PENERAPAN TEKNOLOGI DAN MEDIA SOSIAL DALAM PEMBELAJARAN Oleh: Wiwin Sunarsi Tubagus, S.Si Widyaiswara Pertama Balai Diklat Keagamaan Manado
Abstrak : Artikel ini membahas mengenai penerapan teknologi dan media sosial dalam pembelajaran. Penggunaan teknologi dan media sosial yang tepat dapat memberi semangat peserta didik untuk mengikuti pembelajaran sehingga memudahkan pendidik untuk mencapai tujuan pembelajaran. Kata Kunci: teknologi, media sosial, pembelajaran, jejaring sosial
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Apa yang dimaksud dengan pembelajaran yang baik? Pertanyaan tersebut dapat dijawab oleh para pendidik dengan berbagai jawaban yang kurang lebih sama: Pembelajaran yang dapat merubah peserta didik menuju ke arah yang lebih baik. Hal ini menuntut para pendidik untuk terus melakukan inovasi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, diantaranya dalam pemilihan strategi, model, metode, bahkan pemilihan media yang tepat. Pendidik juga dituntut untuk masuk ke dalam dunia peserta didik yang semakin berkembang setiap harinya terutama dalam penggunaan teknologi. Jangan sampai pendidik menjadi gagap teknologi yang pada akhirnya membuat pembelajaran di kelas menjadi kurang menyenangkan, karena peserta didik merasa apa yang disuguhkan pendidik di depan kelas tidak up to date dengan perkembangan zaman. Tidak dapat dipungkiri perkembangan teknologi telah merasuki segala bidang kehidupan termasuk di dalamnya adalah bidang pendidikan. Revolusi teknologi yang terus menerus terjadi semakin sulit untuk dibendung alih-alih dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk mendukung pembelajaran. Tidak sedikit pendidik yang memandang sinis mengenai revolusi teknologi yang
dianggap dapat menggeser nilai-nilai peserta didik dalam kehidupan. Tetapi, jika pemilihannya tepat, teknologi dapat dimanfaatkan untuk mendukung pembelajaran di kelas. Pada artikel ini akan dibahas mengenai bagaimana teknologi dan media sosial dapat dimanfaatkan untuk mendukung pembelajaran di kelas.
B. IDENTIFIKASI MASALAH Dalam proses pembelajaran pendidik banyak menemui tantangan mengenai media yang tepat untuk merangsang semangat belajar peserta didik. Hal ini dapat diantisipasi dengan memanfaatkan media yang up to date sehingga peserta didik tertarik untuk mengikuti pembelajaran. Akan tetapi dampak negatif dari penerapan media dan teknologi yang terkini menghambat para pendidik untuk memanfaatkannya untuk kepentingan pendidikan.
C. PERUMUSAN MASALAH Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka masalah yang dirumuskan adalah bagaimana memanfaatkan teknologi dan media sosial di dalam pembelajaran sehingga dapat negatifnya dapat diminimalisir dan membuat siswa semangat mengikuti pembelajaran.
D. TUJUAN PENULISAN Mengacu pada rumusan masalah diatas, maka tujuan penulisan artikel ini adalah untuk mengetahui bagaimana strategi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas dengan menggunakan media dan teknologi yang tepat.
BAB II KONSEP DAN PEMBAHASAN
A. KERANGKA TEORETIS 1. Revolusi Teknologi dalam Pendidikan Teknologi dapat memiliki hubungan timbal balik dengan dunia pendidikan dan pembelajaran. Munculnya teknologi baru mendorong pendidik untuk memahami dan memanfaatkan teknologi ini untuk penggunaan di dalam kelas. Tetapi pada saat yang sama, onthe-ground implementasi teknologi ini di dalam kelas dapat langsung maupun tidak langsung berdampak pada bagaimana teknologi tersebut terus menerus berkembang. Sementara banyak teknologi baru telah muncul sepanjang sejarah, sehingga seakan menjadi sebuah seruan bagi pendidik untuk menemukan cara untuk memanfaatkan teknologi ini ke dalam kelas - baik itu mesin tik, televisi, kalkulator, atau komputer. Dan sementara beberapa pendidik profesional mungkin tidak terusik dengan adanya “panggilan” ini dengan alasan bahwa teknologi memiliki dampak negatif yang lebih dominandan cenderung lebih cocok jika pemanfaatannya lebih ke dunia bisnis dan hiburan. Memang mungkin jika teknologi dapat juga dimanfaatkan dalam pembelajaran, tapi tanpa merekapun, tujuan pembelajaran masih bisa dicapai. Tidak bisa dipungkiri, tanpa teknologi yang up to date pembelajaran masih bisa berlangsung dengan baik dan tujuan pembelajaran dapat tercapai. Tetapi, kita bisa melihat akan terdapat kesenjangan yang tajam antara apa yang diterima peserta didik di sekolah dengan lingkungan dan kehidupan dimana mereka bersosialisasi, mempelajari nilai-nilai, dan pergaulan. Sangatlah penting bahwa pendidikan harus mengurangi kesenjangan ini untuk membuat “dua dunia” ini lebih berhubungan. Lebih baik lagi jika dunia pendidikan dapat melihat
ini sebagai suatu hubungan “simbiosis mutualisme” dimana dua dunia tersebut saling menguntungkan Sehingga pada akhirnya para peserta didik dapat mengambil manfaat semaksimal mungkin dari itu. 2. Media Pembelajaran Media pembelajaran secara umum adalah alat bantu proses belajar mengajar. Segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau ketrampilan pebelajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar. Batasan ini cukup luas dan mendalam mencakup pengertian sumber, lingkungan, manusia dan metode yang dimanfaatkan untuk tujuan pembelajaran / pelatihan. Sedangkan menurut Briggs (1977) media pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti : buku, film, video dan sebagainya. Kemudian menurut National Education Associaton (1969) mengungkapkan bahwa media pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk teknologi perangkat keras. Media Pembelajaran terus berkembang seiring dengan perkembangan zaman. Dulu menggunakan media Over Head Projector (OHP) sebagai sarana pembelajaran adalah suatu hal yang sangat “wah”. Saat ini penggunaan in focus yang disambungkan dengan Laptop sudah bukan hal yang menakjubkan lagi. Penggunaan media pembelajaran yang dimaksudkan untuk menarik minat peserta didik masuk lebih dalam ke materi yang diajarkan oleh pendidik sehingga diharapkan tujuan pembelajaran dapat lebih mudah dicapai. Media adalah sarana komunikasi dan sumber informasi. Contohnya video, televisi, diagram, bahan cetak, program komputer, dan instruktur. Dianggap media pembelajaran ketika memberikan pesan tujuan pembelajaran. Media dan metode yang dipakai pelatihan berbeda dari yang digunakan oleh guru, karena kurikulum sekolah seragam, program pelatihan sering spesifik
industri. Ada enam tipe media yang digunakan pada pembelajaran dan instruksi : teks (karakter alfanumerik ditampilkan dalam buku-format, poster, papan tulis, layar komputer), audio ( mencakup dapat didengar seseorang seperti suara, musik, suara mekanik), visual (diagram di poster, gambar pada papan tulis, foto, gambar dalam sebuah buku, kartun), media gerak (media yang menampilkan gerak, termasuk rekaman video, animasi), manifulasi tiga dimensi (dapat disentuh dan ditangani oleh mahasiswa), orang-orang (guru, siswa, atau subjek-materi ahli). 3. Sosial Media Masih asing ketika mendengar Facebook, Twitter, Path?. Artinya kita sedang terasing dalam suatu tatanan dunia baru yang diberi gelar “dunia maya” atau “cyber world”. Masyarakat masa kini baik orang tua, remaja, bahkan anak-anak cenderung sudah bergaul dengan komunitas sosial dunia maya tersebut. Seiring perkembangan zaman pemanfaatan media sosial bukan lagi sekedar untuk bersosialisasi semata, tetapi juga sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari dunia bisnis, industri, bahkan merambah ke dunia pendidikan. Hal ini merupakan suatu tantangan bagi para pendidik. Pendidik harus cermat untuk memanfaatkan hal ini sebagai sarana pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran.
B. PEMBAHASAN Media dan teknologi sesungguhnya dapat dimanfaatkan sebesar-besarnya dalam pembelajaran. Keberhasilan dalam pembelajaran tergantung kecakapan pendidik untuk mengemas materi yang menarik dengan menggunakan media dan teknologi. Dalam keadaan yang umum, pendidik dapat memasukkan unsur teknologi sebagai media dalam pembelajaran di kelas. Di sisi lain, pendidik dapat menginstruksikan peserta didik untuk dapat belajar sendiri dengan menggunakan teknologi atau media yang tepat.
Teknologi dan media juga dapat digunakan secara efektif dalam situasi pendidikan formal di mana seorang guru tidak berinteraksi langsung dengan siswa lain. Media sering “dikemas” untuk tujuan tersebut. Dalam lingkungan pendidikan informal, media seperti kaset video dan komputer atau laptop digunakan peserta pelatihan di tempat kerja atau di rumah. Siswa melaporkan kegiatan belajar dengan sesama siswa atau guru yang membantunya. Portofolio Portofolio adalah kumpulan karya siswa yang menggambarkan pertumbuhan selama jangka waktu tertentu berisi : dokumen tulis seperti puisi, cerita, atau makalah penelitian, media presentasi, seperti set esai, foto atau slide, audio rekaman debat, diskusi panel, atau presentasi lisan, video rekaman atletik siswa, keterampilan musik, atau menari, komputer multimedia menggabungkan proyek-proyek cetak, data, grafik, dan gambar bergerak. Portofolio memungkinkan siswa untuk melakukan hal : mengumpulkan, mengorganisir, dan berbagi informasi, menganalisis hubungan, uji hipotesis, berkomunikasi agar lebih efektif, merekam berbagai pertunjukan, merenungkan belajar
dan
kegiatan
mereka,
menekankan
tujuan,
hasil,
dan
prioritas
mereka,
mendemonstrasikan kreativitas dan kepribadian. Portofolio memungkinkan guru menilai prestasi siswa dengan sampel kerja dari waktu ke waktu, berisi refleksi tentang pekerjaannya. Guru harus memilih atau mengembangkan kriteria/rubrik untuk mengevaluasi karya siswa yang didistribusikan sebelum membuat portofolionya. Penilaian Portofolio ini sesuai dengan filsafat konstruktivis, siswa membangun pengetahuannya sendiri. Gagasan penilaian portofolio untuk mengukur prestasi siswa menciptakan produk nyata, mencontohkan keberhasilan mereka dalam hal analisis, sintesis, dan evaluasi. Elektronik portofolio memungkinkan siswa belajar keterampilan komputer. Anda, siswa, dan orang tua mudah membandingkan karya siswa selama beberapa tahun. Portofolio elektronik adalah cara mengatur, merancang, dan melihat gaya tradisional portofolio, cara menilai pembelajaran siswa menggunakan teknologi, pembangunan fisik dan
sosial dapat diukur juga. Portofolio elektronik memiliki keunggulan, pertama memperluas ukuran penonton termasuk guru lain, kepala sekolah, orangtua, dan siswa. portofolio Online terbuka untuk penonton seluruh dunia. Siswa menjadi lebih termotivasi oleh audiens yang lebih besar. Foto, klip video, rekaman audio, animasi, gambar scan dan tulisan-tulisan, dan membuat hypertext menciptakan portofolio yang menyenangkan dan menarik. Siswa menjadi kreatif menunjukkan minat hobi mereka. Ruang Penyimpanan disket atau CD-ROM menghemat ruang, lebih terorganisir dan saling berhubungan, lebih menarik, dan mudah dilihat dari lokasi jauh, memiliki daftar isi membuat tampilannya lebih mudah digunakan. Kelemahan adalah peralatan, akses, keamanan, dan waktu. Pembelajaran Tematik Banyak guru mengatur pengajaran di sekitar topik, dikenal sebagai pembelajaran tematik, khususnya guru SD yang mengintegrasikan isi dan keterampilan dari banyak subyek. Unit ini menyediakan lingkungan yang kaya atau fokus dalam belajar. Sebuah tema harus menangkap dan mempertahankan perhatian siswa, memberikan pengalaman pemecahan masalah, dukungan kegiatan lintas disiplin, dan mencakup berbagai media dan teknologi. Pendidikan Jarak Jauh Pendekatan ini telah banyak digunakan oleh bisnis, industri, dan organisasi medis. Lembagalembaga akademik telah menggunakan pendidikan jarak jauh untuk menjangkau pembelajar yang beragam dan tersebar secara geografis karena tidak memiliki akses ke instruksi kelas tradisional. Karakteristik yang membedakan pendidikan jarak jauh adalah pemisahan tim pembelajaran dan siswa selama belajar. Isinya disampaikan oleh media pembelajaran, mungkin media cetak utama, atau mungkin berbagai teknologi dan media, termasuk kaset, video, videodiscs, dan courseware komputer dikirim ke masing-masing siswa. Radio, siaran televisi, dan teleconference dimanfaatkan
untuk “live education” jarak jauh yang memungkinkan untuk instruksi interaktif real-time antara instruktur dan siswa. Selain media berbasis teknologi yang terkini, media sosial juga dapat dimanfaatkan sebagai sarana belajar. Hanya saja, beberapa kalangan cenderung pesimis memandang hal ini dikarenakan dampak negatif yang dapat ditimbulkannya. Untuk mensiasati permasalah dampak negatif media sosial, sebaiknya guru memanfaatkan media sosial untuk pembelajaran. Caranya adalah sebagai berikut : 1. Melakukan pertemanan dengan para siswa pada berbagai media sosial seperti facebook, twitter, ataupun path sehingga guru lebih kurang dapat mengamati minat dan bakat para siswa. 2. Kultwit (Posting di media sosial twitter)tentang materi pelajaran yang sedang diajarkan di sekolah. Dengan demikian siswa bisa mendapatkan pengetahuan atau ilmu dari media sosial yang kini bisa diakses dimana saja dan kapan saja melalui smartphone, tablet atau komputer pribadi. 3. Membuat blog khusus mata pelajaran yang diajarkan dan didalamnya dimasukkan segala materi baik dalam bentuk tulisan, video yang terkait, serta simulasi. Sosialisasikan kepada siswa di kelas sehingga siswa dapat mempelajari materi kapan saja. 4. Membuat latihan soal dan kemudian diposting di blog, selanjutnya di share di media sosial. Kemudian minta agar jawabannya dikumpulkan melalui e-mail pribadi para siswa. Dengan cara seperti ini, siswa akan lebih bersemangat mengikuti pembelajaran karena guru sebagai pendidik telah “tune” atau masuk ke dalam dunia para siswa.
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan Dari apa yang diuraikan di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Pemilihan media dan teknologi serta cara penerapan yang tepat dalam pembelajaran dapat merangsang minat peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. Guru atau pendidik cukup mengemas setting pembelajaran yang menarik, menggunakan media yang terkini, di dalam atau di luar kelas. 2. Media Sosial dapat dimanfaatkan untuk presentasi materi di dunia digital secara tidak langsung. Pendidik dapat memanfaatkan fasilitas jejaring sosial facebook, twitter, atau blog.
B. Rekomendasi Setelah membahas secara utuh tentang penerapan teknologi dan media sosial dalam pembelajaran, maka rekomendasi yang dapat diberikan yaitu para guru perlu untuk mempelajari tentang internet dan teknologi terkini lainnya. Hal ini penting karena perkembangan dunia semakin pesat dan para siswa termasuk di dalamnya. Guru yang gagap teknologi akan smakin tertinggal pengetahuannya dari siswa yang sering berselancar pengetahuan di dunia maya atau dunia digital.
DAFTAR PUSTAKA Briggs, Leslie J. 1977. Instructional Design,Educational Technology Publications Inc. New Jersey : Englewood Cliffs Heinich, R., Molenda, M., dan Russell, J.D. 1982. Instructional Media and The New Technologies of Instruction. New York : Macmillan National Education Association .1969. Audiovisual Instruction Department, New Media and College Teaching. Washington, D.C. : NEA Fransiskus,
Sanur.
2014.
Manfaat
Media
Facebook
Sebagai
Media
http://sanurfransiskus.wordpress.com/ http://guraru.org/guru-berbagi/memanfaatkan-media-sosial-untuk-pembelajaran/
Pembelajaran.