Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi, Vol. 16, No.2, 2011, halaman 104-109
ISSN : 1410-0177
EFEK ANTIINFLAMASI FRAKSI HEKSAN DAN FRAKSI ETIL ASETAT DAUN ALPOKAT (Persea americana Mill.) PADA TIKUS (Rattus norvegicus) PUTIH JANTAN Elka Yuslinda, Sylfia Hasti, Erda Wati Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Riau Email :
[email protected] Abstract Avocado (Persea Americana, Mill) has been used traditionally to cure disease but the effect has not proven scientificaly. This study reports the determination of anti inflammation effect of ethyl acetate fraction and hexane fraction of avocado leaves at various dose : 100, 200 and 400 mg/KgBW respectively. Inflammation was induced by using Paw edema method with induction of 1% carrageen 0,5 ml. Phenylbutazone at dose 9 mg/KgBW was used as positive control, while 1% sodium CMC given 1 hr before induction was used as negative control. The edema volume was determined at one hour interval for 5 hours, and percentage of inhibition was then calculated. Result indicated that the ethyl acetate and the hexane fractions of avocado leaves at doses 100, 200, and 400 mg/KgBW showed significant anti-inflammation effect (p<0.05). The best effect was given by the ethyl acetate fraction at dose 400 mg/KgBW.
Keyword: antiinflamasi, Persea americana, Mill,Paw edema.
PENDAHULUAN Dewasa ini kemajuan ilmu pengetahuan di bidang pengobatan maju pesat seiring dengan kemajuan teknologi, namun penggunaan obat tradisional masih banyak digemari oleh masyarakat (Back to nature). Hal tersebut disebabkan obat tradisional mempunyai banyak keuntungan, seperti harga yang relatif murah sehingga dapat dijangkau masyarakat luas, bahan baku yang mudah diperoleh dan disamping itu efek samping penggunaan obat tradisional yang sejauh ini dianggap lebih kecil daripada efek samping obat sintetik. Secara tradisional dan sudah umum digunakan adalah dengan menggunakan tanaman obat (Wijaya dan Darsono, 2005). Tanaman alpokat selama ini dikenal hanya buahnya saja yang biasa dikonsumsi
masyarakat. Ternyata daun Alpokat merupakan salah satu bahan alami yang bisa digunakan sebagai obat tradisional. Daunnya secara empiris telah digunakan sebagai diuretik, analgesik, anti radang, hipertensi, hipoglikemia, diare, sakit tenggorokan dan perdarahan (Brai et al, 2007). Beberapa peneliti telah melaporkan aktivitas farmakologi daun Alpokat diantaranya ekstrak air daun Alpokat mempunyai efek antidiabetes (Antia et al, 2005) dan efek vasorelaksasi pada aorta tikus (Owolabi et al, 2005). Lebih lanjut Shopianty (1998) melaporkan efek hipotensif infusa daun Alpokat dan Agustriyanto (2004) melaporkan efek hipotensif ekstrak etanol pada kucing normotensi. Yuslinda (2007) melaporkan efek antihipertensi ekstrak etanol daun Alpokat pada tikus yang diinduksi hipertensi. Selanjutnya juga 104
Elka Y., et al.
dilaporkan adanya efek analgetik ekstrak etanol , fraksi etil asetat dan fraksi heksan daun alpokat (Yuslinda dkk, 2010).
J. Sains Tek. Far., 16(2), 2011
diambil adalah daun yang sudah tua dan segar dari tanaman Alpokat. Ekstraksi Sampel
Berdasarkan penelitian sebelumnya yang membuktikan bahwa ekstrak air daun Alpokat (Adeyemi et al, 2002) pada dosis 200, 400, 800 dan 1600 mg/Kg BB dan ekstrak etanol daun Alpokat pada dosis 100, 200 dan 400 mg/Kg BB mempunyai efek antiinflamasi (Juniati, 2008). Penulis tertarik untuk menguji efek antiinflamasi fraksi etil asetat dan heksana daun Alpokat (Persea americana Mill.). Penelitian ini bertujuan untuk melihat efek antiinflamasi fraksi heksana dan fraksi etil asetat menggunakan metoda paw edema yang dimodifikasi oleh Winder pada tikus putih jantan (Rattus norvegicus) . METODOLOGI Penelitian dilakukan di Laboratorium Penelitian dan Laboratorium Farmakologi Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Riau, Pekanbaru pada bulan April sampai dengan bulan Oktober 2010. Alat-alat yang digunakan adalah botol kaca yang berwarna gelap, seperangkat alat destilasi, seperangkat alat rotary evaporator, corong pisah, kertas saring, dan vial, pipet tetes, plat tetes, tabung reaksi, gelas ukur, pletysmometer, timbangan analitik, alat suntik, timbangan hewan percobaan, kandang tikus, jaring kawat, stopwatch, montir dan stamper. Bahanbahan yang digunakan adalah daun alpokat (Persea americana Mill.), etanol 70%, heksana, etil asetat, aquadest, tikus putih jantan, karagen, fenilbutazon dan Na CMC. Pengambilan Sampel
Sampel daun Alpokat yang telah dipetik dikumpulkan dan dicuci bersih sampai semua kotoran yang melekat pada daun hilang. Daun yang telah bersih dirajang dan dikeringkan tanpa sinar matahari langsung, sampel yang sudah kering dihaluskan dengan alat grinder dan ditimbang berat keringnya. Kemudian dilakukan penyarian dengan cara maserasi dengan etanol 70% dalam wadah tertutup baik dan terlindung dari cahaya selama 5 hari sambil sesekali diaduk. Sari etanol disaring dan ampasnya dimaserasi selama 3 hari. Ekstrak etanol dikumpulkan kembali dan proses reekstraksi dilanjutkan 1 kali lagi dengan cara yang sama. Semua sari etanol dikumpulkan disaring dan dipindahkan kedalam bejana tertutup dan dibiarkan ditempat sejuk terlindung cahaya selama 2 hari. Terakhir sari ini di enap tuangkan. Sari etanol yang jernih dipekatkan dengan destilasi vakum pada suhu 40ºC dan dilanjutkan dengan rotary evaporator hingga didapatkan ekstrak berupa cairan kental yang tidak dapat dituang. Fraksinasi Sampel Ekstrak kental etanol difraksinasi dengan pelarut yang bersifat non polar yaitu heksan dan pelarut semi polar yaitu etilasetat. Sehingga didapat fraksi heksan dan fraksi etilasetat. Masing–masing fraksi yang didapat diuapkan dengan rotary-evaporator sehingga didapatkan ekstrak kental dari setiap fraksi.
Sampel daun Alpokat (Persea americana M.) diambil didaerah Lintau Kabupaten Tanah Datar Sumatera Barat. Daun yang 105
Elka Y., et al.
J. Sains Tek. Far., 16(2), 2011
Perencanaan Dosis
Pengujian Efek Antiinflamasi
Pada penelitian ini digunakan fraksi etil asetat dan heksana dari daun Alpokat. Dosis fraksi etil asetat atau ekstrak heksana daun Alpokat yaitu 100, 200 dan 400 mg/kg BB. Dosis kontrol positif fenilbutazon yang diberikan berdasarkan dosis lazim pada manusia yaitu 100 mg/70kg BB. Dikonversikan ke tikus menjadi 9 mg/kg BB
Sebelum dilakukan percobaan masingmasing tikus dipuasakan selama semalam tapi tetap diberi minum. Timbang masingmasing hewan percobaan, ambil secara acak dibagi menjadi 8 kelompok dan tiap kelompok terdiri dari 3 ekor hewan percobaan. Beri tanda pengenal, beri tanda pada kaki kiri tikus pada bagian malleolus. Kelompok kontrol negatif diberi larutan Na CMC 1% secara oral.
Senyawa uji diberikan secara oral dan volume penyuntikan dibuat sama yaitu 1% dari berat badan tikus. Volume suspensi yang diberikan pada hewan uji dihitung berdasarkan rumus Malone : VAO(ml)= Dosis(mg / kgBB) xBeratBadan(kg ) Konsentrasi (mg / mL) VAO = Volume Adminitrasi Obat Penyiapan Hewan Percobaan Pada penelitian uji efek antiinflamasi menggunakan hewan percobaan tikus putih jantan (Rattus norvegicus) dewasa dengan berat badan antara 100 – 200 gram. Sebelum perlakuan hewan percobaan diaklimatisasi selama 1 minggu untuk pengadaptasian dengan lingkungannya. Makan dan minum selama pemeliharaan diberi secukupnya dan hewan percobaan ditimbang dan diamati perilakunya. Hewan percobaan yang digunakan yang dinilai sehat yaitu selama pemeliharaan bobot badan hewan tidak mengalami penyimpangan berat badan lebih dari 10% dan secara visual memperlihatkan perilaku normal.
Kelompok kontrol positif diberi suspensi fenilbutazon dengan dosis 9 mg/kg BB secara oral. Kelompok uji (kelompok III, IV dan V) diberi ekstrak heksana daun Alpokat yang disuspensikan dengan Na CMC 1% dengan 3 dosis yang bervariasi masingmasing 100, 200 dan 400 mg/kg BB diberikan secara oral. Kelompok uji (kelompok VI, VII dan VIII) diberi ekstrak etil asetat daun Alpokat yang disuspensikan dengan Na CMC 1% dengan 3 dosis yang bervariasi masing-masing 100, 200 dan 400 mg/kg BB diberikan secara oral. Satu jam kemudian kaki tikus diinduksi dengan menggunakan karagen 1 % sebanyak 0,5 mL secara sub-plantar. Sebelumnya ukuran volume kaki kiri tikus dan dinyatakan sebagai volume dasar. Satu jam kemudian celupkan kaki kiri tikus yang telah diinduksi dengan menggunakan karagen pada alat pletysmometer sampai pada batas. Hal ini dilakukan setiap 1 jam selama 5 jam pengamatan.
Ukur volume udem dan persen inhibisi dengan rumus : volume udem (ml) = Vt – Vo Ec Et x100% Inhibisi (%) = Ec 106
Elka Y., et al.
Pengolahan Data
0,025
0,02 kontrol negatif Volume Udem
Keterangan : Vt = Volume kaki setelah pemberian karagen, Vo = Volume kaki sebelum diberi karagen,Ec = Volume udem pada kelompok kontrol negatif,Et = Volume udem pada kelompok uji.
J. Sains Tek. Far., 16(2), 2011
Data yang diperoleh diolah dengan menggunakan metoda statistik Analisa Varian (ANOVA) dua arah. Dilanjutkan dengan Uji Tukey dengan tingkat kepercayaan 95%.
kontrol positif
0,015
heksan 100 mg/KgBB heksan 200mg/KgBB
0,01
heksan 400mg/KgBB etil asetat 100mg/KgBB
0,005
etil asetat 200mg/KgBB etil asetat 400mg/KgBB
0 60
120
240
300
Waktu (menit)
HASIL DAN DISKUSI
Gambar 1. Grafik hubungan waktu dengan volume udem 80 70
% Inhibisi
Daun Alpokat (Persea americana M.) segar sebanyak 2,4 Kg setelah dikeringkan diperoleh berat kering 710 gram, setelah dimaserasi didapat ekstrak kental etanol 118,053 gram, ekstrak etanol difraksinasi dengan heksana dan dipekatkan didapat ekstrak kental heksana 19,261 gram kemudian difraksinasi dengan etil asetat dan dipekatkan didapat ekstrak kental etil asetat 2,365 gram. Fraksi heksan dan fraksi etilasetat daun alpokat pada dosis 100,200 dan 400 mg/Kg BB memberikan efek antiinflamasi, hasil volume udem dan persentase inhibisi seperti pada gambar 1 dan gambar 2.
180
60
kontrol negatif
50
kontrol positif heksan 100mg/KgBB
40
heksan 200mg/KgBB 30
heksan 400mg/KgBB
20
etil asetat 100mg/KgBB
10
etil asetat 200mg/KgBB etil asetat 400mg/KgBB
0 60
120
180
240
300
Waktu (menit)
Gambar 2. Grafik hubungan waktu dengan persentase inhibisi Pengujian efek antiinflamasi ini dilakukan menurut metoda paw edema yang dimodifikasi oleh Winder berdasarkan penghambatan udem pada telapak kaki kiri tikus yang telah diinduksi karagen 1 jam setelah pemberian obat. Karagen sebagai senyawa iritan menginduksi terjadinya 107
Elka Y., et al.
cedera sel melalui pelepaskan mediator yang mengawali proses inflamasi. Pada saat terjadi pelepasan mediator inflamasi terjadi udem maksimal dan bertahan beberapa jam. Udem yang disebabkan induksi karagen bertahan selama 6 jam dan berangsur-angsur berkurang dalam waktu 24 jam. Karagen digunakan sebagai penginduksi karena mempunyai kepekaan yang tinggi dan pada dosis kecil udemnya telah dapat diamati dengan jelas. Karagen merupakan salah satu indikator yang berasal dari tanaman ganggang laut merah (Rhodopyceae) yang didapat dari spesies Chondrus crispus dengan mukopolisakarida (Adjirni, 2008). Keuntungan lain dari penggunaan karagen adalah tidak menimbulkan kerusakan jaringan, tidak menimbulkan bekas, memberikan respon yang lebih peka terhadap obat antiinflamasi (Siswanto dan Nurulita, 2005). Sebagai pembanding (kontrol positif) digunakan fenilbutazon yang merupakan golongan obat antiinflamasi non steroid derivat pyrazolidin yang dapat menghambat sintesa prostaglandin, berkhasiat antiradang lebih kuat dari pada analgesiknya. Rute pemberian fenilbutazon digunakan secara oral karena obat ini diabsorpsi dengan sempurna pada pemberian oral. Dosis fenilbutazon yang diberikan adalah 9 mg/Kg BB (Adjirni, 2008). Sebagai pensuspensi digunakan Na CMC (Natriun Carboxymetilcelulosa) karena tidak semua zat aktif yang terkandung dalam fraksi larut dalam air, selain itu Na CMC mudah diperoleh dan tidak beracun (Raymond, 2003). Fraksi heksan daun alpokat pada dosis 100, 200 dan 400 mg/KgBB mempunyai efek antiinflamasi, hal ini terlihat dari penurunan volume udem dan nilai persen inhibisinya. Berdasarkan hasil pengujian statistik
J. Sains Tek. Far., 16(2), 2011
terdapat perbedaan yang nyata dengan kontrol negatif (P<0,05) dan tidak berbeda nyata dengan kontrol positif (P>0.05). Efek antiinflamasi fraksi heksan paling tinggi terlihat pada dosis 400 mg/KgBB dengan rata - rata persen inhibisi 45 %. Fraksi etil asetat daun alpokat pada dosis 100, 200 dan 400 mg/KgBB mempunyai efek antiinflamasi, hal ini terlihat dari penurunan volume udem dan nilai persen inhibisinya. Berdasarkan hasil pengujian statistik ANOVA fraksi etil asetat pada dosis 100 dan 200 mg/KgBB terdapat perbedaan yang nyata dengan kontrol negatif (P<0,05) dan juga berbeda nyata dengan kontrol positif (P<0.05), efek antiinflamasinya lemah dibanding konrtol positif. Efek antinflamasi paling tinggi terlihat pada fraksi etil asetat dosis 400 mg/KgBB dengan persen inhibisi 66,67 %. Perbedaan waktu pengamatan 1 sampai 3 jam tidak mempengaruhi efek antiinflamasi (P>0,05), sedangkan setelah 3 sampai 5 jam mempengaruhi efek antiinflamasi (P<0,05). Berdasarkan penelitian sebelumnya fraksi etil asetat daun alpokat mengandung senyawa fenolik dan flavonoid dan memberikan efek sebagai analgetika. Banyak jenis dari metabolit sekunder yang berasal dari tanaman yang menunjukan sebagai penghambat COX (siklooksigenase). Golongan utama dari senyawa penghamat COX adalah flavonoid, fenolik dan beberapa stilbenoid (Jachak, 2006). Jadi adanya efek antiinflamsi karena pada fraksi etil asetat daun alpokat mengandung dua metabolit utama penghambat COX yaitu flavonoid dan fenolik dan sejalan dengan efek analgetiknya. Kesimpulan Setelah dilakukan penelitian tentang uji efek antiinflamasi fraksi heksana dan etil asetat 108
Elka Y., et al.
daun Alpokat (Persea americana Mill.) pada tikus putih jantan (Rattus norvegicus) dapat diambil kesimpulan bahwa, fraksi heksana dosis 100, 200 dan 400 mg/kg BB dan fraksi etil asetat dosis 100, 200 dan 400 mg/kg BB memberikan efek sebagai antiinflamasi (p<0,05). Efek antiinflamasi paling tiggi diberikan oleh fraksi etil asetat dosis 400 mg/Kg BB dengan persentase inhibisi sebesar 66,67 % pada menit ke 300. DAFTAR PUSTAKA Adeyemi, O. O., Okspo, S. O and Ogumti, O. O., 2002, Analgetic and anti imflammatory effects of some aqueous exrtacts of leaves of Persea americana Mill (Lauraceae)], Fitoter., 5, 73-80. Adjirni., Penelitian Antiinflamasi dan Toksisitas Akut Ekstrak Akar Carica Papaya L pada Tikus Putih, http://www.kalbe, co.id, [6 mei 2008] Agustriyanto, D., 2004, Efek Hipotensif Fraksi Etanol dan Fraksi Air Infusa Daun Alpokat (Persea americana Mill) terhadap Kucing Teranestesi, Fakultas Farmasi Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta. Antia, B. A., Okokon, J. E and Okon, P. A., 2005. Hypoglycemic Activity of Aqueous Extrack of Persea Americana Mill. Fitoter., 37, 325 – 326. Brai, B. I. C., Odetola, A. A and Agomo, P. U., 2007, Effects of Persea americana Leaf Extracts on Body Weight and Liver Lipid in Rats Fed Hyperlipidaemic Diet. African Journal of Biotechnology, 6(8):1007-1011. Jachak, S. M., 2006, Cyclooxygenase Inhibitory Natural Product: Current Status, Current Medicinal Chemistery, 13: 659-678 Juniati, A., 2008, Uji Efek Antiinflamasi Ekstrak Etanol Daun Alpokat (Persea Americana
J. Sains Tek. Far., 16(2), 2011
Mill.) pada Tikus Putih Betina (Rattus morvegicus), Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Riau, Pekanbaru. Owolabi, M.A., Smith I., Jaja and Herbert A.B.C., 2005, Vasorelaxant Action of Aqueous Extract of the Leaves of Persea Americana on Isolated Thoracic Rat Aorta], Fitoter., 76, 567 – 573. Raymond, C. R and Paul, S., 2003, Handbook of Pharmaceutical Excipients, Fourth Edition, Pharmaceutical Press, USA. Shophianty., 1998, Pengaruh Perlakuan Sediaan Infusa Daun Alpokat (Persea americana, Mill.) Terhadap Tekanan Darah Sistemik Kucing Teranestesi Beserta Skrining Fitokimia, Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Siswanto, A., dan Nurulita N. A., 2005. Daya Antiinflamasi Infus Daun Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa Scheff. Boerl) pada Tikus Putih (Rattus Norvegicus) Jantan, Prosiding Seminar Nasional TOI XXVII, 177-181,. Wijaya, S dan Darsono, F. L., 2005, Uji daya anti kalkuli perasan buah ketimun (Cucumis sativus) terhadap tikus putih jantan dengan metode kalkuli. Majalah Farmasi Indonesia, 16 (3): 173-176. Yuslinda, E., 2007, Efek Anti Hipertensi Ekstrak dan Beberapa Fraksi Daun Alpokat (Persea Americana Mill.) pada Tikus Hipertensi, Tesis, Pasca Sarjana, Universitas Andalas Padang. Yuslinda, E., Sylvia H, Ekawani S, 2010, Efek Analgetik Ekstrak Etanol Fraksi Etil Asetat dan Fraksi Heksan Daun Alpokat (Persea americana, Mill) Pada Mencit Putih Betina (Mus musculus) , Prosiding Seminar Nasional SMIRATA
109
Elka Y., et al.
J. Sains Tek. Far., 16(2), 2011
110