TEKNOLOGI INFORMASI SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN
Oleh : Drs. Abdul Zebar, M.Hum Ketua DPD HISPPI PNF SUMATERA UTARA (Himpunan Seluruh Pendidik dan Penguji Indonesia, Pendidikan Non Formal)
"Pemakaian media pengajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa.” (Hamalik, Praktisi Pendidikan)
1. Pendahuluan Proses belajar mengajar adalah sebuah kegiatan profesi yang membutuhkan keahlian khusus untuk melaksanakannnya. Mengajar tidak
semudah
yang
dibayangkan
oleh
sebagian orang. Mengajar berarti mentransfer ilmu dari pengajar ke pemelajar. Proses ini membutuhkan berbagai macam strategi yang telah lama dikaji oleh para ahli seperti Benyamin S Bloom, Skinner, dan berbagai nama besar lainnya. Proses belajar mengajar yang tidak dilakukan dengan keahlian khusus tidak akan memberikan hasil yang
1
diharapkan. Kemajuan pendidikan di suatu negara sangat ditentukan oleh sistem pendidikan dan metode yang digunakan dalam proses belajar mengajarnya. Sadar akan hal ini, negara-negara maju di dunia telah lama memberikan alokasi dana khusus yang sangat besar. Mereka sadar bahwa kemajuan negara akan sangat ditentukan oleh pendidikannya. Salah satu unsur yang sangat penting dalam proses belajar mengajar adalah media pembelajaran. Kata media sendiri berasal dari bahasa latin, yakni medius atau bentuk jamak dari medium yang secara etimologi berarti tengah, perantara, atau pengantar. Secara umum, media dapat diartikan dengan perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Dalam sebuah proses belajar mengajar, media akan menjembatani antara pendidik dan peserta didik. Media akan memberikan gambaran yang lebih jelas tentang materi yang dipelajari dengan adanya media, apalagi medianya berupa audio visual. Jika
media
itu
bervariasi,
sering disebut
dengan multimedia.
Multimedia merupakan kombinasi dari visual, audio, dan grafik, dan juga informasi berbentuk teks dengan menggunakan teknologi sederhana. Multimedia bukan sekadar sebagai media yang dikumpulkan, namun berupa sejumlah media yang saling melengkapi yang dikombinasikan dan diorganisasikan secara integral dengan memanfaatkan teknologi sebagai sasarannya. Meski ada yang membedakan antara media dan multimedia, namun secara umum media pembelajaran adalah segala sesuatu yang berupa alat, baik itu berupa buku, televisi, koran, majalah, internet dan lain sebagainya yang membantu pengajar dan peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran melalui penggunaan alat bantu pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan karakteristik penggunanya. Teknologi informasi dan komunikasi merupakan anugerah abad ke 21 yang sangat banyak merubah wajah dunia. Perkembangan komputer dan 2
alat komunikasi dekade belakangan ini yang begitu pesat telah berhasil memberi
kemudahan
terhadap
proses belajar mengajar.
Dengan
munculnya teknologi informasi, jarak yang jauh terasa dekat. Benda yang besar, terasa kecil. Kehadiran internet memang begitu fenomenal sehingga tidak ada lagi jarak antara utara dan selatan. Pemasaran yang selama ini dilakukan dari rumah ke rumah telah berubah menjadi daring (on line), sehingga siapa saja dapat memesan barang bahkan dari tempat tidur sekalipun. Perkembangan internet bukannya tidak punya dampak negatif. Kemajuan biasanya ditunggangi oleh dampak negatif yang tidak dapat dihindari. Penipuan-penipuan marak di dunia maya, demikian juga judi on line serta dunia pornografi. Dunia maya yang bergerak sebebas-bebasnya ternyata banyak memberikan dampak buruk bagi penggunanya, apalagi mereka yang kurang memahami hakekat dan manfaat dunia maya. Dunia maya digunakan tanpa mengabaikan kaidah-kaidah etika dan religi, dengan demikian efek yang ditimbulkannya amatlah massif.
2. Teknologi Informasi Pembelajaran Berbagai
macam
media
dan dapat
Komunikasi digunakan
untuk
Dalam menunjang
keberhasilan sebuah proses pembelajaran. Media ini digunakan sesuai denan jenis pembelajaran yang dilakukan. Tidak ada media pembelajaran yang lebih baik dari lainnya, yang ada adalah sebuah media pembelajaran adalah baik manakala media itu dapat membantu suksesnya sebuah pembelajaran. Fungsi media, khususnya media visual juga dikemukakan oleh Levie dan Lentz, seperti yang dikutip oleh Arsyad (2002) bahwa media tersebut memiliki empat fungsi yaitu: fungsi atensi, fungsi afektif, fungsi kognitif, dan fungsi kompensatoris. Dalam fungsi atensi, media visual dapat menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada
3
isi pelajaran. Fungsi afektif dari media visual dapat diamati dari tingkat “kenikmatan” siswa ketika membaca teks bergambar. Dalam hal ini gambar atau simbol visual dapat menggugah emosi dan sikap siswa. Berdasarkan temuan-temuan penelitian diungkapkan bahwa fungsi kognitif media visual melalui gambar atau lambang visual dapat mempercepat pencapaian tujuan pembelajaran untuk memahami dan mengingat pesan/informasi yang terkandung dalam gambar atau lambang visual tersebut. Fungsi kompensatoris media pembelajaran adalah memberikan konteks kepada siswa yang kemampuannya lemah dalam mengorganisasikan dan mengingat kembali informasi dalam teks. Dengan kata lain bahwa media pembelajaran ini berfungsi untuk mengakomodasi siswa yang lemah dan lambat dalam menerima dan memahami isi pelajaran yang disajikan dalam bentuk teks (disampaikan secara verbal). Dengan menggunakan istilah media pengajaran, Sudjana dan Rivai (1992) mengemukakan beberapa manfaat media dalam proses belajar siswa, yaitu:
dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa karena pengajaran akan lebih menarik perhatian mereka;
makna bahan pengajaran akan menjadi lebih jelas sehingga dapat dipahami siswa dan memungkinkan terjadinya penguasaan serta pencapaian tujuan pengajaran;
metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata didasarkan atas komunikasi verbal melalui kata-kata; dan
siswa lebih banyak melakukan aktivitas selama kegiatan belajar, tidak hanya mendengarkan tetapi juga mengamati, mendemonstrasikan, melakukan langsung, dan memerankan.
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) memilliki tiga fungsi utama yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran, yaitu :
4
Teknologi berfungsi sebagai alat (tools), dalam hal ini TIK digunakan sebagai alat bantu bagi pengguna (user) atau siswa untuk membantu pembelajaran, misalnya dalam mengolah kata, mengolah angka, membuat unsur grafis, dan sebagainya. TIK menjembatani sebuah keadaan di tempat lain dengan para peserta didik dalam sebuah proses pembelajaran. Untuk melihat gunung Sakura misalnya, seorang pendidik cukup mengetik “Gunung Sakura” di panel Google dan sederet pilihan akan muncul di daftar pencarian. Dengan mengklik sebuah web, kemungkinan akan muncul gunung sakura dan keterangannya. Laman yang baik tentu akan memberikan gambaran jelas tentang suatu keadaan. Dengan cara ini, siswa tidak perlu mencari informasi dari perpustakaan konvensional tentang gunung Sakura karena memakan waktu yang lama dan hasilnyapun mungkin tidak sebaik yang ditampilkan di internet yang dilengkapi dengan warna warni dan animasi.
Teknologi berfungsi sebagai ilmu pengetahuan (science). Dalam hal ini teknologi sebagai bagian dari disiplin ilmu yang harus dikuasai oleh siswa. Misalnya teknologi komputer dipelajari oleh beberapa
jurusan
di
perguruan
tinggi
seperti
informatika,
manajemen informasi, ilmu komputer. dalam pembelajaran di sekolah sesuai kurikulum 2006 terdapat mata pelajaran TIK sebagai ilmu pengetahuan yang harus dikuasi siswa semua kompetensinya.
Teknologi
berfungsi
sebagai
bahan
dan
alat
bantu
untuk
pembelajaran(literacy). dalam hal ini teknologi dimaknai sebagai bahan pembelajaran sekaligus sebagai alat bantu untuk menguasai sebuah kompetensi berbantuan komputer. Disini posisi teknologi tidak ubahnya sebagai guru yang berfungsi sebagai :fasilitator, motivator, transmiter, dan evaluator.
5
Perkembangan teknologi informasi saat ini, terutama internet, mampu
menghadirkan
ruang-ruang
interaksi
virtual
serta
menyediakan informasi/resources dalam jumlah yang melimpah yang bisa diakses secara cepat dan akurat. Dengan demikian berbagai aktivitas keseharian termasuk di dalamnya aktivitas pendidikan sebenarnya bisa dilakukan dengan lebih mudah, murah, dan efisien. Jika pada masa lalu sumber pengetahuan hanya terpusat pada institusi-institusi pendidikan formal maka saat ini sumber pengetahuan tersebar di berbagai lokasi yang melintasi batas-batas institusi, geografis maupun negara.
3. Plus Minus Teknologi Informasi dan Komunikasi Tidaklah dapat dipungkiri bahwa kemajuan teknologi informasi dan komunikasi
membawa
dampak-dampak
yang
terkadang
tidak
diperhitungkan sebelumnya. Dampak baik dan dampak buruk selalu menyertai kemajuan teknologi informasi dan komunikasi. Lihat saja betapa mudahnya komunikasi dewasa ini yang dulunya terasa sangat sulit. Komunikasi yang pada era tahun 80-an hanya terbatas pada penggunaan telepon kabel dan hanya dimiliki orang-orang kelas menengah ke atas, kini teknologi ini semakin ditinggalkan dengan munculnya teknologi nirkabel dengan harga yang relatif murah. Tidak dapat disangkal lagi bahwa telepon genggam sudah sangat mereta digunakan oleh seluruh lapisan masyarakat dari segala golongan ekonomi. Teknologi informasi dan komunikasi memudahkan masyarakat memberikan informasi dalam waktu yang sangat singkat, dimana ini sangat sulit dilakukan pada tahun-tahun lalu. Komunikasi yang fleksibel tanpa batas ruang dan waktu ini mempersempit wilayah global yang begitu luas. Jarak antar satu negara dengan negara lainnya juga
6
terasa semakin dekat berkat adanya teknologi informasi dan komunikasi. Perekembangan dirgantara sangat terbantu dengan adanya teknologi informasi dan komunikasi ini. Demikian juga pelayaran di lauan luas sangat terbantu dengan adanya teknologi informasi
dan
komunikasi.
Jika
dahulu
para
pelaut
hanya
mengandalkan kompas sebagai sarana navigasi, maka kini teknologi informasi dan komunikasi telah banyak mengantikan peran kompas sebagai penunjuk arah. Pelaksanaan pembelajaran di lembaga pendidikan juga semakin hidup berkat adanya teknologi informasi dan komunikasi. Lembaga pendidikan dewasa ini terasa „kuno‟ apabila belum menerapkan teknologi informasi dan komunikasi dalam proses pembelajaran dan fungsi-fungsi kelembagaan dan manajerial lainnya. Pembelajaran berbasis IT banyak digunakan di seluruh dunia dan sangat memudahkan proses belajar mengajar. Ini tidak hanya memudahkan peran guru yang dulunya lebih banyak menggunakan foto-foto dan realia sebagai media, namun saat ini para guru agaknya dapat bernafas lega dengan adanya multimedia dan koneksi internet. Berbagai macam bahan pelajaran dapat diakses melalui internet sehingga
tidak
harus
menghabiskan
waktu
lama
duduk
di
perpustakaan konvensional. Demikian juga pengadaan rapat-rapat bagi lembaga pendidikan yang memiliki cabang di berbagai daerah. Keterbatasan jarak ini dapat ditanggulangi dengan mengadakan teleconference. Dibalik segala kemudahan yang diperoleh dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang demikian pesat, ternyata banyak dampak buruk yang menyertainya, khususnya mereka yang kurang dapat menggunakan teknologi ini secara bijak. Buat para remaja yang kurang memahami manfaat dari teknologi informasi hanya menggunakannya untuk kepentingan hiburan yang seringkali sangat
7
berdampak buruk terhadap perkembangan ilmu dan kejiwaan mereka. Munculnya warnet-warnet dengan biaya relatif murah di seluruh dunia memungkinkan para pelajar untuk menggunakannya. Dan apabila mereka menggunakannya, maka tidak dapat disangkal lagi bahwa kebanyakan mereka hanya bermain game on line dan browsing konten pornografi. Mereka tidak menyadari bahwa warnet dapat menunjang pendidikan mereka dengan akses-akses ke dunia pendidikan, tidak hanya hiburan saja, apalagi hiburan yang tidak sesuai dengan perkembangan fisik dan mental mereka. Memang benar menkoinfo telah mengadakan sensor terhadap konten yang tidak pantas ditampilkan, namun dengan keterbatas pengetahuan, alat dan sumber daya manusia, hal ini masih belum dapat dilakukan secara tuntas. Teknologi informasi dan komunikasi juga menimbulkan kejahatan berupa penipuan dalam melakukan bisnis on line. Tampilan laman di internet ternyata banyak yang tidak digunakan untk berbisnis secara benar. Banyak masyarakat yang tertipu oleh ulah oknum-oknum yang memanfaatkan internet sebagai alat untuk tipu-tipu, dan banyak korban telah berjatuhan. Sulitnya membedakan akun yang benar, dapat dipercaya dengan akun abal-abal yang memang berniat untuk melakukan kejahatan menjadi masalah tersendiri di dunia maya. Tentu hal ini sangat merugikan, tidak hanya pemesan barang (costumer) tapi juga pebisnis yang rusak citranya di mata masyarakat.
4. Simpulan Dari uraian dalam analisa permasalahan di atas, dapat disimpulkan bahwa perkembangan Teknologi Modern atau teknologi informasi memacu suatu cara baru dalam kehidupan, dari kehidupan dimulai sampai dengan berakhir, kehidupan seperti ini dikenal dengan e-life, artinya kehidupan ini sudah dipengaruhi oleh berbagai kebutuhan secara elektronik.
8
Bishop G. (1989) meramalkan bahwa pendidikan masa mendatang akan bersifat luwes (flexible), terbuka, dan dapat diakses oleh siapapun juga yang memerlukan tanpa pandang faktor jenis, usia, maupun pengalaman pendidikan sebelumnya. Mason R. (1994) berpendapat bahwa pendidikan mendatang akan lebih ditentukan informasi interaktif, seperti CD-ROM Multimedia, dalam pendidikan secara bertahap menggantikan TV dan Video. Dengan adanya perkembangan teknologi informasi dalam bidang pendidikan, maka pada saat ini sudah dimungkinkan untuk diadakan belajar jarak jauh dengan menggunakan media internet untuk menghubungkan antara mahasiswa dengan dosennya, melihat nilai mahasiswa secara online, mengecek keuangan, melihat jadwal kuliah, mengirimkan berkas tugas yang diberikan dosen dan sebagainya, semuanya itu sudah dapat dilakukan Namun dari peran teknologi Modern dalam pendidikan, tidak sepenuhnya teknologi berperan positif, tetapi ada pula pengaruh negatif
dari teknologi modern
yang digunakan
dalam
proses
pembelajaran. Untuk itu dibutuhkan tenaga pendidik yang dapat memilih dan memilah media serta penggunaan yang selektif dalam pembelajaran. Sehingga teknologi modern dalam proses pembelajaran dapat memberikan peran dan manfaat yang optimal demi mencapai tujuan pendidikan dengan baik. Bukan teknologi informasinya yang salah, tetapi pengguna yang tidak dapat mem-filter apa yang layak dan apa yang tidak layak dalam dunia pendidikan. Oleh karena itu diperlukan landasan agama dan moral yang kuat bagi pengguna jasa teknologi informasi dan komunikasi dalam proses belajar mengajar. Dari paparan di atas, dapat disimpulkan beberapa permasalahan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi dalam proses pembelajaran sebagai berikut:
9
a. Penggunaan TIK Dalam Proses Pembelajaran Mutlak Diperlukan. Dibandingkan dengan proses
pembelajaran
konvensional yang dilakukan pada
era
sebelum
diciptakannya digital,
teknologi
maka
teknologi komunikasi
kehadiran
informasi di
dan dunia
pendidikan adalah suatu keuntungan yang sangat besar. Kontribusi TIK dalam media pembelajaran sangatlah besar sehingga proses pembelajaran di dunia pendidikan dapat dilakukan dengan sangat efektif. TIK menjembatani peserta didik dengan materi pelajaran yang terasa jauh dari jangkauan. Media pembelajaran TIK dengan segala variasinya sangat memotivasi peserta didik dan pendidik dalam proses belajar mengajar. Kegiatan pembelajaran semakin semarak dan hidup dengan adanya TIK yang penuh dengan warna warni dan animasi. Pendidik di lembaga kursus dan institusi lainnya sangat terbantu dengan waktu dan efektivitas proses pembelajaran. Apabila sebelum adanya teknologi digital proses pembelajaran terasa lambat, maka dengan adanya TIK proses pembelajaran dapat dipacu lebih cepat karena peserta didik dapat dihadapkan dengan presentasi yang hidup sehingga penalaran semakin cepat dan akurat. Aplikasi teknologi informasi dan komunikasi di lembagalembaga pendidikan belakangan ini amat sangat bermanfaat dalam proses belajar mengajar. Kealpaan media komunikasi ini di
10
lembaga pendidikan meruapakan salah satu indikator bahwa lembaga tersebut belum dapat diperhitungkan dari sisi sarana dan prasarana. Sudah saatnya lembaga pendidikan merevitalisasi sarana belajar dan memberikan sebuah lompatan kepada era digital dengan menerapkan TIK sebagai basis dari proses belajar mengajar. b. TIK Bukan Ancaman TIK hadir bukan sebagai ancaman bagi siapapun. Meski ada dampak negatif yang ditimbulkan seperti bahasan sebelumnya, namun dengan adanya filter dan kontrol keagamaan dan budaya, niscaya segala dampak negatif akan dapat dihilangkan atau sekurang-kurangnya
diminimalisir.
Karena
lembaga-lembaga
kontrol TIK telah ada di bawah kendali pemerintah, maka ke depan hanya perlu diaktifkan lembaga-lembaga sensor TIK agar konten yang tidak ditangkal. Memang tidak dapat dipungkiri bahwa banyak kejahatan di dunia maya yang timbul sebagai side effect dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Game on line, prostitusi, pornografi dan bisnis tipu-tipu adalah kriminalitas yang selalu ditemukan di dunia maya. Kurangnya kontrol pemerintah memicu tingkat
kejahatan
yang
semakin
tinggi.
Sulitnya
mengatasi
kejahatan ini karena dunia maya merupakan wilayah dengan otoritis yang kurang jelas dan abstrak ternyata menyulitkan pihak otoritas pemerintah untuk mencegah dan menghilangkannya. Untungnya belakangan ini intensitas yang dilakukan lembaga pemerintah, khususnya kominfo dan kepolisian telah dapat meminimalisir cyber crime ini. Disamping legal formal yang dilakukan oleh pihak otoritas pemerintah, sektor informal dan non formal juga diharapkan dapat 11
menangkal dan mencegah kejahatan (cyber crime) di dunia teknologi informasi dan komunikasi. Pengawasan yang lebih ketat dari para orang tua, kerabat, teman dan pihak lain terhadap tindaktanduk peserta didik dan anak-anak akan bahaya dari penyalah gunaan dunia maya akan dapat mengurangi dampak negatifnya. Sudah sepatutnya stakeholders TIK meluangkan waktu dan lebih peduli dengan lingkungan tempat tinggalnya. Orang tua harus ekstra hati-hati dalam mengizinkan anak-anak untuk berselancar di dunia maya. Para pendidik juga harus lebih selektif dalam memilih media dan konten yang sesuai dengan peserta didik. Meskipun banyak materi dan konten yang kelihatan berguna untuk peserta didik di Indonesia, sudah tentu ada hal-hal yang tidak sesuai dengan adat istiadat, budaya dan agama yang dianut oleh peserta didik di bumi Pancasila, Indonesia. Semua warga negara Indonesia harus menyadari bahwa kita hidup di zaman digital dimana banyak hal yang tidak saatnya lagi untuk dibendung, tetapi harus diseleksi hal-hal yang sesuai dengan budaya dan kebiasaan masyarakat Indonesia. Sekali lagi perlu ditegaskan bahwa sesungguhnya filter yang harus diperketat dengan menempatkan selektifitas konten agar dapat menerima apa yang sesuai dengan norma-norma masyarakat Indonesia. c. TIK Mencerdaskan Kehidupan Bangsa TIK yang hadir sejalan dengan perkembangan teknologi digital tentu dapat meningkatkan penguasaan teknologi bagi warga negara Indonesia. Kehadiran TIK di setiap lini kehidupan akan meningkatkan rating sumber daya manusia Indonesia di masa depan dan lebih baik dari negara-negara tetangga. Namun untuk mencapai hal ini diperlukan intensitas belajar yang lebih tinggi sehingga Indonesia tidak lagi dikenal sebagai bangsa gaptek.
12
Kehadiran TIK di masyarakat telah begitu merata. Mulai dari anak-anak sampai lanjut usia banyak menggunakan telepon genggam berupa android yang mampu menngakses informasi dunia
maya
berupa
media
sosial
(facebook,
twitter,
dll).
Pertumbuhan pengguna internet di Indonesia yang meruapakn tertinggi dunia membuktikan hal tersebut. Tidak heran kalau bahkan di daerah pedesaan dan pedalamanpun ditemukan perangkat TIK dengan berbagai macam variasinya. Semua ini tentunya akan dapat meningkatkan kualitas manusia Indonesia. Memang masih disayangkan bahwa pemakaian dunia maya dan teknologi informasi dan komunikasi di Indonesia masih banyak diwarnai hal-hal yang kurang bermanfaat. Penggunaan facebook dan twitter masih didominasi oleh hal-hal yang kurang penting sedara edukatif. Pemanfaatan media sosial ini lebih didominasi oleh pertemanan dan basa basi serta foto-foto selfi. Demikian juga game on line (judi) yang menghabiskan waktu yang tidak sedikit sehingga kontra produktif. Sudah saatnya kebiasaan yang kontra produktif ini dapat dijadikan produktif melalui edukasi yang intens. Bila ini dapat dilakukan, maka rakyat Indonesia akan semakin cerdas!
Daftar Pustaka/Referensi :
http://liniedukasi.blogspot.co.id/
http://karyaumi.blogspot.co.id/
http://www.gurusd.net
www.asikbelajar.com
13
Penulis memberikan materi DIKLAT di BP PAUD dan DIKMAS bulan Oktober lalu dengan menggunakan presentasi yang notabene adalah media TIK. Kehadiran media ini amat memudahkan proses pembelajaran.
14
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama Lengkap
: Drs. Abdul Zebar, M.Hum
NIP
: Non PNS.
Tempat/Tgl Lahir
: Rantau Prapat/5 Mei 1965
Agama
: Islam
Unit Kerja
: LKP BEST
Alamat
: Jl. Sisingamangaraja Gg Keluarga No. 17 Medan.
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa artikel : “
TEKNOLOGI INFORMASI SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN
”
adalah karya saya sendiri dan belum pernah dipublikasikan di media manapun. Demikian pernyataan ini saya perbuat dengan sebenarnya tanpa ada paksaan dari pihak manapun dan dapat dipergunakan seperlunya.
Mengetahui:
Binjai, 17 November 2016
Direktur LKP BEST BINJAI
Mhd. Taimiah Nasution, S.Pd
Drs. Abdul Zebar, M.Hum
15