PENGARUH AKTIVITAS MENGIKUTI PENGAJIAN AISYIYAH TERHADAP PERILAKU KEAGAMAAN IBU RUMAH TANGGA DI DESA BEJI KECAMATAN TULUNG KABUPATEN KLATEN TAHUN 2011
SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Disusun Oleh: NAWIROH RAHMAWATI NIM: 11107145
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2011
ii
PENGARUH AKTIVITAS MENGIKUTI PENGAJIAN AISYIYAH TERHADAP PERILAKU KEAGAMAAN IBU RUMAH TANGGA DI DESA BEJI KECAMATAN TULUNG KABUPATEN KLATEN TAHUN 2011
SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Disusun Oleh: NAWIROH RAHMAWATI NIM: 11107145
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2011
iii
iv
v
vi
MOTTO
“Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang”
”Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, Maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia”. (QS. Ar Ra’du: 11)
HIDUP ADALAH PERJUANGAN PERJUANGAN KATA SEDERHANA YANG BERAT UNTUK DILAKSANAKAN KARENA MEMERLUKAN PENGORBANAN
vii
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan kepada: Allah SWT Untuk Bapak dan Ibuku Slamet dan Samiyem yang tidak henti-hentinya memberikan semangat serta do’a kepada penulis Kepada kakakku Mas Udin dan Mas Robin yang selalu menyemangati penulis Dosen pembimbingku Dra.Maryatin Sahabat-sahabatku Amy, Fitri, Anis Teman-teman kelas PAI E 2007 Teman-teman Jurusan Tarbiyah PAI angkatan 2007
KATA PENGANTAR
viii
Bismillahirrohmanirrohim Dengan menyebut nama Allah SWT dzat yang menguasai seluruh alam, puji dan syukur selalu atasnya, yang selalu memberikan rahmat dan hidayahnya kepada seluruh alam. Sholawat dan salam tercurah pada rasul pilihan dan seorang reformis dunia, Nabi Muhammad SAW. para keluarga, sahabat, serta para umat yang selalu berada dalam tuntunannya, dan selalu mengikuti beliau. Skripsi yang berjudul “Pengaruh Aktivitas Mengikuti Pengajian Aisyiyah Terhadap Perilaku Keagamaan Ibu Rumah Tangga di Desa Beji Kecamatan Tulung Kabupaten Klaten” ini diajukan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.PdI) pada Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri ( STAIN ) Salatiga. Dalam selesainya skripsi ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Yang terhormat Ketua STAIN Salatiga Bpk. Dr.Imam Sutomo, M.Ag 2. Yang terhormat Kajur Tarbiyah Bpk. Suwardi, M.Pd 3. Yang terhormat Ibu. Dra.Siti Asdiqoh, M.Si selaku Kaprogdi Pendidikan Agama Islam STAIN Salatiga. 4. Yang terhormat Ibu. Dra.Maryatin dosen pembimbing yang telah berkenan meluangkan waktu dan pikiran untuk membimbing penulis dalam penulisan skripsi ini. 5. Yang terhormat Bapak/Ibu dosen yang telah mencurahkan pengetahuan dan bimbingan selama penulis kuliah sampai menyelesaikan skripsi ini.
ix
6. Yang terhormat pengurus Aisyiyah ranting Beji, jamaah pengajian Aisyiyah di Desa Beji, seluruh masyarakat Desa Beji, serta seluruh pejabat Desa Beji yang telah menerima dan memberikan bantuannya kepada penulis, baik moril maupun materiil. 7. Bapak dan Ibu terkasih (Bapak Slamet dan Ibu Samiyem) yang telah mencurahkan kasih sayang, memberikan motivasi dan bantuan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 8. Kakakku yang selalu memberi dorongan dan masukan dalam proses skripsiku. 9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu pada kesempatan kali ini yang telah membantu penulis dalam hati terbuka. Atas bantuan yang telah diberikan kepada penulis, semoga amal dan niat baik diterima Allah SWT dan menjadi amal untuk bekal kelak di akhirat. Amin. Skripsi ini belum sempurna maka, kritik dan saran yang membangun kami harapkan dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca umumnya.
Salatiga, 23 Januari 2012 Penulis
Nawiroh Rahmawati NIM: 11107145
x
ABSTRAK
Rahmawati, Nawiroh. 2011. Pengaruh Aktivitas Mengikuti Pengajian Aisyiyah Terhadap Perilaku Keagamaan Ibu Rumah Tangga di Desa Beji, Kec. Tulung, Kab. Klaten Tahun 2011. Skripsi Jurusan Tarbiyah Program Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing Dra. Maryatin. Kata Kunci : Aktivitas, Pengajian Aisyiyah, Perilaku Keagamaan Kondisi masyarakat saat ini banyak yang terpengaruh adanya perubahan zaman yang semakin global dan maju. Banyak masyarakat yang hanya mementingkan kesenangan dunia dan melupakan hubungannya dengan Allah SWT dan hubungannya pula dengan manusia. Pengajian Aisyiyah yang berada di Desa Beji dapat dijadikan sebagai tempat untuk menimba ilmu agama serta memperbaiki dan meningkatkan pengetahuan agama. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas Ibu rumah tangga dalam mengikuti pengajian Aisyiyah, untuk mengetahui perilaku keagamaan Ibu rumah tangga, dan untuk mengetahui pengaruh aktivitas mengikuti pengajian Aisyiyah terhadap perilaku keagamaan Ibu rumah tangga di Desa Beji, Kec.Tulung, Kab.Klaten Tahun 2011. Analisis ini menggunakan metode kuantitatif dengan menggunakan analisis deskriptif, sedangkan untuk pengumpulan data menggunakan kuesioner yaitu untuk memperoleh data aktivitas mengikuti pengajian Aisyiyah dan data perilaku keagamaan. Pengujian hipotesis penelitian menggunakan analisis korelasi. Pengujian hipotesis penelitian terdapat hubungan yang positif akan tetapi tidak signifikan antara aktivitas mengikuti pengajian Aisyiyah dengan perilaku keagamaan Ibu rumah tangga. hal ini dapat disimpulkan dari hasil angket yang memperoleh nilai 48% bahwa aktivitas dalam mengikuti pengajian Aisyiyah dalam kategori tinggi, yaitu berada pada interval 27-30. Sedang untuk perilaku keagamaan Ibu rumah tangga memperoleh kategori tinggi mencapai nilai 68% berada pada interval 26-28. Setelah data berhasil, kemudian hasil tersebut dikonsultasikan dengan rtabel. Dengan jumlah subyek 50 responden dengan taraf signifikan 5% diperoleh pada tabel N taraf signifikan 5%= 0,279 dan apabila ditunjukkan dengan hasil hitung koefisien korelasi r hitung=0,259 < 0,279. Maka hipotesis kerja (Ha) yang berbunyi “ Tidak ada pengaruh antara aktivitas mengikuti pengajian Aisyiyah dengan perilaku keagamaan Ibu rumah tangga” hipotesis yang penulis ajukan tidak diterima.
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL .......................................................................................
i
LEMBAR BERLOGO.........................................................................................
ii
HALAMAN JUDUL............................................................................................
iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................................................
iv
PENGESAHAN KELULUSAN................. .........................................................
v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ............................................................
vi
MOTTO.................................... ............................................................................. vii PERSEMBAHAN....... .........................................................................................
viii
KATA PENGANTAR ..........................................................................................
ix
ABSTRAK.............................................................................................................
xi
DFTAR ISI ...........................................................................................................
xii
DAFTAR TABEL.................................................................................................
xv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah.................................................................... 1 B. Rumusan Masalah............................................................................
5
C. Tujuan Penelitian..............................................................................
6
D. Hipotesis Penelitian..........................................................................
6
E. Kegunaan Penelitian.......................................................................... 7 F. Definisi Operasional........................................................................
7
G. Metode Penelitian............................................................................
10
1. Pendekatan dan Rancangan Penelitian......................................
10
2. Lokasi dan waktu Penelitian......................................................
11
xii
3. Populasi dan Sampel Penelitian.................................................
11
4. Pengumpulan Data......................................................................
12
5. Instrumen Penelitian...................................................................
13
6. Analisis Data................................................................................ 14 H. Sistematika Penulisan Skripsi...........................................................
15
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengajian Aisyiyah............................................................................ 17 1. Pengertian Pengajian Aisyiyah..................................................
17
2. Tujuan Pengajian Aisyiyah.......................................................
18
3. Subyek Dakwah (da’i) Dalam Pengajian Aisyiyah.................
19
4. Materi yang menjadi kajian dalam Pengajian Aisyiyah..........
20
5. Metode yang digunakan dalam Pengajian Aisyiyah.................
23
6. Obyek Dakwah (mad’u) dalam Pengajian Aisyiyah.................
25
B. Perilaku Keagamaan…………………….......................................
27
1. Pengertian Perilaku Keagamaan...............................................
27
2. Bentuk-bentuk Perilaku Keagamaan........................................
28
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Perilaku Keagamaan.........
39
C. Pengaruh Aktivitas Mengikuti Pengajian Aisyiyah Terhadap Perilaku Keagamaan Ibu Rumah Tangga.....................................
42
BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ............................................
44
1. Letak Geografis....................................................................
44
2. Keadaan Monografis.............................................................
46
xiii
B. Penyajian Data............................................................................
52
1. Daftar Nama Responden......................................................
52
2. Data Jawaban Angket Tentang Aktivitas Mengikuti Pengajian Aisyiyah...............................................................
54
3. Data Jawaban Angket Tentang Perilaku Keagamaan Ibu Rumah Tangga........................................................................ BAB IV ANALISIS DATA................................................................................
56 58
A. Analisis Pertama.............................................................................
58
B. Analisis Kedua...............................................................................
69
C. Pembahasan..................................................................................
72
BAB V PENUTUP.............................................................................................
74
A. Kesimpulan..................................................................................
74
B. Saran.............................................................................................
76
C. Kata Penutup................................................................................
77
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
xiv
DAFTAR TABEL
TABEL 1
Data Penduduk Desa Beji Berdasarkan Jenis Kelamin…………
TABEL 2
Data Penduduk Desa Beji Berdasarkan Umur…………………… 47
TABEL 3
Data Penduduk Desa Beji Berdasarkan Tingkat Pendidikan……
48
TABEL 4
Jumlah Sarana Pendidikan……………………………………….
48
TABEL 5
Data Mata Pencaharian Penduduk Desa Beji……………………
49
TABEL 6
Data Penduduk Berdasarkan Agama……………………………
49
TABEL 7
Sarana Peribadatan………………………………………………
50
TABEL 8
Susunan Pimpinan Aisyiyah Ranting Beji………………………
51
TABEL 9
Struktur Organisasi Pemerintahan Desa Beji……………………
52
TABEL 10
Daftar Nama Responden Peserta Pengajian Aisyiyah…………
53
TABEL 11
Jawaban Angket Tentang Aktivitas Mengikuti Pengajian Aisyiyah…………………………………………….
TABEL 12
46
54
Jawaban Angket Tentang Perilaku Keagamaan Ibu Rumah Tangga……………………………………………
56
TABEL 13
Aktivitas Mengikuti Pengajian Aisyiyah………………………
59
TABEL 14
Interval Aktivitas Mengikuti Pengajian Aisyiyah………………
61
TABEL 15
Frekuensi Aktivitas Mengikuti Pengajian Aisyiyah……………
63
TABEL 16
Perilaku Keagamaan Ibu Rumah Tangga………………………
64
TABEL 17
Interval Perilaku Keagamaan Ibu Rumah Tangga………………
67
TABEL 18
Frekuensi Perilaku Keagamaan Ibu Rumah Tangga……………
69
TABEL 19
Pembantu Analisis Product Moment……………………………
70
xv
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial, tabiatnya selalu memerlukan orang lain untuk berkelompok dan berkumpul dalam suatu lingkungan, dari kecenderungan ini timbullah sekelompok masyarakat, kemudian muncul kelompok yang lain sebagai konsekuensi pertambahan jumlah individu yang ada baik dalam kelompok tersebut ataupun lainnya. Disisi lain manusia memiliki tabiat yang selalu berkembang; statis bukanlah merupakan sifat dasar manusia. Penolakan terhadap perubahan situasi dan kondisi yang lebih baik dari sebelumnya berarti perlawanan fitrah kemanusiaan sendiri yang selalu ingin berubah dan berkembang. Bila suatu masa para manusia merasa perlu untuk mengubah kondisi masyarakat, maka yang pertama kali yang ia meski lakukan adalah perubahan yang dimulai dari dirinya sendiri. Baru kemudian ia mengajak orang lain untuk sama-sama care dalam perubahan dan perbaikan ditengah masyarakat (Agus Waluyo Nur, 2006: 21) Seiring kemajuan ilmu dan teknologi kehidupan manusia selalu mengalami perubahan, baik dari segi ekonomi, moralitas serta gaya hidup. Perubahan-perubahan itu terjadi akibat banyaknya tuntutan dan keinginan baik dari lingkungan keluarga maupun dari pihak luar. Semakin besar tuntutan atau keinginan tersebut, semakin besar pula perubahan watak yang dimiliki seseorang sehingga membawa seseorang kepada kehidupan sosial yang
1
2
berdampak
positif
seperti
perkembangan
teknologi
semakin
cepat,
peningkatan dibidang ekonomi, peningkatan dibidang pendidikan dan sebagainya. Disamping itu pula ada yang berdampak negatif seperti perubahan watak seseorang yang penuh dengan kekerasan dan kekejaman. Kesemuanya ini telah membawa kepada pergeseran tata nilai yang bertentangan kepada kepribadian bangsa itu sendiri yang bersifat ramah tamah, gotong royong dan sebagainya. Pergeseran tata nilai dalam kehidupan manusia ini sebagai salah satu akibat dari kemajuan IPTEK, yang secara kongkrit perubahan dan pergeseran itu membawa pada perilaku hidup umat yang mengejar kehidupan dunia sampai tak menghiraukan halal dan haram, sehingga melupakan hubungan dengan Allah SWT dan hubungan dengan manusia. Kondisi sebagian masyarakat sendiri, khususnya Ibu rumah tangga banyak yang tidak peduli adanya kegiatan keagamaan yang diadakan dilingkungan masyarakat seperti pengajian. Masyarakat cenderung bersifat individualis dan lebih suka dengan hal-hal yang baru yang bersifat keduniawian sehingga mengakibatkan masyarakat meninggalkan nilai-nilai agama dalam kehidupan bermasyarakat. Untuk mengatasi gejala tersebut, maka pendidikan agama dan kegiatan bernuansa keagamaan secara umum adalah hal yang sangat penting dalam memenuhi kebutuhan jiwa manusia dalam membentuk kepribadian yang baik dan mulia, terutama pendidikan dan kegiatan-kegiatan keagamaan yang bernuansa Islam. Dalam hubungan itulah berbagai organisasi Islam dan
3
lembaga dakwah seperti pengajian Aisyiyah memiliki peluang melakukan peran dalam memberdayakan manusia dan masyarakat dalam menyelesaikan problem-problem masyarakat. Pendidikan merupakan bagian dari kehidupan yang berdasar pada risalah Islami, karena itu situasi yang tepat untuk menyemaikannya ada pada suasana masyarakat yang Islami. Jika kita ingin membentuk masyarakat muslim, maka pendidikan agama merupakan media yang paling efektif untuk merubahnya dan manusia merupakan faktor penentunya dalam suatu perubahan (Hafidz dan Kastolani, 2009: 158). Setiap muslim dalam masyarakat mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan tidak ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan antara orang arab dan selain arab, dan tidak ada perbedaan pula antara orang berkulit hitam dan putih atau sesuai dengan pekerjaan dan keistimewaannya dan sesuai dengan ikhtiar mereka dengan kesempatan yang sama yang telah diberikan Allah SWT, Sebagaimana firman Allah SWT yang berbunyi: Artinya: Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya, dan bahwasanya usaha itu kelak akan diperlihat (kepadanya). kemudian akan diberi Balasan kepadanya dengan Balasan yang paling sempurna (Q.S Al-Najm: 39-41). Melalui
pendidikan
pulalah,
peradaban
umat
manusia
akan
berkembang dikarenakan ilmu pengetahuan yang berkembang pesat sesuai dengan pandangan dan misi masyarakat dalam kehidupannya. Oleh karena itu,
4
pendidikan adalah tanggung jawab bersama, maka lembaga pendidikan yang bermunculan di masyarakat merupakan suatu hal yang sangat mutlak keberadaannya. Lembaga pendidikan Islam yang bermunculan di masyarakat seperti pengajian Aisyiyah ini adalah lembaga pendidikan non formal yang dapat mengantisipasi dalam menangkal berbagai hal yang negatif yang diakibatkan oleh pengaruh IPTEK yang semakin maju. Bentuk perilaku keagamaan seseorang dapat dilihat seberapa jauh keketerkaitan antara komponen kognisi, afeksi dan konasi (komponen kognisi akan menjawab tentang apa yang dipikirkan atau yang dipersepsikan tentang objek, komponen afeksi dikaitkan dengan apa yang dirasakan terhadap objek, sedangkan komponen konasi berhubungan dengan kesediaan atau kesiapan untuk bertindak terhadap objek) seseorang dengan masalah-masalah yang menyangkut agama. Hubungan tersebut jelasnya tidak ditentukan oleh hubungan sesaat melainkan sebagai hubungan proses, sebab pembentukan sikap merupakan hasil belajar dari interaksi dan pengalaman (Jalaluddin, 1996 : 188-189). Dalam pengajian Aisyiyah yang berada di Desa Beji ini merupakan tempat untuk menimba ilmu pengetahuan agama bagi masyarakat khususnya Ibu-ibu rumah tangga. Pengajian Aisyiyah yang berada di Desa Beji dilaksanakan dalam proses edukatifnya dititik beratkan pada pembinaan pribadi muslimah (Ibu rumah tangga) yang sesuai dengan syariat yang telah dianjurkan oleh Allah SWT dan apa yang telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW. Sehingga pada akhirnya diharapkan para Ibu rumah tangga
5
yang aktif dalam mengikuti pengajian Aisyiyah dapat meningkatkan nilainilai ajaran Islam, mengetahui sikap, peran dan perilaku seorang Ibu rumah tangga yang sesuai dengan ajaran Islam serta menjadikan perilaku keagamaanya menjadi lebih baik dan dapat mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari (Mengerjakan sholat, melaksanakan puasa, menunaikan zakat dll). Dari sekian banyak judul skripsi yang ada, ditemukan 9 judul skripsi yang membahas tentang pengajian, skripsi ini terdapat perbedaan dari skripsi sebelumnya yaitu dari subyeknya. Dalam penulisan skripsi ini penulis mengambil
judul
tentang
pengajian
Aisyiyah dikarenakan
Aisyiyah
merupakan organisasi perempuan Islam yang bergerak dibidang dakwah. Berdasarkan gambaran serta paparan dari latar belakang di atas, maka penulis ingin mempelajari lebih dalam dan melakukan penelitian dengan mengangkat judul “PENGARUH AKTIVITAS MENGIKUTI PENGAJIAN AISYIYAH TERHADAP PERILAKU KEAGAMAAN IBU RUMAH TANGGA DI DESA BEJI KECAMATAN TULUNG KABUPATEN KLATEN”. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat dikemukakan rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana aktivitas Ibu rumah tangga dalam mengikuti pengajian Aisyiyah di Desa Beji Kecamatan Tulung Kabupaten Klaten?
6
2. Bagaimana perilaku keagamaan Ibu rumah tangga di Desa Beji Kecamatan Tulung Kabupaten Klaten? 3. Adakah pengaruh aktivitas mengikuti pengajian Aisyiyah terhadap perilaku keagamaan Ibu rumah tangga di Desa Beji Kecamatan Tulung Kabupaten Klaten? C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui aktivitas Ibu rumah tangga dalam mengikuti pengajian Aisyiyah di Desa Beji Kecamatan Tulung Kabupaten Klaten. 2. Untuk mengetahui perilaku keagamaan Ibu rumah tangga di Desa Beji Kecamatan Tulung Kabupaten Klaten. 3. Untuk mengetahui pengaruh antara aktivitas mengikuti pengajian Aisyiyah terhadap perilaku keagamaan Ibu rumah tangga di Desa Beji Kecamatan Tulung Kabupaten Klaten. D. Hipotesis Penelitian Hipotesis adalah pernyataan yang masih lemah kebenarannya dan masih perlu dibuktikan kenyataannya (Sutrisno Hadi, 1994: 257). Hipotesis sementara dalam penelitian ini adalah adanya pengaruh positif
yang
signifikan antara aktivitas mengikuti pengajian Aisyiyah terhadap perilaku keagamaan Ibu rumah tangga di Desa Beji Kecamatan Tulung Kabupaten Klaten, artinya” semakin tinggi aktivitas Ibu rumah tangga dalam mengikuti pengajian Aisyiyah, maka semakin baik perilaku keagamaannya dalam kehidupan sehari-hari”.
7
E. Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi tentang pengaruh antara aktivitas mengikuti pengajian Aisyiyah dan perilaku keagamaan Ibu rumah tangga serta dapat memberikan manfaat secara teoritis dan praktis, yakni: 1. Secara Teoritis a. Penelitian diharapkan dapat menambah khasanah temuan penelitian khususnya di jurusan Tarbiyah tentang aktivitas mengikuti pengajian Aisyiyah terhadap perilaku keagamaan Ibu rumah tangga. b. Menambah perbendaharaan ilmu pengetahuan berupa hasil penelitian ilmiah sebagai bahan kajian dunia pendidikan Islam. c. Memberikan sumbangan pemikiran sebagai solusi atas masalah yang dihadapi dunia Islam. 2. Secara Praktis a. Bagi Ibu rumah tangga dapat menjadikan perilaku keagamaannya menjadi lebih baik. b. Bagi pengajian Aisyiyah dapat meningkatkan materi-materi pengajian yang lebih bermutu. c. Bagi masyarakat dapat menjadikan contoh tauladan yang baik. F. Definisi Operasional Untuk menghindari terjadinya kekeliruan dalam penafsiran judul diatas, maka perlu penjelasan beberapa istilah dalam penulisan skripsi ini adalah:
8
1. Pengaruh Pengaruh menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti daya yang ada atau timbul dari suatu (orang/benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang (Poerwadarminta,1996: 849). Pengaruh, maksudnya apakah ada hal-hal yang mempengaruhi aktivitas Ibu rumah tangga dalam mengikuti pengajian Aisyiyah. 2. Aktivitas Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia aktivitas adalah kegiatan atau kesibukan (Poerwadarminta, 2006: 19). Jadi aktivitas adalah kegiatan atau salah satu kegiatan yang dikerjakan atau dilaksanakan, Maksudnya aktivitas dalam melaksanakan sesuatu kegiatan khususnya mengikuti pengajian Aisyiyah. 3. Pengajian Aisyiyah Pengajian berarti pengajaran (agama Islam) (Poerwadarminta, 1992: 688). Kata Aisyiyah berasal dari bahasa arab “Aisyiyah” yaitu nama salah seorang istri Nabi Muhammad SAW ditambah dengan ya’ nisban yang berarti pengikut atau pengiring. Asal mula Aisyiyah berasal dari kursus-kursus wanita maupun kelompok pengajian yang pada tahun 1914 M diberi nama “Sopo Tresno”. Agar tidak menimbulkan fitnah maka tahun 1917 M diganti dengan nama “Aisyiyah” yaitu sebagai pergerakan wanita dalam Muhammadiyah (Nyoto, 2006 : 145). Menurut Anggaran Dasar Aisyiyah bab I (Pasal 2) Aisyiyah adalah organisasi perempuan persyarikatan Muhammadiyah, merupakan gerakan
9
Islam dan dakwah amar ma’ruf nahi mungkar yang berasaskan Islam serta bersumber pada Al-Qur’an dan As-Sunnah (Pimpinan pusat Aisyiyah, 2005: 9). Jadi pengajian Aisyiyah adalah pengajaran (agama Islam) yang diberikan kepada para Ibu agar dapat ikut bersama-sama dalam mencari ilmu ke tengah-tengah masyarakat serta dapat meneladani hidup dan perjuangan Ibu kaum muslimin yaitu Siti Aisyiyah r.a (Nyoto, 2006:146). 4. Perilaku Keagamaan Perilaku
adalah
tanggapan
atau
reaksi
individu
terhadap
rangsangan atau lingkungan (Depdiknas, 2007: 589). Keagamaan adalah segala sesuatu mengenai agama (Depdiknas, 2007: 19). Jadi perilaku keagamaan adalah perbuatan individu baik berupa sikap maupun tingkah laku dalam menjalankan kewajiban yang bertalian dengan ketuhanan dengan pengarahan dan bimbingan yang telah diperoleh melalui pembinaan keagamaan. 5. Ibu Rumah Tangga Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Ibu adalah wanita yang telah melahirkan seseorang; sebutan bagi wanita yang telah bersuami (Depdiknas, 2007: 416). Adapun yang dimaksud Ibu rumah tangga oleh peneliti disini adalah semua wanita yang telah melahirkan atau bersuami dan telah melahirkan, mengasuh, merawat, dan mendidik anaknya serta hidup dalam satu rumah.
10
Adapun pengaruh aktivitas mengikuti pengajian Aisyiyah terhadap perilaku keagamaan Ibu rumah tangga adalah daya yang dihasilkan dari aktivitas mencari ilmu agama di Desa Beji Kecamatan Tulung Kabupaten Klaten dengan tujuan untuk merubah perilaku keagamaannya menjadi lebih baik dalam sebuah kegiatan (pengajian Aisyiyah) yang kemudian ada pengaruh dari pengikutnya atau jama’ahnya (Ibu rumah tangga). G. Metode Penelitian Metode dapat diartikan sebagai cara utama yang dipakai untuk menemukan,
mengembangkan
dan
menguji
kebenaran
suatu
ilmu
pengetahuan. Menurut David H. Penny, penelitian ialah pemikiran yang sistematik mengenai berbagai jenis masalah yang pemecahannya memerlukan pengumpulan dan penafsiran kata-kata (Marzuki, 1995: 5). Kebenaran suatu penelitian dapat diterima apabila ada bukti-bukti nyata yang sesuai dengan prosedur-prosedur penelitian dan sistematis serta dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Adapun metode yang digunakan dalam pengumpulan data ini diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Pendekatan dan Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dan menggunakan rancangan penelitian studi korelasional. Hal ini disebabkan karena penelitian ini meneliti tentang pengaruh atau hubungan antara variabel yang satu dengan variabel yang lain. Penelitian ini mempunyai dua variabel, aktivitas mengikuti pengajian Aisyiyah sebagai variabel yang
11
pertama dan perilaku keagamaan Ibu rumah tangga sebagai variabel yang kedua. 2. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Beji Kecamatan Tulung Kabupaten Klaten, dimulai tanggal 5 Oktober 2011 sampai selesai penelitiannya pada bulan Januari 2012. 3. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Arikunto, 1998: 115). Keseluruhan subyek penelitian baik terdiri dari benda yang nyata, abstrak peristiwa maupun gejala yang merupakan sumber data dan memiliki karakter tertentu. Adapun yang menjadi populasi
dalam
penelitian ini adalah seluruh Ibu rumah tangga yang mengikuti pengajian Aisyiyah di Desa Beji Kecamatan Tulung Kabupaten Klaten. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 1998:117). Penulisan yang penulis lakukan adalah penelitian lapangan untuk menentukan populasi dan sampel, menurut pendapat Suharsimi Arikunto (1998: 120) apabila subyeknya kurang dari 100, maka lebih baik diambil semua, sedangkan subyek lebih dari100 maka diambil antara 1015% atau 20-25% atau lebih. Dari penelitian ini jumlah keseluruhan yang diteliti sebanyak 165 Ibu rumah tangga. Disini penulis mengambil sampel dari keseluruhan populasi yaitu 50 Ibu rumah tangga.
12
4. Metode Pengumpulan Data Langkah-langkah yang akan penulis tempuh dalam pengumpulan data antara lain; dengan menggunakan metode angket, observasi, dan metode dokumentasi. Adapun rinciannya sebagai berikut: a. Angket Menurut pengertiannya angket adalah kumpulan pertanyaan yang diajukan secara tertulis kepada seseorang atau responden dan cara menjawabnya juga secara tertulis (Arikunto, 2005: 101). Metode angket ini dipakai guna mendapatkan data dari responden yang menjadi objek penelitian. Dalam hal ini adalah aktivitas mengikuti pengajian Aisyiyah dan perilaku keagamaan Ibu rumah tangga. b. Observasi Metode observasi adalah dengan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang diteliti (Arikunto, 1998:236). Metode ini digunakan sebagai metode pelengkap penelitian ini. Metode ini diharapkan dapat membantu dalam melengkapi data tentang aktivitas kehidupan sehari-hari Ibu rumah tangga. Adapun yang akan dimintai data adalah Ibu rumah tangga, tokoh masyarakat, maupun perangkat desa. c. Dokumentasi Merupakan
metode yang digunakan untuk mencari data
mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, prasasti, notulen rapat dan sebagainya (Arikunto, 1997:
13
188). Metode ini digunakan untuk melengkapi data tentang kondisi dan keadaan objek penelitian serta memberikan gambaran umum tentang objek penelitian. 5. Instrumen penelitian Penelitian ini menggunakan instrumen penelitian berupa angket yang terdapat dalam lampiran. Angket terdiri dari dua yaitu angket yang pertama tentang aktivitas mengikuti pengajian Aisyiyah dan yang kedua angket
tentang
perilaku
keagamaan.
Adapun
pertanyaan
dibuat
berdasarkan dalam dua variabel antara lain: a. Variabel X : aktivitas mengikuti pengajian Aisyiyah dengan indikator sebagai berikut: 1) Aktif berangkat pengajian Aisyiyah 2) Aktif mengikuti semua kegiatan di pengajian Aisyiyah 3) Mendengarkan pengajian Aisyiyah dengan seksama 4) Aktif bertanya; Jika tidak jelas berani bertanya 5) Mengetahui tujuan mengikuti pengajian Aisyiyah b. Variabel Y : Perilaku keagamaan dengan indikator sebagai berikut: 1) Mengerjakan salat fardhu dan salat sunnah 2) Mengerjakan puasa wajib dan puasa sunnah 3) Menunaikan zakat 4) Membiasakan infak/shodaqoh 5) Selalu berdzikir/berdoa kepada Allah SWT 6) Selalu membaca Al-Quran
14
7) Mampu menjadi contoh bagi anak-anaknya 8) Mempunyai sifat jujur, sabar dan pemaaf 6. Analisis data Untuk menganalisis data penulis menggunakan analisis deskriptif yaitu, mula-mula data yang terkumpul disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisis dengan teknik persentase untuk mengetahui gejala yang muncul. a. Analisis pertama Pada tahap ini digunakan perhitungan awal untuk mengetahui aktivitas mengikuti pengajian Aisyiyah dan perilaku keagamaan Ibu rumah tangga penulis menggunakan prosentase. Adapun rumusnya adalah sebagai berikut:
Keterangan: P : Prosentase F : Frekuensi N: Jumlah responden (Arikunto, 1998). b. Analisis kedua Untuk mengetahui pengaruh aktivitas mengikuti pengajian Aisyiyah terhadap perilaku keagamaan Ibu rumah tangga, maka penulis menggunakan rumus korelasi product moment. Adapun rumusnya adalah sebagai berikut:
15
Keterangan: : Koefisien korelasi antara X dan Y XY : Produk dari X dikali Y X : Variabel skor 1 Y : Variabel skor 2 N : Jumlah responden (Arikunto, 1998). H. Sistematika Penulisan Skripsi Skripsi ini disusun dalam lima bab yang secara sistematika kami jabarkan sebagai berikut: Bab I
: Pendahuluan yang meliputi: latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian, kegunaan penelitian, definisi operasional, metode penelitian dan sistematika penulisan skripsi.
Bab II
: Kajian pustaka yang meliputi: Pengajian Aisyiyah; pengertian pengajian Aisyiyah, tujuan pengajian Aisyiyah, subyek dakwah (da’i) dalam pengajian Aisyiyah, materi dalam pengajian Aisyiyah, metode yang digunakan dalam pengajian Aisyiyah, obyek dakwah (mad’u) dalam pengajian Aisyiyah, Perilaku Keagamaan; pengertian perilaku keagamaan, bentuk perilaku keagamaan, faktor-faktor yang
16
mempengaruhi
perilaku
keagamaan,
dan
pengaruh
aktivitas
mengikuti pengajian Aisyiyah terhadap perilaku keagamaan. Bab III : Laporan hasil penelitian meliputi: gambaran umum lokasi penelitian, penyajian data; data tentang daftar nama responden, data tentang jawaban angket aktivitas mengikuti pengajian Aisyiyah, data tentang jawaban angket perilaku keagamaan Ibu rumah tangga. Bab IV : Analisis data meliputi: analisis pertama; analisis data tentang aktivitas mengikuti pengajian Aisyiyah, analisis data tentang perilaku keagamaan Ibu rumah tangga dan analisis kedua: mencari korelasi antara pengaruh aktivitas mengikuti pengajian Aisyiyah terhadap perilaku keagamaan Ibu rumah tangga dan pembahasan . Bab V
: Penutup meliputi: kesimpulan, saran dan kata penutup.
17
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Pengajian Aisyiyah 1. Pengertian Pengajian Aisyiyah Pengajian dalam bahasa arab disebut At-Ta’limu asal kata ta’allama yata’allamu ta’liiman yang artinya belajar, pengertian dari makna pengajian atau ta’lim mempunyai nilai ibadah tersendiri, hadir dalam belajar ilmu agama bersama seorang Aalim atau orang yang berilmu merupakan bentuk ibadah yang wajib setiap muslim (Hasan Ismail.blogspot.com). Pengajian berarti pengajaran (agama Islam) (Poerwadarminta, 1992: 688). Kata Aisyiyah berasal dari bahasa arab “Aisyiyah” yaitu nama salah seorang istri Nabi Muhammad SAW ditambah dengan ya’ nisban yang berarti pengikut atau pengiring. Asal mula Aisyiyah berasal dari kelompok pengajian yang pada tahun 1914 M diberi nama “Sopo Tresno” agar tidak menimbulkan fitnah maka tahun 1917 M diberi nama
“Aisyiyah”
yaitu
sebagai
pergerakan
wanita
dalam
Muhammadiyah (Nyoto, 2006: 145). Menurut Anggaran Dasar Aisyiyah bab I (Pasal 2) Aisyiyah adalah
organisasi
perempuan
persyarikatan
Muhammadiyah,
merupakan gerakan Islam dan dakwah amar makruf nahi mungkar
18
yang berasaskan Islam serta bersumber pada Al-Quran dan As-Sunnah (Pimpinan pusat Aisyiyah, 2005: 9). Menurut pengertian diatas, maka dapat disimpulkan pengajian Aisyiyah adalah pengajaran (agama Islam) yang diberikan kepada para Ibu agar dapat ikut bersama-sama mencari ilmu ketengah-tengah masyarakat serta dapat meneladani hidup dan perjuangan Ibu kaum muslimin yaitu Siti Aisyiyah r.a (Nyoto, 2006: 145). 2. Tujuan Pengajian Aisyiyah Didalam pengajian terdapat manfaat yang begitu besar positifnya,
didalam
pengajian-pengajian
manfaat
yang
dapat
diambilnya menambah dari salah satu orang yang biasa berbuat negatif dengan memanfaatkannya menjadi positif. Hal semacam ini pada masyarakat muslim pada umumnya dapat memanfaatkan pengajian untuk merubah diri atau memperbaiki diri dari perbuatan yang keji dan mungkar. Adapun tujuan dari Aisyiyah ini sama dengan Muhammadiyah untuk dakwah amar ma’ruf nahi mungkar. Amar Ma’ruf yaitu memerintahkan manusia terutama yang menerima dan memeluk agama Islam sebagai jalan hidupnya untuk berbuat kebajikan, yakni segala perkara yang diridhoi Allah SWT yang berupa ucapan, perbuatan, dan buah pikiran yang dapat memberikan manfaat dan maslahat terhadap manusia, baik perorangan atau masyarakat. Sedangkan Nahi Mungkar yaitu mencegah atau menghalangi setiap bentuk kemungkaran atau
19
setiap perkara yang tidak diridhoi Allah SWT, yang apabila dikerjakan mendapat kerugian dan bencana terhadap seluruh manusia dan masyarakat ( Nyoto, 2006: 146). 3. Subyek Dakwah (Da’i ) dalam Pengajian Aisyiyah Kata Da’i berasal dari bahasa arab da’i yang berarti orang yang mengajak. Da’i juga dikenal dengan sebutan lain seperti muballigh, ustadz, kiai, ajengan, tuan guru, syaikh, dan lain-lain (Samsul Munir Amin, 2009:). Da’i adalah orang yang mengajak kepada orang lain baik secara langsung atau tidak langsung dengan kata-kata, perbuatan atau tingkah laku kearah kondisi yang baik atau lebih baik menurut syariat Al-Quran dan As-Sunnah. Dalam pengajian Aisyiyah sendiri biasanya seseorang yang dijadikan
da’i/muballigh
adalah
seseorang
yang
dianggap
mampu/berpengetahuan agama yang luas. Biasanya subyek dakwah (da’i) didatangkan dari luar desa maupun dari dalam desa itu sendiri misalnya tokoh agama. Seorang da’i memiliki kedudukan yang sangat penting di tengah masyarakat. Oleh karena itu, seorang da’i harus bisa meningkatkan jalinan komunikasi yang erat antara dirinya dan masyarakat. Ia harus mampu bertindak dan bertingkah laku
yang
semestinya dilakukan oleh seorang pemimpin. Ia harus mampu berbicara dengan masyarakat dengan bahasa yang dimengerti. Oleh
20
karena itu, seorang da’i juga harus mengetahui dengan pasti tentang latar belakang dan kondisi masyarakat yang dihadapinya. Adapun sifat-sifat seorang da’i atau juru dakwah sebagai berikut: a. Da’i harus beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT b. Da’i harus ikhlas dalam melaksanakan dakwah, dan tidak mengedepankan kepentingan pribadi c. Da’i harus ramah dan penuh pengertian d. Da’i harus tawadhu atau rendah hati e. Da’i harus sederhana dan jujur dalam tindakannya f. Da’i harus tidak memiliki sifat egois g. Da’i harus memilikiu semangat yang tinggi dalam tugasnya h. Da’i harus sabar dan tawakal dalam melaksanakan tugas dakwah i.
Da’i harus memiliki jiwa toleransi yang tinggi
j.
Da’i harus memiliki sifat terbuka atau demokratis
k. Da’i tidak memiliki penyakit hati atau dengki (Samsul Munir Amin, 2009: 77) 4. Materi yang menjadi kajian dalam Pengajian Aisyiyah Keseluruhan materi dakwah, pada dasarnya bersumber pada dua sumber pokok ajaran Islam. Kedua sumber ajaran Islam itu adalah: a. Al-Quran; Al-Quran merupakan sumber petunjuk sebagai landasan Islam. karena itu, sebagai materi utama dalam berdakwah
21
Al-Quran menjadi sumber utama dan pertama yang menjadi landasan untuk materi dakwah. b. Hadis; Hadis merupakan sumber yang kedua dalam Islam. Hadis merupakan
penjelasan-penjelasan
dari
Nabi
SAW
dalam
merealisasikan kehidupan berdasar Al-Quran. Pada dasarnya materi dakwah dapat disesuaikan ketika seorang da’i (subyek) menyampaikan materi dakwahnya kepada mad’u (obyek). Pokok-pokok materi dakwah yang disampaikan, juga harus melihat situasi dan kondisi mad’u (obyek) sebagai penerima dakwah. Dengan demikian, pesan pesan dakwah yang berisi materi dakwah tersebut dapat diterima dengan baik oleh penerima dakwah. Sehingga pada akhirnya materi dakwah yang disampaikan tersebut, bisa diamalkan dan dipraktikkan oleh penerima dakwah dalam kehidupan sehari-hari. Secara konseptual pada dasarnya materi dakwah Islam tergantung pada tujuan dakwah yang hendak dicapai. Namun, secara global materi dakwah dapat diklasifikasikan menjadi tiga pokok, yaitu; masalah keimanan (aqidah), masalah keislaman (syariat), dan masalah budi pekerti (akhlakul karimah). (Amin, 2009: 89). Adapun penjelasannya sebagai berikut: a. Masalah keimanan (aqidah) Aqidah adalah pokok kepercayaan dalam Islam. Aqidah islam disebut tauhid dan merupakan inti dari kepercayaan. Aqidah atau
22
kepercayaan dalam Islam merupakan pokok keimanan yang harus dipercayai dan harus diyakini oleh seorang muslim. Dalam bidang aqidah ini bukan saja pembahasannya tertuju pada masalahmasalah yang wajib diimani (rukun iman), akan tetapi materi dakwah juga meliputi masalah-masalah yang dilarang sebagai lawannya, misalnya syirik ( menyekutukan Allah SWT). b. Masalah keislaman (syariat) Syariat adalah keseluruhan hukum dan perundang-undangan yang terdapat dalam Islam, baik yang berhubungan manusia dengan Tuhan, maupun antar manusia sendiri. Dalam Islam, syariat berhubungan dengan amal lahir (nyata), dalam rangka menaati semua peraturan atau hukum Allah SWT, guna mengatur hubungan antara manusia dengan Tuhannya dan mengatur antara sesama manusia. Masalah-masalah yang berhubungan dengan syariat bukan saja terbatas pada ibadah kepada Allah SWT, akan tetapi masalahmasalah yang berkenaan dengan pergaulan hidup antar sesama manusia seperti hukum jual beli, berumah tangga, bertetangga, warisan, dan amal shaleh lainnya serta larangan-larangan Allah seperti
meminum
membunuh.
minuman keras,
mencuri,
berzina,
dan
23
c. Masalah budi pekerti (akhlakul karimah) Ajaran akhlak atau budi pekerti dalam Islam termasuk kedalam materi dakwah yang penting untuk disampaikan kepada masyarakat penerima dakwah, misalnya akhlak kepada Allah SWT, akhlak kepada diri sendiri, akhlak kepada keluarga, akhlak kepada tetangga, akhlak dalam kepemimpinan dan akhlak kepada lingkungan. Menurut Dr. Quraish Shihab, mengatakan bahwa pokok-pokok materi dakwah itu tercermin dalam tiga hal, yaitu: a. Memaparkan ide-ide agama sehingga dapat mengembangkan gairah generasi muda untuk mengetahui hakikatnya melalui partisipasi positif mereka. b. Sumbangan agama ditujukan kepada masyarakat luas yang sedang membangun, khususnya dibidang sosial, ekonomi, dan budaya. c. Studi tentang pokok-pokok agama yang menjadikan landasan bersama demi mewujudkan kerjasama antar agama tanpa mengabaikan identitas masing-masing. (Samsul Munir Amin, 2009: 93) 5. Metode yang digunakan dalam Pengajian Aisyiyah Metode adalah cara, dalam hal ini cara penyajian bahan pengajaran dalam pengajian Aisyiyah untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Semakin baik metode yang dipilih semakin efektif pula pencapaian tujuan. Apabila ditinjau dari sudut pandang yang lain,
24
metode dakwah dapat dilakukan pada berbagai metode yang lazim dilakukan dalam pelaksanaan dakwah. Metode-metode tersebut adalah sebagai berikut: a. Metode ceramah Metode
yang
dilakukan
dengan
maksud
untuk
menyampaikan keterangan, petunjuk, pengertian, dan penjelasan tentang sesuatu kepada pendengar dengan menggunakan lisan. b. Metode tanya jawab Metode yang dilakukan dengan menggunakan tanya jawab untuk mengetahui sejauh mana ingatan atau pikiran seseorang dalam memahami atau menguasai materi dakwah, disamping itu juga merangsang perhatian penerima dakwah. c. Metode diskusi Diskusi sering dimaksudkan sebagai pertukaran pikiran (gagasan, pendapat dan sebagainya) antara sejumlah orang secara lisan membahas suatu masalah tertentu yang dilaksanakan dengan teratur dan bertujuan untuk memperoleh kebenaran. d. Metode propaganda (Di’ayah) Metode propaganda adalah suatu upaya untuk menyiarkan islam dengan cara mempengaruhi dan membujuk massa secara massal, persuasif, dan bersifat otoritatif (paksaan). e. Metode keteladanan Dakwah dengan menggunakan metode keteladanam atau demontrasi
berarti
suatu
cara
penyajian
dakwah
dengan
25
memberikan keteladanan langsung sehingga mad’u (obyek) akan tertarik untuk mengikuti kepada apa yang dicontohkannya. f. Metode silaturahmi (Home Visit) Dakwah dengan menggunakan metode home visit atau silaturahmi, yaitu dakwah yang dilaksanakan dengan mengadakan kunjungan
kepada
suatu
objek
tertentu
dalam
rangka
menyampaikan isi dakwah kepada penerima dakwah. (Samsul Munir Amin, 2009 : 101) Kemudian
metode
penyajian
dakwah
sendiri
dapat
dikategorikan menjadi 3 (tiga), diantaranya sebagai berikut: a. Metode
Ceramah,
terdiri
dari
ceramah
umum,
yakni
pengajar/ustad/kiai bertindak aktif memberikan pengajaran sementara jamaah pasif. b. Metode Halaqah, yakni pengajar membacakan kitab tertentu, sementara jamaah mendengarkan. c. Metode Campuran, yakni melaksanakan beberapa metode secara bergantian sesuai dengan kebutuhan (Agus Waluyo Nur, 2006: 26). 6. Obyek Dakwah (Mad’u) dalam Pengajian Aisyiyah Mad’u dalam isim ma’ful dari da’a, berarti orang yang diajak, atau dikenakan perbuatan dakwah. Mad’u adalah obyek dan sekaligus subyek dalam dakwah yaitu seluruh manusia tanpa terkecuali. Siapapun mereka laki-laki maupun perempuan, tua maupun muda,
26
seorang bayi yang baru lahir ataupun orang tua menjelang ajalnya, semua adalah obyek dakwah (Mad’u) dalam Islam (Cahyadi, 2005:25). Dalam konteks gerakan dakwah Islam, kendatipun seluruh manusia adalah mad’u (obyek), akan tetapi perlu adanya prioritas dalam penggarapannya. Berbagai keterbatasan gerakan dakwah tidak memungkinkannya mengambil sekaligus seluruh bagian umat untuk dilakukan dakwah kepada mereka. Prioritas adalah kunci untuk bisa melakukan kerja dakwah secara efektif dan menghasilkan produk yang optimal. Didalam pengajian Aisyiyah khususnya seseorang yang dianggap sebagai obyek dakwah (Mad’u) adalah seluruh masyarakat dan seluruh Ibu-ibu anggota Aisyiyah yang berada di Desa Beji. Hal ini dikarenakan Aisyiyah adalah organisasi perempuan persyarikatan Muhammadiyah. Pengajian Aisyiyah dilaksanakan setiap satu bulan sekali adapun waktu pelaksanaannya biasanya dimulai dari pukul 13.00 atau ba’da dhuhur dan diakhiri sekitar pukul 15.00. Adapun susunan acaranya sebagai berikut: a. Pembukaan b.
Pembacaan Al-Quran
c. Sambutan-sambutan; pengurus Aisyiyah bagian Tabligh d. Inti Pengajian Aisyiyah; Da’i/Muballigh e. Lain-lain f. Penutup
27
B. Perilaku Keagamaan 1. Pengertian Perilaku Keagamaan Menurut pengertian bahasa perilaku adalah tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan atau lingkungan (Depdiknas, 2007: 589). Sedangkan menurut Bimo Walgito (1997: 10) perilaku atau tingkah laku adalah tingkah laku atau aktivitas yang ada pada diri individu atau organisme yang tidak timbul dengan sendirinya, tetapi sebagai akibat adanya stimulus atau rangsangan yang mengenai individu atau organisme itu. Tingkah laku pada manusia tidak timbul dengan sendirinya namun akibat dari adanya rangsangan atau pengaruh yang datang dari luar, sehingga apabila pengaruh yang mengenainya itu pengaruh baik, maka baik pula apa yang ia kerjakan, dan sebaliknya apabila pengaruh yang ia dapatkan buruk maka buruk pula yang ia kerjakan. Sedangkan keagamaan berasal dari kata “agama” yang berarti segenap kepercayaan kepada Tuhan serta dengan ajaran kebaktian dan kewajiban-kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan itu (Depdikbud, 1995: 19). Keagamaan adalah segala sesuatu mengenai agama (Depdiknas, 1997 : 19). Berdasarkan dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa perilaku keagamaan adalah perbuatan seseorang dalam bentuk pengabdian kepada Allah SWT atau ibadah ritual dan perbuatan seseorang dengan sesama manusia atau muamalah, berarti pengertian perilaku keagamaan dapat pula disebut aktivitas ibadah.
28
2. Bentuk Perilaku Keagamaan a. Ibadah Secara bahasa kata “ibadah” berasal dari bahasa arab al‘ibadah yang berarti taat, menurut, mengikuti, tunduk. Sedangkan menurut istilah ibadah diartikan segala sesuatu yang dikerjakan untuk mencapai keridhoan Allah SWT dan mengharap pahala-Nya (Ash Shiddieqy, 1994: 1). Para ulama membagi ibadah menjadi dua macam yaitu: 1) Ibadah Mahdhoh Ibadah mahdhoh (ibadah khusus) adalah ibadah langsung kepada Allah SWT yang tata cara pelaksanaannya telah diatur dan ditetapkan oleh Allah SWT atau dicontohkan oleh Rasulullah SAW (Ash Shiddieqy, 1994: 91). Adapun kriteria ibadah mahdhoh yang penulis cantumkan dalam penulisan ini diantaranya sebagai berikut: a) Melaksanakan Salat Salat merupakan bentuk ibadah kepada Allah SWT yang terdiri dari gerakan-gerakan dan ucapan-ucapan yang dimulai dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam dengan syarat dan rukun tertentu (Lahmuddin, 1995: 55). Salat merupakan ibadah khusus yang tata caranya sudah diatur dan harus sesuai dengan contoh yang dilakukan Nabi SAW.
29
Sebagaimana sabda Nabi SAW dalam kitab Shahih Bukhari, Bab 27, juz 7 hal: 101-102.
artinya: ”Salatlah kamu sebagaimana kamu melihat aku salat” (H.R. Al-Bukhari). Dalam kehidupan sehari-hari apabila salat dikerjakan dengan rajin dan penuh kekhusukan, maka akan menuntun kearah kebenaran perilaku dan sekaligus akan mampu menjauhkan diri dari hal-hal yang buruk. Adalah suatu kenyataan bahwa tak seorangpun yang sempurna, apalagi maha sempurna, melainkan seorang itu serba terbatas, sehingga dalam menempuh perjalanan hidupnya yang sangat komplek itu ia tidak akan luput dari kesulitan dan problema. Dengan demikian maka salat dapat membentengi seseorang dari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar. Allah SWT berfirman:
Artinya: Bacalah apa yang Telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan Dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatanperbuatan) keji dan mungkar. dan Sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar
30
(keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan (Q.S. AlAnkabut: 45). Salat adalah salah satu macam atau bentuk ibadah yang dituntut untuk dikerjakan, maka konsekuensinya yaitu diberi pahala kepada yang mengerjakan dan berdosa bagi yang meninggalkan (salat wajib). Melihat begitu ketatnya perintah untuk mengerjakan salat, maka hal ini menunjukkan bahwa salat mempunyai kedudukan yang sangat penting bagi seorang muslim. b) Menjalankan Puasa Puasa adalah menahan makan dan minum serta yang membatalkannya sejak terbit fajar hingga terbenam matahari. (Slamet Abidin dan Muh Suyono, 1998: 241). Umat Islam diwajibkan untuk melaksanakan puasa satu bulan penuh yakni pada bulan Ramadhan, dan juga diwajibkan puasa atas dasar nadzar. Selain puasa wajib yang harus dilaksanakan, umat Islam juga dianjurkan melakukan puasa sunnah, seperti puasa Senin-kamis, puasa hari Arafah (9 Dzulhijjah), puasa hari Asyura (10 Muharram), puasa 6 hari bulan Syawal, puasa Daud, dan puasa tiga hari pertengahan bulan Qomariyah. Adapun dasar diperintahkannya puasa wajib di bulan Ramadhan, sebagaimana firman Allah SWT yang berbunyi:
31
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa (Q.S. AlBaqarah:183). Puasa merupakan ibadah ritual yang memiliki makna yang
dalam.
Puasa
melatih
seorang
muslim
untuk
mengendalikan nafsunya dan menahan keinginan-keinginan untuk melakukan perbuatan yang dilarang. Puasa juga menguji kekuatan iman seseorang dalam membendung keinginankeinginan nafsu untuk bermaksiat kepada Tuhan. Dengan puasa seseorang dilatih untuk membatasi dan mengendalikan nafsu terhadap makanan dan dorongan seksual yang biasanya menjadi sebab terjadinya pelanggaran (maksiat). Puasa juga berfungsi sebagai wahana memupuk dan melatih rasa kepedulian dan perhatian terhadap sesama. Dengan puasa orang dapat merasakan orang yang kekurangan pangan sehingga lahir sikap peduli terhadap orang-orang yang kekurangan. Puasa akhirnya dapat membina pribadi muslim, terutama melatih sifat sabar dan menahan derita. Dua sifat inilah yang sangat diperlukan dalam perjuangan hidup di dunia.
32
c) Menunaikan Zakat Menurut
bahasa zakat
berarti bersih,
suci atau
bertambah subur. Sedang menurut istilah zakat berarti kadar harta tertentu yang diberikan kepada yang berhak menerimanya dengan syarat dan rukun tertentu (Lahmuddin, 1995: 145). Mengeluarkan zakat hukumnya wajib bagi seorang muslim yang memiliki harta yang telah mencapai nishab (ketentuan minimal yang harus dikeluarkan zakatnya). Allah SWT berfirman:
Artinya: Dan Dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-orang yang ruku’ (Q.S. AlBaqarah: 43). Jika zakat benar-benar dilaksanakan akan banyak sekali manfaat dan hikmah yang diambil. Manfaat yang dapat diambil, tidak hanya bagi yang menerima zakat akan tetapi juga bermanfaat bagi yang mengeluarkan zakat. Adapun manfaat bagi muzzaki (yang mengeluarkan zakat), diantaranya sebagai berikut: (1) Membersihkan jiwa bagi sifat kikir dan bakhil
33
(2) Menanamkan perasaan cinta kasih terhadap golongan yang lemah (3) Mengembangkan rasa dan semangat kesetiakawanan serta kepedulian sosial (4) Membersihkan harta dari hak-hak orang yang berhak menerima zakat Sedangkan manfaat yang dapat dirasakan bagi penerima zakat adalah sebagai berikut: (1) Menghilangkan perasaan sakit hati, iri dan dengki (2) Menimbulkan dan menambah rasa syukur serta simpatik terhadap golongan kaya menjadi modal kerja untuk berusaha
mandiri
dan
berupaya
mengangkat
hidup
(Amiruddin, dkk. 2005 : 20) 2) Ibadah Ghoirumahdhoh Ibadah ghoirumahdhoh (ibadah umum) adalah ibadah yang tata cara pelaksanaannya tidak diatur secara rinci oleh Allah SWT dan Rasulullah SAW (Faqih & Amir Mu’allim, 1998: 7). Ibadah umum ini tidak menyangkut hubungan manusia dengan Tuhan, tetapi justru berupa hubungan antara manusia dengan manusia atau dengan alam yang memiliki nilai ibadah. Bentuk ibadah ini umum sekali, berupa semua aktivitas kaum muslim (baik perkatan maupun perbuatan) yang halal (tidak dilarang) dan didasari dengan niat karena Allah SWT (mencari
34
ridho Allah SWT). Jadi sebenarnya ibadah umum itu berupa muamalah yang dilakukan oleh seseorang muslim dengan tujuan mencari ridho Allah SWT. Adapun contoh ibadah ghoirumahdhoh diantaranya sebagai berikut: a) Membiasakan shodaqoh Ketika seseorang meninggal dunia, maka harta dan keluarganya adalah dua teman yang akan meninggalkan, sementara amal kebaikannya termasuk didalamnya adalah shodaqoh akan menemaninya hingga kelak hari kebangkitan. Harta dan orang-orang yang kita cintai hanya akan mencintai kita hingga mati. Sebagaimana sabda Nabi SAW yang artinya: “Jika manusia telah mati, maka putuslah amal-amalnya, kecuali tiga amal, shodaqoh jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak shalih yang mendoakan kedua orang tuanya.” (H.R. Muslim) Kita sebagai umat Islam dianjurkan untuk selalu bershodaqoh, karena dengan bershodaqoh akan ada banyak kekayaan yang akan muncul, sebagaimana diuraikan dalam kitab Tanbihul Ghafilin. Sekurang-kurangnya, shodaqoh akan memancarkan hikmah dan fungsi di dunia yang berakibat di akhirat kelak. Hikmah dan fungsi langsung yang akan diperoleh di dunia antara lain: (1) Menyucikan harta
35
(2) Membersihkan dosa-dosa (3) Menghancurkan mentalitas kikir (4) Mengasah kelembutan kalbu (5) Terciptanya tertib sosial (6) Amaliah syukur atas nikmat Allah SWT (Nurul Mubin, 2008 : 76) b) Membaca Al-Quran Secara etimologis, Al-Quran berarti bacaan atau yang dibaca. Kata “Al-Quran” merupakan bentuk masdar dari kata kerja qara’a. Adapaun menurut istilah para ulama, Al-Quran adalah kalamullah yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW disampaikan secara mutawatir, bernilai ibadah bagi umat muslim yang membacanya, dan ditulis dalam mushaf (Fahmi Amrullah, 2008: 1). Al-Quran adalah kitab suci yang terakhir diturunkan Allah SWT dan isinya mencakup pokok-pokok
syariat
yang
terdapat
dalam
kitab-kitab
sebelumnya. Membaca Al-Quran merupakan bentuk dzikir kepada Allah SWT yang paling baik. Al-Quran merupakan kitab Allah SWT yang tidak ada sedikitpun kebatilan didalamnya. Siapa saja yang berucap dengannya maka ia jujur, dan siapa saja yang berhukum dengannya maka ia adil, siapa saja yang menyeru kepadanya maka akan diberi petunjuk menuju jalan yang lurus, dan ahli
36
Al-Quran merupakan ahli Allah SWT dan hamba-Nya yang khusus. Allah SWT berfirman:
Artinya: Dan kami turunkan kepadamu Al Kitab (Al Quran) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri (Q.S. An-Nahl: 89) Al-Quran
merupakan merupakan sebaik-baik bacaan
bagi orang mukmin pada waktu susah ataupun senang. Karena itu setiap orang yang mempercayai Al-Quran akan bertambah cinta
kepadanya,
senang
untuk
membaca,
memahami,
mengamalkan serta mengajarkannya. Nabi SAW bersabda yang artinya: “Sesungguhnya orang yang didalam hatinya tidak ada sedikitpun Al-Quran maka laksana rumah yang roboh.” (HR.At-Tirmidzi) Sebagai bacaan yang berisi pedoman dan petunjuk hidup, maka sudah seharusnya bila seorang muslim selalu membaca, mempelajari dan kemudian mengamalkannya. Dengan banyak membaca, mempelajari dan mengamalkan isi kandungan Al-Quran maka akan mendapat kebaikan dan mempengaruhi dalam perilaku kehidupan sehari-hari. b. Muamalah
37
Menurut bahasa kata muamalah berasal dari bahasa arab almuamalah yang artinya perlakuan atau hubungan kepentingan. Sedangkan menurut istilah muamalah adalah aturan-aturan hukum Allah SWT untuk mengatur manusia dalam kaitannya dengan urusan duniawi dalam pergaulan sosial (Hendi Suhendi, 2010: 1). Adapun macam-macam bentuk muamalah yang penulis cantumkan sebagai berikut: a) Membiasakan berperilaku jujur Yang dimaksud jujur adalah menyatakan sesuatu yang sesuai dengan kenyataan yang sesungguhnya, dan ini tidak saja berupa perkataan tetapi juga perbuatan (Humaidi, 1980: 149). Jujur merupakan akhlak utama dalam ajaran Islam yang harus ditanamkan pada setiap orang-orang yang beriman. Kebenaran atau kejujuran adalah sendi yang terpenting bagi berdiri tegaknya masyarakat. Tanpa kebenaran akan hancurlah masyarakat sebab hanya dengan kebenaran maka dapat tercipta adanya saling pengertian dan kepercayaan. Allah SWT berfirman:
Artinya: Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar (Q.S At-Taubah: 119).
38
Rasulullah SAW memerintahkan setiap muslim untuk selalu bersifat jujur, karena sifat jujur membawa kepada kebaikan, dan kebaikan akan mengantarkannya ke surga. Sebaliknya beliau melarang umatnya berbohong, karena kebohongan akan membawa kepada kejahatan dan kejahatan akan berakhir di neraka. Nabi bersabda yang artinya:“Hendaknya berpegang pada kebenaran sebab kebenaran itu memadu kebaikan dan kebaikan itu membawa ke surga dan hendaklah orang itu bersikap benar dan memilikikebenaran hingga tertulis disisi Allah SWT sebagai orang benar” (HR.Bukhari dan Muslim).
Dengan demikian jelaslah sudah bahwa orang yang suka berbohong itu adalah sebagian dari tanda orang munafiq, maka sebagai orang tua, seorang Ibu harus mampu memberikan contoh kepada putra putrinya dengan selalu berkata jujur kepada siapa saja. b) Menanamkan sifat sabar Sabar adalah menahan diri untuk menanggung sesuatu yang tidak disukai dengan tetap bersikap ridha dan berserah diri kepada Allah SWT (Yunahar Ilyas, 1999: 134). Manusia menjadi kuat dan teguh tatkala menghadapi bencana (musibah). Dengan kesabaran juga akan dapat mengendalikan diri dari rasa putus asa. Putus asa adalah suatu penyakit yang membahayakan pribadi setiap muslim.
39
Allah SWT dalam satu firmannya, mempersamakan antara sifat putus asa dengan sifat kekafiran. Sebab orang yang seperti itu tidak lagi mempunyai motif dalam hidupnya untuk berbuat baik atau menghindari dosa kecil atau besar serta perbuatan-perbuatan lain yang tercela. Allah SWT berfirman:
Artinya: Dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir (Q.S. Yusuf: 87). Menurut Al-Ghozali dalam bukunya Ahmad Sultoni membagi sabar dalam 3 (tiga) macam, yaitu: (1) Sabar dalam musibah; Yaitu kerelaan menerima kehendak Allah SWT yang awalnya terasa tidak nyaman seperti sakit, kurang harta, ketakutan kelaparan,
bencana alam dan
sebagainya. (2) Sabar dalam ibadah; Yaitu kerelaan melakukan kehendak Allah SWT yang terwujud dalam perintah-perintah-Nya. (3) Sabar dalam maksiat; Yaitu kerelaan diri menerima ujian melakukan hal-hal yang menjadi larangan-Nya. (Ahmad Sultoni, 2007 : 143) 3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Perilaku Keagamaan
40
Adapun perilaku keagamaan dipengaruhi oleh beberapa faktor, terdiri dari 4 (empat) kelompok utama: pengaruh sosial, pengalaman,
kebutuhan,
dan
proses
pemikiran
(Thouless,
Terjemahan Machnun Husein, 1992: 29). Adapun penjelasannya sebagai berikut:
a. Faktor Sosial Faktor sosial yaitu mencakup seluruh pengaruh sosial dalam perkembangan sikap keberagamaan. Faktor sosial dalam agama terdiri dari berbagai pengaruh terhadap keyakinan dan perilaku keagamaan, dari pendidikan yang kita terima pada masa kanak-kanak, berbagai pendapat dan sikap orang-orang disekitar kita, dan berbagai tradisi yang kita terima dari masa lampau. Misalnya, sejak masa kanak-kanak hingga masa tua kita menerima dari perilaku orang-orang disekitar kita dan dari apa yang mereka katakan berpengaruh terhadap sikap-sikap keagamaan kita. Tidak hanya keyakinan-keyakinan kita yang terpengaruh oleh faktor-faktor sosial, pola-pola ekspresi emosional kita pun sampai batas terakhir bisa dibentuk oleh lingkungan sosial kita. b. Faktor Pengalaman
41
Ada tiga jenis pengalaman yang bisa dimasukkan diantara berbagai faktor yang memberi sumbangan terhadap sikap keagamaan: pengalaman mengenai dunia nyata, mengenai konflik moral, dan mengenai keadaan emosional tertentu yang tampak memiliki kaitan dengan agama. Sugesti yang oleh pengalaman-pengalaman sejenis ini bisa diberikan sebagai sumbangan kepada sikap keagamaan, tidak berarti bahwa pengalaman-pengalaman itu merupakan dukungan intelektual bagi keyakinan agama. Sebaliknya diduga bahwa pengalaman-pengalaman manusia didunia nyata dan dalam berbagai konflik moral dapat membawanya dengan cara intuitif kepada kesadaran bahwa baik dunia nyata maupun sistem tuntutan-tuntutan moral itu merupakan ekspresi dunia spiritual, oleh karena itu memiliki makna keagamaan. c. Faktor Kebutuhan Adanya kebutuhan-kebutuhan yang tidak terpenuhi secara sempurna dimana-mana sehingga mengakibatkan terasa adanya kebutuhan akan kepuasan-kepuasan agama. Kebutuhan ini dikelompokkan menjadi empat yaitu: kebutuhan akan keselamatan,
kebutuhan
akan
cinta,
kebutuhan
untuk
memperoleh harga diri, dan kebutuhan yang timbul karena adanya kematian. d. Faktor proses pemikiran/intelektual
42
Manusia adalah makhluk yang berpikir dan salah satu akibat dari pemikirannya adalah bahwa ia membantu dirinya untuk menentukan keyakinan-keyakinan yang mana yang harus diterima dan yang harus ditolaknya. Namun demikian kemampuan
berpikir
dalam
bentuk
kata-kata
dan
mempergunakan kata-kata sebagai alat untuk membedakan antara yang benar dan yang salah merupakan keberhasilan manusia
yang
bisa
diharapkan
pengaruhnya
terhadap
perkembangan sikap keagamaan. C. Pengaruh Aktivitas Mengikuti Pengajian Aisyiyah Terhadap Perilaku Keagamaan Ibu Rumah Tangga Kondisi masyarakat saat ini banyak yang terpengaruh adanya perubahan zaman yang semakin global dan maju. Perubahan tersebut dapat membawa pada perubahan perilaku hidup umat yang mengejar kehidupan dunia sampai tidak menghiraukan halal haram dan melupakan hubungan dengan Allah SWT dan hubungannya pula dengan manusia. Berbagai perubahan seiring dengan majunya ilmu pengetahuan dan teknologi masyarakat Indonesia yang dahulu merupakan masyarakat agraris memiliki potret kehidupan yang tenang, damai, sederhana, bergeser kearah industrialisasi memiliki corak kehidupan yang berbeda, individualis, kompetitif, ditambah dengan era globalisasi dunia dapat berpengaruh khususnya hal-hal negatif terjadi krisis moral, krisis nilai kehidupan.
43
Berdasarkan alasan tersebut diatas, maka pengajian Aisyiyah memiliki peran untuk memberdayakan manusia dan masyarakat dalam menyelesaikan problem-problem masyarakat. Aisyiyah dengan motif gerakannya membawa kesadaran beragama dan berorganisasi serta mengajak warganya menciptakan Baldatun Thayyibatun Wa Rabbun Ghafur, suatu kehidupan bahagia dan sejahtera penuh limpahan rahmat dan nikmat Allah SWT di dunia dan di akhirat. Dengan demikian kegiatan dakwah merupakan usaha penciptaan strategi pengembangan masyarakat yang terarah sesuai dengan jiwa dan pesan ajaran Islam serta sesuai dengan tantangan kemanusiaan dalam masyarakat. Dengan kata lain dakwah yang demikian ini tetap bertumpu pada pandangan dasar bahwa perubahan dan perkembangan merupakan ciri umum yang utama dari kehidupan bermasyarakat. Tujuan aktivitas mengikuti pengajian Aisyiyah dikalangan Ibu rumah tangga di Desa Beji Kecamatan Tulung Kabupaten Klaten diantaranya yaitu untuk mengisi waktu luang, untuk mendapatkan pengetahuan agama, agar dapat belajar bersosialisasi dengan masyarakat, dapat menambah ketrampilan, serta dengan mengikuti pengajian dapat dijadikan sebagai salah satu usaha untuk memperbaiki dan meningkatkan pengetahuan agama Islam pada masing-masing individu untuk dijadikan sebagai bekal dalam hidup bermasyarakat. Oleh karena itu, dengan mengikuti pengajian Aisyiyah para Ibu rumah tangga diharapkan juga dapat menyadari betapa pentingnya menimba ilmu pengetahuan agama karena dengan bertambahnya ilmu-ilmu agama para Ibu
44
dapat mendidik dan membimbing anak-anaknya menjadi keluarga yang sakinah mawaddah wa rahmah, dan dapat menghantarkan putra-putrinya menjadi anak yang sholeh dan sholeha, berbakti kepada kedua orang tua, serta menjadi tauladan yang baik dihadapan manusia dan Allah SWT.
45
BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN
Sebelum penulis membahas laporan hasil penelitian ini, maka terlebih dahulu akan kami sajikan beberapa data fakta penting hasil observasi di Desa Beji Kecamatan Tulung Kabupaten Klaten Tahun 2011. Adapun data yang berkaitan dengan masalah yang ada akan disajikan sebagai berikut: A. Gambaran Umum Lokasi 1) Letak Geografis Desa Beji a. Batas-batas wilayah Desa Beji Desa Beji merupakan suatu desa di wilayah Kecamatan Tulung Kabupaten Klaten yang memiliki luas wilayah 112.1880 hektar, dengan batas sebagai berikut: 1) Batas sebelah utara berbatasan dengan Desa Sudimoro 2) Batas sebelah selatan berbatasan dengan Desa Kiringan 3) Batas sebelah barat berbatasan dengan Desa Bana 4) Batas sebelah timur berbatasan dengan Desa Majegan b. Iklim dan curah hujan Desa Beji beriklim tropis dengan udara yang sejuk ketinggian tanah dari permukaan laut adalah 261 m dan termasuk dataran rendah. Curah hujan rata-rata 2.5583 mm/tahun dan musim hujan antara 130 sampai dengan 160 pertahun suhu udara rata-rata 23 sampai 32 derajat celcius. 44
46
c. Orbitasi (Jarak dari pusat pemerintahan Desa/Kelurahan) Desa Beji tidak jauh beda dengan desa-desa di wilayah Kecamatan Tulung Kabupaten Klaten dalam hal transportasi tergolong lancar karena ada angkutan desa yang setiap hari beroperasi melayani masyarakat dan terutama para pelajar yang sekolah setiap hari sangat membutuhkan. Angkutan desa ini berpusat di kota Kecamatan dan daerah lain di Tulung seperti Jatinom, Boyolali dan lain-lain. Adapun jarak kepusat kota antara lain: 1) Jarak dari pusat kota Kecamatan 3 km 2) Jarak dari pusat kota Kabupaten 18 km 3) Jarak dari pusat Propinsi 79 km 4) Jarak dari Ibukota Negara 550 km d. Luas wilayah Desa Beji memiliki luas wilayah 112.1880 hektar dengan perincian: 1) Status Sertifikat hak milik
: 875 buah
Tanah kas desa
: 4.6415 Ha
Tanah bengkok
: 9.46 Ha
Tanah desa lainnya
: 4.8580 Ha
2) Peruntukan Jalan
: 6 Ha
Sawah dan ladang
: 86.8 Ha
Pemukiman
: 202.620 Ha
47
Perkuburan
: 1.555 Ha
3) Tanah sawah Irigasi teknis
: 61.900 Ha
Irigasi setengah teknis
: 24.900 Ha
4) Tanah kering Pekarangan
: 202.620 Ha
Tegalan
: 0.263 Ha
2) Keadaan Monografis Desa Beji a. Keadaan dan Jumlah Penduduk Penduduk Desa Beji Kecamatan Tulung Kabupaten Klaten sampai tahun 2011 berjumlah 452 Kepala Keluarga dengan jumlah jiwa 1869 orang yang terdiri laki-laki 899 orang dan perempuan 970 orang yang terbagi dalam 9 (Sembilan) RT dan 3 (Tiga) RW. Dari sekian jumlah penduduk tersebut kesemuanya adalah warga Negara Indonesia (WNI) dan tidak ada warga Negara Asing (WNA). Untuk lebih jelasnya dapat diklasifikasikan jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin dan kelompok umur pada tabel dibawah ini: Tabel 1 Data Penduduk Desa Beji Berdasarkan Jenis Kelamin No
Jenis Kelamin
Jumlah
1
Laki-laki
899 orang
2
Perempuan
970 orang
Jumlah
1869 orang
48
Tabel 2 Data Penduduk Desa Beji Berdasarkan Umur No 1
2
Kelompok Umur
Jumlah
Kelompok Pendidikan 0 – 3 tahun
98 orang
4 – 6 tahun
83 orang
7 – 12 tahun
154 orang
13 – 15 tahun
105 orang
16 – 18 tahun
115 orang
19 tahun – keatas
1314 orang
Jumlah
1869 orang
Kelompok Tenaga Kerja 10 – 14 tahun
174 orang
15 – 19 tahun
193 orang
20 – 26 tahun
320 orang
27 – 40 tahun
528 orang
41 – 56 tahun
331 orang
57 tahun – keatas
323 orang
Jumlah
1869 orang
Sumber: Buku data kependudukan Desa Beji, 26 Desember 2011 b. Keadaan Sosial Pendidikan Masyarakat Desa Beji bisa dikatakan baik dan peduli terhadap pendidikan. Hal iini dapat dilihat data statistik tingkat pendidikan masyarakat Desa Beji pada tabel berikut ini:
49
Tabel 3 Data Penduduk Desa Beji Berdasarkan Tingkat Pendidikan
No
Tingkat Pendidikan
Jumlah
1
Taman Kanak-kanak
12 orang
2
Sekolah Dasar
295 orang
3
SMP/SLTP
237 orang
4
SMA/SLTA
156 orang
5
Akademi (D1 – D3)
25 orang
6
Sarjana (S1 – S3)
27 orang
Adapun laporan sarana pendidikan yang terdapat di Desa Beji adalah sebagai berikut: Tabel 4 Jumlah Sarana Pendidikan
No
Jenis Pendidikan
Jumlah
1
PAUD
1
2
TK
2
3
SD
2
4
MI
1
c. Keadaan Sosial Ekonomi Mata Pencaharian warga masyarakat Desa Beji kebanyakan adalah buruh tani. Berdasarkan data dari Desa Beji diperoleh perincian mata pencaharian penduduk sebagai berikut:
50
Tabel 5 Data Mata Pencaharian Peududuk Desa Beji
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Pekerjaan Pegawai Negeri Sipil ABRI Swasta Wiraswasta/pedagang Tani Pertukangan Buruh Tani Pensiunan Nelayan Pemulung Jasa
Jumlah 38 orang 1 orang 35 orang 240 orang 205 orang 30 orang 245 orang 21 orang 3 orang
d. Kondisi Agama Kondisi
keagamaan
penduduk
Desa
Beji
tergolong
perkampungan muslim, karena berdasarkan data dari tata pemerintahan Desa Beji dan dari hasil penelitian dilapangan bahwa penduduk Desa Beji kesemuanya beragama Islam. Sebagaimana tabel dibawah ini: Tabel 6 Data Penduduk Berdasarkan Agama No 1 2 3 4 5
Jenis Agama Islam Kristen Katolik Hindu Budha
Tabel 7 Sarana Peribadatan
Jumlah 1869 -
51
No
Jenis Sarana Ibadah
Jumlah
1
Masjid
4
2
Musholla
5
3
TPQ
3
e. Keadaan Sosial Masyarakat 1) Adat Istiadat Masyarakat Desa Beji merupakan suatu sekelompok masyarakat yang dalam kehidupan sehari-hari taat dalam melakukan kegiatan yang sifatnya sosial, gotong royong dan keagamaan yang mengutamakan persatuan dan kerukunan antara tetangga yang satu dengan yang lainnya. Terbukti apabila ada salah seorang anggota masyarakat atau tetangga yang terkena musibah (sakit atau meninggal
dunia)
mereka
bersama-sama
membantu
tidak
memandang itu pejabat, rakyat biasa, kaya, miskin semua dibantu. Bukan hanya itu saja ketika salah seorang warga mempunyai hajat (pernikahan, khitanan atau kelahiran anak) semua warga juga ikut membantunya. Selain itu berbagai kegiatan keagamaan juga berjalan baik, seperti adanya pengajian-pengajian (pengajian Aisyiyah), mulai dari anak-anak usia sekolah yang setiap sore selalu aktif mengikuti kegiatan TPQ di masjid, para remaja juga mengadakan kajian rutin malam ahad di masjid, serta Bapakbapak/Ibu-ibu rumah tangga selalu mengadakan pengajian untuk
52
menambah keimanan dan ketaqwaan serta membentengi diri dari pengaruh negatif yang masuk dari luar. 2) Struktur Pimpinan Ranting Aisyiyah Beji Tahun 2011-2015 Adapun susunan Pimpinan Ranting Aisyiyah Beji Tahun 2011-2015 adalah sebagai berikut Tabel 8 Susunan Pimpinan Ranting Aisyiyah Beji Tahun 2011-2015 Ketua Umum Siti Jariyatun
Ketua Ketua I : Dra.Umi Kulsum Ketua II : Chasanah
Sekretaris
Bendahara
Sekretaris I : Kustini Mustangin
Bendahara I : Samiyem
Sekretaris II : Siti Marfu’ah
Bendahara II : Siti Purwanti
3) Struktur Organisasi Pemerintahan Desa Beji Desa Beji dipimpin oleh seorang Kepala Desa dibantu oleh aparatnya dengan struktur organisasi sebagai berikut:
53
Tabel 9
Struktur Organisasi Pemerintahan Desa Beji Kecamatan Tulung Kabupaten Klaten
Kepala Desa Murdaka, BA
Sekretaris Desa Nurul Sujak
Kepala Urusan/Kasi Arif Sufiyanto
Kadus 1
Kadus 2
Kadus 3
Dusun Bandung
Dusun Beji
Dusun Gatak
B. Penyajian Data 1.
Daftar Nama Responden Data nama-nama responden dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
54
Tabel 10 Daftar Nama Responden Peserta Pengajian Aisyiyah Di Desa Beji No Nama Responden 1 Heni Sufiyanti 2 Kurnia Ningsih 3 Marni Wardi 4 Siti Marfuah 5 Kustini 6 Sri Hagnyowati 7 Agustini 8 Nur Hudayati 9 Sulami 10 Marfuatun 11 Imroniyah 12 Siyami 13 Sumarni 14 Siti Purwanti 15 Mariyatun 16 Samiyem 17 Siti Jariyatun 18 Safarin 19 Siti Ngaisyah 20 Muniroh 21 Aminatun 22 Sutinah 23 Taslimah 24 Gunaning Sukmawati 25 Sri Hastuti 26 Chasanah 27 Endang 28 Eni Ma’rifah 29 Ari Zubaidah 30 Umi Kulsum 31 Ani Rahmawati 32 Harjani 33 Sri Walimah 34 Sri Sulasih 35 Laili Uswatun 36 Rahayu 37 Haryatun 38 Sri Rukini
Umur 33Th 36Th 42Th 42Th 52Th 41Th 47Th 50Th 45Th 45Th 43Th 44Th 50Th 47Th 41Th 58Th 55 Th 70Th 58Th 63Th 50Th 60Th 59Th 32Th 42Th 60Th 32Th 29Th 33Th 53Th 32Th 48Th 50Th 55Th 35Th 36Th 43Th 52Th
Pekerjaan Ibu rumah tangga Buruh Ibu rumah tangga Buruh Ibu rumah tangga Ibu rumah tangga Ibu rumah tangga Ibu rumah tangga Ibu rumah tangga Pedagang Ibu rumah tangga Ibu rumah tangga Pedagang Ibu rumah tangga Ibu rumah tangga Ibu rumah tangga Ibu rumah tangga Pedagang Petani Wiraswasta Ibu rumah tangga Pedagang Ibu rumah tangga Karyawan Pedagang Ibu rumah tangga Pedagang Guru Ibu rumah tangga Guru Buruh Karyawan Guru Guru Guru Ibu rumah tangga Ibu rumah tangga Pedagang
55
39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
2.
48Th 51Th 52Th 58Th 59Th 29Th 40Th 28Th 50Th 42Th 49Th 27Th
Imroatun Marmi Siti Khotijah Partiyem Suratiyem Lestari Jayati Wiwik Srihanem Nur Aida Siti Ngatemi Istiqomah
Ibu rumah tangga Petani Petani Ibu rumah tangga Ibu rumah tangga Ibu rumah tangga Ibu rumah tangga Ibu rumah tangga Ibu rumah tangga Guru Petani Ibu rumah tangga
Hasil Jawaban Angket Pada penelitian ini penulis mengambil dua variabel dependent dan independent yang diurai dalam item pertanyaan dalam angket sebagaimana terlampir, hasil jawaban atas opsi pertanyaan tersebut adalah sebagai berikut : a. Aktivitas Mengikuti Pengajian Aisyiyah Adapun data hasil jawaban dari angket tentang aktivitas mengikuti pengajian Aisyiyah dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 11 Jawaban Angket Tentang Aktivitas Mengikuti Pengajian Aisyiyah di Desa Beji No. Responden 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
A 5 6 4 6 8 9 6 8
Jawaban soal B C 4 1 2 2 6 0 4 0 2 0 0 1 2 2 2 0
Jumlah 10 10 10 10 10 10 10 10
56
9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 Jumlah
8 6 7 8 8 8 7 10 9 9 6 8 8 7 6 8 9 7 6 6 6 8 6 7 5 6 7 6 4 8 5 7 8 6 7 9 8 5 5 8 9 8 351
2 2 2 1 1 2 2 0 1 1 4 2 2 3 3 2 1 1 3 3 4 2 3 3 3 3 2 4 4 2 4 2 1 2 3 1 0 3 1 2 0 2 113
0 2 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 2 1 1 0 0 1 0 2 1 1 0 2 0 1 1 1 2 0 0 2 2 4 0 1 0 38
10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 500
57
b. Perilaku Keagamaan Ibu Rumah Tangga Adapun hasil jawaban dari angket tentang data perilaku keagamaan Ibu Rumah Tangga dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 12 Jawaban Angket Tentang Perilaku Keagamaan Ibu Rumah Tangga di Desa Beji No. Responden 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25 26 27 28 29 30 31 32
A 7 6 8 7 9 8 8 6 5 4 8 9 7 4 5 8 6 6 7 7 8 8 9 7 7 7 5 4 6 5 6 6
Jawaban soal B C 3 0 4 0 2 0 2 1 0 1 2 0 2 0 3 1 5 0 4 2 2 0 0 1 3 0 5 1 3 2 2 0 4 0 3 1 3 0 3 0 2 0 2 0 0 1 3 0 3 0 3 0 4 1 5 1 4 0 5 0 4 0 4 0
Jumlah 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
58
33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 Jumlah
6 5 6 5 6 6 5 7 5 5 7 6 6 4 6 6 7 6 324
3 5 4 5 4 4 5 3 4 5 3 4 4 6 4 4 3 3 163
1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 13
10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 500
59
BAB IV ANALISIS DATA
Setelah data terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah penulis menganalisis data tersebut. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh jawabanjawaban dari pokok permasalahan sebagaimana yang termuat pada bab sebelumnya, untuk memudahkan dalam menganalisis, maka ada tahap-tahap dalam menganalisis data tersebut agar berjalan dengan benar sesuai dengan data yang akan diteliti, adapun tahap-tahap tersebut adalah sebagai berikut : A. Analisis Pertama Setelah melakukan penggalian data, maka selanjutnya adalah melakukan analisis data tiap variabel. Adapun analisanya adalah sebagai berikut: 1. Analisis Aktivitas Mengikuti Pengajian Aisyiyah di Desa Beji Kecamatan Tulung Kabupaten Klaten Untuk mengetahui jawaban-jawaban dari pertanyaan angket yang terdiri dari 10 item pertanyaan yang masing-masing pertanyaan disediakan alternatif jawaban dengan rincian bobot sebagai berikut : a. Alternatif jawaban A, memiliki bobot nilai 3 b. Alternatif jawaban B, memiliki bobot nilai 2 c. Alternatif jawaban C, memiliki bobot nilai 1 Dalam mencari nominal yang didasarkan pada jumlah nilai yang diperoleh dari hasil angket untuk para Ibu rumah tangga, nilai yang
58
60
diperoleh kemudian diklasifikasikan untuk mengkriteriakan tingkat aktivitas mengikuti pengajian Aisyiyah terhadap perilaku keagamaan Ibu rumah tangga. Tabel 13 Aktivitas Mengikuti Pengajian Aisyiyah di Desa Beji
No. Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Alternatif Jawaban Tiap Item A B C 5 4 1 6 2 2 4 6 0 6 4 0 8 2 0 9 0 1 6 2 2 8 2 0 8 2 0 6 2 2 7 2 1 8 1 1 8 1 1 8 2 0 7 2 1 10 0 0 9 1 0 9 1 0 6 4 0 8 2 0 8 2 0 7 3 0 6 3 1 8 2 0 9 1 0 7 1 2 6 3 1 6 3 1 6 4 0 8 2 0
Total Nilai Jawaban Tiap Item 3 2 1 15 8 1 18 4 2 12 12 0 18 8 0 24 4 0 27 0 1 18 4 2 24 4 0 24 4 0 18 4 2 21 4 1 24 2 1 24 2 1 24 4 0 21 4 1 30 0 0 27 2 0 27 2 0 18 8 0 24 4 0 24 4 0 21 6 0 18 6 1 24 4 0 27 2 0 21 2 2 18 6 1 18 6 1 18 8 0 24 4 0
Total Nilai 24 24 24 26 28 28 24 28 28 24 26 27 27 28 26 30 29 29 26 28 28 27 25 28 29 25 25 25 26 28
61
31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 Σ
6 7 5 6 7 6 4 8 5 7 8 6 7 9 8 5 5 8 9 8 351
3 3 3 3 2 4 4 2 4 2 1 2 3 1 0 3 1 2 0 2 113
1 0 2 1 1 0 2 0 1 1 1 2 0 0 2 2 4 0 1 0 38
18 21 15 18 21 18 12 24 15 21 24 18 21 27 24 15 15 24 27 24 1053
6 6 6 6 4 8 8 4 8 4 2 4 6 2 0 6 2 4 0 4 222
1 0 2 1 1 0 2 0 1 1 1 2 0 0 2 2 4 0 1 0 38
25 27 23 25 26 26 22 28 24 26 27 24 27 29 26 23 21 28 28 28 1313
Berdasarkan nilai hasil tingkat aktivitas mengikuti pengajian Aisyiyah diatas, diperoleh nilai tertinggi 30 dan nilai terendah 21, kemudian ditetapkan interval sebagai berikut:
Keterangan: i
: Interval
Xt : Nilai tertinggi Xr : Nilai terendah Ki : Kelas interval
62
i = 3,3 i =3 Setelah diketahui lebar intervalnya 3, maka ditetapkan klasifikasi dalam kategori sebagai berikut: 1. Nominasi A adalah nilai 27-30: Intensitas Tinggi 2. Nominasi B adalah nilai 24-26: Intensitas Sedang 3. Nominasi C adalah nilai 21-23: Intensitas Rendah Kemudian dimasukkan dalam tabel untuk mengetahui tingkat aktivitas mengikuti pengajian Aisyiyah seperti tabel dibawah ini:
No 1 2 3
Tabel 14 Interval Aktivitas Mengikuti Pengajian Aisyiyah Kategori Interval Jumlah Nominal Tinggi 27-30 24 A Sedang 24-26 22 B Rendah 21-23 4 C Dengan demikian dapat diketahui:
1. Untuk aktivitas mengikuti pengajian Aisyiyah yang mendapat nilai tinggi (A) dengan nilai interval 27-30 sebanyak 24 responden.
63
2. Untuk aktivitas mengikuti pengajian Aisyiyah yang mendapat nilai sedang (B) dengan nilai interval 24-26 sebanyak 22 responden. 3. Untuk aktivitas mengikuti pengajian Aisyiyah yang mendapat nilai rendah (C) dengan nilai interval 21-23 sebanyak 4 responden. Setelah diketahui berapa banyak responden yang memperoleh nilai aktivitas mengikuti pengajian Aisyiyah dengan kategori tinggi, sedang, maupun rendah, kemudian masing-masing variabel diprosentasekan dengan menggunakan rumusn sebagai berikut:
Keterangan : P : Prosentase F : Frekuensi N : Jumlah responden Adapun gambaran tentang prosentase dari masing-masing kategori adalah sebagai berikut: 1. Tingkat aktivitas mengikuti pengajian Aisyiyah yang mendapat nilai dengan nominasi A dengan interval 27-30 sebanyak 24 responden, maka dapat dinyatakan dalam prosentase seperti dibawah ini:
= 48 %
64
2. Tingkat aktivitas mengikuti pengajian Aisyiyah yang mendapat nilai dengan nominasi B dengan interval 24-26 sebanyak 22 responden, maka dapat dinyatakan dalam prosentase seperti dibawah ini:
= 44 % 3. Tingkat aktivitas mengikuti pengajian Aisyiyah yang mendapat nilai dengan nominasi C dengan interval 21-23 sebanyak 4 responden, maka dapat dinyatakan dalam prosentase seperti dibawah ini:
=8% Untuk lebih jelasnya, penulis sampaikan dalam bentuk tabel berikut ini: Tabel 15 Frekuensi Aktivitas Mengikuti Pengajian Aisyiyah di Desa Beji No
Nilai Aktivitas Mengikuti
Interval
Frekuensi
Prosentase
Pengajian Aisyiyah 1
Tinggi (A)
27-30
24
48%
2
Sedang (B)
24-26
22
44%
3
Rendah (C)
21-23
4
8%
50
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel diatas, disimpulkan bahwa aktivitas mengikuti pengajian Aisyiyah yang mendapat nilai dalam kategori tinggi (A) 48%, sedang (B) 44%, dan rendah (C) 8%.
65
2. Analisis Perilaku Keagamaan Ibu Rumah Tangga di Desa Beji Kecamatan Tulung Kabupaten Klaten Untuk mengetahui jawaban-jawaban dari pertanyan angket yang terdiri dari 10 item pertanyaan yang masing-masing pertanyaan disediakan alternatif jawaban dengan rincian bobot sebagai berikut : a. Alternatif jawaban A, memiliki bobot nilai 3 b. Alternatif jawaban B, memiliki bobot nilai 2 c. Alternatif jawaban C, memiliki bobot nilai 1 Dalam mencari nominal yang didasarkan pada jumlah nilai yang diperoleh dari hasil angket untuk para Ibu rumah tangga, nilai yang diperoleh kemudian diklasifikasikan untuk mengkriteriakan tingkat aktivitas mengikuti pengajian Aisyiyah terhadap perilaku keagamaan Ibu rumah tangga.
No. Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Tabel 16 Perilaku Keagamaan Ibu Rumah Tangga di Desa Beji Alternatif Total Nilai Jawaban Tiap Total Jawaban Tiap Item Item Nilai A B C 3 2 1 7 3 0 21 6 0 27 6 4 0 18 8 0 26 8 2 0 24 4 0 28 7 2 1 21 4 1 26 9 0 1 27 0 1 28 8 2 0 24 4 0 28 8 2 0 24 4 0 28 6 3 1 18 6 1 25 5 5 0 15 10 0 25 4 4 2 12 8 2 22 8 2 0 24 4 0 28 8 2 0 24 4 0 28 7 3 0 21 6 0 27
66
14 8 2 15 9 0 16 8 2 17 6 4 18 6 3 19 7 3 20 7 3 21 8 2 22 8 2 23 5 4 24 7 3 25 7 3 26 7 3 27 5 4 28 4 5 29 6 4 30 5 5 31 6 4 32 6 4 6 3 33 34 5 5 35 6 4 36 5 5 37 6 4 38 6 4 39 5 5 40 7 3 41 5 4 42 5 5 43 7 3 44 6 4 45 6 4 46 4 6 47 6 4 48 6 4 49 7 3 50 6 3 324 163 Σ Berdasarkan nilai
0 24 1 27 0 24 0 18 1 18 0 21 0 21 0 24 0 24 1 15 0 21 0 21 0 21 1 15 1 12 0 18 0 15 0 18 0 18 1 18 0 15 0 18 0 15 0 18 0 18 0 15 0 21 1 15 0 15 0 21 0 18 0 18 0 12 0 18 0 18 0 21 1 18 13 972 hasil tingkat
4 0 28 0 1 28 4 0 28 8 0 26 6 1 25 6 0 27 6 0 27 4 0 28 4 0 28 8 1 24 6 0 27 6 0 27 6 0 27 8 1 24 10 1 23 8 0 26 10 0 25 8 0 26 8 0 26 6 1 25 10 0 25 8 0 26 10 0 25 8 0 26 8 0 26 10 0 25 6 0 27 8 1 24 10 0 25 6 0 27 8 0 26 8 0 26 12 0 24 8 0 26 8 0 26 6 0 27 6 1 25 326 12 1311 perilaku keagamaan Ibu rumah
tangga diatas, diperoleh nilai tertinggi 28 dan nilai terendah 22, kemudian ditetapkan interval sebagai berikut:
67
Keterangan : i
: Interval
Xt : Nilai tertinggi Xr : Nilai terendah Ki : Kelas interval
i = 2,3 i =2 Setelah diketahui lebar intervalnya 2, maka ditetapkan klasifikasi dalam kategori sebagai berikut: 1. Nominasi A adalah nilai 26-28: Intensitas Baik 2. Nominasi B adalah nilai 24-25: Intensitas Sedang
68
3. Nominasi C adalah nilai 22-23: Intensitas Kurang Kemudian dimasukkan dalam tabel untuk mengetahui tingkat perilaku keagamaan Ibu rumah tangga seperti tabel dibawah ini: Tabel 17 Interval Perilaku Keagamaan Ibu Rumah Tangga No Kategori 1 Baik 2 Sedang 3 Kurang
Interval 26-28 24-25 22-23
Jumlah 34 14 2
Nominal A B C
Dengan demikian dapat diketahui: 1. Untuk Perilaku Keagamaan Ibu rumah tangga yang mendapat nilai baik (A) dengan nilai interval 26-28 sebanyak 34 responden. 2. Untuk Perilaku Keagamaan Ibu rumah tangga yang mendapat nilai sedang (B) dengan nilai interval 24-25 sebanyak 14 responden. 3. Untuk Perilaku Keagamaan Ibu rumah tangga yang mendapat nilai kurang (C) dengan nilai interval 22-23 sebanyak 2 responden. Setelah diketahui berapa banyak responden yang memperoleh nilai perilaku keagamaan dengan kategori baik, sedang, maupun kurang, kemudian masing-masing variabel diprosentasekan dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
69
Keterangan : P : Prosentase F : Frekuensi N : Jumlah responden Adapun gambaran tentang prosentase dari masing-masing kategori adalah sebagai berikut: 1. Tingkat Perilaku Keagamaan Ibu rumah tangga yang mendapat nilai dengan nominasi A dengan interval 26-28 sebanyak 34 responden, maka dapat dinyatakan dalam prosentase seperti dibawah ini:
= 68% 2. Tingkat Perilaku Keagamaan Ibu rumah tangga yang mendapat nilai dengan nominasi B dengan interval 24-25 sebanyak 14 responden, maka dapat dinyatakan dalam prosentase seperti dibawah ini:
= 28 % 3. Tingkat Perilaku keagamaan Ibu rumah tangga yang mendapat nilai dengan nomonasi C dengan interval 22-23 sebanyak 2 responden, maka dapat dinyatakan dalam prosentase seperti dibawah ini:
70
=4 % Untuk lebih jelasnya, penulis sampaikan dalam bentuk tabel berikut ini: Tabel 18 Frekuensi Perilaku Keagamaan Ibu Rumah Tangga di Desa Beji No
Nilai Perilaku Keagamaan
Interval
Frekuensi
Prosentase
1
Baik (A)
26-28
34
68%
2
Sedang (B)
24-25
14
28%
3
Kurang (C)
22-23
2
4%
50
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel diatas, disimpulkan bahwa perilaku keagamaan Ibu rumah tangga yang mendapat nilai dalam kategori baik (A) 68%, sedang (B) 28%, dan kurang (C) 4%. B. Analisis Kedua 1. Mencari Nilai Korelasi Antara Pengaruh Aktivitas Mengikuti pengajian Aisyiyah Terhadap Perilaku Keagamaan Ibu Rumah Tangga di Desa Beji Dalam analisis kedua ini adalah akan menganalisis tentang pengaruh aktivitas mengikuti pengajian Aisyiyah terhadap perilaku keagamaan Ibu rumah tangga akan dikorelasikan dalam bentuk tabel koefisien korelasi, dimana pengaruh aktivitas mengikuti pengajian Aisyiyah sebagai variabel X dan perilaku keagamaan Ibu rumah tangga sebagai variabel Y. Tabel 19 Tabel Pembantu Analisis Product Moment No
X
Y
X2
Y2
XY
71
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44
24 24 24 26 28 28 24 28 28 24 26 27 27 28 26 30 29 29 26 28 28 27 25 28 29 25 25 25 26 28 25 27 23 25 26 26 22 28 24 26 27 24 27 29
27 26 28 26 28 28 28 25 25 22 28 28 27 28 28 28 26 25 27 27 28 28 28 27 27 27 24 23 26 25 26 26 25 25 26 25 26 26 25 27 24 25 27 26
576 576 576 676 784 784 576 784 784 576 676 729 729 784 676 900 841 841 676 784 784 729 625 784 841 625 625 625 676 784 625 729 529 625 676 676 484 784 576 676 729 576 729 841
729 676 784 676 784 784 784 625 625 484 784 784 729 784 784 784 676 625 729 729 784 784 784 729 729 729 576 529 676 625 676 676 625 625 676 625 676 676 625 729 576 625 729 676
648 624 672 676 784 784 672 700 700 528 728 756 729 784 728 840 754 725 702 756 784 756 700 756 783 675 600 575 676 700 650 702 575 635 676 650 572 728 600 702 648 600 729 754
72
45 46 47 48 49 50 ∑
26 23 21 28 28 28 1313
26 24 26 26 27 25 1311
676 529 441 784 784 784 34679
676 576 676 676 729 625 34477
676 552 546 728 756 700 34464
Dari tabel tersebut dapat diketahui keterangan sebagai berikut : N
= 50
∑X
= 1313
∑Y
= 1311
∑ X2
= 34679
∑ Y2
= 34477
∑ X Y = 34464 Dalam melakukan analisis tentang pengaruh aktivitas mengikuti pengajian Aisyiyah terhadap perilaku keagamaan Ibu rumah tangga di Desa Beji, penulis mengunakan rumus product moment. Adapun rumusnya adalah sebagai berikut:
X Y N
XY rxy X2
X N
2
Y2
Y N
2
73
rxy = 0,259
C. Pembahasan Setelah data dianalisis dengan menggunakan teknik product moment dan diperoleh r xy sebesar 0,259, kemudian nilai rxy yang telah diketahui tersebut diadakan tes signifikasi , yaitu dikonsultasikan pada r tabel product moment dengan N = 50 pada taraf signifikasi 5% diperoleh nilai 0,279. Dengan ini dapat diketahui bahwa rxy hitung sebesar 0,259 < rxy
tabel
sebesar
0,279, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara aktivitas mengikuti pengajian Aisyiyah terhadap perilaku keagamaan Ibu rumah tangga di Desa Beji Kecamatan Tulung Kabupaten Klaten.
Selain itu dari hasil penelitian dilapangan menunjukkan adanya beberapa faktor yang menyebabkan aktivitas mengikuti pengajian Aisyiyah tidak ada pengaruhnya terhadap perilaku keagamaan Ibu rumah tangga diantaranya sebagai berikut: 1. Ibu-ibu datang ke pengajian tetapi tidak fokus pada materi pengajiannya,
74
mereka hanya fokus pada isi pengajian yang menarik (pematerinya suka humor, materinya lucu). 2. Ketika penceramah memberikan tausyiahnya, Ibu-ibu ramai sendiri. 3. Mereka datang ke pengajian dengan membawa serta anak-anaknya. 4. Mereka sering tidak bisa datang ke pengajian dengan berbagai alasan (sakit, tempatnya jauh, membantu hajatan tetangga dll). 5. Waktu dan tempat pengajian yang tidak mendukung dan selalu berpindahpindah sehingga Ibu-ibu sering lupa.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
75
Berdasarkan hasil penelitian sebagaimana telah dijabarkan pada babbab sebelumya, maka dapat di simpulkan sebagai berikut : 1. Aktivitas Mengikuti Pengajian Aisyiyah a. Aktivitas mengikuti pengajian Aisyiyah dengan kategori tinggi (A) sebanyak 24 responden 48%. b. Aktivitas mengikuti pengajian Aisyiyah dengan kategori sedang (B) sebanyak 22 responden 44%. c. Aktivitas mengikuti pengajian Aisyiyah dengan kategori rendah (C) sebanyak 4 responden 8%. 2. Perilaku Keagamaan Ibu Rumah Tangga a. Perilaku Keagamaan Ibu rumah tangga dengan kategori baik (A) sebanyak 34 responden 68%. b. Perilaku Keagamaan Ibu rumah tangga dengan kategori sedang (B) sebanyak 14 responden 28%. c. Perilaku Keagamaan Ibu rumah tangga dengan kategori kurang (C) sebanyak 2 responden 4%. 3. Pengaruh Aktivitas Mengikuti Pengajian Aisyiyah Terhadap Perilaku Keagamaan Ibu rumah tangga Dari penelitian yang di analisis secara statistik diperoleh hasil yang menjadi kesimpulan bahwa tidak ada hubungan antara aktivitas mengikuti 74
pengajian Aisyiyah terhadap perilaku keagamaan Ibu Rumah Tangga. Hal ini terbukti dengan koefisien korelasi product moment dari hasil r xy
hitung
sebesar
76
0,259 sedangkan rxy
tabel
0,279 product moment pada taraf signifikansi 5% =
dengan N =50 Dengan demikian hipotesis yang penulis ajukan tidak diterima, berarti aktivitas mengikuti pengajian Aisyiyah tidak ada pengaruhnya terhadap perilaku keagamaan Ibu rumah tangga yang disebabkan dari hasil perhitungan data yang diperoleh di lapangan menunjukan rxy hitung < rxy tabel. Selain itu dari hasil penelitian dilapangan menunjukkan adanya beberapa faktor yang menyebabkan aktivitas mengikuti pengajian Aisyiyah tidak ada pengaruhnya terhadap perilaku keagamaan Ibu rumah tangga diantaranya sebagai berikut: 1. Ibu-ibu datang ke pengajian tetapi tidak fokus pada materi pengajiannya, mereka hanya fokus pada isi pengajian yang menarik (pematerinya suka humor, materinya lucu). 2. Ketika penceramah memberikan tausyiahnya, Ibu-ibu ramai sendiri. 3. Mereka datang ke pengajian dengan membawa serta anak-anaknya. 4. Mereka sering tidak bisa datang ke pengajian dengan berbagai alasan (sakit, tempatnya jauh, membantu hajatan tetangga dll). 5. Waktu dan tempat pengajian yang tidak mendukung dan selalu berpindahpindah sehingga Ibu-ibu sering lupa.
B. Saran Berdasarkan kesimpulan yang telah diperoleh dari hasil penelitian, maka peneliti mengajukan saran sebagai berikut: 1. Bagi Ibu-ibu peserta pengajian Aisyiyah
77
a. Ibu-ibu sebaiknya datang ke pengajian dengan kesadarannya sendiri dalam mencari ilmu pengetahuan agama sebagai bekal hidup di dunia dan di akhirat, sehingga dengan bertambahnya ilmu-ilmu agama dapat mendidik dan membimbing anak-anaknya menjadi anak yang shaleh dan shaleha, berbakti kepada kedua orang tua serta menjadi tauladan yang baik dihadapan manusia dan Allah SWT. b. Ibu-ibu yang datang ke pengajian sebaiknya tidak membawa serta anak-anaknya agar nantinya bisa fokus pada materi pengajian yang disampaikan oleh penceramah. 2. Bagi pengurus pengajian Aisyiyah a. Bagi pengurus pengajian sebaiknya memilih materi dan penceramah yang kompeten serta dapat menyesuaikan sesuai dengan keadaan jamaahnya sehingga ide-idenya mudah diterima oleh jamaah pengajian. b. Waktu dan tanggalnya sebaiknya tidak berubah-ubah sehingga mudah diingat oleh jamaah.
C. Kata Penutup Mengakhiri penulisan skripsi ini, penulis mengucapkan syukur yang tiada terkira kepada Allah SWT yang telah memberikan begitu banyak nikmat kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulis
78
menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis sangat berharap adanya saran dan kritik yang yang membangun dari pembaca sekalian demi kesempurnaan skripsi ini. Harapan penulis semoga skripsi ini dapat dijadikan bahan kajian yang lebih lanjut dan dapat membawa manfaat khususnya bagi penulis dan bagi pembaca pada umumnya, serta bagi nusa dan bangsa, khususnya masyarakat Islam dan dunia pendidikan.
79
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Slamet dan Muh Suyono H. 1998. Fiqih Ibadah. Bandung: CV. Pustaka Setia. Agus Waluyo Nur (Ed.). 2006. Profil Majelis Ta’lim dan Taman Pendidikan AlQur’an (TPQ): Menggali Model Dakwah dan Pengajaran Al-Qur’an di Kota Salatiga. STAIN Salatiga Press. Cet. I. Amin, Samsul Munir. 2009. Ilmu Dakwah. Jakarta: AMZAH. Amrullah, Fahmi. 2008. Ilmu Al-Quran Untuk Pemula. Jakarta: CV. Artha Rivera. Arikunto, Suharsimi. 2005. Menejemen Penelitian. Jakarta: PT. Reneka Cipta. Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Reneka Cipta. Burhanudin, Jajat. 2002. Ulama Perempuan Indonesia. Jakarta: PT. Grameria Pustaka. Depdiknas. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Depdikbud. 1994. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Faqih, Aunur Rahim & Amir Mua’llim (Eds.) 1998. Ibadah dan Akhlaq dalam Islam. Yogyakarta: UII Press Indonesia. Hadi, Sutrisno. 1994. Statistik 2. Yogyakarta: Andi Offset Hafidz dan Kastolani. 2009. Pendidikan Islam Antara Tradisi dan Modernisasi. Stain Salatiga Press. Hasbi Ash-Shiddieqy. 1994. Kuliah Ibadah: Ibadah ditinjau dari segi hukum dan hikmah. Jakarta: Bulan Bintang. Humaidi, Drs. 1980. Akhlak yang Mulia. Surabaya: PT. Bina Ilmu. Ilyas, Yunahar. 1999. Kuliah Akhlaq. Yogyakarta: LPII UMY. Jalaluddin. 1996. Psikologi Agama. Jakarta: PE. Grafindo Persada. Marzuki. 1995. Metodologi Riset. Yogyakarta: Pn. BPFE-UI. Mubin, Nurul. 2008. Jika Ingin Kaya Perbanyaklah Shodaqohmu. Yogyakarta: DIVA Press. Nasution, Lahmuddin. 1995. Fiqh I . Jakarta: Logos.
80
Nyoto, H. Drs. 2006. Al-Islam dan Kemuhammadiyahan. Klaten. Pimpinan Pusat Aisyiyah. 2005.Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga. Yogyakarta. Poerwadarminta, W.J.S. 2006. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Ramayulis. 1994. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia, Suhendi, H. Hendi. 2010. Fiqh Muamalah. Jakarta: Rajawali Press. Sultoni, Ahmad. 2007. Sang Maha Segalanya Mencintai Sang Maha-siswa. Salatiga: STAIN Salatiga Press. Suryabrata, Sumadi. 2009. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT. Raja Grapindo Persada. Takariawan, Cahyadi. 2005. Prinsip-prinsip Dakwah Yang Tegar Dijalan Allah. Yogyakarta: Izzan Pustaka Thoules, H. Robert. Pengantar Psikologi Agama. Terjemahan oleh Husein Machnun. 1995. Jakarta: Rajawali Press. Walgito, Bimo. 1997. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: ANDI OFFSET Zuhairi, dkk. 1997. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara. www.hasan ismail.blogspot.com
81
ANGKET PENELITIAN PETUNJUK : 1. Saudara dipersilahkan mengisi angket dibawah ini secara jujur. 2. Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang Saudara anggap paling benar pada huruf a, b atau c. 3. Atas bantuanya kami mengucapkan banyak terimakasih. IDENTITAS : Nama
: ....................
Usia
: ....................
Pekerjaan
: ....................
Variabel Aktivitas Mengikuti Pengajian Aisyiyah 1. Dalam satu tahun berapa kali Saudara berangkat mengikuti pengajian Aisyiyah? a. Berangkat 9 - 12 kali b. Berangkat 5 - 8 kali c. Berangkat 1- 4 kali 2. Mengapa Saudara aktif berangkat mengikuti pengajian Aisyiyah? a. Sebagai sarana untuk mencari ilmu agama b. Karena ikut-ikutan saja c. Karena keterpaksaan
82
3. Apakah Saudara pernah meninggalkan pengajian Aisyiyah? a. Tidak pernah meninggalkan b. Pernah 2-3 kali c. Sering meninggalkan 4. Apakah Saudara mengikuti semua kegiatan di pengajian Aisyiyah? a. Ya, ikut semua dari awal sampai selesai pengajian b.
Ya, ikut saat inti pengajian saja
c. Mengikuti sesempatnya saja 5. Apakah Saudara menghadiri pengajian atau kegiatan keagamaan ditempat tinggal Saudara? a. Ya, berangkat b. Kadang-kadang berangkat kalau tidak ada kepentingan c. Tidak pernah berangkat 6. Apakah Saudara memperhatikan dengan seksama ketika penceramah memberikan tausyiah? a. Ya, mendengarkan dengan seksama b. Mendengarkan penceramah yang lucu saja c. Memperhatikan sambil ngobrol 7. Apa yang Saudara lakukan ketika mendengar ceramah pengajian Aisyiyah? a. Memperhatikan dan mencatat isi pengajian b. Sesekali mencatat isi pengajian
83
c. Mendengarkan isinya saja 8. Ketika Saudara mendengarkan pengajian dan penceramah memberikan pertanyaan
terkait dengan tausyiah yang akan disampaikan, apakah
Sudara bersedia untuk menjawab? a. Ya, bersedia menjawab b. Kadang-kadang menjawab c. Tidak pernah menjawab 9. Menurut Saudara, apa fungsi pengajian Aisyiyah? a. Ajang silaturahmi dan menimba ilmu b. Ajang silaturahmi saja c. Ajang kumpul-kumpul saja 10. Apa yang Saudara harapkan dengan mengikuti pengajian Aisyiyah? a. Mendapatkan ilmu dan ridho Allah SWT b. Mendapatkan pahala saja c. Mendapatkan pujian dari orang lain Variabel Perilaku Keagamaan Ibu rumah tangga. 1. Apakah Saudara mengerjakan salat wajib lima waktu? a. Ya, 5 kali dalam sehari-semalam b. Ya, 4 kali dalam sehari-semalam c. Ya, 3 kali dalam sehari-semalam
84
2. Apakah Saudara mengerjakan salat sunnah rowatib mu’akad? a. Ya, mengerjakan b. Kadang-kadang mengerjakan c. Mengerjakan kalau ingat saja 3. Ketika Ramadhan tiba, apakah Saudara melaksanakan puasa? a. Ya, puasa sebulan penuh kecuali kalau tidak udzur b. Puasa tetapi kalau tidak kuat lalu membatalkan puasa c. Kadang puasa kadang tidak 4. Apakah Saudara pernah mengerjakan puasa sunnah senin-kamis? a. Ya, hampir setiap hari senin dan kamis b. Kadang mengerjakan kadang tidak c. Tidak pernah mengerjakan 5. Kapan Saudara mengeluarkan zakat? a. Ketika bulan Ramadhan dan ketika mendapat rizki b. Ketika bulan Ramadhan saja c. Ketika mendapat rizki yang banyak 6. Ketika Saudara mendapat rizki, apakah Saudara bersedia memberikan sebagian hartanya untuk diberikan kepada orang-orang yang tidak mampu? a. Ya, pasti saya berikan b. Ya, memberi karena dipaksa c. Tidak pernah memberi
85
7. Kapan waktu Saudara berdo’a atau berdzikir kepada Allah SWT? a. Setiap waktu b. Setiap ba’da salat c. Ketika ingat saja 8. Kapan Saudara meluangkan waktu untuk membaca Al-Quran? a. Setiap ada kesempatan dan waktu luang b. Setiap ba’da mahrib c. Sesempatnya/kadang membaca kadang tidak 9. Bagaimana sikap Saudara dalam mendidik anak? a. Mendidik dengan sabar, tawakal dan memberi contoh b. Mendidik dengan sabar dan tawakal saja c. Mendidik sesuai dengan kemampuan 10. Jika Saudara mengalami musibah, bagaimana sikap Saudara? a. Menerima dengan ikhlas, sabar dan tawakal kepada Allah SWT b. Menerima dengan ikhlas dan sabar karena terpaksa c. Berputus asa
86
87
88
89
90
91