PENGARUH RUTINITAS MENGIKUTI PENGAJIAN MANAQIB TERHADAP PERILAKU BEDERMA BAGI IBU RUMAH TANGGA DESA SRATEN KECAMATAN TUNTANG, KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2011 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh :
ANIS THOHIROH NIM 111 07 155
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2011
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi Saudara: Nama
: Anis Thohiroh
NIM
: 11107155
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi
: Pendidikan Agama Islam
Judul
:PENGARUH
RUTINITAS
MENGIKUTI
PENGAJIAN MANAQIB TERHADAP PERILAKU BEDERMA BAGI IBU RUMAH TANGGA DESA SRATEN
KECAMATAN.
TUNTANG,
KABUPATEN. SEMARANG TAHUN 2011. Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.
Salatiga, 12 Agustus 2011 Pembimbing
Drs. Abdul Syukur M.Si NIP. 19670307 199403 1 002
SKRIPSI PENGARUH RUTINITAS MENGIKUTI PENGAJIAN MANAQIB TERHADAP PERILAKU BEDERMA BAGI IBU RUMAH TANGGA DESA SRATEN KECAMATAN TUNTANG, KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2011
DISUSUN OLEH ANIS THOHIROH NIM : 11107155
Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Tarbiyah, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga, pada tanggal 9 September 2011 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana S1 Kependidikan Islam. Susunan Panitia Penguji Ketua Penguji
: Dr. Imam Sutomo, M.Ag
Sekretaris Penguji
: Drs. Mubasirun, M.Ag
Penguji I
: Dr. M. Zulfa M., M.Ag
Penguji II
: Dra. Maryatin
Penguji III
: Drs. Abdul Syukur, M.Si Salatiga, 17 September 2011 Ketua STAIN Salatiga
Dr. Imam Sutomo, M.Ag NIP. 19580827 198303 1 002
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama
: Anis Thohiroh
NIM
: 11107155
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi : Pendidikan Agama Islam Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya dari penulis sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan dari orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Salatiga, 15 Agustus 2011 Yang menyatakan,
Anis Thohiroh
MOTTO
MOTTO •
Sejarah bukan hanya rangkaian cerita, ada banyak pelajaran, kebanggaan dan pengalaman di dalamnya.
•
Hari ini harus lebih baik dari pada hari kemarin dan hari esok adalah harapan.
PERSEMBAHAN
Terselesainya skripsi ini kupersembahkan dengan penuh cinta kepada orang-orang yang selalu menyayangiku : 1. Orang tuaku, Bapak Muslich dan ibu Siti Mukarromah yang telah mencurahkan segala usaha untuk melancarkan studi penulis dan tak lelah untuk selalu mendidik, mendoakan dan mencurahkan kasih sayangnya untuk selalu memberi semangat kepada anak-anaknya. 2. Adikku tersayang Afied Musta’in yang selalu menghiburku. 3. Seseorang yang selalu menyayangiku, menemaniku, membantuku dan memotivasiku agar menjadi orang yang sukses. 4. Temen-temen semua terutama PAI E yang aku sayangi, yang membuat hari-hariku di kampus menjadi indah. 5. Bapak Rohmat selaku kepala Desa Sraten dan Perangkat Desa yang telah memberikan ijin dan pelayanan yang baik selama penelitian. 6. Bapak Kyai Matori Mansyur dan Ibu Nyai Asiyah Matori Mansyur serta
seluruh jamaah pengajian manaqib Desa Sraten yang telah meluangkan waktu dan membantu kelancaran terselesainya skripsi ini.
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim Puji syukur Alhamdulillah penulis haturkan kehadirat Allah SWT. Karena dengan berkah, rahmat, taufiq dan hidayahn-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat serta salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Skripsi yang berjudul “PENGARUH RUTINITAS MENGIKUTI PENGAJIAN MANAQIB TERHADAP PERILAKU BEDERMA BAGI IBU RUMAH
TANGGA
KABUPATEN
DESA
SEMARANG”
syartmencapai gelar Sarjana (S1)
SRATEN ini
KECAMATAN
disusun
untuk
TUNTANG,
melengkapi
syarat-
pendidikan agama Isalam pada jurusan
Tarbiyah di STAIN Salatiga, meskipun bentuknya masih sederhana dan banyak kekurangan. Dengan terselesainya skripsi ini, penulis mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang setinggiu-tingginya kepada : 1. Yang terhormat, Dr, Imam Sutomo, M.Ag selaku Ketua STAIN Salatiga. 2. Yang saya hormati Drs, Abdul Syukur, M.Si selaku pembimbing skripsi yang telah rela. menyisihkan waktunya untuk membimbing dengan penuh kebijaksanaan dan kesabaran untuk memberikan petunjuk dalam penyelesaian skripsi ini. 3. Yang terhormat Bapak dan ibu dosen yang telah mencurahkan pengetahuan dan bimbingan selama penulis kuliah sampai menyelesaikan skripsi.
4. Segenap Bapak dan Ibu dosen serta karyawan STAIN Salatiga yang telah memberikan bekal ilmu dan pelayanan hingga study ini selesai. 5. Ayah dan ibunda tercinta yang selalu memberi dukungan dan senantiasa berdoa demi tercapainya cita-cita. 6. Bapak Kyai Matori Mansyur dan Ibu Nyai Asiyah Matori Mansyur serata Seluruh jamaah pengajian Manaqib Desa Sraten yang telah meluangkan waktunya dan melancarkan terselesainya skripsi ini. 7. Saudara dan sahabat-sahabatku semua yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam penyelesaian skripsi ini. Semoga amal mereka diterima sebagai ibadah oleh Allah SWT serta mendapatkan balasan yang berlipat ganda Amin. Penulis menyadari dan mengakui bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kritik dsan saran yang sifatnya membangun sangat penlis harapkan dalamkesempurnaan skripsi ini. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan sumbangan dan pengembangan dalam Pendidikan Aagama Islam.
Salatiga,15 Agustus 2011
Anis Thohiroh
ABSRTAK Thohiroh, Anis. 2011. Pengaruh Rutinitas Mengikuti Pengajian Manaqib Terhadap Perilaku Bederma Bagi Ibu Rumah Tangga Desa Sraten, Kecamatan. Tuntang, Kabupaten. Semarang Tahun 2011. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing Drs. Abdul Syukur. M.Si. Kata Kunci: Pengajian, Manaqib dan Perilaku Bederma. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh rutinitas mengikuti pengajian manaqib terhadap perilaku bederma bagi ibu rumah tangga Desa Sraten Tuntang, Semarang tahun 2011. Metode yang digunakan adalah angket, observasi, interview dan dokumentasi. Subyek penelitian sebanyak 40 responden, menggunakan tekhnik populasi. Pengumpulan data menggunakan instrumen kuesioner untuk mencari data X dan Y. Data penelitian dianalisis dengan teknik analisis statistik deskriptif. Pengujian hipotesis menunjukkan pengaruh yang positif rutinitas mengikuti pengajian manaqib terhadap perilaku bederma bagi ibu rumah tangga Desa Sraten, Tuntang, Semarang tahun 2011. Hasil angket yang memperoleh kategori tinggi mencapai 90% dari 40 responden. Demikian juga untuk perilaku bederma memperoleh kategori tinggi, yaitu 95%. Kemudian hasil data dikonsultasikan dengan rtabel. Dengan subyek 40 responden dengan taraf signifikan 1% = 0,403, dan ditunjukkan dengan rhitung koefisien korelasi rxy = 0,647 > 0,403, maka hipotesis kerja yang berbunyi “ terdapat pengaruh yang positif antara rutinitas mengikuti pengajian manaqib terhadap perilaku bederma bagi ibu rumah tangga Desa Sraten, Tuntang, Semarang tahun 2011” sehingga hipotesis yang penulis ajukan diterima.
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ……………………………………………………..
I
PERSETUJUAN PEMBIMBING ………………………...……………..
II
PENGESAHAN KELULUSAN ………………......................................... III PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ……………………………….. IV MOTTO ………………………….………………….…………………….. V PERSEMBAHAN ………………………………………………………… VI KATA PENGANTAR …………………………………………………… VII ABSTRAK ………………………………………………………………... IX DAFTAR ISI ……………………………………………………………… XI DAFTAR TABEL ………………………………………………………… XIV BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakan Masalah ………………………………. 1
BAB II
B. Rumusan Masalah ……...………………………….....
5
C. Tujuan Penelitian ….………………………………….
5
D. Hipotesis Penelitian ………...………………...………
6
E. Kegunaan Penelitian ………………………………….
6
F. Definisi Operasional ……………..…………………...
7
G. Metode Penelitian …………………………………….
9
H. Sistematika Penulisan ……………………………….
14
KAJIAN PUSTAKA A. Rutinitas Mengikuti Pengajian Manaqib 1. Pengertian Manaqib …………………………….
17
2. Sejarah Munculnya Pengajian Manaqib di Indonesia ………………………………..........
22
3. Maksud dan Tujuan Upacara Manaqiban ………
26
4. Hukum Membaca, Mendengar, dan Memperingati Manaqiban ………………………
29
B. Perilaku Bederma 1. Pengertian Bederma …………………………….
31
2. Dasar Hukum Bederma dalam Islam ……………
31
3. Bederma dalam Pandangan Islam ………………
34
4. Niat dan Cara Berderma ………………………..
36
5. Manfaat Bederma ……………………………….
37
C. Pengaruh Rutinitas Mengikuti Pengajian Manaqib Terhadap Perilaku Bederma ………………………..
BAB III
BAB IV
44
LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi dan Subjek Penelitian …..
46
B. Penyajian Data Penelitian …………………………..
52
ANALISIS A. Analisis Data Deskriptif…………………..…………
60
B. Pengujian Hipotesis ………………………………..
75
C. Pembahasan ………………………………………...
75
BAB V
PENUTUP A. Kesimpulan ………………………………………….
76
B. Saran ………………………………………………… 77 C. Penutup ………………………………………………. 78
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL Tabel I
Batas Wilayah Desa Sraten …………………….....
43
Tabel II
Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin ……………..
44
Tabel III
Mata Pencaharian Desa Sraten ……………………
45
Tabel IV
Struktur Organisasi Pemerintahan Desa Sraten ……
47
Tabel V
Daftar Nama Jamaah Pengajian Manaqib ………… 49
Tabel VI
Daftar Jawaban Angket Rutinitas Mengikuti Pengajian Manaqib …………………………………………..
51
Tabel VII
Daftar Jawaban Angket Perilaku Bederma ……….
53
Tabel VIII
Daftar NilaiTentang Distribusi Frekuensi Tentang Rutinitas Mengikuti Pengajian Manaqib ………….
Tabel IX
Daftar Distribusi Frekuensi Jawaban Rutinitas Mengikuti Pengajian Manaqib …………………….
Tabel X
60
Prosentase Distribusi Frekuensi Jawaban Rutinitas Mengikuti Pengajian Manaqib ……………………
Tabel XI
57
61
Daftar Nilai Tentang Distribusi Frekuensi Tentang Perilaku Bederma ………………………………….
62
Tabel XII
Distribusi Frekuensi Jawaban Perilaku Bederma …
65
Tabel XIII
Prosentase Distribusi Frekuensi Jawaban Perilaku Bederma …………………………………………..
Tabel XIV
66
Persiapan untuk Mencari Korelasi antara Rutinitas Mengikuti Pengajian Manaqib dengan Perilaku Bederma …………………………………………… 67
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Sesungguhnya masyarakat Islam adalah masyarakat yang Rabbany, masyarakat yang ikatannya sambung dengan Allah SWT. Agama Islam adalah agama yang paling sempurna, karena merupakan penyempurna dari agama-agama sebelum Islam. Nabi Muhammad SAW adalah Nabi terakhir yang diberi mukjizat AlQur’an oleh Allah SWT. Di dalam Al-Qur’an mengatur seluruh aspek kehidupan manusia mulai dari ibadah, politik, sosial, budaya dan kewajiban manusia. Agama Islam memiliki dimensi sosial yang sangat penting yaitu persatuan dengan memperhatikan dampak besar yang terkait dari persatuan perkumpulan dan harmoni, agama Islam menekankan dimensi sosial dalam mayoritas acara ritualnya. Di Indonesia yang sebagian besar adalah umat Islam, telah membudaya dan terbentuk kelompok-kelompok pengajian, salah satunya adalah pengajian manaqib. Manaqib yang banyak digunakan adalah manaqib Syeh Abdul Qadir Jailani. Pengajian manaqib ini biasanya dilakukan di masjid, mushola atau di rumah warga yang sedang memiliki hajat tertentu. Ritual yang biasa menyertainya adalah membaca Al-Qur’an, membaca manaqib, yasin, tahlil, dan sholawat dimaksudkan sebagai do’a.
Nabi. Secara umum ritual tersebut
Mengikuti pengajian manaqib ini manfaatnya sangat banyak, terutama untuk ibu rumah tangga yang sebagian waktunya sibuk digunakan untuk mengurus rumah tangganya. Manfaatnya adalah semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT dan dapat menjadi tempat untuk menambah pengetahuan tentang agama Islam. Kegiatan ini juga sangat baik untuk keutuhan masyarakat Islam. Masing-masing jamaah dapat saling mengenal satu sama lain. Dengan adanya kegiatan rutin pengajian manaqib ini disamping ibu-ibu dapat memperoleh ilmu dan pengalaman, mereka juga dapat menumbuhkan perilaku bederma yang baik, seperti apabila diantara jamaah ada yang kekurangan atau terkena musibah semua jamaah segera dapat memberikan bantuan untuk meringankan penderitaannya. Apabila ada pembangunan masjid, mushola dan TPA, maka semua jamaah langsung dapat mengetahui informasinya dan dapat memberikan bantuan dan sebagainya. Dengan memperbanyak bederma, harta yang mereka keluarkan tidak akan berkurang, tetapi akan semakin bertambah. Sebagaimana dalam firman Allah Q. S Al-Baqarah : 261,
tbqà)ÏZã tûïÏ%©!$# ã@sW¨B «!$# È@Î6y Îû óOßgs9ºuqøBr& ôMtFu;/Rr& >p¬6ym È@sVy☺⌧. Èe@ä. Îû @Î/$uZy yìö7y 3 7p¬6ym èps($ÏiB 7's#ç7/Yß `y☺Ï9 ß#Ïè»Òã ª!$#ur ììźur ª!$#ur 3 âä!$t±o ÇËÏÊÈ íOÎ=tæ Artinya : “Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orangorang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah [adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus
biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha mengetahui”. Menurut
Muhammad
Syafi’i
(2010:127),
seseorang
yang
menyedekahkan hartanya di jalan Allah akan mendapatkan ganti yang lebih baik dari Allah. Ganti tersebut bisa di dunia maupun di akhirat kelak. Senada dengan Muhsin Suny dalam bukunya Menjadi Kaya Dengan Sedekah di jelaskan “ Jika mau mengeluarkan sebagian harta kita untuk berinfak atau bersedekah, niscaya harta kita akan bertambah bukan malah berkurang” (2010:X). Kegiatan
pengajian
manaqib
ini
sangat
baik
sekali
untuk
menumbuhkan perilaku bederma bagi ibu rumah tangga, karena di dalam kegiatan ini sangat ditekankan agar jamaah senantiasa berbuat baik, membantu orang lain, dan memberikan bantuan apabila ada pembangunan masjid, musola, TPA dan sebagainya. Peminpin pengajian selalu memberikan nasehat agar berbuat baik dan tolong menolong terhadap sesame setiap memberikan ceramah, agar jamaah terbiasa. Hal itu dilskuksn dengan di adakannya iuran rutin dan adanya uang kas yang dikelola dengan baik oleh jamaah. Masalah yang sekarang sering muncul, masyarakat muslim sangat sedikit yang mengikuti pengajian karena berbagai faktor kesibukan sehingga lalai bahkan malas untuk mengikuti pengajian. Padahal kesibukan tersebut tidak begitu penting seperti menonton TV, ngobrol bersama tetangga atau hanya bersantai-santai saja. Bahkan ada yang tidak suka mengikuti pengajian.
Penelitian ini dilakukan di Desa Sraten, karena di desa sraten semangat ibu-ibu rumah tangga untuk mengikuti pengajian manaqib ini sangat tinggi, sehingga menumbuhkan perilaku berderma yang sangat baik. Pada masyarakat Desa Sraten khususnya ibu rumah tangga terdapat perbedaan yang sangat jelas antara masyarakat yang rutin mengikuti pengajian manaqib dengan yang tidak rutin mengikuti pengajian manaqib, hal ini dapat dilihat ketika ada warga yang kekurangan, warga yang tidak mampu, kemudian ada kabar tentang keadaan warga yang terkena musibah, ada pembangunan masjid, TPA dan sebagainya yang rutin mengikuti pengajian manaqib informasi akan cepat diketahui oleh jamaah ini, berbeda dengan masyarakat yang tidak pernah mengikuti pengajian manaqib secara rutin informasi tentang keadaan sesama sering tidak tahu. Masyarakat yang rutin mengikuti pengajian manaqib rasa persatuan dan persaudaraan sangat erat, karena sering membangun komunikasi ketika bertemu di tempat pengajian, saling menyapa satu dengan yang lain. Berbeda dengan masyarakat yang tidak pernah mengikuti pengajian, jarang berkomunikasi, akan jauh dari persatuan masyarakat, dan jarang bertemu dengan masyarakat lain. Dalam rutin mengikuti pengajian manaqib terdapat nilai-nilai sosial dimana nilai tersebut akan menguatkan nilai semangat persaudaraan dan persatuan umat islam pada umumnya dan masyarakat Desa Sraten pada khususnya, maka penulis ingin mengajukan judul penelitian tentang:“PENGARUH RUTINITAS MENGIKUTI PENGAJIAN MANAQIB TERHADAP PRILAKU BEDERMA BAGI IBU RUMAH TANGGA DESA
SRATEN, KECAMATAN TUNTANG., KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2011”. B. Rumusan Masalah Berdasarkan judul di atas, dapat diambil rumusan masalahnya yaitu: 1. Bagaimanakah rutinitas mengikuti pengajian manaqib ibu rumah tangga di Desa Sraten, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang Tahun 2011? 2. Bagaimanakah perilaku bederma ibu rumah tangga di Desa Sraten, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang Tahun 2011? 3. Adakah pengaruh antara rutinitas mengikuti pengajian manaqib terhadap perilaku bederma bagi ibu rumah tangga di Desa Sraten, Kecamatan. Tuntang, Kabupaten Semarang Tahun 2011?
C. Tujuan Penelitian Tujuan yang penulis harapkan dalam melakukan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui bagaimanakah rutinitas mengikuti pengajian manaqib ibu rumah tangga di Desa Sraten, Kecamatan. Tuntang, Kabupaten. Semarang Tahun 2011? 2. Untuk mengetahui bagaimanakah perilaku bederma ibu rumah tangga di Desa Sraten, Kecamatan. Tuntang, Kabupaten. Semarang Tahun 2011? 3. Untuk mengetahui adakah pengaruh antara rutinitas mengikuti pengajian manaqib terhadap perilaku bederma bagi ibu rumah tangga di Desa Sraten, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang Tahun 2011?
D. Hipotesis Hipotesis adalah suatu jawaban sementara terhadap permasalahan penelitian. Sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Arikunto, 1998:67). Jadi hipotesis adalah dugaan sementara, dan perlu diuji kebenarannya. Adapun hipotesis yang penulis ajukan adalah:“Adanya pengaruh yang positif antara rutinitas mengikuti pengajian manaqib terhadap perilaku bederma bagi ibu rumah tangga di Desa Sraten, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang”. Artinya semakin rajin mengikuti pengajian manaqib maka semakin baik prilaku bederma pada jamaah pengajian manaqib. E. Kegunaan Penelitian Dengan diadakan penelitian ini manfaat yang dapat diambil adalah: 1. Manfaat Teoritis Untuk memadukan teori yang ada dengan kenyataan dalam masyarakat dan untuk menyumbangkan pemikiran baru tentang penerapan perilaku bederma dalam aktifitas rutin pengajian manaqib di dalam masyarakat. 2. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk masyarakat muslim dalam memberikan pemahaman akan arti pentingnya pengajian manaqib terhadap perilaku bederma. Dengan pengetahuan tersebut, mereka dapat
meningkatkan perilaku bederma dengan siapapun (masyarakat) dan dimanapun.
F. Definisi Operasional Untuk menghindari kesalah pahaman dan memperjelas ruang lingkup pembahasan penelitian perlu penulis menjelaskan beberapa istilah yang digunakan dalam judul penelitian ini yaitu: 1. Rutinitas mengikuti pengajian manaqib a. Rutinitas berasal dari kata rutin yang artinya adalah kebiasaan atau apa-apa yang biasa dikerjakan (W.J.S. Poerwadarminta, 2006:999). b. Pengajian dalam bahasa arab disebut ta’liman yang artinya hal mengajar atau melatih (Mahmud Yunus, 1989:278). Jadi pengajian adalah tempat yang di dalam nya terdapat proses melatih, mengajar atau pengajaran bagi para jamaah untuk mempelajari dan mendalami ilmu agama islam. c. Manaqib adalah riwayat hidup yang berhubungan dengan seorang tokoh masyarakat yang menjadi suri tauladan, baik mengenai silsilah nya, akhlaknya, karamahnya dan sebagainya. (Moh. Syaifullah AlAzis, 2000:10). Adapun yang di maksud pengajian manaqib di sini adalah pengajian dari manaqib Syaikh Abdul Qodir Jailani. Jadi rutinitas mengikuti pengajian manaqib adalah kebiasaan dalam mengikuti dan mempelajari riwayat hidup Syeh Abdul Qodir Jailani.
2. Perilaku bederma Perilaku bederma berasal dari kata perilaku yang artinya tingkah laku (W.J.S. Poerwodarminta, 2006:865) dan bederma mempunyai arti memberikan derma, sedekah (W.J.S Poerwodarminta, 2006:286). Sedangkan derma artinya pemberian (kepada fakir miskin dan sebagainya) yang timbul dari kemurahan atau kebaikan (W.J.S Poerwodarminta, 2006:286). Jadi perilaku bederma yaitu tingkah laku yang menunjukkan peduli terhadap kepentingan umum dengan memberikan sesuatu yang timbul dari kemurahan atau kebaikan yang dilakukan oleh jamaah manaqib di Desa Sraten Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang. 3. Ibu Rumah Tangga Menurut Kamus Bahasa Indonesia, Ibu adalah wanita yang telah melahirkan seseorang. Sebutan bagi wanita yang telah bersuami (Depdiknas, 2007:416). Adapun yang dimaksud ibu rumah tangga adalah wanita yang mengatur penyelenggaraan berbagai macam pekerjaan rumah tangga, istri (ibu) yang hanya mengurusi berbagai pekerjaan dalam rumah tangga (Depdiknas, 2007:416). Indikator dari rutinitas mengikuti pengajian manaqib adalah: a. Rutin mengikuti pengajian manaqib b. Tepat waktu dalam berangkat pengajian manaqib c. Mengikuti dengan sungguh-sungguh dalam pengajian manaqib d. Dapat membaca manaqib dengan benar
e. Tidak membuat gaduh dalam pengajian manaqib f. Berpakaian rapi dan sopan Indikator dari perilaku bederma adalah: a. Suka memberi atau bersedekah b. Ikhlas dalam memberi tidak mengharap imbalan c. Memberi disaat ada orang maupun tidak d. Tidak menyakiti hati yang menerima G. Metode Penelitian 1. Pendekatan dan Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang lebih menekankan pada penelitian diskriptif, yang melibatkan pengumpulan data untuk menguji hipotesis yang berkaitan dengan status dan kondisi objek yang diteliti pada saat dilakukan penelitian. Penelitian diskriptif berusaha mendiskripsikan dan menginterpretasikan apa yang ada mengenai kondisi atau hubungan yang ada. Data diskriptif dikumpulkan melalui angket dan observasi. Dalam penelitian ini memiliki dua variabel yaitu rutinitas mengikuti pengajian manaqib dan perilaku bederma ibu rumah tangga. 2. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sraten Kecamatan. Tuntang, Kabupaten. Semarang Tahun 2011. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai selesai. Terbagi dari beberapa teknis, mulai pengumpulan data sampai penulisan laporan.
3. Populasi dan Sampel Menurut Sumanto (1995:39), populasi adalah sekumpulan unsur atau elemen yang menjadi subyek penelitian dan elemen populasi itu satuan analisis. Adapun yang menjadi subyek populasi penelitian adalah ibu rumah tangga di Desa Sraten yang mengikuti pengajian manaqib yang berjumlah 40 orang. Menurut Sutrisno Hadi (1977:221), sampel adalah “bagian dari populasi untuk mewakili dari seluruh populasi”. Apabila subyek yang diteliti kurang dari 100 maka diambil 10-15% atau 20-50% atau lebih. Karena jumlah jamaah pengajian manaqib
40 orang maka penulis
menentukan jumlah sampel seluruh jamaah pengajian manaqib yang mempunyai arti penelitian populasi,. Penelitian populasi maksudnya adalah penelitian yang subyek penelitiannya adalah menggunakan semua subyek yang ada dalam populasi. 4. Metode Pengumpulan Data a. Metode Angket Menurut
Koencoroningrat
(1997:173),
angket
adalah
instrument pengumpulan data dengan daftar pertanyaan untuk memperoleh data berupa jawaban dari para responden. Adapun yang menerima angket dalam pengumpulan data ini adalah seluruh jamaah.
Metode angket digunakan untuk mendapatkan data rutinitas mengikuti pengajian manaqib dan data perilaku bederma di masyarakat.. Angket yang digunakan adalah angket tertutup, jawaban diberikan dengan membubuhkan tanda tertentu atau jawaban sudah disediakan sehingga responden tinggal melingkari pilihannya. b. Metode Observasi Menurut Suharsini Arikunto (1998:234), observasi adalah suatu kegiatan pengamatan. Observasi bisa diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan dengan sistematik fenomena-fenomena yang diselidiki dalam arti luas, observasi tidak hanya sebatas pada pengamatan yang dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung melalui kuisioner dan tes. Metode observasi ini digunakan sebagai pelengkap penelitian dan diharapkan dapat membantu dalam melengkapi data yang diperlukan dengan cara mengamati secara langsung rutinitas mengikuti pengajian manaqib. c. Metode Interview Metode ini merupakan metode pengumpulan data yaitu dengan cara bertanya langsung kepada responden untuk mendapatkan informasi. Metode Interview ini penulis gunakan untuk memperoleh data
mengenai
proses
kegiatan
pengajian
manaqib
mengadakan interview kepada pimpinan pengajian manaqib.
dengan
d. Metode Dokumentasi Menurut Suharsini (1998:236), dokumentasi yaitu “sebagai laporan tertulis dari suatu peristiwa yang isinya terdiri atas penjelasan dan pemikiran terhadap peristiwa itu, dan tertulis dengan sengaja untuk menyimpan keterangan atau merumuskan keterangan mengenai peristiwa untuk mencari data mengenai hal-hal atau variable yang berupa catatan, buku”. Metode dokumentasi ini digunakan penulis untuk mencari keterangan atau penjelasan dari buku tentang pengajian manaqib dan perilaku bederma. 5. Instrumen Penelitian a. Dalam hal ini pengaruh rutinitas mengikuti pengajian manaqib merupakan variabel bebas atau variabel X. Indikatornya adalah : -
Rutin mengikuti pengajian manaqib
-
Tepat waktu dalam berangkat pengajian manaqib
-
Mengikuti dengan sungguh-sungguh dalam pengajian manaqib
-
Dapat membaca manaqib dengan benar
-
Tidak membuat gaduh dalam pengajian manaqib
-
Berpakaian rapi dan sopan
b. Perilaku bederma merupakan variabel Y . Indikatornya adalah : -
Suka memberi atau bersedekah
-
Ikhlas dalam memberi tidak mengharap imbalan
-
Memberi disaat ada orang maupun tidak
-
Tidak menyakiti hati yang menerima Oleh karena itu untuk memberikan penafsiran selanjutnya
terdapat tinggi rendahnya dari kedua variabel tersebut yaitu VX dan VY maka digunakan: A = tinggi B = sedang C = rendah 6. Analisis Data Untuk memperoleh hasil agar bisa digeneralisasaikan, setiap data yang masuk harus dianalisis untuk menganalisis data tersebut penulis menggunakan tes statistik yaitu: a. Untuk mengetahui variasi atau analisis pendahuluan, digunakan teknik analisis data prosentase frekuensi dengan rumus: P = F x 100% N Keterangan: P : Presentase perolehan F : Frekuensi N : Jumlah responden Analisis ini untuk
mengetahui variabel rutinitas mengikuti
pengajian manaqib yang akan membawa pengaruh terhadap perilaku
bederma ibu rumah tangga di Desa Sraten Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang Tahun 2011. b. Untuk mengetahui pengaruh variabel 1 dan variabel 2 yang digunakan, teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis data koefisien korelasi product momen dengan rumus :
N∑XY - (∑X)(∑Y)
rxy =
2
2
2
2
√{N∑X - (∑X) }{N∑Y - (∑Y) }
Keterangan: rxy : Koefisien korelasi variabel X dan variabel Y XY : Jumlah hasil kali variabel X dengan Y ∑X : Jumlah nilai variabel X ∑Y : Jumlah nilai variabel Y N : Jumlah subyek yang akan diteliti Analisis ini merupakan jawaban benar atau tidak benar terhadap hipotesis yang diajukan. H. Sistematika Penulisan Dalam penulisan ini penulis membagi dalam 5 bab dengan sistematika sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B.
Definisi Operasional
C.
Rumusan Masalah
D. Tujuan Penelitian
E.
Hipotesis Penelitian
F.
Manfaat Penelitian
G. Metode Penelitian BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Rutinitas Mengikuti Pengajian Manaqib 5. Pengertian Manaqib 6. Sejarah Munculnya Pengajian Manaqib di Indonesia 7. Maksud dan Tujuan Upacara Manaqiban 8. Hukum Membaca, Mendengar, dan Memperingati Manaqiban B.
Perilaku Bederma 6. Pengertian Bederma 7. Dasar Hukum Bederma dalam Islam 8. Bederma dalam Pandangan Islam 9. Niat dan Cara Berderma 10. Manfaat Bederma
C.
Pengaruh Rutinitas Mengikuti Pengajian Manaqib Terhadap Perilaku Bederma
BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN C. Gambaran Umum Lokasi dan Subjek Penelitian D.
Penyajian Data
BAB IV ANALISIS D. Analisis Data Deskriptif (tiap-tiap Variabel) E.
Pengujian Hipotesis
F.
Pembahasan
BAB V PENUTUP D. Kesimpulan E.
Saran
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Rutinitas Mengikuti Pengajian Manaqib 1. Pengertian Pengajian Manaqib Pengajian dalam bahasa arab disebut ta’liman yang artinya hal mengajar atau melatih (Mahmud Yunus, 1989:278). Jadi pengajian adalah tempat yang di dalamnya terdapat proses melatih, mengajar atau pengajaran bagi para jamaah untuk mempelajari dan mendalami ilmu agama Islam. Menurut Moh. Syaifullah dalam bukunya Terjemahan Manaqib (2000:10), Manaqib berasal dari bahasa arab dari lafadh naqaba, naqobu, naqban yang artinya menyelidiki, melubangi, memeriksa, dan menggali. Kata manaqib jamak dari lafadh manaqibun yang merupakan isim makan dari lafadh naqaba. Manaqib adalah riwayat hidup yang berhubungan dengan dengan seseorang tokoh masyarakat yang menjadi suri tauladan, baik mengenai silsilahnya, akhlak, karamahnya dan sebagainya. Manaqib juga berarti “riwayat hidup” yang berhubungan dengan sejarah kehidupan orang-orang besar, atau tokoh-tokoh penting, seperti biodata tentang kelahirannya, silsilah keturunannya, kegiatan dan langkah perjuangannya, guru-gurunya, sifat-sifatnya, serta akhlak kepribadiannya (Shohibul Wafa’, 1988:1).
Dalam Al-Qur’an lafadh naqoba banyak dijumpai diantaranya: a. Q.S Qaaf : 36
$uZò6n=÷dr& ö öN⌧.ur öNèd Abös% `ÏiB Nßgn=ö6s% $W±ôÜt/ Nåk÷]ÏB ⌧©r& Ï»n=Î6ø9$# Îû (#qç6¤)uZsù ÇÌÏÈ CÈÏt¤C `ÏB ö@yd Artinya : “dan berapa banyaknya umat-umat yang telah Kami binasakan sebelum mereka yang mereka itu lebih besar kekuatannya daripada mereka ini, Maka mereka (yang telah dibinasakan itu) telah pernah menjelajah di beberapa negeri. Adakah (mereka) mendapat tempat lari (dari kebinasaan)?” Berarti menjelajah, ini berarti seiring dengan salah satu tujuan munculnya manaqib yaitu menyelidiki, menggali dan meneliti sejarah kehidupan seseorang untuk selanjutnya disiarkan kepada masyarakat umum agar bisa menjadi suri tauladan. b. Q.S Al-Maaidah : 12
ª!$# ⌧yzr& ôs)s9ur * @ÏäÂuó Î) û_Í_t/ t,»sWÏB ÞOßg÷YÏB $uZ÷Wyèt/ur ( $Y7É)tR u|³tã óÓo_øO$# ( öNà6yètB ÎoTÎ) ª!$# tA$s%ur Artinya : “dan Sesungguhnya Allah telah mengambil Perjanjian (dari) Bani Israil dan telah Kami angkat diantara mereka 12 orang pemimpin dan Allah berfirman.”
Berarti pemimpin, ini juga sesuai dengan bentuk manaqib yaitu berisi riwayat hidup seorang pemimpin yang bisa menjadi panutan umat. c. Q.S Al-Kahfi : 97
br& $tBur
(#þqãè»sÜó$# $y☺sù çnrãygôàt
$Y6ø)tR
¼çms9
(#qãè»sÜtGó$# ÇÒÐÈ
Artinya : “Maka mereka tidak bisa mendakinya dan mereka tidak bisa (pula) melobanginya.” Berarti menolong, ini juga sejalan dengan pengadaan manaqib yaitu agar mendapatkan berkah dari Allah SWT, yang dapat menjadi perantara datangnya pertolongan Allah SWT. Rutinitas mengikuti pengajian manaqib ini dilakukan rutin oleh ibu rumah tangga desa sraten pada setiap hari selasa jam 14:00 WIB. Sedangkan manaqib yang dibaca adalah manaqib dari Syaikh Abdul Qadir Jailani. Nama lengkap Syaikh Abdul Qadir Jailani adalah Abu Muhammad Abdul Qadir bin Abi Shalih Musa Janka Dawsat bin Abdillah Al-Jailani. Beliau lahir pada tanggal 1 Ramadhan 417 H = 1077M di desa jilan Thabaristan, terletak di sungai Djilah. Letaknya di kota Baghdad. Sekarang sudah memisahkan diri dari Thabaristan. Silsilah beliau bersambung dengan Rosulullah SAW, dari Fatimah ra. dan Ali Bin Abi Tholib. Ayah Syeh Abdul Qadir Al Jaelani r.a adalah Abu Shahih. Beliau dikenal sebagai orang yang tekun menjalankan ajaran agama. Menurut nasabnya, ia masih keturunan dari Imam Hasan r.a, cucu pertama dari Nabi Muhammad SAW. Ibu Syeh Abdul Qadir Al Jaelani juda keturunan dari keluarga sufi. Oleh karena itu tak heran mereka melahirkan seoran Syeh Abdul Qadir Al Jaelani yang jga seorang sufi terkenal (Habib, 2003:11).
Di dalam buku Terjemahan Manaqib karya Syaifulloh, (2000:11), disebutkan tentang silsilah beliau sebagai berikut: Silsilah Syaikh Abdul Qadir Jailani Nabi Muhammad SAW
Fatimah
Alibin Abi Thalib
Hasan
Husen
Hasan Abdullah Al-Mahdhi Musa Al-Juni Abdullah Musa Dawud Muhammad Yahya Aa-Zahid Abdullah Janka Dawsat Musa Shalih
Fatimah
Syaikh Abdul Qadir Jailani
Beliau tergolong pemuda yang cerdas, pendiam berbudi pekerti yang luhur, penurut nasehat orang tua, dan cinta akan ilmu pengetahuan. Beliau juga senang melakukan riyadhah dan mujahadah melawan hawa nafsu, mencintai fakir miskin dan gemar beramar ma’ruf ahli mungkar sesama manusia. Dalam menuntut ilmu beliau tidak hanya kepada satu guru,
namun beliau juga banyak belajar pada beberapa orang guru,
sehingga beliau mengembara ke berbagai negara Islam, seperti Persia, Iraq, Mesir, Jazirah Arab, dan akhirnya menetap di Baghdad. Syeikh Abdul Qadir Jailani adalah seorang tokoh sufi terbesar dan dikenal luas, termasuk kekeramatan dan ketinggian derajat kewaliannya. Bahkan telah diakui oleh seluruh ulama Islam di seluruh dunia. Beliau wafat di Baghdad pada tanggal 11 Robiul Akhir 561 H atau tahun 1164. Beliau wafat dalam usia 90 tahun dan dimakamkan di Baghdad. Diantara fatwa dan ajaran beliau adalah : (Moh. Saifulloh, 2000:5-6). 1. Janganlah kamu membangkang dan membuat bid’ah. Bersabarlah atas segala apa yang terjadi dan apa yang akan terjadi dengan ridha dan ikhlas menerimanya. Karena semua yang terjadi itu adalah atas kehendak Allah dan menyatukan diri dengan kehendak Allah itu. 2. Bukalah mata jasmani dan hatimu lebar-lebar terhadap dunia yang selalu mengecoh, hadapi dengan menghilangkan hawa nafsu, jangan dibiarkan ajakannya dan bawa ke arah pengabdian diri kepada Allah.
3. Kalau engkau ditimpa musibah, jangan dirintangi musibah itu dengan doa untuk menolaknya, jangan engkau enggan dan berkeluh kesah untuk menerimanya. Terima semua itu untuk ditingkatkan ke jenjang dekat diri kepada Allah. Demikian juga sebaliknya bila engkau menerima berbagai nikmat dan karunia, jangan lupa dan mengikat diri dan diperbudak oleh berbagai nikmat itu hingga lupa terhadap pemberi nikmat dan karunia itu. 4. Jangan menadah tangan kepada manusia dan jangan mengikat diri kepada mereka, karena ibadah dan pertolongan itu semata-mata karena Allah. 5. Janganlah kamu membuat bid’ah dalam agama, ikutilah para pewaris adil berdasarkan Al-Qur’an dan Sunnah karena dengan dua dasar itu akan mempertautkan kamu kepada Allah, dan apabila kamu berbuat bid’ah pastilah kamu terbawa hawa nafsu yang berarti mendekatkan kamu kepada api neraka.
2. Sejarah Munculnya Pengajian Manaqib di Indonesia Apabila meneliti, mengkaji dan memahami isi kandungan AlQur’an yang di dalamnya banyak mengisahkan tentang orang shalih zaman dulu, maka sebenarnya manaqib itu sudah ada, baik sebelum zaman Rasulullah SAW, maupun sesudah beliau wafat. Ini bisa dilihat dari adanya riwayat hidup Ashabul Kahfi atau manaqib Ashabul Kahfi, manaqib raja Dzul Qarnain, manaqib Lukman, manaqib Sayyidah
Maryam binti Imran dan sebagainya. Demikian pula sesudah Rasulullah SAW wafat, banyak pula didapat manaqib-manaqib lainnya, seperti manaqib Abu Bakar, manaqib Umar, manaqib Usman, manaqib Ali bin Abi Tholib, manaqib Hamzah, manaqib Abi Sa’id, manaqib Junaidi AlBaghdadi, manaqib At-Tijani dan manaqib Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani ini. Manaqib yang terakhir inilah yang paling berkenan dan memasyarakat di bumi Indonesia. Pengungkapan riwayat hidup atau manaqib para ulama Salafus Sholihin, Auliya’ dan para pemimpin termasuk juga riwayat hidup para Nabi dan Rasul ini mempunyai tujuan mulia, bukan hanya sebagai cerita biasa seperti dongeng sebelum tidur, namun mempunyai nilai lebih dari semua itu. Diantara nilai tambah yang ingin dicapai dari pengungkapan kisah-kisah tersebut adalah sebagaimana dijelaskan oleh Allah :
ô`ÏB y7øn=tã Èà)¯R y⌧ä.ur $tB È@ß9$# Ïä!$t6/Rr& 4 ⌧8y#⌧sèù ¾ÏmÎ/ àMÎm7sVçR ÍnÉ»y Îû ⌧8uä!%y`ur 3tø.Ïur ×psàÏãöqtBur ,ysø9$# ÇÊËÉÈ tûüÏYÏB÷sß☺ù=Ï9 Artinya : “Dan semua kisah dari Rasul-rasul Kami ceritakan kepadamu, ialah kisah-kisah yang dengannya Kami teguhkan hatimu; dan dalam surat ini telah datang kepadamu kebenaran serta pengajaran dan peringatan bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Huud: 120) Ada empat tujuan yang ingin dicapai dalam ayat ini, yaitu : 1. Dapat meneguhkan hati kaum muslimin. 2. Mendatangkan kebenaran dalam segala hal, baik ucapan, pemikiran dan tingkah laku.
3. Menjadi bahan pengajaran. 4. Menjadi peringatan bagi orang-orang beriman. Sejarah perkembangan manaqiban di Indonesia dimulai sejak perkembangan Islam di Indonesia terutama di pulau Jawa, telah digerakkan oleh para penjuru dakwah, para mubaligh Islam yang dipimpin oleh Wali songo. Mereka mengajarkan kepada masyarakat Islam tentang ilmu Tasawuf dan pengalamannya, diantaranya manaqiban dan amalanamalan lainnya. Manaqiban ternyata sampai saat ini masih terus berkembang di masyarakat Islam, bahkan dijadikan sebagai sarana dakwah Islamiyah. Menurut Moh. Syaifullah dalam bukunya Terjemahan Manaqib (2000 : 10). “Sejalan dengan pengkajian sejarah para Nabi, para sahabat, para waliyullah, para syuhada’, shalihin ini, kita patut berbangga hati karena pada saat sekarang ini sudah banyak dikaji, diteliti dan dibukukan mengenai sejarah para Nabi, sahabat, walyullah, syuhada’, salafus shalihin, termasuk sejarah para penyebar agama Islam di Indonesia, khususnya para wali di tanah Jawa, yaitu Syaikh Maulana Malik Ibrahim, Syaikh Maulana Ibrahim AsSamarqandi, Syaikh R Ali Rahmatullah (Sunan Ampel), Syaikh Ainul Yakin (Sunan Giri), Syaikh Syafaruddin (Sunan Serut, makamnya di ujungpangkah Gresik), Syaikh R Qadim (Sunan Drajat), Syaikh Maulana Makhdum Ibrahim (Sunan Bonang), Syaikh Ja’far Shadiq (Sunan Kudus), Syaikh R Syahid (Sunan Kalijogo), Syaikh R Umar Syahid (Sunan Muria), Syaikh Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati), Syaikh Maulana Hasanuddin dan Syaikh Maulana Aliyuddin Banten, Sunan Panjalu, Syaikh Muhyiddin di Safarwadi Pamijahan Tasikmalaya, Sunan Pandanaran di Jabalkat Pandanaran Klaten Yogyakarta, dan sebagainya.”
Meskipun sejarah para waliyullah di Jawa ini sudah banyak yang dibukukan, namun usaha pengkajian hendaknya terus dilakukan, mengingat masih banyak para wali lainnya yang belum diungkap sejarahnya dan belum banyak diketahui oleh masyarakat secara umum, seperti Syaikh Sulaiman Betek Mojoagung Mojokerto, Syaikh Subakir di Watutulis Prambon Sidoarjo, Kanjengsepuh Sedayu Gresik, Syaikh Hisyamuddin Deket Lamongan, Syaikh Syarafuddin Serut, Nyai Jiha, Pendilwesi Bolo Ujungpangkah Gresik, Syaikh Asy’ari Bejagung Semanding Tuban, dan sebagainya. Ini penting sekali, mengingat berdasar penelitian, telah membuktikan bahwa pada zaman pemulaan Islam di Indonesia terutama di tanah Jawa, para walisongo tersebut juga telah banyak melakukan hal itu, termasuk mengajarkan manaqib Syaikh Adbul Qadir Al-Jailani ini melalui kegiatan thariqat dan amalan lainnya yang selaras dengan tujuan itu dan selanjutnya berkembang hingga saat ini sebagai sarana dakwah. Kegiatan semacam itu pula ditindak lanjuti oleh para mubaligh saat ini, mengingat terbentuknya sejarah manaqib, Tahlil, Yasinan, Dibaan, Istighatsah dan sebagainya bisa dijadikan sarana dakwah Islamiyah lewat pemberian fatwa-fatwa pada saat pelaksanaan kegiatan tersebut yang biasanya disampaikan sebelum kegiatan pokok dilaksanakan. Dengan memanfaatkan momentum penting ini, maka kegiatan keagamaan semacam ini dapat diperdayakan untuk penyebaran dakwah Islam disamping sebagai amalan ritual yang dapat dijadikan sarana dzikrullah
dan taqqarub billah dengan tujuan semata-mata mengharap rahmat, ma’unah, taufik, hidayah dan ridha Allah SWT. 3. Maksud dan Tujuan Manaqib Di kalangan nahdliyin dan kelompok Ahlussunah wal Jamaah membaca manaqib Syeikh Abdul Qadir Jailani merupakan tradisi. Dalam kitab manaqib tersebut terdapat banyak hal, diantaranya, kisah teladan, karomah hingga doa-doa yang cukup makbul. Sehingga tidak heran jika banyak yang mengamalkannya. Penyelenggaraan manaqib yang banyak terjadi di tengah-tengah masyarakat sekarang ini pada umumnya didasari adanya maksud dan tujuan tertentu yang beragam, diantaranya adalah : a. Mengharap rahmat dari Allah SWT, keberkahan, serta pengampunan dosa. b. Ingin tercapai atau terwujudnya insan hamba Allah yang beriman, bertakwa, beramal sholeh, dan berakhlak yang baik. c. Untuk bertawasul dengan Syaikh Abdul Qadir Jailani, dengan harapannya agar permohonannya dikabulkan oleh Allah dan dilakukan atas dasar keimanan kepada Allah SWT. Firman Allah Q.S AlMaaidah : 35.
$ygr'¯»t úïÏ%©!$# (#qà)®?$# (#qãZtB#uä (#þqäótGö/$#ur ©!$# s's#Åuqø9$# Ïmøs9Î) Îû (#rßÎg»y_ur öNà6¯=yès9 ¾Ï&Î#Î6y ÇÌÎÈ cqßsÎ=øè?
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan”. d. Untuk melaksanakan nadzar karena Allah semata, bukan karena maksiat. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah SAW yang artinya: “ Siapa yang bernadzar karena Allah semata, maka laksanakan nadzar itu. Dan siapa yang bernadzar karena maksiat kepada Allah, maka gagalkanlah nadzar itu”. (HR.Bukhari). (Moh. Saifulloh, 2000 : 13). e. Untuk memperoleh berkah dari Syaikh Abdul Qadir Jailani. f. Untuk mencintai, menghormati dan memuliakan para ulama, Auliya’, Syuhada’, dan lain-lain. Karena hal ini dianjurkan oleh Rasulullah SAW. Sebagaimana sabdanya yang diriwayatkan oleh Abi Hurairah ra, yang artinya : ”Sesungguhnya Allah ta’ala berfirman : “ siapa memasuki Wali-Ku, Aku umumkan perang kepadanya. Tidak ada seorang pun yang mendekat kepada-Ku dengan suatu amalan wajib yang Aku senangi dan tidak seorang pun dari hamba-Ku yang mendekat kepada- Ku dengan amalan sunat sampai Aku mencintainya. Maka Aku akan menjadi pendengarnya untuk mendengar, dan Aku akan menjadi pandangannya untuk melihat, dan Aku menjadi tangan nya yang dipakai untuk memegang dan Akupun menjadi kakinya untuk berjalan. Jika dia minta pada-Ku akan Aku berikan permintaannya dan jika meminta perlindungan dari-Ku, maka Aku akan melindungi dia”. (HR. Bukhori), (Moh. Saifulloh, 2000 : 14). Demikian
anjuran
Rasulullah
SAW,
agar
kita
selalu
memuliakan para ulama’ baik pada saat masih hidup dengan mengaji ilmu kepadanya, memohon doa dan sebagainya maupun dengan berziarah kuburnya untuk mendoakannya, mengenang sejarah perjuangannya dan berusaha meneladaninya.
g. Memuliakan dan mencintai dzurriyah Rasulullah SAW Ahlul bait atau keluarga dan dzurriyah Rasulullah sangat dimuliakan oleh Allah dengan menghilangkan dosa-dosa mereka sehingga tetap terpelihara kesuciannya. Hal ini di sebutkan Dalam Q.S Al-Ahzab :33.
wur £`ä3Ï?qãç/ Îû tbös%ur yly9s? Æô_§y9s? 4n
Abdul
Qadir
Jailani
adalah
termasuk
memuliakan,
menghormati dan mencintai keluarga Nabi.
4. Hukum Membaca, Mendengarkan, dan Memperingati Manaqiban
Menurut Shohibul Wafa’ (1988:2-3), membaca dan mendengarkan manaqiban,
mempelajari
atau
mengetahui
segala
sesuatu
yang
berhubungan dengan kehidupan riwayat hidup seseorang atau tokoh-tokoh sahabat Nabi Muhammad SAW, pada Ulama Tabi’in, Ulama Mujtahidin, para waliyullah dan lain-lainnya dengan tujuan untuk dipetik dan dijadikan pelajaran dan dicontoh unsur keteladanannya yang baik, adalah sangat besar faedahnya dan termasuk yang dianjurkan agama. Firman Allah dalam Al-Qur’an:
öNÎhÅÁ|Ás% Îû c%⌧. ôs)s9 3 É=»t6ø9F{$# Í<'rT☯{ ×ouö9Ïã Artinya : ”Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal”. QS. Yusuf :111. Jadi hukum melaksanakan manaqib seperti tersebut di atas diiringi rasa cinta serta mengharap barokah dan syafaat hukumnya sunnah. Ada pendapat yang mengatakan bahwa membaca manaqib Syekh Abdul Qadir al-Jilani adalah haram, didasarkan pada aqidah wahabi dan segolongannya, yang anti terhadap berbagai bentuk ritual Islam yang tidak ada tuntunannya di dalam al-Qur'an maupun as-Sunnah. Mereka beranggapan bahwa, segala bentuk ritual agama yang tidak ada tuntunannya adalah bid'ah. Dan mereka berpendapat bahwa "kullu bid'atin dlalalah" (setiap bid'ah atau perilaku baru yang tidak ada tuntunannya secara tekstual di dalam nash adalah bid'ah)
Adapun menurut tuntunan kaum salaf, dalam aqidah ahlussunnah wal jamaah, membaca Manaqib para wali, itu baik, karena dapat mendatangkan kecintaan terhadap para wali dan untuk bertawassul kepada para wali Allah, ( http:// Salafiyah.org). Menurut MUI saat penutupan rakernas di hotel sari pan facific, jl mh thamrin, Jakarta tepatnya hari selasa 6 november 2007 merumuskan 10 kategori atau kriteria sesat menurut majlis ulama Indonesia yaitu : 1. Mengingkari salah satu dari rukun iman yang 6 2. Meyakini dan atau mengikuti aqidah yang tidak sesuai dengan Alquran dan sunnah 3. Meyakini turunnya wahyu setelah Alquran 4. Mengingkari otentisitas dan atau kebenaran isi Alquran 5. Melakukan penafsiran Alquran yang tidak berdasarkan kaidah-kaidah tafsir 6. Mengingkari kedudukan hadis nabi sebagai sumber ajaran Islam 7. Menghina, melecehkan dan atau merendahkan para nabi dan rasul 8. Mengingkari Nabi Muhammad sebagai nabi dan rasul terakhir 9. Mengubah, menambah dan atau mengurangi pokok-pokok ibadah yang telah ditetapkan oleh syariah, seperti haji tidak ke baitullah, salat wajib tidak 5 waktu
10. Mengkafirkan sesama muslim tanpa dalil syar’i seperti mengkafirkan muslim
hanya
karena
bukan
kelompoknya.
(http://
ALBAGHDADI.com) Tidak ada satupun dari kriteria di atas yang terdapat dalam majlis pengajian manaqib Syekh Abdul Qodir Jaelani r.a, jadi pengajian ini boleh dilaksanakan oleh masyarakat.
B. Perilaku Bederma 1. Pengertian Bederma Bederma mempunyai arti memberikan derma, sedekah (W.J.S Poerwodarminta, 2006:286). Sedangkan derma artinya pemberian (kepada fakir miskin dan sebagainya) yang timbul dari kemurahan atau kebaikan (W.J.S Poerwodarminta, 2006:286). Jadi bederma adalah suatu pemberian yang diberikan oleh seseorang kepada orang lain secara spontan dan sukarela tanpa dibatasi oleh waktu dan jumlah tertentu. Bederma dalam Islam sangat dianjurkan untuk dilakukan setiap saat. Firman Allah SWT :
`ÏiB 9ÏV2 Îû uöyz w * ttBr& ô`tB wÎ) öNßg1uqôf¯R ÷rr& >$rã÷ètB ÷rr& >ps%y|ÁÎ/ 4 Ĩ$¨Y9$# ú÷üt/ £⌧»n=ô¹Î) Ï9ºs ö@yèøt `tBur «!$# ÏN$|ÊósD uä!$tóÏFö/$# #·ô_r& ÏmÏ?÷sçR t$öq|¡sù ÇÊÊÍÈ $\KÏàtã
Artinya : “tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat ma'ruf, atau Mengadakan perdamaian di antara manusia. dan Barangsiapa yang berbuat demikian karena mencari keredhaan Allah, Maka kelak Kami memberi kepadanya pahala yang besar.” 2. Dasar Hukum Bederma dalam Islam Dasar hukum perintah bederma dalam Islam adalah seperti yang tertulis dalam Al-Qur’an yaitu :
a. Q.S Al-Baqarah : 195 :
(#qà)ÏRr&ur È@Î6y Îû (#qà)ù=è? wur «!$# n<Î) ö/ä3Ï÷r'Î/ ¡ Ïps3è=ök☺9$# ©!$# ¨bÎ) ¡ (#þqãZÅ¡ômr&ur tûüÏZÅ¡ósß☺ø9$# =Ïtä ÇÊÒÎÈ
Artinya : “Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena Sesungguhnya Allah menyukai orangorang yang berbuat baik.” b. Q.S Al-Baqarah : 267 :
$ygr'¯»t tûïÏ%©!$# `ÏB (#qà)ÏRr& (#þqãZtB#uä óOçFö;|¡2 $tB ÏM»t6ÍhsÛ Nä3s9 $oYô_t÷zr& !$£☺ÏBur wur ( ÇÚöF{$# z`ÏiB y]Î7yø9$# (#qß☺£☺us? NçGó¡s9ur tbqà)ÏYè? çm÷ZÏB br& HwÎ) ÏmÉÏ{$t«Î/ 4 ÏmÏù (#qàÒÏ☺øóè? ©!$# ¨br& (#þqß☺n=ôã$#ur ÇËÏÐÈ îÏ☺ym ;ÓÍ_⌧î
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu menafkahkan daripadanya, Padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memincingkan mata terhadapnya. dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.” c. Q.S Al-Baqarah : 274 :
cqà)ÏYã úïÏ%©!$# È@ø©9$$Î/ Oßgs9ºuqøBr& #vÅ Í$yg¨Z9$#ur óOßgn=sù ZpuÏR⌧tãur öNÎgÎn/u yYÏã öNèdãô_r& wur óOÎgøn=tæ êöqyz wur ÇËÐÍÈ cqçRtóst öNèd
Artinya : “orang-orang yang menafkahkan hartanya di malam dan di siang hari secara tersembunyi dan terang-terangan, Maka mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.”
d. Q.S Al-Baqarah : 261 :
tbqà)ÏZã tûïÏ%©!$# ã@sW¨B È@Î6y Îû óOßgs9ºuqøBr& >p¬6ym È@sVy☺⌧. «!$# yìö7y ôMtFu;/Rr& Èe@ä. Îû @Î/$uZy 7p¬6ym èps($ÏiB 7's#ç7/Yß `y☺Ï9 ß#Ïè»Òã ª!$#ur 3 ììźur ª!$#ur 3 âä!$t±o ÇËÏÊÈ íOÎ=tæ Artinya : “perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orangorang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah[166] adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha mengetahui.”
Dari ayat-ayat di atas dapat diketahui bahwa Islam sangat menganjurkan untuk bederma, memberikan atau menafkahkan harta kita kepada seseorang. Allah juga telah berjanji bahwa orang yang bederma menafkahkan hartanya ke jalan Allah, maka Allah akan melipat gandakan harta tersebut. Menurut Mujaddidul Islam (2010:39-40), “hukum sedekah (memberi) pada dasarnya adalah sunah, berpahala bila dilakukan dan tidak berdosa bila ditinggalkan. Hukum sedekah bisa menjadi haram jika seseorang bersedekah tapi untuk kemaksiatan, tetapi ada kalanya hukum sedekah menjadi wajib yaitu ketika seseorang bertemu dengan orang lain yang sedang kelaparan hingga dapat mengancam keselamatan jiwanya, sementara dia mempunyai makanan lebih. Selain itu hukum nya menjadi wajib ketika dia bernadzar untuk bersedekah kepada seseorang atau lembaga.”
Jadi hukum memberi itu ada tiga macam, yaitu sunah, haram jika niat nya untuk maksiat dan wajib jika orang yang ditemui benarbenar membutuhkan dan telah bernadzar untuk bersedekah kepada seseorang atau lembaga. 3. Bederma dalam Pandangan Islam Islam sebagai agama mayoritas di Indonesia, sangat menjunjung tinggi ibadah bederma seperti yang dinyatakan dalam Surat Ali Imran ayat 92 :
§É9ø9$# (#qä9$oYs? `s9 $£☺ÏB (#qà)ÏZè? 4Ó®Lym (#qà)ÏZè? $tBur 4 cq6ÏtéB ¾ÏmÎ/ ©!$# ¨bÎ*sù &äóÓ⌧« `ÏB ÇÒËÈ ÒOÎ=tæ
Artinya : ''Kamu sekali-sekali tidak sampai kepada kebajikan yang sempurna sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai''. Bederma dalam agama Islam adalah perbuatan yang mulia. Agama manapun memberi tempat terhormat pada orang yang mau berbagi atau berderma. Banyak agama mengajarkan umatnya untuk Bederma, bederma adalah memberikan atau membantu seseorang untuk turut merasakan rezeki yang Allah berikan kepada kita atau membagi kebahagiaan kepada orang lain sehingga orang lain itu juga turut merasa bahagia. Begitu agung perilaku berderma sehingga Islam banyak memberi tuntunan dalam perilaku ini. Di dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah : 274 dijelaskan,
úïÏ%©!$# cqà)ÏYã È@ø©9$$Î/ Oßgs9ºuqøBr& #vÅ Í$yg¨Z9$#ur óOßgn=sù ZpuÏR⌧tãur wur öNÎgÎn/u yYÏã öNèdãô_r& öNèd wur óOÎgøn=tæ êöqyz ÇËÐÍÈ cqçRtóst Artinya : “Orang-orang yang menafkahkan hartanya di malam dan di siang hari secara tersembunyi dan terang-terangan, maka mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.” Selalu berbuat baik tanpa pamrih memerlukan sikap yang bertolak belakang dengan kebiasaan orang pada zaman sekarang ini. Banyak diantara kita tergerak untuk berbuat baik, bederma karena alasan-alasan tertentu yang bertujuan untuk kepentingan diri juga. Kita mau bederma
asal mendapatkan sesuatu sebagai imbalan, baik dalam bentuk materi, pujian atau lainnya. Padahal nilai tertinggi suatu amal ada pada keikhlasan. Menurut Qadhi’ Iyadh dalam bukunya Muhamad Syafi’i (2010 : 15), “Sesungguhnya amal itu meskipun dilakukan dengan ikhlas jika tidak benar maka tidak akan diterima oleh Allah. Dan meskipun amal itu dilakukan dengan benar, tetapi jika melakukannya tidak ikhlas, maka juga tidak berpahala. Karena itu, hendaknya amal dilakukan dengan ikhlas dan benar.” Jadi amal perbuatan itu harus dilakukan dengan benar dan ikhlas. Ikhlas hanya karena Allah SWT, dan benar dilakukan berdasarkan sunah Rasulullah. Sedikit saja ada niat meninggikan nama pribadi atau pamrih, maka pada saat itu sudah terjadi riya. Semua orang mengetahuai bahwa amal yang disertai riya menjadi tidak ikhlas. Dalam agama Islam bederma disebut dengan nama sedekah. Menurut Mujadidul Islam (2010 : 38), sedekah adalah suatu pemberian yang diberikan oleh seseorang kepada orang lain secara langsung dan sukarela tanpa dibatasi oleh waktu dan jumlah tertentu.
4. Niat dan Cara Bederma Dalam memberi kita harus berniat tulus ikhlas hanya karena Allah SWT. Tidak mengharapkan imbalan dari orang yang diberi. Bederma dapat dilakukan dengan terang-terangan maupun secara bersembunyi. Bersedekah dengan terang-terangan agar dicontoh orang lain, bukan agar dipuji orang lain. Tetapi sedekah dengan sembunyi-sembunyi itu lebih
baik dan lebih utama dari pada yang terang-terangan. Sebaiknya harta yang kita berikan adalah harta atau barang yang jenisnya baik. Dijelaskan dalam Q.S Al-Imran : 92),
`s9 §É9ø9$# (#qä9$oYs? $£☺ÏB (#qà)ÏZè? 4Ó®Lym (#qà)ÏZè? $tBur 4 cq6ÏtéB ¾ÏmÎ/ ©!$# ¨bÎ*sù &äóÓ⌧« `ÏB ÇÒËÈ ÒOÎ=tæ Artinya : “kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai. dan apa saja yang kamu nafkahkan Maka Sesungguhnya Allah mengetahuinya.” Jadi Allah SAW hanya menerima persembahan dari hambahambanya yang baik-baik dan yang halal-halal saja. Bederma juga tidak boleh diiringi dengan riya, karena tidak akan diterima oleh Allah SWT. Orang-orang yang riya dalam bederma dia pasti akan merasa kerugian yang sangat hebat. Ketika kita bederma kita juga tidak boleh menyakiti hati si penerima dengan mengungkit-ungkitnya. Bederma tidak harus dalam jumlah yang banyak, yang terpenting adalah rutin dan istiqomah. Amal yang baik bukanlah amal yang dikerjakan atau diberikan dalam jumlah yang sangat banyak. Tetapi setelah itu tak pernah lagi dilakukan. Namun, lebih baik amal baik dikerjakan menurut kemampuan tetapi dilakukan secara rutin dan istiqomah. Ciri-ciri orang yang dermawan dapat dilihat dengan jelas. Apabila memberi
tanpa
mengharapkan
imbalan,
orang
dermawan
tidak
mengharapkan pujian, mereka memberikan sesuatu dengan keikhlasan,
walupun hanya sedikit tetapi tulus, kalau mereka menyumbang, mereka tidak perlu di sebut-sebut jumlah sumbangannya dan tidak perlu diumumkan namanya. Orang yang dermawan suka memberi, bahkan mereka suka memberi tanpa ada seorang yang mengetahuinya, ini adalah salah satu orang darmawan yang bertaqwa, dia akan semakin banyak rezki, Allah akan memberinya rizki dari jalan yang tidak disangka, karena Allah akan melipat gandakan rezki yang telah di keluarkan.
5. Manfaat Bederma Bederma memiliki manfaat yang besar sekali baik bagi orang yang memberi maupun yang diberi. Adapun manfaat bederma adalah : a. Mendapatkan ganti yang lebih baik dari Allah Seseorang yang mendermakan hartanya hartanya karena Allah akan mendapat ganti yang lebih baik dari Allah. Gantinya bisa di dunia bisa juga di akhirat kelak. Allah akan melipat gandakan harta seseorang yang dinafkahkan ikhlas karena Allah SWT. Dalam AlQur’an Allah berfirman,
tbqà)ÏZã tûïÏ%©!$# ã@sW¨B È@Î6y Îû óOßgs9ºuqøBr& >p¬6ym È@sVy☺⌧. «!$# yìö7y ôMtFu;/Rr& Èe@ä. Îû @Î/$uZy 7p¬6ym èps($ÏiB 7's#ç7/Yß `y☺Ï9 ß#Ïè»Òã ª!$#ur 3 ììźur ª!$#ur 3 âä!$t±o ÇËÏÊÈ íOÎ=tæ
Artinya : “perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orangorang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah[166] adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha mengetahui.” b. Bederma bisa mendekatkan ke surga Salah satu manfaat bederma adalah membuat seseorang dekat dengan Allah SWT. Dekat dengan orang lain terutama orang yang diberi, karena mereka merasa tertolona dengan pemberian itu. Orang yang menberi akan dekat dengan surga dan jauh dari api neraka. Sebaliknya apabila kita tidak pernah bederma, pelit maka akan jauh dari Allah SWT, jauh dari orang lain dan dekat dengan neraka. Menurut Muhamad Syafi’I (2010:133), Orang yang bederma dengan ikhlas, akan dicintai Allah SWT dan Rasulullah SAW dan dicintai manusia dan dijauhkan dari api neraka. Rasulullah bersabda yang artinya : ”Orang yang dermawan itu dekat dengan Allah, dekat ke syurga, dekat kepada sesame manusia dan jauh dari api neraka. Sedangkan orang yang bakhil itu jauh dari Allah, jauh dari manusia, dan dekat kepada api neraka. Orang bodoh yang dermawan lebih disukai oleh Allah dari pada orang alim yang pelit”. (HR.at Tirmidzi). Kedermawanan memang bisa mengantarkan seseorang ke syurga. Seseorang yang benar-benar mukmin sejati pasti haruslah bersifat dermawan dan tidak pelit. Sebab pelit itu adalah sifat yang tidak terpuji. Apabila ada mukmin yang mengaku mukmin tetapi bersifat pelit maka patut dipertanyakan keimanannya. Tentu saja
kedermawanan yang dimaksud adalah kedermawanan yang di landaskan karena Allah SWT,bukan kedermawanan yang hanya untuk kesombongan belaka. Orang
yang
dermawan
jelas
akan
mendapat
banyak
keuntungan, baik di dunia maupun di akhirat. Keuntungan di dunia, misalnya, ia akan dekat dengan masyarakat. Hubungan dengan masyarakat akan lebih baik. Di sisi lain, masyarakat juga akan terbantu
oleh
sikap
kedermawanannya.
Orang
yang
gemar
mendermakan hartanya untuk kepentingan masyarakat, juga tidak akan mengalami kekurangan harta, hartanya habis atau kesulitan makan. Allah SWT telah berjanjai dalam Q.S Saba’ : 39,
äÝÝ¡ö6t În1u ¨bÎ) ö@è% âä!$t±o `y☺Ï9 s-øÎh9$# âÏø)tur ¾ÍnÏ$t7Ïã ô`ÏB OçFø)⌧Rr& !$tBur 4 ¼çms9 uqßgsù &äóÓ⌧« `ÏiB çöyz uqèdur ( ¼çmàÎ=øä ÇÌÒÈ úüÏ%κ§9$# Artinya : Katakanlah: "Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezki bagi siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan menyempitkan bagi (siapa yang dikehendaki-Nya)". dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, Maka Allah akan menggantinya dan Dia-lah pemberi rezki yang sebaik-baiknya. Itulah keuntungan para penderma di akhirat kelak. Karenan tangan di atas itu lebih utama dari pada tangan di bawah. Dengan kata lain, penderma lebih utama ketimbang peminta.
c. Bederma memencing rezeki Memberi kepada orang lain dapat memancing rezeki. Belum ada sejarahnya orang oyang bederma dengan ikhlas kemudian ia jatuh miskin. Sebagaimana firman Allah QS. Al-Baqarah:261,
tbqà)ÏZã tûïÏ%©!$# ã@sW¨B È@Î6y Îû óOßgs9ºuqøBr& >p¬6ym È@sVy☺⌧. «!$# yìö7y ôMtFu;/Rr& Èe@ä. Îû @Î/$uZy 7p¬6ym èps($ÏiB 7's#ç7/Yß `y☺Ï9 ß#Ïè»Òã ª!$#ur 3 ììźur ª!$#ur 3 âä!$t±o ÇËÏÊÈ íOÎ=tæ Artinya : “perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha mengetahui”. d. Bederma menolak berbagai musibah, bencana, dan memelihara harta Bederma memiliki kekuatan sebagai perisai badan manusia dari berbagai hambatan dan kesusahan. Dengan memberi, harta seseorang akan terjaga serta membuat seseorang akan terobati dari berbagai penyakit, serta membuat seseorang selamat dari berbagai bencana. (Nurul Mubin 2008:167)
Bederma merupakan perbuatan yang sangat mulia. Apabila seseorang berbuat baik dan ikhlas karena Allah SWT, maka hal itu akan menenangkan jiwa dan melapangkan hati seseorang. Sehingga orang tersebut di hatinya menjadi lapang dan tenang dari sebelumnya. Ketika seseorang berbuat baik dan semakin bertakwa, Allah pun melapangkan dan menyejukkan hatinya serta Allah akan menjaganya menjauhkan dari berbagai musibah. Sebaliknya, jika mereka berbuat maksiat dan bersifat pelit maka Allah akan menyempitkan jiwanya. Sifat tersebut akan menyia-nyiakan dan menyengsarakan jiwanya. Karena memang orang yang pelit dalam hatinya selalu merasa sempit. e. Bederma menjadikan harta berkah dan lapang Salah satu manfaat dari bederma adalah menjadikan rezeki menjadi berkah dan lapang hal ini sesuai dengan firman Allah :
äÝÝ¡ö6t În1u ¨bÎ) ö@è% âä!$t±o `y☺Ï9 s-øÎh9$# âÏø)tur ¾ÍnÏ$t7Ïã ô`ÏB OçFø)⌧Rr& !$tBur 4 ¼çms9 uqßgsù &äóÓ⌧« `ÏiB çöyz uqèdur ( ¼çmàÎ=øä ÇÌÒÈ úüÏ%κ§9$# Artinya : “Katakanlah: "Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezki bagi siapa yang dikehendaki-Nya diantara hamba-hamba-Nya dan menyempitkan bagi (siapa yang dikehendaki-Nya)". dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, Maka Allah akan menggantinya dan Dia-lah pemberi rezki yang sebaik-baiknya”.
f. Bederma dapat meningkatkan kepedulian sosial
Bederma merupakan salah satu bentuk kebudayaan dan menunjukkan sisi sosial manusia. kepedulian terhadap sesama dengan memberi kepada mereka yang membutuhkan adalah pencerminan manusia sebagai makhluk dengan jiwa sosial. Memberi dapat menjadi alat penghubung komunikasi dengan tetangga, teman, saudara dan sebagainya. Bederma akan membuat jalinan silaturahim dengan sesama terus tersambung dalam kebaikan dan keberkahan. Dalam Al-Quran dijelaskan :
`ÏiB 9ÏV2 Îû uöyz w * ttBr& ô`tB wÎ) öNßg1uqôf¯R >$rã÷ètB ÷rr& >ps%y|ÁÎ/ ú÷üt/ £⌧»n=ô¹Î) ÷rr& ö@yèøt `tBur 4 Ĩ$¨Y9$# uä!$tóÏFö/$# Ï9ºs t$öq|¡sù «!$# ÏN$|ÊósD $\KÏàtã #·ô_r& ÏmÏ?÷sçR ÇÊÊÍÈ Artinya : “tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat ma'ruf, atau Mengadakan perdamaian diantara manusia. dan Barangsiapa yang berbuat demikian karena mencari keridhaan Allah, Maka kelak Kami memberi kepadanya pahala yang besar”.( Q.S An-Nisa’:114) Bederma sangatlah bermanfaat untuk kita. Dengan memberi maka kepedulian dan kesetiakawanan kita kepada orang lain akan terwujud, dan bisa memperkecil jurang pemisah antara yang kaya dan miskin. Dengan memberi dapat menambah semangat usaha kepada yang miskin. Namun, ketika semangat bederma sudah tidak ada lagi di tengah masyrakat, maka dipastikan akan muncul berbagai macam
permasalahan sosial. Itulah yang diingatkan Allah SWT Q.S Muhammad :
$ydqß☺ä3ù=t«ó¡o bÎ) (#qè=yö7s? öNà6Ïósãsù ö/ä3oY»tóôÊr& ólÌøäur ÇÌÐÈ Artinya : “Dan Jika Dia meminta harta kepadamu lalu mendesakmu untuk memberikan harta seluruhnya pasti kamu kikir. Dan Dia akan menimpakan kedengkianmu.” Ayat ini memperingatkan, bahwa kalau manusia kikir terhadap yang lain, maka akan muncullah kedengkian antara sesama atau kecemburuan sosial. Kedengkian ini pada akhirnya berujung dalam bentuk kejahatan, seperti pencurian, perampokan, penjarahan dan sebagainya. Hal ini kemudian akan menimbulkan berbagai macam kejahatan dan persoalan sosial, yang mengakibatkan hilangannya rasa aman,
saling
percaya,
dan
keharmonisan
masyarakat.
Dengan bederma akan melembutkan hati kita. Jika hati sudah lembut, maka mudah untuk seseorang itu memaafkan orang dan mudah juga untuk memohon maaf setelah melakukan kesalahan. Apabila seseorang berderma dan orang yang menerima derma itu adalah seseorang yang ketika itu sangat memerlukan bantuan, maka penerima derma itu akan berdoa agar penderma itu diberi rizki dan keampunan dari Allah.
C. Pengaruh Rutinitas Mengikuti Pengajian Manaqib Terhadap Perilaku Bederma Kondisi masyarakat saat ini cenderung tidak perduli terhadap apa yang terjadi di lingkungan sekitarnya. Masyarakat lebih suka dengan hal-hal yang hanya bersifat kesenangan dan kenikmatan sesaat saja meskipun itu bertentangan dengan nilai-nilai agama tanpa melihat orang lain yang sedang kesusahan dan memerlukan bantuan. Karena sifat manusia yang seperti itu menyebabkan masyarakat semakin menjauh dari rasa solidaritas dan apa yang telah disyariat kan oleh agama Islam. Padahal dalam agama Islam, kita telah dianjurkan untuk saling tolong menolong sesama muslim. Pengajian manaqib sebagai lembaga non-formal yang bergerak di bidang dakwah banyak sekali manfaat yang bisa diambil oleh masyarakat terutama dalam perilaku sosial yaitu menumbuhkan perilaku bederma. Selain itu masyarakat juga dapat memperdalam atau mempelajari agama Islam. Dengan rutin mengikuti pengajian manaqib, maka masyarakat akan semakin sering bertemu dengan bagitu tali silaturahim akan terjaga dan menumbuhkan rasa solidaritas yang tinggi terhadap sesama manusia dan lingkungan sekitarnya. Berbeda dengan masyarakat yang tidak pernah mengikuti pengajian manaqib, mereka jarang berkomunikasi, akan jauh dari persatuan masyarakat, dan jarang bertemu dengan masyarakat lain. . Kegiatan pengajian manaqib ini sangat baik sekali untuk menumbuhkan perilaku bederma bagi ibu rumah tangga, karena di dalam kegiatan ini sangat ditekankan agar jamaah senantiasa berbuat baik,
membantu orang lain, dan memberikan bantuan apabila ada pembangunan masjid, musola, TPA dan sebagainya. Peminpin pengajian selalu memberikan nasehat agar berbuat baik dan tolong menolong terhadap sesame setiap memberikan ceramah, agar jamaah terbiasa. Hal itu dilskuksn dengan di adakannya iuran rutin dan adanya uang kas yang dikelola dengan baik oleh jamaah. Rutinitas mengikuti pengajian manaqib di kalangan ibu rumah tangga telah diuraikan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pengajian manaqib yang diikuti oleh ibu rumah tangga di desa Sraten Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang merupakan salah satu usaha untuk memperbaiki dan meningkatkan nilai-nilai ajaran agama Islam, meningkatkan perilaku sosial serta menambah ilmu pengetahuan agama untuk dijadikan bekal dalam mengarungi kehidupan bermasyarakat dan beragama di masyarakat.
BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN Sebelum peneliti membahas laporan hasil penelitian ini, maka terlebih dahulu akan kami sajikan beberapa data fakta penting hasil observasi di Desa Sraten, Kecamatan. Tuntang, Kabupaten. Semarang Tahun 2011. A. Gambara Umum Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Keadaan Geografis Desa Sraten Desa sraten merupakan desa yang terletak di kelurahan Sraten kecamatan. Tuntang, Kabupaten. Semarang, Kelurahan Sraten terletak di Desa Sraten. Jarak dengan Kecamatan ± 6 Km, dan jarak dengan Kabupaten ± 22 KM. a. Batas Wilayah Desa
TABEL I Batas Wilayah Desa Sraten Letak Batas
Desa / Kelurahan
Sebelah Utara
Desa Jombor
Sebelah Selatan
Desa Gedangan
Sebelah Barat
Desa Rowo Sari
Sebelah Timur
Desa Gedangan
Keterangan
b. Luas wilayah Luas
:
± 168 Ha
Pemukiman
:
60.828 Ha
Persawahan
:
105,572 Ha
Pekarangan
:
1,600 Ha
2. Monografis Desa Sraten a. Jumlah Penduduk Jumlah penduduk Desa Sraten 4.061 jiwa. Untuk lebih rinci dapat di klasifikasikan jmlah penduduk berdasarkan jenis kelamin dengan tabel berikut: TABEL II Penduduk berdasarkan jenis kelamin No
Jenis Kelamin
Jumlah
1
Laki-laki
2.022
2
Perempuan
2.039
Jumlah
4.061
b. Mata Pencaharian Mata
pencaharian
warga
masyarakat
kebanyakan
petani
berdasarkan datadari Desa Sraten diperoleh perincian mata pencaharian penduduk sebagai berikut:
TABEL III Tabel Mata Pencaharian Desa Sraten No Mata Pencaharian
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
1 PNS
113
56
169
2 TNI
10
-
10
3 Polri
10
1
11
220
111
331
5 Pensiunan
46
38
84
6 Pengusaha
20
-
20
7 Buruh Bangunan
180
-
180
8 Buruh Industri
109
157
266
51
31
82
10 Petani
78
22
100
11 Peternak
36
-
36
12 Nelayan
8
-
8
387
93
480
1.268
509
1.777
4 Pegawai Swasta
9 Buruh Tani
13 Lain-lain Jumlah
a. Kondisi Agama Kondisi Agama Desa Sraten tergolong kedalam perkampungan muslim karena dari hasil penelitian di lapangan bahwa penduduk
Desa Sraten yang memeluk agama Islam ada 3.869 orang, untuk agama Kristen ada 113 orang, dan agama Katolik ada 79 orang. b. Keadaan Sosial 1. Adat istiadat Penduduk Desa Sraten masih menjujung tinggi adat istiadat, misalnya gotong royong yang masih berjalan dengan baik , peringatan besar Islam seperti Maulid Nabi, Isro’ Mi’raj dan dalam peringatan hari Nasional seperti, peringatan hari kemerdekaan Republik Indonesia dan lain-lainnya. Di Desa sraten juga terdapat pengajian Yasin khusus untuk bapak-bapak dan remaja putra bahkan, masing-masing RT sudah ada jadwalnya sendiri dan berjalan dengan baik. Untuk kegiatan ibu-ibu ada PKK, pengajian Yasin Syifak, Manaqib, berjanji, Dzikrul Ghofilin dan sebagainya, dan pertemuan rutin bagi karang taruna juga berjalan dengan baik.
2. Struktur Organisasi TABEL IV Struktur Organisasi Pemerintahan Desa Sraten Kepala Desa Rohmad BPD Sekretaris Desa Nur Khamim KAUR. PEMERINTAHAN Siti Rofi’ah KAUR. REMAJA Alip KAUR. UMUM Khamsin
Kadus 1 Junaidi Kadus 2 Sugito Kadus 3 M. Suudi Kadus 4 Zaenal Arifin Kadus 5 Sumarno Kadus 6 Muhtar Amin Kadus 7 Suparjiyanto
3. Gambaran Umum Pengajian Manaqib Pengajian Manaqib didirikan pertama di Desa Sraten, pada tahun 1999 oleh Ibu Nyai Siti Asiyah Matori Mansur, Istri dari Bapak Kyai Matori Mansyur. Pada awal berdirinya jumlah jamaah pengajian manaqib ini sangat banyak sekali, akan tetapi seiring dengan berjalannya waktu banyak ibu rumah tangga yang sibuk dengan kepentingan dan kegiatan masing-masing sehingga banyak yang tidak mengikuti pengajian manaqib lagi. Ada juga yang sengaja mereka tidak mengikuti pengajian manaqib, padahal tidak ada kepentingan dan kesibukan yang mengganggu mereka. Tetapi walaupun begitu masih banyak ibu-ibu yang rutin mengikuti pengajian manaqib dengan penuh semangat. Pengajian Manaqib ini dilakukan rutin setiap hari selasa pukul 14.00 biasanya di lakukan di Masjid, Mushola atau pada rumahrumah warga yang memiliki hajat tertentu. Dalam pengajian manaqib juga diadakan kotak amal atau uang kas. Uang kas yang dimiliki digunakan untuk keperluan sosial contonya untuk membesuk jamaah yang sakit, atau untuk keperluan ketika akan diadakan sebuah acara atau peringatan hari-hari besar Islam. Pengajian manaqib, Manaqib yang dibaca adalah Manaqib Qubro yaitu Manaqib yang biasa dan boleh dibaca oleh setiap orang, Tetapi walaupun begitu ada sebagian warga yang belum bias membaca manaqib karena faktor usia dan pendidikan, tetapi mereka
tetap rutin mengikuti dan mendengarkan. Biasanya dalam Pengajian Manaqib sebelum acara dimulai dilakukan pembacaan Sholawat sambil menunggu kedatangan jamaah Manaqib. Apabila jamaah telah datang, maka acara akan dimulai. Acara dalam pengajian Manaqib di Desa Sraten yaitu : 1. Pembukaan 2. Pembacaan Ayat Suci Al- Qur’an 3. Sambutan Pimpinan Pengajian Manaqib 4. Pembacaan Yasin dan Tahlil 5. Pembacaan Manaqib 6. Penutup dan Doa
B. Penyajian Data 1. Daftar Nama Responden TABEL V Daftar Nama Jamaah Pengajian Manaqib No
Nama Responden
Pekerjaan
1
Siti Asiyah Matori Mansyur
Wira Swasta
2
Afiyah
Ibu rumah tangga
3
Hj. Alfiyati
PNS
4
Hj. Amanah
Ibu rumah tangga
5
Asip Nursiyatun
Swasta
6
Isti’anah
Swasta
7
Juwariyah
Ibu rumah tangga
8
Lisamah
Ibu rumah tangga
9
Ma’i
Petani
10
Hj. Mukarromah
Petani
11
Munawaroh
Ibu rumah tangga
12
Hj. Murniyati
PNS
13
Muslimah
Ibu rumah tangga
14
Hj. Mah
Petani
15
Nasiyem
Ibu rumah tangga
16
Nuriyah
Ibu rumah tangga
17
Painah
Ibu rumah tangga
18
Hj. Rodhiyah
Ibu rumah tangga
19
Rubinem
Buruh
20
Sakanah
Petani
21
Hj. Salamah
Ibu rumah tangga
22
Siti Imronah
Ibu rumah tangga
23
Siti Mukarromah
Swasta
24
Hj. Siti Mustiyah
Ibu rumah tangga
25
Siti Rahayu
Ibu rumah tangga
26
Siti Sofiah
Ibu rumah tangga
27
Siti Qomsah
Ibu rumah tangga
28
Siti Wahyuni
Ibu rumah tangga
29
Sri Miyarsih
PNS
30
Hj. Sujinah
Ibu rumah tangga
31
Sukim
Ibu rumah tangga
32
Sumiyati
Pedagang
33
Supi’ah
Ibu rumah tangga
34
Suryati Asruri
Ibu rumah tangga
35
Suryati Mulyani
Ibu rumah tangga
36
Hj. Tasmirah
PNS
37
Umi Hasanah
Ibu rumah tangga
38
Umi Kulsum
Ibu rumah tangga
39
Umi Rabiah
PNS
40
Wiwik Ati
Petani
2. Hasil Jawaban Angket Pada penelitian ini penulis mengambil dua variabel dependen dan independen
yang diurai dalam item pertanyaan dalam angket
sebagaimana terlampir hasil jawaban atas opsi pertanyaan tersebut adalah sebagai berikut : a. Rutinitas Mengikuti Pengajian Manaqib Adapun data hasil jawaban dari angket tentang Rutinitas Mengikuti Pengajian Manaqib adalah sebagai berikut:
TABEL VI Daftar Jawaban Angket Rutinitas Mengikuti Pengajian Manaqib No Item
No No Responden 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
01 A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
2
02 A
A
A
A
B
A
A
B
A
A
3
03 A
A
A
A
A
A
A
A
A
C
4
04 A
A
A
A
A
A
A
A
A
B
5
05 A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
6
06 A
A
A
A
A
A
A
A
A
C
7
07 A
A
A
A
A
A
C
A
A
A
8
08 A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
9
09 A
A
A
A
A
A
C
A
A
A
10
010 A
A
A
A
B
A
A
A
A
A
11
011 A
B
B
B
A
A
A
A
A
A
12
012 A
A
A
A
B
A
A
A
A
C
13
013 A
B
B
B
B
A
B
B
A
B
14
014 A
A
A
A
B
A
A
B
A
B
15
015 A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
16
016 A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
17
017 A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
18
018 A
A
A
A
A
A
C
B
A
B
19
019 A
A
A
A
C
A
A
B
A
C
20
020 A
A
A
A
A
A
C
A
A
A
21
021 A
A
A
A
A
A
A
A
A
B
22
022 A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
23
023 A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
24
024 A
B
B
B
B
A
B
B
A
B
25
025 A
A
A
A
B
A
A
B
A
A
26
026 A
A
A
A
A
A
B
A
A
A
27
027 A
A
B
A
B
A
A
A
A
A
28
028 A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
29
029 A
A
A
A
B
A
A
A
A
A
30
030 A
A
A
A
A
A
A
A
A
C
31
031 A
A
B
A
A
A
B
A
A
C
32
032 A
B
B
B
A
A
A
A
A
A
33
033 A
A
A
A
A
A
B
C
C
C
34
034 A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
35
035 A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
36
036 A
A
A
A
A
A
A
A
A
C
37
037 A
A
A
A
A
A
A
A
A
C
38
038 A
A
A
A
A
A
C
A
A
A
39
039 A
A
A
A
A
A
C
B
A
B
40
040 A
A
A
A
B
A
A
A
A
A
a. Prilaku Bederma Adapun data hasil jawaban dari angket tentang perilaku bederma adalah sebagai berikut :
TABEL VII Daftar Jawaban Angket Perilaku Bederma No Item
No No Responden 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
01 A
A
B
A
A
A
A
A
A
A
2
02 A
A
B
A
A
A
A
A
A
A
3
03 A
A
B
A
A
A
A
A
A
A
4
04 A
A
B
A
B
A
A
A
A
A
5
05 A
A
A
A
A
A
B
A
A
A
6
06 A
A
B
A
A
A
B
A
A
A
7
07 A
A
A
A
A
A
B
A
A
A
8
08 A
A
A
A
A
A
B
A
A
A
9
09 A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
10
010 A
A
B
A
A
A
A
A
A
A
11
011 A
A
B
B
A
B
A
A
A
A
12
012 A
A
B
A
A
A
A
A
A
A
13
013 A
A
B
B
A
B
A
A
B
B
14
014 A
A
B
A
A
A
A
A
A
A
15
015 A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
16
016 A
A
B
A
A
A
A
A
A
A
17
017 A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
18
018 A
A
A
B
A
B
A
A
A
A
19
019 A
A
B
B
A
A
A
A
B
A
20
020 A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
21
021 A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
22
022 A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
23
023 A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
24
024 A
A
B
B
A
A
A
A
B
A
25
025 A
A
B
A
A
A
A
A
A
A
26
026 A
A
B
B
B
A
A
A
B
A
27
027 A
A
B
B
A
A
A
A
B
A
28
028 A
A
B
A
A
A
A
A
A
A
29
029 A
A
B
A
A
A
A
A
A
A
30
030 A
A
B
A
A
A
B
A
A
A
31
031 A
A
B
B
A
B
B
B
A
B
32
032 A
A
B
B
A
A
A
A
A
A
33
033 A
A
B
B
A
B
A
A
A
A
34
034 A
A
B
A
A
A
A
A
A
A
35
035 A
A
B
A
A
A
A
A
A
A
36
036 A
A
B
A
A
A
A
A
A
A
37
037 A
A
B
A
A
A
A
A
A
A
38
038 A
A
B
B
A
A
A
A
A
A
39
039 A
A
B
B
A
A
A
A
A
A
40
040 A
A
A
A
A
A
A
A
B
A
60
BAB IV ANALISIS DATA
Seluruh data hasil penelitian dari penyebaran angket terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah mengklasifikasikan data sesuai proporsi masingmasing mengacu pada tujuan penelitian yaitu : 1. Untuk mengetahui bagaimana Rutinitas Mengikuti Pengajian Manaqib ibu rumah tangga Desa Sraten, kecamatan. Tuntang, kabupaten. Semarang Tahun 2011? 2. Untuk mengetahui bagaimana Prilaku Bederma ibu rumah tangga Desa Sraten, kecamatan. Tuntang, kabupaten. Semarang Tahun 2011? 3. Untuk mengetahui adakah pengaruh antara Rutinitas Mengikuti Pengajian Manaqib terhadap Perilaku Bederma bagi ibu rumah tangga Desa Sraten, kecamatan. Tuntang, kabupaten.Semarang Tahun 2011? Berdasarkan ketiga tujuan penelitian di atas maka penulis menggunakan analisis dari tujuan pertama dan kedua dengan rumus prosentase sebagai berikut : P = F x 100% N Keterangan: P : Presentase perolehan F : Frekuensi N : Jumlah responden
A. Analisis Deskriptif 1. Rutinitas Mengikuti Pengajian Manaqib Adapun langkah-langkah yang diambil adalah : 1. Membuat tabel distribus frekuensi jawaban dari angket 2. Memprosentsai jawaban 3. Menginterpretasikan hasil prosentase jawaban responden.
TABEL VIII Daftar Nilai Tentang Distribusi Frekuensi Tentang Rutinitas Mengikuti Pengajian Manaqib Jawaban
No
Nilai
No
Total Responden
A
B
C
3
2
Nominasi
1
1
01
10
0
0
30
0
0
30 A
2
02
8
2
0
24
4
0
28 A
3
03
10
0
0
30
0
0
30 A
4
04
9
1
0
27
2
0
29 A
5
05
10
0
0
30
0
0
30 A
6
06
9
0
1
27
0
1
28 A
7
07
10
0
0
30
0
0
30 A
8
08
10
0
0
30
0
0
30 A
9
09
10
0
0
30
0
0
30 A
10
010
9
0
1
27
0
1
28 A
11
011
7
3
0
21
6
0
27 A
12
012
8
1
1
24
2
1
27 A
13
013
4
6
0
12
12
0
24 B
14
014
6
4
0
18
8
0
26 A
15
015
10
0
0
30
0
0
30 A
16
016
10
0
0
30
0
0
30 A
17
017
10
0
0
30
0
0
30 A
18
018
8
2
0
24
4
0
28 A
19
019
7
1
2
21
2
2
25 B
20
020
9
1
0
27
2
0
29 A
21
021
9
1
0
27
1
0
29 A
22
022
2
4
4
6
8
4
18 B
23
023
10
0
0
30
0
0
30 A
24
024
3
7
0
9
14
0
23 B
25
025
9
1
0
27
2
0
29 A
26
026
8
2
0
24
4
0
28 A
27
027
2
5
3
6
10
3
19 B
28
028
10
0
0
30
0
0
30 A
29
029
9
1
0
27
2
0
29 A
30
030
9
0
1
27
0
1
28 A
31
031
7
2
1
21
4
1
26 A
32
032
8
2
0
24
4
0
28 A
33
033
6
1
3
18
2
3
23 B
34
034
10
0
0
30
0
0
30 A
35
035
10
0
0
30
0
0
30 A
36
036
9
0
1
27
0
1
28 A
37
037
9
0
1
27
0
1
28 A
38
038
2
6
2
6
12
2
20 B
39
039
7
2
1
21
4
1
26 A
40
040
9
1
0
27
2
0
29 A
∑
1132
Dari data di atas dapat dicari sekor tertinggi dan terendah kemudian dicari intervalnya dengan rumus : I = Xt – Xr + 1 K1 Keterangan : I
:
Interval
Xt
:
Nilai tertinggi
Xr
:
Nilai Terendah
K1
:
Kelas Interval (Tinggi, Sedang, Rendah)
Dari data hasil angket rutinitas mengikuti pengajian manaqib diperoleh nilai tertinggi 30 terendah 10 dan tergolong tiga kelas, maka dapat diketahui interval kelas nya yaitu :
I = 30 – 10 + 1 3 I = 21 3 I = 7 1. Untuk kategori tinggi dengan jawaban A mendapat nilai 26 - 30 2. Untuk kategori sedang dengan jawaban B mendapat nilai 18 - 25 3. Untuk kategori rendah dengan jawaban C mendapat nilai 10 – 17
TABEL IX Distribusi Frekuensi Jawaban Rutinitas Mengikuti Pengajian Manaqib Rutinitas Mengikuti No
Interval
Frekuensi
Pengajian Manaqib
1
Tinggi
25 - 30
36
2
Sedang
18 - 24
4
3
Rendah
10 - 17
0 40
Kemudian dicari prosentase tentang Rutinitas Mengikuti Pengajian Manaqib. Hal ini menggunakan rumus: P = F x 100% N 1. Untuk kategori tertinggi tentang rutinitas mengikuti pengajian manaqib ada 36 responden.
P = 36 x 100% = 90 % 40 2. Untuk kategori sedang tentang rutinitas mengikuti pengajian manaqib ada 4 responden. P = 4 x 100% = 10 % 40 3. Untuk kategori terendah tentang rutinitas mengikuti pengajian manaqib ada 0 responden. P = 0 x 100% = 0 % 40
TABEL X Prosentase Distribusi Frekuensi Jawaban Rutinitas Mengikuti Pengajian Manaqib
Rutinitas Mengikuti No
Interval
Frekuensi
Prosentase
Pengajian Manaqib 1
Tinggi
26 – 30
36
90 %
2
Sedang
18 – 25
4
10 %
3
Rendah
10 – 17
0
0%
40
100 %
Dari analisis di atas dapat disimpulkan bahwa rutinitas mengikuti pengajian manaqib pada ibu rumah tangga Desa Sraten Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang Tahun 2011 adalah 90 % rutinitas tinggi,
10% rutinitas sedang dan 0% rutinitas rendah. Jadi dapat di ambil kesimpulan bahwa rutinitas mengikuti pengajian manaqib di Desa Sraten adalah tinggi. 2.
Analisis Data Perilaku Bederma Adapun langkah-langkah yang diambil adalah : 1. Membuat tabel distribus frekuensi jawaban dari angket 2. Memprosentsai jawaban 3. Menginterpretasikan hasil prosentase jawaban responden.
TABEL XI Daftar Nilai Tentang Distribusi Frekuensi Tentang Perilaku Bederma No
Jawaban
Nilai
Responden
A
B
C
3
2
1
1
01
9
1
0
27
2
2
02
9
1
0
27
3
03
9
1
0
4
04
8
2
5
05
9
6
06
7
No
Total
Nominasi
0
29
A
2
0
29
A
27
2
0
29
A
0
24
4
0
28
A
1
0
27
2
0
29
A
8
2
0
24
4
0
28
A
07
9
1
0
27
2
0
29
A
8
08
10
0
0
30
0
0
30
A
9
09
8
2
0
24
4
0
28
A
10
010
9
1
0
27
2
0
29
A
11
011
7
3
0
21
6
0
27
A
12
012
9
1
0
27
2
0
29
A
13
013
5
5
0
15
10
0
25
B
14
014
9
1
0
27
2
0
29
A
15
015
10
0
0
30
0
0
30
A
16
016
9
1
0
27
2
0
29
A
17
017
10
0
0
30
0
0
30
A
18
018
8
2
0
24
4
0
28
A
19
019
7
3
0
21
6
0
27
A
20
020
10
0
0
30
0
0
30
A
21
021
10
0
0
30
0
0
30
A
22
022
10
0
0
30
0
0
30
A
23
023
10
0
0
30
0
0
30
A
24
024
7
3
0
21
6
0
27
A
25
025
9
1
0
27
2
0
29
A
26
026
6
4
0
18
8
0
26
A
27
027
7
3
0
21
6
0
27
A
28
028
9
1
0
27
2
0
29
A
29
029
9
1
0
27
2
0
29
A
30
030
8
2
0
24
4
0
28
A
31
031
4
6
0
12
12
0
24
B
32
032
8
2
0
24
4
0
28
A
33
033
7
3
0
21
6
0
27
A
34
034
9
1
0
27
2
0
29
A
35
035
9
1
0
27
2
0
29
A
36
036
9
1
0
27
2
0
29
A
37
037
9
1
0
27
2
0
29
A
38
038
8
2
0
24
4
0
28
A
39
039
8
2
0
24
4
0
28
A
40
040
9
1
0
27
2
0
29
A
∑
1137
Dari data di atas dapat di cari sekor tertinggi dan terendah kemudian dicari intervalnya dengan rumus : I = Xt – Xr + 1 K1 Keterangan : I
:
Interval
Xt
:
Nilai tertinggi
Xr
:
Nilai Terendah
K1
:
Kelas Interval (Tinggi, Sedang, Rendah)
Dari data hasil angket Prilaku Bederma diperoleh nilai tertinggi 30 terendah 10 dan tergolong tiga kelas, maka dapat diketahui interval kelas nya yaitu : I = 30 – 10 + 1 3 I = 21 3 I = 7 3. Untuk kategori tinggi dengan jawaban A mendapat nilai 26 – 30 4. Untuk kategori sedang dengan jawaban B mendapat nilai 18 - 25 5. Untuk kategori rendah dengan jawaban C mendapat nilai 10 – 17
TABEL XII Distribusi Frekuensi Jawaban Perilaku Bederma No
Prilaku Bederma
Interval
Frekuensi
1
Tinggi
26 - 30
38
2
Sedang
18 - 25
2
3
Rendah
10 - 17
0 40
Kemudian dicari prosentase tentang perilaku bederma. Hal ini menggunakan rumus :
P = F x 100% N 1. Untuk kategori tertinggi tentang Perilaku Bederma ada 38 responden P = 38 x 100% = 95 % 40 2. Untuk kategori sedang tentang Perilaku Bederma ada 2 responden. P = 2 x 100% = 5 % 40 3. Untuk kategori terendah tentang Perilaku Bederma ada 0 responden. P = 0 x 100% = 0 % 40 TABEL XIII Prosentase Distribusi Frekuensi Jawaban Perilaku Bederma
No
Prilaku Bederma
Interval
Frekuensi
Prosentase
1
Tinggi
26 - 30
38
95%
2
Sedang
18 - 25
2
5%
3
Rendah
10 - 17
0
0%
40
100 %
Dari analisis di atas dapat disimpulkan bahwa, perilaku bederma pada ibu rumah tangga Desa Sraten Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang Tahun 2011 adalah 95% perilaku tinggi, 5% perilaku sedang dan 0 % perilaku rendah. Jadi dapat diambil kesimpulan Sraten adalah tinggi.
bahwa perilaku bederma di Desa
3. Analisis Data Pengaruh Rutinitas Mengikuti Pengajian Manaqib Terhadap Prilaku Bederma Bagi Ibu Rnmah Tangga Desa Sraten Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang Tahun 2011. Analisis ketiga untuk menjawab pertanyaan atau untuk mengetahui tujuan ketiga yaitu adakah pengaruh antara rutinitas mengikuti pengajian manaqib terhadap prilaku bederma bagi ibu rumah tangga Desa Sraten Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang tahun 2011, maka untuk mengetahui tujuan tersebut penulis menggunakan rumus statistik korelasi poroduct moment angka kasar dengan langkah : 1.
Membuat tabel persiapan untuk mencari rutinitas mengikuti pengajian manaqib dengan perilaku bederma
2.
Mencari X, Y, X2, Y2 dan XY dengan cara mengalikan nya
3.
Memesukkan nilai X dan Y yang sudah ada ke dalam rumus korelasi Product moment\
TABEL XIV Persiapan untuk Mencari Korelasi Antara Rutinitas Mengikuti Pengajian Manaqib dengan Prilaku Bederma No No Responden
X
Y
X2
Y2
XY
1
01
30
29
900
841
870
2
02
28
29
784
841
812
3
03
30
29
900
841
870
4
04
29
28
841
784
812
5
05
30
29
900
841
870
6
06
28
28
784
784
784
7
07
30
29
900
841
870
8
08
30
30
900
900
900
9
09
30
28
900
784
840
10
010
28
29
784
841
812
11
011
27
27
729
729
729
12
012
27
29
729
841
783
13
013
24
25
576
625
600
14
014
26
29
676
841
754
15
015
30
30
900
900
900
16
016
30
29
900
841
870
17
017
30
30
900
900
900
18
018
28
28
784
784
784
19
019
25
27
625
729
675
20
020
29
30
841
900
870
21
021
29
30
841
900
870
22
022
30
30
900
900
900
23
023
30
30
900
900
900
24
024
23
27
529
729
621
25
025
29
29
841
841
841
26
026
28
26
784
676
728
27
027
29
27
841
729
783
28
028
30
29
900
841
870
29
029
29
29
841
841
841
30
030
28
28
784
784
784
31
031
26
24
676
576
624
32
032
28
28
784
784
784
33
033
23
27
529
729
621
34
034
30
29
900
841
870
35
035
30
29
900
841
870
36
036
28
29
784
841
812
37
037
28
29
784
841
812
38
038
30
28
900
784
840
39
039
26
28
676
784
728
40
040
29
29
841
841
841
∑
1132
1137
32188
32391
32245
Dari tabel dapat diketahui keterangan sebagai berikut : N
:
40
∑X
:
1132
∑Y
:
1137
∑X2
:
32188
∑Y2
:
32391
XY
:
32245
Dalam melakukan analisis tentang
rutinitas mengikuti pengajian
manaqib terhadap perilaku bederma bagi ibu rumah tangga Desa Sraten, penulis menggunakan rumus product moment yang rumusnya adalah sebagai berikut:
rxy
N∑XY - (∑X)(∑Y)
=
2
2
2
2
√{N∑X - (∑X) }{N∑Y - (∑Y) }
=
40 × 32245 – (1132) (1137)
√{ 40 × 32188 – (1132)2 } { 40 × 32391 – (1137)2} =
1289800 - 1287084
√{1287520 – 1281424} {1295640 – 1292769} =
2716
√(6096) (2871) =
2716
√
=
17501616
2716 4183,493
=
0, 647
B. Pengujian Hipotesis Setelah r ( koefisien korelasi ) dari kedua variable X dan Y diketahui, maka untuk mengetahui dapat atau tidaknya hipotesis diterima harus dikonsultasikan nilai rxy hasil dari perhitungan dengan nilai r yang terdapat dalam tabel r product moment sehingga dapat diketahui bahwa rhitung dengan rtabel signifikan atau tidak. Hal ini dikarenakan bila rhitung sama dengan atau lebih besar dari rtabel 5% atau 1% product moment, maka dikatakan signifikan. Sesuai dengan data responden sebanyak 40 responden maka dapat dilihat dalam tabel nilai-nilai r product moment adalah pada taraf 5 % adalah 0,312 dan di taraf 1% adalah 0,403. Sehingga diperoleh perbandingan berdasarkan tabel nilai yang diperoleh adalah 0,647 > 0,403 pada taraf signifikan 1%. Dari analisis data tersebut maka hipotesis kerja yang berbunyi “adanya pengaruh positif antara rutinitas mengikuti pengajian manaqib terhadap perilaku bederma pada ibu rumah tangga di Desa Sraten Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang tahun 2011” sehingga hipotesis yang penulis ajukan diterima. C. Pembahasan Setelah di analisis di ketahui rxy = 0,647 > 0,403 dari taraf signifikan 1% maka hipotesis diterima. Jadi, ada pengaruh yang positif antara rutinitas mengikuti pengajian manaqib dengan perilaku bederma bagi ibu rumah tangga di Desa Sraten Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang tahun 2011. Artinya semakin tinggi dalam mengikuti aktifitas rutin pengajian manaqib maka semakin tinggi pula perilaku bedermanya.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Dari hasil pembahasan dan analisis data yang terkumpul tentang pengaruh rutinitas mengikuti pengajian manaqib terhadap prilaku bederma bagi ibu rumah tangga Desa Sraten Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang tahun 2011, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui rutinitas mengikuti pengajian manaqib pada jamaah, kategori tinggi untuk rutinitas mengikuti pengajian manaqib dan di nyatakan dengan 36 responden ( 90%), sedangkan kategori sedang berjumlah 4 responden ( 10%), dan kategori rendah 0 responden ( 0%) sehingga mayoritas adalah kategori tinggi. 2. Untuk mengetahui perilaku bederma pada jamaah, kategori tinggi dari prilaku bederma dinyatakan dengan 38 responden ( 95%), sedangkan kategori sedang berjumlah 2 responden ( 5%), dan kategori rendah berjumlah 0 responden ( 0%) sehingga mayoritas adalah kategori tinggi. 3. Untuk mengetahui pengaruh rutinitas mengikuti pengajian manaqib terhadap prilaku bederma bagi ibu rumah tangga Desa Sraten Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang tahun 2011. Dari hasil penelitian yang telah dianalisis secara statistik diperoleh hasil akhir yang menunjukkan bahwa ada pengaruh positif antara rutinitas mengikuti pengajian manaqib
terhadap prilaku bederma bagi ibu rumah tangga Desa Sraten Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang tahun 2011. Dapat penulis simpulkan bahwa hipotesis diterima kebenarannya. Hasil penelitian rxy hasilnya 0,647 dengan N=40. Dengan demikian hipotesis yang telah penulis ajukan dapat diterima, karena ada pengaruh positif antara rutinitas mengikuti pengajian manaqib terhadap perilaku bederma bagi ibu rumah tangga Desa Sraten, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang. Artinya semakin tinggi rutinitas mengikuti pengajian manaqib, maka semakin tinggi pula perilaku bedermanya.
B. Saran-Saran Sehubungan dengan hasil penelitian yang penulis lakukan, kiranya penulis dapat memberikan saran sebagai berikut : 1. Bagi Masyarakat a. Pada hakekatnya kita mengikuti pengajian manaqib itu memang mudah tetapi yang sulit adalah cara agar kita bisa rutin melakukannya dengan hati yang ikhlas dan dapat mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Untuk itu penulis mengharapkan kepada para jamaah untuk istiqomah dan benar-benar mengaplikasikan dalam kehidupan seharihari. b. Pada kehidupan modern cenderung manusia mempunyai sikap individu, penulis mengharapkan agar para jamaah mengantisipasi dengan jalan terus rutin melakukan pengajian manaqib dan menjadi
pelopor gerakan pengajian manaqib dan menjadi pelopor nilai-nilai sosial dalam pengajian manaqib. c. Dengan adanya aktifitas rutin pengajian manaqib, diharapkan dapat membina kerukunan antar masyarakat dan dapat menciptakan masyarakat yang religius serta berperilaku bederma yang tinggi antar sesama. 2. Bagi Pemuka Agama a. Pemuka agama adalah suritauladan bagi masyarakat. Berdasarkan hal itu penulis mengharapkan agar memberikan contoh untuk secara rutin melaksanakan pengajian manaqib sebagai bagian dari hidup yang tidak terpisahkan oleh umat. b. Mengajak masyarakat untuk mengikuti pengajian manaqib, dan yang telah rutin mengikuti supaya tetap dipertahankan. Dan mengajak untuk selalu berperilaku bederma.
C. Penutup Dengan rasa syukur penulis panjatkan kepada Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang atas terselasainya penulisan skripsi ini. Shalawat dan salam kepada Rasulullah SAW yang menjadi tauladan yang mampu mengubah umat dan membentuk umat menuju akhlak yang mulia.
Ucapan terima kasih tidak lupa penulis sampaikan kepada semua pihak yang membimbing, mengarahkan dan membantu terselesainya penulisan skripsi ini. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan skripsi ini terdapat kekurangan, hal ini disebabkan karena keterbatasan kemampuan penulis. Penulis mengharap kritik dan saran yang membangun dari para pembaca demi perbaikan dan kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat pada penulis khususnya dan pembaca pada umumnya. Atas perhatian dan partisipasi dari pembaca, penulis ucapkan terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA . Al-Aziz, Moh Saifulloh. 2000. Terjemahan Manaqib. Surabaya. Terbit Terang. Al-Kaaf, Habib Abdullah Zakiy. 2003. Ajaran Tasawuf Syekh Abdul Qadir AlJaelani. Bandung: Pustaka Setia. Hadi, Sutrisno. 1977 Statistik Jilid II, Yayasan Penerbit Fakultas Psicology UGM, Yogyakarta. Mahmud, Wajih. 2008. Sedekah Tanpa Harta. Klaten; Wafa Press. Masykur, Muhammad Syafi’i. 2010. 9 Kekuatan Maha Dahsyat. Yogyakarta: Secon Hope. Mubin, Nurul. 2008. Jika Ingin Cepat Kaya, Perbanyaklah Shadaqahmu. Yogyakarta: Diva Press. Mughni. Abdul. Intisari Ajaran Syeikh Abdul Qadir Jailani, Surabaya: Pusataka Media. Mujaddidul Islam, Lailatus Sa’adah. 2010. Infaq-Saodaqoh Pelindung Api Neraka. Delta Prima Pess. Poerwodarminta, 2006. Kamus Umum Bahasa IndonesiaJakarta: Balai Pustaka. Rahman, Saiful. 1988. Tanbih,Tawasul, Manaqib Bahasa Indonesia. Bandung: Wahana Karya Grafika. Suny, Muhsin. 2008. Menjadi Kaya Dengan Sedekah. Solo: Era Intermedia. Sodjono Anas, 1994. Pengantar Statistik Pendidikan.Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Suharsimi, Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta. Sumanto. 1995. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan. 1995. Yogyakarta: Andi Offset. Thobroni, Muhammad. 2007. Mukjizat Sedekah. Yogyakarta: Pustaka Marwa. Walgito, Bimo. 1994. Psikolog Social. Yogyakarta: Andy Offset.
ANGKET PENELITIAN Identitas: a. Nama
:
b. Usia
:
c. Pekerjaan :
Soal 1 Tentang Pengajian Manaqib 1. Apa yang anda lakukan ketika di rumah, kemudian mendengar sholawat yang menandakan bahwa pengajian Manaqib akan dimulai? A. Pergi ke pengajian Manaqib B. Menunggu acara dimulai dahulu baru berangkat C. Menunggu sampai pertengahan acara baru berangkat 2. Berapa kali anda mengikuti pengajian Manaqib dalam sebulan? A. 4 – 3 kali B. 2 kali C. 1 kali 3. Apakah anda pernah meninggalkan pengajian Manaqib ketika acara belum selesai? A. Tidak pernah B. Sekali ketika ada kepentingan C. 2 – 3 kali / sering 4. Apakah anda mengikuti dengan sungguh-sungguh ketika pengajian Manaqib? A. Ya B. Kadang-kadang C. Tidak pernah 5. Apakah anda bisa membaca Manaqib A. Ya B. Sedikit-sedikit C. Tidak bisa
6. Ketika acara pengajian Manaqib berlangsung apa yang anda lakukan? A. Mengikuti dan mendengarkan B. Tidur C. Membuat gaduh 7. Ketika mengikuti pengajian Manaqib apakah anda suka ngobrol sendiri? A. Tidak pernah B. Kadang-kadang C. Ya 8. Bagaimana sikap anda ketika ada jamaah yang baru bergabung? A. Mendekati, mengajak bicara dan memberi dukungan agar tetap mengikuti pengajian Manaqib B. Mendekati dan mengajak bicara C. Mengajak bicara 9. Apakah anda mengikuti semua kegiatan yang ada di dalam pengajian Manaqib? A. Ya, mengikuti dari awal sampai selesai B. Mengikuti saat membaca Manaqib saja C. Mengikuti awalnya saja 10. Bagaimana penampilan anda ketika mengikuti pengajian Manaqib? A. Selalu berpenampilan baik B. Kadang-kadang berpenampilan baik C. Berpakaian biasa saja
ANGKET PENELITIAN Identitas: a. Nama
:
b. Usia
:
c. Pekerjaan :
Soal 2 Tentang Perilaku Bederma 1. Bagaimana hubungan anda dengan lingkungan sekitar anda? A. Rukun dengan masyarakat B. Rukun dengan sebagian tetangga saja C. Tidak rukun 2. Apabila ada pembangunan masjid bagaimana sikap anda? A. Memberikan bantuan dengan ikhlas B. Memberikan bantuan karena gengsi C. Tidak memberi / pura-pura tidak tau 3. Apabila ada tetangga atau teman yang meninggal bagaimana sikap anda? A. Takziah, ikut menyalatkan dan mengantar sampai ke kuburan B. Takziah C. Tidak takziah 4. Ketika ada pengemis bagaimana sikap anda? A. Memberi B. Kadang-kadang memberi C. Tidak memberi 5. Apabila ada teman yang meminta bantuan bagaimana sikap anda? A. Berusaha memberi bantuan dengan ikhlas bila mampu B. Memberi bantuan bila diberi upah C. Tidak membantu 6. Apakah anda memberi ketika ada orang yang melihat saja? A. Tidak, saya memberi baik ada orang maupun tidak ada orang B. Kadang - kadang
C. Ya 7. Apakah anda pernah mengungkit- ungkit apa yang pernah anda berikan kepada orang lain? A. Tidak pernah B. Kadang - kadang C. Sering 8. Apakah anda pernah menyakiti hati orang yang menerima bantuan kita? A. Tidak pernah B. Kadang – kadang C. Sering 9. Bagaimana sikap anda ketika ada tetangga yang sedang sakit? A. Menjenguk dan mendoakan agar lekas sembuh B. Menjenguk saja C. Pura-pura tidak tau 10. Apakah anda selalu mengingat-ingat apa yang telah anda berikan kepada orang lain? A. Tidak B. Kadang-kadang C. Ya
PHOTO PENELITIAN
Pendiri Pengajian Manaqib Photo Jamaah Manaqib