PENGARUH KENAIKAN HARGA BBM TERHADAP HARGA POKOK DAN JUMLAH PERMINTAAN KAYU OLAHAN JENIS KAMPER SAMARINDA OVEN PADA CV. SINAR BOGOR
ELVINA OKTAVIA SINURAT
DEPARTEMEN HASIL HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2006
Success If you think you are beaten, you are If you think you dare not, you don’t If you’d like to win, but think you can’t, It’s almost a cinch you won’t If you think you’ll lose, you’re lost For out in the world we find, Success begins with a person’s faith, It’s all in the state of mind. Life’s battles don’t always go To the stronger or faster hand, They go to the one who trusts in God And always thinks “I can” …the Lord your God Who goes with you; He will not fail you or forsake you. Deuteronomy 31:6 Ingatlah bahwa pencobaan-pencobaan yang kamu alami tidak berbeda dengan yang dialami orang lain. Dan Allah adalah setia. Ia akan menjaga agar pencobaan itu tidak akan menjadi begitu kuat sehingga kamu tidak sanggup memikulnya. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu tidak menyerah padanya. 1 Korintus 10:13
Karya ini kupersembahkan untuk Papa, Mama, kedua saudaraku, dan semua orang yang mengasihiku di dalam Tuhan
SURAT PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi Pengaruh Kenaikan Harga BBM terhadap Harga Pokok dan Jumlah Permintaan Kayu Olahan Jenis Kamper Samarinda Oven pada CV Sinar Bogor adalah karya saya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Bogor, September 2006
Elvina Oktavia Sinurat NRP E24102070
RINGKASAN ELVINA OKTAVIA SINURAT. Pengaruh Kenaikan Harga BBM Terhadap Harga Pokok dan Jumlah Permintaan Kayu Olahan Jenis Kamper Samarinda Oven pada CV Sinar Bogor (dibimbing oleh E. G. TOGU MANURUNG). Pemerintah Republik Indonesia menetapkan kebijakan menaikan harga BBM pada tanggal 1 Oktober 2005 yang mencapai rata-rata di atas 100%. Hal ini terjadi setelah harga minyak dunia meroket hingga mencapai US$80 per barel (Bisnis Indonesia, 2005). Disamping itu, maraknya penyelundupan minyak di negara ini semakin menyebabkan langkanya keberadaan BBM terutama di pelosok-pelosok daerah di Indonesia. Kebijakan kenaikan harga BBM berdampak terhadap perekonomian nasional. Aktivitas ekonomi menurun akibat melonjaknya harga hampir semua barang dan jasa. Bahkan harga sembilan bahan pokok dan tarif angkutan, baik darat maupun laut, makin tidak terkendali dengan kenaikan 65%100%. Akibatnya daya beli masyarakat, terutama kelompok menengah ke bawah, makin terpuruk. Kebijakan kenaikan harga BBM telah memberikan pengaruh terhadap harga kayu olahan di pasaran Indonesia. Harga kayu olahan untuk ekspor meningkat dari sekitar US$ 400 per m3 menjadi US$ 500 per m3. Selain itu, kenaikan harga BBM menyebabkan berkurangnya volume permintaan terhadap produk-produk kayu olahan (Bisnis Indonesia, 2005). Perusahaan CV Sinar Bogor membutuhkan data harga pokok untuk membantu mereka dalam pengambilan keputusan. Tanpa data harga pokok, perusahaan akan kesulitan dalam menetapkan harga jual bagi hasil pabriknya. Pengetahuan tentang harga pokok juga sangat penting dalam perencanaan strategis perusahaan. Perhitungan harga pokok pasti melibatkan nilai biaya rata-rata, yang sangat bergantung pada input produksi yang terlibat. Salah satu komponen biaya yang terlibat didalamnya adalah bahan bakar minyak (BBM) yang termasuk ke dalam biaya variabel (variable costs). Oleh karena itu penanganan dan kebijakan mengenai harga bahan bakar minyak (BBM) yang baik dan benar, sangat berpengaruh dalam kelangsungan perekonomian bangsa Indonesia. Hal ini karena BBM diperlukan untuk mendukung berbagai kegiatan operasi perusahaan/industri sehari–hari. Kebijakan mengenai naiknya harga BBM yang ditetapkan oleh Presiden RI per 1 Oktober 2005 menimbulkan perubahan terhadap nilai harga pokok suatu produksi perusahaan, yang selanjutnya akan mempengaruhi jumlah permintaan produk suatu perusahaan. Tujuan penelitian ini adalah : (1) mengetahui nilai harga pokok kayu olahan (kusen, pintu, dan jendela) jenis Kamper Samarinda Oven sebelum dan sesudah kebijakan kenaikan harga BBM, dan (2) mengetahui pengaruh kebijakan kenaikan harga BBM terhadap jumlah permintaan kayu olahan (kusen, pintu, dan jendela). Penelitian dilaksanakan di CV Sinar Bogor. Pelaksanaan pengumpulan data berlangsung pada bulan Mei 2006-Juni 2006. Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dengan menggunakan grafik garis untuk melihat dampak kenaikan
harga BBM terhadap jumlah permintaan, dan perhitungan biaya variabel, biaya tetap dan nilai harga pokok. Berdasarkan hasil perhitungan biaya tetap dan biaya variabel, diperoleh hasil bahwa perubahan nilai biaya tetap akibat kenaikan tarif listrik untuk produk kusen adalah sebesar 0,07%, sedangkan untuk produk pintu dan jendela, perubahan biaya tetap hanya sebesar 0,02%. Biaya variabel per unit produk mengalami peningkatan 0,72%-17,40%. Kenaikan nilai biaya variabel produk kayu olahan mengalami peningkatan tertinggi pada sepanjang bulan Januari 2006-Maret 2006. Harga pokok waktu sebelum terjadinya kenaikan harga BBM rata–rata lebih rendah apabila dibandingkan dengan sesudah terjadinya kenaikan harga BBM. Kenaikan harga BBM membuat harga pokok pada perusahaan CV Sinar Bogor meningkat sebesar 0,70 %-20,55 %. Hal ini disebabkan karena kenaikan bahan bakar minyak akan mendorong harga barang lain untuk meningkat karena bahan bakar minyak digunakan sebagai input produksi barang-barang lain, sehingga ketika harga minyak naik biaya produksi juga ikut naik. Hasil analisis deskriptif menginformasikan bahwa kebijakan kenaikan harga BBM pada tanggal 1 Oktober 2005 memberikan dampak terhadap penurunan jumlah permintaan rata-rata produk kusen, pintu, dan jendela. Penurunan permintaan terbesar terjadi pada produk jendela, yaitu sebesar 58,82%, kemudian disusul oleh produk kusen sebesar 57,46% dan produk pintu sebesar 46,74%. Naiknya harga BBM akan menurunkan daya beli konsumen yang pada akhirnya berimbas pada menurunnya omset penjualan. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, diharapkan perusahaan harus lebih memperhatikan kembali biaya yang benar–benar perlu dikeluarkan dalam memproduksi produk kayu olahan. Di dalam menentukan kebijakan harga jual berdasarkan harga pokok yang diperoleh, sebaiknya perusahaan telah memperhitungkan kemungkinan terjadinya kenaikan BBM di masa yang akan datang karena harga BBM yang selalu berfluktuasi pada saat ini sehingga perusahaan tetap dapat bertahan tanpa mengalami kerugian yang besar. Perusahaan sebaiknya harus dapat mengikuti berbagai perubahan yang cepat dalam hal penganekaragaman produk dan pasar, persaingan dalam harga, kualitas maupun pencarian tenaga kerja terampil. Kata kunci: harga BBM, kayu olahan, kebijakan.
PENGARUH KENAIKAN HARGA BBM TERHADAP HARGA POKOK DAN JUMLAH PERMINTAAN KAYU OLAHAN JENIS KAMPER SAMARINDA OVEN PADA CV. SINAR BOGOR
ELVINA OKTAVIA SINURAT
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Departemen Hasil Hutan
DEPARTEMEN HASIL HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2006
Judul Skripsi
Nama NRP
: Pengaruh Kenaikan Harga BBM terhadap Harga Pokok dan Jumlah Permintaan Kayu Olahan Jenis Kamper Samarinda Oven pada CV Sinar Bogor. : Elvina Oktavia Sinurat : E 24102070
Disetujui Dosen Pembimbing
Ir. E. G. Togu Manurung, MS., PhD.
Diketahui Dekan Fakultas Kehutanan
Prof. Dr. Ir. Cecep Kusmana, M.S.
Tanggal Lulus :
KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di Surga atas segala anugerah dan rencana-Nya yang indah sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Mei 2006 ini ialah harga pokok dan jumlah permintaan, dengan judul Pengaruh Kenaikan Harga BBM terhadap Harga Pokok dan Jumlah Permintaan Kayu Olahan Jenis Kamper Samarinda Oven pada CV Sinar Bogor.
Pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada : 1. Ir. E. G. Togu Manurung, MS, Ph.D, selaku dosen pembimbing, yang telah banyak memberi saran, nasehat, dan kesabaran kepada penulis. 2. Dr. Ir. Burhanuddin Masyud, MS dan Dr. Ir. Ulfah Juniarti S, M.Agr, selaku dosen penguji yang telah memberi saran, kritik, dan perbaikan saat ujian sidang. 3. Kedua orang tua penulis, Ir. M. Sinurat dan V.T.R. Tampubolon, serta kedua saudara penulis, Noveliana, SE dan Hanna Septania atas doa dan semangatnya. 4. Ir. I Ketut N Pandit, MS., Dr. Ir. I Nyoman Jaya Wistara, MS., dan Dr. Ir. Bramasto Nugroho, MS., atas nasihat, bantuan dan masukan kepada penulis. 5. Bapak Umar Batarfie dan Bapak Aryo selaku pimpinan, beserta seluruh staff perusahaan CV Sinar Bogor atas bimbingan dan waktu yang telah diberikan. 6. Fauzan Erich Emmerling, S.Kom, yang selalu menjadi penjaga hati dan navigator setiaku.
Candidates Girls ( Cicot, Donut, Oetji, Keket, Meyta, Reren, TQ,
Wiwir), Inrie Anastasia Senduk dan Putri Patricia Kodongan, sebagai sahabatsahabat yang membuat hidupku selalu menjadi lebih hidup. 7. Iranny, Nelly, Dian Tomboy, Itan, Adit, Warteg Family, Doto, Ekiners’39, THH’39, anggota P3H-Indramayu’39, Ka Pandu THH’35. Wish u all the best. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat. Amin.
Bogor, September 2006
Elvina Oktavia Sinurat
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bandung pada tanggal 17 Oktober 1984 dari ayah Ir. Obrein Maurits Sinurat dan ibu V.T. Riawny Tampubolon. Penulis merupakan putri kedua dari tiga bersaudara. Penulis memulai pendidikan formal di Taman Kanak-kanak Frizellia Bogor pada tahun 1988.
Kemudian menyelesaikan
pendidikan dasar di SDN Papandayan I Bogor pada tahun 1996. Penulis melanjutkan pendidikan ke SMP Negeri 5 Bogor dan lulus pada tahun 1999. Tahun 2002 penulis lulus dari SMA Negeri 3 Bogor dan pada tahun yang sama lulus seleksi masuk IPB melalui jalur Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri. Penulis memilih Program Studi Pengolahan Hasil Hutan, Jurusan Teknologi Hasil Hutan, Fakultas Kehutanan. Selama mengikuti perkuliahan, penulis pernah melaksanakan Praktek Pengenalan dan Pengelolaan Hutan (P3H) Non Getas jalur Kamojang-Sancang di KPH Indramayu. Penulis juga melaksanakan kegiatan praktek Lapang di CV Sinar Bogor. Penulis juga pernah aktif di organisasi Persekutuan Mahasiswa Kristen IPB (PMK IPB) dan Himpunan Mahasiswa Hasil Hutan (Himasiltan).
DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL ................................................................................................... xi DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. xiii DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... xiv PENDAHULUAN Latar Belakang ............................................................................................. Perumusan dan Identifikasi Masalah ........................................................... Tujuan Penelitian ......................................................................................... Kegunaan Penelitian .................................................................................... Batasan Penelitian ........................................................................................ Hipotesis ......................................................................................................
1 3 3 3 4 4
TINJAUAN PUSTAKA Harga Pokok ................................................................................................. 5 Biaya ............................................................................................................ 5 Produk dan Produksi .................................................................................... 6 Teori Permintaan .......................................................................................... 7 Bahan Baku .................................................................................................. 7 METODOLOGI PENELITIAN Kerangka Pemikiran .................................................................................... Lokasi dan Waktu Penelitian ...................................................................... Bahan dan Alat Penelitian .......................................................................... Definisi Operasional ................................................................................... Metode Pengumpulan Data ......................................................................... Metode Pengolahan Data dan Analisis .......................................................
9 11 11 11 12 12
DESKRIPSI UMUM PERUSAHAAN Latar Belakang dan Sejarah Singkat Perusahaan ........................................ Luas Bangunan ............................................................................................ Wilayah Pemasaran ..................................................................................... Bahan Baku ................................................................................................. Tenaga Kerja ............................................................................................... Mesin ........................................................................................................... Struktur Organisasi ...................................................................................... Lay Out ........................................................................................................ Proses Produksi dan Jenis Produk ...............................................................
15 15 16 16 16 17 17 18 18
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil ………………………………………………………………………. Biaya ……………………………………………………………………… Harga Pokok ……………………………………………………………… Jumlah Permintaan (Metode Deskriptif) .....................................................
22 51 52 54
Halaman KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ................................................................................................. 57 Saran ........................................................................................................... 57 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 59 LAMPIRAN ........................................................................................................... 61
DAFTAR TABEL Halaman 1. Nilai kurs tengah rupiah terhadap dolar Amerika ............................................. 2 2. Nilai biaya overhead tetap pembuatan produk kusen pada CV Sinar Bogor periode bulan April 2005-Maret 2006 ................................................... 22 3. Nilai biaya overhead tetap pembuatan produk pintu pada CV Sinar Bogor periode bulan April 2005-Maret 2006 ............................................................... 24 4. Nilai biaya overhead tetap pembuatan produk jendela pada CV Sinar Bogor periode bulan April 2005-Maret 2006 ............................................................... 25 5. Nilai biaya variabel produk kusen ..................................................................... 27 6. Nilai biaya variabel produk pintu panel ............................................................ 28 7. Nilai biaya variabel produk pintu kori ............................................................. 29 8. Nilai biaya variabel produk pintu ram kotak ..................................................
30
9. Nilai biaya variabel produk pintu ram panel ...................................................
31
10. Nilai biaya variabel produk pintu ram polos ...................................................
32
11. Nilai biaya variabel produk jendela ram kotak besar ....................................
33
12. Nilai biaya variabel produk jendela ram kori besar .......................................
34
13. Nilai biaya variabel produk jendela ram polos besar .....................................
35
14. Nilai biaya variabel produk jendela ram kotak kecil ....................................
36
15. Nilai biaya variabel produk jendela ram polos kecil .....................................
37
16. Nilai harga pokok produk kusen (Rp/m3) ....................................................... 38 17. Nilai harga pokok produk pintu panel (Rp/m2) ............................................... 39 18. Nilai harga pokok produk pintu kori (Rp/m2) ................................................. 40 19. Nilai harga pokok produk pintu ram kotak (Rp/m2) ......................................
41
20. Nilai harga pokok produk pintu ram panel (Rp/m2) ………………………...
42
21. Nilai harga pokok produk pintu ram polos (Rp/m2) ………………………...
43
22. Nilai harga pokok produk jendela ram kotak besar (Rp/m2) ……………….
44
23. Nilai harga pokok produk jendela ram kori besar (Rp/m2) …………………
45
24. Nilai harga pokok produk jendela ram polos besar (Rp/m2) ………………..
46
25. Nilai harga pokok produk jendela ram kotak kecil (Rp/m2) ..........................
47
Halaman
26. Nilai harga pokok produk jendela ram polos kecil (Rp/m2) ..........................
48
27. Jumlah permintaan produk kusen periode April 2005-September 2005 (sebelum kenaikan harga BBM) dan jumlah permintaan kusen periode Oktober 2005-Maret 2006 (sesudah kenaikan harga BBM) ............................. 49 28. Jumlah permintaan produk pintu periode April 2005-September 2005 (sebelum kenaikan harga BBM) dan jumlah permintaan pintu periode Oktober 2005-Maret 2006 (sesudah kenaikan harga BBM) .............................. 50 29. Jumlah permintaan produk jendela periode April 2005-September 2005 (sebelum kenaikan harga BBM) dan jumlah permintaan jendela periode Oktober 2005-Maret 2006 (sesudah kenaikan harga BBM) .............................. 50
DAFTAR GAMBAR Halaman 1. Alur Kerangka Pemikiran ................................................................................
10
2. Struktur Organisasi CV. Sinar Bogor ..............................................................
17
DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1. Pemakaian Bahan Baku Produk Pintu pada CV Sinar Bogor ........................
62
2. Pemakaian Bahan Baku Produk Jendela pada CV Sinar Bogor ....................
63
3. Kebutuhan Bahan Baku Pembuatan Kusen pada CV Sinar Bogor periode April 2005-Maret 2006 .....................................................................
64
4. Pembayaran Upah Langsung Produk Pintu pada CV Sinar Bogor periode April 2005-Maret 2006 ......................................................................
65
5. Pembayaran Upah Langsung Produk Jendela pada CV Sinar Bogor periode April 2005-Maret 2006 ......................................................................
66
6. Pembayaran Upah Langsung Pembuatan Kusen pada CV Sinar Bogor periode April 2005-Maret 2006 ....................................................................... 67 7. Kebutuhan Bahan Baku Pendukung Pembuatan Produk Pintu pada CV Sinar Bogor Periode April 2005-Maret 2006 ............................................ 68 8. Kebutuhan Bahan Baku Pendukung Pembuatan Produk Pintu pada CV Sinar Bogor Periode April 2005-Maret 2006 (Lanjutan) .........................
69
9. Kebutuhan Bahan Baku Pendukung Pembuatan Produk Jendela pada CV Sinar Bogor Periode April 2005-Maret 2006 ............................................ 70 10. Kebutuhan Bahan Baku Pendukung Pembuatan Produk Jendela pada CV Sinar Bogor Periode April 2005-Maret 2006 (Lanjutan) .......................... 71 11. Kebutuhan Bahan Baku Pendukung Pembuatan Produk Kusen pada CV Sinar Bogor Periode April 2005-Maret 2006 (Lanjutan) .......................... 72 12. Macam-macam model kusen CV Sinar Bogor................................................. 73 13. Macam-macam model pintu CV Sinar Bogor.................................................. 74 14. Macam-macam model jendela CV Sinar Bogor..............................................
75
15. Denah Instalasi Mesin Produksi Sinar Bogor (Lay Out).................................. 76
1
PENDAHULUAN Latar Belakang Pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menetapkan kebijakan menaikan harga BBM pada tanggal 1 Oktober 2005. Kebijakan tersebut ditetapkan berdasarkan Perpres No. 55/2005 tentang kenaikan harga BBM yang mengacu pada UU No. 22/2001 tentang Minyak dan Gas Bumi. Kenaikan harga BBM yang mencapai rata–rata di atas 100% pada 1 Oktober 2005 ini terjadi setelah harga minyak dunia meroket hingga mencapai US$80 per barel, lonjakan harga minyak mentah ini memaksa patokan harga minyak Indonesia dalam APBN 2005 diubah dari US$24 per barel menjadi US$45 per barel dan akhirnya diputuskan menjadi sekitar US$54 per barel (Bisnis Indonesia, 2005). Disamping itu, maraknya penyelundupan minyak yang terjadi di negara ini semakin menyebabkan langkanya keberadaan BBM terutama di pelosok–pelosok daerah di Indonesia.
Hal ini semakin mendorong
keinginan pemerintah Indonesia untuk membuat kebijakan kenaikan harga BBM. Kebijakan kenaikan harga BBM berdampak terhadap perekonomian nasional. Aktivitas ekonomi menurun karena melonjaknya harga hampir semua barang dan jasa. Bahkan harga sembilan bahan pokok dan tarif angkutan, baik darat maupun laut, makin tidak terkendali dengan kenaikan 65%-100%.
Akibatnya daya beli
masyarakat, terutama kelompok menengah ke bawah, makin terpuruk. Sebagian besar tenaga kerja di industri padat karya–seperti sepatu, tekstil dan produk tekstil, keramik, mebel, dan industri kerajinan–kehilangan daya beli karena terkena kebijakan pemutusan hubungan kerja akibat harga BBM yang tinggi tersebut (Bisnis Indonesia, 2005). Kebijakan kenaikan harga BBM di Indonesia telah memberikan dampak terhadap harga kayu olahan di pasaran Indonesia. Menurut Harian Bisnis Indonesia (2005), harga kayu olahan untuk ekspor meningkat dari sekitar US$ 400 per m³ menjadi US$ 500 per m³. Berdasarkan peraturan Menteri Perdagangan, sebelum kenaikan BBM harga patokan ekspor kayu olahan jenis Meranti sebesar US$ 200 per m³, sesudah kenaikan BBM harga patokan ekspor kayu olahan jenis Meranti meningkat menjadi US$ 335 per m³.
2
Kebijakan kenaikan harga BBM menyebabkan berkurangnya volume permintaan terhadap produk–produk kayu olahan. Menurut Harian Bisnis Indonesia (2005), penurunan volume ekspor kayu olahan cukup besar mencapai 40%, yaitu dari 300.000 m³ selama tahun 2004 menjadi 170.000 m³ di tahun 2005. Menurut Harian Bisnis Indonesia (2005), pasar keuangan bereaksi negatif terhadap kebijakan harga BBM yang disampaikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 31 Agustus. Besarnya kebutuhan impor minyak meningkatkan permintaan valuta asing sehingga melemahkan rupiah. Penguatan nilai tukar rupiah akan terjadi apabila salah satu upayanya melakukan penurunan impor minyak yang bisa didorong oleh kenaikan harga BBM yang akan mengurangi konsumsi minyak di dalam negeri. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika melemah sejak pertengahan bulan Agustus 2005 yang berkisar antara Rp 10.027/1$ dan Rp 10.245/1$ dan mengalami penguatan kembali sejak bulan Desember 2005 yaitu Rp 9.869,00/1$. Nilai kurs tengah rupiah terhadap dolar Amerika disajikan dalam Tabel 1 berikut ini. Tabel 1 Nilai kurs tengah rupiah terhadap dolar Amerika TANGGAL
NILAI
TANGGAL
NILAI
1-15 April 2005
9,489.00
1-16 Oktober 2005
10,129.00
16-30 April 2005
9,600.00
17-31 Oktober 2005
10,060.00
1-16 Mei 2005
9,492.00
1-15 November 2005
10,027.00
17-31 Mei 2005
9,468.00
16-30 November 2005
10,048.00
1-15 Juni 2005
9,583.00
1-16 Desember 2005
9,869.00
16-30 Juni 2005
9,651.00
17-31 Desember 2005
9,848.00
1-16 Juli 2005
9,789.00
1-16 Januari 2006
9,559.00
17-31 Juli 2005
9,811.00
17-31 Januari 2006
9,427.00
1-15 Agustus 2005
9,775.00
1-15 Februari 2006
9,255.00
16-31 Agustus 2005
10,198.00
16-28 Februari 2006
9,252.00
1-15 September 2005
10,234.00
1-16 Maret 2006
9,221.00
16-30 September 2005
10,245.00
17-31 Maret 2006
9,103.00
Sumber : www.bisnis.co.id
3
Perumusan dan Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka penulis mengidentifikasikan permasalahan sebagai berikut : 1. Berapa kenaikan harga pokok kayu olahan (kusen, pintu, dan jendela) jenis Kamper sebelum dan sesudah dikeluarkannya kebijakan mengenai kenaikan harga BBM ? 2. Bagaimana pengaruh kebijakan kenaikan harga BBM terhadap jumlah permintaan kayu olahan (kusen, pintu, dan jendela) jenis Kamper produksi CV. SINAR BOGOR ?
Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Mengetahui harga pokok kayu olahan (kusen, pintu, dan jendela) jenis Kamper Samarinda Oven sebelum dan sesudah kenaikan harga BBM. 2. Mengetahui pengaruh kenaikan harga BBM terhadap permintaan kayu olahan (kusen, pintu, dan jendela) jenis Kamper Samarinda Oven produksi CV. SINAR BOGOR.
Kegunaan Penelitian 1. Kegunaan Praktis Penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh perusahaan sebagai bahan masukan untuk mengetahui pengaruh kenaikan harga BBM terhadap harga pokok dan jumlah permintaan kayu olahan (kusen, pintu, dan jendela) jenis Kamper Samarinda Oven. 2. Kegunaan Akademis a)
Bagi peneliti, sebagai media untuk menerapkan ilmu ekonomi analisis biaya kehutanan yang telah diperoleh.
b)
Sebagai sumber informasi bagi pihak-pihak yang membutuhkan.
4
Batasan Penelitian 1. Penelitian dilakukan untuk menganalisa hubungan kenaikan harga BBM terhadap harga pokok produk kusen, pintu, dan jendela saja. 2. Perhitungan harga pokok dan jumlah permintaan dilakukan untuk harga pokok dan jumlah permintaan selama 6 bulan terakhir sebelum dan sesudah kebijakan kenaikan harga BBM ditetapkan. 3. Kayu olahan yang dimaksud adalah dari bahan baku kayu jenis Kamper (Dryobalanops spp.) asal Samarinda yang telah dikeringkan (oven).
Hipotesis Kebijakan kenaikan harga BBM per 1 Oktober 2005 menaikan harga pokok dan menurunkan jumlah permintaan kayu olahan jenis Kamper Samarinda Oven pada CV. SINAR BOGOR.
5
TINJAUAN PUSTAKA Harga Pokok Menurut Nafarin (2004), harga pokok produk adalah semua biaya yang berkaitan dengan produk (barang) yang diperoleh. Harga pokok atau harga perolehan (cost) adalah nilai sesuatu yang dikorbankan yang diukur dalam satuan uang untuk memperoleh aktiva yang diimbangi dengan pengurangan aktiva atau penambahan utang/modal. Harga pokok artinya harga pada saat diperoleh, baik diperoleh dengan membeli atau membuat. Harga pokok produk atau biaya produk dapat juga disebut harga perolehan barang atau harga pokok barang. Menurut Antaatmadja (1975), yang dimaksud dengan harga pokok ialah biaya untuk menghasilkan setiap meter kubik komponen kayu rumah atau tiap meter persegi bangunan. Menurut Nugroho (2002), harga pokok per satuan unit pesanan diperoleh dengan membagi jumlah biaya-biaya yang diperkirakan akan dikeluarkan untuk pelaksanaan produksi pesanan dengan jumlah (kuantitas) pesanan.
Biaya Ada beberapa definisi mengenai biaya.
Menurut Mulyadi (1997), biaya
memberikan informasi batas bawah suatu harga jual harus ditentukan.
Menurut
Soeharto (2001), biaya adalah jumlah segala usaha dan pengeluaran yang dilakukan dalam mengembangkan, memproduksi, dan mengaplikasikan produk.
Menurut
Horngren et al. (2003), biaya sebagai suatu sumber daya yang dikorbankan untuk mencapai tujuan tertentu. Menurut Nafarin (2004), biaya (cost) dapat diartikan dalam arti sempit dan luas. Biaya dalam arti sempit hanya meliputi pengertian harga pokok (cost), sedangkan biaya dalam arti luas meliputi pengertian harga pokok (cost) dan beban (expense). Menurut Garrison (1997), biaya diartikan sebagai pengorbanan yang dilakukan untuk mendapatkan barang atau jasa.
Menurut Horngren dan
Harrison (1993), sesuai prilakunya, kita dapat membagi biaya menjadi :
6
1. Biaya tetap (fixed cost) yaitu biaya yang tidak berubah dalam suatu periode tertentu dan dalam suatu range volume tertentu. Contoh dari biaya tetap adalah penyusutan, asuransi dan juga gaji manager. 2. Biaya variabel (variable cost) yaitu biaya yang berubah dalam proporsi yang sama dengan suatu volume atas aktivitas tertentu. Selain biaya tetap dan biaya variabel, sebenarnya terdapat satu jenis biaya lagi yaitu biaya campuran. Dalam biaya campuran, terdapat biaya variabel maupun biaya tetap. Kompensasi dari tenaga penjual yang terdiri dari gaji (tetap) dan komisi penjualan (variabel) merupakan contoh dari biaya campuran tersebut.
Produk dan Produksi Menurut Suwatno dan Rasto (2003), produk adalah segala sesuatu yang bisa ditawarkan kepada pasar agar diperhatikan, diminta, dipakai atau dikonsumsi sehingga mungkin memuaskan keinginan atau kebutuhan. Kita bisa mengganti istilah produk dengan pemuas (satisfier), sumber daya (resource) atau tawaran (offer). Menurut Horngren et al. (2003), produk adalah segala keluaran yang memiliki nilai penjualan positif (atau segala keluaran yang memungkinkan sebuah perusahaan untuk menghindari biaya–biaya yang dapat muncul). Ada beberapa definisi mengenai produksi. Menurut Rony (1990), secara umum pengertian produksi adalah kegiatan suatu organisasi/perusahaan untuk memproses dan mengubah bahan baku (raw material) menjadi barang jadi (finished goods) melalui penggunaan tenaga kerja dan fasilitas produksi lainnya. Menurut Suwatno dan Rasto (2003), produksi dapat diartikan sebagai kegiatan untuk menciptakan dan menambah kegunaan suatu barang dan jasa, dengan memanfaatkan faktor–faktor produksi yang tersedia. Menurut Horngren et al. (2003), produksi adalah
memperoleh,
mengkoordinasi,
dan
menyusun
sumber
menghasilkan sebuah produk atau memberi sebuah jasa/pelayanan.
daya
untuk
7
Teori Permintaan Menurut
Arsyad
(1993),
dalam
ilmu
ekonomi,
istilah
permintaan
menunjukkan jumlah barang dan jasa yang akan dibeli konsumen pada periode waktu, keadaan dan tingkat harga tertentu. Periode waktu tersebut bisa satu tahun dan keadaan–keadaan yang harus diperhatikan antara lain harga barang yang akan dibeli, harga–harga dan adanya barang–barang saingan, harapan akan terjadinya perubahan harga, pendapatan konsumen, selera dan preferensi konsumen, biaya iklan, dan lain–lain. Jumlah barang yang akan dibeli konsumen–permintaan akan barang– tergantung kepada semua faktor diatas. Permintaan pasar merupakan penjumlahan dari permintaan individual. Oleh karena itu, agar dapat memahami permintaan pasar tersebut terlebih dahulu kita harus memahami sifat dari permintaan individualnya. Pada tingkat individual, permintaan ditentukan oleh dua faktor yaitu : 1. Nilai dari cara mendapatkan dan menggunakan barang dan jasa, dan 2. Kemampuan untuk mendapatkan barang dan jasa. Kedua faktor tersebut merupakan prasyarat bagi permintaan efektif individual. Suatu hasrat saja tanpa didukung daya beli (purchasing power) hanyalah keinginan dan bukan permintaan. Perusahaan harus mengetahui pengaruh perubahan harga–harga terhadap permintaan akan produknya agar dapat menentukan atau mengubah kebijaksanaan harganya.
Bahan Baku Ada beberapa definisi mengenai bahan baku. Menurut Tjahjono dan Sulastiningsih (2003), bahan baku merupakan bahan yang digunakan dalam proses produksi dan menjadi bagian dari produk jadi. Menurut Smith dan Skousen (1987), beberapa bahan baku diperoleh secara langsung dari sumber–sumber alam. Meskipun istilah bahan baku dapat digunakan secara luas untuk mencakup seluruh bahan baku yang digunakan dalam produksi, namun sebutan ini acap kali dibatasi untuk barang–barang yang secara fisik dimasukkan kedalam produk yang dihasilkan.
8
Bahan baku yang digunakan di Perusahaan Pengolahan Kayu Sinar Bogor adalah jenis kayu Kamper (Dryobalanops spp.) dari Samarinda yang dikeringkan. Menurut Martawijaya et al.(1981), kayu Kamper mempunyai nama ilmiah Dryobalanops spp. dari keluarga Dipterocarpaceae. Nama daerah di Indonesia untuk kayu Kamper adalah Ampadu, Kapur, Sintok, Tulai, Wahai (Kalimantan), Haburuan, Kamfer, dan Kuras (Sumatera). Kamper merupakan tumbuhan asli dari Sumatra dan Kalimantan. Daerah penyebaran pohon Kamper terdapat di Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, seluruh Kalimantan, dan terdapat pula di Malaya, Sarawak, dan Sabah. Habitus Kamper berbentuk pohon yang pada saat dewasa tinggi pohon umumnya berkisar antara 35–45 m dan dapat mencapai 60 m, panjang batang bebas cabang 30 m atau lebih, diameter 80–100 cm. Bentuk batang sangat baik, lurus dan silindris dengan tajuk kecil, kadang–kadang berbanir sampai 2 meter. Kayu berbau khas kamper jika masih segar, tetapi cenderung untuk hilang jika dikeringkan. Pohon Kamper dapat tumbuh dengan baik di hutan hujan tropis tanah rendah dengan tipe curah hujan A dan B, pada tanah daratan yang kering, datar dan sarang, juga pada pinggir–pinggir lembah dan di atas tanah liat yang berpasir pada ketinggian 60-400 m dari permukaan laut. Kebanyakan tumbuh berkelompok dan hampir murni. Kayu kamper memiliki kelas kuat I–II. Kayu kamper banyak mengandung silika, karena itu sulit dikerjakan dengan mesin dan gergaji dalam keadaan kering. Kayu ini dapat diserang rayap, dan kalau hendak dipakai sebaiknya kayu gubalnya dibuang. Jenis ini banyak dipakai untuk bahan bangunan, kadang-kadang sirap, kayu lapis, lantai, papan dinding, bantalan, rangka pintu dan jendela, perkapalan, alat-alat rumah tangga dan peti mati. Kulit kayunya dipakai juga sebagai bahan untuk dinding, lantai rumah dan keranjang penggendong.
9
METODOLOGI PENELITIAN
Kerangka Pemikiran Perusahaan CV Sinar Bogor membutuhkan data harga pokok untuk membantu mereka dalam berbagai jenis keadaan pengambilan keputusan. Tanpa data harga pokok, perusahaan akan mendapatkan kesulitan dalam menetapkan harga jual bagi hasil pabriknya.
Pengetahuan tentang harga pokok juga sangat penting dalam
sejumlah bidang keputusan khusus, seperti apakah akan menambah atau mengurangi jenis produk, apakah akan membuat atau membeli komponen-komponen pabrik, apakah akan memperluas atau menyempitkan usaha, dan apakah akan menerima pesanan khusus dengan harga khusus atau tidak. Perhitungan harga pokok pasti melibatkan nilai biaya rata-rata, yang sangat bergantung pada jenis proses produksi yang terlibat. Salah satu komponen biaya yang terlibat didalamnya adalah bahan bakar minyak (BBM) yang termasuk ke dalam biaya variabel (variable costs). Oleh karena itu penanganan dan kebijakan mengenai harga bahan bakar minyak (BBM) yang baik dan benar, sangat berpengaruh dalam kelangsungan perekonomian bangsa Indonesia.
Hal ini karena BBM diperlukan
untuk mendukung berbagai kegiatan operasi perusahaan/industri sehari–hari. Perubahan harga pokok secara tidak langsung akan berdampak terhadap jumlah permintaan. Kebijakan mengenai naiknya harga BBM yang ditetapkan oleh Presiden RI per 1 Oktober 2005 menimbulkan perubahan terhadap nilai harga pokok suatu produksi perusahaan, yang selanjutnya akan mempengaruhi jumlah permintaan produk suatu perusahaan. Secara skematis uraian di atas dapat digambarkan sebagai berikut:
10
CV. SINAR BOGOR
Kebijakan pemerintah mempengaruhi perusahaan dalam pengambilan keputusan
Kebijakan Harga BBM 1. Harga BBM pra 1 Oktober 2005 2. Harga BBM pasca 1 Oktober 2005 pengaruh
Harga pokok
Dimensi : • Biaya tetap • Biaya variabel • Jumlah permintaan
Jumlah Permintaan
HIPOTESIS Kenaikan harga BBM menaikan harga pokok dan menurunkan jumlah permintaan
Analisis Hipotesis menggunakan Metode Statistika Deskriptif
Keterangan : ....................... = Ruang lingkup penelitian Gambar 1 Alur Kerangka Pemikiran.
11
Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di CV. SINAR BOGOR. Penelitian direncanakan dilaksanakan selama dua bulan yaitu pada bulan Mei-Juni tahun 2006.
Bahan dan Alat Penelitian Bahan baku yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis kayu Kamper asal Samarinda yang telah dikeringkan (oven). Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat tulis, alat hitung dan alat ukur.
Definisi Operasional 1. Harga pokok produk adalah semua biaya yang berkaitan dengan produk (barang) yang diperoleh (Nafarin, 2004). 2. Biaya adalah segala usaha dan pengeluaran (sumber daya) yang dikorbankan untuk mencapai tujuan tertentu (mengembangkan, memproduksi, dan mengaplikasikan produk). 3. Produk adalah segala sesuatu yang dihasilkan oleh perusahaan yang memiliki nilai jual positif atau yang bisa ditawarkan kepada pasar agar diperhatikan, diminta, dipakai atau dikonsumsi sehingga memuaskan keinginan atau kebutuhan. 4. Produksi adalah suatu proses manufakturing, yaitu sebagai kegiatan untuk menciptakan dan menambah nilai guna suatu barang dan atau jasa melalui pemanfaatan sumber daya yang tersedia. 5. Permintaan menunjukkan jumlah barang dan jasa yang akan dibeli konsumen pada periode waktu, keadaan dan tingkat harga tertentu. Permintaan pasar merupakan penjumlahan dari permintaan individual. 6. Bahan baku merupakan barang–barang yang diperoleh untuk digunakan dalam proses produksi dan menjadi bagian dari produk jadi. 7. Kebijakan adalah sebuah rencana tetap yang menetapkan garis–pedoman umum bagi pengambilan keputusan (Stoner dan Freeman,1994).
12
Metode Pengumpulan Data 1. Studi literatur. Studi literatur dilakukan untuk menambah kelengkapan data yang diperoleh. Pengumpulan literatur dilakukan dengan cara mempelajari, mengutip buku dan laporan yang ada kaitannya dengan penelitian ini. 2. Observasi dan pengukuran yang bertujuan untuk memperoleh dan mengumpulkan data yang terdiri dari nilai biaya, volume kayu olahan jenis Kamper dan jumlah permintaan kayu olahan jenis Kamper. 3. Wawancara Teknik wawancara adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan tanya jawab langsung yang berhubungan dengan obyek penelitian.
Metode Pengolahan Data dan Analisis 1. Perhitungan harga pokok. Harga pokok diperoleh dari penjumlahan biaya tetap dengan biaya variabel. Hasil dari penjumlahan biaya dibagi dengan jumlah pesanan produk yang diperoleh dari proses produksi. Yang termasuk ke dalam biaya variabel adalah : •
Biaya bahan baku yaitu harga kayu kamper Rumus :
i=n
Cm = P (x) Σ (V1.M1 + V2.M2 + ..... + Vn.Mn ) i=1
Dimana : Cm
= Biaya bahan baku (cost material) (Rp/bulan/satuan unit)
P
= Harga bahan baku (Rp/satuan unit)
V
= Volume jenis kayu Kamper (satuan unit/bulan)
M
= Mutu jenis kayu Kamper
n
= Jumlah volume jenis kayu Kamper untuk mutu tertentu (satuan unit/bulan).
13
•
Biaya tenaga kerja Rumus :
n
Cl = Σ (K1.U1 + K2.U2 + ….. + Kn.Un) i=1
Dimana : Cl
•
= Biaya tenaga kerja (cost labour) (Rp/bulan/orang)
K1...n
= Jumlah dari jenis tenaga kerja (orang/bulan)
U1...n
= Upah dari jenis tenaga kerja (Rp/orang/bulan)
Biaya pemeliharaan alat (Rp/bulan). Biaya pemeliharaan alat tergantung dari harga bahan pemeliharaan alat yang digunakan untuk tiap – tiap produksi kusen, pintu, dan jendela.
•
Biaya angkutan (Rp/bulan). Biaya angkutan tergantung dari banyaknya kayu yang diangkut baik dari TPK ke CV. SINAR BOGOR maupun dari CV.
SINAR
BOGOR
ke
mitra
pembeli
produk
kayu
olahan
(kusen,pintu,jendela). •
Biaya bahan pembantu (Rp/bulan). Yang termasuk biaya bahan pembantu adalah biaya bahan bakar, pelumas, paku, lem, ampelas, impra, dll.
•
Biaya lainnya (Rp/bulan). Yang termasuk biaya lainnya adalah biaya konsumsi tamu dan karyawan, biaya pembelian alat tulis dan kertas, biaya konsultan dan akuntan publik, dan biaya pajak kendaraan.
Yang termasuk ke dalam biaya tetap adalah : •
Biaya penyusutan yang ditentukan oleh CV. SINAR BOGOR.
•
Biaya upah karyawan tetap Rumus :
n
Cl = Σ (K1.U1 + K2.U2 + ….. + Kn.Un) i=1
Dimana : Cl
= Biaya tenaga kerja tetap (Rp/bulan/orang)
Kl
= Jumlah dari jenis tenaga kerja tetap (orang/bulan)
Ul
= Upah dari jenis tenaga kerja tetap (Rp/orang/bulan)
14
•
Biaya Overhead (Rp/bulan). Yang termasuk ke dalam biaya ini adalah biaya listrik perusahaan yang ditentukan oleh CV Sinar Bogor.
Harga pokok : Rumus :
Fp + Cp UCp = Np
Dimana : UCp
= Harga pokok (price primary) (Rp/unit)
Fp
= Biaya tetap penyelesaian pesanan (Rp)
Cp
= Biaya variabel penyelesaian pesanan (Rp)
Np
= Jumlah pesanan (satuan unit/pesanan)
2. Analisis deskriptif Analisis statistika deskriptif adalah metode-metode yang berkaitan dengan pengumpulan dan penyajian suatu gugus data sehingga memberikan informasi yang berguna (Walpole, 1995).
Analisis deskriptif berkaitan
dengan pencatatan dan peringkasan data, dengan tujuan menggambarkan halhal penting pada sekelompok data yang dipunyai dan sama sekali tidak menarik kesimpulan apapun tentang gugus data induknya yang lebih besar. Analisis statistika deskriptif digunakan untuk melihat hubungan kenaikan harga BBM pada tanggal 1 Oktober 2005 terhadap jumlah permintaan produk kayu olahan jenis Kamper Samarinda Oven produksi CV Sinar Bogor.
15
DESKRIPSI UMUM PERUSAHAAN Latar Belakang dan Sejarah Singkat Perusahaan Perusahaan pengolahan kayu CV. Sinar Bogor merupakan perusahaan perorangan yang berlokasi di Jl. Raya Pajajaran No.21 Warung Jambu, Bogor. Perusahaan ini mulai berdiri sejak tahun 1984 dan berawal dari sebuah toko material yang menjual cat, paku, semen dan bahan–bahan bangunan lainnya, kemudian beralih usaha untuk mengolah kayu menjadi kusen, pintu, jendela dan kitchen set dengan mesin–mesin yang modern. Dalam pengembangan usahanya CV. Sinar Bogor memiliki surat izin pendirian perusahaan yang sah, yaitu :
SIUP No. 179/10-50/PK/III/1989 tertanggal 30 Maret 1989.
SIUP No. 503/SK/60/EKON/1989 tertanggal 15 Maret 1989.
STPIK No. 027/32.73.05/IK/a/T/1989 tertanggal 30 Maret 1989.
Perusahaan
pengolahan
kayu
Sinar
Bogor
resmi
menjadi
Commanditaire
Vennootschaap dengan nama CV. Sinar Bogor sejak tahun 1999, dengan akte nomor 32 tanggal 24 Maret 1999.
Luas Bangunan Perusahaan pengolahan kayu CV. Sinar Bogor pada awalnya dibangun di atas tanah seluas ± 500 m² yang terbagi atas bangunan pabrik seluas 300 m², bangunan gudang seluas 100 m², dan bangunan kantor seluas 100 m². Selama kurang lebih 15 tahun beroperasi, perusahaan ini telah mengalami kemajuan yang cukup berarti dengan ditambahnya luas areal usaha menjadi 1600 m² untuk perluasan pabrik, pembuatan tempat parkir dan pembuatan usaha lainnya.
16
Wilayah Pemasaran Wilayah pemasaran atau segmen pasar CV. Sinar Bogor adalah daerah Bogor kota, Parung, dan Jakarta. Perusahaan CV Sinar Bogor memiliki segmen pasar atau pelanggan dari masyarakat kelas menengah keatas. Perusahaan ini tidak memiliki mitra tetap dan berproduksi berdasarkan pesanan (job order).
Bahan Baku Bahan baku yang digunakan dalam proses produksi di CV. Sinar Bogor adalah jenis kayu Kamper dan Damar Laut .
Bahan baku diperoleh dari hasil
pembelian kayu di U.D.DEWATA CIPTA SEMESTA dan Perusahaan Kayu Bangunan SURYA KAMPER yang berlokasi di Jakarta. Persyaratan untuk bahan baku adalah kayu Kamper Samarinda kualitas I dan sudah dioven, Kadar Air (KA) untuk balok maksimum 16% dan untuk papan maksimum 13%. Kayu Damar Laut tidak ada perbatasan KA dan tidak perlu dioven karena sudah keras. Warna kayu yang digunakan harus yang cerah dan memiliki serat yang halus. Bahan baku yang akan digunakan diletakkan/disimpan terlebih dahulu di gudang penyimpanan kayu.
Tenaga Kerja Tenaga kerja merupakan faktor yang sangat menentukan dalam suatu sistem organisasi perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan. Total tenaga kerja pada CV. Sinar Bogor adalah 25 orang hingga saat ini. Tenaga kerja dibagi menjadi tenaga kerja karyawan dan tenaga kerja buruh. Tenaga kerja karyawan mendapatkan upah yang tidak dipengaruhi oleh banyaknya jumlah pesanan/produk yang dihasilkan setiap bulannya, sedangkan tenaga buruh borongan mendapatkan upah yang dipengaruhi oleh banyaknya jumlah pesanan/produk yang dihasilkan setiap bulan. Yang termasuk tenaga kerja karyawan pada perusahaan ini adalah pimpinan perusahaan, wakil pimpinan, staff administrasi dan keuangan, staff produksi, staff penjualan, supir, dan petugas keamanan. Yang termasuk tenaga kerja buruh adalah semua tenaga tukang yang bertugas menyelesaikan pesanan barang
17
Mesin Inventarisasi mesin sebagai penunjang pelaksanaan produksi adalah Radial Arm Saw, Band Saw, mesin serut meja panjang sebanyak 3 unit, mesin serut meja pendek (planer), Horizontal Boring, Vertical Boring, Tennoner, Router, mesin profil single dan profil ganda, mesin press, mesin bubut, mesin rorak, mesin bor, mesin truktuk, mesin kori, mesin panel, dan penampungan serbuk kayu sebanyak satu buah. Pemeliharaan mesin dilakukan oleh bagian teknik.
Penggantian pisau dilakukan
setiap tiga bulan. Penggantian mata bor dilakukan minimal seminggu sekali.
Struktur Organisasi Struktur organisasi CV. Sinar Bogor relatif sederhana, seperti yang terlihat pada gambar berikut ini : PIMPINAN
Wakil Pimpinan
Bag. Penjualan
Bag. Produksi
Sub. Bag. Pelaksanaan Produksi dan Jasa
Sub. Bag. Perencanaan Gambar dan Desain
Tenaga Buruh Tetap
Bag. Adm Keuangan
Sub. Bag. Pengawasan Mutu dan Bahan
Tenaga Buruh Borongan
Sumber : Perusahaan Sinar Bogor
Gambar 2 Struktur Organisasi CV. Sinar Bogor.
Sub. Bag. Teknik
18
Lay Out Lay out adalah suatu cara pengaturan letak mesin–mesin di suatu pabrik sesuai dengan fungsi masing–masing sehingga dapat tercapai kelancaran dan efisiensi proses produksi. Lay out perusahaan CV Sinar Bogor dapat dilihat pada Lampiran 15.
Proses Produksi dan Jenis Produk Proses produksi Proses produksi pada CV. Sinar Bogor berdasarkan atas pesanan. Pesanan diterima oleh bagian penjualan dengan terlebih dahulu di buat nota pesanan. Perusahaan Sinar Bogor telah membuat suatu patokan harga tersendiri yang sewaktu– waktu dapat berubah. Waktu penyelesaian tergantung dari banyaknya pesanan yang disesuaikan dengan jadwal produksi.
Pembayaran sisa dari pembayaran dimuka
dilakukan setelah barang selesai dikerjakan. Pesanan untuk produk kusen, pintu dan jendela dikerjakan oleh tukang borongan, sedangkan produk jasa dikerjakan tenaga tukang tetap. Aliran bahan baku yang terjadi selama proses pembuatan produk pada umumnya adalah : 1.
Pemilihan Setelah diketahui jenis produk apa yang akan dibuat, maka dilakukan pemilihan bahan baku kayu dengan memperhatikan jenis kayu dan ukurannya. Pemilihan bahan baku ini harus dilakukan secara cermat agar tidak terjadi kesalahan baik dalam pemakaian bahan baku kayu, yaitu bahan cacat atau rusak, dan untuk mengurangi pemakaian bahan baku kayu yang berlebihan. Bahan baku yang digunakan oleh perusahaan Sinar Bogor adalah kayu yang berbentuk balok untuk produk kusen, dan berbentuk papan untuk produk pintu dan jendela.
2.
Pengukuran Bahan baku kayu yang telah dipilih dan diukur sesuai detail gambar, diberi garis sebagai titik atau batas pemakaian bahan baku kayu tersebut.
19
3.
Pemotongan Pengerjaan pemotongan bahan baku kayu dilakukan dengan alat gergaji manual/gergaji tangan atau mesin gergaji bundar bermeja.
4.
Meluruskan atau Siku Pengerjaan meluruskan bahan baku kayu yang telah dipotong atau diratakan sehingga membentuk siku dengan sudut 90 derajat dilakukan dengan menggunakan mesin gergaji bundar berlengan ( Radial Arm Saw ).
5.
Pembelahan Bahan Pembelahan bahan baku kayu dilakukan karena bahan baku ini terlalu lebar sehingga perlu dilakukan pembelahan untuk memperkecil sesuai dengan ukuran yang diperlukan. Pekerjaan pembelahan ini dilakukan hanya untuk pekerjaan pembuatan pintu dan jendela.
6.
Penyerutan Penyerutan ini dilakukan untuk memperhalus permukaan kayu agar lebih rata dan halus, penyerutan ini perlu diperhatikan ketebalannya dan pelebaran kayu sehingga memenuhi standar yang ditetapkan. Pengerjaan ini menggunakan mesin ketam perata.
7.
Pembelahan Khusus Pembelahan ini dilakukan hanya untuk pembuatan pintu dan jendela yang mempunyai bentuk dan desain yang berliku. Pengerjaan ini dapat menggunakan mesin gergaji bundar berlengan (Radial Arm Saw) dan mesin gergaji bundar bermeja.
8.
Pengukuran kembali Setelah tahapan–tahapan diatas selesai dikerjakan, bahan baku kayu diukur kembali untuk disesuaikan dengan ukuran yang tertera digambar pesanan baik untuk tinggi dan lebar dari produk yang dihasilkan.
9.
Pengeboran atau Melubangi Setelah itu, dilakukan pengeboran atau membuat poros atau purus dalam melubangi atau menyambung antara kayu yang satu dengan yang lainnya sehingga membentuk barang berupa kusen, pintu, dan jendela. Pengerjaan ini
20
dapat dilakukan dengan menggunakan mesin bor tangan listrik atau mesin bor lubang persegi. 10.
Menyekoneng atau Sponeng. Sponeng bertujuan untuk membuat kedudukan antara kusen untuk peletakan pintu dan jendela juga kaca. Pengerjaan ini dapat dilakukan dengan menggunakan mesin Router tangan listrik (Portable Router), mesin Gergaji bundar berlengan (Radial Arm Saw), mesin Gergaji Bundar Bermeja, atau mesin Shaper.
11.
Profil Profil dilakukan untuk memperindah pinggiran kayu baik itu kusen, pintu dan jendela. Pengerjaan ini dapat dilakukan dengan menggunakan mesin Router Tangan Listrik (Portable Router) atau mesin Shaper.
12.
Penyambungan Penyambungan dilakukan untuk menyambungkan kayu yang satu dengan yang lain pada pembuatan produk kusen, pintu dan jendela. Digunakan pula bahan pembantu seperti lem dan paku.
13.
Pengepresan Pengepresan ini dilakukan agar kayu yang telah disambung menjadi lebih kuat dan rapat sehingga tidak terlalu terlihat adanya sambungan.
14.
Finishing Pada proses akhir ini dilakukan penghalusan permukaan kayu pada produk kusen, pintu dan jendela dengan menggunakan mesin ampelas tangan listrik ataupun kertas ampelas manual yang sebelumnya dilakukan penyerutan manual terlebih dahulu.
Setelah selesai maka sambungan–sambungan kayu ditutup
dengan menggunakan dempul atau Impra sehingga nampak lebih halus.
21
Jenis produk Kusen. Kusen atau frame adalah balok yang dibentuk sedemikian rupa sebagai suatu
peletakkan pintu atau jendela yang sekaligus berfungsi sebagai eksterior dan
interior suatu bangunan atau gedung.
Ukuran yang digunakan dalam membuat
produk kusen ini disesuaikan dengan ketinggian dan kelebaran tembok atau dinding. Pada umumnya pembuatan kusen untuk dinding tembok ruang yang mempergunakan bata merah, ukuran kusennya adalah : a)
Tebal kayu : 6 cm diserut menjadi 5 cm.
b)
Lebar kayu : 15 cm diserut menjadi 13,5 cm.
Sedangkan untuk dinding tembok
yang mempergunakan batako press, ukuran
kusennya adalah : a)
Tebal kayu : 6 cm diserut menjadi 5 cm.
b)
Lebar kayu : 12 cm diserut menjadi 11 cm. Pintu. Pintu adalah papan yang dibentuk sedemikian rupa sebagai pembatas
keluar masuk antara ruang yang satu dengan ruang yang lainnya. Ukuran pintu yang keluar dibuat : a)
Tebal
: 4 cm diserut menjadi 3,5 cm.
b)
Lebar
: 40 cm sampai 120 cm.
c)
Tinggi
: 180 cm sampai dengan 220 cm.
Jendela. Jendela adalah papan yang dibentuk sebagai penutup dan keluar masuknya cahaya/sinar dan udara pada suatu bangunan atau gedung. Ukuran jendela yang dibuat : a)
Tebal
: 4 cm diserut menjadi 3,5 cm.
b)
Lebar
: 40 cm sampai dengan 90 cm.
c)
Tinggi
: 40 cm sampai dengan 200 cm.
22
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Biaya Biaya Tetap. Biaya tetap atau biaya produksi tidak langsung adalah biaya yang akan terus dikeluarkan, walaupun tidak berproduksi. Biaya produksi tidak langsung dikenal juga dengan biaya overhead pabrik (BOP) tetap. Pada perusahaan CV Sinar Bogor BOP tetap terdiri dari upah empat orang pekerja tak langsung seperti penanggungjawab gudang, supervisi pabrik, penanggungjawab pekerjaan tukang dan penanggungjawab model, penyusutan mesin, sewa gudang dan pabrik, serta pemakaian listrik.
Besarnya BOP tetap masing–masing produk dapat dilihat pada
Tabel 2, Tabel 3, dan Tabel 4. Tabel 2 Nilai biaya overhead tetap pembuatan produk kusen pada CV Sinar Bogor periode bulan April 2005 – Maret 2006 Bulan
Total BOP Tetap (Rp)
m³
April 2005
5,48
1.245.130
Mei 2005
14,15
3.214.285
Juni 2005
5,93
1.347.047
Juli 2005
0,88
199.899
Agustus 2005
10,69
2.428.319
September 2005
9,28
2.107.117
Oktober 2005
1,78
405.250
November 2005
1,14
259.187
Desember 2005
8,48
1.927.209
Januari 2005
4,62
1.049.470
Februari 2005
2,13
484.528
Maret 2005
1,59
361.182
Sumber : CV Sinar Bogor
Untuk mengetahui apakah nilai biaya tetap per unit produk kusen sebelum kenaikan BBM lebih kecil dari nilai biaya tetap per unit produk kusen setelah
23
ditetapkannya kenaikan BBM, maka dilakukan Uji statistik nilai rataan dari data biaya tetap tersebut dengan menggunakan Uji t-student. Uji statistik terhadap nilai rataan : •
Uji Ragam : Diketahui : X1 = Periode sebelum kenaikan harga BBM (April 2005-September 2006) X2 = Periode sesudah kenaikan harga BBM (Oktober 2005-Maret 2006)
24
Tabel 3 Nilai biaya overhead tetap pembuatan produk pintu pada CV Sinar Bogor periode bulan April 2005–Maret 2006 Bulan
Panel m²
Kori Rp
m² 13,49
Ram Kotak Rp
Ram Panel Rp
m²
April 2005
49,61
563.465
Mei 2005
65,53
744.284
-
11.358
Juni 2005
62,01
704.304
-
Juli 2005
7,98
90.636
Agustus 2005
87,27
991.204
-
11.358
-
5.679
September 2005
80,44
913.630
-
11.358
-
5.679
Oktober 2005
25,78
292.807
-
11.361
-
5.682
November 2005
3,53
40.094
-
11.361
-
Desember 2005
64,93
737.469
-
11.361
Januari 2006
80,18
910.676
-
Februari 2006
27,78
315.523
Maret 2006
19,46
221.025
Sumber : CV Sinar Bogor
-
Rp
m²
Rp
5.679
-
7.950
3,88
44.069
10,20
57.926
-
7.950
36,80
417.971
11.358
2,63
14.936
-
7.950
9,21
104.607
51.111
2,63
14.936
18.923
2,83
32.143
7.950
33,93
385.374
22.977
3,49
39.640
-
7.953
1,77
20.104
5.682
-
7.953
-
-
5.682
-
7.953
12,66
143.791
11.361
-
5.682
-
7.953
10,76
122.211
-
11.361
-
5.682
-
7.953
3,41
38.730
-
11.361
-
5.682
-
7.953
4,5
153.219
m²
Ram Polos
2,38 2,89
-
11.361
11.361
25
Tabel 4 Nilai biaya overhead tetap pembuatan produk jendela pada CV Sinar Bogor periode bulan April 2005–Maret 2006 Bulan
Ram Kotak besar m²
Rp
Kori besar m²
April 2005
-
4.544
-
Mei 2005
16,91
76.825
118,05
Juni 2005
2,14
9.723
Juli 2005
21,42
Agustus 2005
Rp
Polos besar m²
Kotak kecil
Rp
m²
Polos kecil
Rp
m²
Rp
4.544
27,47
124.801
-
4.544
7,69
34.937
536.320
75,77
344.235
-
4.544
11,25
51.111
-
4.544
55,85
253.736
-
4.544
-
4.544
97.315
1,78
8.087
8,52
38.708
1,31
5.952
1,03
4.680
-
4.544
19,88
90.318
118,17
536.865
-
4.544
18,65
84.730
September 2005
-
4.544
1,16
5.271
50,07
227.476
-
4.544
13,80
62.696
Oktober 2005
-
4.546
1,06
4.816
20,97
95.271
0,95
4.316
-
4.546
November 2005
-
4.546
-
4.546
-
4.546
-
4.546
-
4.546
Desember 2005
-
4.546
13,13
59.652
56,08
254.780
-
4.546
3.02
Januari 2006
19,51
88.638
0,67
3.044
64,18
291.580
3,03
13.766
-
4.546
Februari 2006
17,26
78.415
4,95
22.489
6,02
27.350
4,04
18.355
-
4.546
Maret 2006
1,14
5.179
19,98
90.772
11,10
50.430
0.34
1.545
1.86
8.451
Sumber : CV Sinar Bogor
13.720
26
26
Berdasarkan data pada Tabel 3, diperoleh informasi bahwa nilai biaya tetap produk pintu mengalami perubahan sebesar 0,02%. Biaya tetap per satuan unit pintu tertinggi pada waktu sebelum dan sesudah kenaikan harga BBM dimiliki oleh produk pintu kori dan pintu ram polos, yaitu dari Rp 11.358 menjadi Rp 11.361. Sementara itu, berdasarkan data pada Tabel 4, diperoleh informasi bahwa nilai biaya tetap produk jendela mengalami perubahan yang sama dengan produk pintu, yaitu sebesar 0,02%. Biaya tetap per satuan jendela pada waktu sebelum dan sesudah kenaikan harga BBM bernilai sama untuk semua produk jendela yaitu dari Rp 4.544 menjadi Rp 4.546. Penyusutan (pemilikan alat) dibagi menjadi dua, yaitu penyusutan mesin dan peralatan dan penyusutan bangunan. Penyusutan merupakan pengeluaran yang tidak berbentuk uang, tetapi merupakan beban biaya dalam memproduksi barang. Biasanya uang yang dikeluarkan merupakan biaya cadangan penyusutan. Biaya upah yang dikeluarkan setiap bulan adalah biaya untuk menggaji pegawai tetap dan pengawas dalam pengolahan yang tidak mengerjakan produk secara langsung. Biaya ini sudah ditentukan sebelumnya dan tidak terpengaruh oleh banyaknya jumlah pesanan yang diselesaikan. Biaya Variabel. Biaya variabel adalah biaya yang tidak diperlukan apabila tidak berproduksi. Jenis biaya variabel yang terdapat dalam perhitungan biaya adalah biaya bahan baku, biaya bahan pembantu, biaya tenaga kerja langsung, biaya transportasi, biaya pemeliharaan alat, dan biaya lainnya. Bahan baku yang digunakan adalah jenis kayu Kamper Samarinda Oven kelas mutu I. Harga bahan baku mengalami kenaikan sedikit demi sedikit semenjak bulan Juni 2005.
Biaya bahan pembantu disebut juga biaya overhead pabrik (BOP)
variabel. BOP variabel terdiri dari pemakaian lem, paku dan amplas (Lampiran 711). Biaya tenaga kerja langsung adalah biaya yang dikeluarkan untuk membayar tenaga kerja yang terlibat langsung dalam proses pembuatan produk, yaitu upah tukang borongan yang mengolah bahan baku yang terpakai menjadi bahan jadi,
27
dengan ukuran biaya standar yang digunakan adalah per m² untuk produk pintu dan jendela, serta per m³ untuk produk kusen. Biaya transportasi dan pemeliharaan alat meliputi biaya solar, biaya bensin yang digunakan untuk mengangkut barang maupun kegiatan pemasaran, minyak pelumas (oli) dan biaya spare parts. Biaya lainnya meliputi biaya konsumsi, biaya pembelian alat tulis dan kertas, biaya konsultan dan akuntan publik, dan biaya pajak kendaraan. Besarnya biaya variabel masing-masing produk dapat dilihat pada Tabel 5–Tabel 15. Tabel 5 Nilai biaya variabel produk kusen Tenaga Kerja (Rp) 986.641
Pemeliharaan Alat (Rp) 117.188
Transportasi
April 2005
Bahan Baku (Rp) 20.829.092
Mei 2005
53.770.000
2.547.000
Juni 2005
22.534.000
Juli 2005 Agustus
(Rp) 335.313
Bahan Pendukung (Rp) 225.034
Biaya Lainnya (Rp) 791.016
(Rp) 23.284.284
395.313
1.131.120
580.921
2.668.358
61.092.712
1.067.400
187.500
536.500
243.453
1.265.624
25.834.477
3.344.000
158.400
15.625
44.708
36.129
105.469
3.704.331
43.829.000
1.924.200
200.000
572.266
438.872
1.350.000
48.314.338
38.031.600
1.669.680
176.563
505.204
380.821
1.191.796
41.955.664
7.314.400
321.120
27.778
122.334
73.242
177.083
8.035.957
4.678.100
205.380
15.625
68.813
46.844
99.609
5.114.371
39.026.400
1.527.120
222.223
978.666
348.306
1.416.666
43.519.381
Januari 2006
21.714.000
831.600
95.487
420.521
189.672
608.724
23.860.004
Februari
10.025.100
383.940
95.487
420.521
87.569
608.724
11.621.341
7.473.000
286.200
52.083
229.375
65.278
332.031
8.437.967
Bulan
Total
2005 September 2005 Oktober 2005 November 2005 Desember 2005
2006 Maret 2006
Sumber : diolah dari lampiran 3, 6, dan 11
Berdasarkan hasil perhitungan biaya variabel produk kusen pada Tabel 5, diperoleh informasi bahwa nilai biaya variabel sesudah kenaikan harga BBM
28
mengalami peningkatan sebesar 14,85%. Nilai biaya variabel rata-rata produk kusen sebelum kenaikan BBM sebesar Rp 4.362.063 per unit dan sesudah kenaikan BBM sebesar Rp 5.010.051 per unit. Tabel 6 Nilai biaya variabel produk pintu panel Tenaga Kerja (Rp) 1.389.080
Pemeliharaan Alat (Rp) 6.250
Transportasi
April 2005
Bahan Baku (Rp) 12.597.716
Mei 2005
16.640.427
1.834.840
Juni 2005
15.746.571
Juli 2005 Agustus
(Rp) 17.883
Bahan Pendukung (Rp) 101.838
Biaya Lainnya (Rp) 42.188
(Rp) 14.154.955
64.063
183.304
134.516
432.422
19.289.572
1.736.280
56.250
160.950
127.291
379.687
18.207.029
2.026.410
223.440
7.813
22.355
16.382
52.735
2.349.135
22.160.995
2.443.560
73.438
210.129
179.143
495.703
25.562.968
20.426.611
2.252.320
71.875
205.659
165.123
485.156
23.606.744
6.546.470
721.840
26.042
114.688
52.920
166.016
7.627.976
896.395
98.840
3.472
15.292
7.246
22.135
1.043.380
16.488.065
1.818.040
59.028
259.958
133.284
376.302
19.134.677
Januari 2006
20.360.589
2.245.040
72.917
321.125
164.589
464.843
23.629.103
Februari
7.054.343
777.840
26.042
114.688
57.025
166.016
8.195.954
4.941.595
544.880
20.833
91.750
39.947
132.812
5.771.817
Bulan
Total
2005 September 2005 Oktober 2005 November 2005 Desember 2005
2006 Maret 2006
Sumber : diolah dari lampiran 1, 4, dan 7
Berdasarkan hasil perhitungan biaya variabel produk pintu panel pada Tabel 6, diperoleh informasi bahwa nilai biaya variabel sesudah kenaikan harga BBM mengalami peningkatan sebesar 1,06%. Nilai biaya variabel rata-rata produk pintu panel sebelum kenaikan BBM sebesar Rp 292.344 per unit dan sesudah kenaikan BBM sebesar Rp 295.416 per unit.
29
Tabel 7 Nilai biaya variabel produk pintu kori Bulan April 2005
Bahan Baku (Rp) 3.372.500
Tenaga Kerja (Rp) 404.700
Pemeliharaan Alat (Rp) 7.813
Transportasi (Rp) 22.355
Mei 2005
Tidak ada pesanan
Juni 2005
Tidak ada pesanan
Juli 2005
1.125.000
135.000
6.250
17.883
Agustus 2005
Tidak ada pesanan
September
Tidak ada pesanan
Bahan Pendukung (Rp) 27.691
Biaya Lainnya (Rp) 52.735
(Rp) 3.887.794
9.237
42.188
1.335.558
2005 Oktober 2005
Tidak ada pesanan
November
Tidak ada pesanan
2005 Desember
Tidak ada pesanan
2005 Januari 2006
Tidak ada pesanan
Februari
Tidak ada pesanan
2006 Maret 2006
Tidak ada pesanan
Sumber : diolah dari lampiran 1, 4, dan 7
Berdasarkan hasil perhitungan biaya variabel produk pintu kori pada Tabel 7, diperoleh informasi bahwa nilai biaya variabel rata-rata pintu kori pada waktu sebelum kenaikan harga BBM adalah Rp 292.494 per unit. Nilai biaya variabel setelah terjadinya kenaikan harga BBM tidak dapat diketahui karena pada bulan Oktober 2005-Maret 2006 (waktu sesudah terjadinya kenaikan harga BBM) tidak terdapat pesanan untuk produk pintu kori.
Total
30
Tabel 8 Nilai biaya variabel produk pintu ram kotak Bulan
Bahan Baku (Rp)
Tenaga Kerja (Rp)
April 2005
Pemeliharaan Transportasi Bahan Alat Pendukung (Rp) (Rp) (Rp) Tidak ada pesanan
Biaya Lainnya (Rp)
Total (Rp)
Mei 2005
1.249.500
255.000
3.125
8.942
10.470
21.094
1.548.131
Juni 2005
322.175
65.750
3.125
8.942
2.700
21.094
423.786
Juli 2005
322.175
65.750
3.125
8.942
2.700
21.094
423.786
Agustus 2005
Tidak ada pesanan
September
Tidak ada pesanan
2005 Oktober 2005
Tidak ada pesanan
November
Tidak ada pesanan
2005 Desember
Tidak ada pesanan
2005 Januari 2006
Tidak ada pesanan
Februari
Tidak ada pesanan
2006 Maret 2006
Tidak ada pesanan
Sumber : diolah dari lampiran 1, 4, dan 8
Berdasarkan hasil perhitungan biaya variabel produk pintu ram kotak pada Tabel 8, diperoleh informasi bahwa nilai biaya variabel rata-rata pintu ram kotak sebelum kenaikan harga BBM adalah Rp 158.016 per unit. Nilai biaya variabel setelah kenaikan harga BBM tidak dapat diketahui karena pada bulan Oktober 2005Maret 2006 tidak terdapat pesanan untuk produk pintu ram kotak.
31
Tabel 9 Nilai biaya variabel produk pintu ram panel Bahan Baku (Rp)
Tenaga Kerja (Rp)
April 2005
Pemeliharaan Transportasi Bahan Alat Pendukung (Rp) (Rp) (Rp) Tidak ada pesanan
Mei 2005
Tidak ada pesanan
Juni 2005
Tidak ada pesanan
Bulan
Juli 2005
416.500
52.360
Agustus 2005 September
1.563
4.471
Biaya Lainnya (Rp)
Total (Rp)
3.421
10.547
488.862
4.154
10.547
590.065
Tidak ada pesanan 505.750
63.580
1.563
4.471
2005 Oktober 2005
Tidak ada pesanan
November
Tidak ada pesanan
2005 Desember
Tidak ada pesanan
2005 Januari 2006
Tidak ada pesanan
Februari 2006
Tidak ada pesanan
Maret 2006
Tidak ada pesanan
Sumber : diolah dari lampiran 1, 4, dan 8
Berdasarkan hasil perhitungan biaya variabel produk pintu ram panel pada Tabel 9, diperoleh informasi bahwa nilai biaya variabel rata-rata pintu ram panel pada waktu sebelum terjadinya kenaikan harga BBM adalah Rp 204.791 per unit. Nilai biaya variabel setelah terjadinya kenaikan harga BBM tidak dapat diketahui karena pada bulan Oktober 2005-Maret 2006 (waktu sesudah terjadinya kenaikan harga BBM) tidak terdapat pesanan untuk produk pintu ram panel.
32
Tabel 10 Nilai biaya variabel produk pintu ram polos Tenaga Kerja (Rp) 69.840
Pemeliharaan Alat (Rp) 3.125
Transportasi
April 2005
Bahan Baku (Rp) 931.200
Mei 2005
8.832.000
662.400
Juni 2005
2.210.400
Juli 2005 Agustus
Bulan
(Rp) 8.942
Bahan Pendukung (Rp) 7.965
Biaya Lainnya (Rp) 21.094
1.042.166
37.500
107.300
75.541
253.125
9.967.866
165.780
10.938
31.296
18.905
73.829
2.511.148
679.200
50.940
3.125
8.942
5.810
21.094
769.111
8.143.200
610.740
35.938
102.830
69.649
242.578
9.204.935
837.600
62.820
4.688
13.413
7.165
31.641
957.327
424.800
31.860
1.736
7.646
3.635
11.068
480.745
Total (Rp)
2005 September 2005 Oktober 2005 November
Tidak ada pesanan
2005 Desember
3.038.400
227.880
12.153
53.521
25.988
77.474
3.435.416
2.582.400
193.680
17.361
76.458
22.088
110.677
3.002.664
818.400
61.380
3.472
15.292
7.000
22.135
927.679
2005 Januari 2006 Februari 2006 Maret 2006
Tidak ada pesanan
Sumber : diolah dari lampiran 1, 4, dan 8
Berdasarkan hasil perhitungan biaya variabel produk pintu ram polos pada Tabel 10, diperoleh informasi bahwa nilai biaya variabel rata-rata produk pintu ram polos sesudah kenaikan harga BBM mengalami peningkatan sebesar 0,72%. Nilai biaya variabel rata-rata produk pintu ram polos sebelum kenaikan BBM sebesar Rp 271.582 per unit dan sesudah kenaikan BBM sebesar Rp 273.519 per unit.
33
Tabel 11 Nilai biaya variabel produk jendela ram kotak besar Bulan
Bahan Baku (Rp)
Tenaga Kerja (Rp)
April 2005
Pemeliharaan Transportasi Bahan Alat Pendukung (Rp) (Rp) (Rp) Tidak ada pesanan
Biaya Lainnya (Rp)
Total (Rp)
Mei 2005
3.127.905
228.285
20.313
58.121
13.885
137.109
3.585.617
Juni 2005
395.844
28.890
3.125
8.942
1.757
21.094
459.652
Juli 2005
3.962.136
289.170
42.188
120.712
17.588
284.766
4.716.559
Agustus
Tidak ada pesanan
2005 September
Tidak ada pesanan
2005 Oktober
Tidak ada pesanan
2005 November
Tidak ada pesanan
2005 Desember
Tidak ada pesanan
2005 Januari 2006
3.608.836
263.385
45.139
198.792
16.020
287.760
4.419.931
Februari
3.192.646
233.010
36.458
160.562
14.172
232.422
3.869.270
210.870
15.390
3.472
15.292
936
22.136
268.096
2006 Maret 2006
Sumber : diolah dari lampiran 2, 5, dan 9
Berdasarkan hasil perhitungan biaya variabel produk jendela ram kotak besar pada Tabel 11, diperoleh informasi bahwa nilai biaya variabel rata-rata produk jendela ram kotak besar sesudah kenaikan harga BBM mengalami peningkatan sebesar 6,10%.
Nilai biaya variabel rata-rata produk pintu ram polos sebelum
kenaikan BBM sebesar Rp 215.675 per unit dan sesudah kenaikan BBM sebesar Rp 228.631 per unit.
34
Tabel 12 Nilai biaya variabel produk jendela ram kori besar Bahan Baku (Rp)
Tenaga Kerja (Rp)
21.254.200
2.361.000
Bulan April 2005 Mei 2005 Juni 2005
Pemeliharaan Transportasi Bahan Alat Pendukung (Rp) (Rp) (Rp) Tidak ada pesanan 150.000
429.200
Biaya Lainnya (Rp)
Total
96.928
1.012.500
25.303.829
(Rp)
Tidak ada pesanan
Juli 2005
320.478
35.600
1.563
4.471
1.463
10.547
374.122
Agustus
3.579.276
397.600
21.875
62.592
16.325
147.657
4.225.325
208.852
23.200
1.563
4.471
954
10.547
249.587
190.847
21.200
1.736
7.646
871
11.068
233.368
2005 September 2005 Oktober 2005 November
Tidak ada pesanan
2005 Desember
2.363.979
262.600
22.569
99.396
10.781
143.880
2.903.205
Januari 2006
120.630
13.400
1.736
7.646
552
11.068
155.032
Februari
891.219
99.000
6.944
30.583
4.065
44.271
1.076.082
3.597.280
399.600
24.306
107.042
16.406
154.948
4.299.582
2005
2006 Maret 2006
Sumber : diolah dari lampiran 2, 5, dan 9
Berdasarkan hasil perhitungan biaya variabel produk jendela ram kori besar pada Tabel 12, diperoleh informasi bahwa nilai biaya variabel rata-rata produk jendela ram kori besar sesudah kenaikan harga BBM mengalami peningkatan sebesar 3,75%. Nilai biaya variabel rata-rata produk pintu ram polos sebelum kenaikan BBM sebesar Rp 213.059 per unit dan nilai biaya variabel rata-rata sesudah kenaikan BBM sebesar Rp 221.035 per unit.
35
Tabel 13 Nilai biaya variabel produk jendela ram polos besar Bahan Baku April 2005
Pemeliharaan Alat (Rp) 67.188
Transportasi
(Rp) 5.152.392
Tenaga Kerja (Rp) 412.050
Mei 2005
14.211.750
1.136.550
Juni 2005
10.475.468
Juli 2005 Agustus
(Rp) 192.246
Bahan Pendukung (Rp) 22.556
Biaya Lainnya (Rp) 453.515
(Rp) 6.299.947
134.375
384.492
62.214
907.031
16.836.412
837.750
95.313
272.721
45.589
643.360
12.370.201
1.598.049
127.800
15.625
44.708
6.996
105.469
1.898.647
22.164.477
1.772.550
178.125
509.675
97.028
1.202.344
25.924.199
9.391.346
751.050
82.813
236.954
41.112
558.984
11.062.259
3.933.224
314.550
46.875
206.437
17.220
298.828
4.817.134
Bulan
Total
2005 September 2005 Oktober 2005 November
Tidak ada pesanan
2005 Desember
10.518.796
841.200
107.639
474.042
46.047
686.197
12.673.921
Januari 2006
12.037.879
962.700
86.806
382.292
52.697
553.385
14.075.759
Februari
1.129.138
90.300
15.625
68.813
4.944
99.609
1.408.429
2.081.965
166.500
22.569
99.396
9.115
143.880
2.523.425
2005
2006 Maret 2006
Sumber : diolah dari lampiran 2, 5, dan 10
Berdasarkan hasil perhitungan biaya variabel produk jendela ram polos besar pada Tabel 13, diperoleh informasi bahwa nilai biaya variabel rata-rata produk jendela ram polos besar sesudah kenaikan harga BBM mengalami peningkatan sebesar 2,10%. Nilai biaya variabel rata-rata produk jendela ram polos besar sebelum kenaikan BBM sebesar Rp 222.700 per unit dan nilai biaya variabel rata-rata sesudah kenaikan BBM sebesar Rp 227.265 per unit.
36
Tabel 14 Nilai biaya variabel produk jendela ram kotak kecil Bahan Baku Bulan (Rp)
Tenaga Kerja (Rp)
April 2005
Pemeliharaan Transportasi Bahan Alat Pendukung (Rp) (Rp) (Rp) Tidak ada pesanan
Mei 2005
Tidak ada pesanan
Juni 2005
Tidak ada pesanan
Juli 2005
131.757
17.685
12.500
35.767
Agustus 2005
Tidak ada pesanan
September
Tidak ada pesanan
Biaya Lainnya (Rp)
Total (Rp)
1.075
84.375
283.159
781
33.203
170.504
2005 Oktober 2005
95.549
12.825
November
5.208
22.938
Tidak ada pesanan
2005 Desember
Tidak ada pesanan
2005 Januari 2006
304.751
40.905
15.625
68.813
2.488
99.609
532.191
Februari 2006
406.335
54.540
24.306
107.042
3.319
154.948
750.487
Maret 2006
34.197
4.590
3.472
15.292
280
22.135
79.965
Sumber : diolah dari lampiran 2, 5, dan 10
Berdasarkan hasil perhitungan biaya variabel produk jendela ram kotak kecil pada Tabel 14, diketahui bahwa nilai biaya variabel produk jendela ram kotak kecil sesudah kenaikan harga BBM mengalami peningkatan sebesar 8,8%. Nilai biaya variabel produk jendela ram kotak kecil sebelum kenaikan BBM sebesar Rp 216.151 per unit dan sesudah kenaikan BBM sebesar Rp 235.192 per unit.
37
Tabel 15 Nilai biaya variabel produk jendela ram polos kecil Bahan Baku April 2005
Pemeliharaan Alat (Rp) 43.750
Transportasi
(Rp) 793.644
Tenaga Kerja (Rp) 84.590
Mei 2005
1.161.053
123.750
65.625
Bulan
Juni 2005
(Rp) 125.183
Bahan Pendukung (Rp) 6.315
Biaya Lainnya (Rp) 295.313
(Rp) 1.348.795
187.775
9.238
442.969
1.990.410
Total
Tidak ada pesanan
Juli 2005
106.301
11.330
9.375
26.825
847
63.281
217.959
Agustus 2005
1.924.767
205.150
103.125
295.075
15.313
696.093
3.239.523
September
1.424.224
151.800
65.625
187.775
11.331
442.969
2.283.724
2.481
177.083
674.574
1.529
99.609
397.997
2005 Oktober 2005
Tidak ada pesanan
November
Tidak ada pesanan
2005 Desember
311.678
33.220
27.778
122.334
2005 Januari 2006
Tidak ada pesanan
Februari 2006
Tidak ada pesanan
Maret 2006
191.961
20.460
15.625
68.813
Sumber : diolah dari lampiran 2, 5, dan 10
Berdasarkan hasil perhitungan biaya variabel produk jendela ram polos kecil pada Tabel 15, diperoleh informasi bahwa nilai biaya variabel rata-rata produk jendela ram polos kecil sesudah kenaikan harga BBM mengalami peningkatan sebesar 17,40%.
Nilai biaya variabel rata-rata produk jendela ram polos kecil
sebelum kenaikan BBM sebesar Rp 180.624 per unit dan nilai biaya variabel rata-rata sesudah kenaikan BBM sebesar Rp 218.673 per unit.
Harga pokok Harga pokok diperoleh dari perbandingan antara jumlah seluruh biaya dengan jumlah volume (m³) bahan baku kusen atau jumlah luas (m²) bahan baku pintu dan jendela yang digunakan untuk membuat masing–masing produk setiap bulannya. Jumlah seluruh biaya diperoleh dari hasil penjumlahan biaya tetap dan biaya variabel
38
tiap–tiap produk pesanan. Besarnya harga pokok dari masing–masing produk dapat dilihat pada Tabel 16–Tabel 26. Tabel 16 Nilai harga pokok produk kusen (Rp/m³) Bulan
Satuan (m³)
Total Biaya Tetap (Rp/Bulan)
Total Biaya Variabel (Rp/Bulan)
Harga Pokok (Rp/Bulan/m³)
April 2005
5,48
1.245.130
23.284.284
4.476.171
Mei 2005
14,15
3.214.285
61.092.711
4.544.665
Juni 2005
5,93
1.347.047
25.834.477
4.583.731
Juli 2005
0,88
199.899
3.704.330
4.436.623
Agustus 2005
10,69
2.428.319
48.314.338
4.746.741
September
9,28
2.107.117
41.955.664
4.748.144
Oktober 2005
1,78
405.250
8.035.957
4.742.251
November
1,14
259.187
5.114.371
4.713.648
Desember 2005
8,48
1.927.209
43.519.381
5.359.268
Januari 2006
4,62
1.049.470
23.860.004
5.391.662
Februari 2006
2,13
484.528
11.621.342
5.683.507
Maret 2006
1,59
361.182
8.437.966
5.534.056
2005
2005
Sumber : diolah dari Tabel 2 dan 5
Berdasarkan hasil perhitungan nilai harga pokok produk kusen pada Tabel 16, diperoleh informasi bahwa nilai harga pokok rata-rata produk kusen sesudah kenaikan harga BBM mengalami peningkatan sebesar 14,20%. Nilai harga pokok rata-rata produk kusen sebelum kenaikan BBM sebesar Rp 4.589.345 per unit dan nilai harga pokok rata-rata produk kusen sesudah kenaikan BBM sebesar Rp 5.237.399 per unit.
39
Tabel 17 Nilai harga pokok produk pintu panel (Rp/m²) Bulan
Satuan (m²)
Total Biaya Tetap (Rp/Bulan)
Total Biaya Variabel (Rp/Bulan)
Harga Pokok (Rp/Bulan/m²)
April 2005
49,61
563.465
14.154.953
296.682
Mei 2005
65,53
744.284
19.289.572
305.720
Juni 2005
62,01
704.304
18.207.028
304.973
Juli 2005
7,98
90.636
2.349.134
305.736
Agustus 2005
87,27
991.204
25.562.967
304.276
September
80,44
913.630
23.606.743
304.829
Oktober 2005
25,78
292.807
7.627.976
307.246
November
3,53
40.094
1.043.380
306.934
Desember 2005
64,93
737.469
19.134.677
306.055
Januari 2006
80,18
910.676
23.629.102
306.058
Februari 2006
27,78
315.523
8.195.954
306.389
Maret 2006
19,46
221.025
5.771.816
307.957
2005
2005
Sumber : diolah dari Tabel 3 dan 6
Berdasarkan hasil perhitungan nilai harga pokok produk pintu panel pada Tabel 17, diperoleh informasi bahwa nilai harga pokok rata-rata produk pintu panel sesudah kenaikan harga BBM mengalami peningkatan sebesar 1,1%. Nilai harga pokok rata-rata produk pintu panel sebelum kenaikan BBM sebesar Rp 303.703 per unit dan nilai harga pokok rata-rata produk pintu panel sesudah kenaikan BBM adalah sebesar Rp 306.774 per unit.
40
Tabel 18 Nilai harga pokok produk pintu kori (Rp/m²) Bulan April 2005
Satuan (m²)
Total Biaya Tetap (Rp/Bulan)
13,49
153.219
Total Biaya Variabel (Rp/Bulan) 3.887.794
Harga Pokok (Rp/Bulan/m²) 299.557
Mei 2005
TAP
11.358
TAP
TAP
Juni 2005
TAP
11.358
TAP
TAP
Juli 2005
4,5
51.111
1.335.559
308.149
Agustus 2005
TAP
11.358
TAP
TAP
September
TAP
11.358
TAP
TAP
Oktober 2005
TAP
11.361
TAP
TAP
November
TAP
11.361
TAP
TAP
Desember 2005
TAP
11.361
TAP
TAP
Januari 2006
TAP
11.361
TAP
TAP
Februari 2006
TAP
11.361
TAP
TAP
Maret 2006
TAP
11.361
TAP
TAP
2005
2005
Sumber : diolah dari Tabel 3 dan 7. Keterangan : TAP = Tidak Ada Pesanan
Berdasarkan hasil perhitungan nilai harga pokok produk pintu kori pada Tabel 18, diperoleh informasi bahwa nilai harga pokok rata-rata produk pintu kori pada waktu sebelum terjadinya kenaikan harga BBM adalah Rp 303.853. Nilai harga pokok setelah kenaikan harga BBM tidak dapat dihitung karena disepanjang bulan Oktober 2005-Maret 2006 (waktu sesudah terjadinya kenaikan harga BBM) tidak terdapat pesanan untuk produk pintu kori.
41
Tabel 19 Nilai harga pokok produk pintu ram kotak (Rp/m²) Bulan
Satuan (m²)
April 2005
TAP
Total Biaya Tetap (Rp/Bulan)
Total Biaya Variabel (Rp/Bulan)
Harga Pokok (Rp/Bulan/m²)
TAP
TAP
5.679
Mei 2005
10,20
57.926
1.548.130
157.457
Juni 2005
2,63
14.936
423.785
166.814
Juli 2005
2,63
14.936
423.785
166.814
Agustus 2005
TAP
5.679
TAP
TAP
September
TAP
5.679
TAP
TAP
Oktober 2005
TAP
5.682
TAP
TAP
November
TAP
5.682
TAP
TAP
Desember 2005
TAP
5.682
TAP
TAP
Januari 2006
TAP
5.682
TAP
TAP
Februari 2006
TAP
5.682
TAP
TAP
Maret 2006
TAP
5.682
TAP
TAP
2005
2005
Sumber : diolah dari Tabel 3 dan 8. Keterangan : TAP = Tidak Ada Pesanan
Berdasarkan hasil perhitungan nilai harga pokok produk pintu ram kotak pada Tabel 19, diperoleh informasi bahwa nilai harga pokok rata-rata produk pintu ram kotak pada waktu sebelum terjadinya kenaikan harga BBM adalah Rp 163.695. Nilai harga pokok setelah kenaikan harga BBM tidak dapat dihitung karena disepanjang bulan Oktober 2005-Maret 2006 (waktu sesudah terjadinya kenaikan harga BBM) tidak terdapat pesanan untuk produk pintu ram kotak.
42
Tabel 20 Nilai harga pokok produk pintu ram panel (Rp/m²) Total Biaya Variabel (Rp/Bulan)
Harga Pokok (Rp/Bulan/m²)
7.950
TAP
TAP
TAP
7.950
TAP
TAP
TAP
7.950
TAP
TAP
Bulan
Satuan (m²)
April 2005
TAP
Mei 2005 Juni 2005 Juli 2005 Agustus 2005 September
2,38 TAP 2,89
Total Biaya Tetap (Rp/Bulan)
18.923 7.950
488.861 TAP
22.977
213.355 TAP
590.064
212.125
2005 Oktober 2005
TAP
7.953
TAP
TAP
November
TAP
7.953
TAP
TAP
Desember 2005
TAP
7.953
TAP
TAP
Januari 2006
TAP
7.953
TAP
TAP
Februari 2006
TAP
7.953
TAP
TAP
Maret 2006
TAP
7.953
TAP
TAP
2005
Sumber : diolah dari Tabel 3 dan 9. Keterangan : TAP = Tidak Ada Pesanan
Berdasarkan hasil perhitungan nilai harga pokok produk pintu ram panel pada Tabel 20, diperoleh informasi bahwa nilai harga pokok rata-rata produk pintu ram panel pada waktu sebelum terjadinya kenaikan harga BBM adalah Rp 212.740. Nilai harga pokok setelah kenaikan harga BBM tidak dapat dihitung karena disepanjang bulan Oktober 2005-Maret 2006 (waktu sesudah terjadinya kenaikan harga BBM) tidak terdapat pesanan untuk produk pintu ram panel.
43
Tabel 21 Nilai harga pokok produk pintu ram polos (Rp/m²) Bulan
Satuan (m²)
Total Biaya Tetap (Rp/Bulan)
Total Biaya Variabel (Rp/Bulan)
Harga Pokok (Rp/Bulan/m²)
April 2005
3,88
44.069
1.042.166
279.957
Mei 2005
36,80
417.971
9.967.866
282.224
Juni 2005
9,21
104.607
2.511.149
284.013
Juli 2005
2,83
32.143
769.110
283.129
Agustus 2005
33,93
385.374
9.204.935
282.650
September
3,49
39.640
957.327
285.664
1,77
20.104
480.743
282.965
2005 Oktober 2005 November
TAP
11.361
TAP
TAP
2005 Desember 2005
12,66
143.791
3.435.416
282.718
Januari 2006
10,76
122.211
3.002.664
290.415
Februari 2006
3,41
38.730
927.678
283.405
Maret 2006
TAP
11.361
TAP
TAP
Sumber :diolah dari Tabel 3 dan 10. Keterangan : TAP = Tidak Ada Pesanan
Berdasarkan hasil perhitungan nilai harga pokok produk pintu ram polos pada Tabel 21, diperoleh informasi bahwa nilai harga pokok rata-rata produk pintu ram polos sesudah kenaikan harga BBM mengalami peningkatan sebesar 0,7%. Nilai harga pokok rata-rata produk pintu ram polos sebelum kenaikan BBM sebesar Rp 282.940 per unit dan nilai harga pokok rata-rata produk pintu ram polos sesudah kenaikan BBM adalah sebesar Rp 284.876 per unit.
44
Tabel 22 Nilai harga pokok produk jendela ram kotak besar (Rp/m²) Bulan
Satuan (m²)
April 2005
TAP
Total Biaya Tetap (Rp/Bulan) 4.543
Total Biaya Variabel (Rp/Bulan)
Harga Pokok (Rp/Bulan/m²)
TAP
TAP
Mei 2005
16,91
76.825
3.585.617
216.585
Juni 2005
2,14
9.723
459.652
219.334
Juli 2005
21,42
97.315
4.716.559
224.737
Agustus 2005
TAP
4.543
TAP
TAP
September
TAP
4.543
TAP
TAP
Oktober 2005
TAP
4.545
TAP
TAP
November
TAP
4.545
TAP
TAP
TAP
4.545
TAP
TAP
2005
2005 Desember 2005 Januari 2006
19,51
88.638
4.419.931
231.091
Februari 2006
17,26
78.415
3.869.270
228.719
Maret 2006
1,14
5.179
268.096
239.714
Sumber : diolah dari Tabel 4 dan 11. Keterangan : TAP = Tidak Ada Pesanan.
Berdasarkan hasil perhitungan nilai harga pokok produk jendela ram kotak besar pada Tabel 22, diperoleh informasi bahwa nilai harga pokok rata-rata produk jendela ram kotak besar sesudah kenaikan harga BBM mengalami peningkatan sebesar 5,9%. Nilai harga pokok rata-rata produk jendela ram kotak besar sebelum kenaikan BBM sebesar Rp 220.219 per unit dan nilai harga pokok rata-rata produk jendela ram kotak besar sesudah kenaikan BBM adalah sebesar Rp 233.175 per unit.
45
Tabel 23 Nilai harga pokok produk jendela ram kori besar (Rp/m²) Bulan
Satuan (m²)
April 2005
TAP
Mei 2005 Juni 2005
118,05 TAP
Total Biaya Tetap (Rp/Bulan) 4.544 536.320 4.544
Total Biaya Variabel (Rp/Bulan)
Harga Pokok (Rp/Bulan/m²)
TAP
TAP
25.303.829 TAP
218.892 TAP
Juli 2005
1,78
8.087
374.121
214.724
Agustus 2005
19,88
90.318
4.225.324
217.085
September
1,16
5.271
249.585
219.703
1,06
4.816
233.367
224.700
2005 Oktober 2005 November
TAP
4.546
TAP
TAP
2005 Desember 2005
13,13
59.652
2.903.205
225.656
Januari 2006
0,67
3.044
155.030
235.931
Februari 2006
4,95
22.489
1.076.081
221.933
Maret 2006
19,98
90.772
4.299.582
219.737
Sumber : diolah dari Tabel 4 dan 12. Keterangan : TAP = Tidak Ada Pesanan.
Berdasarkan hasil perhitungan nilai harga pokok produk jendela ram kori besar pada Tabel 23, diperoleh informasi bahwa nilai harga pokok rata-rata produk jendela ram kori besar sesudah kenaikan harga BBM mengalami peningkatan sebesar 3,68%. Nilai harga pokok rata-rata produk jendela ram kori besar sebelum kenaikan BBM sebesar Rp 217.601 per unit dan nilai harga pokok rata-rata produk jendela ram kori besar sesudah kenaikan BBM adalah sebesar Rp 225.591 per unit.
46
Tabel 24 Nilai harga pokok produk jendela ram polos besar (Rp/m²) Bulan
Satuan (m²)
Total Biaya Tetap (Rp/Bulan)
Total Biaya Variabel (Rp/Bulan)
Harga Pokok (Rp/Bulan/m²)
April 2005
27,47
124.801
6.299.947
233.882
Mei 2005
75,77
344.235
16.836.411
226.748
Juni 2005
55,85
253.736
12.370.199
226.033
Juli 2005
8,52
38.708
1.898.647
227.390
Agustus 2005
118,17
536.865
25.924.198
223.924
September
50,07
227.476
11.062.259
225.479
20,97
95.271
4.817.132
234.259
2005 Oktober 2005 November
TAP
4.546
TAP
TAP
2005 Desember 2005
56,08
254.780
12.673.921
230.540
Januari 2006
64,18
291.580
14.075.759
223.860
Februari 2006
6,02
27.350
1.408.428
238.502
Maret 2006
11,10
50.430
2.523.424
231.879
Sumber : diolah dari Tabel 4 dan 13. Keterangan : TAP = Tidak Ada Pesanan.
Berdasarkan hasil perhitungan nilai harga pokok produk jendela ram polos besar pada Tabel 24, diperoleh informasi bahwa nilai harga pokok rata-rata produk jendela ram polos besar sesudah kenaikan harga BBM mengalami peningkatan sebesar 2,1%. Nilai harga pokok rata-rata produk jendela ram polos besar sebelum kenaikan BBM sebesar Rp 227.243 per unit dan nilai harga pokok rata-rata produk jendela ram polos besar sesudah kenaikan BBM adalah sebesar Rp 231.808 per unit.
47
Tabel 25 Nilai harga pokok produk jendela ram kotak kecil (Rp/m²) Total Biaya Variabel (Rp/Bulan)
Harga Pokok (Rp/Bulan/m²)
4.544
TAP
TAP
TAP
4.544
TAP
TAP
TAP
4.544
TAP
TAP
Bulan
Satuan (m²)
April 2005
TAP
Mei 2005 Juni 2005 Juli 2005
1,31
Total Biaya Tetap (Rp/Bulan)
5.952
283.160
220.696
Agustus 2005
TAP
4.544
TAP
TAP
September
TAP
4.544
TAP
TAP
2005 Oktober 2005 November
0,95
4.316
170.503
184.020
TAP
4.546
TAP
TAP
TAP
4.546
TAP
TAP
2005 Desember 2005 Januari 2006
3,03
13.766
532.191
180.183
Februari 2006
4,04
18.355
750.486
190.307
Maret 2006
0.34
1.545
79.965
239.735
Sumber :diolah dari Tabel 4 dan 14. Keterangan : TAP = Tidak Ada Pesanan.
Berdasarkan hasil perhitungan nilai harga pokok produk jendela ram kotak kecil pada Tabel 25, diperoleh informasi bahwa nilai harga pokok produk jendela ram kotak kecil sesudah kenaikan harga BBM mengalami peningkatan sebesar 8,63%. Nilai harga pokok produk jendela ram kotak kecil sebelum kenaikan BBM sebesar Rp 220.696 per unit dan nilai harga pokok produk jendela ram polos besar yang tertinggi sesudah terjadinya kenaikan harga BBM adalah sebesar Rp 239.735 per unit.
48
Tabel 26 Nilai harga pokok produk jendela ram polos kecil (Rp/m²) Bulan
Satuan (m²)
Total Biaya Tetap (Rp/Bulan)
Total Biaya Variabel (Rp/Bulan)
Harga Pokok (Rp/Bulan/m²)
April 2005
7,69
34.937
1.348.795
179.940
Mei 2005
11,25
51.111
1.990.409
181.468
Juni 2005
TAP
4.544
TAP
TAP
Juli 2005
1,03
4.680
217.958
216.153
Agustus 2005
18,65
84.730
3.239.523
178.245
September
13,80
62.696
2.283.724
170.031
2005 Oktober 2005
TAP
4.546
TAP
TAP
November
TAP
4.546
TAP
TAP
2005 Desember 2005
3.02
13.720
674.573
227.911
Januari 2006
TAP
4.546
TAP
TAP
Februari 2006
TAP
4.546
TAP
TAP
Maret 2006
1.86
8.451
397.995
218.520
Sumber : diolah dari Tabel 4 dan 15. Keterangan : TAP = Tidak Ada Pesanan.
Berdasarkan hasil perhitungan nilai harga pokok produk jendela ram polos kecil pada Tabel 26, diperoleh informasi bahwa nilai harga pokok rata-rata produk jendela ram polos kecil sesudah kenaikan harga BBM mengalami peningkatan sebesar 20,55%. Nilai harga pokok rata-rata produk jendela ram polos kecil sebelum kenaikan BBM sebesar Rp 185.167 per unit dan nilai harga pokok rata-rata produk jendela ram polos kecil sesudah terjadinya kenaikan harga BBM adalah sebesar Rp 223.216 per unit.
49
Jumlah permintaan ( Metode Deskriptif ) Data jumlah permintaan masing-masing produk kayu olahan jenis Kamper Samarinda Oven enam bulan sebelum dan enam bulan sesudah terjadinya kenaikan harga BBM pada tanggal 1 Oktober 2005 disajikan dalam Tabel 27-29 berikut ini. Tabel 27 Jumlah permintaan produk kusen periode April 2005-September 2005 (sebelum kenaikan harga BBM) dan jumlah permintaan kusen periode Oktober 2005-Maret 2006 (sesudah kenaikan harga BBM) April 2005–September 2005 ( m³ ) 5,48
Oktober 2005–Maret 2006 ( m³ ) 1,78
14,15
1,14
5,93
8,48
0,88
4,62
10,69
2,13
9,28
1,59
Sumber : diolah dari Lampiran 3
Berdasarkan hasil perhitungan perubahan nilai jumlah pesanan produk kusen pada Tabel 27, dapat diperoleh informasi bahwa permintaan pesanan produk kusen pada waktu sesudah terjadinya kenaikan harga BBM mengalami penurunan sebesar 57,46%. Permintaan pesanan produk kusen sebelum kenaikan harga BBM adalah sebesar 46,41 m³ dan permintaan pesanan produk kusen sesudah terjadinya kenaikan harga BBM menurun menjadi sebesar 19,74 m³.
50
Tabel 28 Jumlah permintaan produk pintu periode April 2005–September 2005 (sebelum kenaikan harga BBM) dan jumlah permintaan pintu periode Oktober 2005–Maret 2006 (sesudah kenaikan harga BBM) April 2005–September 2005 ( unit )
Oktober 2005–Maret 2006 ( unit )
11
16
71
2
45
42
18
48
70
19
46
12
Sumber : diolah dari Lampiran 4.
Berdasarkan hasil perhitungan perubahan nilai jumlah pesanan produk pintu pada Tabel 28, dapat diperoleh informasi bahwa permintaan pesanan produk pintu pada waktu sesudah terjadinya kenaikan harga BBM mengalami penurunan sebesar 46,74%. Permintaan pesanan produk pintu sebelum kenaikan harga BBM adalah sebanyak 261 unit dan permintaan pesanan produk pintu sesudah terjadinya kenaikan harga BBM menurun menjadi hanya sebanyak 139 unit. Tabel 29 Jumlah permintaan produk jendela periode April 2005–September 2005 (sebelum kenaikan harga BBM) dan jumlah permintaan jendela periode Oktober 2005–Maret 2006 (sesudah kenaikan harga BBM) April 2005–September 2005 ( unit )
Oktober 2005–Maret 2006 ( unit )
71
33
254
0
65
94
53
89
201
52
98
40
Sumber : diolah dari Lampiran 5
Berdasarkan hasil perhitungan perubahan nilai jumlah pesanan produk jendela pada Tabel 29, dapat diperoleh informasi bahwa permintaan pesanan produk jendela
51
pada waktu sesudah terjadinya kenaikan harga BBM mengalami penurunan sebesar 58,82%. Permintaan pesanan produk jendela sebelum kenaikan harga BBM adalah sebanyak 748 unit dan permintaan pesanan produk jendela sesudah terjadinya kenaikan harga BBM menurun menjadi hanya sebanyak 308 unit.
Pembahasan Biaya Perhitungan pemakaian bahan baku utama untuk pembuatan kusen digunakan satuan meter kubik (m³). CV Sinar Bogor dalam pembuatan pintu mempunyai lima model produk yaitu pintu panel, pintu kori, pintu ram kotak, pintu ram panel dan pintu ram polos. Model pintu ram adalah model pintu kombinasi. Pesanan tertinggi dimiliki oleh model pintu panel/solid. Perhitungan pemakaian bahan baku utama pembuatan pintu menggunakan satuan meter persegi (m²). CV Sinar Bogor dalam pembuatan jendela mempunyai enam model yaitu jendela ram kotak, jendela ram kori, jendela ram polos, jendela ram kotak kecil, jendela ram kori kecil dan jendela ram polos kecil. Namun untuk model jendela ram kori kecil tidak dibahas dalam penelitian ini karena tidak ada pesanan.
Ukuran biaya pemakaian kayu produk
jendela adalah m². Berdasarkan kelima model jendela tersebut, model jendela ram polos besar merupakan produk yang paling banyak dipesan oleh konsumen. Macammacam model kusen, pintu dan jendela yang dapat dipesan di CV Sinar Bogor dapat dilihat pada Lampiran 12, Lampiran 13, dan Lampiran 14. Dari hasil perhitungan biaya yang disajikan pada Tabel 2–Tabel 15, biaya tetap jumlahnya lebih kecil dari biaya variabel. Hal ini disebabkan karena pada biaya variabel terdapat biaya bahan baku yang nilainya cukup tinggi dan sering mengalami peningkatan, serta biaya bahan pembantu, biaya tenaga kerja langsung, biaya transportasi, biaya pemeliharaan alat, dan biaya lainnya yang nilainya akan semakin besar seiring meningkatnya jumlah produksi pesanan pada perusahaan. Pada waktu sesudah kenaikan harga BBM per 1 Oktober 2005 tidak semua jenis biaya tetap dan biaya variabel yang mengalami perubahan. Jenis biaya tetap yang tidak mengalami perubahan adalah upah tenaga tetap dan biaya penyusutan, sedangkan jenis biaya
52
tetap yang mengalami perubahan adalah biaya listrik perusahaan. Perubahan nilai biaya tetap akibat kenaikan tarif listrik untuk produk kusen adalah sebesar 0,07%, sedangkan untuk produk pintu dan jendela, perubahan biaya tetap hanya sebesar 0,02%. Kenaikan nilai biaya tetap yang kecil ini merupakan salah satu upaya perusahaan untuk menekan biaya tetap, yaitu dengan mengurangi pemakaian listrik sebesar setengah dari kapasitas listrik yang dimiliki perusahaan. Selain itu, kebijakan kenaikan harga BBM tidak secara otomatis mendorong PLN (Perusahaan Listrik Negara) menaikan harga listrik pada saat yang sama, sehingga peningkatan biaya menjadi kecil. Jumlah pembebanan biaya tetap tiap produk pesanan setiap bulannya diperoleh dari data perusahaan CV Sinar Bogor. Berdasarkan uji t-student terhadap nilai rataan biaya tetap produk kusen, dapat diketahui bahwa nilai rata-rata biaya tetap sesudah terjadinya kenaikan harga BBM tidak lebih besar dari sebelum kenaikan harga BBM. Jenis biaya variabel yang tidak mengalami perubahan adalah biaya pembayaran upah tenaga langsung, sedangkan jenis biaya variabel yang lainnya mengalami peningkatan harga. peningkatan 0,72%-17,40%.
Biaya variabel per unit produk mengalami
Kenaikan nilai biaya variabel produk kayu olahan
mengalami peningkatan tertinggi pada sepanjang bulan Januari 2006-Maret 2006. Hal ini disebabkan oleh penetapan kebijakan harga barang dan jasa yang baru oleh produsen, sebagai penyesuaian terhadap kenaikan harga BBM yang dilakukan secara bertahap.
Selain itu perusahaan pun banyak melakukan pergantian spare parts
terhadap mesin-mesin yang mengalami aus akibat dari proses pengerjaan pesanan yang meningkat menjelang dan pada awal tahun yang baru.
Harga Pokok Dari hasil perhitungan harga pokok yang disajikan dalam Tabel 16–Tabel 26, diperoleh nilai harga pokok terendah untuk masing–masing produk pesanan yaitu kusen pada bulan Juli 2005 sebesar Rp 4.436.623; pintu panel pada bulan April 2005 sebesar Rp 296.682; pintu kori pada bulan April 2005 sebesar Rp 299.557; pintu ram kotak pada bulan Mei 2005 sebesar Rp 157.457; pintu ram panel pada bulan September 2005 sebesar Rp 212.125; pintu ram polos pada bulan April 2005 sebesar
53
Rp 279.957; jendela ram kotak besar pada bulan Mei 2005 sebesar Rp 216.585; jendela ram kori besar pada bulan Juli 2005 sebesar Rp 214.724; jendela ram polos besar pada bulan Januari 2006 sebesar Rp 223.860; jendela ram kotak kecil pada bulan Januari 2006 sebesar Rp 180.183; jendela ram polos kecil pada bulan September 2005 sebesar Rp 170.031. Hal tersebut disebabkan karena pada bulan April 2005–September 2005 adalah waktu sebelum ditetapkannya kenaikan harga BBM pada tanggal 1 Oktober 2005, sehingga nilai biaya variabel per unit masih lebih rendah apabila dibandingkan dengan bulan sesudah waktu ditetapkannya kenaikan harga BBM. Sementara itu untuk produk jendela ram polos besar dan jendela ram kotak kecil, harga pokok terendah terjadi pada bulan Januari 2006, hal ini disebabkan karena di dalam proses pengerjaannya perusahaan melakukan penghematan pada penggunaan bahan pembantu kedua jenis produk tersebut sehingga nilai biaya variabel dapat ditekan. Nilai harga pokok tertinggi dari masing–masing produk pesanan yaitu kusen pada bulan Februari 2006 sebesar Rp 5.683.507; pintu panel pada bulan Maret 2006 sebesar Rp 307.957; pintu kori pada bulan Juli 2005 sebesar Rp 308.149; pintu ram kotak pada bulan Juni dan Juli 2005 sebesar Rp 166.814; pintu ram panel pada bulan Juli 2005 sebesar Rp 213.355; pintu ram polos pada bulan Januari 2006 sebesar Rp 290.415; jendela ram kotak besar pada bulan Maret 2006 sebesar Rp 239.714; jendela ram kori besar pada bulan Januari 2006 sebesar Rp 235.931; jendela ram polos besar pada bulan Februari 2006 sebesar Rp 238.502; jendela ram kotak kecil pada bulan Maret 2006 sebesar Rp 239.735 dan jendela ram polos kecil pada bulan Desember 2005 sebesar Rp 227.911. Tingginya harga pokok pada bulan Desember 2005–Maret 2006 terjadi karena tingkat harga biaya bahan baku, biaya transportasi, biaya pemeliharaan alat, biaya bahan pendukung, dan biaya lain pada saat itu telah mengalami kenaikan yang tinggi . Sementara perusahaan harus tetap membeli semua kebutuhan tersebut karena jumlah pesanan yang meningkat pada periode Desember 2005–Maret 2006 terutama untuk produk pesanan kusen, pintu panel dan jendela ram polos besar. Sementara itu harga pokok tertinggi untuk produk pintu kori, pintu ram kotak dan pintu ram panel yang terjadi pada bulan Juni 2005–Juli 2005 disebabkan
54
karena pada sepanjang bulan Oktober 2005–Maret 2006 tidak terdapat pesanan untuk ketiga jenis produk pintu tersebut, sehingga tidak dapat diketahui nilai dari harga pokok setelah terjadinya kenaikan harga BBM. Namun pada saat itu tetap terdapat nilai biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan, yaitu biaya tetap dari ketiga jenis produk pintu tersebut yang masing-masing besarnya Rp 11.543 per bulan untuk produk pintu kori, Rp 5.682 per bulan untuk produk pintu ram kotak, dan Rp 7.953 per bulan untuk produk pintu ram panel. Harga pokok waktu sebelum terjadinya kenaikan harga BBM rata–rata lebih rendah apabila dibandingkan dengan sesudah terjadinya kenaikan harga BBM. Kenaikan harga BBM membuat harga pokok pada perusahaan CV Sinar Bogor meningkat sebesar 0,70 %-20,55 %. Hal ini disebabkan karena setelah harga BBM naik, biaya produksi meningkat seiring dengan melonjaknya harga hampir semua barang dan jasa yang menjadi input bagi proses produksi pembuatan kusen, pintu dan jendela. Kenyataan ini seperti yang ditulis oleh Zamroni (2003), bahwa dampak penghapusan subsidi BBM akan mempengaruhi produksi yang ada di masyarakat. Dampak penghapusan subsidi BBM akan berpengaruh pada biaya produksi, baik berupa peningkatan biaya BBM, maupun secara tidak langsung berupa meningkatnya biaya transportasi. Kenaikan harga BBM sekecil apapun pasti memberikan dampak terhadap transportasi yang mengakibatkan produsen menaikan harga barang. Nugroho (2005) menyatakan bahwa kenaikan bahan bakar minyak akan mendorong harga barang lain untuk meningkat karena bahan bakar minyak digunakan sebagai input produksi barang-barang lain, sehingga ketika harga minyak naik biaya produksi juga ikut naik.
Jumlah Permintaan ( Metode Deskriptif ) Penyajian data dengan menggunakan Metode Analisis Statistika Deskriptif, memberikan informasi bahwa adanya kebijakan kenaikan harga BBM pada tanggal 1 Oktober 2005 berdampak terhadap penurunan jumlah permintaan kayu olahan kusen, pintu, dan jendela jenis Kamper Samarinda Oven di CV. Sinar Bogor. Hal ini seperti yang ditulis Zamroni (2003) dalam bukunya, bahwa pengurangan subsidi BBM akan
55
berpengaruh langsung pada pola konsumsi BBM maupun konsumsi barang lain. Naiknya harga BBM akan menurunkan daya beli konsumen yang pada akhirnya berimbas pada menurunnya omset penjualan. Di dalam teori Ilmu Ekonomi Mikro dinyatakan bahwa kenaikan harga menyebabkan konsumen mencari barang lain yang dapat digunakan sebagai pengganti ke atas barang yang mengalami
kenaikan harga.
Kayu olahan jenis
Kamper Samarinda Oven dapat dikategorikan sebagai barang substitusi. Kenaikan harga pokok kayu olahan jenis Kamper Samarinda Oven membuat konsumen beralih pada jenis kayu lain yang harganya lebih murah. Kemajuan teknologi pengolahan kayu saat ini, membuat banyak kayu olahan selain jenis Kamper Samarinda Oven yang memiliki kualitas tinggi dengan harga yang lebih terjangkau. Tabel 27-Tabel 29 menunjukkan bahwa pada bulan Juli 2005, yaitu waktu sebelum ditetapkannya kenaikan harga BBM tanggal 1 Oktober 2005, terjadi jumlah permintaan produk kusen, pintu, dan jendela yang paling rendah. Hal ini disebabkan oleh adanya waktu libur panjang sekolah dan menjelang tahun ajaran baru, sehingga konsumen cenderung untuk menganggarkan pendapatannya untuk kebutuhan biaya pendidikan terlebih dahulu dibandingkan untuk membeli produk kayu olahan. Hal ini seperti yang ditulis oleh Sukwiaty (2005), bahwa barang yang mempunyai intensitas kebutuhan yang tinggi, maka permintaannya akan lebih tinggi dibanding barang lainnya. Sementara itu pada bulan Desember 2005, jumlah permintaan produk kusen, pintu, dan jendela kembali mengalami peningkatan jumlah permintaan yang masingmasing mencapai 86,6%; 95,23%; dan 100%. Kenaikan jumlah permintaan sebesar 100% dikarenakan pada bulan November 2005 tidak terdapat pesanan untuk produk jendela. Hal ini merupakan tradisi di perusahaan bahwa di saat menjelang akhir dan awal tahun baru, jumlah permintaan cenderung meningkat. Konsumen memiliki kecenderungan untuk merenovasi rumah pada saat menjelang pergantian tahun. Jumlah permintaan yang paling rendah sesudah kenaikan harga BBM terjadi pada bulan November 2005.
Kenaikan harga BBM ini mempengaruhi harga barang-
barang di pasar menjadi lebih tinggi dari sebelumnya.
Bulan November 2005
merupakan waktu ketika konsumen merasakan dampak terbesarnya, sehingga
56
konsumen
cenderung
untuk
menahan
pengeluaran
karena
mereka
harus
menyesuaikan kebutuhan mereka dengan nilai pendapatan riel yang baru. Di dalam teori ilmu mikroekonomi disebutkan bahwa kenaikan harga menyebabkan pendapatan riel para pembeli berkurang.
Pendapatan yang merosot tersebut memaksa para
pembeli untuk mengurangi pembeliannya ke berbagai jenis barang, dan terutama ke atas barang yang mengalami kenaikan harga. Selain itu, pada bulan November 2005 adalah waktu perayaan hari raya Lebaran, sehingga sebagian besar konsumen mengalokasikan dana mereka untuk persiapan menyambut hari raya tersebut. Dari ketiga tabel tersebut dapat diketahui bahwa di bulan Mei 2005, jumlah permintaan untuk ketiga produk kayu olahan tersebut mengalami kenaikan yang tinggi.
Hal tersebut disebabkan adanya sebuah perusahaan yang melakukan
pemesanan untuk ketiga jenis produk kayu olahan tersebut dalam jumlah yang besar, sehingga jumlah permintaan meningkat tajam. Segmen pasar perusahaan CV Sinar Bogor adalah golongan masyarakat menengah ke atas. Dampak terbesar dari kenaikan harga BBM terhadap daya beli mereka akan produk kayu olahan berlangsung dalam jangka waktu yang pendek. Bustanuddin juga menjelaskan bahwa bagi masyarakat kelas menengah ke atas, kenaikan harga barang dan jasa tidak akan mengubah pola hidup mereka. Sebentar mereka mungkin terkejut. berubah.
Tapi mereka akan berupaya agar gaya hidup tidak
Keluhan masyarakat menghadapi kenaikan harga BBM memang
kontradiktif antara kelas menengah ke atas dengan rakyat miskin. Rakyat miskin mengeluh dengan kenaikan harga BBM karena makin sulit memenuhi kebutuhan pokok berupa sandang, pangan, dan papan. Sementara rakyat kelas menengah ke atas, berpikir soal penampilan, gengsi, dan segala kebutuhan tertiernya*).
*) Harian Bisnis Indonesia : 7, tanggal 4 Oktober 2005. Puasa, harga BBM, dan pertumbuhan ekonomi.
57
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Kebijakan kenaikan harga BBM pada tanggal 1 Oktober 2005 terbukti meningkatkan harga pokok produk kayu olahan kusen, pintu dan jendela dan menurunkan jumlah permintaan kusen, pintu dan jendela pada perusahaan pengolahan kayu CV Sinar Bogor. Produk yang mengalami peningkatan harga pokok terbesar adalah jendela ram polos kecil sebesar 20,55% dan untuk produk kusen meningkat sebesar 14,20%. Peningkatan harga pokok disebabkan karena hampir semua komponen biaya variabel mengalami kenaikan yang tinggi akibat kenaikan harga BBM tersebut. Sementara komponen biaya tetap relatif stabil. Biaya variabel per unit produk mengalami peningkatan 0,72%-17,40% dan biaya tetap per unit produk mengalami peningkatan sebesar 0,02%-0,07%. 2. Kenaikan harga BBM menyebabkan turunnya permintaan produk kusen, pintu, dan jendela jenis Kamper Samarinda Oven di CV Sinar Bogor. Penurunan permintaan rata-rata produk jendela sebesar 58,82%, kemudian produk kusen sebesar 57,46% dan pintu sebesar 46,74%. Dampak terbesar terjadi pada bulan November 2005. Jumlah permintaan pada bulan tersebut menurun drastis, bahkan produk jendela tidak terdapat permintaan sama sekali. Pada bulan Desember 2005 jumlah permintaan produk kusen, pintu, dan jendela kembali mengalami peningkatan jumlah permintaan yang masing-masing mencapai 86,6%; 95,23%; dan 100%.
Saran 1. Perusahaan harus lebih memperhatikan kembali biaya yang benar–benar perlu dikeluarkan dalam memproduksi produk kayu olahan. 2. Perusahaan harus memperhatikan nilai perubahan harga semua komponen yang diperlukan, sehingga apabila ada perubahan pihak perusahaan dapat segera merevisi biaya yang sudah ada sebelumnya.
58
3.
Di dalam menentukan kebijakan harga jual berdasarkan harga pokok yang diperoleh, sebaiknya perusahaan telah memperhitungkan kemungkinan terjadinya kenaikan BBM di masa yang akan datang karena harga BBM yang selalu berfluktuasi pada saat ini sehingga perusahaan tetap dapat bertahan tanpa mengalami kerugian yang besar.
4. Karena perusahaan telah mempunyai pelanggan, maka kebiasaan dalam masyarakat ini dapat dijadikan sebagai ide bagi kebutuhan untuk meningkatkan produk sedemikian rupa, sampai memenuhi segala keinginan konsumen, sehingga perusahaan
tetap
dapat
mempertahankan
bahkan
meningkatkan
jumlah
permintaan pada masa mendatang. 5. Perusahaan sebaiknya harus dapat mengikuti berbagai perubahan yang cepat dalam hal penganekaragaman produk dan pasar, persaingan dalam harga, kualitas maupun pencarian tenaga kerja terampil.
59
DAFTAR PUSTAKA Antaatmadja S. 1975. Pedoman Perhitungan Harga Pokok Rumah Prafabrik. Bogor: Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian. Arsyad
L. 1998. Ekonomi Manajerial (Ekonomi Manajemen Bisnis). Ed ke-3. Yogyakarta: BPFE.
Mikro
Terapan
Untuk
Bisnis Indonesia (4 Oktober 2005). Puasa, harga BBM, dan pertumbuhan ekonomi. Bisnis Indonesia (6 Oktober 2005). Hidup kian prihatin. -------------------- (10 Oktober 2005). Cek kosong itu bernama subsidi BBM. -------------------- (13 Oktober 2005). Ekspor kayu lapis bakal anjlok 50%. Downey DW, Erickson SP. 1989. Manajemen Agribisnis. Ed ke-2. Alih bahasa oleh Tim Penerjemah Penerbit Erlangga. Jakarta: Erlangga. Garrison RH. 1997. Akuntansi Manajemen: Konsep untuk perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan. Jilid 1. Alih bahasa oleh Drs. Kusnedi. Bandung: Penerbit ITB. Horngren CT, et al. 2003. Cost Accounting (A Managerial Emphasis). Eleventh Edition. New Jersey: Pearson Education, Inc. Horngren CT, Harrison Jr WT. 1993. AKUNTANSI – BUKU DUA. Alih bahasa oleh Setio AD, dkk. Jakarta: Salemba Empat. Martawijaya, et al. 1981. ATLAS KAYU INDONESIA (JILID I). Bogor: Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Mulyadi. 1997. Akuntansi Manajemen (Konsep, Manfaat, dan Rekayasa). Yogyakarta: Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN. Nafarin M. 2004. Penganggaran Perusahaan. Jakarta: Salemba Empat. Nugroho B. 2002. ANALISIS BIAYA PROYEK KEHUTANAN. Bogor: YPFK. Nugroho CW. 2005. Analisis Pengaruh Harga Bahan Bakar Minyak Terhadap Tingkat Inflasi di Indonesia. Departemen Ilmu Ekonomi. Fakultas Ekonomi Manajemen. Bogor : Institut Pertanian Bogor. Rony H. 1990. AKUNTANSI BIAYA. Jakarta: LPFE-UI.
60
Smith JM, Skousen KF. 1987. Intermediate Accounting (Comprehensive Volume). 9th Edition. Alih bahasa oleh Tim Penerjemah Penerbit Erlangga. Jakarta: Erlangga. Soeharto I. 2001. MANAJEMEN PROYEK Operasional). Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
(Dari
Konseptual
Sampai
Stoner JAF, Freeman RE. 1994. MANAJEMEN. Fifth Edition. Alih bahasa oleh Wilhelmus. W. B dan Drs. Benyamin Molan. Jakarta: Intermedia. Sukirno S. 1997. Pengantar Teori Miroekonomi. Jakarta: RajaGrafindo Persada. Sukwiaty. 2005. Ekonomi. Bandung : Yudhistira. Supranto J. 2004. STATISTIK (Teori Dan Aplikasi). Edisi ke-5. Jakarta: Erlangga. Suwatno, Rasto. 2003. Manajemen Perusahaan (Suatu Pendekatan Operatif dan Sistem Informasi). Bandung: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Tjahjono A, Sulastiningsih. 2003. AKUNTANSI Pengantar (Pendekatan Terpadu– Buku 1). Jakarta: RajaGrafindo Persada. Walpole RE. 1995. PENGANTAR STATISTIKA. Edisi ke-3. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama www.bisnis.co.id Zamroni, et al. 2003. Dampak Pengurangan Subsidi BBM Terhadap Kondisi Ekonomi Masyarakat. Jakarta: P2E – LIPI.
62
Lampiran 1 Pemakaian Bahan Baku Produk Pintu pada CV Sinar Bogor Panel Jml
Bahan
Pesanan
baku
(Unit)
(m²)
April 2005
4
49,61
Mei 2005
41
65,53
Juni 2005
36
62,01
Bulan
Kori
RamKotak
Jml Pesanan
baku
(Unit)
(m²)
12.597.716
5
13,49
-
-
16.640.427
-
-
-
2
10,20
1.249.500
15.746.571
-
-
-
2
2,63
2
2,63
-
-
Rp
Rp
3.372.500
1.125.000
Jml
Bahan
pesanan
baku
(Unit)
(m²)
Ram Panel
Bahan
Juli 2005
5
7,98
2.026.410
4
4,5
Agustus 2005
47
87,27
22.160.995
-
-
-
September 2005
46
80,44
20.426.611
-
-
-
-
Oktober 2005
15
25,78
6.546.470
-
-
-
-
November 2005
2
3,53
896.395
-
-
-
-
Desember 2005
34
64,93
16.488.065
-
-
-
Januari 2006
42
80,18
20.360.589
-
-
Februari 2006
15
27,78
7.054.343
-
Maret 2006
12
19,46
4.941.595
-
RamPolos
Jml
Bahan
pesanan
baku
(Unit)
(m²)
-
-
-
2
3,88
931.200
-
-
-
24
36,80
8.832.000
322.175
-
-
-
7
9,21
2.210.400
322.175
Rp
-
Rp
416.500
Jml
Bahan
pesanan
baku
(Unit)
(m²)
Rp
1
2,38
-
-
-
-
-
1
2,89
3
3,49
837.600
-
-
-
-
-
1
1,77
424.800
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
7
12,66
3.038.400
-
-
-
-
-
-
-
10
10,76
2.582.400
-
-
-
-
-
-
-
-
2
3,41
818.400
-
-
-
-
-
-
-
-
-
505.750
2
2,83
679.200
23
33,93
8.143.200
-
-
63
Lampiran 2 Pemakaian Bahan Baku Produk Jendela pada CV Sinar Bogor Jml Bulan
Ram Kotak besar Bahan
Pesanan
baku
(Unit)
(m²) -
Jml Rp
April 2005
-
Mei 2005
13
16,91
3.127.905
-
Juni 2005
2
2,14
395.844
21,42
3.962.136
Ram Kori besar Bahan
Pesanan
baku
(Unit)
(m²)
Jml Rp
Ram Polos besar Bahan
Pesanan
baku
(Unit)
(m²)
Jml Rp
Ram Polos besar Bahan
Pesanan
baku
(Unit)
(m²)
Jml Rp
Ram Polos kecil Bahan
Pesanan
baku
(Unit)
(m²)
Rp
-
-
-
43
27,47
5.152.392
-
-
-
28
7,69
793.644
96
118,05
21.254.200
86
75,77
14.211.750
-
-
-
42
11,25
1.161.053
-
-
-
61
55,85
10.475.468
-
-
-
-
-
-
Juli 2005
27
1
1,78
320.478
10
8,52
1.598.049
8
1,31
131.757
6
1,03
106.301
Agustus 2005
-
-
-
14
19,88
3.579.276
114
118,17
22.164.477
-
-
-
66
18,65
1.924.767
September 2005
-
-
-
1
1,16
208.852
53
50,07
9.391.346
-
-
-
42
13,80
1.424.224
190.847
27
20,97
3.933.224
3
0,95
-
-
-
-
Oktober 2005
-
-
-
1
1,06
November 2005
-
-
-
-
-
-
-
-
-
95.549
-
-
-
-
-
-
-
Desember 2005
-
13
13,13
2.363.979
62
56,08
10.518.796
-
-
-
16
Januari 2006
26
19,51
3.608.836
1
0,67
120.630
50
64,18
12.037.879
9
3,03
304.751
-
-
3.02
311.678 -
Februari 2006
21
17,26
3.192.646
4
4.95
891.219
9
6,02
1.129.138
14
4,04
406.335
-
-
-
Maret 2006
2
1,14
210.870
14
19,98
3.597.280
13
11,10
2.081.965
2
0.34
34.197
9
1.86
191.961
60 Lampiran 3 Kebutuhan Bahan Baku Pembuatan Kusen pada CV Sinar Bogor Periode April 2005 – Maret 2006 Rp
Bulan
Jumlah dlm unit
April 2005
75
5,48
20.829.092
Mei 2005
253
14,15
53.770.000
Juni 2005
120
5,93
22.534.000
Juli 2005
10
0,88
3.344.000
Agustus 2005
128
10,69
43.829.000
September 2005
113
9,28
38.031.600
Oktober 2005
16
1,78
7.314.400
November 2005
9
1,14
4.678.100
Desember 2005
128
8,48
39.026.400
Januari 2006
55
4,62
21.714.000
Februari 2006
55
2,13
10.025.100
Maret 2006
30
1,59
7.473.000
m³
61
Lampiran 4 Pembayaran Upah Langsung Produk Pintu pada CV Sinar Bogor Periode April 2005 – Maret 2006 Bulan
Panel
Kori
Jumlah dalam
Ram Kotak
Jumlah m²
Rp
Unit
dalam
Ram Panel
Jumlah m²
Rp
Unit
dalam
Ram Polos
Jumlah m²
Rp
unit
dalam
Jumlah m²
Rp
unit
dalam
m²
Rp
unit
April 2005
4
49,61
1.389.080
5
13,49
404.700
-
-
-
-
-
-
2
3,88
69.840
Mei 2005
41
65,53
1.834.840
-
-
-
2
10,20
255.000
-
-
-
24
36,80
662.400
Juni 2005
36
62,01
1.736.280
-
-
Juli 2005
5
7,98
223.440
4
Agustus 2005
47
87,27
2.443.560
-
September 2005
46
80,44
2.252.320
Oktober 2005
15
25,78
November 2005
2
Desember 2005
-
2
2,63
65.750
-
-
-
7
9,21
165.780
135.000
2
2,63
65.750
1
2,38
52.360
2
2,83
50.940
-
-
-
-
-
-
-
-
23
33,93
610.740
-
-
-
-
-
-
1
2,89
63.580
3
3,49
62.820
721.840
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1
1,77
31.860
3,53
98.840
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
34
64,93
1.818.040
-
-
-
-
-
-
-
-
-
7
12,66
227.880
Januari 2006
42
80,18
2.245.040
-
-
-
-
-
-
-
-
-
10
10,76
193.680
Februari 2006
15
27,78
777.840
-
-
-
-
-
-
-
-
-
2
3,41
61.380
Maret 2006
12
19,46
544.880
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
4,5
62
Lampiran 5 Pembayaran Upah Langsung Produk Jendela pada CV Sinar Bogor periode April 2005 – Maret 2006 Ram Kotak besar Bulan
Ram Kori besar
Jumlah dalam
Ram Polos besar
Jumlah m²
Rp
unit
dalam
Jumlah m²
Rp
unit -
Ram Kotak kecil
dalam
Jumlah m²
Rp
unit
April 2005
-
-
-
-
Mei 2005
13
16,91
228.285
96
118,05
Juni 2005
2
2,14
28.890
-
-
Juli 2005
27
21,42
289.170
1
Agustus 2005
-
-
-
September 2005
-
-
Oktober 2005
-
November 2005
-
-
Ram Polos kecil
dalam
Jumlah m²
Rp
unit
dalam
m²
Rp
unit
43
27,47
412.050
-
-
-
28
7,69
84.590
86
75,77
1.136.550
-
-
-
42
11,25
123.750
-
61
55,85
837.750
-
-
-
-
-
-
1,78
35.600
10
8,52
127.800
8
6
1,03
11.330
14
19,88
397.600
114
118,17
1.772.550
-
-
-
66
18,65
205.150
-
1
1,16
23.200
53
50,07
751.050
-
-
-
42
13,80
151.800
-
-
1
1,06
21.200
27
20,97
314.550
3
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
2.361.000
1,31
0,95 -
17.685
12.825
-
-
-
-
-
-
-
-
16
Desember 2005
-
-
13
13,13
262.600
62
56,08
841.200
-
3.02
33.220
Januari 2006
26
19,51
263.385
1
0,67
13.400
50
64,18
962.700
9
3,03
40.905
-
-
-
Februari 2006
21
17,26
233.010
4
4.95
99.000
9
6,02
90.300
14
4,04
54.540
-
-
-
Maret 2006
2
1,14
15.390
14
19,98
399.600
13
11,10
166.500
2
0.34
4.590
9
1.86
20.460
63 Lampiran 6
Pembayaran Upah Langsung Pembuatan Kusen pada CV Sinar Bogor Periode April 2005 – Maret 2006
Bulan
Jml dalam unit
m³
Rp
April 2005
75
5,48
986.641
Mei 2005
253
14,15
2.547.000
Juni 2005
120
5,93
1.067.400
Juli 2005
10
0,88
158.400
Agustus 2005
128
10,69
1.924.200
September 2005
113
9,28
1.669.680
Oktober 2005
16
1,78
321.120
November 2005
9
1,14
205.380
Desember 2005
128
8,48
1.527.120
Januari 2006
55
4,62
831.600
Februari 2006
55
2,13
383.940
Maret 2006
30
1,59
286.200
64
Lampiran 7 Kebutuhan Bahan Baku Pendukung Pembuatan Produk Pintu pada CV Sinar Bogor Periode April 2005 – Maret 2006 Panel Bulan
Bahan baku (m²)
Kori
Lem
Paku
Amplas
(Rp)
(Rp)
(Rp)
Rp
Bahan baku
Lem
Paku
Amplas
(m²)
(Rp)
(Rp)
(Rp)
13,49
April 2005
49,61
71.229
19.448
11.161
101.838
Mei 2005
65,53
94.086
25.688
14.742
134.516
-
-
-
-
-
Juni 2005
62,01
89.032
24.309
13.950
127.291
-
-
-
-
-
Juli 2005
7,98
11.458
3.128
1.796
16.382
Agustus 2005
87,27
125.299
34.211
19.633
179.143
-
-
-
-
-
September 2005
80,44
115.493
31.534
18.096
165.123
-
-
-
-
-
Oktober 2005
25,78
37.014
10.106
5.800
52.920
-
-
-
-
-
November 2005
3,53
5.068
1.384
794
7.246
-
-
-
-
-
Desember 2005
64,93
93.224
25.453
14.607
133.284
-
-
-
-
-
Januari 2006
80,18
115.119
31.432
18.038
164.589
-
-
-
-
-
Februari 2006
27,78
39.885
10.890
6.250
57.025
-
-
-
-
-
Maret 2006
19,46
27.940
7.629
4.378
39.947
-
-
-
-
-
4,5
19.368
5.288
6.461
3.035
Rp
1.764
1.012
27.691
9.237
65
Lampiran 8 Kebutuhan Bahan Baku Pendukung Pembuatan Produk Pintu Pada CV Sinar Bogor Periode April 2005 – Maret 2006 (Lanjutan)
Ram Kotak Bulan
Bahan
Lem
Paku
Ram Panel
Amplas
Bhn
baku
Lem
Paku
Ram Polos
Amplas
Bahan
baku
Lem
Paku
Amplas
(Rp)
(Rp)
(Rp)
baku
(m²)
(Rp)
(Rp)
(Rp)
Rp
(m²)
(Rp)
(Rp)
(Rp)
Rp
April 2005
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
3,88
5.571
1.521
873
7.965
Mei 2005
10,20
7.323
1.999
1.148
10.470
-
-
-
-
-
36,80
52.836
14.426
8.279
75.541
Juni 2005
2,63
1.888
516
296
2.700
-
-
-
-
-
9,21
13.223
3.610
2.072
18.905
Juli 2005
2,63
1.888
516
296
2.700
2.392
654
3.421
2,83
4.063
1.110
637
5.810
-
-
33,93
48.715
13.301
7.633
69.649
2.905
793
4.154
3,49
5.011
1.369
785
7.165
399
3.635
Agustus 2005
-
-
-
-
-
September 2005
-
-
-
-
-
2,38 2,89
375 -
456
(m²)
2.542
Oktober 2005
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1,77
November 2005
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Desember 2005
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
12,66
18.177
4.963
2.848
25.988
Januari 2006
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
10,76
15.449
4.218
2.421
22.088
Februari 2006
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
3,41
4.896
1.337
767
7.000
Maret 2006
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
694
Rp
-
-
-
-
-
66
Lampiran 9 Kebutuhan Bahan Baku Pendukung Pembuatan Produk Jendela Pada CV Sinar Bogor Periode April 2005 – Maret 2006 Ram Kotak Besar
Ram Kori Besar
Bahan Bulan
Bahan
baku
Lem
Paku
Amplas
Total
baku
Lem
Paku
Amplas
Total
(m²)
(Rp)
(Rp)
(Rp)
(Rp)
(m²)
(Rp)
(Rp)
(Rp)
(Rp)
April 2005
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Mei 2005
16,91
9.711
2.652
1.522
13.885
Juni 2005
2,14
1.229
336
193
1.757
Juli 2005
21,42
12.302
3.359
1.928
17.588
Agustus 2005
-
-
-
-
September 2005
-
-
-
Oktober 2005
-
-
November 2005
-
Desember 2005
-
Januari 2006
19,51
Februari 2006 Maret 2006
118,05
67.796
18.510 -
10.622 -
96.928
-
-
-
1,78
1.023
279
161
1.463
-
19,88
11.418
3.118
1.789
16.325
-
-
1,16
667
182
105
954
-
-
-
1,06
609
166
96
871
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
13,13
7.541
2.059
1.181
10.781
11.205
3.060
1.756
16.020
0,67
385
106
61
552
17,26
9.912
2.707
1.554
14.172
4,95
2.843
777
445
4.065
1,14
655
179
103
936
19,98
11.475
3.133
1.798
16.406
-
67
Lampiran 10 Kebutuhan Bahan Baku Pendukung Pembuatan Produk Jendela Pada CV Sinar Bogor Periode April 2005 – Maret 2006 (Lanjutan) Ram Polos besar Bahan Bulan
Ram Polos kecil
Ram Kotak Kecil Bhn
Bahan
baku
Lem
Paku
Amplas
Total
baku
Lem
Paku
Amplas
Total
baku
Lem
Paku
Amplas
Total
(m²)
(Rp)
(Rp)
(Rp)
(Rp)
(m²)
(Rp)
(Rp)
(Rp)
(Rp)
(m²)
(Rp)
(Rp)
(Rp)
(Rp)
April 2005
27,47
15.776
4.308
2.472
22.556
-
-
-
-
-
7,69
4.417
1.206
692
6.315
Mei 2005
75,77
43.515
11.881
6.818
62.214
-
-
-
-
-
11,25
6.461
1.764
1.013
9.238
Juni 2005
55,85
32.075
8.758
5.026
45.859
-
-
-
-
-
-
-
-
Juli 2005
8,52
4.893
1.336
767
6.996
1,31
752
205
1,03
592
162
93
847
Agustus 2005
118,17
67.865
18.530
10.633
97.028
-
-
-
-
-
18,65
10.711
2.924
1.678
15.313
September 2005
50,07
28.755
7.851
4.506
41.112
-
-
-
-
-
13,80
7.925
2.164
1.242
11.331
Oktober 2005
20,97
12.044
3.289
1.887
17.220
0,95
546
149
-
-
-
-
-
November 2005
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Desember 2005
56,08
32.207
8.793
5.047
46.047
-
-
-
-
-
3.02
Januari 2006
64,18
36.859
10.063
5.775
52.697
3,03
1.740
475
273
2.488
-
-
-
-
-
Februari 2006
6,02
3.458
944
542
4.944
4,04
2.321
634
364
3.319
-
-
-
-
-
Maret 2006
11,10
6.375
1.741
999
9.115
0.34
196
53
31
280
-
-
118
1.075
86
781
1.86
1.735
1.069
-
474
292
-
272
168
2.481
1.529
70
Lampiran 11 Kebutuhan Biaya Bahan Baku Pendukung Pembuatan Produk Kusen Pada CV Sinar Bogor Periode April 2005 – Maret 2006 Bulan
m³
Lem
Paku
Amplas
Total (Rp)
April 2005
5,48
157.398
42.974
24.662
225.034
Mei 2005
14,15
406.320
110.938
63.663
580.921
Juni 2005
5,93
170.281
46.492
26.680
243.453
Juli 2005
0,88
25.269
6.900
3.960
36.129
Agustus 2005
10,69
306.965
83.811
48.096
438.872
September 2005
9,28
266.362
72.725
41.734
380.821
Oktober 2005
1,78
51.228
13.987
8.027
73.242
November 2005
1,14
32.764
8.946
5.134
46.844
Desember 2005
8,48
243.619
66.516
38.171
348.306
Januari 2006
4,62
132.664
36.221
20.787
189.672
Februari 2006
2,13
61.249
16.723
9.597
87.569
Maret 2006
1,59
45.658
12.466
7.154
65.278