Media Farmasi Indonesia Vol 10 No 2
PENGARUH FRAKSI AIR DAN FRAKSI ETIL ASETAT DAUN ADAM HAWA (Rhoeo discolor Hance) TERHADAP PELURUHAN BATU GINJAL KALSIUM SECARA IN VITRO INFLUENCE OF WATER FRACTIONS AND ETHYL ACETATE FRACTIONS OF ADAM HAWA LEAVES (Rhoeo discolor Hance) ON ABILITY DISSOLVING OF CALCIUM KIDNEY STONES BY IN VITRO Sasriya Puspaningrum, Anang Budi Utomo, Agus Suprijono Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi “Yayasan Pharmasi” Semarang ABSTRAK Batu ginjal merupakan pembentukan endapan mineral kristal pada ginjal. Batu yang menyumbat menyebabkan nyeri pinggang, disuria dan hematuria. Daun adam hawa (Rhoeo discolor Hance) mengandung senyawa flavonoid yang berpotensi sebagai peluruh kalsium pada batu ginjal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh fraksi air dan fraksi etil asetat daun adam hawa, mengetahui adanya perbedaan konsentrasi fraksi air dan fraksi etil asetat daun adam hawa, serta mengetahui konsentrasi maksimal fraksi air dan fraksi etil asetat daun adam hawa terhadap peluruhan batu ginjal kalsium secara in vitro. Metode ekstraksi yang digunakan adalah remaserasi dengan pelarut etanol 70% selama 5 hari. Analisis kualitatif ekstrak, fraksi air dan fraksi etil asetat meliputi skrining fitokimia dan KLT. Analisis kualitatif batu ginjal menggunakan Spektrofotometer FT-IR. Analisis kuantitatif kadar kalsium menggunakan Spektrofotometer Serapan Atom. Fraksi air dan fraksi etil asetat dibuat konsentrasi 1000, 2000, 3000, 4000, 5000, dan 6000 ppm. Batu ginjal direndam dalam fraksi air dan fraksi etil asetat selama 5 jam pada suhu 37ºC. Hasil penelitian menunjukkan fraksi air dan fraksi etil asetat daun adam hawa berpengaruh terhadap peluruhan batu ginjal kalsium. Hasil statistik menunjukkan ada perbedaan antara fraksi air dan fraksi etil asetat daun adam hawa terhadap peluruhan kalsium batu ginjal secara in vitro. Konsentrasi maksimal yang mampu meluruhkan kalsium yaitu fraksi air konsentrasi 3000 ppm dapat meluruhkan kalsium sebesar 4,558 ppm, sedangkan fraksi etil asetat konsentrasi 5000 ppm dapat meluruhkan kalsium sebesar 3,912 ppm. Kata kunci: Daun adam hawa (Rhoeo discolor Hance), flavonoid, batu ginjal kalsium, FT-IR, Spektrofotometer Serapan Atom. ABSTRACT Kidney stones are forming deposits mineral crystals in the kidneys. Stones that obstruct can cause low back pain, dysuria and hematuria. Adam hawa leaves (Rhoeo discolor Hance) contains flavonoids have potential to dissolve calcium kidney stones. This research has aimed to determine the effect of water and ethyl acetate fraction of adam hawa leaves, knowing difference concentration of water 917
Media Farmasi Indonesia Vol 10 No 2
and ethyl acetate fraction adam hawa leaves, knowing maximum concentration of water and ethyl acetate fraction adam hawa leaves dissolving calcium kidney stones by in vitro. Extraction method is remaseration with 70% ethanol during 5 days. Qualitative analysis of the extract, water and ethyl acetate fraction includes phytochemical screening and TLC. Qualitative analysis of kidney stones using FT-IR spectrophotometer. Quantitative analysis of calcium levels using Atomic Absorption Spectrophotometer. Concentration water and ethyl acetate fraction created at 1000, 2000, 3000, 4000, 5000, and 6000 ppm. Kidney stones was submerged in water fraction and ethyl acetate fraction for 5 hours at 37ºC. The results showed that water fraction and ethyl acetate fraction of adam hawa leaves influential in dissolving calcium kidney stones. The statistical results showed difference between water and ethyl acetate fraction of adam hawa leaves dissolving calcium kidney stones by in vitro. The maximum concentration to dissolve calcium kidney stones at 3000 ppm water fraction as much 4.558 ppm, while the ethyl acetate fraction at 5000 ppm as much 3.912 ppm. Keywords: adam hawa leaves (Rhoeo discolor Hance), flavonoids, calcium kidney stones, FT-IR, Atomic Absorption Spectrophotometer. maupun tradisional. Obat tradisional
PENDAHULUAN Batu
merupakan
dipilih karena dianggap lebih murah,
pembentukan endapan mineral kristal
efek samping kecil, dan mudah
pada ginjal. Pembentukan batu ginjal
didapat dari lingkungan sekitar.
dapat
ginjal
terjadi
gangguan
Penelitian bahan alam sebagai
metabolik, gangguan aliran urin serta
peluruh batu ginjal telah banyak
kekurangan cairan tubuh. Batu yang
dilakukan seperti rambut jagung,
menyumbat
menyebabkan
daun ciplukan, semangka merah dan
disuria
semangka
kuning.
Berdasarkan
penelitian
tersebut
mekanisme
nyeri
karena
dapat
pinggang,
dan
hematuria. Penanganan dan pengobatan
peluruhan kalsium pada batu ginjal
batu ginjal dapat dilakukan dengan
melalui
beberapa cara, yaitu mengeluarkan
antara kalsium dan flavonoid.
batu dengan Extracorporeal Shock Wave
Lithotripsy
pembedahan, dengan
(ESWL),
penghancuran
sinar
radiasi,
pembentukan
Daun adam hawa mengandung asam format, tanin dan saponin
batu
(Dalimartha,
2003
dan
flavonoid,
fenolik,
menggunakan obat, baik sintetis
kompleks
:
81)
serta
glikosida,
karbohidrat dan alkaloid (Parivuguna 918
Media Farmasi Indonesia Vol 10 No 2
et al, 2008 : 45). Kandungan
Spektrofotometer FT-IR Prestige-21
flavonoid tersebut diduga berpotensi
Shimadzu, Spektrofotometer Serapan
sebagai peluruh kalsium pada batu
Atom Perkin Elmer 3110.
ginjal.
Cara Kerja
METODE PENELITIAN
Pembuatan Ekstrak Daun Adam
Objek
penelitian
adalah
Hawa
konsentrasi kalsium batu ginjal yang
500 gram serbuk daun adam
terlarut dalam fraksi air dan fraksi
hawa diremaserasi dengan etanol
etil asetat daun adam hawa (Rhoeo
70% sebanyak 2500 mL selama 5
discolor Hance). Variabel bebas
hari dengan penggantian pelarut
penelitian adalah konsentrasi fraksi
setiap 24 jam. Ekstrak dipekatkan
air dan fraksi etil asetat daun adam
dengan rotary evaporator.
hawa yaitu 1000, 2000, 3000, 4000,
Pembuatan Fraksi Air dan Fraksi
5000, dan 6000 ppm. Serta waktu
Etil Asetat Daun Adam Hawa
perendaman 5 jam.
10
Bahan yang digunakan adalah daun
adam
kental
dilarutkan dalam 100 mL aqua destilata, dimasukkan dalam corong
kalsium, etanol 70%, etil asetat, n-
pisah, ditambah 100 mL n-hexan,
hexan, aqua destilata, HCl, reagen
dikocok. Fraksi n-hexan dipisahkan.
dragendorf, amyl alkohol, serbuk
Fraksi air ditambah 100 mL etil
Mg, NaOH, H2SO4, FeCl3, larutan
asetat, dikocok. Fraksi air dan fraksi
gelatin,
n-butanol,
etil asetat dipisahkan. Fraksi air dan
metanol, kloroform, anisaldehid-asam
fraksi etil asetat daun adam hawa
sulfat, kalium bromida, asam nitrat.
dipekatkan
asetat,
batu
ekstrak
ginjal
asam
hawa,
gram
Alat yang digunakan yaitu
menggunakan
rotary
evaporator.
neraca, corong pisah, beaker glass,
Uji Kualitatif Senyawa Aktif Daun
cawan porselen, rotary evaporator,
Adam Hawa
penangas air, tabung reaksi, pipet
Identifikasi
tetes, pipa kapiler, lampu UV 254
dilarutkan
nm, chamber, plat tetes, mortar,
ditambah reagen dragendorf. Positif
alkaloid dalam
HCl,
:
sampel disaring,
stamper, labu takar, pipet volume, 919
Media Farmasi Indonesia Vol 10 No 2
jika
terbentuk
endapan
merah
al, 2011 : 103).
(Tiwari et al, 2011 : 103). Identifikasi
flavonoid
terbentuk endapan putih (Tiwari et
:
sampel
Uji dengan Kromatografi Lapis
ditambah aquadest, dipanaskan 5
Tipis
menit, disaring. Filtrat ditambah
Alkaloid : fase gerak kloroform : etil
HCl, amyl alkohol, dan sedikit
asetat (70:30) dengan penampak
serbuk
Mg,
dibiarkan lapisan
kuat
dan
bercak pereaksi dragendorf. Positif
Positif
jika
jika bercak berwarna jingga coklat
dikocok
memisah. amyl
alkohol
berwarna
(Lutfillah, 2008).
kuning atau merah (DepKes RI, 1987
Flavonoid : fase gerak n-butanol :
:48). Uji golongan flavonoid : sampel
asam asetat : air (4:1:5), deteksi
ditambah beberapa tetes NaOH 0,1 N
dengan uap ammonia. Positif jika
lalu diamati warnanya. Flavonol dan
bercak berpendar kuning, hijau, dan
flavon
jingga (Markham, 1988 : 34).
akan
memberikan
warna
kuning. Sampel ditambah beberapa
Saponin : fase gerak kloroform :
tetes H2SO4 pekat lalu diamati
metanol (9:1) dengan penampak
warnanya.
akan
bercak anisaldehid-asam sulfat pekat.
memberikan warna jingga (Akbar,
Positif jika bercak berwarna merah,
2010 : 5).
kuning, biru tua, ungu, hijau atau
Flavonol
Identifikasi
saponin
:
sampel
coklat (Sulistyani et al, 2012 : 12).
dinginkan,
Tanin : fase gerak n-butanol:asam
dikocok kuat selama 10 detik. Positif
asetat:air (14:1:5) dengan penampak
jika terbentuk buih yang stabil
bercak FeCl3. Positif jika bercak
(Yadav dan Agarwala, 2011 : 11).
berwarna biru kehitaman (Harborne,
Identifikasi
1987 : 105).
ditambah
air
panas,
fenolik
:
sampel
ditambah FeCl3 2%. Positif jika
Analisis Kualitatif Batu Ginjal
terbentuk warna biru hijau atau hitam
Kalsium dengan Spektrofotometer
(Yadav dan Agarwala, 2011 : 11).
FT-IR
Identifikasi tanin : sampel ditambah larutan gelatin 1%. Positif jika
Batu
ginjal
dihaluskan,
ditimbang 1-3 mg serbuk batu ginjal, ditambah 300 mg kalium bromida (KBr), diaduk sampai homogen. 920
Media Farmasi Indonesia Vol 10 No 2
Campuran
serbuk
dibuat
tablet
nitrat : asam klorida (1:3) sampai
dengan tekanan 5 bar selama 5 menit
larutan jernih. Pengukuran dilakukan
hingga diperoleh tablet transparan
pada panjang gelombang 422,7 nm.
dan siap dianalisis. Spektrum hasil
Pengukuran kalsium pada blanko
analisis
dengan
dengan mengukur 10 mL aquadest
Standar Analyse des Calculus par
dimasukkan dalam tabung reaksi,
Spektrophotometric
Infrarouge,
ditambah 100 mg serbuk batu ginjal.
Advantages et Limites de la Methode.
Diinkubasi pada suhu 37oC selama 5
Pengukuran Kadar Kalsium
jam sambil diaduk setiap 15 menit,
dibandingkan
Fraksi air dan fraksi etil asetat
kemudian disaring. Filtrat didestruksi
daun adam hawa dibuat konsentrasi
dengan asam nitrat : asam klorida
1000, 2000, 3000, 4000, 5000, dan
(1:3), diukur kadar kalsium dengan
6000 ppm. Ditimbang 100 mg serbuk
spektrofotometer serapan atom.
batu
HASIL DAN PEMBAHASAN
ginjal,
dimasukkan
dalam
tabung reaksi yang berisi larutan
Daun adam hawa diekstraksi
fraksi air dan fraksi etil asetat daun
dengan
adam hawa, diinkubasi selama 5 jam
menggunakan pelarut etanol 70%
pada suhu 37ºC sambil digojog setiap
selama 5 hari. Ekstrak, fraksi air dan
15 menit. Larutan disaring dengan
fraksi etil asetat daun adam hawa
kertas
dilakukan uji kandungan senyawa.
saring.
Filtrat
hasil
metode
remaserasi
perendaman didestruksi dengan asam
Tabel 1. Hasil Uji Kandungan Senyawa dalam Ekstrak, Fraksi Air dan Fraksi Etil Asetat Daun Adam Hawa (Rhoeo discolor Hance) Senyawa Alkaloid Flavonoid
Saponin Fenolik Tanin
Positif Terbentuk endapan merah Lapisan amyl alkohol kuning atau merah Flavonol dan flavon : larutan berwarna kuning Flavonol : larutan berwarna jingga Terbentuk buih Terbentuk warna biru hijau atau hitam Terbentuk endapan putih
Ekstrak + + + + + + +
Sampel Fraksi Air Fraksi Etil Asetat + + + + + + + + +
+ + + -
Tabel 2. Hasil KLT Daun Adam Hawa (Rhoeo discolor Hance) Senyawa Alkaloid
Sampel Ekstrak
Warna noda penampak bercak Jingga kecoklatan
Keterangan Positif
921
Media Farmasi Indonesia Vol 10 No 2
Fraksi Air Fraksi Etil Asetat Ekstrak Fraksi Air Fraksi Etil Asetat Baku Rutin Baku Quersetin Ekstrak Fraksi Air Fraksi Etil Asetat Ekstrak Fraksi Air Fraksi Etil Asetat
Flavonoid
Saponin
Tanin
Jingga kecoklatan Kuning kehijauan Kuning kehijauan Kuning kehijauan Kuning kehijauan Kuning kehijauan Kuning kecoklatan Kuning kecoklatan Kuning kecoklatan Biru kehitaman Biru kehitaman Biru kehitaman
Analisis batu ginjal dengan spektrofotometer
FT-IR
Jingga coklat (Lutfillah, 2008) Positif Kuning (Markham, 1988 : 34)
Positif Kuning coklat (Sulistyami et al, 2012 : 12) Positif Biru kehitaman (Harborne, 1987 : 105)
posisi bilangan gelombang 1350,17 cm-1 bersesuaian dengan molekul
menunjukkan bahwa sampel batu
weddellite
yang
ginjal
kalsium
oksalat
benar-benar
mengandung
kalsium. Hal ini dapat dilihat pada
mengandung dihidrat
(Ca(COO)2,2H2O).
C=O
O-H
C=O
C-H
(A) Spektogram Sampel
(B) Spektogram Standar Gambar 1. Hasil (A) Spektogram Sampel dan (B) Spektogram Standar
Batu ginjal direndam dalam masing-masing
konsentrasi,
suhu tubuh manusia normal. Menurut Tarwoto
dan
Wartonah
(2006),
diinkubasi pada suhu 37ºC selama 5
pengeluaran urin pada orang dewasa
jam, diaduk setiap 15 menit. Inkubasi
normalnya ± 1200 mL/hari atau 50
pada suhu 37ºC disesuaikan dengan
mL/jam, sedangkan daya tampung 922
Media Farmasi Indonesia Vol 10 No 2
urin pada kandung kemih sekitar
memecah kalsium oksalat menjadi
170-230 mL, sehingga normalnya
kalsium murni yang akan terukur
frekuensi pengeluaran urin 3-5 jam.
pada spektrofotometer serapan atom
Pengadukan
(Sastrohamidjojo, 2001 : 4).
setiap
15
menit
diasumsikan batu ginjal di dalam
Kadar kalsium batu ginjal yang
tubuh mengalami gerakan-gerakan
terlarut dalam fraksi air dan fraksi
akibat aliran urin, aliran air atau
etil asetat daun adam hawa dihitung
gerakan akibat aktivitas dari tubuh
dengan Caterlarut = Catotal – Cafraksi –
manusia (Effendi dan Wardatun,
Cablanko. Catotal merupakan kadar
2012 : 10).
kalsium
Filtrat
hasil
perendaman
yang
terukur
pada
spektrofotometer
serapan
atom,
didestruksi dengan asam nitrat dan
Cafraksi merupakan kadar kalsium
asam klorida (1:3). Proses destruksi
dalam fraksi, dan Cablanko merupakan
yang
sempurna
ditandai
dengan
larutan hasil destruksi jernih. Proses destruksi
ini
bertujuan
kadar kalsium batu ginjal yang terlarut dalam aqua destilata.
untuk
Tabel 3. Hasil Kadar Kalsium Batu Ginjal yang Terlarut dalam Fraksi Air dan Fraksi Etil Asetat Daun Adam Hawa (Rhoeo discolor Hance) Sampel
Konsentrasi (ppm)
Ca Total (ppm)
Ca Fraksi (ppm)
Blanko (ppm)
Ca Terlarut (ppm)
Rata-rata (ppm)
923
Media Farmasi Indonesia Vol 10 No 2
Fraksi Air
1000
44,611 45,452 44,891 49,381 49,450 49,450 58,570 59,446 58,570 78,563 79,440 78,212 82,414 83,116 82,063 91,541 91,892 91,191 6,187 6,159 6,243 7,926 8,066 8,031 10,521 10,486 10,732 12,696 13,012 12,942 15,641 15,220 16,992 16,379 16,660 16,800
2000
3000
4000
5000
6000
Fraksi Etil Asetat
1000
2000
3000
4000
5000
6000
38,718 38,718 38,718 41,382 41,382 41,382 49,801 49,801 49,801 71,723 71,723 71.723 75,932 75,932 75,932 85,220 85,220 85,220 1,529 1,529 1,529 3,072 3,072 3,072 4,040 4,040 4,040 5,878 5,878 5,878 7,259 7,259 7,259 8,452 8,452 8,452
4,503 4,503 4,503 4,503 4,503 4,503 4,503 4,503 4,503 4,503 4,503 4,503 4,503 4,503 4,503 4,503 4,503 4,503 4,503 4,503 4,503 4,503 4,503 4,503 4,503 4,503 4,503 4,503 4,503 4,503 4,503 4,503 4,503 4,503 4,503 4,503
1,390 2,231 1,670 3,496 3,564 3,564 4,266 5,143 4,266 2,336 3,214 1,986 1,979 2,680 1,628 1,818 2,169 1,468 0,211 0,183 0,267 0,407 0,547 0,512 2,034 1,999 2,245 2,371 2,687 2,617 3,935 3,514 4,286 3,480 3,761 3,901
1,763
3,541
4,558
2,512
2,096
1,818
0,220
0,498
2,093
2,558
3,912
3,714
Gambar 2. Grafik Hubungan antara Fraksi Air dan Fraksi Etil Asetat dengan Kadar Kalsium Batu Ginjal yang Terlarut
Berdasarkan
tabel
atas,
kalsium batu ginjal yang terlarut.
konsentrasi 1000, 2000, dan 3000
Namun pada konsentrasi di atas 3000
ppm fraksi air daun adam hawa
ppm mengalami penurunan kadar.
mengalami
Sedangkan pada fraksi etil asetat,
peningkatan
di
kadar
924
Media Farmasi Indonesia Vol 10 No 2
kadar kalsium batu ginjal yang terlarut
pada
batu
ginjal
peningkatan
diduga dapat membentuk senyawa
mulai dari konsentrasi 1000 ppm
kompleks dengan gugus –OH dari
hingga 5000 ppm. Namun pada
flavonoid sehingga membentuk Ca-
konsentrasi 6000 ppm mengalami
flavonoid. Senyawa kompleks ini
penurunan kadar. Penelitian Sasmito
diduga lebih mudah larut dalam air,
et
sehingga air yang ada dalam urin
al
mengalami
Kalsium
(2001),
penurunan
kadar
disebabkan adanya senyawa selain
akan
flavonoid
ginjal.
yang
mengganggu
membantu
kelarutan
batu
diuretik
dari
Aktivitas
terbentuknya senyawa kompleks oleh
flavonoid
flavonoid.
pengeluaran batu dari dalam ginjal
Mekanisme
senyawa
dapat
pengganggu dapat berupa gangguan
yaitu
dikeluarkan
sterik atau gangguan secara kimia
(Cahyono, 2009 : 48).
membantu
bersama
urin
karena bereaksi dengan sebagian senyawa aktif flavonoid.
Gambar 3. Reaksi pembentukan kompleks Ca-Flavonoid
Hasil uji korelasi menunjukkan
masing kelompok konsentrasi. Untuk
nilai r mendekati 1 yang berarti ada
mengetahui letak perbedaan antar
pengaruh fraksi air dan fraksi etil
kelompok, dilanjutkan dengan uji
asetat daun adam hawa terhadap
pasca anava. Hasil uji pasca anava
peluruhan batu ginjal kalsium. Hasil
menunjukkan bahwa ada perbedaan
uji
antara kelompok.
anava
perbedaan
menunjukkan dengan
melihat
adanya nilai
KESIMPULAN DAN SARAN
signifikansi < α 0,05 yang berarti
Berdasarkan hasil penelitian
terdapat perbedaan antara masing-
dapat disimpulkan bahwa terdapat 925
Media Farmasi Indonesia Vol 10 No 2
pengaruh fraksi air dan fraksi etil
Tinggi
asetat daun adam hawa (Rhoeo
Pharmasi”
discolor Hance) terhadap peluruhan
Martha Cahyani, M.Sc., Apt., Ketua
batu ginjal kalsium secara in vitro,
Prodi S1 Farmasi Sekolah Tinggi
terdapat perbedaan konsentrasi fraksi
Ilmu Farmasi “Yayasan Pharmasi”
air dan fraksi etil asetat daun adam
Semarang. Terima kasih juga kepada
hawa terhadap peluruhan batu ginjal
Bapak Anang Budi Utomo, S.Pd.,
kalsium secara in vitro, konsentrasi
S.Mn.,
maksimal yang dapat melarutkan
pembimbing I dan Bapak Drs. Agus
kalsium batu ginjal yaitu fraksi air
Suprijono, M.Kes., Apt. selaku dosen
konsentrasi 3000 ppm dengan rata-
pembimbing
rata kalsium yang terlarut 4,558 ppm,
Sulistyowati, S.T., M.Sc. selaku
sedangkan
asetat
dosen penguji I dan Ibu Bekti
konsentrasi 5000 ppm dengan rata-
Nugraheni, M.Sc., Apt. selaku dosen
rata kalsium yang terlarut 3,912 ppm.
penguji II.
Saran
DAFTAR PUSTAKA
fraksi
etil
1. Perlu dilakukan penelitian uji peluruhan batu ginjal kalsium pada isolat daun adam hawa (Rhoeo discolor Hance). 2. Perlu dilakukan penelitian jenis flavonoid
daun
adam
hawa
(Rhoeo discolor Hance) yang dapat melarutkan batu ginjal kalsium secara in vitro. UCAPAN TERIMAKASIH Puji syukur kepada Allah SWT atas rahmat dan anugrah-Nya, terima kasih kepada Ibu Dra. Erlita Verdia Mutiara, M.Si., Apt., Ketua Sekolah
Ilmu
Farmasi
Semarang,
M.Pd.
II,
“Yayasan Ibu
selaku
serta
Ibu
Intan
dosen
Etty
Akbar, H. R. 2010. Isolasi dan Identifikasi Golongan Flavonoid Daun Dandang Gendis (Clinacanthus nutans) Berpotensi Sebagai Antioksidan. Skripsi. Bogor : IPB. Cahyono, J.B.S.B. 2009. Batu Ginjal : Bagaimana Mencegah dan Menanganinya. Yogyakarta : Penerbit Kanisius. Dalimartha, S. 2003. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Jilid 3. Cetakan 1.Jakarta : Puspa Swara. Departemen Kesehatan RI. 1987. Analisis Obat Tradisional. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 926
Media Farmasi Indonesia Vol 10 No 2
Effendi, M.E., dan Wardatun, S. 2012. Potensi Sari Buah Semangka Merah(Citrullus vulgaris rubrum)dan Sari Buah Semangka Kuning (Citrullus vulgaris flavum)sebagai Peluruh Batu Ginjal Kalsium Oksalat secara In Vitro. Ekologia. 13 (1) : 6-11. Harborne, J.B. 1987. Metode Fitokimia. Diterjemahkan oleh Sujatmi. Bandung : ITB Press. Lutfillah, M. 2008. Karakterisitik Senyawa Alkaloid Hasil Isolasi dari Kulit Batang Angrest (Spatoda campanulata Beauty) serta Uji Aktivitasnya sebagai Antibakteri secara In Vitro. Skripsi. Malang : Jurusan Kimia FMIPA Universitas Brawijaya. Markham, K. R. 1988. Cara Mengidentifikasi Flavonoid. Diterjemahkan oleh Padmawinata, K. Bandung : ITB. Parivuguna, V., Gnanaprabhal, R., Dhanabalan, R., dan Doss, A. 2008. Antimicrobial Properties and Phytochemical Constituents of Rhoeo discolor Hance. Ethnobotanical Leaflets.12 : 841-45.
Sastrohamidjojo, Spektroskopi. Liberty.
H. 1991. Yogyakarta :
Sulistyani, N., dan Wardhani, L.K. 2012. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etil Asetat Daun Binahong (Anrendera scandena (L). Moq) terhadap Shigella flexneri Beserta Profil Kromatografi Lapis Tipis. Jurnal Ilmiah Kefarmasian. 2(1):1-16. Tarwoto dan Wartonah. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika. Tiwari, P., Kumar, B., Kaur, M., Kaur, G., dan Kaur, H. 2011. Phytochemical Screening and Extraction : A Review. Internationale Pharmaceutica Sciencia. 1:1 Yadav, R.N.S., dan Agarwala, M. 2011. Phytochemical Analysis of Some Medicinal Plants. Journal of Phytology. 3 (12):10-14. ISSN 2075-6240.
Sasmito, D., Kamal, Z., dan Matrozi. 2001. Kemampuan Fraksi Ekstrak Air dan Etil Asetat Daun Benalu Petai (Dendrophthoe pentandra L. Miq) Melarutkan Batu Ginjal KalsiumIn Vitro yang Diuji dengan Metode Aktivasi Neutron Cepat. Majalah Farmasi Indonesia. 12 (4):186193. 927