PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN SQ3R (SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, REVIEW) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA SISWA (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 127 Jakarta)
Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Disusun Oleh : Mimi Umayah 1110017000068
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015
ABSTRAK MIMI UMAYAH (1110017000068), “Penerapan Metode Pembelajaran SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review) untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Matematika Siswa”. Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Juli 2015. Proses pembelajaran yang didominasi guru serta anggapan siswa bahwa matematika adalah pelajaran yang sulit dan membosankan menyebabkan rendahnya aktivitas belajar matematika siswa. Metode SQ3R merupakan suatu alternatif pembelajaran yang melibatkan siswa untuk aktif pada setiap tahaptahapnya dan melatih siswa untuk mengkonstruksi pengetahuan mereka melalui intisari dari teks yang dibaca. Tujuan penelitian ini adalah: 1) Untuk menganalisis peningkatan aktivitas belajar matematika siswa, 2) untuk menganalisis respon siswa, 3) untuk menganalisis peningkatan hasil belajar matematika siswa, melalui penerapan metode pembelajaran SQ3R. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 127 Jakarta tahun ajaran 2014/2015 pada bulan Februari – Maret 2015. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK) yang berlangsung selama dua siklus. Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi aktivitas, angket aktivitas, jurnal harian siswa, pedoman wawancara dan tes. Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan aktivitas belajar matematika siswa. Hal ini terlihat dari hasil rata-rata skor aktivitas belajar matematika siswa pada siklus I sebesar 66,46 menjadi 80,40 pada siklus II. Selain itu, hasil penelitian juga menunjukan bahwa pada umumnya siswa memberikan respon positif terhadap metode pembelajaran SQ3R. Hal ini dapat dilihat melalui hasil jurnal harian yang menunjukan persentase respon positif siswa meningkat dari 61,12% pada siklus I menjadi 79,86% pada siklus II, serta metode pembelajaran SQ3R dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa dengan tingkat ketuntasan belajar mencapai 77,78%. Kata kunci : Metode pembelajaran SQ3R, aktivitas belajar matematika, respon siswa.
i
ABSTRACT MIMI UMAYAH (1110017000068), “Application of SQ3R Learning Methods to Improve Students Mathematics Learning Activities”. Thesis Department of Mathematics Education, Faculty of Tarbiya and Teachers Training. Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta, July 2015. Learning process in the dominance of teachers and students assumption that mathematics is a difficult subject and tedious causes low activity of mathematic learning. SQ3R is an alternative method that involves teaching students to be active in each of the stages and train students to construct their knowledge through the essence of the text being read. The purpose of this research are: 1) To analyze the increased activity of mathematics learning, 2) to analyze students responses, 3) to analyze the improvement of students mathematics learning outcomes, through the application of learning methods SQ3R. This research was conducted in SMP Negeri 127 Jakarta for academic year 2014/2015 in February – March 2015. The method of this research was classroom action research (CAR) which carried out for two cycles. The research instrument used are observation sheets, mathematic learning activities questionnaire, students daily journal, interview guidelines and test achievement. The results of this research showed an increased of students mathematics learning activities. It can be seen from the increase of the average score of students mathematics learning activities from 66,46 in the first cycle becomes 80,40 in the second cycle. In addition, the result also showed that in general students responded positively to the SQ3R learning method. It can be seen through the result of a daily journal that shows the percentage of positive responses of students has incresed from 61,12% in the first cycle becomes 79,86% in the second cycle, moreover, SQ3R learning method can improve students mathematics learning outcomes to achieve the level of mastery learning 77,78%. Keywords : SQ3R learning method, mathematics learning activities, student response.
ii
KATA PENGANTAR
ﺑﺳﻢاﷲاﻟرﺤﻣﻦاﻟرﺤﯾﻢ Alhamdulillah segala puji kehadirat Allah SWT yang telah memberikan segala karunia, nikmat iman, nikmat islam, dan nikmat kesehatan yang berlimpah dari dunia sampai akhirat. Shalawat dan Salam senantiasa dicurahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta seluruh keluarga, sahabat, dan para pengikutnya sampai akhir zaman. Selama penulisan skripsi ini, penulis menyadari bahwa tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang dialami. Namun, berkat kerja keras, doa, perjuangan, kesungguhan hati dan dorongan serta masukan-masukan yang positif
dari
berbagai pihak untuk penyelesaian skripsi ini, semua dapat teratasi. Oleh sebab itu penulis mengucapkan terimakasih kepada: 1.
Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2.
Bapak Dr. Kadir, M.Pd, Ketua Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3.
Bapak Abdul Muin, S.Si, Sekretaris Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4.
Ibu Dra. Afidah Mas’ud, selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan waktu, bimbingan, arahan, motivasi, dan semangat dalam membimbing penulis untuk menyelesaikan karya ilmiah ini. Terlepas dari segala perbaikan dan kebaikan yang diberikan, semoga Ibu selalu berada dalam kemuliaanNya.
5.
Bapak Otong Suhyanto, M.Si, selaku dosen Pembimbing II yang telah memberikan
waktu, bimbingan, arahan, motivasi, dan semangat dalam
membimbing penulis untuk menyelesaikan karya ilmiah ini. Terlepas dari segala perbaikan dan kebaikan yang diberikan, semoga Bapak selalu berada dalam kemuliaanNya. 6.
Ibu Khoirunnisa, S.Pd, M.Si, selaku dosen Pembimbing akademik yang telah memberikan arahan, motivasi, dan semangat dalam penulisan skripsi ini.
iii
7.
Seluruh dosen Jurusan Pendidikan Matematika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuan serta bimbingan kepada penulis selama mengikuti perkuliahan, semoga ilmu yang telah diberikan oleh Bapak dan Ibu Dosen mendapat keberkahan dari Allah SWT.
8.
Pimpinan Staff Perpustakaan Umum dan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
9.
Staff Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan beserta Staff Jurusan Pendidikan Matematika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
10. Kepala SMPN 127 Jakarta, Ibu Hj. Supriheni, M.Pd yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian. 11. Seluruh dewan guru SMPN 127 Jakarta, khususnya Ibu Isprianingsih, S.Pd selaku guru mata pelajaran matematika yang telah membantu penulis dalam melaksanakan penelitian ini. 12. Siswa dan siswi SMPN 127 Jakarta, khususnya kelas VII-F yang telah bersikap kooperatif selama penulis mengadakan penelitian. 13. Teristimewa untuk kedua orangtuaku tercinta, ayahanda Munali dan Ibunda Alijah yang tiada hentinya mencurahkan kasih sayang, selalu mendoakan, serta memberikan dukungan moril dan materil kepada penulis. Kakakku Hernita Karolina dan Iin Nurulita, juga abangku Hendra Gunawan serta seluruh keluarga besarku yang telah memberikan dukungan moril serta doanya kepada penulis. 14. Para sahabat semenjak masa sekolah Robiyatul Adawiyah, Syifa Yuniarti, Tuti Meisyaroh dan Tarina Sari yang selalu memberikan semangat dan menjadi tempat berbagi untuk segala cerita selama penulisan skripsi ini. Partner in crime “DOZEN” (Rici, Fela, Dentika, Donna, Reski, Eillen, Ai, Ucy, Sinta, Indri, Rahmah) dengan segala kegilaan, kebawelan, kejujuran, kebahagiaan juga kesedihan yang sangat berarti bagi penulis. Kepada Alm. Eka Nur Pistasari, terimakasih atas segala pelajaran hidup yang telah Eka ajarkan baik secara langsung maupun tidak, semoga Eka tenang selalu di sisi Allah SWT.
iv
15. Teman-teman seperjuangan Jurusan Pendidikan Matematika Angkatan 2010, khususnya kelas B (WASHABEE). Terimakasih untuk kebersamaan, canda dan tawa serta untuk doa dan semangatnya. Semoga kekeluargaan kita tetap terjalin dengan baik. 16. Dan kepada semua pihak terkait yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Semoga Allah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya atas segala jasa dan amal kebaikan yang diberikan kepada penulis. Ucapan terima kasih juga ditunjukan kepada semua pihak yang namanya tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Semoga bantuan, bimbingan, dukungan, motivasi, semangat, saran dan doa yang telah diberikan mendapatkan balasan ridho dan kasih sayang Allah SWT di dunia dan akhirat. Amin yaa robbal’alamin. Dalam penulisan skripsi ini, penulis sudah mengusahakan yang terbaik. Adapun jika masih ada kekurangan, penulis menerima saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak yang membaca skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini akan membawa manfaat yang sebesarbesarnya bagi penulis khususnya dan bagi pembaca sekalian umumnya.
Jakarta, Juni 2015
Penulis
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ......................................................................................................
i
ABSTRACT .....................................................................................................
ii
KATA PENGANTAR ....................................................................................
iii
DAFTAR ISI ...................................................................................................
vi
DAFTAR TABEL ..........................................................................................
viii
DAFTAR DIAGRAM ....................................................................................
ix
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................
x
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................
xi
BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................
1
B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian .........................................
6
C. Pembatasan Fokus Penelitian ........................................................
6
D. Perumusan Masalah.......................................................................
7
E. Tujuan Penelitian...........................................................................
7
F. Manfaat Penelitian.........................................................................
7
BAB II KAJIAN TEORI, PENGAJUAN KONSEPTUAL INTERVENSI TINDAKAN DAN HIPOTESIS TINDAKAN ...............................
9
A. Kajian Teori...................................................................................
9
1. Aktivitas Belajar Matematika .................................................
9
a. Pengertian Belajar .............................................................
9
b. Pengertian Matematika ......................................................
11
c. Penegertian Belajar Matematika ........................................
12
d. Pengertian Aktivitas Belajar Matematika ..........................
13
e. Jenis-jenis Aktivitas dalam Belajar ...................................
16
2. Metode SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review) .......
20
B. Pengajuan Konseptual Intervensi Tindakan .................................
26
C. Hasil Penelitian yang Relevan ......................................................
27
D. Hipotesis Tindakan .......................................................................
29
vi
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ....................................................
30
A. Tempat dan Waktu Penelitian .......................................................
30
B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian ...................
30
C. Subjek Penelitian ..........................................................................
33
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian ..................................
33
E. Tahapan Intervensi Tindakan .......................................................
33
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan ................................
35
G. Data dan Sumber Data ..................................................................
36
H. Instrumen Pengumpulan Data ......................................................
36
I. Teknik Pengumpulan Data ...........................................................
38
J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan ...........................................
38
K. Analisis Data dan Interpretasi Data ..............................................
39
L. Pengembangan Perencanaan Tindakan ........................................
40
BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN ...........
42
A. Deskripsi Data ...............................................................................
42
1. Pelaksanaan Prapenelitian ........................................................
42
2. Deskripsi Tindakan Siklus I ....................................................
43
3. Deskripsi Tindakan Siklus II ...................................................
65
B. Analisis Data .................................................................................
80
C. Pembahasan Penelitian .................................................................
84
D. Keterbatasan Penelitian .................................................................
87
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .........................................................
89
A. Kesimpulan....................................................................................
89
B. Saran ..............................................................................................
90
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................
91
vii
DAFTAR TABEL Tabel 3.1
Jadwal Kegiatan Penelitian ........................................................
30
Tabel 3.2
Tahapan Penelitian ....................................................................
34
Tabel 3.3
Kisi-kisi Lembar Observasi Aktivitas Belajar Matematika ......
37
Tabel 4.1
Nilai Awal Hasil Belajar Matematika Siswa .............................
43
Tabel 4.2
Skor Observasi Aktivitas Belajar Matematika Siswa Pertemuan ke-1 ...............................................................
Tabel 4.3
Skor Observasi Aktivitas Belajar Matematika Siswa Pertemuan ke-2 ...............................................................
Tabel 4.4
51
Skor Observasi Aktivitas Belajar Matematika Siswa Pertemuan ke-3 ...............................................................
Tabel 4.5
48
53
Skor Observasi Aktivitas Belajar Matematika Siswa Pertemuan ke-4 ...............................................................
55
Tabel 4.6
Skor Aktivitas Belajar Matematika Siswa Siklus I ...................
56
Tabel 4.7
Respon Siswa Terhadap Pembelajaran Siklus I ........................
62
Tabel 4.8
Hasil Belajar Siswa Akhir Siklus I ............................................
63
Tabel 4.9
Refleksi Tindakan Pembelajaran Pada Siklus I .........................
64
Table 4.10
Skor Observasi Aktivitas Belajar Matematika Siswa Pertemuan ke-6 ...............................................................
Tabel 4.11
Skor Observasi Aktivitas Belajar Matematika Siswa Pertemuan ke-7 ...............................................................
Tabel 4.12
69
Skor Observasi Aktivitas Belajar Matematika Siswa Pertemuan ke-8 ...............................................................
Tabel 4.13
68
71
Skor Observasi Aktivitas Belajar Matematika Siswa Pertemuan ke-9 ...............................................................
73
Tabel 4.14
Skor Aktivitas Belajar Matematika Siswa Siklus II ..................
74
Tabel 4.15
Respon Siswa Terhadap Pembelajaran Siklus II .......................
79
Tabel 4.16
Hasil Belajar Siswa Akhir Siklus II...........................................
79
Tabel 4.17
Hasil Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II .................................
83
viii
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 4.1 Skor Aktivitas Belajar Matematika Siklus I dan Siklus II Berdasarkan Masing-Masing Indikator ....................................
80
Diagram 4.2 Rata-rata Keseluruhan Skor Aktivitas Belajar Matematika Siswa Siklus I dan Siklus II ................................................................
81
Diagram 4.3 Perbandingan Respon Siswa Siklus I dan Siklus II ...................
82
Diagram 4.4 Perbandingan Persentase Ketuntasan Belajar Matematika Siswa......................................................................
ix
84
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ...............................................................
27
Gambar 3.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas ..............................................
32
Gambar 4.1 Pertanyaan Siswa Pada Tahap Question ....................................
46
Gambar 4.2 Catatan Sederhana Siswa Tahap Recite .....................................
46
Gambar 4.3 Perwakilan Kelompok Mempresentasikan Hasil Jawaban dan Catatan Sederhana ......................................
47
Gambar 4.4 Siswa Membaca Teks LKS........................................................
57
Gambar 4.5 Siswa Terlibat Dalam Proses Diskusi Kelompok ......................
58
Gambar 4.6 Siswa Berdiskusi Saat Mengerjakan Soal Latihan ....................
59
Gambar 4.7 Rangkuman Hasil Belajar Siswa ...............................................
60
Gambar 4.8 PR Siswa Menggunakan Kertas Origami ..................................
61
Gambar 4.9 Siswa Membaca Teks LKS........................................................
67
Gambar 4.10 Siswa Menjawab Pertanyaan Yang Telah Dibuat .....................
70
Gambar 4.11 Siswa Membaca Teks LKS........................................................
75
Gambar 4.12 Siswa Aktif Berdiskusi ..............................................................
76
Gambar 4.13 Siswa Sedang Mengerjakan Latihan Soal .................................
77
Gambar 4.14 PR Siswa Menggunakan Kertas Origami ..................................
78
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Hasil Wawancara Guru Prapenelitian........................................
94
Lampiran 2
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I ..................
96
Lampiran 3
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II ................
116
Lampiran 4
Lembar Kerja Siswa (LKS) Siklus I ..........................................
136
Lampiran 5
Lembar Kerja Siswa (LKS) Siklus II ........................................
156
Lampiran 6
Kisi-kisi Tes Siklus I ................................................................
176
Lampiran 7
Kisi-kisi Tes Siklus II ...............................................................
177
Lampiran 8
Soal Tes Siklus I .......................................................................
178
Lampiran 9
Soal Tes Siklus II ......................................................................
180
Lampiran 10 Kunci Jawaban Tes Siklus I.......................................................
182
Lampiran 11 Kunci Jawaban Tes Siklus II .....................................................
186
Lampiran 12 Daftar Nilai Tes Akhir Siklus I dan Siklus II ............................
190
Lampiran 13 Hasil Uji Validitas Siklus I dan Siklus II ..................................
191
Lampiran 14 Hasil Uji Reabilitas Siklus I dan Siklus II .................................
195
Lampiran 15 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal Siklus I dan Siklus II ..........
199
Lampiran 16 Hasil Uji Daya Pembeda Soal Siklus I dan Siklus II .................
203
Lampiran 17 Lembar Observasi Aktivitas Belajar Matematika Siswa ...........
205
Lampiran 18 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Matematika Siswa Siklus I dan Siklus II .................................................................
208
Lampiran 19 Lembar Observasi Guru.............................................................
210
Lampiran 20 Hasil Lembar Observasi Guru Siklus I dan Siklus II ................
211
Lampiran 21 Jurnal Harian Siswa ...................................................................
213
Lampiran 22 Hasil Respon Siswa Siklus I dan Siklus II ................................
214
Lampiran 23 Lembar Wawancara Siswa Akhir Siklus I.................................
215
Lampiran 24 Lembar Wawancara Siswa Akhir Siklus II ...............................
216
Lampiran 25 Surat Bimbingan Skripsi Dosen Pembimbing I ........................
217
Lampiran 26 Surat Bimbingan Skripsi Dosen Pembimbing II ......................
218
xi
Lampiran 27 Lembar Uji Referensi ...............................................................
219
Lampiran 28 Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian .............................
225
xii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai salah satu negara berkembang merasa sangat perlu untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) sehingga mampu berkompetisi dengan negara-negara lain. Dalam upaya meningkatkan kualitas SDM erat hubungannya dengan mutu pendidikan di Indonesia, karena pendidikan merupakan salah satu wahana yang dipandang dapat meningkatkan kualitas SDM. Untuk dapat meningkatkan mutu pendidikan tidak terlepas dari komponenkomponen yang terlibat dalam proses pembelajaran di kelas. Komponen tersebut meliputi siswa sebagai pelajar, guru selaku pendidik, strategi dan metode pembelajaran, serta sistem evaluasi hasil belajar. Dari beberapa komponen tersebut yang paling bepengaruh terhadap peningkatan mutu pendidikan adalah guru. Guru adalah seseorang yang berada di posisi paling penting untuk menciptakan sumber daya manusia karena seorang guru berhadapan langsung dengan siswa dalam proses belajar mengajar. Tugas seorang guru tidak hanya sebagai pendidik, tetapi juga sebagai perencana, pelaksana dan pengelola proses belajar mengajar di kelas agar dapat berjalan secara optimal. Jika guru berhasil melaksanakan tugasnya dan menciptakan pembelajaran secara optimal, maka setiap siswa memperoleh kesempatan yang luas untuk terbentuk sebagai siswa yang unggul dan berkualitas. Seorang guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai pelaksana proses belajar mengajar di kelas akan menghadapi tantangan berupa beragamnya karakter siswa. Setiap siswa merupakan individu yang unik yang mempunyai karakteristik yang berbeda dengan individu lainnya. Keragaman karakteristik tersebut meliputi keragaman latar belakang, minat, gaya belajar, ataupun keragaman kemampuan siswa dalam menyerap informasi pelajaran.1
1
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2011), h. 83.
1
2
Keragaman yang terjadi dalam suatu kelas merupakan kenyataan yang tidak dapat dihindari oleh guru sebagai fasilitator pembelajaran, terlebih dalam memutuskan strategi apa yang harus digunakan dalam pembelajaran bagi siswanya. Seiring perkembangan zaman, guru masa kini dituntut untuk kreatif dan inovatif dalam memilih dan mengembangkan metode pembelajaran. Dengan tujuan agar pembelajaran yang dihasilkan berlangsung efektif, memenuhi kebutuhan belajar siswa dan memaksimalkan potensi belajar siswa. Pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri.2 Sebab pada prinsipnya belajar adalah berbuat. Berbuat untuk mengubah tingkah laku, sehingga tingkah laku tersebut melakukan kegiatan atau aktivitas. Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas. Itulah sebabnya aktivitas merupakan prinsip atau asas yang penting di dalam interaksi belajar-mengajar.3 Dalam pembelajaran, yang lebih banyak melakukan aktivitas di dalam pembentukan diri adalah siswa, sedang guru memberikan bimbingan dan merencanakan segala kegiatan yang akan diperbuat oleh siswa. Hal tersebut sejalan dengan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyatakan bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.4 Keterlibatan siswa dalam aktivitas pembelajaran berpengaruh juga terhadap hasil belajarnya. Melibatkan siswa secara maksimal dalam aktivitas pembelajaran dapat membantu siswa dalam memahami materi pelajaran. Dengan aktivitas belajar pula, siswa dapat terkembangkan potensi belajarnya. Guru yang baik semestinya memprioritaskan aspek keaktifan siswanya dalam belajar.
2
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2013), h. 171. Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2013), h. 95-96. 4 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2011), h. 2. 3
3
Konficius mengungkapkan bahwa what I hear I forget, what I see I remember, what I do I understand.5 Ketiga pernyataan tersebut menekankan pada pentingnya belajar aktif agar apa yang dipelajari di sekolah tidak menjadi suatu hal yang sia-sia. Pada kenyataannya dalam setiap kali pembelajaran matematika guru kurang mengembangkan keaktifan siswa sehingga aktivitas siswa terbatas hanya mendengarkan, mencatat, latihan soal, dan cenderung menuruti doktrin dari gurunya. Berdasarkan wawancara peneliti dengan guru bidang studi matematika kelas VII di SMP Negeri 127 menyatakan bahwa hanya sekitar 40% siswa yang aktif. Guru bidang studi matematika juga menjelaskan bahwa selama proses pembelajaran matematika berlangsung terlihat kurangnya rasa ingin tahu terhadap materi yang dipelajari sehingga kemampuan bertanya siswa rendah. Rasa percaya diri siswa juga masih belum tampak, hal itu terlihat dari sedikitnya siswa yang berani untuk presentasi di depan kelas dan menuliskan jawaban di papan tulis, serta siswa belum sepenuhnya tertarik dengan pelajaran matematika, hal tersebut terlihat selama proses belajar berlangsung siswa tidak antusias, mengantuk, atau lebih banyak mengobrol dengan teman sebangkunya. Dari hasil wawancara tersebut menunjukkan bahwa aktivitas kelas VII di SMP Negeri 127 masih tergolong rendah. Rendahnya tingkat keaktifan siswa kelas VII di SMP Negeri 127 ternyata berpengaruh pada rendahnya hasil belajar matematika siswanya, terutama pada kelas VII-F. Ibu Iis selaku guru bidang studi matematika menyatakan bahwa dari tiga kelas yang beliau ajar kelas VII-F merupakan kelas yang paling sedikit siswanya yang mencapai atau melebihi nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal). Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa menganggap matematika sebagai suatu mata pelajaran yang sulit, membosankan, dan menyeramkan sehingga apabila siswa menemui suatu materi yang tidak dimengerti, siswa enggan bertanya kepada guru. Terlebih jika guru 5
Mel Silberman, Active Learning 101 Strategi Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta: Pustaka Insan Madani, 2009), h. 1.
4
memberikan latihan soal yang berbeda dari contoh yang diberikan, siswa tidak kreatif dalam menjawab soal karena telah terpaku dengan contoh soal yang ada. Hal tersebut dikarenakan guru kurang menggali aktivitas siswa dalam mengerjakan soal. Hal serupa juga peneliti temui saat melakukan PPKT bulan SeptemberNovember 2013 di SMA Dua Mei Ciputat. Peneliti menemukan bahwa siswa kelas X seringkali kurang merespon terhadap pelajaran matematika. Siswa tidak fokus mengikuti pembelajaran terutama siswa laki-laki dan yang berada pada deretan belakang, beberapa siswa berbincang dengan siswa lainnya ketika guru menyampaikan materi bahkan ada siswa yang tidur. Tidak mencatat materi pelajaran, telat mengumpulkan tugas atau PR menunjukkan rendahnya rasa tanggung jawab siswa serta kurangnya rasa ingin tahu siswa sehingga jarang sekali yang bertanya selama pembelajaran berlangsung dan hanya sebagian kecil siswa yang mampu menyelesaikan soal matematika. Hal ini mengindikasikan bahwa proses pembelajaran serta aktivitas belajar siswa belum optimal. Salah satu langkah yang dapat dilakukan guru untuk mengatasi rendahnya aktivitas belajar serta hasil belajar siswa adalah dengan merencanakan proses pembelajaran dengan baik. Menentukan metode pembelajaran merupakan langkah awal dalam merencanakan proses pembelajaran. Metode pembelajaran yang biasa digunakan guru dalam kegiatan pembelajaran adalah metode konvensional. Pembelajaran konvensional pada umumnya merupakan pembelajaran yang berpusat pada guru. Siswa hanya menjadi penerima sepenuhnya materi pelajaran yang diberikan kepada guru. Pembelajaran ini lebih mengutamakan hapalan dari pada pemahaman dan lebih mengutamakan hasil dari pada proses. Guru biasanya mengajar hanya dengan beracuan pada buku teks yang digunakan sekolah, dengan metode ceramah. Perkembangan metode pembelajaran dari waktu ke waktu terus mengalami perubahan. Metode konvensional yang selama ini digunakan harus diganti dengan metode pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Sejalan dengan karakteristik pembelajaran konstruktivisme menurut Drivel and Bell yang mengemukakan bahwa belajar harus mempertimbangkan seoptimal mungkin
5
proses keterlibatan siswa dan siswa tidak dipandang sebagai sesuatu yang pasif melainkan memiliki tujuan.6 Solusi untuk masalah-masalah yang diuraikan di atas, diperlukan metode pembelajaran yang melibatkan siswa menjadi aktif dalam mengkonstruksi ilmu pengetahuan. Pembelajaran matematika yang melibatkan siswa untuk aktif, dapat melatih kemampuannya untuk berfikir memahami konsep matematika dengan pola pikir mereka. Pembelajaran tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan metode pembelajaran SQ3R. Metode SQ3R adalah metode membaca yang efisien dan membantu siswa untuk lebih berkonsentrasi terhadap teks yang dibaca. Metode SQ3R dapat mendorong siswa untuk lebih memahami apa yang dibacanya, terarah pada intisari yang tersirat dalam suatu buku atau teks. Langkah-langkah metode SQ3R yang sistematis dapat membuat siswa menggunakan kemampuan berpikirnya dalam memahami ide-ide pokok atau konsep-konsep yang ada dalam teks. Penerapan metode belajar SQ3R dalam pembelajaran matematika dapat digunakan untuk memahami materi ajar ataupun memecahkan masalah yang dalam penelitian ini akan menggunakan LKS, karena untuk mendapatkan hasil yang optimal dari pemanfaatan LKS adalah dengan metode SQ3R.7 Langkahlangkah dalam metode SQ3R juga melibatkan siswa untuk berperan aktif dalam proses belajar. Penggunaan metode SQ3R inilah yang diharapkan akan mampu meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa yang pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran matematika di kelas. Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Penerapan Metode Pembelajaran SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review) untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Matematika Siswa”.
6
Suyono dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), h. 106. 7 Andi Prastowo, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar, (Yogyakarta : DIVA Press, 2011), h. 399.
6
B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian Area dalam penelitian tindakan ini adalah siswa kelas VII-F SMP Negeri 127 Jakarta Barat pada tahun ajaran 2014/2015. Adapun identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Adanya kebosanan dan kejenuhan siswa dalam pembelajaran matematika. 2. Pemakaian metode pembelajaran yang kurang variatif oleh guru. 3. Proses pembelajaran yang kurang mengasah keaktifan belajar siswa. 4. Kurangnya respon siswa dalam kegiatan pembelajaran. 5. Rendahnya kemampuan siswa dalam mengerjakan soal matematika 6. Hasil belajar matematika siswa rendah. Fokus dalam penelitian ini adalah penerapan metode SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review) untuk meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa.
C. Pembatasan Fokus Penelitian Setelah penulis mengemukakan latar belakang masalah di atas, dapat terlihat luasnya permasalahan yang di dapat. Karena adanya keterbatasan waktu dan pengetahuan yang penulis miliki serta untuk memperjelas dan memberikan arah yang tepat dalam pembahasan skripsi, maka masalah akan dibatasi pada: 1. Aktivitas belajar yang akan diteliti dalam penelitian ini dibatasi pada indikator: a. Visual Activities : keseriusan siswa dalam membaca teks (survey) pada LKS. b. Oral Activities : keaktifan siswa dalam bertanya (question), keterlibatan siswa dalam diskusi kelompok (read). c. Mental Activities : keberanian siswa presentasi di depan kelas (recite), keterlibatan siswa dalam menyelesaikan latihan soal di LKS, keberanian siswa menuliskan jawaban di papan tulis, membuat rangkuman hasil belajar (review) dan ketuntasan dalam membuat PR (menggunakan kertas origami untuk menjelaskan materi segiempat). d. Emotional Activities : antusias/senang saat belajar.
7
2. Metode SQ3R yang dimaksud yaitu metode yang terdiri dari tahap survey, question, read, recite dan review. Tahap-tahap metode SQ3R tersebut diterapkan dalam bentuk LKS. 3. Materi matematika yang akan difokuskan pada penelitian ini adalah materi bangun datar segiempat yang diajarkan pada kelas VII semester genap.
D. Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah dan fokus penelitian di atas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimana aktivitas belajar matematika siswa dengan penerapan metode pembelajaran SQ3R ? 2. Bagaimana respon siswa terhadap penerapan metode SQ3R pada pelajaran matematika? 3. Apakah penerapan metode SQ3R dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa ?
E. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah yang diuraikan sebelumnya, maka yang menjadi tujuan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui peningkatan aktivitas belajar matematika siswa melalui penerapan metode SQ3R. 2. Untuk mengetahui respon siswa terhadap metode pembelajaran SQ3R. 3. Mengetahui peningkatan hasil belajar siswa melalui penerapan metode pembelajaran SQ3R.
F. Manfaat Penelitian Manfaat yang akan diperoleh dari hasil penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi guru, metode SQ3R dapat menjadi alternatif metode pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar matematika.
8
2. Bagi siswa, dengan metode pembelajaran SQ3R dapat meningkatkan aktivitas belajar dan memahami materi pada pelajaran matematika. 3. Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat menjadi informasi untuk meningkatkan mutu pendidikan 4. Bagi pembaca dan mahasiswa, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan kajian untuk diteliti lebih lanjut dan mendalam.
BAB II KAJIAN TEORI, PENGAJUAN KONSEPTUAL INTERVENSI TINDAKAN DAN HIPOTESIS TINDAKAN
A. Kajian Teori 1.
Aktivitas Belajar Matematika a. Pengertian Belajar Belajar merupakan salah satu faktor terpenting dalam perkembangan
peradaban manusia. Sebagai makhluk yang memiliki akal dan pikiran, manusia selalu memikirkan dan berusaha untuk menjadikan segala sesuatu menjadi lebih mudah. Sehingga setiap manusia berusaha untuk mengetahui apa yang menjadi permasalahan hidup dan mencari jalan keluar atas permasalahan tersebut. Untuk dapat mengatasi permasalahan tersebut, manusia memerlukan perubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan tingkah laku tersebut dapat diperoleh berdasarkan pemikiran dan pengalaman pribadi atau melalui interaksi sosial dengan orang lain. Proses yang menyebabkan perubahan tingkah laku pada manusia disebut belajar. Belajar pada hakekatnya dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja. Belajar adalah proses dimana seseorang memperoleh pengetahuan baik secara formal atau non formal yang dapat merubah pengetahuan yang telah diketahui dengan pengetahuan yang akan diperoleh dari hasil belajar yang bersifat dinamis. Dalam pengertian lain disebutkan bahwa belajar adalah suatu aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap dan mengokohkan kepribadian. Dalam konteks menjadi tahu atau proses memperoleh pengetahuan, menurut pemahaman sains konvensional, kontak manusia dengan alam diistilahkan dengan pengalaman (experience). Pengalaman yang terjadi berulang kali melahirkan pengetahuan (knowledge). 1
1
Suyono dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran Teori dan Konsep Dasar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), h. 9.
9
10
Secara umum belajar bisa dikatakan sebagai suatu proses interaksi antara diri manusia (id-ego-super ego) dengan lingkungannya, yang mungkin berwujud pribadi, fakta, konsep ataupun teori. Menurut Brend Id lebih menekankan pemenuhan nafsu, super ego lebih bersifat sosial dan moral, sedang ego akan menjembatani antara keduanya. Dalam hal ini terkandung suatu maksud bahwa proses interaksi itu adalah proses internalisasi dari sesuatu ke dalam diri yang belajar dan dilakukan secara aktif dengan segenap panca indera ikut berperan.2 Menurut pandangan psikologi modern belajar bukan hanya sekedar menghafal sejumlah fakta atau informasi, akan tetapi peristiwa mental dan proses berpengalaman. Oleh karena itu, setiap peristiwa pembelajaran menuntut keterlibatan intelektual-emosional siswa untuk mengembangkan pengetahuan, tindakan serta pengalaman langsung dalam rangka membentuk keterampilan, penghayatan serta internalisasi nilai-nilai dalam pembentukan sikap.3 Witherington dalam bukunya Educational Psychology mengemukakan belajar adalah suatu perubahan didalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari pada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian atau suatu pengertian.4 Sedangkan menurut konsep sosiologi, belajar adalah jantungnya dari proses sosialisasi. Pembelajaran adalah rekayasa sosio-psikologis untuk memelihara kegiatan belajar tersebut sehingga tiap individu akan belajar secara optimal dalam mencapai tingkat kedewasaan dan dapat hidup sebagai anggota masyarakat yang baik.5 Berdasarkan pengertian dari beberapa pakar maka dapat disimpulkan belajar adalah suatu proses atau kegiatan yang dilakukan sehingga membuat suatu perubahan tingkah laku baik berbentuk kognitif, afektif, maupun psikomotorik
2
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011), h. 22. 3 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2011), h. 136. 4 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004), Cet. Ke-20 h.84. 5 Erman Suherman, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. (Bandung: JICAUPI, 2001), h.9.
11
sebagai hasil dari pengalaman atau usaha-usaha sehingga akan tercipta kecakapan baru.
b. Pengertian Matematika Dalam berbagai bahasa matematika dikenal dengan istilah mathematics (Inggris), mathematic (Jerman), mathematique (Perancis), matematico (Italia), matematiceski (Rusia), atau mathematic/wiskunde (Belanda) berasal dari perkataan latin mathematica yang mulanya diambil dari perkataan Yunani, mathematike, yang berarti “relating to learning”. Perkataan itu mempunyai akar kata mathema yang berarti pengetahuan atau ilmu (knowledge, science). Perkataan matematika berhubungan sangat erat dengan sebuah kata lainnya yang serupa, yaitu mathanein yang mengandung arti belajar (berpikir).6 Matematika adalah cara atau metode berpikir dan bernalar. Matematika dapat digunakan untuk membuat keputusan apakah suatu ide itu benar atau salah atau paling tidak ada kemungkinan benar. Matematika adalah suatu eksplorasi dan penemuan, disitulah setiap hari ide-ide baru ditemukan. “Matematika adalah metode berpikir yang digunakan untuk memecahkan semua jenis permasalahan yang terdapat di dalam sains, pemerintahan, dan industri”. 7 James dan James (dalam Erman Suherman, 2001) dalam kamus matematikanya mengatakan “matematika adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran dan konsep-konsep yang berhubungan dengan yang lainnya dengan jumlah yang banyak terbagi kedalam tiga bidang, yaitu aljabar, analisis, dan geometri”.8 Matematika merupakan suatu alat untuk mengembangkan cara berpikir logis, analisis, sistematis, kritis dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama, karena itu matematika sangat diperlukan baik untuk kehidupan sehari-hari maupun dalam menghadapi perkembangan IPTEK sehingga matematika perlu dibekalkan kepada setiap peserta didik sejak SD, bahkan sejak TK. Matematika yang diberikan di 6
Erman Suherman, Op.Cit., h. 17-18. Sukardjono, dkk, Hakikat dan Sejarah Matematika, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2008), h.13. 8 Erman Suherman, Loc.Cit. 7
12
sekolah baik pada jenjang pendidikan dasar (SD dan SMP) maupun pada jenjang pendidikan menengah (SMU dan SMK), disebut dengan matematika sekolah. Dari berbagai pengertian yang dipaparkan di atas dapat disimpulkan bahwa matematika merupakan suatu ilmu mengenai bilangan-bilangan yang diperoleh dengan bernalar, terorganisasikan dengan baik, yang dapat diterapkan di sekolah untuk mengembangkan cara berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif, serta dapat digunakan sebagai pemecahan masalah dalam kehidupan sehari-hari.
c. Pengertian Belajar Matematika Belajar matematika yang dimaksud adalah segala sesuatu aktivitas baik fisik maupun mental yang terjadi dalam pembelajaran matematika, sedangkan makna pembelajaran sendiri merupakan proses yang bukan hanya dari guru yaitu mengajar namun juga ada proses mandiri belajar dari siswa. Menurut Cobb, belajar matematika merupakan proses di mana siswa secara aktif mengkonstruksi pengetahuan matematika..9 Pada dasarnya hakikat belajar matematika adalah suatu aktivitas mental untuk memahami arti hubungan-hubungan serta simbol-simbol, kemudian diterapkannya pada situasi nyata.10 Kompetensi matematika yang diharapkan muncul setelah peserta didik belajar matematika berdasarkan Permendiknas No. 22 (Depdiknas, 2006) adalah: a)
Pemahaman konsep Peserta didik dikatakan memahami suatu konsep matematika bila peserta
didik tersebut mampu menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah.
9
Ibid., h. 71. Hamzah B. Uno, Model Pembelajaran, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009), cet.4, h.130.
10
13
b) Penalaran Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika. c)
Pemecahan masalah Peserta didik dikatakan mampu memecahkan masalah matematika bila
peserta didik mampu memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh. d) Komunikasi Peserta didik dikatakan memiliki kemampuan komunikasi matematika apabila peserta didik dapat mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah. e)
Koneksi Apabila peserta didik mampu menggunakan atau mengaitkan antara pokok
bahasan matematika yang satu dengan yang lainnya, pelajaran matematika dengan pelajaran lainnya dan dengan kehidupan sehari-hari.11
Dari uraian di atas diharapkan dengan belajar matematika peserta didik dapat meningkatkan kemampuan pemahaman konsep, lebih terasah kemampuan bernalarnya, mampu menghubungkan pokok bahasan matematika dengan pokok bahasan yang lain atau dengan lingkungannya, serta mampu memlih strategi yang tepat untuk memecahkan suatu masalah. Sehingga bisa disimpulkan bahwa pembelajaran matematika adalah upaya yang dilakukan secara sengaja yaitu adanya proses belajar dan mengajar matematika yang bertujuan untuk mencapai kompetensi matematika yang diharapkan.
d. Pengertian Aktivitas Belajar Matematika Pada prinsipnya belajar adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku, jadi melakukan kegiatan. Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas. Itulah 11
Fadjar Shadiq, Kemahiran matematika, (Yogyakarta: Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (Depdiknas), 2009), h. 1.
14
sebabnya aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat penting didalam interaksi belajar-mengajar.12 Dengan adanya aktivitas dapat mewujudkan siswa yang aktif dan bukan siswa yang pasif. Belajar pada hakikatnya dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja. Baik itu dilakukan di sekolah secara formal maupun secara informal. Berbeda dengan Sardiman yang menganggap bahwa sekolah adalah salah satunya pusat kegiatan belajar karena sekolah merupakan arena untuk mengembangkan aktivitas. Dalam proses pembelajaran terjadi interaksi antara guru dengan peserta didik. Interaksi tersebut menimbulkan aktivitas. Beberapa pandangan psikologi mengenai konsep aktivitas siswa antara lain: 1) Siswa adalah suatu organisme yang hidup, di dalam dirinya beraneka ragam kemungkinan dan potensi yang hidup sedang berkembang. Di dalam dirinya terdapat prinsip aktif, keinginan untuk berbuat dan bekerja sendiri. Prinsip aktif inilah yang mengendalikan tingkah laku siswa. 2) Setiap siswa memiliki berbagai kebutuhan, meliputi kebutuhan jasmani, rohani dan sosial. Kebutuhan menimbulkan dorongan untuk berbuat. Setiap saat kebutuhan dapat berubah dan bertambah, sehingga variasinya semakin banyak dan beraneka ragam pula. 13 Menurut pandangan ahli pendidikan mengenai konsep aktivitas antara lain: a) Prinsip utama yang dikemukakan Frobel bahwa anak itu harus bekerja sendiri. b) Montessori menegaskan bahwa anak-anak memiliki tenaga-tenaga untuk berkembang
sendiri,
membentuk
sendiri.
Pernyataan
Montessori
ini
memberikan petunjuk bahwa yang lebih banyak melakukan aktivitas di dalam pembentukan diri adalah anak itu sendiri, sedangkan pendidik memberikan bimbingan dan merencanakan segala kegiatan yang akan diperbuat oleh anak didik. c) Rousseau memberikan penjelasan bahwa segala pengetahuan itu harus diperoleh dengan pengamatan sendiri, pengalaman sendiri, penyelidikan
12 13
171.
Sardiman, op. cit., h. 95. Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2013), h. 170-
15
sendiri, dengan bekerja sendiri, dengan fasilitas yang diciptakan sendiri, baik secara rohani maupun teknis. 14 Ahmad Rohani mengungkapkan bahwa aktivitas belajar adalah aktivitas yang bersifat fisik maupun mental. Aktivitas dalam belajar merupakan suatu kegiatan yang dilakukan sehari-hari di dalam kelas dalam proses belajar mengajar. Dalam kegiatan belajar mengajar, kedua aspek harus selalu berkaitan. Dengan begitu apapun yang dilakukan tidak terlepas dari tujuan belajar yang sebenarnya karena aktivitas dan keduanya akan membuahkan aktivitas belajar yang optimal. Aktivitas siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah satu indikator adanya keinginan siswa untuk belajar. Dapat dikatakan bahwa aktivitas belajar merupakan inti dari suatu proses belajar, karena belajar merupakan suatu kegiatan. Tanpa kegiatan atau bergerak tidak mungkin seseorang dikatakan belajar. Penggunaan asas aktivitas besar nilainya bagi pengajaran para siswa, karena: 1) Para siswa mencari pengalaman sendiri dan langsung mengalami sendiri. 2) Berbuat sendiri akan mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara integral. 3) Memupuk kerja sama yang harmonis di kalangan siswa. 4) Para siswa bekerja menurut minat dan kemampuan sendiri. 5) Memupuk disiplin kelas secara wajar dan suasana belajar menjadi demokratis. 6) Mempererat hubungan sekolah dan masyarakat, dan hubungan antara orang tua dan guru. 7) Proses belajar mengajar diselenggarakan secara realitas dan konkret. 8) Pengajaran disekolah menjadi hidup sebagaimana aktivitas dalam kehidupan di masyarakat. 15
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar matematika adalah suatu kegiatan yang merubah tingkah laku dalam
14 15
Sardiman, op. cit., h. 96. Oemar Hamalik, op. cit., h. 175-176.
16
pengembangan pengetahuan, keterampilan dan yang diperoleh secara bernalar dan berhubungan dengan bentuk baik bersifat fisik (berhubungan dengan bilangan) dan mental (penalaran logika). Dan dapat disimpulkan definisi aktivitas belajar matematika secara operasional yaitu kegiatan yang dilakukan siswa di dalam kelas atau selama proses pembelajaran berlangsung seperti memperhatikan, bertanya, mengeluarkan pendapat, mencatat, menggambar, membuat kontruksi, melakukan percobaan dan memecahkan masalah.
e. Jenis-jenis Aktivitas dalam Belajar Saat belajar, seseorang tidak akan dapat menghindarkan diri dari situasi. Situasi akan menentukan aktivitas apa yang akan dilakukan dalam rangka belajar. Aktivitas siswa tidak cukup hanya mendengarkan dan mencatat seperti yang lazim terdapat di sekolah-sekolah tradisional. Diedrich menyimpulkan aktivitas peserta didik dalam pembelajaran adalah sebagai berikut: 16 1) Visual activities Aktivitas visual berhubungan erat dengan mata, tanpa mata tidak mungkin aktivitas visual dapat dilakukan. Tapi perlu diingat bahwa tidak semua aktivitas visual berarti belajar. Aktivitas visual dalam arti belajar disini adalah yang bertujuan sesuai dengan kebutuhan untuk mengadakan perubahan tingkah laku yang positif. Contohnya adalah membaca, memperhatikan : gambar, demonstrasi, percobaan. 2) Oral activities Jenis aktivitas ini berkaitan dengan berbicara, contoh dari kegiatan ini adalah menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan interview, diskusi, interupsi dan sebagainya. 3) Listening activities Aktivitas ini melibatkan indera pendengaran. Contoh aktivitas ini adalah mendengarkan: uraian, percakapan, diskusi, musik, pidato dan sebagainya. Perlu diperhatikan bahwa untuk menjadi pendengar yang baik dituntut untuk
16
Sardiman, op.cit., h.101.
17
mencatat hal-hal yang dianggap penting di sela-sela aktivitas mendengarkan tersebut.17 4) Writing activities Aktivitas menulis yang termasuk sebagai aktivitas belajar yaitu apabila dalam menulis, penulis tersebut menyadari kebutuhan dan tujuannya, serta menggunakan seperangkat tertentu agar apa yang ditulis nantinya berguna bagi pencapaian tujuan.18 Contoh dari aktivitas ini adalah menulis: cerita, karangan, laporan, tes, angket, menyalin dan sebagainya. 5) Drawing activities Jenis aktivitas ini diantaranya seperti menggambar, membuat grafik, peta, diagram, pola dan sebagainya. 6) Motor activities Jenis aktivitas ini diantaranya seperti melakukan percobaan, membuat kontruksi, model, mereparasi, bermain, berkebun, memelihara binatang dan sebagainya. 7) Mental activities Jenis aktivitas ini diantaranya seperti menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan dan sebagainya. 8) Emotional activities Jenis aktivitas ini diantaranya seperti menaruh minat, merasa bosan, gembira, berani, tenang, gugup dan sebagainya.
John Van De Walle secara lebih spesifik mengungkapkan aktivitas dalam mengerjakan matematika berdasarkan kata kerja yang ditemukan pada literaturliteratur yang membahas tentang perubahan dalam pendidikan, yaitu : mengungkapkan, menyajikan, menerangkan,
menyelidiki,
merumuskan,
menduga, menentukan,
menggambarkan,
menyelesaikan,
membuktikan,
mengkonstruksikan,
mengembangkan,
menguji,
memperkirakan
dan
menggunakan. 17
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002), cet. 1, h.
38-39 18
Ibid., h. 41.
18
Aktivitas-aktivitas tersebut menyatakan proses memahami dan proses menjelaskan. Hal tersebut dikarenakan ketika siswa dilibatkan dalam bermacammacam kegiatan yang didasarkan pada kata kerja di atas, maka siswa tidak hanya akan menjadi pendengar atau pengamat yang pasif. Mereka perlu secara aktif terlibat memikirkan ide-ide matematika yang dibahas.19 Menurut Neal Grandgenett, Judi Harris dan Mark Hofer aktivitas belajar matematika dibedakan menjadi tujuh macam, sebagai berikut : 1.
Tipe aktivitas “mempertimbangkan” Ketika belajar matematika, siswa sering diminta untuk mempertimbangkan dengan bijaksana konsep atau informasi sehingga berguna untuk pemahaman siswa. Contoh dari aktivitas mempertimbangkan antara lain menghadiri demonstrasi, membaca teks, berdiskusi, mengenal pola, menyelidiki konsep dan memahami atau menentukan masalah.
2.
Tipe aktivitas “latihan” Dalam pembelajaran matematika, seringkali penting bagi siswa untuk dapat mempraktikkan teknik perhitungan atau strategi berbasis algoritma lain, agar siswa dapat menggunakan kemampuan ini dikemudian hari dengan aplikasi matematika yang lebih tinggi. Contoh dari aktivitas latihan antara lain melakukan perhitungan, latihan dan praktik serta memecahkan teka-teki.
3. Tipe aktivitas “menafsirkan” Aktivitas ini secara lebih jelas dibagi ke dalam enam macam jenis aktivitas yaitu
mengajukan
sebuah
dugaan,
mengembangkan
argumen,
mengelompokkan, menafsirkan representasi atau gambaran, memperkirakan serta menafsirkan kejadian secara sistematis. 4.
Tipe aktivitas “menghasilkan” Ketika siswa secara aktif terlibat dalam pembelajaran matematika, siswa dapat termotivasi untuk menghasilkan karya matematika, bukan hanya menjadi siswa yang pasif menerima materi yang ada. Contoh aktivitas menghasilkan antara lain melakukan demonstrasi, menghasilkan teks, 19
John A. Van De Walle. Matematika Sekolah Dasar dan Menengah Pengembangan Pengajaran, jilid I, (Jakarta: Erlangga, 2008), ed. 6, h. 14.
19
menjelaskan objek atau konsep secara sistematis, mengembangkan masalah serta mengahasilkan representasi/gambaran. 5.
Tipe aktivitas “menerapkan” Kegunaan matematika di dunia dapat ditemukan dalam aplikasi yang otentik. Teknologi pendidikan dapat digunakan untuk membantu siswa dalam menerapkan pengetahuan matematika serta untuk menghubungkan konsepkonsep matematika mereka di dunia nyata. Aktivitas ini secara lebih jelas dibagi ke dalam tiga macam jenis aktivitas yaitu memilih strategi, melakukan tes dan menerapkan representasi matematis untuk kehidupan nyata.
6.
Tipe aktivitas “mengevaluasi” Saat siswa mengevaluasi pekerjaan matematika mereka sendiri atau pekerjaan orang lain, mereka terlibat dalam upaya untuk memahami konsep-konsep dan proses matematika. Aktivitas ini secara lebih jelas dibagi ke dalam empat macam jenis aktivitas yaitu membandingkan dan membedakan. Menguji solusi, menguji dugaan serta mengevaluasi tugas matematika.
7.
Tipe aktivitas “membuat” Ketika siswa terlibat dalam pembelajaran matematika dengan tingkat yang lebih tinggi, mereka terlibat dalam proses berpikir yang kreatif dan imajinatif. Hal ini menyatakan keyakinannya bahwa matematika memerlukan usaha untuk berimajinasi dan menciptakan sesuatu. Aktivitas ini secara lebih jelas dibagi ke dalam empat macam jenis aktivitas yaitu mengajar pelajaran, membuat rencana sistematis untuk masalah matematika, membuat produk atau penemuan serta menciptakan cara untuk menyelesaikan masalah matematika. 20
Berdasarkan teori aktivitas tersebut menunjukkan bahwa aktivitas di sekolah cukup kompleks dan bervariasi. Jika berbagai macam kegiatan tersebut dapat diciptakan di sekolah, tentu sekolah-sekolah akan lebih dinamis, tidak membosankan dan benar-benar menjadi pusat aktivitas belajar yang maksimal. 20
Neal Grandgenett, Judi Harris dan Mark Hofer, Mathematics Learning Activity Types, (College of William and Mary, School of Education, Februari 2011), h. 1-6. http://activitytypes.wm.edu/MathLearningATs-Feb2011.pdf
20
Maka indikator aktivitas belajar yang akan digunakan penulis dalam penelitian ini adalah: a) Visual activities : keseriusan siswa dalam membaca teks (survey) pada LKS. b) Oral Activities : keaktifan siswa dalam bertanya (question), keterlibatan siswa dalam diskusi kelompok (read). c) Mental Activities : keberanian siswa presentasi di depan kelas (recite), keterlibatan siswa dalam menyelesaikan latihan soal di LKS, keberanian siswa menuliskan jawaban di papan tulis, membuat rangkuman hasil belajar (review) dan ketuntasan dalam membuat PR (menggunakan kertas origami untuk menjelaskan materi segiempat). d) Emotional Activities : antusias/senang saat belajar.
2.
Metode SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review) Ada beberapa metode membaca yang telah dikembangkan dan diterapkan
dalam penelitian, salah satunya adalah metode SQ3R. Metode SQ3R adalah metode membaca untuk memahami isi bacaan yang menggunakan langkahlangkah secara sistematis dalam pelaksanaannya.21 Telah banyak terbukti bahwa dengan metode SQ3R dapat meningkatkan memahami bacaan bahan ajar/materi, soal-soal cerita, dan lain-lain. Metode SQ3R dikembangkan oleh Francis P. Robinson pada tahun 1946 di Universitas Ohio Amerika Serikat. Metode SQ3R dapat digunakan dalam pembelajaran untuk memahami materi, seperti di perguruan tinggi ataupun sekolah-sekolah sehingga metode ini sangat efektif digunakan untuk mengerjakan tugas bagi para siswa atau mahasiswa.22 Dahulu metode SQ3R digunakan sebagai sistem belajar untuk mahasiswa di perguruan tinggi tetapi metode ini juga cocok untuk alat belajar siswa, karena metode ini mudah diadaptasikan untuk teks cerita nyata yang lebih sederhana. 23
21
H. Dalman, Keterampilan Membaca, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2013), h.
189. 22
Ibid. Pamela J. Faris. Teaching Reading: A Balanced Approach For Today’s Classrooms, (New York: MC Graw Hill, 2004), h.356. 23
21
Metode ini dirancang untuk membantu siswa memahami materi yang menggunakan beberapa tahap untuk membimbing siswa selama membaca dan belajar. Langkah-langkah metode SQ3R disusun secara sistematis dan bertahap sehingga memudahkan siswa untuk memahami materi. Pada proses belajar, terdapat beberapa siswa yang mengalami kesulitan memahami definisi, cerita, atau bacaan lainnya. Karena terkadang ketika sedang membaca siswa tidak sepenuhnya konsentrasi, walaupun mata melihat baris demi baris tetapi pikirannya tidak berada ditempat. Jadi tidak jarang untuk memahami suatu bacaan siswa membaca lebih dari satu kali. Metode SQ3R dikenal untuk mempelajari suatu bacaan pada mata pelajaran yang banyak mengandung bacaan, seperti mata pelajaran geografi, sejarah, bahasa inggris. Padahal setelah dilakukan beberapa penelitian, metode SQ3R juga dapat diterapkan pada pelajaran eksakta seperti fisika, matematika, kimia, dan biologi. Penerapan pada pelajaran eksakta sama halnya dengan pelajaran non eksakta. Seperti yang dikatakan oleh Sagala (2009) metode SQ3R dapat digunakan untuk mata pelajaran apa saja.24 Metode SQ3R dalam pembelajaran matematika dapat digunakan untuk membaca materi dan soal matematika. Suatu hal yang harus diperhatikan untuk memiliki keterampilan membaca matematika dengan baik, yaitu siswa harus memahami hakikat matematika seperti simbol-simbol matematika dan istilahistilah matematika. Begitu pula saat menemukan tabel, bagan, diagram-diagram atau contoh-contoh siswa harus secara utuh menangkap maksudnya. Menurut Utari Sumarmo, keterampilan dalam membaca matematika dapat diolongkan menjadi dua jenis, yaitu: a. Keterampilan membaca matematika yang tingkat rendah (low order mathematical doing). Contohnya: membaca teks yang memuat operasi sederhana, menerapkan rumus matematika secara langsung, mengikuti prosedur algoritma yang baku. b. Keterampilan membaca matematika yang tingkat tinggi (high order mathematical doing). Contohnya: membaca matematika yang memuat 24
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2009), h. 60.
22
kemampuan memahami ide matematik secara mendalam, mengamati data dan menggali teks yang tersirat, menyusun konjektur, analogi dan generalisasi, menalar secara logik, menyelesaikan masalah, berkomunikasi secara matematik dan mengkait ide matematik dengan kegiatan intelektual lainnya tergolong pada cara berpikir tingkat tinggi. 25 Pada penerapan metode SQ3R siswa tidak sekedar menghafal dan mengulang tanpa pemahaman makna, tetapi juga dapat melibatkan siswa pada proses berpikir dan mencari pemahaman makna dari informasi yang sedang dipelajari. Untuk memperoleh pemahaman dari informasi yang dipelajari, siswa harus terampil membaca materi yang disajikan guru. Adapun langkah-langkah metode SQ3R terdiri dari tahapan survey, question, read, recite, dan review.26 a)
Survey Survey ialah langkah membaca untuk mendapatkan gambaran keseluruhan
yang terkandung di dalam bahan yang dibaca. Menurut Soedarso (2005), survey atau prabaca adalah teknik untuk mengenal bahan sebelum membacanya secara lengkap, dilakukan untuk mengenal organisasi dan ikhtisar umum yang akan dibaca. Prabaca dilakukan hanya beberapa menit.27 Pada tahap survey, siswa disarankan menyiapkan pensil, kertas, dan alat penanda (seperti stabilo dan sebagainya) untuk menandai atau mengarisbawahi bagian-bagian tertentu seperti judul, sub judul, kata-kata yang bercetak miring, kata-kata yang di bold atau katakata yang dianggap penting. Bagian-bagian penting dan akan dijadikan bahan pertanyaan, perlu ditandai untuk memudahkan proses penyusunan daftar pertanyaan pada tahap question. Proses menandai ide-ide kunci dari teks akan membantu siswa lebih banyak belajar dari teks karena beberapa alasan. Pertama, menggarisbawahi membantu menemukan ide-ide kunci dari konsep matematika dalam teks. Oleh karena itu, pengulangan dan penghafalan lebih cepat dan lebih efisien. Kedua,
25
Utari Sumarmo, “Pembelajaran Keterampilan Membaca Matematika Pada Siswa Sekolah Menengah”, (FMIPA UPI, Desember 2006), h. 2. 26 Miftahul Huda, Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013), h. 244. 27 H. Dalman, op. cit., h. 191.
23
proses pemilihan apa yang digarisbawahi membantu dalam menghubungkan informasi baru dengan pengetahuanyang telah ada. Selain membuat tanda dengan menggarisbawahi, siswa juga diarahkan untuk membuat catatan pinggir dan catatan lain yang dapat melengkapi garis bawah. Hal ini, bisa untuk menandai kata-kata yang tidak dimengerti atau kalimat yang sulit dimengerti.28 b) Question Question adalah aktivitas siswa untuk menyusun pertanyaan-pertanyaan yang relevan dengan teks. Bersamaan pada saat survey, ajukan pertanyaan sebanyak-banyaknya tentang isi bacaan itu, dengan mengubah judul dan subjudul serta sub dari subjudul menjadi suatu pertanyaan. Gunakan kata-kata siapa, apa, kapan, di mana, atau mengapa. Jumlah pertanyaan yang dibuat tergantung panjang pendeknya teks dan kemampuan siswa dalam mempelajari teks yang sedang dipelajari. Jika teks yang sedang dipelajari siswa berisi hal-hal yang sebelumnya telah diketahui siswa, maka siswa hanya perlu membuat sedikit pertanyaan. Sebaliknya, jika siswa belum mengetahui atau latar belakang siswa tidak berhubungan dengan isi teks, maka ia perlu membuat pertanyaan sebanyak-banyaknya.29 Aktvitas membuat daftar pertanyaan berdasarkan teks yang telah dibaca cukuplah efektif dan membantu proses belajar melalui kegiatan membaca. Trianto mengatakan bahwa apabila seseorang membaca untuk menjawab sejumlah pertanyaan, maka akan membuat dia membaca lebih hati-hati dan seksama. Selain itu, aktivitas membuat pertanyaan ini juga akan membantu mengingat apa yang dibaca dengan baik.30 c)
Read Read adalah aktivitas membaca teks secara aktif. Ketika siswa membaca,
mereka harus mencari jawaban-jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang telah mereka formulasikan saat mempreview teks itu sebelumnya. Dalam hal ini,
28
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif – Progresif, (Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, 2011), h. 146. 29 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), h. 128. 30 Trianto, op. cit., h. 152.
24
membaca secara aktif juga berarti membaca yang difokuskan pada paragrafparagraf yang diperkirakan mengandung jawaban-jawaban yang diperkirakan relevan dengan pertanyaan tadi.31 d) Recite Recite adalah tahap dimana siswa menuliskan jawaban dari pertanyaanpertanyaan yang telah disusun. Siswa harus merubah informasi yang telah dibaca dengan menggunakan kata-kata sendiri dan pada tahap ini siswa mulai membuat catatan singkat atau sederhana. Usahakan siswa membuat catatan singkat atau sederhana berdasarkan apa yang telah digarisbawahi maupun serta jawaban dari pertanyaan yang telah mereka buat. Guru bertugas mengarahkan siswa menuangkan inti sari dari ide atau pemahaman yang dimiliki siswa ke dalam catatan sederhana
yang dibuat. Setelah itu, para siswa dipersilahkan
mempresentasikan catatan sederhana mereka di depan kelas. e)
Review Review adalah aktivitas siswa untuk meninjau ulang seluruh pertanyaan
dan jawaban secara singkat. Setelah selesai membaca, siswa seharusnya mereview teks itu untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan selanjutnya dengan mengingat kembali pertanyaan-pertanyaan yang telah mereka jawab sebelumnya. Aktivitas review digunakan untuk memastikan siswa menangkap informasi dan memahami ide pokok dan bahan bacaan yang diberikan.
Metode SQ3R dapat mendorong siswa untuk lebih memahami materi pada teks yang sedang mereka pelajari dan lebih terarah pada intisari dari isi dalam teks tersebut. Selain itu, tahapan-tahapan yang sistematis dari SQ3R membuat siswa untuk aktif dalam proses berpikir. Jadi, setiap informasi yang dipelajari diharapkan dapat tersimpan dengan baik dalam sistem memori jangka panjang siswa. Ada beberapa keuntungan menerapkan metode SQ3R dalam proses pembelajaran, yaitu:
31
Muhibbin Syah, op. cit., h. 129.
25
a. Pendekatan tugas melalui membaca teks dapat membuat siswa lebih percaya diri. b. Membantu konsentrasi siswa. c. Metode ini bisa membantu siswa untuk memfokuskan bagian-bagian yang tersulit dalam membaca,bila sebuah pertanyaan tidak dapat dijawab atau tidak dimengerti, siswa bisa mengidentifikasi kesulitannya dan mendapatkan jawabannya. d. Melatih memberikan jawaban dalam pertanyaan tentang materi. e. Membantu mempersiapkan catatan dalam bentuk tanya jawab.
Penggunaan metode SQ3R tidak hanya terbatas pada kegiatan belajar individual saja, tetapi metode ini bisa juga diterapkan pada pembelajaran kelompok. Penerapan SQ3R pada pembelajaran kelompok akan lebih membantu siswa dalam belajar. Hal ini dikarenakan dengan adanya pembentukan kelompok belajar akan terjadi diskusi antar anggota kelompok. Selain diskusi, keuntungan lain yaitu siswa yang lebih pandai dan lebih paham dalam kelompok akan menjadi tutor bagi anggota kelompok lain yang kurang pandai atau kurang paham. Metode pembelajaran SQ3R didukung oleh teori belajar Ausubel yang terkenenal dengan belajar bermakna dan pentingnya pengulangan sebelum belajar dimulai (Suherman, 2003). Ausubel memfokuskan kepada metode pembelajaran verbal dalam berbicara, membaca dan menulis. Ausubel juga berpendapat bahwa pembelajaran berdasarkan hafalan tidak banyak membantu siswa di dalam memperoleh pengetahuan, pembelajaran oleh guru harus sedemikian rupa sehingga membangun pemahaman dalam struktur kognitifnya, pembelajaran haruslah bermakna (meaningful learning) bagi siswa untuk menyelesaikan problem-problem kehidupannya.32 Pada pembelajaran dengan menggunakan metode SQ3R, belajar bermakna terwujud dari tahapan-tahapan pada metode SQ3R yaitu survey, question, read, recite dan review.
32
Suyono dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), h. 100.
26
B. Pengajuan Konseptual Intervensi Tindakan Matematika sangat diperlukan dalam proses pembelajaran karena mampu untuk membantu seseorang memecahkan berbagai persoalan. Pembelajaran matematika mempunyai objek yang bersifat abstrak. Sifat abstrak ini menyebabkan banyak siswa mengalami kesulitan dalam mengaplikasikan matematika ke dalam situasi kehidupan nyata. Hal lain yang menyebabkan sulitnya matematika bagi siswa adalah karena pembelajaran matematika yang kurang bermakna. Guru dalam pembelajarannya di kelas kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan kembali dan mengkonstruksi sendiri ide-idenya. Aktivitas belajar merupakan bentuk-bentuk kegiatan yang ada dalam pembelajaran. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dapat merangsang dan mengembangkan bakat yang mereka miliki, berfikir kritis dan dapat memecah permasalahan dalam kehidupan sehar-hari. Jika dalam pembelajaran matematika siswa kurang terlibat aktif maka kemungkinan ada masalah dari diri siswa, apakah karena siswa belum paham dengan materi yang diajarkan sehingga kurang terlihatnya aktivitas belajar siswa, seperti siswa tidak terlibat dalam mengerjakan soal latihan kelompok, tidak ada keberanian presentasi ke depan kelas, atau banyak siswa yang tidak mengerjakan PR atau tugas. Metode SQ3R merupakan sebuah metode pembelajaran alternatif yang dapat memberikan ruang yang luas bagi siswa untuk mengalami sebuah pengalaman belajar yang lebih bermakna. Metode SQ3R ini adalah salah satu metode pembelajaran yang berkaitan dengan keterampilan membaca matematika dan dapat membuat siswa lebih mandiri dalam mengkonstruksi ilmu pengetahuan, karena penerapan metode SQ3R melatih siswa untuk aktif menggunakan cara berfikir siswa. Tujuan penerapan SQ3R ini adalah agar siswa lebih mudah memahami konsep matematika dengan melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran. Melalui langkah-langkah pada metode SQ3R yang memuat aktivitas-aktivitas belajar matemtaika, siswa tidak hanya dilatih untuk bersikap aktif didalam kelas namun metode ini juga melatih siswa untuk memahami
27
konsep matematika dari teks secara aktif. Oleh karena itu, penulis mengangkat metode ini sebagai solusi yang ditawarkan dalam penelitian ini. Bentuk penerapan metode SQ3R pada siklus pertama dilakukan secara berkelompok berpasangan dengan menggunakan LKS. LKS ini memuat teks yang berisi masalah sehari-hari yang dapat menganalogikan konsep yang diajarkan. Sedangkan pada siklus kedua dilakukan secara berkelompok 4 orang. Hal ini agar suasana diskusi lebih hidup baik dengan sesama kelompok maupun dengan kelompok yang lain. Jika digambarkan, maka bagan desain kerangka konseptual dan intervensi tindakan yang diharapkan sebagai berikut:
Masalah Siswa
Intervensi Tindakan
Aktivitas belajar matematika siswa rendah
Penerapan metode SQ3R dalam pembelajaran
Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan Aktivitas belajar matematika siswa meningkat
Gambar 2.1 Bagan Desain Kerangka Konseptual dan Intervensi Tindakan
C. Hasil Penelitian yang Relevan Adapun penelitian relevan yang sudah dilakukan antara lain : 1.
Unnes Journal of Mathematics Education 1 (2) (2012), ISSN NO 2252-6927, yang berjudul “Keefektifan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe SQ3R
28
Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa SMP Kelas VII”. Oleh Dian Teguh Firmansyah, Zaenuri, dan Mulyono. Universitas Negeri Semarang, Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang menggunakan metode SQ3R lebih baik dari pada siswa yang menggunakan metode ekspositori.33 Perbedaan penelitian yang peneliti lakukan dengan penelitian ini teletak pada tahapan SQ3R yang digunakan. Peneliti menerapkan proses presentasi pada tahap recite agar siswa dapat memahami pelajaran dengan diskusi aktif, sedangkan pada jurnal proses diskusi dilaksanakan pada tahap review. 2.
Hasil penelitian Melsa Agusri, Husna, dan Yulyanti Harisman yang berjudul “ Pengaruh Penerapan Metode SQ3R Disertai Lembar Kegiatan Siswa (LKS) Terhadap Pemahaman Konsep Matematis Siswa Kelas VIII SMP Negeri 11 Padang.” STKIP PGRI SUMBAR. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rata-rata kelas eksperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol, dan pemahaman konsep matematis siswa dengan menerapkan LKS lebih baik dari pemahaman konsep matematis siswa dengan menerapkan pembelajaran konvensional.34
3.
Jurnal Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sidoarjo, ISSN: 2337-8166, yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Matriks”. Oleh Lailatul Mufidah, Dzulkifli Effendi dan Titi Teri Purwanti. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas belajar matematika siswa meningkat.35
4.
Penelitian skripsi yang dilakukan oleh Mochamad Ikmal Januar yang berjudul “Peningkatan Pemahaman Relasional Matematik Siswa Melalui Metode SQ3R di Sekolah Menengah Pertama”. Penelitian tersebut dilakukan pada 33
Dian Teguh, Zaenuri, dan Mulyono, “Keefektifan Pembelajaran Kooperatif Tipe SQ3R Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa SMP Kelas VII”, Unnes Journal of Mathematics Education, ISSN NO 2252-692, 2012. 34 Melsa Agusri, Husna dan Yulyanti Harisman, “Pengaruh Penerapan Metode SQ3R Disertai Lembar Kegiatan Siswa (LKS) Terhadap Pemahaman Konsep Matematis Siswa Kelas VIII SMP Negeri 11 Padang”, t.t. 35 Lailatul Mufidah, Dzulkifli Effendi dan Titi Teri Purwanti, “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Matriks”, Jurnal Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sidoarjo, Vol.1, 2013.
29
tahun 2013 di SMP Al-Hasra Depok. Hasil penelitian menunjukan bahwa penerapan metode SQ3R mampu
meningkatkan pemahaman relasional
matematik siswa. Hal ini terlihat dari nilai rata-rata pemahaman relasional matematik siswa kelas VII-3 pada pokok bahasan himpunan mengalami peningkatan. Pada siklus I rata-rata skor sebesar 70,9 menjadi 79,7 di siklus II. Selain itu, dilihat dari setiap indikator penalaran deduktif matematik siswa juga sudah mencapai 75. Hasil aktivitas belajar matematika juga meningkat dalam penelitian ini. Pada siklus I rata-rata aktivitas belajar matematika siswa sebesar 71,1%, sedangkan pada siklus II rata-rata aktivitas belajar matematika siswa sebesar 82,3%.36 Perbedaan penelitian yang peneliti lakukan dengan penelitian ini yaitu peneliti memberikan tindakan yang berbeda pada tahap SQ3R baik di siklus I maupun di siklus II. Pada tahap survey peneliti memberikan teks yang berisi cerita sehari-hari namun teks tersebut tidak langsung memberikan rumus yang terkait materi yang dibahas sehingga siswa yang berusaha aktif untuk menemukan rumusnya. Pada tahap question di siklus I peneliti memberikan 3 contoh pertanyaan dan pada siklus II siswa tidak diberikan contoh pertanyaan. Pada tahap recite siklus II hasil catatan sederhana ditukar dengan kelompok lain untuk diperiksa sebelum melakukan diskusi kelompok. D. Hipotesis Tindakan Berdasarkan kerangka teori yang telah dibahas maka hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah : “Penerapan metode pembelajaran SQ3R dapat meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa”.
36
Mochamad Ikmal Januar, “Peningkatan Pemahaman Relasional Matematik Siswa Melalui Metode SQ3R di Sekolah Menengah Pertama”, Skripsi UIN Jakarta: 2013, h. 104, tidak diterbitkan.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian 1.
Tempat Peneliian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 127 Jakarta Barat yang beralamat di Jalan Kebon Jeruk Raya Kel. Kebon Jeruk, Kec. Kebon Jeruk Kota Jakarta Barat No.126A
2.
Waktu Penelitian Waktu penelitian pada semester genap tahun ajaran 2014-2015
Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian Kegiatan
Pelaksanaan Tindakan Okt
Persiapan dan Pelaksanaan
√
Observasi Prapenelitian
√
Nov Des
Jan
√
√
√
√
√
Pelaksanaan Penelitian
Feb
Mar
√
√
Analisis Data
√
Laporan Penelitian
Apr
Mei
√
√
√
√
B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian Merujuk pada permasalahan yang telah dijelaskan sebelumnya, maka metode penelitian yang akan digunakan adalah penelitian tindakan kelas, dimana metode ini termasuk kedalam metode penelitian kualitatif. Digunakannya metode penelitian ini diharapkan adanya peningkatan kualitas proses dan hasil belajar, dalam penelitian ini diharapkan adanya perubahan dan peningkatan dalam aktivitas belajar matematika siswa dan hasil belajar siswa.
30
31
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam 2 siklus, hasil tindakan pada tiap siklus dianalisis sehingga berdasarkan analisis tersebutlah maka dapat ditentukan apakah siklus selanjutnya dapat dilanjutkan atau tidak. Penelitian ini diawali dengan melakukan penelitian pendahuluan (prapenelitian). Dalam prapenelitian tersebut peneliti melakukan observasi terhadap guru dan siswa tentang proses pembelajaran matematika. Dalam setiap siklus atau putaran PTK dilakukan empat kegiatan pokok, yakni perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi.1 Adapun penjelasannya sebagai berikut: 1.
Perencanaan (Planning) Dalam tahap perencanaan, peneliti menentukan titik fokus masalah yang perlu mendapat perhatian khusus untuk diamati, kemudian membuat Rencana Pelaksanaan Pengajaran (RPP). Peneliti juga membuat instrumen penelitian yang terdiri atas lembar kerja siswa (LKS), lembar tes akhir siklus, lembar observasi aktivitas belajar matematika siswa, lembar observasi guru, pedoman wawancara dan jurnal harian.
2.
Melaksanakan tindakan (Acting) Tahap ini merupakan inti dari penelitian. Peneliti melaksanakan tindakan pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran matematika dengan metode SQ3R pada setiap siklus. Disamping itu, setiap akhir siklus peneliti melaksanakan tes dan menyebarkan angket untuk mengukur aktivitas belajar matematika dan respon siswa terhadap pembelajaran yang dilakukan selama satu siklus.
3.
Observasi (Observing) Pengamatan
dilakukan
bersama
dengan
pelaksanaan
tindakan
agar
memperoleh data yang jelas untuk perbaikan pada siklus berikutnya. Pada tahap observasi peneliti bekerja sama dengan guru kolaborator sebagai observer. Guru kolaborator melakukan pengamatan terhadap proses pembelajaran menggunakan metode SQ3R yang dilakukan oleh guru dan aktivitas belajar matematika siswa. 1
78
Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2009), h.
32
4.
Refleksi Refleksi adalah aktivitas melihat berbagai kekurangan yang dilaksanakan guru selama tindakan.2 Dari hasil refleksi, guru dapat mencatat berbagai kekurangan yang perlu diperbaiki, sehingga dapat dijadikan dasar dalam penyusunan rencana ulang.
Keempat tahapan dari suatu siklus dalam sebuah PTK digambarkan dalam bagan berikut ini. Observasi Awal
Perencanaan Siklus 1
Pelaksanaan Siklus 1
Refleksi Siklus 1
Pengamatan Siklus 1
Perencanaan Siklus 2 Refleksi Siklus 2
Pelaksanaan Siklus 2 Pengamatan Siklus 2 Jika tindakan belum berhasil, maka tindakan dilanjutkan ke siklus berikutnya
Gambar 3.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas3
2
Ibid. h.80. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), Ed. Rev., cet. 14, h. 137. 3
33
C. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII-F SMPN 127 Jakarta Barat tahun ajaran 2014/2015. Guru bidang studi matematika terlibat dalam penelitian ini yang bertindak sebagai pengamat jalannya penelitian dan sebagai guru kolaborator.
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian Peran peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai pelaksana tindakan penelitian dan pewawancara terhadap subjek penelitian. Peneliti bekerja sama dengan guru kolaborator yang bertugas: (a) Mengamati aktivitas belajar matematika siswa dan menuliskannya dalam instrumen catatan observasi aktivitas belajar matematika siswa. (b) Mengamati pelaksanaan tindakan penelitian dan menuliskannya dalam lembar observasi guru. (c) Bersama peneliti mengevaluasi tindakan penelitian yang telah dilakukan pada suatu siklus tertentu dalam tahap refleksi dan (d) mendokumentasikan aktivitas pembelajaran dalam bentuk fotofoto selama penelitian berlangsung.
E. Tahapan Intervensi Tindakan Penelitian tindakan kelas ini dimaksudkan untuk melihat bagaimana aktivitas belajar matematika siswa, pada setiap siklus setelah diberikan tindakan. Jika pada penelitian siklus I terdapat kekurangan maka penelitian pada siklus II lebih diarahkan pada perbaikan dan jika pada siklus I terdapat keberhasilan maka pada siklus II lebih diarahkan pada pengembangan. Adapun tahapan-tahapan dalam penelitian ini dideskripsikan sebagai berikut:
1.
Penelitian Pendahuluan Peneliti melakukan tahap pra-penelitian terlebih dahulu untuk mengetahui
karakteristik siswa SMP Negeri 127 dalam pembelajaran matematika. Secara khusus, kegiatan yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut:
34
a. Observasi kegiatan belajar mengajar Pada kegiatan ini peneliti melakukan observasi awal terhadap proses pembelajaran matematika pada kelas VII SMPN 127 Jakarta Barat. Melihat bagaimana proses belajar-mengajar di kelas serta bagaimana tingkat aktivitas belajar siswa. b. Wawancara dengan guru Wawancara dilaksanakan terhadap guru kelas untuk mengetahui aktivitas belajar matematika siswa, kemampuan siswa dalam memahami pelajaran, kemampuan siswa dalam mengerjakan soal yang diberikan guru, dan permasalahan yang dihadapi guru dalam pembelajaran matematika di kelas VII
2.
Pelaksanaan Tindakan Guru melaksanakan pembelajaran dengan metode pembelajaran SQ3R
yang meliputi lima tahap yaitu Survey, Question, Read, Recite dan Review. Materi yang disampaikan adalah sifat-sifat, keliling dan luas segiempat (persegi panjang, persegi, jajargenjang, trapesium, layang-layang dan belah ketupat).
Tabel 3.2 Tahap Penelitian Komponen SQ3R Survey
Siklus I
Siklus II
Siswa melakukan membaca Siswa melakukan membaca sekilas teks yang terdapat sekilas teks yang terdapat pada LKS dengan menandai pada LKS dengan menandai judul, kata kunci atau istilah judul, kata kunci atau istilah dengan menggunakan pensil dengan menggunakan pensil atau stabilo.
Question
atau stabilo.
Siswa membuat pertanyaan Siswa membuat pertanyaan dengan kata bantu yang sendiri berdasarkan apa yang telah disiapkan oleh peneliti. telah dibaca dari teks.
35
Read
Siswa
berdiskusi
dengan Siswa
berdiskusi
dengan
anggota kelompoknya dan anggota kelompoknya dan mencari
jawaban
dari mencari
jawaban
dari
pertanyaan-pertanyaan yang pertanyaan-pertanyaan yang telah
dibuat
dengan telah dibuat dengan membaca
membaca ulang teks.
ulang teks serta buku paket pegangan siswa jika masih belum jelas.
Recite
Siswa menuliskan jawaban Siswa menuliskan jawaban yang telah ditemukan pada yang telah ditemukan pada tahap
read
dan
siswa tahap read dan menuliskan
diminta menuliskan catatan catatan sederhana
di jawaban
untuk
presentasikan
di
ditukar
Hasil dengan
depan keompok lainnya kemudian presentasi di depan kelas.
kelas. Review
sederhana.
Setiap
kelompok Setiap
memperbaiki
kelompok
catatan memperbaiki
catatan
sederhana berdasarkan hasil sederhana berdasarkan hasil yang
di
presentasi
dapat
setelah yang
di
kemudian presentasi
ditunagkan dalam bentuk ditunagkan rangkuman hasil belajar.
dapat
setelah kemudian
dalam
bentuk
rangkuman hasil belajar.
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan Hasil penelitian yang diharapkan adalah dengan indikator keberhasilan sebagai berikut: 1.
Hasil pengamatan melalui lembar observasi akivitas belajar matematika siswa menunjukkan peningkatan aktivitas belajar matematika siswa. Hal ini dapat dilihat berdasarkan rata-rata hasil skor seluruh indikator aktivitas mencapai ≥75.
36
2.
Respon positif siswa dalam pembelajaran matematika pada akhir siklus mencapai ≥ 75% .
3.
Tes yang diberikan setiap akhir siklus menunjukkan bahwa ketuntasan belajar (siswa yang memperoleh hasil belajar ≥ 75) mencapai 75 %.
G. Data dan Sumber Data Data dalam penelitian ini ada dua macam, yaitu data kualitatif dan data kuantitatif: 1.
Data kualitatif : hasil observasi guru, hasil observasi aktivitas belajar matematika siswa, lembar jurnal harian siswa, hasil wawancara terhadap guru dan siswa serta hasil dokumentasi (berupa foto kegiatan pembelajaran)
2.
Data Kuantitatif : hasil tes tiap akhir siklus. Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa, guru kolaborator dan
peneliti.
H. Instrumen Pengumpulan Data Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini terdiri dari: 1.
Instrumen Tes Untuk tes digunakan tes formatif yaitu tes yang dilaksanakan pada setiap akhir siklus, tes ini bertujuan untuk menganalisis peningkatan hasil belajar matematika siswa dan ketuntasan belajar siswa terhadap seluruh materi yang telah diberikan pada kedua siklus sebagai implikasi dari PTK. Tes yang digunakan telah memenuhi validitas content dan validitas konstruksi.
2.
Instrumen Non Tes Dalam instrumen non tes ini digunakan instrument sebagai berikut: a. Lembar observasi aktivitas belajar matematika siswa Lembar observasi aktivitas belajar matematika siswa digunakan untuk mengetahui tingkat aktivitas belajar matematika siswa. Lembar observasi
37
ini juga digunakan untuk menganalisa dan merefleksi setiap siklus untuk memperbaiki pembelajaran pada siklus berikutnya.
Tabel 3.3 Kisi-kisi Lembar Observasi Aktivitas Belajar Matematika Siswa No 1.
Jenis Aktivitas Visual Activities
Indikator Keseriusan siswa dalam membaca teks (survey) pada LKS
2.
Oral Activities
Keaktifan siswa dalam bertanya (question) Keterlibatan siswa dalam diskusi kelompok (read)
3.
Mental Activities
Keberanian siswa presentasi di depan kelas (recite) Keterlibatan siswa dalam menyelesaikan latihan soal di LKS Keberanian siswa menuliskan jawaban di papan tulis Membuat rangkuman hasil belajar (review) Ketuntasan (menggunakan
dalam kertas
membuat origami
PR untuk
menjelaskan materi segiempat) 4.
Emotional
Antusias/senang saat belajar
Activities
b. Lembar observasi guru Lembar observasi guru pada KBM digunakan untuk mengetahui kegiatan guru dalam penerapan metode pembelajaran SQ3R. c. Lembar jurnal harian siswa Lembar jurnal harian siswa digunakan untuk mengetahui respon siswa dengan diterapkannya metode SQ3R pada tiap siklus. Selain itu, jurnal
38
digunakan sebagai informasi untuk melakukan perbaikan pada tindakan pembelajaran berikutnya. Pengisian jurnal dilakukan setelah kegiatan pembelajaran berakhir pada tiap pertemuan. d. Lembar wawancara Wawancara dilakukan pada awal penelitian dan tiap akhir siklus dalam penelitian. Wawancara terhadap guru sebelum siklus dilakukan untuk mengetahui aktivitas belajar matematika siswa selama proses belajar. Sementara wawancara terhadap guru dan siswa setelah siklus bertujuan untuk memperoleh data berupa pendapat, kritik atau saran guna dianalisa untuk perbaikan pada proses pembelajaran siklus berikutnya.
I. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Observasi aktivitas belajar matematika siswa: diperoleh dari lembar observasi aktivitas yang diisi oleh guru kolaborator pada setiap pertemuan.
2.
Tes soal: diperoleh dari tes akhir yang dilakukan pada setiap akhir siklus.
3.
Wawancara: peneliti melakukan wawancara terhadap guru bidang studi dan siswa pada tahap pra penelitian dan pada tahap akhir siklus.
4.
Jurnal harian siswa: digunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap metode pembelajaran SQ3R.
5.
Dokumentasi; dokumentasi yang dimaksud adalah berupa foto-foto yang diambil pada saat proses pembelajaran yang diperoleh dari setiap siklus. Setelah semua data terkumpul, peneliti bersama guru kolaborator
melakukan analisis dan evaluasi data untuk mengambil kesimpulan tentang perkembangan aktivitas belajar matematika siswa, tentang kelebihan dan kekurangan penelitian tindakan kelas yag telah dilaksanakan.
J.
Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan Untuk memperoleh data yang valid, yaitu yang objektif dan sahih dalam
penelitian ini digunakan adalah:
39
1.
Tes a. Validitas content (isi) yaitu validitas yang mengukur tujuan intruksional khusus pada materi.4 b. Validitas konstruk yaitu validitas yang setiap butir soalnya terdapat aspek berpikir sesuai dengan tujuan intruksional khusus (indikator).5
2.
Non Tes a. Teknik triangulasi yaitu: menggali data dari sumber yang sama dengan menggunakan cara yang berbeda.6 Untuk memperoleh informasi tentang aktivitas siswa dilakukan dengan mengobservasi siswa. b. Teknik member chek yaitu: memeriksa kembali data-data yang telah terkumpul,
baik
tentang
kejanggalan-kejanggalan,
keaslian
atau
kelengkapannya dan mengulang, mengolah serta menganalisis data yang sudah terkumpul.
K. Analisis Data dan Interpretasi Data Setelah data-data penelitian terkumpul, peneliti memeriksa kembali kelengkapan dan keabsahan data-data tersebut. Tahap selanjutnya adalah menganalisis data tersebut. Semua data dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif. 1.
Data Kuantitatif Data kuantitatif berupa nilai tes formatif akhir siklus. Data penilaian tes
hasil belajar siswa ≥ 75 atau melampaui KKM dinyatakan tuntas, persentase ketuntasan menggunakan rumus
Keterangan: p f N 4
= Angka presentase = frekuensi yang akan dicari persentasenya = Banyak individu
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, edisi II, Aksara, 2012), cet. 1, h. 82. 5 Ibid.h.83 6 Wina Sanjaya, op. cit., h. 112.
(Jakarta: Bumi
40
2.
Data Kualitatif a. Data aktivitas belajar siswa Data yang diperoleh berupa data aktivitas siswa yang diamati selama
pembelajaran berlangsung dengan membandingkan hasil yang dicapai tiap siklus. Data hasil observasi lembar aktivitas siswa disajikan dalam bentuk tabel kemudian dianalisis menggunakan nilai skor. Rata-rata skor tiap indikator dihtung dengan rumus: Rata-rata skor b. Jurnal harian siswa Selain observasi terhadap aktivitas belajar matematika juga dilakukan pengamatan pada respon siswa terhadap pembelajaran matematika menggunakan metode SQ3R. Analisis yang digunakan adalah deskripsi, memaparkan data hasil pengumpulan dan rangkuman jurnal harian yang diisi oleh siswa setiap kali pertemuan. Peneliti mengelompokkannya ke dalam tiga kategori yaitu kategori positif, netral dan negatif. Respon positif diartikan sebagai sikap menyukai, menyenangi pembelajaran menggunakan metode SQ3R. Sedangkan sikap negatif dapat diartikan sebaliknya, dan respon netral berada diantara keduanya. Persentase tiap respon dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut :
L. Pengembangan Perencanaan Tindakan Setelah tindakan pertama (siklus I) selesai dilakukan dan hasil yang diharapkan belum mencapai kriteria keberhasilan yaitu peningkatan aktivitas belajar matematika siswa maka akan ditindak lanjuti untuk melakukan tindakan selanjutnya sebagai rencana perbaikan pembelajaran.
41
Penelitian ini berakhir, apabila peneliti menyadari bahwa penelitian ini telah berhasil menguji adanya peningkatan aktivitas belajar matematika siswa dengan metode pembelajaran SQ3R. Banyak faktor lain yang ikut mempengaruhi aktivitas belajar matematika siswa, untuk itu masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk menentukan faktor-faktor lain tersebut.
BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Data penelitian ini diperoleh dari hasil penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilaksanakan di kelas VII F SMP Negeri 127 Jakarta Barat. Data-data hasil penelitian dikumpulkan dan dianalisis, dan temuan-temuan dalam penelitian diinterpretasikan untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan penelitian. 1.
Pelaksanaan Prapenelitian Pelaksanaan prapenelitian dilaksanakan pada tanggal 25 Oktober 2014, 20
Desember 2014 dan 8 Januari 2015. Kegiatan ini merupakan tahap awal yang dilakukan peneliti untuk mengetahui kondisi sekolah, konsultasi dengan guru bidang studi matematika dan tahap perkenalan peneliti dengan guru yang mengajar dan lingkungan sekolah agar peneliti tidak merasa asing ketika melaksanakan penelitian. Dalam pelaksanaan prapenelitian ini, peneliti melakukan wawancara dengan guru bidang studi matematika, melakukan observasi aktivitas belajar siswa dikelas yang akan dilakukan tindakan. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru matematika SMPN 127 Jakarta diperoleh informasi sebagai berikut : a.
Antusiasme siswa dalam mengikuti pelajaran matematika maih rendah.
b.
Keaktifan dalam mengerjakan soal-soal latihan pada proses pembelajaran juga masih kurang, masih banyak siswa yang mengandalkan temannya.
c.
Siswa kurang aktif bertanya.
d.
Keseriusan siswa saat membaca buku masih kurang, mereka lebih sering mencoret-coret buku atau hanya berpura-pura membaca buku.
e.
Kurangnya keberanian siswa untuk mengerjakan soal di depan kelas.
f.
Kurangnya
penugasan
yang
dapat
42
mengasah
kreatifitas
siswa
43
g.
Masih banyaknya siswa yang berada di luar kelas saat bel pelajaran dimulai, sehingga guru harus menunggu agar siswa masuk semua di kelas untuk memulai pelajaran.
h.
Siswa masih belum berani jika diminta presentasi di depan kelas.
i.
Keterlibatan siswa dalam berdiskusi kelompok juga masih kurang, siswa cenderung berisik jika diskusi kelompok.
j.
Hasil belajar matematika siswa yang masih rendah Nilai ulangan harian matematika siswa kelas VII F dapat dilihat pada tabel
berikut : Tabel 4.1 Nilai Awal Hasil Belajar Matematika Siswa Jumlah Siswa X X Max X Min Siswa Tuntas (≥ 75) Siswa Tidak Tuntas (≤ 75) SD
36 64,86 90 55 2 (5,56%) 34 (94,44%) 7,41
Berdasarkan data hasil ulangan matematika siswa diperoleh hanya 2 siswa yang mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM), sedangkan 34 siswa belum mencapai KKM, dengan nilai rata-rata kelas hanya 64,86. 2. Deskripsi Tindakan Siklus I Tindakan pembelajaran siklus I merupakan awal yang sangat penting karena analisis hasil pembelajaran ini akan dijadikan sebagai refleksi bagi peneliti untuk tindakan selanjutnya. Proses pembelajaran pada siklus I adalah sebagai berikut:
a. Perencanaan Pada tahap perencanaan siklus 1 peneliti menentukan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang akan digunakan dalam penelitian ini. Selanjutnya peneliti
menyusun
indikator
kemudian
membuat
rencana
pelaksanaan
44
pembelajaran (RPP). Peneliti juga menyiapkan bahan ajar (LKS) yang didesain sesuai dengan prosedur penggunaan metode SQ3R, lembar observasi guru, lembar observasi siswa, jurnal harian siswa, angket, soal tes akhir siklus 1, dan alat dokumentasi. Bersama guru kolaborator peneliti mendiskusikan RPP yang akan dilaksanakan, dan mendiskusikan cara penilaian pada lembar observasi aktivitas belajar matematika siswa di dalam kelas b. Pelaksanaan Tindakan dan Observasi Tahap pelaksanaan tindakan bersamaan dengan tahap observasi. Observasi dilakukan oleh guru kolaborator, sedangkan peneliti melaksanakan RPP yang telah direncanakan dalam pembelajaran. Pembelajaran pada siklus I dilaksanakan sebanyak lima kali pertemuan, yaitu empat kali pertemuan untuk pembelajaran dan satu kali pertemuan untuk tes formatif akhir siklus I. Metode pembelajaran yang digunakan adalah metode SQ3R. 1) Pertemuan Pertama/Senin, 16 Februari 2015. 12.30 – 13.50. Kegiatan pembelajaran matematika dikelas VII F pada pertemuan pertama berlangsung selama 2 x 40 menit (dua jam pelajaran). Karena waktu pelajaran matematika di kelas VII-F adalah setelah sholat Zuhur banyak siswa yang masih ada diluar kelas dan masih belum memakai sepatu sehingga peneliti harus menunggu siswa siap menerima pelajaran. Sebelum proses pembelajaran dimulai peneliti dan siswa berdo’a bersama, kemudian peneliti memperkenalkan diri dan menjelaskan maksud dan tujuan peneliti menggantikan guru matematika untuk beberapa pertemuan ke depan (8 pertemuan pembelajaran dan 2 pertemuan untuk tes akhir siklus). Peneliti mengabsen seluruh siswa dan menyiapkan siswa untuk memulai pembelajaran. Pada pertemuan pertama ini terdapat dua siswa yang tidak masuk. Hal yang peneliti lakukan selanjutnya adalah menjelaskan mengenai metode SQ3R yang diterapkan pada LKS. Peneliti menjelaskan langkah-langkah yang harus dilakukan siswa dalam mengisi LKS sesuai dengan langkah-langkah SQ3R.
45
Materi yang dipelajari pada pertemuan pertama adalah sifat-sifat persegi dan persegi panjang. Sebelum masuk pada materi yang akan dipelajari, peneliti mengajak siswa mengingat tentang materi garis dan sudut yang telah dipelajari di semester ganjil untuk memudahkan siswa dalam menentukan sisi-sisi yang sejajar dan menentukan sudut yang belum diketahui pada bangun persegi dan persegi panjang. Setelah menggali pengetahuan prasyarat siswa mengenai garis dan sudut peneliti membagi siswa menjadi 18 kelompok yang masing-masing terdiri dari 2 orang siswa untuk satu kelompok. Hal ini dimaksudkan agar metode SQ3R lebih efektif dengan cara berpasangan. Terdapat beberapa siswa yang kurang setuju dengan pembagian kelompok ini, namun peneliti berusaha memberikan pengertian sehingga akhirnya siswa tersebut mau menerima. Kemudian peneliti membagikan LKS kepada seluruh siswa untuk dikerjakan secara berkelompok. Siswa secara berkelompok diarahkan untuk membaca dan mendiskusikan teks 1 pada LKS 1 dengan teman sekelompoknya. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengeksplorasi pengetahuan dan keingintahuan siswa serta untuk mengarahkan siswa agar mengetahui hal apa saja yang harus dituangkan dalam bentuk pertanyaan. Pada tahap ini hampir seluruh siswa serius membaca teks yang ada di LKS 1 walaupun ada beberapa siswa yang hanya melamun. Kegiatan selanjutnya adalah membuat pertanyaan yang berkaitan dengan materi sifat-sifat persegi dan persegi panjang yang ada pada teks. Pada tahap ini, peneliti memberikan beberapa contoh pertanyaan yang berkaitan dengan teks sehingga siswa dapat mengerti maksud dari tahap question ini. Banyak siswa yang masih kesulitan dalam membuat pertanyaan, hanya sedikit siswa yang mengerti dan lancar dalam membuat pertanyaan. Salah satu siswa dari kelompok 5 bertanya: “Ibu, kita harus buat berapa pertanyaan bu?”, peneliti menjawab: “buat pertanyaan sebanyak yang kalian bisa”. Siswa dari kelompok 11 mengatakan: “Ibu, ini susah bu. Saya bingung mau bikin pertanyaan apa”. Peneliti menjawab: “kamu bisa berdiskusi dengan teman kelompok kamu agar lebih mudah dalam membuat pertanyaan berdasarkan teks tersebut”, setelah peneliti memberi contoh tambahan kepada siswa tersebut akhirnya siswa mulai
46
paham dan melanjutkan membuat pertanyaan. Berikut adalah contoh pertanyaan yang dibuat siswa yang telah mengerti ttahap question :
Gambar 4.1 Pertanyaan Siswa Pada Tahap Question baca, Setelah siswa membuat pertanyaan dari teks yang telah mereka me pertanyaan-pertanyaan pertanyaan yang telah dibuat peneliti meminta siswa menjawab pertanyaan dengan membaca ulang teks untuk menemukan jawabannya. Kemudian para siswa diminta untuk membuat catatan sederhana dari apa yang mereka pahami pertanyaan-pertanyaan yaan yang telah mereka buat. Saat membuat dari teks dan pertanyaan catatan sederhana, siswa banyak mengalami kesulitan karena mereka belum terbiasa dengan tahapan SQ3R sehingga peneliti membantu siswa dengan an contoh: ““persegi adalah....”, mendefinisi memberikan ....”, kemudian siswa mulai mendefinisikan persegi pada kolom catatan sederhana mereka. Berikut hasil catatan sederhana siswa
Gambar 4.2 Catatan Sederhana Siswa Tahap Recite Peneliti
meminta
perwakilan
dari
beberapa
kelompok
untuk
mempresentasikan hasil diskusinya. Awalnya siswa tidak ada yang berani maju untuk ntuk presentasi karena malu dan takut mempresentasikan hasil diskusinya. Hal ini terlihat dari sikap siswa yang saling menunjuk teman teman-temannya temannya untuk maju, namun akhirnya ada beberapa siswa yang bersedia maju presentasi. Siswa
47
membacakan hasil diskusi kelompoknya kemudian setelah selesai peneliti mempersilahkan kelompok lain untuk bertanya. Suasana diskusi kelas masih kurang kondusif, siswa tidak ada yang menanggapi atau bertanya sehingga pada pertemuan ini presentasi kelompok hanya sekedar mempresentasikan hasil diskusi namun tidak adany adanyaa interaksi antar kelompok pada tahap recite ini. Setelah
presentasi
berakhir,
siswa
diminta
untuk
memperbaiki
atau
menambahkan catatan sederhana berdasarkan hasil diskusi.
Gambar 4.3 Perwakilan Kelompok Mempresentasikan Hasil Jawaban dan Catatan Sederhana soal Selanjutnya siswa secara kelompok berlatih mengerjakan soal-soal yang ada pada LKS 1 untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi sifat persegi dan persegi panjang. Suasana kelas menjadi gaduh, beberapa sifat-sifat siswa mulai mengobrol, ada juga yang mondar mondar-mandir mandir melihat jawaban kelompok yang lain. Jam pelajaran sudah habis sebelum siwa dapat soal latihan. Peneliti mengakhiri pertemuan pembelajaran menyelesaikan soal--soal soal-soal soal latihan tersebut, dengan memberikan tugas untuk menyelesaikan soal membuat rangkuman hasil belajar hari ini dan membuat penjelasan mengenai sifat-sifat sifat persegi dan persegi panjang menggunakan kertas origami, dan peneliti memberitahukan materi untuk pertemuan selanjutnya.
48
Pada pertemuan pertama berdasarkan hasil diskusi dengan observer masih terdapat beberapa kendala. Diantaranya yaitu kemampuan peneliti dalam manajemen kelas masih kurang. Hal ini disebabkan peneliti belum mengenal karakter siswa dan kurangnya kedekatan peneliti dengan siswa. Akhirnya suasana kelas masih sulit dikendalikan, siswa masih enggan untuk bertanya sehingga ketika mengerjakan soal siswa masih bergantung kepada jawaban temannya yang lebih pintar. Selain itu masih banyaknya siswa yang bingung dengan penerapan metode SQ3R sehingga banyak waktu yang digunakan untuk memberikan penjelasan kepada siswa. Skor observasi aktivitas belajar matematika siswa pada pertemuan pertama disajikan pada Tabel 4.2 berikut: Tabel 4.2 Skor Observasi Aktivitas Belajar Matematika Siswa Pertemuan Ke-1 No Aspek Yang Dinilai Skor 1. Antusiasme siswa dalam proses belajar 61,11 2. Keseriusan siswa dalam membaca teks pada LKS 64,81 62,04 3. Keaktifan siswa dalam bertanya 4. Keterlibatan siswa dalam diskusi kelompok 62,04 5. Keberanian siswa presentasi di depan kelas 61,11 58,33 6. Keterlibatan siswa dalam menyelesaikan latihan soal di LKS 64,81 7. Keberanian siswa menuliskan jawaban di papan tulis 8. Membuat rangkuman hasil belajar 60,19 66,67 9. Ketuntasan dalam membuat PR (menggunakan kertas origami untuk menjelaskan materi segiempat) Rata-rata 62,35 Dari hasil observasi pada pertemuan pertama setiap indikator aktivitas belajar matematika belum menunjukkan skor yang diharapkan yaitu sebesar 75, begitu pula dengan rata-rata keseluruhan masih dibawah kriteria keberhasilan. Hasil respon positif siswa yang didapat melalui jurnal harian pada pertemuan pertama juga belum mencapai indikator keberhasilan, yaitu masih sebesar 55,56%. Berdasarkan kendala yang dihadapi, peneliti mendapat arahan dan bimbingan dari guru atau observer untuk pertemuan berikutnya agar dapat meminimalisir kendala-kendala tersebut.
49
2) Pertemuan Kedua/Senin, 23 Februari 2015. 12.30 – 13.50 Proses pembelajaran pada pertemuan ini berlangsung selama 2 x 40 menit, pembelajaran dimulai dengan berdoa serta mengkondisikan kelas agar kegiatan belajar berlangsung kondusif dan mengabsen siswa. Satu orang siswa tidak masuk dan ada dua siswa yang telat masuk kelas. Sebelum memulai pelajaran peneliti meminta siswa untuk mengumpulkan tugas mengenai sifat-sifat persegi dan persegi panjang menggunakan kertas origami dan rangkuman hasil belajar pada pertemuan sebelumnya. Terdapat 3 orang siswa yang tidak mengumpulkan tugas, 2 orang siswa karena tidak masuk pada pertemuan sebelumnya dan 1 orang siswa karena lupa membawa tugasnya. Sebagian besar siswa yang mengumpulkan tugas masih terdapat kekeliruan pada penjelasannya. Pada pertemuan ini materi yang diajarkan yaitu menghitung keliling dan luas persegi dan persegi panjang. Sebelumnya peneliti mengingatkan siswa tentang materi sebelumnya dengan membahas beberapa soal latihan LKS 1. Peneliti meminta kesediaan siswa untuk menuliskan jawaban mereka di papan tulis namun siswa masih menunjukkan sikap tidak berani, seperti yang dikatakan salah satu siswa laki-laki: “gamau bu, saya belum ngerti takut salah”, kemudian setelah diberitahu bahwa peneliti akan membantu jika kesulitan akhirnya siswa bersedia maju menulis jawaban di papan tulis. Hal ini membuktikan bahwa aktivitas mental siswa masih rendah. Selanjutnya peneliti memberikan LKS 2 kepada masing-masing siswa untuk dikerjakan secara berkelompok dengan kelompok yang sama. Siswa diminta untuk membaca teks pada LKS 2 yang memuat ilustrasi dari kehidupan sehari-hari. Saat kegiatan survey berlangsung peneliti berkeliling untuk melihat keseriusan siswa saat membaca teks pada LKS, meskipun sebagian siswa tampak serius saat membaca teks ada beberapa siswa yang terlihat mengobrol dan ada yang tidur. Kegiatan selanjutnya adalah siswa membuat pertanyaan. Karena pertemuan sebelumnya terdapat dua siswa yang tidak hadir, maka siswa tersebut masih kesulitan dalam membuat pertanyaan. Peneliti menyarankan teman
50
kelompoknya untuk membantu menjelaskan sehingga temannya itu bisa mengerti. Setelah waktu membuat pertanyaan habis siswa berdiskusi untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah dibuat. Kegiatan diskusi ini membuat suasana kelas menjadi cukup ramai karena ada beberapa siswa yang mengobrol dan bertanya tentang pertanyaan yang dibuat kelompok lain sehingga peneliti berusaha untuk menenangkan kelas. Setelah menjawab pertanyaan kemudian dilanjutkan dengan membuat catatan sederhana yang masih terlihat sulit oleh beberapa siswa, selanjutnya perwakilan beberapa kelompok mempresentasikan hasil diskusi didepan kelas. Siswa masih belum berani untuk maju presentasi ke depan kelas sehingga peneliti menyebutkan nama siswa secara acak untuk maju presentasi di depan kelas. Peneliti mempersilahkan siswa untuk bertanya, berkomentar atau menanggapi hasil presentasi temannya. Siswa dari kelompok 8 memiliki pendapat berbeda mengenai keliling dari persegi panjang, siswa bertanya: “bu, keliling persegi panjang bukannya sama kaya persegi ya bu? Rumusnya 4 kali sisi?”, peneliti menjawab: “ada yang sependapat bahwa rumus keliling persegi panjang 4 kali sisi?”, siswa menjawab: “tidak bu”. Kemudian peneliti bertanya lagi: “lalu ada yang bisa memberi penjelasan mengenai rumus keliling persegi panjang?”, salah satu siswa kelompok 6 menanggapi: “rumus keliling persegi panjang 2 x (p + l)”, lalu peneliti memberikan penjelasan: “iya betul,jika kalian bingung mengenai rumus keliling, kalian dapat menggunakan cara menjumlahkan semua sisi-sisinya”. Setelah peneliti memberikan penjelasan dan presentasi berakhir, siswa kemudian memperbaiki atau menambahkan catatan sederhana kelompok mereka. Kegiatan terakhir adalah mengerjakan soal-soal latihan pada LKS 2. Pada saat diskusi mengerjakan soal latihan berlangsung peneliti berkeliling ke setiap kelompok untuk memantau dan memberikan bantuan kepada kelompok yang merasa kesulitan. Siswa di kelompok 5 bertanya: “bu, gimana caranya kita tau nomor 2 jawabannya menggunakan rumus luas atau keliling?”, peneliti menjawab: “coba kamu baca dan perhatikan soalnya lagi, didalam soal terdapat kata kunci untuk mengetahui rumus luas atau keliling yang akan digunakan untuk menjawab”, siswa kemudian membaca ulang soal dan bertanya lagi:
51
“didalam soal ada kata di sekeliling halaman, berarti pakai rumus keliling ya bu?”, peneliti menjawab: “iya”. Keterlibatan siswa saat mengerjakan soal latihan sudah mulai terdapat sedikit kemajuan, namun masih banyak juga siswa yang mondar-mandir untuk bertanya kepada temannya atau yang ingin mengganggu siswa yang lain sehingga suasana kelas cukup ramai. Setelah siswa selesai mengerjakan soal latihan LKS 2 peneliti meminta beberapa siswa untuk menuliskan jawaban di papan tulis, tetapi siswa yang berani hanya siswa yang duduk di depan sedangkan siswa yang duduk di bagian belakang tidak berani maju dengan alasan masih belum mengerti dan takut salah. Karena waktu pembelajaran sudah hampir selesai, peneliti tidak membahas seluruh soal. Sebelum mengakhiri pembelajaran peneliti meminta siswa untuk mengisi jurnal harian dan memberikan tugas membuat rangkuman hasil belajar serta penjelasan mengenai rumus luas dan keliling persegi dan persegi panjang menggunakan kertas origami. Pembelajaran diakhiri dengan mengucapkan Alhamdulillah. Skor observasi aktivitas belajar matematika siswa pada pertemuan kedua dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut: Tabel 4.3 Skor Observasi Aktivitas Belajar Matematika Siswa Pertemuan ke-2 No Aspek Yang Dinilai Skor 1. Antusiasme siswa dalam proses belajar 68,52 71,3 2. Keseriusan siswa dalam membaca teks pada LKS 3. Keaktifan siswa dalam bertanya 62,96 4. Keterlibatan siswa dalam diskusi kelompok 62,96 5. Keberanian siswa presentasi di depan kelas 62,04 6. Keterlibatan siswa dalam menyelesaikan latihan soal di LKS 60,19 7. Keberanian siswa menuliskan jawaban di papan tulis 63,89 8. Membuat rangkuman hasil belajar 67,59 9. Ketuntasan dalam membuat PR (menggunakan kertas 70,37 origami untuk menjelaskan materi segiempat) Rata-rata 65,54 Dari hasil observasi pada pertemuan kedua setiap indikator aktivitas belajar matematika belum menunjukkan hasil peningkatan meskipun belum
52
mencapai kriteria keberhasilan yang diharapkan yaitu skor sebesar ≥75, kecuali untuk indikator keberanian siswa menuliskan jawaban di papan tulis mengalami penurunan dari pertemuan sebelumnya, begitu pula dengan rata-rata keseluruhan masih dibawah kriteria keberhasilan. Sedangkan respon positif siswa pada pertemuan kedua mengalami peningkatan menjadi 61,11%. 3) Pertemuan Ketiga/Kamis, 26 Februari 2015. 07.30 – 08.50 Pada pertemuan ketiga saat bel masuk kelas berbunyi seluruh siswa sudah berada di dalam kelas, hal ini karena pada hari kamis pelajaran matematika ada di jam pertama. Peneliti memulai kegiatan pembelajaran dengan meminta ketua kelas untuk memimpin berdoa dilanjutkan dengan mengabsen siswa. Ada satu orang siswa yang tidak hadir pada pembelajaran kali ini dan berlangsung selama 2x40 menit. Materi yang dipelajari pada pertemuan ini adalah sifat-sifat jajargenjang, namun sebelumnya peneliti mengingatkan kembali mengenai luas dan keliling persegi dan persegi panjang dengan cara tanya jawab. Kegiatan belajar dilanjutkan dengan peneliti membagikan LKS 3 kepada siswa dan meminta siswa untuk membaca teks yang ada pada LKS. Siswa terlihat serius dan fokus jika dibandingkan dengan pertemuan sebelumnya. Pada kegiatan membuat pertanyaan dan berdiskusi mencari jawaban siswa sudah mulai terbiasa sehingga tidak terjadi kesulitan. Peneliti meminta siswa untuk mempresentasikan jawaban dan catatan sederhana hasil diskusi. Beberapa siswa sudah mulai berani untuk presentasi di depan kelas, setelah selesai presentasi dimulai sesi tanya jawab jika ada perbedaan pendapat atau tanggapan dari kelompok lain. Salah satu pertanyaan siswa yaitu: “bu, jajargenjang punya simetri lipat ga?”, kemudian peneliti bertanya apakah ada diantara siswa yang dapat menjawab pertanyaan temannya lalu siswa dari kelompok lain menjawab: “jajargenjang tidak punya simetri lipat bu, walaupun ada diagonal tapi misalnya dilipat berdasarkan diagonalnya sisisisinya ga bisa sama ukurannya”. Peneliti mengapresiasi jawaban siswa tersebut kemudian menjelaskan secara singkat mengenai sifat-sifat jajargenjang diskusi diakhiri dengan siswa merapihkan catatan sederhana kelompok mereka.
53
Kegiatan belajar dilanjutkan dengan mengerjakan soal latihan yang ada di LKS 3 untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap materi yang telah dibahas. Ternyata siswa masih kesulitan untuk menentukan besar sudut jajargenjang jika dimisalkan dengan variabel seperti 2x + 10ᵒ . Pertanyaan siswa hampir sama yaitu “bu, ini gimana cara cari nilai x nya bu?” kemudian peneliti memberikan contoh yang mirip dengan soal pada LKS sehingga siswa dapat mengerti cara menyelesaikannya. Kegiatan belajar diakhiri dengan meminta siswa mengisi jurnal harian dan memberikan tugas untuk dikerjakan di rumah. Pada pertemuan ini antusias siswa saat pembelajaran berlangsung menunjukkan peningkatan, siswa terlihat semangat terutama ketika mengerjakan soal latihan, namun peneliti masih belum bisa mengontrol suasana kelas agar tidak gaduh selama proses belajar berlangsung. Skor observasi siswa pada pertemuan ketiga dapat dilhat pada Tabel 4.4 berikut:
Tabel 4.4 Skor Observasi Aktivitas Belajar Matematika Siswa Pertemuan ke-3 No Aspek Yang Dinilai Skor 1. Antusiasme siswa dalam proses belajar 74,07 75,93 2. Keseriusan siswa dalam membaca teks pada LKS 66,67 3. Keaktifan siswa dalam bertanya 4. Keterlibatan siswa dalam diskusi kelompok 67,59 60,19 5. Keberanian siswa presentasi di depan kelas 6. Keterlibatan siswa dalam menyelesaikan latihan soal di LKS 62,04 65,74 7. Keberanian siswa menuliskan jawaban di papan tulis 8. Membuat rangkuman hasil belajar 70,37 9. Ketuntasan dalam membuat PR (menggunakan kertas 73,15 origami untuk menjelaskan materi segiempat) Rata-rata 68,42 Terdapat indikator yang memenuhi kriteria keberhasilan, yaitu keseriusan siswa dalam membaca teks LKS. Hal ini didukung oleh jam belajar siswa yang berada pada pagi hari sehingga siswa berada dalam kondisi fokus dan belum mengantuk. Namun untuk indikator lainnya serta nilai rata-rata keseluruhan masih dibawah kriteria keberhasilan. Respon positif siswa pada pertemuan ini
54
tidak mengalami peningkatan dari pertemuan sebelumnya, namun respon negatif siswa mengalami penurunan dari 8,33 % pada pertemuan kedua menjadi 5,56%. 4) Pertemuan Keempat/Senin, 2 Maret 2015. 12.30 – 13.50 Pada pertemuan ini peneliti memulai pembelajaran dengan berdoa lalu mengkondisikan kelas agar tercipta suasana belajar yang kondusif, mengabsen siswa dan meminta siswa untuk mengumpulkan tugas yang diberikan pada pertemuan sebelumnya. Materi pada pertemuan ini adalah luas dan keliling jajargenjang. Sebelumnya terlebih dahulu peneliti mengingatkan kembali mengenai sifat-sifat jajargenjang dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan siswa menjawab secara serempak. Kemudian peneliti membagikan LKS 4 kepada siswa untuk didiskusikan. Setelah dibagikan siswa langsung memulai membaca teks yang ada pada LKS dengan serius kemudian dilanjutkan dengan diskusi untuk membuat pertanyaan-pertanyaan berkaitan dengan teks tersebut. Walaupun masih terdapat waktu untuk membuat pertanyaan, beberapa siswa berinisiatif untuk mencari jawaban-jawaban dari pertanyaan yang dibuat sehingga waktu menjadi lebih efisien. Siswa masih terlihat kesulitan pada tahap menuliskan catatan sederhana pada pertemuan keempat ini, hal ini dikarenakan mereka jarang melihat benda dalam kehidupan sehari-hari yang berbentuk jajargenjang. Selanjutnya beberapa perwakilan kelompok maju untuk mempresentasikan catatan sederhana dan jawaban-jawaban hasil diskusi kelompoknya, dilanjutkan setelah presentasi selesai tiap-tiap kelompok memperbaiki catatan sederhana kelompoknya. Untuk lebih meningkatkan pemahaman siswa, peneliti meminta siswa untuk mengerjakan soal-soal latihan LKS 4 dengan berdiskusi kepada pasangan kelompok masing-masing. Dalam kegiatan ini ternyata siswa masih keliru menentukan tinggi jajargenjang. Hal ini terlihat ketika siswa mengerjakan soal mengenai luas jajargenjang, beberapa siswa menganggap sisi miring adalah tinggi jajargenjang sehingga jawaban siswa salah. Kemudian peneliti memberikan penjelasan kembali mengenai mencari tinggi jajargenjang jika yang diketahui sisi miringnya. Setelah diberikan penjelasan akhirnya siswa mengerti.
55
Akhir kegiatan pembelajaran peneliti memberikan tugas membuat penjelasan mengenai rumus-rumus keliling dan luas jajargenjang menggunakan kertas origami dan membuat rangkuman hasil belajar. Pada pertemuan ini siswa sudah cukup antusias mengikuti pembelajaran dari awal sampai akhir. Keadaan kelas juga cukup terkendali. Menurut observer, aktivitas belajar matematika sudah mulai terlihat adanya peningkatan, namun masih perlu ada peningkatan lagi pada setiap indikator aktivitasnya. Skor observasi aktivitas belajar matematika siswa pada pertemuan keempat dapat dilihat pada Tabel 4.5 berikut:
Tabel 4.5 Skor Observasi Aktivitas Belajar Matematika Siswa Pertemuan ke-4 No Aspek Yang Dinilai Skor 1. Antusiasme siswa dalam proses belajar 73,15 2. Keseriusan siswa dalam membaca teks pada LKS 78,7 67,59 3. Keaktifan siswa dalam bertanya 4. Keterlibatan siswa dalam diskusi kelompok 69,44 5. Keberanian siswa presentasi di depan kelas 62,96 64,81 6. Keterlibatan siswa dalam menyelesaikan latihan soal di LKS 63,89 7. Keberanian siswa menuliskan jawaban di papan tulis 8. Membuat rangkuman hasil belajar 72,22 73,15 9. Ketuntasan dalam membuat PR (menggunakan kertas origami untuk menjelaskan materi segiempat) Rata-rata 69,55 5) Pertemuan Kelima/Kamis, 5 Maret 2015. 07.30 – 08.50 Pertemuan kelima dilaksanakan tes formatif akhr siklus I, tes ini diikuti oleh 36 siswa. Tes formatif akhir siklus I untuk mengukur kemampuan pemahaman siswa atas kompetensi dasar selama siklus I berlangsung. Hasil yang diperoleh dari tes formatif akhir siklus I bahwa presentase siswa yang memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM) sebesar 44,44% atau sebanyak 16 orang siswa.
56
c. Refleksi Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa, angket, wawancara, tes akhir siklus dan catatan lapangan belum memenuhi indikator keberhasilan, seperti yang di jelaskan sebagai berikut: 1. Aktivitas Belajar Matematika Siswa Selain deskripsi data hasil intervensi tindakan siklus I yang telah diuraikan, juga terdapat data aktivitas belajar matematika siklus I yang diperoleh dari instrumen aktivitas belajar matematika siswa. Selama tindakan berlangsung guru kolaborator mengamati aktivitas belajar matematika siswa dan mengisinya dalam lembar observasi aktivitas belajar matematika siswa. Penulis menghimpun data persentase aktivitas belajar matematika siswa selama siklus I dan menyajikannya dalam bentuk tabel. Berikut ini adalah data skor aktivitas belajar matematika siswa pada siklus I yang tersusun dalam Tabel 4.6:
No 1. 2. 3. 4. 5. 6.
7. 8. 9.
Tabel 4.6 Skor Aktivitas Belajar Matematika Siswa Siklus I Aktivitas Siswa Pertemuan 1 2 3 4 Antusiasme siswa dalam 61,11 68,52 74,07 73,15 proses belajar Keseriusan siswa dalam 64,81 71,30 75,93 78,70 membaca teks pada LKS siswa dalam 62,04 62,96 66,67 67,59 Keaktifan bertanya Keterlibatan siswa dalam 62,04 62,96 67,59 69,44 diskusi kelompok Keberanian siswa presentasi 61,11 62,04 60,19 62,96 di depan kelas Keterlibatan siswa dalam 58,33 60,19 62,04 64,81 menyelesaikan latihan soal di LKS Keberanian siswa menuliskan 64,81 63,89 65,74 63,89 jawaban di papan tulis Membuat rangkuman hasil 60,19 67,59 70,37 72,22 belajar Ketuntasan dalam membuat 66,67 70,37 73,15 73,15 PR (menggunakan kertas origami untuk menjelaskan materi segiempat) Rata-rata 62,35 65,54 68,42 69,55
Rata-rata 69,21 72,69 64,82 65,51 61,58 61,34
64,58 67,59 70,84
66,46
57
abel 4.6 menunjukkan bahwa sembilan indikator aktivitas yang Dari data Tabel diamati pada pertemuan 1 – 4 belum mencapai kriteria skor yang y diharapkan yaitu sebesar ≥75.. Berdasarkan lembar observasi aktivitas belajar matematika siswa, catatan lapangan peneliti dan hasil wawancara, peneliti mendeskripsikan masing-masing masing indikator aktivitas belajar matematika pada siklus 1 sebagai berikut: a) Visual activities Aktivitas belajar lajar matematika siswa dalam visual activities adalah memperhatikan keseriusan siswa dalam membaca teks pada LKS. Secara umum karakteristik siswa mudah diarahkan untuk membaca teks yang ada pada LKS, indikator ini juga mendapatkan nilai rata rata-rata skor paling ng tinggi selama siklus I yaitu sebesar 72,69 walaupun belum memnuhi kriteria keberhasilan yang diharapkan. Hal ini dikarenakan siswa belum pernah belajar dengan ngenai materi matematika, menggunakan LKS yang terdapat teks berisi cerita me mengenai tika merupakan pelajaran di jam terakhir sebagian besar matematika dan karena matema siswa mengantuk sehingga saat peneliti meminta siswa untuk membaca ada siswa yang tidur dan melamun.
Gambar 4.4 Siswa Membaca Teks LKS b) Oral activities Aktivitas belajar matematika yang termasuk dalam indikator oral activities adalah keaktifan siswa dalam bertanya dan keterliba keterlibatan tan siswa dalam diskusi
58
kelompok. Untuk indikator keaktifan siswa dalam bertanya cenderung lebih sering dilakukan oleh siswa yang duduk di barisan depan, walaupun masih terlihat malu-malu malu mereka mau bertanya jika ada kesulitan. Sedangkan untuk siswa yang dibarisan ibarisan belakang hanya diam atau mengobrol, ketika peneliti mengecek pemahaman mereka atas materi pembelajaran barulah mereka mau bertanya atas apa yang mereka belum pahami, dan siswa yang dibarisan kepadaa guru. belakang lebih suka bertanya kepada teman daripada kepad Pada indikator terlibat dalam diskusi kelompok siswa belum sepenuhnya melakukan diskusi, hal itu karena banyak siswa yang masih main main-main saat diskusi ataupun siswa mengerjakan LKS secara individu. Namun ada juga dengan baik. kelompok yang melakukan diskusi den
Gambar 4.5 Siswa Terlibat Dalam Proses Diskusi Kelompok
c) Mental activities Aktivitas-aktivitas aktivitas belajar matematika siswa yang termasuk dalam mental activities adalah keberanian eberanian siswa presentasi di depan kelas kelas,, keterlibatan siswa dalam menyelesaikan latihan soal LKS, keberanian siswa menulis jawaban di papan tulis, membuat rangkuman hasil belajar dan ketuntasan dalam membuat PR. Deskripsi masing masing-masing aktivitas tersebut adalah: Pada indikator aktivitas kkeberanian ian siswa presentasi di depan kelas yaitu siswa diminta untuk mempresentasikan hasil catatan sederhana dan jawabanjawaban
59
jawaban atas pertanyaan yang sebelumnya telah mereka buat dengan kelompoknya. Hanya beberapa kelompok yang berani presentasi tanpa diminta oleh eh guru. Selebihnya peneliti harus meminta kelompok tertentu yang belum pernah maju untuk presentasi di depan kelas. Hal ini disebabkan siswa masih belum begitu paham mengenai poin penting apa yang bisa dijadikan catatan kebanyakan nyakan dari mereka hanya mempresentasikan sederhana, dan saat presentasi keba pertanyaan serta jawaban yang mereka buat pada tahap question.. Keterlibatan siswa dalam menyelesaikan soal latihan. Pada aktivitas ini siswa diminta untuk mengerjakan soal latihan yang ada diakhir LKS untuk hui tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang telah dipelajari. mengetahui Tidak semua anggota kelompok ikut terlibat dalam mengerjakan soal, melainkan ada siswa yang hanya menyalin jawaban teman satu kelompoknya. Hal ini an siswa juga masih malu atau karena siswa belum paham terhadap materi ddan rata-rata rata indikator aktivitas ini paling rendah enggan bertanya, sehingga hasil rata diantara indikator aktivitas yang lain selama satu siklus.
Gambar 4.6 Siswa Berdiskusi Saat Mengerjakan Soal Latihan
Selanjutnya adalah indikator keberanian siswa menulis jawaban di papan tulis. Setelah menjawab soal latihan pada LKS, beberapa perwakilan siswa diminta untuk menulis jawaban di papan tulis. Pada awal awal-awal awal pertemuan tidak
60
ada siswa yang bersedia maju kecual kecualii setelah peneliti tunjuk siswa tersebut untuk maju menuliskan jawaban kelompoknya di papan tulis. Masih rendahnya indikator aktivitas ini karena siswa masih merasa takut salah jawabannya dan malu jika ditertawakan kalau tidak bisa menjelaskan jawaban dari kelompoknya. Indikator selanutnya adalah membuat rangkuman hasil belajar. Aktivitas ini adalah kelanjutan dari tahap review pada metode SQ3R yaitu, sebelumnya pada tahap review siswa diminta untuk memperbaiki atau menambahkan catatan sederhana yangg dibuat sehingga memudahkan siswa dalam membuat rangkuman hasil belajar. Indikator aktivitas ini masih tergolong kurang aktif karena saat ada kelompok yang mempresentasikan hasil diskusi pada tahap recite siswa kurang menyimak sehingga rangkuman yang dibu dibuat at siswa masih belum lengkap.
Gambar 4.7 Rangkuman Hasil Belajar Siswa
Indikator terakhir dalam mental activity adalah ketuntasan dalam membuat PR. Aktivitas siswa pada indikator ini adalah membuat penjelasan mengenai bangun datar segiempat menggunakan kertas origami. Hampir semua siswa mengerjakan PR dan dikumpulkan tepat waktu, namun penjelasan yang dibuat siswa masih ada yang kurang te tepat.
61
Gambar 4.8 PR Siswa Menggunakan Kertas Origami d) Emotional activities Indikator aktivitas yang termasuk ke dalam emotional activities adalah antusiasme siswa dalam proses belajar. Indikator ini juga belum termasuk kategori aktif karena masih ada beberapa murid yang tidak terlalu antusias, berdasarkan hasil wawancara hal itu disebabkan karena rasa ngantuk. Sedangkan untuk siswa yang masih telat masuk kelas saat belajar karena setelah selesai ur berjamaah bel masuk berbunyi, sehingga siswa belum sempat untuk sholat zuhur makan dan banyak yang masih berada di kantin saat bel masuk berbunyi. Berdasarkan data yang diperoleh baik melalui lembar observasi maupun angket, aktivitas belajar matematika siswa pada si siklus klus I belum mencapai kriteria keberhasilan sehingga diperlukan perbaikan pada siklus berikutnya.
2
Respon Siswa Disamping mengamati aktivitas belajar matematika siswa, peneliti juga
mengisi jurnal harian untuk mengetahui meminta siswa untuk m tahui respon siswa terhadap pembelajaran menggunakan metode SQ3R. Jurnal diberikan kepada siswa setiap akhir pembelajaran pembelajaran. Data hasil jurnal harian dianalisis dengan cara merangkum pendapat siswa pada setiap pertemuan, tersebut dikategorikan menjadi respon resp kemudian rangkuman pendapat siswa te
62
positif, netral, dan negatif. Respon siswa terhadap pembelajaran siklus 1 dapat dilihat pada Tabel 4.7 sebagai berikut : Tabel 4.7 Respon Siswa Terhadap Pembelajaran Siklus 1 Kategori Pertemuan KePositif (%) Netral (%) Negatif (%) 55,56 36,11 8,33 I 61,11 30,56 8,33 II 61,11 33,33 5,56 III 66,67 22,22 11,11 IV 61,12 30,55 8,33 Rata-rata Berdasarkan persentase respon siswa pada Tabel 4.7 di atas, diperoleh informasi bahwa respon positif siswa pada pertemuan ke-1 sampai pertemuan ke-4 selalu meningkat. Respon netral mengalami penurunan pada pertemuan ke2 dan ke-4. Sedangkan respon negatif siswa mengalami penurunan pada pertemuan ke-3 dan mengalami peningkatan yang cukup drastis pada pertemuan keempat. Hal ini karena pada pertemuan keempat matematika adalah pelajaran terakhir setelah istirahat kedua yang menyebabkan siswa mengantuk, terlebih lagi saat mengerjakan soal latihan siswa masih belum paham mengenai mencari tinggi jajargenjang dengan menggunakan konsep phytagoras sehingga materi yang sulit juga yang menyebabkan siswa memberikan respon negatif pada pertemuan keempat. Pembelajaran dengan menggunakan metode SQ3R masih perlu ditingkatkan, karena masih ada siswa yang merespon negatif dan merespon netral. Data respon siswa yang diperoleh pada siklus 1 akan dijadikan bahan refleksi untuk tindakan pembelajaran pada siklus 2. Selain data yang diperoleh di atas peneliti juga melakukan wawancara dengan siswa, hal ini untuk memperkuat data yang sudah ada. Kesimpulan yang diperoleh dari hasil wawancara siswa yang dilakukan pada siklus 1 adalah sebagai berikut:
63
Beberapa siswa merasa belum terbiasa dengan menggunakan metode pembelajaran SQ3R, karena sebelumnya pembelajaran di kelas siswa menyimak penjelasan guru kemudian mengerjakan soal latihan.
Pemberian LKS yang di dalamnya memuat langkah-langkah SQ3R mebuat sebagian besar siswa senang dan bersemangat dalam mengikuti pelajaran matematika karena mereka merasa menemukan hal baru dalam belajar matematika, walaupun kadang-kadang tergantung dari suasana hati atau moody mereka pada saat itu dan LKS membantu siswa mengerti konsep dari materi yang diajarkan.
Siswa mulai terbiasa dengan adanya diskusi kelompok, namun mereka meminta agar anggota kelompoknya diperbanyak dan diperkenankan untuk bertanya kepada kelompok lain saat sedang berdiskusi. Karena sebagian besar siswa masih ragu dalam mengutarakan pertanyaan atau pendapatnya selama proses diskusi.
3
Hasil Belajar Siswa Disamping data di atas peneliti juga melakukan tes formatif akhir siklus
pada pertemuan kelima. Kriteria ketuntasan minimal (KKM) adalah 75 artinya jika siswa memperoleh nilai ≥ 75 maka siswa dinyatakan tuntas. Data nilai siswa pada tes formatif akhir siklus I penulis lampirkan pada bagian lampiran. Hasil tes akhir siklus I dapat dilihat pada Tabel 4.8 berikut: Tabel 4.8 Hasil Belajar Siswa Akhir Siklus I Jumlah Siswa
36
X
67,86
X Max
93,33
X Min
45,56
Siswa Tuntas (≥ 75)
16 (44,44%)
Siswa Tidak Tuntas (≤ 75)
20 (55,56%)
SD
14,18
64
Dari data hasil belajar akhir siklus I menunjukkan kurang dari sebagian dari jumlah siswa dikelas 7F yang belum tuntas dan ini merupakan hasil yang belum memuaskan dikarenakan belum maksimalnya siswa dalam mengikuti pembelajaran, seperti masih sering bercanda dengan temannya, tidak memperhatikan saat ada kelompok yang sedang presentasi atau ketika guru sedang menerangkan materi dan kesiapan siswa dalam mengikuti tes masih kurang. Berdasarkan data yang dipaparkan maka aktivitas belajar matematka, respon siswa dan hasil belajar siswa belum memenuhi indikator ketercapaian sehingga diperlukan adanya perbaikan pada siklus selanjutnya. Beberapa permasalahasan pada siklus I yang menyebabkan tidak tercapainya kriteria ketuntasan serta rencana perbaikan hasil refleksi yang akan dilaksanakan pada siklus II ditampilkan pada Tabel 4.9 sebagai berikut: Tabel 4.9 Refleksi Tindakan Pembelajaran Pada Siklus I No
Indikator
Aktivitas Belajar
Rencana Perbaikan
Aktivitas 1.
Oral activities
Interaksi siswa dalam diskusi Peneliti harus lebih memperhatikan kelompok dan diskusi kelas siswa yang pasif, misalnya dengan masih
kurang.
Interaksi memberikan
merupakan hal penting karena tersebut
kesempatan
untuk
dapat menambah pemahaman memberikan dalam
membuat
catatan siswa
bertanya
tanggapan,
tersebut
siswa
meminta
menjadi
sederhana juga tahapan SQ3R kelompoknya lainnya. (Tahap Recite)
atau
wakil dalam
mempresentasikan catatan sederhana dan mengubah pembagian kelompok.
2.
Mental activities
Saat
menuliskan
sederhana,
siswa
catatan Pada metode SQ3R tahap read yaitu masih membaca
banyak yang belum mengerti menjawab apa
yang
bisa
dijadikan dibuat,
kembali pertanyaan
teks yang
untuk telah
siswa dipersilahkan untuk
65
catatan sederhana berdasarkan membaca buku paket sekolah untuk materi yang ada pada teks menambah wawasan materi sehingga LKS. (Tahap Recite)
siswa
dapat
sederhana.
membuat Sebelum
catatan presentasi
dilakukan masing-masing kelompok menukarkan lembar LKS nya dengan kelompok yang lain, sehingga siswa dapat melihat apabila ada perbedaan pada
pertanyaan
atau
catatan
sederhana yang dibuat. Dalam mengerjakan latihan Mengubah soal LKS siswa terlihat saling dengan mengandalkan temannya.
pembagian
kelompok
menentukan
kelompok
heterogen yang terdiri dari 4 siswa.
PR yang siswa buat mengenai Membuat teks LKS dengan cerita penjelasan bangun segiempat sehari-hari
sehingga
siswa
lebih
menggunakan kertas origami mudah mengerti konsep yang akan masih
banyak
terdapat dipelajari.
kekeliruan. Masih banyak siswa yang Memberi poin (reward) apabila siswa tidak
berani
maju
untuk berani
untuk
maju
menuliskan
menuliskan jawaban di papan jawaban di papan tulis. tulis.
3. Deskripsi Tindakan Siklus II a. Perencanaan Pada tahap perencanaan siklus II peneliti menentukan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang akan digunakan dalam penelitian ini. Selanjutnya peneliti
menyusun
indikator
kemudian
membuat
rencana
pelaksanaan
pembelajaran (RPP). Peneliti juga menyiapkan bahan ajar (LKS) yang didesain sesuai dengan prosedur penggunaan metode SQ3R, lembar observasi guru,
66
lembar observasi siswa, jurnal harian siswa, angket, soal tes akhir siklus II, dan alat dokumentasi. Dengan guru kolaborator penulis mendiskusikan RPP dan merencanakan pelaksanaan yang menjadi perbaikan-perbaikan tindakan untuk siklus II berdasarkan hasil refleksi siklus I. b. Pelaksanaan Tindakan dan Observasi Pembelajaran pada siklus II dilaksanakan sebanyak lima kali pertemuan, yaitu empat kali pertemuan untuk pembelajaran dan satu kali pertemuan untuk tes formatif akhir siklus II. Metode pembelajaran yang digunakan adalah metode SQ3R dengan perubahan anggota kelompok. Adapun deskripsi pembelajaran pada siklus II adalah sebagai berikut: 1) Pertemuan Keenam/Senin, 9 Maret 2015. 12.30 – 13.50 Pertemuan keenam yang merupakan pertemuan pertama di siklus II membahas mengenai sifat-sifat trapesium. Siswa yang hadir dalam pertemuan ini sebanyak 35 siswa. Sebelum
memulai
proses
pembelajaran,
terlebih
dahulu
peneliti
mengumumkan hasil tes akhir pada siklus I. Peneliti memberikan sedikit evaluasi mengenai kesalahan-kesalahan yang terjadi dalam menjawab soal. Peneliti juga memotivasi siswa yang masih mendapat nilai kurang dari KKM agar mau belajar lebih bersemangat lagi dan tidak malu untuk bertanya. Motivasi juga diberikan kepada siswa yang sudah mencapai nilai baik agar terus belajar dengan baik dan senantiasa membantu temannya yang masih kesulitan. Peneliti membagi siswa menjadi 9 kelompok, yang setiap kelompoknya terdiri dari 4 orang siswa, karena ada satu siswa yang tidak masuk maka ada kelompok yang beranggotakan 3 orang siswa. Hal ini dimaksudkan agar diskusi lebih terlihat dalam penerapan metode SQ3R sehingga pembelajaran lebih efektif. Peneliti memberikan LKS 5 untuk masing-masing siswa agar tidak mengandalkan teman sekelompoknya. Kemudian peneliti melakukan apersepsi yaitu mengingatkan kembali materi luas dan keliling jajargenjang. Siswa diminta membaca dan mendiskusikan teks yang ada pada lKS. Setelah siswa membaca
67
teks yang ada pada LKS, peneliti menginstruksikan kepada siswa dalam satu kelompok untuk membuat pertanyaan yang berkaitan dengan teks.
Gambar 4.9 Siswa Membaca Teks LKS Setelah itu, peneliti memerintahkan setiap siswa untuk membaca ulang teks dan diperbolehkan untuk membaca sumber lain selain teks di LKS untuk mencari jawaban atas pertanyaan yang telah mereka buat. Selanjutnya siswa membuat catatan sederhana dari apa yang telah mereka pahami, kemudian catatan sederhana tiap kelompok ditukar dengan kelompok yang lain sebelum di presentasikan di depan kelas. Hal ini bertujuan agar siswa bisa mengevaluasi dini pemahaman mereka terhadap materi, sehingga nanti saat ada yang presentasi di depan kelas suasana diskusi lebih hidup. Langkah selanjutnya peneliti mempersilakan setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya. Peneliti lebih menekankan siswa yang masih pasif untuk presentasi. Setelah semua kelompok mempresentasikan hasil diskusi, peneliti memberikan penguatan materi mengenai sifat-sifat trapesium. Kemudian siswa mengerjakan latihan soal yang terdapat pada LKS 5 untuk meningkatkan pemahamannya. Secara interaktif peneliti dan siswa membahas penyelesaian soal-soal tersebut dan mempersilakan siswa untuk menulis jawabannya di papan tulis dengan memberikan reward berupa nilai kepada siswa yang belum pernah atau jarang maju menuliskan jawabannya di papan tulis. Diakhir pertemuan siswa membuat rangkuman hasil belajar, peneliti juga memberikan PR untuk siswa menjelaskan mengenai sifat-sifat trapesium
68
menggunakan kertas origami. Peneliti menutup pelajaran dan kemudian membaca doa. Skor observasi aktivitas belajar matematika siswa pada pertemuan keenam dapat dilihat pada Tabel 4.10 berikut ini: Tabel 4.10 Skor Observasi Aktivitas Belajar Matematika Pertemuan Ke-6 No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Aspek Yang Dinilai Antusiasme siswa dalam proses belajar Keseriusan siswa dalam membaca teks pada LKS Keaktifan siswa dalam bertanya Keterlibatan siswa dalam diskusi kelompok Keberanian siswa presentasi di depan kelas Keterlibatan siswa dalam menyelesaikan latihan soal di LKS Keberanian siswa menuliskan jawaban di papan tulis Membuat rangkuman hasil belajar Ketuntasan dalam membuat PR (menggunakan kertas origami untuk menjelaskan materi segiempat) Rata-rata
Skor 78,7 80,56 69,44 66,67 66,67 68,52 72,22 72,22 72,22 71,91
Pada pertemuan pertama di siklus kedua terdapat dua indikator yang telah memenuhi kriteria skor keberhasilan yaitu ≥ 75 , namun indikator lainnya serta hasil rata-rata keseluruhan indikator masih belum mencapai syarat keberhasilan begitu pula dengan respon positif siswa pada pertemuan ini sebesar 69,44 %. 2) Pertemuan Ketujuh/Kamis, 12 Maret 2015. 07.30 – 08.50 Saat memasuki ruang kelas siswa sudah duduk bersama dengan anggota kelompoknya. Setelah membaca doa, peneliti memulai pembelajaran dengan meminta siswa untuk mengumpulkan PR kemudian dilanjutkan dengan melakukan apersepsi yaitu mengingatkan kembali tentang sifat-sifat trapesium. Pada pertemuan ketujuh ini siswa belajar mengenai keliling dan luas trapesium. Setelah LKS 6 dibagikan kepada masing-masing siswa, peneliti langsung meminta siswa untuk melakukan tahapan SQ3R mulai dari tahap
69
survey sampai tahap read. Terdapat gambar bagaimana bentuk trapesium bisa diubah menjadi bentuk jajargenjang untuk mengetahui cara mencari luas trapesium. Beberapa siswa terlihat antusias namun bingung, sehingga banyak siswa yang bertanya dan terdapat beberapa siswa menggunakan kertas dari buku tulisnya untuk membuat jajargenjang dari bentuk trapesium. Pembelajaran terus berlangsung hingga presentasi catatan sederhana siswa, setelah presentasi setiap kelompok meninjau dan memperbaiki catatan sederhana yang telah mereka buat, dilanjutkan dengan mengerjakan soal latihan pada LKS 6
dan terakhir siswa membuat rangkuman hasil pembelajaran hari ini.
Pembelajaran ditutup dengan pemberian PR dan membaca doa. Skor observasi aktivitas belajar matematika pada pertemuan ketujuh dapat dilihat pada Tabel 4.11: Tabel 4.11 Skor Observasi Aktivitas Belajar Matematika Pertemuan Ke-7 No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Aspek Yang Dinilai Antusiasme siswa dalam proses belajar Keseriusan siswa dalam membaca teks pada LKS Keaktifan siswa dalam bertanya Keterlibatan siswa dalam diskusi kelompok Keberanian siswa presentasi di depan kelas Keterlibatan siswa dalam menyelesaikan latihan soal di LKS Keberanian siswa menuliskan jawaban di papan tulis Membuat rangkuman hasil belajar Ketuntasan dalam membuat PR (menggunakan kertas origami untuk menjelaskan materi segiempat) Rata-rata
Skor 80,56 82,41 75 77,78 77,78 78,7 81,48 80,56 77,78 79,12
3) Pertemuan Kedelapan/Senin, 16 Maret 2015. 12.30 – 13.50 Pembelajaran dimulai setelah waktu ishoma (istirahat, sholat, makan). Pada pertemuan kedelapan ini semua siswa hadir. Saat peneliti memasuki kelas siswa sudah terlihat duduk bersama dengan anggota kelompoknya, namun masih ada siswa yang terlambat datang ke kelas dan masih belum siap mengikuti pelajaran.
70
Peneliti membagikan LKS 7 kepada masing masing siswa, kemudian masing-masing peneliti mengingatkan kembali materi sebelumnya tentang keliling dan luas trapesium. Selain membaca teks di LKS , siswa dipersilahkan untuk membaca referensi lain agar dapat membantu mereka menjawab pertanyaan pertanyaan-pertanyaan yang telah dibuat. Sementara itu peneliti berkeliling untuk melihat kegiatan diskusi kelompok siswa dan kelompok 7 bertanya bertanya: “bu, bentuk layang-layang layang tuh sama persis kaya belah ketupat ya bu? bu?”, peneliti menjawab: “bentuknya bentuknya berbeda, coba kamu perhatikan dengan cermat teksnya, juga gambarnya. Jika masih belum jelas kamu bisa lihat dari buku paket bagaimana cara membedakan bentuk layanglayang dan belah ketupat ketupat”. ”. Saat peneliti sedang memberikan arahan kepada kelompok 7, ternyata masih ada kelompok lain yang bercanda dan mengganggu kelompok lain. Peneliti kemudian menegurnya dan memberikan nasihat agar tidak mengganggu teman yang la lain in serta memotivasinya agar lebih aktif berdiskusi dengan kelompoknya.
Gambar 4.10 ibuat Siswa Menjawab Pertanyaan Yang Telah D Dibuat Setelah selesai berdiskusi, siswa menukar catat catatan n sederhana mereka dengan kelompok lain untuk meninjau hasil catatan sederhana mereka. Kemudian peneliti meminta anggota kelompoknya yang belum pernah presentasi untuk maju mempresentasikan hasil diskusi kelo kelompoknya. Bagi siswa yang berani mempresentasikan hasil kelompoknya diberikan tambahan poin.
71
Setelah semua kelompok mempresetasikan hasil diskusinya, peneliti mempersilakan kepada siswa untuk bertanya hal-hal yang belum dimengerti. Kegiatan dilanjutkan untuk menjawab soal-soal latihan LKS 7. Peneliti memeriksa setiap hasil pekerjaan siswa, sehingga peneliti mengetahui mana siswa yang benar-benar paham dan mana siswa yang belum memahami materi yang dibahas hari ini. Kemudian peneliti meminta beberapa siswa yang masih salah jawabannya untuk maju menuliskan jawabannya di papan tulis agar peneliti bisa memberikan arahan kepada siswa mengapa jawabannya belum tepat. Setelah semua kegiatan selesai, peneliti memberikan jurnal harian untuk diisi siswa, kemudian menutup pelajaran dengan berdoa. Skor observasi aktivitas belajar matematika siswa pada pertemuan kedelapan dapat dilihat pada Tabel 4.12 berikut ini: Tabel 4.12 Skor Observasi Aktivitas Belajar Matematika Pertemuan Ke-8 No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Aspek Yang Dinilai Antusiasme siswa dalam proses belajar Keseriusan siswa dalam membaca teks pada LKS Keaktifan siswa dalam bertanya Keterlibatan siswa dalam diskusi kelompok Keberanian siswa presentasi di depan kelas Keterlibatan siswa dalam menyelesaikan latihan soal di LKS Keberanian siswa menuliskan jawaban di papan tulis Membuat rangkuman hasil belajar Ketuntasan dalam membuat PR (menggunakan kertas origami untuk menjelaskan materi segiempat) Rata-rata
Skor 84,26 85,19 80,56 81,48 79,63 81,48 82,41 83,33 80,56 82,1
4) Pertemuan Kesembilan/Kamis, 19 Maret 2015. 07.30 – 08.50 Pembelajaran ini berlangsung selama 2 x 40 menit. Saat peneliti memasuki ruangan, tampak siswa kelas VII-F sudah berada di dalam kelas semua, karena hari kamis matematika adalah pelajaran pertama. Setelah berdoa dan mengabsen, peneliti mengingatkan kembali materi sebelumnya mengenai sifat-sifat layanglayang dan belah ketupat.
72
Materi yang dibahas pada pertemuan kesembilan adalah mengenai keliling dan luas layang-layang dan belah ketupat. Setelah peneliti memberikan LKS 8 untuk masing-masing siswa, peneliti memberikan waktu kepada siswa untuk membaca dan mendiskusikan teks pada LKS 8. Teks tersebut berisi bagaimana cara mengetahui luas layang-layang dengan mengubahnya menjadi bentuk persegi panjang. Namun untuk belah ketupat, tidak dicantumkan pada teks tersebut, melainkan hanya diberi kata kunci bahwa cara mencari luas belah ketupat sama dengan cara mencari luas layang-layang, sehingga peneliti memberikan waktu lebih untuk siswa berdiskusi. Kegiatan selanjutnya adalah membuat pertanyaan yang berkaitan dengan teks, kemudian menjawab pertanyaan tersebut dengan membaca ulang teks dan membaca referensi lain untuk menjawab pertanyaan yang telah dibuat, serta dilanjutkan untuk membuat catatan sederhana. Setelah selesai menukar catatan sederhana tiap kelompok dengan kelompok yang lain dan meninjaunya, masingmasing kelompok secara bergantian mempresentasikan hasil diskusinya, tidak lupa juga peneliti mengajak siswa lain untuk bertanya dan memberi tanggapan sehingga ada interaksi antar kelompok. Selanjutnya untuk mengetahui kemampuan individu siswa, peneliti menugaskan untuk mengerjakan soal-soal latihan yang ada pada LKS 8. Peneliti berkeliling untuk memeriksa hasil jawaban siswa dan memberikan arahan pada siswa yang mengalami kesulitan. Kemudian siswa diminta untuk menuliskan jawaban di papan tulis, karena siswa yang berani menuliskan jawaban mendapat reward berupa poin maka siswa yang biasanya pemalu mulai berani mengajukan diri tanpa ditunjuk untuk maju menuliskan jawabannya di papan tulis. Sebelum pembelajaran ditutup peneliti memberikan informasi bahwa pada pertemuan selanutnya akan diadakan tes akhir siklus II. Oleh karena itu semua siswa diharapkan dapat mempelajari materi yang sudah dibahas selama empat pertemuan sebelumnya dengan baik dan peneliti juga memberikan kisi-kisi mengenai tes akhir siklus II. Kemudian pelajaran ditutup dengan membaca doa dan mengucap salam.
73
Skor observasi aktivitas belajar matematika siswa pada pertemuan kesembilan dapat dilihat pada Tabel 4.13 berikut ini: Tabel 4.13 Skor Observasi Aktivitas Belajar Matematika Pertemuan Ke-9 No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Aspek Yang Dinilai Skor Antusiasme siswa dalam proses belajar 84,26 Keseriusan siswa dalam membaca teks pada LKS 85,19 Keaktifan siswa dalam bertanya 80,56 Keterlibatan siswa dalam diskusi kelompok 81,48 Keberanian siswa presentasi di depan kelas 79,63 Keterlibatan siswa dalam menyelesaikan latihan soal di LKS 81,48 Keberanian siswa menuliskan jawaban di papan tulis 82,41 Membuat rangkuman hasil belajar 83,33 Ketuntasan dalam membuat PR (menggunakan kertas 80,56 origami untuk menjelaskan materi segiempat) Rata-rata 82,1 Hasil observasi menunjukkan bahwa masing-masing indikator dan rata-
rata skor keseluruhan aktivitas belajar matematika meningkat dan telah mencapai indikator keberhasilan sebesar ≥ 75. Hasil respon positif siswa terhadap metode SQ3R mencapai 88,89% yang artinya telah mencapai kriteria keberhasilan. 5) Pertemuan Kesepuluh/Senin, 23 Maret 2015. 12.30 – 13.50 Pertemuan kesepuluh berlangsung selama 2 x 40 menit. Pada pertemuan terakhir ini dilakukan tes siklus II. Sebelum tes dilaksanakan, ketua kelas memimpin doa selanjutnya peneliti membagikan soal tes pada setiap siswa. Instrumen tes berisi tentang soal-soal mengenai sifat- sifat trapesium, belah ketupat dan layang-layang, serta keliling dan luas trapesium, layang-layang dan belah ketupat. Siswa mengerjakan soal dengan serius dan suasana kelas kondusif dan tenang sampai bel pelajaran berakhir.
c. Refleksi Berdasarkan hasil tindakan penelitian siklus II diperoleh data skor aktivitas belajar matematika siswa setiap indikatornya mengalami peningkatan dengan
74
hasil rata-rata skor diatas 75, hal ini diperkuat dengan data dari pengisian angket bahwa aktivitas siswa juga mengalami peningkatan di setiap indikator aktivitas belajarnya rata-rata telah mencapai 75. Serta hasil belajar siswa mengalami peningkatan sebesar 30% dari sebelumnya. Peningkatan aktivitas belajar matematika, respon dan hasil belajar siswa dijelaskan sebagai berikut: 1
Aktivitas Belajar Matematika Siswa Selama tindakan penelitian berlangsung guru kolaborator mengamati
jalannya tindakan, dan mengamati aktivitas belajar matematika siswa pada siklus II. Dengan menggunakan cara perhitungan yang sama dengan siklus I dalam menentukan skor aktivitas belajar matematika siswa, diperoleh data aktivitas belajar matematika siswa siklus II. Berikut skor aktivitas belajar matematika siswa siklus II dalam Tabel 4.14: Tabel 4.14 Skor Aktivitas Belajar Matematika Siswa Siklus II No
Aktivitas Siswa
1.
Antusiasme siswa dalam proses belajar siswa dalam Keseriusan membaca teks pada LKS siswa dalam Keaktifan bertanya Keterlibatan siswa dalam diskusi kelompok Keberanian siswa presentasi di depan kelas Keterlibatan siswa dalam menyelesaikan latihan soal di LKS Keberanian siswa menuliskan jawaban di papan tulis Membuat rangkuman hasil belajar Ketuntasan dalam membuat PR (menggunakan kertas origami untuk menjelaskan materi segiempat) Rata-rata
2. 3. 4. 5. 6.
7. 8. 9.
6 78,70
Pertemuan 7 8 80,56 84,26
Rata-rata 9 86,11
82,41
80,56
82,41
85,19
93,52
85,42
69,44
75,00
80,56
85,19
77,55
66,67
77,78
81,48
87,96
78,47
66,67
77,78
79,63
87,04
77,78
68,52
78,70
81,48
88,89
79,40
72,22
81,48
82,41
87,96
81,02
72,22
80,56
83,33
91,67
81,95
72,22
77,78
80,56
87,96
79,63
71,91
79,12
82,1
88,48
80,40
75
bservasi yang tertera pada Ta bel 4.16 terlihat bahwa rata-rata Dari hasil observasi Tabel rata masing-masing masing indikator aktivitas belajar matematika siswa mengalami peningkatan dari siklus I, yang akan penulis deskripsikan berdasarkan indikator aktivitas belajar sebagai berikut: a) Visual Activities Aktivitas belajar matematika siswa yang termasuk indikator visual activity adalah Keseriusan siswa dalam membaca teks pada LKS. LKS aktivitas ini merupakan aktivitas yang hasil persentasenya paling tinggi dibandingkan dengan aktivitas tivitas lainnya. Semua siswa baik yang berkemampuan akademik tinggi, sedang maupun rendah cenderung fokus dan serius saat membaca teks yang ada pada LKS. Menurut hasil catatan lapangan salah satu faktor yang menyebabkan siswa serius dan fokus dalam membaca adalah karena siswa diminta untuk pertanyaan berdasarkan teks yang dibaca kemudian membuat pertanyaan pertanyaan-pertanyaan mempresentasikannya, sehingga siswa termotivasi untuk membaca secara serius agar dapat membuat pertanyaan dan bisa ketika maju presentasi.
Gambar 4.11 Siswa Membaca Teks LKS b) Oral Activit Activities Aktivitas belajar matematika yang termasuk indikator oral activity adalah keaktifan siswa dalam bertanya dan keterlibatan siswa dalam diskusi kelompok. Pada indikator keaktifan siswa dalam bertanya di siklus II aktivitas ini lebih baik dari aktivitas sebelumnya sehingga siswa cenderung sering bertanya atas materi yang belum lum dipahaminya. Hal ini terkait dengan perubahan anggota kelompok
76
sehingga siswa lebih banyak bertukar pendapat dan terbuka serta tidak sungkan bertanya baik kepada peneliti maupun kepada temannya. Sedangkan pada indikator ketererlibatan dalam diskusi kelompok aktivitas ini mengalami kenaikan rata-rata skor sebanyak 12,96. Menurut catatan guru kolaborator bahwa faktor yang menyebabkan siswa lebih aktif berdiskusi adalah karena anggota kelompoknya lebih banyak dibanding pada siklus I. Karena lebih banyak, hal ini mengakibatkan siswa banyak mendapat masukan dan ide-ide saat berdiskusi, sehingga suasana diskusi berjalan lebih dinamis dari sebelumnya.
Gambar 4.12 Siswa Aktif Berdiskusi c) Mental Activities Aktivitas belajar yang termasuk pada indikator mental activity yang pertama adalah keberanian siswa presentasi di depan kelas yang juga termasuk dalam langkah recite pada metode SQ3R. Karena anggota kelompoknya berbeda dan lebih banyak dari siklus I, pada siklus II ini siswa lebih berani untuk presentasi di depan kelas, walaupun ada beberapa kelompok yang menjelaskan hanya siswa yang itu-itu saja, namun pada pertemuan selanjutnya siswa sudah berani untuk presentasi di depan kelas. Selanjutnya adalah keterlibatan siswa dalam menyelesaikan soal latihan. Sebelumnya pada aktivitas ini siswa terlihat jarang terlibat dan hanya mengandalkan teman kelompoknya, namun setelah pembagian kelompok diubah menjadi kelompok heterogen yang terdiri dari 4 siswa, aktivitas ini mengalami peningkatan rata-rata persentase.
77
Gambar 4.13 Siswa Sedang Mengerjakan Latihan Soal Sedangkan untuk indikator aktivitas keberanian siswa menuliskan jawaban di papan tulis, setelah peneliti memberikan reward berupa poin tambahan untuk nilai siswa pada siklus II ini, bebera pa siswa yang sebelumnya takut atau malu beberapa untuk menuliskan jawaban di papan tulis sudah berani untuk maju menuliskan jawabannya. Dan bahkan beberapa anak memiliki inisiatif dan keberanian untuk maju tanpa diminta oleh peneliti. Untuk aktivitas membuat rangkuman hasil belajar pada siklus II aktivitas ini mengalami peningkatan dari siklus sebelumnya. Hal ini dikarenakan rencana perbaikan yang berhasil yaitu pada saat menuliskan catatan sederhana pada siklus I siswa masih banyak yan yang g bingung atau belum mengerti apa yang bisa mereka jadikan catatan sederhana, kemudian pada siklus II ini diberikan perbaikan pada tahap membaca kembali teks siswa tidak hanya membaca teks yang ada pada LKS, namun diberikan kesempatan untuk membaca dari re referensi lain seperti buku paket untuk menambah wawasannya, sehingga siswa tidak bingung lagi untuk membuat catatan sederhana. Karena itu, saat membuat rangkuman hasil belajar, siswa membuatnya secara lengkap. Aktivitas selanjutnya adalah ketuntasan dalam m membuat embuat PR. Aktivitas ini juga mengalami peningkatan dari siklus I. Sebelumnya pada siklus I masih banyak siswa membuat kekeliruan dalam menjelaskan mengenai materi segiempat menggunakan kertas origami. Setelah dilakukan perbaikan pada siklus II yaitu membuat at teks pada LKS dengan cerita sehari sehari-hari hari yang lebih dimengerti
78
siswa, maka saat membuat PR siswa sudah mulai mengerti dan mengalami peningkatan rata-rata rata pada aktivitas ini.
Gambar 4.14 PR Siswa Menggunakan Kertas Origami Activities d) Emotional Activit Indikator aktivitas yang termasuk ke dalam emotional activities adalah antusiasme siswa dalam proses belajar. Indikator ini juga mengalami peningkatan dari sebelumnya, karena siswa sudah mulai nyaman dan terbiasa dengan menggunakan metode SQ3R.
2
Respon Siswa an menggunakan metode SQ3R Hasil respon siswa terhadap pembelajar pembelajaran
yang berasal dari jurnal harian yang diberikan setiap akhir pembelajaran juga mengalami peningkatan. Respon siswa terhadap pembelajaran siklus II dapat dilihat pada Tabel abel 4.15 sebagai berikut:
79
Tabel 4.15 Respon Siswa Terhadap Pembelajaran Siklus II Kategori Positif (%) Netral (%) Negatif (%) 69,44 25 5,56 VI 77,77 16,67 5,56 VII 83,33 13,89 2,78 VIII 88,89 8,33 2,78 IX 79,86 15,97 4,17 Rata-rata Berdasarkan hasil respon pada siklus II diperoleh informasi bahwa setiap
Pertemuan Ke-
pertemuan respon positif siswa meningkat dan rata-rata keseluruhannya telah melebihi dari indikator keberhasilan. Begitu pula respon negatif siswa pada setiap pertemuannya mengalami penurunan, yang artinya siswa mengapresiasi penggunaan metode SQ3R dalam pembelajaran matematika. Selain melalui jurnal harian, peneliti juga melakukan wawancara di akhir siklus. Kesimpulan yang diperoleh dari hasil wawancara siswa yang dilakukan pada siklus II adalah sebagai berikut:
Siswa merasa senang dengan pembelajaran menggunakan SQ3R, selain dapat bertukar pendapat, teks serta soal latihan yang ada pada LKS membantu siswa lebih paham mengenai konsep materi yang diberikan.
Dengan berubahnya pembagian kelompok siswa merasa belajar jadi tidak membosankan.
3
Hasil Belajar Selain data di atas peneliti juga melakukan tes formatif akhir siklus II
untuk melihat hasil belajar siswa, yang dapat dilihat pada Tabel 4.18 berikut: Tabel 4.16 Hasil Belajar Siswa Akhir Siklus II Jumlah Siswa X X Max X Min Siswa Tuntas (≥ 75) Siswa Tidak Tuntas (≤ 75) SD
36 77,04 93,33 57,78 28 (77,78%) 8 (22,22%) 7,70
80
Berdasarkan data nilai tes akhir belajar siklus II terdapat peningkatan dari sebelumnya sebanyak 30 %. Peningkatan hasil belajar pada siklus II dikarenakan sebelum diadakan tes siklus, siswa diberi tahu kisi kisi-kisi kisi soal yang akan keluar dalam tes terlebih da dahulu. Dari keseluruhan data yang didapat pada siklus II yaitu aktivitas belajar matematika, respon siswa dan hasil belajar siswa telah memenuhi indikator keberhasilan, sehingga tindakan penelitian ini dihentikan. Hal ini tidak terlepas terle dari perbaikan yang dilakukan oleh peneliti berdsarkan refleksi siklus I.
B. Interpretasi Analisis Data Data-data data yang diperoleh dari hasil intervensi tindakan, diinterpretasi dan diolah. Data-data data tersebut berupa data kualitatif maupun data kuantitat kuantitatif. Datadata yang diperoleh dari hasil intervensi tindakan penulis deskripsikan di bawah ini: 1. Aktivitas belajar matematika siswa Data mengenai aktivitas belajar matematika siswa diperoleh dari lembar observasi aktivitas belajar matematika siswa dan ang angket ket aktivitas belajar matematika siswa. Berdasarkan lembar observasi aktiv aktivitas itas matematika siswa, skor setiap indikator aktivitas belajar matematika siswa siklus I dan siklus II, sajikan pada diagram di bawah ini:
Diagram 4.1 Skor Aktivitas Belajar Matematika Siklus I dan Siklus II Berdasarka Berdasarkan Masing-Masing Indikator
penulis
81
Berdasarkan diagram 4.1 di atas diketahui bahwa skor aktivitas belajar matematika siswa pada siklus II secara keseluruhan mengalami peningkatan, baik aktivitas visual, oral, mental maupun aktivitas emosional. Perubahan perilaku siswa yang terjadi bersifat positif dan menunjukkan kemajuan sehingga aktivitas belajar siswa dalam kelas berjalan dengan baik. Peningkatan tertinggi terjadi pada indikator keenam,, yaitu indikator keterlibatan siswa dalam menyelesaikan soal latihan LKS sebesar 18,06 . Rata-rata rata keseluruhan skor aktivitas belajar matematika siswa siklus I dan siklus II, penulis sajikan ppada Diagram 4.2 berikut ini:
Diagram 4.2 Rata-rata rata Keseluruhan Skor Aktivitas Belajar Matematika Siswa Siklus I dan Siklus II
Berdasarkan D Diagram 4.2 tersebut diketahui bawa skor aktivitas belajar matematika siswa secara keseluruhan pada siklus II mengalami peningkatan sebesar 13,94 dari siklus I. Hal ini menunjukkan bahwa tindakan perbaikan yang dilakukan pada siklus II dapat me memperbaiki dan meningkatkan an aktivitas belajar matematika siswa.
2. Respon Siswa Selama proses pembelajaran berlangsung peneliti memberikan siswa jurnal harian pada setiap akhir pertemuan untuk mengetahui respon siswa terhadap
82
penggunaan metode SQ3R. Berdasarkan hasil jurnal diperoleh informasi bahwa tanggapan
positif
siswa
terhadap
pe pembelajaran mbelajaran
semakin
meningkat.
Perbandingan persentase respon siswa terhadap pembelajaran menggunakan metode SQ3R berdasarkan jurnal harian pada siklus I dan siklus II dapat dilihat pada Diagram 4.3:
Diagram 4.3 Perbandingan Respon Siswa Siklus I dan Siklus II Pada Diagram iagram 4.4 dapat dilihat bahwa respon positif siswa meningkat sebesar 18,74 %, hal ini menunjukkan sebagian besar siswa menyukai pembelajaran menggunakan metode SQ3R. Hal ini didukung dengan menurunnya respon netral dan negatif siswa dari siklus I ke siklus siklu II. Persentase respon netral siswa menurun sebesar 14,58 % dan respon negatif menurun sebesar 4,16 %. Respon siswa baik positif, netral maupun negatif yang ditulis siswa pada jurnal harian sebagian besar dipengaruhi oleh mudah atau sulitnya materi yang dipelajari pada setiap pertemuan. Jika materi mudah dan siswa paham dengan materi yang diajarkan maka respon positiflah yang banyak diungkapkan oleh siswa, begitu pula sebaliknya jika materi dirasakan sulit oleh siswa maka respon negatiflah yang banyak diu diungkapkan siswa.
83
Untuk
mengetahui
respon
siswa
terhadap
pembelajaran
dengan
menggunakan metode SQ3R penelitian ini juga diperkuat dengan hasil wawancara yang dilakukan yang dilakukan peneliti pada guru dan siswa. Pada wawancara yang dilakukan pada guru sebelum tindakan (penelitian pendahuluan) diperoleh informasi bahwa tingkat kemampuan siswa VII-F ratarata masih dibawah KKM, metode yang selama ini digunakan guru adalah ceramah, jarang menggunakan diskusi kelompok, siswa jarang bertanya, kemampuan siswa dalam mengerjakan soal rendah dan masih ada siswa yang cuek saat guru menerangkan materi pelajaran. Adapun hasil wawancara dengan siswa pada siklus II memberikan informasi bahwa siswa sangat merespon baik metode pembelajaran SQ3R ini karena langkah-langkah dalam metode SQ3R menuntut keaktifan siswa sehingga belajar tidak hanya mencatat saja.
3. Hasil Belajar Matematika Hasil belajar dijadikan indikator keberhasilan dalam penelitian ini karena dampak positif dari tingginya aktivitas belajar siswa adalah adanya peningkatan dari hasil belajarnya. Hasil belajar diperoleh dari tes akhir siklus I dan siklus II. Data persentase ketuntasan hasil belajar siswa setiap akhir sikus bisa dilihat pada Tabel 4.17 dan Diagram 4.4 di bawah ini Tabel 4.17 Hasil Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II X SD Jumlah Siswa Tuntas Jumlah Siswa Tidak Tuntas
Siklus I 67,38 14,18 16 20
Siklus II 77,04 7,70 28 8
Berdasarkan Tabel 4.17 dapat dilihat bahwa nilai varian siswa menurun pada siklus II sedangkan nilai rata-rata siswa meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat keragaman siswa dalam memahami materi menggunakan metode
84
SQ3R semakin kecil, yang artinya hampir seluruh siswa memahami materi yang diajarkan seingga hasil bel belajar siswa meningkat pada siklus II. Selain menggunakan tabel, hasil belajar siswa pada siklus I dan siklus II ditunjukkan pada Diagram iagram 4.4 sebagai berikut:
Diagram 4.4 Perbandingan Persentase Ketuntasan Belajar Matematika Siswa Dari diagram di atas terlihat bahwa sebanyak 44,44 % siswa dikatakan tuntas as dengan hasil yang diperoleh masih tergolong rendah, hanya 16 orang siswa yangg telah memenuhi standar KKM yang ditetapkan sekolah, hal ini menunjukkan bahwa penguasaan materi di siklus I masih rendah. Pada tes akhir siklus II sebanyak 77,78 % dari siswa atau sebanyak 28 siswa sudah dikatakan tuntas. Sebagian besar siswa dapat mengerjakan soal dengan baik pada soal dengan tingkat ngkat kesukaran mudah dan sedang, sedangkan untuk soal dengan tingkat kesukaran tinggi hanya dapat dikerjakan oleh beberapa siswa yang memiliki kemampuan uan akademik tinggi. Dari hasil tersebut menunjukkan indikator keberhasilan kinerja sudah tercapai yaitu persentase siswa yang tuntas belajar mencapai 77,78 %. C. Pembahasan Penelitian Berdasarkan hhasil wawancara dengan guru matematika tematika pada kegiatan pra penelitian diketahui bahwa pembelajaran matematika di kelas VII VII-F masih
85
belum terlihat aktivitasnya karena pembelajaran masih berpusat pada guru, metode pengajaran yang digunakan adalah metode ceramah, siswa kurang aktif bertanya karena tidak tahu apa yang mau ditanyakan, siswa merasa jenuh ketika belajar matematika, siswa mengalami kesulitan jika mengerjakan soal yang berbeda sehingga hasil belajar siswa masih rendah. Dari data tersebut peneliti menyimpulkan bahwa aktivitas belajar matematika siswa di kelas VII-F masih tergolong rendah sehingga peneliti mencoba memperbaiki pembelajaran di kelas tersebut dengan menerapkan metode pembelajaran SQ3R. Pembelajaran matematika dengan metode SQ3R dapat meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa karena pada pembelajaran ini siswa dituntun untuk mengkonstruksi
pengetahuannya
sendiri.
LKS
yang
digunakan
dalam
pembelajaran memuat langkah-langkah SQ3R yaitu survey, question, read, recite dan review sehingga aktivitas belajar matematika siswa di kelas tidak terbatas hanya mendengarkan penjelasan guru dan mengerjakan soal latihan. Penggunaan LKS pada pembelajaran dapat membantu siswa dalam diskusi kelompok untuk memahami materi pelajaran. Pada LKS dengan menggunakan tahapan metode SQ3R menuntun siswa untuk mengkonstruksi pengetahuannya sendiri. Situasi-situasi yang disajikan dalam bahan ajar berbentuk teks matematik yang mudah dipahami siswa atau penyajian teks matematik berupa situasi yang real sehingga siswa dilatih untuk berpikir secara matematik. Penyajian teks matematik yang mudah dipahami atau teks berupa situasi real sangat erat kaitannya dengan pendekatan pembelajaran realistik dan teknik pembelajaran yang berusaha memahami konsep dengan cara yang sederhana. Selain
itu langkah-langkah SQ3R
yang
diterapkan
dalam
LKS
mengarahkan siswa untuk mandiri jadi dalam setiap pembelajaran yang lebih berperan aktif adalah siswa. Peningkatan aktivitas belajar matematika dari siklus I dengan rata-rata keseluruhan skor sebesar 66,46 % sedangkan setelah tindakan siklus II diperoleh sebesar 80,4 % ini artinya terjadi peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika, hal ini terjadi karena pada siklus II siswa diberikan reward berupa tambahan poin nilai apabila siswa berani untuk presentasi atau menuliskan jawaban di papan tulis, perbaikan lain pada siklus II
86
yang menyebabkan peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika yaitu siswa tidak hanya menggunakan sumber bacaan berupa teks yang ada di LKS untuk membantu dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah dibuat, siswa juga diperbolehkan membaca referensi lain seperti buku paket untuk menambah wawasan dan membantu siswa menjawab pertanyaannya. Pergantian anggota kelompok juga berpengaruh dalam meningkatnya aktivitas belajar siswa karena dengan anggota kelompok yang lebih banyak dari siklus I dan heterogen menjadikan siswa lebih aktif terlibat dalam berdiskusi dan mengerjakan soal latihan. Perlu diperhatikan dalam pembuatan teks pada tahap survey, akan lebih baik jika teks tersebut tidak langsung memberikan rumusrumus yang terkait dengan materi yang dibahas karena akan membuat siswa kurang kreatif dalam mengembangan pertanyaan-pertanyaan mereka pada tahap question, sehingga lebih baik teks tersebut berupa analogi yang akan membantu siswa menemukan konsep atau rumus terkait materi yang diajarkan. Sedangkan melalui angket aktivitas belajar matematika siswa untuk indikator visual activity mengalami peningkatan skor sebesar 4,02 dan rata-rata skor siklus II telah mencapai 83,05, begitu pula untuk indikator oral activity¸mental activity dan emotional activity mengalami peningkatan dan pada siklus II telah mencapai indikator keberhasilan yaitu skor aktivitas belajar matematika ≥ 75. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran matematika menggunakan metode SQ3R dapat meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa. Seiring dengan meningkatnya aktivitas belajar matematika siswa dengan penerapan metode pembelajaran SQ3R maka hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan. Peningkatan hasil belajar matematika siswa diperoleh dari nilai tes akhir siklus, pada siklus I persentase rata-rata ketuntasan siswa hanya sebesar 44,44 % atau sebanyak 16 siswa yang nilainya mencapai KKM ≥ 75, sedangkan pada siklus II mengalami peningkatan sebesar 33,34% menjadi 77,78 % atau sebanyak 28 orang siswa telah mencapai KKM. Siswa merespon positif terhadap pembelajaran matematika dengan metode SQ3R. Hal ini terlihat dari pendapat siswa melalui jurnal harian. Persentase
87
respon positif siswa pada siklus II meningkat 18,74 %, pada siklus I hasil ratarata respon positif sebesar 61,12 % dan di siklus II respon positif siswa sebesar 79,86 %. Siswa menyukai dan mendukung pembelajaran dengan metode SQ3R karena dalam pembelajaran ini mereka dituntun untuk berpikir dan mengeksplor ide-ide matematik melalui teks matematik sederhana yang berkaitan dengan situasi real, sehingga membuat lebih mudah dalam memahami materi. Kegiatan diskusi selama pembelajaran juga membuat siswa saling bertukar pendapat dengan temannya, sehingga siswa mampu mengkomunikasikan ide-ide matematik yang dimilikinya. Adanya rangkuman dan penugasan dengan menggunakan kertas origami juga mempermudah siswa dalam memahami pelajaran. Secara keseluruhan siswa menyukai pembelajaran yang dilakukan. Hasil penelitian yang ditemukan pada penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Dian Teguh Firmansyah, Zaenuri, dan Mulyono dengan judul penelitian ” Keefektifan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe SQ3R Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa SMP Kelas VII” penelitian ini menunjukkan bahwa kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang menggunakan metode SQ3R lebih baik dari pada siswa yang menggunakan metode ekspositori . Hasil penelitian yang sama juga ditemukan pada penelitian skripsi Mochamad Ikmal Januar yang berjudul “Peningkatan Pemahaman Relasional Matematik Siswa Melalui Metode SQ3R di Sekolah Menengah Pertama”, yang menunjukkan bahwa penerapan metode SQ3R dapat meningkatkan pemahaman relasional matematik siswa dan aktivitas belajar matematika juga meningkat dalam penelitian ini. Pada siklus I rata-rata aktivitas belajar matematika siswa sebesar 71,1%, sedangkan pada siklus II rata-rata aktivitas belajar matematika siswa sebesar 82,3%.
D. Keterbatasan Penelitian Peneliti menyadari bahwa penelitian ini belum sempurna. Berbagai upaya telah dilakukan agar hasil yang diperoleh maksimal, namun demikian masih terdapat hal-hal yang diluar kendali peneliti sehingga hasil penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan, antara lain:
88
1.
Waktu pembelajaran matematika yang terletak pada siang hari setelah istirahat dan sholat zuhur menyebabkan siswa terkadang telat masuk kelas sehingga saat mengisi LKS pada tahap question dan menjawab pertanyaan serta presentasi catatan sederhana pada tahap recite peneliti hanya memberikan waktu yang sedikit kepada siswa agar pembelajaran sesuai dengan RPP.
2.
Penelitian ini hanya dilakukan pada pokok bahasan bangun datar segiempat, sehingga belum dapat digeneralisasikan pada pokok bahasan lain.
3.
Pengamatan pada penelitian ini dilakukan sepenuhnya oleh observer, peneliti ikut mengontrol aktivitas siswa namun tidak mengisi lembar observasi.
Peneliti
sebaiknya
mengisi
lembar
observasi
dibandingkan dengan pengamatan yang dilakukan oleh observer.
untuk
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan deskripsi data dan pembahasan, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut: 1.
Pembelajaran matematika dengan metode SQ3R dapat meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa. Peningkatan aktivitas belajar matematika siswa ini dapat terlihat dari instrumen lembar observasi dan angket aktivitas belajar matematika. Hasil observasi menunjukkan bahwa seluruh indikator aktivitas mengalami peningkatan, serta keseluruhan rata-rata skor aktivitas belajar matematika siswa pada siklus I adalah 66,46 dan setelah dilakukan perbaikan selama pembelajaran pada siklus II rata-rata skor aktivitas belajar matematika siswa meningkat menjadi 80,40. Berdasarkan instrumen angket aktvitas belajar menunjukkan rata-rata skor pada siklus I sebesar 74,41 dan meningkat pada siklus II menjadi 82,17. Hasil yang dicapai pada siklus II telah mencapai indikator ketercapaian yang diharapkan yaitu skor masingmasing indikator aktivitas belajar matematika siswa mencapai ≥ 75 .
2.
Siswa memberikan respon yang positif terhadap pembelajaran matematika dengan menggunakan metode pembelajaran SQ3R. Hal ini terlihat dari hasil jurnal harian siswa yang menunjukkan respon positif siswa pada siklus I sebesar 61,12 % menjadi 79,86 % pada siklus II. Perolehan persentase respon positif siswa telah mencapai indikator ketercapaian sebesar ≥ 75%, hal ini menunjukkan sebagian besar siswa menyukai pembelajaran menggunakan metode SQ3R. Hal ini didukung dengan menurunnya respon netral dan negatif siswa dari siklus I ke siklus II. Persentase respon negatif siswa menurun dari 8,33% pada siklus I menjadi 4,17% pada siklus II.
3.
Metode pembelajaran SQ3R dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa. Hal ini terlihat dari adanya peningkatan jumlah siswa yang memenuhi KKM pelajaran matematika. Pada siklus I siswa yang tuntas hanya sebanyak
89
90
16 orang atau sebesar 44,44 % dan meningkat pada siklus II menjadi sebanyak 28 siswa yang mencapai nilai KKM atau dengan persentase sebesar 77,78 %.
B. Saran 1. Bagi para guru yang ingin meningkatkan aktivitas dan hasil belajar matematika pada siswa yang beragam kemampuan akademiknya, selayaknya menerapkan metode pembelajaran SQ3R. 2. Bagi para pembaca yang berminat untuk meneliti agar dilakukan penelitian lanjutan mengenai metode pembelajaran SQ3R baik pada variabel penelitian, maupun pada jenjang pendidikan lainnya. Sehingga turut memperkuat pembuktian teori-teori metode pembelajaran SQ3R secara empiris.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, edisi revisi. Jakarta: Rineka Cipta. --------------. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, edisi II. Jakarta: Bumi Aksara. Djamarah, Syaiful Bahri. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta. Faris, Pamela J. 2004. Teaching Reading: A Balanced Approach For Today’s Classrooms. New York: MC Graw Hill. Grandgenett, Neal, Judi Harris dan Mark Hofer. 2011. Mathematics Learning Activity Types tersedia online di http://activitytypes.wm.edu/MathLearningATsFeb2011.pdf. Diakses pada 23 Desember 2014 Hamalik, Oemar. 2013. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara. Huda, Miftahul. 2013. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Prastowo, Andi. 2011. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar. Yogyakarta: DIVA Press. Purwanto, Ngalim. 2004. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Sagala, Syaiful. 2009. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Sanjaya, Wina. 2011. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media. --------------. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana Prenada Media.
91
92
Sardiman. 2013. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Shadiq, Fadjar. 2009. Kemahiran matematika. Yogyakarta: Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (Depdiknas). Silberman, Mel. 2009. Active Learning 101 Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani. Siregar, Eveline dan Hartini Nara. 2011. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia. Suherman, Erman. 2001. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: JICA-UPI. Sukardjono, dkk. 2008. Hakikat dan Sejarah Matematika. Jakarta: Universitas Terbuka. Sumarmo, Utari. 2006. Pembelajaran Keterampilan Membaca Matematik pada Siswa Sekolah Menengah. Artikel Penelitian. Bandung: FMIPA UPI. Tersedia online http://:www.math.sps.edu. Diakses pada 22 Oktober 2014 Suyono dan Hariyanto. 2013. Belajar dan Pembelajaran Teori dan Konsep Dasar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Syah, Muhibbin. 2013. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Trianto. 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif – Progresif. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup. Uno, Hamzah B. 2009. Model Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
93
Walle, John A. Van De. 2008. Matematika Sekolah Dasar dan Menengah Pengembangan Pengajaran Jilid 1 Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga.
94
LEMBAR WAWANCARA GURU SEBELUM TINDAKAN PENELITIAN
Tahap
: Pra Penelitian
Hari/Tanggal
: Kamis/8 Januari 2015
Tujuan Wawancara
: Untuk mengetahui aktivitas belajar matematika siswa dan permasalahan yang terjadi pada pembelajaran matematika di kelas tersebut.
1. Peneliti
: “Metode apa saja yang sering Ibu gunakan pada pembelajaran matematika ?”
Guru
: “Sebelum kurikulum 2013 lebih sering konvensional, saya menjelaskan lalu siswa diberikan latihan atau tugas. Tetapi setelah kurikulum 2013, pembelajaran dikelas menggunakan scientific approach.
2. Peneliti
: “Bagaimanakah kemampuan siswa dalam menyelesaikan persoalan matematika yang melibatkan lebih dari satu konsep matematika ?”
Guru 3. Peneliti Guru
: “Sebagian anak mampu menyelesaikan, sebagian lagi tidak”. : “Bagaimana hasil belajar matematika di kelas VII yang ibu ajar?” : “Lumayan, rata-rata nilai siswa memenuhi KKM. Tetapi kelas VII-F kurang dari 50% yang memenuhi KKM.
4. Peneliti
: “Apakah siswa memperhatikan dan mendengarkan penjelasan materi pelajaran yang Ibu sampaikan ?”
Guru 5. Peneliti
: “Sebagian besar memperhatikan”. : “Apakah siswa bertanya tentang materi pelajaran yang telah Ibu sampaikan ?”
Guru
: “Terkadang harus dipancing dahulu dengan pertanyaan seperti sudah mengerti semua? Atau ada yang belum paham?, setelah dipancing dengan pertanyaan seperti itu biasanya siswa banyak
95
yang bertanya. Tidak hanya siswa yang duduk didepan yang bertanya, tetapi yang duduk dibelakang juga terkadang bertanya”. 6. Peneliti
: “Apakah Ibu pernah menerapkan diskusi kelompok kepada siswa dan bagaimana perilaku siswa saat diskusi ?”
Guru
: “Pernah. Hanya beberapa siswa yang benar-benar berdiskusi, selebihnya hanya mengandalkan siswa yang pintar dalam kelompoknya”.
7. Peneliti
: “Apakah setiap tugas yang diberikan oleh Ibu selalu dikerjakan dengan baik oleh siswa ?”
Guru
: “Siswa tanggung jawab dengan tugasnya dan mengerjakan dengan baik”.
8. Peneliti
: “Ketika pelajaran dimulai, apakah siswa sudah dalam keadaan siap belajar?”
Guru
: “Kebanyakan siswa belum siap, mereka belum menyiapkan buku pelajaran atau alat tulis diatas meja belajar. Bahkan terkadang siswa tidak tahu materi yang dibahas ada dihalaman berapa pada buku paket”.
9. Peneliti
: “Kesulitan apa saja yang ibu alami dalam proses pembelajaran matematika?”
Guru
: “Jumlah siswa dalam satu kelas terlalu banyak, selain itu pengetahuan awal siswa juga kurang dan ini cukup menghambat proses pembelajaran”.
10. Peneliti
: “Menurut Ibu, perlukah aktivitas belajar matematika siswa ditingkatkan?”
Guru
: “Perlu karena suasana belajar akan lebih kondusif, siswa akan terlatih untuk mandiri” Jakarta, 8 Januari 2015 Guru Matematika SMPN 127 Jakarta Isprianah, S.Pd
96
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Sekolah
: SMP Negeri 127 Jakarta Barat
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas / Semester : VII/2 Materi Pokok
: Segiempat
Alokasi Waktu
: 3 x 40 menit (1 kali pertemuan)
Pertemuan Ke
: 1
A. Kompetensi Inti 1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya. 2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya. 3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan procedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata. 4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori. B. Kompetensi Dasar 2.2 Memiliki rasa ingin tahu, percayadiri, dan ketertarikan pada matematika serta memiliki rasa percaya pada daya dan kegunaan matematika yang terbentuk melalui pengalaman belajar. 3.6 Mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar dan menggunakannya untuk menentukan keliling dan luas. 4.7 Menyelesaikan permasalahan nyata yang terkait penerapan sifat-sifat persegipanjang, persegi, trapesium, jajargenjang, belah ketupat, dan layang-layang.
97 C. Indikator Pencapaian Kompetensi 3.6.1 Mengidentifikasi persegi panjang berdasarkan sifat-sifatnya ditinjau dari diagonal, sisi, dan sudutnya 3.6.2 Menentukan besar sudut suatu persegi panjang dengan menggunakan sifat-sifat persegi panjang 3.6.3 Mengidentifikasi persegi berdasarkan sifat-sifatnya ditinjau dari sisi, diagonal dan sudutnya 3.6.4 Menentukan hubungan antar garis pada suatu persegi berdasarkan sifat-sifat persegi.
D. Tujuan Pembelajaran Setelah proses pembelajaran menggunakan metode SQ3R siswa dapat : 1. Menunjukkan rasa ingin tahu dengan terlibat aktif dalam mengikuti proses pembelajaran. 2. Menentukan sifat-sifat persegi panjang. 3. Menentukan sifat-sifat persegi.
E. Materi Pembelajaran 1. Sifat-sifat persegi panjang. 2. Sifat-sifat persegi.
F. Pendekatan dan Metode Pembelajaran 1. Pendekatan : Saintifik. 2. Metode
: SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, dan Review).
G. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran 1. Media : Notebook, LCD, LKS. 2. Alat : Papan tulis, spidol. 3. Sumber Belajar: Buku Matematika Kelas VII kurikulum 2013.
98 H. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran Kegiatan
Deskripsi Kegiatan
Komponen SQ3R
Pendahuluan
1. Guru membuka pelajaran dengan berdoa.
(20 menit)
2. Guru memeriksa kehadiran siswa. 3. Guru mengkondisikan siswa untuk belajar. 4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan materi yang akan dipelajari. 5. Guru menjelaskan langkah-langkah yang perlu dilakukan siswa dalam menyelesaikan LKS. 6. Guru menggali pengetahuan prasyarat siswa melalui kegiatan tanya jawab.
Inti (80 menit) 7. Siswa membentuk kelompok yang beranggotakan 2 orang siswa. 8. Siswa diminta untuk mengamati ilustrasi atau gambar yang berasal dari kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan materi sifat-sifat persegi panjang dan persegi 9. Guru memberikan LKS 1 pada setiap siswa. a. Mengamati
10. Siswa membaca teks yang ada pada LKS 1 secara Survey singkat dengan menandai bagian/istilah-istilah yang penting
b. Menanya
11. Siswa membuat pertanyaan berdasarkan informasi Question yang diperoleh dari teks yang dibaca 12. Siswa membaca teks dan mendiskusikan dengan Read teman kelompoknya untuk menjawab pertanyaanpertanyaan yang telah dibuat dan menemukan konsep yang tepat pada materi yang sedang diajarkan
c. Menalar
13. Siswa menuliskan jawaban yang telah ditemukan dan Recite menuliskan catatan sederhana dari apa yang mereka pahami
d. Mengkomu nikasikan
14. Beberapa perwakilan kelompok diberi kesempatan Review untuk
mempresentasikan
jawaban
dan
catatan
99 Kegiatan
Deskripsi Kegiatan
Komponen SQ3R
sederhana yang telah dibuat sedangkan siswa lainnya menanggapi 15. Guru membimbing siswa selama diskusi kelompok berlangsung. e. Mencoba
16. Siswa diberikan latihan yang realistik dan relevan, yang tersedia pada akhir LKS 1 untuk mengukur pemahaman tentang materi terkait. 17. Beberapa perwakilan dari siswa menuliskan hasil penyelesaian soal di papan tulis dan menjelaskannya 18. Guru memberikan umpan balik dengan memverifikasi pemahaman
siswa
yang
sudah
tepat
dan
mengklarifikasi pemahaman yang kurang tepat. Penutup
19. Siswa bersama guru melakukan refleksi dari materi yang dipelajari.
(20 menit)
20. Siswa diajak untuk menyatakan gagasan dan hal-hal yang
telah
mereka
pahami
dengan
membuat
rangkuman hasil belajar. 21. Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan
berikutnya
dan
meminta
siswa
mempelajarinya. 22. Guru memberikan PR membuat penjelasan mengenai sifat-sifat persegi panjang dan persegi menggunakan kertas origami pada siswa.
I. Penilaian 1. Jenis/Teknik Penilaian No. 1.
Aspek yang Dinilai
Teknik Penilaian
Aktivitas belajar matematika
Observasi
a. Antusiasme siswa dalam proses belajar
angket
b. Keseriusan siswa dalam membaca teks pada LKS
Instrumen
dan Pada observasi
lembar dan
lembar angket
100 No.
Aspek yang Dinilai
Teknik Penilaian
Instrumen
c. Keaktifan siswa dalam bertanya d. Keterlibatan
siswa
dalam
diskusi
kelompok e. Kemampuan siswa dalam membaca catatan sederhana f. Keterlibatan
siswa
dalam
menyelesaikan latihan soal di LKS g. Keberanian siswa menulis jawaban di papan tulis h. Membuat rangkuman hasil belajar i. Ketuntasan
dalam
membuat
PR
(menggunakan kertas origami untuk menjelaskan materi segiempat) 2.
Tes Tertulis
Pengetahuan a. Mengidentifikasi
persegi
Pada LKS no 1
panjang
berdasarkan sifat-sifatnya ditinjau dari diagonal, sisi, dan sudutnya Pada LKS no 2
b. Menentukan besar sudut suatu persegi panjang dengan menggunakan sifatsifat persegi panjang. c. Mengidentifikasi persegi berdasarkan sifat-sifatnya ditinjau dari sisi, diagonal
Pada LKS no 3
dan sudutnya d. Menentukan hubungan antar garis pada Pada LKS no 4
suatu persegi berdasarkan sifat-sifat persegi
Jakarta, 16 Februari 2015 Mengetahui, Guru Pamong
Peneliti
Isprianingsih, S.Pd
Mimi Umayah
NIP.
NIM. 1110017000068
101
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Sekolah
: SMP Negeri 127 Jakarta Barat
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas / Semester : VII/2 Materi Pokok
: Segiempat
Alokasi Waktu
: 2 x 40 menit (1 kali pertemuan)
Pertemuan Ke
: 2
A. Kompetensi Inti 1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya. 2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya. 3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan procedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata. 4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori. B. Kompetensi Dasar 2.2 Memiliki rasa ingin tahu, percayadiri, dan ketertarikan pada matematika serta memiliki rasa percaya pada daya dan kegunaan matematika yang terbentuk melalui pengalaman belajar. 3.6 Mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar dan menggunakannya untuk menentukan keliling dan luas. 4.7 Menyelesaikan permasalahan nyata yang terkait penerapan sifat-sifat persegipanjang, persegi, trapesium, jajargenjang, belah ketupat, dan layang-layang.
102 C. Indikator Pencapaian Kompetensi 4.7.1
Menyelesaikan permasalahan sehari-hari yang berkaitan dengan luas persegi panjang
4.7.2 Menyelesaikan permasalahan sehari-hari yang berkaitan dengan keliling persegi panjang 4.7.3 Menyelesaikan permasalahan sehari-hari yang berkaitan dengan keliling persegi 4.7.4 Menyelesaikan permasalahan sehari-hari yang berkaitan dengan luas persegi
D. Tujuan Pembelajaran Setelah proses pembelajaran menggunakan metode SQ3R siswa dapat : 1. Menunjukkan rasa ingin tahu dengan terlibat aktif dalam mengikuti proses pembelajaran. 2. Menentukan rumus luas dan keliling persegi panjang dan persegi. 3. Mengerjakan soal latihan yang berkaitan dengan luas dan keliling persegi panjang dan persegi.
E. Materi Pembelajaran 1. Keliling dan luas persegi panjang. 2. Keliling dan luas persegi.
F. Pendekatan dan Metode Pembelajaran 1. Pendekatan : Saintifik. 2. Metode
: SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, dan Review).
G. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran 1. Media : Notebook, LCD, LKS. 2. Alat : Papan tulis, spidol. 3. Sumber Belajar: Buku Matematika Kelas VII kurikulum 2013.
H. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran Kegiatan
Deskripsi Kegiatan
Komponen SQ3R
Pendahuluan
1. Guru membuka pelajaran dengan berdoa.
103 Kegiatan
Deskripsi Kegiatan
Komponen SQ3R
(10 menit)
2. Guru memeriksa kehadiran siswa. 3. Guru mengkondisikan siswa untuk belajar. 4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan materi yang akan dipelajari. 5. Guru mengingatkan materi sebelumnya,yaitu sifat-sifat persegi dan persegi panjang.
Inti (60 menit)
6. Siswa membentuk kelompok yang beranggotakan 2 orang siswa. 7. Siswa diminta untuk mengamati ilustrasi atau gambar yang berasal dari kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan materi luas dan keliling persegi panjang dan persegi 8. Guru memberikan LKS 2 pada setiap siswa.
a. Mengamati 9. Siswa membaca teks yang ada pada LKS 2 secara Survey singkat dengan menandai bagian/istilah-istilah yang penting b. Menanya
10. Siswa membuat pertanyaan berdasarkan informasi yang Question diperoleh dari teks yang dibaca 11. Siswa membaca teks dan mendiskusikan dengan teman Read kelompoknya untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah dibuat dan menemukan konsep yang tepat pada materi yang sedang diajarkan
c. Menalar
12. Siswa menuliskan jawaban yang telah ditemukan dan Recite menuliskan catatan sederhana dari apa yang mereka pahami
d. Mengkom unikasikan
13. Beberapa perwakilan kelompok diberi kesempatan Review untuk
mempresentasikan
jawaban
dan
catatan
sederhana yang telah dibuat sedangkan siswa lainnya menanggapi 14. Guru membimbing siswa selama diskusi kelompok
104 Kegiatan
Deskripsi Kegiatan
Komponen SQ3R
berlangsung. e. Mencoba
15. Siswa diberikan latihan yang realistik dan relevan, yang tersedia pada akhir LKS 2 untuk mengukur pemahaman tentang materi terkait. 16. Beberapa perwakilan dari siswa menuliskan hasil penyelesaian soal di papan tulis dan menjelaskannya 17. Guru memberikan umpan balik dengan memverifikasi pemahaman
siswa
yang
sudah
tepat
dan
mengklarifikasi pemahaman yang kurang tepat. Penutup
18. Siswa bersama guru melakukan refleksi dari materi yang dipelajari.
(10 menit)
19. Siswa diajak untuk menyatakan gagasan dan hal-hal yang telah mereka pahami dengan membuat rangkuman hasil belajar 20. Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan
berikutnya
dan
meminta
siswa
mempelajarinya. 21. Guru memberikan PR membuat penjelasan mengenai luas dan keliling persegi
panjang dan persegi
menggunakan kertas origami pada siswa.
I. Penilaian 1. Jenis/Teknik Penilaian No. 1.
Aspek yang Dinilai
Teknik Penilaian
Aktivitas belajar matematika
Observasi
a. Antusiasme siswa dalam proses belajar
angket
b. Keseriusan siswa dalam membaca teks pada LKS c. Keaktifan siswa dalam bertanya d. Keterlibatan
siswa
dalam
diskusi
Instrumen
dan Pada observasi
lembar dan
lembar angket
105 No.
Aspek yang Dinilai
Teknik Penilaian
Instrumen
kelompok e. Kemampuan siswa dalam membaca catatan sederhana f. Keterlibatan
siswa
dalam
menyelesaikan latihan soal di LKS g. Keberanian siswa menulis jawaban di papan tulis h. Membuat rangkuman hasil belajar i. Ketuntasan
dalam
membuat
PR
(menggunakan kertas origami untuk menjelaskan materi segiempat) 2.
Tes Tertulis
Pengetahuan
Pada LKS no 1
a. Menyelesaikan permasalahan seharihari yang berkaitan dengan luas persegi panjang
Pada LKS no 2
b. Menyelesaikan permasalahan seharihari yang berkaitan dengan keliling persegi panjang
Pada LKS no 3
c. Menyelesaikan permasalahan seharihari yang berkaitan dengan keliling persegi
Pada LKS no 4
d. Menyelesaikan permasalahan seharihari
yang berkaitan dengan luas
persegi Jakarta, 23 Februari 2015
Mengetahui, Guru Pamong
Peneliti
Isprianingsih, S.Pd
Mimi Umayah
NIP.
NIM. 1110017000068
106
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Sekolah
: SMP Negeri 127 Jakarta Barat
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas / Semester : VII/2 Materi Pokok
: Segiempat
Alokasi Waktu
: 3 x 40 menit (1 kali pertemuan)
Pertemuan Ke
: 3
A. Kompetensi Inti 1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya. 2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya. 3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan procedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata. 4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori. B. Kompetensi Dasar 2.2 Memiliki rasa ingin tahu, percayadiri, dan ketertarikan pada matematika serta memiliki rasa percaya pada daya dan kegunaan matematika yang terbentuk melalui pengalaman belajar. 3.6 Mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar dan menggunakannya untuk menentukan keliling dan luas. 4.7 Menyelesaikan permasalahan nyata yang terkait penerapan sifat-sifat persegipanjang, persegi, trapesium, jajargenjang, belah ketupat, dan layang-layang.
107 C. Indikator Pencapaian Kompetensi 3.6.5 Mengidentifikasi jajargenjang berdasarkan sifat-sifatnya ditinjau dari sudutnya 3.6.6 Menentukan panjang sisi-sisi jajargenjang berdasarkan sifat-sifat jajargenjang 3.6.7 Menentukan besar sudut jajargenjang berdasarkan sifat-sifat jajargenjang
D. Tujuan Pembelajaran Setelah proses pembelajaran menggunakan metode SQ3R siswa dapat : 1. Menunjukkan rasa ingin tahu dengan terlibat aktif dalam mengikuti proses pembelajaran. 2. Menentukan sifat-sifat jajargenjang. 3. Mengerjakan soal latihan yang berkaitan dengan sifat-sifat jajargenjang.
E. Materi Pembelajaran 1. Sifat-sifat jajargenjang.
F. Pendekatan dan Metode Pembelajaran 1. Pendekatan : Saintifik. 2. Metode
: SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, dan Review).
G. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran 1. Media : Notebook, LCD, LKS. 2. Alat : Papan tulis, spidol. 3. Sumber Belajar: Buku Matematika Kelas VII kurikulum 2013.
H. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran Kegiatan
Deskripsi Kegiatan
Komponen SQ3R
Pendahuluan
1. Guru membuka pelajaran dengan berdoa.
(10 menit)
2. Guru memeriksa kehadiran siswa. 3. Guru mengkondisikan siswa untuk belajar. 4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan materi yang akan dipelajari. 5. Guru mengingatkan materi sebelumnya,yaitu luas dan
108 Kegiatan
Deskripsi Kegiatan
Komponen SQ3R
keliling persegi panjang dan persegi. Inti (90 menit)
6. Siswa membentuk kelompok yang beranggotakan 2 orang siswa. 7. Siswa diminta untuk mengamati ilustrasi atau gambar yang berasal dari kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan materi sifat-sifat jajargenjang. 8. Guru memberikan LKS 3 pada setiap siswa.
a. Mengamati 9. Siswa membaca teks yang ada pada LKS 3 secara Survey singkat dengan menandai bagian/istilah-istilah yang penting b. Menanya
10. Siswa membuat pertanyaan berdasarkan informasi yang Question diperoleh dari teks yang dibaca 11. Siswa membaca teks dan mendiskusikan dengan teman Read kelompoknya untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah dibuat dan menemukan konsep yang tepat pada materi yang sedang diajarkan
c. Menalar
12. Siswa menuliskan jawaban yang telah ditemukan dan Recite menuliskan catatan sederhana dari apa yang mereka pahami
d. Mengkom unikasikan
13. Beberapa perwakilan kelompok diberi kesempatan Review untuk
mempresentasikan
jawaban
dan
catatan
sederhana yang telah dibuat sedangkan siswa lainnya menanggapi 14. Guru membimbing siswa selama diskusi kelompok berlangsung. e. Mencoba
15. Siswa diberikan latihan yang realistik dan relevan, yang tersedia pada akhir LKS 3 untuk mengukur pemahaman tentang materi terkait. 16. Beberapa perwakilan dari siswa menuliskan hasil penyelesaian soal di papan tulis dan menjelaskannya
109 Kegiatan
Deskripsi Kegiatan
Komponen SQ3R
17. Guru memberikan umpan balik dengan memverifikasi pemahaman
siswa
yang
sudah
tepat
dan
mengklarifikasi pemahaman yang kurang tepat. Penutup
18. Siswa bersama guru melakukan refleksi dari materi yang dipelajari.
(20 menit)
19. Siswa diajak untuk menyatakan gagasan dan hal-hal yang telah mereka pahami dengan membuat rangkuman hasil belajar 20. Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan
berikutnya
dan
meminta
siswa
mempelajarinya. 21. Guru memberikan PR membuat penjelasan mengenai sifat-sifat jajargenjang menggunakan kertas origami pada siswa.
I. Penilaian 1. Jenis/Teknik Penilaian No. 1.
Aspek yang Dinilai
Teknik Penilaian
Aktivitas belajar matematika
Observasi
a. Antusiasme siswa dalam proses belajar
angket
b. Keseriusan siswa dalam membaca teks pada LKS c. Keaktifan siswa dalam bertanya d. Keterlibatan
siswa
dalam
diskusi
kelompok e. Kemampuan siswa dalam membaca catatan sederhana f. Keterlibatan
siswa
dalam
menyelesaikan latihan soal di LKS g. Keberanian siswa menulis jawaban di papan tulis
Instrumen
dan Pada observasi
lembar dan
lembar angket
110 No.
Aspek yang Dinilai
Teknik Penilaian
Instrumen
h. Membuat rangkuman hasil belajar i. Ketuntasan
dalam
membuat
PR
(menggunakan kertas origami untuk menjelaskan materi segiempat) 2.
Tes Tertulis
Pengetahuan a.
Mengidentifikasi
Pada LKS no 1
jajargenjang
berdasarkan sifat-sifatnya ditinjau dari sudutnya b.
Menentukan
panjang
Pada LKS no 4
sisi-sisi
jajargenjang berdasarkan sifat-sifat jajargenjang c.
Menentukan besar sudut jajargenjang
Pada LKS no 2
berdasarkan sifat-sifat jajargenjang
dan 3
Jakarta, 26 Februari 2015
Mengetahui,
Guru Pamong
Peneliti
Isprianingsih, S.Pd
Mimi Umayah
NIP.
NIM. 1110017000068
111
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Sekolah
: SMP Negeri 127 Jakarta Barat
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas / Semester : VII/2 Materi Pokok
: Segiempat
Alokasi Waktu
: 2 x 40 menit (1 kali pertemuan)
Pertemuan Ke
: 4
A. Kompetensi Inti 1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya. 2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya. 3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan procedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata. 4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori. B. Kompetensi Dasar 2.2 Memiliki rasa ingin tahu, percayadiri, dan ketertarikan pada matematika serta memiliki rasa percaya pada daya dan kegunaan matematika yang terbentuk melalui pengalaman belajar. 3.6 Mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar dan menggunakannya untuk menentukan keliling dan luas. 4.7 Menyelesaikan permasalahan nyata yang terkait penerapan sifat-sifat persegipanjang, persegi, trapesium, jajargenjang, belah ketupat, dan layang-layang.
112 C. Indikator Pencapaian Kompetensi 3.6.8 Menghitung luas jajar genjang jika diketahui alas dan tingginya 3.6.9 Menghitung keliling jajar genjang jika diketahui salah satu sisi dan luasnya 4.7.5 Menyelesaikan permasalahan sehari-hari berkaitan dengan keliling jajargenjang
D. Tujuan Pembelajaran Setelah proses pembelajaran menggunakan metode SQ3R siswa dapat : 1. Menunjukkan rasa ingin tahu dengan terlibat aktif dalam mengikuti proses pembelajaran. 2. Menentukan keliling dan luas jajargenjang. 3. Mengerjakan soal latihan yang berkaitan dengan keliling dan luas jajargenjang.
E. Materi Pembelajaran 1. Keliling jajargenjang. 2. Luas jajargenjang.
F. Pendekatan dan Metode Pembelajaran 1. Pendekatan : Saintifik. 2. Metode
: SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, dan Review).
G. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran 1. Media : Notebook, LCD, LKS. 2. Alat : Papan tulis, spidol. 3. Sumber Belajar: Buku Matematika Kelas VII kurikulum 2013.
H. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran Kegiatan
Deskripsi Kegiatan
Komponen SQ3R
Pendahuluan
1. Guru membuka pelajaran dengan berdoa.
(10 menit)
2. Guru memeriksa kehadiran siswa. 3. Guru mengkondisikan siswa untuk belajar. 4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan materi yang akan dipelajari.
113 Kegiatan
Deskripsi Kegiatan
Komponen SQ3R
5. Guru mengingatkan materi sebelumnya,yaitu sifat-sifat jajargenjang. Inti (60 menit)
6. Siswa membentuk kelompok yang beranggotakan 2 orang siswa. 7. Siswa diminta untuk mengamati ilustrasi atau gambar yang berasal dari kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan materi keliling dan luas jajargenjang. 8. Guru memberikan LKS 4 pada setiap siswa.
a. Mengamati 9. Siswa membaca teks yang ada pada LKS 4 secara Survey singkat dengan menandai bagian/istilah-istilah yang penting b. Menanya
10. Siswa membuat pertanyaan berdasarkan informasi yang Question diperoleh dari teks yang dibaca 11. Siswa membaca teks dan mendiskusikan dengan teman Read kelompoknya untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah dibuat dan menemukan konsep yang tepat pada materi yang sedang diajarkan
c. Menalar
12. Siswa menuliskan jawaban yang telah ditemukan dan Recite menuliskan catatan sederhana dari apa yang mereka pahami
d. Mengkom unikasikan
13. Beberapa perwakilan kelompok diberi kesempatan Review untuk
mempresentasikan
jawaban
dan
catatan
sederhana yang telah dibuat sedangkan siswa lainnya menanggapi 14. Guru membimbing siswa selama diskusi kelompok berlangsung. e. Mencoba
15. Siswa diberikan latihan yang realistik dan relevan, yang tersedia pada akhir LKS 4 untuk mengukur pemahaman tentang materi terkait. 16. Beberapa perwakilan dari siswa menuliskan hasil
114 Kegiatan
Deskripsi Kegiatan
Komponen SQ3R
penyelesaian soal di papan tulis dan menjelaskannya 17. Guru memberikan umpan balik dengan memverifikasi pemahaman
siswa
yang
sudah
tepat
dan
mengklarifikasi pemahaman yang kurang tepat. Penutup
18. Siswa bersama guru melakukan refleksi dari materi yang dipelajari.
(10 menit)
19. Siswa diajak untuk menyatakan gagasan dan hal-hal yang telah mereka pahami dengan membuat rangkuman hasil belajar 20. Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan
berikutnya
dan
meminta
siswa
mempelajarinya. 21. Guru memberikan PR membuat penjelasan mengenai luas dan keliling jajargenjang menggunakan kertas origami pada siswa.
I. Penilaian 1. Jenis/Teknik Penilaian No. 1.
Teknik Penilaian
Aspek yang Dinilai Aktivitas belajar matematika
Observasi
a. Antusiasme siswa dalam proses belajar
angket
b. Keseriusan siswa dalam membaca teks pada LKS c. Keaktifan siswa dalam bertanya d. Keterlibatan
siswa
dalam
diskusi
kelompok e. Kemampuan siswa dalam membaca catatan sederhana f. Keterlibatan
siswa
dalam
menyelesaikan latihan soal di LKS g. Keberanian siswa menulis jawaban di
Instrumen
dan Pada observasi
lembar dan
lembar angket
115 No.
Aspek yang Dinilai
Teknik Penilaian
Instrumen
papan tulis h. Membuat rangkuman hasil belajar i. Ketuntasan
dalam
membuat
PR
(menggunakan kertas origami untuk menjelaskan materi segiempat) 2.
Tes Tertulis
Pengetahuan a. Menghitung luas jajar genjang
jika
Pada LKS no 1
diketahui alas dan tingginya b. Menghitung keliling jajar genjang
Pada LKS no 2 dan 4
jika diketahui salah satu sisi dan luasnya
Pada LKS no 3
c. Menyelesaikan permasalahan seharihari
berkaitan
dengan
keliling
jajargenjang
Jakarta, 2 Maret 2015
Mengetahui,
Guru Pamong
Peneliti
Isprianingsih, S.Pd
Mimi Umayah
NIP.
NIM. 1110017000068
116
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Sekolah
: SMP Negeri 127 Jakarta Barat
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas / Semester : VII/2 Materi Pokok
: Segiempat
Alokasi Waktu
: 3 x 40 menit (1 kali pertemuan)
Pertemuan Ke
: 5
A. Kompetensi Inti 1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya. 2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya. 3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan procedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata. 4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori. B. Kompetensi Dasar 2.2 Memiliki rasa ingin tahu, percayadiri, dan ketertarikan pada matematika serta memiliki rasa percaya pada daya dan kegunaan matematika yang terbentuk melalui pengalaman belajar. 3.6 Mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar dan menggunakannya untuk menentukan keliling dan luas. 4.7 Menyelesaikan permasalahan nyata yang terkait penerapan sifat-sifat persegipanjang, persegi, trapesium, jajargenjang, belah ketupat, dan layang-layang.
117 C. Indikator Pencapaian Kompetensi 3.6.5 Mengidentifikasi trapesium berdasarkan sifat-sifatnya 3.6.6 Menghitung besar sudut yang belum diketahui dari sebuah trapesium
D. Tujuan Pembelajaran Setelah proses pembelajaran menggunakan metode SQ3R siswa dapat : 1. Menunjukkan rasa ingin tahu dengan terlibat aktif dalam mengikuti proses pembelajaran. 2. Menentukan sifat-sifat trapesium. 3. Mengerjakan soal latihan yang berkaitan dengan sifat-sifat trapesium.
E. Materi Pembelajaran 1. Sifat-sifat trapesium.
F. Pendekatan dan Metode Pembelajaran 1. Pendekatan : Saintifik. 2. Metode
: SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, dan Review).
G. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran 1. Media : Notebook, LCD, LKS. 2. Alat : Papan tulis, spidol. 3. Sumber Belajar: Buku Matematika Kelas VII kurikulum 2013.
H. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran Kegiatan
Deskripsi Kegiatan
Komponen SQ3R
Pendahuluan
1. Guru membuka pelajaran dengan berdoa.
(10 menit)
2. Guru memeriksa kehadiran siswa. 3. Guru mengkondisikan siswa untuk belajar. 4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan materi yang akan dipelajari. 5. Guru mengingatkan materi sebelumnya,yaitu keliling dan luas jajargenjang.
118 Kegiatan
Deskripsi Kegiatan
Komponen SQ3R
Inti (90 menit)
6. Siswa membentuk kelompok yang beranggotakan 4 orang siswa. 7. Siswa diminta untuk mengamati ilustrasi atau gambar yang berasal dari kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan materi sifat-sifat trapesium. 8. Guru memberikan LKS 5 pada setiap siswa.
a. Mengamati 9. Siswa membaca teks yang ada pada LKS 5 secara Survey singkat dengan menandai bagian/istilah-istilah yang penting b. Menanya
10. Siswa membuat pertanyaan berdasarkan informasi yang Question diperoleh dari teks yang dibaca 11. Siswa membaca teks dan mendiskusikan dengan teman Read kelompoknya untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah dibuat dan menemukan konsep yang tepat pada materi yang sedang diajarkan
c. Menalar
12. Siswa menuliskan jawaban yang telah ditemukan dan Recite menuliskan catatan sederhana dari apa yang mereka pahami
d. Mengkom unikasikan
13. Beberapa perwakilan kelompok diberi kesempatan Review untuk
mempresentasikan
jawaban
dan
catatan
sederhana yang telah dibuat sedangkan siswa lainnya menanggapi 14. Guru membimbing siswa selama diskusi kelompok berlangsung. e. Mencoba
15. Siswa diberikan latihan yang realistik dan relevan, yang tersedia pada akhir LKS 5 untuk mengukur pemahaman tentang materi terkait. 16. Beberapa perwakilan dari siswa menuliskan hasil penyelesaian soal di papan tulis dan menjelaskannya 17. Guru memberikan umpan balik dengan memverifikasi
119 Kegiatan
Deskripsi Kegiatan
Komponen SQ3R
pemahaman
siswa
yang
sudah
tepat
dan
mengklarifikasi pemahaman yang kurang tepat. Penutup
18. Siswa bersama guru melakukan refleksi dari materi yang dipelajari.
(20 menit)
19. Siswa diajak untuk menyatakan gagasan dan hal-hal yang telah mereka pahami dengan membuat rangkuman hasil belajar 20. Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan
berikutnya
dan
meminta
siswa
mempelajarinya. 21. Guru memberikan PR membuat penjelasan mengenai sifat-sifat trapesium menggunakan kertas origami pada siswa.
I. Penilaian 1. Jenis/Teknik Penilaian No. 1.
Aspek yang Dinilai
Teknik Penilaian
Aktivitas belajar matematika
Observasi
a. Antusiasme siswa dalam proses belajar
angket
b. Keseriusan siswa dalam membaca teks pada LKS c. Keaktifan siswa dalam bertanya d. Keterlibatan
siswa
dalam
diskusi
kelompok e. Kemampuan siswa dalam membaca catatan sederhana f. Keterlibatan
siswa
dalam
menyelesaikan latihan soal di LKS g. Keberanian siswa menulis jawaban di papan tulis h. Membuat rangkuman hasil belajar
Instrumen
dan Pada observasi
lembar dan
lembar angket
120 No.
Aspek yang Dinilai i. Ketuntasan
dalam
Teknik Penilaian
membuat
Instrumen
PR
(menggunakan kertas origami untuk menjelaskan materi segiempat) 2.
Tes Tertulis
Pengetahuan a. Mengidentifikasi
Pada LKS no 1
trapesium
berdasarkan sifat-sifatnya Pada LKS no 2
b. Menghitung besar sudut yang belum diketahui dari sebuah trapesium
dan 3
Jakarta, 9 Maret 2015
Mengetahui,
Guru Pamong
Peneliti
Isprianingsih, S.Pd
Mimi Umayah
NIP.
NIM. 1110017000068
121
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Sekolah
: SMP Negeri 127 Jakarta Barat
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas / Semester : VII/2 Materi Pokok
: Segiempat
Alokasi Waktu
: 2 x 40 menit (1 kali pertemuan)
Pertemuan Ke
: 6
A. Kompetensi Inti 1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya. 2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya. 3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan procedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata. 4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori. B. Kompetensi Dasar 2.2 Memiliki rasa ingin tahu, percayadiri, dan ketertarikan pada matematika serta memiliki rasa percaya pada daya dan kegunaan matematika yang terbentuk melalui pengalaman belajar. 3.6 Mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar dan menggunakannya untuk menentukan keliling dan luas. 4.7 Menyelesaikan permasalahan nyata yang terkait penerapan sifat-sifat persegipanjang, persegi, trapesium, jajargenjang, belah ketupat, dan layang-layang.
122 C. Indikator Pencapaian Kompetensi 4.7.6
Menyelesaikan permasalahan sehari-hari berkaitan dengan keliling trapesium
4.7.7 Menyelesaikan permasalahan sehari-hari berkaitan dengan luas trapesium
D. Tujuan Pembelajaran Setelah proses pembelajaran menggunakan metode SQ3R siswa dapat : 1. Menunjukkan rasa ingin tahu dengan terlibat aktif dalam mengikuti proses pembelajaran. 2. Menentukan keliling dan luas trapesium. 3. Mengerjakan soal latihan yang berkaitan dengan keliling dan luas trapesium.
E. Materi Pembelajaran 1. Keliling trapesium. 2. Luas trapesium
F. Pendekatan dan Metode Pembelajaran 1. Pendekatan : Saintifik. 2. Metode
: SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, dan Review).
G. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran 1. Media : Notebook, LCD, LKS. 2. Alat : Papan tulis, spidol. 3. Sumber Belajar: Buku Matematika Kelas VII kurikulum 2013.
H. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran Kegiatan
Deskripsi Kegiatan
Komponen SQ3R
Pendahuluan
1. Guru membuka pelajaran dengan berdoa.
(10 menit)
2. Guru memeriksa kehadiran siswa. 3. Guru mengkondisikan siswa untuk belajar. 4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan materi yang akan dipelajari. 5. Guru mengingatkan materi sebelumnya,yaitu sifat-sifat
123 Kegiatan
Deskripsi Kegiatan
Komponen SQ3R
trapesium Inti (90 menit)
6. Siswa membentuk kelompok yang beranggotakan 4 orang siswa. 7. Siswa diminta untuk mengamati ilustrasi atau gambar yang berasal dari kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan materi keliling dan luas trapesium. 8. Guru memberikan LKS 6 pada setiap siswa.
a. Mengamati 9. Siswa membaca teks yang ada pada LKS 6 secara Survey singkat dengan menandai bagian/istilah-istilah yang penting b. Menanya
10. Siswa membuat pertanyaan berdasarkan informasi yang Question diperoleh dari teks yang dibaca 11. Siswa membaca teks dan mendiskusikan dengan teman Read kelompoknya untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah dibuat dan menemukan konsep yang tepat pada materi yang sedang diajarkan
c. Menalar
12. Siswa menuliskan jawaban yang telah ditemukan dan Recite menuliskan catatan sederhana dari apa yang mereka pahami
d. Mengkom unikasikan
13. Beberapa perwakilan kelompok diberi kesempatan Review untuk
mempresentasikan
jawaban
dan
catatan
sederhana yang telah dibuat sedangkan siswa lainnya menanggapi 14. Guru membimbing siswa selama diskusi kelompok berlangsung. e. Mencoba
15. Siswa diberikan latihan yang realistik dan relevan, yang tersedia pada akhir LKS 6 untuk mengukur pemahaman tentang materi terkait. 16. Beberapa perwakilan dari siswa menuliskan hasil penyelesaian soal di papan tulis dan menjelaskannya
124 Kegiatan
Deskripsi Kegiatan
Komponen SQ3R
17. Guru memberikan umpan balik dengan memverifikasi pemahaman
siswa
yang
sudah
tepat
dan
mengklarifikasi pemahaman yang kurang tepat. Penutup
18. Siswa bersama guru melakukan refleksi dari materi yang dipelajari.
(20 menit)
19. Siswa diajak untuk menyatakan gagasan dan hal-hal yang telah mereka pahami dengan membuat rangkuman hasil belajar 20. Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan
berikutnya
dan
meminta
siswa
mempelajarinya. 21. Guru memberikan PR membuat penjelasan luas dan keliling trapesium menggunakan kertas origami pada siswa.
I. Penilaian 1. Jenis/Teknik Penilaian No. 1.
Aspek yang Dinilai
Teknik Penilaian
Aktivitas belajar matematika
Observasi
a. Antusiasme siswa dalam proses belajar
angket
b. Keseriusan siswa dalam membaca teks pada LKS c. Keaktifan siswa dalam bertanya d. Keterlibatan
siswa
dalam
diskusi
kelompok e. Kemampuan siswa dalam membaca catatan sederhana f. Keterlibatan
siswa
dalam
menyelesaikan latihan soal di LKS g. Keberanian siswa menulis jawaban di papan tulis
Instrumen
dan Pada observasi
lembar dan
lembar angket
125 No.
Aspek yang Dinilai
Teknik Penilaian
Instrumen
h. Membuat rangkuman hasil belajar i. Ketuntasan
dalam
membuat
PR
(menggunakan kertas origami untuk menjelaskan materi segiempat) 2.
Tes Tertulis
Pengetahuan a. Menyelesaikan permasalahan seharihari
berkaitan
dengan
Pada LKS no 1
keliling
dan 3
trapesium Pada LKS no 3
b. Menyelesaikan permasalahan sehari-
dan 5
hari berkaitan dengan luas trapesium
Jakarta, 12 Maret 2015
Mengetahui,
Guru Pamong
Peneliti
Isprianingsih, S.Pd
Mimi Umayah
NIP.
NIM. 1110017000068
126
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Sekolah
: SMP Negeri 127 Jakarta Barat
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas / Semester : VII/2 Materi Pokok
: Segiempat
Alokasi Waktu
: 3 x 40 menit (1 kali pertemuan)
Pertemuan Ke
: 7
A. Kompetensi Inti 1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya. 2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya. 3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan procedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata. 4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori. B. Kompetensi Dasar 2.2 Memiliki rasa ingin tahu, percayadiri, dan ketertarikan pada matematika serta memiliki rasa percaya pada daya dan kegunaan matematika yang terbentuk melalui pengalaman belajar. 3.6 Mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar dan menggunakannya untuk menentukan keliling dan luas. 4.7 Menyelesaikan permasalahan nyata yang terkait penerapan sifat-sifat persegipanjang, persegi, trapesium, jajargenjang, belah ketupat, dan layang-layang.
127 C. Indikator Pencapaian Kompetensi 3.6.7 Menentukan panjang sisi belah ketupat berdasarkan sifat-sifatnya 3.6.8 Menentukan besar sudut belah ketupat berdasarkan sifat-sifatnya 3.6.9 Menentukan panjang sisi layang-layang berdasarkan sifat-sifatnya 3.6.10
Menentukan besar sudut layang-layang berdasarkan sifat-sifatnya
D. Tujuan Pembelajaran Setelah proses pembelajaran menggunakan metode SQ3R siswa dapat : 1. Menunjukkan rasa ingin tahu dengan terlibat aktif dalam mengikuti proses pembelajaran. 2. Menentukan sifat-sifat belah ketupat dan layang-layang. 3. Mengerjakan soal latihan yang berkaitan dengan sifat-sifat belah ketupat dan layanglayang.
E. Materi Pembelajaran 1. Sifat-sifat belah ketupat. 2. Sifat-sifat layang-layang.
F. Pendekatan dan Metode Pembelajaran 1. Pendekatan : Saintifik. 2. Metode
: SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, dan Review).
G. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran 1. Media : Notebook, LCD, LKS. 2. Alat : Papan tulis, spidol. 3. Sumber Belajar: Buku Matematika Kelas VII kurikulum 2013.
H. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran Kegiatan
Deskripsi Kegiatan
Komponen SQ3R
Pendahuluan
1. Guru membuka pelajaran dengan berdoa.
(10 menit)
2. Guru memeriksa kehadiran siswa. 3. Guru mengkondisikan siswa untuk belajar.
128 Kegiatan
Deskripsi Kegiatan
Komponen SQ3R
4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan materi yang akan dipelajari. 5. Guru mengingatkan materi sebelumnya,yaitu keliling dan luas trapesium Inti (90 menit)
6. Siswa membentuk kelompok yang beranggotakan 4 orang siswa. 7. Siswa diminta untuk mengamati ilustrasi atau gambar yang berasal dari kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan materi sifat-sifat belah ketupat dan layanglayang. Survey
8. Guru memberikan LKS 7 pada setiap siswa. a. Mengamati 9. Siswa membaca teks yang ada pada LKS 7 secara singkat dengan menandai bagian/istilah-istilah yang
Question
penting b. Menanya
10. Siswa membuat pertanyaan berdasarkan informasi yang Read
diperoleh dari teks yang dibaca 11. Siswa membaca teks dan mendiskusikan dengan teman kelompoknya untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah dibuat dan menemukan konsep yang tepat
Recite
pada materi yang sedang diajarkan c. Menalar
12. Siswa menuliskan jawaban yang telah ditemukan dan menuliskan catatan sederhana dari apa yang mereka Review
pahami d. Mengkom unikasikan
13. Beberapa perwakilan kelompok diberi kesempatan untuk
mempresentasikan
jawaban
dan
catatan
sederhana yang telah dibuat sedangkan siswa lainnya menanggapi 14. Guru membimbing siswa selama diskusi kelompok berlangsung. e. Mencoba
15. Siswa diberikan latihan yang realistik dan relevan, yang
129 Kegiatan
Deskripsi Kegiatan
Komponen SQ3R
tersedia pada akhir LKS 7 untuk mengukur pemahaman tentang materi terkait. 16. Beberapa perwakilan dari siswa menuliskan hasil penyelesaian soal di papan tulis dan menjelaskannya 17. Guru memberikan umpan balik dengan memverifikasi pemahaman
siswa
yang
sudah
tepat
dan
mengklarifikasi pemahaman yang kurang tepat. Penutup
18. Siswa bersama guru melakukan refleksi dari materi yang dipelajari.
(20 menit)
19. Siswa diajak untuk menyatakan gagasan dan hal-hal yang telah mereka pahami dengan membuat rangkuman hasil belajar 20. Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan
berikutnya
dan
meminta
siswa
mempelajarinya. 21. Guru memberikan PR membuat penjelasan sifat-sifat belah ketupat dan layang-layang menggunakan kertas origami pada siswa.
I. Penilaian 1. Jenis/Teknik Penilaian No. 1.
Aspek yang Dinilai
Teknik Penilaian
Aktivitas belajar matematika
Observasi
a. Antusiasme siswa dalam proses belajar
angket
b. Keseriusan siswa dalam membaca teks pada LKS c. Keaktifan siswa dalam bertanya d. Keterlibatan
siswa
dalam
diskusi
kelompok e. Kemampuan siswa dalam membaca catatan sederhana
Instrumen
dan Pada observasi
lembar dan
lembar angket
130 No.
Aspek yang Dinilai f. Keterlibatan
Teknik Penilaian
siswa
Instrumen
dalam
menyelesaikan latihan soal di LKS g. Keberanian siswa menulis jawaban di papan tulis h. Membuat rangkuman hasil belajar i. Ketuntasan
dalam
membuat
PR
(menggunakan kertas origami untuk menjelaskan materi segiempat) 2.
Tes Tertulis
Pengetahuan a. Menentukan
panjang
sisi
Pada LKS no 1
belah
ketupat berdasarkan sifat-sifatnya Pada LKS no 2
b. Menentukan besar sudut belah ketupat berdasarkan sifat-sifatnya c. Menentukan panjang
sisi
Pada LKS no 4
layang-
layang berdasarkan sifat-sifatnya d. Menentukan
besar
sudut
Pada LKS no 3
layang-
dan 5
layang berdasarkan sifat-sifatnya
Jakarta, 16 Maret 2015
Mengetahui,
Guru Pamong
Peneliti
Isprianingsih, S.Pd
Mimi Umayah
NIP.
NIM. 1110017000068
131
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Sekolah
: SMP Negeri 127 Jakarta Barat
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas / Semester : VII/2 Materi Pokok
: Segiempat
Alokasi Waktu
: 2 x 40 menit (1 kali pertemuan)
Pertemuan Ke
: 8
A. Kompetensi Inti 1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya. 2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya. 3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan procedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata. 4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori. B. Kompetensi Dasar 2.2 Memiliki rasa ingin tahu, percayadiri, dan ketertarikan pada matematika serta memiliki rasa percaya pada daya dan kegunaan matematika yang terbentuk melalui pengalaman belajar. 3.6 Mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar dan menggunakannya untuk menentukan keliling dan luas. 4.7 Menyelesaikan permasalahan nyata yang terkait penerapan sifat-sifat persegipanjang, persegi, trapesium, jajargenjang, belah ketupat, dan layang-layang.
132 C. Indikator Pencapaian Kompetensi 3.6.11
Menghitung luas belah ketupat
3.6.12
Menghitung keliling belah ketupat
3.6.13
Menghitung diagonal belah ketupat jika dketahui luas dan salah satu diagonalnya
3.6.14 4.7.8
Menghitung keliling layang-layang Menyelesaikan permasalahan sehari-hari berkaitan dengan luas layang-layang
4.7.9 Menyelesaikan permasalahan sehari-hari berkaitan dengan keliling belah ketupat
D. Tujuan Pembelajaran Setelah proses pembelajaran menggunakan metode SQ3R siswa dapat : 1. Menunjukkan rasa ingin tahu dengan terlibat aktif dalam mengikuti proses pembelajaran. 2. Menentukan keliling dan luas belah ketupat dan layang-layang. 3. Mengerjakan soal latihan yang berkaitan dengan keliling dan luas belah ketupat dan layang-layang.
E. Materi Pembelajaran 1. Keliling dan luas belah ketupat. 2. Keliling dan luas layang-layang.
F. Pendekatan dan Metode Pembelajaran 1. Pendekatan : Saintifik. 2. Metode
: SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, dan Review).
G. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran 1. Media : Notebook, LCD, LKS. 2. Alat : Papan tulis, spidol. 3. Sumber Belajar: Buku Matematika Kelas VII kurikulum 2013.
133 H. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran Kegiatan
Deskripsi Kegiatan
Komponen SQ3R
Pendahuluan
1. Guru membuka pelajaran dengan berdoa.
(10 menit)
2. Guru memeriksa kehadiran siswa. 3. Guru mengkondisikan siswa untuk belajar. 4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan materi yang akan dipelajari. 5. Guru mengingatkan materi sebelumnya,yaitu sifat-sifat belah ketupat dan layang-layang
Inti (90 menit)
6. Siswa membentuk kelompok yang beranggotakan 4 orang siswa. 7. Siswa diminta untuk mengamati ilustrasi atau gambar yang berasal dari kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan materi keliling dan luas belah ketupat dan layang-layang. Survey
8. Guru memberikan LKS 8 pada setiap siswa. a. Mengamati 9. Siswa membaca teks yang ada pada LKS 8 secara singkat dengan menandai bagian/istilah-istilah yang
Question
penting b. Menanya
10. Siswa membuat pertanyaan berdasarkan informasi yang Read
diperoleh dari teks yang dibaca 11. Siswa membaca teks dan mendiskusikan dengan teman kelompoknya untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah dibuat dan menemukan konsep yang tepat
Recite
pada materi yang sedang diajarkan c. Menalar
12. Siswa menuliskan jawaban yang telah ditemukan dan menuliskan catatan sederhana dari apa yang mereka Review
pahami d. Mengkom unikasikan
13. Beberapa perwakilan kelompok diberi kesempatan untuk
mempresentasikan
jawaban
dan
catatan
sederhana yang telah dibuat sedangkan siswa lainnya
134 Kegiatan
Deskripsi Kegiatan
Komponen SQ3R
menanggapi 14. Guru membimbing siswa selama diskusi kelompok berlangsung. e. Mencoba
15. Siswa diberikan latihan yang realistik dan relevan, yang tersedia pada akhir LKS 8 untuk mengukur pemahaman tentang materi terkait. 16. Beberapa perwakilan dari siswa menuliskan hasil penyelesaian soal di papan tulis dan menjelaskannya 17. Guru memberikan umpan balik dengan memverifikasi pemahaman
siswa
yang
sudah
tepat
dan
mengklarifikasi pemahaman yang kurang tepat. Penutup
18. Siswa bersama guru melakukan refleksi dari materi yang dipelajari.
(20 menit)
19. Siswa diajak untuk menyatakan gagasan dan hal-hal yang telah mereka pahami dengan membuat rangkuman hasil belajar 20. Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan
berikutnya
dan
meminta
siswa
mempelajarinya. 21. Guru memberikan PR pada siswa.
I. Penilaian 1. Jenis/Teknik Penilaian No. 1.
Aspek yang Dinilai
Teknik Penilaian
Aktivitas belajar matematika
Observasi
a. Antusiasme siswa dalam proses belajar
angket
b. Keseriusan siswa dalam memperhatikan penjelasan guru atau teman c. Keaktifan siswa dalam bertanya d. Keterlibatan kelompok
siswa
dalam
diskusi
Instrumen
dan Pada observasi
lembar dan
lembar angket
135 No.
Aspek yang Dinilai
Teknik Penilaian
Instrumen
e. Kemampuan siswa dalam membaca teks f. Membuat rencana sistematis dalam menjawab soal g. Mengungkapkan
alasan
dalam
menjawab soal h. Keberanian siswa menulis jawaban di papan tulis i. Menjelaskan konsep matematika yang digunakan dalam menjawab soal j. Membuat rangkuman hasil belajar 2.
Tes Tertulis
Pengetahuan
a. Menghitung keliling layang-layang b. Menyelesaikan permasalahan seharihari berkaitan dengan luas layang-
Pada LKS no 5
layang
Pada LKS no 3
c. Menyelesaikan permasalahan seharihari berkaitan dengan keliling belah Pada LKS no 4
ketupat
Jakarta, 19 Maret 2015
Mengetahui, Guru Pamong
Peneliti
Isprianingsih, S.Pd
Mimi Umayah
NIP.
NIM. 1110017000068
136
Materi Tujuan Pembelajaran
Kelompok
: Sifat-sifat persegi panjang dan persegi : 1. Siswa dapat menentukan sifat-sifat persegi panjang dan persegi 2. Siswa dapat mengerjakan soal-soal terkait sifatsifat persegi panjang dan persegi :
Nama Anggota : 1.
Survey
2.
Bacalah secara sekilas teks berikut untuk memahami sifat-sifat persegi dan persegi panjang !
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering melihat benda-benda berbentuk segiempat. Bangun datar segiempat merupakan bangun datar yang memiliki empat sisi. Persegi dan persegi panjang merupakan segiempat yang paling sering kita jumpai disekitar kita, contohnya buku, jendela dan lain-lain. Agar lebih memahami persegi panjang dan persegi perhatikan teks berikut
Pak Danu adalah seorang pembuat bingkai foto. Pada suatu hari Pak Danu mendapat pesanan untuk membuat 2 bingkai foto yang berbentuk persegi dan persegi panjang dengan ukuran kayu untuk masing-masing bingkai sepanjang 60 cm. Kayu-kayu tersebut Pak Danu potong sehingga membentuk kerangka bingkai yang diinginkan seperti gambar di bawah ini
137
15 cm
20 cm 10 cm
Agar bingkai foto itu bisa berdiri kokoh maka Pak Danu membuat kayu untuk menyanggah bagian belakang bingkai tersebut sehingga tampak seperti gambar dibawah ini
Jika kalian perhatikan secara teliti bangun datar segiempat memiliki beberapa sifat. Untuk menemukan sifat-sifat bangun datar persegi dan persegi panjang kalian harus perhatikan bangun tersebut diagonalnya.
berdasarkan sisi, sudut serta
138
Question
Buatlah pertanyaan dari apa yang telah kamu baca dari teks di atas pada tempat yang tersedia di bawah ini dan jawablah pertanyaan berikut !
Apakah sisi persegi dan persegi panjang semua ukurannya sama? ........... ........... ........... ........... ............. .............. ............... Persegi adalah.........
Read
Recite
Carilah jawaban dari pertanyaan yang telah kamu buat dengan membaca ulang teks di atas !
Tulislah jawaban dari pertanyaan yang kamu buat dan buatlah catatan sederhana mengenai jawabanmu pada tempat di bawah ini untuk di presentasikan di depan kelas !
139
Review
Periksa kembali catatan sederhana yang telah kamu buat setelah mendengar penjelasan dari teman dan gurumu. Perbaikilah jika ada yang keliru dan tuliskan hasilnya pada tempat di bawah ini !
soal Kerjakanlah soal-soal latihan berikut ini ! 1.
Perhatikan persegi panjang KLMN pada gambar di samping !
Pertanyaan : a. Sebutkan pasangan sudut yang saling berhadapan ! b. Sebutkan pasangan garis yang sejajar serta berikan alasanmu ! c. Sebutkan pasangan garis diagonal ! 2. Perhatikan gambar persegi panjang dengan titik potong O berikut !
140 Hitunglah besar sudut-sudut berikut ini a.
∠DAO
b. ∠ABC 3.
c. ∠DCO d. ∠BOC Pada persegi PQRS disamping, sebutkan : a. Tiga ruas garis yang sama panjang dengan PQ b. Tiga ruas garis yang sama panjang dengan OQ c. Delapan sudut yang sama besar
4.
Bagaimanakah hubungan garis EF dan HG, garis EF dan FG ?
141
Materi Tujuan Pembelajaran
Kelompok
: Luas dan keliling persegi panjang dan persegi : 1. Siswa dapat menentukan luas dan keliling persegi panjang dan persegi 2. Siswa dapat mengerjakan soal berkaitan dengan luas dan keliling persegi panjang dan persegi :
Nama Anggota : 1.
Survey
2.
Bacalah secara sekilas teks berikut untuk memahami luas dan keliling persegi dan persegi panjang !
Paman dan istrinya memiliki hobi yang sama yaitu bercocok tanam. Karena hobinya tersebut mereka berdua memiliki lahan perkebunan yang cukup luas yang terbagi menjadi beberapa petak. Petak pertama berbentuk persegi sedangkan petak kedua berbentuk persegi panjang. Setiap hari Minggu paman dan istrinya lari pagi mengelilingi lahan perkebunannya yang berbentuk persegi panjang dengan ukuran panjang dan lebar berturut-turut adalah 150 meter dan 70 meter. Dapatkah Paman mengetahui jarak yang ditempuh ketika lari mengelilingi kebun satu putaran? Adakah hubungan antara keliling lahan perkebunan dengan jarak yang Paman tempuh selama lari pagi ?
142 Paman ingin merenovasi lantai kamarnya yang berbentuk persegi panjang dengan mengganti
ubin
pada
lantai
tersebut.
Ukuran panjang lantai kamar Paman 3 meter dan lebarnya 4 meter. Pada lantai kamarnya, Paman ingin memasang ubin dengan ukuran 20 cm x 20 cm, sehingga pada sisi panang dapat dipasang sebanyak 15 ubin dan pada sisi lebar sebanyak 20 ubin. Jumlah banyaknya ubin yang dapat menutup dengan tepat lantai kamar Paman menunjukkan luas dari lantai kamar dalam satuan ubin. Jika sisi panjang pada lantai kamar dimisalkan p dan lebarnya dimisalkan l, dapatkah disimpulkan rumus luas persegi panjang ?
143
Question
Buatlah pertanyaan dari apa yang telah kamu baca dari teks di atas pada tempat yang tersedia di bawah ini dan jawablah pertanyaan berikut !
Berapakah jarak yang ditempuh Paman dalam satu kali putaran mengelilingi kebun yang berbentuk persegi panjang?
Apabila panjang dan lebar kebun dimisalkan p dan l, bagaimanakah rumus keliling persegi panjang?
.........
...........
...........
.............
Read
Recite
Carilah jawaban dari pertanyaan yang telah kamu buat dengan membaca ulang teks di atas !
Tulislah jawaban dari pertanyaan yang kamu buat dan buatlah catatan sederhana mengenai jawabanmu pada tempat di bawah ini untuk di presentasikan di depan kelas !
144
Review
Periksa kembali catatan sederhana yang telah kamu buat setelah mendengar penjelasan dari teman dan gurumu. Perbaikilah jika ada yang keliru dan tuliskan hasilnya pada tempat di bawah ini !
soal Kerjakanlah soal-soal latihan berikut ini !
1.
Sebuah taman berbentuk persegi panjang dengan panjang 10 m dan lebar 6 m. Dalam taman tersebut terdapat sebuah kolam renang yang berbentuk persegi panjang dengan ukuran panjang 8 m dan lebar 6 m. Berapakah luas tanah didalam taman yang dapat ditanami bunga ?
2. Halaman rumah berbentuk persegi panjang berukuran panjang 90 m dan lebar 65 m. Di sekeliling halaman itu akan dipasang pagar dengan biaya Rp 135.000,00 per meter. Berapakah biaya yang diperlukan untuk pemasangan pagar tersebut ?
145 3. Keliling kolam yang berbentuk persegi sama dengan luas kolam yang berbentuk persegi panjang yang panjangnya 6 cm lebih dari lebarnya, jika keliling dari kolam berbentuk persegi panjang adalah 52 cm, berapakah keliling kolam yang berbentuk persegi ? jelaskan jawabanmu dengan membuat rencana penyelesaian secara urut !
4. Pak Norman memiliki kebun jeruk berbentuk persegi. Keliling kebun Pak Norman 60 m. Jika kebun Pak Norman menghasilkan buah jeruk sebanyak 8 kg untuk setiap 1 m2 , maka setiap kali panen berapa kilogram buah jeruk yang diperoleh Pak Norman ? Jelaskan alasanmu !
146
Materi Tujuan Pembelajaran
Kelompok
: Sifat Sifat-sifat jajargenjang : 1. Siswa dapat menentukan sifat-sifat sifat sifat jajargenjang 2. Siswa dapat mengerjakan soal berkaitan dengan sifat-sifat jajargenjang :
Nama Anggota : 1.
Survey
2.
Bacalah secara sekilas teks berikut untuk memahami sifat jajar genjang ! sifat-sifat Apa yang kamu pikirkan tentang bentuk tralis jendela pada gambar disamping ? segiempat yang ada pada tralis jendela disebut bangun jajargenjang. Semua jajargenang pada tralis tersebut mempunyai bentuk
dan
Untuk
besar
memahami
jajargenjang njang
yang
sama.
sifat-sifat
perhatikan
teks
berikut ! Rina ingin membuat suatu prakarya dengan menggunakan tersebut
Rina
kertas
karton.
potong
Kertas
sehingga
karton
membentuk
bangun jajar genjang yang tampak seperti gambar disamping.
147 Kemudian
kertas
jajargenjang
itu
yang
Rina
sudah
lipat
berbentuk
mengikuti
garis
diagonal sehingga titik C berhimpit berhimpi dengan titik A.
Dan
jika
dilipat
dengan
diagonal
yang
berlawanan maka titik D akan berhimpit dengan titik B. Dengan cara melipat kertas yang berbentuk jajargenjang tersebut dapat membuktikan dua sifat jajargenjang berdasarkan sisi dan sudutnya. C
D
Pada gambar jajargenjang ang ABCD disamping AB//DC dan AC//BD.. Sehingga berlaku sifat-sifat sifat sudut dalam sepihak , sehingga
A
B
sudut yang berdekatan saling berpelurus
Jika kalian perhatikan secara teliti gambar serta teks diatas, kalian akan sudut sudut sehadap serta sifat jajargenjang berdasarkan sudut-sudut menemukan dua sifat-sifat diagonalnya.
148
Question
Buatlah pertanyaan dari apa yang telah kamu baca dari teks di atas pada tempat yang tersedia di bawah ini dan jawablah pertanyaan berikut !
Adakah sisi-sisi yang sejajar ? Mengapa titik C berhimpit dengan titik A dan titik D berhimpit dengan titik B ? ............ .............. ............... .............. ............. .............. .............. Jajargenjang adalah ...........
Read
Recite
Carilah jawaban dari pertanyaan yang telah kamu buat dengan membaca ulang teks di atas ! Tulislah jawaban dari pertanyaan yang kamu buat dan buatlah catatan sederhana mengenai jawabanmu pada tempat di bawah ini untuk di presentasikan di depan kelas !
149
Review
Periksa kembali catatan sederhana yang telah kamu buat setelah mendengar penjelasan dari teman dan gurumu. Perbaikilah rbaikilah jika ada yang keliru dan tuliskan hasilnya pada tempat di bawah ini !
Kerjakanlah soal-soal latihan berikut ini ! soal
1.
jajargenjang jika besar ∠ABC = 60° , Apakah segiempat empat ABCD termasuk suatu jajargenjang ∠BCD = 120° , ∠CDA = 65 65° dan ∠DAB = 115° ? Berikan alasanmu !
2.
Pada jajar genjang PQRS di atas, diketahui kedua diagonalnya berpotongan di titik T. Jika ∠PQT = 40° , dan ∠RQT = 35°.. Maka tentukanlah besar sudut : a. ∠PSQ
b. ∠R
150
3.
Jika diketahui ∠SPQ = x + 35° dan ∠PQR = 2x + 10° , hitunglah ! a. Nilai x
b. ∠QRS
Ayah ingin mengganti seng atap rumahnya 4.
yang sudah bocor, setelah diukur 2 sisinya ternyata panjangnya 8 m dan 6 m. Karena hujan ayah tidak dapat menelanjutkan mengukur sisi yang lainnya. Berapakah panjang sisi yang belum sempat diukur ayah jika diketahui seng atap rumahnya berbentuk jajargenjang ?
151
Materi Tujuan Pembelajaran
Kelompok
: Luas dan keliling jajargenjang : 1. Siswa dapat menentukan luas dan keliling jajargenjang 2. Siswa dapat mengerjakan soal berkaitan dengan luas dan keliling jajargenjang :
Nama Anggota : 1.
Survey
2.
Bacalah secara sekilas teks berikut untuk memahami luas dan keliling jajargenjang !
Pak sigit memiliki sebidang tanah yang berbentuk jajargenjang untuk dibangun menjadi kandang bebek. Agar bebek-bebeknya tidak keluar dari kandang, Pak Sigit ingin membuat pagar disepanjang kandang bebek tersebut yang diketahui bidang tanah yang dimiliki Pak Sigit dua pasang sisinya sejajar dan sama panjang dengan ukuran 8 m dan 6 m. Dengan harga pagar per meter Rp.10.000
6m
Karena
telah
ukuran
setiap
mengetahui sisi
pada
ukuranbidang
tanahnya, Pak Sigit jadi lebih mudah menghitung berapa uang yang harus disiapkan 8m
untuk
membuat
pagar
kandang bebeknya.
Pagar di sekeliling kandang bebek Apakah Pak Sigit perlu mengetahui berapa keliling kandang bebeknya untuk bisa menghitung berapa uang yang harus disiapkan untuk membeli pagar? Bagaimana cara Pak Sigit menentukan keliling kandang bebeknya ?
152
Untuk memahami luas jajargenjang perhatikan teks berikut Anak Pak Ahmad yang bernama Rani merupakan anak yang pintar. Ia penasaran berapa luas kebun yang dimiliki ayahnya. hnya. Sehingga Rani membuat sketsa kebun ayahnya pada buku gambar untuk mengetahui luasnya. Seperti pada gambar (i)
Kemudian Rani memotong jajargenjang ABCD sesuai dengan garis DE, sehingga menghasilkan dua bangun, yaitu segitiga AED dan bangun segiempat EBCD
Hasil potongan yang berbentuk bangun segitiga AED Rani tempelkan sehingga sisi BC berhimpit dengan sisi AD. Sehingga membentuk bangun baru yaitu persegi panjang. Dengan panjang CD dan lebar DE. DE Maka luas bangun ABCD adalah luas persegi panjang Kalian akan menemukan rumus keliling serta luas jajargenjang jika kalian membaca dan memahami teks diatas.
153
Question
Buatlah pertanyaan dari apa yang telah kamu baca dari teks di atas pada tempat yang tersedia di bawah ini dan jawablah pertanyaan berikut !
Bagaimana cara Pak Sigit menghitung jumlah uang yang harus disiapkan untuk membeli pagar ?
.............
..............
.............
Jika sisi jajargenjang dimisalkan dengan a dan b, maka rumus kelilingnya adalah........
...............
Read
Recite
Carilah jawaban dari pertanyaan yang telah kamu buat dengan membaca ulang teks di atas ! Tulislah jawaban dari pertanyaan yang kamu buat dan buatlah catatan sederhana mengenai jawabanmu pada tempat di bawah ini untuk di presentasikan di depan kelas !
154
Review
Periksa kembali catatan sederhana yang telah kamu buat setelah mendengar penjelasan dari teman dan gurumu. Perbaikilah jika ada yang keliru dan tuliskan hasilnya pada tempat di bawah ini !
Kerjakanlah soal-soal latihan berikut ini ! soal
1.
masing jajar genjang Tentukan luas as dari masing-masing ang pada gambar berikut :
2. Pada sebuah jajar genjang diketahui luasnya 250 cm2 . Jika panjang alas jajar genjang tersebut 5x dan tinggin tingginya ya 2x, berapakah keliling jajar genjang tersebut?
155 3. Pak Ahmad memiliki kebun berbentuk jajargenjang yang akan dijual. Untuk mengetahui batas tanahnya, Pak Ahmad ingin memberi pagar di sekeliling kebunnya. Jika panjang sisi-sisi kebun Pak Ahmad 20 m dan 10 m serta harga pagar per meter Rp. 10.000,- Berapakah uang yang harus Pak Ahmad siapkan ? 4. Perhatikan gambar jajar genjang PQRS ! Apabila panjang PQ = 15 cm, QU = 10 cm dan luas jajar genjang PQRS = 120 cm2 , maka keliling jajar genjang tersebut adalah....
156
Materi Tujuan Pembelajaran
Kelompok
: Sifat-sifat trapesium : 1. Siswa dapat menentukan sifat-sifat trapesium 2. Siswa dapat mengerjakan soal berkaitan dengan sifat-sifat trapesium :
Nama Anggota : 1. ______________ 3.
Survey
Jika rumah
2. ________________ 4.
Bacalah secara sekilas teks berikut untuk memahami sifat-sifat trapesium! kalian adat
perhatikan Lampung
disamping, salah satu atap rumahnya memiliki bangun segiempat trapesium.
A
Gambar-gambar dibawah ini merupakan jenis trapesium berdasarkan panjang kakinya
157 Dari ketiga gambar trapesium diatas dapatkah kalian tentukan jenis trapesium tersebut? Untuk mengetahui sifat-sifat sifat trapesium, kalian dapat perhatikan bahwa jika garis SR dan PQ diperpanjang maka kedua garis tersebut tidak akan memotong satu sama lain. Dan pada trapesium tersebut berlaku sudut sehadap sehingga sudut P dan sudut S saling berpelurus. Jika kalian pahami teks diatas serta cermati ma macam-macam macam gambar trapesium , kalian akan mengetahui sifat-sifat sifat sifat trapesium berdasarkan sisi dan sudutnya .
158
Question
Buatlah pertanyaan dari apa yang telah kamu baca dari teks di atas pada tempat yang tersedia di bawah ini
.................. ................. ................. ................
Read
Recite
Carilah jawaban dari pertanyaan yang telah kamu buat dengan membaca ulang teks di atas !
Tulislah jawaban dari pertanyaan yang kamu buat dan buatlah catatan sederhana mengenai jawabanmu pada tempat di bawah ini untuk di presentasikan di depan kelas !
159
Review
Periksa kembali catatan sederhana yang telah kamu buat setelah mendengar penjelasan dari teman dan gurumu. Perbaikilah jika ada yang keliru dan tuliskan hasilnya pada tempat di bawah ini !
160
Kerjakanlah soal-soal latihan berikut ini ! 1. Segitiga ISO disamping adalah segitiga samakaki dengan IO =IS dan sisi TF // sisi SO. Berbentuk apakah SOFT ? Mengapa ?
2. Tentukan besar semua sudut yang belum diketahui dari trapesium berikut ! a.
b.
c.
3. Diketahui trapesium EFGH dengan besar ∠E = 62° dan ∠F = 52° . Garis EP sejajar dengan garis GH. Tentukan besar sudut-sudut lain dalam trapesium tersebut !
161
Materi Tujuan Pembelajaran
Kelompok
: Keliling dan luas trapesium : 1. Siswa dapat menentukan keliling dan luas trapesium 2. Siswa dapat mengerjakan soal berkaitan dengan keliling dan luas trapesium :
Nama Anggota : 1. ______________ 3.
Survey
2. ________________ 4.
Bacalah secara sekilas teks berikut untuk memahami keliling dan luas trapesium! perusahaan
Sebuah bergerak
dibidang
yang mainan
anak-anak ingin memmperluas cabang
tokonya
diberbagai
pusat perbelanjaan. Salah satu cabang
yang
baru
dibuka
tokonya berbentuk trapesium sama
kaki
yang
memiliki
ukuran sisi yang sejajar 8 m dan 4 m, serta panjang kaki nya 5 m. Tembok pada toko tersebut akan dilapisi wall sticker disekelilingnya agar lebih menarik pengunjung terutama anak-anak. Perusahaan mainan anak tersebut sudah menyiapkan wall sticker sepanjang 25 m dan ternyata setelah dipasang masih tersisa 3 m. Adakah hubungan antara panjang wall sticker yang dibutuhkan dengan keliling
toko anak-anak tersebut ?
162 menghitung luas bangun trpesium karena ia tidak Galih mempunyai PR untuk menghitung masuk sekolah karena sakit, dan dan Galih juga belum memiliki buku paket matematika sehingga ia harus mencari tahu sendiri bagaimana rumus luas trapesium itu. Untuk mencari rumus luas trapesium Galih membuat gambar sebuah trapesium pada sebuah sebua kertas. Sisi-sisi sisi yang sejajar diberi nama sisi a dan b serta untuk tinggi diberi nama t Setelah itu trapesiumnya Galih potong secara mendatar
(horizontal)
sehingga
membagi
dua
pada
bagian
ukuran tinggi sama besar.
Hasil
potongannya
ditempel
samping trapesium bagian bawah dan ternyata membentuk suatu bangun jajargenjang. Bagaimana menentukan rumus trapesium dari bentuk jajargenjang tersebut ? apa yang dapat disimpulkan tentang luas lu trapesium jika sisi-sisi sisi yang sejajar dimisalkan dengan sisi sejajar 1 dan sisi sejajar 2 ?
163
Question
..............
.............
.............
...............
Read
Recite
Buatlah pertanyaan dari apa yang telah kamu baca dari teks di atas pada tempat yang tersedia di bawah ini
Carilah jawaban dari pertanyaan yang telah kamu buat dengan membaca ulang teks di atas ! Tulislah jawaban dari pertanyaan yang kamu buat dan buatlah catatan sederhana mengenai jawabanmu pada tempat di bawah ini untuk di presentasikan di depan kelas !
164
Review
Periksa kembali catatan sederhana yang telah kamu buat setelah mendengar penjelasan dari teman dan gurumu. Perbaikilah jika ada yang keliru dan tuliskan hasilnya pada tempat di bawah ini !
Kerjakanlah soal-soal latihan berikut ini ! soal
sebidang tanah berbentuk trapesium sama kaki yang 1. Pak Dadang memiliki sebidang panjang sisi sejajarnya adalah 100 m dan 60 m, serta panjang kakinya 50 m. Berapakah panjang pagar yang dibutuhkan jika Pak Dadang memiliki rencana membuat pagar disekeliling wilayah tanahnya ?
2. Pak Tomi ingin ngin membeli sebidang tanah berbentuk trapesium siku-siku siku dengan panjang sisi sejajarnya 50 m dan 90 m serta tinggi trapesium 20 m. Harga tanah itu Rp. 150.000 per m2. Jika Pak Tomi mempunyai uang Rp. 250 juta dan
165 kemudian membeli tanah tersebut, apakah uang Pak Tomi mencukupi ? jelaskan jawabanmu dengan membuat rencana penyelesaian secara urut !
3. Kakek membeli sebidang tanah berbentuk trapesium sama kaki dengan ukuran sisi sejajarnya 100 m dan 40 m, jarak antara dua sisi sejajar tersebut 40 m dan panjang kaki trapesiumnya 50 m. Sebagian tanah tersebut akan dijual, sehingga tersisa bidang tanah yang berbentuk persegi dengan sisi 40 m. Berapakah luas dan keliling tanah Kakek yang dijual ?
166
Materi Tujuan Pembelajaran
Kelompok
: Sifat-sifat belah ketupat dan layang-layang : 1. Siswa dapat menentukan sifat-sifat belah ketupat dan layang-layang 2. Siswa dapat mengerjakan soal berkaitan dengan sifat-sifat belah ketupat dan layang-layang :
Nama Anggota : 1. ______________ 3.
Survey
2. ________________ 4.
Bacalah secara sekilas teks berikut untuk memahami sifat-sifat belah ketupat dan layang-layang!
A Pernahkah kalian main atau melihat orang bermain layang-layang? Atau pada saat hari raya Idul Fitri pasti kalian pernah melihat atau makan ketupat. Kedua gambar tersebut sering kita jumpai pada kehidupan sehari-hari. Tetapi, apakah kamu pernah mendengar istilah belah ketupat ? Belah ketupat dan layang-layang merupakan bangun datar segiempat yang bentuknya seperti gambar diatas. Perhatikan ilustrasi pada teks berikut untuk memahami sifat-sifat belah ketupat dan layang-layang
167 Agung dan Nanda ingin membuat layang-layang dengan bentuk yang berbeda. Namun sebelum membuat kerangkanya, mereka akan membuat gambarnya di kertas origami agar lebih mudah saat membuatnya nanti. Agung membuat model layang-layang yang terdiri dari gabungan dua segitiga sama kaki dengan ukuran yang sama, sedangkan Nanda membuat layang-layang yg terdiri dari gabungan dua segitiga sama kaki dengan ukuran kaki yang berbeda. Model tersebut jika dilipat menurut garis AC pada gambar milik Agung dan garis BD pada gambar Nanda maka akan terbentuk segitiga ABC yang tepat berhimpit pada gambar Agung. Sedangkan untuk gambar Nanda segitiga BCD tersebut tidak tepat berhimpit karena ukuran kaki segitiga yang model gambar Agung
model gambar Nanda
berbeda.
Apabila dilipat menurut garis BD pada gambar Agung dan garis AC pada gambar Nanda maka akan terbentuk segitiga ABD dan segitiga BCA yang keduanya tepat berhimpit. Dari ilustrasi diatas kalian dapat menemukan sifat-sifat belah ketupat dan jajargenjang berdasarkan sisi, sudut, serta sumbu simetri
168
Question
..................
..................
..................
.................
Read
Recite
Buatlah pertanyaan dari apa yang telah kamu baca dari teks di atas pada tempat yang tersedia di bawah ini
Carilah jawaban dari pertanyaan yang telah kamu buat dengan membaca ulang teks di atas ! Tulislah jawaban dari pertanyaan yang kamu buat dan buatlah catatan sederhana mengenai jawabanmu pada tempat di bawah ini untuk di presentasikan di depan kelas !
169
Review
Periksa kembali catatan sederhana yang telah kamu buat setelah mendengar penjelasan dari teman dan gurumu. Perbaikilah jika ada yang keliru dan tuliskan hasilnya pada tempat di bawah ini !
soal Kerjakanlah soal-soal latihan berikut ini !
1. Pada diagonal belah ketupat PQRS, diketahui diagonal PR dan QS berpotongan pada titik O. Jika panjang OP = 6 cm dan OQ = 4,5 cm, hitunglah panjang semua garis yang tampak pada gambar ! Jelaskan jawabanmu dengan membuat rencana penyelesaian secara urut ! 2. Tentukan besar sudut x dan y pada bangun datar belah ketupat berikut ! b.
b.
170 3. Pada layang-layang ABCD diketahui sudut alas segitiga ABC adalah 35° dan sudut alas segitiga ACD adalah 60° . Hitunglah besar sudut lainnya pada layang-layang tersebut ! 4. Pada layang-layang PQRS, ditentukan PQ = 6 cm dan QR = 8 cm. Jika PR dan QS merupakan diagonal layang-layang, serta ∠PQR = 90° . Hitunglah panjang PR dan QS ! 5. Tentukan besar sudut x dan y pada bangun datar layang-layang berikut ! a.
b.
171
Materi Tujuan Pembelajaran
Kelompok
: Luas dan keliling ketupat dan layang-layang : 1. Siswa dapat menentukan keliling dan luas belah ketupat dan layang-layang 2. Siswa dapat mengerjakan soal berkaitan dengan keliling dan luas belah ketupat dan layang-layang :
Nama Anggota : 1. ______________ 3.
Survey
2. ________________ 4.
Bacalah secara sekilas teks berikut untuk memahami keliling dan luas belah ketupat dan layang-layang!
Setiap tahunnya Walikota Jakarta Barat selalu mengadakan lomba PRAMUKA untuk tingkat SMP/MTs dan SMA/MA. SMP Suka Maju turut berpartisipasi dalam perlombaan tahun ini. Sekolah mereka mengirim dua regu pasukan untuk mengikuti lomba PRAMUKA tersebut. Perlombaan tidak hanya menampilkan aksi baris berbaris, namun peserta juga diminta untuk unjuk keterampilan membuat barang-barang yang berdaya jual menggunakan barang bekas. Untuk regu pertama, SMP Suka Maju
A
akan membuat bingkai foto berbentuk belah Ketupat dan regu kedua membuat bingkai foto berbentuk layang-layang, keduanya menggunakan stik ice cream. Setiap regu mendapat jatah stik ice cream sepanjang 100cm. Sehingga untuk regu pertama setiap sisi bingkai foto menggunakan stik sepanjang 25 cm. Jika pada regu kedua ingin salah satu sisinya menggunakan stik sepanjang 40 cm, bagaimana dengan sisi yang lain?
172 Perhatikan ilustrasi di bawah ini untuk memahami luas belah ketupat dan layang-layang Ketika
libur
semester,
Faqih
dan
teman-temannya
berencana untuk membuat sendiri layang-layang karena belum banyak penjual yang ada di dekat rumah mereka. Mereka membuat pola di atas kertas yang khusus untuk layang-layang. Pola dibuat seperti gambar disamping.
Namun setelah mereka membuat pola, Ayah Faqih ternyata membelikan layang-layang untuk Faqih. Sehingga pola yang tadi dibuat akan digunakan untuk
menghiasi
permukaan
kotak
aksesorisnya
yang
berbentuk
persegi
panjang.
Agar bentuknya menjadi persegi panjang, pola yang telah dibuat Faqih kemudian
lipat menurut diagonal
digunting.
Hasil
yang
telah
panjang digunting
kemudian geser sesuai anak panah (seperti gambar disamping). Akhirnya pola layang-layang tersebut menjadi bentuk persegi panjang dengan panjang diagonal layang-layang menjadi sisi panjang serta lebar persegi panjang.
Bagaimana cara mengetahui luas layang-layang dari bentuk persegi panjang tersebut ? Jika cara tersebut juga berlaku untuk mengetahui luas belah ketupat, maka bagaimana cara menentukan luas belah ketupat jika diagonal-diagonalnya dimisalkan x dan y ?
173
Question
..............
.............
.............
............
Read
Recite
Buatlah pertanyaan dari apa yang telah kamu baca dari teks di atas pada tempat yang tersedia di bawah ini
Carilah jawaban dari pertanyaan yang telah kamu buat dengan membaca ulang teks di atas ! Tulislah jawaban dari pertanyaan yang kamu buat dan buatlah catatan sederhana mengenai jawabanmu pada tempat di bawah ini untuk di presentasikan di depan kelas !
174
Review
Periksa kembali catatan sederhana yang telah kamu buat setelah mendengar penjelasan dari teman dan gurumu. Perbaikilah jika ada yang keliru dan tuliskan hasilnya pada tempat di bawah ini !
soal Kerjakanlah soal-soal latihan berikut ini !
1. Kerangka layang-layang dengan panjang diagonal 21 cm dan 40 cm akan ditutup kertas.
Tersedia
kertas
berukuran
60
cm
×
80
cm
dengan
harga
layang? Jelaskan 4.800,00/lembar. Berapakah harga kertas untuk satu layang-layang jawabanmu dengan membuat rencana penyelesaian secara urut !
2. Sebuah hiasan dinding berbentuk belah ketupat dengan panjang diagonalnya berturut-turut 1,5 100.000,00/
2
dan 2
. Jika harga bahan hiasan dinding tersebut adalah
, maka tentukan harga hiasan dinding tersebut?
175 3. Ayah membeli sebuah kawat dengan panjang 400 cm yang rencananya akan dibuat menjadi pigura berbentuk layang-layang dengan ukuran sepasang sisi yang sama panjang 15 cm dan 10 cm. Berapa banyak pigura yang dapat ayah buat dengan kawat tersebut ?
176 KISI-KISI TES AKHIR SIKLUS I Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/Semester
: 7F/2
Pokok Bahasan
: Segiempat
Kompetensi Dasar Mengidentifikasi sifat-sifat bangun segiempat (persegi panjang, persegi dan
Indikator Soal
No
Siswa dapat mengidentifikasi sifat-
1a
sifat bangun segiempat (jajargenjang
1b
dan persegi ) Siswa dapat menentukan besar sudut
5a
dari bangun jajargenjang
5b
Siswa
menyelesaikan
3
Menghitung keliling dan luas
permasalahan sehari-hari berkaitan
6
bangun segiempat (persegi
dengan
7
panang, persegi dan
(persegi panjang dan persegi)
jajargenjang) serta
Siswa
menyelesaikan
2
menggunakannya dalam
permasalahan sehari-hari berkaitan
4
pemecahan masalah
dengan keliling bangun segiempat
jajargenjang)
dapat
luas
dapat
bangun
segiempat
(persegi panjang dan jajargenjang)
177
KISI-KISI TES AKHIR SIKLUS II Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/Semester
: 7F/2
Pokok Bahasan
: Segiempat
Kompetensi Dasar
Indikator Soal
No
Siswa dapat mengidentifikasi sifat-
1
Mengidentifikasi sifat-sifat
sifat bangun segiempat (trapesium)
bangun segiempat
Siswa dapat menentukan sudut yang
2a
(trapesium, belah ketupat dan
belum
diketahui pada
trapesium
2b
layang-layang)
dengan
menggunakan
sifat-sifat
trapesium Siswa
dapat
menyelesaikan
3
permasalahan sehari-hari berkaitan dengan luas belah ketupat Siswa dapat menghitung luas bangun
4
segiempat (trapesium dan layangMenghitung keliling dan luas
layang)
bangun segiempat
Siswa dapat menentukan panjang
5
(trapesium, belah ketupat dan
diagonal bangun segiempat (layang-
6a
layang-layang) serta
layang dan belah ketupat)
6b
menggunakannya dalam
Siswa
7
pemecahan masalah
permasalahan sehari-hari berkaitan
dapat
menyelesaikan
dengan keliling bangun segiempat (trapesium sama kaki) Siswa
dapat
menyelesaikan
permasalahan sehari-hari berkaitan dengan luas layang-layang
8
178 TES AKHIR SIKLUS I Nama
:
Hari/Tanggal : Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini! 1.
a.
b.
Perhatikan gambar di atas ! Dengan menyebutkan sifat-sifatnya berdasarkan panjang sisi, besar sudut serta diagonal tentukanlah nama dari bangun ABCD tersebut ! 2.
Ibu Sasmi mempunyai pekarangan berbentuk persegi panjang dengan ukuran panjang 30 m dan lebar 15 m. Ia ingin menanam pohon pepaya untuk pagar pekarangannya. Jarak antara pohon yang satu dengan pohon yang lain 1,5 m. Berapa banyaknya pohon yang bisa ditanam untuk memagari sekeliling pekarangan Ibu Sasmi ?
3.
Paman memiliki taman berbentuk persegi panjang di halaman rumahnya, ia berencana 4m
4m
14 m
untuk membuat dua buah kolam ikan berbentuk persegi dengan ukuran sisi yang sama sehingga tampak seperti gambar disamping. Maka berapakah luas taman
18 m
4.
Paman yang tersisa ?
Farhan bersepeda mengelilingi kolam berbentuk jajargenjang dengan panjang dua pasang sisi yang berhadapan masing-masing adalah 9 m dan 17 m. Jika setiap 2 menit Farhan dapat menempuh jarak 104 m, maka Farhan kemudian menyimpulkan bahwa selama 6
179 menit ia dapat mengelilingi kolam sebanyak 8 kali putaran. Apakah kesimpulan yang Farhan buat benar? Jelaskan jawabanmu !
5.
a.
b. b.
Perhatikan gambar jajargenjang di atas ! Tentukanlah nilai x pada setiap gambar jajargenjang tersebut !
ABCD dan KLMN adalah dua buah persegi
6.
yang
tersusun
seperti
pada
gambar
disamping. Hitunglah luas daerah yang diarsir !
7.
Sebuah lantai kamar berbentuk persegi dengan panjang sisi 4 m. Kamar itu akan dipasang ubin berbentuk persegi dengan panjang sisi tiap ubin 20 cm. Jika harga setiap satu ubin sebesar Rp. 20.000, berapakah uang yang harus disiapkan untuk membeli ubin tersebut ?
180 TES AKHIR SIKLUS II Nama
:
Hari/Tanggal : Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini! 1.
Sebuah segitiga ISO merupakan segitiga sama kaki, dimana IS dan IO merupakan kakikakinya. Pada garis IS terdapat sebuah titik T dan pada garis IO terdapat sebuah titik F sehingga garis TF sejajar dengan garis SO. Berbentuk apakah bangun TSOF? Buatlah gambarnya! Sebutkanlah sifat-sifat bangun tersebut dengan memperhatikan sisi-sisi, diagonal serta sudutnya !
2.
Hitunglah besar sudut-sudut yang lain dalam trapesium pada gambar di bawah ini ! a.
b.
3. Ayah memiliki sebidang tanah yang berbentuk belah ketupat dengan luas 100 m2 . Tanah tersebut akan dibagi empat bagian untuk ditanam dengan jenis sayur yang berbeda dengan diagonal-diagonal sebagai pagar pembatasnya. Jika perbandingan panjang diagonalnya 1:2 , tentukanlah panjang diagonal-diagonal pagar pembatas pada bidang tanah ayah tersebut !
4. Hitunglah luas bangun datar segiempat berikut :
5. Pada layang-layang ABCD, panjang diagonal AC = 1 x BD. Jika luas layang-layang tersebut 108 cm2 , berapakah panjang diagonal AC ?
181 6. Panjang diagonal-diagonal suatu belah ketupat diketahui berturut-turut 18 cm dan (2x+3) cm. Jika luas belah ketupat tersebut 81 cm2, maka tentukan : a. nilai x b. panjang diagonal yang kedua
7.
Ibu Nita memiliki sebidang tanah berbentuk trapesium sama kaki, sepasang sisi yang sejajar masing-masing panjangnya 29 m dan 45 m. Jika jarak kedua sisi sejajarnya 15 m. Berapakah keliling dari sebidang tanah Ibu Nita ?
8.
Ayah ingin membuat 32 buah layang-layang untuk dijual. Setiap layang-layang memiliki ukuran diagonal 30 cm dan 45 cm. Untuk membuat layang-layang tersebut Ayah membutuhkan kertas, tetapi kertas yang tersedia berbentuk persegi panjang. setiap lembar kertas berukuran panjang 120 cm dan lebarnya 90 cm. Berapa banyak kertas yang ayah butuhkan untuk membuat 30 buah layang-layang ?
182 KUNCI JAWABAN TES SIKLUS 1 1.
a. Sifat-sifat persegi panjang : 1) Mempunyai empat sisi, dengan sepasang sisi yang berhadapan sama panjang dan sejajar. 2) Keempat sudutnya sama besar dan merupakan sudut siku-siku (90o). 3) Kedua diagonalnya sama panjang dan berpotongan membagi dua sama besar.(Skor 5) 4) Mempunyai dua sumbu simetri. 5) Menempati bingkainya dengan empat cara. (Skor : 10)
b. Sifat-sifat persegi : 1) Keempat sisinya sama panjang. 2) Keempat sudutnya siku-siku (90o). 3) Kedua diagonalnya sama panjang, saling berpotongan tegak lurus dan saling membagi dua sama panjang.(Skor 5) 4) Diagonalnya membagi sudut-sudut menjadi dua sama besar. 5) Mempunyai empat sumbu simetri. 6) Menempati bingkainya dengan delapan cara. (Skor : 10)
2.
Diketahui : pekarangan ibu Sasmi berbentuk persegi panjang dengan ukuran panjang 30 m dan lebar 15 m, jarak pohon yang ditanam 1,5 m. Ditanya : berapa banyak pohon yang bisa ditanam untuk pagar pekarangan ibu Sasmin (Skor : 3) Jawab : keliling persegi panjang = 2 x (p + l) = 2 x (30 m + 15 m) = 2 x 45 m = 90 m (Skor : 7)
Banyaknya pohon yang dapat ditanam = 90 m : 1,5 m = 60 pohon (Skor : 10)
3.
Diketahui : taman berbentuk persegi panjang dengan ukuran panjang 18cm dan lebar 14cm, dua buah kolam berbentuk persegi dengan ukuran sisi yang sama yaitu `
4 cm
183 Ditanya : luas taman Paman yang tersisa (Skor : 3) Jawab :
Luas kolam = s2
Luas taman = p x l = 18 m x 14 m
= (4 m)2
= 252 m2
= 16 m2 (Skor : 7)
Luas taman yang tersisa = luas taman – (2 x luas kolam) = 252 m2 – (2 x 16 m2) = 252 m2 – 32 m2 = 220 m2 ( Skor : 10)
4.
Diketahui : panjang dua pasang sisi yang berhadapan 9 m dan 17 m Setiap 2 menit Farhan menempuh jarak 104 m Farhan menyimpulkan bahwa selama 6 menit ia dapat mengelilingi kolam sebanyak 8 putaran Ditanya : apakah kesimpulan Farhan benar ? (Skor: 3) Jawab : Keliling kolam = 9m + 17m +9m + 17m = 52 m Jka setiap 2 menit dapat menempuh 104 m, maka dalam 1 menit Farhan dapat menempuh jarak 52 m atau satu putaran. (Skor: 5)
9m
17m
Sehingga selama 6 menit Farhan dapat mengelilingi kolam sebanyak = 6 x 1 putaran = 6 putaran Maka kesimpulan Farhan salah. (Skor: 10)
5.
a. Diketahui : ∠P = 3x + 30° , ∠S = 30° Ditanya : nilai x (Skor: 3) Jawab : berdasarkan sifat dari jajargenjang bahwa jumlah sudut yang berdekatan saling berpelurus, maka ∠P + ∠S = 180° (Skor: 5) 3x + 30° + 30° = 180° 3x + 60° = 180° 3x = 180° − 60° 3x = 120° x = 40° (Skor: 10)
184
b. Diketahui : ∠P = x + 35° , ∠Q = 2x + 10° Ditanya : nilai x (Skor: 3) Jawab : berdasarkan sifat dari jajargenjang bahwa jumlah sudut yang berdekatan saling berpelurus, maka ∠P + ∠Q = 180° (Skor: 5) x + 35° + 2x + 10° = 180° 3x + 45° = 180° 3x = 180° − 45° 3x = 135° x = 45° (Skor: 10)
6.
Diketahui : Persegi ABCD memiliki panjang sisi 12 cm, persegi KLMN memiliki panjang sisi 8 cm. Ditanya : Luas daerah yang diarsir (Skor: 3) Jawab :
Misal persegi ABCD dimisalkan I, persegi KLMN dimisalkan II
Luas I seluruhnya = S2
Luas II seluruhnya = S2
= 122 cm
= 82 cm
= 144 cm2
= 64 cm2 (Skor: 5)
Perpotongan antara persegi ABCD dan KLMN adalah bangun persegi panjang yang dimisalkan III, dengan panjang sisi III = 4 cm Lebar sisi III = 12 cm – 10 cm = 2 cm Luas III = p x l = 4 cm x 2 cm = 8 cm2 (Skor: 7)
Maka Luas daerah yang diarsir = Luas I + Luas II – Luas III = (144 + 64 – 8) cm2 = 200 cm2 (Skor: 10)
7.
Diketahui : lantai kamar berbentuk persegi dengan panjang sisi 4 m. panjang sisi ubin yang akan dipasang 20 cm Ditanya : banyaknya ubin yang diperlukan untuk menutupi lantai kamar (Skor : 3)
185 Jawab :
Luas ubin yang akan dipasang = s2 = (20 cm)2 = 400 cm2 Luas lantai kamar = s2 = (4 m)2 = 16 m2 = 160.000 cm2
Banyaknya ubin yang diperlukan = luas lantai : luas ubin = 160.000 cm2 : 400 cm2 = 400 ubin (Skor : 7)
Uang yang harus disiapkan = Rp. 20.000 x 400 ubin = Rp. 8.000.000 (Skor: 10)
186 KUNCI JAWABAN TES SIKLUS 2 1.
Bangun TSOF berbentuk trapesium sama kaki (Skor: 5)
Sifat-sifat trapesium sama kaki : 1) Sepasang sisi yang berhadapan sejajar 2) Jumlah dua sudut berdekatan (sudut dalam sepihak) berjumlah 180ᵒ 3) Diagonal-diagonalnya sama panjang (Skor: 10)
2.
Sifat trapesium = jumlah sudut yang berdekatan diantara dua sisi sejajar pada trapesium adalah 180ᵒ. a. Diketahui : ∠D = 83° dan ∠C = 115° Ditanya : ∠A dan ∠B (Skor: 5) Jawab : ∠A = 180° − 83°
∠B = 180° − 115°
= 97°
= 65°
(Skor: 10) b. Diketahui : ∠B = 83° dan ∠F = 47° Ditanya : ∠D dan ∠G (Skor: 5) Jawab : ∠D = 180° − 83°
∠G = 180° − 47°
= 97°
= 133°
(Skor: 10)
3.
Diketahui : luas belah ketupat 100 m2, perbandingan panjang diagonal 1:2 Ditanya : Panjang diagonal-diagonalnya (Skor : 3) Jawab :
Misal diagonal 1 = y, maka diagonal 2 = 2y
Luas belah ketupat =
d1 ×d2 2 y ×2 2
100
=
200
= 2y2
187 100
= y2
√100
=y
10
= y (Skor: 7)
Maka panjang diagonal 1 = y = 10 m Panjang diagonal 2 = 2y = 20 m (Skor: 10)
4.
Diketahui : panjang sisi sejajar 12 cm dan 15 cm panjang sisi miring 5 cm Ditanya : Luas trapesium (Skor: 3) Jawab : tinggi trapesium = 52 − 32 = √25 − 9 = √16 = 4 cm (Skor: 7) Luas trapesium = = =
(sisi sejajar 1+sisi sejajar 2) ×tinggi
2 (12 cm+15 cm) ×4 cm
2 108 cm2 2
= 54 cm2 (Skor: 10)
5.
Diketahui : luas layang-layang 108 cm2 Diagonal AC = 1 x BD Ditanya : panjang diagonal AC (Skor: 3) Jawab : luas layang-layang = 108
=
d1 ×d2 2
Diagonal AC = 1,5 x diagonal BD
1,5 BD×BD 2
216 = 1,5 BD2 144 = BD2 12 cm = BD (Skor: 7)
6.
Diketahui : panjang diagonal belah ketupat 18 cm dan (2x + 3) cm luas belah ketupat 81 cm Ditanya : nilai x dan panjang diagonal yang kedua (Skor: 3)
= 1,5 x 12 cm = 18 cm (Skor: 10)
188 Jawab : a. Luas belah ketupat =
d1 ×d2 2
18 cm ×(2 +3)cm 2
81 cm2
=
162 cm2
= 36x cm2 + 54 cm2
(162 – 54) cm2
= 36x cm2
108 cm2
= 36x cm2
x
=
108 cm2 36 cm2
= 3 (Skor: 7)
b. Diagonal kedua = (2x + 3) cm = (2 (3) + 3 ) cm = 9 cm (Skor: 10)
7.
Diketahui : panjang sisi sejajar 29 m dan 45 m Jarak kedua sisi sejajar 15 m Ditanya : keliling dari bidang tanah Ibu Nita (Skor: 3) 45 m
Jawab :
17 m
15 m
Sisi miring = 152 + 82 = √225 + 64 = √289 = 17m (Skor: 7)
29 m
Karena trapesium sama kaki maka pajang sisi miringnya sama yaitu 17 m Maka luas bidang tanah Ibu Nita = 45 m + 17 m + 29 m + 17 m = 108 m (Skor: 10)
8. Diketahui : panjang diagonal layang-layang yang akan dibuat 30 cm dan 45 cm Ukuran kertas berbentuk persegi panjang dengan p = 110 cm, l = 90 cm Layang-layang yang akan dibuat sebanyak 30 buah Ditanya : berapa banyak kertas yang ayah butuhkan ? (Skor: 3) Jawab : layang-layang dapat luas menggunakan rumus luas persegi panjang
189 Luas layang-layang yang akan dibuat= =
d1 ×d2 2 30 cm ×45 cm 2
= 675 cm2 Luas kertas persegi panjang = panjang x lebar = 120 cm x 90 cm = 10.800 cm2 (Skor: 7) Setiap 1 kertas dapat digunakan untuk membuat layang-layang sebanyak : =10.800 cm2 : 675 cm2 = 16 buah Maka untuk membuat 32 buah layang-layang membutuhkan 2 buah kertas. (Skor : 10)
190
HASIL TES AKHIR SIKLUS No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
Nama Siswa Adisa Azzahra Agnes Azzahra T. Aldila Putri Rossa Amelia Zahra Anisa Yasril Annisa Aninditya S. Dea Novita Putri D. Fazri Fahrezi Fikri Azarian Azhar Giyanto Hilman Radinal F.A. Indy Nurdamayanti Ishmi Yuniar A. Litha Ayu Ningsih Melisa Marevalia M. Abizar B. M. Idris M. Kemal Pasha M. Kevin M. Noval Ramadhan M. Raihan Y. M. Zidan Nurul Hikmah Rahmah Anzelina Rakha Hisyam N. Raquelle Zahra Y. Rara Mutia Zahra Rifaldi Sutrisno Ryan Firdiansyah Sahdan Husen Shelfi Dirza Sindi Nadira Syifa Handayani Winarti Yunita Andriani Zahra Apriliani
Keterangan: : Tidak tuntas
Siklus I 76,67 93,33 57,78 77,78 57,78 75,56 81,11 51,11 51,11 56,67 82,22 57,78 61,11 63,33 87,78 47,78 51,11 45,56 91,11 91,11 52,22 53,33 75,56 75,56 52,22 82,22 75,56 54,44 61,11 55,56 63,33 62,22 76,67 64,44 75,56 87,78
Siklus II 78,89 87,78 64,44 81,11 77,78 77,78 77,78 66,67 77,78 66,67 78,89 77,78 77,78 77,78 90,00 66,67 70,00 66,67 93,33 93,33 70,00 66,67 84,44 75,56 75,56 87,78 76,67 77,78 65,56 75,56 75,56 75,56 75,56 75,56 78,89 87,78
191
VALIDITAS INSTRUMEN TES SIKLUS I SISWA SMP KELAS VIII POKOK BAHASAN SEGIEMPAT
No
NAMA
1.
BUTIR SOAL
Y
X1a
X1b
X2
X3
X4
X5a
X5b
X6
X7
S1
8
10
10
8
0
3
6
8
5
58
2.
S2
8
2
10
8
0
10
4
8
5
55
3.
S3
8
10
0
8
0
8
8
0
8
50
4.
S4
8
2
0
0
0
0
8
0
10
28
5.
S5
8
10
10
8
0
6
8
8
6
64
6.
S6
8
10
10
4
0
8
0
8
5
53
7.
S7
8
10
10
4
0
10
8
0
6
56
8.
S8
8
0
0
8
10
4
8
0
8
46
9.
S9
8
10
10
8
8
8
4
0
6
62
10.
S10
8
10
10
4
0
0
4
0
5
41
11.
S11
8
8
10
0
0
0
4
0
6
36
12.
S12
8
10
10
8
10
8
4
8
6
72
13.
S13
8
10
10
8
10
0
4
8
5
63
14.
S14
6
10
8
0
10
10
4
8
10
66
15.
S15
8
10
10
4
8
0
4
8
0
52
16.
S16
0
10
0
0
0
0
4
0
6
20
17.
S17
8
10
0
0
10
7
0
8
3
46
18.
S18
8
10
10
6
10
8
8
8
0
68
19.
S19
8
10
10
4
10
5
8
0
10
65
20.
S20
8
4
10
4
0
10
6
0
10
52
21.
S21
8
4
0
4
0
10
8
0
6
40
22.
S22
8
10
10
6
10
0
8
8
10
70
23.
S23
8
10
0
4
0
0
8
0
5
35
24.
S24
4
10
0
4
0
10
4
0
8
40
192
25.
S25
4
4
10
4
0
0
4
0
4
30
26.
S26
4
4
0
2
0
0
0
0
2
12
27.
S27
8
0
0
4
0
9
8
0
3
32
28.
S28
4
0
0
0
0
0
0
0
3
7
29.
S29
8
0
0
2
0
10
0
0
5
25
30.
S30
8
8
0
8
8
0
6
0
6
44
31.
S31
4
10
8
8
4
6
10
8
10
68
32.
S32
8
2
6
8
0
8
10
10
10
62
33.
S33
4
10
8
0
0
0
4
2
4
32
34.
S34
8
2
0
8
6
8
4
10
4
50
35.
S35
8
10
8
4
4
8
10
2
10
64
Jumlah
246
250
198
160
118
174
188
120
210
r hitung (Pearson) r tabel
0,33 0,33 0,33 0,33 0,33 0,33 0,33 0,33 0,33 VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
Kriteria
0,50 0,50 0,64 0,62 0,56 0,41 0,48 0,63 0,36
193
VALIDITAS INSTRUMEN TES SIKLUS II SISWA SMP KELAS VIII POKOK BAHASAN SEGIEMPAT
No
NAMA
1.
BUTIR SOAL
Y
X1
X2a
X2b
X3
X4
X5
X6
X7
X8
S1
5
10
10
5
10
5
3
5
5
58
2.
S2
3
10
10
5
7
5
3
3
0
46
3.
S3
10
10
10
10
10
3
5
10
7
75
4.
S4
3
10
10
3
10
5
0
10
0
51
5.
S5
0
10
7
3
10
3
3
7
3
46
6.
S6
0
5
3
3
3
3
3
3
3
26
7.
S7
5
10
10
5
10
3
5
10
7
65
8.
S8
3
7
7
3
7
5
3
7
5
47
9.
S9
10
10
10
7
10
5
3
10
7
72
10.
S10
3
10
10
3
7
5
0
10
3
51
11.
S11
3
0
5
3
5
3
0
0
0
19
12.
S12
5
10
10
5
10
5
3
10
5
63
13.
S13
3
3
5
3
5
3
3
3
3
31
14.
S14
3
5
5
3
5
3
3
3
3
33
15.
S15
3
10
10
3
10
3
5
5
3
52
16.
S16
3
3
10
3
5
5
3
3
5
40
17.
S17
3
7
7
3
7
3
0
7
0
37
18.
S18
3
7
7
3
5
3
3
7
0
38
19.
S19
3
0
3
0
0
0
0
3
0
9
20.
S20
5
10
10
3
10
3
0
5
3
49
21.
S21
3
7
5
0
5
3
3
3
0
29
22.
S22
0
5
3
3
5
3
3
5
0
27
23.
S23
3
10
5
3
7
3
0
7
0
38
24.
S24
7
10
10
5
10
3
3
10
3
61
194
25.
S25
5
10
10
5
7
5
3
5
3
53
26.
S26
7
10
10
3
10
3
0
3
3
49
27.
S27
5
5
3
3
7
3
3
3
3
35
28.
S28
5
10
7
3
10
3
0
7
0
45
29.
S29
3
5
5
3
5
5
3
5
3
37
30.
S30
3
5
3
0
3
0
3
3
3
23
31.
S31
3
5
7
0
5
3
0
3
0
26
32.
S32
3
7
7
3
10
0
3
3
3
39
33.
S33
5
10
10
5
10
5
3
5
5
58
34.
S34
3
10
10
5
7
5
3
7
0
50
35.
S35
10
10
10
10
10
3
5
10
7
75
Jumlah
141
266
264
127
257
120
83
200
95
r hitung (Pearson) r tabel
0,33 0,33 0,33 0,33 0,33 0,33 0,33 0,33 0,33 VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
VALID
Kriteria
0,73 0,82 0,83 0,84 0,84 0,49 0,44 0,76 0,69
195
RELIABILITAS INSTRUMEN TES SIKLUS I MATEMATIK SISWA SMP KELAS VIII POKOK BAHASAN SEGIEMPAT No
NAMA
1
BUTIR SOAL
Y
Y2
X1a
X1b
X2
X3
X4
X5a
X5b
X6
X7
S1
8
10
10
8
0
3
6
8
5
58
3364
2
S2
8
2
10
8
0
10
4
8
5
55
3025
3
S3
8
10
0
8
0
8
8
0
8
50
2500
4
S4
8
2
0
0
0
0
8
0
10
28
784
5
S5
8
10
10
8
0
6
8
8
6
64
4096
6
S6
8
10
10
4
0
8
0
8
5
53
2809
7
S7
8
10
10
4
0
10
8
0
6
56
3136
8
S8
8
0
0
8
10
4
8
0
8
46
2116
9
S9
8
10
10
8
8
8
4
0
6
62
3844
10
S10
8
10
10
4
0
0
4
0
5
41
1681
11
S11
8
8
10
0
0
0
4
0
6
36
1296
12
S12
8
10
10
8
10
8
4
8
6
72
5184
13
S13
8
10
10
8
10
0
4
8
5
63
3969
14
S14
6
10
8
0
10
10
4
8
10
66
4356
15
S15
8
10
10
4
8
0
4
8
0
52
2704
16
S16
0
10
0
0
0
0
4
0
6
20
400
17
S17
8
10
0
0
10
7
0
8
3
46
2116
18
S18
8
10
10
6
10
8
8
8
0
68
4624
19
S19
8
10
10
4
10
5
8
0
10
65
4225
20
S20
8
4
10
4
0
10
6
0
10
52
2704
21
S21
8
4
0
4
0
10
8
0
6
40
1600
22
S22
8
10
10
6
10
0
8
8
10
70
4900
23
S23
8
10
0
4
0
0
8
0
5
35
1225
24
S24
4
10
0
4
0
10
4
0
8
40
1600
196
No
NAMA
25
BUTIR SOAL
Y
Y2
X1a
X1b
X2
X3
X4
X5a
X5b
X6
X7
S25
4
4
10
4
0
0
4
0
4
30
900
26
S26
4
4
0
2
0
0
0
0
2
12
144
27
S27
8
0
0
4
0
9
8
0
3
32
1024
28
S28
4
0
0
0
0
0
0
0
3
7
49
29
S29
8
0
0
2
0
10
0
0
5
25
625
30
S30
8
8
0
8
8
0
6
0
6
44
1936
31
S31
4
10
8
8
4
6
10
8
10
68
4624
32
S32
8
2
6
8
0
8
10
10
10
62
3844
33
S33
4
10
8
0
0
0
4
2
4
32
1024
34
S34
8
2
0
8
6
8
4
10
4
50
2500
35
S35
8
10
8
4
4
8
10
2
10
64
4096
∑
246
250
198
160
118
174
188
120
210
1664
89024
1,96
3,92
4,76
3,01
4,41
4,20
3,02
4,07
2,84
3,85
15,36 22,70
9,08
19,48 17,62
9,12
16,61 8,06
2 2 2
121,87 291,55
r
0,6547
Kriteria
CUKUP
197
RELIABILITAS INSTRUMEN TES SIKLUS II MATEMATIK SISWA SMP KELAS VIII POKOK BAHASAN SEGIEMPAT No
NAMA
1
BUTIR SOAL
Y
Y2
X1
X2a
X2b
X3
X4
X5
X6
X7
X8
S1
5
10
10
5
10
5
3
5
5
58
3364
2
S2
3
10
10
5
7
5
3
3
0
46
2116
3
S3
10
10
10
10
10
3
5
10
7
75
5625
4
S4
3
10
10
3
10
5
0
10
0
51
2601
5
S5
0
10
7
3
10
3
3
7
3
46
2116
6
S6
0
5
3
3
3
3
3
3
3
26
676
7
S7
5
10
10
5
10
3
5
10
7
65
4225
8
S8
3
7
7
3
7
5
3
7
5
47
2209
9
S9
10
10
10
7
10
5
3
10
7
72
5184
10
S10
3
10
10
3
7
5
0
10
3
51
2601
11
S11
3
0
5
3
5
3
0
0
0
19
361
12
S12
5
10
10
5
10
5
3
10
5
63
3969
13
S13
3
3
5
3
5
3
3
3
3
31
961
14
S14
3
5
5
3
5
3
3
3
3
33
1089
15
S15
3
10
10
3
10
3
5
5
3
52
2704
16
S16
3
3
10
3
5
5
3
3
5
40
1600
17
S17
3
7
7
3
7
3
0
7
0
37
1369
18
S18
3
7
7
3
5
3
3
7
0
38
1444
19
S19
3
0
3
0
0
0
0
3
0
9
81
20
S20
5
10
10
3
10
3
0
5
3
49
2401
21
S21
3
7
5
0
5
3
3
3
0
29
841
22
S22
0
5
3
3
5
3
3
5
0
27
729
23
S23
3
10
5
3
7
3
0
7
0
38
1444
24
S24
7
10
10
5
10
3
3
10
3
61
3721
198
No
NAMA
25
BUTIR SOAL
Y
Y2
X1
X2a
X2b
X3
X4
X5
X6
X7
X8
S25
5
10
10
5
7
5
3
5
3
53
2809
26
S26
7
10
10
3
10
3
0
3
3
49
2401
27
S27
5
5
3
3
7
3
3
3
3
35
1225
28
S28
5
10
7
3
10
3
0
7
0
45
2025
29
S29
3
5
5
3
5
5
3
5
3
37
1369
30
S30
3
5
3
0
3
0
3
3
3
23
529
31
S31
3
5
7
0
5
3
0
3
0
26
676
32
S32
3
7
7
3
10
0
3
3
3
39
1521
33
S33
5
10
10
5
10
5
3
5
5
58
3364
34
S34
3
10
10
5
7
5
3
7
0
50
2500
35
S35
10
10
10
10
10
3
5
10
7
75
5625
∑
141
266
264
127
257
120
83
200
95
1553
77475
2,43
3,05
2,69
2,22
2,70
1,42
1,65
2,89
2,36
5,91
9,31
7,26
4,95
7,29
2,02
2,71
8,33
5,56
2 2 2
53,33 251,95
r
0,8869
Kriteria
BAIK
199
HASIL UJI TINGKAT KESUKARAN SOAL TES SIKLUS I NO
NAMA
1
BUTIR SOAL X1a
X1b
X2
X3
X4
X5a
X5b
X6
X7
S1
8
10
10
8
0
3
6
8
5
2
S2
8
2
10
8
0
10
4
8
5
3
S3
8
10
0
8
0
8
8
0
8
4
S4
8
2
0
0
0
0
8
0
10
5
S5
8
10
10
8
0
6
8
8
6
6
S6
8
10
10
4
0
8
0
8
5
7
S7
8
10
10
4
0
10
8
0
6
8
S8
8
0
0
8
10
4
8
0
8
9
S9
8
10
10
8
8
8
4
0
6
10
S10
8
10
10
4
0
0
4
0
5
11
S11
8
8
10
0
0
0
4
0
6
12
S12
8
10
10
8
10
8
4
8
6
13
S13
8
10
10
8
10
0
4
8
5
14
S14
6
10
8
0
10
10
4
8
10
15
S15
8
10
10
4
8
0
4
8
0
16
S16
0
10
0
0
0
0
4
0
6
17
S17
8
10
0
0
10
7
0
8
3
18
S18
8
10
10
6
10
8
8
8
0
19
S19
8
10
10
4
10
5
8
0
10
20
S20
8
4
10
4
0
10
6
0
10
21
S21
8
4
0
4
0
10
8
0
6
22
S22
8
10
10
6
10
0
8
8
10
23
S23
8
10
0
4
0
0
8
0
5
24
S24
4
10
0
4
0
10
4
0
8
25
S25
4
4
10
4
0
0
4
0
4
200
NO
NAMA
26
BUTIR SOAL X1a
X1b
X2
X3
X4
X5a
X5b
X6
X7
S26
4
4
0
2
0
0
0
0
2
27
S27
8
0
0
4
0
9
8
0
3
28
S28
4
0
0
0
0
0
0
0
3
29
S29
8
0
0
2
0
10
0
0
5
30
S30
8
8
0
8
8
0
6
0
6
31
S31
4
10
8
8
4
6
10
8
10
32
S32
8
2
6
8
0
8
10
10
10
33
S33
4
10
8
0
0
0
4
2
4
34
S34
8
2
0
8
6
8
4
10
4
35
S35
8
10
8
4
4
8
10
2
10
∑
246
250
198
160
118
174
188
120
210
350
350
350
350
350
350
350
350
350
Skor Maks TK
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Sedang
Mudah
Sedang
Kriteria
0,70 0,71 0,57 0,46 0,34 0,50 0,54 0,34 0,60
201
HASIL UJI TINGKAT KESUKARAN SOAL TES SIKLUS II NO
NAMA
1
BUTIR SOAL X1
X2a
X2b
X3
X4
X5
X6
X7
X8
S1
5
10
10
5
10
5
3
5
5
2
S2
3
10
10
5
7
5
3
3
0
3
S3
10
10
10
10
10
3
5
10
7
4
S4
3
10
10
3
10
5
0
10
0
5
S5
0
10
7
3
10
3
3
7
3
6
S6
0
5
3
3
3
3
3
3
3
7
S7
5
10
10
5
10
3
5
10
7
8
S8
3
7
7
3
7
5
3
7
5
9
S9
10
10
10
7
10
5
3
10
7
10
S10
3
10
10
3
7
5
0
10
3
11
S11
3
0
5
3
5
3
0
0
0
12
S12
5
10
10
5
10
5
3
10
5
13
S13
3
3
5
3
5
3
3
3
3
14
S14
3
5
5
3
5
3
3
3
3
15
S15
3
10
10
3
10
3
5
5
3
16
S16
3
3
10
3
5
5
3
3
5
17
S17
3
7
7
3
7
3
0
7
0
18
S18
3
7
7
3
5
3
3
7
0
19
S19
3
0
3
0
0
0
0
3
0
20
S20
5
10
10
3
10
3
0
5
3
21
S21
3
7
5
0
5
3
3
3
0
22
S22
0
5
3
3
5
3
3
5
0
23
S23
3
10
5
3
7
3
0
7
0
24
S24
7
10
10
5
10
3
3
10
3
25
S25
5
10
10
5
7
5
3
5
3
202
NO
NAMA
26
BUTIR SOAL X1
X2a
X2b
X3
X4
X5
X6
X7
X8
S26
7
10
10
3
10
3
0
3
3
27
S27
5
5
3
3
7
3
3
3
3
28
S28
5
10
7
3
10
3
0
7
0
29
S29
3
5
5
3
5
5
3
5
3
30
S30
3
5
3
0
3
0
3
3
3
31
S31
3
5
7
0
5
3
0
3
0
32
S32
3
7
7
3
10
0
3
3
3
33
S33
5
10
10
5
10
5
3
5
5
34
S34
3
10
10
5
7
5
3
7
0
35
S35
10
10
10
10
10
3
5
10
7
∑
141
266
264
127
257
120
83
200
95
350
350
350
350
350
350
350
350
350
Skor Maks TK
Sukar
Sedang
Sukar
Sedang
Mudah
Sedang
Mudah
Mudah
Sedang
Kriteria
0,40 0,76 0,75 0,36 0,73 0,34 0,24 0,57 0,27
203
HASIL UJI DAYA PEMBEDA SOAL TES SIKLUS I
KELOMPOK NAMA
NOMOR SOAL 1a 1b 2 3 4 5a 5b 6 7 ATAS 8 10 10 8 10 8 4 8 6 S12 8 10 10 6 10 0 8 8 10 S22 8 10 10 6 10 8 8 8 0 S18 4 10 8 8 4 6 10 8 10 S31 6 10 8 0 10 10 4 8 10 S14 8 10 10 4 10 5 8 0 10 S19 8 10 10 8 0 6 8 8 6 S5 8 10 8 4 4 8 10 2 10 S35 8 10 10 8 10 0 4 8 5 S13 8 10 10 8 8 8 4 0 6 S9 8 2 6 8 0 8 10 10 10 S32 8 10 10 8 0 3 6 8 5 S1 8 10 10 4 0 10 8 0 6 S7 8 2 10 8 0 10 4 8 5 S2 8 10 10 4 0 8 0 8 5 S6 Jumlah 114 134 140 92 76 98 96 92 104 BAWAH 8 10 0 0 10 7 0 8 3 S17 8 8 0 8 8 0 6 0 6 S30 8 10 10 4 0 0 4 0 5 S10 8 4 0 4 0 10 8 0 6 S21 4 10 0 4 0 10 4 0 8 S24 8 8 10 0 0 0 4 0 6 S11 8 10 0 4 0 0 8 0 5 S23 8 0 0 4 0 9 8 0 3 S27 4 10 8 0 0 0 4 2 4 S33 4 4 10 4 0 0 4 0 4 S25 8 2 0 0 0 0 8 0 10 S4 8 0 0 2 0 10 0 0 5 S29 Jumlah 92 90 38 36 18 46 62 10 76 Daya Pembeda 0,15 0,29 0,68 0,37 0,39 0,35 0,23 0,55 0,19 JELEK
BAIK
CUKUP
CUKUP
CUKUP
CUKUP
BAIK
CUKUP
JELEK
Kriteria
Y 72 70 68 68 66 65 64 64 63 62 62 58 56 55 53 46 44 41 40 40 36 35 32 32 30 28 25
204
HASIL UJI DAYA PEMBEDA SOAL TES SIKLUS II
KELOMPOK NAMA
NOMOR SOAL 1 2a 2b 3 4 5 6 7 8 ATAS S3 10 10 10 10 10 3 5 10 7 S35 10 10 10 10 10 3 5 10 7 S9 10 10 10 7 10 5 3 10 7 S7 5 10 10 5 10 3 5 10 7 S12 5 10 10 5 10 5 3 10 5 S24 7 10 10 5 10 3 3 10 3 S1 5 10 10 5 10 5 3 5 5 S33 5 10 10 5 10 5 3 5 5 S25 5 10 10 5 7 5 3 5 3 S15 3 10 10 3 10 3 5 5 3 S4 3 10 10 3 10 5 0 10 0 S10 3 10 10 3 7 5 0 10 3 S34 3 10 10 5 7 5 3 7 0 S20 5 10 10 3 10 3 0 5 3 S26 7 10 10 3 10 3 0 3 3 Jumlah 86 150 150 77 141 61 41 115 61 BAWAH S32 3 7 7 3 10 0 3 3 3 S18 3 7 7 3 5 3 3 7 0 S23 3 10 5 3 7 3 0 7 0 S17 3 7 7 3 7 3 0 7 0 S29 3 5 5 3 5 5 3 5 3 S27 5 5 3 3 7 3 3 3 3 S14 3 5 5 3 5 3 3 3 3 S13 3 3 5 3 5 3 3 3 3 S21 3 7 5 0 5 3 3 3 0 S22 0 5 3 3 5 3 3 5 0 S6 0 5 3 3 3 3 3 3 3 S31 3 5 7 0 5 3 0 3 0 Jumlah 41 76 73 33 77 38 30 58 21 Daya Pembeda 0,30 0,49 0,51 0,29 0,43 0,15 0,07 0,38 0,27 CUKUP
CUKUP
JELEK
JELEK
BAIK
CUKUP
BAIK
BAIK
CUKUP
Kriteria
Y 75 75 72 65 63 61 58 58 53 52 51 51 50 49 49 39 38 38 37 37 35 33 31 29 27 26 26
205
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA SISWA
Nama Siswa
:
Kelas
:
Hari/Tanggal
:
Petunjuk
: Berilah penilaian dengan tanda () pada kolom yang telah disediakan sesuai pengamatan anda
No.
Aspek Pengamatan
Skor 1
1.
Antusiasme siswa dalam proses belajar
2.
Keseriusan siswa dalam membaca teks pada LKS
3.
Keaktifan siswa dalam bertanya
4.
Keterlibatan siswa dalam diskusi kelompok
5.
Keberanian siswa presentasi di depan kelas
6.
Keterlibatan siswa dalam menyelesaikan latihan soal di LKS
7.
Keberanian siswa menulis jawaban di papan tulis
8.
Membuat rangkuman hasil belajar
9.
Ketuntasan dalam membuat PR (menggunakan kertas origami untuk menjelaskan materi segiempat)
2
3
2015
Jakarta,
Observer
(
)
206 Keterangan : 1.
Antusiasme siswa dalam proses belajar Skor 1 : siswa tidak semangat selama proses pembelajaran berlangsung Skor 2 : siswa semangat pada awal dan pertengahan pembelajaran, tetapi pada akhir pembelajaran sudah tidak bersemangat lagi Skor 3 : siswa bersemangat selama proses belajar
2.
Keseriusan siswa dalam membaca teks pada LKS Skor 1 : siswa tidak fokus, lebih sering mengobrol dengan teman atau mengerjakan pekerjaan lain selain pembelajaran matematika Skor 2 : siswa tenang, namun tidak terlalu fokus Skor 3 : siswa fokus dan tenang saat membaca teks pada LKS
3.
Keaktifan siswa dalam bertanya Skor 1 : tidak bertanya sama sekali Skor 2 : bertanya tetapi malu dan takut Skor 3 : sering bertanya
4.
Keterlibatan siswa dalam diskusi kelompok Skor 1 : mengikuti diskusi tetapi tidak serius atau berisik Skor 2 : mengikuti diskusi, tenang, sedikit berpendapat Skor 3 : aktif berdiskusi
5.
Keberanian siswa presentasi di depan kelas Skor 1 : siswa tidak mau presentasi didepan kelas Skor 2 : siswa berani presentasi namun masih malu-malu Skor 3 : siswa berani presentasi dengan lantang, jelas dan bisa dipahami temanteman sekelas
6.
Keterlibatan siswa dalam menyelesaikan latihan soal pada LKS Skor 1 : siswa tidak dapat mengerjakan latihan soal Skor 2 : siswa terlibat namun lebih sering menyalin jawaban temannya Skor 3 : siswa aktif terlibat dengan memberikan ide-ide untuk menjawab soal
7.
Keberanian siswa menulis jawaban di papan tulis Skor 1 : tidak berani menulis Skor 2 : berani menulis tapi dipaksa Skor 3 : berani menulis dan terlihat antusias
207 8.
Membuat rangkuman hasil belajar Skor 1 : siswa membuat rangkuman dengan tidak lengkap dan tidak urut Skor 2 : siswa membuat rangkuman dengan rapih namun tidak lengkap Skor 3 : siswa membuat rangkuman dengan lengkap dan urut
9.
Ketuntasan dalam membuat PR (menggunakan kertas origami untuk menjelaskan materi segiempat) Skor 1 : Siswa terlambat mengumpulkan PR, dan masih ada penjelasan yang keliru Skor 2 : Siswa mengumpulkan PR tepat waktu, namun masih ada penjelasan yang keliru Skor 3 : Siswa mengumpulkan PR tepat waktu dan penjelasan siswa sudah tepat
208 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Matematika Siswa Siklus I No
Aspek Yang Dinilai
Pertemuan I
II
III
IV
Ratarata
1.
Antusiasme siswa dalam proses belajar
61,11
68,52
74,07
73,15
69,21
2.
Keseriusan siswa dalam membaca teks pada LKS
64,81
71,30
75,93
78,70
72,69
3.
Keaktifan siswa dalam bertanya
62,04
62,96
66,67
67,59
64,82
4.
Keterlibatan kelompok
diskusi
62,04
62,96
67,59
69,44
65,51
5.
Keberanian siswa presentasi di depan kelas
61,11
62,04
60,19
62,96
61,58
6.
Keterlibatan siswa dalam menyelesaikan latihan soal di LKS
58,33
60,19
62,04
64,81
61,34
7.
Keberanian siswa menuliskan jawaban di papan tulis
64,81
63,89
65,74
63,89
64,58
8.
Membuat rangkuman hasil belajar
60,19
67,59
70,37
72,22
67,59
9.
Ketuntasan dalam membuat PR (menggunakan kertas origami untuk menjelaskan materi segiempat)
66,67
70,37
73,15
73,15
70,84
siswa
dalam
Rata-rata
66,46
209 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Matematika Siswa Siklus II No
Aspek Yang Dinilai
Pertemuan
Rata-
VI
VII
VIII
IX
rata
1.
Antusiasme siswa dalam proses belajar
78,70
80,56
84,26
86,11
82,41
2.
Keseriusan siswa dalam membaca teks
80,56
82,41
85,19
93,52
85,42
69,44
75,00
80,56
85,19
77,55
diskusi
66,67
77,78
81,48
87,96
78,47
Keberanian siswa presentasi di depan
66,67
77,78
79,63
87,04
77,78
68,52
78,70
81,48
88,89
79,40
72,22
81,48
82,41
87,96
81,02
72,22
80,56
83,33
91,67
81,95
72,22
77,78
80,56
87,96
79,63
pada LKS 3.
Keaktifan siswa dalam bertanya
4.
Keterlibatan
siswa
dalam
kelompok 5.
kelas 6.
Keterlibatan siswa dalam menyelesaikan latihan soal di LKS
7.
Keberanian siswa menuliskan jawaban di papan tulis
8.
Membuat rangkuman hasil belajar
9.
Ketuntasan
dalam
membuat
PR
(menggunakan kertas origami untuk menjelaskan materi segiempat) Rata-rata
80,40
210
LEMBAR OBSERVASI GURU Satuan Pendidikan
: SMPN 127
Mata Pelajaran
: Matematika
Nama Guru
: Mimi Umayah
Kelas/Semester
: ___________
Hari/Tanggal
: ___________
Pokok Bahasan
: ___________
Pertemuan ke
: ___________
Sub Pokok Bahasan
: ___________
Berilah tanda () pada kolom yang telah disediakan sesuai dengan pengamatan anda. 3 = baik ; 2 = cukup baik ; 1 = kurang baik No
1. 2. 3. 4. 5.
6. 7. 8.
9. 10.
11. 12. 13.
Aspek yang Dinilai
1
Nilai 2
Catatan
3
Guru mengkondisikan kesiapan siswa dan kelas Guru memberikan apersepsi Guru membangkitkan rasa ingin tahu Guru menyampaikan tujuan yang ingin Dicapai Guru menunjukkan keterampilan dalam membimbing siswa melakukan survey terhadap teks pada LKS Guru memberikan siswa acuan dalam membuat pertanyaan dari teks Guru memperlihatkan teknik menuntun siswa dalam membuat pertanyaan Guru memberi kesempatan berpikir kepada siswa dalam mencari jawaban dari pertanyaan yang dibuat Guru memberikan apresiasi positif terhadap jawaban siswa Guru menuntun siswa membuat catatan Sederhana Guru mengajak siswa untuk membuat rangkuman pelajaran yang telah disampaikan Guru memberikan kesimpulan pelajaran Guru memberikan PR Jumlah Jakarta,
2015 Observer
211 Hasil Observasi Guru Siklus I No
Aspek yang Dinilai
1.
Pendahuluan a. Guru mengkondisikan kesiapan siswa dan kelas b. Guru memberikan apersepsi c. Guru membangkitkan rasa ingin tahu d. Guru menyampaikan tujuan yang ingin dicapai KegiatanInti a. Guru menunjukkan keterampilan dalam membimbing siswa melakukan survey terhadap teks pada LKS b. Guru memberikan siswa acuan dalam membuat pertanyaan dari teks c. Guru memperlihatkan teknik menuntun siswa dalam membuat pertanyaan d. Guru memberikan kesempatan berpikir kepada siswa dalam mencari jawaban dari pertanyaan yang dibuat e. Guru memberikan apresiasi positif terhadap jawaban siswa f. Guru menuntun siswa membuat catatan sederhana g. Guru mengajak siswa untuk membuat rangkuman pelajaran yang telah dipelajari Penutup a. Guru memberikan kesimpulan pelajaran b. Guru memberikan PR JUMLAH
2.
3.
I
Pertemuan II III
IV
2
2
2
2
2 2 3
2 2 2
3 2 3
3 2 3
2
2
2
2
2
2
2
2
1
2
2
2
2
2
2
2
2
3
3
3
2
2
2
2
2
2
3
3
1 2 24
2 2 27
2 2 29
2 2 30
212 Hasil Lembar Observasi Guru Siklus II No
Aspek yang Dinilai
1.
Pendahuluan e. Guru mengkondisikan kesiapan siswa dan kelas f. Guru memberikan apersepsi g. Guru membangkitkan rasa ingin tahu h. Guru menyampaikan tujuan yang ingin dicapai KegiatanInti h. Guru menunjukkan keterampilan dalam membimbing siswa melakukan survey terhadap teks pada LKS i. Guru memberikan siswa acuan dalam membuat pertanyaan dari teks j. Guru memperlihatkan teknik menuntun siswa dalam membuat pertanyaan k. Guru memberikan kesempatan berpikir kepada siswa dalam mencari jawaban dari pertanyaan yang dibuat l. Guru memberikan apresiasi positif terhadap jawaban siswa m. Guru menuntun siswa membuat catatan sederhana n. Guru mengajak siswa untuk membuat rangkuman pelajaran yang telah dipelajari Penutup c. Guru memberikan kesimpulan pelajaran d. Guru memberikan PR JUMLAH
2.
3.
VI
Pertemuan VII VIII
IX
2
3
3
3
3 2 2
3 2 3
3 3 2
3 3 3
3
2
3
3
2
2
3
3
2
2
2
3
2
2
3
2
3
3
3
3
2
3
2
3
3
3
3
3
2 3 31
3 3 34
3 3 36
3 3 38
213
LEMBAR JURNAL HARIAN SISWA Nama
:
Sub. Pokok bahasan : Hari/tanggal
No. Absen
:
Kelas
:
:
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan jujur sesuai dengan keadaan yang kamu alami ! 1. Apakah kamu sudah memahami sifat-sifat persegi panjang? a. Kurang paham c. Paham b. Cukup paham 2. Apakah kamu sudah memahami sifat-sifat persegi? a. Kurang paham c. Paham b. Cukup paham 3. Kesulitan apa yang kamu hadapi dalam pembelajaran hari ini ? ...................................................................................................................................... ...................................................................................................................................... ...................................................................................................................................... 4. Bagaimana kesanmu selama mengikuti pembelajaran hari ini ? ...................................................................................................................................... ......................................................................................................................................
214 HASIL RESPON SISWA
Siklus I
Respon
Rata-rata
Pertemuan I
Pertemuan II
Pertemuan III
Pertemuan IV
Positif
55,56%
61,11%
61,11%
66,67%
61,12%
Netral
36,11%
30,56%
33,33%
22,22%
30,55%
Negatif
8,33%
8,33%
5,56%
11,11%
8,33%
Siklus II
Respon
Rata-rata
Pertemuan VI
Pertemuan VII
Pertemuan VIII
Pertemuan IX
Positif
69,44%
77,77%
83,33%
88,89%
79,86%
Netral
25%
16,67%
13,89%
8,33%
15,97%
Negatif
5,56%
5,56%
2,78%
2,78%
4,17%
215
Lembar Wawancara Siswa Setelah Siklus I
Wawancara dilaksanakan pada akhir siklus I yaitu pada hari kamis, 5 Maret 2015. Wawancara dilakukan dengan tiga orang siswa dengan kemampuan akademik yang berbeda. Berikut merupakan hasil wawancara peneliti dengan siswa. 1.
Peneliti
: Apa tanggapan kamu mengenai pemberian LKS pada setiap pertemuan belajar ?
2.
S1
: LKS nya cukup membantu untuk memahami materi Bu
S2
: Masih bingung Bu, terutama waktu mulai mengerjakan
S3
: Ga ngerti Bu, karena belum pernah belajar memakai LKS
Peneliti
: Bagaimana tanggapan kamu mengenai pembelajaran mengunakan metode SQ3R ?
S1
: Menarik Bu, karena bisa tukar pendapat dengan adanya presentasi
S2
: Lumayan menarik, tapi kalau udah mengantuk saya jadi kurang mood Bu
3.
S3
: Masih bingung Bu, jadi saya ngikutin teman sekelompok aja
Peneliti
: Kendala atau masalah apa yang kamu temui saat belajar menggunakan SQ3R ?
S1
: Alhamdulillah ngga ada Bu
S2
: Saya masih ga terbiasa presentasi ke depan kelas Bu
S3
: Saya suka diskusi kelompok tapi jangan sama teman sebangku Bu, kalau bisa anggota kelompoknya dicampur
216
Lembar Wawancara Siswa Setelah Siklus II
Wawancara dilaksanakan pada akhir siklus I yaitu pada hari senin, 23 Maret 2015. Wawancara dilakukan dengan tiga orang siswa dengan kemampuan akademik yang berbeda. Berikut merupakan hasil wawancara peneliti dengan siswa. 1.
Peneliti
: Apa tanggapan kamu mengenai pemberian LKS pada setiap pertemuan belajar ?
S1
: Menyenangkan Bu, LKS nya membantu saya paham materi yang diajarkan
S2
: Tidak membosankan Bu
S3
: Soal-soal di LKS nya susah Bu, tapi saya paham kalau sudah nanya teman kelompok
2.
Peneliti
: Bagaimana tanggapan kamu mengenai pembelajaran mengunakan metode SQ3R ?
S1
: Menyenangkan Bu, saya jadi terbiasa untuk presentasi di depan kelas
S2
: Seru Bu, saya suka belajar berkelompok. Saya jadi tidak mengantuk
3.
S3
: Biasa-biasa aja Bu
Peneliti
: Kendala atau masalah apa yang kamu temui saat belajar menggunakan SQ3R ?
S1
: Alhamdulillah ngga ada Bu
S2
: Tidak ada Bu
S3
: Masih ga terlalu berani maju presentasi kalau sendiri Bu, tapi kalau sama teman-teman kelompok saya berani
Lampiran 25
217
Lampiran 26
218
Lampiran 27
219
220
221
222
223
224
Lampiran 28
225