PUTUSAN Nomor 109 / PDT / 2017 / PT MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
Pengadilan Tinggi Medan yang memeriksa dan memutus perkara perdata pada tingkat banding, telah menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam perkara gugatan antara:
ED AN
POLTAK MAJU PARDAMEAN PASARIBU,Laki-laki, Kewarganegaraan Indonesia, agama Kristen, pekerjaan Wiraswasta, beralamat di Jalan Pendidikan No.39 A Kelurahan Indra Kasih Kec.Medan Tembung,
Kota
Medan,
selanjutnya
disebut
sebagai
PEMBANDING semula sebagai TERGUGAT ;
IM
Lawan:
SAULINA GRACE NAPITUPULU, Perempuan, Kewarganegaraan Indonesia, tempat/tanggal lahir P. Siantar, tanggal 22 November 1985,
GG
agama Kristen Protestan, pekerjaan Pegawai Negeri Sipil (PNS), beralamat di Jalan pendidikan No.39 A, Kelurahan Indra Kasih Kecamatan Medan Tembung Kota Medan Sumatera Utara,
TIN
dalam hal ini diwakili oleh kuasa hukumnya Fernando Napitupulu, SH.,MH, Ranto Sibarani, SH, Mazmur Rumapea, SH.,MH, Muktar Siregar, SH dan Yuniarta Medianita, SH, masing-masing Advokat pada kantor hukum Fernando Godlieb Hasudungan Corporate
N
Lawyers, berkantor di Jalan Sembada nomor 81 Padang Bulan
LA
Kota Medan, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 03 Juli 2016,
selanjutnya
disebut
sebagai
TERBANDING
semula
sebagai PENGGUGAT KONVENSI /TERGUGAT REKONVENSI ;
AD I
Pengadilan Tinggi tersebut ; Setelah membaca berkas perkara Nomor 109/PDT/2017/PT MDN
dan surat-surat yang bersangkutan dengan perkara tersebut;
NG
Setelah membaca salinan resmi Putusan Pengadilan Negeri Medan
Nomor 413/Pdt.G/2016/PN.Mdn tanggal 8 Nopember 2016 dan surat-surat
PE
yang bersangkutan dengan perkara tersebut; TENTANG DUDUK PERKARA
Menimbang, bahwa Penggugat Konvensi/Tergugat Rekonvensi dengan
surat gugatannya tanggal 28 Juli 2016, yang
terdaftar di
Kepaniteraan
Pengadilan Negeri Medan pada tanggal 01 Agustus 2016 dalam register
Halaman 1 dari 38 Putusan Nomor : 109/PDT/2017/PT-MDN
perkara Nomor : 413/Pdt.G/2016/PN.Mdn, telah mengajukan gugatan perceraian berdasarkan dalil-dalil gugatan sebagai berikut :
Bahwa Penggugat adalah Pegawai Negeri Sipil dengan jabatan Staf pada Komisi A DPRD, Sekretariat DPRD Provinsi Sumatera Utara dan telah memperoleh izin perceraian sesuai dengan Keputusan Sekretaris
Perceraian, tertanggal 17 Juni 2016;
ED AN
Daerah Provinsi Sumatera Utara Nomor 800/1605/2016 tentang Izin
Bahwa Penggugat dan Tergugat adalah pasangan suami-istri sah, yang telah melangsungkan perkawinan secara Agama Kristen Protestan pada tanggal21 Februari 2014 di Gereja Huria Kristen Batak Protestan Glugur Ressort Medan Utara, yang mana perkawinan
IM
tersebut telah dicatatkan sesuai dengan Kutipan Akta Perkawinan Nomor:239/U/MDN/2014, tertanggal 17 Maret 2016 yang dikeluarkan oleh Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan;
GG
BahwaPerkawinan antara Penggugat dan Tergugat pada awalnya berjalan dengan baik dan harmonissebagaimana layaknya kehidupan rumah tangga pada umumnya, sehingga telah mencerminkan keluarga
TIN
yang bahagia sesuai dengan tujuan perkawinan yang diamanahkan oleh Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan; Bahwa selanjutnya dari perkawinan antara Penggugat dan Tergugat tersebut,
telah
lahir
1
(satu)
orang
anak
laki-laki
yang
N
bernamaNATHANAEL HAPOSAN PASARIBU,lahir di Medan pada
LA
tanggal 25 Desember 2014 sesuai Kutipan Akta KelahiranNomor 1271-LU-25022015-0049, tertanggal 17 Maret 2016yang dikeluarkan oleh Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan;
AD I
Bahwa selanjutnya setelah perkawinan antara Penggugat dan Tergugat berlangsung, hubungan rumah tangga antara Penggugat dan Tergugat sudah mulai tidak harmonis lagi dan sering terjadi
NG
perselisihan dan pertengkaran dikarenakan tindakan Tergugat yang tidak manusiawi terhadap Penggugat yakni melakukan tindakan
PE
KDRT (Kekerasan Dalam Rumah Tangga) yang berat baik secara psikis maupun fisik;
Bahwa sampai gugatan perceraian ini didaftarkan, Penggugat tidak pernah mempermasalahkan keadaan Tergugat yang tidak pernah memiliki keluarga),
pekerjaan namun
(tanggung sikap
jawab
Tergugat
finansial yang
sebagai
sangat
kepala
kasar
dan
Halaman 2 dari 38 Putusan Nomor : 109/PDT/2017/PT-MDN
tempramental yang membuat Penggugat merasa terancam dan tersiksa; Bahwa
adapun
yang
menjadi
faktor
utama
sering
terjadinya
perselisihan dan pertengkaran yang terus-menerus terjadi antara Penggugat dan Tergugat adalah dikarenakan Tergugat tidak lagi menunjukkan rasa kasih sayang dan tanggung jawabnya sebagai seorang suami/kepala rumah tangga yang baik, dimana Tergugat dalam keadaan hamil
besar dengan
ED AN
mengusir Penggugat
membabi buta, serta melakukan serangkaian kekerasan yang sangat keji dalam rumah tangga terhadap Penggugat;
Bahwa Tergugat juga melarang Penggugat untuk berkomunikasi dengan keluarga Penggugat, hingga pada saat selesai acara tujuh
IM
bulanan kehamilan Penggugat, Ayah Penggugat menegur tindakan Tergugat tersebut, kemudian keesokan harinya Tergugat memaki-maki dan bahkan mengusir Penggugat dari rumah dan menahan seluruh
GG
kartu ATM (Automated Teller Machine/Anjungan Tunai Mandiri) milik Penggugat;
Bahwa pada saat pengusiran tersebut, Penggugat yang dalam
TIN
keadaan hamil besar meminta tolong agar jangan diusir oleh Tergugat dan Ibu Mertua Penggugat (Penggugat dan Tergugat tinggal di rumah Ibu Mertua Penggugat), namun Tergugat tetap mengusir Penggugat, sama halnya dengan Ibu Mertua Penggugat yang tetap mengusir
N
Penggugat dengan alasan takut Tergugat akan mengamuk jika
LA
Penggugat tidak pergi dari rumah tersebut, hingga akhirnya Penggugat pergi ke rumah teman Penggugat dalam keadaan sangat tertekan dan kebingungan;
AD I
Bahwa sesampainya di rumah teman Penggugat, teman Penggugat menyarankan agar Penggugat pergi ke rumah Paman Tergugat untuk menceritakan permasalahan tersebut, namun Penggugat memutuskan
NG
untuk kembali ke rumah Ibu Mertua Penggugat;
Bahwa sesampainya di rumah Ibu Mertua Penggugat, Tergugat
PE
kembali memarahi Penggugat dan mengatakan ingin menggugat cerai Tergugat serta menyuruh Penggugat untuk tidur dilantai atau pun di ruang tamu;
Bahwa dalam keadaan marah, Tergugat melakukan tindakan-tindakan yang membuat Penggugat tertekan seperti melempar barang-barang;
Halaman 3 dari 38 Putusan Nomor : 109/PDT/2017/PT-MDN
Bahwa pada tanggal 25 Desember 2014, Penggugat melahirkan anak Penggugat dan Tergugat, keesokan harinya Ibu Penggugat dan Kakak Penggugat datang menjenguk Penggugat, hingga pada tanggal 27 Desember 2016, terjadi keributan antara Ibu Penggugat dan Ibu Tergugat (Ibu Mertua Penggugat) sehingga menyebabkan Tergugat marah dan menyuruh Penggugat untuk memilih tetap tinggal dengan Tergugat atau Ibu Penggugat, dengan sangat terpaksa dan demi
ED AN
menjaga keutuhan rumah tangga Penggugat dan Tergugat maka Penggugat memilih tetap tinggal dengan Tergugat;
Bahwa pada bulan Mei 2015, Penggugat dan Ibu Mertua Penggugat datang ke rumah Tante Penggugat untuk menghadiri pemakaman Tante Penggugat, dimana sebelum Penggugat berangkat untuk
IM
melayat, Tergugat telah mengancam Penggugat untuk menjauhi keluarga kandung Penggugat, kemudian Penggugat menuruti hal tersebut agar tidak terjadi pertengkaran dengan Tergugat, namun
GG
pada saat Penggugat hendak pulang, Kakak Penggugat menarik Penggugat untuk bertemu dengan Ibu Penggugat, hal ini diketahui dan diberitahu oleh Ibu Mertua Penggugat kepada Tergugat dan
TIN
menyebabkan kemarahan Tergugat, dimana sesampainya dirumah Ibu Mertua Penggugat, Tergugat membentak dan menampar Penggugat hingga Penggugat jatuh ke lantai dan kemudian Tergugat menyeret Penggugat
dan
terus-menerus
memukuli
Penggugat
tanpa
N
memperdulikan Penggugat yang memohon ampun agar pemukulan
LA
tersebut dihentikan Tergugat, hingga kemudian Tergugat dan Ibu Tergugat kembali mengusir Penggugat dari rumah tersebut padahal Penggugat telah memohon-mohon agar tidak diusir dan menyebabkan
AD I
Penggugat pergi membawa anak Penggugat dan Tergugat serta tinggal di rumah Kakak Penggugat;
Bahwa selalu terjadi keadaan dimana Tergugat selalu mengancam
NG
akan membunuh Penggugat jika bertemu dengan Penggugat;
Bahwa Penggugat juga sering mendapat ancaman dari Kakak
PE
Tergugat yang menyatakan akan merebut anak Penggugat dari Penggugat;
Bahwa karena kejadian tersebut Penggugat dan Tergugat berpisah selama kurang lebih 3 (tiga) bulan lamanya, namun karena Tergugat meminta maaf kepada Penggugat dan keluarga Penggugat serta demi
Halaman 4 dari 38 Putusan Nomor : 109/PDT/2017/PT-MDN
anak Penggugat dan Tergugat maka Penggugat kembali rujuk dengan Tergugat; Bahwa pada tanggal 27 November 2015, kembali Penggugat mengalami
kekerasan
dalam rumah
tangga
yang
disebabkan
Penggugat sehari sebelumnya menemui Kakak Penggugat, namun sebelum bertemu, Penggugat telah terlebih dahulu meminta izin kepada Tergugat, sesampainya di rumah, Tergugat memarahi seraya
membanting
barang,
kemarahan
ED AN
Penggugat
Tergugat
berlangsung hingga keesokan harinya (tanggal 28 November 2015), Tergugat kembali memaki-maki dan meludahi wajah Penggugat seraya mengusir Penggugat dari rumah, hingga akhirnya dengan sangat terpaksa, Penggugat keluar dari rumah Ibu Mertua Penggugat
IM
tanpa membawa anak Penggugat dan Tergugat, kemudian Penggugat pergi ke rumah Paman Tergugat;
Bahwa Paman Tergugat menyuruh Penggugat untuk kembali ke
GG
rumah Ibu Mertua Penggugat dan akhirnya disetujui oleh Penggugat demi keutuhan rumah tangga Penggugat dan Tergugat; Bahwa pada tanggal 29 November 2015, Penggugat mengajak
TIN
Tergugat untuk pergi beribadah namun Tergugat tetap diam, lalu kemudian Penggugat meminta maaf kepada Terggugat, namun Tergugat tetap juga diam, lalu Penggugat meminta supaya diantarkan pergi beribadah ke Gereja bersama anak Penggugat dan Tergugat,
N
namun Tergugat yang marah malah menggendong anak Penggugat
LA
dan Tergugat ke kamar, kemudian Penggugat memohon kepada Tergugat untuk pergi beribadah bersama anak Penggugat dan Tergugat tanpa perlu diantarkan Tergugat, namun Tergugat yang
AD I
dalam keadaan marah kemudian menendang Penggugat sampai Penggugat jatuh ke sudut pintu, kemudian Tergugat terus menampar, meludahi dan memukuli Penggugat dihadapan Anak Penggugat dan
NG
Tergugat hingga anak Penggugat dan Tergugat yang pada saat itu masih berumur 11 (sebelas) bulan terus-menerus menjerit-jerit karena
PE
takut menyaksikan kekerasan yang dilakukan Tergugat terhadap Penggugat, kemudian Penggugat terjatuh ke lantai akibat pukulan yang
dilakukan
Tergugat
dibagian
kepala
Penggugat,
yang
menyebabkan Penggugat pusing, kemudian Tergugat menginjak jari dan kaki kiri Penggugat, lalu Tergugat mengambil sebuah alat seraya menggendong anak Penggugat dan Tergugat, kemudian Penggugat
Halaman 5 dari 38 Putusan Nomor : 109/PDT/2017/PT-MDN
lari dari rumah disebabkan Tergugat mengejar Penggugat seraya mengancam akan membunuh Penggugat; Bahwa sejak kejadian tersebut diatas, Penggugat tidak lagi tinggal bersama dengan Tergugat; Bahwa atas tindakan kekerasan yang dilakukan Tergugat, Penggugat mengalami trauma, pusing, lebam di pipi kiri serta bengkak di kaki kiri; Bahwa akibat tindakan kekerasan dalam rumah tangga yang dilakukan
ED AN
Tergugat maka pada tanggal 5 Desember 2015, Penggugat membuat laporan/pengaduan ke Polresta Medan sebagaimana SURAT TANDA TERIMA LAPORAN POLISI Nomor: STTLP/3365/XII/2015/SPKT RESTA MEDAN, tertanggal 5 Desember 2015;
Bahwa Tergugat dan Ibu Tergugat terus-menerus menghalangi
IM
Penggugat untuk bertemu dengan anak Penggugat dan Tergugat; Bahwa Tergugat telah melakukan serangkaian kekerasan baik secara langsung maupun tidak langsung diantaranya mengusir Penggugat
GG
dalam keadaan hamil besar, menahan semua kartu ATM milik (Automated Teller Machine/Anjungan Tunai Mandiri) Penggugat, memaki-maki Penggugat juga keluarga Penggugat baik secara maupun
melalui
TIN
langsung
SMS
(Short
Message
Service),
membenturkan kepala Penggugat ke dinding (tembok rumah), menginjak kaki dan jari Penggugat, menendang, memukul, menampar, meludahi Penggugat dihadapan anak Penggugat dan Tergugat
N
sehingga menimbulkan trauma yang mendalam bagi Penggugat dan
LA
akan berakibat pula terhadap terganggunya perkembangan mental dan psikis dari anak Penggugat dan Tergugat; Bahwa pada tanggal 19 Januari 2016, Tergugat ditangkap oleh Polisi
AD I
atas tindakan kekerasan dalam rumah tangga (Tindak Pidana KDRT) dan pada saat itulah Penggugat dapat membawa anak Penggugat dan Tergugat dari rumah Ibu Mertua Penggugat;
NG
Bahwa Tergugat dari dalam LAPAS (Lembaga Pemasyarakatan) tetap memberikan tekanan-tekanan dengan cara mengirimkan SMS (Short
PE
Message Service) terhadap Penggugat antara lain memaki-maki Penggugat dan keluarga Penggugat serta menantang Penggugat agar segera mendaftarkan gugatan perceraian ke Pengadilan;
Bahwa menurut informasi yang diperoleh Penggugat dari Paman Tergugat (ic. ALBERT PASARIBU) bahwa Tergugat merupakan mantan pecandu Narkoba dimana Ibu Tergugat yang adalah mantan
Halaman 6 dari 38 Putusan Nomor : 109/PDT/2017/PT-MDN
bidan, tetap memberikan obat-obatan kepada Tergugat dalam dosis kecil; Bahwa Tergugattelah divonis bersalah atas Tindak Pidana Kekerasan Dalam Rumah Tangga sesuai dengan putusan No. 572/Pid.Sus/2016/PN.Mdn yang diputus pada tanggal 18 April 2016; Bahwa hingga saat ini anak Penggugat dan Tergugat tersebut juga tinggal bersama dengan Penggugat dan tumbuh dengan didikan dan
ED AN
kasih sayang yang cukup dari Penggugat sehingga secara psikologis memiliki ikatan emosional yang kuat dengan Penggugat sebagai ibu kandungnya;
Bahwa oleh karenanya sangat beralasan hukum bagi Penggugat untuk ditetapkan sebagai pemegang hak perwalian dan pengasuhan anak
Penggugat
dan
Tergugat
yaitu
NATHANAEL
IM
terhadap
HAPOSAN PASARIBU;
Bahwa melihat kehidupan rumah tangga antara Penggugat dan
GG
Tergugat tersebut sudah tidak mungkin untuk dipertahankan lagi, maka cukup beralasan bagi Penggugat sesuai Pasal 39 ayat 2 UU No. 1 Tahun 1974 jo. Pasal 19 huruf f PP No. 9 Tahun 1975 untuk
TIN
mengajukan gugatan perceraian a quodan menuntut agar perkawinan Penggugat dengan Tergugat yang telah didaftarkan dan dicatat di Kantor
Dinas Kependudukan
dan
Catatan
Sipil
Kota
Medan
sebagaimana Kutipan Akta Perkawinan Nomor :239/U/MDN/2014
LA
hukumnya;
N
tertanggal 17 Maret 2016,putus karena perceraianbeserta akibat
Bahwa sehubungan dengan tuntutan Penggugat agar Perkawinan antara
Penggugat
dan
Tergugat
dinyatakanPutus
Karena
AD I
Perceraian,maka dimohonkan kepada Bapak Ketua Pengadilan Negeri Medan Cq Majelis Hakim yang memeriksa perkara
a quo
untuk memerintahkan kepada Kepaniteraan Pengadilan Negeri Medan
NG
atau Pejabat Pengadilan Negeri Medanuntuk mengirimkan satu helai salinan putusan Pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum
PE
yang tetaptanpa bermaterai kepada Pegawai Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan,dan Pegawai Pencatat mendaftar putusan perceraian dalam sebuah daftar yang diperuntukkan untuk itu dan mengeluarkan Akta Perceraian Penggugat dan Tergugat;
Bahwa oleh karena Gugatan Perceraian ini berdasarkan fakta dan bukti hukum yang cukup kuat, maka kami Memohon kepada Bapak
Halaman 7 dari 38 Putusan Nomor : 109/PDT/2017/PT-MDN
Ketua Pengadilan Negeri Medan cq Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini agar sudi kiranya menyatakan putusan dalam perkara ini dapat dijalankan secara serta merta(Uitvooerbaar vij vooraad) (vide Pasal 180 HIR) meskipun adaupaya hukumVerzet, Banding, Maupun Kasasi; Bahwa tindakan Tergugat melakukan Kekerasan Dalam Rumah Tangga terhadap Penggugat bahkan dilakukan berkali-kali dihadapan
ED AN
anak Penggugat dan Tergugat, dimana hal tersebut mengakibatkan terganggunya/terguncangnya perkembangan mental dan psikis dari anak Penggugat dan Tergugat, ditambah dengan ancaman nyata dari pihak keluarga Tergugat (Kakak kandung Tergugat) yang menyatakan berniat membawa anak kandung Penggugat dan Tergugat ke luar
Maka
oleh
karenanya,
IM
negeri (Inggris); sudah
selayaknya
Penggugat
dalam
persidangan ini memohon agar Majelis Hakim yang memeriksa
GG
perkara a quo berkenan memberikan suatu Putusan Sela yang bersifat dapat dilaksanakan terlebih dahulu (uit vooerbaar bij voeraard) (vide Pasal 180 HIR) yakni, memerintahkan Tergugat selama persidangan
TIN
berlangsung untuk sementara tidak dapat mengambil alih penguasaan anak Penggugat dan Tergugat demi menjaga perkembangan mental dan psikis dari anak Penggugat dan Tergugat, sampai adanya putusan perkara ini berkekuatan hukum tetap.
N
Berdasarkan uraian fakta dan alasan hukum yang telah disebutkan di
LA
atas, Penggugat dengan ini memohon kehadapan Yth. Bapak Ketua Pengadilan Negeri Medan Cq. Majelis Hakim yang memeriksa serta mengadili perkara a quo untuk berkenan memanggil para pihak untuk
AD I
hadir dan menetapkan suatu hari persidangan, serta memberikan putusan yang amarnya berbunyi sebagai berikut: M engadili:
NG
1. Menerima serta Mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya; 2. Menyatakan Perkawinan antara Penggugat dan Tergugat yang telah
PE
dilaksanakan
perkawinannya
secara
Agama
Kristen
Protestan
tertanggal 21 Februari 2014dan telah dicatatkan sesuai dengan Kutipan Akta Perkawinan Nomor 239/U/MDN/2014, tertanggal 17 Maret 2016 yang dikeluarkan oleh Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan adalah putus karena perceraian dengan segala akibat hukumnya;
Halaman 8 dari 38 Putusan Nomor : 109/PDT/2017/PT-MDN
3. Memerintahkan kepada Kepaniteraan Pengadilan Negeri Medan atau Pejabat Pengadilan Negeri Medanuntuk mengirimkan satu helai salinan putusan Pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum yang tetaptanpa bermaterai kepada Pegawai Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan,dan Pegawai Pencatat mendaftar putusan perceraian dalam sebuah daftar yang diperuntukkan untuk itu dan mengeluarkan Akta Perceraian Pengugat dan Tergugat;
ED AN
4. Menetapkan Penggugat sebagai pemegang hak perwalian dan pengasuhan terhadapseorang anak laki-laki hasil perkawinan antara Penggugat dengan Tergugat yakni yang bernama NATHANAEL HAPOSAN PASARIBU;
5. Menyatakan putusan ini dapat dijalankan dengan serta merta
IM
meskipun ada Verzet, Banding maupun Kasasi (Uitvooerbaar vij vooraad);
6. Membebankan segala biaya yang timbul dalam perkara ini kepada
GG
Tergugat.
Atau jika Pengadilan berpendapat
TIN
adilnya (Ex aquae et bono) ;
lain, mohon putusan yang seadil-
Menimbang, bahwa atas gugatan Penggugat Konvensi/Tergugat Rekonvensi tersebut, Tergugat Konvensi/Penggugat Rekonvensi telah
berikut :
DALAM KONPENSI
LA
I.
N
mengajukan jawaban sekaligus mengajukan gugatan rekonvensi sebagai
Bahwa Tergugat dengan tegas membantah dan menolak seluruh dalil-
AD I
dalil yang dikemukakan Penggugat kecuali terhadap hal-hal yang diakui dalam Jawaban Tergugat; 1. Bahwa benar antara Tergugat dengan Penggugat adalah pasangan suami
NG
isteri yang sah yang telah melangsungkan perkawinan dihadapan Pemuka Agama Kristen Protestan pada tanggal 21Februari 2014 di Gereja Huria Kristen Batak Protestan HKBP Glugur Ressort Medan Utara
PE
yang telah dicatatkan pada kantor Dinas Kependudukan Kota Medan sesuai Kutipan Akta Perkawinan No.239/U/MDN/2014, Tanggal 17 Maret 2016;
2. Bahwa benar setelah pernikahan Tergugat dan Penggugat hidup dan tinggal bersama dirumah orangtua Tergugat (Mertua Penggugat) Jl. Pendidikan No. 39-A, Kelurahan Indra Kasih, Kecamatan Medan
Halaman 9 dari 38 Putusan Nomor : 109/PDT/2017/PT-MDN
Tembung, Kota Medan dan awal mulanya rumah tangga Tergugat dengan Penggugat berjalan harmonis, rukun dan damai sebagaimana tujuan dari perkawinan tersebut ; 3. Bahwa benar dari hasil perkawinan antara Tergugat dengan Penggugat telah dikarunia 1 (satu) orang anak yang bernama:NATHANAEL HAPOSAN PASARIBU, Jenis Kelamin Laki-laki, Lahir di Medan pada tanggal 25 Desember 2014 sesuai dengan Akta Kelahiran No. 1271-LU-
ED AN
25022015-0049, tertanggal 17 Maret 2016 yang dikeluarkan oleh Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan;
4. Bahwa setelah dilangsungkannya perkawinan antara Tergugat dan Penggugat, tanpa disadari ternyata Penggugat sudah memiliki pinjaman utang dari pihak lain dengan alasan biaya tersebut untuk tambahan biaya
IM
perkawinan, namun karena Tergugat adalah seorang suami yang baik dan bertanggungjawab, dengan kerendahan hati menerima keadaan tersebut
dan
menyelesaikan
utang
pernah
dilakukan
oleh
GG
Penggugat;
yang
5. Bahwa dalil gugatan Penggugat pada point 5 yang menyatakan Tergugat melakukan tindakan yang tidak manusiawi adalah salah dan mengada-
TIN
ada, karena Tergugat tidak pernah melakukan tindakan kekerasan yang berat baik secara psikis maupun fisik bahkan Tergugat selalu memberikan kasih sayang kepada Penggugat sebagaimana hal nya suami kepada istrinya, hingga akhirnya melahirkan seorang anak yang di harap-
N
harapkan didalam Rumah Tangga;
LA
6. Bahwa benar dalil gugatan Penggugat pada point 6, yang menyatakan Penggugat
tidak pernah
mempermasalahkan
mengenai
pekerjaan
Tergugat yang tidak mempunyai pekerjaan tetap, akan tetapi Penggugat
AD I
tidak pernah memberikan pemahaman ataupun pembelaan kepada Tergugat atas tindakan seluruh keluarga Penggugat yang selalu merendahkan dan menghina Tergugat yang tidak mempunyai
NG
pekerjaan tetap, namun Tergugat selalu sabar dan tidak terlalu menghirauan kicauan keluarga Penggugat tersebut;
7. Bahwa tidak benar dalil gugatan Penggugat pada point 7 yang
PE
menyatakan Tergugat tidak pernah lagi menunjukkan rasa kasih sayang dan tanggung jawab, karena Tergugat selalu memberikan nafkah kepada Penggugat dari hasil pekerjaan Penggugat yang menjadi seorang supir rental dan sungguhlah naif tindakan Tergugat yang mengusir Penggugat dalam keadaan hamil besar dengan cara membabi buta,
Halaman 10 dari 38 Putusan Nomor : 109/PDT/2017/PT-MDN
sedangkan Tergugat selalu memberikan kasih sayang yang cukup kepada Penggugat dari lubuk hati yang paling dalam hingga akhirnya melahirkan seorang buah hati yang dinginkan keluarga yang bahagia; 8. Bahwa dalil gugatan Penggugat pada point 8 dan 9 adalah Salah dan Keliru, perlu Tergugat nyatakan sebuah ungkapan “ tidak mungkin ada asap tanpa ada api” karena Penggugat tidak pernah mau mendengarkan kata-kata/nasihat Tergugat (selaku Kepala Rumah Tangga) atas tindakan
ED AN
Penggugat yang selalu mementingkan Keluarga Penggugat (Saudara Kandung Penggugat) tanpa mendengarkan ucapan Tergugat dan mengurus rumah tangga Tergugat dan Penggugat;
9. Bahwa Penggugat sering pulang lama setelah pulang bekerja (kantor) dan ketika dipertanyakan Tergugat, Penggugat selalu menjawab baru pulang
IM
dari rumah kakak (saudara kandung Penggugat) kemudian atas tindakan Penggugat tersebut, Tergugat selalu menasehati Penggugat agar tidak sering kerumah keluarga Penggugat (saudara kandung Penggugat) dan
GG
lebih memilih mengurus rumah tangga, namun Penggugat tidak pernah mau mengindahkan dan menerima nasehat Tergugat bahkan semakin sering pergi kerumah kakak (saudara kandung Penggugat);
TIN
10. Bahwa dalil gugatan Penggugat pada point 10 s/d 14 adalah dalil yang salah dan mengada-ada maka haruslah ditolak, karena setelah anak Tergugat dan Penggugat lahir, Tergugat selalu berusaha memberikan yang terbaik kepada keluarga kecilnya tersebut, akan tetapi keluarga
N
Penggugat selalu memberikan intervensi atau mencampuri urusan
LA
rumah tangga Tergugat dan Penggugat dan berusaha agar anak Tergugat dan Penggugat lebih sering dibawa kerumah kakak Penggugat; 11. Bahwa Penggugat lebih mementingkan keluarga Penggugat daripada
AD I
rumah tangga Penggugat dan Tergugat, Penggugat selalu menuruti segala permintaan keluarga Penggugat seperti memberikan biaya materil
kepada
saudara-saudara
Penggugat
yang
lain,
biaya
NG
kebutuhan untuk abang kandung, adik kandung dan kakak kandung Penggugat dan tindakan tersebut dilakukan tanpa seizin Tergugat selaku suami Pengggugat, kemudian tindakan itu sangat membuat
PE
Tergugat keberatan sehingga berkurangnya biaya keuangan rumah tangga Tergugat dan Penggugat;
12. Bahwa atas tindakan keluarga Penggugat, sangatlah membuat Tergugat keberatan dan lebih memilih menyuruh Penggugat untuk mengurus rumah tangga serta anak Tergugat dan Penggugat dirumah daripada terlampau
Halaman 11 dari 38 Putusan Nomor : 109/PDT/2017/PT-MDN
sering
menuruti
berbagai
permintaan
saudara-saudara
kandung
Penggugat dan sering membawa anak Tergugat dan Penggugat kerumah kakak Penggugat (saudara kandung Penggugat); 13. Bahwa kemudian Tergugat memberikan nasehat agar Penggugat untuk tidak terlampau sering menuruti segala permintaan saudara Penggugat dan sering membawa anak Tergugat dan Penggugat untuk berjumpa dengan keluarga Penggugat hingga akhirnya keluarga Penggugat
ED AN
merasa keberatan dan melakukan perlawanan kepada Tergugat dan kepada Ibu Tergugat;
14. Bahwa pada tanggal 24 Desember 2015 atas tindakan Tergugat tersebut, meningkatkan rasa emosional keluarga Penggugat dan tanpa diundang dan disadari
kemudian keluarga Penggugat (Paman dan Ibu
IM
Penggugat) berserta Penggugat datang kerumah Tergugat/Ibu Tergugat dan berusaha untuk membawa pergi anak Tergugat dan Penggugat dengan cara perlawanan tanpa seizin Tergugat selaku
GG
suami Penggugat dengan merampas anak Tergugat dan Penggugat dan disertai dengan Pengancaman terhadap Ibu Tergugat dan melakukan
penyerangan
serta
pengrusakan
rumah
Tergugat
TIN
sehingga Kaca jendela dan pintu rumah Tergugat mengalami kerusakan;
15. Bahwa tidak benar dalil gugatan Penggugat pada point 15 dan 16, karena Tergugat tidak pernah mengancam akan membunuh Penggugat, Tergugat
sangat
N
sebab
menyayangi
Penggugat
dan
selalu
LA
mempertanggungjawabkan Penggugat sebagai ibu kandung dari anak Tergugat dan Pengggugat bahkan adik kandung Penggugatlah yang pernah
melakukan
Pengancaman
dengan
menggunakan
AD I
“sebilah parang” kepada Tergugat dan disaksikan oleh Ibu Tergugat dan uwak Tergugat;
NG
16. Bahwa benar dalil gugatan Penggugat pada point 17, yang menyatakan setelah berpisah 3 (tiga) bulan lamanya, Tergugat dan Penggugat saling memaafkan dengan kesadaran hati yang paling dalam dan kemudian
PE
rujuk
kembali
tanpa
memandang
permasalahan
yang
ada
dan
percekcokan antara Tergugat dengan Keluarga Penggugat;
17. Bahwa dalil gugatan Penggugat pada point 18 s/d 21 adalah salah dan mengada-ada, karena setelah Tergugat dan Penggugat rujuk untuk kembali bersama dan saling memaafkan, kemudian Penggugat berjanji
Halaman 12 dari 38 Putusan Nomor : 109/PDT/2017/PT-MDN
dan sepakat tidak akan mengulangi perbuatannya untuksering kerumah kakak Penggugat (ic. Sondang Napitupulu) dan menuruti segala keinginan keluarga Penggugat; 18. Bahwa beberapa lama kemudian setelah rujuk, ternyata Penggugat juga melakukan hal yang sama dan tidak menjalankan kesepakatan yang telah disepakati antara Tergugat dan Penggugat, bahkan keluarga Penggugat
masih
saja
melakukan
intervensi
agar
hubungan
ED AN
Tergugat dan Penggugat tidak berjalan harmonis hingga akhirnya percekcokan antara Tergugat dan Penggugat terjadi kembali dan hal ini membuktikan bahwa Penggugat adalah seorang istri yang tidak bertanggungjawab atas ucapannya, maka beralasan kepada Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini untuk menolak dalil-dalil
IM
gugatan Penggugat;
19. Bahwa tidak benar dalil gugatan Penggugat yang meyatakan Tergugat melakukan kekerasan seperti menendang, menampar dan meludahi serta
GG
membenturkan kepala Penggugat ke dinding (tembok rumah) karena Tergugat hanya memarahi Penggugat atas kesalahan yang dilakukan Penggugat dan hanya disertai dengan percekcokan namun tidak seperti
TIN
apa yang didalilkan Penggugat dalam gugatannya; 20. Bahwa benar Penggugat pernah melaporkan Penggugat atas tindakan kekerasan dalam rumah tangga, sesuai dengan Laporan Pengaduan di Polresta Medan, akan tetapi perlu Tergugat pertegas bahwa perbuatan
N
Tergugat tersebut terjadi dikarenakan Penggugat yang tidak sabar untuk
LA
diantarkan ke gereja, sedangkan pada saat tersebut, Tergugat sedang mengalami sakit mata sebelah kiri sehingga mengganggu pandangan Tergugat dan atas keadaan tersebut membuat emosi Tergugat tidak stabil
AD I
dan tidak terkendali hingga akhirnya kembali terjadi percekcokan; 21. Bahwa setelah Tergugat dalam keadaan sakit pada retina mata, Penggugat bukannya memberikan pengobatan dan perawatan terhadap
NG
Tergugat bahkan Penggugat memberikan respon dengan kesombongan diri dan mengatakan ”biarkan aja dibutakan Tuhan matanya” oleh karena itu, Penggugat merupakan seorang istri yang tidak mempunyai
PE
hati nurani dan rasa tanggungjawab atas keadaan yang dialami Tergugat (selaku suaminya);
22. Bahwa dalil gugatan Penggugat pada point 28 adalah salah dan mengada-ada, karena penggugat tidak pernah menggunakan barangbarang terlarang yang tidak dibenarkan oleh agama dan undang-undang
Halaman 13 dari 38 Putusan Nomor : 109/PDT/2017/PT-MDN
seperti apa yang didalilkan Penggugat dan Tergugat membenarkan bahwa Ibu Tergugat adalah seorang pensiunan bidan; 23. Bahwa setelah anak Tergugat dan Penggugat didalam Penguasaan Penggugat, Tergugat sebagai ayah yang baik dan bertanggungjawab selalu berusaha dan berupaya untuk ingin melihat dan berinteraksi dengan anak Tergugat dan Penggugat, namun Penggugat tidak
dengan anak Tergugat dan Penggugat;
II. Dalam PROVISI
ED AN
pernah sekalipunmau membuka akses berjumpa dan berinteraksi
24. Bahwa dalil gugatan Penggugat pada point 35 adalah salah dan tidak beralasan, karena keluarga Penggugatlah (abang, kakak dan orangtua yang
pengrusakan
selalu
melakukan
pengancaman
IM
Penggugat)
rumahterhadap
Tergugat
dan
Ibu
dan
upaya
Tergugat,
dan
menghalang-halangi Tergugat untuk bertemu/berjumpa dengan anak
GG
Tergugat dan Penggugat serta keluarga Tergugat (kakak kandung Tergugat) tidak pernah mempunyai niat, ataupun cara untuk melakukan hal tersebut, bahkan kakak Tergugat sudah berupaya untuk mengarahkan
diindahkan
oleh
TIN
Tergugat dan Penggugat untuk rujuk dan berdamai, namun tidak pernah Penggugat,
dan
kakak
Tergugat
tidak
pernah
menginginkan perceraian ini terjadi sebagaimana dianut di dalam agama dan firman Tuhan, maka beralasan kepada Majelis Hakim yang
N
memeriksa dan mengadili perkara ini untuk Menolak Gugatan
LA
Pengugat untuk seluruhnya atau setidak-tidaknya dinyatakan tidak dapat diterima (Niet Onvankelij Verklaard); 25. Bahwa permohonan yang dimohonkan Penggugat oleh Penggugat dalam
AD I
dalil gugatannya terhadap Uitvoorbaar Bij Vooraad haruslah ditolak dan tidak beralasan, karena harus memperhatikan ketentuan hukum sebagaimana
tercantum
dalam
Surat
Edaran
Mahkamah
Agung
NG
tentangUitvoorbaar Bij Vooraad;
III. DALAM REKONPENSI
PE
1. Bahwa Penggugat dR dan Tergugat dR adalah pasangan suami isteri yang sah yang telah melangsungkan perkawinan dihadapan Pemuka Agama Kristen Protestan pada tanggal 21Februari 2014 di Gereja Huria Kristen Batak Protestan HKBP Glugur Ressort Medan Utara yang telah
Halaman 14 dari 38 Putusan Nomor : 109/PDT/2017/PT-MDN
dicatatkan pada kantor Dinas Kependudukan Kota Medan sesuai Kutipan Akta Perkawinan No.239/U/MDN/2014, Tanggal 17 Maret 2016; 2. Bahwa benar setelah pernikahan Penggugat dR dan Tergugat dR hidup dan tinggal bersama dirumah orangtua Penggugat dR (Mertua Tergugat dR) Jl. Pendidikan No. 39-A, Kelurahan Indra Kasih, Kecamatan Medan Tembung, Kota Medan dan awal mulanya rumah tangga Tergugat dengan
perkawinan tersebut ;
ED AN
Penggugat berjalan harmonis, rukun dan damai sebagaimana tujuan dari
3. Bahwa benar dari hasil perkawinan antara Penggugat dK dengan Tergugat
dR
telah
dikarunia
1
(satu)
orang
anak
yang
bernama:NATHANAEL HAPOSAN PASARIBU, Jenis Kelamin Laki-laki, Lahir di Medan pada tanggal 25 Desember 2014 sesuai dengan Akta
IM
Kelahiran No. 1271-LU-25022015-0049, tertanggal 17 Maret 2016 yang dikeluarkan oleh Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan; 4. Bahwa sebelumnya hubungan antara Penggugat dR dengan Tergugat dR
yang
kesehariannya
GG
baik-baik saja, dengan usaha dan keinginan yang keras Penggugat dR menjadi
Supir
Rental
sebagai
Suami
yang
tanggungjawab, Penggugat dR selalu memberikan Kebutuhan Rumah
5. Bahwa
Intervensi
TIN
Tangga kepada Tergugat dR; dari
Pihak
Keluarga
Tergugat
dR
terlampau
mencampuri rumah tangga Penggugat dR dan Tergugat dR, dan Tergugat dR lebih mementingkan keluarga Tergugat dR daripada rumah tangga
N
Penggugat dR dan Tergugat dR, Tergugat dR selalu menuruti segala
LA
permintaan keluarga Tergugat dR seperti memberikan biaya materil kepada saudara-saudara Tergugat dR yang lain, biaya kebutuhan abang kandung dan adik kandung Tergugat dR dan tindakan tersebut dilakukan
AD I
tanpa seizin Penggugat dR selaku suami Tergugat dR, kemudian tindakan itu sangat membuat Penggugat dR keberatan sehingga berkurangnya biaya keuangan rumah tangga Penggugat dR dan Tergugat dR;
NG
6. Bahwa sejak Penggugat dR dan Tergugat dR setelah melangsungkan perkawinan, tepat pada bulan april tahun 2014 antara Penggugat dR dan Tergugat dR terjadi percekcokan dan pertengkaran yang diakibatkan
PE
tanpa sepengetahuan Penggugat dR ternyata Tergugat dR memiliki hutang-hutang yang dibawa Tergugat dR sebelum perkawinan yaitu kartu kredit sebesar Rp.8.000.000,- (delapan juta rupiah) dan 5.000.000,- (lima juta rupiah) ;
Halaman 15 dari 38 Putusan Nomor : 109/PDT/2017/PT-MDN
7. Bahwa interpensi yang dilakukan keluarga Tergugat dR juga terjadi pada tanggal 22 November 2014, tepat pada acara 7 (tujuh) bulanan kehamilan Tergugat dR yang di langsungkan acara syukuran dirumah orang tua Penggugat dR yang dihadiri keluarga besar Penggugat dR dan Tergugat dR dan dalam kesempatan tersebut, pihak keluarga Tergugat dR kembali menghina dan mempermalukan Penggugat dR dihadapan keluarga besarnya dengan mengatakan “Kakakmu Sondang Napitupulu sedang
ED AN
sakit tapi kalian tidak ada perduli, Kakakmu Sonny Napitupulu lari dari rumah tapi tidak ada kalian bantu mencarinya, adikmu Sihol Napitupulu butuh biaya di Jakarta tetapi tidak ada kalian bantu” namun Penggugat dR tetap sabar menghadapi tuntutan dan intervensi keluarga besar Tergugat dR;
IM
8. Bahwa 4 (empat) hari setelah Tergugat dR melahirkan anak Penggugat dR dan Tergugat dR, Ibu Kandung Tergugat dR (Armi Siagian) ikut tinggal bersama Penggugat dR dan Tergugat dR untuk membantu mengurus
GG
Tergugat dR dan pada tanggal 29 Desember 2014 kembali terjadi Pertengkaran antara Ibu Tergugat dR dengan Ibu Penggugat dR kemudian Ibu Tergugat dR mengatakan “kenyanglah kalian makan gaji
memandang
sebelah mata
Penggugat dR; 9. Bahwa
TIN
PNS boru ku itu” hal ini membuktikan keluarga Tergugat dR selalu
adapun
yang
terhadap Penggugat
menjadi
sumber
pemicu
dR dan
Ibu
percekcokan
dan
N
perselisihan didalam rumah tangga Penggugat dR dan Tergugat dR, agar
LA
Tergugat dR dapat bercerai/berpisah denganPenggugat dR adalah sebagai berikut :
a. Bahwa Intervensi Keluarga Tergugat dR sangat besar yang suka
AD I
mencampuri urusan Rumah Tangga Penggugat dR dan Tergugat dR sertasering melakukan tindakan yang bersifat tempramen dan lebih mengedepankan kekerasan sehingga sangat memberikan
NG
dampak buruk bagi pertumbuhan dan perkembangan anak Penggugat dR dan Tergugat dR;
PE
b. Bahwa pada tanggal 24 Desember 2015 Tergugat dR dan IbuTergugat dR berserta Paman Tergugat dR datang kerumah Penggugat dR dengan niat untuk melarikan anak Penggugat dR dan Tergugat dR yang masih dalam perawatan dan penguasaan Penggugat dR dan Ibu Penggugat dR, namun karena Penggugat dR tidak memberikan izin kemudian Tergugat dR beserta Keluarganya melakukan pengerusakan
Halaman 16 dari 38 Putusan Nomor : 109/PDT/2017/PT-MDN
terhadap rumah Penggugat dR dengan cara melempari pintu dan kaca jendela rumah dengan pot bunga yang berada dihalaman rumah Penggugat dR (akan dibuktikan dipersidangan) namun Penggugat dR tidak melaporkan tindak pidana tersebut ke pihak kepolisian karena Penggugat dR memiliki hati nurani sebagai ayah (suami Tergugat dR) yang tidak tega melihat Tergugat dR menjalani proses hukum. Hal ini membuktikan Tergugat dR dan Keluarganya
ED AN
memiliki sifat yang sangat tempramen / tingkat emosional yang tinggi ; c. Bahwa setiap Tergugat dR pulang bekerja tanpa alasan yang jelas ataukah Tergugat dR selalu mendapatkan masalah dalam pekerjaan dikantor, Tergugat dR sering membentak anak Penggugat dR dan Tergugat dR, namun Penggugat dR selalu memberikan nasihat
IM
”Jangan lah kau bentak-bentak anak kita”tetapi nasihat Penggugat dR tersebut tidak pernah diindahkan/diterima Tergugat dR ; d. Bahwa Tergugat dR lebih sering mementingkan kebutuhan pribadinya
GG
dengan cara sering menghias diri seperi make up, dandan dan lebih mengedepankan fashionnya daripada mengurus rumah dan anak didalam Rumah Tangga Penggugat dR dan Tergugat dR serta
TIN
Tergugat dR sering keluar kota dengan alasan keperluan dinas dari kantor, sehingga anak Penggugat dR dan Tergugat dR tidak pernah mendapatkan perawatan yang maksimal dalam hal pertumbuhan dan perkembangan si anak;
N
5. Bahwa atas alasan tersebut, yang berhubungan dengan pengasuhan
LA
anak Penggugat dR dan Tergugat dR, maka guna kepentingan pertumbuhan dan perkembangan si anak yang selama ini dalam penguasaan Tergugat dR, maka beralasan agar Majelis Hakim yang
AD I
memeriksa dan mengadili perkara ini untuk menetapkan Penggugat dR sebagai pengasuh anak Penggugat dR dan Tergugat dR, bernama : NATHANAEL HAPOSAN PASARIBU;
NG
6. Bahwa Tergugat dRselalu memberikan batasan bahkan tidak pernah sekalipun Penggugat dR berjumpa dan berinteraksi dengan anaknya untuk mencurahkan kasih sayang sebagaimana ayah kandung anak
PE
Penggugat dR dan Tergugat dR, karena setelah anak Penggugat dR dan Tergugat dR didalam Penguasaan Tergugat, Penggugat dR sebagai ayah yang baik dan bertanggungjawab selalu berusaha dan berupaya untuk ingin melihat dan berinteraksi dengan anak Penggugat dR dan Tergugat dR, namun Tergugat dR tidak pernah
Halaman 17 dari 38 Putusan Nomor : 109/PDT/2017/PT-MDN
sekalipunmau membuka akses berjumpa dan berinteraksi dengan anak Penggugat dR dan Tergugat dR seharusnya Tergugat dR harus membuka akses Penggugat dR untuk tinggal bersama anaknya minimal 1 (satu) minggu dalam sebulan demi kebahagiaan dan pertumbuhan si anak; Berdasarkan hal-hal tersebut diatas Pengugat dR memohon kepada Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini untuk berkenan
ED AN
kiranya untuk mengambil keputusan sebagai berikut : I. Dalam KONPENSI
1. Mengabulkan Jawaban Tergugat untuk seluruhnya. 2. Menolak Gugatan Penggugat seluruhnya;
3. Menghukum Penggugat untuk membayar biaya yang timbul dalam
IM
perkara ini; II. Dalam PROVISI
1. Menolak Permohonan Provisi dari Penggugat untuk seluruhnya;
GG
2. Menyatakan Penggugat sebagai pemegang hak perwalian dan pengasuhan terhadap anak yang bernama NATHANAEL HAPOSAN PASARIBU, Jenis Kelamin Laki-laki, Lahir di Medan pada tanggal 25
TIN
Desember 2014 hingga anak tersebut dewasa dengan tanpa mengurangi hak Tergugat untuk bertemu dan mencurahkan kasih sayang sebagai ayah atau bapak kepada anaknya tanpa ada batasan apapun dari Penggugat;
dan
Mengabulkan
Gugatan
Penggugat
dR
untuk
LA
1. Menerima
N
III. Dalam REKONPENSI
seluruhnya.
2. Menyatakan Tergugat dR sebagai pemegang hak perwalian dan
AD I
pengasuhan terhadap anak yang bernama NATHANAEL HAPOSAN PASARIBU, Jenis Kelamin Laki-laki, Lahir di Medan pada tanggal 25 Desember 2014 hingga anak tersebut dewasa dengan tanpa
NG
mengurangi hak Penggugat dR untuk bertemu dan mencurahkan kasih sayang sebagai ayah atau bapak kepada anaknya tanpa ada batasan apapun dari Penggugat;
PE
3. Menyatakan Tergugat dR memberikan waktu selama 1 (satu) minggu dalam setiap bulannya kepada Penggugat dR untuk tinggal bersama anaknya yang bernama NATHANAEL HAPOSAN PASARIBU, Jenis Kelamin Laki-laki, Lahir di Medan pada tanggal 25 Desember 2014;
Halaman 18 dari 38 Putusan Nomor : 109/PDT/2017/PT-MDN
4. Menghukum Tergugat dR untuk membayar biaya yang timbul dalam perkara ini; IV. Dalam KONPENSI dan Dalam REKONPENSI 1. Mengabulkan Jawaban Tergugat dK untuk seluruhnya dan menolak gugatan Penggugat dK untuk seluruhnya; 2. Menghukum Penggugat dK untuk membayar biaya yang timbul dalam perkara ini dan
Mengabulkan
Gugatan
Penggugat
ED AN
3. Menerima seluruhnya.
dR
untuk
4. Menghukum Tergugat dR untuk membayar biaya yang timbul dalam perkara ini;
Apabila Majelis Hakim berpendapat lain, mohon putusan seadil adilnya
IM
(ex aequo et bono), Terima Kasih;
Menimbang, bahwa memori banding dari Pembanding semula
I.
GG
Tergugat dengan mengemukakan sebagai berikut : JUDEX FACTIE KURANG CERMAT DALAM PERTIMBANGANNYA
TIN
SEHINGGA TELAH SALAH MENERAPKAN HUKUM;
A. DALAM POKOK PERKARA :
1. Bahwa pertimbangan Majelis Hakim pada halaman 29 pada paragraf
Nomor
9
tahun
1975
ditentukan
alasan-alasan
LA
Pemerintah
N
ke 3 (tiga) yang berbunyi ” bahwa dalam pasal 19 Peraturan
perceraian, antara lain huruf f ditentukan antara suami dan istri
AD I
terus menerus terjadi perselisihan dan pertengkaran dan tidak ada harapan rukun lagi dalam rumah tangga, sedangkan pada huruf d ditentukan
salah
satu
pihak
melakukan
kekejaman
atau
NG
penganiayaan berat yang membahayakan pihak lain”
Bahwa Pembanding tidak sependapat dengan pertimbangan Majelis
hakim diatas, karena fakta yang terjadi, Pembanding tidak pernah
PE
melakukan kekejaman atau penganiayaan berat yang membahayakan Terbanding, sedangkan mengenai Tindak KDRT yang dilakukan oleh Pembanding itu disebabkan dengan keadaan Pembanding yang sedang mengalami sakit pada retina mata sebelah kiri (Vide Bukti T-2 s/d T-5) sehingga mengganggu pandangan dan penglihatan Pembanding, namun
Halaman 19 dari 38 Putusan Nomor : 109/PDT/2017/PT-MDN
Terbanding tidak menghiraukan atau memahami kondisi tersebut bahkan memaksa untuk cepat-cepat pergi ke gereja sehingga terjadilah pertengkaran dan percekcokan, dan atas tindakan Terbanding tersebut membuktikan bahwa Terbanding adalah istri yang tidak hati nurani dalam memahami situasi dan kondisi Pembanding serta tidak bertanggungjawab terhadap keadaan Pembanding (selaku suami Terbanding);
ED AN
Bahwa adapun yang salah satu yang menjadi pemicu pertengkaran dan perselisihan rumah tangga Pembanding dan Terbanding antara lain Intervensi keluarga Terbanding yang sangat besar yang suka mencampuri urusan rumah tangga Pembanding dan Terbanding, diperparah dengan tindakan keluarga Terbanding yang selalu merendahkan Pembanding yang
IM
tidak mempunyai pekerjaan tetap, padahal Pembanding masih sanggup untuk membiayai, mengurus rumah tangga, merawat dan membesarkan Anak Pembanding dan Terbanding dengan pekerjaannya dalam menjalankan
GG
bisnis rental, dibuktikan dengan gaji Pembanding yang selalu diberikan kepada Terbanding setiap bulannya;
TIN
Bahwa secara fakta yang terjadi Terbandinglah yang mempunyai karakter yang mencerminkan ibu yang tidak baik/tempramen untuk rumah tangga, dibuktikan dengan tindakan Terbanding yang melakukan kekerasan terhadap Pembanding pada saat percekcokan yang terjadi di
N
rumah Pembanding dengan cara memukul, menarik baju hingga robek,
LA
dan hal itu dibenarkan oleh saksi Terbanding (I.c. Monang Napitupulu) pada saat Persidangan di Pengadilan Negeri Medan;
adapun
AD I
Bahwa
yang
dibenarkan
saksi
Terbanding
antara
lain
Terbanding mencakar Pembanding dan disertai dengan Pengrusakan rumah Pembanding dan diperparah lagi Terbanding bersama keluarga
NG
Terbanding melempari pintu dan kaca rumah Pembanding dengan gelas minuman kaca yang disediakan oleh keluarga Pembanding kepada keluarga Terbanding pada saat bertamu kerumah Pembanding dan
PE
melempar pot bunga yang berada di halaman rumah Pembanding ke arah pintu dan jendela rumah pembanding yang mengakibatkan kerusakan (Vide Bukti T-6 s/d T-9), hal ini membuktikan Terbanding adalah seorang istri yang tempramen, kasar dan brutal, namun Pembanding tidak melaporkan tindak pidana tersebut ke pihak kepolisian karena
Halaman 20 dari 38 Putusan Nomor : 109/PDT/2017/PT-MDN
Pembanding memiliki hati nurani sebagai ayah (suami Terbanding) yang tidak tega melihat Terbanding (Istrinya) menjalani proses hukum,
2. Bahwa pertimbangan Majelis Hakim pada halaman 32 pada paragraf ke
3
(tiga)
yang
berbunyi
“
bahwa
pekerjaan
Penggugat
Konvensi/Tergugat Rekonvensi adalah sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS), pangkat/golongan ruang Pengatur Tk.I (II/d) tentu dapat
ED AN
memenuhi kebutuhan hidup dan biaya sekolah anaknya tersebut disamping itu mengingat umur anak tersebut belum 2 (dua) tahun dst.......” adalah pertimbangan yang salah dan keliru
Bahwa pada saat Pembanding dan Terbanding menjalani bahtera
rumah
tangga
Pembanding
dan
IM
rumah tangga hingga dikaruniai seorang anak, seluruh biaya kebutuhan Terbanding
selalu
dipenuhi
oleh
Pembanding, dan mengenai pertimbangan majelis hakim diatas, sangatlah
GG
salah dan keliru, sebab sebelum terjadinya Perkawinan antara Pembanding dan Terbanding, telah jelas dan terang Terbanding sudah mempuyai utang di Bank dan kepada pihak ketiga;
TIN
Bahwa seluruh penghasilan/gaji Pembanding dalam menjalankan usaha rental, seluruh gaji dimaksud selalu diserahkan sepenuhnya kepada Terbanding selaku Ibu rumah tangga, namun amanah yang diberikan kepada tidak
mempergunakan
dijalankan
dengan
gaji/penghasilan
N
Terbanding
baik,
bahkan
Pembanding
Terbanding
tersebut
untuk
ternyata
LA
keperluan keluarga Terbanding dan tanpa sepengetahuan Pembanding, Terbanding
selalu
menuruti
berbagai
permintaan
keluarga
Terbanding, hal ini membuktikan bahwa Terbanding adalah seorang ibu yang
AD I
tidak baik dan tidak menjaga amanah yang diberikan kepadanya; Bahwa padahal Pembanding selalu membantu keluarga Terbanding
dalam berbagai kebutuhan yang diperlukan oleh keluarga Terbanding, namun
NG
tindakan Pembanding tidak pernah dihargai oleh keluarga Terbanding bahkan Pembanding selalu direndahkan dan dicaci tanpa melihat sedikitpun
PE
kebaikan yang pernah dilakukan oleh Pembanding; B. DALAM REKONVENSI :
TERJADI KESALAHAN PADA KETERANGAN SAKSI PEMBANDING (I.C. POIBE BR SIBARANI);
Halaman 21 dari 38 Putusan Nomor : 109/PDT/2017/PT-MDN
1. Bahwa sebagaimana pada halaman 27 point ke 7 (tujuh) keterangan saksi Pembanding (I.c. Poibe Sibarani) yang berbunyi “bahwa saat kami datang kerumah orangtua Penggugat, tidak ada keributan” adalah Salah dan Keliru dan bertentangan dengan fakta yang ada;
Juni
ED AN
Bahwa sesuai fakta yang terjadi pada bulan
2015,
pertengakaran dan percekcokan yang terjadi di rumah Pembanding di lihat langsung dan disaksikan oleh saksi Pembanding (I.c. Poibe Sibarani), karena pada saat pertengkaran tersebut Terbanding berserta keluarga Terbanding datang kerumah Pembanding dengan niat untuk milahat anak
jelas
keluarga
Terbanding
IM
yang berada dalam penguasaan Terbanding, kemudian tanpa sebab yang langsung
memaki-maki,
memarah-marahi
Pembanding dan diperparah lagi tindakan adik kandung Terbanding disertai
GG
dengan membawa sebilah parang dengan nada yang tinggi dan mengancam Pembanding dan Keluarga Pembanding kemudian atas emosi tersebut sehingga kembali terjadilah keributan dan percekcokan;
TIN
Bahwa Pembanding berusaha untuk tenang dan menyelesaikan keributan tersebut dengan cara hati yang dingin, tetapi intervensi dari keluarga Terbanding sangat besar sehingga mengakibatkan Terbanding terpancing untuk melakukan perlawanan terhadap Pembanding, sehingga dan
keluarga
N
Terbanding
Terbanding
melakukan
penyerangan
dan
LA
pengrusakan terhadap rumah Pembanding dengan cara memecahkan dan melempar rumah Pembanding dengan benda keras yang ada disekitar
AD I
rumah;
2. Bahwa pertimbangan Majelis Hakim pada halaman 33 pada paragraf ke 8 (delapan) yang berbunyi “ bahwa berdasarkan
NG
uraian pertimbangan tersebut diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa walaupun kedua orangtua terjadi perceraian, tidak
PE
mengakibatkan salah satu orangtua membatasi haknya untuk bertemu dengan anaknya, sehingga demikian menurut majelis hakim tidak perlu ditentukan dalam putusan dst........ adalah pertimbangan yang tidak tepat dan tidak tegas;
Halaman 22 dari 38 Putusan Nomor : 109/PDT/2017/PT-MDN
Bahwa fakta yang terjadi hingga saat ini setelah Pembanding dan Terbanding berpisah, Pembanding sudah berulangkali berusaha dan berupaya untuk ingin berkomunikasi, berjumpa dan memberikan kasih sayang terhadap anak Pembanding dan Terbanding, namun dengan “rasa kerinduan yang paling dalam” dan segala usaha yang dilakukan Pembanding tidak memberikan hasil
bahkan diperparah lagi setiap
Pembanding ingin berkomunikasi dengan anak Pembanding dan Terbanding
ED AN
melalui alat komunikasi seluler, Terbanding langsung memblock/blokir selulernya untuk tidak bisa menerima Telepon / SMS (short Message Service) masuk dari nomor seluler Pembanding dan diperparah lagi ketika Pembanding menanyakan “bagaimana kabar anak Pembanding dan Terbanding” lantas kemudian Terbanding selalu mempersulit dan
IM
menutup akses berjumpa Pembanding untuk berjumpa dengan anak dan Terbanding berasalan anak ada disiantar dibawah pengasuhan nenek nya (Ibu dari Terbanding), hal ini membuktikan Terbanding adalah
GG
seorang Ibu yang Kejam dan Sadis, yang sanggup memisahkan anak yang tak bedosa tersebut dari orangtua kandungnya; Bahwa atas penguasaan anak Pembanding dan Terbanding yang
TIN
berada pada keluarga Terbanding (Ibu kandung Terbanding) tersebut, membuktikan bahwa Terbanding adalah ibu yang tidak bertanggungjawab terhadap pengasuhan anak Pembading dan Terbanding, karena jelas dan terang Terbanding tidak mengurus anak tersebut secara baik dan benar
N
dengan cara menitip-nitipkan anak tersebut, sehingga anak Pembanding dan
LA
Terbanding jauh dari pengawasan ibunya, oleh kerana itu dapat mengurangi curahan rasa kasih sayang terhadap anak tersebut secara penuh dan hal ini dapat berakibat buruk serta berdampak buruk untuk tumbuh kembang anak ;
AD I
Bahwa atas berbagai tindakan Terbanding yang selalu memberikan
batasan bahkan tidak pernah sekalipun memberikan peluang Pembanding untuk berjumpa dan berinteraksi dengan anaknya dalam hal mencurahkan
NG
kasih sayang sebagaimana ayah kandung anak tersebut dan sebagai orangtua/Ayah yang memiliki yang bertanggung jawab terhadap anak Pembanding dan Terbanding tersebut sebagaimana perintah Pasal 41 huruf
PE
b UU No.1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan yang mengatakan ” Bapak yang bertanggung jawab atas semua biaya pemeliharaan dan pertumbuhan yang diperlukan anak itu dst,,,,,,,”;
Halaman 23 dari 38 Putusan Nomor : 109/PDT/2017/PT-MDN
Bahwa Pembanding telah berulangkali berusaha untuk mendapatkan akses/peluang dalam hal bertemu dan beriteraksi dengan anak Pembanding dan Terbanding, namun hingga saat Memori Banding ini diajukan, Terbanding selalu menutup akses Pembanding tersebut tanpa alasan yang jelas, dibuktikan dengan upaya Pembanding dengan melaporkan Terbanding kepada Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah Sumatera Utara (KPAID SU) sesuai dengan Register Pengaduan No. 234/PFP/KPAID-SU/XI/2016.
ED AN
(bukti terlampir), kemudian pihak KPAID SU sudah melakukan pemanggilan sebanyak 3 (tiga) kali tehadap Terbanding secara layak, namun ternyata Terbanding tidak beritikad baik dan tidak pernah mengindahkan Panggilan Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah Sumatera Utara (bukti terlampir), atas hal tersebut di kualifikasikan Terbanding
IM
melakukan Perbuatan Melawan Hukum, maka sudah sepatutnya Majelis hakim Pengadilan Tinggi Sumatera Utara yang memeriksa dan mengadili perkara ini untuk menyatakan memberikan waktu selama 1
GG
(satu) minggu dalam setiap bulannya kepada Pembanding untuk tinggal bersama dengan anaknya yang bernama NATHANAEL HAPOSAN PASARIBU;
TIN
Bahwa Terbanding jelas dan terang telah melakukan perbuatan melawan hukum karena tidak memberikan akses sekalipun terhadap Pembanding untuk berjumpa dengan anaknya, sehingga bertengangan ketentuan Pasal 45 (1) Undang Undang Perkawinan No.1 Tahun 1974
N
yang menerangkan ”kedua orangtua wajib memelihara dan mendidik
LA
anak anak mereka sebaik baiknya” Jo Pasal 26 ayat (1) menerangkan kedua orangtua berkewajiban dan bertanggungjawab untuk: a.” Mengasuh, memelihara, endidik, dan melindungi anak.
AD I
b.’ Menumbuhkembangkan anak sesuai dengan kemampuan, bakat, dan minatnya;
Bahwa sebagaimana di amanatkan dalam Pasal 77 Undang Undang
NG
No.23 Tahun 2002 tentang Perlindungan anak yang menyatakan bahwa ” Setiap orang dengan sengaja melakukan tindakan diskriminasi terhadap anak yang mengakibatkan anak mengalami kerugian baik
PE
materil
maupun
motil
sehingga
menghambat
fungsi
sosialnya,
penelantaran terhadap anak, yang mengakibatkan anak mengalami sakit atau penderitaan baik fisik, mental, maupun sosial dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan / atau denda paling banyak Rp. 100.000.000,- (seratus juta rupiah) dan Komisi Perlindungan
Halaman 24 dari 38 Putusan Nomor : 109/PDT/2017/PT-MDN
Anak
Daerah
rekomendasi
Sumatera yang
Utara
telah
menyatakan
”
memberikan
Terbanding
(I.c.
kesimpulan Saulina
dan
Grace
Napitupulu) tidak kooperatif atas mediasi yang disampaikan kepadanya, sehingga hubungan interaksi anak dengan ayah kandungnya (Pembanding) tertutup dan secara otomatis hubungan antara anak kandung dengan ayahnya (Pembanding) terhalangi dan Terbanding menghambat fungsi sosial/hubungan antara anak dengan ayah kandungnya.
ED AN
Bahwa sebagai orangtua / Ayah yang memiliki pekerjaan dan bertanggung jawab terhadap anak Pembanding dan Terbanding tersebut sebagaimana perintah pasal 41 huruf b UU No.1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan yang berbunyi ” Bapak yang bertanggung jawab atas semua biaya pemeliharaan dan pertumbuhan yang diperlukan anak itu dst,,,,,,,
IM
maka sudah sepatutnya Pembading diberikan kesempatan untuk tinggal bersama dengan anak Pembanding dan Terbanding selama 1 (satu) minggu setiap bulannya;
GG
Bahwa sebagaimana tertuang dalam Yurisprudensi MARI No.9 K/Sip/1956 tertanggal 1 Agustus 1956 tentang Kekuasaan orangtua terhadap Pribadi Anak yang berbun
TIN
yi “ setiap orangtua berhak untuk menuntut dikembalikannya anaknya yang masih dibawah umur dari tangan siapapun juga, yang tidak dapat menyatakan
haknya
yang lebih
tinggi dari
hak orangtua
tersebut,
dst..................” hal ini membuktikan bahwa Pembanding juga mempunyai
N
hak yang sama atas anak Pembanding dan Terbanding dalam hal
LA
mengurus,merawat, mendidik, membesarkan serta mencurahkan kasih sayang terhadap anaknya Nathanael Haposan Pasaribu;
AD I
Bedasarkan dalil-dalil tersebut diatas, dimohon Kepada Ketua
Pengadilan Tinggi Medan untuk menyatakan : 1.
Menerima Permohonan Banding dan Memori Banding Pembanding untuk
NG
seluruhnya ; 2.
Membatalkan
Putusan
Pengadilan
Negeri
Medan
No.413/Pdt.G/2016/PN-Mdn tanggal 8 November 2016 ; Menyatakan Pembanding mendapatkan waktu 1 (satu) minggu dalam
PE
3.
setiap bulannya untuk tinggal bersama anaknya yang bernama NATHANAEL HAPOSAN PASARIBU;
4.
Menghukum Terbanding untuk membayar biaya-biaya yang timbul dalam perkara ini;
Halaman 25 dari 38 Putusan Nomor : 109/PDT/2017/PT-MDN
Atau Apabila Majelis Hakim berpendapat lain, mohon Putusan yang seadil adilnya (Ex aequo et bono); Terima Kasih.
Menimbang, bahwa Terbanding semula Penggugat telah mengajukan kontra memori banding yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri
ED AN
Medan yang pada pokoknya mengemukakan sebagai berikut:
I. Tentang keberatan Pembanding dengan alasan “Judex Factie kurang cermat dalam pertimbangannya sehingga telah salah menerapkan hukum”;
IM
A. DALAM POKOK PERKARA
1) Yakni dikarenakan pertimbangan Majelis Hakim pada halaman menentukan alasan
GG
29 pada paragraph ke-3 (ketiga) yang
perceraian perkara a quo telah sesuai dengan Pasal 19 huruf (d) yakni salah satu pihak melakukan kekejaman atau
TIN
penganiayaan berat yang membahayakan pihak lain;
Bahwa alasan keberatan Pembanding tersebut adalah merupakan alasan keberatan yang bersifat pretensi, sebab: Pembanding tidak sependapat dengan pertimbangan Majelis
N
-
LA
Hakim perkara a quo dengan alasan Pembanding tidak pernah melakukan
kekejaman
atau
penganiayaan
berat
yang
membahayakan Terbanding padahal secara fakta Pembanding
AD I
telah melakukan tindak pidana Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) terhadap Terbanding yang mana atas tindak pidana KDRT tersebut, Pembanding telah dijatuhi hukuman
NG
oleh Pengadilan Negeri Medan selama 7 (tujuh) bulan sesuai putusan Nomor 572/Pid.Sus/2016/PN.Mdn tanggal 18 April
PE
2016;
-
Kemudian mengenai alasan tindak pidana KDRT yang dilakukan oleh Pembanding disebabkan keadaan Pembanding yang sedang mengalami sakit pada retina mata sebelah kiri adalah alasan yang selayaknya tidak dipertimbangkan Majelis Hakim, karena berdampak akan membahayakan keselamatan orang lain
Halaman 26 dari 38 Putusan Nomor : 109/PDT/2017/PT-MDN
(korban) apabila suatu tindak pidana KDRT diperbolehkan dengan alasan sakit mata atau dengan alasan apapun, sebab tindak pidana KDRT tidak dapat dibenarkan dengan alasan apapun serta bertentangan dengan UU RI No. 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga; -
Bahwa
berdasarkan uraian di atas, maka tentang keberatan
Pembanding dengan alasan “Judex Factie kurang cermat
ED AN
dalam pertimbangannya yakni alasan perceraian dalam Pasal 19 huruf (d) sehingga telah salah menerapkan hukum”, Pembanding tersebut memberikan alasan yang mengada-ada dan bahkan bertentangan dengan UU RI No. 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga, dan oleh mohon
untuk
dipertimbangkan; -
dikesampingkan
IM
karenanya
dan
tidak
Bahwa Terbanding menyimpulkan, bilamana Pembanding gangguan
mata
maka
Pembanding
akan
GG
mengalami
cenderung untuk melakukan kekerasan (tindak pidana KDRT) dan hilang kontrol sehingga keputusan Hakim perkara a quo
TIN
sudah sangat tepat yang mana memberikan hak perwalian dan pengasuhan anak Terbanding dan Pembanding kepada Terbanding;
N
2) Yakni dikarenakan pertimbangan Majelis Hakim pada halaman
LA
32 pada paragraf ke-3 (ketiga) yang menimbang bahwa oleh karena pekerjaan Terbanding adalah sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS), pangkat/golongan ruang Pengatur Tk.I (II/d) tentu
AD I
dapat memenuhi kebutuhan hidup dan biaya sekolah anaknya serta disamping itu mengingat umur anak tersebut belum berusia 2 (dua) tahun sehingga lebih pantas dan layak anak
NG
tersebut
berada
dalam
pengasuhan
dan
pemeliharaan
Terbanding, yang mana pertimbangan Majelis Hakim perkara
PE
a quo dinilai Pembanding merupakan pertimbangan yang salah dan keliru;
Bahwa alasan keberatan Pembanding tersebut adalah merupakan alasan keberatan yang mengada-ada, sebab:
Halaman 27 dari 38 Putusan Nomor : 109/PDT/2017/PT-MDN
-
Bahwa tidak benar apa yang dikemukan Pembanding yang menyatakan bahwa saat menjalani bahtera rumah tangga hingga dikaruniai seorang anak, seluruh biaya rumah tangga selalu dipenuhi
oleh
Pembanding
Pembanding,
sebab
semenjak
menunjukkan
sikap
malas
perkawinan,
bekerja
serta
Pembanding tidak memiliki penghasilan tetap; -
Bahwa dapat kami sampaikan kepada Majelis Hakim yang
ED AN
memeriksa perkara a quo, Terbanding tidak mencantumkan biaya nafkah hidup anak dalam petitum gugatan dikarenakan Terbanding mengetahui dengan jelas Pembanding tidak memiliki pekerjaan dan penghasilan tetap, maupun tidak ada usaha untuk mencari pekerjaan yang tetap untuk dapat -
IM
memenuhi kebutuhan rumah tangga;
Bahwa kemudian alasan Pembanding tidak sependapat dengan pertimbangan Majelis Hakim perkara a quo adalah dengan alasan
GG
sebelum terjadinya perkawinan telah dengan jelas ada utang Terbanding di Bank dan pihak ketiga, pada faktanya sebelum perkawinan Terbanding telah mempunyai utang kepada pihak lain,
TIN
namun sebelum perkawinan, Terbanding telah menjelaskan mengenai utang tersebut kepada Pembanding, yakni utang tersebut untuk membantu orang tua Terbanding, akan tetapi Pembanding tidak pernah membantu apalagi menyelesaikan Terbanding
N
utang
(Terbanding
sendirilah
yang
LA
bertanggungjawab atas utang Tebanding tersebut, dimana setiap bulannya gaji Terbanding dipotong untuk melunasi utang tersebut tanpa adanya bantuan dari Pembanding
AD I
hingga utang tersebut lunas);
-
Bahwa
alasan
Pembanding
tidak
sependapat
dengan
pertimbangan Majelis Hakim perkara a quo dengan menyatakan
NG
bahwa seluruh penghasilan Pembanding dalam menjalankan usaha rental selalu diserahkan kepada Terbanding yang juga
PE
digunakan Terbanding untuk keperluan rumah tangga dan untuk membantu pihak keluarga dari Terbanding adalah tidak benar sebab selama perkawinan dengan Terbanding, Pembanding tidak pernah memiliki pekerjaan tetap maupun penghasilan tetap sehingga bagaimana mungkin Pembanding dapat membantu pihak keluarga dari Terbanding, sedangkan biaya
Halaman 28 dari 38 Putusan Nomor : 109/PDT/2017/PT-MDN
kebutuhan rumah tangga sehari-hari harus dipenuhi oleh Terbanding dari gaji Terbanding sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS); -
Bahwa
berdasarkan uraian di atas, maka tentang keberatan
Pembanding dengan alasan “Judex Factie kurang cermat dalam pertimbangannya sehingga telah salah menerapkan hukum yakni dalam hal pengasuhan dan pemeliharaan anak kepada
Terbanding
dikarenakan
pekerjaan
ED AN
jatuh
dan
penghasilan Terbanding adalah pertimbangan yang salah dan keliru”, Pembanding tersebut memberikan alasan yang mengadaada dan oleh karenanya mohon untuk dikesampingkan dan tidak
IM
dipertimbangkan; B. DALAM REKONVENSI
1) Yakni keberatan Pembanding terhadap pertimbangan Majelis
GG
Hakim perkara a quo pada halaman 27 poin ke-7 (ketujuh) tentang keterangan saksi Pembanding (ic. POIBE SIBARANI) yang berbunyi “bahwa saat kami datang ke rumah orang tua
TIN
Penggugat, tidak ada keributan” adalah salah dan keliru dan bertentangan dengan fakta yang ada”; -
Bahwa pada saat kejadian tersebut, justru Pembanding yang
N
menarik anak Terbanding dan Pembanding sampai anak
LA
Terbanding dan Pembanding tersebut dalam keadaan tercekik lengan Pembanding,
sehingga oleh karena Terbanding tidak
ingin anak Terbanding dan Pembanding tersebut tercekik maka
AD I
Terbanding melepaskan anak Terbanding dan Pembanding tersebut, lalu kemudian Pembanding membawa anak Terbanding dan Pembanding untuk masuk ke dalam rumah orang tua
NG
Pembanding dan tidak lagi mengizinkan Terbanding untuk menemui anak Terbanding dan Pembanding;
PE
-
Bahwa keberatan Pembanding tersebut merupakan sebuah pengakuan adanya percekcokan antara Pembanding dengan Terbanding;
2) Yakni keberatan Pembanding terhadap pertimbanangan Majelis Hakim perkara a quo pada halaman 33 pada paragraph ke-8
Halaman 29 dari 38 Putusan Nomor : 109/PDT/2017/PT-MDN
(kedelapan)
yang
berbunyi
“bahwa
berdasarkan
uraian
pertimbangan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa walaupun kedua orang terjadi perceraian, tidak mengakibatkan salah satu dari orang tua membatasi haknya untuk bertemu dengan anaknya, sehingga demikian menurut Majelis Hakim tidak perlu ditentukan dalam putusan hak Penggugat Rekonvensi/Tergugat Konvensi
(Pembanding)
untuk
bertemu
dengan
anaknya
ED AN
NATHANAEL HAPOSAN PASARIBU dengan demikian maka tuntutan tersebut tidak dapat diterima.”;
Bahwa alasan keberatan Pembanding tersebut adalah merupakan alasan keberatan yang tidak benar dan mengada-ada, sebab: Bahwa menurut Pembanding pertimbangan Majelis Hakim perkara
IM
-
a quo adalah pertimbangan yang tidak tepat dan tidak tegas dengan
alasan
Pembanding
tidak
dapat
menemui
anak
GG
Terbanding dan Pembanding dikarenakan Terbanding selalu mempersulit dan menutup akses antara Pembanding dengan anak Terbanding
dan
Pembanding, padahal Terbanding
selalu
TIN
membuka akses antara Pembanding dengan anak Terbanding dan Pembanding serta Terbanding tidak pernah menghalanghalangi Pembanding untuk bertemu dengan anak Terbanding dan Pembanding;
Bahwa terbukti pada fakta persidangan, dimana ibu kandung
N
-
LA
Pembanding (ic. ROIMA SITOMPUL) diajukan sebagai saksi oleh Pembanding, dibawah sumpah, mengakui dengan tegas dihadapan Majelis Hakim perkara aquo bahwa permintaan dan
AD I
keinginan Pembanding dan ibu kandung Pembanding untuk menemui anak Terbanding dan Pembanding telah difasilitasi oleh Terbanding dengan baik dan Terbanding menunggu
NG
kedatangan
Pembanding
untuk
datang
menemui
anak
Terbanding dan Pembanding, namun dengan mudahnya
PE
Pembanding dan ibu kandung Pembanding tidak memenuhi keinginannya sendiri, yang mana Terbanding mengetahui alasan tidak pernah datangnya Pembanding untuk menjumpai anak Terbanding dan Pembanding ialah setelah diakui oleh ibu Pembanding dipersidangan dengan alasan “Takut ribut!”,
Halaman 30 dari 38 Putusan Nomor : 109/PDT/2017/PT-MDN
sehingga
pertemuan
antara
Pembanding
dengan
anak
Terbanding dengan anak Pembanding tidak terjadi; -
Bahwa keterangan ini membuktikan bahwa Terbanding tidak pernah menutup akses untuk menemui anak Terbanding dan Pembanding namun Pembanding sendirilah tanpa alasan yang jelas dan dengan alasan yang mengada-ada tidak mau menjumpai anak Terbanding dan Pembanding; Bahwa keberatan Pembanding dengan alasan penguasaan anak Terbanding
ED AN
-
dan
Pembanding yang berada
pada
keluarga
Terbanding (ibu kandung Terbanding) yang membuktikan bahwa Terbanding adalah ibu yang tidak bertanggungjawab terhadap pengasuhan anak Terbanding dan Pembanding karena jelas dan
IM
terang Terbanding tidak mengurus anak tersebut secara baik dan benar dengan cara menitip-nitipkan anak tersebut sehingga anak Terbanding dan Pembanding jauh dari pengawasan ibunya
GG
sehingga menyebabkan anak Pembanding dan Terbanding kekurangan curahan rasa kasih sayang secara penuh adalah tidak benar sebab Terbanding dan keluarga Terbanding selalu
TIN
mencurahkan rasa kasih sayang secara penuh kepada anak Terbanding dan Pembanding, adapun urusan dinas dan kantor
yang
mengharuskan
Terbanding
ke
luar
kota
merupakan tuntutan pekerjaan yang tidak dapat Terbanding dikarenakan
N
tinggalkan
pekerjaan
Terbanding
sebagai
LA
Pengawai Negeri Sipil (PNS) yang harus bertanggungjawab terhadap
pekerjaan
agar
Terbanding
tidak
kehilangan
pekerjaan serta untuk dapat terus memenuhi tuntutan biaya
AD I
hidup Terbanding dengan anak Terbanding dan Pembanding, dimana jika Terbanding diharuskan untuk dinas ke luar kota, Terbanding selalu mempercayakan anak Terbanding dan
NG
Pembanding ditangan keluarga yang sangat dapat dipercaya (yaitu orang tua Terbanding) untuk merawat anak Terbanding
PE
dan Pembanding dengan tetap memantau anak Terbanding dan Pembanding sehingga tetap terjalin kedekatan pribadi antara
anak
Terbanding
dan
Pembanding
terhadap
Terbanding sebagai ibu kandungnya, tidak seperti saat Terbanding masih tinggal bersama dengan Pembanding, ketika Terbanding diharuskan untuk dinas ke luar kota,
Halaman 31 dari 38 Putusan Nomor : 109/PDT/2017/PT-MDN
Pembanding justru mempercayakan asisten rumah tangga untuk merawat anak Terbanding dan Pembanding, padahal Pembanding dan ibu Pembanding berada di rumah; -
Bahwa sesuai fakta persidangan berdasarkan kesaksian dari Paman Terbanding (ic. MONANG NAPITUPULU), Pembanding sendirilah yang menyatakan kepada Paman Terbanding
Terbanding dan Pembanding; -
ED AN
bahwa Pembanding tidak sanggup untuk mengurus anak
Bahwa Terbanding tidak pernah mendapat panggilan resmi dari Komisi Pelindungan Anak Indonesia Daerah Sumatera Utara
(KPAID
SU)
dengan
234/PFP/KPAID-SU/XI/2016
Register
sebagaimana
Pengaduan
No.
didalilkan
oleh
IM
Pembanding, namun Terbanding pernah mendapatkan telepon dari salah satu pihak yang mengaku sebagai pihak dari KPAID SU, setelah itu Terbanding meminta agar dibuatkan panggilan resmi
GG
dari pihak yang mengaku sebagai perwakilan KPAID SU namun sampai Kontra Memori Banding ini dikirimkan, surat panggilan resmi tersebut tidak pernah Terbanding terima; Bahwa
berdasarkan uraian di atas, maka tentang keberatan
TIN
-
Pembanding dengan alasan “Judex Factie kurang cermat dalam pertimbangannya sehingga telah salah menerapkan hukum,
yakni
dalam
hal
akibat
perceraian
tidak
N
mengakibatkan salah satu dari orang tua membatasi haknya
LA
untuk bertemu dengan anaknya sehingga menurut Majelis Hakim tidak perlu ditentukan dalam putusan hak Pembanding untuk bertemu dengan anak Terbanding dan Pembanding
AD I
adalah pertimbangan yang tidak tepat dan tidak tegas”, Pembanding tersebut memberikan alasan yang tidak benar dan mengada-ada dan oleh karenanya mohon untuk dikesampingkan
NG
dan tidak dipertimbangkan;
Berdasarkan segala uraian fakta dan argumen juridis diatas, maka
mohon perkenan Pengadilan Tinggi Medan untuk menolak permohonan
PE
banding dari Pembanding (dahulu Tergugat) untuk seluruhnya, serta dimohonkan pula untuk mempertahankan atau menguatkan putusan Pengadilan Negeri Medan tersebut;
Halaman 32 dari 38 Putusan Nomor : 109/PDT/2017/PT-MDN
Menimbang, bahwa berdasarkan Akta Permohonan Banding Nomor 167/2016
tanggal
18
DWIYATMIKOI,SH.MM
Nopember Panitera
2016
yang
Pengadilan
dibuat
Negeri
oleh Medan
TAVIV yang
menerangkan bahwa Kuasa Tergugat telah menyatakan banding terhadap putusan Pengadilan Negeri Medan Nomor 413/Pdt.G/2016/PN.MDN. tanggal 8 Nopember 2016 dan telah diberitahukan kepada
Terbanding semula
Penggugat pada tanggal 9 Januari 2017;
ED AN
Menimbang, bahwa berdasarkan Relaas Kontra Memori banding Nomor 413/Pdt.G/2016/PN Mdn yang ditanda tangani SAYID YUISRIT HAMDANI, SH, Jurusita Penggganti pada Pengadilan Negeri Medan Terbanding semula Penggugat telah menyerahkan kontra memori banding melalaui kuasanya pada tanggal 14 Pebruari 2017 yang telah diberitahukan
IM
kepada Kuasa Pembanding semula Penggugat ;
Menimbang, bahwa Pengadilan Negeri Medan pada tanggal 13 Desember 2016 telah memberitahukan kepada Kuasa Pembanding semula
GG
Tergugat dan pada tanggal 14 Desember 2016 kepada kuasa hukum Terbanding semula Penggugat untuk diberi kesempatan mempelajari berkas perkara dalam tenggang waktu 14 (empat belas) hari setelah diterimanya
TIN
pemberitahuan;
TENTANG PERTIMBANGAN HUKUM Menimbang, bahwa permohonan banding dari Pembanding semula
N
Tergugat telah diajukan dalam tenggang waktu dan menurut tata cara serta memenuhi persyaratan yang telah ditentukan oleh Undang-Undang oleh
LA
karena itu permohonan banding tersebut secara formal dapat diterima; Menimbang, bahwa Pengadilan Tingkat Banding sesuai dengan
AD I
fungsinya sebagai Pengadilan Ulangan akan memutuskan tidak hanya berdasarkan memori banding tersebut diatas namun juga seluruh fakta-fakta yang terdapat dalam berkas perkara dan surat-surat dalam perkara ini;
NG
Menimbang, bahwa setelah Pengadilan Tinggi memeriksa dan
mempelajari dengan seksama berita acara sidang beserta surat-surat yang tersebut dalam berkas perkara Nomor 109/PDT/2017/PT.MDN, turunan resmi
PE
putusan Pengadilan Negeri Medan Nomor 413/Pdt.G/2016/PN.Mdn tanggal 8 Nopember 2016 dan setelah pula membaca dan memperhatikan memori banding serta kontra memori banding, maka Pengadilan Tinggi berpendapat sebagai berikut dibawah ini; DALAM KONVENSI ; Dalam Provisi ;
Halaman 33 dari 38 Putusan Nomor : 109/PDT/2017/PT-MDN
Menimbang, bahwa setelah mencermati putusan Pengadilan Tingkat pertama dalam pertibangan hukumnya, Majelis Hakim Tingkat Banding sependapat dengan pertimbangan hukum dan putusan Majelis Hakim Tingkat Pertama,
mengenai
pertimbangan
hukum
Provisi,
sehingga
segala
pertimbangan putusan tersebut diambil alih menjadi pertimbangan putusan Provisi di Tingkat Banding;
ED AN
Dalam Pokok Perkara ;
Menimbang, bahwa setelah Pengadilan Tinggi memeriksa dan mempelajari dengan seksama berita acara sidang beserta surat-surat yang tersebut dalam berkas perkara Nomor 109/PDT/2017/PT.MDN, turunan resmi putusan Pengadilan Negeri Medan Nomor 413/Pdt.G/2016/PN.Mdn tanggal 8
IM
Nopember 2016, maka Pengadilan Tinggi berpendapat sebagai berikut dibawah ini;
Menimbang, bahwa selanjutnya Pengadilan Tingkat Pertama juga
GG
telah mempertimbangkan dengan jelas petitum 2, dimana Terbanding semula Tergugat telah mengakui adanya percekcokan yang telah memenuhi rumusan pasal 39 ayat (2) Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 juncto pasal
TIN
19 (f) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 ; Menimbang, bahwa dengan demikian Majelis Hakim Tingkat Banding sependapat dengan pertimbangan hukum dan putusan Majelis Hakim Tingkat Pertama, mengenai sepanjang mengenai petitum 1 dan petitum 2 dan
N
petitum 3 tersebut sehingga segala pertimbangan putusan tersebut diambil
LA
alih menjadi pertimbangan putusan di Tingkat Banding Menimbang, bahwa selanjutnya Pengadilan Tingkat Pertama juga telah mempertimbangkan petitum demi petitum demikian juga telah
AD I
mempertimbangkan hal-hal yang tidak relevan dan tidak ada kaitannya dengan perkara percerain tersebut ; Menimbang, bahwa dengan demikian Majelis Hakim Tingkat Banding
NG
sependapat dengan pertimbangan hukum dan putusan Majelis Hakim Tingkat Pertama, sehingga segala pertimbangan putusan tersebut diambil alih menjadi pertimbangan putusan di tingkat banding, kecuali mengenai
PE
pertimbangan hukum dalam pada halaman 32 alinea ke-4 Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Medan tidak sependapat dengan pertimbangan sebagai berikut ; Menimbang, bahwa Majelis Hakim Hakim Pengadilan tingkat pertama
telah keliru menafsirkan dan menterjemahkan perwalian yang dimaksud
Halaman 34 dari 38 Putusan Nomor : 109/PDT/2017/PT-MDN
dalam perkara aquo sebagaimana dalam undang-undang Perkawinan Nomoir 1 tahun 1974 (vide pasal 50 bab X dan bab XI ), seharusnya dimaksudkan sebagai pemeliharaan dan pengasuhan, bukan perwalian karena perwalian tidak bisa putus karena disebabkan perceraian, dengan demikian redaksi perwalian yang dimaksud dalam petitum 4 harus diterjemahkan sebagai pengasuhan dan pemeliharaan ; Menimbang, bahwa keberatan Pembanding semula Tergugat tersebut
ED AN
dalam tidak beralasan karena dalam memori bandingnya perkara aquo pada dasarnya telah dipertimbangkan oleh Majelis Hakim Pengadilan tingkat pertama hanya pengulangan saja, oleh karenanya keberatan Pembanding semulan Tergugat dalam konvensinya sepatutnya harus ditolak ;
Menimbang, bahwa selanjutnya perihal Kontra memori banding dari semula
Penggugat
oleh
karena
isinya
pada
pokoknya
IM
Terbanding
mendukung pertimbangan dan putusan Pengadilan Negeri Medan Nomor 413/Pdt.G/2016/PN.Mdn tanggal 8 Nopember 2016 dan memori banding
dipertimbangkan lebih lanjut;
TIN
Dalam Rekonvensi;
GG
telah ditolak, maka kontra memori banding tidak relevan lagi untuk
Menimbang, bahwa gugatan Rekonvensi ini tidak terpisahkan dengan gugatan konvensi yang telah dipertimbangkan tersebut dia atas; Menimbang,
bahwa
demikian
pula
bukti-bukti
tertulis
dari
N
Pembanding semula Penggugat maupun bukti dari Terbanding semula
LA
Tergugat dan saksi-saksi yang diajukan kepersidangan adalah termasuk juga bukti dalam Rekonvensi ini ; Menimbang, bahwa Penggugat Rekonvensi/Tergugat dalam Konvensi
AD I
/Pembanding telah mengajukan petitum supaya menyatakan Tergugat dR sebagai pemegang hak perwalian dan pengasuhan terhadap anak yang bernama NATHANAEL HAPOSAN PASARIBU, Jenis Kelamin Laki-laki,
NG
Lahir di Medan pada tanggal 25 Desember 2014 hingga anak tersebut dewasa dengan tanpa mengurangi hak Penggugat dR untuk bertemu dan mencurahkan kasih sayang sebagai ayah atau bapak kepada anaknya tanpa
PE
ada batasan apapun dari Penggugat; Menimbang,
bahwa
mengenai
tuntutan
petitum
3
tentang
memberikan waktu 1 (satu) minggu dalam setiap bulannya kepada Penggugat dalam rekonvensi adalah sesuatu yang berlebihan mengingat secara hukum kedua belah pihak telah ditentukan undang-undang bahwa
Halaman 35 dari 38 Putusan Nomor : 109/PDT/2017/PT-MDN
orang tua bertanggung jawab terhadap kehidupan anaknya sampai ia dewasa. Dengan demikian petitum ini harus ditolak ; Menimbang, bahwa sebagaimana telah dipertimbangkan dalam gugatan konvensi dimana putusan privisi telah ditolak dan hak pemeliharaan dan pengasuhan anak Penggugat/Terbanding dan Tergugat/Pembanding yang bernama NATHANAEL HAPOSAN PASARIBU diberikan kepada Penggugat/Terbanding, maka gugatan rekonvensi ini tidak dapat dipisahkan
dinyatakan ditolak seluruhnya;
ED AN
dengan gugatan konvensi, maka gugatan rekonvensi sudah patut untuk
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di
atas,
maka
putusan
413/Pdt.G/2016/PN.Mdn
Pengadilan
tanggal
8
Negeri
Nopember
Medan
2017
tidak
Nomor dapat
IM
dipertahankan dan harus dibatalkan, selanjutnya Pengadilan Tinggi akan mengadili sendiri dengan amar putusan sebagaimana tersebut di bawah ini;
GG
Dalam Konvensi dan Dalam Rekonvensi;
Menimbang, bahwa bahwa oleh karena putusan Pengadilan Tingkat Pertama dibatalkan, maka Pembanding semula Tergugat berada dipihak
TIN
yang kalah, sehingga harus dihukum untuk membayar biaya perkara dalam kedua tingkat peradilan;
Memperhatikan Undang-Undang Nomor 49 Tahun 2009 Tentang Perubahan Kedua Atas Undang-undang Nomor 2 Tahun 1986 Tentang
MENGADILI :
Menerima permohonan banding dari Pembanding semula Tergugat
AD I
LA
bersangkutan;
N
Peradilan Umum, RBG dan peraturan perundang-undangan lain yang
tersebut;
Membatalkan
Putusan
Pengadilan
Negeri
Medan
Nomor
NG
413/Pdt.G/2016/PN.Mdn tanggal 8 Nopember 2017 yang dimohonkan
PE
banding;
MENGADILI SENDIRI:
DALAM KONVENSI : Dalam Provisi : -
Menyatakan tuntutan provisi dari Penggugat Konvensi/Tergugat Rekonvensi tidak dapat diterima.-
Dalam Pokok Perkara :
Halaman 36 dari 38 Putusan Nomor : 109/PDT/2017/PT-MDN
1. Mengabulkan gugatan Penggugat Konvensi/Tergugat Rekonvensi untuk sebahagian.2. Menyatakan
perkawinan
antara
Penggugat
Konvensi/Tergugat
Rekonvensi dengan Tergugat Konvensi/Penggugat Rekonvensi yang dilaksanakan secara agama Kristen Protestan pada tanggal 21 Februari 2014 dan telah dicatatkan sesuai Kutipan Akta Perkawinan nomor 239/U/MDN/2014 tanggal 17 Maret 2016 yang dikeluarkan oleh
ED AN
Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan putus karena perceraian dengan segala akibat hukumnya.3. Memerintahkan
Penggugat
Konvensi/Tergugat
Rekonvensi
dan
Tergugat Konvensi/Penggugat Rekonvensi untuk segera melaporkan perceraian tersebut kepada Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan
IM
Sipil Kota Medan paling lama 60 (enam puluh) hari sejak putusan dalam perkara ini berkekuatan hukum tetap.4. Menetapkan hak pengasuhan dan pemeliharaan terhadap anak dari Penggugat
Konvensi/Tergugat
Rekonvensi
dengan
GG
perkawinan
Tergugat Konvensi/Penggugat Rekonvensi yang bernama Nathanael Haposan Pasaribu berada pada Penggugat Konvensi/Tergugat
5. Menghukum
TIN
Rekonvensi.Tergugat
Konvensi/Penggugat
Rekonvensi
untuk
membayar biaya perkara.-
6. Menolak gugatan Penggugat Konvensi/Tergugat Rekonvensi untuk
N
selain dan selebihnya.-
-
LA
DALAM REKONVENSI :
Menolak gugatan Penggugat Rekonvensi/Pembanding/Tergugat dalam Konvensi untuk seluruhnya ;
-
AD I
DALAM KONVENSI DAN REKONVENSI : Menghukum
Tergugat
Konvensi/Penggugat
Rekonvensi
untuk
membayar biaya dalam kedua tingkat peradilan yang dalam tingkat
NG
banding ditetapkan sebesar Rp150.000,00 (seratus lima puluh ribu
PE
rupiah).
Demikian diputuskan dalam sidang permusyawaratan Majelis Hakim
Pengadilan Tinggi Medan, pada hari SELASA tanggal 13 Juni 2017 oleh kami, BANTU GINTING, SH, Hakim Pengadilan Tinggi Medan sebagai Hakim Ketua, ADE KOMARUDIN, SH.MHum dan NUR HAKIM , SH.MH, masing-masing sebagai Hakim Anggota, yang ditunjuk berdasarkan Surat
Halaman 37 dari 38 Putusan Nomor : 109/PDT/2017/PT-MDN
Penetapan Ketua Pengadilan Tinggi Medan Nomor 109/PDT/2017/PT.MDN tanggal 12 April 2017 putusan tersebut pada hari RABU ,tanggal 21 Juni 2017 diucapkan dalam persidangan terbuka untuk umum oleh Hakim Ketua dengan dihadiri oleh para Hakim Anggota tersebut,serta ILHAM PURBA, SH.MH Panitera Pengganti tanpa dihadiri oleh kedua belah pihak.
HAKIM KETUA
ED AN
HAKIM ANGGOTA:
ADE KOMARUDIN, SH.M.Hum
BANTU GINTING, SH.
IM
NUR HAKIM, SH.MH
PANITERA PENGGANTI,
GG
ttd
TIN
ILHAM PURBA,SH.MH Perincian biaya:
Rp6.000,00
2. Redaksi……..............
Rp5.000,00
3. Pemberkasan ………
Rp139.000,00
Jumlah ……………....
Rp150.000,00
LA
N
1. Materai ………………
PE
NG
AD I
(seratus lima puluh ribu rupiah)
Halaman 38 dari 38 Putusan Nomor : 109/PDT/2017/PT-MDN