PERANAN KELUARGA DALAM PROSES PENANAMAN KEDISIPLINAN TERHADAP REMAJA DI DUSUN KRAJAN, DESA GEMBONG, KECAMATAN ARJOSARI, KABUPATEN PACITAN TAHUN 2015 Erma Septanti Abstrak eranan keluarga merupakan salah satu faktor penting dalam megembangkan kedisiplinan belajar agar remaja lebih termotivasi untuk berdisiplin diri terhadap dirinya sebagai seorang pelajar. Dengan demikian, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kedisiplinan belajar remaja dan peranan keluarga dalam proses penanaman kedisiplinan belajar terhadap remaja di Dusun Krajan, Desa Gembong, Kecamatan Arjosari, Kabupaten Pacitan tahun 2015. Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kualitatif, Pengumpulan data menggunakan metode observasi partisipatif, wawancara semi terstruktur, dan dokumentasi.Analisis data menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan dan verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedisiplinan belajar remaja di Dusun Krajan, Desa Gembong, Kecamatan Arjosari, Kabupaten Pacitan tahun 2015 belum disiplin. Remaja laki-laki akan belajar ketika diperintah terlebih dahulu dari keluarga atau orang tua, ketika ada tugas sekolah atau PR (Pekerjaan Rumah), dan akan menghadapi ulangan. Tidak ada kesadaran dari remaja laki-laki sendiri untuk belajar. Peranan keluarga dalam proses penanaman kedisiplinan terhadap remaja yaitu membimbing, mengarahkan, mengawasi, membiasakan dan menasihati. Peranan tersebut diimplementasikan dengan cara keluarga atau orang tua turut andil dalam kegiatan belajar anaknya, mengawasi anaknya belajar sampai selesai, menerapkan jadwal belajar, dan memberikan motivasi terhadap remaja untuk selalu giat belajar.
P
Kata Kunci: Keluarga, Kedisiplinan, Remaja.
Mahasiswa Prodi PPKn IKIP PGRI Madiun 371
sering membolos sekolah, tawuran,
PENDAHULUAN Kompleksitas kehidupan yang
masalah
mengalami
cepat
sekali
perubahan
dan
duduk-duduk
santai
atau
zaman
nongkrong pada saat jam belajar di
globalisasi ini. Fenomena-fenomena
sekolah maupun dirumah dan yang
yang terjadi banyak mengakibatkan
tidak
para remaja ikut terpengaruh dengan
penggunaan media elektronik seperti
kegiatan yang tidak bermanfaat yang
telepon
berpengaruh
handphone(selanjutnya dibaca HP)
pada
di
penggunaan narkoba, melihat televisi
pendidikannya.
Usia remaja disebut sebagai masa
kalah
pentingnya
yaitu
genggam
atau
di kalangan remaja.
krisis dan usia bermasalah, yaitu
Perkembangan teknologi HP
perubahan terjadi sangat drastis dan
yang
mengakibatkan terjadinya
kondisi
mempengaruhi perilaku pengguna
yang serba tanggung dan diwarnai
HP tersebut. HP yang dilengkapi
oleh kondisi psikis yang belum
berbagai
mantap.
memudahkan setiap pengguna untuk
Pada kehidupan sehari-hari, masih
banyak
begitu pesat, jelas sekali
fitur
berinteraksi
dengan
HP
lawannya.
yang
mengalami
permasalahan
dalam
belajarnya.
Faktor-faktor
yang
seperti facebook, twitter dan lain-
mempengaruhi tersebut dapat dibagi
lain, mengakibatkan remaja lebih
menjadi dua yaitu faktor internal dan
banyak menghabiskan aktivitasnya
faktor eksternal.
untuk menggunakan HP. Hal tersebut
dilengkapi
remaja
aplikasi
remaja
Faktor internal
Apalagi
atau
dengan
sosial
ini
media
terdiri dari faktor fisiologis dan
dapat
faktor psikologis, sedangkan faktor
belajar remaja tersebut. Remaja akan
eksternal
faktor
lebih sering menggunakan waktu
lingkungan
dengan bermain HP daripada waktu
sekolah, dan lingkungan masyarakat.
untuk belajarnya. Jika remaja mudah
terdiri
lingkungan
keluarga,
Sebagai remaja
dari
yang
contoh dapat
perilaku
menurunkan
mempengaruhi
saat
kedisiplinan
terpengaruh dengan kondisi tersebut, dapat
berpengaruh
juga
pada
kedisiplinan belajarnya yaitu anak
kedisiplinan atau keteraturan dalam
nakal, sulit diatur, suka melawan,
belajarnya.
372
Untuk mengatasi hal tersebut,
diperlukan
dirinya,
masyarakat,
salah satu upaya yang dilakukan
bangsa,
dan
negara(Majelis
yaitu melalui pendidikan.Undang-
Permusyawaratan Rakyat, 2003: 2).
Undang Dasar 1945 Bab XA tentang
Pendidikan dilaksanakan di
Hak Asasi Manusia Pasal 28C ayat
lingkungan keluarga, sekolah, dan
(1) menyebutkan
masyarakat.
bahwa “Setiap
Dengan
orang berhak mengembangkan diri
keluarga
melalui
kebutuhan
lembaga yang mengemban tugas dan
mendapat
tanggung jawab dalam pencapaian
pemenuhan
dasarnya,
berhak
merupakan
demikian,
pendidikan dan memperoleh manfaat
tujuan
pendidikan
dari ilmu pengetahuan dan teknologi,
Shocib,
2010:
seni,
merupakan
dan
budaya,
demi
salah
umum
salah
satu
(Moh.
2)
Keluarga
satu
lembaga
meningkatkan kualitas hidupnya dan
pengembangan tugas dan tanggung
demi
jawab pendidikan pertama. Agar
kesejahteraan
manusia(Majelis
umat
Permusyawaratan
dapat
melaksanakan
tugas
dan
Rakyat, 2009: 19). Oleh karena itu,
tanggung jawab yang benar, peran
setiap
orang
mengembangkan
berhak
untuk
keluarga sangatlah penting. Keluarga
diri
dan
adalah tempat anak berasal dan
mendapatkan pendidikan.
mempengaruhi remaja setiap hari
Hal ini juga sesuai dengan
dalam kehidupannya sampai dewasa.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun
Tujuan
pendidikan
adalah
2003 tentang Sistem Pendidikan
mengupayakan subjek peserta didik
Nasional
ayat
menjadi pribadi yang utuh dan
(1).“Pendidikan adalah usaha sadar
terintegrasi. Untuk mencapai tujuan
dan terencana untuk mewujudkan
ini,
suasana
keluarga
Pasal
belajar
pembelajaran
dan peserta
proses
tugas
dan
tanggung
adalah
jawab
menanamkan
didik
disiplin, menciptakan situasi dan
secara aktif mengembangkan potensi
kondisi yang memuat iklim yang
dirinya untuk memiliki kekuatan
dapat
spiritual keagamaan, pengendalian
memperdalam
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
berbagai
mulia,
pedoman dalam kehidupan anak.
serta
agar
1
keterampilan
yang
dihayati
anak dan
makna
untuk
memperluas
yang
menjadi
373
Salah satu aspek untuk mendorong
dalam mengembangkan kedisiplinan
dan
belajar agar remaja lebih termotivasi
mengembangkan
kepribadian
anak secara utuh adalah disiplin.
untuk
Karakter disiplin adalah salah
berdisiplin
diri
terhadap
dirinya sebagai seorang pelajar.
satu karakter yang baik dan wajib
Keluarga yang ada di Dusun
dimiliki oleh seseorang, terutama
Krajan, Desa Gembong, Kecamatan
bagi remaja. Karakter disiplin sangat
Arjosari,
penting bagi remaja terkait dengan
mempunyai profesi pekerjaan dan
pendidikan yang dijalaninya. Remaja
kesibukan
akan memperoleh hasil belajar yang
peranan
memuaskan apabila remaja mampu
penanaman
mengatur
kegiatan
anak remajanya berbeda-beda pula.
belajarnya. Disiplin dapat tumbuh
Dengan kesibukan orang tua yang
dibina melalui latihan, pendidikan
berbeda-beda terkadang ada keluarga
atau penanaman kebiasaan dimulai
sangat peduli dengan kedisiplinan
sejak dalam lingkungan keluarga.
belajar anaknya, namun terkadang
waktu
dan
Pendidikan dalam keluarga memberikan keyakinan agama, nilai
tidak
hidup,
dan
sikap
pandangan hidup
mendukung bermasyarakat,
Pacitan
berbeda-bedasehingga keluarga
dalam
kedisiplinan
terlalu
proses terhadap
memperdulikan
kedisiplinan belajar anaknya.
budaya yang mencakup nilai moral, peraturan pergaulan,
Kabupaten
Peran dalam
keluarga
proses
kaitannya penanaman
yang
kedisiplinan terhadap remaja sangat
kehidupan
penting dan dibutuhkan mengingat
dan
usia remaja disebut sebagai masa
bernegara. Peranan keluarga sangat
krisis atau usia bermasalah terkait
penting dalam proses penanaman
dengan pencarian jati dirinya.
kedisiplinan
berbangsa
terhadap
remaja.
Peranan keluarga dalam mendidik
METODE PENELITIAN
remaja membutuhkan keterlibatan
Penelitian ini dilaksanakan di
dan tanggung jawab komplek, selaras
Dusun
dengan
Kecamatan
pertumbuhan
anak
dan
tuntutan zaman. Peranan keluarga merupakan salah satu faktor penting
374
Krajan,
Desa
Arjosari,
Pacitan.Waktu
yang
Gembong, Kabupaten diperlukan
dalam penelitian ini yaitu 5 bulan
teknik observasi, wawancara semi
dari Maret sampai dengan Juli 2015.
terstruktur,
Metode diterapkan adalah
penelitian
dalam metode
dan
dokumentasi.
yang
Observasi atau pengamatan pada
ini
penelitian ini tentang kedisiplinan
kualitatif.Jenis
belajar remaja di Dusun Krajan, Desa
penelitian
penelitiannya
adalah
Gembong,
Kecamatan
deskriptif.Dengan demikian, laporan
Kabupaten
Pacitan
penelitian berisi kutipan-kutipan data
malam. Wawancara dalam penelitian
untuk
ini
memberikan
gambaran
penyajian laporan tersebut.
dilakukan
Arjosari,
pada
dengan
waktu
keluarga,
remaja laki-laki, dan kepala dusun
Penelitian kualitatif dalam hal
dengan 9 pertanyaan untuk masing-
ini menggunakan dua jenis sumber
masing keluarga dan kepala dusun,
data yaitu sumber data primer dan
serta 6 pertanyaan untuk masing-
sumber data sekunder. Data primer
masing remaja.
dalam penelitian ini adalah hasil
Analisis data dalam penelitian
wawancara secara langsung dengan
ini dilakukan secara interaktif dan
keluarga yang memiliki anak usia
berlangsung secara terus menerus
remaja, kepala dusun, dan remaja
sampai tuntas dari awal sampai akhir
laki-laki yang ada di Dusun Krajan,
penelitian.
Desa Gembong, Kecamatan Arjosari,
dengan cara reduksi data, penyajian
Kabupaten Pacitan. Sumber data
data, dan verifikasi.
Prosesnya
dilakukan
sekunder untuk penelitian ini adalah dokumen dari arsip desa tentang
HASIL DAN PEMBAHASAN
kependudukan yang meliputi jumlah
1. Kedisiplinan Belajar Remaja Di
keluarga dan jumlah remaja di Dusun
Dusun Krajan, Desa Gembong,
Krajan, Desa Gembong, Kecamatan
Kecamatan Arjosari, Kabupaten
Arjosari, Kabupaten Pacitan dengan
Pacitan Tahun 2015
rentang usia dari 12 sampai 21 tahun
Hasil observasi, wawancara,
kecuali yang sudah menikah dan
dan dokumentasi diperoleh data
bekerja.
bahwa kedisiplinan belajar remaja
Teknik
pengumpulan
data
laki-laki di rumah belum disiplin.
dalam penelitian ini menggunakan
Remaja laki-laki akan belajar
375
ketika diperintah terlebih dahulu
praktik
dari keluarga atau orang tua,
Dengan latihan dan membiasakan
ketikaada tugas sekolah atau PR
diri, disiplin akan terbentuk dalam
(Pekerjaan Rumah), dan akan
diri dan disiplin telah menjadi
menghadapi ulangan. Tidak ada
kebiasaan.
kesadaran dari remaja laki-laki
disiplin
sehari-hari.
Berdasarkan
hasil
sendiri untuk belajar. Selain itu,
wawancara
remaja laki-laki sering melakukan
peranan keluarga dalam proses
kegiatan
santai
penanaman kedisiplinan belajar
ataunongkrong saat jam belajar
terhadap remaja di Dusun Krajan,
malam yaitu mulai dari pukul
Desa
19.00 WIB sampai dengan pukul
Arjosari, Kabupaten Pacitan tahun
21.00 WIB sehingga hal tersebut
2015
dapat mengganggu kedisiplinan
mengarahkan,
belajar remaja khususnya remaja
membiasakan dan menasihati.
duduk-duduk
laki-laki.
disimpulkan bahwa
Gembong,
yaitu
Kecamatan
membimbing, mengawasi,
Peran keluarga atau orang
2. Peranan Keluarga dalam Proses
tua
dalam
membimbing,
Penanaman Kedisiplinan Belajar
mengarahkan,
Remaja Di Dusun Krajan, Desa
dalam
Gembong, Kecamatan Arjosari,
kedisiplinan belajar remaja yaitu
Kabupaten Pacitan Tahun 2015
dengan cara keluarga atau orang
Peran keluarga kaitannya dalam
proses
kedisiplinan sangat
penanaman
terhadap
dan
kaitannya
mengawasi penanaman
tua turut andil dalam kegiatan belajarnya,
dengan
cara
remaja
mendampingi serta mengawasi
penting dan dibutuhkan
kegiatan belajar sampai selesai.
mengingat
usia remaja disebut
Pendampingan
keluarga
atau
sebagai masa krisis.Disiplin dapat
orang tua dalam kegiatan belajar
dicapai
remaja
dan
proses
dibentuk
latihan.
melakukan berulang-ulang
disiplin
melalui
agar
Artinya,
keluarga atau orang tua dapat
secara
membantu remaja apabila remaja
dan
membiasakannya dalam praktik-
376
dimaksudkan
mendapatkan belajarnya.
kesulitan Selanjutnya,
dalam peran
keluarga atau orang tua dalam
dirinya.Remaja perlu dibiasakan
membiasakan remaja kaitannya
dan diarahkan tentang pentingnya
dengan penanaman kedisiplinan
disiplin belajar sehingga pada
belajar remaja dapat dilakukan
akhirnya
dengan cara keluarga atau orang
karakter remaja yang mempunyai
tua selalu menerapkan jadwal
sikap disiplin belajar yang tinggi
belajar bagi remaja yaitu setelah
yang siap menghadapi dunia kerja
salatisya sampai kurang lebih
kelak
pukul 21.00 WIB.Peran keluarga
langkah
atu
hal
keluarga atau orang tua yang ada
menasihati dilakukan dengan cara
di Dusun Krajan, Desa Gembong,
memberikan motivasi
Kecamatan Arjosari, Kabupaten
orang
tua
dalam
terhadap
dapat
ketika ke
membentuk
dewasa.
Untuk
depannya
remaja untuk selalu giat belajar.
Pacitan
Hal ini di dukung dari hasil
melakukan
observasi,
dan
kedisiplinan belajar pada diri
dokumentasi. Hasil penelitian ini
remaja dengan cara menasihati,
juga mendapat dukungan dari
mengarahkan,
teori-teori yang sesuai dengan
membiasakan dan menasihati agar
kedisiplinan remaja dan peranan
dapat meningkatkan sikap disiplin
keluarga dalam proses penanaman
belajarnya.
wawancara,
harus
lebih
lagi,
giat
penanaman
mengawasi,
kedisiplinan terhadap remaja. Tujuan
adanya
peran
SIMPULAN
keluarga dalam mendidik remaja, diantaranya
remaja
menjadi
Berdasarkan pembahasan di atas,
dapat
disimpulkan
tentang
disiplin belajar, dan termotivasi
Peranan Keluarga Dalam Proses
untuk berprestasi, mengingat usia
Penanaman Kedisiplinan Terhadap
remaja
Remaja Di Dusun Krajan, Desa
bermasalah
merupakan terkait
usia dengan
Gembong,
Kecamatan
pencarian jati dirinya sehingga
Kabupaten
Pacitan
memerlukan
sebagai berikut:
perhatian,
bimbingan, dan arahan untuk menemukan
karakteristik
jati
Arjosari,
Tahun
2015
1. Kedisiplinan belajar remaja di Dusun Krajan, Desa Gembong,
377
Kecamatan Arjosari, Kabupaten
DAFTAR PUSTAKA
Pacitan
Abu Daud. 2010. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Disiplin Belajar (http://abudaud/blogspot.co m/faktorfaktor/yang/Mempe ngaruhi/disiplin/belajar.htm, diunduh 23 Maret 2015).
tahun2015
belum
disiplin. Remaja laki-laki akan belajar ketika diperintah terlebih dahulu dari keluarga atau orang tua, ketikaada tugas sekolah atau PR (Pekerjaan Rumah), dan akan menghadapi ulangan. Tidak ada kesadaran dari remaja laki-laki sendiri untuk belajar. 2. Peranan keluarga dalam proses penanaman kedisiplinan belajar terhadap remaja di Dusun Krajan, Desa
Gembong,
Arjosari,
Kecamatan
Kabupaten
Pacitan
tahun 2015 yaitu membimbing, mengarahkan,
mengawasi,
membiasakan dan menasihati.
Andarmoyo Sulistyo. 2012. Keperawatan Keluarga Konsep Teori, Proses Dan Praktek Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu. Ani. 2010. Individu Keluarga Dan Masyarakat. (http://anie0804.wordpress.c om.individu-keluarga-danmasyarakat/htm, diunduh 23 Maret 2015). Arikunto Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Basrowi
dan Suwandi. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta.
Daryanto dan Suryatri. 2013. Pendidikan Karakter di Sekolah. Yogyakarta: ArRuzz Media. Djamarah Syaiful Bahri. 2004. Komunikasi Orang Tua dan Anak dalam Keluarga. Jakarta: Rineka Cipta. Djam’an Satori dan Komariah A’an. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
378
Emzir.2011. Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung:Pustaka Setia. Lexy J. Moleong. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sugiyono. 2009. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. . 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sutopo. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta: Sbelas Maret University Press.
Margono. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Tulus Tu’u. 2004. Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa.Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.
Nasution. 2012. Metode Research. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Undang-Undang Dasar 1945. 2009. Solo: Al-Anhar.
Shochib Moh. 2010. Pola Asuh Orang Tua dalam Membantu Anak Mengembangkan Disiplin Diri. Jakarta: Rineka Cipta.
Undang-Undang.Sisdiknas No 20 Tahun 2003. 2003. Jakarta: Sinar Grafika.
Slameto. 2010. Belajar dan FaktorFaktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta. Subagyo
Joko. 2004. Metode Penelitian dalam Teori dan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
379