PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA SISWA DI MADRASAH IBTIDAIYAH
(Penelitian Tindakan Kelas di MI Pembangunan UIN Jakarta)
Oleh: KHANIFAH NIM: 104017000551
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2009
2
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA SISWA DI MADRASAH IBTIDAIYAH (Penelitian Tindakan Kelas di MI Pembangunan UIN Jakarta)
Skripsi:
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh : KHANIFAH NIM 104017000551
Di bawah bimbingan
Pembimbing I
Pembimbing II
Maifalinda Fatra, M.Pd NIP. 150 277 129
Abdul Muin, S.Si, M.Pd NIP. 150
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2009
3
LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul ”Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Matematika Siswa di Madrasah Ibtidaiyah (Penelitian Tindakan Kelas di MI Pembangunan UIN Jakarta)” disusun oleh KHANIFAH Nomor Induk Mahasiswa 10401700551, diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasah pada tanggal 5 Maret 2009 di hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana S1 (S.Pd) dalam bidang Pendidikan Matematika. Jakarta, 6 Maret 2009 Panitia Ujian Munaqasah Tanggal
Tanda Tangan
..............
........................
..............
........................
..............
........................
..............
........................
Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Program Studi) Maifalinda Fatra, M.Pd NIP. 150 277 129 Sekretaris (Sekretaris Jurusan/Program Studi) Otong Suhyanto, M.Si NIP. 150 293 239 Penguji I Drs. H.M.Ali Hamzah, M.Pd NIP. 150 120 082 Penguji II Dra. Afidah Mas’ud NIP. 150 228 775 Mengetahui Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Prof. Dr. Dede Rosyada, MA
4
NIP. 150 231 35 ABSTRAK KHANIFAH (10401700551), Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Matematika Siswa di Madrasah Ibtidaiyah (Penelitian Tindakan Kelas di MI Pembangunan UIN Jakarta), Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Februari 2009. Latar belakang pelaksanaan penelitian ini adalah untuk menghadapi era globalisasi ini dibutuhkan guru yang kreatif, yang mampu mengelola proses belajar mengajar secara efektif dan efisien. Adapun salah satu model pembelajaran yang dapat membantu guru untuk mengelola proses pembelajaran yang efektif dan dapat memberikan peserta didik ruang bebas untuk mewujudkan potensinya adalah model pembelajaran tematik. Pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema sebagai pemersatu materi dalam beberapa mata pelajaran sekaligus dalam satu kali tatap muka. Pembelajaran tematik lebih menekankan pada keterlibatan peserta didik dalam proses belajar secara aktif dalam proses pembelajaran, sehingga peserta didik dapat memperoleh pengalaman langsung dan terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang dipelajarinya. Metodologi yang digunakan dalm penelitian ini adalah Action Research atau lebih dikenal dengan PTK (Penelitian Tindakan Kelas) yang terdiri dari empat tahap, yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Pada siklus I peneliti mulai menerapkan model pembelajaran tematik dengan tema ”kehidupan sehari-hari” dan menggunakan variasi metode, seperti simulasi, tanya jawab, penugasan dan games. Pada siklus II dilanjutkan dengan tema ”lingkungan” dengan pemberian reward untuk meningkatkan motivasi siswa dalam melakukan aktivitas belajar. Proses pembelajaran dan aktivitas belajar siswa diamati oleh peneliti dan guru kelas menggunakan lembar observasi. Diakhir siklus dilaksanakan tes untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang telah disampaikan. Selain itu, peneliti juga melakukan wawancara dengan guru dan siswa pada setiap akhir siklus. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah bahwa penerapan model pembelajaran tematik dapat meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar matematika siswa.
5
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim Sembah dan sujud syukur kepada Allah SWT Yang Maha Kuasa yang telah menciptakan bumi beserta isinya. Dialah yang telah menciptakan manusia sebagai makhluk yang sempurna dan memposisikan sebagai khalifah dimuka bumi ini. Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah menyampaikan risalahnya dan mengajarkan kepada umat manusia tentang kebaikan dan pemaknaan tentang hakikat hidup dan semoga apa yang telah diajarkan kepada umat manusia akan tetap abadi sampai akhir zaman. Penulis bersyukur karena berkat rahmat dan hidayah-Nya, skripsi ini dengan judul ”Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Matematika Siswa di Madrasah Ibtidaiyah (Penelitian Tindakan Kelas di MI Pembangunan UIN Jakarta)” dapat diselesaikan dan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Usaha penulis dalam rangka penulisan skripsi ini sudah sangat maksimal, namun penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada: 1. Prof. Dr. H. Dede Rosyada, MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah mengizinkan serta memberikan restu kepada penulis guna menyusun skripsi ini sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana. 2. Ibu Maifalinda Fatra, M.Pd selaku pembimbing I dan Ketua Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang telah memberikan bimbingan dengan sabar, dan senantiasa memberikan support dalam menyelesaikan skripsi ini. 3. Bapak Abdul Muin, S.Si, M.Pd selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktunya dalam memberikan bimbingan walaupun sedang sibuk.
6
4. Kedua orang tua ayahanda (Ahmad Tauhid) dan ibunda (Nasikha) tercinta yang senantiasa memberikan do’a dan dorongan semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 5. Ibu Nia Nurmalia, S.Ag dan Hj. Irawati Hafidz, ST serta keluarga besar MI Pembangunan UIN Jakarta yang telah membantu dan memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengadakan penelitian di MI Pembangunan UIN Jakarta. 6. Sahabat-sahabat terbaikku Khori, Reni, Widjie, Ayu, Icha, Tuhfa, Al, Kaut, serta seluruh kelas B Mtk angkatan 2004. Terima kasih atas bantuan kalian selama ini, dengan kehadiran kalian serta canda tawa yang selalu menghiasi hari-hari penulis menjadikan rasa lelah dan penat hilang. I Love You All …. 7. Spesial untuk keluarga besar Paduan Suara FITK, teman-teman Pojok Seni Tarbiyah dan teman-teman PSM, serta semua temanku yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terimakasih untuk semuanya. Akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan, semoga skripsi ini bermanfaat bagi teman-teman mahasiswa umumnya dan bagi penulis khususnya. Sebagai manusia yang tidak sempurna, maka dengan senang hati penulis akan menerima kritik dan saran yag bersifat membangun demi sempurnanya skripsi ini. Alhamdulillahirrabil alamin
Jakarta,
Februari 2009
Penulis
7
DAFTAR ISI
LEMBAR SAMPUL ..................................................................................
i
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................
ii
ABSTRAKSI ..............................................................................................
iii
KATA PENGANTAR ................................................................................
iv
DAFTAR ISI ..............................................................................................
vi
DAFTAR TABEL ......................................................................................
viii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................
ix
DAFTAR BAGAN .....................................................................................
x
DAFTAR LAMPIRAN ..............................................................................
xi
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang ........................................................................
1
B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian.....................................
4
C. Pembatasan Fokus Penelitian ...................................................
5
D. Perumusan Masalah Penelitian.................................................
5
E. Tujuan dan Kegunaan Hasil Penelitian ....................................
6
BAB II KAJIAN
TEORI
DAN
PENGAJUAN
KONSEPTUAL
INTERVENSI TINDAKAN A. Kerangka Teori ........................................................................
7
1. Konsep Belajar dan Pembelajaran .........................................
7
2. Pembelajaran Matematika Untuk Kelas I-III SD ..................
9
3. Pembelajaran Tematik ........................................................
13
a. Pengertian Pembelajaran Tematik ................................
13
b. Landasan Pembelajaran Tematik .................................. 16 c. Ruang Lingkup Pembelajaran Tematik ......................... 17 d. Karakteristik Pembelajaran Tematik ............................. 17 e. Prinsip Pembelajaran Tematik ...................................... 18
8
f. Langkah-langkah Pembelajaran Tematik ...................... 19 g. Keunggulan Model Pembelajaran Tematik ................... 20
BAB III
BAB IV
4. Aktivitas Belajar .................................................................
20
a. Pengertian Aktivitas Belajar ...........................................
20
b. Macam-macam Aktivitas Belajar ..................................
21
c. Nilai Aktivitas dalam Pengajaran ..................................
24
B. Bahasan Hasil-hasil Penelitian Yang Relevan ..........................
25
C. Pengajuan Konseptual Perencanaan Tindakan ..........................
25
METODOLOGI PENELITIAN A.
Waktu dan Tempat Penelitian ............................................
B.
Metode dan Desain Interversi Tindakan/Rancangan Siklus
27
Penelitian ...........................................................................
27
C.
Subjek/Partisipan yang terlibat dalam Penelitian ................
32
D.
Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian ........................
32
E.
Tahapan Interversi Tindakan ..............................................
33
F.
Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan .......................
37
G.
Data dan Sumber Data .......................................................
38
H.
Instrumen – instrumen Penelitian .......................................
38
I.
Teknik Pengumpulan Data .................................................
39
J.
Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan (Trusworthiness) Studi .................................................................................
40
K.
Analisis Data dan Interpretasi Hasil Analisis ......................
40
L.
Tindak Lanjut/Pengembangan Perencanaan Tindakan ........
41
HASIL PENELITIAN A.
Deskripsi Data/Hasil Intervensi Tindakan ..........................
43
B.
Pemeriksaan Keabsahan Data ............................................
72
C.
Analisis Data .....................................................................
74
D.
Interpretasi Hasil Analisis ..................................................
79
E.
Pembahasan Temuan Penelitian .........................................
81
9
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN A. ......................................................................................... Kesim pulan .........................................................................
82
B. ......................................................................................... Saran .................................................................................. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
83
10
DAFTAR TABEL Tabel 1
Jadwal Penelitian .......................................................................
27
Tabel 2
Rekapitulasi Persentase Aktivitas Belajar Siswa pada Siklus I ....
56
Tabel 3
Nilai Tes Akhir siklus I...............................................................
58
Tabel 4
Rekapitulasi Persentase Aktivitas Belajar Siswa pada Siklus II ...
68
Tabel 5
Nilai Tes Akhir siklus II .............................................................
71
Tabel 6
Peningkatan Persentase Aktivitas Belajar Siswa..........................
74
Tabel 7
Statistik Deskriptif Peningkatan Skor Aktivita Belajar Siswa .....
75
Tabel 8
Statistik Deskriptif Peningkatan Hasil Belajar Siswa...................
76
11
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Aktivitas siswa mengerjakan tugas pada penelitian pendahuluan ...............................................................................
46
Gambar 2 Aktivitas siswa mengerjakan tugas pada pertemuan ke-1 ...........
49
Gambar 3 Aktivitas siswa pada pelaksanaan Tes Akhir Siklus I ................. Gambar 4 Aktivitas mengikuti games pada pertemuan ke-6 .......................
55 64
Gambar 5 Aktivitas mengerjakan tugas pada pertemuan ke-7 ..................... Gambar 6 Aktivitas siswa pada pelaksanaan Tes Akhir Siklus II .................
66 67
Gambar 7 Aktivitas memperhatikan guru pada siklus II ..............................
69
Gambar 8 Digram Batang Peningkatan Persentase Aktivitas Belajar Siswa ..........................................................................................
75
Gambar 9 Digram Batang Peningkatan Hasil Belajar Siswa ........................
77
12
DAFTAR BAGAN Bagan 1
Desain Penelitian Tindakan Kelas ..............................................
31
13
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1
Jaringan Tema Siklus I .........................................................
88
Lampiran 2
Silabus Siklus I .....................................................................
56
Lampiran 3
RPP Siklus I .........................................................................
58
Lampiran 4
Lembar Kerja Siswa Siklus I .................................................
68
Lampiran 5
Kisi-kisi Instrumen Tes Siklus I ............................................
71
Lampiran 6
Lembar Soal Tes Siklus I ......................................................
74
Lampiran 7
Jawaban Soal Tes Siklus I ....................................................
76
Lampiran 8
Jaringan Tema Siklus II ........................................................
27
Lampiran 9
Silabus Siklus II.....................................................................
56
Lampiran 10 RPP Siklus II ........................................................................
58
Lampiran 11 Lembar Kerja Siswa Siklus II ................................................
68
Lampiran 12 Kisi-kisi Instrumen Tes Siklus II............................................
71
Lampiran 13 Lembar Soal Tes Siklus II......................................................
74
Lampiran 14 Jawaban Soal Tes Siklus II ...................................................
76
Lampiran 15 Pedoman Observasi Guru KBM ............................................
45
Lampiran 16 Pedoman Observasi Aktivitas Belajar Siswa .........................
27
Lampiran 17 Pedoman wawancara ............................................................
56
Lampiran 18 Hasil Observasi Guru pada Siklus I........................................
58
Lampiran 19 Hasil Observasi Guru pada Siklus II ......................................
68
Lampiran 20 Daftar Nilai Harian dan Tes Hasil Belajar Siswa ...................
71
Lampiran 21 Perolehan Skor aktivitas belajar siswa ...................................
74
Lampiran 22 Lembar Uji Refferensi ..........................................................
76
Lampiran 23 Surat Pengajuan Judul Skripsi................................................
45
Lampiran 24 Surat Pengajuan Dosen Pembimbing .....................................
78
Lampiran 25 Surat Ijin Penelitian ..............................................................
90
Lampiran 26 Surat Keterangan telah melakukan penelitian.........................
45
14
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ”Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar
mengembangkan
dan pembelajaran agar potensi
dirinya
untuk
peserta memiliki
didik secara kekuatan
aktif
spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.”1 Pendidikan
di abad pengetahuan ini menuntut adanya manajemen
yang modern dan profesional dengan bernuansa pendidikan. “Pendidikan mempunyai peranan yang amat srategis untuk mempersiapkan generasi muda yang memiliki keberdayaan dan kecerdasan emosional yang tinggi dan menguasai mega skills yang mantap. Untuk itu, lembaga pendidikan dalam berbagai jenis dan jenjang memerlukan pencerahan dan pemberdayaan dalam berbagai aspek.”2 Lembaga-lembaga pendidikan diharapkan mampu mewujudkan peranannya secara efektif dengan keunggulan dalam kepemimpinan, staf, proses belajar mengajar, pengembangan staf, kurikulum, tujuan dan harapan, iklim
sekolah,
penilaian
diri,
komunikasi,
dan
keterlibatan
orang
tua/masyarakat. Tidak kalah pentingnya adalah sosok penampilan guru yang ditandai dengan keunggulan dalam nasionalisme dan jiwa juang, keimanan dan ketakwaan, penguasaan iptek, etos kerja dan disiplin, profesionalisme, kerja sama dan belajar dengan berbagai disiplin, wawasan masa depan, kepastian karier, dan kesejahteraan lahir dan batin. Tujuan pendidikan pada dasarnya adalah untuk mengantarkan peserta didik menuju perubahan-perubahan tingkah laku, baik berupa pengetahuan, sikap, moral, maupun sosial agar dapat hidup mandiri sebagai makhluk 1
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tentang Sistem Pendidikan Nasional. (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jendral Pendidikan Luar Sekolah dan Pemuda, 2003 ) hal.1 2 Kunandar, Guru Profesional, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2007), h. 12.
1
15
individu dan hidup bermasyarakat dengan baik sebagai makhluk sosial. Untuk mencapai tujuan tersebut peserta didik berinteraksi dengan lingkungan belajar, dimana pada lingkungan belajar di sekolah interaksi ini diatur oleh guru. Salah satu faktor utama yang menentukan mutu pendidikan adalah guru. Gurulah yang berada di garda terdepan dalam menciptakan kualitas sumber daya manusia. Guru berhadapan langsung dengan para peserta didik di kelas melalui proses belajar mengajar. Selama ini, praktek belajar-mengajar di kelas sering kontraproduktif akibat asumsi yang keliru dalam memposisikan guru dan peserta didik. Guru dipandang sebagai figur yang serba bisa, paling tahu, bahkan nyaris tidak pernah salah di hadapan peserta didik. Sementara di lain pihak, peserta didik dipandang sebagai penerima pengetahuan yang kadar pemahamannya tidak akan melebihi tingkat pemahaman guru.3 Anggapan demikian adalah sebuah kekeliruan yang fatal. Disadari atau tidak, hal ini menjadikan peserta didik tidak mempunyai ruang bebas untuk berkembang. Padahal di era sekarang tidak menutup kemungkinan peserta didik sangat kreatif dalam memanfaatkan informasi yang diperolehnya dari berbagai sumber. Bisa jadi, informasi yang dimiliki mereka lebih banyak karena akses dan fasilitas untuk mendapatkannya lebih lengkap dari pada yang dimiliki guru. Adapun salah satu model pembelajaran yang dapat membantu guru untuk mengelola proses pembelajaran yang efektif dan dapat memberikan peserta didik ruang bebas untuk mewujudkan potensinya adalah model pembelajaran tematik. Pembelajaran tematik lebih menekankan pada keterlibatan peserta didik dalam proses belajar secara aktif dalam proses pembelajaran, sehingga peserta didik dapat memperoleh pengalaman langsung dan terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang dipelajarinya. “Melalui pengalaman langsung peserta didik akan memahami
3
Departemen Agama, Pedoman Pelaksanaan Pembelajaran Tematik, (Jakarta, Departemen Agama RI, 2005), h. 7
16
konsep-konsep yang mereka pelajari dan menghubungkannya dengan konsep lain yang telah dipahaminya.”4 ”Menurut Djahiri (2002) dalam proses pembelajaran prinsip utamanya adalah adanya proses keterlibatan seluruh atau sebagian besar potensi diri siswa (fisik dan nonfisik) dan kebermaknaannya bagi diri dan kehidupannya saat ini dan di masa yang akan datang (life skill).”5 Sedangkan menurut Luthfiyah Nurlaela, bahwa: Model pembelajaran tematik memiliki kelebihan karena cara pendekatannya yang sistematik dan cukup memberi peluang pelibatan berbagai pengalaman siswa. Tema-tema yang diangkat dipilih dari halhal yang dikemukakan siswa, yang mungkin bertolak dari pengalaman sebelumnya, serta berdasarkan kebutuhan yang dirasakan siswa (felt need) (Joni, 1996). Menurut Kovalik dan McGeehan (1999), tema menyediakan struktur jalan pijakan ke konsep-konsep yang penting yang membantu siswa melihat pola serta membuat hubungan-hubungan di antara fakta-fakta dan ide-ide yang berbeda.6 Pembelajaran tematik memiliki ciri berpusat pada peserta didik (student centered). Peserta didik didorong untuk menemukan, melakukan, dan mengalami secara kontekstual dengan menggunakan seluruh sumber daya yang dimiliki dan lingkungan sekitarnya. “Pembelajaran menjadi lebih bermakna, karena peserta didik secara langsung ‘melakukan’ (doing) dan ‘mengalami’ (experience) sendiri suatu aktivifitas (pembelajaran).”7 Di dalam belajar, aktivitas sangat diperlukan. Sebab pada prinsipnya belajar adalah berbuat. Berbuat untuk mengubah tingkah laku, jadi melakukan kegiatan. Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas. Itulah sebabnya aktivitas merupakan prinsip atau asas yang penting di dalam interaksi belajar-mengajar. Dalam pembelajaran, yang lebih banyak melakukan aktivitas di dalam pembentukan diri adalah anak itu sendiri, sedang pendidik memberikan bimbingan dan merencanakan segala kegiatan yang akan diperbuat oleh anak didik. 4
http://pembelajaranguru.wordpress.com/2008/05/20/pembelajaran-tematik-arti-penting/ Kunandar, Guru Profesional ………………, h. 287 6 http://www.indopos.co.id/index.php?act=detail_c&id=33361 7 Departeman Agama, Pedoman Pelaksanaan.........., h. 8 5
17
Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas dengan judul: “ Penerapan Model Pembelajaran Tematik untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Matematika siswa di Madrasah Ibtidaiyah ” B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian Dari latar belakang masalah di atas, dapat didefinisikan masalahmasalah sebagai berikut: 1. Bagaimana cara menumbuhkan motivasi siswa terhadap pelajaran matematika? 2. Apakah model pembelajaran tematik dapat diterapkan pada pelajaran matematika? 3. Apakah penerapan model pembelajaran tematik dapat meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa? 4. Apakah penerapan model pembelajaran tematik dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa? 5. Jenis-jenis aktivitas apakah yang dapat ditingkatkan melalui penerapan model pembelajaran tematik? Penelitian tindakan kelas ini akan dilaksanakan di MI Pembangunan UIN Jakarta. Adapun fokus penelitian adalah meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa melalui model pembelajaran tematik.
C. Pembatasan Fokus Penelitian Setelah penulis pengemukakan latar belakang masalah di atas, dapatlah terlihat luasnya permasalahan yang di dapat. Karena adanya keterbatasan waktu dan pengetahuan yang penulis miliki serta untuk memperjelas dan memberikan arah yang tepat dalam pembahasan skripsi, maka penulis berusaha memberikan batasan sesuai dengan judul, yaitu sebagai berikut: 1. Model Pembelajaran Tematik :
model
pembelajaran
tematik
yang
dimaksud adalah model pembelajaran tematik pada mata pelajaran matematika, yang dikaitkan dengan beberapa materi pelajaran lain dalam
18
satu tema. Jadi, pelajaran utamanya adalah matematika dan dipadukan dengan beberapa materi pelajaran lain yang terkait dengan tema. 2. Aktivitas belajar
: aktivitas belajar yang dimaksud merupakan
suatu kegiatan yang dilakukan siswa di dalam kelas atau selama proses proses pembelajaran berlangsung (seperti: memperhatikan penjelasan guru, bertanya pada guru, menjawab pertanyaan guru, dan sebagainya) 3. Siswa Madrasah Ibtidaiyah
: siswa yang dimaksud adalah siswa pada
kelas awal sekolah dasar/ madrasah ibtidaiyah, yaitu kelas satu, kelas dua atau kelas tiga.
D. Perumusan Masalah Penelitian Berdasarkan pembatasan masalah dan fokus penelitian di atas, maka peneliti merumuskan masalah penelitian, yaitu: 1. Bagaimana penerapan model pembelajaran tematik pada pelajaran matematika? 2. Apakah model pembelajaran tematik dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa? 3. Jenis-jenis aktivitas apakah yang dapat ditingkatkan melalui penerapan model pembelajaran tematik? 4. Apakah penerapan model pembelajaran tematik dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa?
E. Tujuan dan Kegunaan Hasil Penelitian 1. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa melalui penerapan model pembelajaran tematik. 2. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi guru, siswa maupun sekolah. Adapun manfaat yang diperoleh adalah sebagai berikut:
19
a. Bagi siswa, hasil penelitian ini memberikan manfaat dalam membangun motivasi belajar siswa dalam pelajaran matematika serta meningkatkan aktivitas belajar siswa. b. Bagi guru ataupun calon guru, penelitian ini memberikan manfaat untuk
mengetahui
strategi
pembelajaran
yang
tepat
dalam
meningkatkan aktivitas belajar siswa dan hasil belajar matematika siswa serta dapat meningkatkan prefesionalisme guru dalam proses belajar mengajar di kelas. c. Bagi sekolah, hasil penelitian ini akan memberikan manfaat bagi sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan pada sekolah yang bersangkutan dan sekolah-sekolah lain pada umumnya.
20
BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL INTERVENSI TINDAKAN
A. Kerangka Teori 1. Pengertian Belajar dan Pembelajaran Banyak para ahli dalam bidang pendidikan yang mengemukakan tentang definisi atau pengertian belajar. Ada yang berpendapat bahwa “Belajar adalah perubahan yang secara relative berlangsung lama pad perilaku yang diperoleh dari pengalaman-pengalaman.”1 James O. Whittaker berpendapat bahwa “Belajar adalah proses di mana tingkah laku ditimbulkan.”2 Sedangkan menurut pandangan konstruktivisme “Belajar merupakan proses aktif dari si subjek belajar untuk merekonstruksi makna sesuatu, entah itu teks, kegiatan dialog, pengalaman fisik dan lain-lain.”3 Belajar secara sederhana dikatakan sebagai proses perubahan dari belum mampu menjadi sudah mampu yang terjadi dalam waktu tertentu. Perubahan yang terjadi itu harus secara relatif bersifat menetap (permanen) dan tidak hanya terjadi pada perilaku yang saat ini nampak (immediate behavior) tetapi juga pada perilaku yang mungkin terjadi di masa mendatang (potensial behavior). Oleh karena itu, perubahan-perubahan terjadi karena pengalaman.4 Berdasarkan perbedaan-perbedaan pendapat mengenai belajar, penulis dapat menyimpulkan bahwa belajar adalah proses perubahan. Dengan belajar, manusia melakukan perubahan-perubahan individu sehingga tingkah lakunya berkembang. Dengan perubahan itulah manusia secara bebas dapat mengeksplorasi, memilih, dan menetapkan keputusankeputusan penting untuk hidupnya. Segala aktivitas dan prestasi hidup manusia tidak lain adalah hasil dari belajar.
1
Zikri Neni Iska, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan, (Jakarta: Kizi Brother’s, 2008), h. 82 2 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, ( Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002 ), cet 1, h.12 3 Sardiman AM, Interaksi dan Motivasi Belajar..........., h. 37 4 Drs. Irwanto, Psikologi Umum, (Jakarta: PT Prenhallindo, 2002), h. 105
7
21
Sedangkan proses
yang terjadi
yang membuat seseorang
melakukan proses belajar disebut pembelajaran. Dalam kamus besar Bahasa Indonesia kata pembelajaran diartikan sebagai “proses, cara, menjadikan orang atau makhluk hidup belajar”.5 Dan dalam Undangundang Republik Indonesia No 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional disebutkan bahwa pembelajaran adalah “proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”.6 Menurut Suharsono, bahwa ”Pembelajaran adalah kata kunci terjadinya suatu perubahan manusiawi, apakah bersifat kolektif maupun individual, menuju keadaan yang lebih baik, dewasa dan kematangan. Melalui pembelajaran pula anak-anak kita dapat berkembang dengan baik, baik akhlaq, kecerdasan, maupun spiritualnya.”7 Sedangkan menurut Kunandar, bahwa ”Pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannnya sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik.”8 Pembelajaran dalam KTSP adalah pembelajaran di mana hasil dari belajar atau kompetensi yang diharapkan dicapai oleh siswa, sistem penyampaikan dan indikator hasil belajar dirumuskan secara tertulis sejak perencanaan dimulai. ”Pembelajaran atau instruction biasanya terjadi dalam situasi formal yang secara sengaja diprogramkan oleh guru dalam usahanya menstransformasikan ilmu yang diberikannya kepada peserta didik, berdasarkan kurikulum dan tujuan yang hendak dicapai.”9 Setelah membahas tentang belajar dan pembelajaran, penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa proses belajar merupakan bersifat internal dalam diri siswa, sedangkan pembelajaran bersifat eksternal yang sengaja direncanakan dan rekayasa perilaku seseorang.
5 Ismail, dkk. Kapita Selekta Pembelajaran Matematika, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2000), hal 1.13 6 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 2 , …………….. , hal.4 7 Suharsono, Membelajarkan Anak Dengan Cinta, (Jakarta: Inisiasi Press, 2003), h. 29 8 Kunandar, Guru Profesional, …………….. , h. 287 9 Aminuddin Rasyad, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Uhamka Press, 2006), Cet. Ke-6, h. 11
22
Dalam kependidikan, kedua hal tersebut yaitu belajar dan pembelajaran, sangatlah berkaitan. Konsep belajar berakar pada pihak peserta didik dan konsep pembelajaran berakar pada pihak guru yang sengaja diprogramkan berdasarkan kurikulum.
2. Pembelajaran Matematika Untuk Kelas I - III Sekolah Dasar Anak yang berada di kelas awal SD adalah anak yang berada pada rentangan usia dini. Masa usia dini ini merupakan masa perkembangan anak yang pendek tetapi merupakan masa yang sangat penting bagi kehidupannya. Oleh karena itu, pada masa ini seluruh potensi yang dimiliki anak perlu didorong sehingga akan berkembang secara optimal. ”Karakteristik perkembangan anak pada kelas satu, dua dan tiga SD biasanya pertumbuhan fisiknya telah mencapai kematangan, mereka telah mampu mengontrol tubuh dan keseimbangannya.”10 Mereka telah dapat melompat dengan kaki secara bergantian, dapat mengendarai sepeda roda dua, dapat menangkap bola dan telah berkembang koordinasi tangan dan mata untuk dapat memegang pensil maupun memegang gunting. Selain itu, perkembangan anak dari sisi sosial, terutama anak yang berada pada usia kelas awal SD antara lain mereka telah dapat menunjukkan keakuannya tentang jenis kelaminnya, telah mulai berkompetisi dengan teman sebaya, mempunyai sahabat, telah mampu berbagi, dan mandiri. Perkembangan anak usia 6-8 tahun dari sisi emosi antara lain anak telah dapat mengekspresikan reaksi terhadap orang lain, telah dapat mengontrol emosi, sudah mampu berpisah dengan orang tua dan telah mulai belajar tentang konsep nilai misalnya benar dan salah. Untuk perkembangan kecerdasannya anak usia kelas awal SD ditunjukkan dengan kemampuannya dalam melakukan seriasi, mengelompokkan obyek,
10
berminat
terhadap
angka
dan
tulisan,
meningkatnya
http://pembelajaranguru.wordpress.com/2008/05/20/karakteristik-perkembangan-anakusia-kelas-awal-sd-serta-pembelajaran-tematik-keuntungan-penggunaan/
23
perbendaharaan kata, senang berbicara, memahami sebab akibat dan berkembangnya pemahaman terhadap ruang dan waktu. Menurut Nasution (1993:44) masa usia sekolah dasar sebagai masa kanak-kanak akhir yang berlangsung dari usia enam tahun hingga kira-kira sebelas atau dua belas tahun. Usia ini ditandai dengan mulainya masuk Sekolah Dasar, dan dimulainya sejarah baru dalam kehidupannya yang kelak akan mengubah sikap-sikap dana tingkah lakunya. Para guru mengenal masa ini sebagai ”masa sekolah”, oleh karena pada usia inilah anak untuk pertama kalinya menerima pendidikan formal.11 Beberapa sifat anak-anak pada masa kelas rendah sekolah dasar antara lain: a) Adanya korelasi positif yang tinggi antara keadaan kesehatan pertumbuhan jasmani dengan prestasi sekolah. b) Adanya sikap yang cenderung untuk mematuhi peraturan-peraturan permainan yang tradisional. c) Ada kecenderungan memuji diri sendiri. d) Suka membending-bandingkan dirinya dengan yang anak lain kalau hal itu dirasanya menguntungkan untuk meremehkan yang lain. e) Kalau tidak dapat menyelesaikan sesuatu soal, maka soal itu dianggapnya tidak penting. f) Pada masa ini (terutama pada umur 6-8 tahun) anak menghendaki nilai (nilai rapor) yang baik, tanpa mengingat apakah prestasinya memang pantas diberi nilai baik atau tidak. ”Sesuai dengan tahapan karakteristik perkembangan anak, karakteristik cara anak belajar, konsep belajar dan belajar bermakna, maka kegiatan pembelajaran bagi anak kelas awal SD sebaiknya dilakukan dengan pembelajaran tematik.”12 Pendidikan di Sekolah dasar adalah merupakan pendidikan formal pertama yang terutama. Karena pendidikan di sinilah yang menjadi dasar untuk kehidupan anak selanjutnya. ”Kuatnya pendidikan dasar akan 11
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, ( Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002 ), cet 1, h.90 http://pembelajaranguru.wordpress.com/2008/05/20/karakteristik-perkembangan-anakusia-kelas-awal-sd-serta-pembelajaran-tematik-keuntungan-penggunaan/ 12
24
menjiwai pendidikan selanjutnya, sebab pendidikan sesudah SD adalah sekadar pengalaman dari apa yang dikuasai anak di sekolah dasar tersebut.” 13 Adapun kecakapan-kecakapan yang dapat diberikan oleh SD kepada anak-anak ialah semua kecakapan yang diorganisasi di dalam pelajaran SD, sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Antara lain: 1) Berbahasa 2) Bernyanyi 3) Matematika 4) Menggambar 5) Beragama 6) Berbuat susila 7) Berketrampilan 8) Olah raga 9) Berpengetahuan tentang IPA 10) Berpengtahuan tentang IPS, dan lain-lain.14 Perkataan matematika sangat erat hubungannya dengan kata mathaein yang mempunyai arti belajar (berpikir). Banyak sekali pendapat yang muncul tentang pengertian matematika, baik dipandang dari segi ilmu pegetahuan atau maupun pengalaman masing-masing orang yang berbeda. Berdasarkan etimologis, perkataan matematika mempunyai arti “ilmu
pengetahuan
yang
diperoleh
dengan
benalar.”15
Hal
ini
dimaksudkan bukan berarti ilmu lain yang diperoleh buka melalui penalaran, akan tetapi dalam matematika lebih mengarah kepada aktivitas dalam dunia rasio (penalaran), sedangkan dalam ilmu lain lebih menekankan kepada hasil observasi atau eksperimen disamping penalaran.
13
Agus Sujanto, Psikologi Perkembangan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1996), Cet. Ke-7, h.
89 14
Agus Sujanto, Psikologi Perkembangan ………. h. 91 H. Erman Suherman, et al. Common Text Book; Strategi Pembelajaran Matematika Kotemporer, (Bandung: UPI, 2003), hal. 17 15
25
Menurut Hilbert, matematikawan dari Jerman mengatakan bahawa “matematika adalah sebagai sistem lambang yang formal sebab matematika bersangkut paut dengan sifat-sifat struktural dan simbolsimbol melalui berbagai sasaran yang menjadi objek matematika.”16 Bilangan-bilangan misalnya, dipandang sebagai sifat-sifat struktural paling abstrak yang dilepaskan dari suatu arti tertentu dan hanya menunjukkan bentuknya saja. Pada hakikatnya pembelajaran matematika adalah proses yang sengaja dirancang dengan tujuan untuk menciptakan suasana lingkungan yang memungkinkan seseorang siswa melaksanakan kegiatan belajar matematika dan dalam proses tersebut terjalin hubungan yang sinergis dan tak terpisahkan antara tiga unsur pembelajaran yaitu: peserta didik, pendidik, dan sumber belajar.
“Pembelajaran matematika harus
memberikan peluang kepada siswa untuk berusaha dan mencari pengalaman tentang matematika.”17 Kebanyakan, kepada pelajaran inilah guru-guru SD memberikan perhatian yang sangat besar, yang ternyata dengan seringnya anak-anak membawa pekerjaan
rumah
tentang
mata
pelajaran ini.
Bahan
pelajarannya masih terbatas pada pengerjaan bahan yang dilakukan dengan tanda mengurangi dan menambah, membagi dan mengalikan. ”Matematika SD asal dibatasi sampai pada kemungkinan yang sering terjadi di dalam kehidupan sehari-hari, misalnya tentang berjual beli dengan laba dan rugi, persentase dan sebagainya.”18 Dalam pekerjaaan sosial, guru sedapat mungkin jangan memberikan pada pemecahan tertentu, melainkan membiarkan anak-anak menemukan sendiri teknik pemecahannya. Dorongan dan bimbingan bila anak menjumpai kesukaran tetap diberikan, yaitu sampai kepada apa yang sudah diketahui dari bahan itu 16 Hamzah B. Uno, Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2007), h. 127 17 Ismail, dkk. Kapita Selekta ..., hal. 1.13 18 Agus Sujanto, Psikologi Perkembangan ………. h. 94
26
dan bagaimana yang belum diketahui. Demikian akhirnya anak itu sendirilah yang harus mengetahui kesukaran itu dan bukan guru. Dalam proses pembelajaran matematika, siswa sering kali mengalami kesulitan dengan aktivitas belajarnya. Oleh karena itu, guru perlu memberikan bantuan atau dorongan kepada siswa dalam pembelajaran matematika. Seperti diungkapkan oleh Susento bahwa ”pemberian dorongan memungkinkan siswa memecahkan masalah, melakukan tugas, atau mencapai sasaran yang tidak mungkin diusahakan siswa sendiri.”19 Dorongan merupakan semua strategi yang digunakan guru dalam membantu usaha belajar siswa melalui campur tangan yang bersifat memberi dukungan/bentuknya bisa berbagai macam.
3. Model Pembelajaran Tematik h. Pengertian Model Pembelajaran Tematik ”Tema merupakan alat atau wadah untuk mengenalkan berbagai konsep kepada anak didik secara utuh.”20 Dalam pembelajaran tema diberikan dengan maksud menyatukan isi kurikulum dalam satu kesatuan yang utuh, memperkaya perbendaharaan bahasa anak didik dan membuat pembelajaran lebih bermakna. Penggunaan tema dimaksudkan agar anak mampu mengenal berbagai konsep secara mudah dan jelas. Berdasarkan
uraian
tentang
”tema”
tersebut,
Kunandar
mengemukakan bahwa ”pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema sebagai pemersatu materi dalam beberapa mata pelajaran sekaligus dalam satu kali tatap muka.”21 Pembelajaran
tematik
merupakan
pola
pembelajaran
yang
mengintegrasikan pengetahuan, keterampilan, kreativitas, nilai dan sikap pembelajaran dengan menggunakan tema. 19 Moch. Masykur Ag dan Abd. Halim Fathani, Mathematical Intelligence, (Jakarta: ArRuzz Media, 2007), Cet. Ke-1, h.61 20 Kunandar, Guru Profesional, …………….. , h. 334 21 Kunandar, Guru Profesional, …………….. , h. 334
27
Pembelajaran tematik dengan demikian adalah “pembelajaran terpadu atau terintegrasi”22 yang melibatkan beberapa pelajaran – bahkan lintas rumpun mata pelajaran – yang diikat dalam tema-tema tertentu. Tim Pengembang PGSD dalam Pembelajaran Terpadu D-II PGSD menyebutkan bahwa pengertian pembelajaran terpadu dapat dijelaskan sebagai berikut:23 1. Pembelajaran yang berangkat dari suatu tema tertentu sebagai pusat perhatian yang digunakan untuk memahami gejala-gejala dan konsep-konsep, baik yang berasal dari bidang studi yang bersangkutan maupun dari bidang studi lainnya. 2. Suatu pendekatan pembelajaran yang menghubungkan berbagai bidang studi atau mata pelajaran yang mencerminkan dunia riil di sekeliling dan dalam rentang kemampuan dan perkembangan anak. 3. Suatu cara untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan anak secara simultan. 4. Menggabungkan suatu konsep dalam beberapa bidang studi atau mata pelajaran yang berbeda dengan harapan anak akan belajar lebih bermakna. Berdasarkan beberapa definisi di atas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang mengaitkan beberapa materi ataupun beberapa mata pelajaran dengan menggunakan tema sehingga dapat memberikan pengalaman belajar yang lebih bermakna kepada peserta didik. Pembelajaran ini melibatkan beberapa kompetensi dasar, hasil belajar, dan indikator dari suatu mata pelajaran atau bahkan beberapa mata pelajaran. Keterpaduan dalam pembelajaran ini dapat dilihat dari aspek proses dan waktu, aspek kurikulum, dan aspek belajar mengajar. ”Diterapkannya pendekatan tematik dalam pembelajaran, membuka 22 23
Departemen Agama, Pedoman Pelaksanaan ..................., h. 3 Kunandar, Guru Profesional , …………….. , h. 334
28
ruang yang luas bagi peserta didik untuk mengalami sebuah pengalaman
belajar
menyenangkan.”
yang
lebih
bermakna,
berkesan,
dan
24
Pendekatan tematik dalam pembelajaran sangat membuka peluang bagi guru untuk mengembangkan berbagai strategi dan metodologi yang paling tepat. Pemilihan dan pengembangan strategi pembelajaran mempertimbangkan kesesuaian dengan tema-tema yang dipilih sebelumnya. Disinilah guru dituntut lebih kreatif dalam menghadirkan suasana pembelajaran yang menggiring peserta didik mampu memahami kenyataan hidup yang dijalaninya setiap hari, baik menyangkut dirinya sebagai pribadi maupun dalam keluarga, masyarakat, lingkungan, dan alam sekitarnya. “Pembelajaran tematik tidak semata-mata mendorong peserta didik untuk mengetahui (learning to know), tapi belajar juga untuk melakukan (learning to do), belajar untuk menjadi (learning to be), dan belajar untuk hidup bersama (learning to live together).”25 Pembelajaran tematik lebih menekankan pada keterlibatan peserta didik dalam proses belajar secara aktif dalam proses pembelajaran, sehingga peserta didik dapat memperoleh pengalaman langsung dan terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang dipelajarinya. Melalui pengalaman langsung peserta didik akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari dan menghubungkannya dengan konsep lain yang telah dipahaminya. “Teori pendukung untuk pembelajaran tematik ini dimotori pada tokoh Psikologi Gestalt, termasuk Jean Piaget yang menekankan bahwa pembelajaran haruslah bermakna dan berorientasi pada kebutuhan dan perkembangan anak.”26
24
Departemen Agama, Pedoman Pelaksanaan ..................., h. 3 Departemen Agama, Pedoman Pelaksanaan ..................., h. 4 26 http://pembelajaranguru.wordpress.com/2008/05/20/pembelajaran-tematik-arti-penting/ 25
29
i. Landasan Model Pembelajaran Tematik Model pembelajaran tematik dipandang perlu karena proses pembelajaran ini dapat menghasilkan pembelajaran yanga kreatif dan efisien. Adapun landasan pembelajaran tematik mencakup:27 1. Landasan filosofis Landasan filosofis dalam pembelajaran tematik sangat dipengaruhi oleh tiga aliran filsafat yaitu: (1) aliran progsivisme yang memandang proses pembelajaran perlu ditekankan pada pembentukan kreatifitas, pemberian sejumlah kegiatan, suasana yang alamiah (natural), dan memperhatikan pangalaman peserta didik. (2) Aliran kostruktivisme melihat pengalaman langsung peserta didik sebagai kunci dalam pembelajaran. (3) Aliran humanisme melihat peserta didik dari segi keunikan/kekhasannya, potensinya, dan motifasi yang dimilikinya. 2. Landasan psikologis Landasan psikologis dalam pembelajaran tematik terutama berkaian dengan psikologi perkembangan peserta didik dan psikologi belajar. Psikologi perkembangan diperlukan terutama dalam menentukan isi/materi pembelajaran tematik yang diberikan kepada peserta didik agar tingkat keluasan dan kedalamannya sesuai dengan tahap perkembangan peserta didik. Psikologi belajar memberikan
kostribusi
dalam
hal
bagaimana
isi/materi
pembelajaran tematik tersebut disampaikan kepada peserta didik dan bagaimana pula peserta didik harus mempelajarinya. 3. Landasan Yuridis Landasan Yuridis dalam pembelajaran tematik berkaitan dengan berbagai kebijakan atau peraturan yang mendukung pelaksanaan pembelajaran tematik disekolah dasar. Landasan yuridis tersebut adalah UU No.23 tahun 2002 tentang perlindungan 27
http://pembelajaranguru.wordpress.com/2008/05/20/pembelajaran-tematik-landasan/
30
anak yang menyatakan bahwa setiap anak berhak memperoleh pendidikan
dan
pengajaran
dalam
rangka
pengembangan
pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya (pasal 9). UU No.20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional menyatakan bahwa setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat dan kemampuannya (Bab V Pasal 1-b). Selain itu, berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.22 tahun 2006 ditekankan bahwa pembelajaran pada kelas I s.d III dilaksanakan melalui pendekatan tematik.
j. Ruang Lingkup Pembelajaran Tematik Untuk
mencapai
pembelajaran
yang
bermakna
dan
menyenangkan, maka dalam penerapan model pembelajaran tematik guru sangat dituntut untuk dapat mengembangkan strategi dan metode pembelajar yang paling tepat. Selain itu juga pembelajaran tematik harus disesuaikan dengan ruang lingkupnya. ”Ruang lingkup pembelajaran tematik meliputi seluruh mata pelajaran pada kelas I – III Sekolah Dasar, yaitu Bahasa Indonesia, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, Pendidikan Kewarganegaraan dan Ilmu Pengetahuan Sosial, Kerajinan Tangan dan Kesenian, serta Pendidikan Jasmani.”28
k. Karakteristik Pembelajaran Tematik Sebagai
suatu
model
pembelajaran
di
sekolah
dasar,
pembelajaran tematik memilki karakteristik-karakteristik sebagai berikut:29 1. Berpusat pada siswa 28 29
Kunandar, Guru Profesional, …………….. , h. 334 Kunandar, Guru Profesional, …………….. , h. 335
31
2. Memberikan pengalaman langsung 3. Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas 4. Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran 5. Bersifat fleksibel 6. Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa 7. Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan
l. Prinsip Pembelajaran Tematik Proses belajar yang memberdayakan peserta didik melalui penerapan
model
pembelajaran
tematik,
diharapkan
mampu
mengimbangi kebutuhan nyata dan perubahan zaman yang terjadi. Prinsipnya, sebagai sebuah pembelajaran yang memberdayakan peserta didik maka pada prakteknya pembelajaran tematik harus sekuat mungkin meminimalkan metode ceramah. Adapun prinsip yang mendasari pembelajaran tematik adalah sebagai berikut:30 Pertama
: Terintegrasi
dengan
lingkungan
atau
bersifat
kontekstual. Artinya, pembelajaran dikemas dalam sebuah format keterkaitan antara “kemampuan peserta didik
dalam
menemukan
masalah”
dengan
“memecahkan masalah nyata yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari”. Sementara bentuk belajar didisain agar peserta didik bekerja secara sungguhsungguh dalam menemukan tema pembelajaran yang nyata, kemudian melakukannya. Kedua
: Memiliki tema sebagai alat pemersatu beberapa mata peljaran atau kajian. Dalam terminologi kurikulum lintas bidang studi, tema yang demikian sering disebut
30
Departemen Agama, Pedoman Pelaksanaan..............., h. 14
32
sebagai pusat acuan dalam proses pembauran atau pengintegrasi sejumlah mata pelajaran. Ketiga
: Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan (joyful learning).
Keempat
: Pembelajaran memberikan pengalaman langsung yang bermakna bagi peserta didik.
Kelima
: Menanamkan konsep dari berbagai mata pelajaran atau bahan bahan kajian dalam suatu proses pembelajaran tertentu.
Keenam
: Pemisahan atau pembedaan antara satu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lain sulit dilakukan.
Ketujuh
: Pembelajaran
dapat
berkembang
sesuai
dengan
kemampuan, kebutuhan, dan minat peserta didik. Kedelapan : Pembelajarn bersifat fleksibel. Kesembilan : Pengguanaan variasi metode dalam pembelajaran.
m. Langkah-langkah Pembelajaran Tematik Pelaksanaan model pembelajaran tematik haruslah dilakukan secara tersusun sesuai dengan langkah-langkahnya. Adapun langkahlangkah pembelajaran tematik adalah sebagai berikut:31 a. Pemeteaan kompetensi dasar b. Menetapkan jaringan tema c. Penyusunan silabus pembelajaran tematik d. Penyusunan rencana pembelajaran/desain pembelajaran tematik e. Pengelolaan Kelas
n. Keunggulan Pembelajaran Tematik Pembelajaran
tematik
adalah
pembelajaran
tepadu
yang
menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman belajar bermakna kepada 31
Kunandar, Guru Profesional, …………….. , h. 338
33
peserta didik. Dengan tema diharapkan akan memberikan banyak keuntungan, di antaranya: (1) Peserta didik mudah memusatkan perhatian pada suatu tema tertentu; (2) Peserta didik mampu mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi dasar antar matapelajaran dalam tema yang sama; (3) Pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan; (4) Kompetensi dasar dapat dikembangkan lebih baik dengan mengkaitkan matapelajaran lain dengan pengalaman pribadi peserta didik; (5) Peserta didik mampu lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi disajikan dalam konteks tema yang jelas; (6) Peserta didik lebih bergairah belajar karena dapat berkomunikasi dalam situasi nyata, untuk mengembangkan suatu kemampuan dalam satu mata pelajaran sekaligus mempelajari matapelajaran lain; (7) Guru dapat menghemat waktu karena beberapa mata pelajaran yang disajikan secara tematik dapat dipersiapkan sekaligus dan diberikan dalam dua atau tiga pertemuan,
waktu selebihnya dapat digunakan untuk
kegiatan remedial, pemantapan, atau pengayaan.
4. Aktivitas Belajar dan Active Learning i.
Pengertian Aktivitas Belajar ”Pada prinsipnya belajar adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku jadi melakukan kegiatan. Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas.”32 Belajar pada hakekatnya dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja.
Baik itu dilakukan di sekolah secara formal maupun
dilakukan di alam sekitar. Lain halnya dengan Sardiman AM, yang mengganggap bahwa ”sekolah adalah salah satunya pusat kegiatan belajar karena
sekolah merupakan arena untuk mengembangkan
aktivitas.”33 32 33
Sardiman AM, Interaksi dan Motivasi Belajar..........., h. 96 Sardiman AM, Interaksi dan Motivasi Belajar............, h. 100
34
Aktivitas dalam belajar yang dimaksud merupakan suatu kegiatan yang dilakukan sehari-hari di dalam kelas atau dalam istilah kata proses belajar mengajar. Aktivitas dalam belajar dilakukan bila keduanya hadir, adanya guru dan siswa. Aktivitas itu sendiri berupa: kehadiran, pembahasan materi pelajaran, adanya diskusi antara guru dan siswa, dan lain sebagainya. Dari semua pengertian aktivitas di atas, maka dapat dikatakan bahwa aktivitas merupakan asas yang terpenting karena belajar merupakan suatu kegiatan. Tanpa kegiatan atau bergerak tak mungkin seorang dikatakan belajar. Selain itu perlu dijelaskan bahwa aktivitas belajar itu adalah aktivitas yang bersifat fisik maupun mental. Dalam kegiatan belajar mengajar, kedua aspek harus selalu berkaitan. Dengan begitu apapun yang dilakukan tidak terlepas dari tujuan belajar yang sebenarnya karena aktivitas dan keduanya akan membuahkan aktivitas belajar yang optimal.
ii.
Macam-macam Aktivitas Belajar Dalam belajar, seseorang tidak akan dapat menghindarkan diri dari situasi. Situasi akan menentukan aktivitas apa yang akan dilakukan dalam rangka belajar. Bahkan situasi itulah yang mempengaruhi dan menentukan aktivitas belajar apa yang dilakukan kemudian. Aktivitas belajar itu berhubungan dengan masalah belajar seperti menulis, mencatat, memandang, mengingat, berfikir, latihan atau praktek, dan sebagainya. Berikut kita bahas beberapa contoh aktivitas belajar34: 1. Mendengarkan Mendengarkan adalah salah satu aktivitas belajar. Setiap orang yang belajar di sekolah pasti ada aktivitas mendengarkan.
34
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar …………, h 38
35
2. Memandang Memandang adalah mengarahkan penglihatan ke suatu objek. Aktivitas memandang berhubungan erat dengan mata.
Karena
dalam memandang itu matalah yang memegang peranan penting. 3. Meraba, membau, dan mencicipi/mengecap Aktivitas meraba, membau, dan mengecap adalah indra manusia yang dapat dijadikan sebagai alat untuk kepentingan belajar. 4. Menulis atau mencatat Menulis atau mencatat merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan dari aktivitas belajar. 5. Membaca Aktivitas membaca adalah aktivitas yang paling banyak dilakukan selama belajar di sekolah. 6. Membuat ikhtisar atau ringkasan dan menggarisbawahi Ikhtisar atau ringkasan memang dapat membantu dalam hal mengingat atau mencari kembali materi dalam buku untuk masamasa yang akan datang. 7. Mengamati tabel-tabel, diagram-diagram dan bagan-bagan Aktivitas mengamati tabel-tabel, diagram-diagram dan baganbagan jangan diabaikan untuk diamati, karena ada hal-hal tertentu yang tidak termasuk dalam penjelasan melalui tulisan. 8. Menyusun paper atau kertas kerja Dalam penyusunan paper tidak bisa sembarangan, tetapi harus metodologis dan sistematis. 9. Mengingat Mengingat merupakan gejala psikologis. Untuk mengetahui bahwa seseorang sedang mengingat sesuatu, dapat dilihat dari sikap dan perbuatannya.
Perbuatan mengingat dilakukan bila seseorang
sedang mengingat-ingat kesan yang telah dipunyai.
36
10. Berfikir Berfikir termasuk aktivitas belajar.
Dengan berfikir orang
memperoleh penemuan baru, setidak-tidaknya orang menjadi tahu tentang hubungan antara sesuatu. 11. Latihan atau praktek Latihan merupakan cara yang baik untuk memperkuat ingatan.
Paul
B.
Dierdrich
setelah
mengadakan
penyelidikan,
menyimpulkan: terdapat 177 macam kegiatan peserta didik yang meliputi aktivitas jasmani dan aktivitas jiwa, antara lain sebagai berikut:35 1) Visual activities, membaca, memperhatikan: gambar, demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain, dan sebagainya. 2) Oral activities, seperti : menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan interview, diskusi, interupsi, dan sebagainya. 3) Listening activities, mendengarkan: uraian, percakapan diskusi, musik, pidato, dan sebagainya. 4) Writing activities, menulis: cerita, karangan, laporan, tes, angket, menyalin, dan sebagainya. 5) Drawing activities, menggambar, membuat grafik, peta, diagram, pola, dan sebagainya. 6) Motor activities, melakukan percobaan, membuat konstruksi, model, mereparasi, bermain, berkebun, memelihara binatang, dan sebagainya. 7) Mental activities, menganggap, mengingat, memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan, dan sebagainya.
35
Ahamad Rohani HM, Pengelolaan Pengajaran, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004), Cet. Ke-2, h. 9
37
8) Emotional activities, menaruh minat, merasa bosan, gembira, berani, tenang, gugup, dan sebagainya. Prinsip aktivitas yang diuraikan di atas didasarkan pada pandangan psikologis bahwa segala pengetahuan harus diperoleh melalui pengamatan (mendengar, melihat, dan sebagainya) sendiri dan pengalaman sendiri. Guru hanyalah merangsang keaktifan dengna menyajikan bahan pelajaran, sedangkan yang mengolah dan mencerna adalah peserta didik itu sendiri sesuai kemauan, kemampuan, bakat, dan latar belakang masing-masing. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa belajar adalah suatu proses di man peserta didik harus aktif.
iii.
Active Learning ”Belajar bukanlah konsekuensi otomatis dari penuangan informasi ke dalam benak siswa. Belajar memerlukan keterlibatan mental dan kerja siswa sendiri.”36 Untuk dapat membuahkan hasil belajar yang maksimal adalah dengan kegiatan belajar aktif. Agar belajar menjadi aktif, siswa harus gesit, bersemangat, dan bergairah. Ada tiga pernyataan sederhana yang berbicara tentang perlunya cara belajar aktif. Yaitu: ”Yang saya dengar, saya lupa. Yang saya lihat, saya ingat. Dan yang saya lakukan, saya pahami”37 Prinsip active learning adalah bahwa belajar bukanlah kegiatan menghafal semata. Belajar memerlukan kedekatan dengan berbagai macam hal, seperti media yang konkret, praktek dalam kehidupan sehari-hari, menginginkan jawaban atas pertanyaan, membutuhkan informasi untuk memecahkan masalah, mengerjakan tugas.
36
atau mencari cara untuk
38
Melvin L. Silberman, Active Learning, (Bandung: Nusamedia, 2004), edisi revisi, h. 9 Melvin L. Silberman, Active Learning ……………… , h. 23 38 Melvin L. Silberman, Active Learning, ……………… , h.28 37
38
iv.
Nilai Aktivitas dalam Pengajaran Pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri. Dengan melakukan aktivitas peserta didik dapat memperoleh pengetahuan, pemahanman, dan aspek tingkah laku lainnya, serta mengembangkan keterampilan yang bermakna untuk hidup di masyarakat. Penggunaan asas aktivitas besar nilainya bagi pengajaran para siswa, oleh karena:39 1. Para siswa mencari pengalaman sendiri dan langsung mengalami sendiri. 2. Berbuat sendiri akan mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara integral. 3. Memupuk kerja sama yang harmonis di kalangan siswa. 4. Para siswa bekerja menurut minat dan kemampuan sendiri. 5. Memupuk disiplin kelas secara wajar dan suasana belajar menjadi demokratis. 6. Mempererat hubungan sekolah dan masyarakat, dan hubungan antara orang tua dengan guru. 7. Pengajaran diselenggarakan secara realistis dan konkret sehingga mengembangkan
pemahaman
dan
berpikir
kritis
serta
menghindarkan verbalitas. 8. Pengajaran di sekolah menjadi hidup sebagaimana aktivitas dalam kehidupan di masyarakat.
B. Bahasan Hasil-hasil Penelitian Yang Relevan 1. Ila Hilyatul Aen, dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Pembelajaran Tematik Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa”, memberikan kesimpulan bahwa pendekatan tematik mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar siswa Sekolah Dasar.
39
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), h. 175
39
2. Dwi Yuli Susanti, dalam penelitiannya yang berjudul “Pembelajaran Tematik Sebagai Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas 3 SD Negeri 034 Samarinda Ulu”. Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah bahwa melalui pembelajaran tematik hasil belajar matematika siswa kelas 3 SD Negeri 034 Samarinda Ulu mengalami peningkatan.
C. Pengajuan Konseptual Perencanaan Tindakan Diterapkannya model pembelajaran tematik, dapat membuka ruang yang luas bagi peserta didik untuk mengalami sebuah pengalaman belajar yang lebih bermakna, berkesan, dan menyenangkan. Pembelajaran tematik lebih menekankan pada keterlibatan peserta didik dalam proses belajar secara aktif dalam proses pembelajaran, sehingga peserta didik dapat memperoleh pengalaman langsung dan terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang dipelajarinya. Melalui pengalaman langsung, peserta didik akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari dan menghubungkannya dengan konsep lain yang telah dipahaminya. Model pembelajaran tematik yang akan diterapkan adalah pada pelajaran matematika. Dengan menggunakan tema yang ada, guru akan menyampaikan materi matematika secara menyeluruh dengn dipadukan dengan beberapa materi pelajaran lain yang berkaitan dengan tema tersebut. Dalam penerapan pembelajaran tematik ini, guru menggunakan metode yang bervariasi dan lebih menekankan pada keterlibatan siswa secara aktif. Berdasarkan pemikiran yang telah dipaparkan di atas, maka diharapkan
bahwa
penerapan
model
pembelajaran
tematik
dapat
meningkatkan aktivitas belajar, motivasi belajar, dan hasil belajar matematika siswa.
40
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
M. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil Tahun Pelajaran 2008/2009, yaitu pada bulan September – Desember 2008, dengan perincian sebagai berikut: Tabel 1 Jadwal Penelitian No Kegiatan 1 Persiapan dan perencanaan 2 Observasi (Studi lapangan)
September
Oktober
November Desember
√ √ √
√
3
Pelaksanaan Pembelajaran
4
Analisis Data
√
5
Laporan penelitian
√
Tempat penelitian adalah MI Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang beralamat di Kompleks UIN Syarif Hidayatullah, Jl. Ibnu Taimia IV Ciputat-Jakarta Selatan.
N. Metode dan Desain Intervensi Tindakan/Rancangan Siklus Penelitian Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau yang lebih dikenal dengan Classroom Action Research. Tujuan utama dari penelitian tindakan kelas adalah untuk memperbaiki dan meningkatkan professionalisme pendidik dalam menangani proses pembelajaran. Dengan memahami dan mencoba melaksanakan penelitian tindakan kelas, diharapkan kemampuan
pendidik
dan
proses
pembelajaran
semakin
meningkat
kualitasnya dan sekaligus akan meningkatkan kualitas pendidikan. Penelitian ini diawali dengan melakukan penelitian pendahuluan (pra penelitian) dan akan dilanjutkan dengan dua siklus. Dalam hal ini, yang
27
41
dimaksud siklus adalah satu putaran kegiatan beruntun yang kembali ke langkah semula,47 dimana setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu: Tahap 1
: Menyusun rancangan tindakan (Planning) Dalam tahap ini peneliti menentukan titik fokus peristiwa yang perlu mendapatkan perhatian khusus untuk diamati, kemudian bekerja sama dengan kolaborator (guru kelas) membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang akan disajikan dalam proses pembelajaran di kelas. Pada tahap ini juga peneliti membuat instrumen penelitian yang terdiri dari lembar observasi, catatan lapangan, lembar wawancara dan soal tes untuk akhir silkus.
Tahap 2
: Pelaksaan tindakan (Acting) Tahap ini adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan yang telah dibuat, yaitu melaksanakan tindakan kelas.
Tahap 3
: Pengamatan (Observing) Dalam tahap ini peneliti melakukan pengamatan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan untuk memperoleh data yang akurat untuk perbaikan pada silkus berikutnya. Observasi dimaksudkan sebagai kegiatan mengamati, menggali, dan mendokumentasikan semua gejala indikator yang terjadi selama proses penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan pengamatan dengan dibantu oleh guru kelas yang bertugas sebagai observer dan kolaborator. Sebagai observer yaitu mengamati aktivitas siswa selama proses pembelajaran dan memberi penilaian terhadap peneliti dalam menerapkan model pembelajaran tematik.
47
Suharsimi Arikunto, dkk, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007), cet. Ke-4, h. 20
42
Tahap 4
: Refleksi (Reflecting) Tahap ini merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan. Hasil yang diperoleh dari pengamatan dikumpulkan dan dianalisis bersama peneliti dan observer, sehingga
dapat
diketahui
apakah
kegiatan
yang
telah
dilaksanakan mencapai tujuan yang diharapkan atau masih perlu adanya perbaikan. Tahap ini dilaksanakan dengan maksud untuk memperbaiki kegiatan penelitian sebelumnya,
yang akan
diterapkan pada penelitian berikutnya. Setelah melakukan analisis dan refleksi pada siklus I, penelitian akan dilanjutkan dengan siklus II. Apabila dengan hasil dari siklus II sudah menunjukkan bahwa indikator keberhasilan telah dicapai, maka penelitian dihentikan. Tetapi apabila indikator keberhasilan belum dicapai, maka penelitian dilanjutkan ke siklus III, dengan hasil refleksi siklus II sebagai acuannya. Adapun bagan dari desain penelitian di atas adalah sebagai berikut: Kegiatan Pendahuluan 1. Observasi proses pembelajaran di kelas. 2. Observasi tingkat aktivitas belajar siswa. 3. Wawancara dengan guru kelas. 4. Wawancara dengan siswa.
SIKLUS I
SIKLUS I 1. Tahap Perencanaan a. Membuat RPP dengan mengintegrasikan model pembelajaran tematik b. Membuat pedoman observasi c. Membuat pedoman wawancara d. Membuat soal tes Siklus I untuk siswa
43
2. Tahap Pelaksanaan Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar metematika dengan menerapkan pembelajaran tematik, kemudian dilanjutkan dengan pemberian tes Siklus I.
3. Tahap Observasi a. Kolaborator mengobservasi proses pembelajaran tematik. b. Kolaborator mengamati aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran. c. Mendokumentasikan kegiatan pembelajaran dan aktivitas siswa.
4. Tahap Refleksi Peneliti bersama kolaborator mengevalusi proses pembelajaran silkus I. Hasil penelitian siklus I dibandingkan dengan indikator keberhasilan. Apabila indikator keberhasilan belum tercapai, maka penelitian dilanjutkan ke siklus II dengan hasil evluasi siklus I digunakan sebagai acuannya.
Siklus II
Siklus II
1. Tahap Perencanaan a. Membuat RPP dengan mengintegrasikan model pembelajaran tematik b. Menyiapkan pedoman observasi c. Menyiapkan pedoman wawancara d. Membuat soal tes Siklus II untuk siswa
44
2. Tahap Pelaksanaan Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar matematika dengan menerapkan pembelajarn tematik, kemudian dilanjutkan dengan pemberian tes Siklus II.
3. Tahap Observasi a. Kolaborator mengobservasi proses pembelajaran tematik. b. Kolaborator mengamati aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran. c. Mendokumentasikan kegiatan pembelajaran dan aktivitas siswa.
4. Tahap Refleksi Mengevalusi proses pembelajaran Siklus II. Apabila indikator keberhasilan telah dicapai, maka penelitian dihentikan. Tetapi apabila indikator keberhasilan belum dicapai, maka penelitian dilanjutkan ke siklus III, dengan hasil refleksi siklus II sebagai acuannya.
Bagan 1 Desain Penelitian Tindakan Kelas
Berdasarkan desain tersebut maka dapat ditentukan apakah siklus selanjutnya perlu dilanjutkan atau tidak, sedangkan penelitian akan diakhiri atau dihentikan dengan indikator keberhasilan sebagai berikut : 1. Hasil pengamatan melalui lembar observasi aktivitas belajar matematika siswa menunjukkan peningkatan aktivitas belajar matematika siswa. Hal ini dapat dilihat berdasarkan hasil persentase seluruh indikator aktivitas mencapai rata-rata 70%.
45
2. Tes yang diberikan pada setiap akhir siklus menunjukkan bahwa nilai ratarata tes siswa mencapai 80 dan tidak ada siswa yang mendapat nilai dibawah KKM yaitu 65.
O. Subjek/Partisipan yang terlibat dalam Penelitian Partisipan dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IF MI Pembangunan UIN Jakarta dan guru kelas IF sebagai kolaborator dan observer. P. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian Peran peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai pelaku penelitian. Peneliti bekerja sama dengan guru kelas sebagai kolaborator dan observer. Sebagai kolaborator yaitu bekerja dalam hal membuat rancangan pembelajaran, melakukan refleksi dan menentukan tindakan-tindakan pada siklus selanjutnya. Sebagai observer yaitu memberi penilaian terhadap peneliti dalam mengajar dengan menerapkan model pembelajaran tematik dan mengamati aktivitas belajar matematika siswa selama proses pembelajaran. Dalam pelaksanaan tindakan di dalam kelas, maka kerja sama antara guru kelas dan peneliti menjadi hal yang sangat penting dan memiliki kedudukan yang setara, dalam arti masing-masing mempunyai peran dan tanggung jawab yang saling membutuhkan dan saling melengkapi untuk mencapai tujuan.48 Q. Tahapan Interversi Tindakan Tahapan penelitian tindakan ini diawali dengan dilakukannya penelitian pendahuluan (pra penelitian) dan akan dilanjutkan dengan tindakan pertama dalam siklus I. Siklus ini terdiri dari perencanaan tindakan, pelaksanakan tindakan, observasi, serta analisis dan refleksi. Setelah melakukan analisis dan refleksi pada siklus I, apabila indikator keberhasilan belum tercapai maka penelitian akan dilanjutkan dengan siklus II. Apabila dengan hasil dari siklus II sudah menunjukkan bahwa indikator keberhasilan telah tercapai, maka penelitian dihentikan. Tetapi apabila indikator keberhasilan belum tercapai, maka penelitian dilanjutkan ke siklus III, dengan hasil refleksi siklus II sebagai acuannya. 48
Suharsimi Arikunto, dkk, Penelitian ……………….., h. 63
46
Adapun uraian dari tahap-tahap penelitian di atas adalah sebagai berikut: 1. Pra penelitian a) Pengamatan keadaan kelas Waktu pelaksanaan : tanggal 22, 24, 27 Oktober 2008 Pada kegiatan ini peneliti mengadakan pengamatan awal terhadap proses pembelajaran di kelas IF MI Pembangunan UIN Jakarta. Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana proses pembelajaran matematika dan aktivitas belajar matematika siswa. b) Wawancara Waktu pelaksanaan : tanggal 24, 27, dan 29 Oktober 2008 Wawancara dilaksanakan terhadap siswa dan guru kelas untuk mengetahui minat siswa terhadap pelajaran matematika, aktivitas belajar siswa, dan permasalahan yang dihadapi guru dalam pembelajaran matematika di kelas tersebut. c) Analisis dan refleksi Waktu pelaksanaan : 27 Oktober 2008 Analisis dan refleksi dari kegiatan pra penelitian (pendahuluan) ini dilakukan menganalisa data yang diperoleh pada pra penelitian dan kemudian dilakukan refleksi untuk memperoleh cara yang tepat untuk mengatasi permasalahan yang muncul sehinggga dapat diberikan tindakan yang tepat pada tahap pelaksanaan pembelajaran nanti.
2. Siklus I a) Tahap perencanaan Waktu Pelaksanaan : 22, 24, 27 dan 29 Oktober 2008 Pada tahap ini peneliti mempersiapkan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) dan membuat instrumen-instrumen penelitian, yaitu lembar observasi guru pada KBM, lembar observasi aktivitas belajar siswa, pedoman wawancara untuk guru dan siswa, serta soal untuk tes pada akhir siklus I ini.
47
b) Tahap pelaksanaan - Pertemuan 1 Waktu pelaksanaan : 31 Oktober 2008 Pada tahap ini peneliti akan menerapkan model pembelajaran tematik, yaitu dengan tema ”Kegiatan sehari-hari”. Materi yang akan disampaikan adalah satuan waktu (pagi, siang, sore, dan malam), seperti yang diuraikan dalam RPP. - Pertemuan 2 Waktu pelaksanaan : 3 November 2008 Pada tahap ini peneliti akan menerapkan model pembelajaran tematik, yaitu dengan tema ”Kegiatan sehari-hari”. Materi yang akan disampaikan adalah nama-nama hari, seperti yang diuraikan dalam RPP. - Pertemuan 3 Waktu pelaksanaan : 5 November 2008 Pada tahap ini peneliti akan menerapkan model pembelajaran tematik, yaitu dengan tema ”Kegiatan sehari-hari”. Materi yang akan disampaikan adalah nama-nama bulan, seperti yang diuraikan dalam RPP. - Pertemuan 4 Waktu pelaksanaan : 7 November 2008 Pada tahap ini peneliti akan menerapkan model pembelajaran tematik, yaitu dengan tema ”Kegiatan sehari-hari”. Materi yang akan disampaikan adalah membaca jam analog, seperti yang diuraikan dalam RPP. - Pertemuan 5 Waktu pelaksanaan : 10 November 2008 Pada tahap ini peneliti akan memberikan tes akhir siklus I dengan satuan waktu, nama-nama hari dan bulan, serta jam analog. Tes berupa soal
uraian berjumlah 20 soal. Kemudian peneliti
melaksanakan wawancara terhadap guru kelas dan siswa untuk
48
mengungkap pendapat mereka tentang pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran tematik. c) Tahap observasi Waktu pelaksanaan : 31 Oktoberdan 3, 5, 7 November 2008 Pada tahap ini guru kelas (observer) melakukan pengamatan tentang pelaksanaan pembelajaran tematik dan aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung. d) Tahap analisis dan refleksi Waktu pelaksanaan : 10 November 2008 Pada tahap ini peneliti dan observer melakukan analisis terhadap hasil pengamatan observer untuk seluruh rangkaian kegiatan pembelajaran pada Siklus I, kemudian hasil refleksi digunakan untuk perbaikan pada tahap perencanaan Siklus II.
3. Silkus II a) Tahap perencanaan Waktu Pelaksanaan : 10, 11 November 2008 Pada tahap ini peneliti mempersiapkan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) dan instrumen-instrumen penelitian, yaitu lembar observasi guru pada KBM, lembar observasi aktivitas belajar siswa, pedoman wawancara untuk guru dan siswa, serta soal untuk tes pada akhir siklus II. b) Tahap pelaksanaan - Pertemuan 6 Waktu pelaksanaan : 12 November 2008 Pada tahap ini peneliti akan menerapkan model pembelajaran tematik, yaitu dengan tema ”lingkungan”. Materi yang akan disampaikan adalah bangun ruang sederhana, seperti yang diuraikan dalam RPP. - Pertemuan 7 Waktu pelaksanaan : 14 November 2008
49
Pada tahap ini peneliti akan menerapkan model pembelajaran tematik, yaitu dengan tema ”lingkungan”. Materi yang akan disampaikan adalah ukuran besar dan kecil, seperti yang diuraikan dalam RPP. - Pertemuan 8 Waktu pelaksanaan : 17 November 2008 Pada tahap ini peneliti akan menerapkan model pembelajaran tematik, yaitu dengan tema ”lingkungan”. Materi yang akan disampaikan adalah satuan panjang, seperti yang diuraikan dalam RPP. - Pertemuan 9 Waktu pelaksanaan : 19 November 2008 Pada tahap ini peneliti akan menerapkan model pembelajaran tematik, yaitu dengan tema ”lingkungan”. Materi yang akan disampaikan adalah satuan panjang, seperti yang diuraikan dalam RPP.
- Pertemuan 10 Waktu pelaksanaan : 21 November 2008 Pada tahap ini peneliti akan memberikan tes akhir siklus II dengan materi bangun ruang sederhana, ukuran besar dan kecil, serta satuan panjang. Tes berupa soal
uraian berjumlah 20 soal. Kemudian
peneliti melaksanakan wawancara terhadap guru kelas dan siswa untuk
mengungkap
pendapat
mereka
tentang
pembelajaran
matematika dengan menggunakan model pembelajaran tematik. c) Tahap observasi Waktu pelaksanaan : 12, 14, 17, dan 19 November 2008
50
Pada tahap ini guru kelas (observer) melakukan pengamatan tentang pelaksanaan pembelajaran tematik yang dilakukan guru dalam KBM dan aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung. d) Tahap analisis dan refleksi Waktu pelaksanaan : 21 November 2008 Pada tahap ini peneliti dan observer melakukan analisis terhadap hasil pengamatan observer untuk seluruh rangkaian kegiatan pembelajaran pada siklus II. Apabila dengan hasil dari siklus II sudah menunjukkan bahwa indikator keberhasilan tercapai, maka penelitian dihentikan. Tetapi apabila indikator keberhasilan belum tercapai, maka penelitian dilanjutkan ke siklus III, dengan hasil refleksi siklus II sebagai acuannya.
R. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan Dengan melakukan penelitian tindakan kelas dalam penerapan model pembelajaran tematik, hasil penelitian yang diharapkan oleh penulis adalah sesuai dengan tujuan penelitian yaitu meningkatnya aktivitas belajar matematika siswa.
S. Data dan Sumber Data Data dalam penelitian ini ada dua macam, yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. 1. Data kualitatif
: hasil observasi guru pada KBM, hasil observasi aktivitas
belajar matematika siswa, hasil wawancara terhadap guru dan siswa, serta hasil dokumentasi (berupa foto kegiatan pembelajaran). 2. Data kuantitatif : nilai tes siswa pada setiap akhir siklus.
Sumber data dalam penelitian ini peneliti.
adalah siswa, guru kelas dan
51
T. Instrumen – instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini terdiri atas dua jenis yaitu: 1. Instrumen Tes Untuk tes digunakan tes formatif yaitu tes yang dilaksanakan pada setiap akhir siklus, dan tes subsumatif yang diberikan pada akhir pembelajaran, tes ini bertujuan untuk menganalisis peningkatan hasil belajar matematika siswa dan ketuntasan belajar siswa terhadap seluruh materi yang telah diberikan pada kedua siklus sebagai implikasi dari PTK. 2. Instrumen Non Tes Dalam instrumen non tes ini digunakan instrumen sebagai berikut: a. Lembar observasi guru pada KBM Lembar observasi guru pada KBM digunakan untuk mengetahui apakah proses pembelajaran tematik terlaksana
dengan baik,
bagaimana interaksi yang terjadi di kelas, serta untuk mengetahui kekurangan dalam proses pembelajaran. b. Lembar observasi aktivitas belajar matematika siswa Lembar observasi aktivitas belajar matematika siswa digunakan untuk mengetahui tingkat aktivitas belajar matematika siswa. Lembar observasi ini juga digunakan untuk menganalisa dan merefleksi setiap siklus untuk memperbaiki pembelajaran pada siklus berikutnya. c. Lembar wawancara Peneliti mewawancarai guru dan siswa. Hal ini dilakukan untuk mengetahui secara langsung kondisi siswa serta untuk mengetahui gambaran umum mengenai pelaksanaan pembelajaran dan masalahmasalah yang dihadapi di kelas.
U. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
52
a. Hasil observasi pembelajaran; data diperoleh dari lembar observasi guru pada KBM yang diisi oleh observer pada setiap pertemuan. b. Hasil observasi aktivitas belajar matematika siswa; data diperoleh dari lembar observasi aktivitas yang diisi oleh observer pada setiap pertemuan. c. Hasil wawancara; peneliti melakukan wawancara terhadap guru kelas dan siswa pada tahap pra penelitian dan pada setiap akhir siklus. d. Hasil dokumentasi; dokumentasi yang dimaksud adalah berupa foto-foto yang diambil pada saat proses pembelajaran yang diperoleh dari setiap silkus. e. Nilai hasil belajar diperoleh dari tes akhir siswa yang dilakukan pada setiap akhir siklus. Setelah semua data terkumpul, peneliti bersama guru kolaborator melakukan analisis dan evaluasi data untuk mengambil kesimpulan tentang perkembangan aktivitas belajar matematika siswa, tentang kelebihan dan kekurangan penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan.
V. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan (Trusworthiness) Studi Sebelum suatu instrumen digunakan untuk mengumpulkan data, instrumen tersebut harus valid agar diperoleh data yang valid. Sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur.49 Dalam penelitian ini, sebelum instrumen tes hasil belajar diberikan kepada siswa maka terlebih dahulu peneliti harus mengukur validitasnya yaitu menggunakan validitas tes secara rasional. Validitas rasional adalah validitas yang diperoleh atas dasar hasil pemikiran, validitas yang yang diperoleh dari berpikir logis. 50
Untuk dapat menentukan apakah tes hasil belajar sudah memiliki validitas rasional ataukah belum, dilakukan dengan penelusuran dari segi isinya (content). Validitas isi adalah validitas yang ditilik dari segi isi tes itu sendiri sebagai alat pengukur hasil belajar yaitu: sejauh mana tes hasil belajar 49
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2006), edisi revisi, Cet. 6, h.65 50 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 1996), h.164
53
sebagai alat pengukur hasil belajar peserta didik, isinya telah dapat mewakili secara representatif terhadap keseluruhan materi atau bahan pelajaran yang seharusnya diteskan (diujikan). Sedangkan untuk data kualitatif, teknik pemeriksaan keterpecayaan yang penulis gunakan untuk memeriksa keabsahan data adalah teknik triangulasi. Teknik triangulasi yaitu menggali data dari sumber yang sama dengan menggunakan cara yang berbeda. Dalam hal ini untuk memperoleh informasi tentang aktivitas belajar matematika siswa dilakukan dengan mengobservasi siswa dan mewawancarai siswa.
W. Analisis Data dan Interpretasi Hasil Analisis Sebelum melakukan analisis data, peneliti memeriksa kembali kelengkapan data dari berbagai sumber. Kemudian analisis data dilakukan pada semua data yang sudah terkumpul, yaitu berupa hasil wawancara, hasil observasi, hasil tes siswa dan catatan komentar observer pada lembar observasi. Semua data dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif. Untuk menganalisis setiap indikator aktivitas belajar digunakan teknik analisis secara deskriptif dengan rumus sebagai berikut: P=
f x 100 % s
Ket: P = persentase aktivitas belajar f = frekuensi siswa yang melakukan indikator aktivitas belajar s = jumlah siswa yang hadir Tahap analisis data dimulai dengan menyajikan keseluruhan data yang diperoleh dari berbagai sumber, membaca data, kemudian mengadakan rekapitulasi data dan menyimpulkannya. Data yang diperoleh berupa kalimatkalimat dan skala penilaian aktivitas siswa diubah menjadi kalimat yang bermakna.
X. Tindak Lanjut atau Pengembangan Perencanaan Tindakan
54
Tahapan penelitian tindakan ini diawali dengan dilakukannya penelitian pendahuluan (pra penelitian) dan akan dilanjutkan dengan tindakan pertama dalam siklus I. Siklus ini terdiri dari perencanaan tindakan, pelaksanakan tindakan, observasi, serta analisis dan refleksi. Setelah melakukan analisis dan refleksi pada siklus I, apabila indikator keberhasilan belum tercapai maka penelitian akan dilanjutkan dengan siklus II. Penelitian ini berakhir, apabila peneliti menyadari bahwa penelitian ini telah berhasil menggunakan pembelajaran tematik dalam meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa. Kegiatan
penelitian
yang
penulis
akan
lakukan
memerlukan
perencanaan dan persiapan yang cukup panjang, dan sangat disayangkan apabila model pembelajaran dalam penelitian ini hanya dilakukan pada dua bab saja. Penulis berharap penelitian ini tidak hanya sampai disitu, oleh karena itu penulis akan membuat pengembangan perencanaan tindakan agar pembaca atau guru dapt melanjutkan penelitian ini. Adapun perencanaan tindakannya adalah peneliti mempersiapkan instrumen penelitian seperti lembar observasi guru pada KBM, observasi aktivitas belajar matematika siswa, soal-soal yang dipergunakan untuk latihan dan soal-soal tes formatif untuk menilai hasil belajar matematika siswa. Peneliti juga dapat menggunakan lembar kerja siswa yang dibuat oleh peneliti sendiri atau yang dianjurkan oleh sekolah. Dalam melakukan penelitian, guru bidang studi dapat berkolaborasi dengan observer yang dalam hal ini adalah teman seprofesi untuk membantu kelancaran penelitian dan dapat juga sebagai kolaborator untuk berdiskusi membicarakan kegiatan pada siklus selanjutnya.
55
BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA, INTERPRETASI HASIL ANALISIS, DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Data Hasil Pengamatan 1. Penelitian Pendahuluan Penelitian pendahuluan dilakukan dengan observasi pembelajaran di kelas serta wawancara terhadap guru dan siswa. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 22 September, 16, 17, 20 dan 24 Oktober 2008. Pertama peneliti melakukan observasi ke kepala sekolah dan kepala bidang kurikulum untuk menanyakan sejauh mana penerapan model pembelajaran tematik yang sudah/pernah dilaksanakan di sekolah tersebut. Berdasarkan penjelasan dari kepala sekolah dan bidang kurikulum, diperoleh informasi bahwa banyak pihak yang merasa bahwa model pembelajaran tematik sangat bagus dan baik untuk diterapkan. MI Pembangunan UIN Jakarta juga pernah mencoba untuk menerapkannya secara tematik keseluruhan dalam satu semester. Tetapi hal ini menimbulkan banyak komplain dari wali murid karena sistem yang tidak dipahami oleh mereka sehingga sulit untuk membimbing anak-anak dalam belajar. Oleh karena itu, model pembelajaran tematik tidak diterapkan lagi. Setelah peneliti mendapatkan ijin untuk melakukan penelitian di sekolah tersebut, pihak sekolah menentukan kelas yang dapat dijadikan objek penelitian yaitu kelas IF. Model pembelajaran tematik ini sangat tepat untuk diterapkan pada kelas awal SD dan dipilih kelas IF karena berdasarkan pengamatan bidang kurikulum kelas ini termasuk kategori kelas yang prestasi belajarnya sedang, bukan yang terbaik ataupun terburuk. Pada tanggal 16 Oktober 2008 peneliti melakukan wawancara dengan guru kelas IF. Wawancara ini dilaksanakan untuk mengetahui pendapat guru tentang model pembelajaran tematik, aktivitas belajar 43
56
matematika siswa dan permasalahan yang dihadapi guru dalam pembelajaran matematika di kelas tersebut. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru, diperoleh informasi sebagai berikut: 1. Sebagian besar siswa menyukai pelajaran matematika. 2. Metode yang sering digunakan guru adalah ceramah, simulasi, tanya jawab, dan penugasan. 3. Untuk aktivitas mendengarkan dan memperhatikan guru dilakukan oleh sebagian besar siswa dan yang lainnya bermain atau ngobrol sendiri. Namun untuk aktivitas memperhatikan teman yang bertanya atau memberi tanggapan sangat kurang, biasanya kalau ada siswa yang bertanya atau maju maka yang lain cuek dan hanya beberapa siswa saja yang memperhatikan. Untuk bertanya tentang pelajaran juga jarang sekali terjadi. Sebagian besar siswa hanya sering bertanya pada saat mengerjakan soal. 4. Seluruh siswa mengerjakan setiap tugas yang diberikan guru. Namun ada beberapa siswa yang tidak semangat dalam mengerjakan tugas sehingga lamban. 5. Guru pernah menerapkan model pembelajaran tematik tetapi sangat jarang, terkadang 2 atau 3 minggu sekali. Menurut guru, model pembelajaran tematik pada tataran teori bagus tetapi dalam pelaksanaanya sulit dan terkadang materinya tidak sesuai dengan tema. 6. Nilai hasil belajar siswa pada tes sub sumatif sebelumnya adalah mencapai rata-rata 78 dengan 4 orang siswa yng nilainya dibawah KKM, yaitu 65. Hari senin tanggal 17, 20 dan 24 Oktober 2008 peneliti melakukan observasi pembelajaran matematika di kelas IF. Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana proses pembelajaran matematika di kelas tersebut dan aktivitas belajar matematika siswa. Adapun hasil observasi pembelajaran di kelas adalah sebagai berikut:
57
a) Metode yang digunakan guru adalah ceramah, simulasi dan penugasan. Guru menjelaskan materi, memberika sedikit simulasi dan waktu lebih banyak dipergunakan untuk pemberian tugas (soal latihan). b) Selama proses pembelajaran matematika, sebagian besar siswa mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru. Namun jarang sekali siswa bertanya tentang materi pelajaran. c) Dalam hal menjawab pertanyaan, sebagian besar siswa menjawab pertanyaan guru dan yang lain bermain sendiri. Jika diberikan games dan dimotivasi dengan pemberian hadiah, maka siswa sangat semangat. Akan tetapi guru jarang menggunakan metode games dan lebih sering menggunakan metode penugasan. d) Masih ada beberapa siswa yang tidak menunjukkan ekspresinya, baik senang ataupun bosan. Mereka hanya diam dan termangu. e) Pemberian tugas kurang efektif. Guru menuliskan soal latihan di papan tulis dan siswa mengerjakannya di buku latihan. Pada saat mengerjakan tugas, kebanyakan siswa sangat lamban. Hal ini dikarenakan belum semua siswa lancar membaca dan menulis. Belum lagi kebanyakan siswa selalu menanyakan jawaban dari tiap soal pada guru secara bergantian. Jadi guru kelas harus berkeliling untuk membantu mereka mengerjakan soal. Sedangkan guru pendamping mendampingi siswa yang masih belum lancar membaca. Beberapa siswa yang duduk di belakang mengerjakan tugas di depan kelas (duduk dan tiduran di lantai) dengan alasan tidak kelihatan. Setelah siswa
selesai mengerjakan
soal,
guru
pendamping
langsung
mengoreksi dan menilainya. Setelah jam pelajaran matematika habis, guru kelas mengajarkan pelajaran berikutnya dan siswa yang belum selesai mengerjakan tugas harus meneruskannya sampai selesai, tanpa mengikuti pelajaran yang baru. f) Hasil persentase aktivitas belajar siswa, rata-ratannya hanya mencapai 48%
58
Dokumentasi aktivitas siswa mengerjakan tugas pada penelitian pendahuluan ini dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Gambar 1 Aktivitas Mengerjakan Tugas pada Penelitian Pendahuluan
Pada tanggal 20 dan 24 Oktober 2008 peneliti melakukan wawancara dengan 7 orang siswa kelas IF. Ketujuh siswa ini terdiri dari 2 orang siswa yang aktif, 2 orang siswa yang cukup aktif, dan 3 orang siswa yang pasif. Ketentuan ini berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan peneliti terhadap aktivitas belajar siswa pada pelajaran matematika sebelumnya. Wawancara ini bertujuan untuk mengetahui minat siswa terhadap pelajaran matematika dan aktivitas belajar matematika siswa. Berdasarkan hasil wawancara diperoleh informasi sebagai berikut: 1. Sebagian besar siswa menyukai pelajaran matematika karena mudah dan memang suka. Sedangkan yang lain menyatakan tidak suka karena lelah mengerjakan soal. 2. Seluruh siswa pernah/kadang merasa bosan saat belajar matematika. 3. Sebagian kecil siswa jarang sekali bertanya tentang materi pelajaran dan sebagian besar tidak pernah. 4. Siswa selalu mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, namun apabila guru memberikan pertanyaan secara lisan sebagian kecil siswa menjawabnya dan siswa yang lain hanya kadang-kadang.
59
Hasil observasi pembelajaran matematika di kelas dan wawancara tersebut digunakan sebagai bahan untuk merencanakan tindakan pada siklus I nanti.
2. Siklus I a) Tahap perencanaan Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan ini adalah membuat jaringan tema, silabus dan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran). Peneliti juga membuat instrumen-instrumen penelitian, yaitu lembar observasi guru pada KBM, lembar observasi aktivitas belajar siswa, pedoman wawancara untuk guru dan siswa, serta membuat LKS untuk tiap pertemuan dan soal tes untuk akhir siklus I ini. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dibuat dan didiskusikan bersama guru kelas agar materi sesuai dengan kurikulum yang telah ditetapkan di sekolah tersebut. Pada tahap perencanaan ini peneliti juga menjelaskan cara penilaian pada lembar observasi dan hal-hal yang harus diperhatikan selama proses pembelajaran.
b) Tahap pelaksanaan Tema pada siklus I ini adalah ”kegiatan sehari-hari” dengan alokasi waktu 5 kali pertemuan. Adapun materinya adalah satuan waktu (pertemuan ke-1), nama-nama hari (pertemuan ke-2), namanama bulan (pertemuan ke-3), jam analog (pertemuan ke-4) dan pelaksanan tes akhir siklus I pada pertemuan ke-5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran pada Siklus I dapat dilihat pada lampiran 1. Adapun uraian proses pembelajaran siklus I adalah sebagai berikut:
60
1) Pertemuan ke-1/ Jumat, 31 Oktober 2008 Pertemuan pertama berlangsung selama 2 x 35 menit (2 jam pelajaran). Siswa yang hadir pada pertemuan pertama ini ada 32 orang dan siswa yang tidak hadir ada 3 orang. Yaitu S29 dan S30 dikarenakan sakit serta S16 dikarenakan ijin. Pada pertemuan pertama ini peneliti mulai menerapkan model pembelajaran tematik. Materi yang disampaikan adalah satuan waktu (pagi, siang, sore, dan malam). Adapun materi yang digabungkan pada subbab ini adalah keadaan alam (pelajaran sains), bercerita (pelajaran bahasa indonesia) dan menyanyikan lagu sesuai irama tepukan serta mewarnai gambar (pelajaran seni budaya). Pembelajaran dimulai dengan menyanyikan lagu ”bangun tidur” dengan bertepuk tangan, kemudian guru membimbing siswa untuk menyebutkan macam-macam satuan waktu. Setelah itu, beberapa siswa diminta maju ke depan kelas untuk menceritakan tentang kegiatan sehari-harinya. Siswa yang berani maju untuk bercerita ada 4 orang. Pada saat siswa yang maju bercerita hanya sedikit siswa yang memperhatikannya dan sebagian besar siswa tidak memperhatikannya. Kegiatan selanjutnya adalah guru memberikan contoh keadaan alam dan beberapa kegiatan sehari-hari berdasarkan waktunya dengan teknik tanya jawab. Pada saat menjawab secara bersamaan sebagian besar siswa semangat untuk ikut menjawab pertanyaan yang diberikan guru. Namun ketika ditanya individu, siswa masih terlihat ragu menjawabnya. Guru sudah memberikan kesempatan bagi siswa yang mau bertanya dan belum memahami materi, namun hanya satu siswa yang bertanya yaitu siswa S2 yang bertanya: ”Ibu, kalo subuh berarti udah pagi ya?”. Karena tidak ada lagi siswa yang bertanya maka kegiatan dilanjutkan dengan dilakukan games. Setiap siswa dibagikan
61
selembar kertas origami dengan warna yang berbeda yaitu biru (sebagai
perumpamaan
waktu
pagi),
kuning
(sebagai
perumpamaan waktu siang), orange (sebagai perumpamaan waktu sore), dan hitam (sebagai perumpamaan waktu malam). Guru menyebutkan contoh keadaan alam atau suatu kegiatan dan siswa yang memegang kertas sesuai dengan pernyataan guru harus mengangkatnya. Bagi siswa yang salah harus maju ke depan untuk menyebutkan contoh kegiatan yang dilakukan pada tiap satuan waktu masing-masing satu kegiatan. Setelah games selesai, guru membimbing siswa untuk menyimpulkan kembali materi satuan waktu. Sebagai evaluasi, pada akhir pembelajaran siswa diberikan LKS berupa soal latihan 1 yang berjumlah 10 soal. Siswa terlihat senang dan semangat untuk mengerjakan soal pada LKS, apalagi mereka dapat mewarnai gambar-gambar yang ada pada LKS tersebut. Dokumentasi aktivitas siswa mengerjakan soal latihan pada LKS dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Gambar 2 Aktivitas Siswa Mengerjakan Tugas pada Pertemuan Ke-1 Namun pada saat mengerjakan LKS latihan 1 ini masih banyak siswa yang selalu menanyakan jawabannya. Disini guru tidak langsung memberi tahu jawaban tetapi hanya mengarahkan maksud soal dengan tujuan agar siswa belajar mandiri dalam mengerjakan tugas.
62
a. Pertemuan ke-2/ Senin, 3 November 2008 Pertemuan kedua berlangsung selama 2 x 35 menit (2 jam pelajaran). Siswa yang hadir pada pertemuan kedua ini ada 33 orang dan siswa yang tidak hadir ada 2 orang. Yaitu S28 dan S29 dikarenakan sakit. Pada pertemuan kedua ini masih menggunakan tema ”kegitan sehari-hari”. Materi yang disampaikan adalah nama-nama hari. Adapun materi yang digabungkan pada subbab ini adalah membaca dengan nyaring dan lafal yang tepat (pelajaran bahasa indonesia) dan menyanyikan lagu sesuai irama tepukan serta mengekspresikan diri melalui gambar (pelajaran seni budaya). Pembelajaran dimulai dengan menyanyikan lagu ”namanama hari” dengan irama tepukan tangan, kemudian guru membimbing siswa untuk menyebutkan nama-nama hari dengan suara nyaring dan lafal yang tepat. Setelah itu, guru menjelaskan tentang besok, lusa, dan kemarin. Kemudian guru memberikan kesempatan bagi siswa yang mau bertanya dan belum memahami materi. Pada pertemuan kedua ini siswa mulai berani untuk menanyakan materi yang belum dipahami meskipun hanya 5 anak. Namun hal ini lebih baik dari pertemuan sebelumnya. Siswa yang bertanya yaitu S1, S2, S3, S6, dan S32. Diantaranya yaitu S1 bertanya: ”Ibu, yang pertama hari senin kan?Kok nyanyinya hari minggu dulu?”. Kegiatan selanjutnya adalah guru memberikan contoh soal dan masalah yang berkaitan dengan nama-nama hari dengan teknik tanya jawab. Sebagian besar siswa berebut untuk menjawabnya. Namun masih banyak juga siswa yang hanya diam bahkan bercanda dengan temannya. Mungkin mereka menganggap materi ini mudah sehingga kurang bersemangat.
63
Agar siswa bersemangat, maka dimulailah games dengan media berupa tulisan nama-nama hari yang terbuat dari kertas warna-warni. Perwakilan dari tiap kelompok sebanyak 7 orang maju ke depan kelas, kemudian tiap orang mengambil 1 nama hari dan dalam hitungan 1-10 mereka harus berdiri secara berurutan. Kelompok yang tercepat dan terkompak diberi nilai 100 sedangkan yang lain 80 dan 60. Games dilanjutkan untuk anggota kelompok yang belum maju. Nama-nama hari diletakkan di meja di depan papan tulis, kemudian guru memberikan soal tentang besok, lusa dan kemarin secara lisan. Masing-masing kelompok tersebut harus mencari jawabanya di meja dengan cepat. Guru kembali memberikan penilaian untuk tiap kelompok. Setelah games berakhir, guru membimbing siswa untuk menyimpulkan kembali materi nama-nama hari. Sebagai evaluasi, pada akhir pembelajaran siswa diberikan LKS berupa soal latihan 2 yang berjumlah 7 soal. Siswa terlihat senang dan semangat untuk mengerjakan soal pada LKS, mereka juga harus menentukan gambar ekspresi wajah yang sesuai dengan perasaan siswa selama pembelajaran.
b. Pertemuan ke-3/ Rabu, 5 November 2008 Pertemuan ketiga berlangsung selama 2 x 35 menit (2 jam pelajaran). Siswa yang hadir pada pertemuan ketiga ini ada 34 orang dan siswa yang tidak hadir ada 1 orang, yaitu S29 yang masih sakit. Pada pertemuan ketiga ini masih menggunakan tema ”kegitan sehari-hari”. Materi yang disampaikan adalah nama-nama bulan. Adapun materi yang digabungkan pada subbab ini adalah membaca dengan nyaring dan lafal yang tepat (pelajaran bahasa indonesia) dan menyanyikan lagu sesuai irama tepukan, mewarnai,
64
serta mengekspresikan diri melalui gambar (pelajaran seni budaya). Pembelajaran dimulai dengan menyanyikan lagu ”namanama bulan” dengan irama tepukan tangan, kemudian guru membimbing siswa untuk menyebutkan nama-nama bulan dengan suara nyaring dan lafal yang tepat. Kemudian beberapa siswa ditunjuk untuk menyebutkan nama bulan secara urut dan bagi yang menjawab dengan benar maka diberi hadiah stiker. Setelah itu, guru menjelaskan tentang hubungan hari dan bulan. Pada pembelajaran kali ini siswa yang mendengarkan dan memperhatikan guru semakin banyak, tidak seperti pertemuan pertama dan kedua. Guru juga memberikan kesempatan bagi siswa yang mau bertanya dan belum memahami materi. Pada pertemuan kedua ini siswa yang berani bertanya semakin banyak mencapai 7 orang, yaitu S1, S2, S22, S25, S26, S32, dan S33. Diantara siswa yang bertanya yaitu S33 bertanya: ”Ibu, ’setelah’ itu maju atau mundur?”. Kegiatan selanjutnya adalah guru memberikan contoh soal dan masalah yang berkaitan dengan nama-nama bulan dengan teknik tanya jawab. Sebagian besar siswa berebut untuk menjawabnya. Namun masih banyak juga siswa yang hanya diam bahkan bercanda dengan temannya. Dan guru menunjuk siswa yang tidak memperhatikan untuk menjawab pertanyaan secara individu. Guru juga menanyakan kembali tentang materi namanama hari dan satuan waktu dengan tujuan agar siswa selalu mengingat materi yang sudah dipelajari sebelumnya. Setelah tanya jawab selesai, maka dimulailah games dengan media berupa tulisan nama-nama bulan yang terbuat dari kertas warna-warni. Karena media yang ada hanya 1 set nama bulan, maka perwakilan dari tiap kelompok maju secara bergantian. Tiap kelompok diwakili oleh 12 orang, tiap orang mengambil 1 nama
65
bulan dan dalam hitungan 1-10 mereka harus berdiri secara berurutan. Kelompok yang tercepat dan terkompak diberi nilai 100 sedangkan yang lain 90 dan 80. Games dilanjutkan untuk anggota kelompok yang belum maju. Nama-nama bulan diletakkan di meja di
depan
papan
tulis,
kemudian
siswa
tersebut
harus
mengurutkannya. Selain itu, guru memberikan soal secara lisan dan siswa harus mengambil bulan yang menjadi jawabannya. Guru kembali memberikan penilaian untuk tiap kelompok. Setelah games berakhir, guru membimbing siswa untuk menyimpulkan kembali materi nama-nama bulan. Sebagai evaluasi, pada akhir pembelajaran siswa diberikan LKS berupa soal latihan 2 yang berjumlah 15 soal. Siswa terlihat senang dan semangat untuk mengerjakan soal pada LKS karena terdapat gambar bulan sabit yang harus mereka warnai dengan gradasi. Mereka juga harus menentukan gambar ekspresi wajah yang sesuai dengan perasaan siswa selama pembelajaran.
4) Pertemuan ke-4/ Jumat, 7 November 2008 Pertemuan keempat berlangsung selama 2 x 35 menit (2 jam pelajaran) dan dihadiri oleh seluruh siswa yaitu 35 orang. Pada pertemuan keempat ini masih menggunakan tema ”kegitan sehari-hari”. Materi yang disampaikan adalah jam analog. Adapun materi yang digabungkan pada subbab ini adalah hidup tertib yaitu membaca jam (bahasa inggris), disiplin dalam hal waktu (pelajaran PKn) dan menyanyikan lagu sesuai irama tepukan serta mengekspresikan diri melalui gambar (pelajaran seni budaya). Pembelajaran dimulai dengan menyanyikan lagu ”bangun tidur” dengan irama tepukan tangan, kemudian guru membimbing siswa untuk memegang media berupa jam dan menanyakan benda tersebut kepada siswa. Guru juga menanyakan jam saat bangun
66
tidur, kemudian menanyakan bagaimana letak jarum jamnya. Karena hanya beberapa siswa yang dapat menjawab dengan benar, maka guru menjelaskan cara membaca jam analog dan cara penulisannya. Kemudian guru juga memberikan kesempatan bagi siswa yang mau bertanya dan belum memahami materi. Namun pada pertemuan keempat ini siswa yang bertanya hanya 2 orang (S21 dan S22), lebih sedikit dari pertemuan sebelumnya. Diantara siswa yang bertanya yaitu S21 bertanya: ”Ibu, jamnya yang panjang atau yang pendek?”. Kegiatan selanjutnya adalah guru memberikan soal dengan teknik tanya jawab, yaitu guru memutar jarum jam dan siswa menjawab jam berapa kemudian sebaliknya, guru menyebut jam berapa dan salah satu siswa maju untuk menentukan jarum jam sesuai dengan pertanyaan guru tersebut. Pada
pertemuan
keempat
ini,
games
yang
sudah
direncanakan dalam RPP tidak dapat dilaksanakan karena waktu yang tidak cukup. Apalagi tes siklus I yang seharusnya akan diadakan pada pertemuan berikutnya, berdasarkan hasil diskusi dengan guru kolaborator tes dilaksanakan pada pertemuan ini. Hal ini dikarenakan keterbatasan waktu, dimana 2 minggu lagi akan dilaksanakan TSS 3 sehingga materi harus selesai pada waktunya. Sebagai evaluasi pada pertemuan ini, guru kembali memberikan tugas berupa soal latihan 4 yang berjumlah 8 soal. Dan dilanjutkan dengan tes akhir siklus I dengan materi satuan waktu, nama-nama hari dan bulan, serta jam analog. Tes ini berupa soal uraian berjumlah 20 soal dengan alokasi waktu 1 jam pelajaran (35 menit). Pelaksanaan tes siklus I ini berjalan lancar, meskipun masih banyak siswa yang sering menanyakan jawaban tapi guru selalu mencoba membimbing siswa untuk mandiri dan supaya hasil belajar yang dicapai adalah hasil yang sebenarnya.
67
Dokumentasi aktivitas siswa mengerjakan soal tes siklus I dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Gambar 3 Aktivitas Siswa pada Pelaksanaan Tes Akhir Siklus I
Setelah pelaksanaan tes siklus I, kemudian peneliti melaksanakan wawancara dengan guru kelas dan siswa untuk mengungkap pendapat mereka tentang pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran tematik.
c) Tahap observasi dan analisis Tahap observasi berlangsung bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Guru kelas (observer) melakukan pengamatan langsung tentang pelaksanaan pembelajaran tematik dan aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran. Hasil pengamatan aktivitas belajar siswa melalui lembar observasi dapat dilihat pada tabel berikut:
68
Tabel 2 Rekapitulasi Persentase Aktivitas Belajar Siswa Pada Pembelajaran Siklus I No
Aspek yang diamati
Pert.1
Pert. 2
Pert. 3
Pert. 4
Rata-rata
1
Memperhatikan penjelasan guru
10 (31,25%)
18 (54,55%)
25 (73,53%)
18 (51,43%)
52,69%
2
Memperhatikan pertanyaan/ tanggapan teman
6 (18,75%)
10 (30,3%)
9 (26,47%)
12 (34,28%)
27,45%
3
Bertanya pada guru
1 (3,12%)
5 (15,15%)
7 (20,59%)
2 (5,71%)
11,14%
4
Menjawab pertanyaan guru
10 (31,25%)
19 (57,57%)
19 (55,88%)
10 (28,57%)
43,31%
5
Mendengarkan penjelasan guru
10 (31,25%)
21 (63,67%)
27 (79,41%)
35 (100%)
68,58%
6
Mengikuti games
29 (90,63%)
33 (100%)
34 (100%)
0 (0%)
72,66%
7
Mengerjakan tugas
32 (100%)
33 (100%)
34 (100%)
35 (100%)
100%
8
Berekspresi senang/bosan/berani
28 (87,5%)
28 (84,85%)
34 (100%)
33 (94,28%)
91,66%
32
33
34
35
Jumlah siswa hadir Rata-rata aktivitas total
58,44%
Berdasarkan tabel di atas, diperoleh informasi bahwa aktivitas belajar siswa pada siklus I adalah sebagai berikut: 1) Akitivitas mendengarkan dan aktivitas memperhatikan guru Rata-rata persentase siswa yang mendengarkan penjelasan guru sebanyak 68,58 % dan memperhatikan penjelasan guru sebanyak 52,69 %. Hal ini menunjukkan bahwa siswa yang mendengarkan guru sudah cukup banyak, akan tetapi tidak semua siswa memperhatikan penjelasan guru dengan sungguh-sungguh. Masih banyak siswa yang bercanda dengan teman sebangkunya dan mengobrol dengan teman
69
lainnya ketika guru menjelaskan materi pelajaran. Hal ini dapat dikatakan belum baik sehingga perlu adanya perbaikan pada siklus II. 2) Akitivitas memperhatikan pertanyaan/tanggapan teman Rata-rata
persentase
siswa
pada
aktivitas
memperhatikan
pertanyaan/ tanggapan teman hanya sebanyak 27,45%. Persentase ini terbilang masih kurang, ketika salah satu siswa bertanya, menjawab pertanyaan guru atau maju ke depan maka siswa yang lain acuh dan tidak memperhatikannya. Terkadang pertanyaan yang sama ditanyakan kembali oleh siswa yang lain. Namun apabila dilihat dari tiap pertemuan maka aktivitas ini mengalami peningkatan meskipun hanya sedikit. 3) Akitivitas bertanya dan menjawab pertanyaan guru Aktivitas siswa bertanya pada guru, dari tabel di atas didapatkan rata-rata persentase 11,14%. Persentase ini merupakan yang terkecil dari seluruh aspek aktivitas yang diobservasi. Dalam pembelajaran siklus I ini siswa masih jarang sekali bertanya. Sedangkan untuk ratarata persentase siswa pada aktivitas menjawab pertanyaan guru sebesar 43,31%. Hal ini menunjukkan bahwa mativasi siswa untukmenjawab pertanyaan guru masih kurang. Pada siklus I ini, berdasarkan penilaian observer guru kurang variatif dalam memberikan pertanyaan. Mungkin hal ini yang mengakibatkan siswa kurang semangat untuk menjawab pertayaan guru. 4) Akitivitas mengerjakan tugas Untuk aktivitas mengerjakan tugas, ini merupakan aspek yang paling baik yaitu dengan persentase 100%. Memang pada setiap pertemuan seluruh siswa selalu mengerjakan tugas. 5) Akitivitas mengikuti games dan berekspresi Aktivitas mengikuti games yang mencapai rata-rata 72,66%. Siswa sangat bersemangat mengikuti games, hal ini terlihat pada pertemuan pertama hanya ada 3 siswa yang tidak mengikuti games dan pada pertemuan kedua dan ketiga seluruh siswa mengikuti games.
70
Namun pada pertemuan keempat, guru tidak memberikan games karena waktu yang tidak cukup. Sedangkan untuk aktivitas berekspresi mencapai 91,66%, karena pada tiap pembelajaran masih ada 2-4 siswa yang masih sering diam dan tidak dapat terlihat ekspresinya. Hasil belajar selama siklus I diperoleh dari nilai tes akhir siklus I pada pertemuan keempat. Hasil tes akhir siklus I tersebut dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3 Nilai Tes Akhir Siklus I Interval
F
f
45-52
1
2,86%
100%
53-60
0
0%
97,14%
61-68
1
2,86%
97,14%
69-76
4
11,43%
94,28%
77-84
4
11,43%
82,85%
85-92
12
34,28%
71,42%
93-100
13
37,14%
37,14%
f relatif kumulatif
relatif
Keterangan: Nilai tertinggi
= 100
Jumlah siswa = 35
Nilai terendah
= 50
Rata-rata
= 86,71
Berdasarkan tabel 3 di atas terlihat bahwa hasil belajar siswa pada siklus I ini mencapai rata-rata 86,71. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa pada siklus I ini sudah baik, namun masih ada 2 orang siswa yang mendapat nilai dibawah KKM. Hasil observasi terhadap guru pada KBM oleh observer cukup baik, hanya saja guru harus lebih nyaring suaranya dan lebih variatif dalam memberikan pertanyaan kepada siswa.
71
d) Tahap refleksi/ 7 November 2008 Pada tahap ini peneliti dan kolaborator melakukan refleksi terhadap hasil dari analisis data dan seluruh pelaksanaan pembelajaran siklus I. Adapun hasil refleksi tersebut adalah sebagai berikut: Pada siklus I ini mulai dilakukan penerapan model pembelajaran tematik pada pelajaran matematika, yaitu dengan tema ”kehidupan sehari-hari”. Melalui tema ini guru dapat menyampaikan materi pelajaran matematika dan menggabungkan beberapa materi pelajaran lain seperti bahasa Indonesia, Pkn, bahasa Inggris, dan seni budaya. Pada penerapan model pembelajaran tematik ini guru juga dapat menggunakan variasi metode mengajar, seperti simulasi, penugasan, tanya jawab dan games. Setiap pembelajaran dimulai dengan bernyanyi dan diakhiri dengan games. Selama pelaksanaan pembalajaran siklus I ini siswa memberikan respon yang cukup baik. Pada setiap pertemuan terlihat peningkatan aktivitas belajar siswa dan motivasi siswa terhadap pelajaran matematika. Setiap awal pembelajarn siswa dengan gembira ikut bernyanyi sesuai dengan bimbingan guru. Siswa juga terlihat semangat untuk mengerjakan soal latihan pada LKS, apalagi jika mereka diberi kesempatan untuk mewarnai gambar pada LKS tersebut. Berdasarkan hasil observasi diperoleh rata-rata persentase aktivitas belajar siswa mencapai 58,44%. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata persentase aktivitas belajar siswa pada siklus I belum mencapai indikator keberhasilan penelitian ini, dimana rata-rata persentase aktivitas belajar siswa harus mencapai 70%. Adapun
aspek
memperhatikan
aktivitas
penjelasan
yang guru,
perlu
ditingkatkan
memperhatikan
adalah
pertanyaaan/
tanggapan teman, bertanya pada guru, dan menjawab pertanyaan guru. Selain itu, guru harus lebih variatif dalam memberikan pertanyaan pada siswa.
72
Berdasarkan hasil tes akhir siklus I diperoleh hasil belajar siswa mencapai nilai rata-rata 86,71 dan masih ada 2 orang siswa yang mendapat nilai dibawah KKM. Hal ini menunjukkan bahwa tes hasil belajar siswa pada siklus I belum mencapai indikator keberhasilan penelitian ini, dimana rata-rata tes hasil belajar siswa mencapai nilai 80 dan tidak ada siswa yang mendapat nilai di bawah KKM yaitu 65. Adapun hal yang perlu ditingkatkan adalah perhatian guru terhadap para siswa yang hasil belajarnya masih rendah dan lebih tegas dalam mendampingi siswa saat mengerjakan tugas atau soal latihan. Maksudnya adalah bahwa siswa harus mandiri dalam mengerjakan soal, bukan hanya pada saat tes tetapi saat latihan juga. Berdasarkan hasil wawancara terhadap guru dan siswa diperoleh informasi bahwa model pembelajaran tematik yang telah diterapkan sudah cukup baik. Namun untuk meningkatkan motivasi dan aktivitas belajar siswa maka media yang digunakan harus lebih menarik, guru harus lebih variatif dalam memberikan pertanyaan pada siswa, dan games diharapkan dapat diikuti oleh seluruh siswa. Pada pelaksanaan siklus I peneliti mengalami beberapa hambatan, diantaranya paada pertemuan keempat games yang sudah direncanakan dalam RPP tidak dapat dilaksanakan karena waktu yang tidak cukup. Apalagi tes siklus I yang seharusnya akan diadakan pada pertemuan kelima akhirnya dilaksanakan pada pertemuan ini dikarenakan keterbatasan waktu, dimana 2 minggu lagi akan dilaksanakan TSS 3 sehingga materi harus selesai pada waktunya. Seluruh hasil yang diperoleh dari pelaksanaan siklus I ini menunjukkan bahwa indikator keberhasilan penelitian belum tercapai, sehingga penelitian dilanjutkan pada tahap siklus II dengan hasil refleksi ini digunakan untuk perbaikan.
73
3. Siklus II a) Tahap perencanaan Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan ini adalah menyiapkan jaringan tema, silabus dan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran).
Peneliti
juga
menyiapkan
instrumen-instrumen
penelitian, yaitu lembar observasi guru pada KBM, lembar observasi aktivitas belajar siswa, pedoman wawancara untuk guru dan siswa, serta membuat LKS untuk tiap pertemuan dan soal tes untuk akhir siklus II ini. b) Tahap pelaksanaan Tema pada siklus II ini adalah ”lingkungan” dengan alokasi waktu 5 kali pertemuan. Adapun materinya adalah bangun ruang sederhana (pertemuan ke-5), ukuran besar dan kecil (pertemuan ke-6), satuan panjang (pertemuan ke-7 dan ke-8), serta pelaksanaan tes akhir siklus II pada pertemuan ke-9. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran pada Siklus II dapat dilihat pada lampiran 2. Adapun uraian proses pembelajaran siklus II adalah sebagai berikut: 1) Pertemuan ke-5/ Senin, 10 Oktober 2008 Pertemuan kelima berlangsung selama 2 x 35 menit (2 jam pelajaran). Siswa yang hadir pada pertemuan kelima ini ada 32 orang dan siswa yang tidak hadir ada 3 orang, yaitu S4 dan S14 karena sakit serta S16 karena ijin. Pada pertemuan kedua ini mulai menggunakan tema ”lingkungan”. Materi yang disampaikan adalah bangun ruang sederhana (kubus, balok, tabung dan bola). Adapun materi yang digabungkan pada subbab ini adalah bentuk benda (pelajaran sains), memahami isi cerita (pelajaran bahasa indonesia), mengenal lingkungan rumah (pelajaran ips), membiasakan tertib di rumah (pelajaran Pkn) serta mengekspresikan diri melalui gambar (pelajaran seni budaya).
74
Pembelajaran dimulai dengan guru membacakan cerita tentang seorang ”Ahmad” yang membantu ibunya membersihkan gudang. Kemudian guru membimbing siswa untuk menyebutkan macam-macam benda yang ditemukan Ahmad dalam cerita tersebut. Kegiatan selanjutnya adalah guru menunjukkan beberapa bangun ruang dan menjelaskan nama dan ciri-ciri bangun tersebut. Kemudian dengan teknik tanya jawab guru membimbing siswa untuk menyebutkan contoh benda-benda di rumah dan di sekitar kelas yang mirip dengan bangun ruang-bangun ruang tersebut. Kemudian guru menunjukkan gambar yang berisi beberapa macam ruangan di dalam rumah. Dengan teknik tanya jawab guru menjelaskan nama dan fungsi ruangan tersebut serta memberi nasihat untuk membiasakan hidup rapi dengan meletakkan benda sesuai dengan tempatnya. Untuk mengingat kembali materi bangun ruang maka dilakukan games, yaitu dengan meletakkan sebanyak mungkin bangun ruang di depan kelas kemudian secara kelompok menjawab dengan cepat nama bangun ruang yang ditubjuk secara cepat oleh guru. Pemenang games adalah kelompok yang dapat menjawab seluruh pertanyaan dengan benar, cepat dan kompak. Adapun aktivitas siswa pada pertemuan ini adalah saat guru
becerita
tidak
semua
siswa
mendengarkan
dan
memperhatikan guru, namun pada saat tanya jawab da games hampir seluruh siswa semangat untuk menjawabnya. Sedangkan siswa yang bertanya hanya 6 orang, yaitu yaitu S1, S3, S6, S11, S21, dan S22. Setelah games selesai, guru membimbing siswa untuk menyimpulkan kembali nama-nama bangun ruang dan contohnya. Sebagai evaluasi, pada akhir pembelajaran siswa diberikan LKS berupa soal latihan 5 yang berjumlah 10 soal.
75
b. Pertemuan ke-6/ Rabu, 12 November 2008 Pertemuan keenam berlangsung selama 2 x 35 menit (2 jam pelajaran) dan dihadiri oleh seluruh siswa yaitu 35 orang. Pada pertemuan kedua ini masih menggunakan tema ”lingkungan”. Materi yang disampaikan adalah ukuran besar dan kecil. Adapun materi yang digabungkan pada subbab ini adalah mengetahui dan menirukan suara hewan (pelajaran bahasa indonesia), serta menggunting dan menempel (pelajaran seni budaya). Pembelajaran dimulai dengan tebak-tebakan, yaitu guru menempel
beberapa
gambar
hewan
dan
siswa
diminta
menyebutkan nama hewan serta membunyikan suara hewan tersebut. Setelah itu guru menjelaskan tentang besar, kecil, lebih besar dan lebih kecil. Kemudian guru memberikan kesempatan bagi siswa yang mau bertanya dan belum memahami materi. Pada pertemuan keenam ini seluruh siswa memperhatikan penjelasan guru dan menjawab petanyaan guru. Adapun siswa yang berani dan mau untuk bertanya ada 11 anak, yaitu S2, S5, S12, S14, S15, S16, S25, S26, S27, S31, dan S35. Hal ini lebih baik dari pertemuan-pertemuan
sebelumnya,
meskipun
beberapa
menanyakan masalah yang sama. Seperti S25 dan S35 bertanya: ”Ibu, kambing itu besar atau kecil?”. Kegiatan selanjutnya adalah guru meletakkan gambar hewan yang sama (ikan) dengan 3 ukuran yang berbeda, kemudian perwakilan tiap kelompok diminta maju untuk mengurutkan benda tersebut dari yang terkecil sampai terbesar. Bagi siswa yang maju dan menjawab dengan benar diberikan hadiah stiker. Sebagian besar siswa berebut untuk maju, namun setiap kelompok hanya 3 orang yang diberi kesempatan.
76
Dokumentasi
aktivitas siswa mengikuti games pada
pertemuan keenam dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 4 Aktivitas Mengikuti Games pada Pertemuan ke-6
Agar siswa yang lain tidak kecewa, maka dimulailah games yang dapat melibatkan seluruh siswa. Guru menjelaskan aturan games, yaitu siswa harus menjawab ”besar,besar,besar” apabila hewan yang disebut guru berukuran besar namun dengan gerakan tangan menyatakan kebalikanya (kecil) dan menjawab ”kecil, kecil, kecil” apabila hewan yang disebut guru berukuran kecil namun dengan gerakan tangan menyatakan kebalikanya (besar). Permainan berjalan dengan lancar dan seluruh siswa terlihat senang serta semangat untuk mengikutinya, bahkan siswa saling menertawakan ekspresi temannya yang kaget dan bingung saat tiba-tiba ditunjuk oleh guru. Setelah games berakhir, guru membimbing siswa untuk menyimpulkan kembali materi ukuran besar dan kecil. Sebagai evaluasi, pada akhir pembelajaran siswa diberikan LKS berupa soal latihan 6 yang berjumlah 8 soal.
c. Pertemuan ke-7/ Jumat, 14 November 2008 Pertemuan ketujuh berlangsung selama 2 x 35 menit (2 jam pelajaran) dan dihadiri oleh seluruh siswa yaitu 35 orang.
77
Pada pertemuan ketujuh ini masih menggunakan tema ”lingkungan”. Materi yang disampaikan adalah satuan panjang tidak baku (langkah, depa, jengkal, dan telapak kaki). Adapun materi yang digabungkan pada subbab ini adalah
memahami
cerita pendek (pelajaran bahasa indonesia), akhlak terpuji dan tercela (pelajaran akidah akhlak), serta mengekspresikan diri melalui gambar (pelajaran seni budaya. Pembelajaran dimulai dengan guru membacakan cerita tentang ”Si Pinokiyo” dengan menempel gambar pinokiyo yang semula berhidung pendek dan yang berhidung panjang. Kemudian dengan metode tanya jawab siswa diminta menyimpulkan isi cerita tersebut dan guru mengingatkan kembalitentang pelajaran akidah akhlak tentang akhlak terpuji dan tercela. Kegiatan selanjutnya guru menjelaskan macam-macam satuan panjang tidak baku yaitu jengkal, depa, langkah, dan telapak kaki. Guru memberi contoh cara mengukurnya dan siswa menghitungnya, setelah itu guru membimbing siswa untuk mempraktekkan masing-masing satuan panjang. Disini guru mengalami kerepotan untuk membimbing siswa untuk menirukan gerakan dengan benar (khususnya untuk jengkal), hanya beberapa siswa yang bisa mengikuti sedangkan yang lain bingung. Seperti S9 yang bertanya: ”Ibu, gimana? Susah..” dan S29: ”Ibu, begini ya?” (dengan menunjukkan gerakannya yang masih salah). Untuk lebih tahu apakah siswa sudah dapat mengukur dengan baik, maka guru menunjuk beberapa siswa untuk mengukur panjang papan tulis dengan satuan depa, jengkal, dan langkah. Sedangkan siswa yang lain memperhatikannya. Setelah itu guru membagikan tugas berupa 10 soal yang harus diisi siswa dengan mengukur sendiri panjang benda di sekitar kelas, dengan tetap diperhatikan oleh guru beserta kolabortor dan guru pendamping. Kegiatan ini dilaksanakan dengan baik oleh siswa,
78
meskipun suasana sedikit gaduh karena siswa berlarian kesanakemari. Dokumentasi aktivitas siswa saat melakukan tugas pengukuran dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Gambar 5 Aktivitas Mengerjakan Tugas pada Pertemuan ke-7
4) Pertemuan ke-8/ Senin, 17 November 2008 Pertemuan kedelapan ini berlangsung selama 2 x 35 menit (2 jam pelajaran) dan dihadiri oleh seluruh siswa yaitu 35 orang. Pembelajaran dimulai dengan guru menempel media berupa sedotan 3 warna dengan ukuran yang berbeda dan kemudian siswa diminta untuk membandingkannya. Kemudian media sedotan diganti dengan gambar alat transportasi berupa mobil dan kereta api. Guru menjelaskan cara menyatakan lebih panjang, sama panjang, dan lebih pendek. Setelah itu dengan tehnik tanya jawab siswa diminta membandingan panjang benda di sekitar kelas, seperti buku dengan pensil dan meja dengan papan tulis. Kegiatan selanjutnya adalah games. Games yang pertama guru membagikan sebuah sedotan kepada setiap siswa, kemudian tiap kelompok menyambungkan tiap sedotan tersebut. Bagi kelompok yang dapat selesai lebih cepat, maka merekalah
79
pemenangnya. Suasana kelas pada saat games ini sedikit gaduh karena peserta yang sudah selesai menyambungkan sedotannya ikut menyemangati temannya yang lain. Namun kegaduhan ini menunjukkan siswa senang dan semangat mengikuti games. Setelah games berakhir, guru membimbing siswa untuk menyimpulkan kembali materi panjang dan pendek. Sebagai evaluasi, pada akhir pembelajaran siswa diberikan LKS berupa soal latihan 8 yang berjumlah 10 soal.
5) Pertemuan ke-9/ Rabu, 19 November 2008 Pada pertemuan kesembilan ini dilakukan tes akhir siklus 2, yaitu dengan bangun ruang sederhana, ukuran besar dan kecil, serta satuan panjang. Tes ini berupa soal uraian berjumlah 20 soal dengan alokasi waktu 1 jam pelajaran (35 menit). Pelaksanaan tes siklus I ini berjalan lancar dan siswa sudah mulai mandiri saat mengerjakan soal, meskipun masih ada beberapa siswa yang masih menanyakan jawaban. Guru hanya meyakinkan bahwa semuanya pasti bisa, semuanya sudah dipelajari bersama. Dokumentasi aktivitas siswa mengerjakan soal tes siklus II dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Gambar 6 Aktivitas Siswa pada Pelaksanaan Tes Akhir Siklus 2
80
Kemudian peneliti melaksanakan wawancara dengan guru kelas dan siswa untuk mengungkap pendapat mereka tentang penerapan model pembelajaran tematik pada siklus 2 ini.
c) Tahap observasi dan analisis Tahap ini berlangsung bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Pada setiap pelaksanaan tindakan, peneliti didampingi oleh guru kelas sebagai kolaborator dan juga sebagai observer. Observer melakukan pengamatan langsung tentang pelaksanaan pembelajaran tematik dan aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran. Hasil pengamatan aktivitas belajar siswa melalui lembar observasi dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4 Rekapitulasi Persentase Aktivitas Belajar Siswa Pada Pembelajaran Siklus 2 No
Aspek yang diamati
Pert.1
Pert. 2
Pert. 3
Pert. 4
Rata-rata
1
Memperhatikan penjelasan guru
18 (54,55%)
35 (100%)
33 (94,28%)
33 (94,28%)
85,78%
2
Memperhatikan pertanyaan/ tanggapan teman
17 (51,52%)
17 (48,57%)
17 (48,57%)
18 (51,43%)
50,02%
3
Bertanya pada guru
6 (18,18%)
11 (31,43%)
9 (25,71%)
6 (18,14%)
23,11%
4
Menjawab pertanyaan guru
31 (93,94%)
35 (100%)
27 (77,14%)
35 (100%)
92,77%
5
Mendengarkan penjelasan guru
26 (78,79%)
35 (100%)
35 (100%)
35 (100%)
94,69%
6
Mengikuti games
33 (90,63%)
35 (100%)
0 (0%)
35 (100%)
75%
7
Mengerjakan tugas
33 (100%)
35 (100%)
35 (100%)
35 (100%)
100%
8
Berekspresi: senang,bosan,berani
26 (78,79%)
35 (100%)
29 (82,86%)
35 (100%)
90,44%
33
35
35
35
Jumlah siswa hadir Rata-rata aktivitas total
76,47%
81
Berdasarkan tabel di atas, diperoleh informasi bahwa aktivitas belajar siswa pada siklus II adalah sebagai berikut: 1. Akitivitas mendengarkan dan aktivitas memperhatikan guru Rata-rata persentase siswa yang mendengarkan penjelasan guru sebanyak 94,69% dan yang memperhatikan penjelasan guru sebanyak 85,78%. Hal ini menunjukkan bahwa siswa yang mendengarkan guru sudah cukup banyak, akan tetapi masih ada beberapa siswa yang tidak memperhatikan penjelasan guru dengan sungguh-sungguh. Kedua aspek ini sudah menunjukkan adanya peningkatan yang sangat baik bila dibandingkan dengan hasil persentase pada siklus I. Dokumentasi
aktivitas
siswa
saat
memperhatikan
penjelasan guru dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Gambar 7 Aktivitas Memperhatikan Guru pada Siklus II
2. Akitivitas memperhatikan pertanyaan/tanggapan teman Rata-rata
persentase
siswa
pada
aktivitas
memperhatikan
pertanyaan/tanggapan teman hanya sebanyak 50,02%. Persentase ini terbilang cukup. Ketika salah satu siswa bertanya, menjawab pertanyaan guru atau maju ke depan maka siswa yang lain diarahkan untuk memperhatikannya, namun masih ada siswa yang acuh dan tidak memperhatikannya. Dan apabila dilihat dari tiap pertemuan maka aktivitas ini tidak mengalami peningkatan yang baik, cenderung selalu sama.
82
3. Akitivitas bertanya dan menjawab pertanyaan guru Aktivitas siswa bertanya pada guru, dari tabel di atas didapatkan rata-rata persentase 23,11%. Persentase ini merupakan yang terkecil dari seluruh aspek aktivitas yang diobservasi, sama seperti hasil pada siklus I. Namun pada siklus 2 ini keberanian siswa untuk bertanya pada tiap pertemuan meningkat, dan selalu berubah siswanya. Sehingga dapat dikatakan pada siklus 2 aspek ini meningkat. Sedangkan untuk rata-rata persentase siswa pada aktivitas menjawab pertanyaan guru sebesar 92,77%. Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas siswa dalam hal menjawab pertanyaan guru sangat baik. Pada siklus 2 ini, guru mencoba lebih variatif dalam memberikan pertanyaan, misalnya dengan tehnik tebakan dan memberi soal yang menarik (dengan gambar/media). Mungkin hal ini yang mengakibatkan siswa lebih semangat untuk menjawab pertayaan guru. 4. Akitivitas mengerjakan tugas Untuk aktivitas mengerjakan tugas, ini merupakan aspek yang paling baik yaitu dengan persentase 100%. Memang pada setiap pertemuan seluruh siswa selalu mengerjakan tugas. 5. Akitivitas mengikuti games dan berekspresi Aktivitas siswa mengikuti games mencapai rata-rata 75%. Siswa sangat bersemangat mengikuti games, hal ini terlihat pada setiap pertemuan seluruh siswa dapat mengikuti games. Namun pada pertemuan ketujuh, guru tidak memberikan games karena waktu yang tidak cukup. Sedangkan untuk aktivitas berekspresi mencapai 90,44%, karena pada tiap pembelajaran masih ada 2-4 siswa yang selalu diam dan tidak dapat terlihat ekspresinya. Hasil belajar selama siklus II diperoleh dari tes akhir siklus II pada pertemuan kesembilan. Hasil tes akhir siklus II tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:
83
Tabel 5 Nilai Tes Akhir Siklus II Interval
F
f
70-75
2
5,71%
100%
76-80
4
11,43%
94,29%
81-85
8
22,86%
82,86%
86-90
5
14,29%
60%
91-95
7
20%
45,71%
96-100
9
25,71%
25,71%
f relatif kumulatif
relatif
Keterangan: Nilai tertinggi
= 100
Jumlah siswa = 35
Nilai terendah
= 70
Rata-rata
= 90
Berdasarkan tabel 5 di atas terlihat bahwa hasil belajar siswa pada siklus 2 ini mencapai rata-rata 90. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa pada siklus 2 ini sangat baik dan tidak ada lagi siswa yang mendapat nilai dibawah KKM.
c) Tahap refleksi/ 19 dan 20 November 2008 Pada tahap ini peneliti dan kolaborator melakukan refleksi terhadap hasil dari analisis data dan seluruh pelaksanaan pembelajaran siklus II. Adapun hasil refleksi tersebut adalah sebagai berikut: Pada siklus II ini dilanjutkan kembali penerapan model pembelajaran tematik pada pelajaran matematika, yaitu dengan tema ”lingkungan”. Melalui tema ini guru dapat menyampaikan materi pelajaran matematika dan menggabungkan beberapa materi pelajaran lain seperti bahasa Indonesia, Pkn, ips, sains, akidah akhlak, dan seni budaya dengan menggunakan variasi metode mengajar, seperti simulasi, penugasan, tanya jawab dan games. Selain itu, media yang digunakan dibuat lebih menarik, pertanyaan kepada siswa lebih variatif, dan digunakan games yang dapat diikuti oleh seluruh siswa.
84
Selama pelaksanaan pembalajaran siklus II ini siswa memberikan respon yang semakin baik. Pada setiap pertemuan terlihat peningkatan aktivitas belajar siswa dan motivasi siswa terhadap pelajaran matematika. Dengan pertanyaan guru yang lebih variatif maka siswa yang menjawab pertanyan menjadi lebih banyak dan seluruh siswa dapat mengikuti games dengan penuh semangat. Berdasarkan hasil observasi diperoleh rata-rata persentase aktivitas belajar siswa mencapai 76,47%. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata persentase aktivitas belajar siswa pada siklus II telah mencapai indikator keberhasilan penelitian ini, dimana rata-rata persentase aktivitas belajar siswa harus mencapai 70%. Berdasarkan tes hasil belajar yaitu tes akhir siklus II ini mencapai rata-rata 90 dengan nilai terendah 70. Hal ini juga menunjukkan bahwa tes hasil belajar siswa pada siklus II telah mencapai
indikator
keberhasilan penelitian ini, dimana rata-rata tes hasil belajar siswa mencapai nilai 80 dan tidak ada siswa yang mendapat nilai dibawah KKM yaitu 65. Adapun hasil wawancara terhadap guru dan siswa memberikan informasi bahwa siswa sangat merespon baik model pembelajaran tematik ini dan guru kelas juga menganggap bahwa penerapan model pembelajaran tematik ini telah dilaksanakan dengan sangat baik sehingga dapat dikatakan berhasil. Berdasarkan hasil refleksi siklus II ini, yaitu bahwa kedua indikator keberhasilan telah tercapai maka penelitian tindakan kelas ini dihentikan sampai dengan siklus II.
F. Pemeriksaan Keabsahan Data Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini terdiri atas instrument tes dan non tes. Untuk tes digunakan tes formatif yaitu tes yang dilaksanakan pada setiap akhir siklus, dan tes subsumatif yang diberikan pada akhir pembelajaran yaitu berupa soal latihan pada LKS
85
(Lembar Kerja Siswa). Tes ini bertujuan untuk menganalisis peningkatan hasil belajar matematika siswa pada tiap pertemuan dan tiap siklus sebagai implikasi dari PTK. Sedangkan instrumen non tes berupa lembar observasi dan wawancara yang ditujukan untuk guru dan siswa. Lembar observasi diisi pada setiap pertemuan sedangkan wawancara dilakukan pada setiap akhir siklus. Untuk mengetahui apakah data yang diperoleh valid dan memiliki tingkat keterpercayaan yang tinggi, dilakukan member check. Kegiatan ini meliputi memeriksa kembali keterangan atau informasi yang diperoleh selama observasi dari narasumber, memeriksa apakah data tersebut tetap sifatnya atau tidak berubah sehingga dapat dipastikan keajegannya, dan memastikan kebenaran data. Selain melakukan member check, untuk mendapatkan data yang absah dilakukan pula teknik triangulasi melalui pengamatan terhadap aktivitas
belajar
siswa
apakah
menunjukkan
peningkatan
dengan
diterapkannya model pembelajarn tematik. Hal ini bertujuan untuk menggali data dari sumber yang sama yaitu siswa, dengan menggunakan cara yang berbeda. Peneliti juga secara rutin melakukan diskusi dengan guru kolaborator mengenai hasil observasi yang diperoleh, dibaca berulang-ulang, dan menghilangkan data yang tidak relevan dengan fokus penelitian. Hal ini bertujuan agar data yang diperoleh sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Untuk mengetahui apakah hasil wawancara dengan siswa tentang persepsi siswa terhadap penerapan model pembelajaran matematika, bagaimana aktivitas belajar siswa dan dampaknya terhadap hasil belajar siswa didapat informasi dari keadaan yang sebenarnya, wawancara dilakukan secara berulang, yaitu pada jam istirahat setiap pertemuan. Adapun siswa yang dipilih saat wawancara, diambil berdasarkan prestasi belajarnya yang rendah, sedang dan tinggi. Hal ini bertujuan agar informasi yang diperoleh dapat mewakili siswa dalam kelas secara keseluruhan. Wawancara juga dilakukan terhadap guru kolaborator untuk memperoleh informasi dari sumber yang berbeda.
86
G. Analisis Data Tahap analisis dimulai dengan membaca keseluruhan data yang ada, yang diperoleh dari berbagai sumber. Diantaranya sebagai berikut: 1. Lembar Observasi Lembar observasi terdiri dari dua macam yaitu lembar observasi guru pada KBM untuk menilai kualitas guru dalam penerapan model pembelajaran tematik dan lembar observasi aktivitas belajar matematika siswa untuk mengetahui persentase aktivitas belajar siswa. Lembar observasi juga digunakan untuk menganalisis dan merefleksi setiap siklus. Adapun hasil observasi aktivitas belajar siswa dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 6 Rekapitulasi Persentase Aktivitas Belajar Siswa No 1
Aspek yang diamati Memperhatikan penjelasan guru
Siklus 1
Siklus 2
52,69%
85,78%
2
Memperhatikan pertanyaan/ tanggapan teman
27,45%
50,02%
3
Bertanya pada guru
11,14%
23,11%
4
Menjawab pertanyaan guru
43,31%
92,77%
5
Mendengarkan penjelasan guru
68,58%
94,69%
6
Mengikuti games
72,66%
75%
7
Mengerjakan tugas
100%
100%
8
Berekspresi: senang,bosan,berani
91,66%
90,44%
58,44%
76,47%
Rata-rata
Berdasarkan tabel di atas diperoleh informasi bahwa rata-rata persentase aktivitas belajar siswa mengalami peningkatan 18,03%. Data pada tabel tersebut juga menunjukkan bahwa tindakan yang dilakukan
87
pada siklus II telah dapat memperbaiki/meningkatkan sebagian besar aspek aktivitas yang masih rendah pada siklus I, seperti aktivitas memperhatikan penjelasan guru, menjawab pertanyaan, bertanya pada guru, dan memperhatikan tanggapan teman. Perbandingan persentase aktivitas belajar siswa pada siklus I dan siklus II disajikan dalam diagram sebagai berikut: 100
Persentase
80
Siklus 1 Siklus 2
60 40 20 0 1
Ket:
2
3
4
5
Aspek aktivitas
6
7
8
Aspek 1. Memperhatikan penjelasan guru 2. Memperhatikan pertanyaan/ tanggapan teman 3. Bertanya pada guru 4. Menjawab pertanyaan guru 5. Mendengarkan penjelasan guru 6. Mengikuti games 7. Mengerjakan tugas 8. Berekspresi: senang,bosan,berani
Gambar 8 Diagram Batang Peningkatan Persentase Aktivitas Belajar
Selain dalam bentuk persentase aktivitas belajar siswa, peneliti juga menyajikan data skor aktivitas belajar setiap siswa pada tiap siklus. Statistik deskriptif skor aktivitas dapat dilihat pada tabel berikut:
88
Tabel 7 Statistik Deskriptif Peningkatan Skor Aktivitas Belajar Siswa Statistik
Siklus I
Siklus II
Skor minimum
4
18
Skor maksimum
27
30
Rata-rata
18.03
24
Standar Deviasi
4,57
3,15
Berdasarkan tabel di atas diperoleh informasi bahwa rata-rata skor aktivitas belajar siswa mencapai peningkatan +6 poin. Hal ini menunjukkan bahwa tindakan pada siklus II juga meningkatkan skor aktivitas belajar setiap siswa. Berdasarkan hasil standar deviasi pada tabel di atas, dapat diperoleh informasi bahwa standar deviasi pada siklus II mengalami penurunan dari 4,57 menjadi 3,15. Hal ini menunjukkan bahwa perolehan skor aktivitas tiap siswa semakin merata. Adapun peningkatan skor tiap siswa dapat dilihat pada lampiran 23.
2. Tes hasil belajar Untuk tes hasil belajar digunakan tes formatif yaitu tes yang dilaksanakan pada setiap akhir siklus, dan tes subsumatif yang diberikan pada akhir pembelajaran yaitu berupa soal latihan pada LKS (Lembar Kerja Siswa). Adapun hasil tes tersebut dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 8 Statistik Deskriptif Peningkatan Hasil Belajar Siswa Statistik
Siklus I
Siklus II
Nilai tertinggi
100
100
Nilai terendah
50
70
Rata-rata
86,71
90
Standar deviasi
10,98
8,57
89
Berdasarkan tabel 8 tersebut diperoleh informasi bahwa hasil belajar siswa selalu mencapai rata-rata yang baik yaitu diatas 80. Rata-rata nilai pada siklus II mengalami peningkatan 3,29 yaitu dari yang sebelumnya 86,71 menjadi 90. Pada siklus I masih ada siswa yang mendapat nilai dibawah KBM yaitu 65, namun pada siklus II nilai terendahnya adalah 70 dan sudah tidak ada lagi siswa yang mendapat nilai dibawah KBM. Peningkatan hasil belajar jika disajikan dalam diagram batang adalah sebagai berikut: 90 80
Nilai Rata-rata
70 60 50 40 30 20 10 0 Siklus I
Siklus II
Tes Hasil Belajar
Gambar 9 Diagram Batang Peningkatan Hasil Belajar Matematika Siswa
3. Wawancara Selain data yang diperoleh dari lembar observasi dan tes hasil belajar, penelitian ini juga diperkuat dengan hasil wawancara yang dilakukan peneliti pada guru dan siswa. Wawancara dilakukan sebelum tindakan dan setelah tindakan. Pada wawancara yang dilakukan pada guru sebelum tindakan (penelitian pendahuluan) diperoleh informasi bahwa siswa jarang sekali bertanya tentang materi pelajaran dan masih ada sebagian kecil siswa yang sering acuh saat guru menjelaskan ataupun memberi pertanyaan. Sebagian
90
besar siswa menyukai pelajaran matematika karena mudah dan memang suka, sedangkan yang lain menyatakan tidak suka karena cape mengerjakan soal. Para siswa juga kadang merasa bosan saat belajar matematika yang selalu mengerjakan soal. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru dan siswa pada siklus I diperoleh informasi bahwa model pembelajaran tematik yang telah diterapkan sudah cukup baik. Namun untuk meningkatkan motivasi dan aktivitas belajar siswa maka media yang digunakan harus lebih menarik dan games diharapkan dapat diikuti oleh seluruh siswa. Adapun hasil wawancara dengan guru dan siswa pada siklus II memberikan informasi bahwa siswa sangat merespon baik model pembelajaran tematik ini dan guru kelas juga menganggap bahwa penerapan model pembelajaran tematik ini telah dilaksanakan dengan sangat baik sehingga dapat dikatakan berhasil.
H. Interpretasi Hasil Analisis Pada siklus I dari hasil pengamatan menunjukkan siswa cukup senang dan semangat belajar dengan diterapkannya model pembelajaran tematik. Aktivitas belajar siswa pada aspek mengerjakan tugas dan mengikuti games pad kedua siklus selalu baik. Ketika diberikan tugas berupa soal latihan pada LKS siswa dapat mengerjakannya dengan baik dan tertib (tidak gaduh ataupun berpindah-pindah tempat), meskipun pada siklus I masih banyak siswa yang sering menanyakan jawabannya kepada guru namun pada siklus II siswa mulai mandiri dalam mengerjakan tugas. Dan ketika diberikan games siswa sangat semangat untuk mengikutinya, meskipun pada siklus I masih ada beberapa yang masih tidak peduli dan malas mengikuti games namun pada siklus II hal ini tidak terjadi lagi, games yang dibuat oleh guru dapat diikuti oleh seluruh siswa. Pada aspek mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru pada siklus I menunjukkan persentase +50%, hal ini dianggap masih kurang karena aspek memperhatikan penjelasan guru merupakan aspek yang sangat penting.
91
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas diperoleh informasi bahwa kekurangan pada aspek ini disebabkan suara guru kurang nyaring. Setelah dilakukan perbaikan pada siklus II maka kedua aspek ini meningkat sehingga mencapai lebih dari 85%. Untuk aspek menjawab pertanyaaan menjawab pertanyaan
guru,
bertanya pada guru, dan memperhatikan tanggapan teman pada siklus I masih sangat rendah. Siswa sangat jarang bertanya guru menjelaskan materi tetapi sebagian besar siswa bertanya ketika mengerjakan soal, masih seperti yang terjadi pada penelitian pendahuluan. Namun pada siklus II hal ini mulai membaik, siswa punya kemauan untuk bertanya tentang materi pelajaran. Siswa yang menjawab pertanyaan guru juga semakin banyak dengan diberikannya hadiah ataupun poin bagi siswa yang aktif menjawab. Dari seluruh aspek aktivitas yang diukur, rata-rata persentase aktivitas belajar siswa pada siklus I mencapai 58,44% dan mengalami peningkatan pada siklus II, yaitu menjadi 76,47%. Sedangkan rata-rata skor aktivitas siswa pada siklus I adalah 18,03 dan megalami peningkatan pada siklus II , yaitu menjadi 24. Pada siklus II ini seluruh siswa dapat mengikuti games dan mengerjakan tugas dengan baik, sebagian besar siswa memperhatikan penjelasan guru dan menjawab pertanyaan guru, serta siswa yang mau memperhatikan tanggapan teman mencapai +50%. Hampir seluruh aspek aktivitas belajar sudah dapat mencapai persentase yang tinggi, namun ada satu aspek aktivitas belajar yang masih sangat rendah yaitu aktivitas bertanya pada guru yang hanya dapat mencapai +23% (lihat gambar 8). Sedangkan hasil belajar matematika siswa yang diperoleh dari nilai tes akhir siklus I dan siklus II, keduanya menunjukkan rata-rata yang sangat baik yaitu mencapai 80. Rata-rata nilai pada siklus II mengalami peningkatan 3,29 yaitu dari yang sebelumnya 86,71 menjadi 90. Pada siklus I masih ada 2 orang siswa yang mendapat nilai dibawah KBM yaitu 65, namun pada siklus II nilai terendahnya adalah 70 dan sudah tidak ada lagi siswa yang mendapat nilai dibawah KBM.
92
I. Pembahasan Temuan Penelitian 1. Penerapan
model pembelajaran tematik dapat
meningkatkan
motivasi belajar matematika siswa Penerapan model pembelajaran tematik dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Hal ini terlihat dari hasil pernyataan ekspresi siswa yang ada di setiap bagian akhir LKS, dimana jumlah siswa yang memilih ekspresi senang belajar tematik semakin meningkat. Berdasarkan hasil wawancara, siswa menyatakan senang belajar tematik karena guru menggunakan berbagai metode yang bervariatif sehingga siswa tidak merasa bosan atau jenuh dan seluruh kegiatan pembelajaran berkaitan dengan tema.
2. Penerapan
model pembelajaran tematik dapat
meningkatkan
aktivitas belajar matematika siswa Penerapan model pembelajaran tematik dapat meningkatkan aktivitas siswa karena prinsip pembelajaran ini adalah sebuah pembelajaran yang memiliki karakteristik pemberdayaan peserta didik, aktivitas, pemodelan, demonstrasi, bernyanyi, menghasilkan karya, dan terintegrasi dengan kehidupan nyata peserta didik (kontekstual).51 Jadi dalam setiap pembelajaran yang lebih berperan aktif adalah siswa. Peningkatan aktivitas belajar matematika siswa ini dapat terlihat dari hasil observasi yang menunjukkan bahwa rata-rata persentase aktivitas belajar siswa pada siklus I adalah 58,44% dan meningkat pada siklus II menjadi 76,47%.
3. Penerapan model pembelajaran tematik dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa Seiring dengan meningkatnya aktivitas belajar siswa dengan penerapan model pembelajaran tematik maka hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan. Peningkatan hasil belajar siswa terlihat dari hasil 51
Departeman Agama, Pedoman Pelaksanaan.........., h. 13
93
tes akhir siklus I dan siklus II yang nilai rata-ratanya meningkat, meskipun hanya 3,29 yaitu dari yang sebelumnya 86,71 menjadi 90.
4. Pemberian poin dan hadiah dapat meningkatkan motivasi siswa pada aspek aktivitas menjawab pertanyaan guru dan mengerjakan tugas Pemberian poin dan hadiah bagi siswa yang dapat menjawab soal yang diberikan guru dapat meningkatkan motivasi siswa, mereka menjadi lebih semangat untuk menjawab dan berkompetisi untuk mendapatkan hadiah atupun menambah poin sebanyak-banyaknya.
5. Penggunaan lembar kerja siswa (LKS) dapat meningkatkan motivasi siswa dalam mengerjakan tugas Hal ini berdasarkan hasil pengamatan dan hasil wawancara dengan siswa yaitu bahwa siswa sangat menyukai LKS yang diberikan guru karena memudahkan siswa dalam mengerjakan tugas. Penggunaan LKS juga sangat efektif dan membantu guru untuk lebih banyak memanfaatkan waktu belajar.
6. Aktivitas belajar mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar matematika siswa Berdasarkan analisis terhadap rata-rata persentase aktivitas belajar siswa dan rata-rata hasil belajar siswa, maka keduanya menunjukkan adanya
pengaruh
dimana
peningkatan
aktivitas
mengakibatkan peningkatan pada hasil belajar siswa.
BAB V
belajar
juga
94
KESIMPULAN DAN SARAN
C. Kesimpulan Berdasarkan
deskripsi data
dan pembahasan
maka
dapat
disimpulkan hal-hal sebagai berikut: 1. Model pembelajaran tematik dapat diterapkan pada mata pelajaran matematika. Penerapan model pembelajaran tematik tidak harus dilakukan secara menyeluruh namun dapat dilakukan pada suatu pelajaran, misalnya pelajaran matematika. Materi utamanya adalah matematika dan ditambah materi-materi pelajaran lain yang sesuai dengan tema yang dibuat oleh guru. Dalam hal ini guru dituntut untuk kreatif sehingga dapat membuat tema yang sesuai dan dapat memadukan beberapa materi pelajaran dengan tema tersebut. Respon siswa sangat baik terhadap model pembelajaran tematik pada pelajaran matematika. Hal ini dikarenakan model pembelajaran tematik dapat mempersatukan beberapa materi dalam satu tema. Selain itu, dalam penerapan pembelajaran tematik guru dapat menggunakan metode yang bervariasi sehingga siswa tidak merasa bosan. 2. Model pembelajaran tematik dapat meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa. Peningkatan aktivitas belajar matematika siswa ini dapat terlihat dari hasil observasi yang menunjukkan bahwa rata-rata persentase aktivitas belajar siswa pada siklus I adalah 58,44% dan setelah dilakukan perbaikan selama pembelajaran pada siklus II maka rata-rata persentase aktivitas belajar siswa pada siklus II ini meningkat menjadi 76,47%. 3. Dari semua indikator aktivitas belajar siswa, yang dapat ditingkatkan melalui
penerapan
model
pembelajaran
tematik
yaitu
aktivitas
mendengarkan, memperhatikan, menjawab pertanyaan, mengikuti games, mengerjakan tugas, dan bertanya. Namun untuk aspek bertanya ini, peningkatanya paling rendah. Pada siklus I persentase aspek bertanya adalah 11,14% dan pada siklus II meningkat hanya sampai 23,11%. 82
95
4. Model pembelajaran tematik dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa. Hal ini terlihat dari adanya peningkatan rata-rata nilai tes hasil belajar yang diberikan pada setiap akhir siklus. Pada siklus I nilai rataratanya sebesar 86,71 dan pada siklus II meningkat menjadi 90 serta tidak ada siswa yang mendapat nilai di bawah KKM yaitu 65.
D. Saran 1. Berdasarkan penelitian ini, untuk meningkatkan motivasi belajar matematika siswa guru hendaknya lebih variatif dalam menggunakan metode pengajaran dan membuat media-media yang menarik bagi siswa. 2. Agar pembelajaran menjadi bermakna dan untuk mengatasi padatnya kurikulum, guru dapat menggunakan model pembelajaran tematik. 3. Simulasi ataupun games yang berkaitan/mengandung materi pelajaran sangat baik digunakan dalam setiap pembelajaran. 4. Perkembangan aktivitas belajar siswa harus selalu diperhatikan oleh guru dan guru harus selalu melatih siswa untuk mandiri dalam mengerjakan tugas ataupun ulangan. 5. Berdasarkan data skor aktivitas dan hasil belajar, terlihat adanya pengaruh peningkatan skor aktivitas terhadap peningkatan hasil belajar. Oleh karena itu, dapat dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui korelasi antara keduanya. 6. Karena dari semua indikator aktivitas siswa yang paling rendah adalah kemampuan bertanya, maka dapat dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengatasi rendahnya kemampuan bertanya siswa.
96
DAFTAR PUSTAKA
AM, Sardiman. Interaksi dan motivasi belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004 Arikunto, Suharsimi. Dasar-dasar Evaluasi Penelitian. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2001 Arikunto, Suharsimi. Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2006 B. Uno, Hamzah. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2007 Departemen Agama. Pedoman Pelaksanaan Pembelajaran Tematik, Jakarta: Departemen Agama RI, 2005 Depdiknas. Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Depdiknas, 2003 Djamarah, Syaiful Bahri. Psikologi belajar, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002 Hamalik, Oemar. Proses Belajar Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara, 2003 HM Rohani, Ahmad. Pengelolaan Pengajaran, Jakarta: PT Rineka Cipta, Cet. Ke-2, 2004 http://pembelajaranguru.wordpress.com/2008/05/20/karakteristik-perkembangananak-usia-kelas-awal-sd-serta-pembelajaran-tematik-keuntunganpenggunaan/ http://pembelajaranguru.wordpress.com/2008/05/20/pembelajaran-tematik-artipenting/ http://pembelajaranguru.wordpress.com/2008/05/20/pembelajaran-tematiklandasan/ http://www.indopos.co.id/index.php?act=detail_c&id=3336 Iska, Zikri Neni. Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan, (Jakarta: Kizi Bother’s, 2008 Ismail, dkk. Kapita Selekta Pembelajaran Matematika, Jakarta: Universitas Terbuka, 2000 Irwanto, Psikologi Umum, Jakarta: PT Prenhallindo, 2002
97
Kunandar. Guru Profesional, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2007 L. Silberman, Melvin. Active Learning, Bandung, Nusamedia, Edisi Revisi, 2006 Masykur, Moch dan Fathani, Abd. Halim. Mathematical Intelligence, Jakarta: ArRuzz Media, Cet. Ke-1, 2007 Rasyad, Aminuddin. Teori Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Uhamka Press, Cet. Ke-6, 2006 Sudijono, Anas. Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2007 Suharsono. Membelajarkan Anak Dengan Cinta, Jakarta: Inisiasi Press, 2003 Suherman, H. Erman et al. Common Text Book; Strategi Pembelajaran Matematika Kotemporer, Bandung: UPI, 2003 Sujanto, Agus. Psikologi Perkembangan, Jakarta: PT Rineka Cipta, Cet. Ke-7, 1996
98
Kisi-kisi Instrumen Tes Hasil Belajar Siklus 2 Pokok materi
: Bangun ruang sederhana, Ukuran besar dan kecil, Satuan panjang, Perbedaan jarak (dekat dan jauh)
Alokasi waktu : 45 menit No
Indikator
1
Mengidentifikasi contoh bangun ruang sederhana
2
Menyebutkan nama bangun ruang sederhana Membedakan benda berdasarkan ukurannya (besar dan kecil)
3
Kompetensi Bentuk C1 C2 C3 Soal Uraian √ √
Nomor Butir 1,2,3,4
√
Jumlah Butir 4
√
√
Uraian
17,18
2
√
√
Uraian
5,6,7,8
4
4
Mengurutkan benda berdasarkan ukurannya
√
√
Uraian
9
1
5
Membedakan panjang dan pendek
√
√
Uraian
14,15,16
3
6
Menggunakan satuan panjang dengan alat ukur tidak baku
√
√
Uraian
10,11,12,13
4
7
Membedakan jarak dekat dan jauh
√
√
Uraian
19, 20
2
Jumlah
√
20
99
latihan 1
nama/no absen:
________ isilah titik titik sesuai dengan jawaban yang benar 1) andi dan tiwi berangkat sekolah pada . . . . . hari
2) matahari terbenam pada . . . . . hari
3) bulan bersinar pada
. . . . hari
4) ibu membuat sarapan pada . . . . hari
5) kelelawar mencari makan pada . . . . hari
100
pembelajaran tematik matematika hari ini aku merasa …
a) senang
b) biasa aja
latihan 2
c) bosan
nama/no.absen:
________ jodohkanlah soal berikut sesuai dengan jawaban di samping dengan tanda panah 1) sebelum hari jumat adalah hari . . .
2) sebelum hari senin adalah hari . . .
3) sekarang hari Selasa, kemarin hari . . .
senin
selasa
rabu
4) sekarang hari selasa, besok hari . . .
kamis
5) sekarang hari rabu, kemarin hari . . .
jumat
6) besok hari sabtu, sekarang hari . . .
sabtu
minggu
101
7) sekarang hari kamis, lusa hari . .
pembelajaran tematik matematika hari ini aku merasa …
a) senang
latihan 3
b) biasa aja
c) bosan
nama/no.absen:
________ isilah titik titik sesuai dengan urutan nama bulan kemudian warnai gambar bulan berikut
januari februari ....... april .......
102
juni juli ....... september ....... november ..... ...
isilah titik titik sesuai dengan jawaban yang benar 1)
nama bulan pertama adalah . . .
2)
nama bulan terakir adalah . . .
3)
sebelum bulan mei adalah bulan . . .
4)
nama bulan ketiga adalah bulan . . .
5)
setelah bulan januari adalah bulan . . .
6)
satu tahun ada . . . bulan
7)
nama bulan ke-10 adalah . . .
103
8)
nama bulan ke-8 adalah . . .
9)
setelah bulan mei adalah bulan . . .
10) setelah bulan juni adalah bulan . . .
pembelajaran tematik matematika hari ini aku merasa …
a) senang
b) biasa aja
latihan 4
c) bosan
nama/no.absen:
________ tulislah waktu yang ditunjukkan oleh jarum jam di bawah ini
1
2
104
3
4
pembelajaran tematik matematika hari ini aku merasa …
a) senang
b) biasa aja
c) bosan
105
latihan 5
nama/no.absen:
________ jodohkanlah gambar bangun ruang sesuai dengan namanya, kemudian berilah warna ! 1)
• bola
2)
• kubus
3)
• balok
4)
• tabung
106
no 1
2
3
4
5
gambar
nama benda
bentuk benda
107
6
pada pembelajaran tematik matematika hari ini aku merasa … b) c)
a)
latihan 6
nama/no absen:
________ amatilah gambar di bawah ini
1) binatang apa yang paling besar ? 2) binatang apa yang paling kecil ? lengkapilah kalimat di bawah ini dengan kata besar atau kecil 3) gajah lebih ___________ dari pada kuda 4) kuda lebih ___________ dari pada gajah 5) kambing lebih ___________ dari pada kuda 6) gajah lebih ___________ dari pada kambing
108
7) urutan hewan dari yang paling kecil adalah ,
,
8) urutan hewan dari yang paling besar adalah
,
,
pada pembelajaran tematik matematika hari ini aku merasa …
latihan 7
nama/ no.absen :
________ Ukurlah panjang benda-benda di sekitarmu! 1.
Panjang meja siswa = _________ jengkal
2.
Panjang meja guru = __________ jengkal
3.
Panjang jendela = ____________ jengkal
4.
Panjang lemari = _____________ depa
5.
Panjang pintu = ______________ langkah
6.
Panjang pintu = ______________ telapak kaki
109
7.
Panjang papan tulis = __________ depa
8.
Panjang papan tulis = __________ langkah
9.
Jarak meja guru ke pintu = ____________ langkah
10. Jarak pintu IF ke pintu IE = ___________ langkah
110
latihan 8
nama/no absen:
_________ Isilah dengan kata panjang, pendek, atau sama panjang! 1) Lebih _________ dari
2) Lebih _________ dari
3) Lebih _________ dari
4) ______________
5)
111
Lebih _________ dari
6) Lebih _________ dari
7) Lebih _________ dari
8) Lebih _________ dari
112
9) Kereta api lebih __________ dari mobil 10) Mobil lebih ___________ dari kereta api
113
Rekapitulasi Hasil Observasi Guru pada KBM No
Aspek yang dinilai
1 2
Membuat RPP Pemilihan tema Pemilihan media yang tepat Pelaksanaan model pembelajaran tematik a. Apersepsi (membuka pelajaran) b. Memotivasi siswa c. Penguasaan materi d. Penggunaan metode pembelajaran e. Pengelolaan kelas f. Keterampilan bertanya dan menjawab pertanyaan g. Pemberian Tugas h. Menutup pelajaran
3
4 5
Jumlah Rata-rata
Keterangan skala penilaian: 0 = Tidak ada 1 = Kurang 2 = Cukup 3 = Baik 4 = Baik sekali
Siklus 2
Siklus I
Pert.1 Pert.2 Pert.3 Pert.4 Pert.5 Pert.6 Pert.7 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 2 2 2 3 2 29
2 3 2 30
3 3 2 31 29.75
2 2 2 29
3 2 3 31
2 3 2 32 32
114
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN No. 1 Mata Pelajaran Kelas / Program Semester Tahun Ajaran Tema Pendekatan/Metode Alokasi Waktu
: MATEMATIKA : I / SD : Ganjil : 2008/2009 : KEGIATAN SEHARI-HARI : Kontekstual / Demonstrasi, games, penugasan : 2 x 35 menit
I. Standar Kompetensi : 1. Menggunakan satuan waktu dan satuan panjang 2. Memahami teks pendek dengan membaca nyaring 3. Mengenal alam sekitar 4. Mengekspresikan diri melalui karya seni II. Kompetensi Dasar : 1. Menyebutkan satuan waktu (pagi, siang, sore dan malam) 2. Membaca nyaring kalimat sederhana dengan lafal dan intonasi yang tepat 3. Menyebutkan keadaan alam 4. Mengekspresikan diri melalui karya seni musik dan rupa III. Indikator
:
1. Menyebutkan satuan waktu (pagi, siang, sore dan malam) untuk kegiatan sehari-hari 2. Menyelesaikan soal yang berkaitan dengan satuan waktu 3. Menceritakan kegiatan sehari-hari dengan suara nyaring dan intonasi yang tepat 4. Membaca soal bergambar 5. Melengkapi kalimat dengan kata yang sesuai 6. Menyebutkan keadaan alam berdasarkan satuan waktu (pagi, siang, sore dan malam) 7. Menyanyikan lagu sesuai dengan irama anggota badan 8. Menyanyikan lagu dengan ekspresi
115
9. Mengekspresikan diri melalui gambar IV. Materi Pokok
:
SATUAN WAKTU Dalam satu hari, dibagi menjadi empat satuan waktu yaitu pagi, siang, sore dan malam. 1. Pagi - Matahari terbit pada pagi hari. - Udara masih bersih pada pagi hari. - Kegiatan yang dilakukan pada waktu pagi contohnya: sholat subuh, mandi pagi, sarapan, dan berangkat ke sekolah 2. Siang - Kegiatan yang dilakukan pada waktu siang contohnya: sholat dzuhur, makan siang, pulang dari sekolah 3. Sore - Matahari terbenam pada sore hari. - Kegiatan yang dilakukan pada waktu sore contohnya: Sholat ashar, mandi sore 4. Malam - Bulan bersinar pada malam hari. - Kekelawar mencari makan pada malam hari. - Kegiatan yang dilakukan pada waktu malam contohnya: sholat isya, makan malam, belajar, dan tidur.
V. Kegiatan Pembelajaran 1. Pendahuluan (10 menit) Apersepsi : Guru menyapa siswa dan membimbing siswa untuk berdoa Motivasi
: Mengajak siswa menyanyikan lagu “bangun tidur” 2. Kegiatan Inti (50 menit) •
Guru memberi tahu tema pelajaran hari ini dan dengan metode tanya jawab, siswa diminta menyebutkan contoh kegiatan sehari-hari yang terdapat pada lagu “bangun tidur”.
116
•
Guru memberi contoh soal kegiatan sehari-hari dan satuan waktunya.
•
Beberapa siswa diminta maju ke depan kelas untuk menceritakan kegiatan yang dia lakukan pada waktu pagi, siang, sore dan malam.
•
Guru membimbing siswa melakukan games, yaitu guru menyebutkan contoh kegiatan dan siswa menyebutkan satuan waktu dengan menunjuk kertas sesuai warna yang telah ditentukan.
•
Untuk memotivasi siswa, guru memberikan hadiah bagi siswa yang maju ke depan untuk bercerita dan memberi penilaian kelompok dalam mengikuti games.
3. Penutup (10 menit) •
Guru menugaskan siswa mengerjakan LKS Tematik Latihan 1.
•
Guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran, kemudian siswa diminta untuk memilih gambar di bawah soal latihan 1, yang sesuai dengan perasaanya setelah belajar tematik.
VI. Media dan Sumber Belajar Media: Kertas origami warna-warni Sumber Belajar: 1. Asyiknya Belajar Secara Tematik untuk SD kelas 1 semester 1, Penerbit PT Sarana Panca karya Nusa, Bandung, 2006. 2. Buku Tematik “Lingkungan” Ic untuk SD/MI kelas 1 semester 1, Penerbit Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta, 2008. 3. Senang Belajar Tematik Matematika 1 SD/MI, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta, 2008. 4. Lembar Kerja Siswa “Aku Senang Belajar Tematik MATEMATIKA” yang dibuat oleh guru. VII. Evaluasi / Penilaian Hasil Belajar : Soal tertulis: Soal Latihan 1 LKS Jakarta, 31 Oktober 2008 Mengetahui; Guru kolaborator,
Guru mata pelajaran
117
Nia Marlina, S.Ag Khanifah RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN No. 2 Mata Pelajaran Kelas / Program Semester Tahun Ajaran Tema Pendekatan / Metode Alokasi Waktu
: MATEMATIKA : I / SD : Ganjil : 2008/2009 : KEGIATAN SEHARI-HARI : Kontekstual / Tanya jawab, games, penugasan : 2 x 35 menit
I. Standar Kompetensi : 1. Menggunakan satuan waktu dan satuan panjang 2. Memahami teks pendek dengan membaca nyaring 3. Mengekspresikan diri melalui karya seni II. Kompetensi Dasar : 1. Menyebutkan nama-nama hari 2. Membaca nyaring kalimat sederhana dengan lafal dan intonasi yang tepat 3. Mengekspresikan diri melalui karya seni musik dan rupa III. Indikator
:
1. Menyebutkan nama-nama hari 2. Mengurutkan nama-nama hari 3. Menyelesaikan masalah sehari-hari yang berkaitan dengan nama hari 4. Membaca nyaring kalimat sederhana dengan lafal dan intonasi yang tepat 5. Menyanyikan lagu sesuai dengan irama anggota badan 6. Menyanyikan lagu dengan ekspresi 7. Mengekspresikan diri melalui gambar IV. Materi Pokok
:
NAMA-NAMA HARI - Satu minggu = 7 hari hari pertama adalah minggu
hari kelima adalah kamis
hari kedua adalah senin
hari keenam adalah jumat
hari ketiga adalah selasa
hari ketujuh adalah sabtu
118
hari keempat adalah rabu - besok = satu hari setelah kemarin = satu hari sebelum lusa = dua hari setelah kemarin lusa = dua hari sebelum - contoh: sekarang hari rabu, besak adalah hari kamis kemarin hari senin, sekarang adalah hari selasa
V. Kegiatan Pembelajaran 1. Pendahuluan (10 menit) Apersepsi : Guru menyapa siswa dan membimbing siswa untuk untuk menyanyikan yel kelas IF. Motivasi
:
Membimbing siswa menyanyikan lagu “nama-nama hari” 2. Kegiatan Inti (45 menit) •
Dengan tehnik tanya jawab, guru membimbing siswa menyebutkan namanama hari sesuai dengan lagu “nama-nama hari” yang telah dinyanyikan bersama.
•
Guru membimbing siswa mengucapkan nama-nama hari denga lafal yang tepat dan penulisan yang benar.
•
Beberapa siswa secara individu disuruh menyebutkan nama-nama hari secara urut.
•
Guru memberi contoh soal secara lisan yang berkaitan dengan nama hari, dan siswa diminta menjawab soal tersebut.
•
Guru membimbing siswa melakukan permainan berkelompok, yaitu dengan media berupa tulisan nama-nama hari yang terbuat dari kertas warna-warni. Perwakilan dari tiap kelompok sebanyak 7 orang maju ke depan kelas, kemudian tiap orang mengambil 1 nama hari dan dalam hitungan 1-10 mereka harus berdiri secara berurutan. Guru memberikan penilaian untuk tiap kelompok.
119
•
Games dilanjutkan untuk anggota kelompok yang belum maju. Namanama hari diletakkan di meja di depan papan tulis, kemudian guru memberikan soal tentang besok, lusa dan kemarin secara lisan. Masingmasing kelompok tersebut harus mencari jawabanya di meja dengan cepat. Guru kembali memberikan penilaian untuk tiap kelompok.
3. Penutup (15 menit) •
Guru menugaskan siswa mengerjakan LKS Tematik Latihan 2.
•
Guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran, kemudian siswa diminta untuk memilih gambar di bawah soal latihan 2, yang sesuai dengan perasaanya setelah belajar tematik.
VI. Media dan Sumber Belajar Media: Tulisan nama-nama hari yang terbuat dari kertas warna-warni Sumber Belajar: 1. Asyiknya Belajar Secara Tematik untuk SD kelas 1 semester 1, Penerbit PT Sarana Panca karya Nusa, Bandung, 2006. 2. Buku Tematik “Lingkungan” Ic untuk SD/MI kelas 1 semester 1, Penerbit Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta, 2008. 3. Senang Belajar Tematik Matematika 1 SD/MI, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta, 2008. 4. Lembar Kerja Siswa “Aku Senang Belajar Tematik MATEMATIKA” yang dibuat oleh guru. VII. Evaluasi / Penilaian Hasil Belajar : Soal tertulis: Soal Latihan 2 LKS Jakarta, 3 November 2008 Mengetahui; Guru kolaborator,
Guru Mata Pelajaran
Nia Marlina, S.Ag
Khanifah
120
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN No. 3 Mata Pelajaran Kelas / Program Semester Tahun Ajaran Tema Pendekatan / Metode Alokasi Waktu
: : : : : : :
MATEMATIKA I / SD Ganjil 2008/2009 KEGIATAN SEHARI-HARI Kontekstual / Games, penugasan 2 x 35 menit
I. Standar Kompetensi : 1. Menggunakan satuan waktu dan satuan panjang 2. Memahami teks pendek dengan membaca nyaring 3. Mengekspresikan diri melalui karya seni II. Kompetensi Dasar : 1. Menyebutkan nama-nama bulan 2. Membaca nyaring kalimat sederhana dengan lafal dan intonasi yang tepat 3. Mengekspresikan diri melalui karya seni musik dan rupa III. Indikator
:
1. Menyebutkan nama-nama bulan 2. Mengurutkan nama-nama bulan 3. Menyelesaikan masalah sehari-hari yang berkaitan dengan nama bulan 4. Membaca nyaring kalimat sederhana dengan lafal dan intonasi yang tepat 5. Menyanyikan lagu sesuai dengan irama anggota badan 6. Menyanyikan lagu dengan ekspresi 7. Mengekspresikan diri melalui gambar IV. Materi Pokok
:
NAMA-NAMA BULAN 1 tahun = 12 bulan bulan pertama adalah januari
bulan ke-5 adalah mei
bulan ke-2 adalah februari
bulan ke-6 adalah juni
bulan ke-3 adalah maret
bulan ke-7 adalah juli
bulan ke-4 adalah april
bulan ke-8 adalah agustus
121
bulan ke-9 adalah september
bulan ke-11 adalah november
bulan ke-10 adalah oktober
bulan ke-12/terakhir adalah desember
contoh: - sebelum bulan mei adalah bulan april - bulan kelima adalah bulan mei - perayaan kemerdekaan Indonesia pada bulan agustus
V. Kegiatan Pembelajaran 1. Pendahuluan (10 menit) Apersepsi : Guru menyapa siswa dan membimbing siswa untuk untuk menyanyikan yel kelas IF. Motivasi : Menyanyikan lagu “ulang tahun” dengan irama tepukan tangan. 2. Kegiatan Inti (40 menit) •
Guru menanyakan beberapa siswa tentang hari ulang tahunnya.
•
Guru menjelaskan nama-nama bulan dan urutannya.
•
Guru membimbing siswa menyanyikan lagu “nama-nama bulan” untuk mempermudah siswa dalam menghafal urutan nama bulan.
•
Siswa menyebut nama-nama bulan dengan nyaring dan lafal yang tepat
•
Guru membimbing siswa melakaukan games, yaitu dengan membagi siswa menjadi 3 kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 12 anak, masing-masing anak memegang kertas bertuliskan nama bulan. Kemudian tiap kelompok diminta berdiri sesuai dengan urutan bulan.
•
Untuk memotivasi siswa, guru memberikan penilaian pada tiap kelompok.
3. Penutup (20 menit) •
Guru menugaskan siswa mengerjakan LKS Tematik Latihan 3.
•
Guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran, kemudian siswa diminta untuk memilih gambar di bawah soal latihan 3, yang sesuai dengan perasaanya setelah belajar tematik.
122
VI. Media dan Sumber Belajar Media: Tulisan nama-nama bulan yang terbuat dari kertas warna-warni Sumber Belajar: 1. Asyiknya Belajar Secara Tematik untuk SD kelas 1 semester 1, Penerbit PT Sarana Panca karya Nusa, Bandung, 2006. 2. Buku Tematik “Lingkungan” Ic untuk SD/MI kelas 1 semester 1, Penerbit Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta, 2008. 3. Senang Belajar Tematik Matematika 1 SD/MI, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta, 2008. 4. Lembar Kerja Siswa “Aku Senang Belajar Tematik MATEMATIKA” yang dibuat oleh guru.
VII. Evaluasi / Penilaian Hasil Belajar : Soal tertulis: Soal Latihan 3 LKS
Jakarta, 5 November 2008 Mengetahui; Guru kolaborator,
Guru Mata Pelajaran
Nia Marlina, S.Ag
Khanifah
123
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN No. 4 Mata Pelajaran Kelas / Program Semester Tahun Ajaran Tema Pendekatan / Metode Alokasi Waktu
: MATEMATIKA : I / SD : Ganjil : 2008/2009 : KEGIATAN SEHARI-HARI : Kontekastual / Games, penugasan : 2 x 35 menit
I. Standar Kompetensi : 1. Menggunakan satuan waktu dan satuan panjang 2. Menerapkan tertib di rumah 3. Mengekspresikan diri melalui karya seni II. Kompetensi Dasar : 1. Menggunakan satuan waktu 2. Membiasakan tertib di rumah 3. Mengekspresikan diri melalui karya seni rupa III. Indikator
:
1. Membaca jam yang ditunjukkan oleh jarum jam analog 2. Menulis jam yang ditunjukkan oleh jarum jam analog 3. Menghitung lama suatu kegiatan 4. Membandingkan lama suatu kegiatan 5. Menyelesaikan masalah sehari-hari yang berkaitan dengan satuan waktu 6. Menyebutkan tata tertib di rumah 7. Menerapkan hidup tertib dalam hal waktu 8. Mengekspresikan diri melalui gambar IV. Materi Pokok
:
JAM ANALOG - membaca jam analog jarum pendek di angka 9 jarum pangjang di angka 12 berarti menunjukkan pukul 9 atau pukul 09.00
124
- lama kegiatan contoh: saskia mulai belajar pukul 7 malam saskia selesai belajar pukul 9 malam jadi saskia belajar selama 2 jam ( 9 – 7)
V. Kegiatan Pembelajaran 1. Pendahuluan (10 menit) Apersepsi : Guru menyapa siswa dan membimbing siswa untuk menyanyikan yel kelas IF. Motivasi
: Mengajak siswa menyanyikan lagu “bangun tidur” 2. Kegiatan Inti (50 menit) •
Dengan tehnik tanya jawab, guru mengingatkan kembali tentang satuan waktu (pagi, siang, sore dan malam)
•
Guru membawa media berupa jam analog, kemudian menanyakan apa yang siswa ketahui tentang benda tersebut.
•
Guru memberi contoh cara membaca dan menulis jam analog.
•
Guru memberikan soal secara lisan dan siswa diminta maju ke depan untuk menjawabnya.
•
Dengan tehnik tanya jawab guru menjelaskan cara menghitung lama suatu kegiatan.
•
Games dilakukan dengan membagi kelompok sesuai dengan barisan tempat duduk. Jam analog dibagikan pada setiap kelompok, kemudian guru memberikan soal secara lisan.
•
Soal pertama harus dijawab oleh bangku paling depan. Untuk menjawab soal berikutnya, jam analog harus diberikan ke bangku di belakangnya, dan begitu seterusnya.
•
Untuk memotivasi siswa, guru memberikan penilaian untuk tiap kelompok.
3. Penutup (10 menit) •
Guru menugaskan siswa mengerjakan LKS Tematik Latihan 4.
125
Guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran, kemudian siswa
•
diminta untuk memilih gambar di bawah soal latihan 4, yang sesuai dengan perasaanya setelah belajar tematik.
VI. Media dan Sumber Belajar Media: Jam analog yang terbuat dari kayu Sumber Belajar: 1. Asyiknya Belajar Secara Tematik untuk SD kelas 1 semester 1, Penerbit PT Sarana Panca karya Nusa, Bandung, 2006. 2. Buku Tematik “Lingkungan” Ic untuk SD/MI kelas 1 semester 1, Penerbit Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta, 2008. 3. Senang Belajar Tematik Matematika 1 SD/MI, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta, 2008. 4. Lembar Kerja Siswa “Aku Senang Belajar Tematik MATEMATIKA” yang dibuat oleh guru.
VII. Evaluasi / Penilaian Hasil Belajar : Soal tertulis: Soal Latihan 4 LKS
Jakarta, 7 November 2008 Mengetahui; Guru kolaborator,
Guru Mata Pelajaran
Nia Marlina, S.Ag
Khanifah
126
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN No. 5 Mata Pelajaran Kelas / Program Semester Tahun Ajaran Tema Pendekatan / Metode Alokasi Waktu
: MATEMATIKA : I / SD : Ganjil : 2008/2009 : LINGKUNGAN : Kontekstual / Games, penugasan : 2 x 35 menit
VIII. Standar Kompetensi : 1. Memahami bangun ruang sederhana 2. Memahami teks pendek dengan membaca nyaring. 3. Memahami identitas diri dan keluarga 4. Mengekspresikan diri melalui karya seni
IX. Kompetensi Dasar : 1. Menyebutkan nama bangun ruang sederhana 2. Membaca nyaring kalimat sederhana dengan lafal dan intonasi yang tepat 3. Mengenal lingkungan rumah 4. Membiasakan tertib di rumah 5. Mengekspresikan diri melalui karya seni rupa
X. Indikator
:
1. Menyebutkan nama bangun ruang sederhana 2. Mengidentifikasi contoh bangun ruang sederhana 3. Membaca nyaring kata, suku kata, dan kalimat sederhana dengan lafal dan intonasi yang tepat. 4. Mendengarkan cerita dan menjelaskan isi cerita. 5. Menyebutkan nama-nama ruangan di rumah 6. Memahami fungsi tiap ruangan 7. Membiasakan meletakkan benda sesuai dengan tempatnya 8. Mengekspresikan diri melalui gambar
127
XI. Materi Pokok
:
BANGUN RUANG SEDERHANA no 1
gambar
nama
contoh
kubus
- Dadu - Kotak kado
balok
- Kotak sepatu - Kotak pensil
tabung
- Kaleng susu - Celengan - Tempat minum
2
3
4 bola
- Bola - Semangka - Melon
XII. Kegiatan Pembelajaran 1.
Pendahuluan (10 menit) Apersepsi : Guru menyapa siswa dan membimbing siswa untuk berdoa.
Motivasi : Guru membacakan cerita tentang seorang anak yang membersihkan gudang. 2. Kegiatan Inti (50 menit)
128
•
Guru menempel gambar barang-barang yang ada pada cerita tersebut, kemudian dengan tehnik tanya jawab siswa diminta membandingkan benda-benda tersebut dengan bangun ruang yang sebenarnya.
•
Guru menanyakan nama tiap bangun ruang dan ciri-cirinya.
•
Guru menjelaskan nama-nama bangun ruang dan siswa melafalkannya dengan suara nyaring.
•
Guru memperlihatkan gambar tentang ruangan di rumah. Kemudian dengan teknik tanya jawab, guru bersama siswa menyebutkan fungsi tiap ruangan dan macam-macam benda yang terdapat di ruangan tersebut.
•
Guru menanyakan termasuk bangun ruang apakah beberapa benda yang telah disebutkan pada tiap ruangan.
•
Guru membimbing siswa melakukan games, yaitu mengambil bangun ruang yang menjadi jawaban dengan cepat.
•
Untuk memotivasi siswa, guru memberikan hadiah bagi siswa yang dapat menjawabnya.
3. Penutup (10 menit) • Guru menugaskan siswa mengerjakan LKS Tematik Latihan 5. • Guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran, kemudian siswa diminta untuk memilih gambar di bawah soal latihan 5, yang sesuai dengan perasaanya setelah belajar tematik.
XIII. Media dan Sumber Belajar Media: Bangun ruang (kubus, balok, tabung) yang terbuat dari kertas karton dengan warna yang berbeda beda, beberapa bola dengan ukuran yang berbeda. Sumber Belajar: 5. Asyiknya Belajar Secara Tematik untuk SD kelas 1 semester 1, Penerbit PT Sarana Panca karya Nusa, Bandung, 2006. 6. Buku Tematik “Lingkungan” Ic untuk SD/MI kelas 1 semester 1, Penerbit Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta, 2008.
129
7. Senang Belajar Tematik Matematika 1 SD/MI, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta, 2008. 8. Lembar Kerja Siswa “Aku Senang Belajar Tematik MATEMATIKA” yang dibuat oleh guru.
XIV.
Evaluasi / Penilaian Hasil Belajar : Soal tertulis: Soal Latihan 5 LKS
Jakarta, 10 November 2008 Mengetahui; Guru kolaborator,
Guru Mata Pelajaran
Nia Marlina, S.Ag
Khanifah
130
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN No. 6 Mata Pelajaran : MATEMATIKA Kelas / Program : I / SD Semester : Ganjil Tahun Ajaran : 2008/2009 Tema : LINGKUNGAN Pendekatan/Metode : Kontekstual / Simulasi, games, penugasan Alokasi Waktu : 2 x 35 menit I. Standar Kompetensi : 1. Menentukan ukuran 2. Memahami teks pendek dengan membaca nyaring. 3. Mengetahui macam-macam suara hewan 4. Mengekspresikan diri melalui karya seni
II. Kompetensi Dasar : 1. Menentukan ukuran besar dan kecil 2. Membaca nyaring kalimat sederhana dengan lafal dan intonasi yang tepat 3. Mengetahui dan menirukan suara hewan 4. Mengekspresikan diri melalui karya seni rupa
III. Indikator
:
1. Membedakan benda berdasarkan ukurannya (besar dan kecil) 2. Mengurutkan benda berdasarkan ukurannya (dari yang terbesar atau terkecil) 3. Menyelesaikan masalah sehari-hari yang berkaiatan dengan ukuran besar dan kecil 4. Mengetahui dan menirukan suara hewan 5. Mewarnai, menggunting dan menempel gambar dengan baik 6. Mengekspresikan diri melalui gambar
131
IV. Materi Pokok
:
UKURAN BESAR DAN KECIL
3 1
2
Tabung 1 lebih kecil dari tabung 2 Tabung 1 lebih kecil dari tabung 3 Tabung 3 lebih besar dari tabung 1 Tabung 3 lebih besar dari tabung 2 Urutan tabung dari yang yang terkecil adalah tabung 1, tabung 2, tabung 3 Urutan tabung dari yang yang terbesar adalah tabung 3, tabung 2, tabung 1
V. Kegiatan Pembelajaran 1.
Pendahuluan (5 menit) Apersepsi : Guru menyapa siswa dan membimbing siswa untuk berdoa.
Motivasi
: Guru menempel gambar binatang berukuran besar dan kecil. Kemudian menanyakan tentang nama binatang tersebut dan menyebutkan bagaimana suaranya. 2. Kegiatan Inti (45 menit) •
Dengan tehnik tanya jawab siswa diminta membandingkan ukuran gambar tersebut.
•
Guru menjelaskan perbedaan besar dan kecil, mengurutkan benda berdasarkan ukurannya dengan memberikan contoh berupa gambar.
•
Kegiatan selanjutnya adalah guru meletakkan gambar hewan yang sama (ikan) dengan 3 ukuran yang berbeda, kemudian perwakilan tiap kelompok diminta maju untuk mengurutkan benda tersebut dari yang terkecil sampai terbesar.
132
•
Games yang dapat melibatkan seluruh siswa. Guru menjelaskan aturan games, yaitu siswa harus menjawab ”besar,besar,besar” apabila hewan yang disebut guru berukuran besar namun dengan gerakan tangan menyatakan kebalikanya (kecil) dan menjawab ”kecil, kecil, kecil” apabila hewan yang disebut guru berukuran kecil namun dengan gerakan tangan menyatakan kebalikanya (besar).
•
Untuk memotivasi siswa, guru memberikan nilai untuk tiap kelompok dan hadiah stiker kepada siswa yang aktif menjawab.
3. Penutup (20 menit) •
Guru menugaskan siswa mengerjakan LKS Tematik Latihan 6, yaitu mewarnai, menggunting dan menempel gambar berdasarkan ukuranya.
•
Guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran, kemudian siswa diminta untuk memilih gambar di bawah soal latihan 6, yang sesuai dengan perasaanya setelah belajar tematik.
VI. Media dan Sumber Belajar Media: Beberapa hewan dengan ukuran yang berbeda Sumber Belajar: 1. Asyiknya Belajar Secara Tematik untuk SD kelas 1 semester 1, Penerbit PT Sarana Panca karya Nusa, Bandung, 2006. 2. Buku Tematik “Lingkungan” Ic untuk SD/MI kelas 1 semester 1, Penerbit Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta, 2008. 3. Senang Belajar Tematik Matematika 1 SD/MI, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta, 2008. 4. Lembar Kerja Siswa “Aku Senang Belajar Tematik MATEMATIKA” yang dibuat oleh guru. VII. Evaluasi / Penilaian Hasil Belajar : Tes tertulis: Soal Latihan 6 LKS Jakarta, 12 November 2008 Mengetahui; Guru kolaborator,
Guru Mata Pelajaran
Nia Marlina, S.Ag
Khanifah
133
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN No. 7 Mata Pelajaran Kelas / Program Semester Tahun Ajaran Tema Pendekatan / Metode Alokasi Waktu
: MATEMATIKA : I / SD : Ganjil : 2008/2009 : KEGIATAN SEHARI-HARI : Kontekstual/ games, penugasan : 2 x 35 menit
I. Standar Kompetensi : 5. Menggunakan satuan panjang 6. Memahami cerita pendek 7. Menyebutkan contoh akhlak terpuji dan tercela 8. Mengekspresikan diri melalui karya seni II. Kompetensi Dasar : 5. Menyebutkan satuan panjang 6. Memahami cerita pendek 7. Menyebutkan contoh akhlak terpuji dan tercela 8. Mengekspresikan diri melalui karya seni musik dan rupa III. Indikator
:
1. Menyebutkan satuan panjang 2. Mengukur panjang benda secara langsung dengan alat ukur tidak baku 3. Menyelesaikan masalah soal berkaitan dengan satuan panjang 4. Menyebutkan isi cerita 5. Menyebutkan contoh akhlak terpuji dan tercela 6. Mengekspresikan diri melalui gambar IV. Materi Pokok
:
SATUAN PANJANG TIDAK BAKU
Jengkal
Depa
Langkah kaki
134
V. Kegiatan Pembelajaran 1.
Pendahuluan (10 menit) Apersepsi : Guru menyapa siswa dan mengingatkan materi bangun ruang, ukuran besar dan kecil Motivasi : Guru membacakan cerita tentang “si pinokiyo” dengan menempel gambar pinokiyo di papan tulis.
2.
Kegiatan Inti (55 menit) •
Dengan tehnik tanya jawab, siswa menyimpulkan isi cerita dan
•
Guru mengingatkan kembali tentang pelajaran akidah akhlak tentang akhlak terpuji dan tercela dan siswa dimuinta menyebutkan contohnya. Guru menjelaskan macam-macam satuan panjang tidak baku yaitu
•
jengkal, depa, langkah, dan telapak kaki. Guru memberi contoh cara mengukurnya dan siswa menghitungnya, setelah itu guru membimbing siswa untuk mempraktekkan masing-masing satuan panjang. Guru memberi LKS Latihan 7 dan tiap siswa mengukur panjang benda-
•
benda di sekitar kelas. Untuk memotivasi siswa, guru memberikan hadiah pada siswa yang
•
paling cepat menyelesaikan tugas.
3. Penutup (5 menit) • Guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran. • Guru memberikan PR individu kepada siswa untuk mengukur panjang benda-benda di rumahnya.
VI. Media dan Sumber Belajar Media: Beberapa benda dengan ukuran yang berbeda Sumber Belajar: 1. Asyiknya Belajar Secara Tematik untuk SD kelas 1 semester 1, Penerbit PT Sarana Panca karya Nusa, Bandung, 2006.
135
2. Buku Tematik “Lingkungan” Ic untuk SD/MI kelas 1 semester 1, Penerbit Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta, 2008. 3. Senang Belajar Tematik Matematika 1 SD/MI, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta, 2008. 4. Lembar Kerja Siswa “Aku Senang Belajar Tematik MATEMATIKA” yang dibuat oleh guru.
VII. Evaluasi / Penilaian Hasil Belajar : Tes tertulis: Soal Latihan 7 LKS Jakarta, 14 November 2008 Mengetahui; Guru kolaborator,
Guru Mata Pelajaran
Nia Marlina, S.Ag
Khanifah
136
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN No. 8 Mata Pelajaran Kelas / Program Semester Tahun Ajaran Tema Pendekatan / Metode Alokasi Waktu
: MATEMATIKA : I / SD : Ganjil : 2008/2009 : KEGIATAN SEHARI-HARI : Kontekstual/ games, penugasan : 2 x 35 menit
I. Standar Kompetensi : 1. Menggunakan satuan panjang 2. Mengekspresikan diri melalui karya seni II. Kompetensi Dasar : 1. Menggunakan satuan panjang 2. Mengekspresikan diri melalui karya seni rupa III. Indikator
:
1. Memberi contoh benda panjang dan pendek 2. Membedakan ukuran panjang dan pendek 3. Menyelesaikan masalah soal berkaitan dengan satuan panjang 4. Mengekspresikan diri melalui gambar IV. Materi Pokok
:
Membedakan ukuran panjang dan pendek Contoh:
Bus
- Bus lebih pendek dari kereta api - Kereta api lebih panjang dari bus
Kereta Api
137
V. Kegiatan Pembelajaran 1.
Pendahuluan (10 menit)
Apersepsi : Guru menyapa siswa dan mengingatkan kembali materi satuan panjang Motivasi
: Guru memberi tebakan tentang ukuran panjang. 2.
Kegiatan Inti (50 menit) Guru menempel media berupa 3 buah sedotan dengan ukuran yang
•
berbeda dan kemudian siswa diminta untuk membandingkannya. Kemudian media sedotan diganti dengan gambar alat transportasi berupa
•
mobil dan kereta api. Guru menjelaskan cara menyatakan lebih panjang, sama panjang, dan lebih pendek. Dengan tehnik tanya jawab, siswa diminta membandingan panjang
•
benda di sekitar kelas, seperti buku dengan pensil dan meja dengan papan tulis. Untuk memotivasi siswa, guru memberikan hadih stiker kepada siswa
•
yang aktif menjawab. Guru membimbing siswa untuk melakukan games,
•
yaitu tiap
siswadibagikan sebuah sedotan dan mereka menyambungkan sedotan tersebut dengan sedotan teman satu kelompoknya sehingga menjadi ukuran yang paling panjang sesuai waktu yang ditentukan. Untuk memotivasi siswa, guru memberikan penilaian pada tiap
•
kelompok. 3. Penutup (10 menit) •
Guru menugaskan siswa mengerjakan LKS Tematik Latihan 8
•
Guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran, kemudian siswa diminta untuk memilih gambar di bawah soal latihan 8 yang sesuai dengan perasaanya setelah belajar tematik.
VI. Media dan Sumber Belajar : Media: Sedotan dengn warna yang berbeda-beda Sumber Belajar:
138
1. Asyiknya Belajar Secara Tematik untuk SD kelas 1 semester 1, Penerbit PT Sarana Panca karya Nusa, Bandung, 2006. 2. Buku Tematik “Lingkungan” Ic untuk SD/MI kelas 1 semester 1, Penerbit Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta, 2008. 3. Senang Belajar Tematik Matematika 1 SD/MI, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta, 2008. 4. Lembar Kerja Siswa “Aku Senang Belajar Tematik MATEMATIKA” yang dibuat oleh guru.
VII. Evaluasi / Penilaian Hasil Belajar : Tes tertulis: Soal Latihan 8 LKS
Jakarta, 17 November 2008 Mengetahui; Guru kolaborator,
Guru Mata Pelajaran
Nia Marlina, S.Ag
Khanifah
139
SILABUS DAN SISTEM PENILAIAN
Kelas A. Tahap
: I SD : Siklus I
B. TEMA
: KEGIATAN SEHARI-HARI
C. Alokasi Waktu
: 4 Pertemuan (8 x 35 menit)
D. MATA PELAJA
STANDAR KOMPETENSI
KOMPETENSI DASAR
INDIKATOR
RAN E. Matemati ka
Menggunakan satuan waktu
1.1 Menyebutkan satuan waktu (pagi, siang, sore dan malam)
•
•
1.2 Menyebutkan nama-nama hari
• • •
1.3 Menyebutkan nama-nama bulan
• • •
Menyebutkan satuan waktu (pagi, siang, sore dan malam) untuk kegiatan sehari-hari Menyelesaikan soal yang berkaitan dengan satuan waktu Menyebutkan nama-nama hari Mengurutkan nama-nama hari Menyelesaikan soal yang berkaitan dengan nama hari Menyebutkan nama-nama bulan Mengurutkan nama-nama bulan Menyelesaikan soal yang berkaitan dengan nama bulan
140
1.4 Menggunakan satuan waktu
•
•
• • •
Ilmu Pengetahuan Alam
Mengenal alam sekitar
Bahasa Indonesia
Memahami teks pendek dengan membaca nyaring
Menyebutkan keadaan alam
Membaca nyaring kalimat sederhana dengan lafal dan intonasi yang tepat
Menyebutkan keadaan alam berdasarkan satuan waktu (pagi, siang, sore dan malam) • • •
• Seni budaya dan ketrampilan
Mengekspresikan diri melalui karya seni
Mengekspresikan diri melalui seni musik
•
• •
F. PPKn
Menerapkan tertib di rumah
Membiasakan tertib di rumah
Membaca jam yang ditunjukkan oleh jarum jam analog Menulis jam yang ditunjukkan oleh jarum jam analog Menghitung lama suatu kegiatan Membandingkan lama suatu kegiatan Menyelesaikan soal yang berkaitan dengan satuan waktu
• •
Membuat kalimat berdasarkan gambar Melengkapi kalimat dengan kata yang sesuai Menceritakan kegiatan sehari-hari dengan suara nyaring dan intonasi yang tepat Membaca soal bergambar Menyanyikan lagu sesuai dengan irama anggota badan Menyanyikan lagu dengan ekspresi Mewarnai gambar Menyebutkan tata tertib di rumah Menerapkan hidup tertib dalam hal waktu
141
SILABUS DAN SISTEM PENILAIAN
Kelas G. Tahap H. TEMA
: I SD : Siklus II : LINGKUNGAN
I. Alokasi Waktu : 4 Pertemuan (8 x 35 menit) J. MATA PELAJA
STANDAR KOMPETENSI
KOMPETENSI DASAR
INDIKATOR
PENIL
• Menyebutkan nama bangun ruang sederhana • Mengidentifikasi contoh bangun ruang sederhana
Teknik • •
RAN K. Matemati ka
1. Memahami bangun ruang sederhana
Menyebutkan nama bangun ruang sederhana
2. Menentukan ukuran
Menentukan ukuran besar dan kecil
• • Membedakan benda berdasarkan ukurannya (besar dan kecil) • Mengurutkan benda berdasarkan ukurannya (dari yang terbesar atau terkecil) • Menyelesaikan soal yang berkaiatan dengan ukuran besar dan kecil
Bentuk Instrum •
142
3. Menggunakan satuan panjang
Menggunakan satuan panjang
Bahasa Indonesia
Memahami teks pendek dengan membaca nyaring
Membaca nyaring • Membaca nyaring kata, suku kalimat sederhana kata, dan kalimat sederhana dengan lafal dan dengan lafal dan intonasi yang intonasi yang tepat tepat • Mendengarkan cerita dan menjelaskan isi cerita.
Akidah Akhlak
Akhlak terpuji dan tercela
Menyebutkan contoh akhlak terpuji dan tercela
Menyebutkan contoh akhlak terpuji dan tercela
Seni budaya dan ketrampilan
Mengekspresika n diri melalui karya seni
Mengekspresikan diri melalui karya seni musik dan seni rupa
• Menyanyikan lagu sesuai dengan irama • Menyanyikan lagu dengan ekspresi • Mengekspresikan diri melalui gambar • Mewarnai, menggunting dan menempel gambar dengan baik
Ilmu Pengetahuan Sosial
Memahami identitas diri dan keluarga
1.1 Menunjukkan sikap rukun dalam keluarga
Menunjukkan sikap saling menghormati dalam keluarga.
• Mengenal panjang suatu benda melalui kalimat seharihari • Membandingkan benda berdasarkan ukuran panjangnya • Memberi contoh benda panjang dan pendek • Mengukur panjang benda secara langsung dengan alat ukur tidak baku • Menyelesaikan soal yang berkaitan dengan satuan panjang
1.2 Mengenal • Menyebutkan nama-nama lingkungan rumah ruangan di rumah • Memahami fungsi tiap ruangan
143
L. PPKn
Menerapkan tertib di rumah
Membiasakan tertib di rumah
• Menerapkan hidup tertib di rumah • Membiasakan meletakkan benda sesuai dengan tempatnya
144
JARINGAN TEMA
M. SIKLUS 2
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Matematika: Menyebutkan nama bangun ruang sederhana Mengidentifikasi contoh bangun ruang sederhana Membedakan benda berdasarkan ukurannya (besar dan kecil) Mengurutkan benda berdasarkan ukurannya (dari yang terbesar atau terkecil) Menyelesaikan soal yang berkaiatan dengan bentuk benda, serta ukuran besar dan kecil Menyebutkan ukuran benda (panjang dan pendek) Membandingkan benda berdasarkan ukuran panjangnya Mengukur panjang benda secara langsung dengan alat ukur tidak baku Menyelesaikan soal yang berkaitan dengan satuan panjang
IPS : 1. Menunjukkan sikap saling menghormati dalam keluarga. 2. Menyebutkan nama-nama ruangan di rumah 3. Menyebutkan fungsi tiap ruangan
LINGKUNGAN PPKn : 1. Menerapkan hidup tertib di rumah 2. Membiasakan meletakkan benda sesuai dengan tempatnya
Akidah Akhlak : Menyebutkan contoh akhlak terpuji dan tercela Bahasa Indonesia : 1. Membaca nyaring kata, suku kata, dan kalimat sederhana dengan lafal dan intonasi yang tepat 2. Mendengarkan cerita dan menjelaskan isi
Seni budaya : 1. Menyanyikan lagu sesuai dengan irama 2. Menyanyikan lagu dengan ekspresi 3. Mewarnai, menggunting dan menempel gambar dengan baik 4. Mengekspresikan diri melalui gambar
145
JARINGAN TEMA SIKLUS I Matematika: 1. Menyebutkan satuan waktu (pagi, siang, sore dan malam) untuk kegiatan sehari-hari 2. Menyebutkan nama-nama hari dan bulan 3. Mengurutkan nama-nama hari dan bulan 4. Membaca jam yang ditunjukkan oleh jarum jam analog 5. Menulis jam yang ditunjukkan oleh jarum jam analog 6. Menghitung lama suatu kegiatan 7. Membandingkan lama suatu kegiatan 8. Menyelesaikan soal yang berkaitan dengan satuan waktu
PKn: 1. Menyebutkan tata tertib di rumah 2. Menerapkan hidup tertib dalam hal waktu KEGIATAN SEHARI-HARI Ilmu Pengetahuan Alam: Menyebutkan keadaan alam berdasarkan satuan waktu (pagi, siang, sore dan malam)
Seni budaya: 1. Menyanyikan lagu sesuai dengan irama anggota badan 2. Menunjukkan ekspresi melalui gambar 3. Mewarnai gambar
Bahasa Indonesia: 1. Membuat kalimat berdasarkan gambar 2. Melengkapi kalimat dengan kata yang sesuai 3. Menceritakan kegiatan sehari-hari dengan suara nyaring dan intonasi yang tepat 4. Membaca soal bergambar
146
N. Lembar Pedoman Wawancara dengan Guru O. Tahap
: Pra Penelitian
Hari/Tanggal
:
Tujuan Wawancara
: Untuk mengetahui tingkat aktivitas belajar matematika siswa, tanggapan guru mengenai model pembelajaran tematik dan permasalahan yang terjadi pada pembelajaran matematika di kelas tersebut.
P. Daftar pertanyaan: 1. Bagaimana minat siswa terhadap pelajaran matematika? 2. Metode apa saja yang sering Ibu gunakan pada pembelajaran matematika? 3. Apakah siswa mendengarkan dan memperhatikan penjelasan materi pelajaran yang Ibu sampaikan? 4. Apakah siswa bertanya tentang materi yang telah Ibu sampaikan? 5. Apabila ada salah satu siswa yang bertanya atau memberi tanggapan, apakah siswa yang lain memperhatikannya? 6. Apabila Ibu memberikan pertanyaan, bagaimana respon atau antusias siswa terhadap pertanyaan Ibu? 7. Apakah setiap tugas yang diberikan oleh Ibu selalu dikerjakan dengan baik oleh siswa? 8. Pada proses pembelajaran matematika, apakah siswa dapat menunjukkan ekspresinya? 9. Apakah Ibu sudah/pernah menerapkan model pembelajaran tematik? 10. Bagaimana pendapat Ibu mengenai model pembelajaran tematik? 11. Mohon saran Ibu terkait dengan penelitian tindakan kelas yang akan saya lakukan!
Q.
147
R. Tahap
: Siklus I
Hari/Tanggal
:
Tujuan Wawancara
: Untuk mengetahui tingkat aktivitas belajar matematika siswa dan tanggapan guru mengenai penerapan model pembelajaran tematik pada siklus I, serta kekurangankekurangan yang harus diperbaiki pada siklus berikutnya.
S. Daftar pertanyaan: 1. Meurut Ibu, apakah penerapan model pembelajaran tematik pada siklus I ini sudah dilaksanakan dengan baik? 2. Apabila ada kekurangan, hal apakah yang harus diperbaiki? 3. Bagaimana pendapat Ibu mengenai perkembangan aktivitas belajar siswa? 4. Apakah siswa mendengarkan dan memperhatikan penjelasan materi pelajaran yang guru sampaikan? 5. Apakah siswa bertanya tentang materi yang guru sampaikan? 6. Ketika ada siswa yang bertanya atau memberi tanggapan, apakah siswa yang lain memperhatikannya? 7. Ketika guru memberikan pertanyaan, bagaimana respon atau antusias siswa terhadap pertanyaan guru? 8. Apakah setiap tugas yang diberikan oleh guru selalu dikerjakan dengan baik oleh siswa?
148
T. Tahap
: Siklus II
Hari/Tanggal
:
Tujuan Wawancara
: Untuk mengetahui tingkat aktivitas belajar matematika siswa dan tanggapan guru mengenai penerapan model pembelajaran tematik pada siklus II, kelebihan dan kekurangannya, serta apakah penelitin sudah dikatakan berhasil atau belum.
U. Daftar pertanyaan: 1. Meurut Ibu, apakah penerapan model pembelajaran tematik pada siklus II ini sudah dilaksanakan dengan baik? 2. Apabila ada kekurangan, hal apakah yang harus diperbaiki? 3. Bagaimana pendapat Ibu mengenai perkembangan aktivitas belajar siswa pada siklus II ini? 4. Apakah siswa mendengarkan dan memperhatikan penjelasan materi pelajaran yang guru sampaikan? 5. Apakah siswa bertanya tentang materi yang guru sampaikan? 6. Ketika ada siswa yang bertanya atau memberi tanggapan, apakah siswa yang lain memperhatikannya? 7. Ketika guru memberikan pertanyaan, bagaimana respon atau antusias siswa terhadap pertanyaan guru? 8. Apakah setiap tugas yang diberikan oleh guru selalu dikerjakan dengan baik oleh siswa? 9. Berdasarkan perkembangan aktivitas belajar siswa yang terjadi, apakah penelitian ini sudah dapat dikatakan berhasil? Mengapa?
149
V. Lembar Pedoman Wawancara dengan Siswa W. Tahap
: Penelitian Pendahuluan
Hari/Tanggal
:
Tujuan Wawancara
: Untuk mengetahui tingkat aktivitas belajar matematika siswa, minat siswa terhadap pelajaran matematika dan permasalahan yang dihadapi siswa
terkait dengan
pelajaran matematika sebelumnya.
Daftar pertanyaan
:
g) Apakah adik-adik menyukai pelajaran matematika? h) Mengapa adik-adik suka/tidak menyukainya? i) Apakah adik-adik pernah merasa bosan saat pelajaran matematika? j) Pada saat pelajaran matematika, apa saja yang adik-adik lakukan? k) Apakah adik-adik mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru? l) Apakah adik-adik bertanya tentang materi pelajaran yang disampaikan guru? m) Apabila guru memberi pertanyaan, apakah adik-adik menjawabnya? n) Apabila ada teman yang bertanya pada guru atau menjawab pertanyaan guru, apakah adik-adik memperhatikanya? o) Apakah adik-adik mengerjakan setiap tugas yang diberikan oleh guru? p) Berapa nilai matematika yang sering adik-adik peroleh?
150
X. Tahap
: Siklus I
Hari/Tanggal
:
Tujuan Wawancara
: Untuk mengetahui tingkat aktivitas belajar matematika siswa, minat siswa terhadap pelajaran matematika dan permasalahan yang dihadapi siswa terkait dengan model pembelajaran matematika pada siklus I.
Daftar pertanyaan 1. Apakah
:
adik-adik
menyukai
pelajaran
matematika
dengan
model
pembelajaran tematik? 2. Apa yang menyebabkan adik-adik suka/tidak menyukainya? 3. Pada
saat
guru
menjelaskan materi
pelajaran,
apakah
adik-adik
mendengarkannya? 4. Apakah adik-adik juga memperhatikannya? 5. Ketika ada teman yang bertanya atau memberi tanggapan terhadap materi yang disampaikan guru, apakah adik-adik memperhatikannya? 6. Apakah adik-adik pernah bertanya tentang materi pelajaran yang disampaikan guru? 7. Ketika guru memberikan pertanyaan, apakah adik-adik menjawabnya? 8. Apakah setiap tugas yang diberikan oleh guru selalu adik-adik kerjakan dengan baik? 9. Pada saat mengerjakan soal tes Siklus I,
apakah adik-adik bisa
mengerjakannya dengan benar? (Jika bisa maka siswa diberi pujian dan jika tidak bisa maka ditanyakan alasannya)
151
Y. Tahap
: Siklus II
Hari/Tanggal
:
Tujuan Wawancara
: Untuk mengetahui tingkat aktivitas belajar matematika siswa, minat siswa terhadap pelajaran matematika dan permasalahan yang dihadapi siswa terkait dengan model pembelajaran matematika pada siklus II.
Daftar pertanyaan 1. Apakah
adik-adik
: menyukai
pelajaran
matematika
dengan
model
pembelajaran tematik dengan tema “lingkungan” ini? 2. Apa yang menyebabkan adik-adik suka/tidak menyukainya? 3. Pada
saat
guru
menjelaskan materi
pelajaran,
apakah
adik-adik
mendengarkannya? 4. Apakah adik-adik juga memperhatikannya? 5. Ketika ada teman yang bertanya atau memberi tanggapan terhadap materi yang disampaikan guru, apakah adik-adik memperhatikannya? 6. Apakah adik-adik pernah bertanya tentang materi pelajaran yang disampaikan guru? 7. Ketika guru memberikan pertanyaan, apakah adik-adik menjawabnya? 8. Apakah setiap tugas yang diberikan oleh guru selalu adik-adik kerjakan dengan baik? 9. Pada saat mengerjakan soal tes Siklus II, apakah adik-adik bisa mengerjakannya dengan benar? (Jika bisa maka siswa diberi pujian dan jika tidak bisa maka ditanyakan alasannya)
152
Hasil Wawancara dengan Guru
Tahap
: Penelitian pendahuluan
Waktu
: tanggal 20 Oktober 2008
Hasil wawancara : 7. Sebagian besar siswa menyukai pelajaran matematika. 8. Metode yang sering digunakan adalah ceramah, simulasi, games, penugasan, tanya jawab, dan sebagainya. 9. Sebagian siswa mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru, yan lainnya main atau ngobrol sendiri. 10. Siswa sangat jarang sekali bertanya tentang materi pelajaran. Siswa sering bertanya pada saat mengerjakan soal. 11. Apabila ada siswa yang bertanya atau memberi tanggapan maka siswa yang lain cuek dan hanya beberapa yang memperhatikan. 12. Sebagian besar siswa mnjawab apabila diberikan pertanyaan lisan. Akan tetapi siswa lebih semangat dan kompak menjawab ketika games dan diberikan penilaian untuk tiap kelompok (barisan tempat duduk). 13. Seluruh siswa mengerjakan setiap tugas yang diberikan guru. Namun ada beberapa siswa yang malas mengerjakan sehingga lamban. 14. Selama pembelajaran matematika, siswa dapat menunjukkan ekspresinya. Baik yang senang ataupun yang bosan. Hanya ada 2-3 siswa yang sering bengong dan tidak terlihat ekspresinya. 15. Saya pernah menerapkan model pembelajaran tematik. Tetapi sangat jarang, terkadang 2 minggu sekali. 16. Menurut saya, model pembelajaran tematik pada konsepnya bagus, tapi dalam pelaksanaanya sulit. Terkadang materinya tidak sesuai dengan tema. 17. Saran: Coba aja dulu, mengajar kelas 1 harus sabar. Kalo bisa pilih tema yang sesuai denga materi dan gunakan metode yang menarik bagi siswa.
153
Hasil Wawancara dengan Siswa
Tahap
: Penelitian pendahuluan
Waktu
: tanggal 17, dan 20 Oktober 2008
Hasil wawancara :
1. Apakah adik-adik menyukai pelajaran matematika? S1: Suka S2: Suka S3: Biasa aja S4: Suka
S5: Ga suka S6: Suka S7: Ga suka
2. Mengapa adik-adik suka/tidak menyukainya? S1: Suka aja S2: Gampang S3: kadang suka, kadang bosen S4: Suka aja
S5: Cape ngerjain soal S6: Soalnya aku suka belajar S7: Malas
3. Apakah adik-adik pernah merasa bosan saat pelajaran matematika? S1: Ga S2: Kadang S3: Kadang S4: pernah
S5: pernah S6: ga S7: iya
4. Pada saat pelajaran matematika, apa saja yang adik-adik lakukan? S1: belajar, kadang nglamun S2: belajar, main S3: ngerjain soal, ngobrol S4: belajar, gambar
S5: ngerjain soal, main S6: belajar S7: belajar, main
5. Apakah adik-adik mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru? S1: iya S2: kadang S3: iya S4: iya
S5: kadang S6: iya S7: kadang
6. Apakah adik-adik bertanya tentang materi pelajaran yang disampaikan guru? S1: ga S2: kadang S3: ga S4: ga
S5: ga S6: kadang S7: ga
154
7. Apabila guru memberi pertanyaan, apakah adik-adik menjawabnya? S1: iya S2: kadang S3: iya S4: iya
S5: kadang S6: kadang S7: kadang
8. Apabila ada teman yang bertanya pada guru atau menjawab pertanyaan guru, apakah adik-adik memperhatikanya? S1: ga S2: iya S3: kadang S4: ga
S5: ga S6: iya S7: ga
9. Apakah adik-adik mengerjakan setiap tugas yang diberikan oleh guru? S1: iya S2: iya S3: iya S4: iya
S5: iya S6: iya S7: iya
10. Berapa nilai matematika yang sering adik-adik peroleh? S1: 100, 90 S2: 90, 80 S3: 80, 70 kadang 100 S4: 100
S5: 90,80 S6: 100 S7: 90,80
155
Hasil Wawancara dengan Siswa
Tahap
: Siklus I
Waktu
: tanggal 5 dan 7 November 2008
Hasil wawancara : Peneliti : Apakah adik-adik menyukai pelajaran matematika dengan model pembelajaran tematik ini? S1: suka S2: biasa aja S3: suka S4: suka
S5: suka S6: suka S7: biasa aja
Peneliti : Apa yang menyebabkan adik-adik suka/tidak menyukainya? S1: suka aja S2: S3: senang S4: senang
S5: enak pake LKS S6: senang kalo games S7: kadang bosen
Peneliti : Pada saat guru menjelaskan materi pelajaran, apakah
adik-adik
mendengarkannya? S1: kadang S2: kadang S3: iya S4: iya
S5: iya S6: iya S7: iya
Peneliti : Apakah adik-adik juga memperhatikannya? S1: iya S2: ga S3: kadang S4: iya
S5: kadang S6: iya S7: ga
Peneliti : Ketika ada teman yang bertanya atau memberi tanggapan terhadap materi yang disampaikan guru, apakah adik-adik memperhatikannya? S1: iya S2: ga S3: kadang S4: iya
S5: ga S6: iya S7: ga
156
Peneliti : Apakah adik-adik pernah bertanya tentang materi pelajaran yang disampaikan guru? S1: ga S2: ga S3: iya S4: iya
S5: ga S6: ga S7: ga
Peneliti : Ketika guru memberikan pertanyaan, apakah adik-adik menjawabnya? S1: iya S2: kadang S3: iya S4: iya
S5: kadang S6: iya S7: kadang
Peneliti : Apakah setiap tugas yang diberikan oleh guru selalu adik-adik kerjakan dengan baik? S1: iya S2: iya S3: iya S4: iya
S5: iya S6: iya S7: iya
Peneliti : Pada saat mengerjakan soal tes Siklus I, apakah adik-adik bisa mengerjakannya dengan benar? (Jika bisa maka siswa diberi pujian dan jika tidak bisa maka ditanyakan alasannya) S1: bisa S2: ada yang susah S3: bisa S4: bisa
S5: bisa, gampang S6: ada yang ga bisa, bingung S7: bisa
157
Hasil Wawancara dengan Siswa
Tahap
: Siklus II
Waktu
: tanggal 17 dan 19 November 2008
Hasil wawancara : Peneliti : Apakah adik-adik menyukai pelajaran matematika dengan model pembelajaran tematik ini? S1: suka S2: suka S3: suka S4: suka
S5: suka S6: suka S7: suka
Peneliti : Apa yang menyebabkan adik-adik suka/tidak menyukainya? S1: banyak permainan S2: seru aja S3: senang, dapat hadiah S4: senang
S5: ada games S6: senang S7: senang
Peneliti : Pada saat guru menjelaskan materi pelajaran, apakah
adik-adik
mendengarkannya? S1: iya S2: kadang S3: iya S4: iya
S5: iya S6: iya S7: iya
Peneliti : Apakah adik-adik juga memperhatikannya? S1: iya S2: kadang S3: iya S4: iya
S5: iya S6: iya S7: kadang
Peneliti : Ketika ada teman yang bertanya atau memberi tanggapan terhadap materi yang disampaikan guru, apakah adik-adik memperhatikannya? S1: iya S2: ga S3: iya S4: iya
S5: ga S6: iya S7: kadang
158
Peneliti : Apakah adik-adik pernah bertanya tentang materi pelajaran yang disampaikan guru? S1: ga S2: ga S3: iya S4: iya
S5: ga S6: ga S7: iya
Peneliti : Ketika guru memberikan pertanyaan, apakah adik-adik menjawabnya? S1: iya S2: iya S3: iya S4: iya
S5: iya S6: kadang S7: iya
Peneliti : Apakah setiap tugas yang diberikan oleh guru selalu adik-adik kerjakan dengan baik? S1: iya S2: iya S3: iya S4: iya
S5: iya S6: iya S7: iya
Peneliti : Pada saat mengerjakan soal tes Siklus I, apakah adik-adik bisa mengerjakannya dengan benar? (Jika bisa maka siswa diberi pujian dan jika tidak bisa maka ditanyakan alasannya) S1: ada yang ga tahu S2: bisa S3: bisa S4: bisa, gampang
S5: bisa S6: bisa S7: bisa
159
FOOTNOTE
1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tentang Sistem Pendidikan Nasional. (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jendral Pendidikan Luar Sekolah dan Pemuda, 2003 ) hal. 1 dan hal 4 2. Kunandar, Guru Profesional, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2007) hal. 12, 41, 287, 334, 335, 338 3. Departemen Agama, Pedoman Pelaksanaan Pembelajaran Tematik, (Jakarta, Departemen Agama RI, 2005) hal. 3, 4, 7, 8, 14 4. http://pembelajaranguru.wordpress.com/2008/05/20/pembelajaran-tematikarti-penting/ 5. http://www.indopos.co.id/index.php?act=detail_c&id=33361 6. http://pembelajaranguru.wordpress.com/2008/05/20/karakteristikperkembangan-anak-usia-kelas-awal-sd-serta-pembelajaran-tematikkeuntungan-penggunaan/ 7. http://pembelajaranguru.wordpress.com/2008/05/20/pembelajaran-tematiklandasan/ 8. Sardiman AM, Interaksi dan Motivasi Belajar, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004) hal. 37, 96, 100 9. Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, ( Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002 ), cet 1, h.12, 38, 90 10. Drs. Irwanto, Psikologi Umum, (Jakarta: PT Prenhallindo, 2002), h. 105 11. Ismail, dkk. Kapita Selekta Pembelajaran Matematika, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2000), hal 1.13 12. Suharsono, Membelajarkan Anak Dengan Cinta, (Jakarta: Inisiasi Press, 2003), h. 29 13. Aminuddin Rasyad, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Uhamka Press, 2006), Cet. Ke-6, h. 11 14. Agus Sujanto, Psikologi Perkembangan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1996), Cet. Ke-7, h. 89, 91, 94
160
H. Erman Suherman, et al. Common Text Book; Strategi Pembelajaran Matematika Kotemporer, (Bandung: UPI, 2003), hal. 17 15. Hamzah B. Uno, Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2007), h. 127 16. Moch. Masykur Ag dan Abd. Halim Fathani, Mathematical Intelligence, (Jakarta: Ar-Ruzz Media, 2007), Cet. Ke-1, h.61 17. Ahamad Rohani HM, Pengelolaan Pengajaran, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004), Cet. Ke-2, h. 9 18. Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), h. 175 19. Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007), cet. Ke-4, h. 20 20. Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2006), edisi revisi, Cet. 6, h.65 21. Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 1996), h.164 22. Zikri neni Iska, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan, (Jakarta: Penerbit Kizi brother’s, 2008), h. 82