PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM Oleh: Erni Marliani1, Sumardi2, Elly Sukmanasa3
ABSTRAK Penelitian ini dengan pendekatan penelitian tindakan kelas (PTK), dilaksanakan secara kolaboratif dan dua siklus. Pada penelitian tindakan kelas ini dilakukan empat tahap pada setiap siklus dengan menggunakan modifikasi desain PTK model Depdiknas (2010), yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan tindakan (acting), observasi (observing), dan refleksi (reflecting). Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana peningkatan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam siswa kelas VI melalui penerapan Model Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM) Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas VI Sekolah Dasar Negeri Cibeureum sebanyak 43 siswa dengan komposisi 21 siswa laki-laki dan 22 siswa perempuan. Penelitian dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran 2012/2013. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar pada siklus pertama memperoleh nilai rata-rata 58,95 atau sekitar 33%, sedangkan pada siklus kedua memperoleh nilai rata-rata 86,74 atau sebesar 93% artinya terjadi peningkatan dan perbaikan hasil belajar siswa. Begitu pula dengan hasil observasi perilaku siswa menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan. Penelitian ini berkesimpulan bahwa penerapan Model Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM) dapat meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam siswa Kelas VI di Sekolah Dasar Negeri Cibeureum. Selain itu, penerapan model pembelajaran ini dapat meningkatkan motivasi belajar, kerjasama, dan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Kata Kunci: Hasil Belajar, IPA, Sains Teknologi Masyarakat
1 Mahasiswa program studi PGSD Universitas Pakuan 2 Staf pengajar program studi PGSD Universitas Pakuan 3 Staf pengajar program studi PGSD Universitas Pakuan
1
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pakuan November 2012
A. Pendahuluan Tujuan Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 pasal 3 bahwa: ”Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa bertujuan untuk berkembangnya potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. Pada rumusan tersebut tujuan pendidikan menurut Undang-Undang memberikan kejelasan bagi penyelenggara pendidikan untuk semaksimal mungkin mewujudkan fungsi dan tujuan tersebut dalam proses pembelajaran yang tepat sesuai dengan sasaran. Namun kenyataannya strategi belajar yang diterapkan pada umumnya masih menggunakan pembelajaran konvensional yang lebih menekankan pada tujuan yang ingin dicapai dari proses belajar dibandingkan bagaimana tahapan-tahapan dari proses belajar itu sendiri. ` Selama peneliti menjalankan tugas sebagai guru di Sekolah Dasar Negeri Cibeureum Kecamatan Cileungsi Kabupaten Bogor khususnya di
2
kelas IV, masih banyak kekurangan dan tantangan yang harus peneliti hadapi dalam proses pembelajaran. Hal ini terbukti, dari hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang diperoleh siswa masih sangat minim. Dari 43 jumlah siswa hanya 11 siswa atau 26 % dari jumlah siswa yang mencapai nilai antara 70-90, dan 74 % siswa mendapatkan nilai antara 0-60 yang mana masih dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM ) yaitu 70. Seiring perkembangan zaman Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau sains dan teknologi terus berkembang sehubungan tuntutan kebutuhan masyarakat. Sains, teknologi, dan masyarakat memiliki keterkaitan yang sangat erat. Keterkaitan ketiga unsur tersebut merupakan dasar terwujudnya suatu model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM). Dalam penelitian ini peneliti bermaksud mengadakan penelitian di kelas IV SDN Cibeureum dalam penerapan model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM) dengan harapan dapat menjawab semua permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran. Maka dengan didorong dengan keinginan yang kuat, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian tentang “Penerapan Model Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ilmu
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pakuan November 2012
Pengetahuan Alam Siswa Kelas IV” Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis mengidentifikasi faktorfaktor penyebab terjadinya masalah rendahnya hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam siswa kelas VI di Sekolah Dasar Cibeureum. Adapun rumusan masalahnya :”Apakah penerapan Model Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM) dapat meningkatkan hasil belajar IPA?”. Beberapa ahli mengungkapkan teori mengenai hasil belajar diantaranya yaitu Rudi Susilana dan Cepi Riyana (2009:1) Hasil belajar diperoleh dengan adanya proses, dalam hal ini pengetahuan diperoleh tidak secara spontanitas, instant, namun bertahap (sequensial). Sudjana (2009:22) mengatakan “Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia melakukan pengalaman belajarnya”. Slameto (2010:4) Hasil belajar merupakan perubahan yang diperoleh seseorang setelah melalui sesuatu proses belajar meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku secara menyeluruh dalam sikap, keterampilan, pengetahuan, dan sebagainya. Dari kajian teoretik diatas dapat disintesiskan bahwa hasil belajar keseluruhan pola perilaku siswa secara menyeluruh dalam sikap, keterampilan, maupun pengetahuan yang diperoleh siswa setelah proses belajar
3
mengajar dalam suatu periode tertentu berdasarkan pengalaman yang diperoleh siswa dan bersifat sequensial, melewati beberapa proses ataupun tahapan-tahapan. Mata pelajaran yang diteliti adalah Ilmu Pengetahuan Alam. Trianto (2011:136) Ilmu Pengetahuan Alam adalah suatu kumpulan teori yang sistematis, penerapannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam, lahir dan berkembang melalui metode ilmiah seperti observasi dan eksperimen serta menuntut sikap ilmiah seperti rasa ingin tahu, terbuka, jujur dan sebagainya. Alit Maryana dan Praginda (2009:23) Ilmu Pengetahuan Alam atau Sains dapat didefinisikan sebagai suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sitematis dirumuskan secara umum, ditandai oleh penggunaan metode ilmiah dan munculnya sikap ilmiah. Berdasarkan kajian teoretik diatas dapat disintesiskan bahwa merupakan salah satu disiplin ilmu yang mempelajari tentang alam sekitar tersusun secara sistematis. Bukan sekedar kumpulan fakta, konsep, teori, hukum, ataupun prinsip semata melainkan berupa penemuan. Oleh karena itu agar pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam lebih bermakna bagi siswa maka perlu disusun pembelajaran yang menggunakan metode, model, atau pun media yang tepat.
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pakuan November 2012
Untuk mencapai hasil belajar yang efektif maka diperlukan penerapan model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat. Tampubolon, (2011:37) Pada dasarnya model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (Society Technology Science atau STS) merupakan model pembelajaran sains yang senantiasa mengaitkan sains, teknologi dan manfaatnya bagi masyarakat. Model pembelajaran ini dapat melatih kepekaan siswa dalam menilai dampak lingkungan sebagai akibat dari perkembangan sains dan teknologi. Karli dan Sriyuliariatiningsih (2002:28) “Suatu ide yang baik bila isu yang tengah terjadi di masyarakat dijadikan topik dalam pembelajaran di kelas yang berpusat pada siswa. Model pembelajaran tersebut dikenal dengan model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM). Model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat berorientasi pada konstruktivisme. Carin dan Horsey dalam Indrawati (2010:26) Implikasi model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat meliputi empat sintaks pembelajaran, yaitu: 1. Tahap invitasi, siswa didorong agar mengemukakan pengetahuan awalnya tentang konsep yang dibahas. 2. Tahap eksplorasi, siswa diberi kesempatan untuk
4
menyelidiki dan menemukan konsep. 3. Tahap penjelasan dan solusi, saat siswa memberikan penjelasanpenjelasan solusi yang didasarkan pada hasil observasinya ditambah dengan penguatan guru. 4. Tahap pengambilan tindakan, siswa dapat membuat keputusan, menggunakan pengetahuan dan keterampilan, berbagai informasi dan gagasan, mengajukan pertanyaan lanjutan, mengajukan saran baik bagi individu maupun masyarakat yang berhubungan dengan pemecahan masalah. Berdasarkan kajian teoretik diatas dapat disintesiskan bahwa model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat merupakan suatu keterkaitan yang sangat erat dan saling ketergantungan satu sama lain. Model pembelajaran ini sebagai antisipasi kesenjangan antara sains dan teknologi yang semakin berkembang seiring kebutuhan masyarakat sebagai pengguna sains dan teknologi. B. Metode Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat dapat meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam siswa kelas IV Sekolah Dasar. Penelitian dengan penerapan model pembelajaran
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pakuan November 2012
Sains Teknologi Masyarakat (STM) pada siswa kelas VI di Sekolah Dasar Negeri Cibeureum dengan jumlah siswa sebanyak 43 orang dan dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran 2012/2013, tepatnya pada tanggal 26 September sampai tanggal 10 Oktober tahun 2012. Dalam penelitian ini dilaksanakan dua siklus. Siklus pertama terdapat dua kali pertemuan. Setelah siklus I selesai dan rata-rata hasil belajar siswa siklus I belum mencapai KKM, maka penelitian dilanjutkan ke siklus II. Setelah siklus II selesai dan hasil belajar siswa mencapai KKM. Pada penelitian tindakan kelas ini dilakukan empat tahap pada setiap siklus dengan menggunakan modifikasi desain PTK model Depdiknas (2010), yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan tindakan (acting), observasi (observing), dan refleksi (reflecting). Adapun penjelasan dari tahap-tahap tersebut adalah sebagai berikut: 1. Perencanaan (planning) merupakan kegiatan yang menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. 2. Pelaksanaan tindakan (acting) implementasi atau penerapan dari perencanaan tindakan yang telah dibuat berkolaborasi dengan teman sejawat atau disebut juga kolaborator untuk merekam fakta yang terjadi selama kegiatan berlangsung.
5
3. Observasi (observing) dilaksanakan oleh pengamat atau observer bersamaan dengan pelaksanaan tindakan untuk merekam sejauh mana efektivitas pelaksanaan tindakan kelas dilakukan, selain itu untuk mengamati perilaku siswa. 4. Refleksi (reflecting) adalah adalah kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah terjadi dengan kata lain refleksi adalah evaluasi. C. Temuan Penelitian Sebelum dilakukan Penelitian Tindakan Kelas dengan menerapkan model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat hasil belajar siswa masih dibawah KKM, dan setelah penelitian dilakukan hasil belajar siswa meningkat.
Gambar 1. Peningkatan Hasil Belajar Siswa Tiap Siklus Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar pada siklus pertama memperoleh nilai rata-rata 58,95 sedangkan pada siklus kedua memperoleh nilai rata-rata 86,74 artinya terjadi peningkatan dan perbaikan hasil belajar siswa.
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pakuan November 2012
Gambar 2. Persentase Peningkatan Hasil Belajar Siswa Tiap Siklus Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketuntasan hasil belajar pada siklus pertama adalah 33%, pada siklus kedua ketuntasan hasil belajar meningkat sebesar 93% hal ini menunjukkan adanya peningkatan dan perbaikan hasil belajar sebesar 60%. D. Pembahasan Sebelum dilakukan penelitian dengan penerapan model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM) hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam siswa kelas VI di Sekolah Dasar Negeri Cibeureum masih di bawah KKM. Rata-rata hasil belajar siswa hanya 56,4 dengan persentase sebesar 26%. Setelah peneliti menerapkan model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat terlihat adanya peningkatan hasil belajar siswa. Pada siklus I, rata-rata hasil belajar mencapai 58,95 dengan presentase 33% siswa yang dinyatakan tuntas belajar. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa belum mencapai KKM yang ditetapkan yakni 70 serta indikator pencapaian sebesar
6
75% siswa mencapai nilai di atas KKM. Hal ini dikarenakan penggunaan media yang kurang maksimal, materi yang terlalu luas, kondisi siswa yang kurang kondusif. Sehingga penelitian dilanjutkan pada siklus II. Peneliti melanjutkan penelitian pada siklus II dengan melakukan perbaikan dari hasil refleksi pada siklus I. Pada siklus II ini diperoleh nilai rata-rata 86,74 dengan persentase 93% siswa yang dinyatakan tuntas belajar. Hal ini pun menunjukkan bahwa nilai rata-rata siswa sudah di atas KKM yang ditetapkan, persentase siswa yang sudah mencapai KKM pun sudah di atas indikator pencapaian yang ditetapkan. Siswa pun menjadi lebih aktif dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang guru ajukan dan semakin memahami arti bekerja sama. E. Kesimpulan Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam pada siswa kelas VI di Sekolah Dasar Negeri Cibereum. Hal ini terbukti dengan adanya peningkatan hasil belajar pada siklus I dan II, peningkatan hasil belajar ini dapat dilihat dari ratarata hasil belajar pada setiap siklus, yakni pada siklus I ratarata hasil belajar mencapai 58,95 dengan persentase 33% siswa yang dinyatakan tuntas belajar. Pada siklus II rata-rata hasil
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pakuan November 2012
belajar mencapai 86,74 dengan persentase 93% siswa dinyatakan tuntas belajar.
F. DAFTAR PUSTAKA Alit Mariana, I Made. Praginda, Wandy. 2009. Hakikat IPA dan Pendidikan IPA. Bandung: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Ilmu Pengetahuan Alam.
Wacana Prima. Tampubolon, Saur. 2011. Penyesuaian Materi Diktat Bimbingan Penulisan KaryaTulis Ilmiah Terhadap Buku Pedoman Penulisan Skripsi PGSD, Diktat. Bogor: PGSD FKIP Universitas Pakuan. Trianto. 2011. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara.
BIODATA PENULIS
Indrawati. 2010. Sains Teknologi Masyarakat. Bandung: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Karli, Hilda. Sriyuliariatiningsih, Margaretha. 2002. Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: Bina Media Informasi. Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: RinekaCipta. Sudjana, Nana. 2010. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya. Susilana, Rudi. Riyana, Cepi. 2009. Media Pembelajaran. Bandung:
7
ERNI MARLIANI, Lahir di Bogor pada tanggal 5 Februari 1990 anak kedua dari 8 bersaudara putri dari pasangan Bapak Abdul Majid dan Ibu Juaningsih. Terlahir dan besar di Cileungsi yang beralamat di Kp. Rawa Belut RT 01/06 Ds. Cileungsi Kidul Kecamatan Cileungsi Kabupaten Bogor. Pendidikan yang telah ditempuh : SD Negeri Rawa Endah Lulus pada tahun 2002. Melanjutkan pendidikan Tingkat Pertama, yaitu SMPN 1 Cileungsi lulus pada tahun 2005, kemudian melanjutkan kembali pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pakuan November 2012
Tingkat Menengah Atas yaitu di SMA Budi Utomo Perak Jombang dan lulus pada tahun 2008. Pada tahun 2008, melanjutkan tingkat perguruan tinggi di Universitas Pakuan (Unpak) sampai saat ini.
8
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pakuan November 2012