PENGARUH KEAKTIFAN MENGIKUTI MAJELIS TA’LIM TERHADAP PERILAKU KEAGAMAAN IBU RUMAH TANGGA DI DUSUN CANDEN DESA SAMBI KECAMATAN SAMBI KABUPATEN BOYOLALI 2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Disusun Oleh: JOKO SUSANTO 11106016
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TIGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2010
KEMENTERIAN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721 Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail :
[email protected]
DEKLARASI
Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Joko Susanto
NIM
: 11106016
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi
: Pendidikan Agama Islam
Menyatakan bahwa skipsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skipsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Salatiga, 27 Juli 2010 Peneliti
JOKO SUSANTO 11106016
MOTTO
“ Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang”
... Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya .(QS. Al-Maidah : 2)
“TOLONG MENOLONG DALAM KEBAIKAN ADALAH SEBUAH KEHARUSAN DEMI TERCAPAINYA HIDUP BAHAGIA DI DUNIA DAN DI AKHERAT”
PERSEMBAHAN
Terselesaikannya skripsi ini kupersembahkan dengan penuh cinta kepada orang-orang yang selalu menyayangiku : Kepada orang tuaku Bapak Abi Manto dan Ibu Suwanti yang tanpa kenal lelah mendidik, mendoakan, dan meneteskan setiap peluh demi anak-anaknya. Eka Wati dan Tri Wahyuningsih saudariku tercinta. Om Sutiman beserta keluarga,, Om Samin beserta keluarga, Om Sino brserta keluarga yang telah banyak membantu selama saya menempuh pendidikan di salatiga. Budiartinigsih Apriliani yang tak dapat terlukis betapa besar perhatian dan motivasi yang diberikan. Teman-teman seperjuangan di HMI,Taufik, Khoirul Anam, Fatkhur dan semuanya. Buat temen-temen kost Tukidjo Club ada Robin, Ikhsan, Pak guru dan Sinyo semoga sukses selalu. Teman-teman seperjuangan PAI A yang selalu menginspirasiku untuk menjadi orang sukses.
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena dengan berkat rahmat, taufiq dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Skripsi yang berjudul “PENGARUH KEAKTIFAN MENNGIKUTI MAJELIS TA’LIM TERHDAP PERILAKU KEAGAMAAN IBU RUMAH TANGGA di DUSUN CANDEN DESA SAMBI
KECAMATAN SAMBI
KABUPATEN BOYOLALI” ini disusun untuk melengkapi syarat-syarat mencapai gelar Sarjana (S1) pendidikan agama islam pada Jurusan Tarbiyah di STAIN Salatiga, meskipun bentuknya masih sederhana serta banyak kekurangan. Dengan selesainya skripsi ini, penulis mengucapkan banyak-banyak teri kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada : 1.
Yang terhormat, Dr. Iam Sutomo, M.Ag selaku Ketua STAIN Salatiga.
2.
Yang saya hormmati Dra, Maryatin selaku pembimbing sekripsi yang telah relah
menyisihkan
waktunya
untuk
membimbing
dengan
penuh
kebijaksanaan dan memberi petunjuk-petunjuk dan dorongan-dorongan dalam menyelesaikan skripsi ini. 3.
Yang terhormat, Bapak/Ibu dosen yang telah mencurahkan pengetahuan dan bimbingan selama penulis kuliah sampai menyelesaikan skripsi ini.
4.
Yang terhormat, pengurus, jama’ah majelis ta’lim di Dusun Canden, seluruh masyarakat Bapak RT,Dusun Canden serta seluruh pejabat Desa Sambi yang telah bersedia menerima dan memberikan bantuannya kepada saya, baik moril maupun materiil.
5.
Yang terhormat dan tercinta, Ayahanda Abi Manto, Ibunda Suwanti, kakak serta adik yang telah mencurahkan kasih sayang, memberikan motivasi dan bantuan baik moril maupun materiil kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
6.
Yang terhormat teman-teman serta semua pihak yang telah memberikan motivasi dan bantuan baik moril maupun materiil kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Atas semua bantuan yang telah diberikan kepada penulis, mudah-mudahan
mendapat balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT. Amien. Skripsi ini belum sempurna maka, kritik dan saran yang membangun kami harapkan dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca umumnya.
Salatiga, 20 Agustus 2010
Penulis
ABSTRAK
Susanto, Joko. 2010. Pengaruh keaktifan Mengikuti Majelis Ta’lim Terhadap perilaku keagamaan Ibu Rumah Tangga di Dsn.Canden Ds. Sambi Kec. Sambi, Kab. Boyolali Tahun 2010. Skripsi. Jurusan Tarbiytukah. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri umah tangga.Salatiaku keagamaan ibu ra. Pembimbing: Dra. Maryatin.
Kata Kunci : Majelis ta’lim, perilaku keagamaan Majelis ta’lim adalah salah satu ajang atau tempat untuk menimba ilmu, yang itu sifatnya non-formal, dalam majelis ta’lim banyak dikaji berbagai ilmu pengetahuan tentang ajaran agama islam, selain itu maj elis ta’lim dapat juga berfungsi sebagai ajang silahturrahin antar jama’ahnya.. Skripsi ini mencoba mengkaji seberapa jauh tingkat keaktifan dan tingkat perilaku keagamaan serta adakah pengaruhnya terhadap perilaku keagamaan yang disebabkan oleh kegiatan majelis ta’lim tersebut, khususnya yang terjadi pada majelis ta’lim di Dusun Canden terhadap perilaku keagamaan para jama’ahnya (ibu rumah tangga). Dalam skripsi ini peneliti dalam pengumpulan datanya menggunakan metode pengumpulan datan dengan menggunakan instrumen angket, observasi dan dokumentasi serta menggunakan sampel. Setelah dilakukan penelitian secara sistemati di lokasi penelitian dapat diketahui bahwa keaktifan mengikuti majelis ta’lim di Dusun Canden tidak berpengaruh secara signifikan terhadap perilaku keagamaan ibu rumah tangga.
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ………………………………………………………
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING………………………………………..
ii
PENGESAHAN…....................…………………………………………...
iii
DEKLARASI………………………………………………......................
iv
MOTTO…………………………………………………............................
v
PRSEMBAHAN.......................................................................................... .
vi
KATA PENGANTATAR............................................................................
vii
ABSTRAK…………………………………………................................... .
ix
DAFTAR ISI…………………………………………………….................
x
DAFTAR TABEL……………………………………………………….....
xi
BAB I.
BAB II.
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ………………………………..
1
B. Rumusan Masalah ………………………………………
4
C. Tujuan Penelitian ……………………………………….
4
D. Manfaat Penelitian ……………………………………...
5
E. Definisi Oprasional ……………………………………..
5
F. Metodologi Penelitian ………………………………….
8
G. Sistematika Penulisan Skripsi ………………………….
12
KAJIAN PUSTAKA A. Majelis Ta’lim ………………………………………….
14
B. Perilaku Keagamaan ……………………………………
21
C. Pengaruh Keaktifan mengikuti Majelis Ta’lim Terhadap Perilaku Keagamaan Ibu Rumah Tangga ……………… BAB III
BAB IV
BAB V
35
LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umuum Lokasi Penelitian …………………..
37
B. Gambaran Umum Majelis Ta’lim di Dusun Canden……
40
C. Penyajian Data ………………………………………….
42
ANALISIS DATA A. Analisis Pertama ……………………………………….
48
B. Analisis Kedua …………………………………………
58
C. Pembahasan …………………………………………….
60
PENUTUP A. Kesimpulan ……………………………………………..
61
B. Saran-saran ……………………………………………
62
C. Penutup …………………………………………………
62
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel Tabel
I. Mata pencaharian penduduk Dusun Canden II. Stuktur organisasi pemerintahan Dusun Canden.
Tabel
III. Daftar guru/ penceramah majlis ta’lim Dusun Canden.
Tabel
IV. Daftar nama responden jama’ah majlis ta’lim.
Tabel Tabel Tabel
V. Jawaban angket tentang keaktifan mengikuti majlis ta’lim. VI. Jawaban tentang perilaku keagamaan ibu rumah tangga. VII. Keaktifan mengikuti majlis ta’lim.
Tabel
VIII. Tabel frekuensi tentang keaktifan mengikuti majlis ta’lim.
Tabel
IX. Nilai interval pengaruh keaktifan mengikuti majlis ta’lim.
Tabel Tabel Tabel Tabel
X. Prilaku keagamaan ibu rumah tangga. XI. Tabel frekuensi tentang perilaku keagamaan ibu rumah tangga XII. Nilai interval perilaku keagamaan ibu rumah tangga XIII. Tabel pembantu analisis product moman
1 BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Salah satu prasyarat untuk mewujudkan masyarakat madani ditentukan oleh sejauh mana kualitas peradaban masyarakatnya. Peradaban suatu bangsa akan tumbuh dari system pendidikan yang digunakan bangsa tersebut. Masyarakat yang beradab adalah masyarakat yang berpendidikan dan untuk memperoleh pendidikan masyarakat dapat menempuh melalui pendidikan formal, in-formal dan non-formal. Pada zaman yang semakin modern saat ini masyarakat tidak begitu mengalami kesulitan untuk mendapatkan sekolahan yang berada di bawah naungan pemerintah maupun di bawah naungan swasta yang menawarkan sistem pendidikan yang bermutu tinggi. Hal tersebut perlu di imbangi adanya kemauan masyarakat untuk belajar agar dapat menyesuaikan diri dengan keadaan di sekitar, demikian pula dalam hal agama sebagai kendali kemajuan teknologi yang menguntugkan sekaligus mengngesankan. Pada sisi lain saat dunia semakin modern dengan kemajuan teknologi sebagai simbulnya serta semakin banyak berdiri sekolah-sekolah berbasis teknologi akan tetapi tidak di imbangi dengan kesadaran masyarakat tentang pentingnya ilmu agama dalam kehidupan. sehingga menyebabkan nilai-nilai keagamaan (agama islam) semakin luntur
di kalangan masyarakat.
Masyarakat sendiri cenderung lebih mengutamakan hal-hal yang bersifat 1
2
keduniawian semata, kemudian ditambah lagi dengan semakin tersisihnya lembaga-lembaga pendidikan yang sifatnya keagamaan, baik yang formal maupun non-formal. Kondisi sebagian masyarakat sendiri, khususnya ibu rumah tangga cenderung apatis (cuek) terhadap peran ilmu agama dalam kehidupan seharihari. Masyarakat cenderung lebih suka dengan hal-hal yang baru yang itu bersifat keduniawian semata, sehingga hal ini mengakibatkan masyarakat meninggalkan nilai-nilai agama dalam kehidupan bermasyarakat (suka menggunjing, bersikap acuh tak acuh, bertingkah laku individualis, dll.) Padahal sudah jelas diterangkan dalam Al-Qur’an yang berbunyi : ...
Artinya: Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia…(Q,S Ali’ Imran : 112). Pendidikan merupakan hal yang sangat penting, oleh sebab itu pada saat ini ada istilah pendidikan berlangsung sepanjang hayat. Manusia diperintahkan untuk menuntut ilmu dari buaian hingga liang lahat. Sebagaimana hadits Nabi SAW yang artinya : “Tuntutlah ilmu dari buaian hingga liang lahat” Konsep pendidikan seumur hidup (Life Long Education) mulai dari masyarakat melalui kebijaksanaan Negara (Tap MPR No. IV/MPR/1973 JO. Tap MPR No. IV/MPR/1978, tentang GBHN) yang menetapkan antara lain
3
dalam bab IV bagian pendidikan bahwa .Pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan di dalam lingkungan rumah tangga, sekolah dan masyarakat. Karena itu pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah (Ramayulis, 1994 : 1). Oleh karena pendidikan adalah tanggung jawab bersama, maka lembaga pendidikan yang bermunculan di masyarakat merupakan suatu hal yang sangat mutlak keberadaannya. Lembaga pendidikan Islam yang bermunculan di masyarakat seperti majelis ta’lim adalah lembaga pendidikan Islam yang dapat mengantisipasidalam menangkal berbagai hal yang negatif yang diakibatkan oleh pengaruh IPTEK yang semakin maju. Bentuk perilaku keagamaan seseorang dapat dilihat seberapa jauh keterkaitan antara komponen kognisi, afeksi dan konasi (komponen kognisi akan menjawab tentang apa yang dipikirkan atau yang dpersepsikan tentang objek, komponen afeksi dikaitkan dengan apa yang dirasakan terhadap objek, sedangkan komponen konasi berhubungan dengan kesediaan atau kesiapan untuk bertindak terhadap objek) seseorang dengan masalah-masalah yang menyangkut agama. Hubungan tersebut jelasnya tidak ditentukan oleh hubungan sesaat melainkan sebagai hubungan proses, sebab pembentukan sikap merupakan hasil belajar dari interaksi dan pengalaman (Jalaludin, 1996 : 188). Dalam psikologi agama, ajaran agama memuat norma-norma yang dijadikan pedoman oleh pemeluknya dalam bersikap maupun bertingkah laku. Perilaku keagamaan yang menyimpang terjadi bila sikap / perilaku seseorang
4
terhadap kepercayaan dan keyakinan terhadap agama yang dianutnya. Perilaku seperti ini sering menimbulkan permasalahan yang rumit, selain sikap seperti itu
dapat
menimbulkan
gejolak
dalam
berbagai
aspek
kehidupan
bermasyarakat. Sehingga sangat jelas bahwa peranan keaktifan majelis ta’lim sebagai wahana tempat pembinaan perilaku keagamaan bagi ibu rumah tangga Majelis ta’lim yang ada di Dusun Canden merupakan satu-satunya tempat untuk menimba ilmu pengetahuan agama bagi masyarakat khususnya bagi ibu-ibu rumah tangga. Selain sebagai ajang menimba ilmu majelis ta’lim di Dusun Canden joga sebagai ajang silahturahim antar tetangga. Hal tersebut dapat ditinjau dari ketika ada jama’ah atau tetangga yang sedang mengalami musibah, maka dengan secara cepat direspon oleh tetangga atau jama’ah yang lainya karena sudah ada ikatan dalam majelis ta’lim tersebut Berasarkan gambaran serta paparan dari latar belakang masalah di atas, maka penulis ingin mempelajari lebih dalam dan melakukan penelitian dengan mengangkat judul ”PENGARUH KEAKTIFAN MENGIKUTI MAJELIS TA’LIM TERHADAP PERILAKU KEAGAMAAN IBU RUMAH TANGGA DI DUSUN CANDEN DESA SAMBI KECAMATAN SAMBI KABUPATEN BOYOLALI”. B. Rumusan Masalah Memperhatikan latar belakang masalah yang tertulis di atas, maka dapat dikemukakan rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah tingkat keaktifan mengikuti majelis ta’lim di Dusun. Canden Desa. Sambi Kecamatan Sambi Kabupaten Boyolali ?
5
2. Bagaimanakah tingkapt perilaku keagamaan ibu rumah tangga di Dusun Canden Desa Sambi Kecamatan Sambi Kabupaten Boyolali ? 3. Adakah pengaruh keaktifan mengikuti majelis ta’lim terhadap perilaku keagamaan ibu rumah tangga di Dusun Canden Desa Sambi Kecamatan Sambi Kabupaten Boyolali ? C. Tujuan penelitian Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui sejauh mana keaktifan majelis ta’lim di Dusun Canden Desa Sambi Kecamatan Sambi Kabupaten Boyolali. 2. Untuk mengetahui perilaku keagamaan ibu rumah tangga di Dusun Canden Desa Sambi Kecamatan Sambi Kabupaten Boyolali. 3. Untuk mengetahui korelasi antara keaktifan mengikuti majelis ta’lim dengan perilaku keagamaan ibu rumah tangga di Dusun Canden Desa Sambi Kecamatan Sambi Kabupaten Boyolali D. Manfaat penelitian Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi tentang korelasi antara keaktifan majelis ta’lim dan perilaku keagamaan ibu rumah tangga serta dapat memberikan manfaat secara teoritis dan praktis, yakni : 1. Penelitian diharapkan dapat menambah wawasan keilmuan khususnya bagi penulis dan pembaca pada umumnya tentang keaktifan mengikuti majelis ta’lim kaitannya dengan perilaku keagamaan ibu rumah tangga.
6
2. Menambah perbendaharaan ilmu pengetahuan berupa hasil penelitian ilmiah sebagai bahan kajian dunia pendidikan islam. 3. Memberikan sumbangan pemikiran sebagai solusi atas masalah yang dihadapi dunia islam. E. Definisi Oprasional Untuk menghindari kemungkinan terjadinya penafsiran berbeda dengan maksud utama penulis dalam penggunaan kata pada judul penelitian ini, maka perlu penjelasan beberapa istilah pokak maupun kata-katayang menjadi variabel penelitia. Adapun istilah yang perlu penulis jelaskan adalah sebagai berikut ini :
1. Pengaruh Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang/benda) yang akan membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang. (Purwadarminto, 1995 : 270) 2. Keaktifan Keaktifan adalah kesibukan atau salah satu kegiatan kerja ysng di kerjakan atau diaksanakan (Purwadarminto, 2006 : 20). 3. Majelis Ta’lim Menurut akar katanya, istilah majelis ta’lim tersusun dari gabungan dua kata : majelis yang berarti (tempat) dan ta’lim yang berarti (pengajaran). Majelis ta’lim berarti tempat pengajaran atau tempat pengajian bagi orang-
7
orang yang ingin mendalami ajaran-ajaran islam sebagai sarana dakwah dan ajaran agama (Munawir, 1997 : 202). 4. Perilaku Keagamaan Perilaku adalah tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan atau lingkungan (Depdiknas, 2007 : 589). Keagamaan adalah segala sesuatu mengenai agama (Depdiknas, 2007 : 19). Jadi perilaku keagamaan adalah perbuatan individu baik berupa sikap maupun tingkah laku dalam menjalankan kewajiban yang bertalian dengan ketuhanan dengan pengarahan dan bimbingan yang telah diperoleh melalui pembinaan keagamaan. 5. Ibu Rumah Tangga Menurut Kamus Bahasa Indonesia ibu adalah wanita yang telah melahirkan seseorang; ;sebutan bagi wanita yang telah bersuami (Depdiknas, 2007 : 416), Adapun yang dimaksud ibu rumah tangga oleh peneliti disini adalah semua wanita yang telah menikah atau bersuami dan telah melahirkan atau mempunyai anak serta hidup dalam satu rumah. Adapun yang dimaksud ibu oleh peneliti dengan pengaruh keaktifan mengikuti majelis ta’lim terhadap perilaku keagamaan ibu rumah tangga adalah daya yang di hasilkan dari aktivitas dalam sebuah kegiatan (majelis ta’lim) yang kemudian ada reaksi pada diri pengikutnya/jama’ahnya (ibu rumah tangga).
8
F. Hipotesis penelitian Hipotesis adalah suatu kesimpulan penelaahan teoritis terhadap permasalahan penelitian, yang harus masih diuji kebenaran empiriknya (Soemitro, 1983 :40). Sedangkan menurut Suharsini Ari Kunto, hipotesa adalah jawaban orang yang bersifat semantara, terhadap masalah penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Suryabrata, 2009 :21). Dengan penjelasan di atas penulis membuat hipotesis yaitu; adanya pengaruh positif yang signifikan pada keaktifan mengikuti majelis ta’lim terhadap perilaku keagamaan ibu rumah tangga di Dusun Canden Desa Sambi Kecamatan Sambi Kabupaten Boyolali, artinya” semakin tinggi keaktifan ibu rumah tangga dalam majelis ta’lim semakin baik perilaku keagamaan ibu rumah tangga di Dusun Canden Desa Sanbi Kecamatan Sambi Kabupaten Boyolali”. G. Metodologi penelitian Metodologi dapat diartikan sebagai cara utama yang dipakai untuk menemukan,
mengembangkan
dan
menguji
kebenaran
suatu
ilmu
pengetahuan. Menurut David H. Penny, penelitian ialah pemikiran yang sistematik mengenai berbagai jenis masalah yang pemecahannya memerlukan pengumpulan dan penafsiran fakta-fakta (Marzuki, 1995: 5). Kebenaran suatu penelitian dapat diterima apabila ada bukti-bukti nyata yang sesuai dengan prosedur-prosedur penelitian dan sistematis serta dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Adapun metode yang di gunakan dalam pengumpulan data ini diantaranya adalah sebagai berikut : 1. Pendekatan dan rancangan penelitian
9
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dan menggunakan rancangan penelitian studi korelasional. Hal ini disebabkan karena penelitian ini meneliti tentang pengaruh atau hubungan antara variabel yang satu dengan variabel yang lain. Penelitian ini mempunyai dua variable, keaktifan mengikuti majelis ta’lim sebagai variabel yang pertama dan perilaku keagamaan ibu rumah tangga sebagai variabel yang kedua. 2. Lokasi penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Dusun Canden Desa Sambi Kecamatan Sambi Kabupaten Boyolali. 3. Populasi penelitian Populasi adalah kumpulan individu dengan kualitas dan cirri-ciri yang telah ditentukan. Sedangkan menurut Arikunto populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 1995: 115). Keseluruhan subjek penelitian baik terdiri dari benda yang nyata, abstrak peristiwa maupun gejala yang merupakan sumber data dan memiliki karakter tertentu. Adapun yang menjadi objek dalam penelitian ini ada lah seluruh jama’ah ibu rumah tangga yang mengikuti majelis ta’lim di Dusun Canden Desa Sambi Kecamatan Sambi Kabupaten Boyolali yang keseluruhan kurang lebih berjumlah 115 orang. 4. Pengumpulan data Langkah-langkah yang digunakan penulis dalam pengumpulan data adalah dengan menggunakan metode angket, metode observasi langsung
10
di tempat penelitian ditambah dengan metode dokumentasi. Adapun rincian metode pengumpulan data sebagai berikut : a. Angket Menurut pengertiannya angket adalah kumpulan pertanyaan yang diajukan secara tertulis kepeda seseorang atau responden dan cara menjawabnya juga secara tertulis (Arikunto, 2005: 101). Metode anket ini dipakai guna mendapatkan data yang baik dari responden yang menjadi objek penelitian dalam hal ini adqlah keaktifan majelis ta’lim dan perilaku keagamaan ibu rumah tangga. b. Observasi Merupakan metode dengan jalan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang diteliti (Hadi, 1986: 136). Metode ini digunakan
sebagai metode pelengkap
penelitian ini. Metode ini diharapkan dapat membantu dalam melengkapi data yang diperlukan dengan jalan mengamati aktivitas kehidupan sehari-hari ibu rumah tangga tersebut. c. Dokumentasi Adalah suatu metode yang digunakan untuk mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, prasasti, notulen rapat dan sebagainya (Arikunto, 1997 : 188). Metode ini digunakan untuk melengkapi data tentang kondisi dan keadaan obyek penelitian serta memberikan gambaran umum tentang objek penelitian.
11
5. Instrumen Penelitian Penelitian ini menggunakan instrumen penelitian berupa angket yang terdapat dalam lampiran. Angket terdiri dari dua yaitu yang pertama angket tentang keaktifan majelis ta’lim dan yang kedua angket tentang perilaku keagamaan. a) Variabel 1
Keaktifan mengikuti majelis ta’lim dengan indikator
:
sebagai berikut : 1) Selalu aktif berangkat 2) Mengikuti semua kegiatan di majelis ta’lim 3) Selalu aktif bertanya 4) Tidak suka ngobrol sendiri di dalan najelis ta’lim 5) Selalu mendengarkan pengajian dengan seksama 6) Mengtahui tujuan mengikuti majelis ta’lim b) Variabel II
:
Perilaku keagamaan dengan indikator sebagai
berikut: 1) Mengerjakan shalat fardhu’ dan sholat sunnah 2) Melaksanakan puasa 3) Mengadiri atau mendengarkan pengajian 4) Selalu membaca Al-Qur’an 5) Selalu berdzikir kepsada Allah 6) Mampu menjadi contoh bagi anak-anaknya 7) Peduli terhadap orang lain 8) Mempunyai sifat jujur, sabar dan pemaaf
12
6. Teknik Analisis Data Untuk menganalis data penulis menggunakan anlisis deskriptif, yaituS, mula-mula data yang terkumpul disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisis dengsn tekmikpersentase untuk mengetahui gejala yang muncul. a. Analisis Pertama Pada tahap ini digunakan perhitungan awal, untuk tujuan penelitian yangpertama dan kedua maka penulis menggunakan prosentase. Adapun rumusnya adalah sebagai berikut :
Keterangan : P : Prosentase F : Frekuensi N : Jumlah responden (Arikunto, 1998). b. Analisis kedua Dalam meneliti subjek penelitian, penulis membaginta kedalam dua variabel yaitu: keaktifan mengikuti majelis ta’lim dan perilaku keagamaan ibu rumah tangga. Untuk mengetahui pengaruh keaktifan mengikuti majelis ta’lim terhadap perilaku keagamaan ibu rumah tangga, maka penulis mengunakan rumus korelasi product momen. Adapun rumusnya sebagai berikut : :
rxy
XY
X Y N
2 2 X 2 X Y 2 Y N N
13
Keterangan : rxy
: Koefisien korelasi antara X dan Y
XY
: Produk dari X dikali Y
X
: Variabel skor 1
Y
: Variabel skor 2
N
: Jumlah responden (Arikunto, 1998).
H. Sistematika Penulisan Skripsi Skripsi ini disusun dalam lima bab yang secara sistematika kami jabarkan sebagai berikut : Bab I, Pendahulu yang meliputi : latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat hasil penelitian, definisi operasional, metode penelitian dan sistematika penulisan skripsi. Bab II, kajian pustaka yang meliputi : pengertian majelis ta’lim, tujuan majelis ta’lim, peran majelis ta’lim, materi yang menjadi kajian di majelis ta’lim, metod. .e yang digunakan di majelis ta’lim, pengertian perilaku keagamaan, bentuk-bentuk perilaku keagamaan, bentuk-bentuk perilkau keagamaan yang menyimpang, faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku keagamaan dan pengaru keaktifan mengikuti majelis ta’lim terhadap perilaku keagamaan. Bab III, laporan hasil penelitian meliputi : gambaran umun lokasi penelitian, gambaran majelis ta’lim di Dusun Canden Deas Sambi, penyajian data..
14
Bab IV, analisis data meliputi : analisis pertama; analisis data tentang pengaruh keaktifan mengikuti majelis ta’lim, analisis data tentang teperilaku keagamaan ibu rumah tangga dan analisis kedua; mencari korelasi antara pengaruh keaktifan mengikuti majelis ta’lim dan pembahasan. Bab V meliputi : kesimpulan, saran dan penutup..
15
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Majelis Ta’lim 1. Pengertian Majelis Ta’lim Majelis ta’lim berasal dari dua suku kata majelis dan ta’lim. Dalam bahasa Arab kata majelis ( ) يجهسadalah bentuk isim makan (tempat) kata kerja dari جهسyang artinya : tempat duduk, tempat sidang, dewan a merupakan masdar dari kata kerja ( تعهيًا- ) عهى – يعاوyang mempunyai arti pengajaran (Munawir, 1997 : 1038). Dalam Kamus Bahasa Indonesia pengertian majelis adalah pertemuan atau perkumpulan orang banyak atau bangunan tempat orang berkumpul (Depdikbud, 1999 : 615). Menurut Dewan Redaksi Ensiklopedi majelis ta’lim adalah tempat duduk untuk melaksanakan pengajaran atau pengajian agama Islam. Dengan melihat pengertian secara terminologi tentang majelis ta.lim di atas maka, dapat disimpulkan bahwa majelis ta’lim adalah tempat perkumpulan orang banyak untuk mempelajari agama Islam melalui pengajian yang diberikan oleh guru-guru agama maupun dari para tokoh atau pemuka agama Islam. 2. Tujuan Majelis Ta’lim Adapun tujuan diadakan kegiatan keagamaan seperti majelis ta’lim mempunyai tujuan yang berbeda-beda sesuai dengan realitas orang atau 14
16
masyarakat itu sendiri. Berdasarkan renungan dan pengalaman Dr. Hj. Tuty Alawiyah, ia merumuskan bahwa tujuan majelis ta.lim dilihat dari segi fungsinya, yaitu sebagai berikut : a. Sebagai tempat belajar, maka tujuan majelis ta.lim adalah menambah ilmu dan keyakinan agama yang akan mendorong pengalaman ajaran agama. b. Sebagai kontak sosial, maka majelis ta’lim mempunyai tujuan sebagai ajang tempat silaturahmi. c. Sebagai
mewujudkan
minat
sosial ,
maka
tujuannya
adalah
meningkatkan kesadaran dan kesejahteraan rumah tangga serta lingkungan jama’ahnya (Alawiyah, 1997 : 78). M. Habib Chirzin secara spesifik mengatakan bahwa majelis ta.lim yang diadakan oleh masyarakat pesantren-pesantren yang ada di pelosok pedesaan maupun perkotaan adalah sebagai berikut : a. Meletakkan dasar keimanan dalam ketentuan dan semua hal-hal yang goib b. Semangat dan nilai ibadah yang meresapi seluruh kegiatan hidup manusia dan alam semesta. c. Inspirasi, motivasi dan stimulasi agar seluruh potensi jamaah dapat dikembangkan dan diaktifkan secara maksimal dan optimal dengan kegiatan pembinaan pribadi dan kerja produktif untuk kesejahteraan bersama.
17
d. Segala kegiatan atau aktifitas sehingga menjadi kesatuan yang padat dan selaras. H. M. Arifin dalam Kapita Selekta Pendidikan Islam, beliau mengemukakan pendapatnya tentang tujuan majelis ta’lim sebagai berikut: Tujuan majelis ta’lim adalah mengokohkan landasan hidup manusia Indonesia pada khususnya di bidang mental spiritual keagamaan Islam dalam rangka meningkatkan kualitas hidupnya secara integral, lahiriyah dan batiniyahnya, duniawiyah dan ukhrawiyah secara bersamaan sesuai tuntutan ajaran agama Islam yaitu iman dan takwa yang melandasi kehidupan duniawi dalam segala bidang kegiatannya. Fungsi demikian sejalan dengan pembangunan nasional kita (Arifin, 1995 : 97). 3. Peranan Majelis Ta’lim Majelis ta.lim bila dilihat dari struktur organisasinya, termasuk organisasi pendidikan luar sekolah yaitu lembaga pendidikan yang sifatnya non formal, karena tidak didukung oleh seperangkat aturan akademik kurikulum, lama waktu belajar, tidak ada kenaikan kelas, buku raport, ijazah dan sebagainya sebagaimana lembaga pendidikan formal yaitu sekolah (H. Nurul Huda, 1987 : 13). Dilihat dari segi tujuan, majelis ta’lim termasuk sarana dakwah Islamiyah yang secara self standing dan self disciplined mengatur dan melaksanakan berbagai kegiatan berdasarkan musyawarah untuk mufakat demi untuk kelancaran pelaksanaan ta’lim Islami sesuai dengan tuntutan pesertanya. Dilihat dari aspek sejarah sebelum kemerdekaan Indonesia
18
sampai sekarang banyak terdapat lembaga pendidikan Islam memegang peranan sangat penting dalam penyebaran ajaran Islam di Indonesia. Disamping peranannya yang ikut menentukan dalam membangkitkan sikap patriotismedan nasionalisme sebagai modal mencapai kemerdekaan Indonesia, lembaga ini ikut serta menunjang tercapainya tujuan pendidikan nasional. Dilihat dari bentuk dan sifat pendidikannya, lembaga-lembaga pendidikan Islam tersebut ada yang berbentuk langgar, suarau, rangkang (Zuhairi, dkk., 1997 : 19). Telah dikemukakan bahwa majelis ta.lim adalah lembaga pendidikan non formal Islam. Dengan demikian ia bukan lembaga pendidikan formal Islam seperti madrasah, sekolah, pondok pesantren atau perguruan tinggi. Ia juga bukan organisasi massa atau organisasi politik. Namun, majelis ta.lim mempunyai kedudukan tersendiri di tengah-tengah masyarakat yaitu antara lain: a. Sebagai wadah untuk membina dan mengembangkan kehidupan beragama dalam rangka membentuk masyarakat yang bertakwa kepada Allah SWT. b. Taman rekreasi rohaniah, karena penyelenggaraannya bersifat santai. c. Wadah silaturahmi yang menghidup suburkan syiar Islam. d. Media
penyampaian
gagasan-gagasan
yang
bermanfaat
bagi
pembangunan umat dan bangsa (Dewan Redaksi Ensiklopedi). Secara strategis majelis-majelis ta.lim menjadi sarana dakwah dan tabligh yang berperan sentral pada pembinaan dan peningkatan kualitas
19
hidup umat agama Islam sesuai tuntunan ajaran agama. Majelis ini menyadarkan umat Islam untuk, memahami dan mengamalkan agamanya yang kontekstual di lingkungan hidup sosial budaya dan alam sekitar masing-masing, menjadikan umat Islam sebagai ummatan wasathan yang meneladani kelompok umat lain. Untuk tujuan itu, maka pemimpinnya harus berperan sebagai penunjuk jalan ke arah pencerahan sikap hidup Islami yang membawa kepada kesehatan mental rohaniah dan kesadaran fungsional selaku khalifah dibuminya sendiri. Jadi, peranan secara fungsional majelis ta.lim adalah mengokohkan landasan hidup manusia muslim Indonesia pada khususnya di bidang mental spiritual keagamaan Islam dalam upaya meningkatkan kualitas hidupnya secara integral, lahiriah dan batiniahnya, duniawi dan ukhrawiah bersamaan (simultan), sesuai tuntunan ajaran agama Islam yaitu iman dan taqwa yang melandasi kehidupan duniawi dalam segala bidang kegiatannya. Fungsi demikian sejalan dengan pembangunan nasional kita. 4. Materi yang menjadi kajian di Majelis ta’lim Materi yang dipelajari dalam majelis ta’lim mencakup pembacaan, Al-Qur’an dan tajwidnya serta tafsirnya, kemudian hadits dan fiqh serta apa saja yang dibutuhkan para jamaah misalnya masalah penanggulangan kenakalan anak, masalah Undang-Undang Perkawinan dan lain-lain. Majelis ta’lim di kalangan masyarakat desa biasanya memakai buku-buku berbahasa Arab-Indonesia atau Arab-Jawa seperti Tafsir Jalalain, Al-Azhar dan lain-lain. Pada majelis ta’lim lain biasanya juga
20
dipakai juga kitab-kitab yang berbahasa Indonesia sebagai pegangan misalnya fiqih Islam karangan Sulaiman Rasyid dan beberapa buku terjemahan. Dengan melihat materi yang dikaji dalam majelis ta’lim, maka majelis ta’lim dapat digolongkan dalam 2 (dua) kelompok, diantaranya sebagai berikut : a. Majelis ta’lim yang mempelajari agama Bidang pengajaran majelis ta’lim ini meliputi tauhid, tafsir, fiqih, hadits, akhlak, tarikh, dan bahasa Arab. b. Majelis ta’lim yang mempelajari umum Karena banyaknya pengetahuan umum, maka tema-tema yang disampaikan adalah yang langsung berkaitan dengan kehidupan masyarakat. Kesemuanya itu dikaitkan dengan agama, artinya dalam menyampaikan uraian-uraian tersebut berdasarkan dalil-dalil agama baik berupa ayat-ayat Al- Qur.an atau hadits-hadits atau contohcontoh dari kehidupan Rasulullah SAW. Penambahan dan pengembangan materi dapat saja terjadi di majelis ta’lim melihat
semakin majunya zaman dan semakin kompleks
permasalahan yang perlu penanganan yang tepat. Wujud program yang tepat dan aktual sesuai dengan kebutuhan jamaah itu sendiri merupakan suatu langkah yang baik agar majelis ta’lim tidak terkesan kolot dan terbelakang. Majelis Ta.lim adalah salah satu struktur kegiatan dakwah yang
berperan penting dalam
mencerdaskan umat,
maka selain
21
pelaksanaannya dilaksanakan secara teratur dan periodik juga harus mampu membawa jama’ahnya ke arah yang lebih baik lagi. 5. Metode Yang digunakan di Majelis Ta’lim Metode adalah cara, dalam hal ini cara penyajian bahan pengajaran dalam majelis ta’lim untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Semakin baik metode yang dipilih semakin efektif pula pencapaian tujuan. Metode mengajar banyak sekali macamnya, namun bagi majelis ta’lim tidak semua metode itu dapat dipakai. Ada metode mengajar di kelas yang tidak dapat dipakai alam majelis ta’lim. Hal ini disebabkan karena perbedaan kondisi dan situasi antara sekolah dengan majelis ta’lim. Ada beberapa macam metode yang dapat digunakan di majelis ta’lim, diantaranya sebagai berikut a. Metode Ceramah Adapun yang dimaksud adalah penerangan dengan penuturan lisan oleh guru terhadap peserta atau jama’ahnya.. b. Metode Tanya Jawab Metode ini membuat peserta lebih aktif. Keaktifan dirangsang melalui pertanyaan yang disajikan. c. Metode Latihan Metode ini sifatnya melatih untuk menimbulkan keterampilan dan ketangkasan. d. Metode Diskusi
22
Metode ini akan dipakai harus ada terlebih dahulu masalah atau pertanyaan yang jawabannya dapat didiskusikan (Dewan Readaksi : 43). Kemudian
metode
penyajian
majelis
ta’lim
sendiri
dapat
dikategorikan menjadi 3(tiga), diantaranya sebagai berikut : a. Metode Ceramah, terdiri dari ceramah umum, yakni pengajar/ustadz/kiai tindak aktif memberikan pengajaran sementara jamaah pasif dan ceramah khusus, yaitu pengajar dan jama’ahnya sama-sama aktif dalam bentuk diskusi. b. Metode Halaqah, yaitu pengajar membacakan kitab tertentu, sementara jama’ah mendengarkan. c. Metode Campuran, yakni melaksanakan berbagai metode sesuai dengan kebutuhan (Dewan Redaksi : 12). Dewasa ini metode ceramah sudah membudaya, seolah-olah hanya metode itu saja yang dipakai dalam majelis ta’lim. Dalam rangka pengembangan dan peningkatan mutu majelis ta’lim dapat digunakan metode yang lain, walaupun dalam taraf pertama mengalami sedikit keanehan.
B. Perilaku Keagamaan 1. Pengertian Perilaku Keagmaan Pengertian perilaku keagamaan menurut bahasa adalah tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan lingkungan (Kamus Besar
23
Bahasa Indonesia : 755). Yang dimaksud adalah tanggapan seseorang terhadap keadaan lingkungan masyarakat tempat ia tinggal, sedangkan menurut Prof. Dr. Hasan Langgulung perilaku adalah segala aktivitas seseorang yang dapat diamati (Langgulung, 1980 : 139). Dalam arti tindakan seseorang yang dapat dilihat dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan masyarakat. Sedangkan menurut istilah perilaku adalah “agama” yaitu suatu ajaran dari tulisan atau renungan untuk manusia yang terkandung dalam kitab suci yang turun-temurun yang diwariskan oleh generasi-kegenerasidengan tujuan memberi tuntunan dan pedoman hidup bagi manusia agar mencapai kebahagian dunia dan akhirat. Jadi, perilaku keagamaan adalah suatu tingkah laku sebagai reaksi atau kesadaran adanya Tuhan Yang Maha Esa dalam kaitannya, perilaku keagamaan adalah serangkaian tingkah laku seseorang yang ditandai oleh ajaran-ajaran agama Islam. Selain itu perilaku keagamaan juga dapat dikatakan perbuatan seseorang dalam bentuk pengabdian kepada Allah atau ibadah ritual dan perbuatsn seseorang dengan sesama atau juga bisa dikatakan sebagai suatu muamalah. 2. Bentuk Perilaku Keagamaan a. Ibadah Arti ibadah adalah penyembahan seorang hamba kepada Tuhannya yang dilakukan dengan merendahkan diri serendahrendahmya, dengan hati yang ikhlas menurut cara-cara yng ditentukan oleh agama (Slamet Abidin dan Moh. Suyono MS, 1998 : 11).
24
Kemudian pengelmpokkan iabadah dapat di bedakan kedalam 2 (dua) bentuk macam ibadah, yaitu : 1) Ibadah Mahdhoh Ibadah mahdhoh adalah dalam arti sempit yaitu aktivitas atau perbuatan yang sudah ditentukan syarat dan rukunnya (STAIN HOSPOT, Sabtu 24-07-2010, http://quran.alshia.org/id/makalah /03.htm).
Adapun kriteria
ibadah
mahdhoh
yang
penulis
cantumkan dalam tulisan ini diantaranya adalah sebagai berikut:
a)
Melaksanakan Sholat Sholat adalah berhadap hati kepada Allah sebagai ibadah, dalam bentuk beberapa perkataan dan perbuatan yang dimulai dengan takbir dan di akhiri dengan salam serta menurut syaratsyarat yang telah ditentukan oleh syariat (Drs. Moh. Rifa’i, 2007 : 32). Sholat dapat mencegah perbuatan keji dan mungkar, hal ini sesuai sebagaimana perintah sholat dalam firman Allah dalam Al-Qur’an yang berbunyi sebagai berikut :
25
Artinya: dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar.
dan
Sesungguhnya
mengingat
Allah
(shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan (QS. Al-Ankabut : 45).. Perintah sholat ini hendaknya ditanamkan dalam hati dan jiwa kita semua, sehingga kewajiban sholat itu tidak hanya sebatas ritual rutinan semata melainkan sebagai mediator untuk mendekatkan diri kepada Allah. b) Menjalankan Puasa Puasa adalah menahan diri dari makanan, minum dan bersenggama serta mencegah diri dari hal-hal yang dapat menyebabkan batalnya puasa mulai dari terbit fajar sampai tenggelamnya matahari. Hal ini sebagaimana firman Allah yang berbunyi :
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas
26
orang-orang
sebelum
kamu
agar
kamu
bertakwa,*Q.S Al-Baqarah : 183). Dengan berpuasa maka manusia akan berlatih untuk selalu menghindari diri dari perbuatan yang dapat membatalkan puasa serta melatih diri agar dapat merasakan penderitaan orang yang tidak mampu dan merasakan nikmatnya ketika berbuka puasa. Puasa
ramadhan
wajib
dikerjakan
setelah
terlihatmya hilal atau setelah bulan sya’ban genap 30 hari. Maka ketika kita tidak mampu melaksanakan puasa sebulan penuh karena ada alasan-alasan tertentu maka kita boleh menggantinya di hari yang lain atau membayar denda dengan cara memberi makan orang miskin sebanyak 6 orang asnaf sesuai kemampuan kita. Pada hakekatnya puasa tidak hanya sebatas ritual tahunan saja, melainkan banyak sekali hikmah yand bisa diambil dari ibadah puasatersebut.Adapun hukmah dari puasa dantaranya sebagai berikut : : (1) Tazkiyah An –Nafs (pembersih jiwa) (2) Bahwa Puasa, selain selain menyehatkan badan juga dapat mengangkat aspek kejiwaan manusia (3) Puasa telah terbukti sebagai targiyah bagi tradah (kemauan), jihad bagi jiwa dan pembiasaan kesabaran
27
(4) Dengan puasa dapat mematahkan gelora syahwat (5) Dengan puasa dapat menajamkan perasaan terhadap ri k c) Membayar zakat Secara etimologi (asal kata) zakat dari kata zaka yang berarti berkah, tambah, bersih dan suci (H. Amiruddin Inoed, dkk. 2005 : 8), dapat dipahami bahwa zakat meupakan upaya untuk mensucikan atau emebersihkan. Zakat jika benar-benar dilaksanakan akan banyak sekali manfaat dan hikmah yang bisa diambil. Nanfaat yang dapat diambil, tidak hanya bagi yang menerima zakat akan tetapi juga bermanfaat bagi yang mengeluarkan zakat. Adapun manfaat bagi muzzaki (ysng mengeluarksn zakat), di antaranya sebagai berikut : (1) Membersihkan jiwa dari sifat kikir dan bakhil (2) Menanamkan perasaan cinta kasih terhadap golongan yang lemah (3) Mengembangkan rasa dan semangat kesetiakawanan serta kepedulian sosial (4) Memmbersihkan harta dari hak-hak orang yang berhak menerima zakat Sedangkan mamfaat yang dapat dirasakan gagi penerima zakat adalah sebagai berikut : (1) Menghilangkan perasaan sakit hati, iri dan dengki
28
(2) Menimbulkan dan menambah rasa syukur serta simpatik terhadap golomgam kaya (3) Menjadi modal kerja untuk berusaha mandiri dan berupaya mengangkat hidup (Amiruddin, dkk. 2005 : 20-21) 2) Ibadah Ghoirumahdhoh Ibadah ghoiru mahdhoh adalah ibadah yang di dalamnya tidak hanya hubungan manusia dengan Allah saja, tetapi juga hubungan manusia dengan sesama manusia. Seperti jual-beli, akad ijaroh, zakat an lain sebagainya. Mengapa zakat termasuk dalam hal ini, karena zakat itu sendiri selain memenuhi kewajiban manusia kepada Allah, tetapi di dalamnya mengatur hubungan antara orang kaya dengan orang yang miskin (STAIN HOSPOT, Sabtu 24-072010, http://quran.al-shia.org/id/makalah/03.htm). Ibadah ghoiru mahdhoh disebut juga dengan muamalah karena ada hubungan yamg erat antar sesama manusia dalam rangka mencari ridho Allah semata. Adapun contoh ibadah ghoiru mahdhoh diantaranya adalah sebagai berikut a) Mengikuti Pengajian Mendatangi dan mendengarkan pengajian adalah sebagian
dari
bentuk
perilaku
keagamaan,
dengan
mendengarkan pengajian maka hati seseorang akan muadah terbuka untuk melakukan perbuatan yang baik. Orang yang
29
mengikuuti dan mendengarkan pengajian dengan hikmat serta mengharap ridlo dari Allah, maka
akan mendapat pahala,
selain itu juga akan menambah ilmu pengetahuan tentang nilainilai
ajaran
agama
Islam
yang
disampaikan
oleh
penceramahnya. b) Membaca Al-Qur’an Al-Qur’an adalah kitab suci umat
Islam
yang
diwahyukan oleh Allah S.W.T kepada Nabi Muhammad S.A.W sebagai prtunjuk bagi umatnya di dunia dan di akhirat kelak. Allah telah menjamin siapa yang membaca Al-Qur’an maka hatinya akan menjadi tenang dan tentram, karena orang yang selalu membaca Al-Qur’an oleh Allah akan selalu dilindungi dari hal-hal yang buruk dan Allah juga akan memberikan petunjuk bagi orang-orang yang mau membaca Al-Qur’an, sebagaimana telah tersirat dalam firmannya yang berbunyi sebagai berikut:
Artinya :(dan ingatlah) akan hari (ketika) Kami bangkitkan pada tiap-tiap umat seorang saksi atas mereka dari
30
mereka
sendiri
dan
Kami
datangkan
kamu
(Muhammad) menjadi saksi atas seluruh umat manusia. dan Kami turunkan kepadamu Al kitab (Al Quran) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orangorang yang berserah diri (QS. An-nahl : 89). Pada dasarnya Al-Qur’an selain menjadi bacaan yang berpahala bagi umat muslim, Al-Qur’an juga mempunyai nama lain sekaligus fungsinya bagi umat manusia. W. Montgomery Watt dalam bukunya menyebutkan nama-nama lain dari AlQur’an diantaranya sebagai berikut : (1) Tanzil Kata “Tanzil” merupakan kata benda verbal dari “nazzala” yang berarti “menurunkan”. Dengan demikian Al-Qur’an diturunkan oleh Allah kepada Nabi Muhammad s.a.w sebagai mukjizat sekaligus sebagai petunjuk bagi hidup umat manusia. (2) Dzikr Kata “Dzikr” merupakan turunan dari kata kerja “dzakara” yang mempunyai makna “mengingat”, dengan melihat makna tersebut bahwa Al-Qur’an berfungsi sebagai salah satu media pengingat manusia kepada Allah. (3) Furqon
31
Kata “Furqon” berasal dari bahasa Yahudi Aram “purqon” yang memiliki makna keselamatan. Jadi, AlQur’an menjadi pegangan hidup manusia agar manusaia selamat, karenaa isi dari pada Al-Qur’an merupakan ajaranajaran agama islam. b. Muamalah Manusia adalah makhluk sosial yaitu makhluk yang berkodrat hidup dalam masyarakat. Sebagai makhluk sosial, dalam hidupnya manusia memerlukan adanya manusi-manusia lain yang bersama-sama
hidup
dalam
masyarakat.
Dalam
hidup
bermasyarakat, manusia selalu berhubungan satu sama lain. Pergaulan hidup tempat setiap orang melakukan perbuatan dalam hubunganya dengan orang-orang lain disebut muamalah (Basyir, 2000 : 11). Adapun macam-macam bentuk muamalah yang penulis cantumkan adalah sebagai berikut : 1) Membiasakan Berperilaku Jujur Yang dimaksud dengan jujur dalah menyatakan sesuatu sesuai dengan kenyataan. Jujur merupakan yamg mulia, dalam ajaram agma Islam oinyatakan juga bahwa jujur merupakan tindakan yang dapat meninggalkan kemaksiatan. Sebagaimana disebukan dalam sebuah hadits Rosulallah S.A.W sebagai derikut :
32
ويايزل انرجم.ءنيكى با نصدق فاٌ انصدق يهد ى انى انبر واٌ يهد انى انجنو )يصدق ويتحرى انصدق حتى يكتب ءند اهلل صد قا (راوه انبخار و يسهى Artinya : Hendaknya berpegang pada kebenaran sebab kebenaran itu memadu kebaikan dan kebaikan itumembawa
kesurga
dan
hendaklahorsng
itu
bersikap benar dan memiliki kebenaran hingga tertulis disisi Allah sebagai orang benar (HR. Bukhori dan Muslim). Dengan demikian jelaslah sudah bahwa orang yang suka berbohong itu adalah sebagian dari tanda yang munafiq, maka sebagi orang tua, seorang Ibu haru mampu memberikan contoh kepada putra-putrinya dengan selalu berkata jujur kepada siapa saja. 2) Tolong-menolong Sesama Menolong adalah memberi bantuan kepada orang lain yang membutuhkan bantuan,tolong-menolong dalam kebaikan dianjurkan oleh Allah sebab sebagai sesama manusia akan saling membutuhkan. Dalam ajaran agama Islam tolongmenolong sangat dianjurkan dan menolong itu menjadi wajib ketika dalam kebaikan. Sebagimana Allah telah berfirman dalam Al-Qur’an Surat Al-Maidah ayat 2 yang berbunyi sebagai berikut :
33
...
Artinya : Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam
berbuat
dosa
dan
pelanggaran.
dan
bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya.(QS. Al-Maidah : 2). Jadi, tolong-menolong itu dianjurkan dalam hal kebaikan serta menjadi terlarang ketika dalam hal kemaksiatan (keburukan). Maka sebagai seoramg Ibu sekaligus sebagai panutan untuk putra-putrinya hendakmya mempunyai jiwa kepedulian terhadap orang lain. 3) Menanamkan Sifat Sabar Menurut Ahmad Sultoni dalam bukunya yang berjudul “Sang
Maha
Segalanya
Mencintai
Sang
Maha-Siwa”
mendefinisikan sabar menurut beberapa tukoh, yaitu : Menurut Agu Zakari Ansar, sabar merupakan kemampuan seseorang dalam mengendalikan dirinya terhadap sesuatu yang terjadi, baik yang disenangi maupu yang dibenci. Menurut Al-Ghozali dalam bukunya Ahmad Sultoni sabar adalah jiwa yang terjadi karena dorongan ajaran agama
34
Islam dalam mengendalikan hawa nafsu. Selain itu beliu juga membagi sabar dalam 3 (tiga) macam, yaitu : a) Sabar dalam Musiba ; yaitu kerelaan menerima kehendak Allah yang awalnya terasa tidak nyaman seperti saki, kurang harta, ketakutan kelaparan, bencana alam dan sebagainya. b) Sabar dalam Ibadah ; yaitu kerelaan melakukan kehendak Allah yang terwujud dalam perintah-perintahnya. c) Sabar dalam Maksiat ; yaitu kerelaan diri menerima ujian melakukan hal-hal yang menjadi larangannya (Ahmad Sultoni, 2007 : 143). 3. Bentuk-bentuk Perilaku Yang Memyimpang a. Aliran Klenik Klenik dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang berhubungan dengan kepercayaan akan hal-hal yang mengandung rahasia dan tidak masuk akal (Dr. Jalaluddin, 1996 : 241). Praktek aliran klenik ini biasanya dikalangan masyarakat, umumnya dalam bentuk perdukunan, sehingga sampai-sampai nendapatkan julukan ahli klenik. Suburnya praket aliran klenik ini antara lain ditopang oleh kondisi masyarakat yang awam akan agama naumun memiliki fanatisme agama yang tinggi. b. Konversi Agama
35
Konversi agama (religious corversion) secara umum dapat diartikan dengan berubsh agama atau masuk agama. Para ahli sosiologi berpendapat bahwa yang menyebabkan terjadinya konversi agama adalah pengaruh sosial, adapun penaruh sosial ma 1) Pengaruh kebiasaan yang rutin 2) Pengaruh ajakan atau propaganda dari orang-orang terdekat 3) Pengaruh pemimpin keagamaan 4) Pengaruh kekuasaan pemimpin (Jalaluddin, 1996 : 247). Prof. Dr. Zakiah Daradjad dalam bukunya mengatakan bahwa untuk mengetahui faktor-faktor apa yang mempengaruhi menyebabkan mungkin terjadinya konversi agama itu tidak mudah, namun beliau menyebutkan beberapa faktor yang tampak terjadi dan terdapat dalam setiap konversi agama, diantaranya adalah: 1) Pertentangan batin (konflik batin) 2) Pengaruh hubungan dengan tradisi agama 3) Ajakan atau seruan dan sugesti 4) Faktor emosi 5) Kemauan Jadi, dengan melihat dari faktor-faktor penyebab terjadinya konversi agama di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa orang-orang yang melakukan konversi agama adalah orang yang belum mempunyai kematangan keberagamaan yang kuat. 4. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku keagamaan
36
Adapun perilaku keagamaan dipengaruhi oleh beberapa faktor, terdiri dari 4 (empat) kelompok utama: pengaruh sosial, pengalaman, kebutuhan dan proses pemikiran (Thouless, 1992:29) a. Faktor Sosial Faktor sosial yaitu mencakup semua pengaruh soaial dalam perkembangan sikap keberagamaan yaitu: pendidikan dari orang tua, tradisi-tradisi sosial, dan tekanan-tekanan lingkungan sosial untuk menyesuaikan diri dengan berbagai pendapat dan sikap yang disepakati oleh lingkunagan itu. b. Faktor Pengalaman Ada tiga jenis pengalaman yang bisa dimasukkan di antara berbagai faktor yang memberi sumbangan terhadap sikap keagamaan: penagalaman mengenai dunia nyata, mengenai konflik moral, dan mengenai keadaan-keadaan emosional tertentu yang tampak memilki kaitan dengan agama, c. Faktor kebutuhan Adanya kebutuhan–kebutuhan yang tidak terpenuhi secara sempurna dimana-dimana sehingga mengakibatkan terasa adanya kebutuhan akan kepuasan-kepauasan agama. Kebutuhan ini dikelompokkan menjadi empat yaitu: kebutuhan akan keselamatan, kebutuhan akan cinta, kebutuhan untuk memperoleh harga diri, dan kebutuhan yang timbul karena adanya kematian. d. Faktor proses pemikiran
37
Adanya kebutuhan–kebutuhan yang tidak terpenuhi secara sempurna dimana-dimana sehingga mengakibatkan terasa adanya kebutuhan akan kepuasan-kepauasan agama. Kebutuhan ini dikelompokkan menjadi empat yaitu: kebutuhan akan keselamatan, kebutuhan akan cinta, kebutuhan untuk memperoleh harga diri, dan kebutuhan yang timbul karena adanya kematian.
C. Pengaruh Keaktifan mengikuti Majelis Ta’lim Terhadap Perilaku Keagamaan Ibu Rumah Tangga Kondisi mastarakat dewasa ini cenderung apatis atau cuek terhadap apa yang terjadi sekitarnya. masyarakat cenderung lebih suka dengan hal-hal yang sifatnnya hanya kenikmatan sesaat saja tanpa memikirkan akibatmya Masyarakat lebih senang dengan hal –hal yang baru, yang itu sifatnya kedunaiwian saja meskipun itu bertentangan dengan norma di masyarakat atupun nilai-nilai agama.
Sehingga banyak sekali muncul kasus-kasus
dikalangan masyarakat yang tidak menjunjung tinggi nilai-nilai ajaran agama Islam. Pergeseran
paradigma
dikalangan
masyarakat
yang
hanya
mementigkan hal-hal duniawi semata, hal ini membuat masyarakat menjauh diri dari apa-apa yang telah disyari’atkan oleh agama. Padahal manusia diciptakan oleh Allah selain untuk menjadi kholifah di bumi manusia
38
mempunyai kewajiban untuk menyembah Allah S.W.T, jadi dalam mengarungi hidup itu memang harus seimbang, antara urusan dunai dan urusan akherat. Majelis ta’lim sebagai lembaga pendidikan non-formal yang bergerak dibidang dakwah banyak sekali manfatnya yang bisa diambil oleh masyarakat khususnya masyarakat. Konsep yang ditawarkan oleh majelis ta’lim, dimana di dalamnya diajarkan banyak ilmu pengetahuan tentang agama Islam. Selain menjadi tempat nenimba ilmu gama bagi kalangan Ibu Rumah Tangga, majelis ta’lim juga sebagai ajang silahturrahmi dikalangan masyarakat dan dapat menambah rekatnya hubungan persaudaraan. Keaktifan mengikuti majelis ta’lim di kalangan Ibu Rumah Tangga seperti yang telah diuaikan di atas, maka dapatlah disimpulkan bahwa majelis ta’lim yang diikuti para Ibu Rumah Tangga di Dusun Canden Desa Sambi Kecamatan Sambi Kabupaten Boyolali merupakan salah satu usaha untuk memperbaiki dan meningkatkan nilai-nilai ajaran agama Islam serta menambah
ilmu
pengetehuan agama untuk dijadikan bekal dalam
mengarungi kehidupan bermasyarakat dan beragama di masyarakat.
39
BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN
Sebelum penulis membahas laporan hasil penelitian ini, maka terlebih dahulu akan kami sajikan beberapa data fakta penting hasil observasi di Dusun Canden Desa Sambi Kecamatan Sambi Kabupaten Boyolali tahun 2010. A. Gambaran Umum Dusun Canden Desa Sambi Kecamatan Sambi Kabupaten Boyolali 1. Keadaan Geografis Dusun Canden Desa Sambi Dusun Canden merupakan salah satu Dusun yang terletak di Desa Sambi Kecamatan Sambi Kabupaten Boyolali, jarak dengan Kelurahan + 1 Km, jarak dengan Kecamatan + 1 Km dan jarak dengan Kabupaten + 25 Km (Sumber : Dokumen Tata Usaha Pemerintahan Dusun Canden Desa Sambi). a. Batas Wilayah Dusun Canden Dusun Canden berbatasan dengan Dusun dan Desa lainnya yaitu:
Sebelah Utara
: Desa Jambon
Sebelah Selatan
: Dusun Kedung Gentong
Sebelah Barat
: Desa Tawengan
Sebelah Timur
: Dusun Gumuk Rejo
b. Luas Wilayah Luas wilayah Dusun Canden + 11,3 Ha yang terdiri atas:
Pemukiman
55% 37
40
Persawahan
40%
Perkebunan
5%
2. Monografis Dusun Canden Desa Sambi Jumlah penduduk Dusun Canden + 475 jiwa, terbagi dalam + 95 Kepala Keluarga yang terbagi dalam 2 (dua) RT dan 1 (satu) RW (Sumber Tata Usaha Pemerintahan Dusun Canden Desa Sambi Kecamatan Sambi). a. Mata Pencaharian Mata pencaharian warga masyarakat Dusun Canden Desa Sambi kebanyakan adalah petani. Berdasarkan data dari Dusun Canden Desa Sambi diperoleh perincian mata pencaharian penduduk sebagai berikut : Tabel I Tabel Mata Pencaharian Penduduk Dusun Canden Desa Sambi 2010
Pekerjaan
No
Jumlah
1
Petani
75 orang
2
Karyawan Pabrik
45 orang
3
Pedagang/Wiraswasta
8 orang
4
PNS
5 orang-
5
Pertukangan
15 orang
6
Pegawai Swasta
6 orang
41
7
Peternak
1 Orang
8
Buruh Bangunan
20 orang
Lain-lain
22 orang
b. Kondisi Agama Kondisi keagamaan penduduk Dusun Canden Desa Sambi tergolong kedalam perkampungan muslim, karena berdasarkan data dari tata pemerintahan Dusun Canden dan dari hasil penelitian di lapangan bahwa penduduk Dusun Canden 100 % memeluk agama Islam. c. Keadaan Sosial 1) Adat istiadat Penduduk Dusum Canden masih menjunjung adat istiadat, misalnya adat istiadat gotong-royong yang masih berjalan dengan baik, selamatan dalam hari-hari besar Islam atau nasional juga masih berlaku. Peringatan hari besar keagamaan seperti Maulid Nabi Muhammad SAW, Isra’
mi’raj, Nuzulul Qur’an, serta
pengumpulan dan pembagian zakat. Selain peringatan hari besar keagamaan, kegiatan keagamaan lain juga berjalan dengan baik di Dusun Canden, seperti setiap malam jum’at ada kegiatan Yasinan khusus bapak-bapak dan remaja putra yang sudah berjalan dengan
42
baik, bahkan di masing-masing RT mempunyai jadual yang sudah berjalan dengan baik pula.
2) Struktur Organisasi Dusun Canden Dusun Canden di pimpin oleh seorang Kepala Dusun dibantu oleh aparatnya dengan struktur organisasi sebagai berikut: Tabel II Struktur Organisasi Pemerintahan Dusun Canden Desa Sambi Kecamatan Sambi 2010
KADES Rohmat
KADUS sarno RT.01
RT.02
wijiyanto
Sunarto
Masyarakat
Karangtaruna
43
B. Gambaran Umum Majelis Ta’lim di Dusun Canden Desa Sambi Majelis ta’lim di Dusun Canden Desa Sambi diadakan pertama kali atau didirikan sekitar tahun 2003/2004, berdirinya majelis ta’lim tersebut atas pemikiran para tokoh masyarakat Dusun Canden sendiri yang melihat kondisi keagamaan dan sosial masyarakat khususnya para ibu rumah tangga pada saat itu memang memerlukan penguatan, penyegaran dan pembimbingan. Majelis ta’lim yang diikuti para ibu rumah tangga di Dusun Canden merupakan satu-satunya
tempat atau ajang menimba ilmu pengetahuan
tentang agama bagi para ibu rumah tangga yang ada di Dusun Canden. Majelis ta’lim yang ada di Dusun Canden selain diikuti para ibu rumah tangga tetapi juga diikuti para anak-anak dan remaja putri. Pada awal berdirinya jumlah jama’ah majelis ta’lim di Dusun Canden cuma diikuti oleh berapa orang saja, akan tetapi seiring berjalanan waktu jumlah jama’ah semakin bertambah bahkan ada yang berasal dari luar Dusun Canden. Sampai saat ini jumlah jama’ah majelis ta’lim di Dusun Canden ada sekitar 158 orang. Majelis ta’lim di Dusun Canden diadakan atau dilaksanakan setiap malam minggu, yang dimulai sekitar pukul 20.30 atau ba’da isya’dan di akhiri sekitar pukul 21.30. Adapun susunan acara pengajian yang ada di majelis ta’lim Dusun Canden diantaranya sebagai berikut : 1. Pembukaan 2. Sholawatan 3. Membaca Al-Qur’an (surat Yasin)
44
4. Istirahat 5. Isian atau tausyiah dan do’a 6. Penutup Majelis ta’lim di Dusun Canden mempunyai beberapa guru atau penceramah, hal ini dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel III. Daftar Guru/Penceramah Majelis Ta’lim Dusun Canden Desa Sambi Kecamatan Sambi No.
Nama Tutor
Pekerjaan
1
Sutarman. S.Ag
Guru
2
Supardi
Swasta
3
Sunarto, S.Ag
Guru
4
Ust. Abdul Hasib
Guru Ngaji
5
Tri Raharjo
Swasta
C. Penyajian Data 1. Daftar Nama Responden Data nama-nama responden dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
45
Tabel IV Daftar Nama Responden Peserta Majelis Ta’lim di Dusun Canden Desa Sambi Kecamatan Sambi
No
Nama Responden
Umur
Pekerjaan
1
Etik Sutarti
29Th
Ibu rumah tangga
2
Parti
47Th
Pedagang
3
Suminah
34Th
Inurumah tangga
4
Rubiyem
32Th
Karyawan
5
Nuryati
25Th
Ibu rumah tangga
6
Siti Qari’ah
25Th
Wiraswasta
7
Utami
36Th
Karyawan
8
Suminah Samin
30Th
Swasta
9
Sri Rahayu
38Th
Petaniani
10
Suparni
35Th
Swasta
11
Gimah
41Th
Ibu rumah tangga
12
Etik Wiyati
27Th
Ibu rumah tangga
13
Nani
28Th
Karyawan
14
Siti Maesaroh
34Th
Guru
15
Sangadah
42Th
Ibu rumah tangga
16
Suliyem
35 Th
Petaniani
46
17
Maryam
48 Th
Swasta
18
Marni
40Th
Petani
19
Sumirah
42Th
Petani
20
Siti Yoko
38Th
Pedagang
21
Maryatun
35Th
Krayawan
22
Kasmini
30Th
Karyawan
23
Marmi
34Th
Ibu rumah tangga
24
Sunarti
53Th
Pedagang
2. Hasil Jawaban Angket Pada penelitian ini penulis mengambil dua variabel dependent dan independent yang diurai dalam item pertanyaan dalam angket sebagaimana terlampir , hasil jawaban atas opsi pertanyaan tersebut adalah sebagai berikut : a. Keaktifan mengikuti majelis ta’lim Adapun data hasil jawaban dari angket tentang keaktifan mengikuti majelis ta’lim dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel V Jawaban Angket Tentang Keaktifan Mengikuti Majelis Ta’lim di Dusun Canden Desa Sambi Nn
Nama responden
Jawaban soal A
B
Jumlah C
47
1.
Etik Sutarti
9
-
1
10
2.
Parti
8
2
-
10
3.
Suminah
5
1
4
10
4.
Rubiyem
5
3
2
10
5.
Nuryati
8
-
2
10
6.
Siti Qari’ah
9
1
-
10
7.
Utami
7
3
-
10
8.
Suminah Samin
6
2
2
10
9.
Sri Rahayu
8
1
1
10
10.
Suparni
7
2
1
10
11.
Gimah
5
4
1
10
12.
Etik Wiyati
8
2
-
10
13.
Nani
4
4
2
10
14.
Siti Maesaroh
6
4
-
10
15.
Sangadah
7
2
1
10
16.
Suliyem
6
3
1
10
17.
Maryam
5
3
2
10
18.
Marni
7
3
-
10
19.
Sumirah
6
3
1
10
20.
Siti Yoko
8
2
-
10
21.
Maryatun
6
4
-
10
22.
Kasmini
6
3
1
10
48
23.
Marmi
6
3
1
10
24.
Sunartj
7
1
2
10
159
56
25
240
Jumlah
b. Perilaku keagamaan Ibu Rumah Tangga Adapun hasil jawaban dari angket tentang data perilaku keagamaan Ibu Rumah Tangga dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel Vi Jawaban Angket Tentang Perilaku Keagamaan Ibu Rumah Tangga Di Dusun Canden Desa Sambi No.
Nama responden
Jawaban soal
Jumlah
A
B
C
1.
Etik Sutarti
7
3
-
10
2.
Parti
6
4
-
10
3.
Suminah
6
4
-
10
4.
Rubiyem
4
6
-
10
5.
Nuryati
6
4
-
10
6.
Siti Qari’ah
6
4
-
10
7.
Utami
7
3
-
10
8.
Suminah S
5
5
-
10
9.
Sri Rahayu
5
4
1
10
49
10.
Suparni
7
3
-
10
11.
Gimah
5
5
-
10
12.
Etik Wiyati
6
4
-
10
13.
Nani
6
4
-
10
14.
Siti Maesaroh
5
5
-
10
15.
Sangadah
6
4
-
10
16.
Suliyem
5
5
-
10
17.
Maryam
6
3
1
10
18.
Marni
6
4
-
10
19.
Sumirah
6
4
-
10
20.
Siti Yoko
5
5
-
10
21.
Maryatun
6
4
-
10
22.
Kasmini
4
5
1
10
23.
Marmi
5
4
1
10
24.
Sunarti
7
3
-
10
137
99
4
240
Jumlah
50
BAB IV ANALISIS DATA
Setelah data terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah penulis menganalisis data tersebut. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh jawabanjawaban dari pokok permasalahan sebagaimana yang termuat pada bab sebelumnya, untuk memudahkan dalam menganalisis, maka ada tahap-tahap dalam menganalisis data tersebut agar berjalan dengan benar sesuai dengan data yang akan diteliti, adapun tahap-tahap tersebut adalah sebagai berikut : A. Analisis Data Setelah melakukan penggalian data, maka selanjutnya adalah melakukan analisis data tiap variabel. Adapun analisanya adalah sebagai berikut: 1. Analisis Pengaruh Keaktifan Mengikuti Majelis Ta’lim di Dusun Canden Desa Sambi Untuk mengetahui jawaban-jawaban dari pertanyaan angket yang terdiri dari 10 item pertanyaan yang masing-masing pertanyaan disediakan alternatif jawaban dengan rincian bobot sebagai berikut : a. Alternatif jawaban A, memikiki bobot nilai 3 b. Alternatif jawaban B, memiliki bobot nilai 2 c. Alternatif jawaban C, memiliki bobot nilai 1 Dalam mencari nominal yang didasarkan pada jumlah nilai yang diperoleh dari hasil angket untuk para ibu rumah tangga, nilai yang 50
51
diperoleh kemudian diklasifikasikan untuk mengkriteriakan tingkat keaktifan mengikuti majelis ta’lim terhadap perilaku keagamaan Ibu Rumah Tangga Tabel VII Keaktifan Mengikuti Majelis Ta’lim di Dusun Canden Desa Sambi Alternatif Jawab
Total Nilai
Item
Jawaban Tiap Item
No.
Total
Respon
Nilai A
B
C
3
2
1
1
9
-
1
27
0
1
28
2
8
2
0
24
4
0
28
3
5
1
4
15
2
4
21
4
5
3
2
15
6
2
23
5
8
-
2
24
0
2
26
6
9
1
0
27
2
0
29
7
7
3
0
21
6
0
27
8
6
2
2
18
4
2
24
9
8
1
1
24
2
1
27
10
7
2
1
21
4
1
26
11
5
4
1
15
8
1
24
12
8
2
0
24
4
0
28
13
4
4
2
12
8
2
22
14
6
4
-
18
8
0
26
52
15
7
2
1
21
4
1
26
16
6
3
1
18
6
1
25
17
5
3
2
15
6
2
23
18
7
3
0
21
6
0
27
19
6
3
1
18
6
1
25
20
8
2
0
24
4
0
28
21
6
4
0
18
8
0
26
22
6
3
1
18
6
1
25
23
6
3
1
18
6
1
25
24
7
1
2
21
2
2
25
Kemudian untuk mengetahui prosentase dari frekuensi skor keaktifan mengikuti majelis ta’lim,
peneliti
mencarinya dengan
menggunakan rumus prosentase. Adapun rumusnya sebagai berikut :
Keterangan : P : Prosentase F : Frekuensi N : Jumlah responden
53
Tabel VIII Tabel Frekuensi Tentang Keaktifan Mengikuti Majelis Ta’lim
Skor
Prosentase
Komulatif
(%)
Prosent
Frekuensi
F.x
21
1
4,166
4,166
21
22
1
4,166
8,333
22
23
2
8,333
16,666
46
24
2
8,333
25
48
25
5
20,833
45,833
125
26
5
20,833
66,666
130
27
3
12,5
79,166
81
28
4
16,666
95,833
112
29
1
4,1666
100
29
∑
24
100
614
Kemudian di hitung nilai mean dan range dengan rumus sebagai berikut : M
f x N
M= 614 24 M= 25,58333
54
Setelah diketahui nilai mean, untuk melakukan nilai mean yang didapat, peneliti membuat nilai kategori dengan cara dan langkah sebagai berikut : i= R K
Keterangan : I
: Interval
R
: Range
K
: Jumlah kelas 3 (berdasarkan jumlah multiple choice)
Sedangkan mencari range (R) dengan menggunakan rumus : R
=H–L+1
H
= Jumlah item X Skor tertinggi, a = 3 = 10 X 3 = 30
L
= Jumlah item X skor terendah, d = 1 = 10 X 1 = 10
Jadi, R = H – L + 1 R
= 30 – 10 + 1
R
= 21 3 i
=7
55
Dari hasil diatas dapat diperoleh nilai 7 sehingga interval yang diambil bisa kelipatan 7, sehingga untuk mengkategorikannya dapat diperoleh interval sebagai berikut :
Tabel IX Nilai Interval Pengaruh Keaktifan Mengikuti Majelis Ta’lim di Dusun Canden Desa Sambi No.
Interval
Kategori
Kode
1
26 – 30
Tinggi
A
2
18 – 25
Sedang
B
3
10 – 17
Rendah
C
Hasil di atas menunjukan mean dengan hasil 25,58 dari pengaruh keaktifan mengikuti majelis ta’lim di Dusun Canden Desa Sambi Tahun 2010 adalah Sedang. 2. Perilaku Keagamaan Ibu Rumah Tangga di Dusun Canden Desa Sambi Untuk mengetahui jawaban-jawaban dari pertanyan angket yang terdiri dari 10 item pertanyaan yang masing-masing pertanyaan disediakan alternatif jawaban dengan rincian bobot sebagai berikut : a. Alternatif jwaban A, memikiki bobot nilai 3 b. Alternatif jawaban B, memiliki bobot nilai 2
56
c. Alternatif jawaban C, memiliki bobot nilai 1 Dalam mencari nominal yang didasarkan pada jumlah nilai yang diperoleh dari hasil angket untuk para ibu rumah tangga, nilai yang diperoleh kemudian diklasifikasikan untuk mengkriteriakan tingkat keaktifan mengikuti majelis ta’lim terhadap perilaku keagamaan ibu rumah tangga. Tabel X Perilaku Keagamaan Ibu Rumah Tangga di Dusun Canden Desa Sambi Alternatif Jawab
Total Nilai
No.
Total Item
Jawaban Tiap Item
Respon
Nilai A
B
C
3
2
1
1
7
3
0
21
6
0
27
2
6
4
0
18
8
0
26
3
6
4
0
18
8
0
26
4
4
6
0
12
12
0
24
5
6
4
0
18
8
0
26
6
6
4
0
18
8
0
26
7
7
3
0
21
6
0
27
8
5
5
0
15
10
0
25
9
5
4
1
15
8
1
24
10
7
3
0
21
6
0
27
11
5
5
0
15
10
0
25
57
12
6
4
0
18
8
0
26
13
6
4
0
18
8
0
26
14
5
5
0
15
10
0
25
15
6
4
0
18
8
0
26
16
5
5
0
15
10
0
25
17
6
3
1
18
6
1
25
18
6
4
0
18
8
0
26
19
6
4
O
18
8
0
26
20
5
5
0
15
10
0
25
21
6
4
0
18
8
0
26
22
4
5
1
12
10
1
23
23
5
4
1
15
8
1
24
24
7
3
0
21
6
0
27
137
99
4
411
198
4
613
∑
Kemudian untuk mengetahui prosentase dari frekuensi skor perilaku keagamaan ibu rumah tangga, peneliti mencarinya dengan menggunakan rumus prosentase. Adapun rumusnya sebagai berikut :
Keterangan : P : Prosentase
58
F : Frekuensi N : Jumlah responden
Tabel XI Tabel Frekuensi Tentang Perilaku Ibu Rumah Tangga
Skor
Prosentase
Komulatif
(%)
Prosent
Frekuensi
F.x
23
1
4,166
4,166
23
24
3
12,5
16,666
72
25
6
25
41,666
150
26
10
41,666
83,333
260
27
4
16,666
100
108
∑
24
100
613
Kemudian di hitung nilai mean dan range dengan rumus sebagai berikut : M
f x N
M= 613 24 M= 25,54167
59
Setelah diketahui nilai mean, untuk melakukan nilai mean yang didapat, peneliti membuat nilai kategori dengan cara dan langkah sebagai berikut : i= R K
Keterangan : I
: Interval
R
: Range
K
: Jumlah kelas 3 (berdasarkan jumlah multiple choice)
Sedangkan mencari range (R) dengan menggunakan rumus : R
=H–L+1
H
= Jumlah item X Skor tertinggi, a=3 = 10 X 3 = 30
L
= Jumlah item X skor terendah, d=1 = 10 X 1 = 10
Jadi, R = H – L + 1 R = 30 – 10 + 1 R = 21 i = 21 3 i=7
60
Dari hasil diatas dapat diperoleh nilai 7 sehingga interval yang diambil bisa kelipatan 7, sehingga untuk mengkategorikannya dapat diperoleh interval sebagai berikut :
Tabel XII Nilai Interval Perilaku Keagamaan Ibu Rumah Tangga di Dusun Canden Desa Sambi No
Interval
Kategori
Kode
1
26 – 30
Tinggi
A
2
18 – 25
Sedang
B
3
10 – 17
Rendah
C
Hasil di atas menunjukan mean dengan hasil 25,58 dari pengaruh keaktifan mengikuti majelis ta’lim di Dusun Canden Desa Sambi Tahun 2010 adalah Sedang.
B. Analisis Kedua 1. Mencari Nilai Korelasi Antara Pengaruh Keaktifan Mengikuti Majelis Ta’lim di Dusun Canden Desa Sambi Dalam analisis kedua ini adalah akan menganalisis tentang pengaruh keaktifan mengikuti majelis ta’lim terhadap perilaku keagamaan
61
ibu rumah tangga akan dikorelasikan dalam bentuk tabel koefisien korelasi, dimana pengaruh mengikuti majelis ta’lim sebagai variabel X dan perilaku keagamaan sebagai variabel Y
Tabel XIII Tabel Pembantu Analisis Product Moment No
X
Y
X2
Y2
XY
1.
28
27
784
729
756
2.
28
26
784
676
728
3.
21
26
441
676
546
4.
23
24
529
576
552
5.
26
26
676
676
676
6.
29
26
841
676
754
7.
27
27
729
729
729
8.
24
25
576
625
600
9.
27
24
729
576
648
10.
26
27
676
729
702
11.
24
25
576
625
600
12.
28
26
784
676
728
13.
22
26
484
676
572
14.
26
25
676
625
650
15.
26
26
676
676
676
62
16.
25
25
625
625
625
17.
23
25
529
625
575
18.
27
26
729
676
702
19.
25
26
625
676
650
20.
28
25
784
625
700
21.
26
26
676
676
676
22.
25
23
625
529
575
23.
25
24
625
576
600
24.
25
27
625
729
675
∑
614
613
15804
15683
15695
Dari tabel tersebut dapat diketahui keterangan sebagai berikut : N
= 24
∑X
= 614
∑Y
= 613
∑ X2
= 15804
∑ Y2
= 15683
∑ X Y = 15695 Dalam melakukan analisis tentang keaktifan mengikuti majelis ta’lim terhadap perilaku keagamaan ibu rumah tangga di Dusun Canden Desa Sambi, penulis mengunakan rumus product moment. Adapun rumusnya adalah sebagai berikut:
63
XY
rxy
X Y N
2 2 X 2 X Y 2 Y N N
15695 – 15682,58 √({15804 –15708,16 }{15683 – 15657,04 rxy = rxy =
12,42
√{95,84}{25,96} rxy = 12,42 50,65 rxy = 0, 24
C. Pembahasan Setelah data dianalisis dengan menggunakan teknik product moment dan diperoleh rxy sebesar 0,24, kemudian nilai rxy yang telah diketahui tersebut diadakan tes signifikasi , yaitu dikonsultasikan pada r tabel product moment dengan N = 24 pada tarafisignifikasi 5% diperoleh nilai 0,404. Dengan ini dapat diketahui bahwa rxy
hitung
sebesar 0,24< rxy
tabel
sebesar
0,404, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan positif yang signifikan atau terdapat pengaruh akan tetapi tidak
signifikan
antara
keaktifan mengikuti majelis ta’lim terhadap perilaku keagamaan ibu rumah tangga di Dusun Canden Desa Sambi Kecamatan Sambi Kabupaten Boyolali.
64
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian sebagaimana telah dijabarkan pada babbab sebelunya, maka, dapat di simpulkan sebagai berikut : 1. Berdasarkan hasil pada tabel IX . tabel frekuensi menunjukkan nilai mean pada angka 25,58, jadi tingkat keaktifan mengikuti majelis ta’lim ibu rumah tannga di Dusun Canden tergolong pada kategori sedang (B) 2. Berdasarkan hasil pada tabel IX . tabel frekuensi menunjukkan nilai mean pada angka 25,58, jadi tingkat perilaku keagamaan ibu rumah tangga di Dusun Candan tergolong pada kategori sedang (B). 3. Dari penelitian yang di analisis secara statistik diperoleh hasil yang menjadi kesimpulan bahwa ada hubungan antara keaktifan mengikuti majelis ta’lim terhadap perilaku keagamaan Ibu Rumah Tangga. Hal ini terbukti dengan koefisien korelasi product moment dari hasil r xy sebesar
0,24 sedangkan rxy
tabel
hitung
0,404 product moment pada taraf
signifikansi 5% = dengan N =24 Dengan demikian hipotesis yang penulis ajukan tidak diterima, berarti keaktifan mengikuti majelis ta’lim ada pengaruhnya terhadap perilaku keagamaan ibu rumah tangga akan tetapi tidak signifikan yang disebabkan dari hasil perhitungan data yang diperoleh di lapangan menunjukan rxy
rxy table. 61
hitung
<
65
B. Saran Berdasarkan kesimpulan yang telah diperoleh dari hasil penelitian, maka peneliti mengajukan saran sebagai berikut : 1. Kepada seluruh ibu rumah tangga di Dusun Canden Desa Sambi Kecamatan
Sambi
Kabupaten
Boyolali
hendaknya
benar-benar
memafaatkan secara maksimal dalam mengikuti majelis ta’lim sehingga terwujud masyarakat yang berperilaku sesuai dengan syariat yang telah dianjurkan oleh Allah S.W/T. 2. Kepada para jbu rumah tangga khususnya para ibu rumah tangg di Duson Canden Desa Sambi Kecamatan Sambi Kabupaten Boyolali agar tidak bosan dan malu-malu dalam mencari ilmu agama sebagai bekal hidup dan selalu aktif mengikuti majelis ta’lim maupun acara-acara keagamaan lainya.
C. Penutup Mengakhiri penulisan skripsi ini, penulis mengucapkan syukur yang tiada terkira kepada Allah S.W.T yang telah memberikan begitu banyak nikmat kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi tanpa halangan yang berarti dan dapat selesai sesuai waktu yang telah ditetapkan. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna.Oleh karena itu, penulis sangat berharap adanya saran dan kritik yang yang membangun dari pembaca sekalian demi kesempurnaan skripsi ini.
66
Harapan penulis semoga skripsi ini dapat dijadikan bahan kajian yang lebih lanjut dan dapat membawa manfaat khususnya bagi penulis dan bagi pembaca pada umumnya.serta bagi nusa dan bangsa,khususnya masyarakat Islam dan dunia pendidikan.