eJournal Administrasi Bisnis, 2014, 2 (4): 556-570 ISSN 2355-5408 , ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id © Copyright 2014
PENGARUH BAURAN PROMOSI TERHADAP PENINGKATAN PENJUALAN SEPEDA MOTOR HONDA PADA PT. DAYA ANUGRAH MANDIRI SAMARINDA Shinta Farlela 1 Abstrak Tujuan penelitian ini adalah menganalisis faktor-faktor yang terdiri dari Periklanan, Promosi Pribadi dan Promosi Penjualan terhadap peningkatan penjualan motor Honda pada PT. Daya Anugrah Mandiri Samarinda serta mencari variabel mana yang paling berpengaruh. Populasi dalam penelitian ini adalah calon konsumen sepeda motor Honda di Samarinda. Sampel dalam penelitian ini adalah 100 responden. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan non probability sampling yang digunakan adalah Insidental sampling Hasil analisis dengan menggunakan SPSS Versi 16.0 menunjukkan bahwa faktor-faktor bauran promosi berpengaruh dan signifikan terhadap peningkatan penjualan. Dari hasil koefisien regresi Penjualan Y= 2,129 + 0,377 (X1) + 0,370 (X2) + 0,455 (X3). Nilai R (Koefisien Korelasi) yang diperoleh sebesar 0,482 dan nilai R Square (Koefisien Determinasi) sebesar 0,482 atau 48,2%. Pengujian hipotesis secara keseluruhan (Uji F) Peningkatan Penjualan sepeda motor Honda dengan tingkat kepercayaan 95% dari tabel anovab dengan Fhitung 31.748 sehingga secara simultan variabel independen (X) berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen (Y). Hasil pengujian dengan Uji t diketahui bahwa variabel periklanan, promosi pribadi dan promosi penjualan mempunyai pengaruh signifikan terhadap peningkatan penjualan sepeda motor Honda di Samarinda. Kata Kunci : periklanan, promosi pribadi, promosi penjualan dan penjualan Pendahuluan Pada dasarnya setiap perusahaan mengharapkan semua tujuan yang irencanakan dapat tercapai dengan baik. Hal ini sudah menjadi kodrat bagi perusahaan, demikian juga dengan tujuan perusahaan satu dengan perusahaan lainnya tidak jauh berbeda walaupun cara untuk mencapainya berbeda-beda namun pada hakekatnya perusahaan itu bertujuan untuk meningkatkan volume permintaan barang sehingga terjadinya keuntungan disuatu perusahaan. 1
Mahasiswa Program S1 Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman. Email:
[email protected]
Pengaruh Bauran Promosi Terhadap Peningkatan Penjualan - Shinta
Industri kendaraan bermotor merupakan salah satu industri yang sangat pesat perkembangannya di dunia termasuk di indonesia. Ini disebabkan kebutuhan manusia akan kendaraansangatlah penting artinya terhadap kegiatan masyarakat secara langsung. Permintaan kebutuhan kendaraan bermotor akan terus meningkat seiring dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat di wilayah pemasaran kendaraan tersebut. Maraknya jenis dan kendaraan motor yang ada di pasaran tentu akan menimbulkan masalah bagi produsen itu sendiri, dimana terjadi kompetisi didalam menarik konsumen sebanyak mungkin. Untuk menarik minat para pembeli, salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan penerapannya bukan hanya bagaimana meningkatkan volume penjualan tetapi juga mengamati tingkah laku konsumen serta memenuhi keinginan konsumen melalui usaha perbaikan kualitas produk yang sesuai dengan harapan konsumen. Demikian halnya dengan Perusahaan Sepeda motor Honda pada PT. Daya Anugrah Mandiri Samarinda terutama pada bidang pemasaran untuk dapat meningkatkan promosi terhadap peningkatan penjualan Sepeda Motor Honda pada PT. Daya Anugrah Mandiri Samarinda yang sudah sangat terkenal di Indonesia khususnya di Kalimantan Timur di Jalan A.W.Syahrani No.12 Samarinda. Honda merupakan merek sepeda motor yang dipegang oleh PT. Astra Honda Motor ( AHM ) sebagai produsen dan pemasok ke dealer-dealer Honda melalui perwakilan (Main Dealer). Untuk Kalimantan Timur khusunya Samarinda ada 16 Dealer Honda salah satunya yaitu PT. Daya Anugrah Mandiri. Promosi yang telah dilakukan oleh PT. Daya Anugrah Mandiri yaitu Periklanan (Advertising) Variabel X1, Promosi Pribadi (Personal Selling)Variabel X2, Promosi Penjualan (Sales Promotion) Variabel X3. Kerangka Dasar Teori Bauran Pemasaran Philip Kotler (2003:24) mengatakan, Marketing Mix adalah serangkaian alat pemasaran taktis yang dapat di kendalikan produk, harga, tempat, dan promosi yang dipadukan oleh perusahaan untuk menghasilkan tanggapan yang diinginkan perusahaan dalam pasar sasaran. Philip Kotler dan Gary Amstrong (2004:320) mengemukakan marketing mix terbagi atas empat variabel sebagai berikut: 1. Produk Strategi produk dalam hal ini adalah menetapkan cara dan menyediakan produk yang lebih tepat bagi pasar yang dituju, sehingga dapat memuaskan konsumen dan sekaligus dapat meningkatkan keuntungan perusahaan dalam jangka panjang, melalui peningkatan penjualan dan peningkatan marker sharenya 2. Harga
557
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 2, Nomor 4, 2014: 556-570
Harga merupakan jumlah yang harus dibayar oleh pelanggan untuk memperoleh suatu produk, satu-satunya unsur marketig mix yang menghasilkan penerimaan penjualan, sedangkan unsur lainnya merupakan unsur biasa saja. 3. Distribusi Distribusi merupakan kegiatan penyampaian produk dari produsen ke konsumen pada waktu yang tepat dan salah satu kebijakan pemasaran yang mencakup penentuan saluran pemasaran (marketing channels) dan distribusi fisik (physical distribution). 4. Promosi Suatu produk bagaimanapun bermanfaatnya jika tidak dikenal konsumen maka produk tersebut tidak akan diketahui dan bermanfaat bagi konsumen. Promosi Promosi pada hakekatnya adalah suatu komunikasi pemasaran, artinya aktifitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi atau membujuk, dan atau mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan. Fungsi Promosi Setiap perusahaan mempunyai hubungan yang erat dengan fungsi promosi begitu juga dengan pada PT. Daya Anugrah Mandiri Samarinda, adapun tujuan fungsi promosi tersebut adalah : 1. Mencari dan mendapatkan perhatian dari calon pembeli, maksudnya perhatian dari calon pembeli harus diperoleh, karena merupakan titik awal proses pengambilan keputusan didalam membeli sesuatu barang atau menggunakan suatu jasa. 2. Menciptakan dan menumbuhkan interest pada diri calon pembeli. Perhatian yang sudah diberikan oleh seseorang mungkin akan dilanjutkan pada tahap berikutnya atau berhenti. Maksud dari pernyataan tahap berikutnya ini adalah timbulnya rasa tertarik dan rasa tertarik ini yang menjadi fungsi utama dari kegiatan promosi. 3. Pengembangan rasa ingin tahu (desire) calon pembeli yang untuk memiliki barang yang ditawarkan. Hal ini merupakan kelanjutan dari tahap sebelumya. Setelah seseorang tertarik kepada sesuatu, maka timbul rasa untuk dapat memilikinya. Bagi calon pembeli merasa mampu (dalam hal harga, cara pemakainanya, dan sebagainya), maka rasa ingin memilikinya ini semakin menjadi besar dan diikut oleh suatu keputusan untuk membeli. Tujuan Promosi Adapun tujuan promosi tersebut ialah : 1. Menyebarkan informasi produk kepada target pasar potensial. 2. Untuk mendapatkan kenaikan penjualan dan profit. 3. Untuk mendapatkan pelanggan baru dan menjaga kesetiaan pelanggan. 558
Pengaruh Bauran Promosi Terhadap Peningkatan Penjualan - Shinta
4. Untuk menjaga kestabilan penjualan ketika terjadi lesu pasar. 5. Membedakan serta mengunggulkan produk dibanding produk pesaing. 6. Membentuk konsumen sesuai dengan yang diinginkan. Rossiter dan Percy (dalam Tjiptono,2002:222) Bauran Promosi Promotion mix adalah kombinasi strategi yang paling baik dari variablevariabel periklanan, personal selling, dan alat promosi yang lain, yang semuanya direncanakan untuk mencapai tujuan program penjualan. Menurut Philip Kotler (2005:264) promotion mix terdiri dari atas 5 perangkat utama yakni: 1. Advertising Merupakan semua penyajian non personal, promosi ide-ide, promosi produk atau jasa yang dilakukan sponsor tertentu yang dibayar. 2. Personal Selling Berupa insentif jangka pendek untuk mendorong keinginan mencoba atau membeli suatu produk atau jasa. 3. Sales Promotion Interaksi langsung dengan calon pembeli atau lebih untuk melakukan presentasi, menjawab langsung dan menerima pesanan. 4. Publicty Berbagai program untuk mempromosikan dan atau melindungi citra perusahaan atau produk individualnya. 5. Direct Marketing Penggunaan surat, telepon, faksimil, email dan alat penghubung nonpersonal lain untuk berkomunikasi secara dengan atau mendapatkan tanggapan langsung dari pelanggan tertentu dan calon pelanggan. Periklanan Menurut Philip Kotler (2005:277), bahwa iklan adalah segala bentuk presentasi non-pribadi dan promosi gagasan, barang, atau jasa oleh sponsor yang tertentu yang harus bayar. Sedangkan yang dimaksud dengan periklanan adalah seluruh proses yang meliputi penyampaian, perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan iklan. Penjualan Pribadi Basu Swastha dan Irawan (2008:350) mengemukakan definisi penjualan pribadi dalam bukunya Manajemen Pemasaran Modern sebagai berikut penjualan pribadi adalah presentasi lisan dalam suatu percakapan dengan satu calon pembeli atau lebih yang ditujukan untuk menciptakan penjualan. Promosi Penjualan Promosi penjualan merupakan kegiatan komunikasi yang bukan iklan, publisitas, atau penjualan pribadi. Tujuannya adalah menarik konsumen untuk membeli, yaitu dengan pajangan di toko-toko, pameran, dan demonstrasi dengan menggunakan alat-alat penjualan seperti posterr, selebaran, dan gambar tempel. Biasanya kegiatan ini juga dilakukan bersama-sama dengan kegiatan promosi lainnya. Biayanya relatif lebih murah dibandingkan 559
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 2, Nomor 4, 2014: 556-570
periklanan dan penjualan pribadi. Selain itu promosi penjualan juga lebih fleksibel karena dapat dilakukan setiap saat dengan biaya tersedia dan dimana saja, sedangkan penjualan yang terjadi sifatnya tidak kontiniu dan berjangka pendek. Pengaruh promosi terhadap penjualan Menurut Basu swastha DH (2004 : 403) Penjualan adalah interaksi antara individu saling bertemu muka yang ditujukan untuk menciptakan, memperbaiki, menguasai atau mempertahankan hubungan pertukaran sehingga menguntungkan bagi pihak lain. Faktor-faktor yang mempengaruhi promosi 1. Jeni pasar produk Tingkat pemanfaatan alat promosi bervariasi antara pasar konsumen dan pasaar industri. Pada perusahaan barang konsumsi penjualan, periklanan, penjualan perorangan dan hubungan masyarakat, sesuai dengan urutannya. Sedangkan perusahaan industri akan lebih memuasatkan pada penjualan perorangan, promosi penjualan, periklanan dan hubungan masyarakat. 2. Strategi dorong lawan strategi tarik Bauran promosi sangat dipengaruhi oleh apakah perusahaan memilih strategi dorong atau strategi menarik untuk menciptakan penjualan. Pada strategi dorong, penjualan perorangan dan promosi penjualan yang lebih diperhatikan sedang pada strategi tarik,periklanan dan promosi kepada konsumen akan lebih berperan. Hipotesis Berdasarkan latar belakang dan masalah pokok yang dikemukakan, maka hipotesis dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Diduga bahwa bauran promosi yang meliputi periklanan, promosi pribadi, dan promosi penjualan, berpengaruh signifikan secara simultan terhadap peningkatan penjualan Motor Honda PT. Daya Anugrah Mandiri Samarinda. 2. Diduga bahwa bauran promosi yang meliputi periklanan, promosi pribadi, dan promosi penjualan berpengaruh signifikan secara parsial terhadap peningkatan penjualan Motor Honda PT. Daya Anugrah Mandiri Samarinda 3. Diduga bahwa promosi periklanan dan promosi penjualan berpengaruh dominan terhadap peningkatan penjualan Motor Honda pada PT. Daya Anugrah Mandiri Samarinda. Metode Penelitian Jenis penelitian ini adalah penlitian deskriptif dan penelitian kuntitatif variable yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel bebas Periklanan (Advertising), Promosi Pribadi (Personal Selling) dan Promosi Penjualan (Sales Promotion) dan variabel terikat Penjualan (Y) Untuk memperoleh data yang diperlukan, penulis mengadakan penelitian pada PT. Daya Anugrah Mandiri Samarinda. Variabel penulis teliti adalah variabel bauran promosi (X) yang mempengaruh terhadap peningkatan 560
Pengaruh Bauran Promosi Terhadap Peningkatan Penjualan - Shinta
penjualan (Y) sepeda motor Honda pada PT. Daya Anugrah Mandiri Samarinda. Teknik Analisis Data Dari hasil penelitian yang dikumpulkan maka selanjutnya akan dapat disajikan metode analisis sebagai berikut: Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian Uji validasi dan reliabilitas perlu dilakukan untuk dipertanggungjawabkan keakuratan dan kehandalannya. 1. Validitas Validitas adalah tingkat keandalan dan kesahsihan alat ukur yang digunakan. Instrumen dikatakan valid berarti menunjukkan alat ukur yang dipergunakan untuk mendapatkan dala itu valid atau dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2004:137). 2. Uji Reliability Berguna untuk menetapkan apakah instrumen yang dalam hal ini kuesioner dapat digunakan lebih dari satu kali, paling tidak oleh responden yang sama akan menghasilkan data yang konsisten mencirikan tingkat konsistensi. Banyak rumus yng dapat digunakan untuk mengukur reliabiliti diantaranya adalah rumus Spearman Brown (Sugiyono, 2004:137). Uji Asumsi Klasik Uji penyimpangan asumsi klasik digunakan untuk meyakinkan bahwa persamaan garis regresi yang diperoleh linier dan dapat dipergunakan (valid) untuk mencari peramalan. Uji penyimpangan asumsi klasik dalam penelitian ini menggunakan empat jenis uji asumsi, yaitu uji asumsi normalitas, uji asumsi autokorelasi. uji asumsi multikolinearitas, dan uji asumsi heteroskedastisitas. Uji Normalitas Uji normalitas adalah pengujian tentang kenormalan distribusi variabel terikat dan variabel bebas dalam model regresi. Santoso (2000:53) menjelaskan bahwa uji normalitas bisa dilakukan dengan menggunakan rasio skewness dan rasio kurtosis. Rasio skewness adalah nilai statistik skewness dibagi dengan standard error skewness, sedangkan rasio kurtosis adalah nilai statistik kurtosis dibagi dengan stan.dard error kurtosis. Sebagai pedoman, bila rasio kurtosis dan skewness berada di antara – 2 hingga + 2, maka distribusi data memenuhi asumsi normalitas. Uji Autokorelasi Ghozali (2009:111) mengatakan bahwa uji autokorelasi digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi linier terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Keputusan ada tidaknya Autokorelasiadalah : Jika nilai DW terletak antara du dan (4 – dU) atau du ≤ DW ≤ (4 – dU) berarti bebas dari 561
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 2, Nomor 4, 2014: 556-570
Autokorelasi, sebaliknya jika nilai DW
(4 – dL) berarti terdapat Autokorelasi. Nilai dL dan dU dapat dilihat pada tabel Durbin Waston, yaitu nilai dL ;dU ; α ; n ; (k – 1). Keterangan : n = jumlah sampel, k = jumlah variabel, dan α = taraf signifikan. Uji Multikolinearitas Uji ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. (ghozali, 2009:91). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Jika variabel bebas saling berkorelasi, maka variabel ini tidak orthogonal. Variabel orthogonal adalah variable bebas yang nilai korelasi antar sesama variabel bebas sama dengan nol. Dalam penelitian ini, penulis mendeteksi ada tidaknya gejala multikolinearitas dengan melihat nilai variance inflation factor (VIF), dengan asumsi bahwa gejala multikolinearitas terjadi apabila nilai VIF lebih besar dari 10. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Untuk menguji Hiteroskedastisitas dapat diketahui dari nilai signifikan korelasi Rank Spearman antara masing-masing variabel independen dengan residualnya. Jika nilai signifikan lebih besar dari α (5%) maka tidak terdapat Heteroskedastisitas, dan sebaliknya jika lebih kecil dari α (5%) maka terdapat Heteroskedastisitas. Bila variabel penjelas (bebas) secara statistik signifikan mempengaruhi residual maka dipastikan model regresi memiliki masalah Heteroskedastisitas. Model RegresiLinierBerganda Regresi linier berganda adalah suatu proses memperkirakan secara sistematis tentang apa yang paling mungkin terjadi di masa yang akan datang berdasarkan informasi masa lalu dan sekarang yang dimiliki agar kesalahannya dapat diperkecil. Riduwan dan Sunarto (2010:96), menyatakan bahwa kegunaan analisis regresi ganda adalah untuk meramalkan nilai variable dependen (Y) apabila variable independen minimal dua atau lebih untuk membuktikan ada atau tidaknya hubungan fungsi atau hubungan kausal antara dua variable bebas atau lebih dengan satu variable terikat. 1. Uji Koefisien Korelasi Uji korelasi dalam penelitian ini dilakukan mencari besarnya hubungan antara variabel Periklanan (X1), Promosi Pribadi (X2) dan Promosi Penjualan (X3) dengan variabel Penjualan (Y). 2. Uji Koefisien Determinasi (R2) Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur besarnya kontribusi yang diberikan oleh variabel independen (X1,X2,X3) terhadap variabel dependen (Y). Koefisien determinasi juga digunakan untuk menetuka apakah regresi berganda Penjualan terhadap Periklanan, Promosi Pribadi dan Promosi 562
Pengaruh Bauran Promosi Terhadap Peningkatan Penjualan - Shinta
Penjualan sudah tepat untuk digunakan sebagai pendekatan atas hubungan linier variabel berdasarkan hasil observasi (Gujarati, 2003). 3. Uji F (Simultan) Menurut Sugiyono (2005:266) uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh secara bersama-sama variabel independen terhadap variabel dependen. Uji F (simultan) digunakan untuk mengetahui apakah semua variabel penjelas yang digunakan dalam model regresi secara serentak berpengaruh terhadap variabel yang dijelaskan. 4. Uji t (Parsial) Pengujian secara parsial ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari tiaptiap variabel independen periklanan, promosi pribadi dan promosi penjualan terhadap variabel dependen penjualan. Hasil Penelitian Uji Validitas Communalities Pearson Tingkat Keterangan Correlation Sig. Item_1 .871 0,05 Valid Item_2 .848 0,05 Valid Item_3 .696 0,05 Valid Item_4 .727 0,05 Valid Item_5 .737 0,05 Valid Item_6 .643 0,05 Valid Item_7 .654 0,05 Valid Item_8 .696 0,05 Valid Extraction Method: Principal Component Analysis. Sumber : Data SPSS, 2014 Dari setiap item pertanyaan diperoleh nilai Pearson Correlation maka item pertanyaan pada penelitian di atas adalah valid dan dengan demikian data yang diperoleh layak digunakan untuk analisis selanjutnya, menggunakan analisis regresi. Uji Reabilitas Item-Total Statistics Cronbach's Kesimpulan Alpha if Item Deleted Item_1 .871 Reliabel Item_2 .866 Reliabel Item_3 .865 Reliabel Item_4 .864 Reliabel Item_5 .866 Reliabel
563
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 2, Nomor 4, 2014: 556-570
Item_6 .854 Item_7 .858 Item_8 .866 Sumber : Data SPSS, 2014
Reliabel Reliabel Reliabel
Menunjukkan bahwa semua variabel mempunyai koefisien Cronbach Alpha yang cukup besar yaitu diatas 0,8 sehingga dapat dikatakan semua konsep pengukur variabel dari kuisioner adalah reliabel yang berarti bahwa kuisioner yang digunakan dalam penelitian ini merupakan kuisioner yang handal. Secara keseluruhan butir-butir pertanyaan dari tiap-tiap variabel digunakan dan dapat di distribusikan kepada seluruh responden (100 orang), karena tiap-tiap butir menunjukkan hasil yang valid dan reliabel. Uji Normalitas Descriptive Statistics Skewness Kurtosis Statistic Std. Error Statistic Std. Error Unstandardized -.264 .241 1.044 .478 Residual Valid N (listwise) Sumber : Data SPSS, 2014 Pada rasio skewness diperoleh nilai -0,264 / 0,241 = 1,095 dan pada rasio kurtosis diperoleh nilai 1,044 / 0,478 = 2,184 Hasil uji ini membuktikan bahwa distribusi data benar-benar memenuhi asumsi normalitas, karena nilai rasio skewness dan rasio kurtosis berada di antara -2 dan +2. Uji Auto Korelasi Model Summaryb
Model R R Square a 1 .706 .498 a. Predictors: (Constant), X3, X2, X1 b. Dependent Variable: Y Sumber : Data SPSS, 2014
Adjusted R Square .482
Std. Error of the Estimate .48286
DurbinWatson 1.898
Nilai Durbin Watson pada signifikan α = 0,05; n = 100; k – 3 = 3 diperoleh nilai dL = 1.6131 dan nilai dU = 1.7364 sehingga nilai DW berada diantar dU dan (4 – dU) atau dU 1.7364 < 1.898 < (4 – dU), jadi dapat disimpulkan bahwa data yang digunakan dalam analisis regresi linier berganda tidak terdapat gejala autokorelasi diantara kesalahan penggangu. Uji Multiklonearitas Coefficientsa 564
Pengaruh Bauran Promosi Terhadap Peningkatan Penjualan - Shinta
Model
Collinearity Statistics Tolerance VIF
1 (Constant) X1 X2 X3 Dependent Variable: Y Sumber : Data SPSS, 2014
.714 .730 .636
1.400 1.369 1.571
Pada tabel tersebut terlihat nilai VIF untuk masing-masing variabel bebas, Periklanan (X1) = 1,400 dimana nilai tersebut lebih kecil dari 10 atau VIF = 1,400 > 10, Promosi Pribadi (X2) = 1,369, dimana nilai tersebut lebih kecil dari 10 atau VIF = 1,369 > 10, dan Promosi Penjualan = 1,571 dimana nilai tersebut lebih kecil dari 10 atau VIF = 1,571 > 10. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ditemukan gejala multikolinearitas dalam model regresi linier berganda. Uji Hetereskodestasitas Coefficientsa Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Model B Std. Error Beta T Sig. 1 .787 .193 4.083 .000 (Constant .028 .041 .080 .688 .493 ) -.115 .049 -.267 -2.333 .022 X1 -.022 .033 -.083 -.677 .500 X2 X3 a. Dependent Variable: ABRESID Sumber : Data SPSS, 2014 Nilai signifikan coefficient nilai pada variabel periklanan (X1) diperoleh nilai 0,493 artinya tidak berpengaruh secara statistik, nilai signifikan promosi pribadi (X2) 0,022 artinya tidak berpengaruh secara statistik dan nilai signifikan promosi penjualan (X3) adalah 0,500 artinya tidak berpengaruh secara statistik. Uji Koefosien Korelasi Correlations Control Variables Y
X1
Correlation
X1 1.000
X2 .468
X3 .493
565
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 2, Nomor 4, 2014: 556-570
X2
Significance (2tailed)
.
.000
.000
Df
0
97
97
Correlation
.468
1.000
.373
Significance (2tailed)
.000
.
.000
97
0
97
Correlation
.493
.373
1.000
Significance (2tailed)
.000
.000
.
97
97
0
Df X3
Df Sumber : Data SPSS, 2014
Hasil korelasi variabel periklanan (X1) dengan penjualan (Y) diperoleh nilai 1,000 terdapat tingkat hubungan yang sangat lemah, hasil dari variabel promosi pribadi (X2) dengan penjualan (Y) diperoleh nilai 0,468 terdapat tingkat hubungan yang cukup kuat dan hasil korelasi variabel promosi penjualan (X3) dengan penjualan (Y) diperoleh hasil 0,493 terdapat tingkat hubungan yang cukup kuat. Uji Korelasi Determinasi Model Summaryb Model
R
R Square
1 .706a .498 a. Predictors: (Constant), X3, X2, X1 b. Dependent Variable: Y Sumber : Data SPSS, 2014
Adjusted R Square .482
Std. Error of the Estimate .48286
Hasil koefisien Determinasi (R Square) sebesar 0,482 ( Kuadrat dari R = 0,706 ). Hal ini dapat dijelaskan bahwa variabel Periklanan (X1), Promosi Pribadi (X2) dan Promosi Penjualan (X3) di pengaruhi sebesar 48,2% oleh variabel penjualan (Y) . Sedangkan sisanya dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel yang lain, yaitu sebesar (100% - 48,2% = 51,8%) . 51,8% dapat dipengaruh oleh variabel lain diluar model ini, yaitu publisitas dan pemasaran langsung. Uji F ANOVAb
566
Pengaruh Bauran Promosi Terhadap Peningkatan Penjualan - Shinta
Sum of Squares
Model 1
Mean Square
Df
Regressio n
22.207
3
Residual
22.383
97
F
Sig. .000a
7.402 31.748 .233
Total 44.590 100 a. Predictors: (Constant), X3, X2, X1 b. Dependent Variable: Y Sumber : Data SPSS, 2014 Pada tabel uji Anova diperoleh nilai Fhitung 31,748 Jadi secara simultan variabel independen (X) berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen (Y). Uji t Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant)
B
Standardized Coefficients
Std. Error 2.129
.306
X1
-.013
.065
X2
.342
X3
.259
Beta
T
Sig.
6.962
.000
-.017
-.201
.841
.078
.370
4.378
.000
.052
.455
5.019
.000
Dependent Variable: Y Sumber : Data SPSS, 2014 Menunjukkan bahwa faktor-faktor bauran promosi berpengaruh dan signifikan terhadap peningkatan penjualan. Dari hasil koefisien regresi Penjualan Y = 2,129 + 0,337 X1 + 0,370 X2 + 0,455 X3. 1. Pengaruh Variabel X1 Terhadap Y Pada tabelcoefficient, variabel periklanan (X1) diperoleh Persamaan regresi Y = 2,129 + -0,377 (X1), Selanjutnya dilakukan uji signifikansi, Diperoleh nilai thitung = 4.447 artinyaberpengaruh secara signifikan. 2. Pengaruh Variabel X2 Terhadap Y Pada tabel coefficien,t variabel promosi pribadi (X2) diperoleh Persamaan regresi Y = 2,129 + 0,370 (X2), selanjutnya dilakukanuji signifikan, Pada tabel coefficient diperoleh nilai t hitung =4,378, selanjutnya artinya berpengaruh secara signifikan. 3. Pengaruh Variabel X3 Terhadap Y
567
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 2, Nomor 4, 2014: 556-570
Pada tabel coefficient variabel promosi pribadi (X3) diperoleh Persamaan regresi Y = 2,129 + 0,455 (X3), selanjutnya dilakukan uji signifikan, Pada tabel coefficientdiperoleh nilai thitung 5,019 artinya berpengaruh secara signifikan. Hasil korelasi variabel periklanan (X1) dengan penjualan (Y) diperoleh nilai 1,000 terdapat tingkat hubungan yang sangat lemah, hasil dari variabel promosi pribadi (X2) dengan penjualan (Y) diperoleh nilai 0,468 terdapat tingkat hubungan yang cukup kuat dan hasil korelasi variabel promosi penjualan (X3) dengan penjualan (Y) diperoleh hasil 0,493 terdapat tingkat hubungan yang cukup kuat. Nilai (R Square sebesar) 0,482 oleh variabel (Kuadrat dari R = 0,706) artinya variabel X1, variabel X2 dan variabel X3 dipengaruhi sebesar 48,2% oleh variabel yang lain, yaitu sebesar (100% - 48,2% = 51.8%). 51.8% dapat dipengaruhi oleh variabel lain diluar model ini, yitu Publisitas, Pemasaran Langsung, Harga dan Distribusi. Pada tabel uji t diperoleh nilai 31,748 Jadi secara simultan variabel independen (X) berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen (Y). Hasil pengujian dengan Uji f diketahui bahwa variabel periklanan dan promosi penjualan merupakan variabel yang paling dominan signifikan pengaruhnya terhadap peningkatan penjualan sepeda motor Honda di Samarinda. Penutup Berdasarkan hasil pengujian koefisien determinasi bahwa variabel periklanan (X1), promosi pribadi (X2) dan promosi penjualan (X3) dipengaruhi sebesar 48,2% oleh variabel penjualan (Y). Sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel yang lain, yaitu sebesar (100% - 48,2% = 51,8%) seperti Publisitas, Pemasaran Langsung, Harga, dan Distribusi. Berdasarkan hasil analisis uji F (Uji Simultan) menunjukkan bahwa secara bersama-sama variabel periklanan, promosi pribadi dan promosi penjualan mempunyai pengaruh dan signifikan terhadap peningkatan penjualan sepeda motor Honda di Samarinda dengan nilai 31,621 jadi secara simultan variabel independen (X) berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen (Y). Berdasarkan uji t (parsial) terdapat pengaruh signifikan dari variabel variabel X1 berpengaruh secara parsial terhadap variabel Y yaitu nilai 4.447, promosi pribadi variabel X2berpengaruh secara parsial terhadap variabel Y yaitu nilai 4,378 dan variabel X3berpengaruh secara parsial terhadap variabel Y yaitu nilai5,019. Saran bagi perusahaan : PT. Daya Anugrah Mandiri Samarinda diharapkan dapat mempertahankan promosi yang ada yaitu melalui media cetak baik itu brosur maupun surat kabar dan juga menambahkan promosi melalui media elektronik 568
Pengaruh Bauran Promosi Terhadap Peningkatan Penjualan - Shinta
seperti iklan di radio dan pemasangan iklan di internet, promosi pribadi melalui salesman dan promosi penjualan melalui mengadakan pameran sepeda motor Honda dan suku cadang Honda PT. Daya Anugrah Mandiri Samarinda agar produk yang ditawarkan dapat diterima dan diketahui oleh masyarakat luas dan dapat meningkatkan penjualan Informasi potongan harga sesuai program yang ada diberitahukan secara terbuka kepada konsumen guna menarik minat konsumen dan juga melakukan promosi periklanan dengan gencar -gencarnya agar promosi periklanan dapat berpengaruh secara parsial terhadap penjualan. PT. Daya Anugrah Mandiri diharapkan melengkapi ketersediaan tipe unit sepeda motor yang paling banyak diminati konsumen dilokasi, ditunjang dengan pembekalan kepada seluruh karyawan tentang informasi produk yang dijual serta memberikan pelayanan terbaik selama proses penjualan berlangsung baik secara tunai maupun kredit, dan menambah fasilitas kantor lainnya seperti kursi tunggu guna memberikan kenyamanan kepada konsumen selama proses penjualan berlangsung. Daftar Pustaka Alma Buchari. 2009. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung: Alfabeta Assauri, sofjan. 2009. Manajemen Pemasaran. Jakarta: Rajawali Pers Kotler, Philip. 2007. Manajemen Pemasaran. Edisi Kesebelas Jilid Dua. Jakarta:Indeks Kotler, Philip Gary Armstrong. 2004. Dasar-Dasar Pemasaran. Edisi Kesembilan. Jilid 1. Jakarta; Indeks Madura, Jeff. 2001. Pengantar Bisnis. Jilid Dua. Jakarta: Salemba Empat Kotler, Philip. 2003. Marketing Manajemen. Edisi Kesembilan Jilid 1. Jakarta: Indeks Singarimbun, Masri dan Sofian Efendi. 1995. Metode Penelitian Survei. Jakarta. Lp3S Wells, William, et al. 1989. Advertising : Princoples dan Practice. Englewood Cliffd, N.J. : prentice Hall Kotler, Philip.2005. Manajemen Pemasaran. Samarinda: Perpustakaan Daerah Durianto, Darmadi, et al. 2001. Srategi Pemasaran Pasar. Samarinda: Perpustakaan Daerah Sugiyono. 2008. Statistik Untuk Penelitian. Edisi Keenam. Jilid 2. Bandung: Alfabeta Sugiyono. 2005. Statistik untuk Penelitian. Edisi Ketiga. Jilid 2. Bandung: Alfabeta
569
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 2, Nomor 4, 2014: 556-570
Ghozali. 2000. Aplikasi Analisis Mulvarlate Dengan Program SPSS. Jilid Keempat. Jilid 2. Jakarta: Indeks Riduan dan Sunarto. 2010. Dasar statistik. Edisi Keenam. Jilid 1 Jakarta: Indeks
570