PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
Oleh : Dina Rosdiana, Achmad Dasuki, Nedin Badruzzaman Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Pakuan
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Student Teams Achievement Division (STAD) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Muarasari 3 Kota Bogor. Skripsi. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pakuan, Bogor. 2012. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Dilaksanakan secara kolaboratif dan dua siklus. Tujuan utama dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar mata pelajaran ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) pada siswa kelas V melalui penerapan model pembelajaran kooperatif Student Teams Achievement Division (STAD). Subyek penelitian ini adalah siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Muarasari 3 Kota Bogor yang terdiri dari 29 siswa. Penelitian ini dilakukan pada semester ganjil tahun pelajaran 2012 – 2013. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rata – rata hasil tes awal sebelum penelitian yaitu 58,97 dari Kriteria Ketuntasan Minimal yang ditentukan sekolah yaitu 67. Pada siklus I diperoleh nilai rata – rata 66,90 dengan jumlah siswa 17 orang yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal dan 12 orang yang kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal. Pada siklus II diperoleh nilai rata – rata 81,03 dengan jumlah siswa 27 orang yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal dan 2 orang yang kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal. Penelitian ini berkesimpulan bahwa penerapan Model pembelajaran Kooperatif Student Teams Achievement Division (STAD) dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial pada siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Muarasari 3 Kota Bogor. Selain itu, model pembelajaran ini dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. Kata Kunci : STAD, Hasil Belajar, IPS
1
ABSTRACT The Implementation Cooperative Learning Student Teams Achievement Division to Increase Learning Outcomes of the Social Science Subject in class V Elementary School Muarasari 3 Bogor. Skripsi. Study Program Elementary School Teacher Education, Faculty of Teacher Training and Education Pakuan University, Bogor. 2012. This research is Classroom Action Research (CAR), commissioned jointly and two cycles. The main purpose of the research is to increase learning outcomes on the subject of social science in 5th grade through the implementation of the cooperative learning Student Teams Achievement Division. The subject are students 5th grade Elementary School Muarasari 3 which consists of 29 students. The research was conducted in odd semester school year 2012 to 2013. The results showed that the value - average initial test results before the study is 58.97 mastery of criteria specified minimum school is 67. In the first cycle gained value - average 66.90 with 17 people the number of students who achieve mastery Minimal criteria and 12 people less than minimum completeness criteria. In the second cycle obtained value - average 81.03 with 27 people the number of students who achieve mastery criteria and minimum 2 people less than minimum completeness criteria. This study concluded that the implementation cooperative learning Student Teams Achievement Division can increase learning outcomes of Social Science Subject in 5th grade Muarasari 3 Elementary School, Bogor. In addition, the implementation this cooperative learning can increase students activity in the learning process. Keyword : STAD, Learning Outcomes, IPS
PENDAHULUAN Rendahnya hasil belajar siswa pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial, antara lain disebabkan karena tidak efektifnya pengajaran yang dilakukan oleh guru dalam mengajarkan Ilmu Pengetahuan Sosial. Gejala ini sangat umum terjadi di sekolah–sekolah. Pembelajaran IPS di sekolah dasar merupakan mata pelajaran yang mengaitkan permasalahan dan perkembangan masyarakat dari masa lampau hingga masa
kini. IPS sebagai salah satu bidang studi yang memiliki tujuan membekali siswa untuk mengembangkan penalarannya di samping aspek nilai dan moral, banyak memuat materi sosial sehingga pengetahuan dan informasi yang diterima siswa sebatas produk hafalan. Sifat materi pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial tersebut membawa pengaruh terhadap proses pembelajaran yang didominasi dengan pendekatan ekspositori, terutama guru
2
menggunakan metode ceramah sehingga siswa kurang terlibat dalam pembelajaran dan cenderung pasif. Kesulitan dalam pembelajaran tersebut ternyata dialami oleh siswa kelas V SDN Muarasari 3 Kota Bogor. Di sejumlah pokok bahasan siswa terkadang kurang mengerti atau memahami materi yang diberikan oleh guru, selain itu siswapun kurang fokus dan konsentrasi pada pembelajaran yang diberikan oleh guru, sehingga hanya siswa tertentu saja yang aktif dalam pembelajaran. Di sisi lain siswa yang tidak mengerti tidak tertarik untuk bertanya. Bahkan ada beberapa yang tidak mengerjakan tugas rumah tepat waktu. Ternyata semua hal tersebut menyebabkan hasil belajar dalam pembelajaran siswa menjadi rendah. Hasil Belajar siswa yang rendah dapat dibuktikan dengan nilai ulangan harian siswa yang tidak mencapai KKM yang telah ditentukan oleh Sekolah yaitu 67 tetapi rata–rata yang dicapai oleh siswa pada setiap ulangan harian yaitu 58,97. Sebuah model pembelajaran yang tepat dapat membantu meningkatakan minat belajar siswa pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial, yaitu model pembelajaran Kooperatif Student Teams Achievement Divisions (STAD) yang dapat membantu siswa untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Model pembelajaran ini merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif ini
mengacu pada metode pembelajaran dimana siswa dalam kelompok kecil, saling membantu dalam proses pembelajaran. Misalnya siswa dibagi menjadi beberapa kelompok secara heterogen dan peserta didik yang pandai menjelaskan ke anggota yang lain sampai mengerti. Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti judul Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif STAD untuk meningkatkan hasil belajar IPS. Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti mengidentifikasi faktor-faktor penyebab terjadinya masalah rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial kelas V SDN Muarasari 3 Kota Bogor, antara lain : 1. Apakah guru kurang kreatif dalam menyampaikan materi ? 2. Apakah motivasi belajar siswa kurang dalam pembelajaran ilmu pengetahuan sosial ? 3. Apakah model pembelajaran kooperatif Student Teams Achievement Division dapat meningkatkan hasil belajar ilmu pengetahuan sosial ? Kemungkinan rendahnya hasil belajar siswa disebabkan oleh beberapa faktor yang diantaranya adalah model pebelajaran yang kurang mendukung dalam setting kelas yang mampu membangkitkan motivasi siswa untuk aktif selama proses pembelajaran berlangsung. Beberapa ahli mengungkapkan teori mengenai
3
model pembelajaran kooperatif, diantaranya yaitu Slavin (1984) dalam Sholihatin dan Raharjo (2008:4) mengatakan bahwa pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran di mana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari 4 sampai 6 orang, dengan struktur kelompoknya yang bersifat heterogen. Kemudian Suprijono (2009:54) mengemukakan bahwa pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions adalah salah satu metode pambelajaran yang dikembangkan oleh Robert Slavin pada tahun 1970. Menurut Slavin (2010:143) Student Teams Achievement Division merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang paling sederhana dan merupakan model yang paling baik untuk permulaan bagi para guru yang baru menggunakan pendekatan kooperatif. STAD terdiri atas lima komponen utama, yaitu presentasi kelas, tim, kuis, skor kemajuan individual, recognisi tim. Menurut Nurhadi (2004:116) bahwa, model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Acievement Division merupakan suatu model pembelajaran di mana siswa di dalam kelas dibagi ke dalam beberapa kelompok
atau tim yang masing–masing terdiri atas 4 – 5 orang anggota kelompok yang memiliki latar belakang kelompok yang heterogen baik jenis kelamin, ras etnik, maupun kemampuan intelektual (tinggi, rendah, sedang). Dari teori-teori di atas dapat disintesiskan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions adalah pembelajaran yang mengorganisasikan siswa dalam suatu kelompok, di dalam kelompok tersebut tanggung jawab individu sangat berpengaruh dalam mencapai keberhasilan kelompok, kelompok yang mendapat nilai tertinggi akan mendapatkan penghargaan. Beberapa ahli mengungkapkan teori hasil belajar, diantaranya yaitu menurut Nana Sudjana (2006:22), menyatakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan– kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman hidupnya. Oleh karena itu setiap siswa memiliki kemampuan yang berbeda–beda sesuai dengan pengalaman hidup yang telah dialaminya. Kemudian Oemar Hamalik (2006:30) mengemukakan bahwa Hasil Belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. Pendapat serupa juga dikemukakan oleh Dimyati dan Mudjiono (2009:3) Penjelasan mengenai hasil belajar, yaitu
4
Hasil Belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Berdasarkan teori–teori di atas dapat disintesiskan bahwa hasil belajar adalah suatu perubahan perilaku peserta didik yang tercermin dalam ranah kognitif, afektif dan psikomotor dari hasil proses pembelajaran (interaksi antara guru dan peserta didik) sehingga peserta didik mengalami perubahan peningkatan cara berfikir, keterampilan dan sikap (peningkatan aspek kognitif, afektif dan psikomotor) yang ditunjukkan dengan kompetensinya serta dapat dievaluasi secara terukur. Mata pelajaran yang diteliti dalam penelitian ini adalah ilmu pengetahuan sosial. Menurut Faqih dan Bunyamin (2001:1), Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan mata pelajaran yang memadukan konsep-konsep dari berbagai ilmu sosial yang disusun melalui pendekatan pendidikan dan psikologis serta kelayakan dan kebermaknaannya bagi siswa dan kehidupannya. Dari teori–teori di atas dapat disintesiskan bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial adalah bidang studi yang mempelajari, menelaah dan menganalisis gejala dan masalah sosial di masyarakat ditinjau dari berbagai aspek kehidupan secara terpadu.
kelas V SDN Muarasari 3 Kota Bogor tahun pelajaran 2012– 2013 melalui model pembelajaran kooperatif Student Teams Achievement Division. Penelitian ini dilakasanakan di SDN Muarasari 3 Kota Bogor pada semester I tahun pelajaran 2012 – 2013. Subyek penelitian adalah siswa kelas V SDN Muarasari 3 Kota Bogor dengan jumlah siswa 29 orang terdiri dari 17 orang laki – laki dan 12 orang perempuan.
Desain Penelitian Rencana Siklus I
Tindakan
Gambar 1 Bagan Siklus PTK modifikasi Depdiknas (2010) dari model kemmis dan Taggart (1988) Refleksi awal adalah kegiatan observasi untuk mendapatkan data awal sebelum penelitian. Perencanaan tindakan dimulai dari proses identifikasi masalah yang akan diteliti. Setelah diuji kelayakan masalah
METODE PENELITIAN Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial siswa
5
yang akan diteliti, kemudian dirrencanakan tindakan selanjutnya. Pelaksaan tindakan yaitu kegiatan melaksanakan apa yang sudah direncanakan dibantu oleh tim kolaborator sebagai observer untuk menilai proses pembelajaran di kelas. Kemudian observasi adalah pengamatan selama berlangsungnya kegiattan pembelajaran. Refleksi adalah kegiatan mengulas materi yang baru saja dipelajari. Berdasarkan hasil refleksi, kolabrorator dan peneliti menyimpulkan apakah tindakan yang dilakukan sudah mencapai keberhasilan dari seluruh indikator yang ditentukan atau belum.
2. Deskripsi Data Siklus I Tabel 2 Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I N Keteran Frekue Persent o. gan nsi ase 1 Tuntas 17 58,62% Belum 2 12 41,38% Tuntas Jumlah 29 100% Dari tabel 2 di atas dapat diketahui dari 29 siswa terdapat 17 orang atau 58,62% yang sudah mencapai ketuntasan belajar atau mencapai nilai KKM sebesar 67. Sedangkan siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar sebanyak 12 orang atau 41,38%. 3. Deskripsi Data Siklus II Tabel 3 Ketuntasan Hasil Belajar Siklus II N Keteran Frekue Persent o. gan nsi ase 1 Tuntas 27 93,10% Belum 2 2 6,90% Tuntas Jumlah 29 100%
TEMUAN PENELITIAN Temuan penelitian dimulai pada pra-siklus, kemudian dilanjutkan siklus I dan siklus II hingga mencapai ketuntasan hasil belajar. 1. Deskripsi Data Pra-Siklus Tabel 1 Nilai Refleksi Awal Ulangan Harian IPS (Pra-Siklus) N Keteran Frekue Persent o. gan nsi ase 1 Tuntas 11 37,93% Belum 2 18 62,07% Tuntas Jumlah 29 100%
Tabel 4.3 menjelaskan bahwa dari 29 siswa terdapat 27 orang atau 93,10% yang sudah mencapai ketuntasan belajar atau mencapai nilai KKM sebesar 67. Sedangkan siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar sebanyak 2 orang atau 6,90%.
Tabel 1 menunjukkan bahwa yang mencapai ketuntasan belajar pada pra-siklus sebanyak 11 orang atau 37,93%, sedangkan siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar berjumlah 18 orang atau 62,07%.
PEMBAHASAN Hasil penelitian pada setiap siklus, agar lebih jelas
6
maka disajikan dalam tabel di bawah ini. Tabel 4 Perbandingan Hasil Penelitian Siklus I dan II Aspek Siklus Keteran yang gan I II diteliti Penilaian Pelaksaa 68, 90, Meningk n 64 21 at Pembelaj aran Observasi Perubaha Meningk 60 85 n Aktivitas at Siswa Tes Hasil 66, 81, Meningk Belajar 90 03 at
pada pelaksanaan pembelajaran sebaiknya guru tidak hanya duduk dan berdiam diri didepan tetapi harus berkeliling ke setiap siswa untuk membimbing dan mengontrol mereka. Selain itu, agar siswa tidak mengobrol perlu diberikan tugas khusus, misalnya mencatat hasil diskusi. Di samping itu, diharapkan guru dapat memberikan bimbingan individual terutama kepada siswa yang mengalami keterlambatan dalam belajar. Setelah mendapatkan masukan ketika diskusi maka peneliti membuat rencana perbaikan pada siklus II. Siklus II Pada pelaksanaan siklus II mengalami peningkatan, antara lain : peningkatan pelaksanaan pembelajaran pada siklus I mendapat nilai rata – rata 68,64 dengan kategori baik meningkat pada siklus II menjadi 90,21 dengan kategori sangat baik. Nilai rata–rata observasi aktivitas siswa (aspek yang dinilai yaitu keaktifan siswa, kerjasama kelompok, motivasi belajar dan sikap belajar) pada siklus I 60 dengan kategori cukup meningkat pada siklus II menjadi 85 dengan kategori sangat baik. Dengan meningkatnya kinerja guru (penilaian pelaksanaan pembelajaran) dan aktivitas siswa, maka meningkat pula nilai rata–rata kelas tes hasil belajar siswa pada siklus I sebesar 66,90 dengan persentase 58,62% meningkat pada siklus II menjadi 81,03 dengan jumlah siswa yang berhasil mencapai KKM sebanyak 27 orang dan persentase kentuntasan 93,10%
Berdasarkan tabel 4, maka dapat dijelaskan sebagai berikut : Siklus I Hasil dari pelaksanaan penelitian pada siklus I yaitu penilaian pelaksanaan pembekajaran mendapatkan nilai rata–rata 68,64 dengan kategori baik. Observasi aktivitas siswa (aspek yang dinilai yaitu keaktifan siswa, kerjasama kelompok, motivasi belajar dan sikap belajar) mendapatkan nilai rata– rata 60 dengan kategori cukup. Nilai rata–rata tes hasil belajar 66,90 dan masih berada di bawah KKM yang ditetapkan yaitu 67 dengan jumlah siswa yang mencapai KKM sebanyak 17 orang dan persentase ketuntasan yaitu sebesar 58,62% dari jumlah siswa 29 orang. Setelah melakukan analisis dan diskusi dengan tim kolaborator, peneliti mendapatkan masukan bahwa
7
dari jumlah siswa 29 orang dan telah tuntas karena telah mecapai indikator ketuntasan 75%. Pada kegiatan inti siklus II, siswa sudah terbiasa dengan pertandingan dan mempersiapkan setiap anggotanya untuk berkompetisi sehingga anggota kelompok diharapkan untuk dapat memahami materi dan menyumbangkan skor untuk kelompoknya. Terlihat dari semakin banyak siswa yang aktif dalam kegiatan diskusi. Keberhasilan dalam mencapai tujuan pembelajaran ternyata sangat dipengaruhi oleh kemampuan seorang guru dalam menciptakan kondisi– kondisi yang mampu menggerakkan siswa agar aktivitas siswa dapat diarahkan pada upaya-upaya nyata untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Penciptaan kondisi-kondisi yang mendukung terhadap pencapai tujuan salah satunya adalah sejauh mana seorang guru mampu menampilkan suatu model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik materi yang diajarkannya. KESIMPULAN Berdasarkan pembahasan hasil penelitian, dapat ditarik kesimpulan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif STAD pada siswa kelas V SDN Muarasari 3 Kota Bogor tahun pelajaran 2012-2013 pada mata pelajaran IPS khususnya materi Kenampakkan Alam di Wilayah Indonesia dapat meningkatkan penilaian pelaksanaan pembelajaran(kinerja guru),
aktivitas belajar siswa dan hasil belajar siswa. Hal ini terlihat dari hasil observasi aktivitas siswa yang meningkat dari siklus I sebesar 60 dengan kategori C menjadi 85 dengan kategori A pada siklus II. Peningkatan hasil belajar siswa dapat terlihat dari meningkatnya nilai rata-rata pada siklus I sebesar 66,90 menjadi 81,03 pada siklus II. DAFTAR PUSTAKA Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta ; PT. Rineka Cipta. Faqih Samlawi dan Bunyamin Maftuh. 2001. Konsep Dasar IPS. Bandung: CV. Maulana Hamalik, Oemar. 2006. Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT. Bumi Aksara. Slavin,Robert. 2010. Cooperative Learning :Teori, Riset dan Praktik. Bandung : Nusa Media Sudjana, Nana. 2006. Penilaian Hasil Belajar. Bandung : Remaja Rosada karya. Suprijono, Agus. 2010. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta : Pustaka Belajar. Nurhadi, dkk.2004. Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya. Malang.
8
BIODATA PENULIS Dina Rosdiana, Lahir di Bogor, 03 Desember 1990, agama Islam anak pertama dari pasangan Bapak Ade Mansyur dan Ibu Elok Retnowati. Tinggal di Komplek Unitex Jl. Melati II blok B4 no.2 RT 02/05 Kecamatan Bogor Timur Kota Bogor. Pendidikan yang ditempuh, TK. Tunas Rimba III Bogor tahun 1995 – 1996, SDN Tajur 1 Kota Bogor tahun 1996 – 2002, SMP Negeri 7 Kota Bogor tahun 2002 – 2005, Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Kota Bogor tahun 2005 – 2008, kemudian tahun 2008 melanjutkan pendidikan S-1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar di Universitas Pakuan Bogor. Sejak Oktober 2010 penulis mengemban tugas sebagai guru honor di SDN Muarasari 3 Kota Bogor.
9