Nomor: 371/PDT/2016/PT.MDN.
N
PUTUSAN
Pengadilan Tinggi Medan
ED A
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA.
yang memeriksa dan mengadili perkara
perdata, telah menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam perkara gugatan antara:
IM
1. Syarifuddin Sirait, Lahir di Sei Nadoras, tanggal 3 Maret 1969, Jenis kelamin laki-laki, Kebangsaan Indonesia, Agama Islam, Pekerjaan Ketua Koperasi KPKS Kesepakatan Ambar, bertempat tinggal di
Kabupaten Asahan;
GG
Dusun IV Desa Sei Nadoras Kecamatan Bandar Pasir Mandoge 2. Arisman Sitorus, Lahir di Gunung Melayu, tanggal 1 Juli 1977, Jenis kelamin laki-laki, Kebangsaan Indonesia, Agama Kristen, Sekretaris Ketua Koperasi KPKS Kesepakatan Ambar, bertempat tinggal di
TIN
Dusun I Desa Gotting Sidodadi Kecamatan Bandar Pasir Mandoge Kabupaten Asahan;
3. Parlin Manik, Lahir di Silau Jawa, tanggal 19 Maret 1971, Jenis kelamin laki-laki, Kebangsaan Indonesia, Agama Kristen, Pekerjaan
N
Bendahara Koperasi KPKS Kesepakatan Ambar, bertempat tinggal di Dusun I Desa Gotting Sidodadi Kecamatan Bandar Pasir Mandoge
ILA
Kabupaten Asahan;
Bertindak selaku Pengurus Koperasi Petani Kelapa Sawit (KPKS) Kesepakatan, dalam hal ini memberikan kuasa kepada Husni Thamrin
AD
Tanjung, S.H. dan Mhd. Adlin Ginting, S.H.,M.H., Advokat dari Kantor Hukum Husni Thamrin Tanjung & Rekan, beralamat kantor di Jl. Jend. Abdul Haris Nasution No. 88 Medan, berdasarkan Surat Kuasa Khusus
PE
NG
tanggal 30 Juni 2016, selanjutnya disebut sebagai Para Pembanding/ semula Para Penggugat; Lawan
Parningotan Samosir, Jenis kelamin laki-laki, Pekerjaan Wiraswasta, Kewargaan Indonesia, bertempat tinggal di Jalan Besar Gotting Sidodadi Dusun III Kecamatan Bandar Pasir Mandoge Kabupaten Asahan; dalam hal ini memberi kuasa kepada Tri Purnowidodo, S.H., Bahren Samosir, S.H. dan Ramadhan Syahputra, S.H., Advokat/Penasihat
Halaman 1 dari 25 Putusan Nomor 371/PDT/2016/PT.MDN.
Hukum pada Kantor Hukum Widodo, Rito, Komis & Rekan, beralamat di
N
Jalan Pangeran Diponegoro Nomor 191 Kisaran, Kabupaten Asahan, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 22 Desember 2015,
Pengadilan Negeri tersebut ;
ED A
selanjutnya disebut sebagai Terbanding semula Tergugat;
Setelah membaca salinan resmi Putusan Pengadilan Negeri Kisaran
bersangkutan dengan perkara tersebut;
2016 dan surat-surat yang
IM
Nomor 52/Pdt.G/2015/PN-Kis. tanggal 28 Juni
GG
TENTANG DUDUK PERKARA
Membaca, surat gugatan dari para Penggugat tanggal 1 Desember 2015 yang diterima dan didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Kisaran pada tanggal 1 Desember 2015 dalam Register Nomor 52/PDT.G/2015/PN.Kis
TIN
dan telah mengajukan gugatan sebagai berikut:
1. Bahwa Para Penggugat adalah Pengurus Koperasi Petani Kelapa Sawit (KPKS)
Kesepakatan
dengan
Badan
Hukum
Nomor:
503/BH/KDK.2.0/518.3/050/IX/02, Tanggal 2002 dimana para Penggugat Pengurus
baik
N
selaku
sebagai
Ketua,
Sekretaris
dan
Bendahara
ILA
berdasarkan Berita Acara Serah Terima Jabatan/Kepengurusan Tanggal 25 Juli 2013;
2. Bahwa berdasarkan Anggaran Rumah Tangga koperasi Petani Kelapa Sawit (KPKS) Kesepakatan Pasal 7 Ayat k. yang berbunyi" Dalam
AD
melaksanakan operasional KPKS Kesepakatan Pengurus memiliki tugas, tanggung jawab, Hak dan kewajiban untuk : Berwenang mewakili organisasi apabila terjadi perkara yang berhubungan dengan KPKS Kesepakatan:
NG
3. Bahwa Koperasi Kesepakatan terdaftar dalam PIR DIP 85/86, yang memiliki anggota yang terbagi dalam Kelompok satu seluas 49.24 Hektar, dengan petani sebanyak 34 orang, Kelompok dua, seluas 63,40 Hektar dengan anggota petani sebanyak 38 orang, Kelompok 3 seluas 57,20 Hektar
PE
dengan jumlah petani sebanyak 31 orang, kelompok IV, seluas 50,18 Hektar, dengan jumlah petani 29 orang, dan kelompok lima seluas, 54 Hektar, dengan jumlah petani 32 orang;
4. Bahwa pada tahun 2015, terakhir pada tanggal 21 Nopember 2015 Para Penggugat dipanggil oleh Polsek Bandar Pasir Mandoge sehubungan Halaman 2 dari 25 Putusan Nomor 371/PDT/2016/PT.MDN.
dengan adanya Laporan Parningotan Samosir (Tergugat) dengan Nomor
N
Polisi : LP/13/11/2015/SU/Res Ash/Sek BP Mandoge, Tanggal 23 Februari 2015, dengan laporan tindak pidana pencurian buah sawit sebagaimana
ED A
dimaksud dalam pasal 363 ayat (1) ke 4e KUHPidana;
5. Bahwa adapun dasar dari laporan Tergugat adalah Tergugat mengaku ada menerima Surat kuasa dari Julianus Butar-Butar pada Tahun 1982;
6. Bahwa Perkara tindak pidana pencurian adalah merupakan delik aduan maka secara hukum yang berhak mengaduan tindak pidana pencurian
IM
adalah pemilik barang yang dicuri dan alasan hukum Tergugat adalah adanya surat kuasa tanggal 5 januari 1982 yang mana dalam surat kuasa tersebut Tergugat ada menerima kuasa dari pemilik tanah yaitu Julianus Butar-Butar untuk mengurusi, mengerjakan dan hal-hal lain yang dianggap
GG
penting oleh sipenertima kuasa....dst (sebagaimana termuat dalam isi Surat Kuasa tanggal 5 Januari 1982 alinea ke 2);
7. Bahwa pada Tanggal 12 mei 1985 Julianus Butar-Butar telah meninggal
TIN
dunia sehingga secara hukum Tergugat sejak tanggal 12 Mei 1985 bukan lagi kuasa dari Julianus Butar- Butar karena si Pemberi kuasa telah meninggal maka berakhirlah surat kuasa sebagaimana ditegaskan dalam pasal 1813 KUHPerdata;
8. Bahwa usia Pemberi kuasa Julianus Butar-Butar yang dalam Surat Kuasa
Julainus
N
tanggal 5 Januari 1982 tertulis 63 tahun bila dikaitkan dengan Tanggal Lahir Butar-Butar
8
September
1909
maka
usia
pada
saat
ILA
penandatanganan Surat Kuasa tersebut adalah 73 tahun bukan 63 Tahun, sehingga terlihat adanya pemalsuan identitas, dan isi pada alenia dari surat kuasa tersebut yaitu untuk mengerjakan lahan seluas lebih kurang 12 hektar
AD
sementara ukuran batas tanah tidak ada maka dengan adanya pemalsuan identitas dan isi surat kuasa yang tidak lengkap sehingga patut dinyatakan Surat kuasa tersebut cacat formil dan tidak sah;
9. Bahwa Tindakan Tergugat yang mengaku bahwa Tergugat ada hak di lokasi
NG
lahan pertanian wilayah atau lokasi V seluas lebih kurang 12 Hektar adalah suatu perbuatan melawan hukum karena nama Tergugat maupun Almarhum Julianus Butar-Butar tidak ada tercantum dalam Anggota Petani
PE
Koperasi Kesepakatan;
10. Bahwa dengan Laporan atau Pengaduan Tindak pidana pencurian yang dilakukan Tergugat pada polsek Sektor Bandar Pasir Mandoge Tanggal 24 Februari 2015, sementara surat kuasa tanggal 5 Januari 1982 sudah tidak
Halaman 3 dari 25 Putusan Nomor 371/PDT/2016/PT.MDN.
sak Karena sudah berakhir maka patut secara hukum Pengaduan Tergugat
N
tidak sah; 11. Bahwa akibat perbuatan Tergugat pada poin 9 dan 10 tersebut diatas Para
Tergugat
yang
semena-
mena
ED A
Penggugat telah mengalami kerugian secara moriel karena perbuatan melakukan
berupa
membuat
Laporan/Pengaduan tanpa hak sehingga nama baik Para Penggugat tercemar dikalangan masyarakat khususnya masyarakat kota Kisaran sehingga kerugian moril tersebut dirasa oleh Para Penggugat tidaklah dapat
IM
diukur dengan materi atau uang akan tetapi untuk memudahkan gugatan ini maka kerugian Penggugat atas tindakan Tergugat adalah sebesar Rp. 100.000,000,- (seratus Juta Rupiah);
12. Bahwa dikhawatirkan itikad baik Tergugat tidak memenuhi keputusan ini
GG
maka Tergugat dibebankan membayar uang paksa (dwangsom) sebesar Rp.200,000,- (dua ratus ribu rupiah) perhari kepada para Penggugat sejak perkara ini mempunyai kekuatan hukum tetap;
TIN
13. Bahwa oleh karena perkara ini memiliki bukti-bukti yang kuat patut dan beralasan diputus dengan serta merta dan membebankan biaya perkara pada Tergugat;
Bahwa berdasarkan alasan-alasan tersebut, Para Penggugat memohon kepada Ketua Pengadilan Negeri Kisaran untuk menetapkan Majelis Hakim
N
dan menetapkan hari sidang dan memanggil para pihak untuk menghadiri persidangan ini;
ILA
Bahwa gugatan ini didasarkan atas alasan-alasan hukum yang kuat dan bukti-bukti yang kuat untuk itu telah beralasan hukum bagi Majelis Hakim yang memeriksa gugatan ini untuk menerima gugatan dan menyatakan
AD
dalam amar putusannya sebagai berikut:
MENGADILI :
NG
1. Mengabulkan Gugatan Para Penggugat seluruhnya; 2. Menyatakan Surat Kuasa Tanggal 5 Januari 1982 sudah berakhir dan tidak mempunyai kekuatan sejak Tanggal 12 Mei 1985;
PE
3. Menyatakan Surat kuasa Tanggal 5 Januari 1982 tidak sah karena pemalsuan identitas; 4. Menyatakan Tindakan Tergugat yang mengaku ada hak atas tanah dilahan pertanian milik Anggota Para Penggugat dengan dasar Surat Kuasa tanggal 5 Januari 1982 adalah tindakan perbuatan melawan hukum;
Halaman 4 dari 25 Putusan Nomor 371/PDT/2016/PT.MDN.
5. Menyatakan Tindakan Tergugat yang melaporkan tindak pidana pencurian
N
sawit dilahan milik anggota para Penggugat di wilayah/Lokasi Ambar Kelompok V seluas 54 Hektar sebagaimana termuat dalam Daftar Petani
ED A
PIR DIP 85/86 berdasarkan Surat Kuasa Tanggal 5 Januari 1982 dengan Laporan polisi Nomor: LP/13/ii/2015/SU/Resk Ash/Sek BP Mandoge, Tanggal 24 Februari 2015 adalah perbuatan melawan hukum;
6. Menghukum Tergugat untuk membayar kerugian Para Penggugat sebesar Rp. 100.000.000,- secara langsung dan seketika setelah putusan ini
IM
berkekuatan hokum tetap;
7. Menghukum Tergugat untuk membayar uang paksa (dwangsoom) bilamana lalai menjalankan isi putusan ini sebesar Rp.200,000,- (dua ratus ribu rupiah) perhari kepada Para Penggugat terhitung sejak gugatan ini
GG
mempunyai kekuatan hukum tetap (incracht van gewijsd); 8. Menyatakan putusan ini dapat dijalankan secara serta merta (uit Voerbaar bij voorraad), meskipun ada verzet, banding maupun kasasi;
Atau;
TIN
9. Menghukum Tergugat untuk membayar biaya yang timbul dalam perkara ini;
Apabila Majelis Hakim berpendapat lain Mohon putusan yang seadil-adilnya;
Membaca,
jawaban dari Tergugat atas gugatan para Penggugat
N
tersebut yang pada pokoknya sebagai berikut: TENTANG EKSEPSI.
TENTANG PERADILAN PERDATA TIDAK BERWENANG MEMERIKSA
ILA
I.
DAN MENGADILI PERKARA A QUO (EKSEPSI KOMPETENSI ABSOLUT); 1. Bahwa sesuai dengan uraian posita maupun petitum yang disusun dan
AD
diajukan oleh Para Penggugat dalam Surat Gugatannya, maka tidak dapat disangkal bahwa dalam perkara a quo Para Penggugat sedang menguji: a) keabsahan Surat Kuasa antara Julianis Butar-butar dengan Tergugat, bertanggal 5 Januari 1982, dan b) keabsahan tindakan/ perbuatan Tergugat
NG
yang melaporkan tindak pidana pencurian sawit ke Kepolisian Sektor Bandar Pasir Mandoge sebagaimana tercatat dalam Laporan Polisi Nomor: LP/13/11/2015/SU/Res Ash/Sek BP Mandoge, tanggal 24 Pebruari 2015;
PE
2. Bahwa jika posita nomor 8 dari Surat Gugatan Para Penggugat dihubungkan dengan petitum nomor 3 yang diinginkan Para Penggugat, maka dapat ditarik suatu simpulan bahwa menurut Para Penggugat Surat Kuasa antara Julianus Butar-butar dengan Tergugat tersebut tidak absah
Halaman 5 dari 25 Putusan Nomor 371/PDT/2016/PT.MDN.
karena terdapat pemalsuan identitas di dalamnya - in casu identitas Julianus
N
Butar-butar; 3. Bahwa sesuai dengan ketentuan hukum positif yang berlaku di Negara
ED A
Kesatuan Republik Indonesia, peristiwa atau perbuatan pemalsuan identitas dalam suatu surat merupakan suatu tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Hukum Pidana materil - in casu tindak pidana pemalsuan surat;
4. Bahwa oleh karena itu untuk menentukan apakah Surat Kuasa, bertanggal 5
IM
Januari 1982 tersebut merupakan surat yang dipalsukan atau tidak, maka pengujiannya hanya dapat dilakukan dengan menggunakan ketentuan Hukum Pidana formil melalui yurisdiksi peradilan pidana, bukan peradilan perdata;
GG
5. Bahwa selain itu, jika posita nomor 4 dan nomor 10 dari Surat Gugatan Para Penggugat dihubungkan dengan petitum nomor 5 yang diinginkan Para\ Penggugat, maka dapat ditarik suatu simpulan bahwa menurut Para
TIN
Penggugat tindakan/ perbuatan Tergugat yang melaporkan tindak pidana pencurian sawit keKepolisian Sektor Bandar Pasir Mandoge sebagaimana tercatat dalam Laporan Polisi Nomor: LP/13/11/2015/SU/Res Ash/Sek BP Mandoge, tanggal 24 Pebruari 2015 tersebut adalah tidak sah dan merupakan perbuatan melawan hukum;
N
6. Bahwa menurut ketentuan Hukum Pidana formil, setiap orang yang merasa hak dan kepentingannya dirugikan atas suatu peristiwa yang diduga
ILA
mengandung tindak pidana maka yang bersangkutan dapat melaporkannya kepada penyelidikan dan penyidik Kepolisian Republik Indonesia; dan atas laporan tersebut penyelidik dan penyidik harus melakukan serangkaian
AD
tindakan
penyelidikan
mengumpulkan
alat
dan/atau
penyidikan
bukti untuk menguji
guna
mencari
dan
keabsahan laporan
yang
disampaikan seseorang tersebut; dalam hal laporan tersebut tidak cukup bukti maka penyidikan harus dihentikan, dan sebaliknya dalam hal laporan
NG
tersebut didukung dengan alat-alat bukti maka penyidikan harus dilanjutkan ke tahap penuntutan dan/atau pengadilan;
7. Bahwa dengan demikian gugatan Para Pengugat a quo yang menguji
PE
keabsahan
perbuatan/tindakan
Tergugat
yang
telah
menyampaikan
Laporan tersebut kepada Kepolisian Sektor Bandar Pasir Mandoge sangat nyata dan terang merupakan kekeliruan yang sangat fatal, karena pengujian atas keabsahan Laporan Tergugat tersebut merupakan wewenang penyidik
Halaman 6 dari 25 Putusan Nomor 371/PDT/2016/PT.MDN.
dalam proses penyidikan, dan ketentuan Hukum Pidana formil menyatakan
N
bahwa penyidikan merupakan bagian integral dari proses peradilan pidana; 8. Bahwa apabila Para Penggugat merasa dirugikan atas Laporan Tergugat
ED A
dan/atau tindakan penyidikan yang dilakukan oleh penyidik Kepolisian Sektor Bandar Pasir Mandoge tersebut, maka semestinya Para Penggugat menggunakan mekanisme keberatan melalui saluran-saluran hukum yang disediakan dalam proses hukum pidana, antara lain: melalui lembaga praperadilan atau mengajukan laporan balik secara pidana terhadap
IM
Tergugat;
9. Bahwa oleh karena gugatan Para Penggugat a quo ingin menguji keabsahan suatu peristiwa yang merupakan yurisdiksi peradilan pidana, maka sangat berdasarkan hukum jika gugatan Majelis Hakim yang
GG
memeriksa dan mengadili perkara ini Y secara perdata menyatakan dirinya tidak berwenang untuk memeriksa dan mengadili perkara a quo; II. TENTANG
PARA
PENGGUGAT
TIDAK
MEMILIKI
KAPASITAS
TIN
BERTINDAK SECARA HUKUM UNTUK MENGAJUKAN GUGATAN A QUO KARENA PARA PENGGUGAT TIDAK MEMILIKI HUBUNGAN HUKUM DENGAN BIDANG TANAH TERPERKARA SELUAS 12 (DUA BELAS) HEKTAR (EXCEPTIO NON LEGITIMA PERSONA IN STANDI JUDICIO); 1. Bahwa berdasarkan Surat Gugatannya, Para Penggugat mendalilkan dalam
N
perkara a quo Para Penggugat bertindak selaku Pengurus Koperasi Petani Kelapa Sawit (KPPS) Kesepakatan;
ILA
2. Bahwa dalam posita nomor 9 Surat Gugatannya, Para Penggugat mendalilkan sebagai berikut: "bahwa tindakan Tergugat yang mengaku bahwa Tergugat ada hak di lokasi lahan pertanian wilayah atau lokasi V
AD
seluas lebih kurang 12 Hektar adalah suatu perbuatan melawan hukum karena nama Tergugat maupun Almarhum Julianus Butar-Butar tidak ada tercantum dalam Anggota Petani Koperasi Kesepakatan;
3. Bahwa selanjutnya dalam petitum nomor 4 Surat Gugatannya, Para
NG
Penggugat mengajukan permintaan sebagai berikut: "Menyatakan tindakan Tergugat yang mengaku ada hak atas tanah dilahan pertanian milik Anggota Para Penggugat dengan dasar Surat Kuasa tanggal 5 Januari 1982 adalah
PE
tindakan perbutan melawan hukum";
4. Bahwa sesuai dengan uraian posita maupun petitum yang disusun dan diajukan oleh Para Penggugat dalam Surat Gugatannya tersebut, maka tidak dapat disangkal bahwa dalam perkara a quo Para Penggugat keberatan atas klaim/pengakuan Tergugat atas bidang tanah seluas ± 12
Halaman 7 dari 25 Putusan Nomor 371/PDT/2016/PT.MDN.
Ha yang menurut Para Penggugat bidang tanah seluas ± 12 Ha tersebut
N
merupakan milik anggota Para Penggugat (anggota KPKS Kesepakatan); 5. Bahwa dengan demikian tidak dapat disangkal bahwa Para Penggugat
ED A
mengakui dengan tegas bahwa Para Penggugat tidak memiliki hubungan hukum dengan bidang tanah seluas ± 12 Ha tersebut dan andai kata benar (quad non) yang memiliki hubungan hukum dengan bidang tanah seluas ± 12 Ha tersebut adalah anggota Para Penggugat (anggota KPKS Kesepakatan);
IM
6. Bahwa tidak adanya hubungan hukum Para Penggugat dengan bidang tanah seluas ± 12 Ha tersebut dapat terlihat jelas dari Ketentuan yang diatur dalam Anggaran Dasar dan anggaran Rumah Tangga Para Penggugat (KPKS Kesepakatan);
GG
7. Bahwa berdasarkan Pasal 5 Anggaran Dasar-nya, untuk memenuhi tujuannya Koperasi Kesepakatan meyelengarakan usaha berupa pembelian dan penjualan hasil bumi pertanian, penyaluaran sembako, simpan pinjam, pupuk
dan
obat-obatan
TIN
penjualan
dan
penyediaan
barang-barang
kebutuhan anggota;
8. Bahwa berdasarkan Pasal 1 Anggaran Rumah Tangga-nya, untuk mencapai tujuannya
Koperasi
Kesepakatan
berusaha
menumbuhkan
dan
mengembangkan KPKS Kesepakatan baik secara kuantitas maupun
N
kualitas, membangun kemandirian usaha, mengadakan pendidikan tentang perkoperasian, memberikan pelayanan konsultasi, promosi, publikasi, pinjaman
ILA
dokumentasi
terhadap
anggota
dan
mendorong
serta
mengembangkan usaha anggota dengan pelayanan pinjaman kepada anggota;
AD
9. Bahwa berdasarkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Para Penggaugat tersebut, sangat nyata bahwa Para Penggugat tidak memiliki hubungan hukum dengan bidang tanah milik anggota-anggotanya, termasuk bidang tanah seluas ± 12 Ha yang menjadi objek perkara dalam gugatan
NG
Para Penggugat;
10. Bahwa oleh karena Para Penggugat tidak memiliki hubungan hukum dengan bidang tanah milik anggota-anggotanya, termasuk bidang tanah
PE
seluas ± 12 Ha yang menjadi objek perkara dalam gugatan Para Penggugat, maka secara hukum Para Penggugat tidak memiliki kapasitas bertindak untuk mengajukan gugatan a quo;
11. Bahwa oleh karena Para Penggugat tidak memiliki kapasitas bertindak secara hukum untuk mengajukan gugatan a quo karena Para Penggugat
Halaman 8 dari 25 Putusan Nomor 371/PDT/2016/PT.MDN.
tidak memiliki hubungan hukum dengan bidang tanah seluas ± 12 Ha yang
N
menjadi objek perkara a quo, maka sangat berdasarkan hukum jika gugatan Para Penggugat haruslah dinyatakan tidak dapat diterima (niet onvankelijke
ED A
verklaard);
TENTANG POKOK PERKARA;
1. Bahwa segala dalil yang dikemukakan pada bagian Tentang Eksepsi di atas merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari, dan oleh karena itu
IM
mohon dianggap secara mutatis mutandis telah dikemukakan Tergugat, pada bagian Jawaban Tentang Pokok Perkara ini;
2. Bahwa Tergugat membantah dan menolak secara tegas seluruh dalil yang dikemukakan Para Penggugat sebagaimana termuat dalam Surat Gugat,
GG
tanggal 1 Desember 2015 kecuali terhadap dalil Gugatan yang diakui oleh Tergugat secara jelas, nyata dan utuh kebenarannya; 3. Bahwa tidak benar dalil surat gugatan Para Penggugat yang menyatakan
TIN
Koperasi Kesepakatan terdaftar dalam PIR DIP 85/86, karena nyatanya Para Penggugat (KPKS Kesepakatan) didirikan pada tanggal 22 Juni 2002 dan disahkan pada tanggal 24 September 2002, bahkan berdasarkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Para Penggugat, ternyata Para Penggugat sama sekali tidak ada memiliki hubungan hukum dengan
N
PIR DIP 85/86;
4. Bahwa hubungan Para Penggugat dengan PIR DIP 85/86 adalah
ILA
dikarenakan para peserta PIR DIP 85/86 masuk menjadi anggota Para Penggugat;
5. Bahwa benar Tergugat membuat Laporan Polisi atas terjadinya tindak
AD
pidana pencurian buah kelapa sawit, sebagaimana tertuang dalam Laporan Polisi Nomor: LP/13/11/2015/SU/Res Ash/Sek BP Mandoge, tanggal 24 Pebruari 2015 dan atas Laporan Polisi tersebut Kepolisian Resor Asahan telah menetapkan Jaiman Sirait, dkk yang merupakan pekerja Para
NG
Penggugat sebagai Tersangka tindak pidana pencurian sebagaimana diatur dalam Pasal 363 ayat (1) ke 4e KUHPidana;
6. Bahwa merupakan kekeliruan dalil surat gugatan Para Penggugat yang
PE
menyatakan tindak pidana pencurian merupakan delik aduan, karena menurut hukum pidana tindak pidana pencurian sebagaimana diatur dalam Pasal 363 ayat (1) ke 4e KUHPidana adalah delik umum yang tanpa ada pengaduan dari pihak korban Kepolisian dapat melakukan penyidikan terhadap perbuatan pencurian tersebut;
Halaman 9 dari 25 Putusan Nomor 371/PDT/2016/PT.MDN.
7. Bahwa tidak benar dalil surat gugatan Para Penggugat yang menyatakan
N
Surat Kuasa tanggal 5 Januari 1982 yang diberikan oleh Juliabus Butarbutar kepada Tergugat telah berakhir, karena meskipun bentuknya surat
ED A
kuasa namun dalam surat tersebut terdapat clausula penyerahan bidang tanah seluas ± 12 Ha milik Julianus Butar-butar tersebut kepada Tergugat; 8. Bahwa tidak benar dalil surat gugatan Para Penggugat yang menyatakan bidang tanah seluas ± 12 Ha yang menjadi objek sengketa dalam perkara a quo adalah milik anggota Para Penggugat;
IM
9. Bahwa Tergugat adalah pemilik yang sah atas bidang tanah seluas ± 12 Ha yang dahulu terletak di lorong Ambar, Desa Silau Jawa, Kecamatan Bandar Pasir Mandoge, Kabupaten Asahan, sekarang terletak di Dusun III, Desa Gotting Sidodadi, Kecamatan Bandar Pasir Mandoge, Kabupaten Asahan
GG
dengan batas- batas sebagai berikut:
- Sebelah Utara dahulu berbatas dengan tanah Hutan Marsungsang, sekarang berbatas dengan Atok Ultop Manurung, Panitir Manurung,
TIN
Dodal Manurung, Rerak Manurung;
- Sebelah Selatan dahulu berbatas dengan Hutan Silandeong, sekarang berbatas dengan tanah H. Sani Manurung; - Sebelah Barat dahulu berbatas dengan tanah Sonar Manurung, sekarang berbatas dengan tanah Kahar;
N
- Sebelah Timur dahulu berbatas dengan Salimin Tambunan, sekarang berbatas dengan tanah Sahrial Amri;
ILA
10. Bahwa kepemilikan Tergugat atas bidang tanah seluas ± 12 Ha tersebut di atas didasarkan atas penyerahan dari Juliaus Butar Butar sebagaimana disebutkan dalam Surat Kuasa tanggal 5 Januari 1982 dan penyerahan
AD
tersebut telah mendapat persetujuan dari anak-anak Julianus Butar-butar, sesuai dengan Surat Pernyatan tanggal 24 April 2015;
11. Bahwa dasar kepemilikan Julianus Butar Butar atas bidang tanah seluas ± 12 Ha yang menjadi objek sengketa adalah didasarkan pada alas hak
NG
berupa SuratKeterangan Tanah, tanggal 20 Pebruari 1979, yang diterbitkan oleh Kepala Desa Silau Jawa dan diketahui oleh Camat Bandar Pasir Mandoge dengan Register Nomor: 547/3/Ket/1979., tanggal 21 Pebruari
PE
1979;
12. Bahwa dahulunya pada tahun 1980 tanah-tanah pertanian masyarakat Desa Silau Jawa (sekarang Desa Gotting Sidodadi) dijadikan Pemerintah sebagai program Perkebunan Inti Rakyat (PIR) dengan Bapak Angkat PTPN V
Halaman 10 dari 25 Putusan Nomor 371/PDT/2016/PT.MDN.
Kebun Huta Padang dengan janji bidang tanah masyarakat yang dijadilan
N
lahan PIR akan tetap menjadi milik dari pemilik tanah; 13. Bahwa bidang tanah milik Tergugat (dahulunya milik Julianus Butar-butar)
ED A
yang menjadi objek sengketa juga turut dijadikan lahan PIR, akan tetapi setelah dijadikan lahan PIR bidang tanah tersebut ternyata tidak diberikan hak kepemilikannya pada Julianus Butar-butar, melainkan didaftar sebagai tanah eks hutan dan hasilnya di jadikan pendapatan Kas Desa Silau Jawa; 14. Bahwa akibat tidak diberikannya hak kepemilikan atas bidang tanah yang
IM
menjadi objek sengketa pada Julianus Butar-butar, maka dalam pengurusan untuk memperoleh haknya kembali atas bidang tanah objek sengkata, maka Julianus Butar-butar memberikan kuasa pada Tergugat, sebagaimana tertuang dalam Surat Kuasa tanggal 5 Januari 1982;
GG
15. Bahwa oleh karena pemilik lahan yang sebenarnya tidak terdaftar sebagai peserta PIR, maka dalam upaya untuk penyelesaian masalah tersebut Dirjen Perkebunan Depertemen Pertanian menerbitkan Surat Nomor:
TIN
PL.810/E8.838/12.1992., tanggal 8 Desember 1992 yang pada pokonya memerintahkan Pimpinan Proyek PIR agar lahan PIR tidak dialihkan menjadi tanah Kas Desa dan agar segera menyelesaikan konversi atas lahan yang dijadikan Kas Desa kepada petani pemilik lahan; 16. Bahwa selanjutnya Menteri Dalam Negeri R.l. melalui Surat Nomor:
N
525/20/SJ., tanggal 4 Januari 1994 juga telah memerintahkan kepada Gubernur Sumatera Utara agar segera menyelesaikan konversi atas 432 Ha
ILA
lahan PIR LOK Asahan DIP 1985/1986 dan tidak mengalihkannya menjadi tanah Kas Desa sesuai dengan dan berpedoman kepada surat Dirjen Perkebunan
Depertemen
Pertanian
Nomor:
PL.810/E8.838/12.1992.,
AD
tanggal 8 Desember 1992; 17. Bahwa selanjutnya atas surat Menteri Dalam Negeri tersebut, Gubernur Sumatera
Utara
melalui
suratnya,
masing-masing
Surat
Nomor:
525/967/PPD/110/1/1993., tanggal 15 Pebruari 1993 dan Surat Nomor:
NG
525/572/PPD/101/1/94., tanggal 17 Pebruari 19914 telah memerintahkan Bupati Asaha untuk segera melaksanakan Surat Mendagri Nomor: 525/20/SJ., tanggal 4 Januari 1994 agar segera menyelesaikan konversi
PE
atas 432 Ha lahan PIR LOK Asahan DI P 1985/1986 dan tidak mengalihkannya menjadi tanah Kas Desa sesuai dengan dan berpedoman kepada
surat
Dirjen
Perkebunan
Depertemen
Pertanian
Nomor:
PL.810/E8.838/12.1992., tanggal 8 Desember 1992;
Halaman 11 dari 25 Putusan Nomor 371/PDT/2016/PT.MDN.
18. Bahwa selanjutnya Pimpinan Proyek PIR Lokal Asahan melalui Surat
N
keputusanya Nomor: 05.3/KPTS/17/1995., tanggal 24 Juli 1995 yang pada pokonya membatalkan sebanyak 216 Kepala Keluarga nama-nama petani
ED A
yang telah didaftar dengan tidak sesuai pemilik lahan yang sebenarnya; 19. Bahwa meskipun nama-nama petani yang telah didaftar dengan tidak sesuai pemilik lahan yang sebenarnya telah dibatalkan oleh Pimpinan Proyek PIR, akan tetapi bidang tanah milik Tergugat tetap tidak didaftarkan sebagai milik Tergugat;
IM
20. Bahwa kemudian setelah Para Penggugat didirikan dan beranggotakan para peserta PIR DIP 1985/1986, Para Penggugat dengan cara memanipulasi data nama petani peserta PIR mengkliem bahwa bidang tanah milik Tergugat yang menjadi objek terperkara merupakanbidang tanah anggota
GG
Para Penggugat, sehingga Para Penggugat terus menerus memanen buah kelapa sawit yang berada diatas tanah milik Tergugat tersebut, melalui para pekerjanya;
TIN
21. Bahwa akibat dari tindakan pekerja Para Penggugat yang telah melakukan pemanenan buah kelapa sawit milik Tergugat tersebut, maka Tergugat menggunakan hak Tergugat sebagai warga negara melaporkan perbutan tersebut sebagai perbuatan tindak pidana pencurian kepada Kepolisian Sektor Bandar Pasir Mandoge;
N
22. Bahwa oleh karena kepemilikan Tergugat atas bidang tanah seluas ± 12 Ha yang menjadi objek sengketa didasarkan pada alas hak yang sah dan diakui
ILA
secara hukum dan oleh karena Tergugat sama sekali tidaklah melakukan perbuatan melawan hukum kepada Penggugat, maka sangat berdasarkan hukum dan keadilan jika gugatan Penggugat harus dinyatakan ditolak;
AD
DALAM REKONPENSI;
1. Bahwa dalam perkara a quo Tergugat Dalam Konpensi mengajukan gugatan Rekonpensi terhadap Para Penggugat Konpensi yang selanjutnya disebut Tergugat Rekonpensi:
NG
2. Bahwa segala dalil yang dikemukakan pada bagian dalam konpensi di atas merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari, dan oleh karena itu mohon dianggap secara mutatis mutandis telah dikemukakan Penggugat
PE
Rekonpensi pada bagian dalam rekonpensi ini;
3. Bahwa Penggugat Rekonpensi adalah pemilik yang sah atas bidang tanah seluas ± 12 Ha serta tanaman buah kelapa sawit yang berada di atasnya, yang dahulu terletak di lorong Ambar, Desa Silau Jawa, Kecamatan Bandar Pasir Mandoge, Kabupaten Asahan, sekarang terletak di Dusun III, Desa
Halaman 12 dari 25 Putusan Nomor 371/PDT/2016/PT.MDN.
Gotting Sidodadi, Kecamatan Bandar Pasir Mandoge, Kabupaten Asahan,
N
dengan batas-batas sebagai berikut: - Sebelah Utara dahulu berbatas dengan tanah Hutan Marsungsang,
Dodal Manurung, Rerak Manurung;
ED A
sekarang berbatas dengan Atok Ultop Manurung, Panitir Manurung,
- Sebelah Selatan dahulu berbatas dengan Hutan Silandeong, sekarang berbatas dengan tanah H. Sani Manurung;
- Sebelah Barat dahulu berbatas dengan tanah Sonar Manurung, sekarang
IM
berbatas dengan tanah Kahar;
- Sebelah Timur dahulu berbatas dengan Salimin tambunan, sekarang berbatas dengan tanah Sahrial Amri;
4. Bahwa, dahulunya pada tahun 1980 bidang tanah milik Penggugat
GG
Rekopensi (dahulunya milik Julianus Butar-butar) yang menjadi objek sengketa dijadikan lahan PIR, akan tetapi setelah dijadikan lahan PIR bidang tanah tersebut ternyata tidak diberikan hak kepemilikannya pada
TIN
Julianus Butar-butar, melainkan didaftar sebagai tanah eks hutan dan hasilnya di jadikan pendapatan Kas Desa Silau Jawa; 5. Bahwa sejak tahun bulan Juni 2002 hingga saat ini, Tergugat Rekopensi dengan cara memanipulasi data nama petani peserta PIR mengkliem bahwa bidang tanah milik Penggugat Rekopensi yang menjadi objek
N
terperkara merupakan bidang tanah anggota Tergugat Rekopensi, sehingga Tergugat Rekopensi terus menerus memanen buah kelapa sawit yang
ILA
berada diatas tanah milik Penggugat Rekopensi tersebut; 6. Bahwa tindakan Tergugat Rekopensi yang mengkliem dan menguasai bidang tanah milik Penggugat Rekopensi yang menjadi objek terperkara dan
AD
melakukan pemanenan buah kelapa sawit milik Penggugat Rekopensi tanpa hak dan izin dari Penggugat Rekonpensi adalah merupakan perbuatan melawan hukum (onrechtmatig daad);
7. Bahwa oleh karena Tergugat Rekonpensi telah melakukan perbuatan
NG
melawan hukum dalam perkara a quo maka sangat berdasarkan hukum dan keadilan jika, Tergugat Rekonpensi atau siapa saja yang mendapat izin dari Tergugat Rekonpensi untuk menguasai dan memanen buah kelapa sawit
PE
milik Penggugat Rekopensi tetapi tanpa hak dan persetujuan dari Penggugat Rekonpensi agar dihukum untuk tidak memanen buah kelapa sawit dan menyerahkan penguasan bidang tanah terperkara kepada Penggugat Rekonpensi;
Halaman 13 dari 25 Putusan Nomor 371/PDT/2016/PT.MDN.
8. Bahwa, demi menjamin dipatuhinya amar putusan a quo, maka sangat
N
wajar dan berdasarkan hukum apabila Tergugat Rekonpensi dihukum untuk membayar uang paksa (dwangsom) sebesar Rp. 1.000.000,- (satu juta
ED A
rupiah) untuk setiap harinya apabila Tergugat Rekonpensi atau siapa saja yang mendapat izin dari Tergugat Rekonpensi untuk menguasai dan memanen buah kelapa sawit milik terperkara tetapi tanpa hak dan persetujuan dari Penggugat Rekopensi, lalai untuk tidak memanen buah kelapa sawit dan menyerahkan penguasan bidang tanah terperkara
IM
Penggugat Rekopensi, terhitung sejak adanya putusan hukum dalam perkara a quo;
9. Bahwa, perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh Tergugat Rekonpensi telah mengakibatkan kerugian materil dan moril bagi Penggugat
GG
Rekonpensi, sebesar Rp.5. 553.280.000,- (lima milyar lima ratus lima puluh tiga juta dua raW delapan puluh ribu rupiah);
10. Bahwa kerugian materil yang diderita tersebut timbul sebagai akibat
TIN
Penggugat Rekonpensi tidak dapat mengambil manfaat ekonomis dari bidang tanah dan tanaman kelapa sawit objek sengketa a quo selama 15 (lima belas) tahun, 6 (enam) bulan, terhitung sejak bulan Juni 2002 sampai dengan Desember 2016;
11. Bahwa kerugian materil dalam perkara a quo adalah sebesar Rp. 4.
N
553.280.000,- (empat milyar lima ratus lima puluh tiga juta dua ratus delapan puluh ribu rupiah) dengan uraian, berikut ini:
ILA
- Apabila 1 (satu) hektare tanaman kelapa sawit menghasilkan 1.200 kg (seribu dua ratus kilogram) tandan buah sawit untuk setiap bulannya, sehingga dengan demikian selama 15 (tiga) tahun, 6 (enam) bulan atau
AD
186 (seratus delapan puluh enam) bulan maka 1 (satu) hektare tanaman sawit menghasilkan 223.200 kg (dua ratus duapuluh tiga ribu dua ratus kilogram) tandan buah sawit;
NG
- Dengan demikian 12 (dua belas) hektare tanaman kelapa sawit menghasilkan 2.678.400 kg (dua juta enam ratus tujuh puluh delapan ribu empat ratus kilogram) tanda buah sawit;
PE
- Harga rata-rata 1 kg (satu kilogram) tandan buah sawit senilai Rp. 1.700,(seribu tujuh ratus) per kilogram, sehingga dengan demikian kerugian yang diderita oleh Penggugat adalah sebesar Rp. 4. 553.280.000,(empat milyar lima ratus lima puluh tiga juta dua ratus delapan puluh ribu rupiah) yang merupakan hasil perkalian antara 2.678.400 kg (dua juta
Halaman 14 dari 25 Putusan Nomor 371/PDT/2016/PT.MDN.
enamratus tujuh puluh delapan ribu empat ratus kilogram) tandan buah
N
sawit dengan Rp. 1.700 (seribu tujuh ratus rupiah); 12. Bahwa sedangkan kerugian moril yang diderita dalam perkara a quo timbul
ED A
karena Penggugat Rekonpensi secara terus menerus selama 15 (lima belas) tahun 6 (enam) bulan selalu memikirkan tanah dan tanaman kelapa sawit terperkara a quo, sehingga menjadi beban moral dan pisikis bagi Penggugat Rekonpensi;
13. Bahwa sebenarnya kerugian moril tersebut tidak dapat dinilai dengan
IM
materi, tetapi karena hukum mengharuskan adanya pengajuan tuntutan ganti kerugian moril yang dapat diukur dengan nilai mata uang, maka dalam perkara a quo Penggugat Rekonpensi menuntut ganti kerugian moril sebesar Rp. 1.000.000.000,- (satu milyar rupiah);
GG
14. Bahwa, oleh karena kerugian materil dan moril tersebut diakibatkan perbuatan melawan hukum oleh Tergugat Rekonpensi maka menurut hukum, Tergugat Rekonpensi harus dihukum untuk membayar ganti
TIN
kerugian sebesar Rp.5. 553.280.000,- (lima milyar lima ratus lima puluh tiga juta dua ratus delapan puluh ribu rupiah) kepada Penggugat Rekonpensi secara tunai dan seketika sejak adanya putusan hukum dalam perkara a quo;
15. menjadi hampa begitu saja (illusoir) maka tidak berlebihan apabila
N
Penggugat Rekonpensi memohon kepada Majelis Hakim menetapkan untuk meletakkan sita jaminan (conservatoir beslag) terhadap harta-harta milik
ILA
Tergugat Rekonpensi, baik terhadap benda bergerak maupun tidak bergerak yang rinciannya akan diajukan secara tersendiri; 16. Berdasarkan alasan-alasan yang dikemukakan di atas, maka dengan segala
AD
kerendahan hati dan penuh pengharapan, Penggugat Rekonpesi memohon kemurahan Majelis Hakim yang mulia dan terhormat yang memeriksa dan mengadili perkara a quo agar kiranya berkenan untuk menjatuhkan putusan
NG
yang amar selengkapnya berbunyi, sebagai berikut:
DALAM KONPENSI; TENTANG EKSEPSI;
PE
1. Menerima Eksepsi dari Tergugat; 2. Menyatakan Majelis Hakim Perdata tidak berwenang secara absolut untuk memeriksa dan mengadili perkara a quo; 3. Menyatakan
Gugatan
Para
Penggugat
tidak
dapat
diterima
(niet
onvankelijke verklaard) karena Para Penggugat tidak memiliki kapasitas
Halaman 15 dari 25 Putusan Nomor 371/PDT/2016/PT.MDN.
bertindak secara hukum untuk mengajukan gugatan a quo karena Para tidak memiliki
hubungan
hukum dengan
bidang
tanah
N
Penggugat terperkara;
ED A
4. Menghukum Para Penggugat untuk membayar segala biaya yang timbul dalam perkara ini; DALAM POKOK PERKARA
1. Menolak Gugatan Para Penggugat untuk seluruhnya;
2. Menghukum Penggugat untuk membayar segala biaya yang timbul dalam
IM
perkara ini; DALAM REKONPENSI; 1. Mengabulkan
gugatan
rekonpensi
seluruhnya;
Penggugat
Rekonpensi
untuk
GG
2. Menyatakan sita jaminan yang diletakkan dalam perkara ini, sah dan berharga;
3. Menyatakan Penggugat Rekonpensi adalah adalah pemilik yang sah atas
TIN
bidang tanah seluas ± 12 Ha yang dahulu terletak di lorong Ambar, Desa Silau Jawa, Kecamatan Bandar Pasir Mandoge, Kabupaten Asahan, sekarang terletak di Dusun III, Desa Gotting Sidodadi, Kecamatan Bandar Pasir Mandoge, Kabupaten Asahan, yang diatasnya terdapat tanaman kelapa sawit, dengan batas-batas sebagai berikut:
N
- Sebelah Utara dahulu berbatas dengan tanah Hutan Marsungsang, sekarang berbatas dengan Atok Ultop Manurung, Panitir Manurung,
ILA
Dodal Manurung, Rerak Manurung;
- Sebelah Selatan dahulu berbatas dengan Hutan Silandeong, sekarang berbatas dengan tanah H. Sani Manurung;
AD
- Sebelah Barat dahulu berbatas dengan tanah Sonar Manurung, sekarang berbatas dengan tanah Kahar;
- Sebelah Timur dahulu berbatas dengan Salimin tambunan, sekarang berbatas dengan tanah Sahrial Amri;
NG
4. Menyatakan perbuatan Tergugat Rekonpensi yang telah menguasai bidang tanah yang menjadi objek terperkara dan melakukan pemanenan buah kelapa sawit yang ada di atasnya tanpa hak dan izin dari Penggugat
PE
Rekonpensi adalah merupakan perbuatan melawan hukum (onrechtmatig daad);
5. Menghukum Tergugat Rekonpensi atau siapa saja yang mendapat izin dari Tergugat Rekonpensi untuk menguasai bidang tanah yang menjadi objek terperkara dan melakukan pemanenan buah kelapa sawit yang ada di
Halaman 16 dari 25 Putusan Nomor 371/PDT/2016/PT.MDN.
atasnya tetapi tanpa hak dan persetujuan dari Penggugat Rekonpensi,
bidang tanah terperkara kepada Penggugat Rekonpensi; Tergugat
Rekonpensi
untuk
membayar
uang
paksa
ED A
6. Menghukum
N
untuk tidak memanen buah kelapa sawit dan menyerahkan penguasan
(dwangsom) sebesar Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah) untuk setiap harinya apabila Tergugat Rekonpensi atau siapa saja yang mendapat izin dari Tergugat Rekonpensi untuk untuk menguasai bidang tanah yang menjadi objek terperkara dan melakukan pemanenan buah kelapa sawit yang ada di
IM
atasnya tetapi tanpa hak dan persetujuan dari Penggugat Rekopensi, lalai untuk tidak memanen buah kelapa sawit dan menyerahkan penguasan bidang tanah terperkara kepada Penggugat Rekonpensi, terhitung sejak adanya putusan hukum dalam perkara a quo;
GG
7. Menghukum Tergugat Rekonpensi untuk membayar ganti kerugian materil dan moril sebesar Rp.5.553.280.000,- (lima milyar lima ratus lima puluh tiga juta dua ratus delapan puluh ribu rupiah) secara tunai dan seketika kepada
TIN
Penggugat Rekonpensi, terhitung sejak adanya putusan hukum dalam perkara ini;
8. Menghukum Tergugat Rekonpensi untuk membayar segala biaya atau ongkos yang timbul dalam perkara ini;
N
Atau, apabila Majelis Hakim berpendapat lain maka dalam peradilan yang baik (naar goede justitie necht doen), mohon untuk menjatuhkan putusan yang
ILA
seadil-adilnya (ex ae quo et bono).
Membaca Putusan Pengadilan Negeri Kisaran No.52/Pdt.G/2016/PN.Kis,
AD
tanggal 28 Juni 2016, yang amarnya sebagai berikut;
MENGADILI:
NG
DALAM KONPENSI. Dalam Eksepsi. Menolak eksepsi Tergugat Konpensi/ Penggugat Rekonpensi;
PE
Dalam Pokok Perkara: - Menolak gugatan Para Penggugat Konpensi/ Para Tergugat Rekonpensi seluruhnya; DALAM REKONPENSI - Menolak gugatan Penggugat Rekonpensi/ Tergugat Konpensi seluruhnya;
Halaman 17 dari 25 Putusan Nomor 371/PDT/2016/PT.MDN.
DALAM KONPENSI DAN REKONPENSI
N
- Menghukum Para Penggugat Konpensi/ Para Tergugat Rekonpensi untuk membayar biaya perkara sejumlah Rp1.181.000,00 (satu juta seratus delapan
ED A
puluh satu ribu rupiah);
Membaca Akta Banding no.10/Akta.Pdt/2016/PN.Kis, yang dibuat oleh Panitera Pengadilan Negeri Kisaran yang menerangkan bahwa Husni Thamrin Tanjung, SH. Kuasa Hukum para Pembanding/ para Pengugat, pada tanggal 1
IM
Juli 2016 telah mengajukan permohonan banding terhadap putusan Pengadilan Negeri Kisaran no.52/Pdt.G/2015/PN.Kis, tanggal 28 Juni 2016; Membaca Relaas Pemberitahuan Pernyataan Banding yang dibuat
GG
Jurusita Pengganti Pengadilan Negeri Kisaran, yang menerangkan bahwa permohonan banding tersebut telah diberitahukan kepada Terbanding/ Tergugat pada tanggal 14 Juli 2016;
dari para Pembanding semula para
TIN
Membaca Memori Banding
Penggugat, tanggal 18 Juli 2016. Yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Kisaran, tanggal 19 Juli 2016 dan Memori Banding tersebut telah diberitahukan kepada Terbanding semula semula Tergugat pada tanggal 19 Juli 2016, yang pada pokoknya Memori Banding tersebut mengemukakan hal-
N
hal sebagai berikut dibawah ini:
ILA
Bahwa terhadap putusan tersebut Para Pemohon Banding keberatan hanya menyangkut Pokok Perkara Gugatan dengan alasan sebagai berikut : Hakim Keliru Dalam Mempertimbangkan Dalil Gugatan Dan Bukti : Bahwa Hakim dalam amarnya Menolak gugatan Penggugat Konpensi/Para Tergugat Rekonpensi seluruhnya dengan alasan hukum sebagaimana dalam pertimbangan putusan pada halaman 31 alinea ke 2 yang berbunyi “ Menimbang, bahwa oleh karena Para Penggugat tidak dapat membuktikan dalil-dalil pokok gugatannya…dst…’;
AD
-
Bahwa Putusan tersebut telah jelas keliru karena pokok gugatan Para Penggugat adalah menyangkut mengenai Surat Kuasa yang telah gugur atau tidak berkekuatan hukum lagi;
-
Bahwa Termohon Banding mempergunakan Surat Kuasa tertanggal 5 Januari 1982 dimana Pemberi kuasa Julianus Butar-Butar telah meninggal dunia pada Tahun 1985 hal mana dibuktikan dengan keterangan saksi-saksi baik dari saksi Penggugat maupun Tergugat dan hal tersebut tak terbantahkan kebenarannya;
-
Bahwa dengan meninggalnya Pemberi Kuasa pada Tahun 1985 sesuai dengan bunyi Pasal 1813 KUHPerdata yang berbunyi “ pemberian
PE
NG
-
Halaman 18 dari 25 Putusan Nomor 371/PDT/2016/PT.MDN.
ED A
N
kuasa berakhir dengan ditariknya kembali kuasanya si kuasa, dengan pemberitahuan penghentian kuasanya oleh si kuasa, dengan meninggalnya, pengampuannya atau pailitnya si pemberi kuasa maupun si kuasa, dengan perkawinannya si perempuan yang memberikan atau menerima kuasa; Bahwa Tergugat melaporkan Para Penggugat dengan tuduhan mencuri buah sawit berdasarkan Bukti T-4 hal ini dikertahui dari pihak Kepolisian dan saksi Para Penggugat juga membenarkan hal tersebut dimana dasar Tergugat karena adanya Bukti Tergugat bertanda T-2;
-
Bahwa berdasarkan tersebut sesuai dengan pasal 1813 KUHPerdata maka Tergugat tidak berhak untuk melakukan tindakan hukum berdasarkan Bukti T-2 tersebut akan tetapi hal ini tidak dibenarkan oleh Hakim pada Pengadilan Negeri Kisaran dengan alasan :
-
Pasal 1339 dan Pasal 1347 KUHPerdata adalah pertimbangan keliru karena pasal tersebut Tentang akibat persetujuan sementara Pasal 1813 menyangkut Tentang bermacam-macam cara berakhirnya kuasa sebagaimana terdapat dalam pertimbangan (putusan halaman 30 Alinea ke 1);
-
Begitu juga dasar pertimbangan adanya Yurisprudensi Putusan Mahkamah Agung Nomor : 3604 K/pdt/1985, Tanggal 17 Nopember 1985 dan Nomor : 731 K/Sip/1975, Tanggal 16 Desember 1975 yang mana yurisprudensi tersebut hanya menekankan pada kebebasan untuk membuat kesepakatan dan pasal 1813 KUHPerdata tidak bersifat limitatif dan juga tidak mengikat adalah suatu dasar pertimbangan yang keliru karena jelas setelah meninggalnya si pemberi kuasa maka berakhirlah kuasanya pada Tahun 1985 dan bila dihubungkan dengan pertimbangan yang menyatakan saksi jaunur Butar-Butar dan saksi Jemi Butar-butar tidak ada keberatan (pertimbangan dalam putusan halaman 30 alinea ke 3 adalah suatu yang keliru karena keberatan atau tidak keberatan Surat Kuasa telah nyata berakhir secara hukum pada Tahun 1985); Bahwa sesuai keterangan saksi dari Tergugat yang bernama Jaunur Butar-Butar anak kandung dari Julianus Butar-Butar (Pemberi Kuasa) bukan mereka saja akan tetapi ada sebanyak 9 orang dan bila dihubungkan dengan bukti Tergugat Bertanda T-3 maka Surat Pernyataan tersebut tidak mengikat;
AD
-
ILA
N
TIN
GG
IM
-
NG
-
PE
-
Bahwa bukti T-3 yaitu surat Pernyataan pada saat dipertanyakan pada Jaunur Butar-Butar saksi tidak bisa menjawab apakah benar saksi mengetahui ada surat pernyataan tersebut dan pada saat saksi tersebut oleh hakim diperintahkan mencocokkan tanda tangan dalam surat pernyataan tersebut saksi membuat tanda tangan yang berbeda baik di surat pernyataan maupun yang ada dalam tanda Tangan KTP saksi; Bahwa begitu juga dengan bukti Tergugat sendiri yang bertanda T-12 dan T-13 lahan yang dikliem oleh Tergugat berada pada kawasan hutan akan tetapi pada saat Sidang lapangan Tergugat menunjuk lahan yang sudah ada pohon sawitnya yang mana sawit tersebut dikelola oleh para Penggugat selaku Pengurus Koperasi dalam produk (PIR) sehingga patut dan berasalan hukum Tergugat yang mengaku punya lahan akan tetapi lahan tersebut tidak jelas keberadaannya;
Halaman 19 dari 25 Putusan Nomor 371/PDT/2016/PT.MDN.
ED A
N
Berdasarkan hal tersebut Para Pemohon Banding memohon agar Ketua Pengadilan Tinggi Medan cq Majelis Hakim Yang Mulia untuk membatalkan Putusan Pengadilan Negeri Kisaran Nomor : 52/Pdt.G/2015/PN-Kis, Tanggal 28 Juni 2016 dan selanjutnya membuat Putusan Baru dengan menyatakan Mengabulkan Gugatan Para Penggugat seluruhnya. Atas Pengabulannya Para Pemohon Banding Ucapkan, Terima Kasih. Membaca, Kontra Memori Banding dari pihak Terbanding semula Tergugat, tanggal 21 Juli 2016, yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Kisaran pada tanggal 25 Juli 2016 dan Kontra Memori Banding tersebut telah diberitahukan kepada Para Pembanding semula Para Penggugat pada tanggal 5 September 2016 yang pada pokoknya Kontra Memori Banding tersebut mengemukakan hal-hal sebagai berikut:
IM
Tergugat asal/Terbanding sangat tidak sependapat dengan keberatan-keberatan yang diajukan Para Penggugat asal/Pembanding dalam perkara a quo, dan untuk itu keberatan-keberatan tersebut Tergugat asal/Terbanding tuangkan dalam Kontra
GG
Memori Banding, dengan uraian sebagai berikut:
Pengadilan Negeri Kisaran telah Menerapkan Hukum dengan Benar dan Sebagaimana Mestinya, serta telah Memberikan Pertimbangan Hukum yang
TIN
Cukup dalam Memutus Perkara a quo
1. Bahwa dalam memori bandingnya Pembanding seolah-olah menyatakan Judex Factie Pengadilan Negeri Kisaran
telah keliru dalam mempertimbangkan dalil
gugatan dan bukti-bukti yang diajukan Pembanding;
2. Bahwa keberatan Pembanding tersebut sangatlah tidak benar dan tidak berdasar,
N
karena Judex Factie Pengadilan Negeri Kisaran dalam surat putusannya telah memberikan pertimbangan hukum yang cukup dan telah pula menerapkan hukum
ILA
yang tepat/benar atas dalil keberatan Pembanding tersebut;
3. Bahwa alasan keberatan yang diajukan oleh Pembanding dalam memori bandingnya tersebut, hanyalah merupakan pengulangan
atas hal-hal yang
sudah dikemukakan oleh Pembanding dalam jawab-menjawab yang satu dan
AD
lainnya telah dipertimbangkan oleh Judex Factie Pengadilan Negeri Kisaran dalam surat putusannya, sehingga tidak ada hal-hal yang dapat melemahkan putusan a quo;
4. Bahwa dalam pertimbangan hukum putusannya Judex Factie Pengadilan Negeri
NG
Kisaran telah memberikan pertimbangan hukum dengan cukup secara tepat dan benar mengenai dalil gugatan dan alat-alat bukti yang diajukan dalam perkara a quo, sebagaimana termuat dalam pertimbangan hukum putusan pada
PE
halaman 29 sampai dengan halaman 32 surat putusannya;
5. Bahwa dalam pertimbangan hukum putusannya Judex Faxtie Pengadilan Negeri Kisaran telah mempertimbangkan secara tepat dan benar mengenai alat bukti yang diajukan Pembanding, sebagaimana dikutip berikut: “Menimbang, bahwa bukti surat P I, II, III -1, P I, P II, PIII-2 dan P I, II, III-3 adalah bukti-bukti surat yang tidak merupakan pembuktian langsung sebagai alas
Halaman 20 dari 25 Putusan Nomor 371/PDT/2016/PT.MDN.
hak kepemilikan Para Penggugat atas tanah objek perkara sebagaimana yang didalilkan oleh Para Penggugat, namun demikian bukti-bukti surat P I, II, III -1, P
N
I, P II, PIII-2 tersebut di atas akan mempunyai nilai pembuktian sempurna sepanjang mempunyai hubungan pembuktian dengan bukti saksi-saksi”, (surat
ED A
putusan halaman 29 alinea ke-2);
“Menimbang, bahwa bukti surat PI, II, III-5, P I, II, III-6, P I, II, III-7, PI, II, III-8, P I, II, III-9, P I, II, III-10, PI, II, III-11, P I, II, III-12, P I, II, III-13, PI, II, III-14, P I, II, III-15, P I, II, III-16, PI, II, III-17, P I, II, III-18, P I, II, III-19, PI, II, III-20, P I, II, III-21, P I, II, III-
IM
22, PI, II, III-23 adalah bukti surat yang tidak merupakan pembuktian langsung sebagai alas hak kepemilikan Para Penggugat atas tanah objek perkara dan tidak mempunyai hubungan hukum dengan surat kuasa tanggal 5 Januari 1982 (bukti surat P I, II, III-4, dan bukti T-2), sebagaimana yang didalilkan oleh
GG
Para Penggugat, maka terhadap alat bukti surat ini harus dikesampingkan dan tidak dipertimbangkan lebih lanjut”, (surat putusan halaman 30 alenia ke-4); “Menimbang, bahwa alat bukti saksi-saksi yang diajukan oleh Para Penggugat tidak ada satupun yang memberikan keterangan tentang hubungan langsung
TIN
dengan kepemilikan tanah yang menjadi sengketa dan tidak ada yang mengetahui hubungan hukum dengan surat kuasa tanggal 5 Januari 1982 (bukti surat P I, II, III-4 dan bukti T-2), maka terhadap saksi-saksi Para Penggugat tersebut tidak akan dipertimbangkan lebih lanjut”, (surat putusan
N
halaman 30 alenia terakhir);
6. Bahwa berdasarkan pertimbangan hukum tersebut di atas sangat jelas bahwa alat
ILA
bukti surat dan saksi yang diajukan oleh Pembanding dalam perkara a quo sama sekali
tidak
memiliki
nilai
pembuktian
untuk
membuktikan
dalil
gugatan
Pembanding yang menyatakan bidang tanah objek sengketa merupakan milik
AD
Pembanding;
7. Bahwa keberatan Pembanding mengenai surat kuasa tanggal 5 Januari 1982 juga telah dipertimbangkan secara tepat dan benar oleh Judex Factie Pengadilan Negeri Kisaran, sebagaimana tertuang dalam pertimbangan hukum putusannya pada
NG
halaman 29 sampai dengan halaman 30 surat putusannya, sebagaimana dikutip berikut ini: “Menimbang, bahwa bukti surat P I, II, III-4 dan bukti T-2 adalah bukti surat yang
PE
sama diajukan oleh Para Penggugat dan Tergugat, tentang Surat Kuasa tanggal tanggal 5 Januari 1982, bahwa Majelis Hakim berpendapat Surat Kuasa (bukti surat P I, II, III-4 dan bukti T-2) tersebut merupakan Surat Kuasa Mutlak yang diperbolehkan dalam membuat suatu persetujuan dengan bertitik tolak dari frinsif kebebasan berkontrak Pasal 1338 KUHPerdata, dimana asas ini menegaskan para
Halaman 21 dari 25 Putusan Nomor 371/PDT/2016/PT.MDN.
pihak bebas mengatur kesepakatan yang mereka kehendaki, sepanjang hal itu tidak bertentangan dengan Pasal 1337 KUHPerdata, yaitu kesepakatan itu tidak
N
mengandung hal yang dilarang oleh undang-undang atau berlawanan dengan kesusilaan dan ketertiban umum, sebagaimana ditegaskan dalam Yurisprudensi
ED A
Putusan Mahkamah Agung Nomor 3604 K/Pdt/1985 tertanggal 17 Nopember 1985 dan putusan ini merupakan penegasan ulang atas pertimbangan hukum yang dikemukakan dalam putusan Mahkamah Agung Nomor 731 K/Sip/1975 tertanggal 16 Desember 1975 yang menyatakan:
Surat kuasa mutlak, tidak dijumpai aturannya dalam KUHPerdata, namun
IM
-
yurisprudensi mengakui keberadaannya sebagai suatu syarat yang selalu diperjanjikan
menurut
kebiasaan,
-
menurut
kebiasaan
selamanya
GG
diperjanikan;
atau
Putusan Mahkamah Agung Nomor 731 K/Sip/1975 telah menegaskan ketentuan Pasal 1813 KUHPerdata tidak bersifat limitatif dan juga tidak mengikat, oleh karena itu jika dalam perjanjian menghendaki dapat disepakati agar pemberian
-
TIN
kuasa tidak dapat dicabut kembali;
Begitu juga meninggalnya pemberi kuasa dikaitkan dengan surat kuasa mutlak tidaklah bertentangan dengan Pasal 1339 dan Pasal 1347 KUHPerdata;”
“Menimbang, bahwa dilihat dari jenisnya bukti surat P I, II, III-4 dan bukti T-2
N
tersebut adalah kuasa umum yang diatur dalam Pasal 1795 KUHPerdata, dimana menurut kuasa umum bertujuan memberi kuasa kepada seseorang untuk mengurus
ILA
pemberi kuasa yaitu melakukan tidakan pengurusan harta kekayaan pemberi kuasa, pengurusan itu meliputi segala sesuatu yang berhubungan dengan pemebri kuasa atas harta kekayaannya”
AD
“Menimbang, bahwa selanjutnya terhadap alat bukti surat P I, II, III-4 dan bukti T-2 tersebut, telah didukung pula oleh alat bukti keterangan saksi Jaunur butar-butar dan saksi Jemi butar-butar yang merupakan anak kandung dari Julianus butarbutar, bahwa anak-anak julianus butar-butar tidak ada yang keberatan dan tidak
NG
ada yang menuntut terhadap tanah seluas 12 (dua belas) hektar yang dimaksud dalam surat kuasa tersebut kepada Tergugat”
8. Bahwa berdasarkan pertimbangan hukum tersebut di atas jelas bahwa surat kuasa
PE
tanggal 5 Januari 1982 tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan dan surat kuasa tersebut merupakan kuasa mutlak dan tidaklah berakhir meskipun pihak pemberi kuasa meninggal dunia;
9. Bahwa berdasarkan pertimbangan hukum tersebut, jelas bahwa keberatankeberatan Pembanding dalam memori bandingnya telah dipertimbangkan secara
Halaman 22 dari 25 Putusan Nomor 371/PDT/2016/PT.MDN.
cukup dan benar oleh Judex Factie Pengadilan Negeri Kisaran, sehingga tidak terdapat alasan hukum untuk membatalkan putusan Judex Factie Pengadilan
N
Negeri Kisaran yang domohonkan banding a quo;
ED A
10. Bahwa oleh karena tidak terdapat tidak terdapat alasan hukum untuk membatalkan putusan Judex Factie Pengadilan Negeri Kisaran yang dimohonkan banding a quo, maka sangat berdasarkan hukum dan keadilan jika permohonan banding yang diajukan Pembanding a quo di tolak;
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas,
maka dengan segala
IM
kerendahan hati dimohon kepada Yang Mulia Majelis Hakim Banding Pengadilan Tinggi Medan berkenan untuk menolak seluruh keberatan yang diajukan oleh Pembanding, dan
seterusnya
menguatkan
putusan
Pengadilan
Negeri
Kisaran,
Nomor:
Membaca
GG
52/Pdt.G/2015/PN-Kis., tanggal 28 Juni 2016. Relaas
Pemberitahuan
Memeriksa
Berkas
perkara
Nomor:52/Pdt.G/2015/PN.Kis. kepada Kuasa Tergugat/ Terbanding, tanggal 14 Juli 2016 dan kepada Kuasa para Pembanding/ para Penggugat tanggal 05 September
TIN
2016;
TENTANG PERTIMBANGAN HUKUM Menimbang, bahwa permohonan banding dari para Pembanding semula para Penggugat, telah diajukan dalam tenggang waktu dan menurut tata cara
N
serta memenuhi persyaratan yang telah ditentukan oleh Undang-Undang oleh
ILA
karena itu permohonan banding tersebut secara formal dapat diterima; Menimbang, bahwa setelah Majelis Hakim tingkat banding memeriksa
dan mempelajari dengan seksama berkas perkara no.52/Pdt.G/2015/PN.Kis dasn turunan resmi putusan Pengadilan Negeri Kisaran, tanggal 28 Juni 2016,
AD
no.52/Pdt.G/2015/PN.Kis serta Memori Banding dari para Pembanding semula para Penggugat dan Kontra Memori Banding dari Terbanding semula Tergugat
NG
berpendapat sebagai berikut : Menimbang, bahwa Majelis Hakim tingkat banding, sependapat dengan
pertimbangan dan putusan Majelis Hakim tingkat pertama baik dalam Konpensi
PE
maupun dalam Rekonpensi, yang telah menolak gugatan Konpensi maupun Rekonpensi dengan pertimbangan-pertimbangan yang pada pokoknya bahwa para Penggugat Konpensi/ Tergugat Rekonpensi dan Penggugat Rekonpensi/ Tergugat Konpensi
tidak dapat membuktikan dalil-dalil gugatannya masing-
masing adalah pertimbangan yang tepat dan benar, karena pertimbanganpertimbangan tersebut
berdasarkan fakta-fakta hukum yang diperoleh
dari
Halaman 23 dari 25 Putusan Nomor 371/PDT/2016/PT.MDN.
bukti –bukti surat dan keterangan saksi-saksi yang diajukan oleh kedua belah dapat
N
pihak dipersidangan, sehingga Majelis Hakim tingkat banding
menyetujuinya dan mengambil alih pertimbangan-pertimbangan Majelis Hakim
ED A
tingkat pertama menjadi pertimbangan-pertimbangan Majelis Hakim tingkat banding sendiri dalam mengadili perkara aquo dalam tingkat banding;
Menimbang, bahwa oleh karena pertimbangan-pertimbangan Majelis Hakim tingkat pertama telah tepat dan benar dan Majelis Hakim tingkat banding dapat menyetujuinya dan mengambil alih pertimbangan-pertimbangan Majelis
IM
banding Hakim tingkat banding sendiri, maka Memori banding dari para Pembanding semula para Penggugat tidak mempunyai alasan hukum yang tepat untuk dapat diterima, sedangkan Memori Banding dari Terbanding semula
GG
Tergugat Konpensi/ Penggugat Rekonpensi dapat diterima karena sependapat dengan pertimbangan-pertimbangan Majelis Hakim tingkat pertama , meskipun gugatan Tergugat Konpensi/ Penggugat dalam Rekonpensi
TIN
aquo juga dinyatakan ditolak;
dalam perkara
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas, maka putusan Pengadilan Negeri Kisaran Nomor 52/Pdt.G/2016/PN.Kis tanggal 28 Juni 2016 dapat dipertahankan dan dikuatkan;
N
Menimbang, bahwa oleh karena putusan Pengadilan Tingkat Pertama dikuatkan , maka Para Pembanding
semula Para Pengugat
tetap berada
ILA
dipihak yang kalah, sehingga harus dihukum untuk membayar biaya perkara dalam kedua tingkat peradilan; Memperhatikan
Undang-Undang Nomor 49 Tahun 2009 Tentang
AD
Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1986 Tentang Peradilan Umum, Rechtsreglement Voor Buitengeswesten (RBG.) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata dan Peraturan Perundang-Undangan lain yang
NG
bersangkutan;
PE
MENGADILI: Menerima permohonan banding dari para Pembanding semula para Penggugat; Menguatkan Putusan Pengadilan Negeri Kisaran Nomor:52/Pdt.G/2016/ PN.Kis, tanggal 28 Juni 2016 yang dimohonkan banding;
Halaman 24 dari 25 Putusan Nomor 371/PDT/2016/PT.MDN.
Menghukum para Pembanding semula para Penggugat untuk membayar
N
biaya perkara dalam kedua tingkat peradilan, yang dalam tingkat banding
ED A
ditetapkan sejumlah Rp150.000,00 (seratus lima puluh ribu rupiah).
Demikian diputuskan dalam sidang permusyawaratan Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Medan, pada hari: Rabu, tanggal 18 Januari 2017, oleh kami, HJ. WAGIAH ASTUTI., SH. sebagai Hakim Ketua Majelis, H. DASNIEL,SH.,MH dan ADE KOMARUDIN, SH.,MHum,
masing-masing
Pengadilan
Tinggi
Medan
Nomor:
IM
sebagai Hakim Anggota, yang ditunjuk berdasarkan Surat Penetapan Ketua 371/PDT/2016/PT.MDN.
tanggal
14
Desember 2016 putusan tersebut pada hari: Rabu, tanggal 25 Januari 2017
GG
diucapkan dalam persidangan terbuka untuk umum oleh Hakim Ketua dengan dihadiri oleh para Hakim Anggota tersebut, dibantu FACHRIAL, S.H.,MHum., Panitera Pengganti tanpa dihadiri oleh para Pembanding semula para Penggugat dan Terbanding semula Tergugat.
TIN
HAKIM-HAKIM ANGGOTA : ttd.
ttd.
ttd. Hj. WAGIAH ASTUTI, SH.
N
H.DASNIEL, SH.,MH.
KETUA MAJELIS
ILA
ADE KOMARUDIN, SH.,MHum. PANITERA PENGGANTI
FACHRIAL, SH.,MHum.
AD
Perincian biaya:
PE
NG
1.Materai ……………… Rp6.000,00 2.Redaksi…….............. Rp5.000,00. 3.Pemberkasan ……… Rp139.000,00 Jumlah …………….Rp150.000,00 (seratus lima puluh ribu rupiah)
Halaman 25 dari 25 Putusan Nomor 371/PDT/2016/PT.MDN.