PENGARUH AKTIVITAS PENGAJIAN TERHADAP ASPEK-ASPEK PSIKORELIGIUS REMAJA DI DUSUN JAMBUKULON DESA MANGGIS MOJOSONGO KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2011 SKRIPSI Disusun untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Oleh: WURI HANDAYANI NIM 11107081
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2011
ii
PENGARUH AKTIVITAS PENGAJIAN TERHADAP ASPEK-ASPEK PSIKORELIGIUS REMAJA DI DUSUN JAMBUKULON DESA MANGGIS MOJOSONGO KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2011 SKRIPSI Disusun untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Oleh: WURI HANDAYANI NIM 11107081
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2011 iii
DEPARTEMEN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Tentara Pelajar 02 Telp (0298) 323706 Fax 323433 Kode Pos 50721 Salatiga http//www.stainsalatiga.ac.id e-mail:
[email protected]
Drs. Djuz’an, M.Hum Dosen STAIN Salatiga NOTA PEMBIMBING Lamp : 4 (empat) eksemplar Hal : Pengajuan Naskah Skripsi Saudara Wuri Handayani Kepada Yth, Ketua STAIN Salatiga di Salatiga Assalamu’alaikum Wr.Wb Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini kami kirimkan naskah skripsi saudara: Nama : WURI HANDAYANI NIM : 11107081 Jurusan : Tarbiyah Program studi : Pendidikan Agama Islam Judul : PENGARUH AKTIVITAS PENGAJIAN TERHADAP ASPEK-ASPEK PSIKORELIGIUS REMAJA DI DUSUN JAMBUKULON DESA MANGGIS MOJOSONGO KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2011. Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di atas supaya segera dimunaqosyahkan. Demikian agar menjadi perhatian. Wassalamu’alaikum Wr.Wb. Salatiga, 13 Juli 2011 Pembimbing,
Dra. Nur Hasanah, M.Pd
iv
v
KEMENTERIAN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. 323706 Fax. 323433 Kode Pos. 50721 Salatiga http://www.salatiga.ac.id e-mail:
[email protected]
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Wuri Handayani
NIM
: 11107081
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi
: Pendidikan Agama Islam
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Salatiga, 20 Juli 2011 Yang Menyatakan
vi
MOTTO
Orang yang kuat bukan berarti orang yang kuat secara fisik, tetapi orang yang kuat adalah orang yang mampu mengendalikan hawa nafsu.
vii
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan untuk: 1. Allah SWT yang selalu memberi pertolongan setiap ku merasa kesulitan. 2. Ayah bundaku tercinta, Khoeron dan Warsiti yang senantiasa mencurahkan kasih sayang, dukungan, dan doa yang tak pernah putus untuk anak-anaknya. 3. Adikku tercinta M. Abdul Rohman yang selalu memberikan motivasi dan semangat. 4. My bee “Ozziex” yang selalu memberi warna di setiap hari-hariku. 5. Teman-teman kostku Ganesha, mbak yuli, mbak indah, mbak atin, mbak ana yang selalu membantuku. 6. Teman-teman kost Az-Zahro dan keluarga besar HMI Cabang Salatiga, Makasih telah membesarkan dan mengajariku tentang kebersamaan, senyum, dan moment moment indah selama aku di salatiga. 7. My twince “yahya” and My best friend “syarif, rhina, widayanti, nafi’ah, wafiq “n” mbak ida I miss u all, dan teman-teman move_it yang selalu ada saat suka maupun duka. 8. Teman-teman PAI angkatan 2007 khususnya PAI-C. I love u all….
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya. Shalawat serta salam penulis sanjungkan kepada Nabi Muhammad SAW, sehingga penyusunan skripsi yang berjudul “Pengaruh Aktivitas Pengajian Terhadap Aspek-Aspek Psikoreligius Remaja Di Dusun Jambukulon Desa Manggis Mojosongo Boyolali Tahun 2011” dapat terselesaikan. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa banyak bantuan yang telah diberikan dari berbagai pihak, baik berupa material, maupun spiritual. Selanjutnya penulis haturkan ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada yang terhormat: 1. Bapak Dr. Imam Sutomo, M.Ag, selaku ketua STAIN Salatiga. 2. Bapak Suwardi, M.Pd, selaku ketua jurusan tarbiyah. 3. Ibu Dra. Siti Asdiqoh, M.Si, selaku ketua program studi PAI. 4. Bapak Drs. Juz’an, M.Hum, selaku dosen pembimbing skripsi yang senantiasa memberikan bimbingan dan arahan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. 5. Bapak Jaka Siswanta, M.pd, selaku dosen pembimbing akademik yang selalu memberikan bimbingan dan motivasi untuk menjadi yang terbaik. 6. Bapak dan ibu dosen serta karyawan STAIN Salatiga, yang telah membantu proses penyusunan skripsi ini.
ix
7. Ibu Tatik Anggraini, selaku Kepala Desa Manggis, Mojosongo yang telah memberikan ijin dalam penelitian ini. Serta tokoh masyarakat dan remaja yang telah berpartisipasi dalam penelitian ini. 8. Ayahku Khoeron dan Ibuku Warsiti serta keluarga besar Mbah Ahmad Dahlan (Alm) dan Mbah Iman Harjo (Alm), yang selalu kasih sayang, doa dan dukungan dalam Studiku. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan untuk perbaikan skripsi ini.
Salatiga, 26 Juli 2011 Penulis
x
ABSTRAK
Handayani, Wuri, 2011. Pengaruh Aktivitas Pengajian Terhadap Aspek - Aspek Psikoreligius
Remaja
Di
Dusun
Jambukulon,
Desa
Manggis,
Mojosongo, Boyolali. Program Studi Pendidikan Agama Islam, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Drs Juz’an, M.Hum. Kata kunci : aktivitas pengajian dan aspek psikoreligius remaja Penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahui tingkat aktivitas pengajian terhadap aspek-aspek psikoreligius remaja di Dusun Jambukulon Desa Manggis Mojosongo Boyolali. Pertanyaan utama yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah: 1. Bagaimana aktivitas pengajian di kalangan remaja Dusun Jambu kulon, Boyolali, Tahun 2011. 2. Adakah aspek psikoreligius dari dampak aktivitas pengajian bagi remaja Dusun Jambu kulon, Boyolali, Tahun 2011. 3. Adakah pengaruh aspekaspek psikoreligius remaja dalam aktivitas pengajian terhadap perilaku sehari-hari remaja Dusun Jambu kulon, Boyolali, Tahun 2011. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan tekhnik angket, metode dokumentasi, dan metode observasi, dan metode observasi. Subyek penelitian ini adalah seluruh remaja yang mengikuti aktivitas pengajian di Dusun Jambukulon Desa Manggis Mojosongo Boyolali, sebanyak 30 remaja. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat aktivitas pengajian remaja di Dusun Jambukulon Desa Manggis Mojosongo Boyolali tergolong tinggi sebanyak 46,7% (Sebanyak 14 remaja). Sedangkan aspek – aspek psikoreligius remaja sebagian besar tergolong dalam kategori tinggi yaitu 53,3% (Sebanyak 16 remaja). Setelah dianalisis menggunakan product moment diperoleh nilai rxy sebesar 0,663, pada taraf signifikan antara aktivitas pengajian dan aspek psikoreligius di Dusun jambukulon Desa Manggis Mojosongo Boyolali.
xi
DAFTAR ISI
JUDUL ................................................................................................................. i LEMBAR BERLOGO ........................................................................................... ii JUDUL .................................................................................................................. iii PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................................................... iv PENGESAHAN KELULUSAN ............................................................................ v DEKLARASI ....................................................................................................... vi MOTTO ................................................................................................................ vii PERSEMBAHAN ................................................................................................. viii KATA PENGANTAR .......................................................................................... ix ABSTRAK ........................................................................................................... xi DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii DAFTAR TABEL ................................................................................................. xv BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ............................................................................. 4 C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 4 D. Hipotesis Penelitian .......................................................................... 5 E. Kegunaan Penelitian ......................................................................... 5 F. Definisi Operasional ......................................................................... 6 G. Metode Penelitian ............................................................................. 9
xii
H. Sistematika Penulisan Skripsi ........................................................... 13 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Aktivitas Pengajian ............................................................................ 15 1. Pengertian Aktifitas Pengajian .................................................... 15 2. Dasar Pengajian .......................................................................... 16 3. Tujuan Pengajian ........................................................................ 18 4. Peranan Pengajian ....................................................................... 19 5. Materi Yang Menjadi Kajian ....................................................... 21 6. Metode Yang Digunakan dalam Pengajian .................................. 21 B. Aspek–Aspek Psikoreligius .............................................................. 23 1. Pengertian Psikoreligius .............................................................. 23 2. Pengertian Remaja ...................................................................... 24 3. Konflik Pada Remaja .................................................................. 26 4. Psikoreligius Remaja .................................................................. 29 C. Pengaruh Aktivitas Pengajian terhadap Aspek Psikoreligius Remaja . 30 BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Dusun Jambukulon Desa Manggis Mojosongo ..... 34 1. Keadaan Geografis Dusun jambukulon ....................................... 34 2. Monografis Dusun Jambukulon Desa Manggis ........................... 35 B. Gambaran Umum Pengajian di Dusun Jambukulon ........................... 37 C. Penyajian Data .................................................................................. 40 1. Data Responden .......................................................................... 40
xiii
2. Data Hasil Jawaban Angket ........................................................ 41 BAB IV ANALISIS DATA A. Analisis Deskriptif ............................................................................ 45 1. Analisis Data Aktivitas Pengajian ............................................... 45 2. Analisis Data Aspek Psikoreligius .............................................. 49 B. Analisis Uji Hipotesis ....................................................................... 54 C. Pembahasan ...................................................................................... 56 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ...................................................................................... 58 B. Saran ............................................................................................... 59 DAFTAR PUSTAKA
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Data Penduduk Menurut Mata Pencaharian Tabel 2 Data Struktur Organisasi Dusun Jambukulon Desa Manggis Tabel 3 Data Susunan Kepanitiaan Pengajian Tabel 4 Data Penceramah dan Materi dalam Kegiatan Pengajian Remaja Tabel 5 Data Nama Responden Remaja Yang Mengikuti Pengajian Tabel 6 Data Jawaban Angket Variabel Aktivitas Pengajian Tabel 7 Data Jawaban Angket Variabel Aspek-aspek Psikoreligius Tabel 8 Data Nilai dan Nominasi Tingkat Aktivitas Pengajian Remaja Tabel 9 Data Frekuensi Tingkat Aktivitas Pengajian Remaja Tabel 10 Data Nilai dan Nominasi Tingkat aspek Psikoreligius Remaja Tabel 11 Data Frekuensi Tingkat Aspek Psikoreligius Remaja Tabel 12 Data Tabel Kerja Product Moment Korelasi antara Aktivitas Pengajian terhadap Aspek Psikoreligius Tabel 13 Nilai Product Moment N = 30
xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Manusia memiliki bermacam ragam kebutuhan lahir maupun batin. Akan tetapi kebutuhan manusia terbatas karena kebutuhan tersebut juga dibutuhkan oleh manusia lainnya. Manusia selalu membutuhkan pegangan hidup yang disebut agama, karena manusia merasa bahwa dalam jiwanya ada suatu perasaan yang mengakui adanya yang maha kuasa tempat mereka berlindung dan memohon pertolongan, sehingga keseimbangan manusia dilandasi kepercayaan beragama. Hidup tidak selamanya berjalan lurus, adakalanya goncangangoncangan hadir dalam langkah kehidupan manusia. Goncangan-goncangan tersebut bisa jadi diakibatkan oleh musibah, kegagalan, dan sebagainya. Kondisi tersebut biasanya dihadapi dengan berbagai perasaan seperti sedih, tegang, resah, takut, marah, kecewa, atau sebaliknya cobaan tersebut dihadapi dengan hati yang lapang (Sururin, 1994). Kestabilan hidup seseorang dalam beragama dan tingkah laku keagamaan seseorang bukanlah kestabilan yang statis, melainkan perubahan itu terjadi karena proses pertimbangan pikiran, pengetahuan yang dimiliki dan mungkin karena kondisi yang ada. Disini kepribadian sangat menentukan, apabila kepribadiannya utuh dan jiwanya sehat, ia akan menghadapi semua masalah tersebut dengan tenang. Kepribadian yang di dalamnya terkandung unsur-unsur keimanan yang 1
teguh, berbagai masalah yang menimpa dirinya dihadapi dengan hati yang tenang. Namun orang yang jiwanya goncang dan jauh dari agama boleh jadi ia akan marah tanpa sasaran yang jelas, atau memarahi orang lain sebagai sasaran kemarahan. Remaja adalah cikal bakal calon pemimpin negara, membentuk psikologi yang benar pada remaja telah diatur di dalam islam sebagai agama yang satu-satunya agama yang haq. Masa remaja adalah masa peralihan, yang ditempuh oleh seseorang dari kanak-kanak menuju dewasa (Zakiyah Daradjat, 1970:69). Dalam Al-Qur’an dijelaskan tahapan yang dilalui manusia. Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Insyiqoq ayat 19: Artinya: “Sesungguhnya kamu melalui tingkat demi tingkat (dalam kehidupan)” Yang dimaksud dengan tingkat demi tingkat ialah dari setetes air mani sampai dilahirkan, Kemudian melalui masa kanak-kanak, remaja dan sampai dewasa atau dari hidup menjadi mati Kemudian dibangkitkan kembali. Masa remaja adalah masa yang penuh kegoncangan jiwa, masa berada dalam peralihan atau di atas jembatan goyang, yang menghubungkan masa kanak-kanak yang penuh kebergantungan, dengan masa dewasa yang matang dan berdiri sendiri (Zakiyah Daradjat, 1970:72). Ide-ide agama, dasar-dasar keyakinan dan pokok-pokok ajaran agama, pada dasarnya diterima oleh seseorang pada masa kecilnya sehingga apa yang diterimanya dari masa kecil itu menjadi keyakinan yang dipegang melalui pengalaman-pangalaman yang dirasakannya (Zakiyah Daradjat, 1970:73). 2
Masalah kenakalan remaja yang berkembang dewasa ini di Indonesia umumnya dan di Dusun Jambukulon khususnya mengalami kecenderungan meningkat
pada tindakan kejahatan (kriminalitas)
yang
meresahkan
masyarakat. Kriminalitas remaja masa kini mendorong para penanggungjawab sosial (aparat kepolisian), pendidikan (guru atau pendidik), kerohanian (mubaligh atau alim ulama) serta penanggungjawab hukum (hakim, jaksa) untuk turut serta memecahkan masalah kejahatan remaja yang istilahnya sudah dihaluskan menjadi kenakalan remaja itu. Kenakalan remaja adalah sebuah gejala (fenomena) sosial yang muncul dan berkembang di antaranya akibat dari suatu kondisi sosial yang kurang kondusif bagi perkembangan remaja, begitu pula yang terjadi pada remaja di Dusun Jambukulon yang dipengaruhi oleh remaja yang datang dari perantauan atau kota besar yang terkenal dengan perilaku barat sehingga membawa dampak negatif bagi remaja di Dusun jambukulon. Oleh karena itu dapat dikatakan secara umum bahwa segala tindakan negatif para remaja yang tidak sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat adalah bentuk kenakalan remaja. Dari berbagai persoalan diatas, penulis tertarik untuk melakukan suatu penelitian yang berjudul “PENGARUH AKTIVITAS PENGAJIAN TERHADAP ASPEK-ASPEK PSIKORELIGIUS REMAJA DI DUSUN JAMBUKULON, MOJOSONGO, BOYOLALI TAHUN 2011”. B. Rumusan Masalah
3
Mengacu pada latar belakang masalah, maka dapat dirumuskan pokokpokok masalah penelitian ini yaitu: 1. Bagaimana aktivitas pengajian dikalangan remaja Dusun Jambu kulon, Boyolali, Tahun 2011? 2. Adakah aspek psikoreligius dari dampak aktivitas pengajian bagi remaja Dusun Jambu kulon, Boyolali, Tahun 2011? 3. Adakah pengaruh aspek-aspek psikoreligius remaja dalam aktivitas pengajian terhadap perilaku sehari-hari remaja Dusun Jambu kulon, Boyolali, Tahun 2011?
C. Tujuan Penelitian Melihat permasalahan di atas yang menjadi tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui aktivitas pengajian dikalangan remaja Dusun Jambu kulon, Boyolali, Tahun 2011. 2. Untuk mengetahui aspek psikoreligius dari dampak aktivitas pengajian bagi remaja Dusun Jambu kulon, Boyolali, Tahun 2011. 3. Untuk mengetahui pengaruh aspek-aspek psikoreligius remaja dalam aktivitas pengajian terhadap perilaku sehari-hari remaja Dusun Jambu kulon, Boyolali, Tahun 2011.
D. Hipotesis Penelitian
4
Hipotesis adalah “Suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Arikunto, 1997:67). Kemudian Sutrisno Hadi dalam bukunya Metodologi Research mengenai hipotesis adalah dugaan sementara yang mungkin benar, atau mungkin juga salah, dia akan ditolak jika salah atau palsu, dan akan diterima apabila fakta-fakta membenarkan (Hadi, 1981:63) Hipotesis ini akan diterima jika benar, dan akan ditolak jika salah. Dalam penelitian ini penulis mengajukan dua hipotesis, yaitu: Hipotesis Kerja (Ha) 1. “Ada
pengaruh
antara
aktivitas
pengajian
dengan
aspek-aspek
psikoreligius remaja di dusun Jambukulon, Mojosongo, Boyolali tahun 2011. 2. “Tidak ada pengaruh antara aktivitas pengajian dengan aspek-aspek psikoreligius remaja di dusun Jambukulon, Mojosongo, Boyolali tahun 2011.
E. Kegunaan Penelitian Adapun dua manfaat yang dapat diperoleh melalui penelitian ini, yaitu: Manfaat teoritis dan manfaat praktis. 1. Manfaat Teoritis a. Hasil penelitian dapat memberikan masukan berharga berupa konsepkonsep, sebagai upaya untuk peningkatan dan pengembangan ilmu.
5
b. Hasil penelitian dapat dijadikan sumber bahan yang penting bagi para peneliti di bidang pendidikan. 2. Manfaat Praktis a. Bagi remaja, diharapkan dapat meningkatkan rasa keimanan dan keistiqomahan serta perilaku akhlakul karimah dalam kehidupan sehari-hari. b. Bagi orang tua, hasil penelitian dapat membantu meningkatkan pembentukan akhlak anak-anak mereka menjadi lebih baik khususnya remaja. c. Bagi
jajaran dinas
kelurahan terkait,
hasil
penelitian dapat
dipertimbangkan untuk menentukan kebijakan bidang kesejahteraan masyarakat,
terutama
berhubungan
dengan
pembinaan
moral
masyarakat di desa tersebut. d. Bagi peneliti, untuk menambah pengetahuan yang dapat dijadikan bekal pada waktu terjun ke masyarakat sebagai seorang pendidik. e. Bagi masyarakat setempat sebagai subjek penelitian, hasil penelitian ini dapat dijadikan alat evaluasi dan koreksi, terutama dalam meningkatkan bimbingan agama.
F. Definisi Operasional Untuk menghindari kemungkinan terjadinya penafsiran yang berbeda, maka penulis menjelaskan istilah-istilah dan hal-hal yang berkaitan dengan judul di atas:
6
1. Aktivitas Pengajian a. Aktivitas Aktivitas merupakan suatu perbuatan. Yakni tingkah laku berwujud, mungkin merupakan perbuatan reflektoris atau perbuatan yang nyata didasari oleh adanya aspek kehendak atau motif (Singgih Gunarso, 1948:12). b. Pengajian Pengajian berasal dari kata kaji, dengan imbuhan peng-an yang sama artinya dengan Pengajaran (agama islam): menanamkan norma agama melalui jalan dakwah (http://www.artikata.com/arti-367063pengajian.php) Adapun indikator dari aktivitas pengajian adalah: 1) Dzikir, tahlil dan sholawat Nabi 2) Pembacaan ayat suci Al qur’an 3) Mauidhoh hasanah 2. Aspek - aspek Psikoreligius a. Aspek - aspek Dalam kamus besar bahasa Indonesia, aspek adalah segi pandang terhadap suatu hal, peristiwa yang ditinjau dari segala. Pandangan terhadap bagaimana terjadinya suatu peristiwa dari permulaan sampai akhirnya (Poewadarminta, 2007:72).
7
b. Psikoreligius Psiko berasal dari bahasa inggris psycho yang bersumber dari bahasa Greek (yunani) yaitu psych yang artinya “ jiwa”. Menurut Harun Nasution pengertian agama berdasarkan asal kata, al-Din, religi (relegere, religare) dan agama. Al-Din (Semit) berarti undang-undang atau hukum. Dalam pengertian di indonesia religius adalah agama, dalam hal ini mengandung arti menguasai, menundukkan, patuh, utang, balasan, kebiasaan. Kata religi (latin) atau relegere berarti mengumpulkan dan membaca. Kemudian religare berarti mengikat. (Jalaluddin, 1996:12). Dari uraian di atas dapat disimpulkan psikoreligius adalah gejala-gejala kejiwaan manusia yang berkaitan dengan pikiran, perasaan dan kehendak yang bersifat abstrak dan menyangkut masalah yang berhubungan dengan kehidupan bathin (Jalaluddin, 1996:7), hal tersebut dapat mempengaruhi perbuatan-perbuatan manusia dan menimbulkan cara hidup manusia atau ajaran-ajaran yang diwahyukan Tuhan kepada manusia melalui seorang Rasul. Adapun indikator aspek-aspek psikoreligius adalah: 1. Mengendalikan diri terhadap nafsu dan dorongan-dorongan jahat yang ada dalam diri manusia. 2. Mengembangkan dan meningkatkan serta mengarahkan diri terhadap hal-hal yang lebih baik dan diridhaiNya. 3. Masa depan yang cerah.
8
G. Metode Penelitian Yang dimaksud metode adalah teknik yang digunakan dalam penelitian untuk mengumpulkan data yang diperlukan untuk menguji hipotesa dan meliputi komponen-komponen sebagai berikut: 1. Pendekatan dan Rancangan Penelitian. Penelitian
ini,
menggunakan
pendekatan
lapangan
(Field
Research), dimaksudkan untuk mengetahui data responden secara langsung di lapangan, yakni suatu penelitian yang bertujuan mengenai studi yang mendalam mengenai suatu unit sosial sedemikian rupa sehingga menghasilkan gambaran yang terorganisir dengan baik mengenai unit sosial tersebut. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif. Kuantitatif dipilih dimaksudkan untuk mengidentifikasi pengaruh aktivitas pengajian terhadap aspek-aspek psikoreligius remaja di dusun Jambu kulon Mojosongo tahun 2011. 2. Lokasi dan Waktu Penelitian a. Lokasi Penelitian Tempat penelitian Dusun Jambukulon, Mojosongo, Kabupaten Boyolali, pada tahun 2010. b. Waktu penelitian pada tanggal 18 juni sampai tanggal 17 juli 2011. 3. Populasi dan Sampel a. Populasi Populasi adalah “Keseluruhan objek penelitian” (Arikunto, 1997:108). Populasi ini mencakup seluruh remaja di dusun Jambukulon, Mojosongo, Boyolali, Tahun 2011. 9
b. Sampel Menurut Suharsimi Arikunto, sampel adalah bagian dari populasi yang merupakan wakil dari populasi yang diselidiki (Arikunto, 1997:117), pada penelitian ini yang menjadi sampel adalah 30 remaja dusun Jambukulon, Mojosongo, Boyolali. Teknik pengambilan sampel adalah dengan menggunakan populasi yang melibatkan seluruh remaja dusun Jambukulon, Mojosongo, Boyolali tahun 2011. 4. Metode pengumpulan data Untuk mengumpulkan data baik tentang aktivitas pengajian maupun aspek–aspek psikoreligius remaja, maka penulis menggunakan teknik pengumpulan data yang sesuai dengan tujuan penelitian yang hendak dicapai, yaitu sebagai berikut: a. Metode Angket Teknik angket yakni suatu metode melalui pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden (Arikunto, 1997:229). Teknik ini digunakan untuk mengukur variabel aktivitas pengajian dan variabel aspek-aspek psikoreligius. b. Metode Dokumentasi Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen, rapat, legger, agenda, dan sebagainya (Arikunto, 1998:236). Bahan-bahan yang dijadikan dokumentasi pada penelitian ini foto-foto pada saat berlangsungnya aktivitas pengajian, dan 10
berbagai hal yang berhubungan dengan aktivitas pengajian di dusun Jambukulon, Mojosongo, Boyolali. c. Metode Observasi Metode observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan dengan
sistematis
fenomena-fenomena
yang
diselidiki
(Hadi,
1989:136). Metode ini digunakan peneliti untuk mengamati semua hal yang berkaitan dengan aktivitas pengajian yang meliputi peserta atau jamaah pengajian, susunan acara pengajian dan ulama atau kiai yang memberikan mau’idhoh hasanah. 5. Instrumen Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa instrumen penelitian, yaitu: a. Angket, intrument ini diberikan kepada remaja yang digunakan sebagai alat untuk mengetahui tingkat aktivitas pengajian dan aspek-aspek psikoreligius remaja di dusun Jambukulon, Mojosongo, Boyolali. b. Dokumen, instrument ini digunakan sebagai alat untuk mengetahui keadaan secara riil kegiatan pengajian tersebut. c. Observasi, instrument ini digunakan untuk melengkapi data-data tentang aktivitas pengajian dan aspek-aspek psikoreligius remaja di dusun Jambukulon, Mojosongo, Boyolali. 6. Teknik Analisa Data Pada analisa data ini penulis menggunakan teknik statistik, untuk mencari ada tidaknya pengaruh aktivitas pengajian terhadap aspek-aspek
11
psikoreligius dengan menggunakan statistik dengan rumus prosentase dan rumus product moment sebagai berikut : Rumus persentase, yakni: P
F x100% N
Keterangan: P
: Frekuensi / persentase
F
: jawaban responden
N
: Jumlah responden
Kemudian rumus product moment:
rxy
N XY X Y
N X X N Y Y 2
2
2
2
Keterangan: Rxy
: Koefisien korelasi antara variabel
N
: Jumlah sampel
X
: Variabel pengaruh (aktifitas pengajian)
Y
: Variabel terpengaruh (psikoreligius remaja)
XY
: Pengaruh antara variabel x dan y
H. Sistematika Penulisan Skripsi BAB I
PENDAHULUAN Dalam bab ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan
penelitian,
12
hipotesis
penelitian,
kegunaan
penelitian, definisi operasional, metode penelitian, dan sistematika penulisan skripsi. BAB II
KAJIAN PUSTAKA Berisi tentang teori-teori yang menjadi landasan teoritik yang berkaitan dengan variabel penelitian yaitu pengertian aktivitas pengajian, dasar pengajian, tujuan pengajian, peranan pengajian, materi yang diajarkan, metode yang digunakan dalam pengajian, pengertian aspek-aspek psikoreligius, pengertian remaja, konflik pada remaja, psikoreligius remaja, pengaruh aktivitas pengajian terhadap aspek-aspek psikoreligius.
BAB III
LAPORAN HASIL PENELITIAN Berisi tentang gambaran umum dusun Jambukulon yang terdiri dari: keadaan Geografis Desa Manggis dan Monografis Dusun Jambukulon, gambaran umum aktivitas pengajian, data pengurus pengajian, data responden, daftar hasil jawaban angket.
BAB IV
ANALISIS DATA Berisi tentang analisa data deskriptif, pengujian hipotesis dan pembahasan.
BAB V
PENUTUP Berisi tentang kesimpulan dan saran-saran.
13
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Aktifitas Pengajian 1.
Pengertian Aktivitas Pengajian Untuk memperoleh batasan dari pengertian aktivitas pengajian, terlebih dahulu dikemukakan pengertian aktivitas. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia Aktivitas, kesibukan, kegiatan (Poerwadarminto, 2006:20). Aktivitas merupakan suatu perbuatan. Yakni tingkah laku berwujud, mungkin merupakan perbuatan reflektoris atau perbuatan yang nyata didasari oleh adanya aspek kehendak atau motif (Singgih Gunarso, 1948:12). Pengertian dari pengajian, pengajian berasal dari kata kaji yang artinya
pelajaran
(agama
dsb);
penyelidikan
(tentang
sesuatu);(Poerwadarminta, 2006:508). Mendapat awalan peng- dan akhiran –an menjadi pengajian yang berarti ajaran; pengajaran (agama islam), menanamkan norma agama melalui - dan dakwah; pembacaan alquran (Poerwadarminta, 2006:508). Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa aktivitas pengajian adalah kegiatan atau kesibukan tentang pengajaran agama islam, yang mana pengajaran tersebut berupa acara tabligh atau juga pembacaan al Qur’an.
14
Dengan demikian aktivitas pengajian adalah perbuatan mencari ilmu melalui berbagai media, seperti ceramah-ceramah agama yang diadakan dirumah-rumah, masjid, perpustakaan dan sebagainya itulah pengajian (Abdurrahman, 1996:73). Adapun sumber ajaran utamanya adalah Al Qur’an dan Al Hadist, dimana kegiatan itu akan dapat berupa perbuatan yang dapat dikatakan ibadah atau beribadah yang akan dinilai berdasarkan apa-apa yang telah dijanjikan Allah yang berupa pahala atau surga. 2.
Dasar Pengajian Pengajian merupakan sarana penyampaian ilmu dari seorang ulama (guru) kepada jamaah, sehingga dapat dikatakan sebagai upaya dakwah. Dalam hal dakwah ini terdapat dasar-dasar yang bersumber pada Alqur’an dan hadits atau sunnah, diantaranya sebagai berikut: a. QS. Ali Imron: 104
Artinya: “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah
dari
yang
munkar;
beruntung” (QS. Ali Imron : 104).
15
merekalah
orang-orang
yang
b. QS. An Nahl: 125
Artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. An-Nahl : 125). c. Hadits Nabi
Artinya: Dari anas ra berkata, bersabda Rasulullah SAW “Apabila kalian berjalan melalui taman-taman surga, maka berhentilah disitu; beliau bertanya, apakah taman surga itu? Rasulullah menjawab:
16
tempat mengajar ilmu”. HR Akhmad dan Turmudzi (Hujjah NU, 2008:65). Jika secara biologis manusia membutuhkan makanan, pakaian dan papan sebagai kebutuhan pokok. Maka secara psikologis manusia membutuhkan siraman rohani secara kontinyu, kebutuhan tersebut dapat terpenuhi melalui ceramah-ceramah agama, tahlil, pembacaan ayat suci al qur’an, pengajian rutin sebagai penyejuk hati dan penentram jiwa agar diperoleh ketenangan jiwa (Serial Khutbah Jum’ah, 1994:159). 3.
Tujuan Pengajian Dalam pengajian dilaksanakan sebuah sistem pengajaran atau penyampaian ilmu berasaskan ajaran islam. Pengajian ini lebih banyak didominasi oleh unsur - unsur keislaman, sehingga bisa dikatakan bahwa yang menjadi tujuan dari pengajian yakni membentuk kepribadian seseorang yang menjadi insan kamil yang berpola takwa (Depag RI, 1982:28). Adapun tujuan diadakan kegiatan keagamaan seperti pengajian mempunyai tujuan yang berbeda-beda sesuai dengan realitas orang yang memaknai atau mengartikannya. Tuty Alawiyah merumuskan tujuan pengajian dilihat dari segi fungsinya, adalah sebagai berikut: a. Sebagai tempat belajar, maka tujuan pengajian adalah menambah ilmu dan keyakinan agama islam yang akan mendorong pengalaman ajaran agama
17
b. Sebagai kontak sosial, maka pengajian mempunyai tujuan sebagai tempat silaturahmi c. Sebagai sarana mewujudkan minat sosial, maka tujuannya adalah meningkatkan kesadaran dan kesejahteraan rumah tangga serta lingkungan jama’ahnya (Alawiyah, 1997:78). M. Habib Chirzin secara spesifik mengatakan bahwa pengajian yang diadakan oleh masyarakat pesantren yang ada di pelosok pedesaan maupun perkotaan adalah sebagai berikut: a. Meletakkan dasar keimanan dalam ketentuan dan semua hal yang ghoib b. Semangat dan nilai ibadah yang menghayati seluruh kegiatan hidup manusia di dunia c. Inspirasi, motivasi dan stimulasi agar seluruh potensi jamah dapat dikembangkan dan diaktifkan secara maksimal dan optimal dengan kegiatan pembinaan pribadi dan kerja produktif untuk kesejahteraan bersama d. Segala kegiatan atau aktivitas sehingga menjadi kasatuan yang padat dan selaras. 4.
Peranan Pengajian Dalam islam, tujuan hidup umat manusia tidak sebatas untuk mencapai kebahagiaan kehidupan dunia semata, namun juga pencapaian kebahagiaan akhirat. Islam merupakan pencerah yang membawa keseimbangan dalam kehidupan dunia dan akhirat, yakni dalam hal ini
18
adalah “Hablu min Allah” dan “Hablu min An-Naas” (Nashir, 1999:44). Islam memberi penghargaan bagi orang-orang yang mau belajar dan mengajarkan Al Quran seperti tertuang dalam hadist Nabi SAW sebagai berikut:
Artinya: Nabi Muhammad SAW bersabda, “Sebaik-baik kamu adalah orang yang mempelajari Alqur’an dan mengamalkannya”. Membenarkan apa yang diucapkan HR. Usman bin affan ra (Kitab Durrotun Nasikhin, 1994:182). Dilihat dari segi tujuan, pengajian termasuk sarana dakwah islamiyah yang secara self standing dan self disciplined mengatur dan melaksanakan berbagai kegiatan berdasarkan musyawarah untuk mufakat untuk
kelancaran pelaksanaan pengajian sesuai dengan tuntutan
pesertanya. Dilihat dari aspek sejarah sebelum kemerdekaan Indonesia sampai sekarang banyak terdapat lembaga pendidikan islam memegang peranan sangat penting dalam penyebaran ajaran islam di Indonesia. Di samping peranannya yang ikut menentukan dalam membangkitkan sikap patriotisme dan nasionalisme sebagai modal mencapai kemerdekaan Indonesia, lembaga ini ikut serta menunjang tercapainya tujuan pendidikan nasional. Dilihat dari bentuk dan sifat pendidikannya, lembaga-lembaga pendidikan islam tersebut ada yang berbentuk langgar, surau, dan mushola (Zuhairini, dkk., 1997:19). 19
Pengajian bila dilihat dari struktur organisasinya, termasuk organisasi pendidikan luar sekolah yaitu lembaga pendidikan yang sifatnya non formal . karena tidak didukung oleh seperangkat aturan akademik kurikulum, lama waktu belajar, tidak ada kenaikan kelas, ijazah dan sebagainya sebagaimana lembaga pendidikan formal yaitu sekolah (Huda, 1987:13). Pengajian juga merupakan bentuk lembaga non formal yang fleksibel dan merupakan lembaga pendidikan yang amat besar peranannya dalam menyebarkan risalah islam, serta merupakan lembaga pendidikan yang berorientasi pada konsep dan pandangan pendidikan secara Islam.
5.
Materi Yang Menjadi Kajian Materi dakwah merupakan faktor yang cukup penting dalam menentukan berhasil atau tidaknya palaksanaan pengajian. Materi yang tidak pas dengan kondisi masyarakat adakalanya kurang diminati oleh jamaah, sehingga akan melahirkan rasa enggan untuk mengikuti pengajian. Materi yang dipelajari dalam pengajian mencakup pembacaan Al Qur’an dan Tajwidnya serta tafsirnya, Fiqh serta apa saja yang dibutuhkan para jamaah misalnya masalah penanggulangan kenakalan remaja, undang-undang perkawinan, dan lain-lain. Penambahan dan pengembangan materi dapat saja terjadi
di
pengajian melihat semakin majunya zaman dan semakin kompleks permasalahan yang sedang aktual dan butuh penanganan yang tepat di masyarakat. Wujud program yang tepat dan aktual sesuai dengan
20
kebutuhan jamaah itu sendiri merupakan suatu langkah yang baik agar pengajian tidak terkesan kolot dan terbelakang. Pengajian adalah salah satu struktur kegiatan dakwah yang berperan penting dalam mencerdaskan umat, maka selain pelaksanaan secara teratur dan periodik juga harus mampu membawa jamaahnya ke arah yang lebih baik.
6.
Metode Yang Digunakan dalam Pengajian Metode sebagai salah satu faktor yang perlu dipikirkan dan diupayakan secara cermat dan teliti. Metode yang tidak jelas atau tidak pas dalam penyampaiannya akan berimbas pada para jamaah, sehingga disini perlu dilakukan langkah-langkah kreatif terkait dengan penerapan metode. Metode yang dapat diterapkan dalam pengajian antara lain yaitu: a. Dengan Hikmah Metode hikmah ini merupakan metode dakwah dari seorang dai sebagai refleksi dari kemampuanya dalam melaksanakan dakwah dengan jitu karena pengetahuanya yang tuntas lagi tepat tentang likuliku dakwah. b. Dengan mauidzah khasanah atau nasehat yang baik Metode ini diterapkan dengan pemberian nasehat dengan mengungkapkan sebab akibat atau baik buruknya suatu perbuatan dilakukan, baik itu melalui penuturan kisah-kisah keadaan umat pada masa lalu, melalui pemberian peringatan atau kabar gembira (ancaman/janji), melalui pelukisan, gambaran surga atau neraka,
21
melalui pengungkapan perumpamaan-perumpamaan (Masyur Amin, 1997:70).
c. Dengan dialog yang baik Metode ini dilaksanakan dengan cara berdialog atau bertukar pikiran karena adanya kontradiksi keyakinan dengan dakwah, baik perbedaan pemikiran dengan dakwah atau karena arah dakwah yang berlawanan dengan akidah atau keyakinan mereka (Muh. Husain, 1997:49). Jadi metode ini dilaksanakan dalam rangka menjernihkan permasalahan dengan cara pertukaran argument sebagai pemecahan masalah tentunya dilandasi dengan dasar-dasar tertentu.
B. Psikoreligius Remaja 1. Pengertian Psikoreligius Psiko berasal dari bahasa inggris psycho yang bersumber dari bahasa Greek (yunani) yaitu psych yang artinya “ jiwa”. Harun Nasution merunut pengertian agama berdasarkan asal kata, al-Din, religi (relegere, religare) dan agama. Al-Din (Semit) berarti undang-undang atau hukum. Dalam pengertian di indonesia religius adalah agama, dalam ini mengandung arti menguasai, menundukkan, patuh, utang, balasan, kebiasaan. Kata religi (latin) atau relegere berarti mengumpulkan dan membaca kemudian religare berarti mengikat (Jalaluddin, 1996:12).
22
Bertitik tolak dari pengertian tersebut menurut Harun Nasution, intisarinya adalah ikatan. Karena itu agama mengandung arti ikatan yang harus dipegang dan dipatuhi manusia (Jalaluddin, 1996:12). Menurut Robert H. Thouless agama adalah keyakinan, dalam kaitannya dengan psikoreligius ia mendevinisikan agama sebagai sikap (cara penyesuaian diri) terhadap dunia yang mencangkup acuan yang menunjukkan lingkungan yang lebih luas daripada lingkungan dunia fisik yang terikat ruang dan waktu “the spatio temporal physical world” (Jalaluddin, 1996:14). Dalam hal ini adanya pengaruh keyakinan agama terhadap sikap dan tingkah laku serta keadaan hidup (Zakiah Daradjat, 1970:2). Secara operasional, psikoreligius dapat didefinisikan sebagai: “Tingkah laku manusia dalam hubungan dengan pengaruh keyakinan terhadap agama
yang dianutnya
serta dalam kaitannya
dengan
perkembangan usia masing-masing. Upaya tersebut dilakukan melalui pendekatan psikologi, jadi merupakan kajian empiris”. Psikoreligius adalah psikis manusia dalam hubungannya dengan manifestasi keagamaan, yaitu kesadaran agama (religious consciousness) dan pengalaman agama (religious experience). Kesadaran agama: hadir dalam pikiran dan dapat dikaji dengan introspeksi. Pengalaman agama: perasaan yang hadir dalam keyakinan sebagai buah dari amal keagamaan semisal melazimkan dzikir. Jadi, obyek studinya dapat berupa: (1) Gejala-gejala psikis manusia yang berkaitan dengan tingkah laku keagamaan; dan (2) Proses hubungan antara psikis manusia dan tingkah laku keagamaannya (Jalaluddin, 1996:17).
23
2. Pengertian Remaja Konsep remaja tidak dikenal dalam sebagian undang-undang yang berlaku. Contoh data: hukum perdata dewasa (1) usia ≥ 21 tahun (atau kurang tapi sudah menikah), (2) usia < 21 tahun (dan belum menikah) masih butuh wali untuk melakukan tindakan hukum perdata. Misalnya: mendirikan perusahaan atau perjanjian yang disyahkan oleh pejabat. Masa remaja adalah masa peralihan, yang ditempuh oleh seseorang dari kanakkanak menuju dewasa atau dapat dikatakan bahwa masa remaja adalah perpanjangan masa kanak-kanak sebelum mencapai masa dewasa (Zakiyah Daradjat, 1970:69). Istilah remaja atau kata yang berarti remaja tidak ada dalam Islam. Di dalam al-Qur’an ada kata Al-Fityatun
yang artinya orang muda.
Firman Allah SWT dalam surat al-Kahfi ayat 13 :
Artinya : Kami ceritakan padamu (Muhammad) dengan sebenarnya. “Sesungguhnya mereka itu adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada
24
Tuhan mereka dan kami tambahkan kepada mereka petunjuk”.(QS. Al Kahfi: 13) Terhadap pula kata baligh yang menunjukkan seseorang tidak kanak-kanak lagi, misalnya dalam surat an-Nur ayat 59 :
Artinya : “Dan apabila anak-anakmu telah sampai umur baligh maka hendaklah mereka meminta izin seperti orang sebelum mereka meminta izin, demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayatNya dan Allah maha mengetahui lagi maha bijaksana”.(QS. An Nur: 59) Pada kedua ayat tersebut terdapat istilah kata fityatun yang artinya muda dan kata baligh yang dikaitkan dengan mimpi al-Hulama. Kata baligh dalam istilah hukum islam digunakan untuk penentuan umur awal kewajiban melaksanakan hukum Islam dalam kehidupan sehari-hari atau dengan kata lain terhadap mereka yang telah aqil baligh, berlakulah seluruh ketentuan hukum Islam (Zakiyah Daradjat, 1995:11). Tampaknya masa remaja yang mengantarai masa kanak-kanak dengan dewasa tidak terdapat dalam Islam, akan tetapi dalam Islam seorang manusia bila telah aqil baligh maka ia telah bertangung jawab atas setiap perbuatanya. 25
Remaja dalam pengertian psikologi dan pendidikan adalah tahap umur yang datang setelah masa kanak-kanak berakhir, ditandai oleh pertumbuhan fisik cepat. Pertumbuhan cepat yang terjadi pada tubuh remaja, luar dan dalam itu membawa akibat yang tidak sedikit terhadap sikap, prilaku, kesehatan serta kepribadian remaja (Zakiyah Daradjat, 1995:8). Masa remaja adalah masa kegoncangan jiwa, masa berada dalam peralihan atau di atas jembatan goyang yang menghubungkan masa kanakkanak yang penuh kebergantungan, dengan masa dewasa yang matang dan berdiri sendiri (Zakiyah Daradjat, 1970:72). Perkembangan mental remaja ke arah berpikir logis (falsafi) itu, juga mempengaruhi pandangan dan kepercayaannya kepada Tuhan. Karena mereka tidak dapat melupakan Tuhan dari segala peristiwa yang terjadi di alam ini (Zakiyah Daradjat, 1970:74).
3. Konflik Pada Remaja Dalam pembagian tahap perkembangan manusia, maka masa remaja menduduki tahap progresif. Dalam pembagian yang agak terurai masa remaja mencakup masa; Juventus (adolescantium), pubertas dan nubilitas (Jalaluddin, 1996:72). Ini terlihat pada masa remaja yang memiliki sifat Intelectual comprehension yaitu sifat lebih memerlukan intelek dan adanya proses kreatif yang lebih kompleks dari pada respons bersyarat saja, pikiran dan logika berperan dalam setiap proses keimanan, jiwa mula-mula percaya, timbul kebimbangan, kemudian proses berfikir
26
timbul kepercayaan yang baru atau insight baru sebagai sintesa dari kepercayaan yang ada dan kebimbangan. Umur remaja adalah umur peralihan dari anak-anak menjelang dewasa, yang merupakan masa perkembangan terakhir bagi pembinaan kepribadian atau masa persiapan untuk memasuki umur dewasa, problemnya tidak sedikit. Telah banyak penelitian yang dilakukan orang dalam mencari problema yang umum dihadapi oleh remaja, baik dinegara yang maju, maupun yang masih berkembang. Di antara problem remaja yang sering rasakan antara lain adalah: a. Masalah hari depan Setiap remaja memikirkan masa depannya. Ia ingin mendapat kepastian, akan jadi apakah ia nanti setelah tamat. Pemikiran akan hari depan itu semakin memuncak dirasakan oleh mereka yang duduk di bangku universitas atau mereka yang berada di dalam kampus. Tidak jarang kita mendengar kalimat-kalimat yang memantulkan kecemasan akan hari depan itu, misalnya: hari depan suram, buat apa belajar, toh sama saja yang berijazah dan tidak berijazah sama-sama tidak dapat bekerja dan sebagainya. Kecemasan akan hari depan yang kurang pasti itu telah menimbulkan berbagai problema lain yang mungkin menambah suramnya masa depan remaja itu, misalnya semangat belajar menurun, kemampuan berpikir berkurang, rasa tertekan timbul bahkan terkadang sampai kepada mudahnya mereka terpengaruh oleh hal-hal yang tidak baik, kenakalan dan penyalahgunaan narkotika.
27
Perhatian mereka terhadap agama semakin berkurang, bahkan tidak jarang terjadi goncangan hebat dalam kepercayaan kepada Tuhan. b. Masalah hubungan dengan orang tua Ini pun termasuk masalah yang dihadapi oleh remaja dari dahulu sampai sekarang, sering kali terjadi pertentangan pendapat antara orang tua dan anakanaknya yang telah remaja atau dewasa. Kadang-kadang hubungan yang kurang baik itu timbul, karena remaja mengikuti arus dan mode, seperti: rambut gondrong, pakaian kurang sopan, laga-lagu dan sikap terhadap orang tua kurang hormat. c. Masalah moral dan agama Tampaknya masalah ini semakin memuncak, terutama di kotakota besar barang kali pengaruh hubungan dengan budaya asing semakin meningkat melaui film, bacaan, gambar-gambar dan hubungan langsung dengan orang asing (turis) yang datang dengan berbagai sikap dan kelakuan. Nilai-nilai moral yang tidak didasarkan kepada agama akan terus berubah sesuai dengan keadaan, waktu dan tempat. Keadaan dan nilai-nilai yang berubah itu menimbulkan kegoncangan pula, karena menyebabkan orang hidup tanpa pegangan yang pasti. Nilai yang tetap dan tidak berubah adalah nilai-nilai agama, karena nilai agama itu absolut dan berlaku sepanjang zaman, tidak dipengaruhi oleh waktu, tempat dan keadaan (Zakiyah Daradjat, 1970:126-127).
28
4. Psikoreligius Remaja Ide-ide agama, dasar-dasar keyakinan dan pokok-pokok ajaran agama, pada dasarnya diterima oleh seseorang pada masa kecilnya. Ide-ide pokok ajaran-ajaran agama yang diterimanya waktu kecil itu akan berkembang dan bertambah subur apabila anak atau remaja dalam menganut kepercayaan itu tidak mendapat kritikan-kritikan dalam hal agama sehingga apa yang bertumbuh dari kecil itulah yang menjadi keyakinan yang dipeganginya melalui pengalaman-pengalaman yang dirasakannya (Zakiyah Daradjat, 1970:73). Menurut W. Starbuck perkembangan agama pada remaja ditandai oleh
beberapa
faktor
perkembangan
rohani
dan
jasmaninya.
Perkembangan itu antara lain: a. Pertumbuhan pikiran dan mental b. Perkembangan perasaan c. Pertimbangan sosial d. Perkembangan moral e. Sikap dan minat (Jalaluddin, 1996:72-74) Remaja-remaja yang mendapat didikan agama dengan cara yang tidak memberi kesempatan atau berpikir logis dan mengkritik pendapatpendapat yang tidak masuk akal, disertai pula oleh kehidupan lingkungan dan orang tua, yang juga menganut agama yang sama, maka kebimbangan pada masa remaja itu agak kurang. Remaja-remaja akan merasa gelisah dan kurang aman apabila agama atau keyakinannya berlainan dari agama
29
atau keyakinan orang tuanya. Keyakinan orang tua dan keteguhannya menjalankan ibadah, serta memelihara nilai-nilai agama dalam hidupnya sehari-hari
menolong
remaja
dari
kebimbangan
agama.
Setelah
perkembangan mental remaja sampai kepada mampu menerima atau menolak
ide-ide
atau
pengertian-pengertian
yang
abstrak,
maka
pandangannya terhadap alam dengan segala isi dan peristiwanya berubah, dari mau menerima tanpa pengertian menjadi menerima dengan penganalisaan (Zakiyah Daradjat, 1970:74). Dapat kita ringkaskan psikoreligius pada remaja adalah hubungan antara dia, Tuhan dan alam semesta, yang terjadi dari peristiwa dan pengalaman masa lalu dan yang sedang dialami oleh remaja itu. Atau dengan kata lain hasil dari interaksi antara dia dan lingkungannya. Sedang gambaran tentang Tuhan dan sifat-sifatNya, dipengaruhi oleh kondisi perasaan dan sifat remaja itu sendiri (Zakiyah Daradjat, 1978:75). Psikoreligius pada remaja adalah tanggung jawab bersama, antara remaja itu sendiri, orang tua, lingkungan dan masyarakat sekitarnya. Dan seperti ayat di atas tadi maka hendaknya pembentukan psikologi mestinya sudah dibina dari masa balita.
C. Pengaruh Aktivitas Pengajian Terhadap Aspek - Aspek Psikoreligius Remaja. Pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara individu dan masyarakat, dan dilaksanakan secara sadar baik dari pihak pendidik maupun
30
pihak terdidik. Kesadaran itu dibutuhkan untuk mencapai kedewasaan dan kematangan berfikir. Jalan menuju kematangan itu dapat dilalui berbagai cara, antara lain melalui proses pendidikan formal, informal dan non-formal. Apalagi pengaruh pendidikan agama yang memiliki peran yang sangat besar dalam pembentukan perilaku manusia. Dengan pendidikan agama yang kuat, maka akan terbentuk generasi yang mampu bertahan dalam perubahan zaman yang kian dinamis. Pendidikan agama inilah yang harus ditanamkan kepada para remaja agar tidak terpengaruh oleh pergaulan di lingkungan yang dapat menjerumuskannya dalam perilaku kenakalan remaja. Masa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju dewasa, mereka sangat membutuhkan tuntunan dan bimbingan untuk memahami diri sendiri yang penuh dengan sikap egoistis dan rasa keingintahuan yang amat tinggi. Keingintahuan yang tinggi menyebabkan para remaja tidak hanya diberikan siraman rohani saja yang berisi ajaran-ajaran agama yang wajib dijalankan, akan tetapi melalui kegiatan pengajian ini mereka mampu mentelaah serta mempelajari Islam sebagai pedoman hidupnya. Islam sebagai agama yang menjadi pedoman hidup bagi manusia mencakup seluruh kehidupan manusia. Di samping sebagai pedoman hidup, Islam menurut para pemeluknya juga sebagai ajaran yang harus dida’wahkan dan memberikan pemahaman berbagai ajaran yang terkandung di dalamnya. Sarana yang dapat dilakukan dalam mentranspormasikan nilai-nilai agama
31
tersebut antara lain melalui aktivitas pengajian yang berfungsi memberikan pemahaman tentang nilai-nilai ajaran tersebut. Usaha orang dewasa dalam membina generasi muda sering dilakukan di luar pendidikan formal yang secara otomatis telah mendukung berbagai teori
yang
didapat
dari pendidikan
formal,
salah
satunya
adalah
penyelenggaraan pengajian remaja. Adapun tujuan utamanya adalah lahirnya generasi yang dinamis serta bermental agamis, Keberadaan pengajian sebagai salah satu cara pendidikan non-formal yang merupakan salah satu alternatif untuk menangkal pengaruh negatif terhadap keagamaan. Di samping itu pengajian sebagai tempat pendidikan agama berlangsung, yang merupakan sarana efektif untuk membina dan mengembangkan ajaran agama Islam dalam upaya membentuk manusia yang bertaqwa kepada Allah SWT. Berbagai aktivitas pengajian yang telah dilakukan merupakan proses pendidikan yang mengarah kepada internalisasi nilai-nilai agama sehingga para remaja mampu merefleksikan tatanan normatif yang mereka pelajari dalam realitas kehidupan sehari-hari. Pengajian adalah wadah pembentuk jiwa dan kepribadian yang agamis yang berfungsi sebagai stabilisator dalam seluruh gerak aktivitas kehidupan umat islam Indonesia, maka sudah selayaknya kegiatan-kegiatan yang bernuansa islami mendapat perhatian dan dukungan dari masyarakat, sehingga tercipta insan-insan yang memiliki keseimbangan antara potensi intelektual dan mental spiritual dalam upaya menghadapi perubahan zaman yang semakin global dan maju. Tampaknya antusias remaja islam di lingkungan Dusun Jambukulon Desa Manggis
32
Kabupaten Boyolali merupakan salah satu ekspresi dari usaha masyarakat dalam mewadahi generasi Islam, sehingga perkembangannya terarah dengan baik. Hal ini menjadikan para orang tua, ulama setempat untuk turut berpartisipasi dalam kegiatan pengajian tersebut.
BAB III HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Dusun Jambukulon Desa Manggis Kecamatan Mojosongo Kabupaten Boyolali. Sebelum penulis membahas laporan hasil penelitian ini, maka terlebih dahulu akan kami sajikan beberapa data fakta penting hasil observasi di Dusun Jambukulon Desa Manggis Kecamatan Mojosongo Kabupaten Boyolali tahun 2011. 1.
Keadaan Geografis Dusun jambukulon Dusun Jambukulon merupakan salah satu Dusun yang terletak di Desa Manggis Kecamatan Mojosongo Kabupaten Boyolali, Jarak dari Kelurahan 1 Km, jarak dengan Kecamatan 4 Km dan jarak dengan Kabupaten 8 Km. Desa Manggis mempunyai luas wilayah 282.4295 ha, dengan ketinggian dari permukaan laut 140 mdpt (Sumber: Dokumen Tata Usaha Pemerintah Dusun Jambukulon Desa Manggis).
33
a. Batas Wilayah Dusun Jambukulon 1) Sebelah Barat
: Dusun Tegal dan Jetis Tegal
2) Sebelah Utara
: Dusun Kiringan
3) Sebelah Timur
: Dusun Jambuwetan dan Jati
4) Sebelah Selatan
: Dusun Jantung
b. Luas Wilayah Luas wilayah Dusun Jambukulon 22.500 ha yang terdiri atas:
2.
Pemukiman
: 9.800 ha
Persawahan
: 7.400 ha
Perkebunan
: 5.300 ha
Monografis Dusun Jambukulon Desa Manggis Jumlah penduduk Dusun Jambukulon 331 Jiwa, terbagi dalam 98 Kepala Keluarga yang terbagi dalam 2 (dua) RT dan 1 (satu) RW (Sumber: Dokumen Tata Usaha Pemerintah Dusun Jambukulon Desa Manggis). a. Mata Pencaharian Mata pencaharian warga masyarakat Dusun Jambukulon Desa Manggis kebanyakan adalah petani. Berdasarkan data dari Dusun Jambukulon Desa Manggis diperoleh perincian mata pencaharian penduduk sebagai berikut: Tabel I
34
Data Penduduk Menurut Mata Pencaharian No.
Mata Pencaharian
Jumlah
1.
Petani
97 orang
2.
Pengusaha
25 orang
3.
Pengrajin
15 orang
4.
Buruh
61 orang
5.
Pedagang
50 orang
6.
Pensiunan (TNI/ Polri/ PNS)
3 orang
(Sumber data : Tata usaha Pemerintah Dusun Jambukulon Desa Manggis)
b. Kondisi Agama Kondisi keagamaan penduduk Dusun Jambukulon Desa Manggis tergolong ke dalam perkampungan muslim,
karena
berdasarkan data dari tata pemerintahan Dusun Jambukulon dan dari hasil penelitian di lapangan, bahwa penduduk Dusun Jambukulon 100% memeluk agama Islam. c. Keadaan Sosial 1)
Adat Istiadat Penduduk Dusun Jambukulon masih menjunjung adat istiadat, misalnya adat istiadat gotong royong yang masih berjalan dengan baik, nyadran serta selamatan pada hari-hari besar islam juga masih berlaku. Peringatan hari besar keagamaaan seperti Maulid
Nabi
SAW,
Isra’
Mi’raj,
Nuzulul
Qur’an
serta
pengumpulan dan pembagian zakat. Selain peringatan hari besar keagamaan, kegiatan keagamaan lain juga berjalan dengan baik di Dusun Jambukulon, seperti setiap malam Jum’at ada kegiatan 35
Yasinan khusus bapak-bapak dan setiap malam senin dan kamis Yasinan ibu-ibu yang sudah berjalan dengan
baik, bahkan di
masing-masing RT mempunyai jadwal yang sudah berjalan dengan baik pula. 2)
Struktur Organisasi Dusun Jambukulon Dusun Jambukulon dipimpin oleh seorang kepala dusun dibantu oleh aparatnya dengan struktur organisasi sebagai berikut: Tabel II Struktur Organisasi Dusun Jambukulon Desa Manggis Kades Tatik Anggraini Kadus Slamet Riyadi
RT 03 Muh. Jaelani
RT 04 Hadi Suprapto
Masyarakat
Karang Taruna
B. Gambaran Umum Pengajian di Dusun Jambukulon Pengajian di Dusun Jambukulon Desa Manggis memiliki berbagai kegiatan keagamaan. Diantaranya yasinan bapak-bapak setiap malam selasa, jum’at dan minggu; yasinan ibu-ibu setiap malam senin dan malam kamis; mujahadahan setiap malam sabtu serta pengajian-pengajian yang dilaksanakan pada hari-hari besar agama islam. Diadakannya pengajian rutin yang dilaksanakan setiap satu bulan sekali yang didasari oleh keprihatinan para
36
tokoh masyarakat yang melihat keagamaan dan sosial masyarakat khususnya para remaja memang memerlukan penguatan, penyegaran dan pembimbing. Pengajian ini memiliki susunan organisasi resmi atau formal, yang dikelola oleh beberapa orang yang dijadikan kunci-kunci dalam pelaksanaan kegiatan pengajian. ini bisa dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel III Susunan Kepanitiaan Pengajian Dusun Jambukulon Desa Manggis Kecamatan Mojosongo No.
Nama
Jabatan
1.
Rohmat Wibowo
Ketua
2.
Zaeni S,Pdi
Sekretaris
3.
Mujiono
Bendahara
4.
Khoeron
Seksi Pembantu Umum
5.
Slamet
Seksi Pembantu Umum
6.
Budi Santoso
Seksi Pembantu Umum
7.
Thoha Abdul Ghoni
Seksi Pembantu Umum
8.
Sabar
Seksi Pembantu Umum
Pengajian yang diikuti para remaja di Dusun Jambukulon merupakan tempat atau ajang menimba ilmu pengetahuan tentang agama bagi para remaja yang ada di Dusun Jambukulon. Pengajian yang ada di Dusun Jambukulon
37
selain diikuti para remaja juga diikuti oleh bapak-bapak, ibu rumah tangga dan anak-anak. Pada awal diadakan pengajian remaja di Dusun Jambukulon banyak dari kalangan remaja yang mengikutinya, akan tetapi seiring berjalannya waktu jumlah jama’ah remaja semakin berkurang malah jumlah jamaah ibuibu dan bapak-bapak yang bertambah. Itu dikarenakan materi yang dibahas dalam pengajian yang tidak sesuai dengan kalangan remaja, dan mungkin juga metode dalam penyajian materi oleh para kiai atau ulama tidak berkesan untuk para remaja sehingga pengajian yang pada mulanya untuk remaja berubah untuk para orang tua yang sudah berumah tangga maupun yang sudah lanjut usia. Hal ini bisa dilihat dari hasil pengamatan penulis dan wawancara langsung penulis kepada penceramah dan masyarakat yang mengikuti kegiatan pengajian. Materi yang disampaikan antara lain sebagai berikut: Tabel IV Data Penceramah dan Materi dalam Kegiatan Pengajian Remaja Dusun Jambukulon Desa Manggis Kecamatan Mojosongo No.
Nama Penceramah
Isi Tausyiah
1.
Kh. Ahmadi
Adab bertetangga
2.
Drs. Masrukhan
Cara mendidik anak yang baik
3.
Kh. Dimyati
Adab berumah tangga
4.
Pak Khoiri
Pergaulan remaja
5.
Ibu Munjiyah
Menjadi istri yang sholehah
38
Pengajian di Dusun Jambukulon diadakan atau dilaksanakan setiap 1 bulan sekali atau bertepatan dengan malam minggu pon, yang dimulai sekitar pukul 19.30 atau ba’da isya’ dan diakhiri pukul 22.00. adapun susunan acara pengajian yang dilaksanakan di Dusun Jambukulon diantaranya sebagai berikut: 1. Pembukaan 2. Sholawatan dan Tahlil 3. Pembacaan ayat suci Al Qur’an 4. Sambutan dari ketua panitia dan tokoh masyarakat setempat 5. Istirahat 6. Inti atau tausyiah dan do’a 7. Penutup
C. Penyajian Data 1. Data Responden Responden yang diambil adalah remaja yang mengikuti kegiatan pengajian yang berjumlah 30 orang. Data nama-nama responden dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Tabel V Daftar Nama Responden Remaja Yang Mengikuti Pengajian Di Dusun Jambukulon, Desa Manggis, Kecamatan Mojosongo No. 1.
Nama Responden Fauzi
39
Umur
Jenis Kelamin
21
L
2.
Udin
20
L
3.
Anang
17
L
4.
Rohman
15
L
5.
Puput
16
P
6.
Agung
12
L
7.
Aziz
13
L
8.
David
13
L
9.
Sabar
22
L
10.
Lukman
11
L
11.
Sirly
13
P
12.
Ambar
20
P
13.
Anita
16
P
14.
Nana
16
P
15.
Sisri
16
P
16.
Rio
14
L
17.
Purwanti
14
P
18.
Eliza
18
P
19.
Ratih
15
P
20.
Rini
14
P
21.
Soleh
14
L
22.
Putri
12
P
23.
Nisa’
13
P
24.
Ivan
15
L
25.
Yusuf
16
L
26.
Mahmud
17
L
27.
Fajar
16
L
28.
Masykur
16
L
29.
Syaefudin
15
L
40
30.
Jihan
13
P
2. Daftar Hasil Jawaban Angket Dalam pengumpulan data tentang korelasi aktivitas pengajian dan aspek psikoreligius remaja, penulis mendistribusikan angket kepada remaja yang mengikuti pengajian yang berjumlah 30 orang remaja baik laki-laki maupun perempuan. Penulis memberikan pertanyaan sebanyak 20 pertanyaan, yang terdiri dari 10 pertanyaan mengenai aktivitas pengajian dan 10 pertanyaan mengenai aspek-aspek psikoreligius. Setiap pertanyaan terdiri dari 3 alternatif jawaban a, b, dan c, dengan skor yang berbeda, penulis membuat skor sebagai berikut: a. Jawaban a dengan skor 3 b. Jawaban b dengan skor 2 c. Jawaban c dengan skor 1 Adapun hasil jawaban dari angket yang diisi responden tentang aktivitas pengajian adalah sebagai berikut: Tabel VI Data Jawaban Angket Variabel Aktivitas Pengajian Di Dusun Jambukulon Desa Manggis Kecamatan Mojosongo No Nama Responden
Jawaban
Skor
Jumlah
A
B
C
3
2
1
1.
Fauzi
8
-
2
24
-
2
26
2.
Udin
4
3
3
16
6
3
25
3.
Anang
3
3
4
9
6
4
19
41
4.
Rohman
4
3
3
16
6
3
25
5.
Puput
7
-
3
21
-
3
24
6.
Agung
8
-
2
24
-
2
26
7.
Aziz
6
-
4
18
-
4
22
8.
David
6
-
4
18
-
4
22
9.
Sabar
-
9
1
-
18
1
19
10.
Lukman
7
2
1
21
4
1
26
11.
Sirly
7
1
2
21
2
2
24
12.
Ambar
7
-
3
21
-
3
24
13.
Anita
5
1
4
15
2
4
21
14.
Nana
5
1
4
15
2
4
21
15.
Sisri
4
1
5
12
2
5
19
16.
Rio
6
-
4
18
-
4
22
17.
Purwanti
5
1
4
15
2
4
21
18.
Eliza
7
-
3
21
-
3
24
19.
Ratih
6
1
3
18
2
3
23
20.
Rini
4
1
5
12
2
5
19
21.
Soleh
4
3
3
12
6
3
21
22.
Putri
5
2
3
15
4
3
22
23.
Nisa’
7
2
1
21
4
1
26
24.
Ivan
6
1
3
18
2
3
23
25.
Yusuf
7
1
2
21
2
2
25
26.
Mahmud
3
2
5
9
4
5
18
27.
Fajar
3
1
6
9
2
6
17
28.
Masykur
1
3
6
3
6
6
15
29.
Syaifudin
2
2
6
6
4
6
16
30.
Jihan
7
2
1
21
4
1
26
42
Adapun hasil jawaban dari angket untuk variabel aspek-aspek psikoreligius adalah sebagai berikut: Tabel VII Data Jawaban Angket Variabel Aspek-aspek Psikoreligius Remaja Di Dusun Jambukulon Desa Manggis Kecamatan Mojosongo No Nama Responden
Jawaban
Skor
Jumlah
A
B
C
3
2
1
1.
Fauzi
8
1
1
24
2
1
27
2.
Udin
-
8
2
-
16
2
18
3.
Anang
-
5
5
-
10
5
15
4.
Rohman
4
3
3
12
6
3
21
5.
Puput
6
3
1
18
6
1
25
6.
Agung
7
3
-
21
6
-
27
7.
Aziz
5
4
1
15
8
1
24
8.
David
5
1
4
15
2
4
21
9.
Sabar
-
10
-
-
20
-
20
10.
Lukman
8
2
-
24
4
-
28
11.
Sirly
8
2
-
24
4
-
28
12.
Ambar
7
3
-
21
6
-
27
13.
Anita
6
3
1
18
6
1
25
14.
Nana
7
3
-
21
6
-
27
15.
Sisri
6
3
1
18
6
1
25
16.
Rio
5
3
2
15
6
2
23
17.
Purwanti
6
3
1
18
6
1
25
18.
Eliza
7
3
-
21
6
-
27
19.
Ratih
5
-
5
15
-
5
20
20.
Rini
5
4
1
15
8
1
27
21.
Soleh
2
7
1
6
14
1
21
43
22.
Putri
2
8
-
6
16
-
22
23.
Nisa’
9
1
-
27
2
-
29
24.
Ivan
9
1
-
27
2
-
29
25.
Yusuf
9
1
-
27
2
-
29
26.
Mahmud
1
8
1
3
16
1
20
27.
Fajar
-
6
4
-
12
4
16
28.
Masykur
-
3
7
-
6
7
13
29.
Syaefudin
-
4
6
-
8
6
14
30.
Jihan
5
5
-
15
10
-
25
BAB IV ANALISIS DATA
Pada bab ini penulis akan menganalisis data yang telah terkumpul sehingga diketahui ada atau tidaknya korelasi antara aktivitas pengajian terhadap aspek psikoreligius pada remaja Dusun Jambukulon Desa Manggis Mojosongo Boyolali tahun 2011. Analisis ini digunakan untuk mengetahui tujuan penelitian dengan menggunakan rumus korelasi product moment. Adapun tahapan-tahapan analisis akan diuraikan sebagai berikut: A. Analisis Deskriptif Pada analisis pendahuluan ini penulis bermaksud mencari jawaban dari tujuan yang pertama, adapun langkah-langkah yang ditempuh adalah: a.
Memberikan penilaian berjenjang pada tiap-tiap responden
b.
Mencari lebar interval
44
c.
Menentukan klasifikasi pada variabel pertama
d.
Menentukan prosentase frekuensi dan interpretasi
1. Analisis Data Aktivitas Pengajian Mengawali analisis pendahuluan, penulis akan menyajikan analisis data untuk mengetahui kategori aktivitas pengajian pada remaja Dusun Jambukulon Desa Manggis Mojosongo. Untuk angket aktivitas pengajian, dengan jumlah pertanyaan 10 item maka diperoleh hasil nilai tertinggi dari jawaban yang diberikan oleh responden adalah 26, sedangkan hasil nilai terendah adalah 15 Rentangan data ini adalah 26 – 15 = 11, dan data ini dikelompokkan menjadi 3 kelas, jadi 11 : 3 = 3,67, meliputi semua bilangan (data dalam hal ini lebar kelas ditetapkan 4). Dari hasil perhitungan lebar interval maka hasil angket untuk tingkat aktivitas pengajian dapat diketahui lebar interval sebagai berikut: a. Kategori Tinggi
: 23 - 26 dengan nominasi A
b. Kategori Sedang
: 19 - 22 dengan nominasi B
c. Kategori Rendah
: 15 - 18 dengan nominasi C
Untuk mengetahui lebih jelas tentang nilai dan nominasi responden, penulis menyajikan data tentang nilai dan nominasi tingkat aktivitas pengajian pada remaja Dusun Jambukulon Manggis Mojosongo. Tabel VIII Data Nilai dan Nominasi Tingkat Aktivitas Pengajian Remaja Dusun Jambukulon Desa Manggis
45
No. Responden
Nilai
Kategori
1.
26
Tinggi
2.
25
Tinggi
3.
19
Sedang
4.
25
Tinggi
5.
24
Tinggi
6.
26
Tinggi
7.
22
Sedang
8.
22
Sedang
9.
19
Sedang
10.
26
Tinggi
11.
24
Tinggi
12.
24
Tinggi
13.
21
Sedang
14.
21
Sedang
15.
19
Sedang
16.
22
Sedang
17.
21
Sedang
18.
24
Tinggi
19.
23
Tinggi
20.
19
Sedang
21.
21
Sedang
22.
22
Sedang
23.
26
Tinggi
24.
23
Tinggi
25.
25
Tinggi
26.
18
Rendah
27.
17
Rendah
46
28.
15
Rendah
29.
16
Rendah
30.
26
Tinggi
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui tentang tingkat aktivitas pengajian pada remaja Dusun Jambukulon Desa Manggis Mojosongo adalah, kategori tinggi (A) ada 14 orang, kategori sedang (B) ada 12 orang dan kategori rendah (C) ada 4 orang. Untuk mengetahui berapa persen kategori tinggi, sedang dan rendah, maka perhitungan persen menggunakan rumus prosentase sebagai berikut: P
F x100% N
Keterangan: P
: Frekuensi / persentase
F
: Jawaban responden
N
: Jumlah responden
1. Aktivitas pengajian yang berada pada kategori tinggi, sebanyak 14 orang : P
F x100% N
P
14 x100% 30
P = 46,7%
47
2. Aktivitas pengajian yang berada pada kategori sedang, sebanyak 12 orang: P
F x100% N
P
12 x100% 30
P = 40% 3. Aktivitas pengajian yang berada pada kategori rendah, sebanyak 4 orang : P
F x100% N
P
4 x100% 30
P = 13,3% Oleh karena itu hasil kuantitatif persentase variabel tingkat aktivitas pengajian pada remaja Dusun Jambukulon Desa Manggis Mojosongo tertera dalam tabel berikut: Tabel IX Frekuensi Tingkat Aktivitas Pengajian Remaja Dusun Jambukulon Desa Manggis Kecamatan Mojosongo No.
Kategori
Interval
Frekuensi
Prosentase
1.
Tinggi
23 – 26
14
46,7%
2.
Sedang
19 – 22
12
40%
3
Rendah
15 – 18
4
13,3%
30
100%
Jumlah
48
Berdasarkan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa tingkat aktivitas pengajian pada remaja Dusun Jambukulon Desa Manggis Kecamatan Mojosongo berada dalam kategori tinggi yaitu 46,7%, kategori sedang yaitu 40%, dan kategori rendah 13,3%.
2. Analisis Data Kemampuan Aspek Psikoreligius Dalam hal analisis kedua, penulis akan menyajikan analisis data untuk mengetahui kategori aspek psikoreligius pada remaja Dusun Jambukulon Desa Manggis Mojosongo. Untuk angket aspek psikoreligius, dengan jumlah pertanyaan 10 item maka diperoleh hasil nilai tertinggi dari jawaban yang diberikan oleh responden adalah 29, sedangkan hasil nilai terendah adalah 13, Rentangan data ini adalah 29 – 13= 16, dan data ini dikelompokkan menjadi 3 kelas. Jadi, 16 : 3= 5,34 meliputi semua bilangan (data dalam hal ini lebar kelas ditetapkan 5) Dari hasil perhitungan lebar interval maka hasil angket untuk tingkat aspek psikoreligius dapat diketahui lebar interval sebagai berikut: a. Kategori Tinggi
: 25 - 29 dengan nominasi A
b. Kategori Sedang
: 19 - 24 dengan nominasi B
c. Kategori Rendah
: 13 - 18 dengan nominasi C
Untuk mengetahui lebih jelas tentang nilai dan nominasi responden, penulis menyajikan data tentang nilai dan nominasi tingkat aspek psikoreligius pada remaja Dusun Jambukulon Manggis Mojosongo. Tabel X
49
Data Nilai dan Nominasi Tingkat aspek psikoreligius Remaja Dusun Jambukulon Desa Manggis No. Responden
Nilai
Kategori
1.
27
Tinggi
2.
18
Rendah
3.
15
Rendah
4.
24
Sedang
5.
25
Tinggi
6.
27
Tinggi
7.
24
Sedang
8.
21
Sedang
9.
20
Sedang
10.
28
Tinggi
11.
28
Tinggi
12.
27
Tinggi
13.
25
Tinggi
14.
27
Tinggi
15.
25
Tinggi
16.
23
Sedang
17.
25
Tinggi
18.
27
Tinggi
19.
20
Sedang
20.
27
Tinggi
21.
21
Sedang
22.
22
Sedang
23.
29
Tinggi
24.
29
Tinggi
25.
29
Tinggi
50
26.
20
Sedang
27.
16
Rendah
28.
13
Rendah
29.
14
Rendah
30.
25
Tinggi
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui tentang tingkat aspek psikoreligius pada remaja Dusun Jambukulon Desa Manggis Mojosongo adalah, kategori tinggi (A) ada 16 orang, kategori sedang (B) ada 9 orang dan kategori rendah (C) ada 5 orang. Untuk mengetahui berapa persen kategori tinggi, sedang dan rendah, maka perhitungan persen menggunakan rumus persentase sebagai berikut: P
F x100% N
Keterangan: P
: Frekuensi / persentase
F
: Jawaban responden
N
: Jumlah responden
1. Aspek psikoreligius yang berada pada kategori tinggi, sebanyak 16 orang : P
F x100% N
P
16 x100% 30
P = 53,3% 51
2. Aspek psikoreligius yang berada pada kategori sedang, sebanyak 9 orang : P
F x100% N
P
9 x100% 30
P = 30% 3. Aspek psikoreligius yang berada pada kategori rendah, sebanyak 5 orang : P
F x100% N
P
5 x100% 30
P = 16,7% Oleh karena itu hasil kuantitatif persentase variabel tingkat aspek psikoreligius pada remaja Dusun Jambukulon Desa Manggis Mojosongo tertera dalam tabel berikut: Tabel XI Frekuensi Tingkat Aspek Psikoreligius Remaja Dusun Jambukulon Desa Manggis Kecamatan Mojosongo No.
Kategori
Interval
1.
Tinggi
25 – 29
16
53,3%
2.
Sedang
19 – 24
9
30%
3
Rendah
13 – 18
5
16,7%
30
100%
Jumlah
52
Frekuensi Persentase
Berdasarkan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa tingkat aspek psikoreligius pada remaja Dusun Jambukulon Desa Manggis Kecamatan Mojosongo berada dalam kategori tinggi yaitu 53,3%, kategori sedang yaitu 30%, dan kategori rendah 16,7%.
B. Analisis Uji Hipotesis Untuk menghitung korelasi antara aktivitas pengajian terhadap aspek psikoreligius pada remaja Dusun Jambukulon Desa Manggis Kecamatan Mojosongo, Boyolali dapat terurai sebagai berikut: Tabel XII Tabel Kerja Product Moment Korelasi antara Aktivitas Pengajian terhadap Aspek Psikoreligius Remaja Dusun Jambukulon Desa Manggis Kecamatan Mojosongo No. Responden
X
Y
X²
Y²
XY
1.
26
27
676
729
702
2.
25
18
625
324
450
3.
19
15
361
361
285
4.
25
24
625
576
600
5.
24
25
576
625
600
6.
26
27
676
729
702
7.
22
24
484
576
528
8.
22
21
484
441
462
9.
19
20
361
400
380
10.
26
28
676
784
728
11.
24
28
576
784
672
12.
24
27
576
729
648
53
13.
21
25
441
625
525
14.
21
27
441
729
567
15.
19
25
361
625
475
16.
22
23
484
529
506
17.
21
25
441
625
525
18.
24
27
576
729
648
19.
23
20
529
400
460
20.
19
27
361
729
513
21.
21
21
441
441
441
22.
22
22
484
484
484
23.
26
29
676
841
754
24.
23
29
529
841
667
25.
25
29
625
841
725
26.
18
20
324
400
360
27.
17
16
289
256
272
28.
15
13
225
169
195
29.
16
14
256
196
224
30.
26
25
676
625
650
661
701
14.855
17.095
15.748
Dari tabel di atas maka diketahui: = 661 = 701 = 14.855 = 17.095 = 15.748
54
Sehingga perhitungan product moment dari korelasi antara aktivitas pengajian terhadap aspek psikoreligius adalah:
rxy
N XY X Y
N X X N Y Y 2
2
rxy
rxy
rxy
rxy
rxy
rxy
2
2
30 x15.748 661701
30 x14.855 661 30x17.095 701 2
2
30 x15.748 661x701 30 x14.855 436.92130 x17.095 491.401 472.440 463.361
445.650 436.921512.850 491.401 9.079 8.729 x 21.449 9.079 187.228.321
9.079 13.683,14
rxy 0,663
C. Pembahasan Berdasarkan hasil perhitungan di atas, hasil r hitung adalah 0,663 berada di atas tabel product moment pada taraf signifikansi 1% = 0,463 dengan N = 30, dengan demikian penulis menyimpulkan bahwa ada korelasi antara variabel x dan y yang sangat signifikan, berarti Ho ditolak dan Ha diterima.
55
Berdasarkan koefisien korelasi product moment dalam tabel, dapat diketahui bahwa r hitung = 0,663. Perincian lebih lengkap sebagaimana dalam tabel berikut ini: Tabel XIII Nilai Product Moment N = 30 N
30
Taraf Signifikansi 5%
1%
0,361
0,463
Dengan demikian dapat diketahui bahwa taraf signifikansi 1% dengan perbandingan sebagai berikut: rt = 0,463 ro = 0,663 Hal ini diartikan bahwa ro > rt 1% Mencermati hasil di atas, maka penulis dapat menarik kesimpulan bahwa ada korelasi yang sangat signifikan antara aktivitas pengajian terhadap aspek psikoreligius remaja.
56
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Merujuk hasil penelitian sebagaimana telah dijabarkan pada bab-bab sebelumnya, penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Tingkat aktivitas pengajian pada remaja Dusun Jambukulon Desa Manggis Mojosongo, Boyolali berada pada tingkat tinggi yaitu 14 remaja (46,7%) dari 30 responden berdasarkan analisis data. 2. Tingkat aspek psikoreligius pada remaja
Dusun Jambukulon Desa
Manggis Mojosongo, Boyolali berada pada tingkat tinggi yaitu 16 remaja (53,3%) dari 30 responden berdasarkan analisis data. 3. Ada pengaruh aktivitas pengajian terhadap aspek psikoreligius remaja Dusun Jambukulon Desa Manggis Mojosongo, Boyolali. Hal ini diperoleh dari hasil perhitungan product moment yakni 0,663 lebih besar dari r tabel
57
product moment pada taraf signifikansi 1% 0,463 dengan N = 30. Dengan demikian ro > rt yang diperoleh dari hasil 0,663 > 0.463 dengan N = 30. Dengan demikian, hipotesa yang penulis ajukan dapat diterima bahwa ada pengaruh aktivitas pengajian terhadap aspek psikoreligius remaja Dusun Jambukulon Desa Manggis Mojosongo, Boyolali tahun 2011, yang mana diperoleh dari perhitungan product moment yaitu 0,663 yang berada di atas tabel product moment pada taraf signifikansi 1% = 0,463 dengan N = 30.
B. Saran–saran Setelah penulis mengadakan penelitian di lokasi penelitian tersebut, maka penulis memberikan saran-saran sebagai berikut: 1. Remaja Diharapkan dengan adanya
aktivitas pengajian di Dusun
Jambukulon tersebut dapat membentengi dan mengatur remaja tentang bagaimana cara bergaul dan memilih teman yang baik serta berakhlak islami. 2. Orang Tua dan Tokoh Masyarakat Orang tua sebagai orang yang mempunyai kewajiban penuh terhadap anak dalam hal pendidikan harus menanamkan akhlak terpuji sejak anak masih dalam kandungan sehingga pada masa remaja mereka bisa memilih mana yang baik dan mana yang buruk sehingga tidak terjerumus dalam hal-hal yang negatif.
58
DAFTAR PUSTAKA 1. Alqur’an al-Karim 2. Abdurrahman Al Baghdadi, 1996, Sistem Pendidikan Dimasa Khalifah Islam, Jatim : Al Izzah 3. Alawiyah, Tuty, 1997, Strategi Dakwah di Lingkungan Majlis Ta’lim, Bandung : Mizan 4. Arikunto, Suharsimi, 1999, Prosedur Penelitian, Jakarta : P.T Rineka Cipta 5. Chirzin, Habib, Pesantren dan Pembaharuan, Jakarta : LP3ES 6. Daradjat, Zakyiah, 1970, Ilmu Jiwa Agama, Jakarta : Bulan Bintang 7. Daradjat Zakiyah, 1995, Remaja Harapan dan Tantangan, Jakarta : CV. Ruhama, Cet. II 8. Departemen Agama RI, 1982, Ilmu Pendidikan Islam, Dirjen Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Proyek Pembinaan Perguruan Tinggi Agama 9. Gunarso, 1981, Psikologi untuk Membimbing, Jakarta : Gunung Mulia 10. Hadi, Sutrisno, 1981, Metodologi Research 1, Yogyakarta : Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi, UGM 11. Haedar, Nashir, 1999, Agama Dan Krisis Kemanusiaan Modern, Yogyakarta : Pustaka Pelajar 12. Huda, Nurul, 1987, Pedoman Majelis Ta’lim, Jakarta, Koordinasi Dakwah Islam (KODI) 13. Husain Fatilullah, 1997, Metodologi Dakwah Dalam Al Qur’an, Jakarta : Penerbit Lentera 14. http://www.artikata.com/arti-367063-pengajian.php
15. Jalaluddin, 2004, Psikologi Agama, Jakarta : Raja Grafindo Persada 16. Masyur, HM, Amin, 1997, Dakwah Islam Dan Peran Moral, Yogyakarta : Al Amin Press 17. Serial Khutbah Jum’at, Edisi 159, Robiul Awal 1415 H, September 1994 18. Sururin, 2004, Ilmu Jiwa Agama, Jakarta : Raja Grafindo 19. Poewadarminta, WJS, 2007, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka, Cet IV 20. Zuhairi, dkk, 1997, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta : Bumi Aksara