perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN AUTO CAD DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI TEKNIK KONSTRUKSI KAYU SMK NEGERI 5 SURAKARTA
SKRIPSI
Oleh : RATNA NINGSIH K 1508018
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Juli 2012 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama
: Ratna Ningsih
NIM
: K1508018
Jurusan/Program Studi
: JPTK/Pendidikan Teknik Bangunan
Menyatakan
bahwa
skripsi
saya
berjudul
“PENERAPAN
MEDIA
PEMBELAJARAN AUTO CAD DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE STUDENT
TEAMS
ACHIEVEMENT
DIVISION
(STAD)
UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI TEKNIK KONSTRUKSI KAYU SMK NEGERI 5 SURAKARTA” ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri . selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicamtumkan dalam daftar pustaka.
Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.
Surakarta, Juli 2012 Yang membuat pernyataan
Ratna Ningsih
commit to user ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN AUTO CAD DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI TEKNIK KONSTRUKSI KAYU SMK NEGERI 5 SURAKARTA
SKRIPSI
Oleh : RATNA NINGSIH K 1508018
Skripsi diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Teknik Bangunan, Jurusan Pendidikan Teknik Kejuruan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA Juli 2012 commit to user iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK Ratna Ningsih. PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN AUTO CAD DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI TEKNIK KONSTRUKSI KAYU SMK NEGERI 5 SURAKARTA. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret, J 2012. Tujuan penelitian adalah (1) Mengetahui peningkatan hasil belajar siswa di kelas XI TKK SMK Negeri 5 Surakarta tahun ajaran 2011/2012 pada mata pelajaran muatan lokal program produktif yaitu Autocad dengan menerapkan media pembelajaran autocad dengan model kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD), (2) Mengetahui efektivitas penerapan media pembelajaran autocad dengan model kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) pada mata pelajaran muatan lokal program produktif yaitu Autocad di kelas XI TKK SMK Negeri 5 Surakarta tahun ajaran 2011/2012. Penelitian tindakan kelas dilaksanakan dalam dua siklus. Dimulai dengan identifikasi permasalahan yang ada dalam kelas dengan melakukan tindak pra siklus. Tahap siklus I dimulai dengan perencanaan berupa penyusunan langkahlangkah pembelajaran melalui penerapan media pembelajaran autocad dengan model kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD), pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi untuk tindakan pada siklus II. Subyek penelitian adalah siswa kelas XI TKK SMK Negeri 5 Surakarta tahun ajaran 2011/2012. Data diperoleh melalui observasi afektif dan psikomotorik siswa, wawancara, tes kognitif siklus I serta tes kognitif siklus II. Triangulasi data digunakan untuk menjaga validitas data, sedangkan untuk teknik analisa data digunakan teknik analisis interaktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan media pembelajaran autocad dengan model kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dapat memperbaiki atau meningkatkan : (1) Hasil belajar dengan ketuntasan belajar yang diperoleh dari nilai kompetensi siswa (prasiklus 39,13%, siklus I 52,17% dan siklus II 78,26%); (2) Efektivitas pembelajaran dengan adanya peningkatan dari setiap siklus baik dari ranah afektif maupun psikomotorik. Efektivitas pembelajaran ranah afektif siswa prasiklus sebesar 47,83%, siklus I 56,52%, dan siklus II 78,26%. Efektivitas pembelajaran ranah psikomotorik siswa prasiklus 52,17%, siklus I 65,22% dan siklus II 82,61%. Kata kunci: media pembelajaran auto cad, kooperatif, stad, hasil belajar
commit to user vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT Ratna Ningsih. THE IMPLEMENTATION OF STUDY AUTO CAD MEDIA WITH THE COOPERATIVE MODEL TYPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TO IMPROVE STUDENT’S LEARNING RESULT SUBJECT IN CLASS XI WOOD CONSTRUCTION ENGINEERING (TKK) OF SMK NEGERI 5 SURAKARTA. Research paper, Surakarta : Faculty of Teacher Training and Education, Sebelas Maret University, July 2012. The purpose of this research is (1) Find out the improvement of student’s learning result in class XI TKK of SMK Negeri 5 Surakarta in 2011/2012 academic year, subject in productive program that is Auto Cad with implementation media of study autocad with the cooperative model type Student Team Achievement Division (STAD). (2) Find out the efectiveness of implementation media of study Auto Cad with the cooperative model type Student Team Achievement Division (STAD) subject in productive program that is autocad in class XI TKK of SMK Negeri 5 Surakarta in 2011/2012 academic year. This research is Classroom Action Research (CAR) which conducted in two cycles. It begins with pre cycle to identificate existing problems in the classroom. Cycle I step begins with arranging of learning steps through the use of implementation media of study Auto Cad with the cooperative model type Student Team Achievement Division (STAD), the implementation of the action, observation, analysis and reflekasi for action on the cycle II. The research subject is students class of XI Wood Constraction Engineering of SMK Negeri 5 Surakarta 2011/2012 academic year. The data obtained through the observation of students' affective and psychomotor, interviews, cognitive tests of cycle I and cognitive tests of cycle II. Triangulation of data is used to maintain the validity of data, whereas Data analysis techniques was used the interactive analysis techniques. Based on the research showed that the implementation media of study Auto Cad with the cooperative model type Student Team Achievement Division (STAD) can improve : (1) student’s learning result with completeness of student’s learning result derived from the value of student competence (prasiklus 39,13%, siklus I 52,17% dan siklus II 78,26%). (2) Effectiveness of learning with an increase of each cycle of both affective and psychomotor domains. Effectiveness of affective learning in pre cycle is 47,83%, cycle I is 56,52% and cycle II is 78,26%. Effectiveness of psychomotor learning in pre cycle is 52,17%, cycle I is 65,22% and cycle II is 82,61%. Keyword : media of study auto cad, co-operative, STAD, result of learning. commit to user vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTO
“Orang yang mengatakan tidak punya waktu adalah orang yang pemalas” (Lichterberg) “Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Maka apabila engkau telah selesai (dari suatu urusan) tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain) ” ~ (QS. Al Insyiroh : 5-7) ~ Pelajarilah Ilmu, karena mempelajarinya karena Allah adalah khasyah, Menuntutnya adalah ibadah, mempelajarinya adalah Tasbih, mencarinya adalah Jihad, Mengajarkannya kepada orang yang tidak mengetahui adalah Shadaqah, menyerahkan kepada ahlinya adalah Taqarrub. Ilmu adalah teman dekat dalam kesendirian dan sahabat dalam kesunyian. ~ (Muadz bin Jabal Radhiyyallahu anhu)~ "Sebaik-baik manusia diantaramu adalah yang paling banyak manfaatnya bagi orang lain." ~(HR. Bukhari dan Muslim)~
commit to user viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Teriring syukurku pada-MU, kupersembahkan karya ini untuk : “Bapak dan Ibu” Doamu yang tiada terputus, kerja keras tiada henti, pengorbanan yang tak terbatas dan kasih saying tiada terbatas pula. Semuanya membuatku bangga memiliki kalian. Tiada kasih sayang yang seindah dan seabadi kasih sayangmu “Kakak-Kakak” Mas Sutrisno, Mas Sucipto, Mas Sunari, Mas Slamet terimakasih atas doa, dukungan dan bantuanyya selama ini “Keponakan” Hesti, Reza, Ardi, Panji, Bian, Dimas . terima kasih atas hiburannya “Terimakasih buat Satria Wicaksono yang selalu ada dan sabar” “Tim Skripsi” Insan, Rani, Rina, Setyo, Yusuf, terimakasih untuk selalu kompak dan saling membantu “Kos Fitria” Winda, Putri, Lina, Anggun, Esya, Nita, terima kasih karena selalu bersedia menemani meminjam buku dan selalu menghibur. “PTB angkatan 2008” Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu
commit to user ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang, yang memberi ilmu, inspirasi, dan kemuliaan atas kehendak-Nya penulis dapat menyelesaikan
skripsi
dengan
“
judul
PENERAPAN
MEDIA
PEMBELAJARAN AUTO CAD DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE STUDENT
TEAMS
ACHIEVEMENT
DIVISION
(STAD)
UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI TEKNIK KONSTRUKSI KAYU SMK NEGERI 5 SURAKARTA”. Penelitian ini merupakan bagian dari program penelitian Hibah Sarjana DIPA BLU Universitas Sebelas Maret dengan tema Pengembangan Media Pembelajaran CAD sebagai penunjang perkuliahan Pendidikan Teknik Bangunan dan Pembelajaran SMK Jurusan Bangunan. Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan, Jurusan Pendidikan Teknik dan Kejuruan, Universitas Sebelas Maret Surakarta Surakarta. Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dan pengarahan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis menyampaikan terima kasih kepada: 1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNS Surakarta. 2. Drs. Sutrisno, ST.,M.Pd., sebagai Ketua Jurusan Pendidikan Teknik Dan Kejuruan (PTK) FKIP UNS Surakarta. 3. Ida Nugroho Saputro, ST., M. Eng sebagai Ketua Program Pendidikan Teknik Bangunan Jurusan PTK FKIP UNS. 4. Abdul Haris Setiawan, S.Pd.,M.Pd. sebagai koordinator Skripsi pada Program Pendidikan Teknik Bangunan PTK FKIP UNS 5. Abdul Haris Setiawan, S.Pd.,M.Pd selaku Dosen pembimbing I dan Ida Nugroho Saputro, ST., M. Eng, selaku Dosen Pembimbing II yang selalu memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat selesai. commit to user x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6. Margono, S.Pd.,dan Sri Sayekti, S.Pd., selaku Guru mata pelajaran muatan lokal program produktif yaitu Auto Cad SMK Negeri 5 Surakarta, yang telah memberi bimbingan dan bantuan dalam penelitian. 7. Para siswa SMK Negeri 5 Surakarta khususnya kelas XI Teknik Konstruksi Kayu yang telah bersedia untuk berpartisipasi dalam pelaksanaan penelitian ini. 8. Rekan–rekan PTS/B angkatan 2008, terima kasih untuk persahabatan dan kebersamaan selama ini. 9. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu karena keterbatasan. Semoga Alloh SWT melimpahkan rahmah pada kita semua. Amin. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun penulis harapkan. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu pendidikan dan dapat meningkatkan kualitas pendidikan seperti yang diharapkan oleh semua pihak. Semoga Allah Ta’ala selalu membimbing kita semua. Amin.
Surakarta, Juli 2012
Penulis
commit to user xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL .......................................................................................
i
HALAMAN PERNYATAAN .........................................................................
ii
HALAMAN PENGAJUAN .............................................................................
iii
HALAMAN PERSETUJUAN.........................................................................
iv
HALAMAN PENGESAHAN......................................................................... .
v
HALAMAN ABSTRAK ..................................................................................
vi
HALAMAN ABSTRACT ...............................................................................
vii
HALAMAN MOTTO ......................................................................................
viii
HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................
ix
KATA PENGANTAR .....................................................................................
x
DAFTAR ISI ....................................................................................................
xii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................
xiv
DAFTAR TABEL ............................................................................................
xvi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvii
BAB I PNDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah.......................................................................
1
B. Identifikasi Masalah.............................................................................
5
C. Pembatasan Masalah............................................................................
5
D. Rumusan Masalah...............................................................................
6
E. Tujuan Penelitian.................................................................................
6
F. Manfaat Penelitian...............................................................................
7
BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka........................................................................………
9
B. Penelitian Relevan..................................................................………
37
C. Kerangka Berpikir..............................................................................
38
D. Hipotesis Tindakan...........................................................................
41
commit to user xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian..........................................................
42
B. Subyek Penelitian.............................................................................
44
C. Data dan Sumber Data......................................................................
44
D. Instrument Penelitian........................................................................
44
E. Teknik Pengumpulan Data...............................................................
46
F. Uji Validitas Data.............................................................................
48
G. Analisis Data....................................................................................
49
H. Indikator Kinerja Penelitian.............................................................
50
I.
51
Prosedur Penelitian..........................................................................
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Data dan Deskripsi Tempat Penelitian............................................
59
B. Data Siswa………………………………………………………...
65
C. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus I………………………………..
70
D. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus II……………………………....
88
E. Pembahasan Antar Siklus…………………………………………
101
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan...........................................................................................
114
B. Implikasi..........................................................................................
114
C. Saran………………………………………………………………
115
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………….
116
LAMPIRAN………………………………………………………………
119
commit to user xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1. Skema Kerangka Berpikir ...........................................................
40
Gambar 3.1. Jadwal Penelitian Tindakan Kelas...............................................
43
Gambar 3.2. Skema Triangulasi Data ..............................................................
49
Gambar 3.3. Model Analisis Interaktif ............................................................
49
Gambar 3.4. Model Kurt Lewin .......................................................................
51
Gambar 3.5. Skema Prosedur penelitian ..........................................................
58
Gambar 4.1 Denah Lokasi SMK N 5 Surakarta...............................................
64
Gambar 4.2. Denah Ruang SMK N 5 Surakarta………………………………
65
Gambar 4.3. Denah Ruang Kelas Lab Komputer……………………………..
66
Gambar 4.4. Ilustrasi Mengajar Guru Pra Siklus…………………………….
67
Gambar 4.5. Diagram Prosentase Nilai Kognitif Siswa Pra Siklus ................
69
Gambar 4.6. Denah Penempatan Kelompok Siklus I………………………. ..
73
Gambar 4.7. Ilustrasi Mengajar Guru Siklus I………………………………...
74
Gambar 4.8. Diagram Prosentase Nilai Kognitif Siswa Siklus I .....................
77
Gambar 4.9. Diagram Prosentase Nilai Afektif Siswa Siklus I……………….
78
Gambar 4.10. Diagram Prosentase Nilai Psikomotorik Siswa Siklus I ...........
80
Gambar 4.11 Grafik Hasil Observasi Efektivitas Pembelajaran Siswa Siklus I...........................................................................................
82
Gambar 4.12. Diagram Prosentase Nilai Kompetensi Siswa Siklus I (Katuntasan kelas) ..........................................................
85
Gambar 4.13. Denah Penempatan Kelompok Siklus II ...................................
90
Gambar 4.14. Diagram Prosentase Nilai Kognitif Siswa Siklus II ..................
92
Gambar 4.15. Diagram Prosentase Nilai Afektif Siswa Siklus II ....................
94
Gambar 4.16. Diagram Prosentase Nilai Psikomotorik Siswa Siklus II ..........
95
Gambar 4.17. Grafik Hasil Observasi Efektivitas Pembelajaran Siswa Siklus II .........................................................................................
97
Gambar 4.18. Diagram Prosentase Nilai Kompetensi Siswa Siklus II (Ketuntasan kelas) ......................................................... commit to userKognitif Siswa ..................... Gambar 4.19. Grafik Capaian Ketuntasan Nilai xiv
99 102
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar 4.20. Grafik Capaian Ketuntasan Ranah Afektif Siswa .....................
104
Gambar 4.21. Grafik Capaian Ketuntasan Ranah Psikomotorik Siswa ...........
105
Gambar 4.22. Grafik Rekapitulasi Hasil Observasi Efektivitas Pembelajaran Siswa.......................................................................
107
Gambar 4.23. Grafik Rekapitulasi Hasil Observasi Peningkatan Hasil Belajar Siswa .......................................................................
110
Gambar 4.24. Grafik Capaian Ketuntasan Nilai Kompetensi Siswa ( Ketuntasan Kelas ) .....................................................................
commit to user xv
112
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1. Skor Perkembangan Individu ..........................................................
13
Tabel 2.2. Silabus Mata Pelajaran AutoCad SMK N 5 Surakarta…………….
36
Tabel 3.1. Teknik Penilaian Observasi Ranah Afektif dan Psikomotorik .......
46
Tabel 3.2. Indikator Kinerja Penelitian……………………………………….
50
Tabel 4.1. Struktur Kurikulum Baku………………………………………….
63
Tabel 4.2. Hasil Observasi Efektivitas Pembelajaran Siswa Siklus I ..............
81
Tabel 4.3. Hasil Observasi Efektivitas Pembelajaran Siswa Siklus II .............
97
Tabel 4.4. Capaian Ketuntasan Nilai Kognitif Siswa ......................................
102
Tabel 4.5. Capaian Ketuntasan Nilai Afektif Siswa ........................................
103
Tabel 4.6. Capaian Ketuntasan Ranah Psikomotorik Siswa ............................
105
Tabel 4.7. Rekapitulasi Hasil Observasi Efektivitas Pembelajaran Siswa.......
107
Tabel 4.8. Rekapitulasi Hasil Observasi Peningkatan hasil belajar siswa .......
109
Tabel 4.9. Capaian Ketuntasan Nilai Kompetensi AutoCad Siswa Kelas X TKK SMK N 5 Surakarta ...................................................
commit to user xvi
111
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Daftar Nama Siswa Kelas Penelitian ...........................................
119
Lampiran 2. Daftar Kelompok Belajar ............................................................
120
Lampiran 3. Kisi-kisi Pedoman Wawancara Guru ..........................................
121
Lampiran 4. Daftar Pertanyaan Wawancara Guru ...........................................
123
Lampiran 5. Deskripsi Hasil Wawancara Guru ...............................................
124
Lampiran 6. Kisi – Kisi Pedoman Wawancara Siswa......................................
126
Lampiran 7. Daftar Pertanyaan Wawancara Siswa ..........................................
127
Lampiran 8. Deskripsi Hasil Wawancara Siswa (Aldy) ..................................
129
Lampiran 9. Deskripsi Hasil Wawancara Siswa (Bayu) ..................................
130
Lampiran 10. Deskripsi Hasil Wawancara Siswa (Arsena) .............................
131
Lampiran 11. Deskripsi Hasil Wawancara Siswa (Erika) ................................
132
Lampiran 12. RPP Siklus I ...............................................................................
133
Lampiran 13. RPP Siklus II .............................................................................
138
Lampiran 14. Kisi-kisi soal Tes Kognitif Pra Siklus .......................................
143
Lampiran 15. Kisi-kisi soal Tes Kognitif Siklus I ...........................................
144
Lampiran 16. Kisi-kisi soal Tes Kognitif Siklus II ..........................................
145
Lampiran 17. Lembar Soal Pra Siklus .............................................................
146
Lampiran 18. Lembar Jawaban Soal Pra Siklus...............................................
150
Lampiran 19. Lembar Soal Siklus I .................................................................
151
Lampiran 20. Lembar Jawaban Soal Siswa Siklus I ........................................
159
Lampiran 21. Lembar Soal Siklus II ................................................................
160
Lampiran 22. Lembar Jawaban Soal Siswa Siklus II.......................................
164
Lampiran 23 Soal Diskusi Dan Hasil Siswa Tiap Kelompok ..........................
165
Lampiran 24. Kisi-kisi Lembar Observasi Penilaian Ranah Afektif ...............
166
Lampiran 25. Butir-butir Indikator Penilaian Ranah Afektif .........................
167
Lampiran 26. Hasil Observasi Penilaian Ranah Afektif Siswa Pra Siklus .....
173
Lampiran 27. Hasil Observasi Penilaian Ranah Afektif Siswa Siklus I .........
175
Lampiran 28. Hasil Observasi Penilaian Ranah Afektif Siswa Siklus II ........ commit toPenilaian user Lampiran 29. Kisi-Kisi Lembar Observasi Ranah Psikomotorik ....
177
xvii
179
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Lampiran 30. Butir-butir Indikator Penilaian Ranah Psikomotorik .................
180
Lampiran 31. Hasil Observasi Penilaian Ranah Psikomotorik Siswa Pra Siklus ....................................................................................
184
Lampiran 32. Hasil Observasi Penilaian Ranah Psikomotorik Siswa Siklus I ........................................................................................
186
Lampiran 33. Hasil Observasi Penilaian Ranah Psikomotorik Siswa Siklus II .......................................................................................
188
Lampiran 34. Hasil Observasi Efektifitas Pembelajaran Siswa Pra Siklus .....
190
Lampiran 35. Hasil Observasi Efektifitas Pembelajaran Siswa Siklus I .........
191
Lampiran 36. Hasil Observasi Efektifitas Pembelajaran Siswa Siklus II ........
192
Lampiran 37. Daftar Nilai Hasil Belajar Kognitif Siswa Pra Siklus................
193
Lampiran 38. Daftar Nilai Hasil Belajar Kognitif Siswa Siklus I....................
194
Lampiran 39. Daftar Nilai Hasil Belajar Kognitif Siswa Siklus II ..................
195
Lampiran 40. Daftar Nilai Hasil Belajar Afektif Siswa Pra Siklus..................
196
Lampiran 41. Daftar Nilai Hasil Belajar Afektif Siswa Siklus I......................
197
Lampiran 42. Daftar Nilai Hasil Belajar Afektif Siswa Siklus II ....................
198
Lampiran 43. Daftar Hasil Observasi Peningkatan Hasil Belajar Afektif Siswa .199 Lampiran 44. Daftar Nilai Hasil Belajar Psikomotorik Siswa Pra Siklus........
200
Lampiran 45. Daftar Nilai Hasil Belajar Psikomotorik Siswa Siklus I............
201
Lampiran 46. Daftar Nilai Hasil Belajar Psikomotorik Siswa Siklus II ..........
202
Lampiran 47. Daftar Hasil Observasi Peningkatan Hasil Belajar Psikomotorik Siswa.........................................................................................
203
Lampiran 48. Daftar Nilai Kompetensi Siswa Pra Siklus ................................
204
Lampiran 49. Daftar Nilai Kompetensi Siswa Siklus I ....................................
205
Lampiran 50. Daftar Nilai Kompetensi Siswa Siklus II ..................................
206
Lampiran 51. Daftar Hasil Observasi Peningkatan Hasil Belajar Siswa .........
207
Lampiran 52. Dokumentasi Kegiatan Pra Siklus .............................................
208
Lampiran 53. Dokumentasi Kegiatan Siklus I .................................................
209
Lampiran 54. Dokumentasi Kegiatan Siklus II ................................................
210
Lampiran 55. Dokumentasi Wawancara Siswa dan Guru ............................... commit to user
211
xviii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Masalah
Pengelolaan
Kelas
Dan
Cara
Menghadapi
Masalah
Pengelolaan Kelas Januari sebagaimana dinyatakan Desi Ana (20/1/2012) Masalah yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran dapat dibagi menjadi dua, yaitu masalah pengajaran dan masalah pengelolaan kelas. Masalah pengajaran terkait dengan cara guru dalam menyampaikan materi agar dapat diterima secara maksimal oleh keseluruhan peserta didik di kelasnya. Penampilan menarik dan cara mengajar yang interaktif dapat menumbuhkan niat dan semangat peserta didk terhadap suatu materi yang disampaikan oleh gurunya. Seorang guru yang mengalami masalah pengajaran akan terlihat pada hasil evaluasi siswa secara menyeluruh. Jika sebagian besar peserta didik dalam suatu kelas mendapatkan nilai di bawah standar, maka seorang guru harus dapat mencari tahu letak kelemahannya dalam menyampaikan materi. Sedangkan masalah pengelolaan kelas tekait dengan hal-hal yang menjadi kendala bagi siswa dalam kegiatan pembelajarn Belajar dalam idealisme berarti kegiatan psiko-fisik-sosio menuju keperkembangan pribadi seutuhnya. Namun, realitas yang dipahami oleh sebagian masyarakat tidaklah demikian. Belajar dianggapnya property sekolah. Kegiatan belajar selalu dikaitkan dengan tugas-tugas sekolah. Sebagian besar masyarakat mengganggap belajar
disekolah adalah usaha penguasaan materi ilmu
pengetahuan. Anggapan tersebut tidak seluruhnya salah , sebab seperti dikatakan Rober “belajar adalah the process of acquiring knowledge. Belajar adalah proses mendapatkan pengetahuan”. (Suprijono, 2011: 3). Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses belajar. Para guru dituntut agar mampu menggunakan alat-alat yang dapat disediakan oleh sekolah, dan tidak tertutup kemungkinan bahwa alat-alat tersebut commit to user sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman. Guru sekurang-kurangnya 1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2 dapat menggunakan alat yang murah dan efisien yang meskipun sederhana dan bersahaja tetapi merupakan keharusan dalam upaya mencapai tujuan pengajaran yang diharapkan. Disamping mampu menggunakan alat-alat yang tersedia, guru juga dituntut untuk dapat mengembangkan ketrampilan membuat media pembelajaran yang akan digunakan apabila media tersebut belum tersedia. (Arsyad, 2007: 2) Masalah pokok yang sering dihadapi oleh mayoritas guru dalam pembelajaran adalah kurangnya minat dan motivasi siswa untuk belajar,hal ini terjadi karena siswa cenderung membiasakan datang, duduk, diam dan dengar (D4). Kondisi ini makin parah apabila guru terbiasa menjadikan siswanya sebagai pendengar yang baik, karena pembelajarannya berpusat pada guru, bukan berpusat pada siswa. Masalah yang serius dalam peningkatan mutu pendidikan di Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan di berbagai jenjang pendidikan, baik pendidikan formal maupun informal. Dan hal itulah yang menyebabkan rendahnya mutu pendidikan yang menghambat penyediaan sumber daya menusia yang mempunyai keahlian dan keterampilan untuk memenuhi pembangunan bangsa di berbagai bidang. Walaupun pendidikan menjadi tanggung jawab pemerintah seperti, “Pendidikan ini menjadi tanggung jawab pemerintah sepenuhnya,” kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono usai rapat kabinet terbatas di Gedung Depdiknas, Jl Jenderal Sudirman, Jakarta, Senin (12/3/2007). Guru adalah jabatan dan pekerja profesional, indikator untuk mengukur keprofesionalan adalah jika kelas yang diasuh menjadi “surganya siswa untuk belajar”, atau “kehadiran seorang sebagai guru di kelas selalu dinantikan siswa”. (Sugiyanto, 2008: 5). Sudahkah pembelajaran kita mencapai kondisi yang demikian? Selain tugas profesional tersebut guru juga harus berperan sebagai sumber belajar, fasilitator, pengelola, demonstrator, pembimbing, motivator dan evaluator. Jika peran ini dijalankan dengan baik dan benar maka usaha memberikan
pelayanan
pembelajaran
yang
optimal
kearah
pendekatan
Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAIKEM) Insya Allah dapat dicapai. Perlu diingat bahwa kemampuan menerapkan commit to user pembelajaran yang inovatif. pendekatan PAIKEM tersebut diperlukan model
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3 Selama ini proses pembelajaran di kelas XI TKK SMK Negeri 5 Surakarta yang berpusat pada guru sebagai pemberi pengetahuan bagi siswa, penyampaian materi pelajarannya cenderung masih satu arah, dimana guru yang lebih banyak aktif memberikan informasi kepada siswa. Siswa kurang berperan aktif dalam proses pembelajaran untuk membangun dan menemukan sendiri melalui interaksi dengan lingkungannya. Seiring dengan perubahan kurikulum yang ada, disekolah pada tingkat kelas XI baru saja dimulai pembelajaran pada pelaksanaan pembelajaran muatan lokal program produktif yaitu Auto Cad yang tahun ajaran sebelumnya belum diajarkan secara serentak. Mata pelajaran ini diberikan pada kelas XI TKK, TKBB, dan TGB. Maka dari itu peneliti dianjurkan dapat memberikan dampak positif pada siswa di SMK N 5 SURAKARTA. Melihat kondisi tersebut, maka seorang guru dituntut untuk dapat menggunakan berbagai model pembelajaran, sehingga siswa tidak merasa bosan dan tercipta kondisi belajar yang interaktif, efektif, efisien dan menyenangkan. Untuk menarik keterlibatan siswa dalam pembelajaran, maka guru harus menggunakan pembelajaran yang inovatif. Selain itu diperlukan adanya motivasi baik dari dalam diri siswa maupun dari guru, sehingga dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Dari hasil pengamatan diperoleh bahwa suasana pembelajaran pada mata pelajaran Autocad di kelas XI TKK SMK N 5 Surakarta tahun ajaran 2011/2012 masih bersifat konvensional, dimana guru mendominasi kegiatan belajar mengajar sementara siswa hanya mendengarkan dan mempraktikan sesuai perintah guru. Akibatnya siswa terasa jenuh, sehingga sebagian besar dari mereka ada yang berbicara sendiri dengan teman, bermain permainan komputer, bahkan ada yang mengantuk. Berdasarkan observasi awal yang disertai dengan tes kemampuan awal untuk mata pelajaran Muatan Lokal program produktif ( Auto Cad ) kelas XI TKK SMK N 5 Surakarta tahun ajaran 2011/2012 diperoleh hasil bahwa siswa yang nilainya kurang dari batas nilai minimum 75 sebanyak 43,48 %, sedangkan siswa yang nilainya lebih dari batas nilai minimal sebanyak 56,52 %, Dari data yang ada menunjukkan bahwa nilai Kriteria Minimum ( KKM ) untuk mata commit to user adalah 75. pelajaran Auto Cad pada tahun ajaran 2011/2012
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4 Berdasarkan permasalahan tersebut, diperlukan suatu upaya untuk mengoptimalkan proses pembelajaran dalam meningkatkan proses dan hasil belajar siswa khususnya pada kelas XI TKK SMK Negeri 5 Surakarta tahun ajaran 2011/2012. Salah satu upayanya adalah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. STAD merupakan singkatan dari Student Teams Achievement Divisison yang merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif. Dalam STAD siswa dibagi kedalam tim belajar yang terdiri atas 4-6 orang dengan berbeda–beda tingkat kemampuan, jenis kelamin, dan latar belakang etniknya. Tujuan dari pembagian kelompok dengan ketentuan tersebut adalah agar dalam satu kelompok terdapat siswa yang lebih unggul sehingga apabila ada anggota kelompok yang mengalami kesulitan siswa tersebut dapat membantu menyelesaikannya. Dalam pembelajaran menggunakan tipe STAD, pembelajaran diawali dengan guru menyampaikan pelajaran terlebih dahulu, lalu siswa bekerja dalam tim mereka untuk memastikan bahwa semua anggota tim telah menguasi pelajaran. Selanjutnya, semua siswa mengerjakan kuis baik individu maupun secara berkelompok. Gagasan utama dari STAD adalah untuk memotivasi siswa supaya dapat saling mendukung dan membantu satu sama lain dalam menguasai kemampuan yang diajarkan oleh guru. Media pembelajaran Auto Cad dengan model kooperatif tipe STAD merupakan salah satu alternatif yang dapat digunakan guru di sekolah untuk dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa, sehingga terjadi penyusunan dan penguatan terhadap materi yang diberikan di sekolah dengan harapan siswa mampu meningkatkan hasil belajar atau prestasi siswa. Dari latar belakang masalah diatas peneliti merasa tertarik dan terdorong untuk melakukan kajian melalui penelitian dengan judul “PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN AUTO CAD DENGAN
MODEL
KOOPERATIF
TIPE
STUDENT
TEAMS
ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI TEKNIK KONSTRUKSI KAYU SMK NEGERI 5 SURAKARTA”. Penelitian ini merupakan bagian dari program penelitian Hibah Sarjana DIPA BLU Universitas Sebelas Maret dengan tema commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5 Pengembangan Media Pembelajaran CAD sebagai penunjang perkuliahan Pendidikan Teknik Bangunan dan Pembelajaran SMK Jurusan Bangunan.
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasikan beberapa permasalahan sebagai berikut : 1.
Cara guru dalam menyampaikan materi belum dapat diterima secara maksimal oleh keseluruhan peserta didik di kelasnya
2.
Belajar dianggapnya property sekolah dimana kegiatan belajar selalu dikaitkan dengan tugas-tugas sekolah
3. Guru terbiasa menjadikan siswanya sebagai pendengar yang baik 4.
Belum ditemukannya strategi pembelajaran yang efektif sehingga hasil belajar siswa rendah
5. Pembelajaran muatan lokal program produksi Auto Cad belum komunikatif dimana siswa hanya mendengarkan dan mempraktikan 6.
Proses pembelajaran di kelas XI TKK SMK Negeri 5 Surakarta menunjukkan interaksi pembelajaran dalam kelas relatif masih rendah dan berlangsung satu arah.
7.
Hasil belajar siswa kelas XI TKK SMK Negeri 5 Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012 masih perlu ditingkatkan.
C. Pembatasan Masalah Pada penelitian ini peneliti membatasi masalah penelitian pada beberapa hal sebagai berikut: 1.
Hasil belajar siswa kelas XI Teknik Konstruksi Kayu SMK Negeri 5 Surakarta Tahun Ajaran 2011/ 2012 masih perlu ditingkatkan.
2.
Alternatif metode yang dapat digunakan untuk membuat mata pelajaran muatan lokal program produksi Auto Cad menjadi suatu pelajaran yang menyenangkan yaitu dengan penerapan metode STAD dan media pembelajaran Auto Cad berupa video. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6 Dari uraian pembatasan masalah di atas dapat diambil definisi operasional tiap variabel penelitian sebagai berikut: 1.
Hasil belajar yang menjadi sasaran penelitian adalah hasil belajar siswa kelas XI Teknik Teknik Konstruksi Kayu SMK Negeri 5 Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012.
2.
Metode dan media pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode STAD dan media pembelajaran Auto Cad berupa video.
D. Rumusan Masalah Sesuai dengan identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang dikemukakan di atas, penulis mengemukakan rumusan masalah sebagai berikut: 1.
Apakah pembelajaran dengan menerapkan media pembelajaran Auto Cad dengan model kooperatif tipe student teams achievement division (STAD) dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran muatan lokal program produktif yaitu Auto Cad di kelas XI TKK SMK Negeri 5 Surakarta tahun ajaran 2011/2012 ?
2.
Bagaimanakah efektivitas penerapan media pembelajaran Auto Cad dengan model kooperatif tipe student teams achievement division (STAD) sebagai upaya meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran muatan lokal program produktif Auto Cad ?
E. Tujuan Penelitian Berdasarkan pertanyaan penelitian tindakan kelas yang terdapat dalam perumusan masalah diatas, maka penelitian ini bertujuan : 1.
Mengetahui peningkatan hasil belajar siswa di kelas XI TKK SMK Negeri 5 Surakarta tahun ajaran 2011/2012 pada mata pelajaran muatan lokal program produktif yaitu Auto Cad dengan menerapkan media pembelajaran Auto Cad dengan model kooperatif tipe student teams achievement division (STAD).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
7 2.
Mengetahui efektivitas penerapan media pembelajaran Auto Cad dengan model kooperatif tipe student teams achievement division (STAD) pada mata pelajaran muatan lokal program produktif yaitu Auto Cad di kelas XI TKK SMK Negeri 5 Surakarta tahun ajaran 2011/2012.
F. Manfaat Penelitian Secara teoritis dan praktis, penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk : 1. Manfaat Praktis a. Bagi Siswa 1) Meningkatkan peran aktif siswa dalam proses pembelajaran, sehingga siswa dapat membangun dan menemukan sendiri pengetahuannya. 2) Mengembangkan kemampuan berpikir siswa dalam memecahan masalah 3) Dapat mengaktifkan daya pikir siswa dengan metode dan media pembelajaran yang tepat. b. Bagi Guru Memberikan sumbangan pemikiran bagi guru dalam penerapan model kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) sebagai evaluasi guru dan siswa dalam meningkatkan pencapaian hasil belajar serta peningkatan mutu dalam proses pembelajaran. c. Bagi Sekolah Memberikan sumbangan bagi sekolah dalam rangka mengoptimalkan potensi siswa dan kinerja guru dalam proses belajar mengajar. d. Bagi Peneliti 1) Menambah wawasan, pengetahuan, dan keterampilan peneliti, khususnya terkait dengan penelitian yang menggunakan model pembelajaran kooperatif dengan tipe STAD yang berorientasi pada hasil belajar siswa. 2) Memberi bekal bagi peneliti sebagai calon guru teknik bangunan sebelum terjun sebagai seorang guru. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
8 2. Manfaat Teoritis a. Menambah pengetahuan pembaca terhadap dunia pendidikan. b. Sebagai masukan atau bahan pustaka bagi peneliti-peneliti lain untuk mengadakan penelitian serupa dan relevan di masa yang akan datang. c. Sebagai bahan pustaka mahasiswa Program Pendidikan Teknik Sipil/Bangunan, Jurusan Pendidikan Teknik dan Kejuruan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
`BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. Kajian Pembelajaran Kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) a. Pembelajaran Kooperatif (Cooperatif Learning) Pembelajaran kooperatif adalah “Suatu model pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya 4-6 orang dengan struktur kelompok heterogen”. Slavin juga menyebutkan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang telah dikenal sejak lama, dimana pada saat itu guru mendorong para siswa untuk melakukan kerjasama dalam kegiatan-kegiatan tertentu seperti diskusi atau pengajaran oleh teman sebaya (peer teaching). Dalam melakukan proses belajar mengajar guru tidak lagi mendominasi seperti lazimnya pada saat ini, sehingga siswa dituntut untuk berbagi informasi dengan siswa yang lainnya dan saling belajar mengajar sesama mereka. (Slavin, 2005: 8-9) Djahiri K dalam Isjoni (2010: 19) menyebutkan bahwa“ Pembelajaran kooperatif
sebagai
pembelajaran
kelompok
kooperatif
yang
menuntut
diterapkannya pendekatan belajar siswa yang sentris, humanistik, dan demokratis yang disesuaikan dengan kemampuan siswa dan lingkungan belajarnya”. Dengan demikian, maka pembelajaran kooperatif mampu membelajarkan diri dan kehidupan siswa baik di kelas atau di sekolah. Lingkungan belajarnya juga membina dan meningkatkan serta mengembangkan potensi diri siswa sekaligus memberikan hidup senyatanya. Jadi, pembelajaran kooperatif dapat dirumuskan sebagai kegiatan pembelajaran kelompok yang terarah, terpadu, efektif, efisien, ke arah mencari atau mengkaji sesuatu melalui proses kerjasama dan saling membantu (sharing), sehingga tercapai proses dan hasil belajar yang produktif. Pengertian yang dikemukakan oleh Etin Solihatin dan Raharjo dalam arifah (2010: 21) bahwa “Pembelajaran kooperatif (cooperative
learning)
mengandung pengertian sebagai suatu sikap atau perilaku bersama dalam bekerja commit to user 9
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
10 atau membantu di antara sesama dalam struktur kerja sama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua orang atau lebih dimana keberhasilan kerja sangat dipengaruhi oleh keterlibatan dari setiap anggota kelompok itu sendiri”. Menurut Munawir Yusuf, Sunardi dan Mulyono Abdurrahman dalam arifah (2010: 21) struktur kerjasama yang teratur dalam kelompok agar lebih produktif memerlukan elemen-elemen sebagai berikut : Ada empat elemen dasar yang memungkinkan terciptanya suasana belajar kooperatif. Keempat elemen dasar tersebut adalah sebagai berikut : 1) saling ketergantungan positif 2) interaksi tatap muka 3) akuntabilitas individual 4) keterampilan menjalin hubungan interpersonal Saling ketergantungan positif dapat dicapai melalui saling ketergantungan tujuan, saling ketergantungan tugas, saling ketergantungan bahan atas sumber, dan saling ketergantungan peran; sedangkan interaksi tatap muka memungkinkan terciptanya sumber belajar yang bervariasi sehingga mengoptimalkan hasil belajar. Akuntabilitas individual yaitu penilaian kelompok secara individual, sedangkan keterampilan menjalin hubungan interpersonal dapat dicapai melalui sikap tenggang rasa, bekerjasama, sopan terhadap teman, tidak mendominasi orang lain, dan mandiri. Menurut Mohamad Nur (2005: 1-2) pengertian model pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut : Model pembelajaran kooperatif merupakan teknik-teknik kelas praktis yang dapat digunakan guru setiap hari untuk membantu siswanya belajar setiap mata pelajaran, mulai dari keterampilan-keterampilan dasar sampai pemecahan masalah yang kompleks. Dalam model pembelajaran kooperatif, siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil dan saling membantu antara satu sama lainnya. Kelompokkelompok tersebut beranggotakan siswa dengan hasil belajar tinggi, rata-rata, dan rendah; laki-laki dan perempuan; siswa dengan latar belakang suku berbeda yang ada di kelas; dan siswa penyandang cacat bila ada. Kelompok beranggotakan heterogen ini tinggal bersama selama beberapa minggu, sampai commit to usermereka dapat belajar bekerja sama dengan baik sebagai sebuah tim.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
11 Menurut Nurhadi (2004: 112) “pembelajaran Kooperatif adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerjasama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar”. Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar sengaja mengembangkan interaksi yang silih asuh untuk menghindari ketersinggungan dan kesalahpahaman yang dapat menimbulkan permusuhan, sebagai latihan hidup di masyarakat. Lebih lanjut Maridi (2008: 90) melengkapi pembelajaran kooperatif menciptakan interaksi yang asah, asih, asuh sehingga tercipta masyarakat belajar (Learning Community). Siswa tidak hanya belajar dari guru tetapi juga dari sesama siswa. Pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang berdasarkan paham konstruktivis yang merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran. Dalam hal ini, belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan pelajaran. 1) Keuntungan metode pembelajaran kooperatif Keuntungan pembelajaran kooperatif dalam Nurhadi (2004: 116) menyebutkan keuntungan yaitu sebagai berikut : Ada banyak alasan mengapa pembelajaran kooperatif dikembangkan. Berikut beberapa keuntungannya : a) Meningkatkan kepekaan dan kesetiakawanan sosial. b) Memungkinkan para siswa saling belajar mengenai sikap, keterampilan, informasi, perilaku sosial, dan pandangan-pandangan. c) Memudahkan siswa melakukan penyesuaian sosial. d) Memungkinkan terbentuk dan berkembangnya nilai-nilai sosial dan komitmen. e) Menghilangkan sifat mementingkan diri sendiri atau egois f) Membangun persahabatan yang dapat berlanjut hingga dewasa. g) Berbagai keterampilan sosial yang diperlukan untuk memlihara hubungan saling membutuhkan dapat diajarkan dan dipraktekkan. h) Meningkatkan rasa saling percaya kepada sesama manusia. i) Meningkatkan kemampuan memandang masalah dan situasi dari berbagai perspektif. j) Meningkatkan kesediaan menggunakan ide orang lain yang commit to user dirasakan lebih baik. k) Meningkatkan kegemaran berteman tanpa memandang perbedaan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
12 kemampuan, jenis kelamin, normal atau cacat, etnis, kelas sosial, agama dan orientasi tugas. 2) Kelemahan metode pembelajaran kooperatif Maridi (2008: 89) menyebutkan kelemahan dari metode pembelajaran kooperatif ini, adalah: a) Memerlukan persiapan yang rumit untuk pelaksanaannya. b) Bila terjadi persaingan yang negative maka hasilnya akan buruk. c) Bila ada siswa yang malas atau ada yang ingin berkuasa dalam kelompoknya sehingga menyebabkan usaha kelompok tidak berjalan sebagaimana mestinya. d) Adanya siswa yang tidak memanfaatkan waktu sebaik-baiknya dalam belajar kelompok. b. Metode Student Teams Achievement Divisions (STAD) Tipe pembelajaran STAD dikembangkan oleh Robert E. Slavin, dan merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menekankan pada adanya aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal. Pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang berdasarkan paham konstruktivis yang merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran. Dalam hal ini, belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan pelajaran. Dalam
pembelajaran
kooperatif
terdapat
beberapa
variasi
tipe
pembelajaran yang dapat diterapkan. (Slavin, 2010: 143) mengatakan bahwa “Variasi tipe pembelajaran yang dapat diterapkan Salah satu contohnya yaitu tipe STAD yang merupakan tipe paling sederhana dan cocok untuk guru yang baru pertama kali menerapkan pembelajaran kooperatif di kelas”. Slavin (2010) juga mengemukakan Pada proses pembelajaran dengan menggunakan tipe STAD diawali dengan adanya penyajian materi dari guru bidang studi. Penyajian materi ini ditekankan pada materi pokok yang akan commit to user diajarkan dengan memberikan persepsi awal yang bertujuan untuk
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
13 menghubungkan materi yang akan disampaikan dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa dan meyampaikan indikator yang akan dicapai. Tahap selanjutnya yakni pembentukan kelompok atau tim siswa yang terdiri dari 4–6 anggota yang heterogen. Dalam pembagian tim harus mewakili seluruh bagian di dalam kelas dan siswa tidak boleh memilih sendiri anggota kelompoknya, karena mereka cenderung akan memilih siswa lain yang setara dengan mereka. Tim tersebut juga harus terdiri dari seorang siswa berprestasi tinggi, seorang siswa berprestasi rendah, dan dua lainnya berprestasi sedang. Kemudian siswa bekerja dalam tim belajar mereka untuk menguasai materi pelajaran sebelum mereka mengerjakan tugas. Dalam hal ini diperlukan adanya kerja sama antar anggota kelompok agar setiap anggota kelompok dapat menguasai materi yang sedang dipelajari. Selanjutnya siswa dikenai tes individual mengenai materi yang telah dibahas secara sendiri–sendiri, dimana mereka tidak diperbolehkan untuk saling bantu–membantu dalam mengerjakan tes karena untuk mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan belajar mereka dalam menguasai materi pelajaran. Dari hasil tes tersebut siswa akan memperoleh skor individu ataupun kelompok. Dalam perhitungan skor perkembangan individu ini diambil dari penskoran perkembangan individu yang dikemukakan oleh Robert E. Salvin seperti terlihat dalam tabel 2.1 : Tabel 2.1. Skor Perkembangan Individu Skor Tes Lebih dari 10 poin dibawah skor awal
Poin Kemajuan 5
10-1 poin dibawah skor awal
10
Skor awal sampai 10 poin diatas skor awal
20
Lebih dari 10 poin diatas skor awal
30
Kertas jawaban sempurna (terlepas dari skor awal)
30
(Sumber. Slavin, 2008 : 159)
Untuk skor tim atau kelompok didasarkan pada skor perkembangan masing-masing anggota dalam kelompoknya. Bagi kelompok yang memperoleh commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
14 skor tertinggi akan mendapatkan penghargaan. Pemberian penghargaan diberikan berdasarkan perolehan skor rata-rata yang dikategorikan menjadi kelompok baik, kelompok hebat dan kelompok super. Adapun kriteria yang digunakan untuk menentukan pemberian penghargaan terhadap kelompok adalah sebagai berikut : 1) kelompok dengan skor rata-rata 15 sebagai kelompok baik, 2) kelompok dengan skor rata-rata 20 sebagai kelompok hebat, 3) kelompok dengan skor ratarata 25 sebagai kelompok super. Dengan adanya penghargaan kelompok ini diharapkan setiap siswa akan termotivasi dalam belajar sehingga skor yang akan mereka sumbangkan dalam kelompok besar. Komponen utama dalam tipe STAD menurut Robert E. Slavin (2008: 143-146) terdiri atas lima komponen antara lain: 1) Presentasi Kelas Materi pada pembelajaran STAD pertama-tama diperkenalkan dalam presentasi di dalam kelas. Perbedaan presentasi kelas dengan pengajaran biasa yaitu presentasi tersebut harus benar-benar berfokus pada unit STAD. Cara ini membuat para siswa akan menyadari bahwa siswa harus benar-benar memberi perhatian penuh selama presentasi kelas, dengan demikian akan sangat membantu siswa mengerjakan kuis-kuis dan skor kuis siswa menentukan skor tim siswa. 2) Tim Tim terdiri 4-6 siswa yang mewakili seluruh bagian dari kelas dalam hal kinerja akademik, jenis kelamin, ras, dan etnisitas. Fungsi utama dari tim ini adalah untuk memastikan semua anggota tim benar-benar belajar dan lebih khususnya lagi adalah untuk mempersiapkan anggota tim untuk bisa mengerjakan kuis dengan baik. Tim adalah fitur yang paling penting dalam STAD. Pada tiap poin STAD, yang ditekankan adalah membuat anggota tim melakukan yang terbaik untuk tim dan tim pun harus melakukan yang terbaik untuk membantu tiap anggota tim. 3) Kuis Satu atau dua periode setelah guru memberikan presentasi dan sekitar satu atau dua periode praktik tim, para siswa akan mengerjakan kuis individual. Para siswa tidak diperbolehkan untuk saling membantu dalam mengerjakan kuis. Tiap siswa bertanggung jawab secara individual untuk memahami materi yang dipelajari. 4) Skor Kemajuan Individual Gagasan dibalik skor kemajuan individual adalah untuk memberikan kepada tiap siswa tujuan kinerja yang akan dapat dicapai apabila siswa bekerja lebih giat dancommit memberikan to user kinerja yang lebih baik daripada sebelumnya. Tiap siswa dapat memberikan kontribusi poin yang
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
15 maksimal kepada timnya dalam sistem skor ini, tetapi tidak ada siswa yang dapat melakukannya tanpa memberikan usaha siswa yang terbaik. Para siswa mengumpulkan poin untuk tim siswa berdasarkan tingkat skor kuis siswa (persentase yang benar) melampui skor awal siswa. 5) Rekognisi Tim Tim akan mendapatkan penghargaan yang lain apabila skor rata-rata tim mencapai kriteria tertentu. Skor tim siswa dapat juga digunakan untuk menentukan 20% dari peringkat tim. Tiga macam penghargaan diberikan pada rekognisi tim. Ketiga penghargaan tersebut didasarkan pada rata-rata skor tim, antara lain: tim baik, tim sangat baik, dan tim super. Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa metode pembelajaran STAD mempunyai kelebihan antara lain: a) Melatih siswa untuk mengemukakan pendapat, menerima saran dan masukan dari orang lain dan membahasnya secara bersama di dalam tim atau kelompok belajarnya, b) Siswa dapat mengembangkan pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan secara penuh dalam suasana belajar yang terbuka dan demokratis, c) Siswa dapat meningkatkan hasil belajarnya dengan adanya kerja sama antar semua unsur dalam kelas. Selain kelebihan, dalam tipe pembelajaran STAD juga mempuyai kelemahan antara lain: a) Saat diskusi kelas, terkadang didominasi seseorang sehingga siswa yang lain menjadi pasif. b) Apabila ada anggota tim dalam kelompok yang tidak cocok dengan anggota tim kelompoknya, maka akan mempengaruhi kerja sama tim dalam memahami materi, c) Selama diskusi kelompok berlangsung ada kecenderungan topik permasalahan yang sedang dibahas meluas sehinggan tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Penelitian Norman (2005) dapat mempercepat prestasi akademis dan memiliki pengaruh positif terhadap faktor-faktor non-akademis, sebagai berikut : …., the result clearly support earlier research on cooperative learning and STAD which found that it accelerates academic achievement as well has having positive effects on important non-academic factors such as motivation, liking of school and working with others in cooperative learning groups.…., hasil yang jelas mendukung penelitian awal tentang pembelajaran kooperatif dan STAD yang menemukan bahwa hal ini mempercepat prestasi akademis serta memiliki pengaruh positif terhadap faktor-faktor non-akademis seperti motivasi, kesukaan terhadap sekolah dan bekerja sama dengan orang lain dalam kelompok belajar kooperatif. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
16 2. Kajian Media Pembelajaran a. Pengertian Media Pembelajaran Arsyad (2007: 3) Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti „tengah‟,‟perantara‟ atau „pengantar‟. Selanjutnya ditegaskan oleh Purnawati dan Eldarni (2001: 4) yaitu ; “Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa sedemikian rupa sehingga terjadi proses belajar”. Konteks pembelajaran, Arief S. Sadiman, R. Rahardjo, Anung Haryono dan Rahardjito (2005: 6) menyatakan “Media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar”. Sementara itu dalam buku yang sama terdapat bahwa “Media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar”. Apapun batasan yang diberikan, ada persamaan-persamaan diantaranya yaitu bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi Media dalam pembelajaran memiliki fungsi sebagai alat bantu untuk memperjelas pesan yang disampaikan guru. Media juga berfungsi untuk pembelajaran individual dimana kedudukan media sepenuhnya melayani kebutuhan belajar siswa. Menurut Azhar Arsyad (2007: 4) “Media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi untuk menyampaikan pesan pembelajaran”. Media pembelajaran merupakan salah satu komponen pendukung keberhasilan proses belajar mengajar. Menurut UU RI No.20 Tahun 2003 Pasal 1 ayat 20: Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”. Penggunaan media dalam pembelajaran memang sangat disarankan, tetapi dalam penggunaannya tidak semua media baik. Ada hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam pemilihancommit media,to antara user lain tujuan pembelajaran, sasaran
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
17 didik, karakteristik media yang bersangkutan, waktu, biaya, ketersediaan sarana, konteks penggunaan, dan mutu teknis. Penggunaan media yang tepat akan sangat menunjang keberhasilan dalam proses pembelajaran. Sebaliknya, penggunaan media yang tidak tepat hanya akan menghambur-hamburkan biaya dan tenaga, terlebih bagi ketercapaian tujuan pembelajaran akan jauh dari apa yang diharapkan. Sebagai salah satu sarana pembelajaran, perguruan tinggi harus dapat menyediakan media yang tepat untuk menunjang aktivitas akademik dalam belajar agar tidak jenuh dalam menerima pembelajaran di kelas. Salah satu cara untuk mengatasi hal ini adalah dengan penggunaan media pembelajaran, termasuk diantaranya teknologi informasi. Pemanfaatan teknologi informasi sebagai media pembelajaran dapat melalui pemanfaatan penggunaan video sebagai media interaktif. Diharapkan dengan pemanfaatan media ini dapat merangsang pikiran, perasaan, minat, serta perhatian peserta didik sedemikan rupa sehingga proses pembelajaran dapat terjadi. b. Manfaat Media dalam Kegiatan Pembelajaran Secara umum manfaat yang dapat diperoleh adalah proses pembelajaran lebih menarik, lebih interaktif, jumlah waktu mengajar dapat dikurangi, kualitas belajar siswa dapat ditingkatkan dan proses belajar mengajar dapat dilakukan dimana dan kapan saja, serta sikap belajar siswa dapat ditingkatkan. Manfaat di atas akan diperoleh mengingat terdapat keunggulan dari sebuah video pembelajaran, yaitu : 1) Dapat digunakan berkali-kali sesuai kebutuhan. 2) Dapat menyajikan objek secara detail. 3) Tidak memerlukan ruang yang gelap. 4)Dapat diperlambat atau dipercepat. 5) Dapat untuk belajar secara klasikal, kelompok, individual, atau mandiri. 6) Dapat menyajikan gambar berwarna, bersuara, bergerak atau animasi. 7) Meningkatkan daya tarik dan perhatian siswa Kemp
dan
Dayton
dalam
Martinis
Yamin
(2007:
200-203)
mengidentifikasi tidak kurang dari delapan manfaat media dalam kegiatan pembelajaran, yaitu:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
18 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7)
Penyampaian materi pelajaran dapat diseragamkan Proses pembelajaran menjadi lebih menarik. Proses belajar siswa menjadi interaktif Jumlah waktu belajar-mengajar dapat dikurangi Kualitas belajar siswa dapat ditingkatkan Proses belajar dapat terjadi dimana saja dan kapan saja Sikap positif siswa terhadap bahan pelajaran maupun terhadap proses belajar itu sendiri dapat ditingkatkan dan 8) Peran guru dapat berubah ke arah yang lebih positif dan produktif
Guru mungkin mempunyai penafsiran yang beraneka ragam tentang sesuatu hal. Melalui media, penafsiran yang beragam ini dapat direduksi dan disampaikan kepada siswa secara seragam. Media dapat membantu guru menghidupkan suasana kelasnya dan menghindar suasana monoton dan membosankan, sehingga proses pembelajaran mejadi lebih menarik. Dengan media, para guru dapat mengatur kelas sehingga bukan hanya kelas yang didominasi guru atau guru yang aktif, tetapi siswa juga lebih banyak berperan. Sehingga, proses belajar siswa lebih interaktif. Dengan memanfaatkan media, guru dapat menyampaikan materi pelajaran lebih cepat sehingga tidak memerlukan waktu yang lama untuk menjelaskan materi. Penggunaan media tidak hanya membuat proses belajar mengajar lebih efisien, tetapi juga membantu siswa menyerap materi pelajaran lebih mendalam dan utuh, sehingga dapat meningkatkan kualitas belajar siswa. Media pembelajaran dapat dirancang sedemikian rupa sehingga siswa dapat belajar dimana saja dan kapan saja. Dengan media, proses belajar mengajar menjadi lebih menarik,
sehingga
siswa merespon materi pelajaran dengan baik dengan
demikian, kualitas pembelajaran juga meningkat. Penggunaan media oleh guru dapat mengubah peran guru, sehingga peran guru tidak lagi sekedar “pengajar”, tetapi juga konsultan, penasihat, atau manajer pembelajaran. c. Jenis-jenis Media Pembelajaran Jenis dan macam media yang digunakan dalam pembelajaran sangatlah beragam disesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Menurut Kemp & Dayton dalam Azhar Arsyad (2007: 37) mengelompokkan media ke dalam delapan jenis, yaitu: commit to user 1) Media cetakan, 2) media pajang, 3) overhead transparacies, 4)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
19 rekaman audiotape, 5) seri slide dan filmstrips, 6) penyajian multi-image, 7) rekaman video dan film hidup, dan 8) komputer. Hamdani (2011: 250-254) Ada beberapa jenis media pembelajaran yang bisa digunakan dalam proses pengajaran. 1) Media grafis Media grafis termasuk media visual, sebagaimana halnya media lain, media grafis berfungsi menyalurkan pesan dari sumber ke penerima pesan. Saluran yang dipakai menyangkut indra penglihatan. Pesan yang disampaikan dituangkan ke dalam simbol–simbol komunikasi visual. Simbol–simbol tersebut perlu dipahami benar artinya agar proses penyampaian pesan dapat berhasil dan efisien. Selain fungsi tersebut, secara khusus, grafis berfungsi pula untuk menarik perhatian, memperjelas sajian ide yang ditampilkan, mengilustrasikan atau menghiasi fakta yang mungkin akan cepat diupayakan apabila tidak digrafiskan. Selain sederhana dan mudah, media grafis termasuk media yang relativ murah apabila dilihat dari segi biaya. Banyak jenis media grafis, diantarany sebagai berikut: 1) Gambar atau foto 2) Teks 3) Sketsa 4) Diagram 5) Bagan (chart) 6) Grafik (graphs) Media ini membantu siswa untuk berfokus pada materi karena mereka cukup mendengarkan tanpa melakukan aktivitas yang lain yang menunutut konsentrasi. Media teks sangat cocok digunakan sebagai media untuk memberikan motivasi. Akan tetapi, media teks di dalam multimedia memerlukan tempat penyimpanan yang besar di dalam komputer, serta memerlukan software dan hardware yang spesifik agar suara dapat disampakan melaui komputer. 2) Audio Media audio memudahkan dalam mengindentifikasi objek–objek mengklasifikasikan objek, mampu menunjukan hubungan spasial sari satu objek, membantu menjelaskan konsep abstrak menjadi konkret. 3) Animasi Media animasi mampu menunjukan suatu proses abstrak sehingga siswa dapat melihat pengaruh perubahan suatu variabel terhadap proses tersebut. Media animasi menyediakan suatu tiruan yang apabila dilakukan pada peralatan yang sesungguhnya terlalu mahal atau berbahaya. 4) Grafik commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
20 Media grafik mampu menunjukkan objek dengan ide, menjelaskan konsep yang sulit, menjelaskan konsep yang abstrak menjadi konkret, menunjukkan dengan jelas suatu langkah prosedural 5) Video Video sangat cocok untuk mengajarkan materi dalam ranah perilaku atau psikomotor. Akan tetapi, video mungkin saja kehilangan detail dalam pemaparan materi karena siswa harus mampu mengingat detail dari scene ke scene. Umumnya, siswa menganggap bahwa belajar melalui video lebih mudah dibandingkan melalui teks sehingga mereka kurang terdorong untuk lebih aktif didalam berinteraksi dengan materi. Video memaparkan keadaan real dari suatu proses, fenomena atau kejadian sehingga dapat memperkaya pemaparan. Video Pembelajaran adalah alat media yang dapat digunakan dalam kelas sebagai sarana penyampaian materi pendidikan melalui presentasi visual (gambar) dan audio (suara). Video pembelajaran mengkombinasikan kekuatan video sebagai alat pembelajaran dan interaktivitas antara pemirsa dan isi materi. Video pembelajaran mendorong para pemirsa untuk berinteraksi dengan isi video sampai tingkat tertentu melalui pertanyaan, jeda untuk diskusi, integrasi dokumen pembelajaran (seperti file-file Word), dan teknik-teknik multimedia seperti narasi audio dan teks – dengan ini meningkatkan potensi pembelajaran dari video. Penelitian ini menggunakan jenis media pembelajaran yang bisa digunakan dalam proses pengajaran yaitu berupa Video Pembelajaran dengan Model Tutorial. Video ini dibuat oleh saudara Yusuf Kurniadi Jamil. Video Pembelajaran dengan Model Tutorial yang dapat membantu penyampaian materi pada mata pelajaran AutoCad dan mendukung pembelajaran yang berlangsung. 3. Kajian Keaktifan (Oemar Hamalik, 2003: 137) mengatakan, “Pada hakekatnya keaktifan belajar terjadi dan terdapat pada semua perbuatan belajar, tetapi kadarnya yang berbeda-beda tergantung pada jenis kegiatannya, materi yang dipelajari dan tujuan yang hendak dicapai”. Menurut T. Raka Joni dalam A. Tabrani Rusyan, Atang Kusnidar dan Zaenal Arifin (1989: 130) menjelaskan bahwa hakekat Cara Belajar Siswa Aktif “menunjuk pada keaktifan mental, meskipun untuk maksud ini dalam banyak hal dipersyaratkan keterlibatan langsung dalam berbagai keaktifan fisik”. Jadi, yang commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
21 dimaksud dengan keaktifan belajar bukan berarti peserta didik dapat melakukan kegiatan yang asal saja. Kegiatan siswa diorientasikan pada pembekalan bagaimana belajar itu sebenarnya. Bila siswa dilatih menyelesaikan masalah, maka mereka akan mampu mengambil keputusan karena telah memiliki keterampilan di dalam mengumpulkan informasi dan menyadari betapa perlunya meneliti kembali hasil belajar yang diperolehnya. Keaktifan itu ada yang dapat diamati dan ada pula yang tidak dapat diamati secara langsung, setiap dalam proses pembelajaran melalui asimilasi, dan akomodasi kognitif untuk mengembangkan pengetahuan, tindakan, serta pengalaman langsung dalam rangka membentuk keterampilan (motorik, kognitif dan sosial), penghayatan serta internalisasi nilai-nilai dalam pembentukan sikap. Menurut DR. Nana Sudjana (1991: 61) keaktifan para siswa dalam kegiatan belajar dapat dilihat dalam hal : a. Turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya b. Terlibat dalam pemecahan permasalahan c. Bertanya kepada siswa lain atau kepada guru apabila memahami persoalan yang dihadapinya d. Berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan pemecahan masalah e. Melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk guru f. Menilai kemampuan dirinya dan hasil-hasil yang diperolehnya g. Melatih diri dalam memecahkan soal atau masalah sejenis h. Kesempatan menggunakan atau menerapkan apa yang diperolehnya dalam menyelesaikan tugas atau persoalan dihadapinya.
tidak untuk
telah yang
Menurut T. Raka Joni dalam A.Tabrani Rusyan (1989: 131-132) indikator keaktifan siswa dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut : a. Adanya prakarsa peserta didik dalam kegiatan belajar, yang ditunjukkan melalui keberanian memberikan urunan pendapat tanpa secara eksplisit diminta, misalnya di dalam diskusi-diskusi, atau cara kerja kegiatan belajar, dan kesediaan mencari alat dan sumber b. Keterlibatan mental peserta didik di dalam kegiatan-kegiatan belajar yang tengah berlangsung ditunjukkan dengan pengikatan diri pada tugas kegiatan, baik secara intelektual maupun secara emosional, yang dapat di amati dalam bentuk terpusatnya perhatian serta pikiran siswa kepada tugas yang dihadapi, serta komitmen untuk menyelesaikan tugas tersebut dengan commit sebaik-baiknya to user secara tuntas. c. Peranan guru yang lebih banyak sebagai fasilitator.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
22 d. Peserta didik belajar dengan pengalaman langsung (experimential learning). e. Kekayaan variasi bentuk dan alat kegiatan belajar-mengajar. f. Kualitas interaksi belajar antar peserta didik, baik intelektual maupun emosional. 4. Kajian Proses dan Hasil Belajar a. Belajar Pengertian belajar yang dikemukakan oleh para ahli sangatlah bervariasi. Hal tersebut antara lain dikarenakan latar belakang dan sudut pandang yang berbeda-beda dari para ahli itu sendiri. Menurut Muhibbin Syah (2005: 92) berpendapat bahwa “Belajar adalah tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif”. Menurut E.R. Hilgard dalam Suradji (2008: 40) berpendapat bahwa “Belajar adalah suatu kegiatan yang dilakukan yang mungkin membuahkan atau menghasilkan pola merubah pola kelakuan (yang telah dimiliki sebelumnya)”. Menurut gage & berliner dalam hamdani (2011: 21) “belajar adalah suatu proses perubahan perilaku yang muncul karena pengalaman ”. Menurut Sudjana dalam Erma Setya Utami (2010: 8) menyatakan bahwa “Belajar adalah perubahan tingkah laku yang meliputi ranah kognitif (yaitu pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi), ranah afektif (yaitu penerimaan, reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi) serta ranah psikomotorik (yaitu gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual atau ketepatan, gerakan-gerakan skill dan gerakan ekspresif dan interpretatif)”. b. Proses Belajar Istilah “proses belajar” menurut W.S. Winkel (2004) dapat diartikan secara luas dan sempit. Dalam arti luas proses belajar adalah suatu aktivitas psikis atau mental yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam ketrampilan commit to pengetahun–pemahaman, user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
23 dan nilai-sikap. Perubahan itu relatif konstan dan berbekas. Sedangkan dalam arti sempit “proses belajar” menunjuk pada bentuk atau jenis belajar tertentu. Setiap bentuk atau jenis belajar memiliki ciri-cirinya sendiri, yang membedakannya yaitu dari bentuk atau jenis belajarnya. Menurut Muhibbin Syah (2008: 113) menyatakan bahwa “Proses belajar adalah tahapan perubahan perilaku kognitif, afektif, dan psikomotor yang terjadi dalam diri siswa. Perubahan tersebut bersifat positif dalam arti berorientasi kearah yang lebih maju daripada keadaan sebelumnya”. Proses belajar berlangsung didalam pembelajaran dan sejauh itu merupakan kejadian internal. Setiap kejadian menjadi satu fase dalam suatu rangkaian fase-fase yang bersama–sama membentuk proses belajar mengajar yang berlangsung di dalam pembelajaran. Di samping itu kejadian–kejadian di luar subyek (kejadian eksternal) dapat menunjang atau menghambat proses belajar yang berlangsung di dalam subyek itu sendiri. Di dalam belajar di sekolah, faktor lain berperan pula, yaitu penyaluran dan pengaturan terhadap kegiatan belajar yang berlangsung melalui instruksi, yaitu penciptaan kondisi–kondisi eksternal yang menunjang kegiatan belajar mengajar. Guru sebagai pengelola proses belajar mengambil sejumlah tindakan instruksional yang harus didasarkan pada pengetahuan yang mendalam mengenai peristiwa intern dan ekstern selama seseorang belajar. Rangkaian kejadiankajadian intern yang berlangsung, bila seseorang belajar, dapat dilukiskan sebagai rangkaian fase-fase dalam proses belajar mengajar yang harus dilalui oleh siswa, sebagaimana yang berlangsung di sekolah. Beberapa rangkaian fase proses belajar yang di kemukakan W.S. Winkel (2004: 351-352) antara lain sebagai berikut : 1) Fase motivasi Dengan memotivasikan diri, siswa akan membuka diri dan rela berusaha mencapai tujuan belajarnya. Siswa sadar akan tujuan yang harus dicapai dan bersedia melibatkan diri. 2) Fase konsentrasi Siswa memperhatikan unsur-unsur yang relevan sehingga terbentuk pola perceptual tertentu. Melalui konsentrasi, siswa memusatkan perhatiannya pada materi pelajaran yang sedang dihadapinya 3) Fase mengolah commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
24
4)
5)
6)
7)
Siswa menyimpan informasi dalam STM (short – term memory) dan mengolah informasi untuk diambil maknanya (dibuat berarti). Fase menyimpan Siswa menyimpan informasi yang telah diolah dalam LTM (long–term memory). Informasi dimasukan kedalam ingatan. Hasil belajar sudah diperoleh, sebagian atau keseluruhan. Fase menggali (1) Siswa menggali informasi yang tersimpan dalam ingatan dan memasukannya kembali kedalam STM (working memory). Informasi ini dikaitkan dengan informasi baru atau dikaitkan dengan sesuatu diluar lingkup bidang studi yang bersangkutan dan dimasukan kembali ke dalam LTM. Fase menggali (2) Siswa menggali informasi yang tersimpan dalam LTM dan mempersiapkannya sebagai masukan bagi fase prestasi yang langsung atau melalui STM. Fase prestasi Informasi yang telah tergali digunakan untuk memberikan prestasi yang menampakan hasil belajar. Saat prestasi itu diberikan dapat berbeda – beda yaitu pada akhir proses belajar yang sedang berlangsung sebagai bukti bahwa proses belajar telah mencapai sasarannya, atau beberapa waktu kemudian dalam rangka ulangan yang meliputi sejumlah unit materi pelajaran. Fase umpan balik Siswa mendapat informasi sejauh mana prestasinya sudah tepat, baik melaui observasi sendiri terhadap dari efek prestasinya atau melalui guru. Umpan balik ini bertujuan untuk membenarkan motivasi siswa yang pada awal proses belajar telah menimbulkan minat dn usaha untuk belajar.
c. Hasil Belajar Belajar dan mengajar merupakan dua konsep yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Belajar menunjuk pada apa yang harus dilakukan seseorang sebagai subjek yang menerima pelajaran (sasaran didik), sedangkan mengajar menunjuk pada apa yang harus dilakukan oleh guru sebagai pengajar. Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Dalam proses belajar mengajar terjadi interaksi antara guru dan siswa sebagai makna utama proses pengajaran memegang peranan penting untuk mencapai tujuan pengajaran yang efektif. Kedudukan siswa dalam proses belajar mengajar adalah sebagai subjek dan sekaligus sebagai objek dalam pengajaran commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
25 sehingga proses belajar mengajar adalah kegiatan belajar siswa dalam mencapai suatu tujuan pengajaran. Proses belajar adalah kegiatan yang dilakukan siswa dalam mencapai tujuan pengajaran, sedangkan hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Dengan demikian hasil belajar dapat dilihat dari hasil belajar yang dicapai siswa, baik hasil belajar/nilai, peningkatan kemampuan berpikir dan memecahkan masalah perubahan tingkah laku atau kedewasaannya. Leo Sutrisno (2008: 25) mengemukakan ”hasil belajar merupakan gambaran tingkat penguasaan siswa terhadap sasaran belajar pada topik bahasan yang dieksperimenkan, yang diukur dengan berdasarkan jumlah skor jawaban benar pada soal yang disusun sesuai dengan sasaran belajar”. Suyono (2009: 8) menyatakan ”hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang membentuknya, yaitu “hasil” dan “belajar”. Pengertian hasil menunjuk kepada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas yang mengakibatnya berubahnya input secara fungsional”. Horward Kysley dalam Sudjana (1991: 22) membagi tiga macam hasil belajar, yakni (a) keterampilan dan kebiasaan, (b) pengetahuan dan pengertian, (c) sikap dan cita-cita. Masing-masing jenis hasil belajar dapat diisi dengan bahan yang telah ditetapkan dalam kurikulum, sedangkan Gagne membagi lima kategori hasil belajar, yakni (a) informasi verbal, (b) keterampilan intelektual, (c) strategi kognitif, (d) sikap, dan (e) keterampilan motoris. Sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik. Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah dan keempat aspek berikutnya termasuk kognitif tingkat tinggi. Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni penerimaan jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan commit to user internalisasi. Ranah psikomotorik berkenaan dengan hasil belajar keterampilan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
26 dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotorik, yakni gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan atau ketetapan, gerakan keterampilan kompleks, dan gerakan ekspresif dan interpretative. Di bawah ini akan dijabarkan lebih lanjut mengenai hasil belajar siswa berdasarkan pendapat Bloom pada kawasan kognitif, afektif dan psikomotor melalui pendapat beberapa ahli pendidikan. 1) Hasil Belajar Ranah Kognitif Hasil
belajar
kognitif
berkaitan
aspek-aspek
intelektual
atau
berfikir/nalar. Bloom dkk. (W.S.Winkel, 2005: 273) membagi aspek ini menjadi 6 tahap, yaitu : a) Pengetahuan (knowledge) Mencakup ingatan akan hal-hal yang pernah dipelajari dan disimpan dalam ingatan . Hal-hal itu dapat meliputi fakta, kaidah dan arsip, serta metode yang diketahui. Pengetahuan yang disimpan dalam ingatan, digali pada saat dibutuhkan melalui bentuk ingatan mengingat ( recall ) atau mengenal kembali ( recognition ). b) Pemahaman (comprehension) Mencakup kemampuan untuk menangkap makna dan arti dari bahan yang dipelajari. Adanya kemampuan ini dinyatakan dalam menguraikan isi pokok dari suatu bacaan; mengubah yang disajikan dalam bentuk tertentu kebentuk yang lain, seperti rumus matematika kedalam bentuk kata-kata; membuat perkiraan tentang kecenderungan yang nampak dalam data tertentu, seperti dalam grafik. c) Penerapan (application) Mencakup kemampuan untuk menerapkan suatu kaidah atau metode bekerja pada suatu kasus atau problem yang konkret dan baru. Adanya kemampuan dinyatakan dalam aplikasi suatu rumus pada persoalan yang belum dihadapi aplikasi suatu metode kerja pada pemecahan problem baru. Menggunakan pengetahuan untuk memecahkan masalah atau menerapkan pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari. Seseorang dikatakan menguasai kemampuan ini jika ia dapat memberi contoh, menggunakan, mengklasifikasikan, memanfaatkan, menyelesaikan dan mengidentifikasi hal-hal yang sama. d) Penguraian (analysis) Mencakup kemampuan untuk merinci suatu kesatuan kedalam bagianbagian, sehingga struktur keseluruhan atau organisasinya dapat dipahami dengan baik.commit Menentukan to userbagian-bagian dari suatu masalah dan menunjukkan hubungan antar-bagian tersebut, melihat penyebab-
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
27 penyebab dari suatu peristiwa atau memberi argumen-argumen yang menyokong suatu pernyataan. e) Memadukan (synthesis) Mencakup kemampuan untuk membentuk suatu kesatuan atau pola baru. Kemampuan berfikir induktif dan konvergen merupakan ciri kemampuan ini. f) Penilaian (evaluation) Mencakup kemampuan untuk membentuk suatu pendapat mengenai sesuatu atau beberapa hal, bersama dengan pertanggungjawaban pendapat itu, yang berdasarkan kriteria tertentu. Mempertimbangkan, menilai dan mengambil keputusan benar-salah, baik-buruk, atau bermanfaat-tak bermanfaat berdasarkan kriteria tertentu, baik kualitatif maupun kuantitatif. Terdapat dua kriteria pembenaran yang digunakan, yaitu : - Pembenaran berdasarkan kriteria internal; yang dilakukan dengan memperhatikan konsistensi atau kecermatan susunan secara logis unsur-unsur yang ada di dalam objek yang diamati. - Pembenaran berdasarkan kriteria eksternal; yang dilakukan berdasarkan kriteria-kriteria yang bersumber di luar objek yang diamati. Pada penelitian ini, untuk mengukur hasil belajar siswa hanya digunakan tiga tahap pada aspek kognitif yaitu tahap pengetahuan, pemahaman, dan penerapan. Pengukuran hasil belajar kognitif menggunakan tes tertulis pada tiap siklus. 2) Hasil Belajar Ranah Afektif Aspek afektif berhubungan dengan perasaan, emosi, sikap hati yang menunjukkan
penerimaan
atau
penolakan
terhadap
sesuatu,
apresiasi
(penghargaan) dan penyesuaian perasaan sosial. Tujuan pengajaran yang diarahkan pada kawasan afektif ini berorientasi pada faktor-faktor emosional, seperti perasaan, minat, sikap, kepatuhan terhadap moral, dan sebagainya. Kratwohl (W.S.Winkel, 2005 : 276) membagi aspek afektif menjadi 5 tahap, yaitu: a) Penerimaan (Receiving) Mencakup kepekaan akan adanya suatu perangsang dan kesedian untuk memperhatikan rangsangan itu, seperti buku pelajaran atau penjelasan yang diberikan oleh guru. Kemauan menerima merupakan keinginan untuk memerhatikan suatu gejala atau rancangan tertentu, seperti keinginan membaca buku, commit to user mendengar musik atau bergaul
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
28 dengan orang yang mempunyai ras berbeda. Gulo (2002 : 66) merinci penerimaan ini dalam tiga tahap : (1)Kesiapan untuk menerima (awareness), yaitu kesiapan untuk berinteraksi dengan stimulus yang ditandai dengan kehadiran dan usaha untuk memberi perhatian pada stimulus yang bersangkutan. (2)Kemauan untuk menerima (willingness to receives), yaitu usaha untuk mengalokasikan perhatian pada stimulus yang bersangkutan. (3)Mengkhususkan perhatian (controlled or selected attention) pada bagian tertentu dari stimulus yang diperhatikan. b) Partisipasi (Responding) Mencakup kerelaan untuk memperhatikan secara aktif dan berpartisipasi dalam suatu kegiatan. Partisipasi atau penanggapan merupakan kegiatan yang menunjuk pada partisipasi aktif dalam kegiatan tertentu, seperti menyelesaikan tugas terstruktur, mentaati peraturan, mengikuti diskusi kelas, menyelesaikan tugas di laboratorium atau menolong orang lain. Proses ini menurut Gulo (2002: 67) terdiri dari tiga tahap, yaitu: (1)Kesiapan menanggapi (acquiescence of responding) (2)Kemauan menanggapi (willingness to respond) yaitu usaha untuk melihat hal-hal khusus di dalam bagian yang diperhatikan. (3)Kepuasan menanggapi (satisfaction in response), yaitu adanya kegiatan yang berhubungan dengan usaha untuk memuaskan keinginan mengetahui. c) Penilaian (Valuing) Mencakup kemampuan untuk memberikan penilaian terhadap sesuatu dan membawa diri sesuai dengan penilaian itu. Penilaian adalah suatu sikap yang berkenaan dengan kemauan menerima sistem nilai tertentu pada diri individu, seperti menunjukkan kepercayaan terhadap sesuatu, kesungguhan untuk melakukan suatu kehidupan sosial (Hamzah, dkk, 2001: 9). Dalam Gulo (2002: 6), penilaian terbagi atas empat tahap yaitu: (1)Menerima nilai (acceptance of value), yaitu kelanjutan dari usaha memuaskan diri untuk menanggapi secara lebih intensif. (2)Menyeleksi nilai yang lebih disenangi (preference for a value) yang dinyatakan dalam usaha untuk mencari contoh yang dapat memuaskan perilaku menikmati. (3)Komitmen yaitu kesetujuan terhadap suatu nilai dengan alasanalasan tertentu yang muncul dari rangkaian pengalaman. d) Pengorganisasian (Organization) Mencakup kemampuan untuk membentuk suatu sistem nilai sebagai pedoman dan pegangan dalam kehidupan. Pengorganisasian berkenaan dengan penerimaan terhadap berbagai sistem nilai yang berbeda-beda berdasarkan suatu sistem nilai yang lebih tinggi, seperti menyadari pentingnya keselarasan commit to user antara hak dan kewajiban, bertanggung jawab terhadap hal yang telah dilakukan, memahami dan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
29 menerima kelebihan dan kekurangan diri sendiri, atau menyadari peranan perencanaan dalam memecahkan suatu permasalahan. Proses pengorganisasian terjadi dalam dua tahapan: (1)Konseptualisasi nilai, yaitu keinginan untuk menilai hasil karya orang lain, atau menemukan asumsi-asumsi yang mendasari suatu moral atau kebiasaan. (2)Pengorganisasian sistem nilai, yaitu menyusun perangkat nilai dalam suatu sistem nilai berdasar tingkat preferensinya (Gulo, 2002: 68). e) Pembentukan Pola Hidup (Characterization) Mencakup kemampuan untuk menghayati nilai-nilai kehidupan sedemikian rupa, sehingga menjadi milik pribadi dan menjadi pegangan nyata dan jelas dalam mengatur kehidupannya sendiri. Pembentukan pola hidup atau karakterisasi merupakan tingkatan afeksi yang tertinggi. Pada taraf ini, individu yang sudah memiliki sistem nilai selalu menyelaraskan perilakunya sesuai dengan sistem nilai yang dipegangnya, seperti bersikap objektif terhadap segala hal. Menurut Gulo (2002: 69), proses karakterisasi terdiri atas dua tahap, yaitu: (1)Generalisasi, yaitu kemampuan untuk melihat suatu masalah dari suatu sudut pandang tertentu. (2)Karakterisasi, yaitu mengembangkan pandangan hidup tertentu yang memberi corak tersendiri pada kepribadian diri yang bersangkutan. Ada 5 (lima) tipe karakteristik afektif yang penting, yaitu sikap, minat, konsep diri, nilai, dan moral. a) Sikap Sikap merupakan suatu kencendrungan untuk bertindak secara suka atau tidak suka terhadap suatu objek. Sikap dapat dibentuk melalui cara mengamati dan menirukan sesuatu yang positif, kemudian melalui penguatan serta menerima informasi verbal. Perubahan sikap dapat diamati dalam proses pembelajaran, tujuan yang ingin dicapai, keteguhan, dan konsistensi terhadap sesuatu. Penilaian sikap adalah penilaian yang dilakukan untuk mengetahui sikap peserta didik terhadap mata pelajaran, kondisi pembelajaran, pendidik, dan sebagainya. Menurut Fishbein dan Ajzen (1975) dalam Anonim (2008: 4) berpendapat bahwa “Sikap adalah suatu predisposisi yang dipelajari untuk merespon secara positif atau negatif terhadap suatu objek, situasi, konsep, atau orang”. Sikap peserta didik terhadap objek misalnya sikap terhadap sekolah atau commit to user terhadap mata pelajaran. Perubahan sikap yang baik merupakan salah satu
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
30 indikator keberhasilan pendidik dalam melaksanakan proses pembelajaran. Untuk itu pendidik harus membuat rencana pembelajaran termasuk pengalaman belajar peserta didik yang membuat sikap peserta didik terhadap mata pelajaran menjadi lebih positif. b) Minat Menurut Getzel (1966) dalam Anonim (2008: 4) berpendapat bahwa “Minat adalah suatu disposisi yang terorganisir melalui pengalaman yang mendorong seseorang untuk memperoleh objek khusus, aktivitas, pemahaman, dan keterampilan untuk tujuan perhatian atau pencapaian”. Menurut kamus besar bahasa Indonesia (1990: 583) dalam Anonim (2008: 4), minat atau keinginan adalah “Kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu”. Hal penting pada minat adalah intensitasnya. Secara umum minat termasuk karakteristik afektif yang memiliki intensitas tinggi. Salah satu tujuan penilaian minat adalah untuk mengetahui minat peserta didik sehingga mudah untuk pengarahan dalam pembelajaran dan pertimbangan penjurusan serta pelayanan individual peserta didik, c) Konsep Diri Menurut Smith, konsep diri adalah evaluasi yang dilakukan individu terhadap kemampuan dan kelemahan yang dimiliki. Target, arah, dan intensitas konsep diri pada dasarnya seperti ranah afektif yang lain. Target konsep diri biasanya orang tetapi bisa juga institusi seperti sekolah. Arah konsep diri bisa positif atau negatif, dan intensitasnya bisa dinyatakan dalam suatu daerah kontinum, yaitu mulai dari rendah sampai tinggi. Konsep diri ini penting untuk menentukan jenjang karir peserta didik, yaitu dengan mengetahui kekuatan dan kelemahan diri sendiri, dapat dipilih alternatif karir yang tepat bagi peserta didik. Selain itu informasi konsep diri penting bagi sekolah untuk memberikan motivasi belajar peserta didik dengan tepat. d) Nilai Menurut Rokeach (1968) dalam Anonim (2008: 5) berpendapat bahwa “Nilai merupakan suatu keyakinan tentang perbuatan, tindakan, atau perilaku commit toburuk”. user Selanjutnya dijelaskan bahwa yang dianggap baik dan yang dianggap
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
31 sikap mengacu pada suatu organisasi sejumlah keyakinan sekitar objek spesifik atau situasi, sedangkan nilai mengacu pada keyakinan. Target nilai cenderung menjadi ide, target nilai dapat juga berupa sesuatu seperti sikap dan perilaku. Arah nilai dapat positif dan dapat negatif. Selanjutnya intensitas nilai dapat dikatakan tinggi atau rendah tergantung pada situasi dan nilai yang diacu. Definisi lain tentang nilai disampaikan oleh Tyler (1973:7) dalam Anonim (2008: 5), yaitu “Nilai adalah suatu objek, aktivitas, atau ide yang dinyatakan oleh individu dalam mengarahkan minat, sikap, dan kepuasan”. Selanjutnya dijelaskan bahwa manusia belajar menilai suatu objek, aktivitas, dan ide sehingga objek ini menjadi pengatur penting minat, sikap, dan kepuasan. Oleh karenanya satuan pendidikan harus membantu peserta didik menemukan dan menguatkan nilai yang bermakna dan signifikan bagi peserta didik untuk memperoleh kebahagiaan personal dan memberi konstribusi positif terhadap masyarakat. e) Moral Moral berkaitan dengan perasaan salah atau benar terhadap kebahagiaan orang lain atau perasaan terhadap tindakan yang dilakukan diri sendiri. Misalnya menipu orang lain, membohongi orang lain, atau melukai orang lain baik fisik maupun psikis. Moral juga sering dikaitkan dengan keyakinan agama seseorang, yaitu keyakinan akan perbuatan yang berdosa dan berpahala. Jadi moral berkaitan dengan prinsip, nilai, dan keyakinan seseorang. Kawasan afektif yang hendak diperbaiki pada penelitian tindakan kelas ini, mencakup tiga aspek yaitu penerimaan, partisipasi dan penilaian serta mencakup dua karakteristik yaitu sikap dan minat, Tiap aspek akan diperinci melalui indikator kata kerja operasionalnya masing-masing aspek pada lembar observasi proses pembelajaran di kelas dan hasil belajar siswa. 3) Hasil Belajar Psikomotor Kawasan ini berkaitan dengan aspek-aspek keterampilan yang melibatkan fungsi sistem syaraf dan otot dan fungsi psikis. Oleh Simpson (W.S.Winkel, 2004:278) aspek ini diklasifikasikan menjadi tujuh hal, yaitu : commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
32 a) b) c) d) e) f) g)
Persepsi/perception Kesiapan/set Gerakan Terbimbing/guided response Gerakan Terbiasa/mechanical response Gerakan Kompleks/complex response Penyesuaian Pola Gerakan/adjustment Kreatifitas/creativity.
W. Gulo (2002: 69-70), dikemukakan bahwa persepsi merupakan taksonomi yang pada umumnya tampak pada semua kawasan, baik kognitif maupun afektif. Taksonomi Gerakan Terbimbing/guided response dapat diartikan pula sebagai peniruan. Pada taksonomi Gerakan Terbiasa/mechanical response dan Gerakan Kompleks/complex response dapat digabung menjadi satu taksonomi yaitu membiasakan atau memahirkan. Adapun taksonomi Penyesuaian Pola Gerakan/adjustment, di dalamnya mencakup penyesuaian dengan kondisi setempat, dengan kata lain dinamakan taksonomi adaptasi, sedangkan kreatifitas mencakup kemampuan melahirkan atau menciptakan gerak-gerik baru sehingga dapat disebut juga taksonomi menciptakan (organition). Dengan demikian, pada aspek psikomotorik dapat disederhanakan menjadi lima tahap, yaitu : a)
Kesiapan/set
b) Peniruan/imitation c)
Membiasakan/habitual
d) Menyesuaikan/adaptation e)
Menciptakan/organitation
Penjelasannya adalah sebagai berikut : a)
Kesiapan yaitu berhubungan dengan kesediaan untuk melatih diri tentang keterampilan tertentu yang dinyatakan dengan usaha untuk melaporkan kehadirannya, mempersiapkan alat, menyesuaikan diri dengan situasi, menjawab pertanyaan.
b) Meniru adalah kemampuan untuk melakukan sesuai dengan contoh yang diamatinya walaupun belum mengerti makna dari keterampilan itu. c)
Membiasakan yaitu seseorang dapat melakukan suatu keterampilan tanpa harus melihat contoh, sekalipun ia belum dapat mengubah polanya. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
33 d) Adaptasi yaitu seseorang sudah mampu melakukan modifikasi untuk disesuaikan dengan kebutuhan atau situasi tempat keterampilan itu dilaksanakan. e)
Menciptakan (origination) yaitu di mana seseorang sudah mampu menciptakan sendiri suatu karya. Penelitian ini digunakan pendapat Simpson untuk mengukur hasil belajar
peserta didik pada ranah psikomotorik, yaitu persepsi/perception, kesipan/set, gerakan terbimbing/guided response, gerakan terbiasa/mechanical response, dan gerakan kompleks/complex response. Tiap aspek akan dijabarkan melalui indikator kata kerja operasionalnya masing-masing pada lembar observasi proses pembelajaran di kelas dan hasil belajar siswa. 5. Kajian Tentang Penilaian Proses dan Hasil Belajar Ditinjau dari sudut bahasa, penilaian diartikan sebagai proses menentukan nilai atau objek. Untuk dapat menentukan suatu nilai atau harga suatu objek diperlukan adanya ukuran atau kriteria sebagai dasar untuk membandingkan antara kenyataan atau apa adanya dengan kriteria atau apa harusnya. Menurut Sudjana (1991: 3) menyebutkan bahwa “Penilaian hasil belajar adalah proses pemberian nilai terhadap hasil–hasil belajar yang dicapai siswa dengan kriteria tertentu”. Sudjana juga menyebutkan bahwa “Penilaian proses belajar adalah upaya memberi nilai terhadap kegiatan belajar mengajar yang dilakukan siswa dan guru dalam mencapai tujuan pengajaran”. Penilaian terhadap hasil belajar lebih ditekankan pada derajat penguasaan tujuan pengajaran oleh para siswa. Sedangkan proses belajar–mengajar lebih ditekankan pada perbaikan dan pengoptimalan kegiatan belajar–mengajar itu sendiri, terutama efisien dan keefektifan pencapaian tujuan pengajaran, keefektifan dan relevansi bahan pengajaran, produktivitas kegiatan belajarmengajar, keefektifan sumber dan sarana pengajaran, serta keefektifan penilaian hasil dan proses belajar. Efisiensi berkenaan dengan pengorbanan yang relative kecil untuk memperoleh hasil yang optimal. Keefktifan berkenaan dengan jalan, commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
34 upaya, strategi yang digunakan dalam mencapai tujuan secara tepat dan cepat. Relevansi berkenaan dengan penyesuaian antara apa yang dilaksanakan dengan apa yang seharusnya dilaksanakan. Produktivitas berkenaan dengan pencapaian hasil, baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Penilaian proses dan hasil belajar (Sudjana, 1991:7) dapat digunakan beberapa cara. Cara pertama yakni menggunakan sistem huruf, yakni A, B, C, D dan G (gagal) dengan ukuran yang digunakan adalah A paling tinggi, B baik, C sedang atau cukup dan D kurang. Cara kedua ialah dengan sistem angka yang menggunakan beberapa standar. Dalam standar empat, angka 4 setara dengan A, angka 3 setara dengan B, angka 2 setara dengan C, angka 1 setara dengan D. Sistem penilaian hasil belajar pada umumnya dibedakan ke dalam dua cara atau sistem, yakni penilaian acuan norma (PAN) dan penilaian acuan patokan(PAP). Dalam penelitian ini menggunakan penilaian PAP karena lebih mudah dalam menentukan kriteria keberhasilan siswa. Penilaian acuan patokan (PAP) adalah penilaian yang diacukan kepada tujuan instruksional yang harus dikuasai oleh siswa. Sistem penilaian ini mengacu kepada konsep belajar tuntas atau masteri learning. Perhitungan nilai dan pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan langkah-langkah: a. Menyajikan tabel b. Menghitung rerata c. Menghitung nilai d. Membuat keputusan
6. Kajian Tentang Efektivitas Pembelajaran Menurut Hidayat (1986) dalam Ibnu Mukhlisin (2009) mengemukakan bahwa “ Efektifitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target (kuantitas,kualitas dan waktu) telah tercapai. Dimana makin besar presentase target yang dicapai, makin tinggi efektifitasnya”. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
35 Dalam kamus besar bahasa Indonesia, efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti mempunyai nilai efektif, pengaruh atau akibat, bisa diartikan sebagai kegiatan yang bisa memberikan hasil yang memuaskan, dapat dikatakan juga bahwa efektifitas merupakan keterkaitan antara tujuan dan hasil yang dinyatakan, dan menunjukan derajat kesesuaian antara tujuan yang dinyatakan dengan hasil yang dicapai. Jadi, efektifitas pembelajaran yang dimaksud adalah segala kegiatan yang dilakukan untuk mencapai sasaran yang berkaitan dengan tujuan yang telah ditetapkan dalam proses pembelajaran. Efektivitas pada penelitian ini dipandang sebagai goal attainment/ goal optimization atau pencapaian sasaran dari upaya bersama untuk mencapai tujuan dari proses pembelajaran yang telah ditetapkan. Derajat pencapaian sasaran menunjukkan derajat efektivitas. Suatu program dikatakan efektif jika tujuan akhir program tercapai. Dengan kata lain, pencapaian tujuan merupakan indikator utama dalam menilai efektivitas. Oleh karena itu untuk mencapai tujuan akhir dalam proses pembelajaran diperlukan adanya kerja sama dan partisipasi total antara siswa dan guru. Kesiapan guru dalam penguasaan bidang keilmuan yang menjadi kewenangannya, merupakan modal dasar bagi terlaksananya pembelajaran yang efektif. Guru yang profesional dituntut untuk memiliki persiapan dan penguasaan yang cukup memadai, baik dalam bidang keilmuan maupun dalam merancang program pembelajaran yang disajikan. Apabila pembelajaran dirancang untuk mencapai suatu tujuan belajar tertentu (a specific learning objective), maka pembelajaran akan lebih berhasil atau lebih efektif dalam mencapai tujuan yang ingin dicapai. Jadi pembelajaran dapat dikatakan efektif, apabila dapat memfasilitasi peserta didik dalam memperoleh pengetahuan dan keterampilan melalui penyajian informasi dan aktivitas yang dirancang untuk membantu memudahkan siswa dalam rangka mencapai tujuan khusus belajar yang diharapkan. Dalam penelitian ini, efektivitas pembelajaran dinilai dari penilaian hasil belajar ranah afektif dan psikomotorik seperti yang dilakukan pada penelitian joni (2011: 30) dan ervika (2011: 9). commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
36 7. Kajian Tentang Mata pelajaran Auto Cad Mata pelajaran Auto Cad dasar semester 4 SMK Negeri 5 Surakarta bertujuan
untuk
menyiapkan
siswa
dapat
mengenal,
menguasai,
dan
mengoperasikan progam autocad dengan mahir. Disamping itu siswa dituntut dapat menggambar tehnik dengan progam Auto Cad yang sekarang ini sudah tidak asing lagi dalam proses menggambar bangunan. Sehingga guru dituntut mampu menyampaikan materi pelajaran dan memberikan proses belajar yang tepat bagi siswa. Mata pelajaran ini merupakan mata pelajaran tambahan yaitu muatan lokal program produktif sehingga untuk kelancaran penggunaan progam ini ,harus memaksimalkan
daya
tangkap
mahasiswa
terhadap
materi
Pelaksanaan
pembelajaran muatan lokal program produktif yaitu Auto Cad dasar. Untuk memperoleh hasil tersebut, maka salah satu alternatif adalah pemaksimalan media pembelajaran menggunakan video learning dengan metode tutorial. Dalam video pembelajaran pada pelaksanaan pembelajaran muatan lokal program produktif yaitu Auto Cad dasar, kompetensi dasar (KD) yang akan di tampilkan dapat dilihat dalam tabel 2.2:
Tabel 2.2 Silabus Mata Pelajaran auto cad SMK N 5 Surakarta Mata Pelajaran
Kompetensi Dasar
Indikator
Muatan lokal program
Menggambar
1. Perancangan Denah
produktif Auto Cad
Bangunan
2. Menggambar
dasar
Gedung
Sumber : Silabus SMK Negeri 5 Surakarta
commit to user
bangunan.
denah
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
37 B. Penelitian Relevan Adapun hasil-hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.
Penelitian yang dilakukan Joni Martadi, 2011, yang berjudul „’penerapan metode student team achievement division (stad) dengan menggunakan lks word square sebagai upaya meningkatkan proses dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran ilmu bahan bangunan di kelas x teknik konstruksi kayu (tkk) smk negeri 2 surakarta’’ Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan metode Student Team Achievement Division (STAD) dengan menggunakan LKS Word Square dapat memperbaiki atau meningkatkan : (1) Hasil belajar dengan ketuntasan belajar yang diperoleh dari nilai kompetensi siswa (prasiklus 17,65%, siklus I 35,29% dan siklus II 82,35%); (2) Efektivitas pembelajaran dengan adanya peningkatan dari setiap siklus baik dari ranah afektif maupun psikomotorik. Efektivitas pembelajaran ranah afektif siswa prasiklus sebesar 63,81%, siklus I 70,50%, dan siklus II 81,54%. Efektivitas pembelajaran ranah psikomotorik siswa prasiklus 60,93%, siklus I 69,12% dan siklus II 79,50%.
2.
Penelitian yang dilakukan Arifah Rahmawati, 2010, yang berjudul “metode pembelajaran
student
teams-achievement
divisions
(stad)
disertai
macromedia flash dalam upaya untuk meningkatkan penguasaan konsep biologi siswa sma negeri 3 surakarta tahun ajaran 2008/ 2009”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana metode pembelajaran
Student
macromedia flash
Team
Achivement
dapat meningkatkan
Divisions
(STAD)
disertai
kualitas proses pembelajaran
khususnya pada penguasaan konsep Biologi. Hasil
penelitian
menunjukkan
terjadinya
peningkatan
persentase ketercapaian setiap indikator penguasaan konsep siswa dari tes kognitif, observasi maupuncommit hasil toangket. user Persentase rata-rata capaian
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
38 setiap tes kognitif pra siklus sebesar 75% dan pada siklus akhir 100%. Persentase rata-rata capaian setiap konsep siswa untuk pra siklus sebesar 75,8% dan meningkat pada akhir siklus II menjadi Dengan
demikian
dapat
disimpulkan
bahwa
sebesar
87,5%.
ada peningkatan
penguasaan konsep siswa melalui metode pembelajaran Student TeamsAchivement Divisions (STAD) disertai macromedia flash
3.
Penelitian yang dilakukan Yusuf Kurniadi Jamil,2011, yang berjudul “Perancangan
Media
Pembelajaran
Cad
Kompetensi
Dasar
Menggambar Bangunan Gedung”. Skripsi. 2012. Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret. Hasil penelitian ini menunjukkan terciptanya produk media pembelajaran berupa Video Pembelajaran dengan Model Tutorial yang dapat membantu penyampaian materi pada mata pelajaran Auto Cad dan mendukung pembelajaran yang berlangsung. Video pembelajaran juga dapat menjadi media ajar baru yang efisien, efektif dan tepat, sehingga model pengembangan pembelajaran dengan video pembelajaran ini kedepannya dapat direkomendasikan sebagai inovasi baru dalam pelajaran. Penelitian ini menyarankan untuk diadakannya penelitian penerapan media pembelajaran berupa Video Pembelajaran dengan Model Tutorial pada model pembelajaran yang sesuai dengan kondisi di lapangan. Sehingga penelitian ini merupakan kelanjutan yang relevan dari penelitian yang dilakukan Yusuf Kurniadi Jamil.
C. Kerangka Berfikir Peningkatan penguasaan materi oleh siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor, faktor tersebut antara lain adalah input (masukan), dan faktor proses. Apabila input bagus dan proses kurang mendukung, maka hasil akhir (output) belum tentu maksimal, sehingga dalam hal ini proses pembelajaran menjadi hal yang sangat penting untuk menentukan keberhasilan dalam pembelajaran. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
39 Berdasarkan observasi awal yang dilakukan peneliti pada mata pelajaran muatan lokal program produkif yaitu Auto Cad SMK Negeri 5 Surakarta tahun ajaran 2011/2012, menunjukan bahwa metode pembelajaran yang dilakukan kurang bervariasi. Guru kurang bisa merancang pembelajaran yang dapat menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan, sehingga siswa kurang berperan aktif dalam proses pembelajaran untuk membangun dan menemukan sendiri pengetahuannya melalui interaksi dengan siswa. Selain itu, jumlah siswa yang aktif dalam proses pembelajaran kurang optimal. Akibatnya interaksi guru dan siswa hanya berlangsung satu arah, sehingga suasana pembelajaran menjadi membosankan. Keadaan yang seperti ini akan membentuk sikap siswa yang pasif dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar dan potensi yang ada pada diri siswa kurang terlihat, sehingga siswa tidak dapat mengoptimalkan kemampuannya. Hal ini dapat mempengaruhi proses pembelajaran yang pada akhirnya akan berdampak pada hasil belajar siswa yang kurang memuaskan atau belum tuntas. Rendahnya hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran muatan lokal program produkif yaitu Auto Cad dapat disebabkan oleh rendahnya motivasi belajar siswa yang disebabkan kurang bervariasinya metode dan media pembelajaran yang digunakan selama ini. Metode dan media pembelajaran yang tepat dapat mempertinggi proses belajar siswa dalam pengajaran yang pada gilirannya dapat meningkatkan hasil belajar. Berkaitan dengan itu maka dalam proses belajar mengajar pada mata pelajaran muatan lokal program produkif yaitu Autocad di SMK Negeri 5 Surakarta tahun ajaran 2011/2012 diperlukan metode dan media pembelajaran yang sesuai, salah satunya yakni menggunakan metode Student Teams Achievement Division (STAD) disertai media pembelajaran Auto Cad yang diharapkan nanti dapat mendorong siswa untuk aktif dan berpikir kritis dalam belajar, dan menerapkan apa yang dipelajari dalam konteks nyata. Proses
pembelajaran
menggunakan
tipe
STAD
disertai
media
pembelajaran Auto Cad, siswa diarahkan untuk bekerjasama, saling membantu memecahkan masalah, berdiskusi, menilai kemampuan pengetahuan sendiri dan to user dalam suasana belajar yang mengisi kekurangan anggota commit kelompoknya
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
40 menyenangkan selama proses pembelajaran, sehingga dapat dipastikan bahwa setiap anggota kelompok telah menguasai materi yang diajarkan. Dengan penerapan tipe STAD disertai media pembelajaran ini maka dapat menghasilkan pembelajaran yang efektif dan pembelajaran yang berkualitas. Dikatakan berkualitas karena bisa meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran muatan lokal program produkif yaitu Auto Cad SMK Negeri 5 Surakarta tahun ajaran 2011/2012. Sebagai target yang ingin dicapai dalam penelitian ini, maka disusun skema kerangka berpikir seperti pada gambar 2.1. Proses Pembelajaran Kurang Berkualitas
Pemahaman materi masih rendah
Keaktifan siswa rendah
Hasil belajar belum tuntas Efektivitas pembelajaran belum tercapai
Penerapan metode STAD disertai media pembelajaran Auto Cad
Hasil belajar meningkat dan efektivitas pembelajaran tercapai
Proses Pembelajaran Berkualitas commit to user Gambar 2.1. Skema Kerangka Berpikir
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
41 D. Hipotesis Tindakan Berdasarkan kerangka berpikir diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut : 1. Melalui
penggunaan
media
pembelajaran
AutoCad
dengan
model
pembelajaran kooperatif Student Teams Achievement Division (STAD) dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI TKK SMK N 5 Surakarta tahun ajaran 2011/2012 pada mata pelajaran Aotocad 2. Dengan
penggunaan
media
pembelajaran
autocad
dengan
model
pembelajaran kooperatif Student Teams Achievement Division (STAD), maka pelaksanaan pembelajaran siswa kelas XI TKK SMK N 5 Surakarta pada mata pelajaran Auto Cad dapat berjalan dengan efektif, sehingga efektifitas pembelajaran dapat tercapai.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMK Negeri 5 Surakarta yang beralamat di JL. LU.Adisucipto No.42 Telp. 0271-713916 Surakarta, Kode Pos 57143. Lokasi ini dipilih sebagai tempat penelitian dengan pertimbangan di lokasi tersebut terdapat permasalahan pada proses pembelajaran mata pelajaran Autocad. Berdasarkan observasi awal dengan tes kemampuan awal diperoleh hasil belajar yang masih rendah, partisipasi dan interaksi siswa dengan guru masih kurang, serta siswa cenderung lebih pasif.
2. Waktu Penelitian Waktu penelitian direncanakan pada bulan April 2012 – Mei 2012. Adapun perinciannya sebagai berikut:
commit to user 42
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
43 Bulan Kegiatan penelitian
J Jan Feb Mar Apr Mei Jun Juli Ags
1. Persiapan penelitian a. Koordinasi penelitian dengan kepala sekolah dan guru b. Diskusi dengan guru untuk mengidentifikasi masalah pembelajaran dan merancang tindakan c. Menyusun proposal penelitian d. Menyiapkan perangkap pembelajaran dan instrument penelitian (lembar observasi) e. Mengadakan simulasi pelaksanaan tindakan 2. Pelaksanaan tindakan a. Siklus I - Perencanaan - Pelaksanaan tindakan - Observasi - Refleksi b. Siklus II - Perencanaan - Pelaksanaan tindakan - Observasi - Refleksi 3. Analisis data dan pelaporan a. Analisis data b. Menyusun laporan skripsi c. Ujian dan revisi d. Penggandaan dan pengumpulan laporan
Gambar 3.1. Jadwal Penelitian Tindakan Kelas
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
44 B. Subyek Penelitian Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI TKK SMK Negeri 5 Surakarta Tahun Pelajaran 2011 / 2012 yang berjumlah 23 siswa. C. Data dan Sumber Data 1. Data Penelitian
Data dari penelitian ini diperoleh dari hasil wawancara, tes, catatan lapangan dokumentasi dan observasi siswa yang berpedoman pada lembar pengamatan untuk aspek afektif, psikomotorik, serta aspek kognitif yang berupa hasil belajar siswa
2. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu : a. Sumber Data Primer 1) Guru mata pelajaran muatan lokal program produktif yaitu Auto Cad kelas XI Teknik Konstruksi Kayu SMK Negeri 5 Surakarta 2) Siswa kelas XI Teknik Konstruksi Kayu SMK Negeri 5 Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012 b. Data Sekunder 1) Bidang kurikulum SMK Negeri 5 Surakarta 2) Guru mata pelajaran muatan lokal program produktif yaitu autocad kelas XI Teknik Konstruksi Kayu SMK Negeri 5 Surakarta
D. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian yakni sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
45 1.
Silabus dan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) Silabus dan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) disusun dengan
standar kompetensi dan kompetensi dasar yang dipelajari siswa dan mengacu pada langkah-langkah pelaksanaan metode STAD dengan menggunakan media pembelajaran Auto Cad
2.
Pedoman Wawancara Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara
untuk memperoleh informasi dari terwawancara yang berupa data verbal yang dikehendaki . Dalam penelitian ini yang diwawancarai oleh peneliti adalah guru dan siswa. Pedoman wawancara ini bisa mengenai pembelajaran yang telah dilaksanakan, kendala-kendala yang dihadapi, kemampuan siswa, penyebab kesulitan, dan lain sebagainya.
3.
Arsip atau Dokumen Arsip atau dokumen merupakan bahan tertulis yang berkaitan dengan
suatu peristiwa atau aktivitas tertentu sehingga dapat dimanfaatkan sebagai sumber data dalam penelitian. Arsip atau dokumen yang digunakan untuk memperoleh informasi antara lain adalah data sekolah (profil sekolah, kurikulum, sistem pembelajaran) data siswa (nama siswa, nilai kompetensi siswa, keaktifan) serta catatan-catatan lain, baik dari guru yang berkaitan maupun pihak sekolah, yang mendukung dalam penelitian.
4.
Lembar Observasi Lembar Observasi digunakan untuk
menilai hasil belajar efektivitas
pembelajaran siswa pada ranah afektif dan psikomotorik. Tujuan tindakan observasi adalah untuk memperoleh data perilaku siswa sehingga didapatkan hasil perubahan perilaku siswa dalam memperbaiki pembelajaran. Peneliti mengisi lembar observasi tiap ranah yang telah dijabarkan dalam indikator-indikator dari kata kerja operasional masing-masing aspek dengan cara membubuhkan skor commit topada user butir indikator yang dilaksanakan sesuai dengan skala sikap yang digunakan,
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
46 pada aktivitas siswa berdasarkan data observasi lapangan selama pembelajaran berlangsung. Kisi-kisi penilaian ranah afektif dan psikomotorik mengacu pada Winkel (2004: 282-285) yang terdiri dari penerimaan (receiving), partisipasi (responding) dan penilaian atau penentuan sikap (valuing) untuk ranah psikomotorik serta persepsi (perception), kesiapan (set), gerakan terbimbing (guided response), gerakan yang terbiasa (mechanical response), gerakan yang kompleks (complex response), untuk ranah psikomotorik. (lembar observasi ranah afektif, psikomotor dan efektivitas pembelajaran lihat Lampiran 24 dan 29). Skor penilaian lembar observasi ranah afektif dan psikomotorik berdasarkan Sudjana (2002: 78) bisa dilihat pada tabel 3.1:
Tabel 3.1. Teknik Penilaian Observasi Ranah Afektif dan Psikomotorik Pernyataan
Baik Sekali
Baik
Cukup
Kurang
Pernyataan positif
4
3
2
1
Pernyataan negatif
1
2
3
4
(sumber Sudjana, 2002:78)
5. Tes Hasil Belajar
Instrumen ini digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa untuk aspek kognitif pada tahap pengetahuan, pemahaman dan penerapan. Tes yang dilakukan dalam penelitian ini adalah tes tertulis yang bertujuan untuk mengetahui peningkatan penguasaan siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran muatan lokal program produktif yaitu Auto Cad. Tes kognitif yang dilakukan adalah tes kemampuan awal, tes pasca siklus I, dan tes pasca siklus II. Dalam penelitian ini menggunakan penilaianacuan patokan (PAP) karena lebih mudah dalam menentukan kriteria
keberhasilan siswa. Kisi-kisi tes kognitif mengacu pada
winkel (2010: 280) yang terdiri dari kategori pengetahuan, pemahaman, dan penerapan. (dapat dilihat pada Lampiran 14, 15, 16) commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
47 E. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data pada kualitatif ini melalui: wawancara, observasi, kajian arsip atau dokumen dan tes siswa. 1. Wawancara Wawancara ini dilakukan secara tidak formal dan digunakan sebagai data pendukung dengan menggunakan jenis wawancara terbuka. Wawancara dilakukan oleh peneliti terhadap guru dan siswa pada pra siklus dan pasca siklus. Wawancara dimaksudkan untuk memperoleh informasi tentang berbagai hal yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran seperti sistem kegiatan belajar mengajar, kendala yang dihadapi dalam pembelajaran dan efektivitas penerapan metode STAD dengan menggunakan media pembelajaran Auto Cad dalam pembelajaran pada mata pelajaran Auto Cad. 2. Observasi S. Arikunto (1998 : 28) dalam Sintani Fahmi (2011: 38) menjelaskan bahwa metode observasi merupakan suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti dan sistematis untuk mendapat gambaran secara langsung kegiatan yang di lapangan. Observasi dilaksanakan untuk mendapatkan gambaran secara langsung kegiatan belajar siswa dan untuk mengamati pelaksanaan serta efektivitas pembelajaran di kelas XI TKK pada mata pelajaran muatan lokal program produktif yaitu Auto Cad. Data observasi dituangkan dalam bentuk lembar observasi tertulis yang memuat skala sikap.
3. Kajian Dokumen Kajian dokumen dilakukan terhadap berbagai arsip yang digunakan dalam proses pembelajaran, antara lain: silabus pembelajaran, bahan ajar, presensi siswa, hasil diskusi kelompok pada setiap siklus dan dokumen lain yang mendukung penelitian. Metode dokumentasi dilaksanakan berdasar dari pendapat commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
48 S. Arikunto (2006 : 158) yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda dan lain sebagainya. 4. Tes Tes digunakan untuk mengetahui implikasi dari tindakan yang telah dilakukan terhadap tingkat pengetahuan, pemahaman dan penerapan konsep pada mata pelajaran Auto Cad. Tes dilakukan sebanyak tiga kali, yaitu: tes kemampuan awal dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal siswa, tes pasca siklus I untuk mengetahui penguasaan pelaksanaan pembelajaran muatan lokal program produktif yaitu Auto Cad, dan tes pasca siklus II untuk mengetahui pencapaian konsep materi yang belum tuntas secara keseluruhan. F. Uji Validitas Data Teknik pengembangan validitas data yang paling umum digunakan dalam penelitian kualitatif adalah teknik trianggulasi. Teknik trianggulasi data digunakan untuk menjaga validitas data. Menurut H.B. Sutopo (2006: 92) pada dasarnya teknik trianggulasi merupakan teknik yang didasari pola pikir fenomenologi yang bersifat multiperspektif. Artinya untuk menarik kesimpulan yang mantap, diperlukan tidak hanya satu cara pandang. Dari beberapa cara pandang itu akan bisa dipertimbangkan fenomena yang muncul, perbedaan dan persamaannya, mengapa terjadi demikian, serta selanjutnya bisa ditarik kesimpulan yang lebih lengkap. Trianggulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah trianggulasi data (sumber). Teknik trianggulasi sumber menurut Patton (H.B. Sutopo, 2006: 93) juga disebut sebagai trianggulasi data. Cara ini megarahkan peneliti untuk mengumpulkan data dari berbagai sumber yang berbeda untuk mencari informasi yang sama. Teknik trianggulasi sumber dapat pula dilakukan dengan menggali informasi dari sumber – sumber data yang berbeda jenisnya, misalnya dokumen, arsip, hasil wawancara, dan hasil observasi. Untuk lebih jelasnya, proses commit to user trianggulasi data (sumber) dapat dilihat pada gambar berikut:
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
49 Wawancara
Informan
guru, siswa
Content Analysis
Dokumen/ Arsip
Data sekolah, data siswa, catatan,dll.
Observasi
Aktifitas
Kegiatan di kelas
Data
Gambar 3.2. Skema Trianggulasi Data (Sumber: H.B Sutopo, 2006: 94)
G. Analisis Data Penelitian tindakan kelas ini, analisis data yang dilakukan yakni secara diskriptif kualitatif. Analisis diskriptif kualitatif dilakukan dengan analisis interaktif, yang terdiri dari reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi yang dilakukan dengan cara interaksi baik antara komponen, dari proses pengumpulan data sebagai siklus. Proses analisis data ini berdasarkan pendapat Miles dan Huberman dalam Sutopo (2006: 119-120) yang mencakup tiga komponen utama, yaitu: reduksi, penyajian, dan penarikan kesimpulan.
Pengumpulan Data
Reduksi
Sajian Data Penarikan Kesimpulan commit to user Gambar 3.3. Model Analisis Interaktif (Sumber : H.B. Sutopo, 2006: 120)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
50 Reduksi
data
merupakan
proses
seleksi,
pemfokusan,
dan
penyederhanaan dari data lapangan (field note) yang berlangsung sepanjang kegiatan pelaksanaan penelitian. Penyajian data merupakan pemaparan atas semua data yang telah di seleksi dan di reduksi yang dirangkai secara urut dan sistematis. Penarikan kesimpulan merupakan upaya pencarian makna data, mencatat keteraturan, dan penggolongan data. H. Indikator Kinerja Penelitian Indikator keberhasilan proses dan hasil belajar, serta efektivitas pembelajaran pada penelitian ini tercermin dengan adanya peningkatan hasil belajar dari penerapan metode STAD dengan menggunakan media pembelajaran Autocad dan peningkatan hasil belajar siswa setiap siklusnya berupa kenaikan jumlah siswa yang tuntas belajar baik dari aspek kognitif, afektif, maupun psikomotoriknya. Indikator keberhasilan tersebut dilihat pada tabel 3.2 :
Tabel 3.2. Indikator kinerja penelitian Aspek Yang
Presentase Siswa
Diukur
Yang Ditargetkan
Ranah kognitif
Cara Mengukur Diukur dari Ketuntasan hasil belajar
75%
siswa mencapai rata-rata kelas 75% dihitung dari jumlah siswa yang mendapatkan nilai ≥75
Ranah afektif
Diamati dari sikap dan minat dengan 75%
rata-rata kelas 75%
dihitung dari
jumlah siswa yang mendapatkan nilai ≥75
Ranah psikomotor
Diamati kegiatan yang di lakukan 75%
siswa dengan rata-rata kelas 75% dihitung dari jumlah siswa yang
commit tomendapatkan user nilai ≥75
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
51 Tolok ukur keberhasilan proses dan hasil belajar serta efektivitas pembelajaran ini ditetapkan dengan skor 75 berdasarkan ketetapan sekolah untuk tahun ajaran 2011/2012.
I.
Prosedur Penelitian
Penelitian ini menerapkan metode penelitian tindakan kelas model Kurt Lewin. Model Kurt Lewin merupakan model pertama dalam PTK yang diperkenalkan pada tahun 1946, dan merupakan acuan pokok atau dasar dari berbagai model PTK yang lain. Prosedur penelitian merupakan tahapan-tahapan yang ditempuh dalam penelitian dari awal sampai akhir. Ada empat tahapan penting dalam penelitian tindakan, yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Keempat tahap dalam penelitian adalah unsur untuk membentuk sebuah siklus, yaitu satu putaran kegiatan beruntun yang kembali ke langkah semula. Model kurt lewin dapat digambarkan sebagai berikut :
2. Acting 3. Observing
1.Planing 4. Reflecting
Gambar 3.4. Model Kurt Lewin
Langkah-langkah operasional penelitian untuk tiap siklus meliputi tahap persiapan, tahap perencanaan, tahap pelaksanaan tindakan, tahap refleksi dan tahap tindak lanjut. Tahapan pelaksanaan penelitian dapat diuraikan sebagai berikut: commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
52 1. Siklus I a. Tahap Perencanaan Tindakan Tahap ini mencakup semua perencanaan tindakan seperti perijinan, observasi pra tindakan, identifikasi masalah, pembuatan dan menyiapakan instrumen yang diperlukan, serta merencanakan langkah-langkah dan tindakan yang akan dilakukan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Rencana tindakan yang akan dilakukan bertujuan untuk memperbaiki praktek pembelajaran Auto Cad yaitu dengan menerapkan metode pembelajaran STAD dengan menggunakan media pembelajaran Auto Cad, adapun langkahlangkah perencanaannya yaitu: 1) Permintaan ijin kepada Kepala Sekolah dan Guru yang mengampu mata pelajaran Autocad di SMK Negeri 5 Surakarta. 2) Observasi pra tindakan terhadap kegiatan pembelajaran di kelas XI TKK. Observasi dilakukan dengan mengikuti pembelajaran Autocad. 3) Identifikasi masalah dan penetapan alternatif pemecahan masalah. 4) Perencanaan pembelajaran yang akan diterapkan dalam proses belajar mengajar serta menentukan strategi pembelajaran yang digunakan. 5) Menyiapkan instrumen penelitiaan, antara lain menyusun Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), materi pembelajaran, lembar kerja siswa, lembar observasi ranah afektif dan psikomotor, dan sebagainya. b. Tahap Pelaksanaan Tindakan Tindakan pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah disusun. Pelaksanaan tindakan pada tahap ini adalah sebagai berikut: 1) Tes kemampuan awal siswa yang dilakukan pada pra siklus dengan soal pilihan ganda. 2) Koordinasi dengan guru pengampu mengenai pelaksanaan pembelajaran metode STAD dengan menggunakan media pembelajaran Auto Cad. 3) Tahap–tahap pembelajaran pertemuan pertama a) Pengarahan pelaksanaan pembelajaran metode STAD dengan commit to user menggunakan media pembelajaran autocad
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
53 b) Pemberian materi pembelajaran sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran Auto Cad. c) Pembentukan kelompok yang terdiri dari 4-5 anggota yang heterogen dengan tingkat prestasi yang berbeda–beda. d) Guru membagikan lembar pada masing–masing kelompok. e) Setiap kelompok diberi tugas denah rumah tipe 42 dan materi mengenai pokok bahasan yang akan didiskusikan yaitu tentang perencanaan gambar rumah tipe 42 f) Guru memaparkan media pembelajaran berupa video pembuatan denah dengan Auto Cad. g) Masing–masing anggota kelompok belajar bersama, berdiskusi untuk menyelesaikan tugas. h) Guru mengaktifkan diskusi tiap kelompok dan berkeliling memantau kerja masing-masing kelompok serta membantu kelompok yang mengalami kesulitan. i) Beberapa kelompok ditunjuk untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya berupa hasil gambar sesuai jobsheet. j) Pernyataan skor/ nilai yang diperoleh kelompok dan tiap individu siswa. k) Pemberian
penghargaan
dari
guru
untuk
kelompok
yang
menyelesaikan soal tepat waktu dan mendapatkan nilai tinggi. l) Guru dan siswa menyimpulkan materi hasil kegiatan belajar yang telah dilaksanakan. 4) Tahap – tahap pembelajaran pertemuan kedua a) Guru
merefleksi
materi
yang
disampaikan
pada
pertemuan
sebelumnya yakni mengenai denah rumah. b) Guru mengelompokan kembali kelompok yang sebelumnya telah dibentuk. c) Guru memaparkan kembali media pembelajaran berupa video pembuatan denah dengan Auto Cad commit user tugas. d) Guru membagikan soal dalamtobentuk
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
54 e) Guru menjelaskan cara pengerjaan. f) Siswa bekerjasama dalam kelompoknya untuk mengerjakan tugas . g) Masing–masing kelompok mengumpulkan hasil pengerjaannya. h) Guru melanjutkan materi selanjutnya. i) Pelaksanaan evaluasi pasca siklius I c. Tahap observasi Tahap ini pengumpulan data dilakukan dengan cara mengamati jalannya proses pembelajaran dan mencatat setiap aktivitas siswa dan kinerja guru pada saat pelaksanaan tindakan berlangsung. Aktivitas siswa diamati dengan mengacu pada lembar observasi dari awal pembelajaran sampai akhir pembelajaran. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah aktivitas siswa sudah sesuai dengan indikator yang tercantum dalam lembar observasi atau tidak, sehingga hasil observasi dapat diperbaiki pada siklus berukutnya. d. Tahap Analisis dan Refleksi Data-data
yang diperoleh melalui
observasi,
dalam tahap ini,
dikumpulkan dan dianalisis dengan model analisis interaktif. Dengan demikian, dapat diketahui peningkatan keaktifan dan hasil belajar siswa pada pelaksanaan pembelajaran muatan lokal program produktif yaitu Auto Cad melalui metode STAD dengan menggunakan media pembelajaran Auto Cad. Berdasarkan hasil refleksi ini, akan diketahui kelebihan dan kelemahan kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan, sehingga dapat digunakan untuk menentukan tindakan kelas pada siklus selanjutnya.
2. Siklus II Diadakannya tindakan siklus II berdasarkan pada hasil yang telah dicapai pada siklus I. Tindakan siklus II direncanaan sebagai upaya perbaikan dari hasil tindakan siklus I, dengan materi pembelajaran yang disesuaikan dengan silabus pelaksanaan pembelajaran muatan lokal program produktif yaitu Auto Cad. Perwujudan tahap pelaksanaan, observasi, serta analisis dan refleksi juga mengacu commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
55 pada siklus sebelumnya. Adapun tahap operasional siklus II adalah sebagai berikut: a. Perencanaan Tindakan Hasil analisis dan refleksi pada siklus I menjadi pedoman untuk perencanaan siklus II. Langkah awal pada tahap ini hampir sama pada tahap perencanaan pada siklus I, yaitu menyiapkan instrumen penelitiaan, yang berbeda adalah
rancangan
Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran
(RPP),
materi
pembelajaran, lembar kerja siswa, dan soal tes kemampuan kognitif yang disesuaikan dengan materi lanjutan siklus I berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah ditetapkan dalam silabus.
b. Pelaksanaan Tindakan Tindakan pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah disusun. Pelaksanaan tindakan pada tahap ini adalah sebagai berikut: 1) Tahap – tahap pembelajaran pertemuan pertama a) Pemberian materi pembelajaran melanjutkan materi yang diajarkan pada siklus I b) Proses pembelajaran masih menggunakan metode STAD dengan menggunakan media pembelajaran Auto Cad. c) Pembagian kelompok sama seperti pada siklus I d) Guru membagikan lembar jobsheet pada masing – masing kelompok. e) Guru memaparkan media pembelajaran berupa video pembuatan denah dengan Auto Cad f) Masing–masing anggota kelompok belajar bersama, berdiskusi untuk menyelesaikan jobsheet yang telah diberikan. g) Guru mengaktifkan diskusi tiap kelompok dan berkeliling memantau kerja masing-masing kelompok serta membantu kelompok yang mengalami kesulitan. h) Beberapa kelompok ditunjuk untuk mempresentasikan hasil kerja commit to sesuai user jobsheet yang diberikan. kelompoknya berupa hasil gambar
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
56 i) Pernyataan skor/ nilai yang diperoleh kelompok dan tiap individu siswa. j) Pemberian penghargaan dari guru untuk kelompok yang menyelesaikan soal tepat waktu dan mendapatkan nilai tinggi. k) Guru dan siswa menyimpulkan materi hasil kegiatan belajar yang telah dilaksanakan. 2) Tahap – tahap pembelajaran pertemuan kedua a) Guru merefleksi materi yang disampaikan pada pertemuan sebelumnya yakni denah rumah. b) Guru mengelompokan kembali kelompok yang sebelumnya telah dibentuk. c) Pemaparan media pembelajaran Auto Cad 1) Guru menayangkan media pembelajaran Auto Cad berupa video di layar LCD. 2) Guru membacakan aturan yang ada pada tugas. 3) Guru membacakan pertanyaan yang berhubungan dengan materi pada hari tersebut 4) Setiap kelompok berdiskusi dan berlomba untuk menyelesaikan tugas. 5) Kelompok yang terlebih dahulu tunjuk jari berhak menjawab pertanyaan. 6) Kelompok yang mendapat skor nilai terbanyak mendapat penghargaan berupa hadiah. d) Guru melanjutkan materi selanjutnya. e) Pelaksnaan evaluasi pasca siklus II c. Tahap Observasi 1) Melakukan observasi sesuai dengan format yang sudah disiapkan dan mencatat semua hal-hal yang diperlukan yang terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung. 2) Menilai
hasil
tindakan
sesuai
dikembangkan. commit to user
dengan
format
yang
sudah
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
57 d. Tahap Analisis dan Refleksi 1) Melakukan evaluasi terhadap tindakan pada siklus II berdasarkan data yang terkumpul. 2) Membahas hasil evaluasi tentang skenario pembelajaran pada siklus II. 3) Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai dengan hasil evaluasi untuk digunakan pada siklus III jika di perlukan. 4) Evaluasi tindakan II Indikator keberhasilan yang dicapai pada siklus II ini diharapkan mengalami kemajuan minimal 10% dari siklus I.
3. Siklus III Tindakan siklus III dilakukan jika pada siklus II, target keberhasilan ketuntasan yang ditetapkan belum tercapai. Perwujudan siklus II didasarkan pada hasil yang diperoleh dari siklus II. Siklus III ini dilaksanakan jika diperlukan, maksudnya jika pada tindakan siklus II ketuntasan yang ditetapakn pada tabel tolok ukur keberhasilan belum tercapai, maka tindakan siklus III dilaksankan. Akan tetapi jika pada siklus II, target keberhasilan telah tercapai, maka kegiatan penelitian dihentikan pada siklus II dan siklus III ditiadakan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
58
Perencanaan Tindakan Menyusun Instrumen Pembelajaran Refleksi Ulasan terhadap hasil observasi proses pembelajaran Observasi Pengamatan peningkatan penguasaan siswa terhadap materi Auto Cad
Hasil Belum Terselesaikan
SIKLUS I Pelaksanaan Tindakan Penerapan metode STAD dengan menggunakan media pembelajaran Auto Cad Refleksi Ulasan terhadap hasil observasi proses pembelajaran
Observasi Pengamatan peningkatan penguasaan siswa terhadap materi Auto Cad SIKLUS II
Hasil Terselesaikan (siklus dihentikan)
Belum Terselesaikan
Perencanaan Tindakan Rencana perbaikan sesuai siklus I
Pelaksanaan Tindakan Penerapan metode STAD dengan menggunakan media pembelajaran autocad
Lanjut ke silkus III
Gambar 3.5.Skema Prosedur Penelitian Model Kurt Lewin (Sumber: Suharsimi Arikunto, Suhardjono dan Supardi, 2006 :74)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Data dan Deskripsi Tempat Penelitian Tempat penelitian berada di kelas XI Teknik Konstruksi Kayu (TKK) SMK Negeri 5 Surakarta. Data sekolah dan kelas dapat diuraikan sebagai berikut:
1.
Data Sekolah
a. Nama Sekolah
: SMK N 5 Surakarta
b. Nomor Statistik Sekolah
: 321036101002
c. Propinsi
: Jawa Tengah
d. Otonomi Daerah
: Pemerintah Kota Surakarta
e. Kecamatan
: Laweyan
f. Desa/Kelurahan
: Kerten
g. Jalan & Nomor
: L.U Adisucipto Nomor : 42
h. Kode Pos
: 57143
i. Telepon
: Kode Wilayah : 0271 Nomor 713916
j. Faximile
: Kode Wilayah : 0271 Nomor:727068
k. Daerah
: Perkotaan
l. Status Sekolah
: Negeri
m. Kelompok Sekolah
: Teknologi & Industri
n. Akreditas
:A
Surat Keputusan BAS
: No: 018/BASPROP/TU1/2006
Tgl
:28-01-2006
o. Penerbit SK BAS ditandatangani oleh : Drs.Sudharto M.A p. Tahun Berdiri
: 1965
q. Tahun Perubahan
: 1997
r. Kegiatan Belajar Mengajarcommit to user : Pagi 59
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
60 s. Bangunan Sekolah
: Dinding Batu bata (Permanen)
t. Lokasi Sekolah
: Dalam Kota
u. Jarak ke pusat Kecamatan
: 2 Km
v. Jarak ke pusat Otoda
: 8 Km
w. Terletak pada lintasan
: Kabupaten/Kota
x. Perubahan Sekolah a. STM N 2 Surakarta, tgl. 7-8-1965 No.88-65/ Dirpt/Bl b. SMK N 5 Surakarta, tgl. 7-3-1997 No.036/ O /1997 y. Kepala Sekolah
: Drs. Sudarto, M. M. NIP. 19520607 197903 1 012
z. Email dan Website
:
[email protected] dan www.smkn5solo.net
a.
Program Keahlian
: 1. Teknik Sipil 2. Tekanik Elektronika Industri 3. Teknik Tenaga Listrik 4. Teknik Pemesinan 5. Teknik Otomotif 6. Teknik Rekayasa Perangkat Lunak
a.
Sertifikasi ISO 9001-2008
Status
: Sudah bersertifikasi
No
: 01 100 065361
Tanggal
: 26 Juni 2006
Lembaga yg mengeluarkan
: TUV Rheinland Group
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
61 2. Visi, Misi dan Tujuan SMK Negeri 5 Surakarta a. VISI SEKOLAH 1) Menciptakan teknisi tingkat menengah yang Profesional. b. MISI SEKOLAH 1) Mendidik dan Melatih Peserta Didik yang berkarakter. 2) Mendidik dan Melatih Peserta Didik sesuai Kebutuhan Dinia Kerja. 3) Mendidik dan Melatih Peserta Didik agar memiliki karakter entrepreneur. 4) Mewujudkan Sekolah sebagai wadah pengembangan daya kreatif dan inovatif. 5) Mewujudkan Sekolah Berstandart International. 6) Memberikan pelayanan prima pada pelanggan. c. TUJUAN SEKOLAH 1) Menyiapkan peserta didik yang cakap, mampu memahami dan menerapkan budi pekerti luhur. 2) Menyiapkan
peserta
didik
untuk
memasuki
dunia
kerja
serta
mengembangkan sikap professional. 3) Menyiapkan peserta didik mampu memilih karier, berkompetisi dan mengembangkan sikap mandiri. 4) Menyiapkan tenaga kerja untuk mengisi kebutuhan dunia usaha/industri dan bersikap. 5) Menyiapkan peserta didik agar mampu bersaing untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. 6) Menyiapkan dan melaksanakan kegiatan rekayasa teknologi. 7) Menyiapkan dan melaksanakan komponen–komponen persyaratan sekolah berstandart internasional. 8) Merumuskan dan melaksanakan kebutuhan dan harapan pelanggan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
62 3. Kurikulum yang pernah diberlakukan di SMK Negeri 5 Surakarta
SMK Negeri 5 Surakarta telah memberlakukan beberapa kurikulum selama Proses Belajar Mengajar (PBM) dari tahun berdirinya sekolah. Kurikulum yang pernah dilakukan di MK Negeri 5 Surakarta itu antara lain : a. Kurikulum 1964 b. Kurikulum 1976 c. Kurikulum 1984 d. Kurikulum 1994 e. Kurikulum 1999 f. Kurikulum 2004 ( hanya untuk program studi mesin ) g. Kurikulum Berbasis Kompetensi h. KTSP i. Kurikulum Spektrum 4. Struktur Kurikulum
Struktur Kurikulum Spektrum 2008 SMK Negeri 5 Surakarta meliputi subtatnsi pembelajaran yang ditempuh dalam satu jenjang pendidikan selama empat tahun, mulai kelas X, XI dan XII. Struktur Kurikulum yang digunakan meliputi dua unsur utama; a. Struktur Kurikulum Baku yang diterbitkan oleh Departemen Pendidikan Nasional sebagai acuan dasar dalam pembuatan Kurikulum Spektrum 2008 SMK Negeri 5 Surakarta; b. Kurikulum Spektrum 2008 SMK Negeri 5 Surakarta sebagai Struktur Kurikulum Implementatif.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
63 Tabel 4.1. Struktur Kurikulum Baku STRUKTUR KURIKULUM SPEKTRUM 2008 SMK NEGERI 5 SURAKARTA BIDANG STUDI KEAHLIAN
: Teknologi dan Rekayasa
PROGRAM STUDI KEAHLIAN
: Teknik Sipil
KOMPETENSI KEAHLIAN
: Teknik konstruksi Kayu
(sumber : SMK Negeri 5 Surakarta )
Implikasi dari struktur kurikulum di atas dijelaskan sebagai berikut: a. Di dalam penyusunan struktur kurikulum SMK, mata pelajaran dibagi ke dalam tiga kelompok, yaitu kelompok Program Normatif, Adaptif, dan Program Produktif. Kelompok Program Normatif adalah mata pelajaran yang dialokasikan secara tetap yang meliputi Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, dan Seni Budaya. Kelompok Program Adaptif terdiri atas mata pelajaran Bahasa Inggris, Matematika, IPA, IPS, Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi, dan Kewirausahaan. Kelompok Program Produktif terdiri atas sejumlah mata pelajaran yang dikelompokkan dalam Dasar Kompetensi Kejuruan dan Kompetensi Kejuruan. Kelompok program adaptif dan produktif adalah mata pelajaran yang alokasi waktunya disesuaikan dengan kebutuhan Kompetensi Keahlian, dan dapat diselenggarakan dalam blok waktu atau alternatif lain. b. Materi pembelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan dan Kompetensi Kejuruan disesuaikan dengan kebutuhan Kompetensi Keahlian untuk memenuhi standar kompetensi di Dunia Kerja. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
64 c. Evaluasi pembelajaran dilakukan setiap akhir penyelesaian satu standar kompetensi atau beberapa penyelesaian kompetensi dasar dari setiap mata pelajaran. d. Pendidikan SMK diselenggarakan dalam bentuk Pendidikan Sistem Ganda. e. Alokasi waktu satu jam pelajaran tatap muka adalah 45 menit. f. Beban belajar SMK meliputi kegiatan pembelajaran tatap muka, praktik di sekolah dan kegiatan kerja praktik di dunia usaha/industri ekuivalen dengan 40 jam per minggu. g. Minggu efektif penyelenggaraan pendidikan SMK adalah 38 minggu dalam satu tahun pelajaran.
5. Denah Lokasi SMK Negeri 5 Surakarta
Gedung SMK Negeri 5 Surakarta terletak di Jln LU. Adi Sucipto no.42 Surakarta. Dilihat dari keberadaannya, lokasi SMK Negeri 5 Surakarta dekat dengan Lembaga Pendidikan lainnya, sehingga dapat dikatakan terletak di lingkungan komplek sekolah, baik negeri maupun swasta. Hal ini dapat menjadi motivasi tersendiri bagi siswa karena letak dipinggir jalan raya, maka transportasi mudah dijangkau, baik kendaraan umum maupun kendaraan pribadi. SMK Negeri 5 Surakarta menempati areal tanah seluas 22530 m2 yang terdiri dari gedung dan halaman. Karena luasnya yang mencukupi maka sangat menunjang kegiatan belajar mengajar. LOKASI SMK N 5 Surakarta
U
SMK N 4 Surakarta
SMK N 6 Surakarta
Jl. Adi Sucipto Gedung Warastratama
= Lokasi
commit to user Gambar 4.1 Denah Lokasi SMK Negeri 5 Surakarta
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
65
Gambar 4.2 Denah Ruang SMK Negeri 5 Surakarta
B. Data Siswa 1. Data Siswa Kelas Yang Diteliti Kelas yang digunakan sebagai subyek dalam penelitian adalah kelas XI Teknik Konstruksi Kayu (TKK) SMK Negeri 5 Surakarta tahun ajaran 2011/2012 dengan jumlah siswa seanyak 23 siswa dengan perincian 22 siswa laki-laki dan 1 siswa perempuan. Pelaksanaan pembelajaran muatan lokal program produktif yaitu Auto Cad pada jam pertama dan kedua dengan alokasi waktu 2 kali 45 menit dimulai pukul 07.00-08.30 WIB. Pembelajaran di siklus I dan II diruang Lab.komputer dilantai dua tepatnya berada disebelah selatan ruang Wakil Kepala Sekolah ( WKS 1 ) bidang kurikulum dengan ruang kelas berukuran 9x9 m, lantai keramik putih serta dinding bercat krem dan menghadap kearah utara. Diruang kelas ini terdapat satu white board, Lcd, almari dan dua meja guru dibagian depan. Kelas ini memiliki 34 kursi,36 meja dan seperangkat komputer. Denah bisa dilihat pada gambar 4.3 dibawa inicommit : to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
66
LCD
MG
B1
MG
B2
B3
B4
B5
A L M
B6
Gambar 4.3. Denah Ruang Kelas Lab Komputer
Keterangan gambar : MG
: Meja Guru
ALM
: Almari
B1, B2, B3, B4, B5, B6
: Baris Meja : Papan Tulis
Adapun wali kelas XI TKK adalah Ibu Wiwik triwiyati, S.Pd Untuk Struktur Kepengurusan Kelas XI Teknik Konstruksi Kayu (TKK) SMK Negeri 5 Surakarta adalah sebagai berikut : 1. Wali Kelas
: Wiwik triwiyati, S.Pd.
2. Ketua Kelas
: Bayu Riskhyi Prakoso
3. Wakil ketua
: Danang Cahyono
4. Sekretaris I
: Erika Marita Ramdani
5. Sekretaris II
: Arsena Rivai Dwi Saputra
6. Bendahara I
: Aldy Indra Pratama
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
67 2.
Identifikasi Masalah
a. Kondisi Awal Pembelajaran Sebelum Tindakan Kelas Sebelum pelaksanaan penelitian, peneliti mengadakan observasi awal terhadap pelaksanaan pembelajaran muatan lokal program produktif yaitu Auto Cad. Observasi awal ini bertujuan untuk mengetahui proses pembelajaran yang biasa disampaikan oleh guru selama ini dan mengidentifikasikan permasalahan yang ada dalam pembelajaran tersebut. Sedangkan untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas XI Teknik Konstruksi Kayu 2011/2012 SMK Negeri 5 Surakarta pada pelaksanaan pembelajaran muatan lokal program produktif yaitu Auto Cad, peneliti memberikan pre-nilai yang juga dilaksanakan sebelum penelitian. Untuk mengetahui Gambaran ilustrasi hasil observasi ditunjukkan pada gambar 4.4.
GURU
Media(BSE)
Pesan
SISWA
Metode
Gambar 4.4. Ilustrasi mengajar guru pra siklus
Dari observasi awal tersebut, diperoleh data bahwa guru menggunakan media pembelajaran yaitu BSE (Buku Sekolah Elektronik) untuk menyampaikan pesan pembelajaran pada siswa namun masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan pembelajaran muatan lokal program produktif yaitu Auto Cad antara lain adalah belum dipakainya metode pembelajaran yang tepat untuk digunakan, guru masih bersifat konvensional yang jarang melibatkan interaksi siswa, belum adanya modul untuk Auto Cad. Metode mengajar guru menggunakan metode ceramah dan demonstasi namun untuk commit metode todemonstrasi masih belum maksimal. user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
68 Penempatan tempat duduk pun sesuai kehendak siswa masing-masing, jadi belum pernah ada perubahan dalam penempatan kelas yang diatur sesuai keinginan guru. Guru belum tahu apakah penempatan duduk masing-masing siswa sudah sesuai dan apakah dapat mempengaruhi perilaku peningkatan hasil belajar masingmasing siswa. Cara mengajar terlalu cepat mengakibatkan banyak siswa yang ketinggalan padahal siswa kelas XII Teknik Konstruksi Kayu Tahun Ajaran 2011/2012 baru diberlakukan pelaksanaan pembelajaran muatan lokal program produktif yaitu Auto Cad yang seharusnya akan didapat pada kelas XII, jadi belum ditemukannya metode yang tepat dan akhirnya banyak dijumpai keaktifan siswa menurun seperti siswa bermain permainan komputer, bercanda dengan teman sebelah, berbisik-bisik dengan teman sebelah dan mengantuk. Dari wawancara dengan bapak Margono, S.Pd bahwa ‘’Belum adanya modul pada pelaksanaan pembelajaran muatan lokal program produktif yaitu Auto Cad dan hanya mengandalkan BSE (Buku Sekolah Elektronik) yang berdampak siswa tidak bisa belajar dirumah kalau tidak ada yang mengajari, metode yang saya pakai cuma memberi lembar kerja kemudian saya tayangkan kemudian siswa mengerjakannnya dan selama ini saya belum pernah menggunakan video pembelajaran untuk saya manfaatkan sebagai media yang dipakai untuk mengajar, saya tidak pernah memberi tugas rumah karena kebanyakan dari siswa tidak memiliki perangkat komputer’’. Waktu pembelajaran banyak yang tertunda dikarenakan kegiatan kelas XII menjelang UAN sehingga siswa mudah sekali lupa karena pembelajaran yang berjeda. Siswa baru saja libur dan baru pulang dari study tour. Hal ini semua menyebabkan munculnya kejenuhan belajar siswa, keaktifan siswa rendah dan hasil belajar yang kurang memuaskan. b. Kondisi awal Hasil Belajar Auto Cad Sebelum Tindakan Kelas Kegiatan untuk mengetahui kondisi awal siswa dilakukan dengan tes kemampuan awal sebelum penerapan strategi pembelajaran kooperatif dengan tipe student teams achievement division ( STAD ). Tes ini dilakukan pada 2 April 2011. Tes kemampuan awal bertujuan untuk mengetahui seberapa besar commit to user Konstruksi Kayu SMK Negeri 5 kemampuan awal yang dimiliki siwa XI Teknik
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
69 Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012 pada pelaksanaan pembelajaran muatan lokal program produktif yaitu Auto Cad dengan pokok bahasan menggambar denah rumah sederhana tipe 42. Adapun hasil pre-nilai pada pelaksanaan pembelajaran muatan lokal program produktif yaitu Auto Cad kelas XI Teknik Konstruksi Kayu tahun ajaran 2011/2012 sebelum tindakan terhadap 23 siswa diperoleh data sebagai berikut dan dapat dilihat pada gambar 4.5 : 1. Siswa yang tuntas belajar dengan nilai ≥ 75 sebanyak 43,48 % (10 siswa). 2. Siswa yang belum tuntas belajar dengan nilai < 75 sebanyak 56,52 % (13 siswa).
Diagram Prosentase Nilai Siswa Pra Siklus
Tidak Tuntas 57%
Tuntas 43% Tuntas Tidak Tuntas
Gambar 4.5. Diagram Prosentase Nilai Kognitif Siswa Pra Siklus
Nilai diatas adalah nilai kompetensi siswa yang diperoleh dari pengolahan nilai kognitif. Kurikulum Spektrum 2008 SMK Negeri 5 Surakarta menentukan Ketuntasan belajar siswa pada pelaksanaan pembelajaran muatan lokal program produktif yaitu Auto Cad adalah apabila siswa mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal yaitu 75. (Hasil belajar kognitif pra siklus dapat dilihat pada lampiran 37).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
70 Hasil dari observasi kognitif, afektif dan psikomotorik terlihat bahwa siswa masih banyak yang belum mendapat nilai diatas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Dari observasi awal Faktor yang mempengaruhi nilai belum mencapai target adalah masih ada siswa yang tidak membawa alat tulis karena lama tidak masuk kelas yang mengakibatkan waktu mundur dari jadwal dikarenakan siswa baru saja libur UAN kelas XII dan baru pulang dari study tour. siswa masih malas masuk ke kelas karena banyaknya libur yang disebabkan kegiatan kelas XII, siswa masih bergantung dengan teman yang dianggap pintar dalam pelaksanaan pembelajaran muatan lokal program produktif yaitu Auto Cad serta faktor-faktor yang telah disebutkan pada Kondisi Awal Pembelajaran Sebelum Tindakan Kelas.
C. Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian ini dilakukan 2 siklus, dengan menggunakan Model Kurt Lewin masing-masing siklus terdiri dari empat tahapan yaitu : perencanaan (planning), tindakan (acting), observasi (observing), refleksi (reflecting)
1. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus I Hasil pengamatan pembelajaran yang telah dilaksanakan sebelum tindakan digunakan peneliti sebagai pedoman untuk merencanakan prosedur tindakan kelas siklus I, dengan materi Denah rumah sederhana. Untuk pertemuan pertama dilaksanakan pada hari senin 19 April 2012 dengan alokasi waktu 2 x 45 menit pada jam ke 1–2. Kemudian pertemuan kedua dilaksanakan pada hari senin 23 April 2012 pada jam ke 1–2 dengan alokasi waktu 2 kali 45 menit. Pelaksanaan penelitian siklus I ini mengacu pada prosedur penelitian yang meliputi : (1) Tahap perencanaan tindakan, (2) Tahap pelaksanaan tindakan (3) Tahap observasi, dan (4) Tahap refleksi. Secara rinci hasil penelitian pada siklus I adalah sebagai berikut : commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
71 a. Tahap Perencanaan Tindakan Sebelum dilakukan tindakan siklus I peneliti bersama guru pada pelaksanaan pembelajaran muatan lokal program produktif yaitu Auto Cad kelas XI Teknik Konstruksi Kayu SMK Negeri 5 Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012 mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan dalam peneliti ini. Penelitian mengungkapkan permasalahan siswa dalam membangun keaktifan belajar dan memahami pelaksanaan pembelajaran muatan lokal program produktif yaitu Auto Cad. Tahap perencanaan tindakan siklus I meliputi kegiatan sebagai berikut : 1) Peneliti melaksanakan observasi pra tindakan terhadap pelaksanaan pembelajaran muatan lokal program produktif yaitu Auto Cad di kelas XI Teknik Konstruksi Kayu. Observasi dilakukan dengan mengikuti pelaksanaan pembelajaran selama satu kali pertemuan. 2) Peneliti mendokumentasikan kondisi siswa antara lain meliputi jumlah siswa dalam kelas, kegiatan dan proses pembelajaran yang selama ini berlangsung, dan berbagai data lainnya yang mendukung kelengkapan penelitian dan identifikasi masalah. 3) Observer mengidentifikasi masalah yang timbul pada siswa dan guru, kenyataan yang ada setelah melakukan indentifikasi bahwa siswa kelas XI Teknik Konstruksi Kayu SMK N 5 Surakarta tergolong pasif dalam mengikuti pembelajaran, sedangkan cara mengajar guru masih bersifat konvensional sehingga siswa jenuh atau bosan dan keaktifan siswa rendah. 4) Peneliti mengajukan perijinan kepada Kepala Sekolah dan Guru yang mengampu pelaksanaan pembelajaran muatan lokal program produktif yaitu Auto Cad SMK Negeri 5 Surakarta. 5) Peneliti berkoordinasi dan berkolaborasi (bekerja sama) dengan guru menetapkan alternatif pemecahan masalah yaitu dengan merencanakan tindakan kelas siklus I berkaitan dengan metode pembelajaran yang akan diterapkan, yaitu metode STAD dengan menggunakan media pembelajaran berupa video . commit to user dengan bantuan guru. 6) Peneliti membuat jadwal kegiatan penelitian
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
72 7) Peneliti menyiapkan instrumen penelitiaan, antara lain menyusun Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), materi pembelajaran, lembar kerja siswa, lembar observasi ranah afektif dan psikomotorik, dan mengevaluasi akhir siklus I. 8) Peneliti membagi perencanaan kelompok siswa untuk pelaksanaan kelompok belajar atau diskusi dibagi secara heterogen berdasar data nilai saat observasi pra tindakan (pra siklus). Pembagian kelompok siswa dapat dilihat pada lampiran 2. b. Tahap Pelaksanaan Tindakan Tahap pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan sesuai dengan tahap perencanaan siklus I. Pertemuan ke-1 dilaksanakan pada hari senin tanggal 16 April 2012 jam pelajaran ke 1 – 2 pukul 08.00 – 09.30 setelah dilaksanakanya upacara bendera dan bertempat diruang lab.komputer SMK Negeri 5 Surakarta. 1) Pertemuan Pertama Melaksanakan rencana pembelajaran yang telah dipersiapkan beserta instrumennya. Pelaksanaan pembelajaran sesuai RPP dengan alokasi waktu 2x45 menit. Materi pada pelaksanaan tindakan siklus I adalah menggambar denah rumah sederhana tipe 42. Setelah bel bunyi pertanda jam pelajaran dimulai Guru menyiapkan media yang akan digunakan dalam pembelajaran. Ketua kelas memimpin
berdoa,
Guru
mengabsen,
menyampaikan
kompetensi
dasar
memberikan motivasi berupa pengarahan budi pekerti, tingkah laku, sopan santun dan cara berpakaian yang rapih serta mengulas materi sebelumnya dan dikaitkan dengan materi yang akan disampaikan. Guru menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan, bahwa akan diadakan kegiatan diskusi kelompok. Kegiatan kelompok tetap menuntut masing-masing siswa mebuat gambar yang ditugaskan sesuai tugas masing-masing kelompok. Guru membentuk kelompok yang terdiri dari 4-5 anggota yang heterogen dengan tingkat prestasi yang berbeda–beda yang telah direncanakan sebelumnya. Siwa menempatkan diri pada masing-masing tempat dan kelompok. Walaupun commit to user masih ada yang ingin berpasangan atau ikut kelompok yang dikehendaki namun
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
73 akhirnya siswa menurut setelah diberi pengertian tetapi masih ada siswa yang protes ingin pindah kelompok. Penempatan tiap-tiap kelompok ditunjukkan pada gambar 4.6, untuk Ilustrasi mengajar guru siklus I ditunjukkan pada gambar 4.7.
LCD
MG
MG
A L M
K1
K2
K3
K4
K5
K5
K1
K2
K3
K4
K5
K5
K1
K2
K3
K4
K5
K1
K2
K3
K4
K2
K3
K4
B2
B3
B4
B1
B5
B6
Gambar 4.6. Denah Penempatan Kelompok Siklus I
Keterangan gambar : MG
: Meja Guru
ALM
: Almari
K1,,K2, K3, K4, K5, K6
: Kelompok Diskusi
B1, B2, B3, B4, B5, B6
: Baris Meja : Papan Tulis
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
74
GURU
Media(Video)
Pesan
SISWA
Metode
Gambar 4.7. Ilustrasi mengajar guru siklus I.
Guru menyampaikan materi pelajaran dengan menggunakan media berupa video pembelajaran Auto Cad untuk menyampaikan pesan yang akan diajarkan dengan menggunakan metode STAD. Guru mulai menjelaskan gambar denah yang ada pada video pembelajaran, serta menunjukkan videonya. Siswa pada mulanya memperhatikan karena dianggap menarik yang memang sebelumnya belum pernah ditayangkan oleh guru. Ditambah dengan adanya musik yang membangkitkan semangat siswa semakin tertarik. Guru menayangkan video pembelajaran serta mendemostrasikannya. Namun ada kelemahan sedikit, ternyata video tidak tampak jelas, kemudian guru mengatur tampilan gambar. Kelaspun mulai berisik karena siswa banyak yang mengeluh dan berkomentar kalau gambarnya tidak tampak jelas. Guru membagikan lembar tugas pada masing–masing kelompok. Tiap tugas masing-masing kelompok berbeda. Sehingga masing-masing kelompok fokus terhadap tugas kelompok masing-masing walaupun cara mengerjakan sama namun penempatanya berbeda-beda dan ukuran ruangannya berbeda. Setiap kelompok diberi fotocopy tugas mengenai pokok bahasan yang akan didiskusikan yaitu denah rumah sederhana. Perwakilan masing-masing kelompok untuk maju mengambil tugas. Masing–masing anggota kelompok bekerja bersama saling membantu, berdiskusi untuk menyelesaikan tugas. to user Walaupun masih ada beberapa commit siswa yang mengandalkan temannya. Namun
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
75 berhubung guru menyampaikan bahwa hasil akan dipresentasikan dan siswa yang maju diambil secara acak, siswa yang hanya mengandalkan temannya mulai belajar bertanya dan mengerjakan sama-sama. Guru mengaktifkan kerja kelompok, setelah menanyangkan video pembelajaran dan berkeliling memantau kerja masing-masing kelompok serta membantu kelompok yang mengalami kesulitan. Setiap anggota kelompok wajib membuat gambar yang ditugaskan. Ada salah satu siswa yang meminta mengulang lagi pemutaran video pembuatan denahnya, gurupun memutar kembali sambil menyerukan kalau langkahnya susah diingat dicatat saja. Sebagian kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompoknya berupa konsep–konsep gambar yang telah dikerjakan. Diawali maju secara acak dan kesempatan pertama didapat oleh kelompok 3. Dibawakan oleh bayu riskhyi prakoso dan teman-teman secara bergantian. Banyak siswa yang menanyakan cara menggambarnya bagaimana, dimulai dari apa, bisa cara cepatnya apa tidak dan lain sebagainya. Ada yang bertanya memang siswa yang bertanya belum tau caranya dan ada siswa yang bertanya hanya untuk sekedar mengetes kelompok yang maju. Dan ada pula siswa yang hanya diam memperhatikan saja, Dari sini mulai Nampak keantusiasan siswa . Guru member penghargaan pada kelompok yang menyelesaikan dengan tepat dan benar. Guru menyampaikan kegiatan minggu depan bahwa akan dilanjutkan kegiatan yang sama. 2) Pertemuan Kedua Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari senin 23 April 2012 pada jam ke 1–2 dengan alokasi waktu 2x45 menit. Pada pertemuan kedua upacara bendera tidak dilaksanakan karena upacara bendera dilaksanakan dua minggu sekali. Guru merefleksi materi yang disampaikan pada pertemuan sebelumnya yakni mengenai denah rumah sederhana yang belum terselesaikan. Sebelum bel berbunyi guru sudah mempersiapkan media pembelajaran yang akan digunakan. Barulah siswa masuk dan ada satu siswa yang terlambat. Guru mengelompokan kembali kelompok yang sebelumnya telah dibentuk. Siswa menempatkan diri pada kelompok masing-masing. Guru membagikan tugas yang sama seperti to user sebelumnya. Siswa diminta agarcommit menyelesaikannya sambil memutar kembali
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
76 video pembelajaran sebagai pemandu menyelesaikan tugas. Terkadang musik yang ada di video pembelajaran adalah pemicu keributan siswa dan pemicu semangat siswa yang mulai tidak fokus. Siswa bekerjasama dalam kelompoknya untuk mengerjakan tugas dan masih dalam pantauan guru, Namun ada salah satu siswa yang kemarin tidak hadir yang ketinggalan meminta guru mengajari dari awal. Gurupun mengulang video dari awal agar siswa yang tertinggal bisa mengikuti dan mencatat langkah yang tertinggal. Situasi ini menimbulkan sedikit keributan khusus untuk kelompok yang sudah selesai mengerjakan. Keterbatasan guru memantau semua siswa juga menjadi kendala, jadi diperlukannya guru pendamping untuk membimbing siswa agar pembelajaran optimal. Masing–masing kelompok mengumpulkan hasil pengerjaannya dan kegiatan diakhiri dengan adanya tes individu diakhir siklus untuk mengetahui keberhasilan metode yang diterapkan. Pernyataan skor/ nilai yang diperoleh kelompok dan tiap individu siswa. Pemberian penghargaan dari guru untuk kelompok yang menyelesaikan soal tepat waktu dan mendapatkan nilai tinggi. Guru dan siswa menyimpulkan materi hasil kegiatan belajar yang telah dilaksanakan. Siklus satu berakhir pada pertemuan kedua tanggal 23 April 2012, pada siklus I pertemuan kedua setiap kelompok siswa dituntut menyelesaikan pekerjaan mereka. c.
Tahap Observasi
(1) Hasil Observasi Tes Kognitif Siswa Tes kognitif diujikan kepada siswa untuk mengetahui seberapa jauh penerimaan siswa terhadap materi pelaksanaan pembelajaran muatan lokal program produktif yaitu Auto Cad. Adapun skor target keberhasilan untuk aspek kognitif adalah 75. Hasil tes kognitif pada siklus I terhadap 23 siswa diperoleh sebagai berikut : (a) Siswa yang memperoleh nilai ≥ 75 sebanyak 15 siswa. (b) Siswa yang memperoleh nilai < 75 sebanyak 8 siswa. (data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 38 ) commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
77
Diagram Prosentase Nilai Kognitif Siswa Siklus I Tidak Tuntas 35% Tuntas 65%
Tuntas Tidak Tuntas
Gambar 4.8. Diagram Prosentase Nilai Kognitif Siswa Siklus I
Hasil belajar yang diperoleh dari tes ini hanya mencakup tiga tahap pada aspek kognitif yaitu tahap pengetahuan, pemahaman, dan penerapan. Tes kognitif diberikan dalam bentuk berupa soal pilihan ganda. (Soal tes kognitif atau evaluasi siklus I dapat dilihat pada Lampiran 19) Dari hasil observasi tersebut kemudian dianalisis oleh peneliti bahwa hasil tes kognitif pada siklus I ini sudah menunjukkan peningkatan dari sebelum diadakannya tindakan. Ketuntasan belajar pada tes kognitif mencapai 65 %, adapun ketidaktuntasan belajar sebesar 35 %. Ini berarti terdapat 15 siswa dari 23 siswa yang tuntas mencapai skor batas minimal yang telah ditetapkan untuk pelaksanaan pembelajaran muatan lokal program produktif yaitu Auto Cad adalah 75. Sedangkan rerata nilai kognitif pelaksanaan pembelajaran muatan lokal program produktif yaitu Auto Cad pada siklus I ini mengalami peningkatan dari 68.26 % pada kondisi awal sebelum tindakan menjadi 71.74 %,. Faktor yang mempengaruhi nilai belum mencapai target adalah masih ada siswa yang tidak membawa alat tulis yang mengakibatkan waktu terulur, adanya siswa yang masih mencontek dan bergantung pada teman, siwa lebih tertarik diberi tes secara langsung menggunakan komputer dibanding dengan lembar soal seperti wawancara yang dilakukan peneliti dengan andrian, saeful dan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
78 safit. Guru pengampu juga menyatakan hal yang serupa bahwa “siswa lebih sering saya nilai dari ketrampilan saat menggambar menggunakan komputer’’. Target ketuntasan kelas yang direncanakan peneliti untuk ranah kognitif ini sebesar 75 % dari jumlah siswa, maksudnya jumlah siswa yang memperoleh skor 75 untuk tes kognitif sebesar 75 % atau sebanyak 18 siswa. Sehingga untuk siklus I ini belum mencapai target keberhasilan ketuntasan kelas tersebut. (2) Hasil Observasi Afektif Siswa Hasil observasi afektif siswa pada siklus I dengan skor target keberhasilan ranah afektif 75 adalah sebagai berikut : (a) Siswa yang memperoleh nilai ≥ 75 sebanyak 13 siswa. (b) Siswa yang memperoleh nilai < 75 sebanyak 10 siswa. (data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 41 )
Diagram Prosentase Nilai Afektif Siswa Siklus I
Tidak Tuntas 43%
Tuntas 57%
Tuntas Tidak Tuntas
Gambar 4.9. Diagram Prosentase Nilai Afektif Siswa Siklus I
Hasil penilaian pada ranah afektif melalui lembar observasi ranah afektif mencakup tiga aspek yaitu penerimaan, partisipasi dan penilaian/penentuan sikap. (Tiap aspek diperinci melalui indikator kata kerja operasionalnya masingmasingbisa dilihat pada Lampiran 25). Untuk ranah afektif kategori prilaku perhatian mengikuti pelajaran, keaktifan mendiskusikan materi, kehadiran dikelas, tanggung jawab, berinteraksi commit to user dengan guru, mengerjakan tugas dari guru masih belum mencapai target karena
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
79 Susana diskusi ini dinilai baru, jadi siswa pada awalnya belum terbiasa dan seperti yang dituturkan oleh guru pengampu bahwa beliau belum pernah mengadakan diskusi saat pelajaran. Siswa masih belum optimal karena masih bingung dan masih ada sebagian yang mengandalkan teman untuk mengerjakan. Dari hasil observasi yang dapat dilihat pada gambar 4.9, kemudian dianalisis oleh peneliti bahwa hasil penilaian ranah afektif pada siklus I terdapat 13 siswa atau sebesar 57 % yang mencapai target keberhasilan untuk ranah afektif yaitu skor 75, sedangkan sebanyak 10 siswa atau sebesar 43 % belum mencapai skor 75. Rerata nilai afektif pada siklus I ini mengalami peningkatan dari 68,90 pada kondisi awal sebelum tindakan menjadi 74,46. Untuk ranah afektif ini, direncanakan oleh peneliti bahwa target ketuntasan kelas sebesar 75 % dari jumlah siswa. Sehingga untuk siklus I ini belum mencapai target keberhasilan untuk ranah afektif. (3) Hasil Observasi Psikomotorik Siswa Hasil observasi psikomotorik siswa pada siklus I dengan skor target keberhasilan ranah psikomotorik 75 adalah sebagai berikut : (a) Siswa yang memperoleh nilai ≥ 75 sebanyak 15 siswa. (b) Siswa yang memperoleh nilai < 75 sebanyak 8 siswa. (data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 45)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
80
Diagram Prosentase Nilai Psikomotorik Siswa Siklus I Tidak Tuntas 35% Tuntas 65%
Tuntas Tidak Tuntas
Gambar 4.10. Diagram Prosentase Nilai Psikomotorik Siswa Siklus I
Hasil penilaian pada ranah psikomotorik melalui lembar observasi ranah psikomotorik yang mencakup aspek persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa dan gerakan kompleks. (Tiap aspek diperinci melalui indikator kata kerja operasionalnya masing-masing bisa di lihat Lampiran 30). Indikator yang diteliti adalah melakukan kerjasama dengan kelompok, kemampuan memberikan tanggapan saat berdiskusi, melakukan komunikasi mengenai hasil diskusi, dan kemampuan mempresentasikan hasil diskusi. Semua indikator masing-masing kelompok dan individu sudah diteliti namun masih banyak siswa yang kurang berperan dalam kelompok, masih ada yang suka berbicara dengan teman dekat dan masih ada yang menyelingi dengan permainan walaupun siswa saat didekati langsung berpura-pura mengerjakan. Komunikasi sesama kelompok masih kurang, dan saat mempresentasikan masih banyak siswa yang tarik ulur mengajukan temannya yang mempresentasikan. Dari hasil observasi yang dapat dilihat pada gambar 4.10, kemudian dianalisis bahwa hasil penilaian ranah psikomotorik pada siklus I terdapat 15 siswa yang mencapai target keberhasilan untuk ranah psikomotorik yaitu skor 75, sedangkan sebanyak 8 siswa belum mencapai skor 75. Rerata nilai psikomotorik pada siklus I ini mengalami peningkatan dari 68,21 pada kondisi awal sebelum commit to user tindakan menjadi 72,49. Target keberhasilan kelas yang direncanakan untuk ranah
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
81 psikomotorik ini sebesar 75%, maksudnya jumlah siswa yang memperoleh skor 75 untuk ranah psikomotorik sebesar 75 % atau sebanyak 18 siswa. Sehingga untuk siklus I ini belum mencapai target keberhasilan untuk ranah psikomotorik. (4) Hasil Observasi Efektivitas Pembelajaran Siswa dari Ranah Afektif dan Psikomotorik Pengamatan efektivitas pembelajaran siswa diambilkan dari prosentase ranah afektif atau sikap dan psikomotorik atau keterampilan pada lembar observasi. Adapun hasil observasi untuk efektivitas pembelajaran siswa pada silkus I dapat dilihat pada tabel 4.2.
Tabel 4.2. Hasil Observasi Efektivitas Pembelajaran Siswa Siklus I NO
Indikator Efektivitas
Capaian (%)
1
Perhatian mengikuti pelajaran (A1)
67,39 %
2
Keaktifan mendiskusikan materi (A2)
70,29 %
3
Kehadiran di kelas(A3)
92,03 %
4
Bertanggung jawab (A4)
72,46 %
5
Berinteraksi dengan guru (A5)
75,72 %
6
Mengerjakan tugas dari guru (A6)
68,84 %
7
Melakukukan kerjasama dalam kelompok (P1)
69,84 %
8
Kemampuan memberikan tanggapan saat berdiskusi (P2)
73,10 %
9
Melakukan komunikasi mengenai hasil diskusi (P3)
70,11 %
10
Kemampuan mempresentasikan hasil diskusi (P4)
76,90 %
JUMLAH RERATA
736,68% 73,67 %
Dari data tabel 4.2 dapat divisualisasikan menjadi grafik dalam gambar 4.11 dan di deskripsikan sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
82
Prosentase ( % )
Grafik Efektivitas Pembelajaran Siswa Siklus I 92.03% 100 90 75.72% 76.9% 69.84%73.1% 72.46% 80 70.65% 68.84% 70.11% 67.39% 70 60 50 40 30 20 10 0 A1
A2
A3
A4
A5
A6
P1
P2
P3
Grafik Efektivitas Pembelajaran Siswa Siklus I
P4
Gambar 4.11. Grafik Hasil Observasi Efektivitas Pembelajaran Siswa Siklus I
Hasil observasi efektivitas pembelajaran siklus I adalah : a) Perhatian mengikuti pelajaran (A1) Siswa sebagian banyak ada yang perhatian mengikuti pelaksanaan pembelajaran muatan lokal program produktif yaitu Auto Cad terbukti pada hasil observasi sebesar
67.39 % siswa yang perhatian mengikuti pelajaran. Siwa
banyak menanyakan hal yang belum jelas saat penyampaian materi, siswa menyumbangkan ide saat diskusi berlangsung dan siswa menunjukkan sifat positif selama mengikuti pelajaran dengan tidak berbuat gaduh walaupun masih ada sebagian yang kurang berperan aktif. b) Keaktifan mendiskusikan materi (A2) Sebagian besar siswa berperan aktif dalam mendiskusikan materi, semua ini bisa dilihat dari prosentase yang diperoleh dari hasil observasi sebesar 70.29%. Ini bertanda baik bahwa siswa memberi tanggapan saat diskusi, siswa membantu teman sekelompok yang kesulitan saat berdiskusi, dan siswa menyatakan pendapat ketika diskusi berlangsung. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
83 c) Kehadiran di kelas(A3) Hampir seluruh siswa hadir dalam kegiatan belajar mengajar, walaupun masih ada yang belum bisa hadir karena ada yang mengikuti kegiatan sekolah. Namun prosentase kehadiran mencapai 92.03 %, prosentase tertinggi Efektivitas Pembelajaran Siswa Siklus I. Dimana siswa menempatkan diri di dalam ruangan kelas maksimal 10 menit sebelum guru masuk kelas, siswa mengikuti pelajaran sampai jam pelajaran selesai dan siswa menunjukkan kehadiran dikelas dengan mengikuti pelajaran d) Bertanggung jawab (A4) Prosentase tanggung jawab siswa mencapai 72.46 % ini berarti siwa sebagian
besar
mampu
menjawab
pertanyaan
yang
diutarakan
guru,
menyelesaikan diskusi sesuai waktu yang telah ditentukan dan mengikuti peraturan diskusi yang diberikan oleh guru. e) Berinteraksi dengan guru (A5) Prosentase tanggung jawab siswa mencapai 75.72 % ini berarti sebagian besar siswa mengikuti saran yang diberikan oleh guru dalam memahami materi, menawarkan diri untuk menjawab pertanyaan guru dan menunjukkan sikap tidak berbicara sendiri saat guru menyampaikan materi. f) Mengerjakan tugas dari guru (A6) Prosentase tanggung jawab siswa mencapai 68.84 % ini berarti cukup baik. Banyak siswa yang mengerjakan tugas dengan menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru, siswa membatu teman yang kesulitan dalam mengerjakan tugas dan siswa menunjukan ketenangan saat mengerjakan tugas. g) Melakukukan kerjasama dalam kelompok (P1) Kerjasama mempersiapkan diskusi kelompok, kerjasama mengerjakan tugas kelompok, membangun kerjasama tim dalam mengerjakan tugas kelompok, kerjasama menangani masalah kelompok pada hasil ini lumayan baik dengan prosentase 69.84 %. h) Kemampuan memberikan tanggapan saat berdiskusi (P2) Kemampuan memberikan tanggapan saat berdiskusi mencapai prosentase commit to usulan user pribadi saat diskusi, bereaksi 73.10 %. Ini berarti siswa menunjukkan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
84 memberikan tanggapan ketika diminta memberikan usulan saat diskusi, memperlihatkan antusias menanggapi usulan teman kelompok, dan melaksanakan usulan dari teman kelompok. i) Melakukan komunikasi mengenai hasil diskusi (P3) Siswa melakukan komunikasi mengenai hasil diskusi berupa mampu menghubungkan hasil diskusi dengan materi, menanggapi hasil diskusi kelompok lain, mengadaptasi hasil diskusi dengan pendapat pribadi, dan mengkombinasikan hasil diskusi dengan saran yang diberi guru dengan prosentase ketercapaian 70.11%. j) Kemampuan mempresentasikan hasil diskusi (P4) Kemampuan
mempresentasikan
hasil
diskusi
meliputi
siswa
mempersiapkan hasil diskusi untuk dipresentasikan, memperlihatkan kecakapan berbicara saat presentasi, melaksanakan presentasi dengan menarik, dan mampu menyusun hasil presentasi dengan baik. Berdasarkan tabel 4.2 dan gambar 4.11 hasil observasi ranah afektif (A1A6) dan psikomotorik (P1-P4) siswa pada siklus I, rentangan nilai prosentase untuk tiap indikator berkisar antara 67.39 % - 92.03 %, dengan nilai rata-rata sebesar 73,67 %. Indikator terendah sebesar 67.39 % terdapat pada aspek Perhatian mengikuti pelajaran (A1) yang diperinci menjadi tiga butir indikator yaitu : (1) Siswa menanyakan hal yang belum jelas saat penyampaian materi, (2) Siswa menyumbangkan ide saat diskusi berlangsung, dan (3) Siswa menunjukkan sikap positif selama mengikuti pelajaran dengan tidak berbuat gaduh. Hal ini menunjukkan bahwa siswa masih belum aktif dalam kegiatan belajar yang diselenggarakan, sehingga efektivitas pembelajaran belum tercapai. Untuk itu perlu adanya motivasi, bimbingan dan arahan dari guru yang berkesinambungan. Target keberhasilan untuk efektivitas siswa yang ditetapkam peneliti adalah sebesar 75% rata–rata kelas, sehingga efektivitas pembelajaran untuk siklus I yang masih mencapai 73,67 % belum sesuai target keberhasilan yang ditetapkan peneliti. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
85 (5) Hasil Observasi Penilaian Kompetensi Siswa Nilai kompetensi siswa diperoleh dari pengolahan nilai kognitif dengan bobot nilai 50%, nilai afektif dengan bobot nilai 10% dan nilai psikomotor dengan bobot nilai 40%. Ketutasan belajar siswa pada pelaksanaan pembelajaran muatan lokal program produktif yaitu Auto Cad adalah apabila siswa mencapai nilai KKM yaitu 75. Hasil nilai kompetensi siswa pada siklus I adalah sebagai berikut : 1. Siswa yang tuntas belajar dengan nilai ≥ 75 sebanyak 12 siswa. 2. Siswa yang belum tuntas belajar dengan nilai < 75 sebanyak 11 siswa. (data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 47 )
Diagram Prosentase Nilai Kompetensi Siswa Siklus I
48%
52% Tuntas Tidak Tuntas
Gambar 4.12. Diagram Prosentase Nilai Kompetensi Siswa Siklus I (Katuntasan kelas)
Nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk mata pelajaran produktif Auto Cad adalah 75. Nilai tersebut merupakan pengolahan dari nilai afektif, psikomotor dan kognitif siswa. Setelah diadakannya tindakan kelas di siklus I, nilai kompetensi siswa mengalami peningkatan yanng cukup baik. Dari gambar 4.12 dapat disimpulkan bahwa sebanyak 12 siswa tuntas belajar pada pelaksanaan pembelajaran muatan lokal program produktif yaitu Auto Cad dengan commit to user prosentase 48%, sedangkan sebesar 52% atau sejumlah 11 siswa masih belum
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
86 tuntas karena nilai yang diperoleh belum mencapai nilai KKM yaitu 75. Adapun rata-rata nilai kompetensi kelas mengalami peningkatan dari sebelum tindakan sebesar 68.30 menjadi 72,30 setelah siklus I. Faktor yang mempengaruhi nilai belum mencapai target adalah dari penggabungan dari masalah yang dijumpai dari ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Pada siklus I ini, hasil ketuntasan kelas atau target keberhasilan yang direncanakan sebesar 75% belum tercapai, sebab siswa yang tuntas belajarnya masih sebesar 52% dari jumlah siswa yang ada. d. Tahap Refleksi Refleksi dilakukan terhadap hasil pelaksanaan tindakan siklus I di kelas. Dari kegiatan pembelajaran tersebut, diperoleh beberapa hal yang dapat dicatat sebagai masukan untuk perbaikan pada tindakan selanjutnya, yaitu : 1) Masih terdapat sebagian siswa yang bermain permainan komputer dan berbicara dengan teman lain disaat guru mengajar menyampaikan materi dan saat kegiatan belajar berlangsung. Tindakan refleksi yang dilakukan adalah mendekati siswa dan menegurnya serta memberi pengertian akan tanggung jawab tugas kelompok, mengajak peneliti berkolaborasi memantau kegiatan anak dan membantu jika anak didik mendapati kesulitan dan peneliti membantu guru untuk memantau karena jika hanya guru saja jangkauan memantau siswa kurang optimal. 2) Kerjasama siswa masih perlu ditingkatkan dalam berinteraksi di dalam masing-masing kelompok baik dalam berdiskusi maupun mengerjakan tugas, Tindakan refleksi yang dilakukan adalah memaksimalkan kerja sama siswa, siswa dan guru membantu siswa yang kesulitan atau tertinggal, menegurnya jika tidak mau bekerja sama atau degan cara memberitahu bahwa nilai akan di kurangi jika kerja tim tidak maksimal. Menurut wawancara pada siswa yang bernama arsena yang sering mengabaikan kerjasama kelompok, ditanyakan kenapa tidak mengikuti kerja kelompok ? lalu menjawab bahwa ‘’biar teman yang pintar aja yang commit to user mengerjakan nanti saya mengcopy saja’’.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
87 3) Guru masih bingung karena bru pertama kali menggunakan model kooperatif tipe STAD. Tindakan refleksi yang dilakukan adalah bersamasama mendalami model kooperatif tipe STAD dengan saling bertukar pikiran dan berdiskusi . 4) Berdasarkan penilaian hasil belajar afektif siklus I sudah cukup baik dibandingkan sebelum diadakan tindakan, yaitu ada 13 siswa (56,52 % ) tidak tuntas. Sedangkan sesudah diadakannya tindakan ada 15 siswa (65%). yang tuntas. Hal ini berarti hasil belajar siswa kelas XI TKK 2011/2012 SMK Negeri 5 Surakarta mengalami peningkatan, namun belum memenuhi target keberhasilan kelas yaitu sebesar 75%. Guru Belum pernah mengadakan diskusi saat pelajaran, sehingga siswa masih belum optimal
karena
masih
bingung dan
masih
ada
sebagian
yang
mengandalkan teman untuk mengerjakan ini adalah salah satu faktor yang mempengaruhi tindakan refleksinya adalah mengoptimalkan kerja kelompok dan sering memantau kinerja siswa. 5) Berdasarkan penilaian hasil belajar psikomotorik siklus I sudah cukup baik terutama pada indikator melakukan kerjasama dalam kelompok dan melakukan komunikasi mengenai hasil diskusi. Sedangkan pada indikator kemampuan
memberikan
usulan/tanggapan
saat
berdiskusi,
dan
kemampuan mempresentasikan hasil karya masih rendah. Dalam Hasil belajar psikomotorik siklus I ada 15 siswa ( 65 % ) yang tidak tuntas dan sebanyak 8 siswa ( 35 % ) yang tuntas. Hal ini berarti hasil belajar siswa kelas XI TKK 2011/2012 SMK Negeri 5 Surakarta belum memenuhi target keberhasilan kelas yaitu sebesar 75%. Tindakan Refleksi yang dapat dilakukan adalah memberi motivasi agar siswa berani memberikan usulan atau kemampuan mempresentasikan, agar tidak malu atau ada rasa canggung lagi. 6) Hasil belajar kognitif siswa berkenaan dengan hasil belajar yang ditunjukkan dengan nilai yang diperoleh siswa setelah menempuh tes pada siklus I sebanyak 65%. Hal ini belum memenuhi tolok ukur keberhasilan commit to user Refleksi yang dapat dilakukan yang ditetapakan yaitu 75%. Tindakan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
88 adalah setiap pembelajaran jika guru sedang mendemonstrasikan siswa diperintahkan untuk mencatat langkah-langkah yang di demonstrasikan oleh guru dan jika ada di berikannya buku teori atau modul agar siswa bisa belajar dirumah walau tidak ada perangkat lunak. 7) Berdasarkan hasil penilaian kompetensi siswa menunjukkan bahwa siswa yang
tuntas
belajar
mengalami
peningkatan
dibanding
sebelum
diadakannya tindakan, yaitu ada 9 siswa yang tuntas belajar (39%), sedangkan sesudah diadakannya tindakan ada 12 siswa (52 %) yang tuntas belajar. Hal ini berarti hasil belajar siswa kelas XI TKK 2011/2012 SMK Negeri 5 Surakarta mengalami peningkatan, namun belum memenuhi target keberhasilan kelas yaitu sebesar 75%. Tindakan refleksi yang dapat dilakukan adalah meningkatkan lagi peran guru didalam kelas ataupun luar kelas. 8) Dari hasil pengamatan dapat diketahui bahwa penggunaan media pembelajaran pada pelaksanaan pembelajaran muatan lokal program produktif yaitu Auto Cad dalam proses belajar mengajar dapat menarik perhatian siswa, sehingga dapat lebih mengaktifkan siswa untuk bisa memahami materi terbukti dengan meningkatnya nilai kompetensi siswa dari sebelum adanya tindakan . 9) Pelaksanaan proses pembelajaran pada siklus I sudah berjalan baik dan lancar, namun secara keseluruhan terlihat masih belum mencapai target keberhasilan yang direncanakan, sehingga perlu diadakannya perbaikan pada tindakan siklus II agar dapat mencapai ketuntasan yang optimal.
2. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus II Tindakan siklus II dilakukann sebagai upaya perbaikan dari hasil tindakan siklus I. Perencanaaan tindakan siklus II didasarkan pada hasil yang telah dicapai pada siklus I. Materi pembelajaran yang disampaikan mengulang materi pada siklus I, yaitu denah rumah tipe 42. Perwujudan tahap commitsederhana to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
89 pelaksanaan, observasi, serta analisis dan refleksi juga mengacu pada siklus I, namun terdapat sedikit perubahan dan perbaikan. Secara rinci hasil penelitian pada siklus II adalah sebagai berikut : a. Tahap Perencanaan Berdasarkan hasil observasi, analisis, dan refleksi pada pelaksanaan pembelajaran siklus I, maka perencanaan tindakan siklus II perlu diadakan sedikit perubahan dan perbaikan yang akan digunakan sebagai acuan pelaksanaan pembelajaran tindakan kelas siklus II. 1) Peneliti mengidentifikasi permasalahahan yang masih ada pada kegiatan pelaksanaan pembelajaran muatan lokal program produktif yaitu Auto Cad di
siklus
I.
Kesimpulan
yang
diperoleh
ialah
bahwa
setelah
dilaksanakannya tindakan kelas siklus I, keaktifan siswa kelas XI TKK SMK N 5 Surakarta dalam proses belajar mulai tampak terlihat. Dapat di lihat dari minat dan sikap siswa terhadap proses belajar yang mengalami peningkatan, namun belum begitu signifikan. Selain itu hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan, tapi ketuntasan belum mencapai target. 2) Peneliti tidak perlu lagi membagi kelompok, karena pembagian kelompok pada siklus I, dinilai sudah cukup efektif yaitu siswa dibagi secara heterogen baik pada kemampuan belajar siswa, keaktifan dan hasil belajar yang diperoleh saat diadakannya tes pada sebelum tindakan. Namun peneliti mengubah tempat duduk antara kelompok satu dengan yang lain. 3) Peneliti berkoordinasi dan berkolaborasi (bekerja sama) dengan guru bahwa guru perlu memberikan pendekatan dan mengarahkan perhatian ke semua kelompok, terutama pada kelompok yang mengalami kesulitan belajar. 4) Peneliti menyiapkan instrumen penelitiaan, antara lain menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), materi pembelajaran, lembar kerja siswa, lembar observasi ranah afektif dan psikomotorik, dan sebagainya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
90 b. Tahap Pelaksanaan Tindakan Pertemuan pertama siklus II dilaksanakan pada hari senin tanggal 30 April 2012 jam pelajaran ke 1–2 pukul 08.00–09.30 setelah dlaksanakannya upacara bendera. Kegiatan penelitian pada siklus II diawali dengan membuat rencana tindakan yang disusun berdasarkan hasil refleksi pada siklus I. setiap pertemuan adalah 2x45 menit. 1) Pertemuan Pertama Pemberian materi pembelajaran melanjutkan materi yang diajarkan pada siklus I yaitu berupa denah rumah sederhana tipe 42 yang kali ini membuat kusen pintu dan jendela. Proses pembelajaran masih menggunakan metode STAD dengan menggunakan media pembelajaran Auto Cad yang berupa video. Guru datang lebiah awal menyiapkan media yang akan digunakan dalam pembelajaran. Ketua kelas memimpin berdoa, Guru mengabsen, menyampaikan kompetensi dasar memberikan motivasi berupa pengarahan budi pekerti, tingkah laku, sopan santun dan cara berpakaian yang rapih serta mengulas materi sebelumnya dan dikaitkan dengan materi yang akan disampaikan. Pembagian kelompok sama seperti pada siklus I dan tidak ada lagi siswa yang ingin pindah kelompok namun penempatan tiap kelompok diubah agar terlihat jelas pengaruh perbedaannya dengan penempatan pada tiap kelompok siklus I. Denah penempatan tiap kelompok siklus II dapat dilihat pada gambar 4.13. LCD
K1
M G K1
K3
K1
K1
K3
K2 K2
B1
K2 K2 K2
B2
A L M
K3
M G K4
K4
K3
K4
K4
K3
K4
K5 K5 K5
K5 K5
B3 B4 B5 B6 to userKelompok Siklus II. Gambar 4.13. Denahcommit Penempatan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
91 Guru membagikan lembar tugas pada masing–masing kelompok. Masing-masing kelompok maju untuk mengambil lembar tugas yang diberikan guru. Guru memaparkan media pembelajaran berupa video pembuatan denah dengan Auto Cad dari awal serta mendemonstrasikan secara pelan-pelan untuk memandu siswa mengerjakan tugas yang diberikan. Guru bersifat terbuka dengan memotivasi siwa, mendorong terjadinya interaksi antar siswa maupun antar kelompok dan antar guru dengan siswa. Masing–masing anggota kelompok belajar bersama, berdiskusi untuk menyelesaikan tugas yang telah diberikan. Karena diakhir pembelajaran akan adanya penghargaan antar kelompok jadi siswa berdiskusi secara aktif. Guru dan peneliti berkolaborasi mengaktifkan diskusi tiap kelompok dan berkeliling memantau kerja masing-masing kelompok serta membantu kelompok yang mengalami kesulitan. Beberapa kelompok ditunjuk untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya berupa hasil gambar sesuai tugas yang diberikan. Untuk kali ini kelompok 5 yang mempresentasikan hasil dari kerja kelompoknya. Pernyataan skor atau nilai yang diperoleh kelompok dan tiap individu siswa. Disini kelompok yang mendapatkan nilai adalah kelompok 1,3,5 dan 6 karena mereka aktif dalam berdiskusi. Pemberian penghargaan dari guru untuk kelompok yang menyelesaikan soal tepat waktu dan mendapatkan nilai tinggi. Guru dan siswa menyimpulkan materi hasil kegiatan belajar yang telah dilaksanakan. 2) Pertemuan Kedua Pertemuan ke dua siklus II dilaksanakan pada hari senin tanggal 7 Mei 2012 jam pelajaran ke 1–2 pukul 07.30– 09.00 dengan mengadakan tes evaluasi siklus II selama 40 menit. Pemberian materi pembelajaran melanjutkan materi yang diajarkan pada siklus I yaitu berupa denah rumah sederhana tipe 42 yang kali ini melengkapi kekurangan pertemuan sebelumnya. Proses pembelajaran masih menggunakan metode STAD dengan menggunakan media pembelajaran Auto Cad yang berupa video. Waktu yang diberikan hanya 20 menit untuk melengkapi dan menyelesaikan tugas yang nantinya dilanjutkan dengan evaluasi individu. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
92 Guru membagikan lembar soal tes evaluasi, masing-masing siswa menempatkan diri dengan rapih. Evaluasi individu siklus II dilaksanakan dengan waktu 40 menit. Guru berkeliling memantau siswa mengerjakan soal agar tidak ada kecurangan. Guru menegur jika ada siswa yang rebut dan mengganggu teman. Soal evaluasi bisa dilihat pada lampiran 21. c. Tahap Observasi 1) Hasil Observasi Tes Kognitif Siswa Tes kognitif atau evaluasi diujikan kepada siswa untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran muatan lokal program produktif yaitu Auto Cad adalah pokok bahasan Denah rumah sederhana tipe 42. Tes diberikan dalam bentuk soal pilihan ganda sebanyak 15 butir dan soal esay 1 butir. Setiap pertanyaan disesuaikan dengan materi yang telah dipelajari. Adapun skor target keberhasilan untuk ranah kognitif adalah 75. Hasil tes kognitif pada siklus II terhadap 23 siswa diperoleh sebagai berikut : a) Siswa yang memperoleh nilai ≥ 75 sebanyak 18 siswa. b) Siswa yang memperoleh nilai < 75 sebanyak 5 siswa. (data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 39 )
Diagram Prosentase Nilai Kognitif Siswa Siklus II 22% Tuntas
78%
Tidak Tuntas
commit to Nilai user Kognitif Siswa Siklus II Gambar 4.14. Diagram Prosentase
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
93 Penilaian ranah kognitif pada siklus II ini dilakukan dengan menggunakan tes kognitif yang berupa soal pilihan ganda sebanyak 15 butir dan soal esay 1 butir (soal dapat dilihat pada Lampiran 21). Adapun hasil belajar yang diperoleh dari tes ini hanya mencakup tiga tahap pada aspek kognitif yaitu tahap pengetahuan, pemahaman, dan penerapan. Dari hasil observasi yang dapat dilihat pada gambar 4.14, diketahui bahwa hasil tes kognitif pada siklus II ini sudah baik dan menunjukkan peningkatan dari tes kognitif pada siklus I. Hasil tes kognitif siswa dapat dijelaskan sebagai berikut : Ketuntasan belajar di kelas pada tes kognitif adalah 78%. Ini berarti terdapat 18 siswa dari 23 siswa yang telah mencapai batas minimal yang telah ditetapkan yaitu skor 75. Sedangkan rerata kognitif mata pelajaran muatan lokal program produktif Auto Cad mengalami peningkatan dari siklus I yaitu dari 71,74 menjadi 79,13. Faktor yang menghambat sudah berkurang dari apa yang dipaparkan di analisis siklus I. Target ketuntasan kelas yang direncanakan peneliti untuk ranah kognitif ini sebesar 75 % dari jumlah siswa atau sebanyak 18 siswa. Sehingga untuk siklus II ini telah mencapai target keberhasilan ketuntasan kelas tersebut. 2) Hasil Observasi Afektif Siswa Hasil observasi afektif siswa pada siklus II dengan skor target keberhasilan ranah afektif 75 adalah sebagai berikut : a) Siswa yang memperoleh nilai ≥ 75 sebanyak 18 siswa. b) Siswa yang memperoleh nilai < 75 sebanyak 5 siswa. (data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 42 )
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
94
Diagram Prosentase Nilai Afektif Siswa Siklus II Tidak Tuntas 22% Tuntas
Tuntas 78%
Tidak Tuntas
Gambar 4.15. Diagram Prosentase Nilai Afektif Siswa Siklus II
Lembar observasi ranah afektif yang digunakan pada siklus II ini sama dengan yang digunakan pada siklus I, yaitu mencakup tiga aspek (penerimaan, partisipasi dan penilaian) yang diperinci melalui indikator kata kerja operasional masing-masing (lihat Lampiran 25). Dari hasil observasi yang dapat dilihat pada gambar 4.15, deketahui bahwa terdapat 18 siswa atau sebesar 78 % yang mencapai target keberhasilan untuk ranah afektif yaitu skor 75, sedangkan sebanyak 5 siswa atau sebesar 22 % belum mencapai skor 75. Hasil ini menunjukkan peningkatan ketuntasan kelas yang baik daripada siklus I, yang hanya sebanyak 13 siswa atau 56 % yang mencapai skor 75. Rerata nilai afektif pada siklus II ini mengalami peningkatan dari 74,46 menjadi 77,42. Siswa sudah tidak merasa bingung lagi untuk kegiatan berdiskusi. Perhatian siswa mengikuti pelajaran, keaktifan berdiskusi, kehadiran dikelas, berinteraksi dengan guru, mengerjakan tugasdan segala kegiatan dalam individu terlihat jelas perbedaannya dari sebelum diadakan tindakaan dan sesudah tindakan perlakuan. Untuk ranah afektif ini, direncanakan oleh peneliti bahwa target ketuntasan kelas sebesar 75 % dari jumlah siswa atau sebanyak 18 siswa, sehingga pada siklus II ini telah mencapai target keberhasilan ranah afektif. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
95 3) Hasil Observasi dan Analisis Psikomotorik Siswa Hasil observasi psikomotorik siswa pada siklus II dengan skor target keberhasilan ranah psikomotorik 75 adalah sebagai berikut : a) Siswa yang memperoleh nilai ≥ 75 sebanyak 19 siswa. b) Siswa yang memperoleh nilai < 75 sebanyak 4 siswa (data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 45 )
Diagram Prosentase Nilai Psikomotorik Siswa Siklus II Tidak Tuntas 17% Tuntas Tuntas 83%
Tidak Tuntas
Gambar 4.16. Diagram Prosentase Nilai Psikomotorik Siswa Siklus II
Lembar observasi ranah psikomotorik yang digunakan pada siklus II ini sama dengan yang digunakan pada siklus I, yaitu mencakup aspek persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa dan gerakan kompleks. Tiap aspek diperinci melalui indikator kata kerja operasionalnya masing-masing (lihat Lampiran 30). Indikator yang diteliti adalah melakukan kerjasama dengan kelompok, kemampuan memberikan tanggapan saat berdiskusi, melakukan komunikasi mengenai hasil diskusi, dan kemampuan mempresentasikan hasil diskusi. Semua indikator masing-masing kelompok dan individu sudah diteliti perkembangan sangat terlihat dari pra siklus, siklus I, to siswa commit user yang berperan dalam kelompok,
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
96 berkurangnya siswa yang suka mengobrol dan bermain permainan. Komunikasi sesama kelompok baik, dan saat mempresentasikan kelompok saling melengkapi kekurangan masing-masing. Dari hasil observasi yang dapat dilihat pada gambar 4.15, menghasilkan penilaian ranah psikomotorik pada siklus II terdapat 19 siswa atau 83 % yang mencapai target keberhasilan untuk ranah psikomotorik yaitu skor 75, sedangkan sebanyak 4 siswa atau 17 % belum mencapai skor 75. Rerata nilai psikomotorik pada siklus II ini mengalami peningkatan dari 72,49 menjadi 76,77. Target keberhasilan kelas yang direncanakan untuk ranah psikomotorik ini sebesar 75 % dari jumlah siswa, maksudnya jumlah siswa yang memperoleh skor 75 untuk ranah psikomotorik sebesar 75 % atau sebanyak 18 siswa. Sehingga pada siklus II ini telah mencapai target keberhasilan untuk ranah psikomotorik. 4) Hasil Observasi Efektivitas Pembelajaran Siswa dari Ranah Afektif dan Psikomotorik Pengamatan efektivitas pembelajaran siswa diambilakan dari prosentase ranah afektif atau sikap dan psikomotorik atau keterampilan pada lembar observasi. Adapun hasil observasi untuk efektivitas pembelajaran siswa pada silkus II dapat dilihat pada tabel 4.3.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
97 Tabel 4.3. Hasil Observasi Efektivitas Pembelajaran Siswa Siklus II NO
Capaian
Indikator Efektivitas
(%)
1
Perhatian mengikuti pelajaran (A1)
69,20%
2
Keaktifan mendiskusikan materi (A2)
76,09%
3
Kehadiran di kelas(A3)
98,55%
4
Bertanggung jawab (A4)
72,46%
5
Berinteraksi dengan guru (A5)
78,99%
6
Mengerjakan tugas dari guru (A6)
69,20%
7
Melakukukan kerjasama dalam kelompok (P1)
76,09%
8
Kemampuan memberikan tanggapan saat berdiskusi (P2)
76,90%
9
Melakukan komunikasi mengenai hasil diskusi (P3)
76,36%
10
Kemampuan mempresentasikan hasil diskusi (P4)
77,72%
JUMLAH 771,56% RERATA
77.16%
Data tabel 4.3 dapat divisualisasikan menjadi gambar 4.17 di bawah ini dan untuk keterangan penjelasan tabel gambar ada dibawah gambar grafik efektifitas pembelajaran siswa siklus II.
Grafik Efektivitas Pembelajaran Siswa Siklus II 98.55% 100
prosentase ( % 0
80
77.72% 76.9% 78.99% 76.36% 76.09% 72.46% 69.2%
76.095 69.2%
60 Grafik Efektivitas Pembelajaran Siswa Siklus II
40 20 0
A1
A2
A3
A4
A5
A6
P1
P2
P3
P4
commit to user Pembelajaran Siswa Siklus II. Gambar 4.17. Grafik Hasil Observasi Efektivitas
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
98 Berdasarkan pada tebel 4.3 dan gambar 4.17 diketahui peningkatan hasil ranah afektif ( A1-A6) dan psikomotorik ( P1-P4) siswa pada siklus II, rentangan nilai prosentase untuk tiap indikator berkisar antara 69,20% - 98,55%, dengan nilai rata-rata sebesar 77,16%. Indikator tertinggi pada ranah afektif sebesar 98,55% terdapat pada aspek kehadiran siswa (A3) dan pada ranah psikomotorik sebesar 77,72% terdapat pada Kemampuan mempresentasikan hasil diskusi (P4) dimana kelompok yang mendapatkan nilai adalah kelompok 1,3,5 dan 6 karena mereka aktif dalam berdiskusi. Hal ini menunjukkan bahwa minat dan sikap siswa dalam mengikuti pembelajaran cukup tinggi. Selain itu siswa juga mampu bekerjasama dengan baik ketika melakukan diskusi kelompok, sehingga efektivitas pembelajaran dapat tercapai. Target keberhasilan untuk efektivitas siswa yang ditetapkam peneliti adalah sebesar 75% rata–rata kelas, sehingga efektivitas pembelajaran untuk siklus II yang mencapai 77,16 % telah sesuai target keberhasilan yang ditetapkan peneliti. 5) Hasil Observasi Penilaian Kompetensi Siswa Nilai kompetensi siswa diperoleh dari pengolahan nilai kognitif dengan bobot nilai 50%, nilai afektif dengan bobot nilai 10% dan nilai psikomotor dengan bobot nilai 40%. Ketutasan belajar siswa pada pelaksanaan pembelajaran muatan lokal program produktif yaitu Auto Cad adalah apabila siswa mencapai nilai KKM yaitu 75. Hasil nilai kompetensi siswa pada siklus II adalah sebagai berikut : 1. Siswa yang tuntas belajar dengan nilai ≥ 75 sebanyak 18 siswa. 2. Siswa yang belum tuntas belajar dengan nilai < 75 sebanyak 5 siswa. (data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 48)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
99
Diagram Prosentase Nilai Kompetensi Siswa Siklus II Tidak Tuntas 22% Tuntas Tuntas 78%
Tidak Tuntas
Gambar 4.18. Diagram Prosentase Nilai Kompetensi Siswa Siklus II (Katuntasan kelas)
Dari gambar 4.18 dapat disimpulkan bahwa sebanyak 18 siswa tuntas belajar pada pelaksanaan pembelajaran muatan lokal program produktif yaitu Auto Cad dengan prosentase 78 %, sedangkan sebesar 22 % atau sejumlah 5 siswa masih belum tuntas belajar karena nilai yang diperoleh belum mencapai nilai KKM yaitu 75. Adapun rata-rata nilai kompetensi kelas mengalami peningkatan dari siklus I sebesar 72,31 menjadi 78,01 setelah siklus II. Setelah diadakannya tindakan kelas di siklus II, nilai kompetensi siswa mengalami peningkatan dari siklus I. Penyempurnaa dari kekurangan yang ada di siklus I nampak jelas perubahan dari hasil yang diperoleh. Pada siklus II ini, hasil ketuntasan kelas atau target keberhasilan yang ditetapkan sebesar 75% telah tercapai, sebab siswa yang tuntas belajarnya telah mencapai sebesar 78 % dari jumlah siswa yang ada. d. Tahap Refleksi 1) Pengelolaan proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru pada pelaksanaan pembelajaran muatan lokal program produktif yaitu Auto Cad di siklus II, pada umumnya semakin baik bila dibandingkan dengan siklus I. Hal ini dikarenakan gurucommit berusaha memperbaiki kekurangan-kekurangan to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
100 yang terjadi pada siklus I. Tindakan yang dilakukan telah berjalan dengan baik sesuai dengan perencanaan. 2) Refleksi dilakukan terhadap hasil pelaksanaan tindakan siklus II di kelas. Dari kegiatan pembelajaran tersebut, diperoleh beberapa hal yang dapat dicatat sebagai masukan untuk perbaikan pada tindakan selanjutnya, yaitu : (a) Proses pelaksanaan pembelajaran muatan lokal program produktif yaitu Auto Cad dengan menerapkan metode STAD dengan menggunakan media pembelajaran, telah berjalan sesuai prosedur yang direncanakan. (b) Suasana kelas cukup terkendali selama proses diskusi, menyampaikan hasil kerja kelompok, serta mencapai hasil yang cukup optimal. (c) Kerjasama antarsiswa dalam kelompok serta sportifitas dalam melaksanakan permainan dan kompetisi dinilai berjalan baik dan cukup terkendali. (d) Jumlah siswa yang mangantuk, malas-malasan dan ramai dalam kelas mulai berkurang. (e) Ketuntasan hasil belajar siswa ranah kognitif pada siklus I yaitu sebesar 65% atau sebanyak 15 orang, sedangkan pada siklus II adalah 78% atau sebanyak 18 siswa. Ini berarti hasil belajar siswa kelas XI TKK tahun ajaran 2011/2012 SMK N 5 Surakarta sudah memenuhi target keberhasilan yaitu 75 % dengan pencapaian skor 75 (nilai KKM). (f) Berdasarkan hasil penilaian kompetensi siswa menunjukkan bahwa siswa yang tuntas belajar mengalami peningkatan dibanding pada siklus I, yaitu ada 12 siswa yang tuntas belajar (52%), sedangkan sesudah diadakannya tindakan pada siklus II ada 18 siswa ( 78% ) yang tuntas belajar. Hal ini berarti hasil belajar siswa kelas XI TKK 2011/2012 SMK Negeri 5 Surakarta mengalami peningkatan, dan sudah memenuhi target keberhasilan kelas yaitu sebesar 75% dari commit jumlah siswa dalam satu kelas.to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
101 (g) Efektifitas pembelajaran secara klasikal yang diamati melalui ranah afektif dan psikomotorik, meningkat di siklus II ini menjadi 77,16% dari 73,67% di siklus I. Adanya peningkatan hasil belajar tersebut membuktikan bahwa efektivitas pembelajaran dapat tercapai karena telah memenuhi target keberhasilan yang sudah ditetapkan yakni sebesar 75% dari rerata kelas. 3) Tindak lanjut berupa peningkatan kualitas pembelajaran di kelas dapat dilakukan lagi oleh guru pelaksana pembelajaran muatan lokal program produktif yaitu Auto Cad, sehingga dapat memberikan hasil yang semakin baik, dalam upaya meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar siswa, baik pada aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. 3. Pembahasan Antar Siklus Pembahasan antar siklus ini meliputi efektivitas pembelajaran dan hasil belajar siswa pada pra siklus (kondisi awal sebelum tindakan), siklus I dan siklus II yang diambil dari hasil observasi ranah afektif, kognitif dan psikomotorik secara klasikal. Berdasarkan hasil pengamatan pada proses pembelajaran dengan menggunakan metode STAD yang divariasikan dengan media pembelajaran pada siklus II, menunjukkan hasil yang lebih baik dari pada sikus I. Hasil belajar pada siklus terakhir (siklus II) menunjukkan peningkatan hasil yang optimal dan mencapai target keberhasilan yang ditetapkan. Dapat dinyatakan bahwa metode STAD yang divariasikan dengan media pembelajaran pada mata pelajaran Auto Cad dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI TKK SMK N 5 Surakarta, sehingga efektivitas pembelajaran dapat tercapai. Perbadingan hasil pelaksanaan tindakan pada pra siklus (sebelum tindakan), siklus I dan siklus II disajikan dalam data berikut ini : a. Hasil Tes Kognitif Pemahaman siswa terhadapa materi Denah rumah sederhana telah dipelajarai pada tiap siklus dapat diketahui dari hasil tes kognitif, sebagaimana tersaji pada tabel 4.4.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
102 Tabel 4.4. Capaian Ketuntasan Nilai Kognitif Siswa Jumlah/ No
Uraian Pencapaian Hasil
Jumlah/Nilai
Jumlah/Nilai
Nilai
Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
1
Siswa mendapat nilai ≥ 75
10
15
18
2
Siswa mendapat nilai < 75
13
8
5
3
Rerata nilai kognitif
68,26
71,74
79,13
4
Ketuntasan Klasikal
43%
65%
78%
5
Ketidaktuntasan
57%
35%
22%
Berikut ini adalah visualisasi data hasil tes kognitif untuk capaian ketuntasan klasikal tiap siklus dapat divisualisasikan pada gambar 4.19.
Grafik Capaian Ketuntasan Nilai Kognitif Siswa Prosentase Ketercapaian (%)
100 90 80
79.13 68.26
70 60
71.74
78 %
65 % 57 %
Rerata Nilai
43 %
Ketuntasan Klasikal
50 40
Ketidak Tuntasan
35 %
30
22 %
20 10
0 Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
Gambar 4.19. Grafik Capaian Ketuntasan Nilai Kognitif Siswa
Berdasarkan pada tabel 4.4 dan gambar 4.19, terlihat capaian ketuntasan belajar siswa pada ranah kognitif semakin meningkat. Pada pra siklus, capaian commit to user ketuntasan hanya mencapai kurang dari setengah jumlah siswa yang ada (43%),
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
103 selanjutnya dengan memberikan tindakan terhadap siswa dengan menerapkan metode STAD dengan menggunakan media pembelajaran menunjukkan peningkatan pada siklus I sebesar 22 % yaitu menjadi 65 %. Hal ini berarti proses pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari semakin membaik. Begitu pula pada siklus II, terjadi kenaikan prosentase ketuntasan dari siklus I yaitu menjadi 78 %. Rerata nilai kelas juga menunjukkan peningkatan dari pra siklus 68,26 meningkat menjadi 71,74% pada siklus I dan naik menjadi 79,13 di siklus II. b. Hasil Observasi Afektif Siswa Observasi secara khusus pada setiap siswa dilakukan terhadap aspek afektif atau sikap siswa, yang hasilnya dicantumkan pada lembar observasi ranah afektif. Adapun data capaian ketuntasan nilai hasil observasi afektif ditunjukkan pada tabel 4.5.
Tabel 4.5. Capaian Ketuntasan Nilai Afektif Siswa
No
Uraian Pencapaian Hasil
Jumlah/Nilai
Jumlah/Nilai
Siklus I
Siklus II
1
Siswa mendapat nilai ≥ 75
13
18
2
Siswa mendapat nilai < 75
10
5
3
Rerata nilai afektif
74,46
77,42
4
Ketuntasan Klasikal
57%
78%
5
Ketidaktuntasan
43%
22%
Data hasil obsevasi ranah afektif tiap siswa untuk capaian ketuntasan klasikal tiap siklus dapat divisualisasikan pada gambar 4.20.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
104
Prosentase Ketercapaiaan(%)
Grafik Capaian Ketuntasan Ranah Afektif Siswa 100 80
77.42
74.46
60
78 %
57 %
Rerata Nilai Ketuntasan Klasikal
40 43 %
Ketidak Tuntasan
20 22 % 0 Siklus I
Siklus II
Gambar 4.20. Grafik Capaian Ketuntasan Ranah Afektif Siswa
Berdasarkan pada tabel 4.5 dan gambar 4.20, menunjukkan kenaikan hasil belajar ranah afektif pada siklus I dan siklus II. Setelah diterapkannya metode STAD dengan menggunakan media pembelajaran, capaian ketuntasan klasikal efektivitas pembelajaran menunjukkan peningkatan pada siklus I menjadi sebesar 57 % dengan rerata nilai kelas 74,46. Hal ini berarti minat dan sikap siswa yang terbentuk selama kegiatan belajar berlangsung semakin membaik. Minat dan sikap siswa dalam kondisi belajar dapat diamati dan dicermati melalui aktifitas yang dilakukan yaitu : penerimaan siswa terhadap pelajaran, partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran dan penentuan sikap atau penilaian dari siswa. Peningkatan capaian ketuntasan klasikal ranah afektif juga terjadi pada siklus II dari siklus I yaitu menjadi 78% dengan pencapaian rerata nilai kelas 77,42. Dari diagram
diatas
disimpulkan
bahwa
penerapan
metode
STAD
dengan
menggunakan media pembelajaran terbukti efektif dengan adanya peningkatan ranah afektif di setiap siklus.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
105 c.
Hasil Observasi Psikomotorik Siswa Observasi secara khusus pada setiap siswa dilakukan terhadap ranah
psikomotorik, yang hasilnya dicantumkan pada lembar observasi ranah psikomotorik. Data hasil observasi untuk hasil belajar ranah psikomotorik siswa pra siklus, siklus I, dan siklus II, disajikan pada tabel 4.6. Tabel 4.6. Capaian Ketuntasan Ranah Psikomotorik Siswa No
Uraian Pencapaian Hasil
Jumlah/Nilai
Jumlah/Nilai
Siklus I
Siklus II
1
Siswa mendapat nilai ≥ 75
15
19
2
Siswa mendapat nilai < 75
8
4
3
Rerata nilai psikomotorik
72,49
76,77
4
Ketuntasan Klasikal
65%
83%
5
Ketidaktuntasan
35%
17%
Data hasil obsevasi ranah psikomotorik tiap siswa untuk capaian ketuntasan klasikal tiap siklus dapat divisualisasikan pada gambar 4.21.
Grafik Capaian Ketuntasan Ranah Psikomotorik Siswa 100
Prosentase Ketercapaian(%)
90 80
70
35%
77.42
74.46
60
65%
Rerata Nilai
50 40 30
Ketuntasan Klasikal
Ketidak Tuntasan
35%
20 17%
10 0 Siklus I
Siklus II
commit to user Gambar 4.21. Grafik Capaian Ketuntasan Ranah Psikomotorik Siswa
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
106 Dari gambar 4.21 dapat diketahui bahwa prosentase ranah psikomotorik siswa mengalami kenaikan seiring dengan tindakan yang diberikan tiap siklus. Capaian ketuntasan pada pra siklus, menunjukkan hanya terjadi pada 12 siswa yang tuntas dengan rerata nilai kelas hanya sebesar 68,21. Hal ini berarti kurang dari setengah jumlah siswa (52%) yang mendapat nilai lebih dari atau sama dengan skor 75. Setelah diterapkannya metode STAD dengan menggunakan media pembelajaran capaian ketuntasan klasikal menunjukkan peningkatan menjadi sebesar 65% pada siklus I dengan rerata nilai kelas 72,49. Peningkatan capaian ketuntasan klasikal juga terjadi hingga mencapai terget keberhasilan yaitu menjadi 83% pada siklus II dengan rerata nilai kelas 76,77. Hal ini berarti efektivitas pembelajaran ranah psikomotorik siswa dalam kelompok maupun individu mengalami perbaikan. d. Hasil Observasi Efektivitas Pembelajaran Siswa Observasi terhadap efektivitas pembelajaran siswa selama proses pembelajaran berlangsung diambilkan dari pengamatan afektif dan psikomotorik siswa secara klasikal. Tiap aspek (afektif dan psikomotorik) diuraikan menjadi indikator-indikator yang telah dijabarkan menjadi kata kerja operasional masingmasing aspek. Berikut ini disajikan rekapitulasi hasil observasi efektivitas pembelajaran siswa kelas XI TKK SMK N 5 Surakarta selama kegiatan pembelajaran Auto Cad berlangsung.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
107 Tabel 4.8. Rekapitulasi Hasil Observasi Efektivitas Pembelajaran Siswa NO
Indikator Efektivitas
Siklus 1 Siklus 2
1
Perhatian mengikuti pelajaran (A1)
67,39
69,20
2
Keaktifan mendiskusikan materi (A2)
70,29
76,09
3
Kehadiran di kelas(A3)
92,03
98,55
4
Bertanggung jawab (A4)
72,46
72,46
5
Berinteraksi dengan guru (A5)
75,72
78,99
6
Mengerjakan tugas dari guru (A6)
68,84
69,20
7
Melakukukan kerjasama dalam kelompok (P1)
69,84
76,09
8
Kemampuan memberikan tanggapan saat
73,10
76,90
70,11
76,36
Kemampuan mempresentasikan hasil diskusi (P4)
76,90
77,72
JUMLAH
736,68
771,56
RERATA
73,67
77,16
berdiskusi (P2) 9
Melakukan komunikasi mengenai hasil diskusi (P3)
10
Data hasil observasi efektivitas pembelajaran siswa pada siklus I, dan siklus II dapat divisualisasikan pada gambar 4.22.
Prosentase Ketercapaian(%)
Grafik Rekapitulasi Hasil Observasi Efektivitas Pembelajaran Siswa 100 80
68.62%
73.67%
60 Tuntas
40 20 0 Siklus 1
Siklus 2
Gambar 4.22. Grafik Rekapitulasi Hasil Observasi Efektivitas Pembelajaran commit to user Siswa
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
108 Pada tabel 4.8 dan gambar 4.22 dapat dilihat bahwa prosentase rata-rata tiap indikator efektivitas pembelajaran siswa pada tiap siklus semua mengalami kenaikan. Aktifitas siswa seperti perhatian mengikuti pelajaran, berinteraksi dengan guru, dan mengerjakan tugas meningkat. Melakukan kerjasama dalam kelompok, kemampuan memberikan tanggapan saat berdiskusi menunjukkan kemajuan yang baik. Dengan bimbingan dari guru, siswa mampu mengatur waktu belajar dengan baik. Berikut di bawah ini merupakan deskripsi hasil pengamatan efektivitas pembelajaran tersebut antara lain : 1) Siswa menunjukkan perhatian dan mengikuti pelajaran dengan sungguhsungguh serta konsentrasi. 2) Keaktifan siswa selama kegiatan pembelajaran baik secara kelompok maupun individu meningkat, siswa juga bersedia mematuhi peraturan dalam kegiatan-kegiatan belajar yang berlangsung. 3) Siswa mau mendengarkan siswa lain yang menyampaikan pendapat atau jawaban atas pertanyaan guru dan menghargainya serta tidak segan menyampaikan pertanyaan, ide atau pendapat yang sekiranya berbeda di dalam kelompok, di depan kelas atau kepada guru. 4) Siswa lebih bertanggung jawab terhadap hasil pekerjaannya. Selain itu, kesediaan memperbaiki hasil pekerjaannya jika terdapat kekurangan lebih meningkat sehingga tidak perlu diperintah oleh guru berkali-kali. 5) Kepercayan diri dan sikap disiplin siswa lebih terbentuk dalam proses belajar. 6) Kemampuan dan kreativitas siswa dalam mengaitkan pelajaran dengan kehidupan nyata semakin terbentuk dengan baik. Kemauan dan perhatian untuk belajar juga semakin meningkat. 7) Sebagian besar siswa telah dapat mengerjakan tugas-tugas atau latihan dalam kegiatan belajar melalui bimbingan guru dengan tertib dan teratur. 8) Kebiasaan baik siswa mulai terasah, antara lain mulai mengatur waktu belajar dalam kegiatan pembelajaran yang berlangsung dengan baik, melaksanakan ujian atau ulangan dengan tertib dan teratur serta percaya commit to user diri.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
109 9) Siswa mulai mampu beradaptasi dengan siswa lain dalam kelompok yang memiliki karakteristik berbeda-beda, membangun kerja sama dan memecahkan masalah bersama tanpa muncul keributan yang berarti. Berdasarkan deskripsi hasil pengamatan efektivitas pembelajaran dari data-data yang diperoleh pada siklus I dan siklus II di atas, maka dapat dinyatakan bahwa penerapan metode STAD dengan menggunakan media pembelajaran tergolong efektif, sehingga efektivitas pembelajaran dapat tercapai dan proses pelaksanaan pembelajaran muatan lokal program produktif yaitu Auto Cad berlangsung efektif.
e. Hasil Observasi Peningkatan Hasil Belajar siswa
Hasil Observasi peningkatan hasil belajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung diperoleh dari penilaian baik dari ranah kognitif, afektif maupun psikomotorik. Berikut ini disajikan rekapitulasi Hasil Observasi peningkatan hasil belajar siswa kelas XI TKK SMK N 5 Surakarta selama pelaksanaan pembelajaran muatan lokal program produktif yaitu Auto Cad berlangsung.
Tabel 4.9. Rekapitulasi Hasil Observasi Peningkatan Hasil Belajar siswa No
Uraian Pencapaian Hasil
Jumlah/Nilai
Jumlah/Nilai
Jumlah/Nilai
Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
1
Siswa Tuntas
9
12
18
2
Siswa Tidak Tuntas
14
11
5
3
Rerata nilai
68,26
71,74
79,13
4
Ketuntasan Klasikal
57%
65%
78%
5
Ketidaktuntasan
43%
35%
22%
Data tabel 4.9 dapat dilihat dalam gambar grafik 4.22 di bawah ini:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
110
Prosentase (%)
Grafik Rekapitulasi Hasil Observasi Peningkatan Hasil Belajar Siswa 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
68.26
79.13
71.74 65
78
57
Rerata
43
Ketuntasan Klasikal
35
22
Pra Siklus
Siklus I
Ketidaktuntasan
Siklus II
Gambar 4.23. Grafik Rekapitulasi Hasil Observasi Peningkatan Hasil Belajar Siswa
Berdasrkan tabel 4.9 dan gambar 4.23 dapat diketahui bahwa prosentase ketuntasan hasil belajar yang dilihat dari tiga aspek (ranah kognitif, afektif dan psikomotorik) mengalami peningkatan baik dari pra siklus, siklus I dan siklus II. Capaian ketuntasan pada pra siklus, menunjukkan hanya terjadi pada 11 siswa yang tuntas dengan rerata nilai kelas hanya sebesar 68,26 (lihat lampiran 37) . Hal ini berarti kurang dari setengah jumlah siswa (57 %) yang mendapat nilai lebih dari atau sama dengan skor 75. Setelah diterapkannya metode STAD dengan menggunakan media pembelajaran, capaian ketuntasan klasikal menunjukkan peningkatan menjadi sebesar 65% pada siklus I dengan rerata nilai kelas 71,74. (lihat Lampiran 38). Peningkatan capaian ketuntasan klasikal juga terjadi hingga mencapai terget keberhasilan yaitu menjadi 78% pada siklus II dengan rerata nilai kelas 79,13 (lihat Lampiran 39). Dari gambar 4.23 disimpulkan bahwa penerapan metode STAD dengan menggunakan media pembelajaran terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa baik dari ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
111 f. Hasil Penilaian Kompetensi Siswa Hasil penilaian kompetensi siswa dalam pembelajaran didapat setelah melakukan pengolahan nilai kognitif, afektif dan psikomotor yang diperoleh siswa. Adapun bobot untuk tiap nilai pada tiap aspek yaitu : 10% nilai afektif, 40% nilai psikomotor, dan 50% nilai kognitif. Nilai KKM yang telah ditetapkan dari pihak sekolah adalah 75. Jadi siswa dapat dinyatakan tuntas belajarnya jika mendapat nilai kompetensi dari pengolahan nilai kognitif, afektif, dan psikomotor sebesar 75 (lihat Lampiran 43, 44, 45). Hasil penilaian pada pra siklus, siklus I, dan siklus II terhadap 23 siswa kelas XI TKK SMK N 5 Surakarta pada mata pelajaran muatan lokal program produksi Auto Cad adalah sebagai berikut :
Tabel 4.10. Capaian Ketuntasan Nilai Kompetensi Auto Cad Siswa Kelas XI TKK SMK N 5 Surakarta
No
Uraian Pencapaian Hasil
Jumlah/Nilai
Jumlah/Nilai
Pra Siklus
Siklus I
Jumlah/ Nilai Siklus II
1
Siswa mendapat nilai ≥ 75
9
12
18
2
Siswa mendapat nilai < 75
14
11
5
3
Rerata nilai kompetensi
68,30
72,31
78,01
4
Ketuntasan Klasikal
39 %
52 %
78 %
5
Ketidaktuntasan
61 %
48 %
22 %
Data hasil peningkatan nilai kompetensi belajar siswa mata pelajaran muatan lokal program produktif yaitu Auto Cad pada sebelum tindakan, siklus I, dan siklus II dapat divisualisasikan pada gambar 4.24.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
112
Grafik Capaian Ketuntasan Nilai Kompetensi Siswa Prosentase Ketercapaian(%)
100 90
78%
80 70 60
68.3
61%
50 40
78.01
72.31 52%
Rerata Nilai 48%
Ketuntasan Klasikal
39%
Ketidak Tuntasan
30 22%
20 10 0 Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
Gambar 4.24. Grafik Capaian Ketuntasan Nilai Kompetensi Siswa ( Ketuntasan Kelas )
Berdasarkan data pada tabel 4.10 dan gambar 4.24 dapat dilihat bahwa sebelum tindakan dilakukan, nilai kompetensi siswa yang tuntas belajar hanya sebanyak 9 siswa (39 %) dengan rerata nilai kelas hanya sebesar 68,3. Keadaan hasil belajar yang seperti ini, maka perlu dilakukan tindakan nyata sebagai upaya perbaikan pembelajaran yaitu dengan melaksanakan penelitian tindakan kelas melalui penerapan metode STAD menggunakan media pembelajaran dengan pencapaian target keberhasilan kasikal sebesar 75 % dihitung dari jumlah siswa yang mendapatkan nilai ≥75. Pada siklus I setelah dilaksanakannya tindakan sesuai prosedur perencanaan, perolehan nilai hasil belajar siswa yang tuntas belajar dalam kompetensi untuk mata pelajaran Auto Cad mengalami perbaikan menjadi sebanyak 12 siswa (52%), rerata nilai kelas juga mengalami kenaikan menjadi 72,31. Hal ini menunjukkan bahwa prosentase siswa yang belum tuntas belajar masih sebanyak 11 siswa (48%). Dari data tersebut disimpulkan bahwa commit to user pencapaian untuk peningkatan hasil belajar belum mencapai prosentase 75 %
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
113 sesuai target keberhasilan. Dari tindakan yang telah dilakukan pada siklus I ini, dilakukan analisis dan refleksi terhadap kekurangan-kekurangan pelaksanaan tindakan yang telah terlaksana, sehingga dapat digunakan sebagi perencanaan dan perbaikan pada tindakan siklus II yang akan dilaksanakan agar tercapai target keberhasilan yang ditetapkan yaitu 75 % dari jumlah siswa yang ada atau sejumlah 18 siswa. Pada tindakan yang telah dilaksanakan di siklus II, menunjukkan prosentase keberhasilan nilai hasil belajar siswa yang tuntas belajar dalam kompetensi untuk pelaksanaan pembelajaran muatan lokal program produktif yaitu Auto Cad menjadi sebanyak 18 siswa (78%), sedangkan yang belum mencapai ketuntasan hanya sebanyak 5 siswa (22%). Ini berarti hasil belajar siswa kelas XI TKK 2011/2012 SMK N 5 Surakarta telah memenuhi target keberhasilan yang direncanakan yaitu berhasil melampaui target 75 %. Dari data-data hasil penelitian yang telah diuraikan di atas, dapat dilihat bahwa proses pembelajaran secara keseluruhan telah mencapai target minimal yang ditentukan, sehingga pelaksanaan tindakan kelas dapat dihentikan siklus II. Dengan begitu, dapat disimpulkan bahwa penerapan metode STAD dengan menggunakan media pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI TKK SMK Negeri 5 Surakarta tahun ajaran 2011/2012 pada pelaksanaan pembelajaran muatan lokal program produktif yaitu Auto Cad.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian pada pelaksanaan penelitian tindakan kelas dengan penggunaan media pembelajaran Auto Cad dengan model kooperatif tipe student teams achievement division (STAD) untuk meningkatkan hasil belajar siswa di SMK Negeri 5 surakarta tahun pelajaran 2011/ 2012 dengan kompetensi menggambar denah rumah sederhana menunjukkan bahwa : 1. Penggunaan media pembelajaran Auto Cad dengan model kooperatif tipe student teams achievement division (STAD) dapat meningkatan hasil belajar siswa pada aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. 2.
Efektivitas pembelajaran mengalami peningkatan atau perbaikan yaitu dengan adanya peningkatan dari setiap siklus baik dari ranah afektif maupun psikomotorik, sehingga penggunaan media pembelajaran terbukti efektif.
B. Implikasi Implikasi atau dampak dari dilaksanakan penelitian ini antara lain yaitu : 1. Dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI Teknik Konstruksi Kayu SMK Negeri 5 Surakarta pada mata pelajaran muatan lokal program produktif yaitu Auto Cad. 2. Meningkatkan peran aktif siswa selama proses pembelajaran dan kemampuan siswa
dalam
merekonstruksi
pengetahuannya,
sehingga
efektivitas
pembelajaran dapat tercapai dengan baik. 3. Kemampuan guru dalam mengelola kelas dapat semakin ditingkatkan, yaitu membagi waktu dengan baik antara penyampaian materi secara serius dengan kegiatan permainan atau diskusi yang dilaksanakan, sehingga semua kegiatan dapat berjalan dengan lancar, efektif dan terkontrol. 4. Hasil penelitian dapat memperluas pengetahuan bagi pembaca tentang pentingnya penggunaan media pembelajaran Auto Cad dengan model commit to user 114
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
115 kooperatif tipe student teams achievement division (STAD) dalam meningkatkan kualitas pembelajaran.
C. Saran Berdasarkan hasil penelitian, maka beberapa saran yang peneliti kemukakan adalah sebagai berikut: 1. Bagi guru yang belum menerapkan metode pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) dan media pembelajaran Auto Cad, dapat menerapkan metode dan media pembelajaran tersebut dengan berbagai komponennya dalam pembelajaran agar pemahaman siswa menjadi lebih meningkat, namun dalam penerapannya harus diikuti penyesuaian dengan konteks kelas maupun sekolah masing-masing, karena tiap–tiap sekolah memiliki karakteristik tertentu yang berbeda dengan sekolah lain. Maka dengan adanya penyesuaian tersebut diharapkan dapat menciptakan pola pengajaran yang lebih baik. 2. Penelitian ini hendaknya dilanjutkan dengan meneliti model pembelajaran lain yang lebih cocok untuk digabungkan dengan penerapan media pembelajaran video. 3. Disarankan hendaknya dilanjutkan dengan penelitian survey perbandingan untuk mengetahui apakah hasil penerapan model pembelajaran yang berbeda dengan media Video dapat menunjang pembelajaran di SMK.
commit to user