Sekretariat Negara Republik Indonesia
Pengantar Presiden RI pada Ratas Kabinet ttg Perlindung Hukum.., di Kanpres,Jakarta, Tgl.26 Mar 2014 Rabu, 26 Maret 2014
PENGANTAR
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
PADA
RAPAT TERBATAS KABINET
TENTANG PERLINDUNGAN DAN BANTUAN HUKUM
BAGI WNI DI LUAR NEGERI
DI KANTOR KEPRESIDENAN, JAKARTA
26 MARET 2014
Â
Bismillahirahmanirahim,
http://www.setneg.go.id
www.setneg.go.id
DiHasilkan: 25 January, 2017, 15:40
Sekretariat Negara Republik Indonesia
Â
Para peserta Rapat Terbatas Kabinet yang saya cintai,
Â
Alhamdulillah, kita dapat melaksanakan Rapat Terbatas ini dengan satu agenda, yaitu berkaitan dengan perlindungan dan bantuan hukum kepada warga negara Indonesia yang tinggal dan bekerja di luar negeri. Bukan hanya warga negara Indonesia yang berstatus tenaga kerja Indonesia, tetapi hakikatnya semua warga negara Indonesia yang, sekali lagi, tinggal dan bekerja di luar negeri.
Â
Kita mengetahui, jika ada warga negara Indonesia dijatuhi hukuman oleh pengadilan di sebuah negara itu menjadi isu yang sensitif, sensitif bagi masyarakat kita, apalagi kalau hukuman yang diancamkan itu, atau yang sudah divonis adalah hukuman mati. Terus terang kita rasakan masyarakat kita begitu emosional kalau hal itu terjadi. Saya sendiri karena terus menangani, mengelola, dan mencari solusi semua ini, selama hampir 10 tahun ini, masyarakat kita, tentu tidak semua, bahkan sulit membedakan apakah warga negara Indonesia yang mengalami permasalahan di luar negeri itu karena kesalahannya atau bukan.
Â
Misalnya, http://www.setneg.go.id
www.setneg.go.id
DiHasilkan: 25 January, 2017, 15:40
Sekretariat Negara Republik Indonesia
kita dengar tenaga kerja kita tidak mendapatkan perlindungan yang baik, tidak mendapatkan hak-haknya, bahkan ada yang disiksa. Nah kalau itu, jangankan yang lain, saya pun, kita pun akan bertindak segera dan korban di mana pun kalau dianiaya seperti itu, orang tuanya dan bahkan kita memberikan bantuan, bantuan kemanusiaan dan bantuan hukum agar hukum ditegakkan.
Â
Kasus yang terakhir adalah yang menyangkut saudari kita yang bekerja di Hongkong. Saya mengerti kalau masyarakat kita marah, tetapi kadang-kadang masyarakat kurang mendapatkan informasi yang jelas. Ketika ada warga negara Indonesia dijatuhi hukuman mati oleh sebuah negara, melalui proses pengadilan yang akuntabel dan kredibel itu seolah-olah mereka tidak bersalah. Saya kira negara mana pun, termasuk negara kita, kalau kita menjatuhkan hukuman mati kepada warga negara asing yang tinggal di Indonesia pastilah yang bersangkutan melakukan kejahatan. Dan ini dialami juga oleh saudara-saudara kita di luar negeri. Kita tahu, setelah kita cek, one by one, yang diancam hukuman mati, atau bahkan sudah divonis hukuman mati itu rata-rata kejahatannya berupa pembunuhan, kadang-kadang pembunuhan disertai perampokan, dan kemudian kejahatan narkoba berkategori berat. Itulah, jadi ini juga yang harus kita komunikasikan kepada saudara-saudara kita duduk persoalan yang sebenarnya.
Â
Tetapi, bagaimanapun, hukuman mati ini sesuatu yang berbeda. Oleh karena itulah, kita dan sudah menjadi policy dan kegiatan nyata kita untuk melakukan segala upaya agar saudara kita itu mendapatkan pengampunan, paling tidak dikurangi hukumannya, tidak menjadi hukuman mati. Dan kita telah melakukan apa saja, saya selalu mengirim surat, bahkan surat itu berkali-kali kepada Presiden, Perdana Menteri, Sultan, Raja. Bahkan saya sering menelepon, saya bertemu langsung untuk meminta, mohon diampuni saudara kami, namanya X. Meskipun saya tahu yang bersangkutan melakukan kejahatan yang telah divonis oleh pengadilan. Dan sekali lagi, rata-rata pembunuhan ataupun kejahatan narkoba yang di Indonesia sendiri hukumannya juga bisa sampai hukuman mati.
 http://www.setneg.go.id
www.setneg.go.id
DiHasilkan: 25 January, 2017, 15:40
Sekretariat Negara Republik Indonesia
Khusus Satinah ini sendiri, yang sekarang menjadi pembicaraan, saya kira semua sudah bekerja habis-habisan. Pak Djoko Suyanto, Menkopolhukam dengan tim juga sudah memberikan penjelasan, dan bahkan perpanjangan sampai 5 April, 3 April itu juga surat yang saya tulis sendiri. Jadi kalau masyarakat, pemerintah tidak peduli, keliru besar. Kita sangat-sangat peduli dan bekerja untuk itu.
Â
Data yang terakhir, sudah kita bebaskan dari hukuman mati 176 orang, betul? Sedangkan yang masih kita usahakan 270. Sedikit beda yang ada pada saya. Yang betul berapa? Yang betul berapa? Catatan saya 174 yang sudah bisa kita bebaskan dari hukuman mati. 170? Oke, yang betul tambah 2 malah, Alhamdulillah. Oke, bagus. 246. Saya kira masyarakat mesti tahu 176 sudah bisa kita selamatkan saudara kita, meskipun melakukan pelanggaran hukum. Kita akan berjuang terus agar 246 bisa juga kita lakukan hal yang sama. Saya mengucapkan terima kasih kepada semua yang telah bekerja untuk itu. Dan saya akan terus masuk, manakala saya harus mengirim surat, saya harus menelepon langsung, juga akan saya lakukan.
Â
Begini, Saudara-saudara, ini sekali lagi ada sensitivitas tertentu kalau sudah hukuman mati. Begitu. Dan saya sendiri sebagai Presiden, ketika mendapatkan surat-surat dari pemimpin negara lain, apakah Presiden, Perdana Menteri, dan saya baca berkali-kali, saya minta pandangan dari Mahkamah Agung, dari para menteri terkait bagaimana soal ini. Karena kita pun juga menginginkan hal yang sama atas ratusan warga negara Indonesia yang terancam hukuman mati di luar negeri. Di satu sisi memang ada aspek kemanusiaan. Wajib hukumnya bagi kita, salah atau tidak salah, kalau saudara kita diancam hukuman mati kita berikhtiar untuk mengurangi hukuman itu dan membebaskan dari hukuman mati. Ini policy kita, tidak berubah, akan kita jaga.
 http://www.setneg.go.id
www.setneg.go.id
DiHasilkan: 25 January, 2017, 15:40
Sekretariat Negara Republik Indonesia
Tetapi, aspek yang lain adalah ini kejahatan. Saudara kita sendiri, melakukan kejahatan yang sama di dalam negeri, mereka juga mendapatkan hukuman yang setimpal dengan kesalahannya. Sedangkan kita all out untuk membebaskan mereka di luar negeri yang melakukan kejahatan yang sama. Poin saya adalah setiap warga negara Indonesia yang tinggal dan bekerja di luar negeri, harus terus kita lakukan pendidikan, sosialisasi, pengingatan, janganlah melakukan kejahatan yang besar karena berat. Kita harus terus-menerus mencari jalan untuk memintakan pengampunan atau pembebasan. Belum kalau harus membayar tebusan atau diyat. Saya kira sudah dijelaskan lazimnya disetarakan dengan harga entah 150 sampai 200 unta begitu, tetapi ternyata harganya melambung tinggi. Ini yang sedang kita negosiasikan urusan Satinah, mencapai di atas 20 milyar. Betul to? Nah sekarang bagaimana?
Â
Rakyat harus tahu, apakah kita, negara harus menanggung terus, puluhan milyar kita keluarkan? Bagaimana keadilannya dengan saudara kita di dalam negeri? Mari kita bicarakan baik-baik. Ini bangsa, bangsa kita sendiri, rakyat, rakyat kita sendiri. Tapi bagi saya, doktrin saya, apa pun kita harus berusaha keras untuk membebaskan dari hukuman mati di luar negeri itu. Dengan catatan ayolah kita bareng-bareng menjaga perilaku saudara-saudara kita di luar negeri itu. Dan mengenai tebusan atau diyat, kita harus juga bicara baik-baik bagaimana bagusnya. Apakah kita bebaskan saja meminta tebusan berapa, yang kira-kira menjadi tidak adil, atau bagaimana.
Â
Itulah sebetulnya dua aspek kalau kita berbicara WNI yang terancam hukuman mati ataupun telah divonis hukuman mati. Ya inilah pekerjaan kita bersama-sama. Oleh karena itu, saya akan dengarkan perkembangannya, progress-nya, apa saja yang telah kita lakukan. Tapi yang jelas, posisi saya jelas, kita berusaha keras membebaskan saudara kita ini. Saya sudah meminta Pak Djoko untuk meminta perpanjangan lagi. Saya kirim surat lagi agar bisa diperpanjang eksekusinya, insya Allah ada titik temu dan kemudian bisa dibebaskan. Setelah itu kita bicara yang lebih luas, bagaimana kalau hal-hal begini terus terjadi, kasus-kasus begini terjadi lagi, http://www.setneg.go.id
www.setneg.go.id
DiHasilkan: 25 January, 2017, 15:40
Sekretariat Negara Republik Indonesia
supaya negara, rakyat menjadi paham betul dan sekali lagi keadilan tegak bagi saudara-saudara kita seluruhnya, baik yang ada di luar negeri maupun di dalam negeri sendiri.
Â
Oke, saya koreksi. Jadi tanggal 3 itu batas pembayaran diyat kepada Saudari Satinah, ya. Oke, tapi ini kan harus kita ajukan lagi surat perpanjangannya. Saya akan menulis surat lagi, saya teken hari ini. Hari ini saya tanda tangani surat itu untuk kita mintakan pembicaraan dengan pihak keluarga agar tujuan kita bisa dicapai, terbebasnya Satinah dari hukuman mati. Ini ikhtiar kita, sekuat tenaga kita jalankan. Saya kira begitu pengantar saya, setelah ini kita lanjutkan nanti dengan mendengarkan penjelasan dari Menkopolhukam dan BIN. Terima kasih.
Â
Asisten Deputi Naskah dan Penerjemahan,
Deputi Bidang Dukungan Kebijakan,
Kementerian Sekretariat Negara RI
http://www.setneg.go.id
www.setneg.go.id
DiHasilkan: 25 January, 2017, 15:40
Sekretariat Negara Republik Indonesia
http://www.setneg.go.id
www.setneg.go.id
DiHasilkan: 25 January, 2017, 15:40