................................................................
114
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ............................................................................
118
B. Saran ......................................................................................
119
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................
120
xii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Daftar Riwayat Hidup .....................................................................
122
2. Angket .............................................................................................
123
3. Surat Ijin Penelitian .........................................................................
128
4. Surat Pernyataan Telah Meneliti .....................................................
129
5. Lembar Konsultasi Pembimbing .....................................................
130
6. Laporan SKK ...................................................................................
131
xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan suatu negara pendidikan memegang peranan yang sangat penting untuk menjamin kelangsungan kehidupan berbangsa dan bernegara, karena pendidikan merupakan sarana untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan juga merupakan salah satu cara untuk mencapai tujuan pembangunan bangsa. Dalam pembukaan UUD 1945 disebutkan bahwa tujuan pendidikan adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam
rangka
mencapai
tujuan
Pendidikan
Nasional
yakni
mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya, dibutuhkan guru yang profesional dan mempunyai kompetensi untuk memenuhi tuntutan perkembangan dunia pendidikan yang semakin maju, sehingga mampu bersaing baik di forum regional, nasional maupun internasional. Guru yang profesional mempunyai tiga tugas pokok yang meliputi mendidik, mengajar, dan melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup. Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan tehnologi. Sedangkan melatih berarti mengembangkan ketrampilan-ketrampilan pada siswa (Usman, 1990:4) Untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh guru, maka guru harus memiliki dan menguasai
1
perencanaan kegiatan belajar mengajar, melaksanakan kegiatan yang direncanakan dan melakukan penilaian terhadap hasil dari proses belajar mengajar. Sebagai pengajar, guru hendaknya memiliki perencanaan (planing) pengajaran yang cukup matang. Perencanaan pengajaran tersebut erat kaitannya dengan berbagai unsur seperti tujuan pengajaran, bahan pengajaran, kegiatan belajar, metode mengajar, dan evaluasi pembelajaran. Unsur-unsur tersebut merupakan bagian integral dari keseluruhan tanggung jawab guru dalam proses pembelajaran. Untuk mencapai tujuan yang diinginkan tersebut guru adalah orang yang sangat berperan didalam menentukan keberhasilan siswa karena ia berperan sebagai perancang atau pengelola pengajaran dan pengelola hasil pembelajaran siswa. Kompetensi merupakan salah satu kualifikasi guru yang terpenting. Bila kompetensi ini tidak ada pada diri seorang guru, maka ia tidak akan berkompeten dalam melakukan tugasnya dan hasilnya pun tidak akan optimal. Oleh karena itu, guru diharapkan memiliki kompetensi yang diperlukan untuk melaksanakan tugas dan fungsinya secara efektif dan efisien. Kompetensi merupakan salah satu kualifikasi guru yang terpenting. Dalam syari’at Islam, meskipun tidak dipaparkan secara jelas, namun terdapat hadits yang menjelaskan bahwa segala sesuatu itu harus dilakukan oleh ahlinya (orang yang berkompeten dalam tugasnya tersebut). Sebagaimana didalam hadits nabi Muhammad saw telah menyebutkan tentang orang yang tidak ahlinya dalam mengerjakan sesuatu yang diriwayatkan oleh Bukhori :
2
Artinya : .Dari Abu Hurairah r.a, Ia berkata. Rasulullah SAW bersabda: Jika urusan diserahkan kepada yang bukan ahlinya, maka nantikanlah saat kehancurannya. (H.R Bukhori)
Terlebih lagi bagi seorang guru agama, ia harus mempunyai nilai lebih dibandingkan
dengan
guru-guru guru
lainnya.
Guru
agama,
disamping
melaksanakan tugas keagamaan, ia juga melaksanakan tugas pendidikan dan pembinaan bagi peserta didik, ia membantu pembentukan kepribadian, pembinaan akhlak disamping menumbuhkan dan mengembangkan keimanan dan ketaqwaan aan para siswa. Dengan tugas yang cukup berat tersebut, guru Pendidikan Agama Islam dituntut untuk memiliki keterampilan profesional dalam menjalankan tugas pembelajaran. Dengan kompetensi yang dimiliki, selain menguasai materi dan dapat mengolah program bbelajar elajar mengajar, mengaj guru juga dituntut dapat melaksanakan evaluasi dan pengadministrasiannya. Kemampuan guru dalam melakukan evaluasi merupakan kompetensi guru yang sangat penting. “Terlebih khusus lagi dalam pelaksanaan evaluasi fomatif yang berguna sebagai masukan dan juga sebagai umpan balik bagi perbaikan proses belajar mengajar” (Nana Sudjana, 2008 :4) Sedemikian pentingnya evaluasi ini sehingga kelas yang baik tidak cukup hanya didukung oleh perencanaan pembelajaran, kemampuan guru mengembangkan proses ppembelajaran embelajaran serta penguasaannya terhadap bahan ajar, dan juga tidak cukup dengan kemampuan guru dalam menguasai kelas,
3
tanpa
diimbangi
dengan
kemampuan
melakukan
evaluasi
terhadap
perencanaan kompetensi siswa yang sangat menentukan dalam konteks perencanaan berikutnya, atau kebijakan perlakuan terhadap siswa terkait. Dengan kata lain tidak ada satupun usaha untuk memperbaiki mutu proses belajar mengajar yang dapat dilakukan dengan baik tanpa disertai langkah evaluasi. Guru harus mampu mengukur kompetensi yang telah dicapai oleh siswa dari setiap proses pembelajaran, sehingga guru dapat menentukan keputusan atau perlakuan terhadap siswa tersebut. Apakah perlu diadakannya perbaikan atau penguatan, serta menentukan rencana pembelajaran berikutnya baik dari segi materi maupun rencana strateginya. Oleh karena itu, guru setidaknya mampu menyusun instrumen tes maupun non tes, mampu membuat keputusan bagi posisi siswa-siswanya, apakah telah dicapai harapan penguasaannya secara optimal atau belum. Kemampuan yang harus dimiliki oleh guru yang kemudian menjadi suatu kegiatan rutin yaitu membuat tes, melakukan pengukuran, dan mengevaluasi dari kompetensi siswa-siswanya sehingga mampu menetapkan kebijakan pembelajaran selanjutnya. Evaluasi pembelajaran merupakan suatu usaha untuk memperbaiki mutu proses belajar mengajar. (fungsi evaluasi formatif). “Informasiinformasi yang diperoleh dari pelaksanaan evaluasi pembelajaran pada gilirannya digunakan untuk memperbaiki kualitas proses belajar mengajar” (Nana Sudjana, 2008:2). Seringkali dalam proses belajar mengajar, aspek evaluasi pembelajaran ini diabaikan. Dimana guru terlalu memperhatikan saat
4
yang bersangkutan memberi pelajaran saja. Namun, pada saat guru membuat soal ujian atau tes (formatif), soal tes disusun seadanya atau seingatnya saja tanpa harus memenuhi penyusunan soal yang baik dan benar serta pengolahan evaluasi pembelajaran yaitu pada pelaksanaan evaluasi formatif. Berdasarkan dari uraian di atas, maka penulis merasa terdorong untuk mengkaji dan meneliti lebih lanjut mengenai kompetensi guru khususnya guru Pendidikan Agama Islam dalam melaksanakan tugas-tugasnya yang berkaitan
dengan
kegiatan
evaluasi
pembelajaran
yang
berjudul
KOMPETENSI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PELAKSANAAN EVALUASI PEMBELAJARAN DI SMK NEGERI 2 SALATIGA TAHUN 2011/2012.
B. Indikator Penelitian 1. Perencanaan evaluasi pembelajaran a) Perumusan Tujuan b) Penetapan Aspek Evaluasi (kognitif, Afektif, Psikomotorik) c) Pemilihan Tehnik Evaluasi d) Penyusunan Alat Ukur e) Penentuan Kriteria
f) Frekuensi Evaluasi 2. Penyusunan soal tes a) Penulisan Soal b) Kesesuaian soal dengan materi c) Tipe soal 5
d) Validitas dan reliabilitas e) Daya pembeda 3. Pengolahan dan analisis hasil evaluasi a) Pemberian skor atau angka b) Identifikasi daya serap siswa 4. Interpretasi dan tindak lanjut hasil evaluasi a) Menyusun profil kelas b) Penentuan kualitas murid c) Penyusunan program remedial
C. Fokus Penelitian Mengingat luasnya ruang lingkup yang diuraikan, maka untuk menghindari pembiasan dalam memahami pembahasan, maka penulis akan membatasi ruang lingkup permasalahan yang akan dibahas sebagai berikut: 1. Kompetensi yang dimaksud disini adalah kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang guru Pendidikan Agama Islam dalam pelaksanaan proses belajar mengajar khusunya kompetensi profesional. 2. Evaluasi pembelajaran yang akan dikaji adalah evaluasi formatif Pendidikan Agama Islam yang pada pelaksanaannya lebih dikenal dengan Ulangan Harian. Dengan memperhatikan Pembatasan Masalah di atas, maka dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimanakah kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam dalam pelaksanaan evaluasi pembelajaran di SMK Negeri 2 Salatiga Tahun 6
2011/2012 2. Bagaimana Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang diterapkan di SMK Negeri 2 Salatiga Tahun 2011/2012
D. Tujuan Penelitian Berpijak dari rumusan masalah tersebut di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui bagaimana kompetensi guru Pendidikan Agama Islam (PAI) dalam melaksanakan tugas-tugasnya yang berkaitan dengan evaluasi pembelajaran di SMK Negeri 2 Salatiga 2. Untuk mengetahui sejauh-mana pelaksanaan evaluasi pembelajaran
Pendidikan Agama Islam (PAI) di SMK Negeri 2 Salatiga
E. Kegunaan Penelitian 1. Kegunaan Teoritis Bagi penulis berguna untuk melengkapi salah satu persyaratan menyelesaikan studi S1 pada Program Studi Pendidikan Agama Islam Jurusan Tarbiyah di STAIN Salatiga 2. Kegunaan Praktis Adapun hasil dari penelitian ini diharapkan berguna bagi dunia pendidikan, sebagai masukan betapa pentingnya kompetensi guru dalam meningkatkan mutu pembelajaran dan keterkaitan kompetensi guru dalam
7
pelaksanaan evaluasi pembelajaran, sehingga didapatkan hasil belajar yang optimal.
F. Penegasan Istilah Mengingat luasnya ruang lingkup yang diuraikan, maka untuk menghindari pembiasan dalam memahami pembahasan, maka penulis akan membatasi ruang lingkup permasalahan yang akan dibahas dengan menyebutkan definisi operasional sesuai judul, yakni: 1. Kompetensi adalah kuantitas serta kualitas layanan pendidikan yang dilaksanakan
oleh
guru
yang
bersangkutan
secara
terstandar
(Samana,1944:44) 2. Guru adalah seseorang yang memiliki tugas sebagai fasilitator agar siswa dapat
belajar
dan
atau
mengembangkan
potensi
dasar
serta
kemampuannya secara optimal, melalui lembaga pendidikan sekolah, baik yang didirikan oleh pemerintah maupun masyarakat atau swasta (Suparlan, 2006:10) 3. Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam adalah kewenangan untuk menentukan Pendidikan Agama Islam yang akan diajarkan pada jenjang tertentu di sekolah tempat guru itu mengajar (Zainal Aqib, 2008:95) 4. Evaluasi pembelajaran adalah pertimbangan professional atau suatu proses yang memungkinkan seseorang membuat pertimbangan tentang daya tarik atau nilai sesuatu (Anas sudijono, 2007:1).
8
G. Metode Penelitian 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian adalah upaya dalam ilmu pengetahuan yang dijalankan untuk memperoleh faktor-faktor dan prinsip-prinsip dengan sabar, hati-hati dan sistematis untuk mewujudkan suatu kebenaran (Mardalis,1995:24). Dalam sebuah penelitian, validitas data menjadi hal yang sangat diperhatikan oleh penulis. Untuk itu penulis menggunakan suatu metode penelitian yang merupakan strategi umum yang dianut dalam pengumpulan data dan analisis data yang diperlukan, guna menjawab persoalan yang dihadapi sebagai pemecahan bagi persoalan yang sedang diselidiki (Arief Rachman,1995:50). Untuk mencapai suatu keberhasilan dalam penelitian ini, maka peneliti menggunakan beberapa metode penelitian dalam mengungkapkan permasalahan-permasalahan yang ada, yang kiranya dapat mencapai sasaran atau tujuan yang hendak dicapai. Metode penelitian adalah strategi umum yang ada dalam pengumpulan data dan analisis yang diperlukan guna menjawab persoalan yang dihadapi dan rencana
pemecahan
bagi
persoalan
yang
diselidiki
(Arief
Rachman,1995:50). Sehingga hasil penelitian ini nantinya benar-benar obyektif dan representative. Penelitian ini termasuk jenis penelitian lapangan (field research) dengan lokasi di SMK Negeri 2 Salatiga. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, yaitu suatu pendekatan penelitian yang menghasilkan data
9
deskriptif berupa data-data tertulis atau lisan dari orang atau perilaku yang diamati. 2. Kehadiran Peneliti Instrumen penelitian dimaksudkan sebagai alat mengumpulkan data (Arikunto, 1998:140). Peneliti merupakan alat pengumpul data utama atau instrumen, karena ia menjadi segalanya dari keseluruhan proses penelitian mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengumpulan data, analisis penafsiran dan akhirnya menjadi laporan hasil penelitian. Pedoman observasi dan pedoman wawancara juga menjadi instrumen penelitian. Dalam penelitian ini, Peneliti bertindak sebagai instrumen sekaligus pengumpul data. Adapun jenis instrumen selain manusia juga dapat menggunakan pensil, kertas, tape recorder, laptop dan lain sebagainya. Namun keseluruhan benda yang disebutkan hanyalah sebagai instrument pendukung. Oleh karena itu kehadiran peneliti di lapangan untuk penelitian mutlak diperlukan 3. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 2 Salatiga, Adapun alasan peneliti memilih SMK Negeri 2 Salatiga sebagai obyek penelitian adalah bahwa SMK Negeri 2 Salatiga dirasa patut oleh peneliti karena menurut pengalaman peneliti, obyek merupakan institusi/ lembaga formal yang menyeimbangkan kegiatan keagamaan dengan pengetahuan umumnya.
10
4. Sumber Data Untuk mendapatkan data yang akurat dalam penelitian ini, maka problem essensial yang muncul adalah dari mana data itu diperoleh. Dengan kata lain sumber data yang diperlukan berasal dari mana, sehingga penelitimudah mendapatkan data-data yang diperlukan. Dengan demikian untuk
mempermudah
mengidentifikasi
sumber
data,
peneliti
mengklasifikasikannnya menjadi tiga bagian dengan huruf depan P singkatan dari bahasa Inggris, (Suharsimi Arikunto, 2002: 107) yaitu: a. Person, yaitu sumber data yang bisa memberikan data berupa jawaban lisan melalui wawancara. Sumber data yang berupa person dalam penelitian ini adalah kepala sekolah dan guru PAI di SMK Negeri 2 Salatiga. b. Place, yaitu sumber data yang menyajikan tampilan berupa keadaan diam dan bergerak. Diam misalnya, ruangan, kelengkapan alat, wujud benda, warna dan lain-lain. Sedangkan bergerak misalnya, aktivitas, kinerja, laju kendaraan, ritme nyanyian, gerak tari, sajian sinetron, kegiatan belajar mengajar. Sumber data yang berupa place dalam penelitian ini adalah tingkah laku, kegiatan belajar mengajar, komunitas guru antar sesame dan kinerja guru dalam pelaksanaan evaluasi pembelajaran. c.
Paper, yaitu sumber data yang menyajikan tanda-tanda berupa huruf, angka, gambar/ simbol-simbol lain. Sumber data yang berupa paper
11
dalam penelitian ini yaitu dokumen tentang guru, petugas tata usaha, sarana dan prasarana, dan lain sebagainya. 5. Prosedur Pengumpulan Data Dalam
penelitian
ini
penulis
menggunakan
beberapa
prosedur
pengumpulan data, yaitu : a. Metode angket Metode angket atau quesioner merupakan sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 1998:140). Angket dijadikan sebagai daftar pertanyaan tertulis yang diberikan kepada responden baik secara langsung maupun tidak langsung. Angket ini diberikan kepada guru bidang studi Pendidikan Agama Islam yang mengajar di SMK Negeri 2 Salatiga, guna memperoleh data pelaksanaan evaluasi pembelajaran. Dalam angket yang diberikan kepada responden berjumlah 35 soal yang diajukan, yang mencakup tentang mengenai perencanaan evaluasi pembelajaran dengan 7 item, 9 item mengenai penghimpunan data, 1 item mengenai verifikasi data, 2 item mengolah dan menganalisa data, 7 item menginterpretasi dan memberi kesimpulan, dan 9 item mengenai tindaklanjut hasil evaluasi b. Metode interview Menurut
Hadi
(1994:136),
metode interview adalah
metode
pengumpulan data dengan jalan tanya jawab sepihak yang dikerjakan
12
dengan sistematis dan berdasarkan pada tujuan pendidikan. Sedangkan menurut Koentjaraningrat (1986:129), metode interview adalah metode penelitian yang dipergunakan seseorang untuk tujuan suatu tugas tertentu, mencoba mendapatkan keterangan atau pendirian secara lisan dari seorang responden, dengan bercakap-cakap berhadapan muka dengan orang itu. c. Observasi Observasi adalah pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap gejala-gejala yang diteliti (husaini usman, 2000:54). Observasi ini dilakukan dengan mengamati instrumen-instrumen dalam proses evaluasi serta data yang dapat menunjang kelengkapan penelitian ini. d. Metode Dokumentasi Menurut Arikunto (1998 : 236), metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya. Metode dokumentasi ini digunakan untuk mendapatkan datadata tentang keadaan sekolah, struktur organisasi sekolah dan lain- lain. 6. Analisis Data Teknik analisis data adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola.
13
Menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari serta memutuskan apa yang diceritakan kepada orang lain. Teknik analisis data merupakan cara yang digunakan untuk menguraikan keterangan-keterangan atau data yang diperoleh agar data tersebut dapat dipahami bukan saja oleh orang yang mengumpulkan data tapi juga oleh orang lain. Untuk menganalisis data yang terhimpun dalam penelitian ini dengan “analisis data kuantitatif”. Maksudnya adalah pengolahan data dengan kaidah-kaidah matematik terhadap data angka atau numeric. Angka dapat merupakan representasi dari suatu kuantita maupun angka sebagai hasil konversi dari suatu kualita, yakni data kualitatif yang dikuantifikasikan (http://www.4skripsi.com/teknik-analisis-data/analisis-datakuantitatif.html#axzz1nsxNez8C). Menurut Anselm Strauss & Juliet Corbin (2003:6) “Bisakah penelitian Kualitatif kita gabungkan dengan penelitian Kuantitatif? Jawabanya, bisa! Dua jenis metode tersebut dapat digunakan secara efektif dalam proyek penelitian yang sama. Meski begitu sebagian besar penelitian menekankan salah satu dari kedua metode tersebut, disamping kemantapan masingmasing peneliti, juga karena sifat dari maslaah yang diteliti. Peneliti yang menggunakan data kualitatif untuk menggambarkan atau menjelaskan secara kuantitaif temuan-temuan yang diperoleh; ada juga yang menggunakan
beberapa
beberapa
mengabsahkan analisis kualitatif”
14
bentuk
data
kuantitatif
untuk
Untuk menganalisa data tentang kompetensi guru Pendidikan Agama Islam dalam pelaksanaan evaluasi pembelajaran, maka dalam penelitian ini menghasilkan data yang dikuantitatifkan untuk mengetahui hasilnya. Adapun Teknik yang akan dilakukan adalah : a. Editing Yaitu melakukan edit guna memilih atau meneliti angket satu persatu tentang kelengkapan dan kebenaran pengisian angket, sehingga terhindar ari kekeliruan dan kesalahan. b. Skoring Setelah melewati tahap editing, maka selanjutnya penulis memberikan skor terhadap butir-butir pertanyaan yang terdapat dalam angket. Butir jawaban yang terdapat dalam angket ada empat, yaitu : a, b, c dan d. Adapun pemberian skor untuk tiap jawaban adalah : Selalu (S)
: 4
Sering (SR)
: 3
Kadang-Kadang (KK)
: 2
Tidak Pernah (TP)
: 1
c. Coding Memberikan kode atau silang pada lembar angket d. Telling Melihat satu persatu hasil angket untuk diketahui seberapa jauh aktualisasinya, sehingga seluruh angket dapat diperoleh data sesuai dengan yang dibutuhkan dalam penelitian ini.
15
e. Tabulating dan Analisis Tabulasi adalah perhitungan terhadap data yang sudah diberikan skor berdasarkan jenis data yang dikumpulkan yaitu data kualitatif yang kemudian diubah menjadi kuantitatif Dan selanjutnya dianalisis dengan menggunakan teknik analisis data deskriptif, yaitu data yang ada disusun, dijelaskan dan dianalisis dalam hal ini penulis menggunakan metode statistik yaitu teknik matematika dalam mengumpulkan, menyusun, menyajikan dan menganalisis dalam bentuk angket, berdasarkan data yang terkumpul, disajikan dalam bentuk tabel dan dianalisa dengan cara statistik Perhitungan persentase frekwensi.
P=
f ´ 100% N
Keterangan : P : Prosentase Jawaban f : frekuensi N : Number of Cases (banyaknya responden)
Setelah melakukan melakukan penghitungan, selanjutnya penulis mengkategorikan tentang kompetensi guru Pendidikan Agama Islam dan pelaksanaan evaluasi pembelajaran berdasarkan skor yang diperoleh dari angket yang diberikan kepada guru Pendidikan Agama Islam di SMK Negeri 2 Salatiga Tahun 2011/2012.
16
Skor 0-35
: Menunjukkan kompetensi guru Pendidikan Agama Islam dalam pelaksanaan evaluasi pembelajaran di SMK Negeri 2 Salatiga Tahun 2011/2012 rendah.
Skor 36-70
: Menunjukkan kompetensi guru Pendidikan Agama Islam dalam pelaksanaan evaluasi pembelajaran di SMK Negeri 2 Salatiga Tahun 2011/2012 kurang.
Skor 71-105
: Menunjukkan kompetensi guru Pendidikan Agama Islam dalam pelaksanaan evaluasi pembelajaran di SMK Negeri 2 Salatiga Tahun 2011/2012 sedang.
Skor 106-140 : Menunjukan kompetensi guru Pendidikan Agama Islam dalam pelaksanaan evaluasi pembelajaran di SMK Negeri 2 Salatiga Tahun 2011/2012 tinggi (Ngalim Purwanto, 2008:103)
7. Pengecekan Keabsahan Data Keabsahan data dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan kriteria kredibilitas (derajat kepercayaan). Kredibilitas data dimaksudkan untuk membuktikan bahwa apa yang berhasil dikumpulkan sesuai dengan kenyataan yang ada dalam latar penelitian. Untuk menetapkan keabsahan data atau kredibilitas data tersebut digunakan teknik pemeriksaan sebagai berikut:
(1)
perpanjangan
keikutsertaan
peneliti;
(2)
ketekunan
pengamatan atau kedalaman observasi; dan (3) triangulasi, yaitu
17
memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekanatau sebagai pembanding terhadap data itu.
H. Sistematika Penulisan Adapun sistematika dalam penulisan skripsi ini adalah: Bab I
: Pendahuluan ini meliputi : latar belakar masalah, Fokus Penelitian, Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian, Penegasan Istilah, Metode Penelitian dan Sistematika Penulisan.
Bab II
: Kajian Pustaka ini meliputi : Menguaraikan tentang kompetensi guru PAI, evaluasi pembelajaran dan evaluasi pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
Bab III
: Paparan Data dan Temuan Penelitian ini meliputi: Gambaran Umum Sekolah SMK Negeri 2 Salatiga, Sejarah singkat, visi misi, struktur organisasi, data guru dan karyawan, data siswa, sarana dan prasarana, daftra prestasi siswa, daftar nama Subjek Penelitian dan Pengumpulan Data.
Bab IV
: Pembahasan ini meliputi :Pengolahan data dan analisis data.
Bab V
: Penutup ini meliputi: Kesimpulan dan Saran.
18
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kompetensi Guru PAI 1. Pengertian Kompetensi Guru Kompetensi merupakan kemampuan yang ada dalam diri seseorang berupa penguasaan pengetahuan, keterampilan serta sikap yang dapat ditunjukkan
melalui
performa
dalam
menjalankan
tugas
dan
tanggungjawabnya. Sebagaimana yang dinyatakan Depdiknas (2004:3) berikut ini: Kompetensi diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan dan nilai nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak. Arti lain dari kompetensi adalah spesifikasi dari pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dimiliki seseorang serta penerapannya di dalam pekerjaan, sesuai dengan standar kinerja yang dibutuhkan oleh lapangan. Dalam penyelenggaraan pendidikan pada sekolah-sekolah kejuruan harus selalu
ditingkatkan
penyesuaian
mengenai
isi
pendidikan
(kurikulum), sistem, metode, sarana belajar, kemampuan profesional guru dan sebagainya, sehingga sekolah mampu menghasilkan tenaga kerja tingkat menengah yang kompeten dalam bidang keahliannya. Menurut Samana (1994:44) menyatakan bahwa: Kompetensi guru merupakan sekumpulan kecakapan yang harus dikuasai oleh seorang guru dalam menjalankan tugas fungsionalnya sehingga menggambarkan
19
hakikat kualitatif dan prilaku guru yang tampak sangat berarti. Kompetensi ini sangat diperlukan untuk mengembangkan kualitas dan aktivitas tenaga kependidikan. Jadi pada dasarnya, kompetensi dapat diaktualisasikan melalui tampilan prestasi kerja atau kinerja guru dalam menjalankan tugas fungsionalnya. Menurut UU. No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen pasal 1 ayat 10 yang dikutip oleh syaiful sagala (2009: 23), jika pengertian kompetensi ini digabungkan dengan sebuah profesi yaitu guru atau dosen maka
“kompetensi
mengandung
arti
seperangkat
pengetahuan,
keterampilan dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya”. Menurut Usman (2007:51) “kompetensi adalah suatu hal yang menggambarkan kualifikasi atau kemampuan seseorang, baik yang kualitatif maupun kuantitatif.” Kompetensi merupakan suatu tugas yang memadai atas kepemilikan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang dituntut oleh jabatan seseorang. Kompetensi keguruan menunjuk kuantitas serta kualitas layanan yang dilaksanakan oleh guru yang bersangkutan secara terstandar (Samana, 1994:44) kompetensi ini adalah kemampuan seorang guru atau pendidik dalam hal penalaran, pemahaman artinya seorang guru harus menguasai materi-materi dan metode yang akan diajarkan kepada anak didik. Dengan mengetahui materi dan metode pendidikan tentu seorang guru akan lebih
20
mampu dan layak dalam melaksanakan proses pendidikan terhadap anak didik. Bagaimana mungkin seorang guru yang tidak mengetahui banyak materi dan metode pengajaran akan mampu melaksanakan proses pendidikan dan pengajaran dengan baik. Hal ini sesuai dengan firman Allah SuratAl-Baqarah ayat 247 :
óOßg–ŠÎ;tR óOßgs9 A$s%ur y]yèt/ ô‰s% ©!$# ¨bÎ) 4 %Z3Î=tB šVqä9$sÛ öNà6s9 ãbqä3tƒ 4’¯Tr& (#þqä9$s% $uZøŠn=tã Û•ù=ßJø9$# ã&s! ‘,ymr& ß`øtwUur çm÷ZÏB Å7ù=ßJø9$$Î/ šÆÏiB Zpyèy™ |N÷sムöNs9ur ¨bÎ) tA$s% 4 ÉA$yJø9$# çm8xÿsÜô¹$# ©!$# ¼çnyŠ#y—ur öNà6ø‹n=tæ ÉOù=Ïèø9$# ’Îû ZpsÜó¡o0 ª!$#ur ( ÉOó¡Éfø9$#ur ÆtB ¼çmx6ù=ãB ’ÎA÷sムììÅ™ºur ª!$#ur 4 âä!$t±o„ ÇËÍÐÈ ÒOŠÎ=tæ 247.
Nabi mereka mengatakan kepada mereka: "Sesungguhnya Allah Telah
mengangkat Thalut menjadi rajamu." mereka menjawab: "Bagaimana Thalut memerintah kami, padahal kami lebih berhak mengendalikan pemerintahan daripadanya, sedang diapun tidak diberi kekayaan yang cukup banyak?" nabi (mereka)
berkata:
"Sesungguhnya
Allah
Telah
memilih
rajamu
dan
menganugerahinya ilmu yang luas dan tubuh yang perkasa." Allah memberikan pemerintahan kepada siapa yang dikehendaki-Nya. dan Allah Maha luas pemberian-Nya lagi Maha Mengetahui. (Q.S. Al-Baqarah [2] : 247)
Guru
merupakan
suatu
21
komponen
yang
paling
dalam
penyelenggaraan pendidikan yang bertugas menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar melatih, meneliti mengembangkan, mengelola dan memberikan petunjuk dalam bidang pendidikan. Dengan demikian guru harus menguasai ilmu pengetahuan yang akan dia ajarkan kepada anak didik juga harus mengetahui metode-metode apa yang harus dipraktikan dalam pengajarannya. Dalam ayat itu Allah mengisyaratkan tentang kompetensi ilmiyyah ini dengan kalimat basthathan di al-‘ilm artinya Allah menganugerahkan kepada Nabi Daud keluasan dalam pengetahuan. Kata basthathan berasal dari kata basatha yang berarti luas, lapang, lebar dan mendalam. Maksud basthathan pada ayat tersebut adalah adanya keluasan pada sosok Nabi Daud dalam hal pengetahuan. Dia adalah Nabi yang sangat mendalam, luas dalam pengetahuannya. Sedangkan kata al‘ilm berasal dari kata kerja ‘alimaya’lamu yang berarti mengetahui. Jadi kata ‘ilm adalah semua jenis pengetahuan yang ada di alam ini baik pengetahuan agama, filsafat maupun sains. Dalam hal ini yang dikatakan orang alim adalah orang yang mendalam pengetahuannya. Berarti seorang guru harus benar-benar kompeten dalam hal pengetahuannya sebab dia yang akan mengajarkan, mentransformasi pengetahuan kepada anak didiknya
baik
secara
langsung
ataupun
tidak
langsung.
(http://dadanggani.blogspot.com/2010/04/kompetensi-guru-dalam-alquran-renungan.html) Namun, jika pengertian kompetensi guru tersebut dikaitkan dengan Pendidikan Agama Islam yakni pendidikan yang sangat penting bagi
22
kehidupan manusia, terutama dalam mencapai ketentraman batin dan kesehatan mental pada umumnya. Agama Islam merupakan bimbingan hidup yang paling baik, pencegah perbuatan salah dan munkar yang paling ampuh, pengendali moral yang tiada taranya. Maka kompetensi guru Pendidikan Agama Islam adalah kewenangan untuk menentukan Pendidikan Agama Islam yang akan diajarkan pada jenjang tertentu di sekolah tempat guru itu mengajar (Zakiyah Daradjat, 1995:95) Guru agama berbeda dengan guru-guru bidang studi lainnya. Guru agama di samping melaksanakan tugas pengajaran, yaitu memberitahukan pengetahuan keagamaan, ia juga melaksanakan tugas pengajaran dan pembinaan bagi peserta didik, ia membantu pembentukan kepribadian, pembinaan akhlak serta menumbuh kembangkan keimanan dan ketaqwaan para peserta didik (Zakiyah Daradjat, 1995:99). Kemampuan guru khususnya guru agama tidak hanya memiliki keunggulan pribadi yang dijiwai oleh keutamaan hidup dan nilai-nilai luhur yang dihayati serta diamalkan. Namun seorang guru agama hendaknya memiliki kemampuan paedagogis atau hal-hal mengenai tugas-tugas kependidikan seorang guru agama tersebut
2. Macam-macam Kompetensi Guru Kompetensi sebagai bagian yang integral dan tidak terpisahkan dari diri guru sebagai pendidik memang suatu hal yang mutlak dimiliki guru sebagai dan bahkan dikuasai. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang Guru
23
dan Dosen Nomor 14 Tahun 2005 Bab IV Pasal 8 yang berbunyi: “Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional”. Untuk keberhasilan dalam mengemban peran sebagai guru, diperlukan adanya standar kompetensi. Berdasarkan UU Republik Indonesia pasal 8 nomor 14 tahun 2005, meliputi kompetensi pedagogis, kompetensi kepribadian. Kompetensi social, dan kompetensi professional yang diperoleh melalui pendidikan profesi” (Jamal Ma’mur Asmani 2009: 42). a. Kompetensi Pedagogik Yang
dimaksud
dengan
kompetensi
pedagogik
adalah
“kemampuan mengelola pembelajaran untuk kepentingan peserta didik” (Jamal Ma’mur Asmani 2009:43). Menurut Syaiful sagala (2009:32) “Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik”. Kompetensi utama yang harus dimiliki guru agar pembelajaran yang dilakukan efektif dan dinamis adalah kompetensi pedagogis (Jamal Ma’mur Asmani 2009:59). Guru harus belajar secara maksimal untuk menguasai kompetensi pedagogis ini secara teori dan praktik. Lebih lanjut dalam RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) tentang guru dikemukakan bahwa: kompetensi paedagogik merupakan kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik yang
24
sekurang-kurangnya meliputi hal-hal antara lain: 1) Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan. 2) Pemahaman terhadap peserta didik. 3) Pengembangan kurikulum/ silabus. 4) Perancangan pembelajaran. 5) Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis. 6) Pemanfaatan teknologi pembelajaran. 7) Evaluasi hasil belajar (EHB). 8) Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Menurut Jamal Ma’mur Asmani (2009:65-65), kompetensi pedagogis adalah kemampuan seorang guru dalam mengelola proses pembelajaran peserta didik. Selain itu, kemampuan pedagogis juga ditunjukkan dalam membantu, membimbing dan memimpin peserta didik. Menurut Permendiknas nomor 16 tahun 2007, kompetensi pedagogis guru mata pelajaran terdiri atas 37 buah kompetensi yang dirangkumdalam 10 kompetensi inti, yakni: 1) Menguasai seluruh aspek karakteristik peserta didik 2) Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik 3) Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran yang diampu 4) Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik
25
5) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran 6) Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki 7) Berkomunikasi secara efektif, empatik dan santun dengan peserta didik 8) Menyelenggarakan
penilaian
dan
evaluasi
proses
belajar
mengajar 9) Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran 10) Melakukan
tindakan
reflektif
untuk
peningkatan
kualitas
pembelajaran b. Kompetensi Kepribadian Kompetensi kepribadian adalah “kompetensi yang berkaitan dengan tingkah laku pribadi guru itu sendiri yang kelak harus memiliki nilai-nilai luhur sehingga terpantul dalam perilaku seharihari” (Fachruddin Saudagar &Ali Idrus, 2009:42). Kompetensi kepribadian ini memiliki peran dan fungsi yang sangat penting. Fachruddin saudagar & Ali Idrus (2009: 44) menyimpulkan “Bahwa dengan kompetensi kepribadian yang dimilikinya, guru bukan saja sebagai pendidik dan pengajar tapi juga sebagai tempat siswa dan masyarakat bercermin, dengan kompetensi kepribadian maka guru
26
akan menjadi contoh dan teladan, membangkitkan motivasi belajar siswa serta mendorong atau memberikan motivasi dari belakang”. Dalam Standar Nasional Pendidikan, Penjelasan Pasal 28 ayat 3 butir (b), dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan “kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik dan berakhlak mulia” Oleh karena itu masalah kepribadian adalah suatu hal yang sangat menentukan tinggi rendahnya kewibawaan guru dalam pandangan anak didik atau masyarakat. Dengan kata lain baik atau tidaknya citra seorang guru ditentukan oleh kepribadian (Syaiful Bahri Djamarah, 2005:40). Ruang lingkup kompetensi kepribadian, antara lain meliputi: 1) Menghayati serta mengamalkan nilai hidup (termasuk nilai moral dan keimanan). 2) Jujur dan bertanggung-jawab atas segala tindakan keguruannya. 3) Memegang teguh prinsip serta nilai hidup yang diyakininya. 4) Bermental sehat dan stabil. 5) Berpenampilan pantas dan rapi. 6) Berbuat kreatif dengan penuh pertimbangan.
c. Kompetensi Sosial Guru adalah manusia teladan. Sikap dan perilaku menjadi cermin masyarakat. Maka dalam kehidupan sehari-hari, guru harus mempunyai kompetensi sosial. Kompetensi sosial menjadi keniscayaan bagi
27
murid. Guru sebagai bagian dari manusia memerlukan kecakapan sosial yang fleksibel dalam membangun kehidupannya ditengah masyarakat. Apalagi guru tidak sekedar manusia biasa, tapi sosok manusia yang mempunyai idealisme tinggi dalam melakukan perubahan di tengah masyarakat ke arah yang lebih baik dan lebih dinamis. Kompetensi sosial dalam kegiatan belajar ini berkaitan erat dengan kemampuan guru dalam berkomunikasi dengan masyarakat di sekitar sekolah dan masyarakat tempat guru tinggal sehingga peranan dan cara guru berkomunikasi di masyarakat diharapkan memiliki karakteristik tersendiri yang sedikit banyak berbeda dengan orang lain yang bukan guru. Misi yang diemban guru adalah misi kemanusiaan. Guru harus mempunyai kompetensi sosial karena guru adalah penceramah zaman (Jamal Ma’mur Asmani 2009:44) Untuk mengembangkan kompetensi sosial seorang pendidik, kita perlu tahu target atau dimensi yang ada di dalamnya, yaitu: Kerja tim, Melihat peluang, Peran dalam kegiatan kelompok, Tanggung jawab sebagai warga, Kepemimpinan, Relawan sosial, Kedewasaan dalam berelasi, Berbagi, Berempati, Kepedulian kepada sesama, Toleransi, Solusi konflik, Menerima perbedaan, Kerja sama dan Komunikasi. Menurut Peraturan Pemerintah No.19 Tahun 2005 pasal 28, ayat 3 yang dikutip oleh Fachruddin saudagar dan Ali Idrus (2009: 63),
28
“kompetensi social adalah kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua /wali peserta didik dan masyarakat sekitar”. Dalam hubungan dengan ini sekurang-kurangnya guru memiliki kompetensi untuk : 1) Berkomunikasi secara lisan, tulisan dan isyarat 2) Menggunakan
teknologi
komunikasi
dan
informasi
secara
fungsional. 3) Bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua / wali peserta didik. 4) Bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar dan mematuhi norma yang berlaku di masyarakat tersebut. 5) Menerapkan prinsip-prinsip persaudaraan sejati dan semangat kebersamaan. Guru adalah makhluk sosial, yang dalam kehidupannya tidak bisa terlepas dari kehidupan sosial masyarakat dan lingkungannya. Oleh karena itu, guru dituntut untuk memiliki kompetensi sosial yang memadai, terutama dalam kaitannya dengan pendidikan, yang tidak terbatas
pada pembelajaran di sekolah tetapi juga pendidikan
yang terjadi dan berlangsung di masyarakat. Jika di sekolah guru diamati dan dinilai oleh peserta didik dan oleh teman sejawat serta atasannya, maka dimasyarakat dinilai dan diawasi oleh masyarakat. Dalam kesempatan tertentu sejumlah peserta
29
didik membicarakan kebaikan gurunya, tetapi dalam situasi lain, mereka membicarakan kekurangannya, demikian halnya di masyarakat. Oleh karena itu sebaiknya guru sering minta pendapat teman sejawat atau peserta didik tentang penampilannya sehari-hari, baik di sekolah maupun di masyarakat, dan segera memanfaatkan pendapat yang telah diterima dalam upaya mengubah atau memperbaiki penampilan tertentu yang kurang tepat. Sedikitnya terdapat
tujuh
kompetensi
sosial
yang
harus
dimiliki guru agar dapat berkomunikasi dan bergaul secara efektif, baik di sekolah maupun di masyarakat. Ketujuh kompetensi tersebut dapat diidentifikasikan sebagai berikut: 1) Memiliki pengetahuan tentang adat istiadat baik sosial maupun agama. 2) Memiliki pengetahuan tentang budaya dan tradisi. 3) Memiliki pengetahuan tentang inti demokrasi. 4) Memiliki pengetahuan tentang estetika. 5) Memiliki apresiasi dan kesadaran sosial. 6) Memiliki sikap yang benar terhadap pengetahuan dan pekerjaan. 7) Setia terhadap harkat dan martabat manusia. d. Kompetensi Profesional Dalam Peraturan Pemerintah No.19 : 2008 pasal 8 ayat 3 yang dikutip oleh Fachruddin Saudagar dan
Ali
Idrus (2009:48),
“kompetensi professional merupakan kemampuan penguasaan materi
30
pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam standar nasional pendidikan”. Ruang lingkup kompetensi profesional adalah sebagai berikut: 1)
Mampu menguasai materi atau bahan bidang studi.
2)
Mampu mengelola program pembelajaran.
3)
Mampu mengelola kelas.
4)
Mampu mengelola media dan sumber belajar.
5)
Mampu menguasai pengetahuan tentang landasan kependidikan.
6)
Mampu mengevaluasi hasil belajar peserta didik.
7)
Mampu memahami prinsip-prinsip pengelolaan lembaga dan program pendidikan disekolah.
8)
Mampu menguasai metode berfikir.
9)
Mampu atau terampil memberikan bimbingan kepada peserta didik.
10) Mampu meningkatkan dan menjalankan misi profesional. 11) Mampu memiliki wawasan tentang penelitian pendidikan. 12) Mampu memahami karakteristik peserta didik. 13) Mampu menyelenggarakan administrasi sekolah. 14) Memiliki wawasan tentang inovasi pendidikan. 15) Mampu atau berani mengambil keputusan 16) Mampu memahami kurikulum dan perkembangannya. 17) Mampu bekerja berencana dan terprogram.
31
18) Mampu menggunakan waktu secara tepat.
Menurut
Mulyasa
(2008:136-138)
secara
umum
dapat
diidentifikasikan dan disarikan tentang ruang lingkup kompetensi profesional guru sebagai berikut: 1) Mengerti dan dapat menerapkan landasan kependidikan baik filosofi, psikologis, sosiologis dan sebagainya. 2) Mengerti
dan
dapat
menerapkan
teori
belajar
sesuai
taraf
perkembangan peserta didik. 3) Mampu menangani dan mengembangkan bidang studi yang menjadi tanggung jawabnya. 4) Mengerti dan dapat menerapkan metode pembelajaran yang bervariasi. 5) Mampu mengembangkan dan menggunakan berbagai alat, media dan sumber belajar yang relevan. 6) Mampu mengorganisasikan dan melaksanakan program pembelajaran. 7) Mampu melaksanakan evaluasi hasil belajar peserta didik. 8) Mampu menumbuhkan kepribadian peserta didik. Sedangkan secara lebih khusus, kompetensi profesional guru dapat dijabarkan sebagai berikut: 1) Memahami Standar Nasional Pendidikan, yang meliputi: a)
Standar isi
b)
Standar proses
c)
Standar kompetensi lulusan
32
d) Standar pendidik dan tenaga kependidikan e e)
Standar sarana dan prasarana
f)
Standar pengelolaan
g) Standar pembiayaan, dan h) Standar penilaian pendidikan 2) Mengembangkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, yang meliputi: a)
Memahami standar kompetensi dan kompetensi dasar (SKKD)
b) Mengembangkan silabus c)
Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
d) Melaksanakan pembelajaran dan pembentukan kompetensi peserta didik e)
Menilai hasil belajar
f)
Menilai
dan
memperbaiki
KTSP
sesuai
dengan
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan kemajuan zaman. 3) Menguasai Materi Standar, yang meliputi: a)
Mengetahui bahan pembelajaran (bidang studi)
b) Menguasai bahan pendalaman (pengayaan) 4) Mengelola Program Pembelajaran, yang meliputi: a)
Merumuskan tujuan
b) Menjabarkan kompetensi dasar c)
Memilih dan menggunakan metode pembelajaran
d) Memilih dan menyusun prosedur pembelajaran
33
e)
Melaksanakan pembelajaran
5) Mengelola Kelas, yang meliputi: a)
Mengatur tata ruang kelas untuk pembelajaran
b) Menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif 6) Menggunakan Media dan Sumber Pelajaran, yang meliputi: a)
Memilih dan menggunakan media pembelajaran
b) Membuat alat-alat pembelajaran c)
Menggunakan dan mengelola laboratorium dalam rangka pembelajaran
d) Mengembangkan laboratorium e)
Menggunakan perpustakaan dalam pembelajaran
f)
Menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar
7) Menguasai Landasan-Landasan Kependidikan, yang meliputi: a)
Landasan filosofis
b) Landasan psikologis c)
Landasan sosiologis
8) Memahami dan Melaksanakan Pengembangan Peserta Didik, yang meliputi: a)
Memahami fungsi pengembangan peserta didik
b) Menyelenggarakan ekstrakurikuler
(ekskul) dalam rangka
pengembangan peserta didik c)
Menyelenggarakan bimbingan dan konseling dalam rangka
d) pengembangan peserta didik
34
9) Memahami dan menyelenggarakan administrasi sekolah, yang meliputi: a)
Memahami penyelenggaraan administrasi sekolah
b) Menyelenggarakan administrasi sekolah 10) Memahami penelitian dalam pembelajaran, yang meliputi: a)
Mengembangkan rancangan penelitian
b) Melaksanakan hasil penelitian untuk meningkatkan kualitas pembelajaran 11) Menampilkan keteladanan dan kepemimpinan dalam pembelajaran, yang meliputi: a)
Memberikan contoh perilaku keteladanan
b) Mengembangkan sikap disiplin dalam pembelajaran 12) Mengembangkan teori dan konsep dasar pendidikan, yang meliputi: a)
Mengembangkan teori-teori kependidikan yang relevan dengan kebutuhan peserta didik
b) Mengembangkan konsep-konsep dasar kependidikan yang relevan dengan kebutuhan peserta didik. 13) Memahami dan melaksanakan konsep pembelajaran individual, yang meliputi: a)
Memahami strategi pembelajaran individual
b) Melaksanakan pembelajaran individual Memahami
uraian
di
atas,
tampak
bahwa
kompetensi
profesional merupakan kompetensi yang harus dikuasai guru dalam
35
kaitannya dengan pelaksanaan tugas utamanya mengajar.
3. Karakteristik Kompetensi Sebagaimana telah diuraikan di atas tentang suatau konsep bahwa kompetensi profesional guru yang bekerja dalam menjalankan fungsi dan tujuan pendidikan
harus
memiliki
kompetensi
yang
menuntut guru untuk mampu melaksanakan tugas yang diembannya dengan sebaik mungkin. Di dalam menjalankan
tugasnya
tersebut
tanpa mengabaikan kemungkinan adanya perbedaan tuntutan kompetensi profesional kultural
yang
dari
disebabkan
setiap
oleh
institusi,
adanya perbedaan
maka
seorang
guru
lingkungan dapat dinilai
kompeten secara profesional. Hal tersebut di atas sejalan dengan pendapat Samana (1994:33) karakteristik guru harus dapat: a. Guru tersebut mampu mengembangkan tanggungjawabnya dengan sebaik baiknya. Guru selaku pendidik bertanggungjawab mewariskan nilai-nilai dan norma-norma kepada generasi muda sehingga terjadi proses konservasi
nilai,
bahkan
melalui
proses
pendidikan
diusahakan terciptanya nilai-nilai baru. Dalam konteks ini pendidik berfungsi pencipta, memodifikasi, dan mengkonstruksi nilai-nilai baru. b. Guru tersebut mampu melaksanakan peran-perannya secara berhasil. Adapun peranan-peranan yang dimiliki oleh seorang guru: 1) Guru sebagai pendidik dan pengajar
36
2) Guru sebagai anggota masyarakat 3) Guru sebagai pemimpin 4) Guru sebagai pelaksanaan administrasi ringan c. Guru tersebut mampu bekerja dalam usaha pencapaian tujuan pendidikan (tujuan instruksional) sekolah. Dalam rangka menentukan kompetensi guru sehubungan dengan usaha mencapai tujuan-tujuan pendidikan, kita dapat menggunakan 2 jenis pendekatan, yakni: (1) pendekatan kriteria profesional, dan (2) pendekatan berdasarkan penugasan guru bidang studi. Jamal Ma’mur Asmani (2009:56-57) Konsep
dasar
kompetensi
dalam mengajar mempunyai karakteristik, antara lain: a. Ketepatan Perumusan Tujuan Belajar Ketepatan
perumusan
tujuan belajar dapat
didefinisikan
dalam tingkah laku dan dapat diartikan dengan istilah yang tepat, hal itu harus diketahui oleh pelajar dan guru sebaik-baiknya. b. Pertanggung Dugaan Pertanggung dugaan yang dimaksud yakni siswa mengetahui bahwa dia diharapkan untuk menunjukkan kompetensi yang spesifik bagi tingkatan yang sesuai. Dia menerima tanggung jawab dan mengharapkan
adanya
perhitungan/
dugaan
untuk menemukan
timbulnya suatu kriteria keberhasilan. c. Perwujudan Kepribadian Perwujudan kepribadian dilaksanakan dengan individualisasi
37
program. Mereka maju menurut kecepatannya sendiri dalam waktu menerima
pelajaran
dan
masing-masing
siswa
berbeda
daya
tangkapnya. Perwujudan kepribadian yang baik ialah bila tiap siswa mempunyai beberapa pilihan dengan menyeleksi tujuan kegiatan belajar.
4. Pentingnya Kompetensi Bagi Guru Seorang guru yang progresif harus mengetahui dengan pasti, kompetensi apa yang dituntut oleh masyarakat dewasa ini bagi dirinya. Setelah mengetahui, dapat dijadikan pedoman untuk meneliti dirinya apakah dia sebagai guru dalam menjalankan tugasnya telah dapat memenuhi kompetensi-kompetensi itu. Bila belum guru yang baik harus berani
mengakui
kekurangannya dan berusaha untuk
mencapai perbaikan. Dengan demikian guru tersebut selalu berusaha mengembangkan dirinya. Kesadaran
akan
kompetensi
guru
juga
menuntut
tanggungjawab yang berat bagi pribadi guru. Ia harus berani menghadapi tantangan dalam tugas maupun lingkungan karena hal tersebut akan mempengaruhi perkembangan pribadi guru. Berarti guru harus berani mengubah dan menyempurnakan diri dengan tuntutan zaman terus menerus. Begitu juga guru harus berani meneliti kekurangan dalam berbagai
hal
saat
menjalankan
38
tugasnya,
mau
memberi
kesempatan belajar
pada
anak
seluas-luasnya
dan
kesediaan
menyempurnakan perubahan yang berarti dalam segala aspek pendidikan. Perumusan kompetensi dasar guru yang jelas sangat penting bagi seorang guru. Kompetensi yang pasti akan lebih memantapkan profesi guru. Kompetensi itu membuktikan bahwa profesi guru tidak mudah dicapai oleh setiap orang, karena menuntut syarat-syarat juga. Adapun syarat-syarat tersebut antara lain: a. Individu yang terdidik dan sikap taqwa terhadap Tuhan YME. b.
Ahli dalam mata pelajaran dengan ijazah yang menjamin bahwa ia mampu mengajar pada bidangnya.
c.
Mampu bekerja dengan anak-anak secara meningkatkan mampuan belajar baginya.
d. Cinta pada tugasnya. e. Memiliki dedikasi yang tinggi. f. Dapat menjadi panutan dan teladan. Kompetensi guru penting bagi seorang guru dalam berbagai hal, antara lain (Mulyasa, 2008:188-190) a. Sebagai Alat Untuk Mengembangkan Standar Kemampuan Profesional Guru Uji
kompetensi
mengembangkan
standar
guru
dapat
kemampuan
digunakan
untuk
profesional
guru.
Berdasarkan hasil uji dapat diketahui kemampuan rata-rata para
39
guru, aspek mana yang perlu ditingkatkan dan siapa saja yang perlu mendapat pembinaan secara kontinu, serta siapa yang telah mencapai standar kemampuan minimal. b. Merupakan Alat Seleksi Penerimaan Guru Perlu ditentukan secara umum jenis kompetensi apakah yang perlu dikembangkan dan dipenuhi sebagai syarat agar seseorang dapat diterima menjadi guru. Dengan adanya syarat sebagai kiteria penerimaan calon guru, maka akan terdapat pedoman bagi para administrator dalam memilih mana guru yang diperlukan untuk satu sekolah. c. Untuk Pengelompokan Guru Berdasarkan dikelompokkan
hasil
uji
berdasarkan
kompetensi, hasilnya,
guru-guru
misalnya
dapat
kelompok
tinggi, kelompok sedang dan kelompok kurang. Untuk kelompok kurang merupakan kelompok yang harus mendapat perhatian dan pembinaan agar dapat meningkatkan kompetensinya. d.
Sebagai Bahan Acuan Dalam Pengembangan Kurikulum Berhasil atau tidaknya pendidikan terletak pada berbagai komponen dalam proses pendidikan guru itu. Salah satunya adalah komponen kurikulum. Oleh karena itu komponen kurikulum pendidikan guru harus disusun atas dasar kompetensi yang diperlukan oleh setiap guru. Kompetensi guru sangat menentukan panyusunan kurikulum guna tercapainya tujuan pendidikan
40
nasional. e. Merupakan Alat Pembinaan Guru Para guru yang telah memiliki kompetensi penuh sudah tentu perlu dibina terus agar kompetensinya tetap mantap. Kalau terjadi perkembangan baru yang memberikan tuntutan baru terhadap sekolah, maka sebelumnya sudah dapat direncanakan jenis kompetensi apakah yang kelak akan diberikan agar guru tersebut memiliki kompetensi yang serasi. Bagi guru yang semula memiliki kompetensi di bawah standar, administrator menyusun perencanaan yang relevan agar guru tersebut memiliki kompetensi yang sama atau seimbang dengan kompetensi guru yang lainnya, misalnya rencana penataran. f. Mendorong Kegiatan dan Hasil Belajar Kegiatan pembelajaran dan hasil belajar peserta didik tidak saja ditentukan oleh manajemen sekolah, kurikulum, sarana dan prasarana pembelajaran, tetapi sebagian besar ditentukan oleh guru. Oleh karena itu uji kompetensi guru akan mendorong terciptanya kegiatan dan hasil belajar yang optimal, karena guru yang yang teruji kompetensinya
akan
senantiasa
menyesuaikan kompetensinya dengan perkembangan kebutuhan dan pembelajaran.
B. Evaluasi Pembelajaran 1. Pengertian, Tujuan, Fungsi Evaluasi
41
Salah satu komponen yang menjadi sasaran peningkatan kualitas pendidikan adalah sistem pembelajaran di kelas. Proses pembelajaran ini merupakan tanggungjawab guru dalam mengembangkan segala potensi yang ada pada siswa. Tujuan pokok proses pembelajaran adalah untuk mengubah tingkah laku siswa berdasarkan tujuan yang telah direncanakan dan disusun oleh guru sebelum proses kegiatan pembelajaran berlangsung. Perubahan tingkah laku itu mencakup aspek intelektual. Ketika proses pembelajaran dipandang sebagai proses perubahan tingkah laku siswa, peran penilaian dalam proses pembelajaran menjadi sangat penting. Penilaian dalam proses pembelajaran merupakan suatu proses untuk mengumpulkan, menganalisa dan menginterpretasi informasi untuk mengetahui tingkat pencapaian tujuan pembelajaran. Sebagai
bagian
yang
sangat
penting
dari
sebuah
proses
pembelajaran, penilaian dalam proses pembelajaran hendaknya dirancang dan dilaksanakan oleh guru. Dengan melakukan penilaian ketika melaksanakan proses pembelajaran, guru akan dapat mengetahui tingkat keberhasilan proses pembelajaran dan akan memperoleh bahan masukan untuk menentukan langkah selanjutnya. Dengan demikian, keefektifan suatu proses pembelajaran banyak ditentukan oleh peran penilaian dalam proses pembelajaran itu sendiri. (Buchori 1983:6) menyatakan bahwa penilaian sebagai salah satu komponen utama proses pembelajaran harus dipahami, direncanakan dan dilaksanakan dalam upaya mendukung keberhasilan peningkatan mutu proses pembelajaran. Mengingat hal
42
tersebut, perlu dilakukan penilaian dalam proses pembelajaran secara terus menerus dan berkesinambungan sebagai alat pemantau tentang keefektifan proses belajar serta kemampuan siswa belajar. Penilaian dalam proses pembelajaran merupakan bagian penting dari proses pembelajaran, karena itu hendaknya dilakukan oleh guru agar dapat memperoleh informasi proses kemajuan belajar siswa dan informasi keefektifan pembelajaran yang sedang berlangsung. Guru yang hanya mengutamakan penilaian hasil tidak akan mendapatkan informasi yang akurat tentang siswa yang benar-benar memahami materi dan siswa yang kurang memahami. Siswa yang dapat menjawab dengan benar suatu persoalan, belum tentu mengetahui bagaimana mendapatkan jawaban tersebut. Penilaian dalam proses pembelajaran lebih dapat berfungsi memberikan informasi tentang siswa yang sudah memahami materi atau yang belum. Penilaian ini berkesinambungan dengan penilaian hasil artinya hasil penilaian dalam proses pembelajaran akan memberikan sumbangan positif terhadap penilaian hasil. Dengan demikian perlu diupayakan agar guru melakukan penilaian dalam proses pembelajaran di samping melakukan penilaian hasil belajar. Evaluasi berasal dari bahasa Inggris yaitu “evaluation yang berarti penilaian” (Anas sudijono, 2007:1). Menurut Mehrens dan Lehman yang dikutip oleh (Daryanto 2008:3) “evaluasi dalam arti luas adalah suatu proses merencanakan, memperoleh dan menyediakan informasi yang sangat diperlukan untuk membuat alternatif-alternatif keputusan”. Dalam
43
hubungan dengan pengajaran menurut Norman Gronlund “evaluasi adalah suatu proses yang sistematis untuk menentukan keputusan sampai sejauhmana tujuan dicapai oleh siswa” (Daryanto 2008:4). Selanjutnya, Masalah-masalah ilmu keguruan, mendeskripsikan pengertian evaluasi sebagai berikut a. Evaluasi adalah proses memahami atau memberi arti, mendapatkan dan mengkomunikasikan suatu informasi bagi petunjuk pihak-pihak pengambil keputusan. b. Evaluasi
ialah
kegiatan
mengumpulkan
data
seluas-luasnya,
sedalam dalamnya, yang bersangkutan dengan kapabilitas siswa, guna mengetahui sebab akibat dan hasil belajar siswa yang dapat mendorong dan mengembangkan kemampuan belajar. c. Dalam
rangka
pengembangan
sistem
instruksional,
evaluasi
merupakan suatu kegiatan untuk menilai seberapa jauh program telah berjalan seperti yang telah direncanakan. d. Evaluasi adalah suatu alat untuk menentukan apakah tujuan pendidikan dan apakah proses dalam pengembangan ilmu telah berada di jalan yang diharapkan. Di sisi lain, evaluasi juga merupakan salah satu komponen sistem pembelajaran/ pendidikan. Hal ini berarti, evaluasi merupakan kegiatan yang tak terelakkan dalam setiap kegiatan/ proses pembelajaran. Dengan kata lain, kegiatan evaluasi merupakan bagian integral yang tak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran/ pendidikan. Oleh karena itu,
44
sudah sepatutnya seorang guru memiliki kemampuan menyelenggarakan evaluasi. Guru akan lebih menguasai kemampuan ini apabila sejak dini dikenalkan dengan kegiatan evaluasi. Evaluasi berbeda dengan pengukuran, penilaian, dan assesement. Perbedaan tersebut antara lain: (http://ebookbrowse.com/artikel-aplikasikonsep-evaluasi-dlm-pai-pdf-d125510489) a. Pengukuran 1. Pengukuran dapat diartikan sebagai informasi berupa angka yang diperoleh melalui proses tertentu. 2. Pengukuran adalah membandingkan sesuatu dengan suatu ukuran. 3. Pengukuran adalah sejumlah data yang dikumpul dengan menggunakan alat ukur yang objektif untuk keperluan analisis dan interpretasi. b. Penilaian 1. Menilai adalah mengambil keputusan terhadap sesuatu dengan baik, penilaian yang bersifat kuantitatif. 2. Penilaian adalah suatu pertimbangan professional atau proses yang memungkinkan seseorang untuk membuat suatu pertimbangan mengenai nilai sesuatu. 3. Penilaian yang dilandasi oleh kemampuan siswa dalam proseses belajar dan kemampuan guru dalam memodifikasi pembelajaran sesuai dengan kapasitas daya serap belajar siswa di kelas. c. Evaluasi
45
1. Evaluasi
dalah
suatu
proses
yang
sistematik
dan
berkesinambungan untuk mengetahui efisien kegiatan belajar mengajar dan efektifitas dari pencapaian tujuan instruksi yang telah ditetapkan. 2. Evaluasi pendidikan atau proses untuk menentukan nilai dari segala sesuatu yang berkenaan dengan pendidikan. 3. Evaluasi adalah proses pengukuran dan penilaian untukmengetahui hasil belajar yang telah dicapai seseorang d. Assesment 1. Assessment adalah metode yang dikembangkan dalam ilmu manajemen untuk mengetahui job analisis. Banyak metode yang dapat dipakai, bisa bersifat deep interview, wawancara terfokus, diskusi kelompok, presentasi, dan bahkan yang paling rumit yaitu 360′ (tiga ratus enam puluh derajat) atau biasa disebut three sixty. 2. Assessment adalah kegiatan yang dilakukan pada awal proses manajemen keamanan sistem informasi, yang ditujukan untuk mengidentifikasikan risiko-risiko beserta bentuk kontrol yang perlu diadakan untuk mengurangi risiko tersebut. 3. Assessment adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran perkembangan belajar siswa. Evaluasi pada dasarnya adalah memberikan pertimbangan atau harga nilai berdasarkan kriteria tertentu, untuk mendapatkan evaluasi yang meyakinkan dan objektif di mulai dari informasi-informasi kuantitatif dan
46
kualitatif. Instrumennya (alatnya) harus cukup sahih, kukuh, praktis dan jujur. Data yang dikumpulkan dari pengadministrasian instrument itu hendaklah diolah dengan tepat dan digambarkan pemakaiannya. Evaluasi tidak boleh dilakukan dengan sekehendak hati guru, anak didik yang cantik diberikan nilai tinggi dan anak didik yang tidak cantik diberikan nilai rendah. Evaluasi dilakukan dengan pertimbanganpertimbangan yang arif dan bijaksana, sesuai dengan hasil kemajuan belajar yang ditunjukkan oleh anak didik. Dengan demikian evaluasi adalah suatu tindakan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan yang arif dan bijaksana untuk menentukan nilai sesuatu, baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif (Syaiful Bahri Djamarah, 2005: 246) Tujuan evaluasi pembelajaran adalah untuk menghimpun informasi yang dijadikan dasar untuk mengetahui taraf kemajuan, perkembangan, dan pencapaian belajar siswa, serta keefektifan pengajaran guru. Evaluasi pembelajaran mencakup kegiatan pengukuran dan penilaian. Bila ditinjau dari tujuannya, evaluasi pembelajaran dibedakan atas evaluasi diagnostik, selektif, penempatan, formatif dan sumatif. Bila ditinjau dari sasarannya, evaluasi pembelajaran dapat dibedakan atas evaluasi konteks, input, proses, hasil dan outcom. Proses evaluasi dilakukan melalui tiga tahap yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan, pengolahan hasil dan pelaporan. Tujuan dilaksanakannya evaluasi proses dan hasil pembelajaran adalah untuk mengetahui keefektifan pelaksanaan pembelajaran dan pencapaian hasil
47
pembelajaran oleh setiap peserta didik. Informasi kedua hal tersebut pada gilirannya sebagai masukan untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran Adapun
Jenis-jenis
Evaluasi Pembelajaran
yang
ditulis
Auliamakro’s Blog adalah sebagai berikut : (http://auliamakro.wordpress.com/evaluasi-pembelajaran/jenisjenis-evaluasi-pembelajaran) a. Jenis Evaluasi Berdasarkan Tujuan 1) Evaluasi Diagnostik Evaluasi diagnostik adalah evaluasi yang di tujukan untuk menelaah kelemahan-kelemahan siswa beserta faktor-faktor penyebabnya. 2) Evaluasi Selektif Evaluasi selektif adalah evaluasi yang di gunakan untuk memilih siswa yang paling tepat sesuai dengan kriteria program kegiatan tertentu. 3) Evaluasi Penempatan Evaluasi penempatan adalah evaluasi yang digunakan untuk menempatkan siswa dalam program pendidikan tertentu yang sesuai dengan karakteristik siswa. 4) Evaluasi Formatif Evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilaksanakan untuk memperbaiki dan meningkatan proses belajar dan mengajar.
48
5) Evaluasi sumatif Evaluasi
sumatif
adalah
evaluasi
yang
dilakukan
untuk
menentukan hasil dan kemajuan bekerja siswa. b. Jenis Evaluasi Berdasarkan Sasaran. 1) Evaluasi Konteks Evaluasi yang ditujukan untuk mengukur konteks program baik mengenai rasional tujuan, latar belakang program, maupun kebutuhan-kebutuhan yang muncul dalam perencanaan 2) Evaluasi Input Evaluasi yang diarahkan untuk mengetahui input baik sumber daya maupun strategi yang digunakan untuk mencapai tujuan. 3) Evaluasi Proses Evaluasi yang di tujukan untuk melihat proses pelaksanaan, baik mengenai kalancaran proses, kesesuaian dengan rencana, faktor pendukung dan faktor hambatan yang muncul dalam proses pelaksanaan, dan sejenisnya. 4) Evaluasi Hasil Atau Produk Evaluasi yang diarahkan untuk melihat hasil program yang dicapai sebagai dasar untuk menentukan keputusan akhir, diperbaiki, dimodifikasi, ditingkatkan atau dihentikan. 5) Evaluasi Outcom Atau Lulusan Evaluasi yang diarahkan untuk melihat hasil belajar siswa lebih lanjut, yankni evaluasi lulusan setelah terjun ke masyarakat.
49
c. Jenis Evalusi Berdasarkan Lingkup Kegiatan Pembelajaran 1) Evaluasi Program Pembelajaran Evaluasi yang mencakup terhadap tujuan pembelajaran, isi program pembelajaran, strategi belajar mengajar, aspek-aspek program pembelajaran yang lain. 2) Evaluasi Proses Pembelajaran Evaluasi yang mencakup kesesuaian antara proses pembelajaran dengan garis-garis besar program pembelajaran yang di tetapkan, kemampuan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran, kemampuan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. 3) Evaluasi Hasil Pembelajaran Evaluasi hasil belajar mencakup tingkat penguasaan siswa terhadap tujuan pembelajaran yang ditetapkan, baik umum maupun
khusus,
ditinjau
dalam
aspek
kognitif,
afektif,
psikomotorik. d. Evaluasi Terhadap Lulusan Yang Mengacu Pada Ketercapaian Hasil Pembelajaran Berdasarkan Subjek 1) Evaluasi internal Evaluasi yang dilakukan oleh orang dalam sekolah sebagai evaluator, misalnya guru. 2) Evaluasi eksternal Evaluasi yang dilakukan oleh orang luar sekolah sebagai evaluator, misalnya orangtua masyarakat.
50
Sesuai dengan pengertian evaluasi, sebagai suatu kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan suatu objek dengan menggunakan beberapa instrumen dan hasilnya, dibandingkan dengan suatu tolak ukur untuk memperoleh suatu kesimpulan. Artinya, dalam mengambil langkah untuk melaksanakan evaluasi, tentunya diperlukan pengetahuan dan pemahaman terhadap suatu objek dengan terus menerus diadakan instrumen-instrumen yang kemudian dengan hasil instrumen tersebut diharapkan akan memperoleh sebuah kesimpulan. Fungsi evaluasi pembelajaran menurut Zainal Arifin (2009:15) Evaluasi tidak dapat dipisahkan dari kegiatan pembelajaran, maka guru
mutlak
sehingga
harus
mudah
mengetahui menerapkannya
dan
mengenal
untuk
fungsi
menilai
evaluasi,
keberhasilan
pembelajaran. melihat fungsi evaluasi dari segi anak didik secara individual dan dari segi program pengajaran, yakni: a. Dilihat dari Segi Anak Didik Secara individual, evaluasi berfungsi: 1) Mengetahui tingkat pencapaian anak didik dalam suatu proses belajar mengajar. 2) Menetapkan keeefektifan pengajaran dan rencana kegiatan. 3) Memberi basis laporan kemajuan anak didik. 4) Menghilangkan halangan-halangan atau memperbaiki kekeliruan yang terdapat sewaktu praktek b. Dilihat dari Segi Program Pengajaran, evaluasi berfungsi:
51
1) Memberi dasar pertimbangan kenaikan dan promosi anak didik. 2) Memberi dasar penyusunan dan penempatan kelompok anak didik yang homogen. 3) Diagnosis dan remedial anak didik. 4) Memberi dasar pembimbingan dan penyuluhan. 5) Dasar pemberian angka dan rapor bagi kemajuan anak didik. 6) Memotivasi belajar anak didik. 7) Mengidentifikasi dan mengkaji kelainan anak didik. 8) Menafsirkan kegiatan sekolah ke dalam masyarakat. 9) Mengadministrasi sekolah. 10) Mengembangkan kurikulum. 11) Mempersiapkan penelitian pendidikan di sekolah. Dalam keseluruhan proses pendidikan, secara garis besar evaluasi berfungsi untuk (Anas Sudijono, 1996:23) a. Mengetahui kemajuan kemampuan belajar murid.
Dalam evaluasi
formatif, hasil dari evaluasi selanjutnya digunakan untuk memperbaiki cara belajar siswa. b. Mengetahui status akademis seseorang siswa dalam kelasnya. c. Mengetahui penguasaan, kekuatan dalam kelemahan seseorang siswa atas suatu unit pelajaran. d. Menegtahui efisiensi metode mengajar yang digunakan guru. e. Menunjang pelaksanaan B.K di sekolah. f. Memberi laporan kepada siswa dan orang tua
52
g. Hasil evaluasi dapat digunakan untuk keperluan promosi siswa. h. Hasil evaluasi dapat digunakan untuk keperluan pengurusan i. Hasil evaluasi dapat digunakan untuk keperluan perencanaan pendidikan j.
Memberi informasi kepada masyarakat yang memerlukan, dan
k. Merupakan feedback bagi siswa, guru dan program pengajaran. l. Sebagai alat motivasi belajar mengajar m. Untuk keperluan pengembangan dan perbaikan kurikulum sekolah yang bersangkutan. Bagi guru fungsi evaluasi perlu diperhatikan dengan sungguhsungguh agar evaluasi yang diberikan benar-benar mengenai sasaran. Hal ini didasarkan karena hampir setiap saat guru melaksanakan kegiatan evaluasi untuk menilai keberhasilan belajar siswa serta program pengajaran.
2. Ruang Lingkup Evaluasi Pembelajaran Ruang lingkup evaluasi berkaitan dengan cakupan objek evaluasi sendiri. Jika objek evaluasi itu tentang pembelajaran, maka semua hal yang berkaitan dengan pembelajaran menjadi ruang lingkup evaluasi pembelajaran. Ruang lingkup pembelajaran ditinjau dari berbagai perspektif, antara lain: a. Ruang Lingkup Evaluasi Pembelajaran Dalam Perspektif Domain Hasil Belajar Menurut Benyamin S. Bloom, dkk. (1956) hasil belajar 53
dapat dikelompokkan menjadi tiga domain, yaitu “kognitif, afektif dan psikomotorik”. Setiap domain disusun dari beberapa jenjang kemampuan. Adapun rincian domain tersebut antara lain: 1) Domain Kognitif (cognitive domain), memiliki enam jenjang kemampuan, yaitu: a) Pengetahuan menuntut
(knowledge), yaitu jenjang kemampuan yang
peserta
didik
untuk
dapat
mengenali
atau
mengetahui adanya konsep, prinsip, fakta atau istilah tanpa harus mengerti atau dapat menggunakannya. b) Pemahaman (comprehension), yaitu jenjang kemampuanyang menuntut peserta didik untuk memahami dan mengerti tentang materi
pelajaran
yang
disampaikan
guru
dan
dapat
memanfaatkannya tanpa harus menghubungkannya dengan halhal lain. c) Penerapan (application), jenjang kemampuan yang menuntut peserta didik untuk menggunakan ide-ide umum, tata cara ataupun metode, prinsip dan teori-teori dalam situasi baru dan konkret. d) Analisis (analysis), jenjang
kemampuan
yang
menuntut
peserta didik untuk menguraikan suatu situasi atau keadaan tertentu ke
dalam
unsur-unsur
atau
komponen
pembentuknya. e) Sintesis (synthesis),
yaitu
54
jenjang
kemampuan
yang
menuntut peserta didik untuk menghasilkan sesuatu yang baru dengan menggabungkan berbagai faktor. f) Evaluasi (evaluation),
yaitu
jenjang
kemampuan
yang
menuntut peserta didik untuk dapat mengevaluasi suatu situasi keadaan pernyataan atau konsep berdasarkan kriteria tertentu. 2) Domain Afektif (affective domain), terdiri atas beberapa jenjang kemampuan. 3) Domain Psikomotorik (psychomotor domain), terdiri dari beberapa jenjang kemampuan, yakni : a) Muscular or motor skill, meliputi: mempertontonkan gerak, menunjukkan
hasil,
melompat,
menggerakkan
dan
menampilkan. b) Manipulations of materials or objects, meliputi: mereparasi, menyusun, membersihkan, menggeser, memindahkan dan membentuk. c) Neuromuscular
coordination,
meliputi:
mengamati,
menerapkan, menghubungkan, menggandeng, memadukan, memasang, memotong, menarik dan menggunakan. b. Ruang Lingkup Evaluasi Pembelajaran Dalam Perspektif Sistem Pembelajaran Pembelajaran hendaknya bertitik tolak dari tujuan evaluasi pembelajaran itu sendiri. Jika tujuan evaluasi adalah untuk mengetahui
55
ke-efektifan sistem pembelajaran, maka ruang lingkup evaluasi pembelajaran adalah: 1) Program pembelajaran 2) Proses Pelaksanaan Pembelajaran 3) Hasil pembelajaran, baik jangka pendek (sesuai dengan pencapaian indikator), jangka menengah (sesuai dengan target untuk setiap bidang studi/ mata pelajaran) dan jangka panjang (setelah peserta didik terjun ke masyarakat). c. Ruang Lingkup Evaluasi Pembelajaran Dalam Perspektif Penilaian Proses dan Hasil Belajar 1) Sikap dan kebiasaan, motivasi, minat dan bakat. 2) Pengetahuan dan pemahaman peserta didik terhadap bahan pelajaran. 3) Kecerdasan peserta didik. 4) Perkembangan jasmani/ kesehatan. 5) Keterampilan d. Ruang Lingkup Evaluasi Pembelajaran Dalam Perspektif Penilaian Berbasis Kelas 1) Kompetensi Dasar Mata Pelajaran 2) Kompetensi Rumpun Pelajaran 3) Kompetensi Lintas Kurikulum 4) Kompetensi Tamatan 5) Pencapaian Keterampilan Hidup
56
6) Keterampilan Vokasional 3. Prinsip-Prinsip Evaluasi Prinsip diperlukan sebagai pemandu dalam kegiatan evaluasi. Anas Sudijono (2007:31), “evaluasi dapat dikatakan terlaksana dengan baik apabila dalam pelaksanaannya senantiasa berpegang pada prinsip-prinsip” berikut ini. a. Prinsip Keseluruhan Yang dimaksud dengan evaluasi yang berprinsip keseluruhan atau menyeluruh atau komprehensif adalah evaluasi tersebut dilaksanakan secara bulat, utuh, menyeluruh. Maksud dari pernyataan ini adalah bahwa dalam pelaksanaannya evaluasi tidak dapat dilaksanakan secara terpisah, tetapi mencakup berbagai aspek yang dapat menggambarkan perkembangan atau perubahan tingkah laku yang terjadi pada diri peserta didik sebagai makhluk hidup dan bukan benda mati. Dalam hubungan ini, evaluasi diharapkan tidak hanya menggambarkan aspek kognitif, tetapi juga aspek psikomotor dan afektif pun diharapkan terangkum dalam evaluasi. Jika dikaitkan dengan mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, penilaian bukan hanya menggambarkan pemahaman siswa terhadap materi ini, melainkan juga harus dapat mengungkapkan sudah sejauh mana peserta didik dapat menghayati dan mengimplementasikan materi tersebut dalam kehidupannya.
57
Jika prinsip evaluasi yang pertama ini dilaksanakan, akan diperoleh bahan-bahan keterangan dan informasi yang lengkap mengenai keadaan dan perkembangan subjek subjek didik yang sedang dijadikan sasaran evaluasi. b. Prinsip Kesinambungan Istilah lain dari prinsip ini adalah kontinuitas. Penilaian yang berkesinambungan ini artinya adalah penilaian yang dilakukan secara terus menerus, sambung-menyambung dari waktu ke waktu. Penilaian secara
berkesinambungan
ini
akan
memungkinkan
sipenilai
memperoleh informasi yang dapat memberikan gambaran mengenai kemajuan atau perkembangan peserta didik sejak awal mengikuti program pendidikan sampai dengan saat-saat mereka mengakhiri program-program pendidikan yang mereka tempuh. c. Prinsip Objektivitas Prinsip objektivitas mengandung makna bahwa evaluasi hasil belajar terlepas dari faktor-faktor yang sifatnya subjektif. Orang juga sering menyebut prinsip objektif ini dengan sebutan “apa adanya”. Istilah apa adanya ini mengandung pengertian bahwa materi evaluasi tersebut bersumber dari materi atau bahan ajar yang akan diberikan sesuai atau sejalan dengan tujuan instruksional khusus pembelajaran. Ditilik dari pemberian skor dalam evaluasi, istilah apa adanya itu mengandung pengertian bahwa pekerjaan koreksi, pemberian skor, dan penentuan nilai terhindar dari unsur-unsur subjektivitas yang
58
melekat pada diri tester. Di sini tester harus dapat mengeliminasi sejauh mungkin kemungkinan-kemungkinan “hallo effect” yaitu jawaban soal dengan tulisan yang baik mendapat skor lebih tinggi daripada jawaban soal yang tulisannya lebih jelek padahal jawaban tersebut sama. Demikian pula “kesan masa lalu” dan lain-lain harus disingkirkan jauh-jauh sehingga evaluasi nantinya menghasilkan nilai-nilai yang objektif. Dengan kata lain, tester harus senantiasa berpikir dan bertindak wajar menurut keadaan yang senyatanya, tidak dicampuri oleh kepentingan-kepentingan yang sifatnya subjektif. Prinsip ini sangat penting sebab apabila dalam melakukan evaluasi, subjektivitas menyelinap masuk dalam suatu evaluasi, kemurnian pekerjaan evaluasi itu sendiri akan ternoda. Sebenarnya bukan hanya tiga prinsip di atas yang menjadi ukuran dalam untuk melakukan evaluasi. Dimyati dan Mujiono (2006:194-199) menyebutkan bahwa evaluasi yang akan dilakukan juga harus mengikuti prinsip kesahihan (valid), keterandalan (reliabilitas), dan praktis. d. Kesahihan Sebuah evaluasi dikatakan valid jika evaluasi tersebut secara tepat, benar, dan sahih telah mengungkapkan atau mengukur apa yang seharusnya diukur. Agar diperoleh hasil evaluasi yang sahih, dibutuhkan instrumen yang memiliki/ memenuhi syarat kesahihan
59
suatu instrumen evaluasi. Contoh berikut dapat dijadikan sarana untuk memahami pengertian valid. Contoh yang dimaksud adalah berupa barometer dan termometer. Barometer adalah alat ukur yang dipandang tepat untuk mengukur tekanan udara. Jadi, kita dapat mengatakan bahwa barometer tanpa diragukan lagi adalah alat pengukur yang valid untuk mengukur tekanan udara. Dengan kata lain, apa seseorang melakukan pengukuran terhadap tekanan udara dengan menggunakan alat pengukur berupa barometer hasil pengukuran yang diperoleh itu dipandang tepat dan dapat dipercaya. Demikian pula halnya denga termometer. Termometer adalah alat pengukur yang dipandang tepat, benar, sahih, dan abash untuk mengukur tinggi rendahnya suhu udara. Jadi dapat dikatakan bahwa termometer adalah adalah alat pengukur yang valid untuk mengukur suhu udara (Zainal Arifin, 2009:96). Sahih atau tidaknya evaluasi tersebut ditentukan oleh faktorfaktor instrumen evaluasi itu sendiri, administrasi evaluasi dan penskoran, respon-respon siswa (Gronlund, dalam Dimyati dan Mujiono (2006:195). Kesahihan instrumen evaluasi diperoleh melalui hasil pemikiran dan pengalaman. Dari dua cara tersebut, diperoleh empat macam kesahihan yanga terdiri atas kesahihan isi (content validation), kesahihan konstruksi (contruction validity), kesahihan ada sekarang (concurrent validity), dan kesahihan prediksi (prediction validity) (Arikunto, 1990:64).
60
e. Keterandalan Keterandalan
evaluasi
berhubungan
dengan
masalah
kepercayaan yaitu tingkat kepercayaan bahwa suatu evaluasi mampu memberikan hasil yang tepat. Maksud dari pernyataan ini adalah jika suatu eveluasi dilakukan pada subjek yang sama evaluasi senantiasa menunjukkan hasil evaluasi yang sama atau sifatnya ajeg dan stabil. Dengan demikian suatu ujian, misalnya, dikatakan telah memiliki reliabilitas apabila skor-skor atau nilai-nilai yang diperoleh para peserta ujian untuk pekerjaan ujiannya adalah stabil, kapan saja, dimana saja ujian itu dilaksanakan, dan oleh siapa saja pelaksananya.
4. Teknik Evaluasi Istilah teknik dapat diartikan
sebagai alat. Jadi teknik evaluasi
berarti alat yang digunakan dalam rangka melakukan kegiatan evaluasi. Berbagai macam teknik penilaian dapat dilakukan secara komplementer (saling melengkapi) sesuai dengan kompetensi yang dinilai, teknik penilaian yang dimaksud antara lain melaui tes, observasi, penugasan, inventori, jurnal, penilaian diri dan penilaian antar teman yang sesuai dengan karakteristik kompetensi dan tingkat perkembangan peserta didik. Dalam konteks evaluasi hasil proses pembelajaran di
sekolah
dikenal adanya 2 macam teknik, yaitu teknik tes, maka evaluasi dilakukan dengan jalan menguji peserta didik, sedangkan teknik non test, maka evaluasi dilakukan dengan tanpa menguji peserta didik (Anas
61
Sudijono, 2007: 62). a. Teknik tes Anas sudijono (2007: 67) menyimpulkan bahwa, “Tes adalah alat atau prosedur yang dipergunakan dalam rangka pengukuran dan penilaian dibidang pendidikan yang berbentuk pemberian tugas atau serangkaian tugas baik berupa pertanyaan-pertanyaan atau perintahperintah yang harus dikerjakan oleh testee sehingga dapat dihasilkan nilai yang melambangkan tingkah laku dengan nilainilai yang dicapai oleh testee lainnya atau dibandingkan dengan nilai standar tertentu”. Ditinjau dari segi fungsi yang dimiliki oleh tes sebagai alat pengukur perkembangan belajar peserta didik (Suharsimi Arikunto, 2009: 24) tes dibedakan menjadi tiga golongan 1) Tes diagnostik adalah tes yang digunakan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan siswa sehingga berdasarkan kelemahankelemahan siswa tersebut dapat dilakukan pemberian perlakuan yang tepat. 2) Tes formatif, adalah tes yang bertujuan untuk mengetahui sudah sejauhmanakah peserta didik telah terbentuk sesuai dengan tujuan pengajaran yang telah ditentukan setelah mereka mengikuti proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu. Di sekolah-sekolah tes formatif ini dikenal dengan istilah “ulangan harian”. Maksud dari evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilaksanakan
62
di
tengah-tengah
atau
pada
saat
berlangsungnya
proses
pembelajaran, yaitu dilaksanakan pada setiap kali satuan pembelajaran atau subpokok bahasan dapat diselesaikan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana peserta didik “telah terbentuk” sesuai dengan tujuan pengajaran yang telah ditentukan. (Sudijono, 2007: 23) Untuk membahas evaluasi formatif ini, seperti yang Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi katakan dalam bukunya “Pengelolaan Pengajaran”, (Rohani dan Ahmadi, 1991: 173-175) perlu meninjau dari berbagai segi sehingga akan mudah memahami bagaimana sebenarnya evaluasi ini. di antaranya adalah sebagai berikut: a) Fungsi dan Tujuan Evaluasi Formatif Fungsi dari evaluasi formatif adalah untuk memperbaiki proses belajar-mengajar. b) Manfaat Evaluasi Dalam evaluasi formatif ini, ada beberapa manfaat yang dingkap oleh Suharsimi Arikunto yaitu manfaat bagi siswa, guru dan program sekolah yang penjabarannya sebagai berikut: (1) Manfaat bagi siswa: (a) Digunakan untuk mengetahui apakah siswa sudah menguasai bahan program secara menyeluruh atau belum
63
(b) Merupakan penguatan bagi siswa dan memperbesar motivasi siswa untuk belajar giat (c) Untuk perbaikan belajar siswa (d) Sebagai diagnosa kekurangan dan kelebihan siswa (2) Manfaat bagi guru: (a) Mengetahui
sampai
sejauh mana bahan
yang
diajarkan sudah dapat diterima oleh siswa (b) Mengetahui bagian-bagian mana dari bahan pelajaran yang belum dikuasai siswa (3) Manfaat bagi program sekolah: (a) Apakah program yang telah diberikan merupakan program yang tepat atau tidak (b) Apakah
program
pengetahuan-pengetahuan
tersebut prasyarat
membutuhkan yang
belum
diperhitungkan (c) Apakah diperlukan alat, sarana, dan prasarana untuk mempertinggi hasil yang akan dicapai atau tidak (d) Apakah metode, pendekatan dan alat evaluasi yang digunakan sudah tepat atau tidak (Arikunto, 1996: 34-36) c) Waktu Pelaksanaan Sesuai dengan fungsi dan tujuan evaluasi formatif, maka evaluasi ini dilakukan untuk menilai hasil belajar jangka
64
pendek dari suatu proses belajar mengajar atau pada akhir unit pelajaran yang singkat yaitu satuan pelajaran. Sebab perbaikan belajar mengajar itu hanya mungkin jika dilakukan secara sistematis dan bertahap. d) Aspek Tingkah Laku Yang Dinilai Aspek tingkah laku yang dinilai dari evaluasi formatif ini cenderung terbatas pada segi kognitif (pengetahuan) dan psikomotor (ketrampilan) yang terkandung dalam tujuan khusus pelajaran. Untuk menilai segi afektif (sikap dan nilai), maka penggunaan penilaian formatif tidaklah tepat. Sebab untuk menilai perkembangan segi afektif ini diperlukan periode pengajaran yang cukup panjang. e) Cara Menyusun Soal Sesuai dengan fungsi evaluasi formatif, maka evaluasi ini harus disusun dengan sedemikian rupa sehingga benar-benar mengukur tujuan khusus pengajaran yang dicapai. Oleh karena itu,
soal
harus
dibuat
secara
langsung
dengan
menjabarkantujuan khusus pengajaran ke dalam bentuk pertanyaan. Pada evaluasi formatif ini, masalah tingkat kesukaran dan daya pembeda tiap-tiap soal tes tidak begitu penting. f) Pendekatan Evaluasi Yang Digunakan
65
Sesuai dengan fungsi evaluasi formatif, maka sasaran penilaian adalah kecakapan nyata setiap peserta didik. Oleh karena itu, pendekatan dalam penilaian evaluasi formatif adalah penilaian yang bersumber pada kriteria mutlak. g) Cara Pengolahan Hasil Evaluasi Ada beberapa cara pengolahan hasil evaluasi formatif. Caracara tersebut adalah sebagai berikut: (1) Menghitung presentase peserta didik yang gagal dalam setiap soal. Dengan melihat hasil presentase ini, guru akan dapat mengetahui sejauh mana tujuan khusus pengajaran (TKP) yang bersangkutan dengan soal telah dicapai atau dikuasai oleh kelas. (2) Menghitung presentase penguasaan kelas atas bahan yang telah disajikan. Dengan kata lain, berapa persen kah dari bahan yang telah disajikan itu dikuasai kelas. Cara pengolahan ini bertujuan untuk mendapatkan keterangan, apakah keterangan apakah kriteria keberhasilan belajar yang diharapkan telah tercapai. (3) Menghitung presentase jawaban yang benar yang dicapai setiap peserta didik dalam tes secara keseluruhan. Dengan angka presentase ini, guru akan dapat mengetahui sampai berapa jauh penguasaan setiap peserta didik atas bahan yang telah diajarkan. Dengan kata lain, sejauh mana
66
tingkat keberhasilan setiap peserta didik atas unit pengajaran yang telah diajarkan ditinjau dari sudut kriteria keberhasilan belajar yang diharapkan atau yang telah ditetapkan. h) Penggunaan Hasil Evaluasi Hasil pengolahan evaluasi formatif sebagaimana disebutkan di atas, dapat digunakan untuk keperluan-keperluan sebagai berikut: (1) Atas dasar angka presentase peserta didik yang gagal dalam setiap soal. Guru dapat mempertimbangkan apakah bahan pelajaran yang bersangkutan dengan soal tes perlu dibicarakan lagi secara umum atau tidak. (2) Atas dasar angka presentase penguasaan kelas atas bahan yang telah disajikan, guru dapat menilai dirinya sendiri mengenai kemampuannya dalam mengajar. Jika angka itu belum mencapai kriteria keberhasilan umpamanya, maka guru akan mencari sebabnya dan kemudian ia akan memikirkan perbaikan-perbaikan apa yang perlu diadakan agar proses belajar mengajar dapat berjalan secara efisien dan efektif sehingga kriteria keberhasilan itu dapat tercapai. (3) Dengan mengetahui presentase jawaban yang benar dari setiap peserta didik dalam tes secara keseluruhan, guru
67
dapat mengetahui kekuatan dan kelemahan yang ada pada setiap peserta didik sehingga guru mendapat bahan yang dapat dijadikan sebagai dasar pertimbangan apakah peserta didik perlu dapat bantuan atau pelayanan khusus dari guru untuk mengatasi kesulitan dalam belajar. (Rohani dan Ahmadi, 1991: 173-175) 3) Tes sumatif adalah tes hasil belajar yang dilaksanakan setelah sekumpulan satuan program pengajaran selesai diberikan, di sekolah tes ini dikenal dengan ulangan umum, dimana hasilnya digunakan untuk mengisi nilai raport atau mengisi Surat Tanda Tamat Belajar (STTB) atau Ijazah. Apabila ditinjau dari segi cara mengajukan pertanyaan dan cara memberikan jawabannya, tes dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu, tes tertulis dan tes lisan. Anas sudijono (2007: 75), b. Teknik non tes Nana sudijana (2008:67), “dengan teknik non tes maka penilaian atau evaluasi hasil belajar peserta didik dilakukan dengan tanpa menguji peserta didik”, melainkan dilakukan dengan: 1) Skala bertingkat (Rating scale) Skala menggambarkan suatu nilai yang berbentuk angka terhadap sesuatu hasil pertimbangan. 2) Quesioner (Angket) Yaitu sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang
68
akan diukur (responden) 3) Daftar cocok (Check list) Deretan pernyataan dimana responden yang dievaluasi tinggal membubuhkan tanda cocok (√) ditempat yang sudah disediakan. 4) Wawancara (Interview) Suatu metode atau cara yang digunakan untuk mendapatkan jawaban dari responden dengan jalan tanya jawab sepihak. 5) Pengamatan (observation) Suatu
tehnik
yang
dilakukan
dengan
cara
mengadakan
pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis. 6) Riwayat hidup Gambaran tentang keadaan seseorang selama dalam masa kehidupannya.
MACAM-MACAM TES DARI SEGI KEGUNAAN UNTUK MENGUKUR SISWA
TES DIAGNOSTIK
TES FORMATIF
Mengetahui kelemahan siswa sehingga dapat diberi threatment
TES SUMATIF
Setelah berakhirnya suatu program
Setelah siswa mengikuti pelajraan PRE TEST
POST TES
69
UJIAN SEMESTER
5. Langkah-langkah Evaluasi Pekerjaan mengevaluasi mempunyai prosedur tersendiri meskipun perlu untuk ditekankan, bahwa pekerjaan mengevaluasi itu lebih tepat untuk dipandang sebagai suatu proses yang kontinu. Suatu kontinous proses yang tidak terputus-putus, tetapi ada gunanya juga mengetahui prosedur apa sajakah yang merupakan titik-titik penghubung dari proses yang bersifat kontinu tadi. Pengetahuan tentang prosedur ini ditambah dengan pengetahuan tentang fungsi dalam keseluruhan proses evaluasi akan memungkinkan kita memperoleh gambaran yang cukup jelas tentang sistematik pekerjaan evaluasi pada umumnya. Dan kalau bayangan tentang sitematik rangka pekerjaan evaluasi ini sudah ada pada kita, akan lebih memudahkan bagi kita
untuk
membangunkan
suatu
sistem
evaluasi
yang
dapat
dipertanggungjawabkan dalam suatu lingkungan pendidikan tertentu ataupun untuk menilai, apalagi perlu merevisi sistem evaluasi yang telah berlaku dalam suatu lingkungan pendidikan tertentu. Evaluasi
merupakan
bagian
integral
dari
pendidikan
atau
pengajaran sehingga perencanaan atau penyusunan, pelaksanaan dan pendayagunaannyapun tidak dapat dipisahkan dari keseluruhan program pendidikan atau pengajaran. Anas sudijono (2008: 59), Agar evaluasi dapat dilaksanakan tepat pada waktu yang diharapkan dan hasilnya tepat guna dan tepat arah, perlu mengikuti langkah-langkah berikut ini.
70
a. Menyusun rencana evaluasi hasil belajar Evaluasi hasil belajar itu umumnya mencakup: 1) Merumuskan tujuan dilaksanakannya evaluasi. Hal ini disebabkan evaluasi tanpa tujuan maka akan berjalan tanpa arah dan mengakibatkan evaluasi menjadi kehilangan arti dan fungsinya. 2) Menetapkan aspek-aspek yang akan dievaluasi, misalnya aspek kognitif, afektif atau psikomotorik 3) Memilih dan menentukan teknik yang akan dipergunakan didalam pelaksanaan evaluasi misalnya apakah menggunakan teknik tes atau non tes 4) Menyusun
alat-alat
pengukur
yang
dipergunakan
dalam
Pengukuran dan penilaian hasil belajar peserta didik, seperti butirbutir soal tes 5) Menentukan tolok ukur, norma atau kriteria yang akan dijadikan pegangan atau patokan dalam memberikan interpretasi terhadap data hasil evaluasi dengan Penilaian Acuan Norma (PAN) dan Penilaian Acuan Patokan (PAP) Penilaian Acuan Norma (PAN) adalah penilaian yang dilakukan dengan membandingkan hasil belajar seorang siswa dengan siswa lainnya dalam suatu kelas. Misalkan dalam suatu kelas ada sekelompok pelajar pandai sekali, maka dengan pendekatan PAN selalu saja ada siswa yang mendapatkan nilai rendah walaupun kemampuan
mereka
cukup
71
memuaskan.
Apabila
tingkat
kemampuan sekelompok pelajar secara keseluruhan rendah maka dengan pendekatan PAN , siswa dengan kemampuan rendah dapat saja memproleh nilai yang memuaskan atau lulus bila ia berada diatas rata-rata. Penilaian Acuan Patokan (PAP) ini dapat dipakai untuk kelompok pelajar yang berbeda – beda yang mendapat pengalaman belajar yang sama. Dengan PAP, nilai yang diperoleh dari waktu kewaktu dalam kelompok yang sama atau kelompok yang berbeda ,mempunyai arti yang sama. penetapan batas lulus merupakan hal yang pokok dalam PAP.Sebelum pelajaran dimulai, pelajar harus telah menentukan batas kompetensi minimum dan maksimum yang harus tercapai. Dan nilai akhir ditentukan berdasarkan seberapa jauh pelajar menguasai kompetensi minimum itu. 6) Menentukan frekuensi dari kegiatan evaluasi hasil belajar itu sendiri. b. Menghimpun data Dalam evaluasi pembelajaran, wujud nyata dari kegiatan menghimpun data
adalah
melaksanakan
pengukuran,
misalnya
dengan
menyelenggarakan tes pembelajaran c. Melakukan verifikasi data data dimaksudkan untuk memisahkan data yang baik (yang dapat memperjelas
gambaran
yang
akan
diperoleh
mengenai
diri
individu atau sekelompok individu yang sedang dievaluasi dari data
72
yang kurang baik (yang akan mengaburkan gambaran yang akan diperoleh apabila data itu ikut serta diolah) d. Mengolah dan menganalisis data Mengolah dan menganalisis hasil evaluasi dilakukan dengan memberikan makna terhadap data yang telah berhasil dihimpun dalam kegiatan evaluasi. e. Memberikan interpretasi dan menarik kesimpulan Interpretasi terhadap data hasil evaluasi belajar pada hakikatnya adalah merupakan verbalisasi dari makna yang terkandung dalam data yang telah mengalami pengolahan dan penganalisaan f. Tindak lanjut hasil evaluasi Bertitik tolak dari data hasil evaluasi yang telah disusun, diatur, diolah, dianalisis dan disimpulkan sehingga dapat diketahui apa makna yang terkandung didalamya, maka pada akhirnya evaluasi akan dapat mengambil keputusan atau merumuskan kebijakan-kebijakan yang akan dipandang perlu sebagai tindak lanjut dari kegiatan evaluasi tersebut. Adapun langkah-langkah evaluasi (penilaian) berdasarkan penilaian KTSP adalah sebagai berikut ( www. dikmenum.go.id), : a. Perencanaan Penilaian Perencanaan
penilaian
mencakup
penyusunan
kisi-kisi
yang
memuat indikator dan strategi penilaian. Strategi penilaian meliputi pemilihan metode dan teknik penilaian, serta pemilihan bentuk
73
instrumen penilaian. b. Pelaksanaan penilaian Pelaksanaan penilaian adalah penyajian penilaian kepada peserta didik. Penilaian dilaksanakan dalam suasana kondusif, tenang dan nyaman dengan menerapkan prinsip valid, objektif, adil, terpadu, terbuka, menyeluruh, menggunakan acuan criteria, dan akuntabel. c. Analisis hasil penilaian Kegiatan yang dilakukan oleh pendidik pada tahap analisis adalah menganalisis hasil penilaian menggunakan acuan kriteria yaitu membandingkan hasil penilaian masing-masing peserta didik dengan standar yang telah ditetapkan. Untuk penilaian yang dilakukan oleh pendidik hasil penilaian masing-masing peserta didik dibandingkan dengan KKM. Analisis ini bermanfaat untuk mengetahui kemajuan hasil belajar dan kesulitan belajar peserta didik, serta untuk memperbaiki pembelajaran. d. Tindak lanjut hasil analisis Analisis hasil penilaian telah dilakukan perlu ditindak lanjuti. Kegiatan yang dilakukan oleh pendidik sebagai tindak lanjut hasil analisis meliputi: 1) Pelaksanaan program remedial untuk peserta didik yang belum tuntas (belum mencapai KKM) untuk hasil ulangan harian dan memberikan kegiatan pengayaan bagi peserta didik yang telah tuntas;
74
2) Pengadministrasian semua hasil penilaian yang telah dilaksanakan e. Pelaporan hasil penilaian Pelaporan hasil penilaian disajikan dalam bentuk profil hasil belajar peserta didik. Pada
tahap
pelaporan
hasil
penilaian,
pendidik melakukan kegiatan sebagai berikut: 1) Menghitung/menetapkan nilai mata pelajaran dari berbagai macam penilaian (hasil ulangan harian, tugas-tugas, ulangan tengah semester, dan ulangan akhir semester atau ulangan kenaikan kelas); 2) Melaporkan hasil penilaian mata pelajaran dari setiap peserta didik pada setiap akhir semester kepada pimpinan satuan pendidikan melalui wali kelas atau wakil bidang akademik dalam bentuk nilai prestasi belajar (meliputi sikap)
aspek
pengetahuan,
praktik,
dan
disertai deskripsi singkat sebagai cerminan kompetensi
yang utuh; 3) Memberi
masukan
hasil
penilaian
akhlak
kepada
guru
Pendidikan Agama dan hasil penilaian kepribadian kepada guru Pendidikan Kewarganegaraan sebagai informasi untuk menentukan nilai akhir semester akhlak dan kepribadian peserta didik; 4) Pendidik
yang
menilai
ujian
praktik
melaporkan
hasil
penilaiannya Baik tidaknya suatu evaluasi dapat ditentukan berdasarkan keadaan tes
75
itu seluruhnya atatu berdasarkan kebaikan setiap soal dalam tes itu, tetapi dalam pada itu ada beberapa syarat yang harus diperhatikan pada penyusunan setiap soal dan juga pada penyusunan seluruh tes. a. Validitas Suatu tes dikatakan valid atau sah, kalau tes itu betul-betul mengukur apa yang hendak diukurnya, harus dapat mengukur tingkat hasil belajar yang tercapai dalam pelaksanaan suatu tujuan yang dikehendaki. b. Reliabilitas Suatu tes dikatakan reliabel apabila skor-skor atau nilai-nilai yang
diperoleh peserta ujian untuk pekerjaan ujiannya adalah
stabil, kapan saja, dimana saja, dan oleh siap saja ujian itu dilaksanakn, diperiksa dan dinilai. c. Obyektifitas tes dapat dikatakan sebagai tes belajar yang obyektif apabila tes tersebut disusun dan dilaksanakan îmenurut apa adanyaî, yang mengandung pengertian bahwa pekerjaan mengoreksi, pemberian skor
dan
penentuan
nilainya
terhindar
dari
unsur-unsur
subyektivitas yang melekat pada diri penyusunan tes. d. Praktis Tes belajar tersebut dilaksanakan dengan mudah, sederhana, lengkap (Anas Sudijono, 2008:93-97) Pada pelaksanaan evaluasi khususnya evaluasi formatif (penilaian
76
formatif), penilaian lebih diarahkan kepada pertanyaan, sampai dimanakah guru telah berhasil menyampaikan bahan pelajaran kepada siswanya. Hal ini akan digunakan oleh guru untuk memperbaiki proses belajar mengajar. Evaluasi formatif ditujukan untuk memperoleh umpan balik dari upaya pengajaran yang telah dilakukan oleh guru, meskipun dalam evaluasi formatif ini keberhasilan guru yang dinilai, yang langsung dikenai penilaiannya tetap siswa. Jadi dengan kata lain dengan melihat hasil yang diperoleh siswa dapat diketahui keberhasilan atau ketidakberhasilan guru mengajar. f. Pemanfaatan Hasil Evaluasi Tahap akhir dari prosedur evaluasi adalah penggunaan atau pemanfaatan hasil evaluasi. Salah satu penggunaan hasil evaluasi adalah laporan. Beberapa jenis penggunaan hasil evaluasi antara lain: 2) Untuk keperluan laporan pertanggung jawaban 3) Untuk keperluan seleksi 4) Untuk keperluan promosi 5) Untuk keperluan diagnosis 6) Untuk memprediksi masa depan peserta didik
C. Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran Pendidikan agama Islam adalah suatu usaha untuk mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahami ajaran Islam secara menyeluruh.
77
Pendidikan Agama Islam merupakan usaha sadar yang dilakukan pendidik dalam rangka mempersiapkan peserta didik untuk meyakini, memahami dan mengamalkan ajaran Islam melalui kegiatan bimbingan pengajaran atau pelatihan yang telah ditentukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Abdul Madjid, 2004:130) Untuk penilaian kelompok mata pelajaran Agama dan Akhlak mulia, kompetensi yang dikembangkan terfokus pada aspek kognitif dan pengetahuan dan aspek afektif atau perilaku. Penilaian hasil belajar untuk kelompok mata pelajaran Agama dilakukan melalui: (www.dikmenum.go.id) a.
Pengamatan
terhadap
perubahan
perilaku
dan
sikap
untuk
menilai perkembangan afeksi dan kepribadian peserta didik. b.
Ujian, ulangan dan atau penugasan untuk mengukur aspek kognitif peserta didik. Di
sekolah-sekolah
umum,
alokasi
waktu
untuk
mengajarkan
Pendidikan Agama Islam disediakan waktu 2 jam pelajaran perminggu (Alisuf Sabri, 2005:118)
dimana secara keseluruhan mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam melingkupi Al Qurían dan Hadits,
keimanan,
akhlak, fiqh atau ibadah, dan sejarah sekaligus menggambarkan bahwa ruang lingkup Pendidikan Agama Islam mencakup perwujudan keserasian, keselarasan dan keseimbangan hubungan manusia dengan Allah SWT, diri sendiri, sesama manusia, makhluk lainnya maupun lingkungan. Kedudukan Pendidikan Agama Islam di sekolah umum hanya merupakan salah satu program atau mata pelajaran atau bidang studi yang
78
kedudukannya sama dengan
bidang studi atau mata pelajaran lainnya.
Sehingga pelaksanaan evaluasi pembelajarannya pun sama dengan mata pelajaran lainnya (Alisuf Sabri, 2005:119) Melakukan evaluasi tentang hasil Pendidikan Agama Islam kepada muridmurid dapat berlangsung secara terulis atau lisan, pada periode waktuwaktu tertentu dan yang bersifat rutin sehari-hari pula. Mengenai pelajaran Pendidikan Agama Islam ini adalah lebih baik para guru mengevaluasinya secara harian karena hal demikian lebih obyektif, efektif dan
membawa
kepada
naturalistik
pengalaman
dan
penghayatannya kepada kepribadian anak, disamping evaluasi secara periodik yang memang wajar dilakukan pada waktu-waktu yang tepat Sekurang-kurangnya ada faktor tentang agama yang harus dievaluasi pada diri seorang anak: a. Pengetahuan para siswa tentang agama Islam b. Pelaksanaan praktik ibadah dan amaliyahnya c. Penghayatan jiwa agama atau akhlak yang baik sehari-hari atau kepribadian mereka Kompetensi sangatlah penting bagi seorang guru, karena dengan kompetensi yang dimiliki, guru dapat melaksanakan berbagai komponen pembelajaran dengan baik, demikian juga dengan guru pendidikan agama Islam. Kompetensi guru dinilai penting sebagai alat seleksi dalam penerimaan calon guru, juga dapat dijadikan sebagai pedoman dalam rangka pembinaan dan pengembangan tenaga guru. Kompetensi merupakan salah satu
79
kualifikasi guru yang terpenting, bila kompetensi ini tidak ada pada diri seorang guru, maka ia tidak akan berkompeten dalam melaksanakan tugasnya dan hasilnya pun tidak akan maksimal. Namun, jika pengertian kompetensi guru tersebut dikaitkan dengan Pendidikan Agama Islam yakni pendidikan yang sangat penting bagi kehidupan manusia, terutama dalam mencapai ketentraman batin dan kesehatan mental pada umumnya. Agama Islam merupakan bimbingan hidup yang paling baik, pencegah perbuatan salah dan munkar yang paling ampuh, pengendali moral yang tiada taranya. Maka kompetensi guru agama Islam adalah kewenangan untuk menentukan Pendidikan Agama Islam yang akan diajarkan pada jenjang tertentu di sekolah tempat guru itu mengajar. Guru agama berbeda dengan guru-guru bidang studi lainnya. Guru agama di samping melaksanakan tugas pengajaran, yaitu memberitahukan pengetahuan keagamaan, ia juga melaksanakan tugas pengajaran dan pembinaan bagi peserta didik, ia membantu pembentukan kepribadian, pembinaan akhlak serta menumbuh kembangkan keimanan dan ketaqwaan para peserta didik.60 Kemampuan guru khususnya guru agama tidak hanya memiliki keunggulan pribadi yang dijiwai oleh keutamaan hidup dan nilainilai luhur yang dihayati serta diamalkan. Namun seorang guru agama hendaknya memiliki kemampuan paedagogis atau hal-hal mengenai tugastugas kependidikan seorang guru agama tersebut. Dengan kompetensi yang dimiliki, selain mampu menguasai materi dan mengolah program belajar mengajar, guru dituntut dapat melaksanakan
80
salah satu kompetensi, yakni evaluasi pembelajaran. Kompetensi ini sejalan dengan tugas dan tanggung jawab guru dalam pembelajaran, yaitu mengevaluasi pembelajaran termasuk di dalamnya melaksanakan penilaian proses dan hasil belajar. Kompetensi tersebut sejalan pula dengan instrumen penilaian kemampuan guru yang salah satu indikatornya adalah melakukan evaluasi pembelajaran. Evaluasi merupakan salah satu komponen sistem pembelajaran/ pendidikan. Evaluasi pendidikan adalah kegiatan menilai yang terjadi dalam kegiatan pendidikan. Hal ini berarti, evaluasi merupakan kegiatan yang tak terelakkan dalam setiap kegiatan/ proses pembelajaran. Dengan kata lain, kegiatan evaluasi merupakan bagian integral yang tak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran/ pendidikan. Oleh karena itu sudah sepatutnya seorang guru memiliki kemampuan menyelenggarakan evaluasi pembelajaran agar dapat memperoleh informasi tentang keefektifan proses pembelajaran dalam membantu siswa mencapai tujuan pendidikan secara optimal (Daryanto, 1999:6)
81
BAB III PAPARAN DATA
A. Gambaran Umum Sekolah 1. Lokasi Jalan
: Parikesit, Warak
Kelurahan
: Dukuh
Kecamatan
: Sidomukti
Kota
: Salatiga
Kode Pos
: 50722
Alamat Surat
: SMK Negeri 2 Salatiga Jalan Parikesit, Warak Kel. Dukuh Kec. Sidomukti Kota Salatiga.
Telepon
: (0298)313403
Faximile
: (0298)324069
Website
: www.smkn2salatiga.sch.id
Email
:
[email protected]
2. Sejarah Pendirian Sejak dikembangkannya Kurikulum SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) tahun 1994, pemerintah sangat memperhatikan perkembangan dan eksistensi Sekolah Menengah Kejuruan. Harapan pemerintah adalah agar Sekolah Kejuruan mampu mencetak tamatan yang siap bersaing
82
untuk mendapatkan peluang bekerja di berbagai sektor di dalam dunia kerja (DU/DI ). Usaha pemerintah memajukan Sekolah Kejuruan tidak hanya memperbaiki kurikulum dan perangkat-perangkatnya saja, namun juga dengan mendirikan unit-unit gedung baru di berbagai pelosok tanah air. Salatiga, kota yang sejuk dan tenang ternyata menjadi salah satu pilihan pemerintah dalam bidang pendidikan kejuruan. Maka pada tahun 2000, awal dari era globalisasi yang penuh tantangan dan tuntutan, berdirilah dengan megah dan membanggakan : SMK Negeri 2 SALATIGA. Pembangunan SMK Negeri 2 Salatiga yang menelan biaya besar ini tidak terlepas dari proyek bantuan luar negeri sebagai komitmen dalam mencetak tenaga trampil tingkat menengah, yaitu dari Pemerintah Jepang melalui Proyek Peningkatan Mutu Sekolah Menengah Kejuruan lewat LOAN OECF INP-21. Saat itu, SMK Negeri 2 Salatiga memiliki 3 jurusan, yaitu jurusan Bangunan, Elektro, dan Otomotif. Kini, sepuluh tahun kemudian, SMK Negeri 2 Salatiga sudah mempunyai 8 program keahlian, yaitu: a. Teknik Konstruksi Gedung / Teknik Sipil b. Teknik Perkayuan c. Teknik Gambar Bangunan / Arsitek d. Teknik Audio Video e. Teknik Elektronika Industri f. Teknik Mekanik Otomotif
83
g. Teknik Pemesinan h. Teknik Komputer dan Jaringan Kepala SMK Negeri 2 Salatiga sejak berdiri hingga sekarang secara berturut-turut adalah sebagai berikut: a. Drs. Reza Pahlevi, tahun 1999 - 2010. b. Drs. Hadi Sutjipto, MT, tahun 2010 - sekarang.
3. Visi dan Misi a. Visi : Menyiapkan tamatan yang mampu bersaing di era global dan berimtaq tinggi b. Misi : 1. Menyiapkan tamatan yang menguasai iptek dan imtaq 2. Menyiapkan tamatan siap masuk kerja 3. Menyiapkan tamatan yang berjiwa kewirausahaan 4. Menyiapkan tamatan yang cerdas, jujur dan bermoral 5. Menyiapkan tamatan dengan kompetensi bertaraf internasional 6. Menyelenggarakan
sekolah
internasional.
84
dengan
pelayanan
bertaraf
4. Struktur Organisasi Sekolah STRUKTUR ORGANISASI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 2 SALATIGA TAHUN DIKLAT 2011 / 2012
A. B. C. D. E.
KEPALA WAKIL MANAJEMEN MUTU KOORDINATOR TATA USAHA KOORDINATOR RSBI WAKIL KEPALA 1. Opendikur (WKS1) 2. Kesiswaan (WKS2) 3. Ketenagaan dan Fasilitas (WKS3) 4. Humas / Hubin (WKS4)
: : : :
Drs. Hadi Sutjipto, M.T Sodiq, S.Pd Edy Andriyat, S.Pd, S.Si Edy Andriyat, S.Pd, S.Si
: : : :
Haris Wahyudi, S.Pd, M.Pd Andreas Prawata, S,Pd Asdiqo, S.Pd Drs. Eko Sudaryanto
F. KOORDINATOR PROGRAM STUDI KEAHLIAN 1. Teknik Bangunan : Drs. Darta 2. Teknik Elektro : Kenang Dwi Susianto, S.Pd 3. Teknik Mesin : Zaenal Arifin, S.Pd 4. Teknik Informatika/Kapro TKJ : Ghozali Kabul, S.Pd 5. Divisi Umum ( Adaptif dan Normatif ) : Umi Masruroh, S.Pd G. STAF WAKIL MANAJEMEN MUTU 1. Sekretaris 2. Bendahara 3. Koordinator Dokumen 4. Koordinator Audit Internal
: : : :
Drs. Yunianto SA Yulianto, S.T Drs. Aloysius Yudiantoko Drs. Fajar Suprapto
H. STAF WAKIL KEPALA BIDANG OPENDIKUR 1. Perencanaan dan Pengembangan : Sri Wahyudi, S.Pd 2. Evaluasi Pembelajaran : Ratna Widiarti, S.S 3. Operasional Pendidikan : Usmiyanto, S.Pd 4. Media dan Perpustakaan : Sofwati, S.Pd I.
STAF WAKIL KEPALA BIDANG KESISWAAN 1. Sekretaris : Arif Basuki Wibowo, S.Pd 2. Bendahara : Asri Winanto, S.Pd 3. Pembina Osis : Sugeng Pujiyanto, S.Pd 4. Latihan Kepemimpinan Siswa : Daryanto, S.Pd 5. Ekstra Kurikuler : 1. Drs. M. Rofi’i 2. Miftakhur Rokhmat, S.Pd 6. Wawasan Wiyata Mandala dan Tata Upacara : Endang Wahyuningsih, S.Pd 7. Tata Upacara : Didik Wahyudi, S.Pd 8. Ketertiban dan Kedisiplinan : 1. Koko Abdul Kodir, S.Pd 2. Erna Dwi Astuti, S.Pd 9. Koordinator BP/BK : Nur Lathifah, S.Psi 10. Pembina Pramuka Putra : M. Choerudin, S.Pd 11. Pembina Pramuka Putri : Nur Fithrotin Damayanti, S.T
J.
STAF WAKIL KEPALA BIDANG SDM DAN FASILITAS 1. Sumber Daya Manusia : Heru Mulyanto, S.Pd.I
85
2. 3. 4.
Sarana dan Prasarana Pengembangan Inventaris
: Mugiono, S.Pd, M.Eng : Sujoko, S.Pd : Krishna Hartantyo, S.Pd.
K. STAF WAKIL KEPALA BIDANG HUMAS/HUBIN 1. Pendidikan Sistem Ganda : Kristiyono, S.Pd 2. Unit Produksi : Marjito, S.Pd, M.T 3. Bursa Kerja Khusus : Drs. Mahsun M.T L. KOORDINATOR KOMPETENSI KEAHLIAN 1. Teknik Gambar Bangunan : Sartono, B.Sc 2. Teknik Konstruksi Batu dan Beton : Drs. Suharjo 3. Teknik Konstruksi Kayu : Istiyawan, S.Pd 4. Teknik Audio Video : Drs. Fajar Suprapto 5. Teknik Elektronika Industri : Drs. Ign Joko Prasetyo 6. Teknik Mekanik Otomotif : Supriyanto Farouq, S.Pd 7. Teknik Pemesinan : Zaenal Arifin, S.Pd M. SEKRETARIS BIDANG KEAHLIAN 1. Teknik Bangunan 2. Teknik Elektro 3. Teknik Mesin 4. Teknik Informatika 5. Program Divisi Umum N. BENDAHARA BIDANG KEAHLIAN 1. Teknik Bangunan 2. Teknik Elektro 3.
Teknik Mesin
4. 5.
Teknik Informatika Program Divisi Umum
O. WALI KELAS 1 TGB – A 1 TGB – B 1 TKK 1 TBB 1 TAV – A 1 TAV – B 1 TEI – A 1 TEI – B 1 TEI – C 1 TMO – A 1 TMO – B 1 TMO – C 1 TPM – A 1 TPM – B 1 TKJ – A 1 TKJ – B 2 TGB – A 2 TGB – B 2 TKK 2 TBB
: : : : : : : : : : : : : : : : : : : :
: : : : :
Daryanto, S.Pd Widiyarto, S.T Hendro Agus Setyawan, S.T Mara Tilovasanti, S.Pd.T Asny Eka Indriastuti, S.Pd
: Dyah Muhamad Dina, S.Pd : 1. Dra. Herni Suwayati 2. Noor Widiyanto, S.Pd : 1.Wahjoedi P. Harsono, S.Pd 2. Sartono, S.Pd : Taslimatul A. Faizati, S.Kom : 1. Sofwati, S.Pd 2. Idah Wahyuti, S.Pd
Dedik Wahono, S.Pd, MM Dina Diah Sari, S.Pd Wachid Nugroho, S.Si Siswanto, S.P Rina Indah Bastiyan, S.Pd Eko Sarwa, S.Pd Arif Chudori, S.T Dra. Herni Suwayati Noor Widiyanto, S.Pd Parno, S.Pd. Retno Susilowati, S.Pd Purnomo, S.S Nurul Hidayah, S.Si Dra. Lina Wulandari Didik Cahyadi, S.Pd A. Etty Yuliastuti, S.Pd Sri Hariani, S.Pd Asfiati, S.Pd Darjo, S.Pd Mugiyono, S.Pd M.Eng.
86
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
TAV- A TA- B TEI – A TEI – B TMO – A TMO – B TPM – A TPM – B TKJ – A TKJ – B TGB – A TGB – B TKK TBB TAV TEI - A TEI – B TMO – A TMO – B TPM- A TPM – B TKJ – A TKJ – B
: : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : : :
Iwan Isnadi, S.Pd Widiyarto, S.Pd Danik Farid, S.Pd Idah Wahyuti, S.Pd Asny Eka Indriastuti, S.Pd Norna Hambardi, S.Pd Hendro Agus S, ST Tri Wisnu Haryanta., S.Pd Evangelina Oliia Pariela, S.Pd Sofwati, S.Pd Dyah Muhammad Dina, S.Pd Drs. Susilo Hadi Rahayu Purwaningrum, S.Pd Suharto, S.Pd Sugeng Sulistyanto, S.Pd Drs. Edy Trianto Basuki Drs. Tri Buwono Drs. Saptono Adi Sartono, S.Pd Wahjoedi P Harsono, S.Pd Slamet Nugroho, S.Pd Mara Tilovasanti, S.Pd, M.Pd Evi Risma Inayati, S.Pd
5. Data Guru dan Karyawan DAFTAR GURU URUTAN KEPANGKATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL SMK NEGERI 2 SALATIGA
NO
NAMA
NIP
JABATAN
1
Drs. Hadi Sutjipto, M.T
19650204 199003 1 010
Kepala Sekolah
2
Drs. Esti Budho Prasetyo, Sp.I
19590729 198503 1 012
Guru Pembina
3
Drs. Edy Triyanto B
19600125 198403 1 006
Guru Pembina
4
Drs. Slamet Budiarto
1959 0111 198603 1 010
Guru Pembina
5
Drs. Eko Sudaryanto
19630509 198803 1 010
Guru Pembina
6
Drs. Untung Budi Santoso
19630826 198703 1 006
Guru Pembina
7
Drs. Widi Isyanto
19590329 198603 1 014
Guru Pembina
8
Drs. Yunianto S. A.
19630625 198803 1 007
Guru Pembina
9
Drs. AL Yudiantoko
19631018 198803 1 006
Guru Pembina
10
Samsidi
19670703 199003 1 011
Guru Pembina
11
Teguh Wahyuno, S.Pd
19580817 198703 1 011
Guru Pembina
12
Yulianto, ST
19661214 199003 1 013
Guru Pembina
87
13
Andreas Prawata, S.Pd
19670609 199512 1 003
Guru Pembina
14
Drs. Mahsun, MT
19640225 199512 1 002
Guru Pembina
15
Siswanto, S.Pd
19640826 199103 1 004
Guru Pembina
16
Drs. Suharjo
19621108 199512 1 002
Guru Pembina
17
Drs. Fajar Suprapto
19651114 199512 1 003
Guru Pembina
18
Dedik Wahono, S.Pd., MM
19641216 199012 1 001
Guru Pembina
19
Kristiyono, S.Pd
19611108 199103 1 004
Guru Pembina
20
Sartono, B.Sc
19540423 198703 1 004 Guru Dewasa Tk. I
21
Moch. Sholichin, M. Pd. I
22
Asdiqo', S.Pd
19680314 199412 1 002 Guru Dewasa Tk. I
23
A. Etty Yuliastuti, S. Pd
19700717 199903 2 004 Guru Dewasa Tk. I
24
Norna Hambardi, S.Pd
19640118 199412 1 001 Guru Dewasa Tk. I
25
Drs. Saptono Adi
19670521 200003 1 002 Guru Dewasa Tk. I
26
Drs. Susilo Hadi
19681010 200003 1 011 Guru Dewasa Tk. I
27
Eko Sarwa, S.Pd
19740423 200003 1 003 Guru Dewasa Tk. I
28
Supriyanto Farouq, S.Pd
19750715 200003 1 011 Guru Dewasa Tk. I
29
Haris Wahyudi, S.Pd, M.Pd
19751222 200003 1 002 Guru Dewasa Tk. I
30
Drs. Setyo Prayitno
19610705 200003 1 004 Guru Dewasa Tk. I
31
Sugeng Sulistiyanto, S.Pd
19701222 200003 1 001 Guru Dewasa Tk. I
32
Drs. Darta
19650516 200012 1 001 Guru Dewasa Tk. I
33
Drs.Tri Buwono
19660112 200012 1 002 Guru Dewasa Tk. I
34
Kenang Dwi S. , S.Pd
19671208 200012 1 001 Guru Dewasa Tk. I
35
Sodiq, S.Pd
19690619 200012 1 004 Guru Dewasa Tk. I
36
Ghrozali Kabul, S.Pd
19710811 200012 1 004 Guru Dewasa Tk. I
37
Sofwati, S.Pd
19730607 200012 2 002 Guru Dewasa Tk. I
38
Sartono, S.Pd
19751209 200012 1 002 Guru Dewasa Tk. I
39
Evangeline Olivia P., S.Pd
19700121 200003 2 006 Guru Dewasa Tk. I
40
Marjito, S. Pd, MT
19720401 200003 1 006
Guru Dewasa
41
Slamet Nugroho, S.Pd
19680419 200012 1 003
Guru Dewasa
42
Itut Hastuti, S.Pd, M.Pd
19670507 200212 2 004
Guru Dewasa
43
Evi Risma Inayati, S.Pd
19740205 200212 2 004
Guru Dewasa
44
Umi Masruroh, S.Pd
19690305 200212 2 003
Guru Dewasa
45
Koko Abdul Kodir
19680315 200212 1 008
Guru Dewasa
46
Masyhoed, S.Pd
19690305 200212 1 003
Guru Dewasa
47
Usmianto, S.Pd
19710210 200212 1 004
Guru Dewasa
48
Istiyawan, S.Pd
19750805 200212 1 009
Guru Dewasa
49
Agus Nasiruddin, S.Pd
19730707 200212 1 005
Guru Dewasa
150263161
88
Guru Dewasa Tk. I
50
Mugiyono, S.Pd, M. Eng
19740525 200212 1 010
Guru Dewasa
51
Ratna Widiarti, S.S
19720811 200312 2 003
Guru Dewasa
52
Zaenal Arifin, S.Pd
19710516 200312 1 005
Guru Dewasa
53
Dadit Kurniawan, S.Pd
19691127 200312 1 003
Guru Dewasa
54
Wahjoedi Pontjo Harsono, S.Pd
19711030 200312 1 003
Guru Dewasa
55
Robberto Agung Nugroho, S.Pd
19691015 200312 1 007
Guru Dewasa
56
Asfiyati, S.Pd
19690624 200312 2 002
Guru Dewasa
57
Widiyarto, S.T.
19710419 200312 1 003
Guru Dewasa
58
Sujoko, S.Pd
19740304 200312 1 005
Guru Dewasa
59
Darjo, S.Pd
19740401 200312 1 009
Guru Dewasa
60
Dra. Herni Suwayati
19680809 200212 2 004
Guru Madya Tk. I
61
Edy Andriyat, S.Pd
19720515 200212 1 007
Guru Madya Tk. I
62
Erna Dwi Astuti, S.Pd
19650905 200312 2 005
Guru Madya Tk. I
63
Ambar Tri Wulandari S., S.Psi
19730904 200312 2 008
Guru Madya Tk. I
64
Nur Lathifah, S.Psi
19751118 200312 2 006
Guru Madya Tk. I
65
Suharto, S.Pd
19660210 200501 1 006
Guru Madya Tk. I
66
Ignatius Joko Prasetyo,S.Pd
19670821 200501 1 006
Guru Madya Tk. I
67
Asny Eka Indriastuti, S.Pd
19740917 200501 2 008
Guru Madya Tk. I
68
Danik Farit Donasmoro, S.Pd
19780625 200501 1 009
Guru Madya Tk. I
69
Iwan Isnadi, ST
19750514 200501 1 007
Guru Madya Tk. I
70
Djoko Muljono, S.Pd`
19741226 200604 1 005
Guru Madya Tk. I
71
Mara Tilovasanti, S.Pd T,M.Pd
19800121 200604 2 011
Guru Madya Tk. I
72
Endang Wahyuningsih, S.Pd
19671126 200604 2 004
Guru Madya
73
Miftakhur Rakhmat, S.Pd
19760321 200604 1 008
Guru Madya
74
Daryanto, S.Pd
19770323 200604 1 014
Guru Madya
75
Sri Wahyudi, S.Pd
19771112 200604 1 015
Guru Madya
76
Rahyu Purwaningrum, S.Pd
19711106 200604 2 007
Guru Madya
77
Muhamad Choirudin, S.Pd
19731215 200604 1 010
Guru Madya
78
Diah Muchamad Dina, S.Pd
19760204 200604 2 026
Guru Madya
79
Sugeng Pujiyanto, S.Pd
19770118 200604 1 011
Guru Madya
80
Purwadi, S.Pd
19770512 200701 1 013
Guru Madya
81
Dina Dyah Sari Rahmah, S.Pd
19770812 200701 2 012
Guru Madya
82
Christiawan Widhi Nugroho, S.Pd
19681211 200701 1 013
Guru Madya
83
Retno Susilowati, S.Pd
19791012 200801 2 014
Guru Madya
84
Drs. M. Rofi`i
150395541
Guru Madya
85
Dra. Lina Wulandari
19641117 200701 2 002
Guru Madya
86
Nur Fithrotin Damayanti, S.T
19770410 200902 2 004
Guru
89
87
Noor Widiyanto, S.Pd
19780804 200902 1 004
Guru
88
Idah Wahyuti, S.Pd
19810920 200902 2 007
Guru
89
Parno, S.Pd
19800229 200902 1 005
Guru
90
Asri Winanto, S.Pd
19810629 200902 1 006
Guru
91
Didik Cahyadi, S.Pd
19820219 200902 1 001
Guru
92
Fajar Dwi Ariyadi, SS
19820522 200902 1 004
Guru
93
Iskandar Suryonegoro, S.Pd
19830623 200902 1 003
Guru
94
Hendro Agus Setyawan, S.T
19830803 200902 1 002
Guru
95
Hariyadi, ST
19761004 201001 1 008
Guru
96
Purnomo, SS
19760707 201001 1 009
Guru
97
Wachid Nugroho, S.Si
19791115 201001 1 014
Guru
98
Arif Chudori, ST
19810706 201001 1 013
Guru
99
Nurul Hidayah, S.Si
19810815 201001 2 015
Guru
100
Krishna Hartantyo, S.Pd
19831205 201001 1 015
Guru
101
Sri Hariyani, S.Pd
19820618 201001 2 017
Guru
102
Arif Basuki Wibowo, S.Pd
19820408 201001 1 015
Guru
103
Taslimatul Atsna Faizati, S.Kom
19831231 201001 2 027
Guru
104
Tri Wisnu Haryanta, S.Pd.T
19830315 201001 1 025
Guru
105
Farida Noor Hidayati, S.Psi
19830328 201001 2 019
Guru
106
Heru Mulyanto, S.Pd.I
19810313 201001 1 024
Guru
107
Rina Indah Bastiyan, S.Pd
19820804 201001 2 013
Guru
108
Slamet Arifin, S.Pd
19850317 201001 1 016
Guru
109
Subiyanto SE
19630909 198601 1 002 Pembantu Pimpinan
110
Endang Setyaningsih, A.Md
19680506 200012 2 003
Pelaksana
111
Yunita Tri Argarini, A.Md
19740614 200012 2 006
Pelaksana
112
Eri Oktavianingsih, A.Md
19891013 201001 2 003
Pelaksana
113
Paidi
19590716 199802 1 001
Pelaksana
90
DAFTAR GURU DAN PEGAWAI URUTAN KEPANGKATAN PEGAWAI (NON PNS) SMK NEGERI 2 SALATIGA
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
NAMA Joko Siregar Wahid FM Ratno Abadi Witono Ojak MH Intan Nurtjahja, S.pd Rohadi Mulyono M Huda Pujiyono Iqsiroh Abu Hamid Endang Guritno Suryo Handoko Widodo Maryati Budiharto Tukiman Suwarto Hari Ambar H Ahmad Riyadi Harbani Fitri Hawari Supoyo Anton Hidayat Khoirul Azizah DK Mateas Ma`ruf Kim Kyoung Hwan Saptorini Hinuna, S.Pd Taslimatul Atsna Faizati, S.Kom Karyati, S.Pd Yulia Astri Maharini, A.Md Musbichah Rodliyatun, S.Pd. I Sholikul Miftakhudin, A.Md
91
NIK/ NIGB
STATUS PEG.
991006001 991006002 991006003 991006004 991006005 991006006 991006007 991006008 991006009 991006010 991006011 991006012 991006013 991006020 991006014 991006015 991006016 991006017 991006018 991006019 991006021 991006022 991006023 991006024 991006025 991006028 991006030 991006031 991006032 991006032 991006033 991006034 991006035 991006036 991006037
PTT PTT GTT PTT GTT GTT PTT PTT GTT PTT PTT PTT GTT GTT PTT PTT PTT PTT GTT PTT PTT PTT PTT Tenaga kontrak Tenaga kontrak Guru Kontrak Guru Kontrak Guru Kontrak Guru Tamu Guru Kontrak Guru Kontrak Guru Kontrak Guru Kontrak Guru Kontrak Guru Kontrak
6. Data siswa Tahun Pelajaran 2011 - 2012 PROG. KEAHLIAN
TK. I
TK. II
TK. III JUMLAH
a. T. Gambar Bangunan
66
57
64
187
b. T. Konstruksi Batu Beton
33
31
24
88
c. T. Konstruksi Kayu
22
29
31
82
a. T. Elektronika Audio Video
64
65
60
189
b. T. Elektronika Industri
96
94
69
259
a. T. Mekanik Otomotif
95
95
70
260
b. T. Pemesinan 4. TEKNIK KOMPUTER & JARINGAN JUMLAH
63
64
64
191
64
64
71
199
503
499
453
1455
1. TEKNIK BANGUNAN
2. TEKNIK ELEKTRO
3. TEKNIK MESIN
7. Sarana dan prasarana NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
SARANA Ruang Teori/Kelas Laboratorium IPA Laboratorium Kimia Laboratorium Fisika Laboratorium Biologi Laboratorium Bahasa Laboratorium IPS Laboratorium Komputer Laboratorium Multimedia Ruang Perpustakaan Ruang Keterampilan Ruang Serba Guna Ruang UKS Ruang Praktik Kerja Bengkel Ruang Diesel Ruang Pameran
92
JUMLAH
KONDISI
21 4 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 4 1 1
BAIK BAIK BAIK BAIK BAIK BAIK BAIK BAIK BAIK BAIK BAIK BAIK BAIK BAIK BAIK BAIK BAIK
18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39
Ruang Gambar Koperasi/Toko Ruang BP/BK Ruang Kepala Sekolah Ruang Guru Ruang TU Ruang OSIS Kamar Mandi/WC Guru Kamar Mandi/WC Siswa Gudang Ruang Ibadah Rumah Dinas Kepala Sekolah Rumah Dinas Guru Rumah Penjaga Sekolah Sanggar MGMP Sanggar PKG Asrama Siswa Unit Produksi Ruang Multimedia Ruang Pusat Belajar Guru/Olahraga Gedung Genset Pos Satpam
1 3 1 1 1 1 1 7 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
BAIK BAIK BAIK BAIK BAIK BAIK BAIK BAIK BAIK BAIK BAIK BAIK BAIK BAIK BAIK BAIK BAIK BAIK BAIK BAIK BAIK BAIK
8. Daftar prestasi siswa a. Juara 1 Lomba Kompetensi Siswa bidang Making Cabinet, tingkat Nasional, tahun 2010. b. Juara 2 Olimpiade Sains dan Terapan Nasional (OSTN) cabang IT tahun 2010. c. Juara 1 OSTN Tingkat Provinsi Mata Lomba ICT tahun 2010. d. Juara 1 Lomba Menulis Cerpen Islami Tingkat Jateng tahun 2010. e. Juara 1 Lomba MTQ Putri Cabang Tartil Tingkat Kota Salatiga 2011. f. Juara 1 Siswa berprestasi Kota Salatiga tahun 2011. g. Juara 1 Lomba Gelar Prestasi dan Bela Negara Tingkat Jateng 2011.
93
h. Juara 1 Lomba Pencaksilat Haornas Tingkat Kota Salatiga tahun 2011. i. Juara 1 Lomba Cerdas Cermat Perpajakan Kota Salatiga tahun 2011. j. Juara 1 LKS SMK Bidang Animasi Kota Salatiga tahun 2011. k. Juara 1 LKS SMK Bidang Web Desain Kota Salatiga tahun 2011. l. Juara 1 LKS SMK Bidang Mesin Produksi Kota Salatiga tahun 2011. m. Juara 2 OSTN Bidang ICT Tingkat Nasional tahun 2010. n. Juara 2 Debat Bahasa Inggris Tingkat Jateng tahun 2010. o. Juara 2 Lomba Menulis Naskah Drama Tingkat Jateng tahun 2010. p. Juara 2 Seni Rupa UKSW tahun 2010. q. Juara 1 Debat Bahasa Indonesia tahun 2011. Kejuaraan LKS Tingkat Jateng Siswa-siswa SMK N 2 Salatiga berhasil menyabet juara 1 dalam lomba kompetensi siswa (LKS) tingkat jateng, tahun 2010, di Solo.
9. Daftar Nama Subyek Penelitian NO
NAMA
PENDIDIKAN
KET
1
Moch. Sholichin, M. Pd. I
S2
PNS
2
Drs. M. Rofi`i
S2
PNS
3
Heru Mulyanto, S.Pd.I
S1
Masih study S2 Di STAIN Salatiga (PNS)
4
M. Huda
S1
Wiyata
94
10. Pengumpulan Data Data penelitian tentang kompetensi guru Pendidikan Agama Islam dalam melaksanaan evaluasi pembelajaran di SMK Negeri 2 Salatiga, peneliti dapatkan melalui angket yang diberikan kepada guru Pendidikan Agama Islam yang berjumlah 4 orang. Adapun jawaban hasil keseluruhan penyebaran angket tentang Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran, sebagai berikut : No Soal 1
2
3
4
5
6
7
Jawaban
Frekwensi
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah Jumlah a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah Jumlah a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah Jumlah a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah Jumlah a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah Jumlah a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah Jumlah a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang
4 4 1 2 1 4 3 1 4 4 4 4 4 1 2 1 4 2 1 1
95
Persentase Jawaban 100%
100 % 25% 50% 25% 100 % 75% 25%
100 % 100%
100 % 100 %
100 % 25% 50% 25% 100 % 50% 25% 25%
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
d. Tidak pernah Jumlah a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah Jumlah a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah Jumlah a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah Jumlah a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah Jumlah a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah Jumlah a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah Jumlah a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah Jumlah a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah Jumlah a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah Jumlah a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah Jumlah a. Selalu
4 2 2 4 3 1 4 3 1 4 4 4 3 1 4 1 3 4 3 1 4 4 4 2 2 4 3 1 4 4
96
100 % 50% 50%
100 % 75% 25%
100 % 75% 25%
100 % 100%
100 % 75% 25%
100 % 25% 75%
100 % 75% 25% 100 % 100%
100 % 50% 50% 100 % 75% 25% 100 % 100%
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah Jumlah a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah Jumlah a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah Jumlah a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah Jumlah a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah Jumlah a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah Jumlah a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah Jumlah a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah Jumlah a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah Jumlah a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah Jumlah a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
4 2 2 4 1 1 2 4 3 1 4 2 2 4 3 1 4 2 2 4 2 2 4 4 4 1 2 1 4 2 1 1
97
100 % 50% 50%
100 % 25% 25% 50% 100 % 75% 25% 100 % 50% 50%
100 % 75% 25%
100 % 50% 50% 100 % 50% 50%
100 % 100 %
100 % 25% 50% 25% 100 % 50% 25% 25%
29
30
31
32
33
34
35
Jumlah a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah Jumlah a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah Jumlah a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah Jumlah a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah Jumlah a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah Jumlah a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah Jumlah a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah Jumlah
4 3 1 4 3 1 4 2 2 4 3 1 4 3 1 4 1 3 4 2 1 1 4
98
100 % 75% 25% 100 % 75% 25%
100 % 50% 50%
100 % 75% 25%
100 % 75% 25% 100 % 25% 75%
100 % 50% 25% 25% 100 %
BAB IV PEMBAHASAN
A. Pengolahan Data Dalam
angket
yang
diberikan
kepada
yang diajukan, yaitu 7 item pertanyaan
responden
mengenai
ada 35
soal
perencanaan evaluasi
pembelajaran, 9 item mengenai penghimpunan data, 1 item mengenai verifikasi data, 2 item mengolah dan menganalisa data, 7 item menginterpretasi dan memberi kesimpulan, dan 9
item mengenai tindaklanjut
hasil evaluasi. Dari
pertanyaan tersebut diberi pilihan jawaban kepada responden untuk memudahkan responden dalam mengisi jawaban dari angket tersebut. Untuk memudahkan analisa hasil data hasil penelitian tersebut, maka setiap item dibuat tabulasi yang merupakan proses merubah data instrumen pengumpulan data (angket) menjadi tabel-tabel angka (persentase). Untuk lebih jelasnya aspek-aspek tersebut, dapat dilihat pada tabel-tabel berikut yang terbagi dalam 6 kategori : A. Kompetensi
guru
Pendidikan
Agama
Islam
dalam
membuat
perencanaan evaluasi pembelajaran. (Kategori ini 7 pertanyaan untuk melihat sejauhmana kompetensi mereka dalam membuat perencanaan evaluasi pembelajaran) 1. Sebelum melaksanakan evaluasi, apakah Bapak/Ibu merumuskan tujuan dilaksanakan evaluasi ? No Soal 1
Jawaban
Frekwensi
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah Jumlah
4 4
99
Persentase Jawaban 100%
100 %
Perumusan tujuan dilaksanakan evaluasi pembelajaran sangat penting, sebab tanpa tujuan yang jelas, evaluasi pembelajaran akan berjalan tanpa arah dan mengakibatkan evaluasi menjadi kehilangan fungsi. Pada tabel diatas menunjukkan bahwa guru Pendidikan Agama Islam di SMK Negeri 2 Salatiga telah membuat perencanaan. Hal ini ditandai dengan persentase data diatas yaitu : yang menjawab selalu 100 %. 2. Dalam
merumuskan
tujuan
evaluasi,
apakah
Bapak/Ibu
mempertimbangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik yang akan dievaluasi ? No Jawaban Soal 2 a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah Jumlah
Frekwensi 1 2 1 4
Persentase Jawaban 25% 50% 25% 100 %
Dilihat dari tabel diatas bahwa guru yang merumuskan tujuan sesuai dengan karakteristik peserta didik adalah : yang menjawab selalu 25 %, sering 50 %, kadang-kadang 25% dan tidak pernah 0 %. 3. Dalam perencanaan evaluasi, apakah Bapak/Ibu menetapkan aspek-aspek kognitif, afektif dan psikomotorik ? No Jawaban Soal 3 a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah Jumlah
Frekwensi 3 1 4
Persentase Jawaban 75% 25%
100 %
Pada tahap perencanaan dilihat dari tabel diatas, rata-rata guru pendidikan agama Islam menetapkan aspek-aspek yang akan dievaluasi dalam pelaksanaan evaluasi pembelajaran yang dilakukan. Hal ini ditandai dengan : guru yang menjawab selalu 75 % dan sering 25%. 100
4. Apakah
Bapak/Ibu
Memilih
dan
menentukan
teknik
evaluasi
(tes/nontes)yang akan dipergunakan didalam pelaksanaan evaluasi ? No Soal 4
Jawaban
Frekwensi
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah Jumlah
4 4
Persentase Jawaban 100%
100 %
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa, dalam perencanaan guru pendidikan agama Islam telah menentukan teknik
yang
digunakan
dalam evaluasi, ini ditandai dengan : menjawab selalu 100 % . 5. Dalam perencanaan, apakah Bapak/Ibu membuat kisi-kisi butir soal sesuai dengan indikator ? No Soal 5
Jawaban
Frekwensi
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah Jumlah
4 4
Persentase Jawaban 100 %
100 %
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa guru Pendidikan Agama Islam telah membuat soal sesuai dengan indikator, ditandai dengan yang menjawab selalu 100%, . 6. Apakah Bapak/Ibu menggunakan penilaian acuan patokan (PAP) dalam evaluasi pembelajaran ? No Soal 6
Jawaban
Frekwensi
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah Jumlah
1 2 1 4
Persentase Jawaban 25% 50% 25% 100 %
Tabel tersebut diatas menunjukkan bahwa pada umumnya guru PAI SMK Negeri 2 Salatiga kurang simpatik dalam menggunakan penilaian acuan
101
patokan dalam evaluasi pembelajaran, hal ini ditandai dengan : yang menjawab selalu 0 %, sering 25 %, kadang-kadang 50 % sedangkan yang menjawab tidak pernah adalah 25%. 7. Apakah Bapak/Ibu menentukan frekuensi dari kegiatan evaluasi pembelajaran? No Soal 7
Jawaban
Frekwensi
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah Jumlah
2 1 1 4
Persentase Jawaban 50% 25% 25% 100 %
Guru-guru Pendidikan agama Islam di SMK Negeri 2 Salatiga, masih ada sebagian yang tidak memperhatikan penentuan kapan dan berapa kali, seorang
guru
melaksanakan evaluasi pembelajaran, hal ini dapat
dilihat dari persentase jawaban : yang menjawab selalu 50 %, sering 25 % dan kadang-kadang 25 % . B. Kompetensi guru Pendidikan Agama Islam dalam menghimpun data. (Pada kategori ini penulis memberikan 9 item pertanyaan) 8. Dalam aspek kognitif, apakah Bapak/Ibu menggunakan instrumen tes ? No Soal 8
Jawaban
Frekwensi
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah Jumlah
2 2 4
Persentase Jawaban 50% 50%
100 %
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa guru PAI di SMK Negeri 2 Salatiga tahu instrumen yang digunakan dalam mengukur aspek kognitif siswa. Ini ditandai dengan : yang menjawab selalu 75 %, sering 25 % . 9. Dalam aspek afektif, apakah Bapak/Ibu menggunakan instrument nontes ?
102
No Soal 9
Jawaban
Frekwensi
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah Jumlah
3 1 4
Persentase Jawaban 75% 25%
100 %
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa dalam menilai kemampuan afektif siwa, pada umumnya guru PAI telah telah mengetahui instrumen yang digunakan dalam mengukur ranah afektif tersebut. ini ditandai dengan yang menjawab selalu 75%, dan sering 25 % . 10. Dalam aspek psikomotor, apakah Bapak/Ibu menggunakan instrumen nontes? No Soal
Jawaban
Frekwensi
a. Selalu b. Sering 10 c. Kadang-kadang d. Tidak pernah Jumlah
3 1 4
Persentase Jawaban 75% 25%
100 %
Semua guru PAI di SMK Negeri 2 Salatiga, telah mengetahui instrumen yang digunakan dalam mengukur ranah psikomotor siswa, ini ditandai dengan: yang menjawab selalu 75 %, sering 25 %. 11. Dalam menentukan jumlah butir soal, apakah Bapak/Ibu membuat sesuai dengan submateri? No Soal
Jawaban
Frekwensi
a. Selalu b. Sering 11 c. Kadang-kadang d. Tidak pernah Jumlah
4 4
Persentase Jawaban 100%
100 %
Pada langkah menghimpun data yang berkaitan dengan menentukan butir soal semua guru PAI telah menentukan sesuai denga submateri yang telah diajarkan. Ini ditandai dengan yang menjawab selalu 100% sedangkan
103
yang menjawab kadang-kadang dan tidak pernah 0 %. 12. Dalam pembuatan soal, apakah bapak/Ibu memperhatikan validitas dan reliabitas butir soal? No Soal
Jawaban
Frekwensi
a. Selalu b. Sering 12 c. Kadang-kadang d. Tidak pernah Jumlah
Dalam
hal
pembuatan
3 1 4
soal,
guru
Persentase Jawaban 75% 25%
100 %
PAI
SMK Negeri 2 Salatiga
selalu memperhatikan tingkat validitas dan reliabilitas. Hal ini ditandai dengan hasil tabel diatas bahwa yang menjawab selalu memperhatikan validititas dan reliabilitas soal 75 % , sering 50 %. 13. Apakah Bapak/Ibu mempertimbangkan taraf kesukaran dalam penulisan soal? No Soal
Jawaban
Frekwensi
a. Selalu b. Sering 13 c. Kadang-kadang d. Tidak pernah Jumlah
1 3 4
Persentase Jawaban 25% 75%
100 %
Secara garis besar semua guru pendidikan agama Islam di SMK Negeri 2 Salatiga telah memperhatikan taraf kesukaran dalam membuat soal. Hal ini ditandai dengan : yang menjawab selalu pada pertanyaan diatas 25 %, sering 75 %. 14. Untuk materi tentang Al Qur.an, apakah Bapak/Ibu menggunakan tes lisan? No Soal
Jawaban
Frekwensi
a. Selalu b. Sering 14 c. Kadang-kadang d. Tidak pernah Jumlah
3 1 4
104
Persentase Jawaban 75% 25% 100 %
Terdapat bermacam-macam jenis tes dalam evaluasi pembelajaran dan di antaranya adalah tes lisan, dimana jenis tes tersebut harus disesuaikan dengan materi yang akan diujikan. Dalam pembelajaran Pendidikan agama Islam, guru di SMK Negeri 2 Salatiga menggunakan tes lisan untuk materi tentang AlQur.an dengan persentasi data sebagai berikut : yang menjawab sering 75 %, yang memilih jawaban kadang-kadang 25%. 15. Apakah bapak/Ibu menyiapkan kunci jawaban pada saat penyusunan soal? No Soal
Jawaban
Frekwensi
a. Selalu b. Sering 15 c. Kadang-kadang d. Tidak pernah Jumlah
4 4
Persentase Jawaban 100%
100 %
Pada saat penyusunan soal guru PAI keseluruhannya telah menyiapkan kunci jawaban. Hal ini ditandai dengan tabel diatas bahwa : yang menjawab selalu 100 % . 16. Apakah Bapak/Ibu memberitahukan skor pada setiap butir soal yang akan dijawab oleh siswa ? No Soal
Jawaban
Frekwensi
a. Selalu b. Sering 16 c. Kadang-kadang d. Tidak pernah Jumlah
2 2 4
Persentase Jawaban 50% 50% 100 %
Guru PAI di pada umumnya telah memberitahukan skor setiap butir soal yang akan dijawab oleh siswa, hal ini dapat dilihat dari tabel diatas bahwa : yang menjawab selalu 50 %, sedangkan yang menjawab kadang-kadang 50. Pemberitahuan skor ini sangat diperlukan karena akan memberikan motivasi kepada siswa agar betul-betul serius dalam
105
menjawab soal. C. Kompetensi guru Pendidikan agama Islam dalam melakukan verifikasi data. (Pada kategori ini penulis memberikan 1 item pertanyaan) 17. Apakah Bapak/Ibu melakukan verifikasi data? No Soal
Jawaban
Frekwensi
a. Selalu b. Sering 17 c. Kadang-kadang d. Tidak pernah Jumlah
3 1 4
Persentase Jawaban 75% 25% 100 %
Dalam melakukan verifikasi data (pemisahan skor yang bagus dengan yang tidak) sebelum mengolah data pada umumnya telah dilakukan oleh guru PAI SMK Negeri 2 Salatiga. Hal ini ditandai dengan : yang menjawab sering 75 %, sedangkan yang menjawab kadang-kadang 25 % . D. Kompetensi guru Pendidikan Agama Islam dalam mengolah dan menganalisa data. (Dalam kategori ini penulis memberikan 2 pertanyaan) 18. Selain tes, apakah Bapak/Ibu memberikan tugas untuk mengevaluasi proses belajar mengajar ? No Soal
Jawaban
Frekwensi
a. Selalu b. Sering 18 c. Kadang-kadang d. Tidak pernah Jumlah
4 4
Persentase Jawaban 100%
100 %
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa guru pendidikan agama Islam selain dengan tes, juga telah memberikan tugas untuk mengetahui kemampuan siswa. Hal ini ditandai dengan : yang menjawab selalu 100% 19. Apakah Bapak/Ibu memberitahukan setiap hasil evaluasi kepada siswa ?
106
No Soal
Jawaban
Frekwensi
a. Selalu b. Sering 19 c. Kadang-kadang d. Tidak pernah Jumlah
2 2 4
Persentase Jawaban 50% 50%
100 %
Memberitahukan setiap hasil evaluasi kepada siswa sangat penting, karena hasil tersebut akan menjadi feed back bagi siswa. Guru pendidikan agama Islam di SMK Negeri 2 Salatiga telah memberitahukan hasil evaluasi kepada siswa yang bersangkutan. Hal ini ditandai dengan tabel diatas bahwa : yang menjawab selalu 50 %, sering 50 %. E. Kompetensi guru Pendidikan Agama Islam dalam menginterpretasi dan memberi kesimpulan. Pada
kategori
ini
penulis memberikan 7 item pertanyaan.
20. Setelah hasil evaluasi diolah, Apakah Bapak/Ibu membahas hasil evaluasi yang telah dilaksanakan? No Soal
Jawaban
Frekwensi
a. Selalu b. Sering 20 c. Kadang-kadang d. Tidak pernah Jumlah
1 1 2 4
Persentase Jawaban 25% 25% 50% 100 %
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa guru PAI di setelah mengolah data evaluasi sebagian kurang melakukan pembahasan terhadap hasil evaluasi yang telah dilaksanakan. Hal ini ditandai dengan : yang menjawab selalu 25 %, sering 25 % dan kadang-kadang 50 %. 21. Jika ada soal-soal yang tidak dapat diselesaikan oleh siswa apakah Bapak/Ibu membantu cara penyelesaiannya ?
107
No Soal
Jawaban
Frekwensi
a. Selalu b. Sering 21 c. Kadang-kadang d. Tidak pernah Jumlah
3 1 4
Persentase Jawaban 75% 25% 100 %
Pada item ini, jika siswa tidak dapat menyelesaikan soal yang telah diberikan maka guru telah membantu siswa dalam menyelesaikan soal yang tidak dapat diselesaikan oleh siswa tersebut. Hal ini ditandai dengan yang menjawab sering 75 % sedangkan yang menjawab kadang-kadang 25 %. 22. Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan siswa dalam pemahaman suatu materi, apakah Bapak/Ibu mengklasifikasikan kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh siswa dalam menjawab soal ? No Soal
Jawaban
Frekwensi
a. Selalu b. Sering 22 c. Kadang-kadang d. Tidak pernah Jumlah
2 2 4
Persentase Jawaban 50% 50%
100 %
Untuk melihat kelemahan-kelemahan siswa dalam memahami materi guru PAI di SMK Negeri 2 Salatiga telah melakukan pengklasifikasian terhadap jawaban-jawaban siswa yang salah. Ini ditandai dengan : yang menjawab selalu 50 %, sering 50 % . 23. Apakah Bapak/ Ibu melaporkan hasil evaluasi kepada kepala sekolah dan guru bidang studi lainnya? No Soal
Jawaban
Frekwensi
a. Selalu b. Sering 23 c. Kadang-kadang d. Tidak pernah Jumlah
3 1 4
108
Persentase Jawaban 75% 25%
100 %
Melaporkan hasil evaluasi kepada kepala sekolah dan guru yang lain sangatlah perlu, karena dengan demikian
kepala sekolah dan guru bisa
menghadapi anak dengan baik setelah mengetahui kelebihan dan kekurangan anak tersebut. Dalam hal ini guru PAI SMK Negeri 2 Salatiga, sudah sepenuhnya melakukan hal tersebut, ini ditandai dengan : yang menjawab selalu 75 % dan menjawab sering 25 % . 24. Apakah Bapak/Ibu menyusun profil kemajuan siswa ? No Soal
Jawaban
Frekwensi
a. Selalu b. Sering 24 c. Kadang-kadang d. Tidak pernah Jumlah
2 2 4
Persentase Jawaban 50% 50% 100 %
Dalam menyusun profil kemajuan siswa, guru pendidikan agama Islam masih sebagian yang belum melakukannya. Ini ditandai dengan : yang menjawab sering pada pertanyaan diatas 50 %, kadang-kadang 50 %. 25. Apakah Bapak/Ibu langsung mengadakan perbaikan terhadap siswa yang nilainya kurang dari standar setelah evaluasi dilaksanakan ? No Soal
Jawaban
Frekwensi
a. Selalu b. Sering 25 c. Kadang-kadang d. Tidak pernah Jumlah
2 2 4
Persentase Jawaban 50% 50%
100 %
Pada item ini dapat dilihat dari tabel diatas bahwa guru PAI telah mengadakan perbaikan/ remedial setelah evaluasi dilaksanakan. Ini ditandai dengan: yang menjawab selalu 50 % dan sering 50 % .
26. Setelah hasil evalausi diolah, dianalisis dan disimpulkan, Apakah
109
Bapak/Ibu mengambil keputusan untuk menindaklanjuti proses belajar mengajar ? No Soal
Jawaban
Frekwensi
a. Selalu b. Sering 26 c. Kadang-kadang d. Tidak pernah Jumlah
4 4
Persentase Jawaban 100 %
100 %
Dalam menindaklanjuti proses belajar mengajar setelah evaluasi dilaksanakan guru PAI di SMK Negeri 2 Salatiga selalu melakukannya, hal ini ditandai dengan yang menjawab selalu 100 %. F. Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam dalam menindaklanjuti hasil evaluasi. (Dalam kategori ini penulis memberikan 9 item pertanyaan) 27. Apakah Bapak/Ibu membatasi berapakali seharusnya siswa yang nilainya kurang dari KKM melakukan perbaikan ? No Soal
Jawaban
Frekwensi
a. Selalu b. Sering 27 c. Kadang-kadang d. Tidak pernah Jumlah
1 2 1 4
Persentase Jawaban 25% 50% 25% 100 %
Guru PAI di SMK Negeri 2 Salatiga pada umumnya kurang menetukan berapa kali siswa yang tidak mencapai KKM melakukan perbaikan . ini ditandai dengan : yang menjawab selalu 25 %, dan kadang-kadang 50% sedangkan yang menjawab tidak pernah 25%. 28. Dalam pembuatan soal remedial, apakah ada kesamaan dengan soal yang diteskan sebelumnya ?
110
No Soal
Jawaban
Frekwensi
a. Selalu b. Sering 28 c. Kadang-kadang d. Tidak pernah Jumlah
2 1 1 4
Persentase Jawaban 50% 25% 25% 100 %
Secara garis besar dalam membuat soal remedial guru PAI menyamakan dengn soal yang diteskan sebelunya. Ini ditandai dengan yang menjawab sering 50 % dan yang menjawab kadangkadang 25 % sedangkan yang menjawab tidak pernah 25 %. 29. Apakah siswa mengalami peningkatan nilai setelah dilakukannya remedial? No Soal
Jawaban
Frekwensi
a. Selalu b. Sering 29 c. Kadang-kadang d. Tidak pernah Jumlah
3 1 4
Persentase Jawaban 75% 25% 100 %
Dalam memberikan remedial, guru PAI sebagian besar telah sukses dalam melaksanakannya. Ini ditandai bahwa anak yang telah diberi remedial nilainya mengalami peningkatan, hal ini dapat dilihat dari tabel diatas bahwa : yang menjawab sering 75 %, kadang-kadang 25 % sedangkan yang menjawab selalu dan tidak pernah 0 %. 30. Apakah Bapak/Ibu menindaklanjuti setiap hasil avaluasi pembelajaran untuk memperbaiki proses belajar mengajar ? No Soal
Jawaban
Frekwensi
a. Selalu b. Sering 30 c. Kadang-kadang d. Tidak pernah Jumlah
3 1 4
Persentase Jawaban 75% 25%
100 %
Guru PAI SMK Negeri 2 Salatiga telah menindaklanjuti setiap hasil
111
evaluasi yang dilakukan, hal ini sebuah keharusan jika guru tersebut ingin meningkatkan proses belajar mengajar yang dilakukan. Hal ini dapat dilihat dari tabel diatas bahwa : yang menjawab selalu 75 %, sering 25 %. 31. Apakah Bapak/Ibu pernah mengubah metode atau teknik mengajar setelah diadakannya evaluasi pembelajaran ? No Soal
Jawaban
Frekwensi
a. Selalu b. Sering 31 c. Kadang-kadang d. Tidak pernah Jumlah
2 2 4
Persentase Jawaban 50% 50%
100 %
Setelah evaluasi dilakukan, guru PAI di SMK Negeri 2 Salatiga dalam melakukan proses belajar selanjutnya telah melaksanakan perubahan terhadap teknik mengajar, teknik / metode adalah sebuah sarana yang amat penting dalam sebuah proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Ini ditandai dengan yang menjawab selalu 50% dan sering 50%. 32. Untuk melanjutkan kemateri selanjutnya, Apakah Bapak/Ibu melihat berapa jumlah siswa di kelas yang memerlukan perbaikan ? No Soal
Jawaban
Frekwensi
a. Selalu b. Sering 32 c. Kadang-kadang d. Tidak pernah Jumlah
Sebelum
melanjutkan
memperhatikan
berapa
3 1 4
kemateri jumlah
Persentase Jawaban 75% 25%
100 %
selanjutnya siswa
yang
guru
PAI
selalu
yang
memerlukan
perbaikan. Ini ditandai dengan yang menjawab selalu pada item diatas 75 % dan sering 25 % .
112
33. Apakah Bapak/Ibu memberikan pelajaran tambahan kepada seluruh siswa untuk memperbaiki proses belajar mengajar ? No Soal
Jawaban
Frekwensi
a. Selalu b. Sering 33 c. Kadang-kadang d. Tidak pernah Jumlah
3 1 4
Persentase Jawaban 75% 25% 100 %
Untuk memperbaiki proses belajar mengajar, pada umumnyya semua guru PAI di SMK Negeri 2 Salatiga, telah memberikan pelajaran tambahan kepada siswa. Hal ini dapat dilihat dari tabel diatas bahwa : yang menjawab sering 75 %, dan yang menjawab kadang-kadang 25 % 34. Apakah Bapak/Ibu memberikan tugas tambahan kepada murid yang nilainya kurang disamping tes remedial ? No Soal
Jawaban
Frekwensi
a. Selalu b. Sering 34 c. Kadang-kadang d. Tidak pernah Jumlah
1 3 4
Persentase Jawaban 25% 75%
100 %
Disamping remedial, guru PAI telah memberikan tugas. Hal ini dapat dilihat dari tabel bahwa : yang menjawab selalu 25 %, sering 75 % . 35. Apakah Bapak/ Ibu mengadakan pembahasan materi-materi Pendidikan Agama Islam di luar KBM ? No Soal
Jawaban
Frekwensi
a. Selalu b. Sering 35 c. Kadang-kadang d. Tidak pernah Jumlah
2 1 1 4
Persentase Jawaban 50% 25% 25% 100 %
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa guru Pendidikan agama Islam terkadang mengadakan jam tambahan dalam membahas materi
113
Pendidikan Agama Islam, hal tersebut ditunjukkan dengan persentasi data sebagai berikut : guru yang menjawab selalu 50 %, sering 25 %, guru yang memilih jawaban kadangkadang 25%.
B. Analisis Data Setelah melewati tahap editing, maka selanjutnya penulis memberikan skor terhadap butir-butir pertanyaan yang terdapat dalam angket tersebut. Adapun pemberian skor untuk tiap jawaban adalah : Selalu (S)
: 4
Sering (SR)
: 3
Kadang-Kadang (KK)
: 2
Tidak Pernah (TP)
: 1
SKOR HASIL ANGKET KOMPETENSI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PELAKSANAN EVALUASI PEMBELAJARAN DI SMK NEGERI 2 SALATIGA
NO
Heru Mulyanto, S.Pd.I
HASIL SKOR Moch. Drs. M. Rofi`i Sholichin, M. Pd. I
M. Huda
1
4
4
4
4
2
2
3
4
3
3
4
4
4
3
4
4
4
4
4
5
4
4
4
4
6
1
2
3
2
7
4
2
4
3
8
4
4
3
3
7
4
2
4
3
8
4
4
3
3
114
9
4
4
3
4
10
4
4
3
4
11
4
4
4
4
12
4
4
4
3
13
3
3
4
3
14
3
2
3
3
15
4
4
4
4
16
4
4
2
2
17
3
3
2
3
18
4
4
4
4
19
4
3
4
3
20
3
2
4
2
21
3
3
2
3
22
3
4
3
4
23
4
4
4
3
24
2
3
3
2
25
3
4
4
3
26
4
4
4
4
27
1
2
4
2
28
1
3
2
3
29
2
3
3
3
30
4
4
4
3
31
3
3
4
4
32
3
4
4
4
33
2
3
3
3
34
3
4
3
3
35
2
4
3
4
JML SKOR
111
120
121
113
115
Jika dilihat dari diagram perolehan skor Guru Pendidikan Islam di SMK Negeri 2 Salatiga adalah sebagai berikut : 140 120
121
111
113 Ket
.
Rendah Kurang Sedang tinggi
105 70
A: B: C: D:
Heru Mulyanto, S.Pd.I Drs. M. Rofi`i Moch. Sholichin, M. Pd. M. Huda I
35 A
Untuk
B
menganilis
C
D
keseluruhan
Kompetensi
Guru
PAI
dalam
melaksanakan evaluasi Pembelajaran di SMK Negeri 2 Salatiga, maka dapat disimpulkan dengan dipersentasekan sebagai berikut: P
f 100% N
f = 111 + 120 + 121 + 113 f = 465
N=4 P
465 100% 4
P = 116,25
Adapun hasil yang diperoleh mengenai Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam di SMK Ngeri 2 Salatiga dalam pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran ,dikatagorikan dengan skor perolehan sebagai berikut:
116
Rentang Skor
Kategori
0 – 35
Rendah
36 – 70
Kurang
71 – 105
Sedang
106 - 140
Tinggi
Jadi, dari hasil analisis yang telah dibuat dapat disimpulkan bahwa Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam di SMK Negeri 2 Salatiga, dimulai dari merencanakan, penghimpunan data, verifikasi data, mengolah dan menganalisa data, memberikan interpretasi dan
menarik
kesimpulan
serta
menindaklanjuti hasil evaluasi adalah skornya 116,25. Sehingga keseluruhan Guru Pendidikan Agama Islam dalam Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran di SMK Negeri 2 Salatiga Katagori Tinggi
117
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Dari hasil penelitian yang dilakukan penulis di SMK Negeri 2 Salatiga yang mengkaji tentang Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran, dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Guru Pendidikan Agama Islam di SMK Negeri 2 Salatiga memiliki kompetensi katagori “Tinggi” dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari kemampuan para guru pada saat melaksanakan evaluasi pembelajaran dengan memperhatikan dimulai dari Perencanaan evaluasi pembelajaran (Perumusan Tujuan, Penetapan Aspek Evaluasi, Pemilihan Tehnik Evaluasi, Penyusunan Alat Ukur, Penentuan Kriteria, Frekuensi Evaluasi) Penyusunan soal tes (Penulisan Soal, Kesesuaian soal dengan materi, Tipe soal, Validitas dan reliabilitas, Daya pembeda), Pengolahan dan analisis hasil evaluasi (Pemberian skor atau angka, Identifikasi daya serap siswa), Interpretasi dan tindak lanjut hasil evaluasi (Menyusun profil kelas, Penentuan kualitas murid, Penyusunan program remedia).
2. Pada dasarnya evaluasi pembelajaran bertujuan untuk mengetahui informasiinformasi yang dibutuhkan untuk memperbaiki proses pembelajaran. Akan tetapi proses pelaksanaannya tetap mengacu kepada langakah-langkah evaluasi pendidikan. Hal itulah yang kemudian diterapkan di SMK Negeri 2 Salatiga, yaitu pada pelaksanaan evaluasi pembelajaran di SMK Negeri 2 Salatiga sudah berjalan berdasarkan langkah-langkah evaluasi pembelajaran.
118
Para
guru
Pendidikan
Islam
di
SMK Negeri 2 Salatiga memiliki
kompetensi yang baik, sehingga mampu melaksanakan pelaksanaan evaluasi pembelajaran sesuai dengan prosedur pada umumnya. Untuk mengembangkan kompetensi guru Pendidikan Agama Islam di sekolah tersebut.
B. Saran-Saran 1. Bagi
guru
Pendidikan
Agama
Islam,
lebih
memperhatikan
lagi
pelaksanaan evaluasi pembelajaran dengan selalu membuat kisi-kisi butir soal agar isi yang dimaksud di dalam soal lebih terarah, menyusun profil kemajuan kelas agar guru dapat mengidentifikasi kembali kelemahan dan kekuatan komponen pembelajaran, dan juga dengan membantu para siswa dalam memberikan arahan cara penyelesaian soal-soal yang tidak dapat dipecahkan oleh siswa. 2. Bagi siswa, hendaknya rajin belajar dan mematuhi aturan sekolah serta berdisiplin sehingga mampu menghasilkan nilai diatas standar KKM yang telah ditentukan oleh sekolah agar dapat menjadi suatu kebanggaan tersendiri
ketika
guru
harus
menyusun
laporan
hasil
evaluasi
pembelajaran. 3. Bagi pihak sekolah, hendaknya ikut berperan aktif dalam memperhatikan pelaksanaan evaluasi pembelajaran yang dilakukan oleh guru dengan mengontrol setiap laporan hasil evaluasi dan juga ikut berpartisipasi dalam peningkatan kompetensi guru Pendidikan Agama Islam dalam pelaksanaan evaluasi pembelajaran. 119
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zainal. 2009. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Rosdakarya. Arikunto, Suharsimi. 1983. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. ___________. 1989. Prosedur Penelitian SuatuPendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto, Suharsimi & Cepi Safruddin Abdul Jabar. 2004. Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Aqib, Zainal. 2008. Standar Kualifikasi-Kompetensi-Sertivikasi Guru-Kepala Sekolah Pengawas. Bandung: Yrama Widya. Bahri Djamarah, Syaiful. 2005. Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Buchori. 1983. Teknik-teknik Evaluasi Dalam Pendidikan. Bandung: Jemmars. Daradjat, Zakiyah. 1995. Pendidikan Islam Dalam Keluarga dan Sekolah. Jakarta: Ruhama. Daryanto. 2001. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Saudagar, Fachruddin & Ali Idrus. 2009. Pengembangan Profesionalitas Guru. Jakarta: Gaung Persada Press.
Ira, Shor & Paulo Freire. 2001. Menjadi Guru Merdeka. Yogyakarta: Lkis. Kunandar, 2007. Guru Profesional: Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan Sukses Dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Ma’mur, Jamal Asmani. 2009. 7 Kompetensi Guru Menyenangkan dan Profesional. Yogyakarta: Power Books. Mulyasa. E. 2007. Standar Kompetensi Sertifikasi Guru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
120
Purwanto, Ngalim. 2008. Prinsip-prinsip dan Tekhnik Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya. Samana, A. 1994. Profesionalisme Keguruan. Yogyakarta: Kanisius. Sembiring, Gorki. 2009. Mengungkap Rahasia & Tips Manjur Menjadi Guru Sejati. Yogyakarta: Best Publiser.
Sudijono, Anas. 2007. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Sudjana , Nana. 2008. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Strauss, Anselm & Juliet Corbin. Dasar-dasar Penelitian Kualitatif. Terjemahan oleh Shodiq Muhammad. 2003. Yogyakarta: Pelajar Pustaka. Tim STAIN Salatiga. 2008. Pedoman Penulisan Skripsi. Salatiga: STAIN Press. www. dikmenum.go.id: Perangkat Penilaian KTS / Rancangan Penilaian Hasil Belajar.
http://kemdiknas.go.id/laman/index.php: Kompetensi Guru.
121