Nomor : 618/PID.SUS/2016/PT.MDN
N
PUTUSAN
Pengadilan Tinggi
ED A
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
Medan yang memeriksa dan mengadili perkara-
perkara pidana pada pengadilan tingkat banding telah menjatuhkan putusan sebagai berikut, dalam perkara Terdakwa: :
TERDAKWA.
Tempat Lahir
:
Bunga Melur.
Umur / Tgl. Lahir
:
31 Tahun / 02 Pebruari 1983.
Jenis Kelamin
:
Laki-laki.
Kebangsaan
:
Indonesia.
Tempat Tinggal
:
Jalan Sunda Kelurahan Bakaran Batu
GG
IM
Nama Lengkap
Kecamatan
Lubuk Pakam Kabupaten
TIN
Deli Serdang.
Agama Pekerjaan
:
Kristen.
:
Polri (Brigadir di Polsek Sibiru-biru, Ba Sat Reskrim )
N
Terdakwa didampingi Penasehat Hukum : 1. FIRNANDO DONDI
ILA
D.PANGARIBUAN,SH, 2. AHMAD SULTONI JOHAR HASIBUAN,SH, Advocat/Konsultan Hukum pada : KANTOR ADVOCAT FIRNANDO DAN PARTNERS, berkantor di Pasar Melintang No. 147, Kecamatan Lubuk Pakam, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara, berdasarkan
AD
Surat Kuasa Khusus, Tanggal 11 Januari 2016 ;
TerhadapTerdakwa tidak dilakukan penahanan
NG
Pengadilan Tinggi tersebut,
Setelah membaca : -
Penetapan
Wakil
Ketua
Pengadilan
Tinggi
Medan
Nomor.
PE
618/PID.SUS/2016/PT.MDN tanggal 31 Oktober 2016 tentang penunjukan majelis hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini,
-
Surat Penunjukan Panitera Pengganti Nomor 618/PID.SUS/2016/PT.MDN tanggal 31 Oktober 2016 ;
Halaman 1 dari 17 Putusan Nomor : 618/PID.SUS/2016/PT.MDN
-
Putusan
dan
Berkas
perkara
Pengadilan
Negeri
Medan
N
No.3732/Pid.Sus/2015/PN.Mdn tanggal 30 Agustus 2016 dan surat-surat
ED A
yang bersangkutan dengan perkara ini;
Menimbang, bahwa para terdakwa didalam persidangan ini telah didakwa oleh Jaksa Penuntut Umum dengan dakwaan Nomor Register : PDM1467/N.2.10/Euh.!/11/2015 tanggal 18 Nopember 2015 sebagai berikut : PERTAMA :
IM
------- Bahwa, Ia Terdakwa Pada sejak bulan Mei 2014 atau setidak-tidaknya pada suatu waktu lain dalam Tahun 2014 bertempat di Jl.Menteng VII Gang Sitinjou No.15 Kecamatan Medan Denai/ Aspol Arif Tanjung Garbus Polres Deli Serdang atau setidak-tidaknya pada suatu tempat lain yang masih termasuk
GG
dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Medan, telah melakukan perbuatan kekerasan psikis dalam lingkup rumah tangga terhadap Istri yang sah yaitu Saksi Korban sesuai dengan Akta Perkawinan Nomor : 1207-KW-120820140002, perbuatan tersebut dilakukan Terdakwa dengan cara sebagai berikut: Bahwa, Saksi korban dan Terdakwa pada Tanggal 19 September 2009
TIN
-
menikah di Gereja HKBP Pelikan dan telah dicatatkan di Catatan Sipil dengan Akta Perkawinan Nomor : 1207-KW-12082014-0002, dan telah dikaruniai seorang anak laki-laki, yang lahir pada Tanggal 19 Desember
-
Bahwa, pada
N
2010; waktu Saksi korban memberitahu Terdakwa bahwa Saksi
ILA
korban sedang hamil anak kedua saat itu Terdakwa mengatakan “gugurkan aja, pergi kau ke dokter dan bilang bapaknya sudah mati, lagi pula anak itu kan mau kau jing, yang tau Bapaknya itu cuman kau” mendengar hal itu
AD
Saksi korban merasa kaget dan sedih ; -
Bahwa, selama hamil anak kedua Saksi sering mengalami kram dan kejang, lalu Saksi korban meminta Terdakwa untuk menebus resep diberikan
obat yang
Dokter karena janin yang di rahim Saksi korban tidak sesuai
NG
dengan usia kandungan namun resep obat tersebut tidak dibeli oleh Terdakwa;
-
Bahwa, pada Bulan Juni 2014 saat usia kehamilan saksi korban 14 Minggu,
PE
Saksi korban mengalami pendarahan sehingga harus opname dan hasil pemeriksaan Dokter menerangkan bahwa janin yang dikandung masih kecil tidak sesuai dengan umur janin, dan setiap Saksi korban memberitahukan hal tersebut Terdakwa menjawab “itu urusan kaulah, makanlah kau” ;
Halaman 2 dari 17 Putusan Nomor : 618/PID.SUS/2016/PT.MDN
-
Bahwa, setelah sehat Saksi korban kembali ke Asrama Polisi dan Sampai
N
di rumah Saksi korban tidak disambut Terdakwa dengan baik, malah diusir oleh Terdakwa namun Saksi korban bertahan tidak mau keluar dari rumah
-
ED A
sehingga Terdakwa dan ibunya meninggalkan rumah ;
Bahwa, sejak saat itu Terdakwa jarang pulang dan apabila pulang Terdakwa selalu meminta Saksi korban untuk menandatangani Surat Perceraian yang selalu dibawa oleh Terdakwa, hal ini membuat Saksi korban tertekan sedangkan saat itu Saksi korban dalam keadaan hamil ; Bahwa,
pada usia kehamilan 6 bulan Dokter menyarankan agar Saksi
IM
-
korban lebih banyak makan karena berat janin yang dikandung masih kurang hanya 700 gram sedangkan saat itu Terdakwa tidak rutin
GG
memberikan biaya untuk kebutuhan hidup Saksi korban dan anaknya serta biaya perawatan slama kehamilan saksi korban ; -
Bahwa, anak Saksi korban dan Terdakwa sekembalinya dari rumah Terdakwa bercerita pada Saksi korban bahwa bapaknya tidur sama tante di
-
TIN
kamar ;
Bahwa, pada Tanggal 10 Nopember 2014 Saksi korban melahirkan anak kedua secara cesar di RS. Grand Medistra dan saat melahirkan Saksi korban tidak didampingi oleh Terdakwa dan saat itu kondisi anak mengalami
N
kelemahan pada kedua paru-parunya dan ada lubang dijantungnya sebesar 2 mili, dan menurut dokter penyebabnya adalah karena selama masa hamil kurang giji sehingga pembentukan organ vitalnya tidak
ILA
Saksi korban sempurna; -
Berdasarkan hasil visum VER Psychiatrium No : 02 / SK / P / Visum / I / 2015 tanggal 15 Januari 2015 atas nama (Saksi korban), yang diperiksa dan
AD
ditanda tangani oleh dokter berkesimpulan bahwa saksi korban mengalami depresif berat yang disebabkan oleh karena beberapa hal berikut: 1. Suami saksi korban kurang bertanggungjawab terhadap saksi korban
NG
melakukan kekerasan psikis terhadap saksi korban ;
2. Suami saksi korban melakukan perselingkuhan ;
Perbuatan Terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana melanggar
PE
Pasal 45 ayat (1) UU RI No. 23 Tahun 2004, tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga; Menimbang, bahwa selanjutnya Penuntut Umum di depan persidangan Tertanggal 31 MEI 2016, telah mengajukan dan membacakan Nota Tuntutan Nomor PDM : 1467N.2.10/Euh.2/11/2015, atas nama Terdakwa :
, pada
Halaman 3 dari 17 Putusan Nomor : 618/PID.SUS/2016/PT.MDN
pokoknya menuntut agar majelis hakim yang memeriksa dan mengadili perkara
N
ini dalam amar putusan, memutuskan : 1. Menyatakan Terdakwa telah terbukti secara sah dan menyakinkan
ED A
bersalah melakukan tindak pidana : “Kekerasan Psikis Dalam Lingkup Rumah Tangga Yang Dilakukan Suami Terhadap Istri”, melanggar Pasal 45 ayat (1) UURI No.23 Tahun 2004, sebagaimana dalam dakwaan kami; 2. Menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa dengan pidana selama 1 (satu) tahun penjara ;
IM
3. Menetapkan barang bukti berupa : 1 (satu) lembar Akta Perkawinan Nomor:1207-KW-12082014-0002 yang dikeluarkan di Lubuk Pakam pada tanggal 29 Oktober 2014 yang ditanda tangani oleh Kepada Dinas
kepada saksi korban;
GG
Kependudukan dan Catatan Sipil Kab.Deli Serdang, dikembalikan
4. Menetapkan menghukum Terdakwa untuk membayar biaya perkara sebesar Rp 1.000,- (seribu rupiah) ;
TIN
Menimbang, bahwa amar Putusan Pengadilan Negeri Medan No. 3732/Pid.Sus/2015/PN.Mdn tanggal 30 Agustus 2016 tersebut adalah sebagai berikut :
1. Menyatakan Terdakwa : telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah
N
melakukan tindak pidana “Dengan Sengaja Dan Melawan Hukum Melakukan Kekerasan Psikis Dalam Lingkup Rumah Tangga Yang Dilakukan Suami
ILA
Terhadap Isteri”;
2. Menghukum Terdakwa oleh karena itu dengan pidana penjara selama 6 (enam) bulan ;
3. Menetapkan barang-bukti yang diajukan oleh Penuntut Umum, berupa Akta
AD
Perkawinan Nomor:1207-KW-12082014-0002 yang dikeluarkan di Lubuk Pakam pada tanggal 29 Oktober 2014 yang ditanda tangani oleh Kepada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kab.Deli Serdang, dikembalikan
NG
kepada saksi korban, Dan barang bukti yang diajukan Penasehat Hukum Terdakwa berupa SURAT PERNYATAAN, yang dibuat dan ditandatangani oleh : 1. Terdakwa dan saksi korban Tertanggal 9 JUNI 2016, dan 2. 1 (satu)
PE
keping CD Vidio Karoke, masing-masing terlampir dalam berkas perkara ini ;
4. Membebani Terdakwa untuk membayar biaya perkara sebesar Rp.5000,(lima ribu rupiah); Menimbang, bahwa terhadap putusan tersebut Terdakwa menyatakan
telah
Banding dihadapan Panitera Pengadilan Negeri Medan pada Halaman 4 dari 17 Putusan Nomor : 618/PID.SUS/2016/PT.MDN
tanggal
05 September
2016 sebagaimana ternyata dari akta permintaan
N
Banding Nomor: 151/Akta.Pid/2016/PN.Mdn dan permintaan banding tersebut telah diberitahukan dengan cara seksama kepada Jaksa Penuntut Umum pada
Menimbang,
bahwa
sehubungan
ED A
tanggal 14 September 2016;
dengan
permintaan
bandingnya
tersebut Terdakwa telah mengajukan Memori Banding tanggal 22 September 2016 dan memori banding tersebut telah pula diberitahukan dengan cara
IM
seksama kepada Jaksa Penuntut Umum pada tanggal 04 Oktober 2016, yang pada pokoknya mengemukakan hal-hal sebagai berikut :
1. Bahwa Pembanding/Terdakwa keberatan atas pertimbangan Majelis Hakim Pengadilan Negeri Medan pada halaman 40 alinea ke-2 (dua) yang
GG
menyatakan perbuatan Terdakwa pada waktu saksi korban mengandung anak kedua, Terdakwa juga telah mengajukan Gugatan Perceraian terhadap Istrinya saksi korban yang mengakibatkan saksi korban tertekan dan sedih, dan perbuatan Terdakwa tersebut dilakukan Terdakwa dengan
TIN
maksud atau berkehendak untuk bercerai dengan saksi korban, tersebut adalah bentuk perbuatan sengaja (opzet) yang mengakibatkan saksi korban mengalami depresi berat sehingga tidak ada rasa percaya diri, serta menimbulkan rasa tidak berdaya, dan/atau penderitaan psikis berat,
N
2. Bahwa Majelis Hakim telah salah dan keliru menyatakan bahwa perbuatan terdakwa adalah bentuk perbuatan sengaja (opzet) yang mengakibatkan
ILA
saksi korban mengalami depresi berat sehingga tidak ada rasa percaya diri, serta menimbulkan rasa tidak berdaya dan/atau penderitaan psikis berat, yang
mana
terdakwa
tidak
pernah
melakukan
perbuatan
yang
mengakibatkan saksi korban mengalami Depresi Berat, bahkan perbuatan
AD
saksi korban lah yang selalu membuat terjadi percekcokan dirumah tangga seperti marah-marah bahkan mencaci maki terdakwa dan tidak pernah mau mengerti tentang pekerjaan terdakwa atau tidak pernah mendukung
NG
pekerjaan terdakwa;
3. Bahwa adapun Terdakwa mengajukan gugatan cerai terhadap saksi korban pada tahun 2014 karena sudah tidak ada kecocokan dan keharmonisan
PE
dirumah tangga terdakwa dengan
saksi korban, karena
saksi korban
sering keluar rumah tanpa seizin terdakwa, pada saat setiap kali terdakwa piket atau pada saat jam kerja/dinas dan saksi korban tidak pernah mau mendengarkan perkataan terdakwa selaku suami saksi, hal ini lah yang
Halaman 5 dari 17 Putusan Nomor : 618/PID.SUS/2016/PT.MDN
membuat terdakwa ingin bercerai dari saksi korban bukan karena sengaja
N
ingin membuat saksi sedih dan tertekan; 4. Bahwa terhadap permasalahan yang terjadi antara terdakwa dan saksi
ED A
korban hanyalah konflik rumah tangga biasa pada umumnya yang tidak ada melakukan kekerasan didalamnya baik itu kekerasan secara fisik/ jasmani maupun psikis/rohani, sehingga sudah sepatutnya terdakwa tidak terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana kekerasan psikis dalam lingkup rumah tangga yang dilakukan suami
IM
terhadap istri sebagaimana diatur dalam pasal 45 ayat (1) UU RI No. 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga; 5. Bahwa
dalam
putusan
Majelis
Hakim
Judex
Facti
tidak
ada
GG
mempertimbangkan tentang keterangan Saksi yang diajukan oleh Jaksa Penuntut Umum dalam perkara aquo yang mana berdasarkan keteranganketerangan para saksi I dan saksi II, saksi III inilah yang mengakibatkan terdakwa di dakwa melakukan tindak pidana sesuai yang diamanahkan
TIN
Pasal 45 ayat (1) UU RI No. 23 Tahun 2004. Padahal keterangan saksisaksi yang diajukan oleh Jaksa Penuntut Umum, tidak memiliki nilai pembuktian yang mana keterangan ketiga saksi (saksi I, saksi II dan saksi III) tersebut tidak ada yang menerangkan tanda-tanda kekerasan psikis yang dialami oleh saksi korban didalam kehidupan sehari-hari saksi korban,
N
selain dari pada itu saksi-saksi yang diajukan oleh Jaksa Penuntut Umum
ILA
dalam perkara pidana ini tidak ada yang mengetahui peristiwa kekerasan psikis itu terjadi, bahkan hanya mendengar informasi dari saksi korban saja yang bernama saksi korban, maka hal ini sangat bertentangan dengan kriteria untuk menjadi saksi, dimana yang dikategorikan dengan saksi
AD
didalam KUHAP yaitu orang yang melihat dan mendengar dan atau mengalami sendiri peristiwa tersebut, selain dari pada itu para saksi juga tidak bisa memberikan ataupun menunjukkan barang bukti untuk
NG
menguatkan peristiwa tersebut, maka secara hukum pembuktian, ketiga saksi-saksi yang diajukan oleh Jaksa Penuntut Umum tidak dapat dijadikan sebagai alat bukti saksi yang sah;
PE
6. Bahwa dalam hal ini keterangan saksi-saksi (saksi saksi I, saksi II dan saksi III ) tidak dapat dijadikan sebagai alat bukti, dikarenakan tidak memiliki kualifikasi sebagai saksi sebagaimana yang diamanahkan KUHAP pada pasal 184 ayat (1), yang dimana Alat Bukti adalah Keterangan Saksi, keterangan ahli, surat, Petunjuk dan keterangan terdakwa, dimana Halaman 6 dari 17 Putusan Nomor : 618/PID.SUS/2016/PT.MDN
Keterangan saksi yang diajukan didepan persidangan dan dijadikan
N
sebagai alat bukti adalah keterangan yang dialami, dilihat dan didengar langsung oleh saksi bukan didengar dari informasi orang lain, sehingga saksi I, saksi II, dan
saksi III yang telah diperiksa
ED A
keterangan saksi
dipersidangan tidak memiliki nilai pembuktian sebagai alat bukti karena keterangan saksi tersebut hanya mendengar informasi dari saksi korban, maka dengan ini Pembanding/Terdakwa memohon kiranya Pengadilan Tinggi menguji ulang akan kenyataan/kebenaran peristiwa Tindak Pidana
IM
terdakwa dalam tingkat banding agar sungguh-sungguh yang dicari dalam perkara ini adalah kebenaran yang hakiki. 7. Bahwa dengan tidak
masuk kwalifikasi sebagai saksi kesaksian saksi
GG
saksi I sebagai mana yang diamanahkan oleh KUHAP maka untuk itu pertimbangan majelis hakim judex facti pada halaman 42 alinea ke-2 sudah seharusnya dibatalkan, kerena tidak dapat dijadikan sebagai alat bukti saksi yang sah
TIN
8. Bahwa Pembanding/Terdakwa keberatan atas pertimbangan majelis hakim judex facti pada Halaman 39 Alinea ke-4 tentang keterangan Ahli yang menyatakan bahwa, benar rasa ketakutan, hilangnya rasa percaya diri, hilangnya kemampuaan untuk bertindak, rasa tidak percaya, dan/atau penderitaan psikis berat pada seseorang dapat memicu tekanan hingga
N
mengakibatkan keguguran pada pasien yang sedang hamil;
ILA
9. Bahwa meninggalnya anak kedua saksi korban dan terdakwa disebabkan oleh kelemahan pada paru-paru dan ada lubang di jantungnya sebesar 2 mili, hal ini lah yang menyebabkan anak kedua saksi korban dan Terdakwa meninggal dunia bukan karena keguguran pada waktu hamil, maka dari itu
AD
majelis hakim judex facti telah salah dan keliru mempertimbangkan keterangan saksi Ahli yang menyatakan bahwa rasa ketakutan, hilangnya rasa percaya diri, hilangnya kemampuaan untuk bertindak, rasa tidak
NG
percaya, dan/atau penderitaan psikis berat pada seseorang dapat memicu tekanan hingga mengakibatkan keguguran pada pasien yang sedang hamil;
PE
10. Tentang Tidak Dipertimbangkan Majelis Hakim Judex Facti Fakta-Fakta Hukum di muka Persidangan. Bahwa dalam pertimbangan-pertimbangannya, majelis hakim Judex Facti telah tidak mempertimbangkan secara serius dan seksama fakta-fakta hukum yang diajukan dimuka persidangan sesuai dengan nota pembelaan Halaman 7 dari 17 Putusan Nomor : 618/PID.SUS/2016/PT.MDN
tim penasehat hukum mengenai faktor-faktor yang melatarbelakangi proses
N
awal pemeriksaan Terdakwa sampai menjadi tersangka/terdakwa, ini sesuai dengan pertimbangan majelis hakim Judex Facti yang menyatakan
ED A
pembelaan penasehat hukum terdakwa tersebut tidak dapat dijadikan sebagai dasar bagi terdakwa untuk menghindari dari pertanggung jawaban pidana ;
11. Bahwa kalau kita lihat berdasarkan Fakta-Fakta persidangan tidak ada yang menerangkan dan meyakinkan bahwa Terdakwa telah terbukti secara
IM
sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana psikis dalam lingkup rumah tangga yang dilakukan suami terhadap isteri; 12. Bahwa
sebagaimana
diterangkan
oleh
seluruh
saksi
yang
hadir
yang
menggambarkan
GG
dipersidangan menyatakan bahwa tidak ada satu pun saksi maupun ahli secara
rinci/detail
bagaimana
kesengsaraan
maupun perilaku seorang isteri yang tertekan batin oleh tingkah laku suaminya, ditambah lagi dimana saksi korban masih dapat menjalani
TIN
kehidupan normal seperti biasanya atau seperti yang diterangkan oleh saksi SAKSI I (Ibu kandung saksi korban) bahwa sanya saksi SAKSI I (Ibu kandung saksi korban) memberikan modal untuk berjualan baju dan saksi korban mampu menjalaninya dan hal ini juga dapat dilihat pada setiap persidangan perkara pidana ini disidangkan, saksi korban dapat terus hadir
N
mengikuti langsung perkembangan yang terjadi pada setiap sidangnya
ILA
dengan tidak ada menunjukkan kedepresian berat di wajah saksi korban, sehingga sangatlah masuk akal apabila saksi korban terlihat murung hal ini disebabkan korban hanya mengalami stres biasa bukan depresi berat atau mengalami kekerasan psikis yang dilakukan oleh terdakwa; majelis hakim judex facti tidak mempertimbangkan fakta-fakta
AD
13. Bahwa
dimuka persidangan seperti:
-
Bahwa pada saat persalinan anak kedua terdakwa dengan saksi korban,
NG
Terdakwa tidak ada dihubungi oleh saksi korban maupun keluarganya;
-
Bahwa terdakwa yang menjaga anak keduanya sampai dengan meninggal dunia bahkan terdakwa memberikan tranfusi darah untuk anak
PE
keduanya tersebut;
-
Bahwa terdakwa memberikan nafkah kepada saksi korban sebesar Rp.1.000.000,- (satu juta rupiah) setiap bulannya ditambah dengan beras, susu dan perlengkapan rumah tangga lainnya dan setelah korban melahirkan terdakwa tetap memberikan nafkah kepada saksi korban Halaman 8 dari 17 Putusan Nomor : 618/PID.SUS/2016/PT.MDN
sebesar Rp.1.000.000,- (satu juta rupiah) setiap bulannya ditambah
-
N
dengan beras, susu, dan perlengkapan rumah tangga lainnya; Bahwa terdakwa tidak pernah mengatakan “puas kan kau Jing” kepada
-
ED A
saksi korban;
Bahwa terdakwa tidak membawa surat cerai untuk ditanda tangani oleh saksi korban, bahkan terdakwa datang untuk menjaga anak keduanya sampai meninggal dunia bahkan terdakwa mendonorkan darahnya untuk anak keduanya;
Bahwa terdakwa telah menjalani sanksi disiplin berupa kurungan badan
IM
-
selama 14 hari di Kepolisian Resort Deli Serdang, Penundaan kenaikan pangkat selama 2 (dua) Priode, tidak bisa mengikuti sekolah selama 1
-
GG
(satu) Tahun, Penundaan gaji berkala selama 2 (dua) Priode; Bahwa berdasarkan surat pernyataan antara Terdakwa dan saksi Korban pada bulan Juni 2016 telah sepakat memberikan setengah dari penghasilan/gaji yang diterima Terdakwa kepada saksi korban sebesar
TIN
50% dari gaji setiap bulannya;
15. Tentang Analisa Yuridis terhadap Pertimbangan Majelis Hakim Judex Facti (hal 43 alinea Ke-1)
16. Bahwa dari pertimbangan Majelis Hakim Judex facti yang menyimpulkan bahwa seluruh unsur-unsur pasal 45 ayat (1) UU RI No.23 Tahun 2004
N
Tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga sebagaimana
ILA
tersebut dalam dakwaan tunggal Penuntut Umum maka perbuatan terdakwa telah memenuhi rumusan delik atau tindak pidana, maka terdakwa telah melakukan perbuatan melawan hukum (wederrechttelijk) sebagaimana tersebut dalam dakwaan tunggal Penuntut Umum;
AD
17. Bahwa dari Pertimbangan Hakim Majelix Judex facti diatas tidaklah benar Pembanding/Terdakwa melakukan tindakan pidana dengan sengaja dan melawan hukum melakukan kekerasan psikis yang dilakukan suami unsur “Telah melakukan kekerasan psikis” : Disini Saya
NG
terhadap isteri
berpendapat setelah melihat semua fakta yang terungkap di persidangan baik yang berkaitan dengan keterangan saksi korban, saksi memberatkan,
PE
saksi ahli dan saksi yang meringankan serta Terdakwa sendiri, maka tidak ada satu pun bukti secara yuridis yang sah dan meyakinkan dapat menyatakan Terdakwa
telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah
melakukan tindak pidana kekerasan psikis dalam lingkup rumah tangga yang dilakukan suami terhadap isteri, sebagaimana diatur dalam pasal 45 ayat (1) Halaman 9 dari 17 Putusan Nomor : 618/PID.SUS/2016/PT.MDN
UU RI No.23 Tahun 2004 tentang penghapusan kekerasan dalam rumah
18. Bahwa
sebagaimana
diterangkan
oleh
seluruh
N
tangga; saksi
yang
hadir
ED A
dipersidangan menyatakan bahwa tidak ada satu pun saksi maupun ahli yang menggambarkan secara rinci/ detail bagaimana kesengsaraan maupun perilaku seorang isteri yang tertekan batin oleh tingkah laku suaminya, ditambah lagi dimana saksi korban masih dapat menjalani kehidupan normal seperti bisanya atau seperti yang diterangkan oleh saksi
SAKSI I (Ibu kandung saksi
IM
kandung saksi korban) bahwa sanya saksi
SAKSI I (Ibu
korban) memberikan modal untuk berjualan baju dan saksi korban mampu menjalaninya dan hal ini juga dapat di lihat pada setiap persidangan perkara
GG
pidana ini disidangkan, saksi korban dapat terus hadir mengikuti langsung perkembangan yang terjadi pada setiap sidangnya dengan tidak ada menunjukkan kedepresian berat di wajah saksi korban, sehingga sangatlah masuk akal apabila saksi korban terlihat murung hal ini disebabkan korban
TIN
hanya mengalami stres biasa bukan depresi berat atau mengalami kekerasan psikis yang dilakukan oleh terdakwa, dengan demikian unsur “telah melakukan kekerasan psikis” tidak terbukti secara sah dan meyakinkan menurut hukum
19. Bahwa mengingat terdakwa adalah Tulang Punggung keluarga yang dimana
N
Terdakwa adalah suami dari saksi Korban dan ayah dari yang berkewajiban
ILA
untuk menafkahi keluarga, maka dari itu Pembanding/terdakwa memohon dengan kerendahan hati Majelis Hakim Judex Facti yang memeriksa pada tingkat banding untuk menyatakan bahwa terdakwa tidak terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana dengan sengaja dan melawan
AD
Hukum melakukan kekerasan psikis dalam rumah tangga yang dilakukan suami terhadap istri; Menimbang, bahwa terhadap putusan tersebut Jaksa Penuntut Umum
NG
telah menyatakan Banding dihadapan Panitera Pengadilan Negeri Medan pada tanggal
05 September
2016 sebagaimana ternyata dari akta permintaan
Banding Nomor: 152/Akta.Pid/2016/PN.Mdn dan permintaan banding tersebut
PE
telah diberitahukan dengan cara seksama kepada Terdakwa pada tanggal 08 September 2016; Menimbang,
bahwa
sehubungan
dengan
permintaan
bandingnya
tersebut Jaksa Penuntut Umum telah mengajukan Memori Banding tanggal 20 September 2016 dan memori banding tersebut telah pula diberitahukan dengan Halaman 10 dari 17 Putusan Nomor : 618/PID.SUS/2016/PT.MDN
cara seksama kepada Terdakwa pada tanggal 22 September 2016, yang pada
Bahwa JPU tidak sependapat terhadap hukuman atau strafmaatnya yang mana
Majelis Hakim Pengadilan Negeri Medan dalam putusannya
ED A
-
N
pokoknya mengemukakan hal-hal sebagai berikut :
menjatuhkan pidana terhadap terdakwa selama 6 (enam) bulan penjara. Dan hukuman tersebut sangat ringan dibandingkan dengan akibat yang dialami saksi korban
saksi korban yaitu selama masa kehamilannya terus
mengalami tekanan psikis dari Terdakwa selaku suaminya sehingga
IM
mengakibatkan pertumbuhan bayi dalam kandungan saksi korban tidak sempurna hal ini terungkap dipersidangan dari keterangan saksi-saksi, barang bukti,alat bukti surat, keterangan ahli dan petunjuk
yang pada
mengantar saksi korban
GG
pokoknya menerangkan bermula sekira bulan Mei 2014 pada saat terdakwa saksi korban ke rumah orang tuanya di jalan
Menteng VII Gg.Sitinjo Kel.Medan Tenggara dengan perkataan “ajar-ajari inang dulu anak inang ini, nanti kami jemput” hal ini membuat saksi korban
TIN
saksi korban binggung dan sedih karena sebelumnya tidak ada terjadi pertengkaran antara saksi korban saksi korban dan Terdakwa dan saat itu anak pertama saksi korban saksi korban dibawa oleh terdakwa sehingga saksi korban merasa tertekan dan sejak dipulangkan ke rumah orang tuanya saksi korban sering terlihat termenung dan menangis dan selama berada di
N
rumah orangtuanya, Terdakwa tidak pernah memberi perhatian kepada saksi
ILA
korban bahkan selama berada di rumah orang tua saksi korban, dan setiap kali saksi korban menelepon terdakwa, selalu mendapat jawaban dari terdakwa “cerai aja pakai materai 6000” kemudian saksi korban melapor ke Provost dengan tujuan agar anak mereka dikembalikan kepada saksi korban,
AD
namun saat itu saksi korban mengalami pendarahan hal ini didukung oleh keterangan saksi
saksi I, saksi
saksi II dan dibenarkan oleh terdakwa
bahwa saksi korban ada mengalami pendarahan dan dibawa dan di rawat di saksi I
NG
Rumah Sakit Medistra, saksi korban ada bercerita kepada saksi
bahwa terdakwa mengatakan kepada saksi korban “sukur kau pendarahan disini, kalo gak mati aja kau” sedangkan saat itu kondisi saksi korban
PE
sedang lemah dan harus dirawat selama 4 (empat) hari di rumah sakit, bahwa menurut keterangan saksi saksi II selama berada di rumah, saksi korban sering termenung dan menangis sendiri, bahwa terdakwa pernah datang bersama abang dan ibu terdakwa ke rumah saksi korban dan mengatakan lebih baik saksi korban dan terdakwa bercerai namun saksi Halaman 11 dari 17 Putusan Nomor : 618/PID.SUS/2016/PT.MDN
korban tidak mau bercerai dan saksi saksi I tidak setuju. Bahwa sejak saksi saksi korban diantar kerumah orang tuanya saksi korban mulai
N
korban
mengalami stress hingga saksi korban saksi korban tidak mau makan yang
ED A
mengakibatkan perkembangan janin tidak sesuai dengan usia janin dan pada saat saksi korban saksi korban memberitahu terdakwa bahwa janin yang dikandungnya tidak berkembang dengan baik dan terdakwa menjawab “itu urusan kaulah, makanlah kau”, bahwa selama kehamilan saksi korban saksi korban, terdakwa tidak memberi perhatian melainkan menggugat cerai saksi
IM
korban saksi korban yang dalam keadaan hamil, hal ini semakin membuat saksi korban
stress dan pernah mencoba bunuh diri dengan cara lompat
dari angkutan umum yang ditumpanginya pada saat angkutan tersebut
GG
sedang berjalan dan saksi korban menangis serta berkata “untuk apa aku hidup tante” keadaan saksi korban yang tertekan yang mengakibatkan depresi bagi diri saksi korban, hal ini didukung dengan hasil pemeriksaan Visum
et
revertum
Psychiatrium
TIN
kesimpulan bahwa OS (saksi korban
No.
02/SK/P/visum/I/2015
dengan
saksi korban) mengalami depresif
berat, hal ini didukung pula dengan keterangan ahli didepan persidangan bahwa ciri-ciri orang yang mengalami depresif berat terdapat pada saksi korban saksi korban disebabkan oleh hubungan rumah tangga yang tidak harmonis dan keadaan Depresif berat ini dapat memicu tekanan hingga
N
mengakibatkan keguguran pada pasien yang sedang hamil Bahwa selama
ILA
saksi korban saksi korban hamil terdakwa hanya memberi nafkah sejumlah Rp.1.000.000,- (satu juta rupiah) ditambah satu kaleng susu untuk anaknya sedangkan gaji terdakwa setiap bulannya lebih kurang Rp. 4.000.000,(empat juta rupiah), secara logis uang sejumlah yang diberikan terdakwa
AD
kepada saksi korban saksi korban untuk kebutuhan hidupnya yang saat itu dalam keadaan hamil yang memerlukan asupan gizi dan biaya untuk membeli vitamin dan susu untuk kebutuhan wanita hamil serta untuk
NG
memenuhi kebutuhan hidup anak mereka yang saat itu dalam masa pertumbuhan sangatlah tidak wajar hal ini membuat saksi korban merasa diabaikan, tidak dihargai bahkan ketika saksi korban saksi korban meminta
PE
Terdakwa untuk mencium perutnya yang saat itu sedang mengandung anak kedua, saat itu terdakwa mengelus perut saksi korban
saksi korban lalu
berkata ”puas, kan kau njing” perkataan tersebut mengakibatkan luka batin bagi saksi korban saksi korban sehingga selama kehamilan saksi korban mengalami tekanan psikologis yang berat dimulai sejak terdakwa membawa Halaman 12 dari 17 Putusan Nomor : 618/PID.SUS/2016/PT.MDN
saksi korban
pulang ke rumah orangtuanya tanpa memberitahu kesalahan
N
saksi korban sebelumnya, dan saat itu juga Terdakwa membawa pergi anak mereka sehinga saksi korban saksi korban tidak dapat menemui anaknya
ED A
sedangkan saat itu terdakwa mengetahui bahwa saksi korban dalam keadaan hamil muda dimana emosianal seorang wanita yang sedang hamil muda sangatlah sensitif, dengan dibawanya membuat kesedihan saksi korban saksi korban bertambah karena anak adalah pembawa semangat bagi ibunya. Bahwa terdakwa juga mengajukan gugatan cerai pada saat
IM
saksi korban dalam keadaan hamil, hal ini jelas membuat saksi korban saksi korban mengalami Depresi berat sebagaimana hasil VER Psychiatricum No. 02/SK/P/VISUM/I/2015 sehingga saksi korban
saksi korban mengalami
GG
gangguan makan dan sangat berpengaruh bagi perkembangan janin karena kekurangan asupan gizi yang cukup selain itu seorang wanita hamil yang mengalami
tekanan
psikis
berat
dapat
memicu
tekanan
hingga
persidangan. -
TIN
mengakibatkan keguguran sebagaimana diterangkan oleh Ahli dalam
Bahwa Putusan Majelis Hakim Pengadilan Negeri Medan yang sedemikian rendah jelas kurang memberi efek jera bagi terdakwa terlebih terdakwa adalah
seorang
anggota
Kepolisian
yang
seharusnya
melindungi,
mengayomi dan memenuhi kebutuhan keluarganya secara layak karena
N
terdakwa memiliki gaji yang tetap dan layak namun terdakwa selaku kepala
ILA
keluarga kurang bertanggungjawab memberikan perlindungan karena selama kehamilan saksi korban dan anaknya yang belum bersekolah hanya diberi nafkah sejumlah Rp.1.000.000,- (satu juta rupiah) dan setelah melahirkan saksi korban dan anaknya hingga saat ini hanya diberi nafkah
AD
sejumlah Rp.500.000,- (lima ratus ribu rupiah) ditambah satu kaleng susu untuk anaknya, selain itu selama masa persidangan tidak terlihat rasa penyesalan dari diri terdakwa dan dalam memberi keterangan terdakwa
NG
sangat berbelit-belit sehingga mempersulit persidangan.
-
Oleh karena itu, dengan ini kami mohon supaya Pengadilan Tinggi Medan menerima permohonan banding dan menyatakan terdakwa , telah terbukti
PE
bersalah melakukan tindak pidana “Kekerasan psikis dalam ruang lingkup keluarga” sebagaimana yang telah kami dakwakan dalam dakwaan pasal 45 ayat (1) UURI No.23 tahun 2004, serta menjatuhkan pidana terhadap terdakwa dengan pidana penjara selama : 1 (satu) tahun, dan dibebani untuk membayar biaya ongkos perkara sebesar Rp.1.000.- (seribu rupiah) sesuai Halaman 13 dari 17 Putusan Nomor : 618/PID.SUS/2016/PT.MDN
dengan apa yang kami mintakan dalam tuntutan pidana yang kami ajukan
N
tanggal 31 Mei 2016.
ED A
Menimbang, bahwa terhadap permohonan banding tersebut kepada Terdakwa dan Jaksa Penuntut Umum telah diberi kesempatan untuk untuk membaca dan mempelajari berkas perkara di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Medan sebelum berkas dikirim ke Pengadilan Tinggi Medan, terhitung sejak tanggal 20 September 2016 sampai dengan tanggal 26 September 2016, surat
Panitera
Pengadilan
Negeri
Medan
Nomor:
IM
sebagaimana
W2.U1/16.076/HK.01/IX/2016 tanggal 08 September 2016 Menimbang, bahwa permohonan banding
oleh Terdakwa dan Jaksa
GG
Penuntut Umum telah diajukan dalam tenggang waktu dan cara serta syaratsyarat yang ditentukan undang-undang maka permintaan banding tersebut secara formal dapat diterima;
Menimbang, bahwa Terdakwa dalam memori bandingnya pada pokoknya
TIN
menyatakan keberatan dengan pertimbangan dan putusan majelis hakim tingkat pertama,
dengan alasan bahwa permasalahan yang terjadi antara
Terdakwa dan saksi korban hanyalah konflik rumah tangga biasa pada umumnya yang tidak ada melakukan kekerasan didalamnya baik itu kekerasan fisik/jasmani
maupun
psikis/rohani,
sehingga
sudah
sepatutnya
N
secara
Terdakwa tidak terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak
ILA
pidana kekerasan psikis dalam lingkup rumah tangga yang dilakukan oleh suami terhadap istri;
Menimbang, bahwa Jaksa Penuntut Umum dalam memori bandingnya
AD
pada pokoknya mengemukakan tidak sependapat dengan hukuman atau strafmatnya putusan majelis hakim dalam putusannya menjatuhkan pidana penjara terhadap terdakwa selama 6 (enam) bulan, karena hukuman yang
NG
sedemikian rendah jelas kurang memberikan efek jera bagi terdakwa, terlebih terdakwa adalah seorang anggota kepolisian yang seharusnya melindungi dan mengayomi kebutuhan keluarga secara layak, dan agar dapat dijatuhi pidana
PE
sesuai dengan tuntutan selama 1 (satu) tahun penjara ; Menimbang,
bahwa
majelis
memperhatikan dengan seksama
hakim
tingkat
banding
setelah
memori banding dari Terdakwa ternyata
mengenai alasan-alasan tersebut kesemuanya telah dipertimbangkan dengan seksama oleh majelis hakim tingkat pertama dalam putusannya bahwa majelis Halaman 14 dari 17 Putusan Nomor : 618/PID.SUS/2016/PT.MDN
hakim tingkat pertama telah menerapkan hukum dimana fakta dipersidangan
N
telah jelas bahwa sejak awal Terdakwa menikahi saksi korban karena terpaksa sehingga pada tahun 2014 telah mengajukan gugatan cerai, selanjutnya bahwa
ED A
saksi korban telah kurang mendapatkan perhatian dari Terdakwa saat saksi korban dalam keadaan hamil anak kedua, sampai menganjurkan agar saksi korban melakukan pengguguran kandungan, dan setelah anak tersebut lahir menjadi cacad organ dalam tubuh karena kekurangan gizi sejak didalam kandungan dan tidak berusia lama anak tersebut meninggal dunia, dan
IM
mengenai alasan dalam memori banding dari Jaksa Penuntut Umum tentang lamanya pidana yang dijatuhkan telah dipertimbangkan oleh majelis hakim tingkat pertama dengan mempertimbangkan hal-hal yang memberatkan dan hal-
GG
hal yang meringankan kesalahan terdakwa tersebut;
Menimbang, bahwa setelah majelis hakim tingkat banding mempelajari dengan seksama berkas perkara yang dimintakan banding oleh Terdakwa dan
TIN
Jaksa Penuntut Umum yang terdiri dari Berita Acara Pemeriksaan dari Penyidik, Berita Acara Pemeriksaan Persidangan Pengadilan Negeri Medan berikut surat yang timbul dipersidangan berhubungan dengan perkara ini dan turunan resmi putusan Pengadilan Negeri
Medan tanggal
30 Agustus 2016 Nomor
:3.732/Pid.Sus/2015/PN.Mdn serta memori banding dari Terdakwa dan memori
N
banding dari Jaksa Penuntut Umum, majelis hakim tingkat banding berpendapat bahwa pertimbangan hukum majelis hakim tingkat pertama yang mendasari
ILA
putusannya mengenai telah terbuktinya secara sah dan meyakinkan terdakwa bersalah melakukan tindak pidana “Dengan Sengaja Dan Melawan Hukum Melakukan Kekerasan Psikis Dalam Lingkup Rumah Tangga Yang Dilakukan
AD
Suami Terhadap istri” telah sesuai dengan fakta persidangan demikian juga mengenai pidana yang dijatuhkan kepada terdakwa telah tepat dan benar sesuai dengan rasa keadilan dan kepatutan, oleh karenanya majelis hakim tingkat banding dapat menyetujuinya dan mengambil alih pertimbangan majelis
NG
hakim tingkat pertama tersebut sebagai pertimbangan hukum majelis hakim tingkat banding sendiri dalam memeriksa dan memutus perkara ini dalam
PE
tingkat banding; Menimbang, bahwa dengan memperhatikan pertimbangan tersebut
diatas,
majelis hakim tingkat banding memutus,
Pengadilan
Negeri
Medan
tanggal
30
menguatkan
Agustus
2016
putusan Nomor
:3.732/Pid.Sus/2015/PN.Mdn yang dimohonkan banding ; Halaman 15 dari 17 Putusan Nomor : 618/PID.SUS/2016/PT.MDN
Menimbang, bahwa oleh karena Terdakwa tetap dinyatakan bersalah dan
N
dijatuhi pidana maka kepadanya harus dibebani membayar biaya perkara dalam
ED A
kedua tingkat pengadilan ;
Mengingat dan memperhatikan Pasal 45 ayat (1) Undang-Undang No.23 Tahun 2014 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga dan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang KUHAP, Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 Tentang Kekuasaan Kehakiman, Undang-Undang Nomor 49
IM
Tahun 2009 Tentang Peradilan Umum serta peraturan perundang-undangan lain yang bersangkutan;
GG
M E N G A D I L I
1. Menerima permintaan banding dari Terdakwa dan Jaksa Penuntut Umum; 2. Menguatkan
putusan
Pengadilan
Negeri
Medan
Nomor
banding tersebut;
TIN
3.732/Pid.Sus/2015/PN.Mdn tanggal 30 Agustus 2016 yang dimintakan
3. Membebankan kepada Terdakwa membayar biaya perkara dalam kedua tingkat pengadilan yang dalam tingkat banding sejumlah Rp.2.500,- (dua ribu lima ratus rupiah);
N
Demikianlah diputuskan dalam musyawarah Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Medan pada hari RABU tanggal 28 DESEMBER 2016 oleh kami
ILA
YANSEN PASARIBU,SH. Sebagai Hakim Ketua Majelis, Dr. LILIK MULYADI, SH.MH. dan SUWIDYA,SH.LLM. masing-masing sebagai Hakim Anggota, yang ditunjuk untuk memeriksa dan mengadili perkara ini dalam pengadilan tingkat
AD
banding, berdasarkan Penetapan Wakil Ketua Pengadilan Tinggi Medan nomor :618/PID.SUS/2016/PT.MDN tanggal 31 Oktober 2016, putusan tersebut diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada hari RABU tanggal 28 DESEMBER 2016, oleh Hakim Ketua Majelis dengan didampingi Hakim
NG
Anggota serta MANSURDIN, SH. sebagai Panitera Pengganti pada Pengadilan Tinggi Medan, tanpa dihadiri oleh Jaksa Penuntut Umum dan Terdakwa.
PE
Hakim Anggota, ttd
1. Dr.LILIK MULYADI,SH,MH.
Hakim Ketua, ttd YANSEN PASARIBU, SH. Halaman 16 dari 17 Putusan Nomor : 618/PID.SUS/2016/PT.MDN
2. SUWIDYA,SH,LLM. Panitera Pengganti. ttd
PE
NG
AD
ILA
N
TIN
GG
IM
MANSURDIN,SH
ED A
N
ttd
Halaman 17 dari 17 Putusan Nomor : 618/PID.SUS/2016/PT.MDN