BAB II KREATIVITAS GURU DALAM PEMBELAJARAN DAN MINAT BELAJAR PAI
A. Kreativitas Guru dalam Pembelajaran Setiap orang memiliki potensi kreatif dalam derajat yang berbedabeda dan dalam bidang yang berbeda-beda pula. Dengan berfikir kreatif seseorang dapat melahirkan ide-ide baru, penemuan baru yang bermanfaat bagi masyarakat . Guru sebagai pendidik atau pengajar merupakan penentu kesuksesan dalam pendidikan. Oleh sebab itu, guru dituntut untuk mengembangkan kreativitasnya dalam proses belajar mengajar. Guru kreatif selalu mencari cara bagaimana agar proses belajar mencapai hasil sesuai dengan tujuan, serta berupaya menyesuaikan pola-pola tingkah lakunya dalam mengajar dengan tuntutan pencapaian tujuan, dengan mengembangkan faktor situasi kondisi belajar siswa.1 Kreativitas ini memungkinkan guru yang bersangkutan menemukan bentuk mengajar yang
sesuai, terutama dalam memberi
bimbingan, dorongan dan arahan agar siswa dapat belajar secara efektif. Kreativitas sebagai ungkapan dan perwujudan diri individu merupakan kebutuhan pokok manusia termasuk pendidikan, bila terwujud memberikan rasa kepuasan dan rasa keberhasilan yang mendalam. Pentingnya kreativitas ini disebutkan dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara
1993 yaitu :
pendidikan nasional bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, mandiri, jujur, cerdas kreatif, terampil, berdisiplin, beretos kerja, profesional, tanggung jawab, dan produktif serta sehat jasmani dan rohani. Selanjutnya ditekankan pula bahwa 1
Cece Wijaya, A. Tabrani Rusyan, Kemampuan Dasar Guru dalam Proses Belajar Mengajar, Remaja Rosda Karya, Bandung, 1994, hlm.189
12
13
iklim belajar dan mengajar yang dapat menumbuhkan rasa percaya diri dan budaya belajar dikalangan masyarakat terus berkembang agar tumbuh sikap dan perilaku yang kreatif, inovatif, dan keinginan untuk maju.2 Dengan demikian, maka kreativitas guru dalam pembelajaran turut menentukan keberhasilan belajar mengajar. Untuk lebih jelasnya akan dibicarakan
hal-hal
yang
berkaitan
dengan
kreativitas
guru
dalam
pembelajaran. 1. Pengertian kreativitas 2. Ciri-ciri kreativitas 3. Jenis kreativitas guru a. Variasi dalam mengajar b. Pemanfaatan perpustakaan
1. Pengertian Kreativitas Kreativitas berasal dari kata create (bahasa Inggris) yang artinya menciptakan dan dalam bahasa Arab dari kata
ﺨﻠﻕ
senada dengan
pengertian kreativitas tersebut, yaitu firman Allah dalam surat At-Tin ayat 4:
ﺗ ﹾﻘ ِﻮ ٍﱘ ﺴ ِﻦ ﺣ ﺎ ﹶﻥ ﻓِﻲ ﹶﺃﺎ ﺍﹾﻟﺈِﻧﺴﺧﹶﻠ ﹾﻘﻨ ﺪ ﹶﻟ ﹶﻘ “Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya”. (QS. At-Tin : 4)3
Sedangkan ada beberapa ahli yang mempunyai kesamaan dalam mendefinisikan pengertian kreativitas, di antaranya adalah: 2
S. C. Utami Munandar, Kreativitas dan Keberbakatan, Strategi Mewujudkan Potensi Kreatif dan Bakat, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1999, hlm.22 3 Al-Qur'an, Surat Attin ayat 4, Al-Qur'an dan Terjemah, Departemen Agama RI, 1993, hlm.1076
14
a. Menurut S. C. Utami Munandar kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi baru berdasarkan data, informasi atau unsur-unsur yang ada.4 b. Menurut John Haefele yang dikutip oleh The Liang Gie, kreativitas adalah kemampuan merumuskan gabungan-gabungan baru dari dua atau lebih konsep yang sudah ada dalam pikiran.5 c. Rhodes (1961, dikutip U. Munandar) mendefinisikan kreativitas Four P’s of creativity person, process, press, product.6 Kreativitas itu ditinjau dari 4 P yaitu pribadi yang kreatif, dari segi faktor-faktor pendorong kreativitas, dari segi proses kreatif dan dari segi produk kreativitas. Ditinjau dari segi kreatif, kreativitas merupakan sifat pribadi seorang individu (dan bukan merupakan sifat sosial yang dihayati oleh masyarakat ) yang tercermin dari kemampuannya untuk menciptakan sesuatu yang baru; ditinjau dari segi faktor-faktor pendorong, kreativitas adalah faktor internal diantaranya bakat, minat dan motivasi. Faktor eksternal meliputi faktor lingkungan baik lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat dan kebudayaan. Kreativitas yang dihasilkan seorang individu tidak dapat lepas dari pengaruh kebudayaan serta pengaruh masyarakat tempat individu itu hidup dan bekerja; dari segi proses kreatif, kreativitas adalah suatu proses yang menghasilkan sesuatu yang baru, apakah suatu gagasan atau suatu obyek dalam suatu bentuk atau susunan yang baru; sedangkan ditinjau dari produk kreativitas secara sederhana kreativitas sebagai kemampuan untuk menghasilkan sesuatu yang baru. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa kreativitas adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang bermakna. Kreativitas
merupakan
manifestasi
dari
individu
yang
berfungsi
sepenuhnya dalam perwujudan dirinya. Pada dasarnya kreativitas tidaklah 4
S. C. Utami Munandar, Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah, Penuntun Bagi Guru dan Orang Tua, PT. Gramedia, Jakarta, 1992, hlm.47 5 The Liang Gie, Cara Belajar yang Efesien, Jilid II, Liberty, Yogyakarta, 1995, hlm.243 6 S. C. Utami Munandar, Op.Cit., hlm.26
15
terbatas pada budaya maupun golongan tertentu, karena m lahir sudah dibekali oleh suatu potensi, dalam hal ini potensi tersebut harus dikembangkan dengan sebaik-baiknya. Hal ini sebagaimana firman Allah SWT dalam surat An-Nahl ayat 78:
ﻌ ﹶﻞ ﺟ ﻭ ﺌﹰﺎﺷﻴ ﻮ ﹶﻥﻌﹶﻠﻤ ﺗ ﻢ ﹶﻻ ﺎِﺗ ﹸﻜﻣﻬ ﺑﻄﹸﻮ ِﻥ ﹸﺃ ﻦﺟﻜﹸﻢ ﻣ ﺮ ﺧ ﻪ ﹶﺃ ﺍﻟﻠﹼﻭ ﻭ ﹶﻥﺸ ﹸﻜﺮ ﺗ ﻢ ﻌﻠﱠﻜﹸ ﺪ ﹶﺓ ﹶﻟ ﺍ َﻷ ﹾﻓِﺌﺭ ﻭ ﺎﺑﺼﺍ َﻷﻊ ﻭ ﻤ ﺴ ﺍﹾﻟﹶﻟﻜﹸﻢ “Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu dapat bersyukur”. (QS. An-Nahl : 78)7
Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa manusia lahir, sekalipun tidak mengetahui sesuatupun, tetapi oleh Allah telah diberi potensi. Potensi tersebut harus disyukuri dengan cara mengembangkannya secara kreatif, karena dengan kreatiflah baik yang mempunyai bakat atau yang tidak, antara individu yang lainnya akan dapat berkembang secara wajar walaupun diantara mereka terdapat perbedaan baik bentuk, jenis maupun derajat. Lebih lanjut S. C. Utami Munandar berpendapat bahwa secara operasional kreativitas dapat dirumuskan sebagai kemampuan yang mencerminkan kelancaran, keluwesan (fleksibel), dan orisinalitas dalam berfikir, serta kemampuan untuk mengelaborasi (mengembangkan, memperkaya, memperinci) suatu gagasan.8 Berdasarkan pernyataan tersebut dapatlah disimpulkan bahwa kreativitas dapat diterapkan dalam berbagai aktivitas dan kegiatan manusia, sesuai dengan pengaktualisasian dirinya.
7
Al-Qur'an, Surat An-Nahl ayat 78, Al-Qur'an dan Terjemah, Departemen Agama RI, 1993, hlm.413 8 S.C. Utami Munandar, Op.Cit., hlm.50
16
Dengan kebebasan kreativitas manusia dapat melepaskan diri sebagai makhluk yang dalam beraktivitas sesuai dengan dorongan insting. Pemikiran kreatif yang menghasilkan suatu penggabungan dari unsurunsur yang telah ada dalam pikiran seseorang bukanlah aktivitas mendadak yang terjadi seketika, melainkan sebuah proses yang cukup lama dan mungkin orang tidak menyadari kapan memulainya. Daya kebebasan kreativitas dapat muncul melalui beberapa tahap. Graham Wallas yang dikutip oleh The Liang Gie membedakan 4 tahap dalam pemikiran kreatif, yaitu
meliputi: Tahap preparation, tahap
incubation, tahap illumination, dan tahap verification.9 a. Tahap Preparation Tahap ini merupakan tahap persiapan dengan menyelidiki persoalan yang akan dipecahkan. b. Tahap Incubation Masa inkubasi ini adalah masa pengeraman terhadap persoalan untuk suatu jangka waktu tertentu. Mengenai inkubasi sebagai proses menuggu
setelah
tahap
persiapan,
sebagian
hasil
psikologi
menganggapnya sebagai proses pemikiran yang tidak disadari, sedangkan
sebagian
lain
memandangnya
sebagai
proses
menghilangkan hal-hal yang tidak relevan. c. Tahap Illumination Tahap ini merupakan penyinaran dengan lahirnya gagasan baru sebagai pemecahan permasalahan.
9
The Liang Gie, Op.Cit., hlm.248
17
d. Tahap verification Tahap yang akhir ini merupakan pengujian atau pengembangan terhadap gagasan baru itu sehingga benar-benar terlaksana. Proses kreatif merupakan rangkaian kegiatan individu yang mengarah pada timbulnya gagasan atau tepatnya pemilihan alternatif terhadap penyelesaian ilmiah. Jadi kreativitas adalah hal-hal yang sudah ada sebelumnya atau kemampuan untuk membuat kombinasi baru. Kreativitas mempunyai derajat besar atau kecil dengan banyaknya gagasan baru yang dapat dicetuskan setiap saat.
2. Ciri-Ciri Kreativitas Ada beberapa ciri tentang kreativitas antara lain: a. b. c. d. e. f. g. h. i. j.
k. l. m.
10
Dorongan ingin tahu besar Sering mengajukan pertanyaan yang baik Memberikan banyak gagasan dan usul terhadap suatu masalah Bebas dalam menyatakan pendapat Mempunyai rasa keindahan Menonjol dalam salah satu bidang seni Mempunyai pendapat sendiri dan dapat mengungkapkannya, tidak mudah terpengaruh orang lain Rasa humor tinggi Daya imajinasi kuat Keaslian (orisinalitas) tinggi, nampak dalam ungkapan gagasan, karangan dan sebagainya; dalam pemecahan masalah menggunakan cara-cara orisinil yang jarang diperlihatkan orang lain Dapat bekerja sendiri Senang mencoba hal-hal baru Kemampuan mengembangkan atau memperinci suatu gagasan (kemampuan elaborasi).10
S.C. Utami Munandar, Op.Cit., hlm.34
18
Menurut Porf. Dr. S.C. Utami Munandar, ciri-ciri kreativitas alamiah antara lain: a. b. c. d. e. f.
Spontanitas Keterbukaan dalam sikap Rasa ingin tahu yang kuat Senang mengajukan pertanyaan Memiliki daya imajinasi Selalu ingin mencari pengalaman baru.11 Ciri-ciri kreativitas tersebut merupakan ciri-ciri yang berhubungan
yang kemampuan berfikir seseorang. Makin kreatif seseorang ciri-ciri tersebut
makin
dimiliki.
Ciri-ciri
lain
yang
berkaitan
dengan
perkembangan efektif seseorang sama pentingnya agar bakat kreatif seseorang dapat terwujud. Ciri-ciri afektif dari kreativitas adalah motivasi atau dorongan dari dalam untuk berbuat sesuatu, pengabdian atau pengikatan diri terhadap suatu tugas, rasa ingin tahu, tertarik pada tugastugas majemuk yang dirasakan sebagai tantangan, berani mengambil resiko untuk membuat kesalahan atau untuk di kritik oleh orang lain, tidak mudah putus asa, ingin mencari pengalaman-pengalaman baru.12
3. Jenis Kreativitas Guru a. Variasi dalam mengajar Faktor kebosanan yang disebabkan oleh adanya penyajian kegiatan belajar yang kurang variasi akan mengakibatkan perhatian, motivasi, dan minat siswa terhadap pelajaran, guru dan sekolah
11
S.C. Utami Munandar, Kreativitas Sepanjang Masa, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, 1988, hlm.8 12 S.C Utami Munandar, Op.Cit., hlm.51
19
menurun. Untuk itu diperlukan adanya keanekaragaman dalam penyajian kegiatan belajar.13 Untuk mengatasi kebosanan tersebut guru dalam proses belajar mengajar perlu menggunakan variasi, penggunaan variasi t bertujuan untuk mengatasi kebosanan siswa, sehingga dalam proses belajarnya siswa senantiasa menunjukkan ketekunan, keantusiasan, serta berperan serta secara aktif. Ada beberapa variasi dalam proses belajar mengajar yaitu variasi dalam gaya mengajar, variasi dalam menggunakan media dan bahan pengajaran, variasi dalam interaksi antara guru dengan siswa.14 Tidak kalah pentingnya yaitu variasi dalam menggunakan metode mengajar dalam proses belajar mengajar. Ketrampilan menggunakan variasi gaya mengajar di dalam kelas berpengaruh terhadap hasil belajar siswa, karena variasi tersebut dilihatnya sebagai suatu yang energik, antusias, bersemangat dan memiliki hubungan dengan hasil belajar. Perilaku guru seperti itu dalam
proses
interaksi
edukatif
akan
menjadi
dinamis
dan
mempertinggi komunikasi antara guru dan anak didik, menarik perhatian anak didik, menolong penerimaan bahan pelajaran dan memberi stimulus.15 Variasi dalam gaya mengajar meliputi komponen sebagai berikut: 1. Variasi suara yaitu keras-lemah, cepat-lambat, tinggi-rendah, dan besar-kecilnya suara 2. Pemusatan perhatian, dapat dikerjakan secara verbal, isyarat, atau dengan menggunakan model 13
J.J. Hasibuan, Moedjiono, Proses Belajar Mengajar, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 1999, hlm.54 14 Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, Rineka Cipta, Jakarta, 2000, hlm.124 15 Ibid, hlm.16
20
3. Kesenyapan digunakan untuk meminta perhatian siswa 4. Kontak pandang, untuk meningkatkan hubungan dengan siswa dan menghindari hal-hal yang bersifat impersonal 5. Gerak badan dan mimik yaitu perubahan ekspresi wajah, gerakan kepala, badan sangat penting dalam proses komunikasi 6. Perubahan posisi guru.16 Media pembelajaran disebut juga dengan alat pembelajaran atau media pendidikan. Yang dimaksud media yaitu alat atau tehnik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran di sekolah.17 Media atau alat juga diartikan segala sesuatu yang dapat digunakan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.18 Jadi media pengajaran merupakan alat yang digunakan dalam rangka mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dengan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Sedangkan bahan pengajaran adalah us inti dalam kegiatan interaksi edukatif.19 Bahan pengajaran merupakan substansi yang disampaikan dalam proses belajar mengajar, tanpa itu proses belajar mengajar tidak akan berjalan. Oleh sebab itu guru yang akan mengajar harus terlebih dahulu mempelajari dan mempersiapkan bahan yang akan disampaikan kepada siswa. Variasi dalam menggunakan media dan bahan pengajaran meliputi: media dan bahan yang di dengar (oral), media dan bahan yang dapat dilihat (visual) dan media dan bahan yang dapat disentuh atau diraba atau dimanipulasi (media aktif).20
16
J.J. Hasibuan, Moedjiono, Op.Cit., hlm.66 Oemar Hamalik, Media Pendidikan, Citra Aditya Bakti, Bandung, 1994, hlm.12 18 Syaiful Bahri Djamarah, Op.Cit., hlm.19 19 Ibid, hlm.18 20 Piet A. Sahertian, Ida aleida Sahertian, Supervisi Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta, 1989, hlm.104 17
21
1. Media dan bahan yang dapat didengar memerlukan kombinasi dengan media pandang dan taktil. Dalam proses belajar mengajar, suara adalah alat utama dalam komunikasi. Yang termasuk media dengar adalah pembicaraan anak didik, rekaman bunyi dan suara, rekaman wawancara, dan sebagainya yang memiliki hubungan dengan pelajaran. 2. Media dan bahan yang dapat dilihat diartikan sebagai penggunaan alat dan bahan ajaran khusus untuk komunikasi seperti buku, globe, peta, gambar grafik dan sebagainya. 3. Media dan bahan yang dapat disentuh atau diraba atau dimanipulasi adalah penggunaan media yang memberi kesempatan kepada anak didik menyentuh dan memanipulasi benda atau bahan pelajaran. Bila guru menggunakan media dan bahan pengajaran secara bervariasi akan membuat perhatian anak didik menjadi lebih tinggi, memberi
motivasi
dalam
belajar,
mendorong
berfikir
serta
meningkatkan kemampuan belajar. Pola interaksi antara guru dan murid mempunyai arti penting dalam proses belajar mengajar. Seorang guru harus tahu bagaimana berhubungan yang baik dengan anak didik, sehingga anak didik dapat merasa senang dengan guru tersebut dan juga pelajaran yang disampaikannya. Kualitas hubungan guru dan murid adalah penting bila guru ingin menjadi aktif dalam mengajarkan apapun, semua dapat dibuat menarik dan mengasikkan anak-anak apabila diberikan oleh guru yang telah mempelajari bagaimana menciptakan hubungan yang saling menghargai antara guru dan murid.21 Variasi dalam pola interaksi antara guru dan siswa memiliki rentangan yang bergerak dari dua kutub, yaitu : 21
Thomas Gordon, Guru yang Efektif, PT. Raha Grafindo Persada, Jakarta, 1996, hlm.5
22
Anak didik bekerja atau belajar secara bebas tanpa campur tangan dari guru dan anak didik mendengarkan dengan pasif. Situasi didominasi oleh guru.22 Diantara kedua kutub itu banyak kemungkinan yang dapat terjadi contohnya, guru berbicara dengan sekelompok kecil anak didik melalui pengajuan beberapa pertanyaan atau guru berbicara secara individual kepada siswa, atau guru menciptakan situasi sedemikian rupa sehingga antar siswa dapat saling tukar pendapat melalui penampilan diri, demonstrasi atau diskusi. Metode mengajar juga perlu diperhatikan dalam proses belajar mengajar, karena suatu pelajaran bisa diterima dengan mudah oleh siswa tergantung bagaimana cara atau metode yang digunakan oleh seorang guru. Yang dimaksud metode adalah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran.23 Metode memang sekedar cara atau alat untuk mencapai sebuah tujuan meskipun demikian metode sering menjadi faktor utama yang menjadikan sebuah pembelajaran berhasil atau gagal. Metode pengajaran yang diterapkan oleh beberapa guru adalah beragam, mulai dari metode ceramah sampai dengan metode diskusi. Hal tersebut dilakukan untuk menciptakan dan mempertahankan suasana belajar yang menyenangkan, serta untuk memudahkan siswa dalam memahami materi pelajaran. Masing-masing metode ada kelemahan serta kelebihannya. Tugas guru adalah memilih metode yang tepat untuk menciptakan proses belajar mengajar yang baik. Ketepatan menggunakan metode
22
Syaiful Bahri Djamarah, Op.Cit., hlm.130 Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, Sinar Baru Algesindo, Bandung, 2000, hlm.76 23
23
mengajar tersebut sangat bergantung pada tujuan. Isi proses belajar mengajar dan kegiatan belajar dalam melaksanakan tugasnya. Proses belajar mengajar yang baik, hendaknya menggunakan berbagai variasi secara bergantian atau bahu-membahu satu sama lain. Dalam menggunakan variasi, guru perlu memahami prinsip-prinsip sebagai berikut: perubahan yang digunakan harus bersifat efektif. Penggunaan tehnik variasi harus lancar dan tepat, penggunaan komponen-komponen variasi harus benar-benar berstruktur dan direncanakan sebelumnya serta penggunaan komponen variasi harus luwes dan spontan berdasarkan balikan siswa.24 Sedangkan tujuan variasi dalam belajar mengajar antara lain: a. Memelihara perhatian siswa terhadap aspek belajar b. Meningkatkan motivasi, rasa ingin tahu melalui investasi dan eksplorasi c. Membentuk sikap positif terhadap guru dan sekolah d. Kemungkinan melayani siswa secara individual sehingga memberi kemudahan belajar e. Mendorong aktivitas belajar dengan cara melibatkan siswa dengan berbagai kegiatan / pengalaman bahwa yang menarik.25 Penggunaan variasi dianjurkan karena dapat menjaga tingkat perhatian dan meningkatkan minat serta mencegah timbulnya rasa bosan. Prestasi belajar siswa akan diperbesar bilamana terdapat cukup variasi.
b. Pemanfaatan Perpustakaan Perpustakaan adalah suatu alat yang vital dalam setiap program pendidikan, pembelajaran dan penelitian (research) bagi setiap lembaga pendidikan dan ilmu pengetahuan.26
24 25
J.J Hasibuan, Moedjiono, Op.Cit., hlm.66 Piet A. Sahertian, Ida Aleida Sahertian, Op.Cit., hlm.103-104
24
Dengan kata lain perpustakaan juga merupakan gudang ilmu yang tidak dipisahkan dari setiap lembaga pendidikan. Adanya perpustakaan akan membantu menambah wawasan, baik yang diperoleh dari referensi berbentuk majalah, surat kabar, atau dari bacaan lainnya. Perpustakaan adalah tempat buku-buku dan majalah. Bukubuku bagaimanapun banyaknya akan tidak berguna bila tidak dibaca. Dalam pendidikan, perpustakaan memegang peranan penting karena perpustakaan dapat meningkatkan kecerdasan seseorang. Semakin banyak buku yang dibaca, maka semakin luas pula pola berfikir si pembaca dan ia mempunyai kemampuan intelektual yang memadai dalam menghadapi perkembangan zaman. Perpustakaan hanya dapat memberikan manfaat yang sebesarbesarnya kepada seseorang apabila digunakan atau dimanfaatkan semaksimal mungkin. Melalui perpustakaan seseorang bisa menambah pengetahuannya.
Sedangkan
penambahan
pengetahuan
tersebut
sebagai usaha untuk memperbaiki mutu masing-masing orang. Seorang pengajar yang baik sering tidak puas jika hanya bersumber pada satu dua text book saja. Dalam hal ini mungkin mereka merasa perlu membedakan perbandingan dengan materi dalam text book yang lain, atau memperkaya materinya dengan membaca sumber-sumber referensi, atau menambah dengan keteranganketerangan yang mutakhir dan majalah, koran dan sebagainya yang semua bahan tersebut dapat diperoleh mereka dari perpustakaan.27 Dengan demikian kita semakin sadar memandang begitu pentingnya dalam menggunakan dan membaca buku-buku baik di perpustakaan maupun dimana saja. Khususnya bagi guru untuk menunjang dan 26
Ny. Boeryati Soedibyo, Pengelolaan Perpustakaan, Jilid I, Alumni, Bandung, 1987,
27
Ibid, hlm.88
hlm.1
25
meningkatkan
kualitas
mengajar
serta
untuk
menambah
perbendaharaan ilmu untuk kehidupan yang akan datang. Berdasarkan pengertian tersebut, perpustakaan mempunyai peran yang sangat penting bagi suatu lembaga pendidikan maupun dalam menunjang suksesnya tugas guru dalam mengajar. Adapun fungsi serta manfaat perpustakaan sekolah pada umumnya dan perpustakaan sekolah pendidikan guru pada khususnya adalah: a. b. c. d.
Perpustakaan sebagai sarana penunjang pendidikan Perpustakaan merupakan sumber pembinaan kurikulum Perpustakaan sebagai sarana proses belajar / mengajar Perpustakaan sebagai sarana penanaman dan pembinaan minat baca e. Perpustakaan dan penanaman disiplin f. Perpustakaan dan rekreasi g. Perpustakaan dan penelitian28 Dari fungsi-fungsi tersebut ternyata bahwa perpustakaan dewasa ini mempunyai kedudukan dan peranan yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat
khususnya dalam dunia pendidikan.
Oleh karena itu, setiap siswa maupun guru yang ingin menjadi manusia yang unggul harus berusaha membuat dan memanfaatkan perpustakaan yang ada.
B. Minat Belajar PAI Pada dasarnya manusia memiliki perbedaan individu yang tidak sama antara satu dengan lainnya. Perbedaan itu bisa berupa intelegensi ( kecerdasan), kepribadian, keadaan jasmani, keadaan sosial, bakat dan minat. Minat dan bakat merupakan dua kata yang saling berkaitan. Keduanya berkaitan erat dengan prestasi yang akan dicapai oleh seseorang. Misalnya, 28
Ibid, hlm.86
26
minat seorang anak pada salah satu mata pelajaran lainnya akan diikuti dengan prestasi dalam pelajaran tersebut, demikian juga sebaliknya. Minat memainkan peranan yang sangat dalam kehidupan seseorang dan mempunyai dampak yang benar atas perilaku dan sikap, minat juga menjadi sumber motivasi yang kuat untuk belajar. Betapa pentingnya minat bagi anak-anak didik dalam proses belajar mengajar. Untuk lebih jelasnya akan dibicarakan tentang hal-hal yang berkaitan dengan minat belajar PAI. 1. 2. 3. 4.
Minat belajar dan pengertiannya Fungsi minat Faktor-faktor minat Unsur-unsur minat
1. Minat Belajar dan Pengertiannya Secara etimologi dalam kamus umum bahasa Indonesia, minat diartikan sebagai perhatian, kesukaan (kecenderungan buah) kepada suatu keinginan.29 Sedangkan dalam kamus besar bahasa Indonesia, minat adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu, gairah.30 Ditinjau dari segi terminologi, banyak para ahli yang telah memberikan batasan tentang minat, antara lain: a. Menurut Drs. Ahmad D. Marimba minat adalah kecenderungan jiwa ke arah sesuatu, karena sesuatu itu mempunyai arti bagi kita. Sesuatu itu, dapat memenuhi kebutuhan kita dan dapat menyenangkan kita.31 b. Menurut Drs. Muhibbin Syah, M.Ed mendefinisikan minat adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.32 29
W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta, 1985, hlm.650 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Indonesia, Departemen pendidikan dan Kebudayaan, Balai Pustaka, Jakarta, 1994, hlm.656 31 Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam , Al-Ma’arif, Bandung, 1989, hlm.88 32 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, Dengan Pendekatan Baru, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2000, hlm.136 30
27
c. Minat menurut Drs. Andi Mappiare adalah suatu perangkat mental yang terdiri dari suatu campuran dari perasaan, harapan, pendirian, prasangka, rasa takut atau kecenderungan-kecenderungan lain yang mengarahkan individu kepada sesuatu pilihan tertentu.33 d. W.S. Winkel mendefinisikan minat adalah sebagai yang mantap, untuk merasa tertarik pada bidang studi atau pokok bahasan tertentu dan merasa senang mempelajari materi itu.34 Dari berbagai pengertian minat, yang dikemukakan oleh para ahli dapat diambil kesimpulan bahwa minat adalah kecenderungan yang membawa subyek merasa tertarik pada sesuatu. Minat merupakan salah satu faktor yang dapat dilihat bahwa minat sangat penting dalam pendidikan. Jadi dilihat bahwa minat sangat penting dalam pendidikan, sebab minat merupakan sumber usaha. Dengan demikian tugas yang sangat penting bagi guru ialah membangkitkan minat anak didik. Dalam hal pengertian belajar para ahli jiwa banyak memberikan definisi diantaranya yaitu : a. Menurut Ernest R. Hilgard dalam bukunya Theory of learning yang dikutip oleh Sumadi Suryabrata menyatakan bahwa belajar merupakan proses pembuatan yang dilakukan dengan sengaja, yang merupakan proses pembuatan yang dilakukan dengan sengaja, yang kemudian menimbulkan perubahan, yang keadaannya berbeda dari perubahan yang ditimbulkan oleh lainnya.35 b. Menurut Robert M. Gagne belajar adalah proses yang diperlihatkan dari dalam perubahan tingkah laku, yang keadaannya berbeda dari
33
Andi Mappiare, Psikologi Remaja, Gramedia, Jakarta, 1989, hlm.105 W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran, Gramedia, Jakarta, 1989, hlm.105 35 Abd. Rahman Abror, Psikologi Pendidikan, PT. Tiara Wacana Yogya, Yogyakarta, 1993, hlm.66 34
28
sebelum individu berada dalam situasi dan sesudah melakukan tindakan yang serupa itu.36 c. Menurut Drs. Abu Ahmadi dan Drs. Widodo Supriyono, belajar adalah suatu usaha yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh perubahan lingkungan yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman
individu
itu
sendiri
dalam
interaksi
dengan
ligkungannya.37 Dari beberapa definisi belajar yang telah dikemukakan oleh para ahli dapat disimpulkan bahwa belajar adalah aktivitas yang dilakukan dengan sengaja untuk memperoleh perubahan pada dirinya. Dengan demikian yang dimaksud minat belajar adalah suatu kecenderungan atau keinginan yang tinggi seseorang yang mendorongnya melakukan sesuatu untuk memperoleh perubahan dalam dirinya baik berupa pengetahuan, kemampuan, kebiasaan, ketrampilan, sikap maupun tingkah laku. Masalah belajar merupakan masalah yang cukup urgen dalam kehidupan manusia, karena tanpa melalui belajar seseorang tidak akan pernah mengalami kemajuan. Dalam pandangan Islam belajar merupakan kewajiban bagi setiap muslim. Hal ini sebagaimana firman Allah SWT dalam surat at-Taubah ayat 122:
ﺮﹶﻗ ٍﺔ ﺮ ﻣِﻦ ﹸﻛﻞﱢ ِﻓ ﻧ ﹶﻔ ﻮ ﹶﻻ ﻭﹾﺍ ﻛﹶﺂﻓﱠ ﹰﺔ ﹶﻓﹶﻠﻨ ِﻔﺮﻮ ﹶﻥ ِﻟﻴﺆ ِﻣﻨ ﻤ ﺎ ﻛﹶﺎ ﹶﻥ ﺍﹾﻟﻭﻣ ﻮﹾﺍﺟﻌ ﺭ ﻢ ِﺇﺫﹶﺍ ﻬ ﻣ ﻮ ﻭﹾﺍ ﹶﻗﻨ ِﺬﺭﻭِﻟﻴ ﻳ ِﻦﻮﹾﺍ ﻓِﻲ ﺍﻟﺪﺘ ﹶﻔ ﱠﻘﻬﻴﻢ ﻃﹶﺂِﺋ ﹶﻔ ﹲﺔ ﱢﻟ ﻬ ﻨﻣ ﻭ ﹶﻥﺤ ﹶﺬﺭ ﻳ ﻢ ﻌﻠﱠﻬ ﻢ ﹶﻟ ﻴ ِﻬِﺇﹶﻟ 36
Ibid, hlm.67 Drs. Abu Ahmadi, Drs. Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, Rineka Cipta, Jakarta, 2001, hlm.121 37
29
“Tidak sepatutnya bagi orang – orang mukmin itu pergi semuanya (ke medan perang) mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan diantara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang Agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya supaya mereka itu dapat menjaga dirinya”.38
Dari ayat Al-Qur'an diatas dapat diambil kesimpulan bahwa belajar merupakan kewajiban bagi setiap muslim dan dapat dijadikan bekal dalam hidup, baik masa sekarang maupun masa yang akan datang. Proses belajar itu akan lancar bila disertai dengan minat. Bila pelajaran tidak sesuai dengan minat anak, maka anak tidak akan belajar dengan baik. Minat dapat dibangkitkan dengan cara-cara sebagai berikut: a. b. c. d.
Membangkitkan adanya suatu kebutuhan Menghubungkan dengan persoalan yang lampau Memberi kesempatan untuk mendapatkan hasil yang baik Menggunakan berbagai macam bentuk pengajaran.39
2. Fungsi Minat Minat adalah sumber hasrat belajar. Minat salah satu faktor yang dapat mempengaruhi usaha yang dilakukan seseorang. Minat yang kuat akan menimbulkan usaha yang gigih, serius dan tidak mudah putus asa dalam menghadapi tantangan. Jika minat ditimbulkan, maka kegiatan belajar akan dapat berjalan dengan lancar dan berhasil. Minat berkaitan erat dengan motivasi yang muncul karena adanya kebutuhan, begitu juga minat. Sehingga tepatlah kalau minat merupakan alat motivasi yang pokok. Hal tersebut sesuai dengan pendapat yang
38
Al-Qur'an, Surat at-Taubah ayat 22, Al-Qur'an dan Terjemah, Departemen Agama RI, 1993, hlm.301 39 Sardiman A.M., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2001, hlm.93
30
dikemukakan oleh Elizabeth B. Hurlock yaitu motivasi yang mendorong orang
minat adalah sumber
untuk melakukan apa yang mereka
inginkan. Minat akan menjadi sumber motivasi yang kuat untuk belajar. Berdasarkan pendapat tersebut, maka dapat dikatakan bahwa fungsi minat tidak berbeda dengan fungsi motivasi yakni adanya dorongan, keinginan, hasrat dna tenaga penggerak lainnya yang berasal dari dalam dirinya untuk melakukan sesuatu.40 Fungsi lain dari minat yaitu: a. Memberi semangat dan mengaktifkan murid agar tetap berminat dan siaga. b. Memusatkan perhatian anak pada tugas tertentu yang berhubungan dengan pencapaian tujuan belajar. c. Membantu memenuhi kebutuhan.41 Nuckols Banducci dikutip oleh Elizabeth B. Hurlock menulis tentang fungsi minat bagi kehidupan anak sebagai berikut: a. b. c. d.
Minat mempengaruhi bentuk intensitas cita-cita Minat sebagai tenaga pendorong yang kuat Prestasi selalu dipengaruhi oleh jenis dan intensitas minat seseorang Minat yang terbentuk sejak kanak-kanak sering terbawa seumur hidup karena minat membawa kepuasan.42 Minat bisa berhubungan dengan daya gerak yang mendorong kita
cenderung atau merasa tertarik pada orang , benda, kegiatan atau bisa berupa pengalaman yang afektif yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri. Dengan kata lain, minat dapat menjadi penyebab kegiatan dan penyebab partisipasi dalam kegiatan.43 Kegiatan belajar akan lebih berhasil, jika minat orang yang belajar besar terhadap bahan yang dipelajari.
40
DR. W.A. Gerungan, Psikologi Sosial, Eresco, Bandung, 1988, hlm.141 Proyek Pembinaan Prasarana dan Sarana Perguruan Tinggi/ IAIN di Jakarta, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam , Direktorat Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama Islam , 1985, hlm.108 42 H.M.Chabib Thaha, Abdul Mu’thi, PBM-PAI di Sekolah, Eksistensi dan Proses Belajar Mengajar Pendidikan Agama Islam , Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo , Semarang, 1998, hlm.107-108 43 Abd. Rachman Abror, Op.Cit., hlm.112 41
31
Suatu hal yang perlu disadari bahwa guru harus memperhatikan serta mengembangkan minat siswanya. Karena minat merupakan komponen yang penting dalam kehidupan pada umumnya dan dalam pendidikan serta pengajaran pada khususnya. Walaupun minat bukan merupakan petunjuk yang pasti tentang sukses tidaknya anak dalam pendidikan yang akan datang, namun minat merupakan pertimbangan yang cukup berarti kalau dihubungkan dengan faktor-faktor yang lain.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar Belajar merupakan proses dari pada perkembangan hidup manusia. Dengan belajar manusia mengalami perubahan-perubahan kualitatif individu sehingga tingkah lakunya berkembang, semua aktivitas dalam belajar tidak akan berhasil bila tidak ada minat dalam dirinya. Namun minat masing-masing individu tidaklah sama meskipun berada dalam sebuah aktivitas belajar yang sama. Hal ini karena adanya faktor yang mempengaruhinya. Secara
global, faktor-faktor yang mempengaruhi
timbulnya minat belajar dapat digolongkan menjadi dua, yaitu
faktor
internal dan faktor eksternal.44 a. Faktor internal yaitu sendiri.
faktor yang berasal dari dalam diri siswa
45
1. Faktor fisiologis Keadaan jasmani pada umumnya melatarbelakangi minat belajar. Belajar dengan kondisi yang sehat akan berbeda dengan belajar pada kondisi yang sakit atau lelah. Keadaan jasmani tertentu, terutama panca indra sangat penting dalam proses belajar. Manusia mengenal dunia sekitarnya juga masuk melalui panca 44
Sumadi Suryabrata, Spikologi Pendidikan, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1995,
hlm.249 45
Muhibbin Syah, Op.Cit., hlm.132
32
indra. Dalam belajar bahan-bahan yang dipelajari juga masuk melalui panca indra. Kondisi fisik dan fungsi panca indra yang kurang baik merupakan suatu hambatan besar yang mempengaruhi minat peserta didik dalam mempelajari setiap mata pelajaran yang hendak dipelajari, dan hal ini berlaku untuk sebaliknya. 2. Faktor psikologi Keadaan jiwa dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas perolehan pembelajaran siswa. Diantara faktor rohaniah yang pada umumnya dipandang lebih esensial diantaranya yaitu : -
Intelegesi / kecerdasan merupakan salah satu faktor yang sangat mempengaruhi minat anak
-
Sikap merupakan gejala internal yang berdimensi berupa kecenderungan untuk merespon dengan cara yang
relatif
terhadap obyek orang , barang, dan sebagainya -
Bakat merupakan potensi untuk mencapai prestasi ke tingkat tertentu sesuai dengan kapasitas masing-masing.
b. Faktor eksternal yaitu faktor yang datang dari luar diri siswa.46 Faktor ini meliputi faktor keluarga, sekolah dan masyarakat . 1. Faktor keluarga Keluarga merupakan pusat pendidikan yang utama dan pertama, namun dapat juga sebagai faktor yang menyebabkan kesulitan belajar, yang termasuk dalam faktor ini antara lain adalah:
46
Ibid, hlm.137
33
a. Faktor orang tua meliputi: -
Cara orang tua mendidik Cara orang besar
terhadap
tua mendidik mempunyai pengaruh belajar
anak.
Orang
tua
yang
memperhatikan pendidikan anaknya, akan memperhatikan kemajuan belajar anaknya pula. Hal tersebut menyebabkan minat belajar anak meningkat. Orang
tua menerima
tanggung jawab mendidik anak-anaknya dari Allah SWT, sebagaimana firman-Nya dalam surat at-Tahrim ayat 6:
ﺎﺭﹰﺍﻢ ﻧ ﻫﻠِﻴ ﹸﻜ ﻭﹶﺃ ﻢ ﺴﻜﹸ ﻮﺍ ﻗﹸﻮﺍ ﺃﹶﻧﻔﹸﻣﻨ ﻦ ﺁ ﺎ ﺍﱠﻟﺬِﻳﻳﻬﺎ ﹶﺃﻳ “Hai orang –orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka”.47 Dari ayat tersebut dapat disimpulkan bahwa tugas orang
tua terhadap keluarganya dan anaknya adalah
menjaga dari api neraka, yaitu
dengan melaksanakan
tanggung jawabnya terhadap anak-anaknya yakni mendidik dengan pendidikan Agama . cara yang baik akan dapat menumbuhkan minat belajar anak dalam mempelajari dan menguasai pendidikan Agama Islam . -
Hubungan orang tua dengan anak Hubungan yang terjalin baik antara orang
tua
dengan anaknya akan menentukan kemajuan belajar anak. Kasih sayang dari orang
tua, perhatian kepada anak-
anaknya menimbulkan mental yang sehat bagi anak.
47
Al-Qur'an, Surat At-Tahrim ayat 6, Al-Qur'an dan Terjemah, Departemen Agama RI, 1993, hlm.951
34
Dengan mental yang sehat tersebut maka anak dengan mudah menguasai yang ia pelajari. b. Suasana rumah Suasana rumah yang menyenangkan, damai, harmonis menjadikan anak betah tinggal di rumah, keadaan tersebut akan menguntungkan kemajuan belajar anak dan juga dapat mempengaruhi minat belajar anak lebih besar. c. Keadaan ekonomi keluarga Keadaan ekonomi keluarga yang memadai akan mengantarkan anak untuk belajar dengan baik. Faktor biaya merupakan faktor yang sangat penting karena belajar dan kelangsungannya sangat memerlukan biaya, misalnya untuk membeli alat-alat belajar, uang sekolah dan lainnya.
2. Faktor Sekolah Sekolah merupakan lingkungan yang kedua setelah keluarga, yang tujuannya untuk mempersiapkan anak agar hidup dengan cukup bekal kepandaian dan kecakapan bila hidup dalam masyarakat . faktor sekolah meliputi: a. Faktor pengajar 1. Cara penyajian pelajaran -
Penguasaan bahan Guru mempunyai peran sangat penting dalam menentukan
keberhasilan
menerjemahkan
dan
siswa.
menjabarkan
Guru
mampu
nilai-nila
yang
35
terdapat
dalam
kurikulum,
kemudian
mentranformasikannya kepada siswa melalui proses pembelajaran. Oleh sebab itu, maka para guru dituntut menguasai bahan pelajaran yang akan diajarkan. Dengan penguasaan bahan tersebut maka keterangannya akan jelas dan mudah dimengerti oleh siswa. -
Metode mengajar Materi mengajar yang baik akan berpengaruh terhadap hasil baik belajar siswa pula, dan sebaliknya metode mengajar yang kurang baik akan menimbulkan kesulitan belajar siswa.
-
Alat pelajaran Alat pelajaran yang kurang lengkap membuat penyajian pelajaran yang tidak baik. Alat pelajaran yang lengkap akan menumbuhkan minat belajar terhadap pelajaran.
2. Hubungan antara guru dan siswa Dalam hal ini, hubungan guru dan siswa sangat berpengaruh bagi perkembangan minat belajar siswa. Biasanya kalau guru sudah disukai maka pelajarannya juga akan disukai pula. Jadi hubungan guru dengan siswa itu berpengaruh besar terhadap minat siswa dalam mempelajari pelajaran yang disampaikan dari guru.
36
3. Hubungan antara siswa dengan temannya Hubungan antara guru dengan siswa yang baik akan menumbuhkan minat siswa dalam belajar. Namun bila hubungan antara siswa dengan temannya kurang baik maka akan menimbulkan perasaan siswa malas sekolah, perasaan rendah diri dan minat belajarnya pun akan berkurang. b. Kondisi Gedung Terutama ditujukan pada ruang kelas atau ruang tempat belajar siswa termasuk meja dan tempat duduk. Ruangan yang bersih, berjendela, terang dan tenang dapat menumbuhkan dan meningkatkan minat siswa karena ruangan tersebut akan menumbuhkan siswa untuk berkonsentrasi dalam belajarnya. c. Kurikulum Kurikulum
yang
seimbang
atau
seusai
dengan
kebutuhan anak akan membawa kesuksesan dalam belajar anak. Sedangkan kurikulum yang kurang baik akan membawa kesulitan belajar bagi siswa, sehingga minat belajar siswa pun akan berkurang. d. Waktu sekolah dan disiplin sekolah Apabila sekolah masuk siang atau sore, maka kondisi siswa tidak lagi dalam keadaan yang optimal untuk menerima pelajaran, sebab energi sudah berkurang. Disamping itu udara yang panas di waktu siang hari akan dapat mempercepat proses kelelahan. Waktu dalam kondisi fisik minta istirahat, karena itu waktu yang baik untuk belajar adalah pagi hari.
37
Pelaksanaan disiplin yang kurang, misalnya siswa yang liar, sering terlambat datang, tugas yang diberikan tidak dilaksanakan, dan gurunya juga kurang
disiplin
akan
mengakibatkan minat belajar anak menurun. 3. Faktor masyarakat Faktor dari masyarakat ini meliputi: a. Media massa dalam masyarakat Minat belajar siswa dapat juga dipengaruhi oleh masyarakat. Adanya media massa dalam masyarakat misalnya bioskop, TV, surat kabar, majalah yang ada disekelilingnya tempat hidup siswa. Hal tersebut dapat menghambat belajar siswa dan juga minatnya terhadap belajar akan berkurang apabila waktu yang digunakan terlalu banyak untuk itu, hingga lupa tugasnya yakni belajar. b. Lingkungan sosial -
Teman bergaul Teman bergaul pengaruhnya sangat besar dan lebih cepat masuk dalam jiwa anak. Kalau anak suka bergaul dengan mereka yang tidak sekolah maka ia akan malas belajar, sebab cara hidup anak yang bersekolah dengan anak yang tidak bersekolah berlainan. Akan tetapi sebaliknya jika teman bergaul anak tersebut bersekolah dan belajar, maka anak terangsang untuk mengikuti jejak temannya itu sehingga minatnya dalam belajar pun akan meningkat.
38
-
Lingkungan tetangga Corak kehidupan tetangga yang berbeda dapat mempengaruhi semangat belajar anak misalnya tetangga yang suka main judi, menganggur, minum arak, tidak suka belajar akan mempengaruhi anak-anak yang sekolah. Sebaliknya jika tetangga terdiri dari pelajar, mahasiswa, sarjana, guru, akan mendorong semangat belajar anak serta menumbuhkan minatnya dalam belajar.
4. Unsur-unsur minat Bertitik tolak dari pengertian minat yang telah diuraikan, maka unsur-unsur minat meliputi: a. Perasaan senang Perasaan biasanya didefinisikan sebagai “gejala psikis bersifat obyektif yang umumnya berhubungan dengan gejalagejala mengenal dan dialami dalam kualitas senang atau tidak senang dalam berbagai taraf”.48 Perasaan disifatkan sebagai suatus keadaan jiwa sebagai akibat adanya peristiwa yang pada umumnya datang dari luar. Jadi perasaan suatu keadaan dari individu pada suatu waktu sebagai akibat dari rangsangan yang mengenainya. Perasaan banyak mendasari dan juga mendorong tingkah laku manusia. Suasana jiwa anak didik sangat mempunyai kegairahan belajarnya. Agar belajar anak dapat bertanggung jawab secara efektif, pendidikan hendaknya menciptakan situasi sedemikian rupa, sehingga menimbulkan 48
Suryadi Suryabrata, Op.Cit, hlm. 66
39
perasaan-perasaan yang menunjang aktivitas belajar pada anak didik”.49 Perasaan mempengaruhi proses belajar mengajar yang dihadapi siswa. Perasaan
senang
merupakan
faktor
psikis
yang
berpengaruh terhadap semangat untuk melakukan suatu kegiatan. Siswa yang mempunyai minat belajar terhadap mata pelajaran tentu akan merasa senang dan bersemangat dalam belajar, begitu pula sebaliknya. Di dalam pendidikan perasaan senang yang muncul dari diri siswa akan memudahkan siswa dalam menerima pelajaran yang disampaikan. Dengan perasaan tersebut siswa akan mudah memusatkan perhatiannya. b. Perhatian Dalam proses belajar mengajar yang disertai dengan perhatian hasilnya akan lebih baik, prestasi yang diperoleh lebih tinggi. Alangkah baiknya bila tiap-tiap pelajaran dapat diterima oleh siswa dengan perhatian yang cukup. Oleh karena itu guru harus selalu berusaha menarik perhatian anak didiknya. Menurut Sardiman A.M perhatian adalah “Pemusatan energi psikis yang tertuju kepada suatu obyek pelajaran atau dapat dikatakan sebagai banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai aktivitas belajar”.50 Perhatian merupakan suatu aktivitas yang vital dalam pendidikan. Perhatian bersifat sementara dan ada hubungannya dengan minat. Perbedaannya adalah minat bersifat tetap sedangkan perhatian sifatnya sementara adakalanya timbul dan menghilang.
49 50
Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan, Renika Cipta, Jakarta, 1998, hlm. 38 Sardiman A.M, Op.Cit, hlm. 43
40
Perhatian dan minat dalam kaitannya dengan belajar mempunyai hubungan yang sangat erat. Siswa yang menaruh minat dan perhatian pada mata pelajaran maka dia dapat mencapai tujuan yang diinginkan dalam pelajarannya. c. Motif Menurut Drs. M. Ngalim Purwanto, M.P., motif adalah Segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk bertindak melakukan sesuatu.51 Sedangkan menurut Sardiman A.M. motif diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subyek untuk melakukan aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan.52 Motif merupakan dorongan yang mendasari dan mempengaruhi setiap usaha serta kegiatan seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Dalam belajar hendaknya siswa mempunyai motif yang kuat, Karena hal tersebut akan memperbesar kegiatan dan usahanya untuk mencapai prestasi yang
tinggi.
Motif
mempunyai
peranan
dalam
hal
menumbuhkan gairah, merasa senang dan semangat untuk belajar. Siswa yang memiliki motivasi untuk melakukan kegiatan belajar. Jadi motivasi akan senantiasa menentukan intensitas usaha belajar bagi para siswa.
51 52
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, Remaja Rosdakarya, Bandung, 1996, hlm. 60 Sardiman A.M., Op.Cit, hlm. 71
41
C. Hubungan antara Kreativitas Guru dalam Pembelajaran dengan Minat Belajar PAI Kreativitas merupakan manifestasi dari individu yang berfungsi sepenuhnya dalam perwujudan dirinya. Orang yang berhasil dalam mengembangkan kreativitasnya dan menggunakan semua bakat dan kemampuannya akan meningkatkan kualitas hidupnya. Kreativitas guru dalam pembelajaran pada dasarnya merupakan suatu proses yang kompleks sifatnya, sebagai ilustrasi, proses itu memikirkan berbagai ide atau gagasan dalam mengelola dan mengembangkan pelajaran. Dalam proses belajar mengajar, menciptakan ide atau gagasan baru merupakan keasyikan tersendiri dan penuh dengan tantangan bagi guru yang kreatif. Dalam mengajar kreativitas itu penting, artinya bahwa dalam mengajar diperlukan ketrampilan guru dalam mengelola bahan pelajaran yang disampaikan dengan cara membuat variasi atau kombinasi baru, agar tidak terjadi kebosanan dengan pelajaran yang sama “mengajar secara kreatif merupakan suatu pembelajaran yang dapat membuat perbedaan dalam tingkah laku, pencapaian dikemudian hari dan kualitas kehidupan kanak-kanak. Dengan demikian maka pembelajaran dalam tarafnya yang tertinggi adalah suatu pekerjaan yang kreatif”.53 Para guru atau pendidik mengetahui bahwa penggunaan variasi yang diberikan dapat menumbuhkan minat peserta didik dan akan merangsang peserta didik tersebut untuk selalu giat belajar. Adanya minat pada diri peserta didik akan menambah kegembiraannya pada pelajaran yang ditekuni. Dan dengan minat tersebut siswa akan mendapatkan pengalaman yang jauh lebih menyenangkan. Kegembiraan siswa pada guru mata pelajaran akan membawanya untuk berusaha semaksimal mungkin mencapai prestasi mereka lebih tinggi.
53
Hasan Langgulung, Manusia dan Pendidikan, Suatu Analisis Psikologi, Filsafat dan Pendidikan, al-Husna Zikra, Jakarta, 1995
42
Kreativitas dapat terwujud dimana saja dan oleh siapa saja serta kapan saja, tidak tergantung pada usia, jenis kelamin, keadaan sosial ekonomi atau tingkat pendidikan. Sesungguhnya bakat kreatif dimiliki oleh semua orang, dan ditinjau dari segi pendidikan yang paling penting, bahwa kreativitas guru itu dapat mempengaruhi serta meningkatkan minat belajar siswa. Kreativitas
guru
bukanlah
satu-satunya
faktor
yang
dapat
mempengaruhi minat belajar siswa, namun kreativitas guru mempunyai peran yang cukup penting dibandingkan faktor-faktor yang lain. Dengan demikian, tiap-tiap guru harus menyadari bahwa betapa pentingnya mengembangkan kreativitasnya dalam mengajar, karena sebagian dari usaha guru yang sukses tertumpu kepada membangkitkan minat anak-anak didiknya. Dengan demikian kreativitas guru dalam mengajar akan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan mengajar dan juga sikap belajar siswa, yaitu minat belajar siswa akan semakin bertambah dengan adanya usaha guru dalam mengembangkan kreativitasnya untuk memperoleh keberhasilan dalam proses belajar mengajar.