PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR PEKERJAAN UBIN SISWA KELAS XI TKB DI SMK N 2 SURAKARTA
SKRIPSI
Oleh: ERMA SETYA UTAMI K 1506023
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR PEKERJAAN UBIN SISWA KELAS XI TKB DI SMK N 2 SURAKARTA
Oleh: ERMA SETYA UTAMI K 1506023
Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Teknik Sipil/Bangunan Jurusan Pendidikan Teknik dan Kejuruan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010
ii
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Persetujuan Pembimbing
Pembimbing I
Pembimbing II
Drs. AG.Thamrin , M.Pd, M.Si
Taufiq Lilo Adi Sucipto,ST,MT
NIP. 19670102 199103 1 002
NIP. 19760618 200003 1 001
iii
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Hari
:Selasa
Tanggal
: 6 Juli 2010
Tim Penguji Skripsi:
Nama Terang
Tanda Tangan
Ketua
: Drs. Sutrisno, ST, M.Pd
Sekretaris
: Drs. Suradji, M.Pd
Anggota I
: Drs. AG. Thamrin, M.Pd, M.Si
Anggota II
: Taufiq Lilo Adi Sucipto, ST, MT
................................. .................................
Disahkan oleh Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Dekan,
Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd. NIP. 19600727 198702 1 001
iv
................................. .................................
ABSTRAK
Erma Setya Utami. K1506023. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR PEKERJAAN UBIN SISWA KELAS XI TKB DI SMK N 2 SURAKARTA. Skripsi, Surakarta. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret. Surakarta, Juni 2010. Tujuan Penelitian ini adalah (1) Mengetahui adanya peningkatan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran pekerjaan ubin dengan menerapkan model pembelajaran STAD di kelas XI TKB SMK N 2 Surakarta. (2) Mengetahui efektifitas penerapan model pembelajaran STAD dalam mata pelajaran pekerjaan ubin di kelas XI TKB SMK N 2 Surakarta. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian tindakan kelas. Obyek penelitian ini adalah siswa kelas XI TKB SMK N 2 Surakarta yang berjumlah 26 siswa. Penelitian ini dilaksanakan dengan kolaborasi antara penulis, guru kelas dan melibatkan partisipasi siswa. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dokumentasi, dan tes. Prosedur penelitian meliputi tahap: (1) identifikasi masalah, (2) persiapan, (3) penyusunan rencana tindakan, (4) implementasi tindakan, (5) pengamatan, dan (6) penyusunan laporan. Proses penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, masing-masing siklus terdiri dari empat tahap, yaitu: (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi, dan (4) refleksi. Setiap siklus dilaksanakan dalam satu kali pertemuan, masing-masing pertemuan selama 6 x 45 menit. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar siswa kelas XI TKB SMK N 2 Surakarta pada mata pelajaran pekerjaan ubin melalui penerapan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD), dan efektifitas penerapan model pembelajaran STAD di kelas XI TKB SMK N 2 Surakarta pada mata pelajaran pekerjaan ubin dapat tercapai dengan baik. Hal tersebut terefleksi dari beberapa indikator sebagai berikut: (1) ketuntasan hasil belajar siswa yang mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II secara klasikal siswa sebesar 95% dengan nilai rata-rata 76,87, (2) adanya peningkatan keaktifan siswa selama apersepsi yaitu 70% menjadi 76% secara klasikal siswa, (3) meningkatnya keaktifan siswa dalam kegiatan kelompok belajar yaitu 75% menjadi 87,5% secara klasikal siswa, (4) adanya peningkatan ketelitian dan ketepatan siswa dalam menyelesaikan pekerjaan kelompok yaitu 74,5% menjadi 86,5% secara klasikal siswa. Peningkatan tersebut terjadi setelah guru melakukan beberapa upaya, antara lain: (1) penggunaan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD), (2) guru membuat inovasi baru dalam menyampaikan pelajaran pekerjaan ubin dengan membentuk kelompok-kelompok belajar dan membuka kegiatan diskusi dan tanya jawab, (3) siswa diminta untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya masing-masing sehingga keaktifan siswa meningkat.
v
ABSTRACT Erma Setya Utami. K1506023. IMPLEMENTATION OF STUDENT LEARNING MODEL Teams Achievement Division (STAD) AS A RESULT OF EFFORTS TO INCREASE STUDENT LEARNING TO WORK tile TKB IN CLASS XI SMK N 2 SURAKARTA. Thesis, Surakarta. Faculty of Teacher Training and Education. Eleven University in March. Surakarta, June 2010. The purpose of this study were (1) Determine the increase in student learning outcomes in subjects tiling job by applying learning models in class XI STAD TKB SMK N 2 Surakarta. (2) Determine the effective application of learning models STAD tile work in the subject in class XI TKB SMK N 2 Surakarta. This study uses a classroom action research approach. Object This research is a class XI student of SMK N 2 TKB Surakarta, which amounts to 26 students. This research was conducted with the collaboration between writer, teacher and involves the participation of students. Data collection technique used observation, interviews, documentation, and test. Research procedure included three stages: (1) identification, (2) preparation, (3) preparation of action plans, (4) implementation of measures, (5) observations, and (6) preparation of reports. The research process was conducted in two cycles, each cycle consisting of four stages: (1) planning action, (2) implementation of the action, (3) observation, and (4) reflection. Each cycle is carried out in one meeting, each meeting for 6 x 45 mins. Based on research that has been done, it can be concluded that there is an increasing students' grade XI TKB SMK N 2 Surakarta tile work on the subjects through the application of learning models Student Teams Achievement Division (STAD), and the effective application of learning models in class XI STAD TKB SMK N 2 Surakarta tile work on the subjects can be achieved well. This is reflected in several indicators as follows: (1) mastery of student learning achievement has increased from cycle I to cycle II classically students at 95% with an average rating of 76.87, (2) an increase in the activity of students during apersepsi 70% to 76% in classical students, (3) increased activity of the students in group activities to learn that 75% to 87.5% in classical students, (4) an increase in precision and accuracy of students in completing the work groups, namely 74.5% to 86.5% in classical students. The increase occurred after the teacher made several attempts, among other things: (1) the use of learning models Student Teams Achievement Division (STAD), (2) teachers create new innovation in delivering lessons tile work by forming study groups and open discussion and question events responsibility, (3) students were asked to present the results of each working group so that the activeness of students increased.
vi
MOTTO
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah selesai dari sesuatu, kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lain. (Q. S. Al-Insyirah 6-7)
Kalau tidak lantaran cita-cita, tentu tidak timbul orang-orang mencari ilmu yang dalam. (Hamka)
Hari yang telah lalu boleh dikenang, hari ini boleh dinikmati, dan hari esok menjadi harapan, tetapi optimis dengan harapan bahwa hari esok akan lebih baik daripada pada hari lalu dan hari ini. (Hamka)
Hidup itu cerita, hidup itu pasti akan berubah setiap detikan waktu, maka buatlah cerita hidupmu dengan penuh suka cita dan cari yang terbaik buat hidupmu. (Penulis)
Bermimpilah untuk meraih semua cita-citamu. Enjoy your life and be your self. (Penulis)
vii
PERSEMBAHAN
Karya ini dipersembahkan kepada: Allah SWT Bapak Ibu tercinta Keluarga besar Bapak Ibu tercinta Kekasihku yang aku sayangi dan kucintai Rekan-rekan seperjuangan PTS/B „06 Sahabatku tercinta Almamater
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini guna memenuhi sebagian persyaratan mendapat gelar Sarjana Pendidikan. Selama pembuatan skripsi ini, tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis ucapkan terima kasih kepada: 1.
Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan izin penulisan skripsi.
2.
Drs. H. Suwachid, M. Pd, MT., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Teknik dan Kejuruan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan persetujuan skripsi.
3.
Drs. AG. Thamrin, M. Pd, M. Si., selaku Ketua Program Pendidikan Teknik dan Kejuruan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan Dosen Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan dorongan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat penulis selesaikan dengan lancar.
4.
Taufiq Lilo Adi Sucipto, ST, MT., selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan dorongan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat penulis selesaikan dengan lancar.
5.
Drs. Sutrisno, ST, M. pd., selaku Koordinator Skripsi Pendidikan Teknik Sipil/Bangunan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
6.
Abdul Haris Setiawan, S. Pd., selaku Pembimbing Akademik yang telah memberikan arahan dan bimbingan selama menjadi mahasiswa di Program Pendidikan Teknik Sipil/Bangunan FKIP UNS.
7.
Bapak dan Ibu dosen
Program Pendidikan Teknik Sipil/Bangunan yang
secara tulus memberikan ilmu dan masukan-masukan kepada penulis. 8.
Sigit Susilo, S. Pd, MT., selaku WKS I SMK N 2 Surakarta yang telah memberikan izin pelaksanaan penelitian.
ix
9.
Sudarsono, S. Pd. T., selaku guru pekerjaan ubin SMK N 2 Surakarta dan siswa kelas XI TKB SMK N 2 Surakarta yang telah membantu dalam pelaksanaan penelitian dalam skripsi ini.
10. Bapak Ibu tercinta yang selalu memberikan dorongan baik moril maupun spiritual, kasih sayang, serta doa yang tak henti-hentinya mengiringi penulis hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 11. Rekan-rekan seperjuangan PTB ‟06 dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang memberikan dorongan dan support atas terselesainya proposal skripsi ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi para pembaca.
Surakarta, 6 Juli 2010
Penulis
x
DAFTAR ISI
Halaman JUDUL ................................................................................................................... i PENGAJUAN ....................................................................................................... ii PERSETUJUAN .................................................................................................. iii PENGESAHAN ................................................................................................... iv ABSTRAK .............................................................................................................v MOTTO ............................................................................................................... vi PERSEMBAHAN ................................................................................................ vii KATA PENGANTAR ...... ................................................................................. viii DAFTAR ISI ..........................................................................................................x DAFTAR TABEL ............................................................................................... xii DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiii DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xiv BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1 A. Latar Belakang Masalah ............................................................................1 B. Identifikasi Masalah ..................................................................................3 C. Pembatasan Masalah ..................................................................................3 D. Perumusan Masalah ..................................................................................4 E. Tujuan Penelitian ......................................................................................4 F. Manfaat Penelitian ....................................................................................5 BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................6 A. Kajian Pustaka ..........................................................................................6 1.
Kajian Tentang Model Pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) ...........................................................6
2.
Kajian Tentang Hasil Belajar ..............................................................8 a.
Belajar ..........................................................................................8
b.
Prinsip-prinsip Belajar .................................................................9
c.
Efektifitas Belajar ......................................................................10
d.
Hasil Belajar ..............................................................................12 xi
3.
Materi Pembelajaran Pekerjaan Ubin ...............................................15
B. Kerangka Berpikir ...................................................................................15 C. Hipotesis Tindakan .................................................................................18 BAB III METODE PENELITIAN ....................................................................19 A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................19 B. Subjek Penelitian ....................................................................................20 C. Data dan Sumber Data ............................................................................20 D. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................20 E. Validitas Data ..........................................................................................21 F. Teknik Analisis Data ...............................................................................21 G. Indikator Kinerja .....................................................................................21 H. Prosedur Penelitian ................................................................................22 BAB IV HASIL PENELITIAN ...........................................................................28 A. Deskripsi Lokasi Penelitian .....................................................................28 B. Identifikasi Masalah Pembelajaran Pekerjaan Ubin di Kelas XI TKB SMK N 2 Surakarta .........................................................................32 C. Deskripsi Hasil Penelitian ........................................................................34 D. Pembahasan..............................................................................................51 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ............................................56 A. Simpulan ..................................................................................................56 B. Implikasi ..................................................................................................56 C. Saran .......................................................................................................58 DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................60 LAMPIRAN ..........................................................................................................62
xii
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 1. Jadwal Penelitian........................................................................................19 Tabel 2. Indikator Ketercapaian Belajar Siswa ........................................................22 Tabel 3. Peningkatan Kualitas dan Hasil Pembelajaran...........................................51
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 1. Skema Model Pembelajaran STAD (Sumber : Adili, 2004: 4) ........................................................................................................................................ 10 Gambar 2. Kerangka Berpikir ....................................................................................... 21 Gambar 3. Denah Lokasi SMK N 2 Surakarta .............................................................. 35 Gambar 4. Guru Memberikan Waktu kepada Siswa untuk Bertanya ............................ 40 Gambar 5.Siswa Mengambil Bahan dan Alat-alat untuk Praktek di Laboratorium Penyimpanan Alat ........................................................................................................... 41 Gambar 6. Siswa Bekerja Sama dalam Menyelesaikan Pekerjaan Kelompok ............... 41 Gambar 7.Guru Memeriksa Pekerjaan Siswa dan Membantu Siswa yang Sedang Menemui Kesulitan ......................................................................................................... 42 Gambar 8. Grafik Tingkat Keaktifan Siswa pada Siklus I .............................................. 44 Gambar 9. Grafik Tingkat Kepasifan Siswa pada Siklus I ............................................. 45 Gambar 10. Guru Mengkondisikan Kelas pada Saat Pembelajaran Berlangsung .......... 48 Gambar 11. Guru Menerangkan Job Sheet Pemasangan Keramik Pertemuan Dinding dan Lantai .......................................................................................................... 48 Gambar 12. Siswa Aktif dalam Kegiatan Kelompok ...................................................... 49 Gambar 13. Siswa Mempresentasikan Hasil Pekerjaan Kelompoknya .......................... 50 Gambar 14. Grafik Tingkat Keaktifan Siswa pada Siklus II .......................................... 52 Gambar 15. Grafik Tingkat Kepasifan Siswa pada Siklus II ......................................... 53 Gambar 16. Grafik Hasil Penelitian I.............................................................................. 55 Gambar 17. Grafik Hasil Penelitian II ............................................................................ 57
xiv
DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Daftar Hadir Siswa ................................................................................ Lampiran 2. Daftar Anggota Kelompok Pekerjaan Ubin (SIKLUS I)....................... Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (SIKLUS I) .................................. Lampiran 4. Job Sheet (SIKLUS I) ............................................................................ Lampiran 5. Lembar Evaluasi Siswa (SIKLUS I) ..................................................... Lampiran 6. Lembar Observasi Aktifitas Siswa (SIKLUS I) .................................... Lampiran 7. Lembar Observasi Siswa (SIKLUS I) ................................................... Lampiran 8. Lembar Observasi Guru (SIKLUS I)..................................................... Lampiran 9. Lembar Nilai Siswa (SIKLUS I) ........................................................... Lampiran 10. Daftar Anggota Kelompok Pekerjaan Ubin (SIKLUS II) ................... Lampiran 11. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (SIKLUS II)............................... Lampiran 12. Job Sheet (SIKLUS II) ........................................................................ Lampiran 13. Lembar Evaluasi Siswa (SIKLUS II) .................................................. Lampiran 14. Lembar Observasi Aktifitas Siswa (SIKLUS II) ................................. Lampiran 15. Lembar Observasi Siswa (SIKLUS II) ................................................ Lampiran 16. Lembar Observasi Guru (SIKLUS II) ................................................. Lampiran 17. Lembar Nilai Siswa (SIKLUS II) ........................................................ Lampiran 18. Pedoman Wawancara Untuk Siswa ..................................................... Lampiran 19. Pedoman Wawancara Untuk Guru ...................................................... Lampiran 20. Dokumentasi Pengamatan ................................................................... Lampiran 21. Pengajuan Judul Skripsi....................................................................... Lampiran 22. Daftar Hadir Seminar Skripsi ..............................................................
xv
Lampiran 23. Surat Permohonan Ijin Menyusun Skripsi ........................................... Lampiran 24. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ..............................
xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu pondasi yang menentukan ketangguhan dan kemajuan suatu bangsa. Jalur pendidikan pun dapat diperoleh melalui jalur pendidikan formal maupun jalur pendidikan non formal. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal dituntut untuk melaksanakan proses pembelajaran yang baik dan seoptimal mungkin sehingga dapat mencetak generasi muda bangsa yang cerdas, terampil, dan bermoral tinggi. Proses pembelajaran membantu siswa untuk mengembangkan potensi intelektual yang dimilikinya, sehingga tujuan utama pembelajaran adalah usaha yang dilakukan agar intelek setiap pelajar dapat berkembang. Pelaksanaan pembelajaran saat ini harus mengalami perubahan, dimana siswa tidak boleh lagi dianggap sebagai obyek pembelajaran semata tetapi harus diberikan peran aktif serta dijadikan mitra dalam proses pembelajaran sehingga siswa bertindak sebagai agen pembelajar yang aktif, sedangkan guru bertindak sebagai fasilitator dan mediator yang kreatif. Untuk mewujudkan tujuan ini sangat diperlukan peran guru secara aktif, sebab selain guru sebagai pengelola proses pembelajaran, guru juga bertindak sebagai fasilitator yang hendaknya berusaha menciptakan kondisi pembelajaran yang kondusif, mengembangkan bahan pengajaran dan meningkatkan kemampuan siswa untuk menyimak dan menguasai tujuan pendidikan yang harus mereka capai. Oleh karena itu, guru dituntut mampu mengelola proses pembelajaran yang dapat memberikan rangsangan kepada siswa sebagai subyek utama belajar. Diharapkan dalam proses belajar mengajar dapat terjadi aktivitas dari siswa yaitu siswa mau dan mampu mengemukakan pendapat sesuai dengan apa yang telah dipahami. Selain itu, diharapkan pula siswa mampu berinteraksi secara positif antara siswa dengan siswa sendiri maupun antara siswa dengan guru apabila ada kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam belajar segera mudah diselesaikan secara bersama sama antar mereka.
1
2
Selama ini proses pembelajaran pekerjaan ubin di SMK N 2 Surakarta kelas XI TKB cenderung hanya berjalan satu arah, dimana guru yang lebih banyak aktif memberikan informasi kepada siswa sehingga siswa hanya bertindak sebagai agen pembelajar yang pasif. Oleh karena itu, tantangan bagi seorang guru untuk dapat menciptakan proses pembelajaran yang menyenangkan dan mampu meningkatkan keaktifan siswa selama proses pembelajaran adalah menerapkan model pembelajaran yang dapat merangsang minat siswa untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran dan membuat siswa aktif menemukan dan membangun sendiri pemahaman mereka terutama dalam mata pelajaran pekerjaan ubin. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada siswa kelas XI TKB SMK N 2 Surakarta, banyak ditemukan permasalahan yang dihadapi. Sebagian besar para siswa lebih suka praktek daripada teori, seharusnya minat siswa dalam mengikuti pelajaran harus seimbang antara praktek dan teori. Beberapa kendala yang dihadapi saat praktek yang dapat membuat minat siswa berkurang yaitu lokasi praktek yang tidak mendukung, waktu istirahat pada saat praktek yang kurang, bahan-bahan untuk praktek yang kurang memadai sehingga membuat siswa cepat bosan dan malas dalam mengikuti praktek, penggunaan alat-alat praktek yang tidak sesuai dengan kegunaannya, dan siswa tidak begitu memperhatikan langkah kerja praktek secara benar. Selain itu setiap guru mengajukan pertanyaan dijawab dengan serempak. Hal ini menunjukkan tidak adanya kepercayaan diri pada siswa untuk mengungkapkan pendapatnya. Bila dilakukan kegiatan kelompok hanya sebagian kecil saja yang dapat aktif dan selebihnya pasif, serta sering didapati siswa yang kurang konsentrasi dalam mengikuti pelajaran. Dari data yang ada menunjukkan bahwa pada mata pelajaran pekerjaan ubin siswa yang nilainya kurang dari batas minimal 70 sebanyak 35%, sedangkan siswa yang lebih dari batas minimal sebanyak 65%. Batas nilai kelulusan untuk mata pelajaran produktif untuk pekerjaan ubin adalah 70. Melihat permasalahan yang muncul dikelas tersebut, untuk meningkatkan minat siswa pada saat pelajaran dan untuk meningkatkan hasil belajar siswa, maka pada penelitian ini peneliti menggunakan model pembelajaran Student Teams
3
Achievement Division
(STAD). Model pembelajaran STAD ini dalam
pelaksanaannya adalah mengajak siswa untuk belajar secara berkelompok dengan anggota kelompok yang berasal dari campuran tingkat kecerdasan dan jenis kelamin. Tujuan dari pembagian kelompok dengan ketentuan tersebut adalah agar dalam satu kelompok terdapat siswa yang lebih unggul sehingga apabila ada anggota kelompok yang mengalami kesulitan siswa tersebut dapat membantu menyelesaikannya. Dalam hal ini, pembelajaran dengan model pembelajaran STAD merupakan salah satu alternatif yang dapat digunakan guru di sekolah untuk dapat meningkatkan aktifitas belajar siswa, sehingga terjadi penyusunan dan penguatan terhadap materi yang diberikan di sekolah dengan harapan siswa mampu meningkatkan hasil belajar atau prestasi siswa.
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat diidentifikasikan beberapa permasalahan sebagai berikut : 1. Interaksi pembelajaran cenderung searah dan dominasi pembelajaran dipegang oleh guru, sehingga siswa cenderung pasif dalam mengikuti pembelajaran. 2. Rendahnya hasil belajar siswa, ada kemungkinan disebabkan penggunaan metode pembelajaran yang kurang mengaktifkan siswa. 3. Sarana dan prasarana praktek yang kurang mendukung, sehingga membuat siswa cepat bosan dan malas dalam mengikuti pembelajaran. 4. Model
pembelajaran
Student
Teams
Achievement
Division
(STAD)
dimungkinkan dapat meningkatkan hasil belajar secara maksimal pada mata pelajaran pekerjaan ubin.
C. Pembatasan Masalah Pada penelitian ini peneliti membatasi masalah penelitian pada beberapa hal sebagai berikut : 1. Penelitian ini mengambil studi kasus siswa kelas XI TKB SMK N 2 Surakarta, dengan jumlah siswa 26 anak.
4
2. Model pembelajaran dibatasi pada model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD). Model pembelajaran STAD merupakan model pembelajaran diskusi kelompok heterogen, dimana guru memberikan materi pelajaran dan kegiatan kelompok, pelaksanaan kegiatan kelompok dan evaluasi, dan pemberian penghargaan kelompok bagi yang mempunyai skor tertinggi. Model pembelajaran ini melatih siswa untuk bekerja bersama-sama dalam belajar dan bertanggung jawab terhadap belajar teman dan dirinya sendiri. 3. Mata pelajaran yang diterapkan adalah pekerjaan ubin, dengan materi pokok yang disesuaikan dengan indikator yang sedang dipelajari di kelas XI TKB SMK N 2 Surakarta.
D. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah peneliti uraikan diatas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : 1. Apakah pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI TKB SMK N 2 Surakarta pada mata pelajaran pekerjaan ubin ? 2. Bagaimana efektifitas penerapan model pembelajaran STAD di kelas dalam mata pelajaran pekerjaan ubin ?
E. Tujuan Penelitian Berdasarkan pertanyaan penelitian tindakan kelas yang terdapat dalam perumusan masalah diatas, maka penelitian ini bertujuan : 1. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran pekerjaan ubin dengan menerapkan model pembelajaran STAD di kelas XI TKB SMK N 2 Surakarta. 2. Untuk mengetahui efektifitas penerapan model pembelajaran STAD dalam mata pelajaran pekerjaan ubin di kelas XI TKB SMK N 2 Surakarta.
5
F. Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat : 1. Bagi Siswa Meningkatkan peran aktif siswa selama proses pembelajaran dan meningkatkan kemampuan siswa dalam mengemukakan pendapat saat diskusi berlangsung serta melatih siswa untuk bekerjasama, sehingga siswa menjadi senang dalam pembelajaran. 2. Bagi Guru Dapat dijadikan sebagai metode pengajaran alternatif, sehingga keterlibatan siswa selama proses pembelajaran dapat meningkat dan siswa menjadi termotivasi dalam belajar. 3. Bagi Sekolah Memberikan
wacana
baru
bagi
sekolah
untuk
menerapkan
metode
pembelajaran yang tepat. 4. Bagi peneliti Memperoleh dan menambah wawasan, pengetahuan serta keterampilan peneliti khususnya terkait dengan penelitian yang menggunakan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD).
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka 1. Kajian Tentang Model Pembelajaran STAD Model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) adalah model pembelajaran kooperatif untuk pengelompokan kemampuan campur yang melibatkan pengakuan tim dan tanggung jawab kelompok untuk pembelajaran individu anggota. Keanggotaan campuran menurut tingkat prestasi, jenis kelamin, dan suku. Ciri-ciri model pembelajaran STAD, yaitu kelas terbagi dalam kelompok-kelompok kecil, tiap kelompok terdiri 4-5 anggota yang heterogen, dan belajar dengan model pembelajaran kooperatif dan prosedur kuis. Secara skematis model pembelajaran STAD dapat ditunjukkan pada skema berikut :
Pembentukan Kelompok Heterogen
Pemberian Materi Pelajaran dan Kegiatan Kelompok
Pelaksanaan Kuis atau Evaluasi
Pemberian Penghargaan Kelompok
Gambar 1. Skema Model Pembelajaran STAD (Sumber : Adili, 2004: 4)
6
7
a. Pembentukan kelompok heterogen Pembentukan kelompok dalam kelas ditentukan oleh guru yang lebih mengetahui siswa yang pandai dan lemah. Pembentukan kelompok ini pun harus bersifat heterogen. Siswa-siswa dalam kelompok merupakan campuran siswa dari tingkat kepandaian, jenis kelamin, dan suku. Sehingga tidak akan ditemui kelompok yang hanya beranggotakan siswa yang pandai saja atau sebaliknya. Untuk anggota kelompok terdiri dari 4-5 orang. b. Penjelasan materi dan kegiatan kelompok Guru memberikan informasi pada siswa berkenaan dengan kegiatan yang akan dilakukan oleh siswa serta relevansi kegiatan dengan materi pelajaran. Pada saat guru menjelaskan materi pelajaran, siswa harus sudah berada dalam kelompok masing-masing. Kemudian siswa melakukan diskusi sesuai arahan guru berdasarkan LKS atau bentuk tugas yang lain. Apabila terdapat kesulitan dalam interprestasi petunjuk kegiatan siswa dapat meminta bantuan guru. c. Pelaksanaan kuis atau evaluasi Setelah diskusi berlangsung, guru dapat memberikan tes atau kuis kepada siswa yang harus dikerjakan siswa secara individu. d. Pemberian penghargaan Kelompok yang mempunyai nilai rata-rata tiap anggotanya paling baik, pantas diberi penghargaan . Hasil tes ini dapat digunakan sebagai dasar pembentukan kelompok baru untuk materi berikutnya (Adili, 2004: 4). Adapun kelebihan dan kekurangan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) yaitu : a. Kelebihan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) menurut Davidson (dalam Nurasma, 2006: 26). 1) Meningkatkan kecakapan individu. 2) Meningkatkan kecakapan kelompok. 3) Meningkatkan komitmen. 4) Menghilangkan prasangka buruk terhadap teman sebaya. 5) Tidak bersifat kompetitif. 6) Tidak memiliki rasa dendam.
8
b. Kekurangan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) menurut Robert Slavin (dalam Nurasma, 2006: 2007). 1) Kontribusi dari siswa berprestasi rendah menjadi kurang. 2) Siswa berprestasi tinggi akan mengarah pada kekecewaan, karena peran anggota yang pandai lebih dominan. 2. Kajian Tentang Hasil Belajar a. Belajar Belajar, perkembangan, dan pendidikan merupakan suatu hal yang menarik untuk dipelajari. Ketiga gejala tersebut terkait dengan proses pembelajaran. Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidup. Hampir semua ahli telah merumuskan dan membuat tafsiran tentang “belajar” diantaranya, yaitu : Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat ditunjukkan dengan berbagai bentuk, seperti dalam bentuk pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, keterampilan, kecakapan dan kemampuan, daya kreasi, daya penerimaan, dan lain-lain yang ada atau terjadi pada individu tersebut (Sudjana, 2004: 28). Menurut Benyamin Bloom dalam Sudjana (2004: 50-54): “belajar adalah perubahan tingkah laku yang meliputi ranah kognitif (yaitu pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi), ranah afektif (yaitu penerimaan, reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi) serta ranah psikomotorik (yaitu gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual atau ketepatan,
gerakan-gerakan skill dan gerakan ekspresif
dan
interpretatif)”. Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2003: 2).
9
Menurut skinner dalam Dimyati dan Mudjiono (2002: 9): “belajar adalah suatu perilaku dimana pada saat orang belajar responnya menjadi lebih baik”. Dari beberapa definisi tentang belajar diatas, maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu kegiatan yang mengakibatkan terjadinya perubahan dalam diri seseorang baik itu mengenai pengetahuan atau sikap yang mencangkup tiga aspek yaitu aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Belajar itu senantiasa merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan dengan serangkaian kegiatan, misal membaca, mengamati, mendengarkan, meniru, dan sebagainya. b. Prinsip-prinsip Belajar Menurut Dimyati dan Mudjiono (2002: 42-50) seseorang akan dikatakan telah mengalami proses belajar apabila memenuhi prinsip-prinsip belajar sebagai berikut: 1) Perhatian dan motivasi Perhatian mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan belajar. Perhatian terhadap pelajaran akan timbul pada siswa apabila bahan pelajaran sesuai dengan kebutuhan siswa. Disamping perhatian, motivasi juga mempunyai peran yang penting, dimana motivasi tenaga yang menggerakkan dan mengarahkan aktifitas seseorang. 2) Keaktifan Kecenderungan psikologis dewasa ini menganggap anak adalah makhluk yang aktif. Suatu kegiatan belajar hanya mungkin terjadi apabila seorang anak aktif mengalaminya sendiri. Dalam setiap proses belajar, siswa selalu menampakkan keaktifan. 3) Keterlibatan langsung (pengalaman) Kegiatan belajar harus dilakukan sendiri oleh siswa. Belajar adalah pengalaman dan belajar tidak dapat dilimpahkan kepada orang lain.Dalam belajar melalui pengalaman langsung, siswa tidak hanya sekedar mengamati secara langsung tetapi juga harus terlibat dalam perbuatan dan bertanggung jawab pada hasil belajarnya.
10
4) Pengulangan Prinsip pengulangan merupakan prinsip yang paling tua dan sudah diperkenalkan. Tujuan dari dilakukannya pengulangan adalah agar melatih daya ingat siswa dan untuk membentuk respon yang benar serta membentuk suatu kebiasaan. 5) Tantangan yang dihadapi dalam bahan belajar akan membuat siswa bersemangat untuk mengatasinya.Bahan belajar yang baru dan mengandung masalah yang perlu dipecahkan akan membuat siswa tertantang untuk mempelajarinya. 6) Balikan dan penguatan Balikan yang diberikan oleh guru kepada siswa bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa dalam suatu hal, tentang kekuatan dan kelemahan siswa. Penguatan berfungsi agar siswa mengulangi perbuatan yang sudah baik. 7) Perbedaan Individual Siswa dalam suatu kelas tidak boleh kita perlakukan dengan cara yang sama, karena masing-masing mempunyai karakteristik dan perbedaan kemampuan sehingga guru harus memperlakukan siswa sesuai dengan kemampuannya. c. Efektifitas Belajar Proses belajar mengajar yang dikembangkan di sekolah menengah harus mempunyai target dalam penyampaian materi pelajaran yang dilakukan oleh masing-masing guru mata pelajaran, dimana harus berdasarkan pada kurikulum yang berlaku pada saat ini, karena kurikulum saat ini sudah mengalami perubahan yang sangat signifikan jika dibandingkan dengan kurikulum zaman dulu. Bahan mata pelajaran banyak sekali yang masuk dalam sebuah kurikulum, tentunya semua mata pelajaran tersebut harus disesuaikan dengan waktu yang tersedia pada hari yang efektif, tapi materi pelajaran yang ada di kurikulum lebih banyak dari waktu yang tersedia. Ini sangat ironis karena semua mata pelajaran dituntut untuk bisa mencapai target yang ditentukan dalam kurikulum. Dalam kamus besar bahasa Indonesia, efektifitas berasal dari kata efektif yang berarti mempunyai nilai efektif, pengaruh atau akibat, bisa diartikan sebagai
11
kegiatan yang bisa memberikan hasil yang memuaskan, dapat dikatakan juga bahwa efektifitas merupakan keterkaitan antara tujuan dan hasil yang dinyatakan, dan menunjukan derajat kesesuaian antara tujuan yang dinyatakan dengan hasil yang dicapai. Jadi, efektifitas belajar yang dimaksud adalah segala kegiatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan apakah ada pengaruhnya setelah dilakukan dengan sebelumnya, terutama dalam masalah penggunaan model pembelajaran STAD dalam proses pembelajaran. Belajar memang suatu proses aktif dari si pembelajar dalam membangun pengetahuannya, bukan hanya proses pasif yang hanya menerima kucuran ceramah guru tentang pengetahuan. Menurut hasil penelitian, tingginya waktu curah terbukti meningkatkan hasil belajar. Jika proses belajarnya tidak efektif, yaitu tidak menghasilkan apa yang harus dikuasai siswa setelah proses belajar berlangsung. Jika pembelajaran hanya aktif dan menyenangkan tetapi tidak efektif, maka pembelajaran tersebut tak ubahnya seperti permainan biasa. Oleh karena itu, agar pelaksanaan pembelajaran siswa kelas XI TKB SMK N 2 Surakarta pada mata pelajaran pekerjaan ubin dapat berjalan dengan efektif maka pendidik menerapkan model pembelajaran STAD. Pendidik membentuk siswa menjadi beberapa kelompok yang heterogen, dimana siswasiswa dalam kelompok merupakan campuran siswa dari tingkat kepandaian, jenis kelamin, dan suku. Sehingga tidak akan ditemui kelompok yang hanya beranggotakan siswa yang pandai saja atau sebaliknya. Anggota kelompok terdiri dari 4-5 orang untuk mendiskusikan soal-soal yang telah diberikan pendidik. Dengan kegiatan pembelajaran ini diharapkan pelaksanaan pembelajaran siswa kelas XI TKB SMK N 2 Surakarta pada mata pelajaran pekerjaan ubin dapat berjalan dengan efektif, sehingga efektifitas pembelajaran tercapai dan keaktifan siswa pun juga meningkat. Belajar yang efektif harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut : 1) Bertanggung jawab atas dirimu sendiri. 2) Pusatkan dirimu terhadap nilai dan prinsip yang kamu percaya. 3) Kerjakan dulu mana yang penting.
12
4) Anggap dirimu berada dalam situasi "co-opetition" (bukan situasi "win-win" lagi). 5) Pahami orang lain, maka mereka akan memahamimu. 6) Cari solusi yang lebih baik. 7) Tantang dirimu sendiri secara berkesinambungan. d. Hasil Belajar Belajar dan mengajar sebagai suatu proses mengandung tiga unsur yang dapat dibedakan, yaitu tujuan pengajaran (instruksional), pengalaman (proses) belajar mengajar, dan hasil belajar. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Kemampuankemampuan tersebut sesuai dengan aspek-aspek tujuan belajar yang mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Howard Kingsley dan Sudjana membagi hasil belajar menjadi tiga macam, yaitu (1) ketrampilan dan kebiasaan, (2) pengetahuan dan pengertian, (3) sikap dan cita-cita (Sudjana, 2001: 22). Dalam setiap pembelajaran pendidik harus berusaha mengetahui hasil dari proses pembelajaran yang siswa lakukan. Hasil yang dimaksud adalah baik, tidak baik, bermanfaat, atau tidak bermanfaat. Pentingnya diketahui hasil ini karena dapat menjadi salah satu patokan bagi pendidik untuk mengetahui sejauh mana proses pembelajaran yang dilakukan dapat mengembangkan potensi peserta didik. Artinya, apabila pembelajaran yang dilakukannya mencapai hasil yang baik, pendidik tentu dapat dikatakan berhasil dalam proses pembelajaran dan demikian pula sebaliknya. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengetahui hasil yang telah dicapai oleh pendidik dalam proses pembelajaran adalah melalui evaluasi. Evaluasi yang dilakukan oleh pendidik ini dapat berupa evaluasi hasil belajar dan evaluasi pembelajaran. Evaluasi secara umum adalah suatu proses untuk mendiagnosis kegiatan belajar dan pembelajaran. Bagi pendidik, evaluasi pendidikan memiliki lima fungsi, yaitu: 1) memberikan landasan untuk menilai hasil usaha (prestasi) yang telah dicapai oleh peserta didiknya.
13
2) memberikan informasi yang sangat berguna untuk mengetahui posisi peserta didik dalam kelompoknya. 3) memberikan bahan yang penting untuk memilih dan kemudian menetapkan status peserta didik. 4) memberikan pedoman untuk mencari dan menemukan jalan keluar bagi peserta didik yang memang memerlukannya. 5) memberikan petunjuk tentang sejauh manakah program pengajaran yang telah ditentukan telah dapat dicapai (Sudijono, 2006: 12). Tujuan evaluasi pendidikan terdiri atas tujuan umum dan tujuan khusus. 1) Tujuan umum evaluasi pendidikan adalah untuk menghimpun bahan-bahan keterangan yang akan dijadikan sebagai bukti mengenai taraf perkembangan atau taraf kemajuan yang dialami oleh para peserta didik setelah mereka mengikuti proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu, mengetahui tingkat efektifitas dari metode-metode pembelajaran yang telah dipergunakan dalam proses pembelajaran selama jangka waktu tertentu. 2) Tujuan khusus evaluasi pendidikan adalah untuk merangsang kegiatan peserta didik dalam menempuh program pendidikan, untuk mencari dan menemukan faktor penyebab keberhasilan dan ketidakberhasilan peserta didik dalam mengikuti program pendidikan sehingga dapat dicari dan ditemukan jalan keluar atau cara-cara perbaikannya (Sudijono, 2006: 17). Evaluasi hasil belajar dikatakan terlaksana dengan baik apabila dalam pelaksanaannya senantiasa berpegang pada tiga prinsip dasar berikut ini. 1) Prinsip Keseluruhan Yang dimaksud dengan evaluasi yang berprinsip keseluruhan atau menyeluruh atau komprehensif adalah evaluasi tersebut dilaksanakan secara bulat, utuh, menyeluruh. Maksud dari pernyataan ini adalah bahwa dalam pelaksanaannya evaluasi tidak dapat dilaksanakan secara terpisah, tetapi mencakup berbagai aspek yang dapat menggambarkan perkembangan atau perubahan tingkah laku yang terjadi pada diri peserta didik sebagai makhluk hidup dan bukan benda mati.
14
Dalam hubungan ini, evaluasi diharapkan tidak hanya menggambarkan aspek kognitif, tetapi juga aspek psikomotor dan afektif pun diharapkan terangkum dalam evaluasi. Jika dikaitkan dengan mata pelajaran pekerjaan ubin, penilaian bukan hanya menggambarkan pemahaman siswa terhadap materi ini, melainkan juga harus dapat mengungkapkan sudah sejauh mana peserta didik dapat
menghayati
dan
mengimplementasikan
materi
tersebut
dalam
kehidupannya. Jika prinsip evaluasi yang pertama ini dilaksanakan, akan diperoleh bahanbahan keterangan dan informasi yang lengkap mengenai keadaan dan perkembangan subjek-subjek didik yang sedang dijadikan sasaran evaluasi. 2) Prinsip Kesinambungan Istilah
lain
dari
prinsip
ini
adalah
kontinuitas.
Penilaian
yang
berkesinambungan ini artinya adalah penilaian yang dilakukan secara terus menerus, sambung-menyambung dari waktu ke waktu. Penilaian secara berkesinambungan ini akan memungkinkan si penilai memperoleh informasi yang dapat memberikan gambaran mengenai kemajuan atau perkembangan peserta didik sejak awal mengikuti program pendidikan sampai dengan saatsaat mereka mengakhiri program-program pendidikan yang mereka tempuh. 3) Prinsip Objektifitas Prinsip objektifitas mengandung makna bahwa evaluasi hasil belajar terlepas dari faktor-faktor yang sifatnya subjektif. Orang juga sering menyebut prinsip objektif ini dengan sebutan “apa adanya”. Istilah apa adanya ini mengandung pengertian bahwa materi evaluasi tersebut bersumber dari materi atau bahan ajar yang akan diberikan sesuai atau sejalan dengan tujuan instruksional khusus pembelajaran. Ditilik dari pemberian skor dalam evaluasi, istilah apa adanya itu mengandung pengertian bahwa pekerjaan koreksi, pemberian skor, dan penentuan nilai terhindar dari unsur-unsur subjektifitas yang melekat pada diri tester. Di sini tester harus dapat mengeliminasi sejauh mungkin kemungkinankemungkinan “hallo effect” yaitu jawaban soal dengan tulisan yang baik mendapat skor lebih tinggi daripada jawaban soal yang tulisannya lebih jelek padahal jawaban tersebut sama. Demikian pula “kesan masa lalu” dan lain-lain
15
harus disingkirkan jauh-jauh sehingga evaluasi nantinya menghasilkan nilainilai yang objektif. Dengan kata lain, tester harus senantiasa berpikir dan bertindak wajar menurut keadaan yang senyatanya, tidak dicampuri oleh kepentingan-kepentingan yang sifatnya subjektif. Prinsip ini sangat penting sebab apabila dalam melakukan evaluasi, subjektifitas menyelinap masuk dalam suatu evaluasi, kemurnian pekerjaan evaluasi itu sendiri akan ternoda. 3. Materi Pembelajaran Pekerjaan Ubin Pekerjaan ubin merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan pada siswa kelas XI TKB program keahlian bangunan SMK N 2 Surakarta, yang mempelajari tentang konstruksi suatu bangunan. Pada mata pelajaran pekerjaan ubin siswa harus benar-benar mampu memahami dasar dari pekerjaan ubin tersebut dan guru dituntut mampu menyampaikan materi dan memberikan proses pembelajaran yang tepat untuk menumbuhkan minat dan hasil belajar yang baik bagi siswa. Dengan menaikkan Standar Kompetensi Kelulusan pada mata pelajaran produktif, maka guru dan siswa harus lebih berkompeten agar dapat mencapai tujuan dari proses pembelajaran. Untuk memperoleh hasil dan tujuan yang ingin dicapai pada proses pembelajaran guru dituntut dapat memberikan model pembelajaran yang tepat, salah satunya dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif.
B. Kerangka Berpikir Kerangka berpikir merupakan alur penalaran yang sesuai dengan tema dan masalah penelitian serta didasarkan pada kajian teoritis. Kerangka berpikir ini digambarkan dengan skema secara holistik dan sistematik. Selaras dengan judul penelitian yang diambil, yaitu “Penerapan Model Pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) Sebagai Upaya Peningkatan Hasil Belajar Pekerjaan Ubin Siswa Kelas XI TKB Di SMK N 2 Surakarta”. Untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran yaitu peningkatan hasil belajar siswa yang optimal dan efektifitas pembelajaran dapat tercapai dengan
16
baik, maka diperlukan interaksi timbal balik yang positif antara guru dan siswa melalui model pembelajaran yang tepat. Penggunaan model pembelajaran yang tepat adalah penggunaan model pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik dan selaras dengan materi yang disampaikan. Jika tidak, maka akan menyebabkan proses belajar mengajar menjadi tidak berdaya guna atau tidak optimal sehingga menimbulkan permasalahan dalam pembelajaran. Salah satu permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran, yaitu interaksi pembelajaran cenderung searah dan dominasi pembelajaran dipegang oleh guru, sehingga siswa cenderung pasif dalam mengikuti pembelajaran. Selain itu, rendahnya hasil belajar siswa yang kemungkinan disebabkan penggunaan model pembelajaran yang kurang mengaktifkan siswa. Oleh karena itu, untuk mengatasi permasalahan tersebut peneliti menerapkan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) sehingga akan terbentuk suasana belajar yang lebih hidup dengan diskusi dan tanya jawab sekaligus dapat memberikan semangat baru bagi siswa dalam pembelajaran pekerjaan ubin. Dengan menerapkan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) diharapkan hasil belajar siswa dapat meningkat, karena minat dan pemahaman mereka terhadap pembelajaran pekerjaan ubin pun meningkat. Dari alur penalaran diatas, maka dapat digambarkan kerangka berpikir sebagai berikut :
17
Permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran : rendahnya hasil belajar siswa, ada kemungkinan disebabkan penggunaan model pembelajaran yang kurang mengaktifkan siswa
Siswa kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran sehingga perhatian siswa terhadap pembelajaran pun rendah.
Hasil belajar pekerjaan ubin kurang optimal dan efektifitas pembelajaran belum tercapai
Penggunaan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD)
Siswa aktif berdiskusi dan mengerjakan pekerjaan kelompok secara kolaboratif
Mempresentasikan hasil kerja kelompok sehingga terjadi diskusi kelas
Memberikan penghargaan bagi siswa yang berprestasi baik secara kelompok atau individual
Siswa lebih antusias dan aktif dalam pembelajaran sehingga pemahaman yang dimiliki siswa meningkat
Hasil belajar pekerjaan ubin meningkat dan efektifitas pembelajaran dapat tercapai dengan baik
Gambar 2. Kerangka Berpikir
18
C. Hipotesis Tindakan Berdasarkan kerangka berpikir diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut : 1. Melalui penerapan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD), maka hasil belajar siswa kelas XI TKB SMK N 2 Surakarta pada mata pelajaran pekerjaan ubin dapat ditingkatkan. 2. Melalui penerapan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD), maka pelaksanaan pembelajaran siswa kelas XI TKB SMK N 2 Surakarta pada mata pelajaran pekerjaan ubin dapat berjalan dengan efektif, sehingga efektifitas pembelajaran dapat tercapai.
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian tindakan kelas yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) Sebagai Upaya Peningkatan Hasil Belajar Pekerjaan Ubin Siswa Kelas XI TKB Di SMK N 2 Surakarta” ini dilaksanakan di SMK N 2 Surakarta yang beralamatkan di JL.LU.Adi Sucipto. No.33 .Telp. (0271) 714901 Surakarta 57139. 2. Waktu Penelitian Waktu Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai Mei 2010. Adapun perinciannya adalah sebagai berikut. Tabel 1. Jadwal Penelitian Bulan Minggu
Januari 1 2 3 4
Februari
Maret
April
Mei
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Pengajuan judul Pembuatan proposal Seminar proposal Perijinan penelitian Pelaksanaan penelitian Penulisan laporan penelitian
19
20
B. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI TKB SMK N 2 Surakarta Tahun Pelajaran 2009/2010 yang berjumlah 26 siswa. PTK ini dilakukan oleh peneliti dan sejumlah kolabolator.
C. Data dan Sumber Data Data dalam penelitian ini diperoleh dari hasil observasi, wawancara, dokumentasi dan tes evaluasi yang dilakukan terhadap siswa kelas XI TKB SMK N 2 Surakarta berkaitan dengan pemahaman siswa mengenai mata pelajaran pekerjaan ubin. Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI TKB SMK N 2 Surakarta dan guru sebagai mitra peneliti serta seluruh komponen sekolah.
D. Teknik Pengumpulan Data Cara pengambilan data dalam penelitian ini antara lain, sebagai berikut : 1. Observasi Observasi merupakan kegiatan memperhatikan objek dengan menggunakan seluruh indra atau disebut sebagai pengamatan langsung dan digunakan untuk mengukur indikator-indikator kerja, permasalahan yang muncul, kerjasama, dan faktor-faktor yang dapat dijadikan bahan pertimbangan sebelum dimulai penelitian untuk tindakan berikutnya. 2. Wawancara Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara. Yang diwawancarai oleh peneliti adalah guru dan siswa.Tujuan diadakannya wawancara adalah untuk memperoleh data verbal atau konfirmasi dari siswa dan guru mengenai penyebab kesulitan siswa dalam memahami pelajaran pekerjaan ubin. 3. Dokumentasi Dokumentasi adalah metode pengumpulan data yang bersumber pada benda yang tertulis. Peneliti secara langsung dapat mengambil bahan dokumen yang sudah ada dan memperoleh data yang dibutuhkan. Metode ini digunakan untuk
21
memperoleh data daftar nama siswa dan daftar nilai siswa serta rencana tindakan kegiatan belajar mengajar. 4. Tes evaluasi Tes evaluasi adalah serentetan pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur kemampuan siswa. Tes ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana tingkat
pemahaman
siswa
mengenai
materi
setelah
diberi
panduan
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD). Dengan menggunakan tes ini maka peneliti akan dapat mengetahui apakah hasil belajar pekerjaan ubin siswa mengalami peningkatan sesuai dengan yang diharapkan oleh peneliti.
E. Validitas Data Untuk memperoleh kebenaran data agar hasil penelitian dapat dipertanggung jawabkan, maka diperlukan teknik pemeriksaan data yang tepat, yaitu dengan teknik triangulasi. Teknik triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber data (informan, lokasi penelitian, dokumen dan arsip) dan triangulasi metode pengumpulan data (observasi, wawancara, dokumentasi, dan tes evaluasi).
F. Teknik analisis Data Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis kritis yang mencakup kegiatan untuk mengungkap kelemahan dan kelebihan kinerja siswa dan guru dalam proses belajar mengajar berdasarkan kriteria normatif yang diturunkan dari kajian teoritis maupun dari ketentuan yang ada. Teknik analisis kritis ini berkaitan dengan data kualitatif.
G. Indikator Kinerja Indikator kinerja pada penelitian ini adalah bahwa penelitian akan dinyatakan berhasil apabila sekurang-kurangnya 75% secara klasikal siswa telah mencapai nilai lebih dari atau sama dengan 70 atau telah mengalami ketuntasan
22
belajar pada pelajaran pekerjaan ubin dan aktifitas siswa selama pembelajaran mencapai 75%. Tabel 2. Indikator Ketercapaian Belajar Siswa Aspek yang diukur
Prosentase
Cara Mengukur
Target Capaian Keaktifan siswa
75%
selama apersepsi
Diamati saat guru memberikan apersepsi kepada siswa pada awal pembelajaran.
Keaktifan siswa
75%
Diamati saat pembelajaran
dalam kegiatan
dengan menggunakan lembar
kelompok belajar
observasi dan dihitung dari jumlah siswa yang menunjukkan perhatian dan kesungguhan dalam kelompok selama KBM
Ketelitian dan
75%
Diamati saat pembelajaran,
ketepatan siswa
dihitung dari jumlah siswa yang
dalam
diteliti dan benar (tepat) dalam
menyelesaikan
menyelesaikan pekerjaan kelompok
pekerjaan kelompok Ketuntasan hasil
75%
belajar (standar
Dihitung dari jumlah siswa yang mendapatkan nilai 70 ke atas.
nilai 70)
H. Prosedur Penelitian Prosedur Penelitian tindakan kelas pada penelitian ini terdiri dari beberapa siklus. Hal ini telah memenuhi persyaratan sesuai dengan pendapat Suyitno (2005: 3) yang menyatakan bahwa: “dalam penelitian tindakan kelas perlu ada siklus kegiatan sekurang-kurangnya dua siklus, dimana pada setiap siklus kegiatan pembelajaran dimulai dari perencanaan, persiapan tindakan, pemantauan
atau
observasi,
dan
refleksi”.
Perencanaan
pada
kegiatan
23
pembelajaran siklus I didasarkan pada perumusan masalah yang ditemukan, apakah masalah tersebut terjadi karena kondisi pembelajaran siswa atau guru. Perencanaan tindakan untuk siklus II dan siklus selanjutnya didasarkan pada hasil refleksi hasil belajar siswa pada kegiatan pembelajaran siklus I.
SIKLUS I 1. Perencanaan Tindakan Adapun langkah-langkah yang dilakukan untuk tiap siklus pembelajaran dalam prosedur penelitian tindakan kelas. Dalam tahap ini penulis menetapkan seluruh rencana tindakan yang akan dilakukan untuk memperbaiki pembelajaran pekerjaan ubin, yaitu dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif STAD, adapun langkah-langkah perencanaannya yaitu : a. Meminta ijin kepada kepala sekolah dan guru terutama guru wali kelas XI TKB SMK N 2 Surakarta. b. Identifikasi masalah dan penetapan alternatif pemecahan masalah. c. Merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan dalam proses belajar mengajar yang meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). d. Menetapkan standar kompetensi dan kompetensi dasar. e. Memilih bahan pelajaran yang sesuai. f. Menentukan skenario pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif STAD. g. Mempersiapkan perangkat pembelajaran berupa sumber, bahan, dan alat bantu yang dibutuhkan. h. Menyiapkan lembar kerja siswa atau job sheet. i. Mengembangkan format evaluasi. j. Mengembangkan format observasi pembelajaran. k. Melakukan refleksi terhadap proses dan hasil pembelajaran.
24
2. Pelaksanaan Tindakan Dalam tahap ini langkah-langkah pembelajaran dan tindakan mengacu pada perencanaan yang telah dibuat yaitu : a. Tahap Awal Pembelajaran 1) Siswa disiapkan oleh ketua kelas dan dilanjutkan dengan berdoa 2) Guru mengucapkan salam dan dilanjutkan dengan presensi 3) Guru memotivasi siswa dengan mengajak siswa untuk sedikit santai, yang selanjutnya dilakukan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan kepada siswa tentang pekerjaan pemasangan ubin b. Tahap Inti Pembelajaran 1) Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok heterogen yang beranggotakan 4-5anak dengan tingkat prestasi yang berbeda 2) Siswa duduk secara berkelompok sesuai dengan kelompoknya masingmasing 3) Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang job sheet pemasangan ubin 4) Siswa mengajukan pertanyaan yang dirasa masih sulit untuk dipahami 5) Siswa mengambil peralatan dan bahan-bahan untuk praktek 6) Siswa saling bekerja sama untuk menyelesaikan pekerjaan kelompok yang nantinya akan terjadi diskusi kelas 7) Siswa mengerjakan pekerjaan pemasangan ubin sesuai dengan job sheet yang sudah ada 8) Siswa yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan pekerjaan segera meminta bantuan atau arahan dari guru 9) Siswa yang pekerjaannya sudah selesai segera mempresentasikan hasil pekerjaan kelompoknya 10) Siswa bersama guru mengevaluasi pekerjaan kelompok yang sudah selesai 11) Siswa membersihkan peralatan praktek dan dikembalikan ke laboratorium penyimpanan alat 12) Guru mengecek hasil kerja siswa dan buat skor perkembangan tiap siswa atau kelompok
25
c. Tahap Akhir Pembelajaran 1) Guru dan siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari. 2) Guru mengumumkan rekor tim dan individual, serta memberikan penghargaan. 3) Siswa disiapkan dan berdoa. 4) Melakukan tindak lanjut. 3. Observasi Pada tahap ini terdiri dari pengumpulan data serta mencatat setiap aktifitas siswa dan kinerja guru pada saat pelaksanaan tindakan berlangsung. Kegiatan observasi ini dilakukan oleh peneliti yaitu dengan mengamati aktifitas siswa dan kinerja guru dalam pembelajaran pekerjaan ubin dari awal pembelajaran sampai akhir pembelajaran. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah aktifitas siswa dan kinerja guru sudah sesuai dengan apa yang tercantum dalam lembar observasi atau tidak. Sehingga hasil observasi dapat diperbaiki pada siklus berikutnya. 4. Refleksi Refleksi dalam PTK adalah upaya untuk mengkaji apa yang telah dan atau tidak terjadi, apa yang telah dihasilkan atau yang belum berhasil dituntaskan oleh tindakan perbaikan yang telah dilakukan. Refleksi ini diperoleh saat observasi oleh peneliti, praktikan, dan pembimbing. Hasil refleksi yang ada dijadikan bahan pertimbangan untuk membuat perencanaan tindakan dalam siklus selanjutnya yang berkelanjutan sampai pembelajaran dinyatakan berhasil. Peneliti
akan
melakukan
refleksi
diakhir
pembelajaran
dengan
menerangkan kembali secara intensif kejadian atau peristiwa yang menyebabkan sesuatu yang diharapkan atau tidak diharapkan. Refleksi merupakan bagian yang sangat penting untuk memahami dan memberikan makna terhadap proses dan hasil pembelajaran yang terjadi, yang dilakukan dengan cara sebagai berikut : a. Mengecek kelengkapan pengumpulan data yang terjaring selama proses tindakan. b. Mendiskusikan dan pengumpulan data antara guru dan peneliti berupa hasil nilai siswa, hasil pengamatan, catatan lapangan, dll.
26
c. Penyusunan rencana tindakan berikutnya yang dirumuskan dalam skenario pembelajaran dengan berdasar pada analisis data dari proses dalam tindakan sebelumnya untuk memperbaiki proses pembelajaran yang telah dilakukan pada siklus I untuk menyusun tindakan yang akan dilakukan pada siklus II.
SIKLUS II 1. Perencanaan Tindakan a. Identifikasi masalah yang muncul pada siklus I yang belum teratasi dan penetapan alternatif pemecahan masalah. b. Menentukan indikator pencapaian hasil belajar. c. Pengembangan program tindakan II. 2. Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan program tindakan II yang mengacu pada identifikasi masalah yang muncul pada siklus I, sesuai dengan alternatif pemecahan masalah yang sudah ditentukan, antara lain melalui : a. Guru melakukan apersepsi. b. Siswa diperkenalkan dengan materi yang akan dibahas dan tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran, langkah-langkahnya hampir sama dengan yang tertera pada siklus I. c. Siswa melakukan diskusi kelompok belajar, memahami materi dan siswa segera melaksanakan pekerjaan sesuai dengan job sheet yang ada. d. Presentasi hasil kerja kelompok. e. Siswa menyelesaikan pekerjaan ubin di tempat praktek yang sudah disediakan. 3. Observasi a. Melakukan observasi sesuai dengan format yang sudah disiapkan dan mencatat semua hal-hal yang diperlukan yang terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung. b. Menilai hasil tindakan sesuai dengan format yang sudah dikembangkan.
27
4. Refleksi a. Melakukan evaluasi terhadap tindakan pada siklus II berdasarkan data yang terkumpul. b. Membahas hasil evaluasi tentang skenario pembelajaran pada siklus II. c. Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai dengan hasil evaluasi untuk digunakan pada siklus selanjutnya. d. Evaluasi tindakan II.
SIKLUS III ( bila diperlukan ) Siklus III dilakukan jika pada siklus II belum ada peningkatan hasil.
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian 1. Sejarah Berdirinya SMK Negeri 2 Surakarta Dengan
terdorongnya
kemajuan
jaman,
maka
pakar
teknologi
berkeinginan mendirikan sekolah STM di Solo. Adapun pendirinya : a. Ir. Frederick Cornelius Lovis Van Olden b. Prof. Ir. Soediro c. R.T Djoyo Soeparno (Sri Sampurno) d. R. Soemardi Djadi Sworo e. Letda Soedjono, BA Pada tanggal 1 Juli 1952, berdirilah sekolah yang diberi nama STM Solo yang berlokasi di Gendengan Solo, sekarang lokasi tersebut dipakai SMP 24 dan SMP 25 Surakarta dengan membuka tiga jurusan (mesin, listrik, dan bangunan). Pada tanggal 12 Juli 1952, terbit Surat Keputusan Menteri Pengajaran dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor : 1952 No.3095/B, maka STM Solo resmi menjadi STM Negeri Solo dengan pimpinan Ir. Frederick Cornelius Lovis Van Olden. Pada tahun 1966, dari STM Negeri Solo diperbaiki namanya menjadi STM Negeri 1 Surakarta. Berdasarkan surat dari Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan Jakarta 6 Januari 1977 Nomor : 5.1.012.77, maka STM Negeri 1 Surakarta ditunjuk untuk melaksanakan kurikulum 1976 (STM 3 tahun) dengan pengembangan jurusan Mesin, Bangunan, Listrik, Mesin Otomotif (BELMO). Berdasarkan surat dari Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan Jakarta 20 April 1979 Nomor : 267/C4/R.79, maka STM Negeri 1 Surakarta ditunjuk menjadi model sekolah untuk melaksanakan berbagai program pengembangan guna penelitian Direktorat Menengah dalam usaha peningkatan efektifitas proses belajar mengajar.
28
29
Pada tahun pelajaran 1999/2000, nama STM Negeri 1 Surakarta diganti dengan nama SMK Negeri 2 Surakarta dengan memiliki 3 bidang keahlian dan 7 program keahlian yang meliputi : a. Teknik Bangunan 1) Teknik Perkayuan 2) Teknik Konstruksi Bangunan 3) Teknik Gambar Bangunan b. Teknik Elektro 1) Teknik Audio Video 2) Teknik Listrik Pemakaian c. Teknik Mesin 1) Teknik Mesin Perkakas 2) Teknik Mesin Otomotif Pada tahun 2003, menambah bidang keahlian Teknik Informasi dengan program keahlian Teknik Komputer dan Jaringan. Adapun kepala sekolah yang pernah memangku jabatan di SMK Negeri 2 Surakarta : a. Ir. Frederick Cornelius Lovis Van Olden
tahun
1952 – 1956
b. Soedirman Sastro Atmojo
tahun
1956 – 1957
c. Soekamto
tahun
1957 – 1966
d. R.M. Soekarso Atmodipura
tahun
1966 – 1967
e. R. Iskandar Isman Jaya Hasmara
tahun
1967 – 1970
f. Soekisno Hadi Winoto
tahun
1970 – 1972
g. Soewito Hadi Pramono, BA
tahun
1972 – 1977
h. Drs. Hadi Wijoyo
tahun
1977 – 1985
i. Soeparno, BA
tahun
1985 – 1994
j. Drs. Soepratno
tahun
1994 – 1997
k. Drs. Y. Soenargo
tahun
1997 – 1998
l. Drs. Suwardi
tahun
1998 – 2005
m. Drs. Rakhmat Sutomo M.Pd
tahun
2005 – 2008
n. Drs. Susanta, MM
tahun
2009–sekarang
30
Berdasarkan surat keputusan dari Direktur Pendidikan Menengah Kejuruan Nomor : 0096/C5.3/kep/ku/2005 tanggal 20 September 2005 SMK Negeri 2 Surakarta diputuskan memperoleh subsidi pengembangan program SMK besar melalui pembinaan pengelolaan sekolah kejuruan tahun anggaran 2005. Kemudian tanggal 9 Mei 2006, SMK Negeri 2 Surakarta dinyatakan lulus seleksi dan sertifikasi untuk dikembangkan sebagai Sekolah Nasional bertaraf Internasional ditandai dengan terbit surat Keputusan Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Nomor : 0004/C5.2/kep/MN/2006 tentang penetapan Sekolah Nasional bertaraf Internasional (SNBI) tahun 2006. Dengan kemauan yang tinggi untuk meningkatkan kualitas sumber daya masyarakat, maka seluruh civitas SMK N 2 Surakarta bersama-sama industri yang menjadi institusi pasangan dari lulusannya dengan mengikuti Audit Sertifikasi ISO 9001 : 2000 sebagai pedoman untuk mengembangkan potensi SMK N 2 Surakarta dan sebagai wahana persiapan agar terbiasa dengan ISO yang akan dihadapi setelah bekerja di DU/DI. 2. Keadaan Lingkungan Belajar Letak SMK Negeri 2 Surakarta yang beralamatkan di JL.LU.Adi Sucipto. No.33 Surakarta cukup strategis karena mudah dijangkau oleh sarana transportasi. Namun karena dekat jalan raya, justru menyebabkan SMK Negeri 2 Surakarta menjadi sedikit ramai dan bising. Meski begitu, ruang kelas telah diatur agak ke dalam agar proses belajar mengajar tidak sampai terganggu bisingnya jalan raya.
31
U
Gambar 3. Denah Lokasi SMK N 2 Surakarta
3. Visi dan Misi a. Visi Sekolah Mewujudkan SMK Negeri 2 Surakarta sebagai SMK yang unggul di Era Global. b. Misi Sekolah 1) Unggul dalam kepribadian dan pengembangan diri. 2) Unggul dalam keterampilan dan teknologi serta studi lanjut. 3) Unggul dalam kewirausahaan. 4) Unggul dalam kemandirian.
32
4. Pelaksanaan Kurikulum Kurikulum yang pernah dipakai di SMK Negeri 2 Surakarta : a. Tahun 1952 – 1957 memakai kurikulum 1954 b. Tahun 1958 – 1960 memakai kurikulum 1958 c. Tahun 1961 – 1975 memakai kurikulum 1964 d. Tahun 1976 – 1978 memakai kurikulum 1976 e. Tahun 1979 – 1985 memakai kurikulum 1979 f. Tahun 1986 – 1994 memakai kurikulum 1986 g. Tahun 1995 – 1999 memakai kurikulum 1999 h. Tahun 2000 – 2004 memakai kurikulum 2000 i. Tahun 2005 – sekarang memakai dan mengikuti audit sertifikasi ISO 9001 : 2000
B. Identifikasi Masalah Pembelajaran Pekerjaan Ubin di Kelas XI TKB SMK N 2 Surakarta Sebelum melaksanakan penelitian, terlebih dahulu peneliti mengadakan identifikasi masalah atau observasi awal untuk mengetahui bagaimana keadaan sebenarnya pada saat pembelajaran pekerjaan ubin berlangsung. Hasil dari identifikasi masalah tersebut adalah sebagai berikut : 1. Ditinjau dari segi siswa a. Siswa kurang percaya diri dengan kemampuan diri sendiri. Kebiasaan siswa yang satu ini sangatlah buruk. Setiap guru mengajukan pertanyaan dijawab dengan serempak, hal ini menunjukkan tidak adanya kepercayaan diri pada siswa untuk mengungkapkan pendapatnya. Selain itu, sering didapati siswa yang kurang konsentrasi dalam mengikuti pelajaran. Hal ini akan membentuk kebiasaan yang kurang baik bagi siswa dan tentu saja akan menghambat ketika siswa dituntut untuk mengerjakan ujian seorang diri. Pada kenyataannya, ini sangat berpengaruh pada hasil belajar yang diperoleh. b. Siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran. Masalah
ini
hampir
sama
dengan
poin
sebelumnya.
Namun,
penekanannya adalah bila dilakukan kegiatan kelompok hanya sebagian kecil saja
33
siswa yang aktif dan selebihnya pasif. Para siswa hanya mengandalkan teman yang telah mengerjakan. Hal ini mungkin dikarenakan siswa yang
malas
mengerjakan tugas kelompok atau bahkan dikarenakan pembagian anggota setiap kelompok yang berlebihan, sehingga banyak siswa yang tidak tahu harus mengerjakan apa karena sudah ada temannya yang mengerjakan. Para siswa perlu peringatan lebih dari satu kali untuk mengerjakan tugas kelompok mereka. Di dalam proses pembelajaran pun, dari pengamatan peneliti setiap kali pelajaran, rata-rata siswa yang aktif bertanya dan memperhatikan hanya sekitar 30% saja. 36% dari siswa menunjukkan perhatian namun kadang juga malah bicara dengan temannya. 34% siswa lain benar-benar tidak fokus pada pembelajaran. Hal ini menjadikan suasana belajar yang kurang optimal. c. Siswa cepat bosan dan malas dalam mengikuti pembelajaran. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada siswa kelas XI TKB SMK N 2 Surakarta, sebenarnya sebagian besar para siswa lebih suka praktek daripada teori, seharusnya minat siswa dalam mengikuti pelajaran harus seimbang antara praktek dan teori. Namun, beberapa kendala yang dihadapi saat praktek yaitu lokasi praktek yang tidak mendukung, waktu istirahat pada saat praktek yang kurang, bahan-bahan praktek yang kurang memadai, penggunaan alat-alat praktek yang tidak sesuai dengan kegunaannya, dan siswa tidak begitu memperhatikan langkah kerja praktek secara benar. Hal ini yang akan membuat para siswa cepat bosan dan malas dalam mengikuti pembelajaran, sehingga menyebabkan minat belajar siswa berkurang. 2. Ditinjau dari segi guru Guru
belum
menggunakan
metode
pembelajaran
yang
mampu
membangkitkan semangat siswa dan meningkatkan keaktifan siswa pada mata pelajaran pekerjaan ubin. Pembelajaran pekerjaan ubin di SMK N 2 Surakarta dikatakan kurang hidup, penggunaan metode pembelajaran yang monoton dan kurang menarik menjadikan siswa kurang antusias
dalam mengikuti pembelajaran. Meskipun
guru telah memberi dorongan dan pendekatan secara pribadi kepada siswa, namun
34
keaktifan dan antusias siswa terhadap pembelajaran pekerjaan ubin masih belum dapat ditingkatkan. C. Deskripsi Hasil Penelitian Proses penelitian ini dilakukan dalam dua siklus yang masing-masing siklus terdiri dari 4 tahapan, yaitu : (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi, dan (4) Refleksi. 1. Siklus I Tindakan siklus I dilaksanakan selama satu minggu mulai tanggal 19 April 2010 sampai 24 April 2010. Penerapan pembelajaran pekerjaan ubin pada siklus I melalui model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) adalah : a. Perencanaan Tindakan I Kegiatan perencanaan tindakan I dilaksanakan pada hari Senin 19 April 2010 di ruang guru SMK N 2 Surakarta. Peneliti bersama guru kelas XI TKB mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan dalam penelitian ini. Peneliti mengungkapkan permasalahan siswa dalam membangun semangat belajar, serta memahami materi pekerjaan ubin. Kemudian disepakati bahwa pelaksanaan tindakan pada siklus I dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan, dengan alokasi waktu 6 x 45 menit yaitu pada hari Kamis 22 April 2010. Tahap perencanaan tindakan siklus I, meliputi kegiatan sebagai berikut : 1) Peneliti bersama guru mendiskusikan skenario pembelajaran pekerjaan ubin menggunakan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD). 2) Guru dan peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk materi pemasangan kuku macan pada sudut keramik dengan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD). 3) Peneliti dan guru menyusun instrumen penelitian, yang berupa test dan nontest. Instrumen test dari hasil pekerjaan siswa (evaluasi akhir siklus). Sedangkan instrumen non-test dinilai berdasarkan pedoman observasi yang dilakukan oleh peneliti dengan mengamati keaktifan dan sikap siswa selama proses belajar mengajar berlangsung.
35
4) Mempersiapkan media pembelajaran berupa bahan praktek dan alat-alat praktek yang dibutuhkan. 5) Menyiapkan lembar kerja siswa atau job sheet sebelum pembelajaran dilakukan. 6) Menyiapkan lembar penilaian. 7) Membuat lembar observasi siswa dan lembar observasi guru. b. Pelaksanaan Tindakan I Pelaksanaan tindakan I dilaksanakan dalam satu kali pertemuan, seperti yang sudah direncanakan yaitu pada hari Kamis 22 April 2010 di ruang praktek PDKB SMK N 2 Surakarta. Pertemuan dilaksanakan selama 6 x 45 menit sesuai dengan skenario pembelajaran dan RPP. Materi pada pelaksanaan tindakan I ini adalah pemasangan kuku macan pada sudut keramik. Sebelum pelajaran dimulai, guru telah mempersiapkan alat atau media yang akan digunakan dalam pembelajaran. Pada pembukaan pelajaran, seperti biasanya siswa disiapkan oleh ketua kelas dan dilanjutkan dengan berdoa. Kemudian guru mengucapkan salam dilanjutkan dengan mengabsen siswa, siswa yang tidak masuk adalah Doddy, Burhanudin, Noor Rahman, dan Helly. Seusai mengabsen, guru memotivasi siswa sebelum memulai pelajaran dengan memberi pertanyaan tentang cara-cara pemasangan keramik dengan tepat dan benar. Guru menunjuk beberapa siswa yang ramai sendiri untuk menjawab pertanyaan tersebut. Beberapa siswa seperti Defi, Addien, Rikwan, dan Febri menjawab pertanyaannya. Selain itu, guru juga sedikit mengulas kembali tentang pelajaran yang sudah disampaikan pada minggu lalu untuk kembali menyegarkan ingatan siswa, dilanjutkan mengaitkan materi minggu lalu dengan materi yang akan disampaikan pada hari ini yaitu tentang pemasangan kuku macan pada sudut keramik. Selanjutnya guru memberikan waktu kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang belum jelas untuk mengetahui kondisi siswa sebelum melaksanakan pekerjaan yang diberikan dan setelah materi yang berkaitan dengan pekerjaan yang akan dilaksanakan siswa dapat diterima dengan baik.
36
Gambar 4. Guru Memberikan Waktu Kepada Siswa untuk Bertanya
Kemudian pada kegiatan inti, guru mulai membagi kelompok sesuai dengan tingkat prestasi yang berbeda dengan anggota 5-6 anak setiap kelompok. Kelompok digunakan untuk mendukung keefektifan pembelajaran
serta
memudahkan siswa untuk diskusi, bertukar pendapat, dan bekerja sama sehingga pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik. Setelah pembagian kelompok, siswa duduk secara berkelompok sesuai dengan kelompoknya masing-masing untuk memperhatikan penjelasan guru tentang job sheet pemasangan kuku macan pada sudut keramik. Kemudian siswa segera mengambil bahan dan alat-alat yang dibutuhkan di laboratorium penyimpanan alat dan segera mengerjakan pekerjaan sesuai dengan job sheet bersama dengan anggota kelompoknya masing-masing.
37
Gambar 5. Siswa Mengambil Bahan dan Alat-alat untuk Praktek di Laboratorium Penyimpanan Alat
Gambar 6. Siswa Bekerja Sama dalam Menyelesaikan Pekerjaan Kelompok
38
Selama proses pembelajaran berlangsung, siswa saling bekerja sama dalam menyelesaikan pekerjaan kelompok yang nantinya akan terjadi diskusi kelas. Siswa mengerjakan pekerjaaan pemasangan kuku macan pada sudut keramik sesuai dengan job sheet yang sudah ada, tetapi ada juga siswa yang masih mengerjaan pekerjaan kelompok tidak sesuai dengan langkah kerja secara benar. Guru memberikan penilaian pada siswa dengan berkeliling ketiap kelompok untuk mengawasi keaktifan siswa pada waktu kegiatan berlangsung, memeriksa pekerjaan siswa apakah sudah sesuai dengan job sheet dan membantu siswa apabila menemui kesulitan dalam menyelesaikan pekerjaan pemasangan kuku macan pada sudut keramik. Pada kegiatan ini semua siswa terlihat antusias, tetapi ada sebagian siswa yang kurang aktif dalam mengerjakan pekerjaan kelompok.
Gambar 7. Guru Memeriksa Pekerjaan Siswa dan Membantu Siswa yang Sedang Menemui Kesulitan
Setelah itu, siswa yang sudah selesai mengerjakan pekerjaannya segera mempresentasikan hasil pekerjaan kelompoknya. Guru bersama kelompok lain mengevaluasi hasil kerja siswa, pada kegiatan ini guru memberikan kesempatan siswa untuk mengungkapkan pendapatnya. Kemudian guru mengecek hasil kerja siswa dan buat skor perkembangan tiap siswa atau kelompok dan dilanjutkan
39
siswa membersihkan kembali alat yang telah digunakan untuk praktek dan dikembalikan ke laboratorium penyimpanan alat. Untuk kegiatan akhir, guru memberikan evaluasi dan menyimpulkan materi tentang pekerjaan yang sudah dilaksanakan tentang kesalahan dan kekurangan dalam pelaksanaan pekerjaan. Setelah selesai, guru mengumumkan rekor tim dan individual serta memberikan penghargaan yang berupa nilai tambah bagi siswa yang pekerjaannya paling baik dan bagi siswa yang aktif dalam mengikuti pembelajaran. Kemudian siswa disiapkan dan berdoa pada akhir pelajaran. c. Observasi Peneliti mengamati tingkah laku dan sikap siswa selama proses pembelajaran pekerjaan ubin dengan menerapkan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD), serta mengamati keterampilan guru dalam mengajar dengan menggunakan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD). Peneliti mengambil posisi di ruang praktek PDKB, yaitu di belakang para siswa sambil sesekali berkeliling untuk mengamati dengan jelas jalannya pembelajaran sehingga dapat menilai dengan baik. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap pelaksanaan proses belajar mengajar pekerjaan ubin, diperoleh gambaran tentang aktifitas siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung, yaitu sebagai berikut : 1) Siswa yang betul-betul aktif selama pemberian apersepsi sebesar 70% sedangkan 30% lainnya belum dapat memusatkan perhatian pada awal pembelajaran. 2) Siswa yang aktif dalam kelompok selama kegiatan belajar berlangsung sebesar 75%, sedangkan 25% lainnya kurang kompak dan tidak saling membantu dalam kelompok. Hal ini disebabkan karena siswa yang malas dan mungkin kebanyakan jumlah anggota ditiap kelompok, sehingga membuat siswa bergantung pada teman yang sudah mengerjakan pekerjaan kelompoknya. 3) Kelompok yang dapat mengerjakan tugas dari guru dengan tepat dan teliti sebesar 74,5% sedangkan 25,5% lainnya masih kurang lengkap dalam menyelesaikan pekerjaannya. Hal ini dikarenakan sebagian siswa yang tidak
40
begitu memperhatikan langkah kerja praktek secara benar sesuai dengan job sheet. 4) Berdasarkan hasil pekerjaan siswa dapat diidentifikasi bahwa yang sudah mampu mengerjakan pekerjaan pemasangan kuku macan pada sudut keramik dan mendapatkan nilai 70 ke atas sebesar 72%, sedangkan 28% siswa lainnya belum sempurna dalam menyelesaikan tugas kelompok yang diberikan. Hal ini disebabkan mereka masih tidak begitu memperhatikan langkah kerja praktek secara benar sesuai dengan job sheet dan sebagian siswa bergantung pada teman keompok yang mengerjakan pekerjaannya. Hasil observasi tersebut dapat dilihat pada grafik dibawah ini :
Grafik Tingkat Keaktifan Siswa
Keaktifan Selama Apersepsi
20.5 20
jumlah siswa
Gambar19.5 9. Grafik Tingkat Keaktifan Siswa pada Siklus I Keaktifan dalam 19
Kelompok
18.5 18 Ketelitian dan Ketepatan dalam menyelesaikan pekerjaan kelompok
17.5 17 16.5
Ketuntasan Hasil Belajar
16
15.5 SIKLUS I
Gambar 8. Grafik Tingkat Keaktifan Siswa pada Siklus I
41
Grafik Tingkat Kepasifan Siswa Siswa yang pasif saat pemberian apersepsi
10 9 8
Siswa yang pasif dalam kelompok belajar
Jumlah Siswa
7 6
Siswa yang kurang tepat dan teliti dalam menyelesaikan pekerjaan kelompok
5 4 3
Siswa yang belum tuntas dalam pembelajaran
2 1 0 SIKLUS I
Gambar 9. Grafik Tingkat Kepasifan Siswa pada Siklus I
d. Refleksi Berdasarkan hasil observasi pada pelaksanaan siklus I, peneliti dapat memberikan analisis bahwa, dilihat dari hasil penelitian pada siklus I ternyata hasil penelitian belum dinyatakan berhasil karena hasil penelitian tidak sesuai dengan indikator yang telah ditentukan. Beberapa alasan tidak tercapainya indikator : 1) Kelemahan guru dalam siklus I a) Guru kurang jelas dalam menerangkan job sheet, sehingga sebagian siswa tidak begitu memperhatikan langkah kerja praktek secara benar sesuai dengan job sheet. b) Guru dalam memberikan materi terlalu santai, sehingga siswa malah ramai sendiri karena menganggap pembelajaran ini tidak begitu penting. 2) Dari segi siswa ditemukan beberapa kekurangan sebagai berikut : a) Siswa
masih
banyak
yang
kurang
konsentrasi
dalam
mengikuti
pembelajaran, saat pemberian apersepsi beberapa dari mereka ramai sendiri.
42
b) Saat
kerja
kelompok
beberapa
siswa
mengabaikan
tugas
dalam
kelompoknya, terutama Addien, Hani, Ipa, dan Sutrisno. c) Dari segi ketuntasan belajar, masih terdapat 8 siswa yang tidak tuntas dalam mengerjakan pekerjaan kelompok dan dengan hasil yang tidak memuaskan. Rata-rata kelas sudah cukup baik, yaitu 74,18 dibanding sebelum diterapkannya siklus I yaitu hanya 73,5. Tindakan refleksi yang dapat diambil berdasarkan pengamatan dan analisis yang telah dilakukan adalah : 1) Guru masih harus meluangkan waktu untuk melakukan pendekatan terhadap anak, sehingga setiap anak mengalami kesulitan akan mudah teratasi. 2) Guru lebih kreatif dalam menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif, sehingga siswa memiliki motivasi belajar yang tinggi dan siswa tidak cepat bosan dalam mengikuti pembelajaran. 2. Siklus II Tindakan siklus II dilaksanakan selama satu minggu mulai tanggal 26 April 2010 sampai 30 April 2010. Penerapan pembelajaran pekerjaan ubin pada siklus II melalui model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) adalah : a. Perencanaan Tindakan II Kegiatan perencanaan tindakan II dilaksanakan pada hari Senin, 26 April 2010 di ruang guru SMK N 2 Surakarta. Peneliti bersama guru kelas XI TKB mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan dalam penelitian ini. Peneliti mengungkapkan bahwa berdasarkan hasil analisis dan refleksi dari siklus I, kemudian disepakati bahwa pelaksanaan tindakan pada siklus II dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan, dengan alokasi waktu 6 x 45 menit yaitu pada hari Kamis 29 April 2010. Tahap perencanaan tindakan siklus II, meliputi kegiatan sebagai berikut : 1) Peneliti bersama guru mendiskusikan skenario pembelajaran pekerjaan ubin menggunakan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD).
43
2) Guru dan peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk materi pemasangan keramik pertemuan dinding dan lantai dengan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD). 3) Peneliti dan guru menyusun instrumen penelitian, yang berupa test dan nontest. Instrumen test dari hasil pekerjaan siswa (evaluasi akhir siklus). Sedangkan instrumen non-test dinilai berdasarkan pedoman observasi yang dilakukan oleh peneliti dengan mengamati keaktifan dan sikap siswa selama proses belajar mengajar berlangsung. 4) Mempersiapkan media pembelajaran berupa bahan praktek dan alat-alat praktek yang dibutuhkan. 5) Menyiapkan lembar kerja siswa atau job sheet sebelum pembelajaran dilakukan. 6) Menyiapkan lembar penilaian. 7) Membuat lembar observasi siswa dan lembar observasi guru. b. Pelaksanaan Tindakan II Kegiatan pelaksanaan tindakan II dilaksanakan dalam satu kali pertemuan, seperti yang sudah direncanakan yaitu pada hari Kamis 29 April 2010 di ruang praktek PDKB SMK N 2 Surakarta. Pertemuan dilaksanakan selama 6 x 45 menit sesuai dengan skenario pembelajaran dan RPP. Pelaksanaan tindakan II hampir sama dengan pelaksanaan tindakan I, hanya pada pelaksanaan tindakan II ini terdapat perbaikan yang masih diperlukan dari tindakan I. Materi pada pelaksanaan tindakan II ini adalah pemasangan keramik pertemuan dinding dan lantai. Sebelum pelajaran dimulai, guru telah mempersiapkan alat atau media yang akan digunakan dalam pembelajaran. Pada pembukaan pelajaran, seperti biasanya siswa disiapkan oleh ketua kelas dan dilanjutkan dengan berdoa. Kemudian guru mengucapkan salam dengan dilanjutkan mengabsen siswa, siswa yang tidak masuk adalah Doddy dan Ade. Seusai mengabsen, sebagai kegiatan awal guru memberikan motivasi pada siswa dengan mengajak siswa untuk sedikit santai karena pada pelajaran pekerjaan ubin di ruang praktek PDKB mendapatkan jadwal jam siang yaitu jam ke-5 sampai selesai atau pukul 10.15 sampai selesai. Dengan tujuan untuk mengkondisikan
44
kelas serta melepas rasa lelah setelah mengikuti pelajaran dan siswa dapat kembali termotivasi untuk belajar dan kembali mempunyai minat dalam mengikuti pelajaran.
Gambar 10. Guru Mengkondisikan Kelas pada Saat Pembelajaran Berlangsung
Kemudian guru sedikit mengulas kembali tentang pelajaran yang sudah disampaikan pada minggu lalu untuk kembali menyegarkan ingatan siswa, dilanjutkan mengaitkan materi minggu lalu dengan materi yang akan disampaikan pada hari ini yaitu tentang pemasangan keramik pertemuan dinding dan lantai.
45
Gambar 11. Guru Menerangkan Job sheet Pemasangan Keramik Pertemuan Dinding dan Lantai Selanjutnya guru memberikan waktu pada siswa untuk bertanya tentang materi yang belum jelas untuk mengetahui kondisi siswa sebelum melaksanakan pekerjaan yang diberikan dan setelah materi yang berkaitan dengan pekerjaan yang akan dilaksanakan siswa dapat diterima dengan baik . Guru mendekati beberapa siswa yang ramai sendiri untuk menanyakan apakah sudah paham dengan
materi
yang
telah
disampaikan
dan
menyuruh
siswa
untuk
memperhatikan. Kemudian pada kegiatan inti, guru mulai membagi kelompok dengan cara memberi kebebasan siswa untuk memilih teman satu kelompoknya agar mereka lebih nyaman dan bersemangat. Dalam siklus ini pembagian kelompok diperkecil, setiap kelompok beranggotakan 4 anak. Kelompok digunakan untuk mendukung keefektifan pembelajaran serta memudahkan siswa untuk diskusi, bertukar pendapat, dan bekerja sama sehingga pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik. Setelah pembagian kelompok, siswa segera mengambil bahan dan alat-alat yang dibutuhkan untuk praktek di laboratorium penyimpanan alat dan segera mengerjakan pekerjaan sesuai dengan job sheet bersama dengan anggota kelompoknya masing-masing. Dalam siklus II ini pelaksanaan hampir sama dengan siklus I.
46
Gambar 12. Siswa Aktif dalam Kegiatan Kelompok
Selama proses pembelajaran berlangsung, siswa bekerja sama, saling membantu dan aktif dalam menyelesaikan pekerjaan kelompok ini. Guru memberikan penilaian pada siswa dengan berkeliling ketiap kelompok untuk mengawasi keaktifan siswa pada waktu kegiatan berlangsung, memeriksa pekerjaan siswa apakah sudah sesuai dengan job sheet dan membantu siswa apabila menemui kesulitan dalam menyelesaikan pekerjaan pemasangan kuku macan pada sudut keramik. Pada kegiatan ini semua siswa terlihat sangat antusias, tetapi masih ada sebagian siswa yang kurang aktif dalam mengerjakan pekerjaan kelompok. Setelah
itu,
siswa
yang
pekerjaannya
sudah
selesai
segera
mempresentasikan pekerjaan kelompoknya. Guru bersama kelompok lain mengevaluasi hasil kerja siswa, pada kegiatan ini guru memberikan kesempatan siswa untuk mengungkapkan pendapatnya. Kemudian guru mengecek hasil kerja siswa dan buat skor perkembangan tiap siswa atau kelompok dan dilanjutkan siswa membersihkan peralatan praktek yang telah digunakan dan dikembalikan ke laboratorium penyimpanan alat.
47
Gambar 13. Siswa Mempresentasikan Hasil Pekerjaan Kelompoknya
Untuk kegiatan akhir guru memberikan evaluasi dan menyimpulkan materi tentang pekerjaan yang sudah dilaksanakan tentang kesalahan dan kekurangan dalam pelaksanaan pekerjaan. Setelah selesai guru mengumumkan rekor tim dan individual serta memberikan penghargaan yang berupa nilai tambah bagi siswa yang pekerjaannya paling baik dan bagi siswa yang aktif dalam mengikuti pembelajaran. Kemudian siswa disiapkan dan berdoa pada akhir pelajaran. c. Observasi Peneliti mengamati tingkah laku dan sikap siswa selama proses pembelajaran pekerjaan ubin dengan menerapkan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD), serta mengamati keterampilan guru dalam mengajar dengan menggunakan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD). Peneliti mengambil posisi di ruang praktek PDKB, sebab guru kelas menginginkan agar peneliti dapat mengamati langsung proses belajar mengajar pekerjaan ubin dengan seksama dan dapat menilai dengan baik.
48
Berdasarkan hasil observasi terhadap pelaksanaan proses belajar mengajar pekerjaan ubin, diperoleh informasi tentang motivasi dan aktifitas siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung, yaitu sebagai berikut : 1) Siswa aktif selama pemberian apersepsi sebesar 76% sedangkan 24% lainnya belum secara optimal dalam persiapan mengikuti pelajaran. 2) Siswa yang aktif dalam kelompok selama kegiatan belajar berlangsung sebesar 87,5%, sedangkan 12,5% lainnya masih kurang kompak dan tidak saling membantu dalam kelompok. Hal ini disebabkan karena siswa yang malas. 3) Kelompok yang dapat mengerjakan tugas dari guru dengan tepat dan teliti sebesar 86,5% sedangkan 13,5% lainnya masih kurang lengkap dalam menyelesaikan pekerjaannya. Hal ini dikarenakan siswa yang
tidak
memanfaatkan waktu dengan baik dan tidak memperhatikan langkah kerja sesuai job sheet. 4) Berdasarkan hasil pekerjaan siswa dapat diidentifikasi bahwa yang sudah mampu mengerjakan pemasangan keramik pertemuan dinding dan lantai dan mendapatkan nilai 70 ke atas sebesar 95%, sedangkan 5% siswa lainnya belum sempurna dalam menyelesaikan tugas kelompok yang diberikan. Hal ini disebabkan mereka masih tidak begitu memperhatikan langkah kerja praktek secara benar sesuai dengan job sheet, sehingga hasil pekerjaan yang diperoleh tidak mencapai sempurna.
49
Hasil observasi tersebut dapat dilihat pada grafik dibawah ini :
Grafik Tingkat Keaktifan Siswa 24.5
Keaktifan selama apersepsi
24
Jumlah Siswa
23.5 23
Keaktifan dalam kelompok
22.5 22 21.5
Ketelitian dan ketepatan dalam menyelesaikan pekerjaan kelompok
21 20.5
20 19.5
Ketuntasan hasil belajar SIKLUS II
Gambar 14. Grafik Tingkat Keaktifan Siswa pada Siklus II
Grafik Tingkat Kepasifan Siswa Siswa yang pasif saat pemberian apersepsi
Jumlah Siswa
6 5
Siswa yang pasif dalam kelompok belajar
4 3 2 1 0 SIKLUS II
Siswa yang kurang tepat dan teliti dalam menyelesaikan pekerjaan kelompok Siswa yang belum tuntas dalam pembelajaran
Gambar 15. Grafik Tingkat Kepasifan Siswa pada Siklus II
50
d. Refleksi Berdasarkan hasil observasi pada pelaksanaan siklus II, peneliti dapat memberikan analisis bahwa, dilihat dari hasil penelitian pada siklus II ternyata hasil penelitian sudah memenuhi indikator yang telah ditentukan dan mengalami peningkatan hasil dari siklus I ke siklus II, sehingga penelitian pada siklus II ini dinyatakan berhasil. Meskipun demikian, masih ada beberapa kelemahan atau pun kekurangan siswa pada siklus II ini yang perlu ditindak lanjuti, antara lain : 1) Beberapa kelemahan guru dalam siklus II ini adalah : a) Dalam menerangkan job sheet suara guru masih dikeluhkan siswa kurang jelas. b) Guru sudah tidak terlalu santai dalam memberikan materi, namun masih ada beberapa siswa yang ramai sendiri dan mengabaikan pelajaran. 2) Sedangkan dari siswa masih ditemukan kekurangan, antara lain : a) Kurangnya perhatian dari beberapa siswa terhadap pembelajaran. Justru siswa-siswa ini adalah siswa yang dirasa sering mengabaikan pelajaran pekerjaan ubin. b) Masih
ada
beberapa
siswa
yang
malas-malasan
bekerja
dengan
kelompoknya,terutama tonny dan wahyu. c) Dari segi hasil belajar sudah ada peningkatan dari siklus I yaitu 76,87. Secara keseluruhan rata-rata naik, namun masih terdapat 2 siswa yang tidak lulus atau mendapat nilai kurang dari 70. Tindakan refleksi yang dapat diambil berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan adalah : 1) Guru lebih memperbaiki gaya mengajar yang lebih dapat membuat siswa tertarik dan berminat dalam mengikuti pembelajaran pekerjaan ubin, sehingga siswa tidak lagi mengabaikan pelajaran. 2) Guru agar lebih memperhatikan volume suara dan kejelasan pengucapan kalimat agar siswa tidak mengalami kebingungan.
51
D. Pembahasan Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan pada siklus I dan II dapat dinyatakan bahwa terjadi peningkatan kualitas dan hasil pembelajaran pekerjaan ubin melalui penggunaan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) dari siklus satu ke siklus berikutnya. Hal tersebut dapat dilihat dari tabel 3 berikut ini :
Tabel 3. Peningkatan Kualitas dan Hasil Pembelajaran Aspek yang dinilai
Siklus
Jumlah
(%)
Peningkatan
Siklus I
17 siswa
70
6%
Siklus II
21 siswa
76
Siklus I
20 siswa
75
belajar
Siklus II
23 siswa
87,5
Ketelitian dan ketepatan siswa dalam
Siklus I
19 siswa
74,5
menyelesaikan pekerjaan kelompok
Siklus II
22 siswa
86,5
Ketuntasan hasil belajar
Siklus I
18 siswa
72
Siklus II
24 siswa
95
Keaktifan siswa selama apersepsi
Keaktifan
siswa
dalam
kelompok
12,5%
12%
23%
52
Peningkatan kualitas dan hasil pembelajaran pekerjaan ubin tersebut juga dapat dilihat pada grafik berikut ini :
Grafik Peningkatan Keaktifan Siswa
Jumlah Siswa
30 25
20
II I
II I
II
II I
keaktifan selama apersepsi
I keaktifan dalam kelompok
15 10 5
ketepatan dan ketelitian dalam mengerjakan pekerjaan kelompok
0
ketuntasan hasil belajar SIKLUS
Gambar 16. Grafik Hasil Penelitian I
Sebelum melaksanakan siklus I, peneliti melakukan observasi awal untuk mengetahui kondisi yang ada di SMK N 2 Surakarta. Dari hasil observasi ini, peneliti menemukan bahwa pembelajaran pekerjaan ubin pada siswa kelas XI TKB masih kurang optimal, dimana siswa kurang antusias mengikuti pembelajaran dan hasil evaluasi belajarnya kurang maksimal. Oleh karena itu, peneliti mengadakan diskusi dengan guru kelas XI TKB dan mencari solusi untuk mengatasi masalah tersebut, yaitu dengan menerapkan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD). Alasan utama peneliti mengambil metode ini adalah karena kondisi belajar siswa yang kurang kondusif, maka dengan pembentukan kegiatan kelompok, siswa disuruh mempresentasikan hasil kerja kelompoknya, dan pemberian penghargaan diakhir pembelajaran diharapkan dapat meningkatkan semangat dan keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran pekerjaan ubin. Kemudian guru kelas dibantu peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) guna melaksanakan kegiatan siklus I. Materi pada
53
pelaksanaan tindakan siklus I ini adalah pemasangan kuku macan pada sudut keramik. Guru memberikan materi dengan menerangkan job sheet yang nantinya akan dikerjakan siswa secara berkelompok. Namun, dari hasil pengamatan terhadap proses belajar mengajar pekerjaan ubin pada siklus I masih terdapat kekurangan dan kelemahan, yaitu siswa kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari kegiatan kerja kelompok, dimana dari 5-6 siswa anggota kelompok, hanya 2 atau 3 anak saja yang mau aktif mengerjakan pekerjaan kelompok. Selain itu, kesempatan presentasi untuk tanya jawab banyak diabaikan para siswa yang belum maju. Karena itu, peneliti mencari solusi dan menyusun rencana pembelajaran siklus II untuk mengatasi kekurangan dan kelemahan dalam pembelajaran pekerjaan ubin pada siklus I. Materi pembelajaran pada siklus II adalah pemasangan keramik pertemuan dinding dan lantai. Pada saat peneliti melakukan wawancara dengan siswa, siswa merasa cukup antusias dengan diterapkannya model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) kemarin. Selain siswa menjadi aktif, siswa juga tidak segan bertanya dan bekerja sama dengan teman satu kelompoknya. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses belajar mengajar pekerjaan ubin pada siklus II, kualitas pembelajaran baik hasil maupun proses sudah menunjukkan peningkatan. Siswa yang sebelumnya kurang aktif saat pembelajaran, sekarang menjadi lebih antusias dan lebih merespon apersepsi guru. Dengan memperkecil anggota kelompok menjadi 4 anak saja, ternyata membuat siswa jauh lebih aktif dalam mengerjakan tugas kelompoknya. Kegiatan presentasi dengan tanya jawab oleh guru juga lebih efektif. Meskipun begitu, masih diperlukan juga motivasi dari guru dan pendekatan dari guru untuk mendukung berhasilnya proses belajar mengajar pekerjaan guru. Guru merasa kegiatan pemberian motivasi ini akan dapat dilaksanakan tiap saat nanti. Oleh sebab itu, masalah yang dihadapi pada pembelajaran pekerjaan ubin sudah dapat teratasi dengan cara penerapan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD). Teratasinya masalah pembelajaran tersebut dapat dilihat dari aspek-
54
aspek pengamatan yang telah dilakukan yaitu menurunnya tingkat kepasifan siswa dalam mengikuti pembelajaran, antara lain : 1. Ketidakaktifan siswa dalam menanggapi apersepsi yang diberikan guru saat pemberian materi menurun dari 9 siswa menjadi 5 siswa. 2. Siswa yang tidak aktif dalam kegiatan kelompok belajar menurun dari 6 siswa menjadi 3 siswa dengan memperkecil jumlah anggota kelompok belajar. 3. Siswa yang belum mengerjakan tugas kelompok dengan tepat dan teliti menurun dari 7 siswa menjadi 4 siswa. 4. Siswa yang hasil belajarnya belum tuntas menurun dari 8 siswa menjadi 2 siswa. Penurunan tingkat kepasifan siswa dalam mengikuti pembelajaran tersebut dapat dilihat pada grafik dibawah ini :
Grafik Penurunan Tingkat Kepasifan Siswa 10
I
Jumlah Siswa
8
I
7 6
I
Siswa yang pasif dalam kelompok belajar
II
5 4
Siswa yang pasif saat pemberian apersepsi
I
9
II II
3
II
2 1
siswa yang kurang tepat dan teliti dalam mengerjakan pekerjaan kelompok siswa yang belum tuntas dalam pembelajaran
0
SIKLUS
Gambar 17. Grafik Hasil Penelitian II
Berdasarkan tindakan tersebut, guru berhasil melaksanakan pembelajaran pekerjaan ubin yang menyenangkan sehingga dapat meningkatkan hasil pembelajaran pekerjaan ubin. Selain itu, peneliti juga dapat meningkatkan kinerja
55
guru dalam melaksanakan pembelajaran yang efektif dan menarik. Keberhasilan pembelajaran pekerjaan ubin dengan menggunakan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD), dapat dilihat dari indikator-indikator sebagai berikut : 1. Siswa terlihat antusias dan bersemangat dalam mengikuti pembelajaran pekerjaan ubin. 2. Siswa sudah mampu mengatasi kesulitan belajar dengan berdiskusi dengan teman yang lebih paham akan materinya dan belajar bekerja sama dengan baik. 3. Siswa sudah mampu memahami materi pekerjaan ubin. 4. Pada setiap penyampaian materi, guru selalu memberikan motivasi dengan pertanyaan-pertanyaan yang membantu keaktifan belajar siswa. 5. Nilai dari hasil pekerjaan yang telah diberikan guru menunjukkan peningkatan dari siklus I sampai siklus II.
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN
A. Simpulan Berdasarkan analisis hasil penelitian dan pembahasan yang telah peneliti uraikan, maka dapat diambil suatu simpulan sebagai berikut : 1. Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI TKB SMK N 2 Surakarta pada mata pelajaran pekerjaan ubin. Meningkatnya hasil belajar siswa dapat dilihat dari ketuntasan hasil belajar siswa
yang
mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II. Ketuntasan hasil belajar yang dicapai secara klasikal siswa sebesar 95% dengan nilai rata-rata 76,87. 2. Efektifitas penerapan model pembelajaran STAD di kelas XI TKB SMK N 2 Surakarta pada mata pelajaran pekerjaan ubin dapat tercapai dengan baik. Tercapainya efektifitas belajar siswa dapat dilihat dengan adanya peningkatan keaktifan siswa selama apersepsi yaitu 70% menjadi 76% secara klasikal siswa, meningkatnya keaktifan siswa dalam kegiatan kelompok belajar yaitu 75% menjadi 87,5% secara klasikal siswa, serta adanya peningkatan ketelitian dan ketepatan siswa dalam menyelesaikan pekerjaan kelompok yaitu 74,5% menjadi 86,5% secara klasikal siswa. . B. Implikasi Berdasarkan hasil penelitian beserta pembahasan dan simpulan yang dikemukakan tersebut diatas, maka implikasi dari penelitian ini sebagai berikut : 1. Implikasi Teoritis Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran yaitu berasal dari pihak guru maupun siswa. Faktor dari pihak guru yaitu kemampuan guru dalam mengembangkan materi, kemampuan guru dalam menyampaikan materi, kemampuan guru dalam mengelola kelas, dan metode yang digunakan oleh guru
56
57
dalam proses pembelajaran. Sedangkan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran pekerjaan ubin. Faktor-faktor tersebut saling mendukung satu sama lain, sehingga harus diupayakan secara maksimal agar semua faktor tersebut dapat dimiliki oleh guru dan siswa dalam proses pembelajaran yang berlangsung di kelas. Apabila guru memiliki kemampuan baik, maka guru dapat menyampaikan materi dengan baik. Materi tersebut akan diterima siswa dengan baik apabila siswa juga memiliki minat dan motivasi yang tinggi untuk aktif dalam proses pembelajaran. Dengan demikian, kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar, kondusif, efektif, dan efisien. Penggunaan metode pembelajaran yang tepat, sangat berpengaruh terhadap kualitas dan efektifitas penyampaian materi yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar. Hal ini akan berpengaruh pula pada motivasi dan keaktifan siswa pada saat mengikuti pembelajaran, sehingga tercipta kegiatan belajar mengajar yang berkualitas. Ada beberapa manfaat dari penggunaan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) dalam pembelajaran, antara lain : (1) membantu siswa dalam memahami materi, (2) melibatkan siswa dalam pembelajaran, sehingga siswa menjadi lebih aktif, (3) siswa dapat menambah pengalaman dan pengetahuan melalui kegiatan presentasi dan diskusi kelompok, dan (4) menumbuhkan minat belajar dan antusiasme terhadap pembelajaran pekerjaan ubin dengan metode pembelajaran yang menyenangkan. 2. Implikasi Praktis Penelitian ini memberikan gambaran secara jelas bahwa melalui penggunaan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) dalam pembelajaran pekerjaan ubin dapat meningkatkan hasil belajar pekerjaan ubin. Bagi guru bidang studi pekerjaan ubin, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai alternatif pilihan dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran. Disamping itu, dapat menjadikan siswa lebih aktif dan menghapus pandangan
siswa
terhadap
pembelajaran
yang
membosankan
menjadi
pembelajaran yang menarik dan menyenangkan. Apalagi bagi guru yang memiliki kemampuan dalam mengajak siswa untuk dapat berkomunikasi dengan baik,
58
sehingga siswa menjadi tidak malu untuk bertanya atau maju ke depan kelas menyampaikan pendapatnya dan hasil pekerjaannya. Pemberian tindakan dari siklus I sampai siklus II memberikan deskripsi bahwa terdapatnya kekurangan dan kelemahan yang terjadi selama proses pembelajaran pekerjaan ubin berlangsung. Namun, kekurangan-kekurangan tersebut dapat diatasi pada pelaksanaan tindakan pada siklus II. Dari pelaksanaan tindakan yang kemudian dilakukan refleksi terhadap proses pembelajaran, dapat dideskripsikan terdapatnya peningkatan kualitas baik proses maupun hasil dari pembelajaran pekerjaan ubin. Dalam pembelajaran pekerjaan ubin ini digunakan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD). Dengan penggunaan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD), hasil belajar pekerjaan
ubin
siswa
dapat
meningkat.
Hal
ini
dikarenakan
dalam
penggunaannya, siswa diberi kesempatan untuk bertanya, berdiskusi dalam kelompok belajar, bekerja sama dalam kelompok untuk menyelesaikan pekerjaannya, siswa mempresentasikan hasil kerja kelompoknya sehingga pengetahuan yang diperoleh siswa tidak hanya berasal dari pengalaman pada saat melihat guru mengajar tetapi juga diperoleh dari kegiatan yang dilakukan siswa itu sendiri. Selain itu, guru juga memberikan penghargaan bagi siswa yang hasil kerjanya paling baik dan bagi siswa yang aktif dalam proses pembelajaran. Hal ini bertujuan agar supaya siswa lebih termotivasi dan bersemangat dalam mengikuti pembelajaran. Pengetahuan dibangun atas dasar konsep yang diterima siswa yang dikembangkan berdasarkan pengalaman yang telah merekan dapat. Pengetahuan tersebut bersifat lebih kekal (bertahan lama) dalam pikiran siswa.
C. Saran Berkaitan dengan simpulan diatas, maka peneliti dapat mengajukan saran-saran sebagai berikut : 1. Guru harus selalu meningkatkan kemampuannya dalam mengembangkan dan menyampaikan materi, serta dalam mengelola kelas, sehingga kualitas pembelajaran yang dilakukan dapat terus meningkat seiring dengan
59
peningkatan kemampuan yang dimilikinya. Selain itu, guru hendaknya mau membuka diri untuk menerima berbagai bentuk masukan, saran, dan kritikan agar dapat lebih memperbaiki kualitas mengajarnya. 2. Guru hendaknya menerapkan metode pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa dalam kegiatan belajar mengajar dan selama proses pembelajaran, guru hendaknya menggunakan cara-cara mengajar yang bervariatif dan menarik perhatian siswa sehingga siswa tidak cepat bosan. 3. Bagi guru yang belum menerapkan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD), dapat menerapkan model pembelajaran tersebut dengan berbagai komponennya dalam pembelajaran agar pemahaman siswa menjadi lebih meningkat. 4. Penelitian ini dapat diterapkan di kelas lain maupun di sekolah lain, namun dalam penerapannya harus diikuti penyesuaian dengan konteks kelas maupun sekolah masing-masing. Hal ini perlu dilakukan karena meskipun sekolahsekolah di Indonesia memiliki karakteristik tertentu yang berbeda dengan sekolah lain. Maka dengan adanya penyesuaian tersebut diharapkan dapat menciptakan pola pengajaran yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Adili, La Ode. 2004. Metode STAD Pembelajaran Membaca Pemahaman.
Dimyati dan Mudjiono.2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Lie, Anita. 2003. Cooperative Learning. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.
Mulyasa, E. 2004. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Slameto. 2003. Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Sudijono, Anas. 2006. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo.
Sudjana, Nana. 2001. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Suyatno. 2009. Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Sidoarjo: Masmedia Buana Pustaka.
Suyitno, Amin. 2005. Petunjuk Praktis Penelitian Tindakan Kelas untuk Penyusunan Skripsi. Semarang: FMIPA UNNES.
Zuriah, Nurul. 2003. Penelitian Tindakan Kelas dalam Bidang Pendidikan dan Sosial. Malang: Bayu Media Publishing.
LAMPIRAN 1
DAFTAR HADIR SISWA
Kelas
: XI TKB
Semester : Genap
Program Keahlian
: Teknik Konstruksi Bangunan
TP.
Mata Pelajaran
: Pekerjaan Ubin
No
NAMA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
Doddy Bharata Addien Luqmanul Hakim Ade Ristianto Agus Budi Santoso Burhanudin Anshori Daniel Triyono Dany Saputro Daud Mulyadi Dawut Kistiono Defi Prasetyo Eko Prastyo Hani Tri Praja Guta Hendrik Bagus Prayetno Ikhsanudin Ipa Renggono M Sutrisno A Muh Alevcha Rizqi Muh Febry Setiawan A Muh Syarifudin Budi N Muna Lestianto Noor Rachman Afif S Rikwan Santoso Tonny Hindra Wibowo Tri Jatmiko Wahyu Widodo Helly Angkasa Yudha
PERTEMUAN Siklus I Siklus II S S / / / I / / I / / / / / / / / / / / / / / / / / / / / / / / / / / / / / / / S / / / / / / / / / I /
S
KET I
: 2009/2010
A
% HADIR
LAMPIRAN 2 DAFTAR ANGGOTA KELOMPOK PEKERJAAN UBIN PEMASANGAN KUKU MACAN PADA SUDUT KERAMIK ( SIKLUS I )
KELOMPOK 1
KELOMPOK 2
Tonny Hindra Wibowo
Muh Febry Setiawan A
Ade Ristianto
Eko Prastyo
Muh Alevcha Rizqi
Dawut Kistiono
Daud Mulyadi
Daniel Triono
Ikhsanudin
Muna Listianto
Addien Luqmanul Hakim
Hani Tri Praja Guta
KELOMPOK 3
KELOMPOK 4
Wahyu Widodo
Rikwan Santoso
Defi Prasetyo
Dany Saputro
Tri Jatmiko
Agus Budi Santoso
Hendrik Bagus Prayetno
Muh Syarifudin Budi N
Ipa Renggono
M Sutrisno A
LAMPIRAN 3
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Mata Pelajaran
: Pekerjaan Ubin
Kelas / Semester
: XI / 4 (Empat)
Pertemuan Ke-
:3
Alokasi Waktu
: 6 x 45 menit
Standar Kompetensi : Melakukan pekerjaan pemasangan kuku macan pada sudut keramik Kompetensi Dasar
: Menguasai langkah kerja pekerjaan pemasangan kuku
macan pada sudut keramik A. Indikator 1. Bahan dan alat-alat yang digunakan untuk pekerjaan pemasangan kuku macan pada sudut keramik disebutkan dengan benar sesuai dengan penjelasan guru 2. Langkah kerja pemasangan kuku macan pada sudut keramik disebutkan dengan benar sesuai dengan job sheet 3. Pemasangan kuku macan pada sudut keramik dilaksanakan sesuai dengan job sheet B. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat menyebutkan bahan dan alat-alat yang digunakan untuk pekerjaan pemasangan kuku macan pada sudut keramik sesuai dengan penjelasan guru 2. Siswa dapat menyebutkan langkah kerja pemasangan kuku macan pada sudut keramik dengan benar 3. Siswa dapat memasang kuku macan pada sudut keramik sesuai dengan job sheet
C. Materi Pembelajaran
1. Bahan dan alat-alat yang digunakan untuk pekerjaan pemasangan kuku macan pada sudut keramik 2. Langkah kerja pemasangan kuku macan pada sudut keramik D. Pendekatan dan Metode Pembelajaran 1. Model Pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) 2. Metode ceramah, diskusi, tanya jawab, dan penugasan E. Sumber dan Bahan Pembelajaran 1. Buku paket 2. Alat-alat praktek F. Langkah-langkah Pembelajaran Pertemuan Kegiatan Kegiatan Awal 1. Siswa disiapkan oleh ketua kelas dan dilanjutkan dengan
Waktu 15 menit
berdoa 2.
Guru mengucapkan salam dan dilanjutkan dengan presensi
3.
Guru memotivasi siswa dengan mengajak siswa untuk sedikit santai, yang selanjutnya dilakukan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan kepada siswa tentang kegunaan pemasangan kuku macan pada sudut keramik
Kegiatan Inti 1. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok heterogen yang beranggotakan 4-5anak dengan tingkat prestasi yang berbeda 2.
Siswa duduk secara berkelompok sesuai dengan kelompoknya masing-masing
3.
Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang job sheet pemasangan kuku macan pada sudut keramik
4.
Siswa mengajukan pertanyaan yang dirasa masih sulit untuk dipahami
240 menit
5.
Siswa mengambil peralatan dan bahan-bahan untuk praktek
6.
Siswa saling bekerja sama untuk menyelesaikan pekerjaan kelompok yang nantinya akan terjadi diskusi kelas
7.
Siswa mengerjakan pekerjaan pemasangan kuku macan pada sudut keramik sesuai dengan job sheet yang sudah ada
8.
Siswa yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan pekerjaan segera meminta bantuan atau arahan dari guru
9.
Siswa yang pekerjaannya sudah selesai segera mempresentasikan hasil pekerjaan kelompoknya
10. Siswa bersama guru mengevaluasi pekerjaan kelompok yang sudah selesai 11. Siswa membersihkan peralatan praktek dan dikembalikan ke laboratorium penyimpanan alat 12. Guru mengecek hasil kerja siswa dan buat skor perkembangan tiap siswa atau kelompok Kegiatan Akhir 1. Tes Evaluasi Soal : a. Apakah kegunaan pemasangan nat keramik ? b. Apakah kegunaan pemasangan kuku macan pada sudut keramik ? Jawaban : a. Kegunaan pemasangan nat keramik adalah untuk mengisi sela-sela antar keramik dan memperindah pasangan keramik b. Untuk mempercantik ruangan, mengatasi suasana yang biasa-biasa saja, dan untuk keselamatan. Penilaian hasil keterampilan praktek meliputi :
15 menit
a. Keterampilan pokok (50%) b. Keterampilan tambahan (20%) c. Metode (10%) d. Keamanan (10%) e. Waktu (10%) 2.
Guru dan siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari
3.
Guru mengumumkan rekor tim dan individual, serta memberikan penghargaan
4.
Siswa disiapkan dan berdoa
LAMPIRAN 4 JOB SHEET ( Siklus I ) SATUAN PENDIDIKAN
: Sekolah Menengah Kejuruan
MATA PELAJARAN
: Pekerjaan Ubin
KELAS/SEMESTER
: XI/4 ( Empat )
STANDAR KOMPETENSI : Melakukan pekerjaan pemasangan kuku macan pada sudut keramik LOKASI WAKTU
: 6 x 45 menit
A. KOMPETENSI DASAR Menguasai langkah kerja pekerjaan pemasangan kuku macan pada sudut keramik B.
INDIKATOR 1.
Bahan dan alat-alat yang digunakan untuk pekerjaan pemasangan kuku macan pada sudut keramik disebutkan dengan benar sesuai dengan penjelasan guru
2.
Langkah kerja pemasangan kuku macan pada sudut keramik disebutkan dengan benar sesuai dengan job sheet
3.
Pemasangan kuku macan pada sudut keramik dilaksanakan sesuai dengan job sheet
C. ALAT DAN BAHAN 1.
Alat : a. Sendok spesi / cetok b. Roskam c. Mistar d. Waterpas e. Meteran f. Benang g. Siku
h. Palu i. Ember j. Paku ternit k. Kain lap 2.
Bahan: a. Keramik b. Semen c. Pasir d. Air e. Kuku macan
D. KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA Hal-hal yang perlu diperhatikan agar aman selama melakukan pekerjaan adalah : a. Memakai pakaian kerja (wear pack) b. Tempat kerja harus bersih dari kotoran. c. Tempatkan alat dan bahan yang mudah dijangkau dan aman untuk mendapatkan ruang kerja yang ideal. d. Gunakan alat sesuai dengan fungsinya. e. Bekerjalah dengan teliti, hati-hati dan penuh konsentrasi. E. LANGKAH KERJA 1. Persiapan pekerjaan a. Mengenakan pakaian kerja (wear pack). b. Mempelajari gambar kerja. c. Mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk pekerjaan. d. Menghitung secara akurat ubin keramik yang dibutuhkan. Menentukan dan mengatur peralatan dan bahan dengan tujuan: a. Menghindari kecelakaan kerja. b. Tersedianya ruang gerak yang cukup leluasa saat bekerja. c. Meningkatkan produktifitas d. Menghindari pemborosan.
tercecernya
material
yang
bisa
mengakibatkan
e. Menambah semangat kerja. 2. Pelaksanaan pemasangan kuku macan pada sudut keramik a. Bersihkan tempat lokasi praktek terlebih dahulu. b. Rendam keramik dalam air ± 15 menit agar keramik menjadi lebih elastis dan pada saat pemasangan dapat dengan mudah menempel. c. Buatlah garis dengan menggunakan benang di tepi/pinggiran lantai sebagai patokan pemasangan keramik, sikukan benang tadi dengan penggaris siku dan beri tanda untuk mempermudah pengerjaannya. d. Letakkan keramik sejajar dengan benang dan garis siku tadi untuk memastikan apakah sudah siku atau belum. e. Setelah siku tentukan beda tingginya, ikatkan benang tadi pada paku yang sudang ditancapkan pada lantai dan jangan dilepas kalau pekerjaan belum selesai. f. Buatlah adukan yang benar-benar homogen/semen,pasir dan air sudah diaduk sehigga benar-benar bercampur dengan baik. g. Buatlah air semen untuk dioleskan kebawah keramik sebelum dipasang diatas spesi dengan tujuan agar daya rekat keramik ke adukan benarbenar lengket. h. Setelah semuanya siap, letakkan spesi ke lantai dan pasangkan keramik yang sudah diolesi air semen. i. Ketuk keramik dengan menggunakan palu karet agar padatnya merata. j. Periksa kembali apakah ketinggiannya sudah sama rata dengan benang yang ditarik untuk menentukan ketinggian lantai sebelum melanjutkan pekerjaan. k. Tancapkan paku ternit di tepi keramik yang sudah dipasang tadi untuk membuat jarak nat keramik, selain itu agar kelihatan rapi dan lakukan pekerjaan yang telah ditentukan l. Setelah pengerjaan pemasangan keramik pada tepi lantai sudah selesai, untuk pengerjaan tepi bawah caranya sama, tinggal menyesuaikan pekerjaan pemasangan keramik pada tepi lantai.
m. Setelah pekerjaan selesai jangan lupa chek kembali kesikuannya, kedatarannya dengan menggunakan waterpas dan tebal spesi dengan mistar. n. Setelah pemasangan keramik selesai, pasangkan kuku macan yang sesuai dengan ukuran pada sudut keramik. o. Jangan diinjak-injak, amankan areal keramik yang baru dipasang dari lalu lalang orang selama 2-3 hari. p. Periksa kembali hasil pemasangan, pastikan dibawah ubin keramik yang terpasang semuanya padat terisi adukan dan tidak ada yang kosong. q. Setelah pekerjaan selesai, sambil menunggu keramik yang telah dipasang tadi kering, bersihkan alat-alat yang telah digunakan tadi dan dikembalikan pada tempatnya ,bersihkan lokasi praktek, untuk finishing lap pasangan keramik yang sudah kering tadi dengan kain
F. GAMBAR KERJA 1.
Pembuatan adukan
3.
Pemasangan keramik dan kuku macan
2. Pemasangan spesi
5.
Hasil praktek
4.
Pengelapan/finishing
LAMPIRAN 5
LEMBAR EVALUASI SISWA ( SIKLUS I )
1.
Soal Test : Apakah kegunaan pemasangan nat keramik ?
2.
Apakah kegunaan pemasangan kuku macan pada sudut keramik ?
1.
Jawaban : Kegunaan pemasangan nat keramik adalah untuk mengisi sela-sela antar keramik dan memperindah pasangan keramik
2.
Untuk mempercantik ruangan, mengatasi suasana yang biasa-biasa saja, dan untuk keselamatan.
Lembar Observasi Praktek
No.
Hasil Keterampilan
Skor
1
Keterampilan pokok
50%
2
Keterampilan tambahan
20%
3
Metode
10%
4
Keamanan
10%
5
Waktu
10%
LAMPIRAN 6
LEMBAR OBSERVASI AKTIFITAS SISWA ( SIKLUS I ) Aspek yang Diamati Apersepsi No.
Nama B
C
1
Doddy Bharata
√
2
Addien Luqmanul
√
K KS
B
Kegiatan
Ketelitian dan
Kelompok
Ketepatan
C
K
KS
B
√
C
K
KS
√
√
√
Hakim 3
Ade Ristianto
√
√
√
4
Agus Budi Santoso
√
√
√
5
Burhanudin Anshori
6
Daniel Triyono
7
Dany Saputro
8
Daud Mulyadi
9
Dawut Kistiono
10
Defi Prasetyo
11
Eko Prastyo
√
12
Hani Tri Praja Guta
√
13
Hendrik Bagus Prayetno
14
Ikhsanudin
15
Ipa Renggono
16
M Sutrisno A
17
Muh Alevcha Rizqi
√
18
Muh Febry Setiawan A
√
19
Muh Syarifudin Budi N
√ √ √
√ √
√
√
√
√ √ √
√
√
√
√
√
√
√
√
√ √
√
√
√
√
√
√ √
√ √ √
√ √ √
√
√ √
√
√
√
√
20
Muna Lestianto
21
Noor Rachman Afif S
22
Rikwan Santoso
23
Tonny Hindra Wibowo
24
Tri Jatmiko
25
Wahyu Widodo
26
Helly Angkasa Yudha
√
√
√
√
√
√
√
√ √
√
√ √
√ √
√ √
√ √
√
Jumlah Rata-rata Prosentase
Surakarta, 22 April 2010 Observer
Taofik NIM. K 1506050
√ √
DESKRIPTOR PENILAIAN AKTIFITAS SISWA
1.
2.
3.
Apersepsi a.
Menunjukkan antusias dan rasa senang dalam pembelajaran
b.
Mengajukan pertanyaan
c.
Menyimak penjelasan guru dengan sungguh-sungguh
Kegiatan Kelompok a.
Memberi bantuan pada teman yang mengalami kesulitan
b.
Menunjukkan kekompakan dan saling bekerja sama
c.
Mengerjakan pekerjaan kelompok dengan baik
Ketelitian dan Ketepatan a.
Memperhatikan sistematika kerja dan keselamatan kerja dengan baik
b.
Memperhatikan ketegakan, kesikuan, kelurusan, posisi, ketepatan pengukuran, dan kedataran pemasangan ubin dengan baik dan benar
c.
Memperhatikan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan
Keterangan : Diisi dengan tanda cek (√) Baik (B)
: Jika semua indikator dilaksanakan
Cukup (C)
: Jika hanya dua indikator dilaksanakan
Kurang (K)
: Jika hanya satu indikator dilaksanakan
Kurang Sekali (KS)
: Jika semua indikator tidak dilaksanakan
LAMPIRAN 7
LEMBAR OBSERVASI SISWA ( SIKLUS I )
Nama Peneliti
: Erma Setya Utami
Sekolah
: SMK N 2 Surakarta
Hari/tanggal
: Kamis/22 April 2010 Kriteria Pengamatan
No.
Aspek Pengamatan
Kurang
Cukup
Baik
Baik Sekali
1
Kesiapan siswa dalam menerima
√
pelajaran 2
√
Keaktifan siswa dalam melaksanakan kegiatan kelompok
3
Keberanian siswa untuk
√
bertanya 4
Kerjasama siswa dalam
√
kelompok 5
√
Kemampuan siswa dalam menyelesaikan pekerjaan kelompok
6
Suasana diskusi antar siswa
7
Antusias siswa dalam
√ √
belajar 8
Kreatifitas siswa dalam mengerjakan pekerjaan kelompok
√
9
Keberanian siswa dalam
√
menyajikan temuannya 10
Kemampuan siswa
√
menghubungkan materi dengan kehidupan nyata 11
Kemampuan siswa
√
memecahkan masalah 12
Kesan umum respon siswa
√
Keterangan : Berilah penilaian anda dengan memberikan tanda cek (√) pada kolom yang sesuai. 1 : Banyaknya siswa yang melakukan aktifitas < 40% ( Kurang ) 2 : Banyaknya siswa yang melakukan aktifitas 41% - 60% ( Cukup ) 3 : Banyaknya siswa yang melakukan aktifitas 61% - 80% ( Baik ) 4 : Banyaknya siswa yang melakukan aktifitas 81% - 100% ( Baik Sekali )
Surakarta, 22 April 2010 Observer
Taofik NIM. K 1506050
LAMPIRAN 8
LEMBAR OBSERVASI GURU ( SIKLUS I )
Nama Peneliti
: Erma Setya Utami
Sekolah
: SMK N 2 Surakarta
Hari/tanggal
: Kamis/22 April 2010 Kriteria Pengamatan
No.
Aspek Pengamatan
Kurang Cukup
Baik
Baik Sekali
I
Pendahuluan :
1
a. Melakukan persiapan fisik :
√
papan tulis tertata rapi dan bersih, bahan dan alat-alat praktek, dan tempat untuk praktek b. Menyiapkan alat bantu
√
mengajar dan sumber belajar √
c. Mengabsen siswa d. Melakukan tatapan
√
keseluruh siswa √
e. Meminta siswa untuk memperhatikan pelajaran 2
Melakukan apersepsi sesuai
√
dengan materi yang akan diajarkan 3
Motivasi
II
Pengembangan :
√
1
Mengelola kelas : a. Memberi petunjuk dan
√
penjelasan b. Menunjukkan sifat adil
√
kepada siswa √
c. Menegur siswa secara wajar dan tegas jika ada tingkah laku siswa yang kurang baik d. Memberi penguatan pada
√
jawaban siswa yang benar 2
Memberi kesempatan siswa : √
a. Untuk membangun pengetahuan sendiri
√
b. Untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran 3
√
Usaha guru dalam membantu siswa dalam kegiatan penemuan pengetahuan baru
4
Mengembangkan teknik
√
bertanya untuk mengungkap rasa ingin tahu siswa 5
Berbahasa dan menulis dipapan tulis : √
a. Menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar b. Intonasi suara dilakukan dengan baik dan benar
√
√
c. Posisi saat bersuara menghadap siswa d. Penggunaan papan tulis efektif 6
√
Memberi kesempatan siswa untuk berinteraksi dengan teman maupun guru
7
√
Menciptakan suasana yang interaktif dan menyenangkan
8
Menyajikan materi : √
a. Membuat dan menggunakan RPP b. Menguasai materi
√
c. Menyajikan materi sesuai
√
RPP √
d. Memberikan jawaban pertanyaan dari siswa dengan tepat dan cepat
√
e. Materi disampaikan dengan lancar 9
Menggunakan media pembelajaran : √
a. Media yang tersedia digunakan tanpa kesulitan b. Media digunakan secara
√
aktif dan menyenangkan c. Penggunaan media mampu memperjelas penyampaian materi 10
Menggunakan metode
√
mengajar yang tepat : √
a. Metode yang dipilih sesuai indikator dan materi pembelajaran √
b. Metode yang digunakan sesuai dengan kondisi siswa 11
Melakukan penilaian : √
a. Melakukan penilaian dalam proses pembelajaran
√
b. Memberi pekerjaan kelompok sesuai dengan job sheet III 1
Penutup : √
Membimbing siswa membuat simpulan
2
Melakukan refleksi
√
3
Kegiatan pembelajaran
√
dilakukan dengan urut
Keterangan : Berilah penilaian anda dengan memberikan tanda cek (√) pada kolom yang sesuai. 1 : Kurang ( < 40% ) 2 : Cukup ( 41% - 60% ) 3 : Baik ( 61% - 80% ) 4 : Baik Sekali ( 81% - 100% )
Surakarta, 22 April 2010 Observer
Taofik NIM. K 1506050
LAMPIRAN 9
Penilaian (Bobot) Nama
Keterangan
Nilai yang didapat
NIS
10%
NO
Waktu
: II TKB
10%
KELAS
Keamanan
: 22 April 2010
10%
Tanggal
Metode
: Pemasangan Kuku macan pada sudut Keramik
20%
: 2009/2010
50%
T/P
Ketrampilan Tambahan
: Pekerjaan Ubin
Ketrampilan Pokok
PEKERJAAN LEMBAR PENILAIAN
R
1
7001045
DODDY BARATA
2
809100035
ADDIEN L.H
35,0
12,0
7,0
7,0
7,0
68,0
R
3
809100036
ADE RISTIYANTO
38,0
14,0
8,0
7,0
8,0
75,0
L
4
809100039
AGUS BUDI S
38,0
12,0
7,0
7,0
7,0
71,0
L
5
809100041
BURHANUDIN A
6
809100042
DANIEL T
40,0
14,0
8,0
7,0
8,0
77,0
L
7
809100043
DANY S
40,0
14,0
8,0
7,0
8,0
77,0
L
8
809100044
DAUD M
42,0
14,0
8,0
7,0
8,0
79,0
L
9
809100045
DAWUT K
38,0
14,0
8,0
7,0
8,0
75,0
L
10
809100046
DEFI P
42,0
14,0
8,0
7,0
8,0
79,0
L
11
809100047
EKO.P
40,0
14,0
8,0
7,0
8,0
77,0
L
12
809100048
HANI.TRI PG
34,0
13,0
6,0
7,0
7,0
67,0
R
13
809100049
HENDRIK BP
36,0
14,0
7,0
8,0
8,0
73,0
L
14
809100050
IKHSANUDIN
38,0
14,0
7,0
8,0
8,0
75,0
L
15
809100051
IPA R
35,0
12,0
7,0
7,0
8,0
69,0
R
16
809100054
M SUTRISNO
35,0
12,0
7,0
7,0
7,0
68,0
R
17
809100055
MUH.ALEVCHA
40,0
15,0
8,0
7,0
8,0
78,0
L
18
809100056
MUH.FEBRI S
40,0
15,0
8,0
7,0
8,0
78,0
L
19
809100057
MUH.SYARIFUDIN
36,0
13,0
7,0
8,0
7,0
71,0
L
20
809100058
MUNA L
38,0
14,0
8,0
7,0
8,0
75,0
L
21
809100059
NOOR RAHMAN
22
809100060
RIKWAN S
40,0
14,0
7,0
8,0
8,0
77,0
L
23
809100061
TONNY S
38,0
14,0
7,0
8,0
7,0
74,0
L
24
809100062
TRI JATMIKO
38,0
14,0
7,0
8,0
8,0
75,0
L
25
809100063
WAHYU WIDODO
38,0
14,0
7,0
8,0
7,0
74,0
L
26
809100642
HELLY ANGKASA Y
R
R
R
LAMPIRAN 10
DAFTAR ANGGOTA KELOMPOK PEKERJAAN UBIN PEMASANGAN KERAMIK PERTEMUAN DINDING DAN LANTAI ( SIKLUS II )
KELOMPOK 1
KELOMPOK 2
M Sutrisno A
Daniel Triono
Ipa Renggono
Tonny Hindra Wibowo
Hendrik Bagus Prayetno
Dany Saputro
Muh Syarifudin Budi N
Dawut Kistiono
KELOMPOK 3
KELOMPOK4
Defi Prasetyo
Rikwan Santoso
Wahyu Widodo
Eko Prastyo
Muna Listianto
Agus Budi Santoso
Muh Alevcha Rizqi
Ikhsanudin
KELOMPOK 5
KELOMPOK 6
Muh Febry Setiawan A
Hani Tri Praja Guta
Addien Luqmanul Hakim
Noor Rachman Afif S
Burhanudin Anshori
Tri Jatmiko
Daud Mulyadi
Helly Angkasa Yudha
LAMPIRAN 11
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Mata Pelajaran
: Pekerjaan Ubin
Kelas / Semester
: XI / 4 (Empat)
Pertemuan Ke-
:4
Alokasi Waktu
: 6 x 45 menit
Standar Kompetensi : Melakukan pekerjaan pemasangan keramik pertemuan dinding dan lantai Kompetensi Dasar
: Menguasai langkah kerja pekerjaan pemasangan keramik
pertemuan dinding dan lantai A. Indikator 1. Bahan dan alat-alat yang digunakan untuk pekerjaan pemasangan keramik pertemuan dinding dan lantai disebutkan dengan benar sesuai dengan penjelasan guru 2. Langkah kerja pemasangan keramik pertemuan dinding dan lantai disebutkan dengan benar sesuai dengan job sheet 3. Pemasangan keramik pertemuan dinding dan lantai dilaksanakan sesuai dengan job sheet B. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat menyebutkan bahan dan alat-alat yang digunakan untuk pekerjaan pemasangan keramik pertemuan dinding dan lantai sesuai dengan penjelasan guru 2. Siswa dapat menyebutkan langkah kerja pemasangan keramik pertemuan dinding dan lantai dengan benar 3. Siswa dapat memasang keramik pertemuan dinding dan lantai sesuai dengan job sheet
C. Materi Pembelajaran 1. Bahan dan alat-alat yang digunakan untuk pekerjaan pemasangan keramik pertemuan dinding dan lantai 2. Langkah kerja pemasangan keramik pertemuan dinding dan lantai D. Pendekatan dan Metode Pembelajaran 1. Model Pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) 2. Metode ceramah, diskusi, tanya jawab, dan penugasan E. Sumber dan Bahan Pembelajaran 1. Buku paket 2. Alat-alat praktek F. Langkah-langkah Pembelajaran Pertemuan Kegiatan Kegiatan Awal 1. Siswa disiapkan oleh ketua kelas dan dilanjutkan dengan
Waktu 15 menit
berdoa 2.
Guru mengucapkan salam dan dilanjutkan dengan presensi
3.
Guru memotivasi siswa dengan mengajak siswa untuk sedikit santai, yang selanjutnya dilakukan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan kepada siswa tentang kegunaan pemasangan keramik pertemuan dinding dan lantai
Kegiatan Inti 1. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok heterogen yang beranggotakan 4-5anak dengan tingkat prestasi yang berbeda 2.
Siswa duduk secara berkelompok sesuai dengan kelompoknya masing-masing
240 menit
3.
Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang job sheet pemasangan keramik pertemuan dinding dan lantai
4.
Siswa mengajukan pertanyaan yang dirasa masih sulit untuk dipahami
5.
Siswa mengambil peralatan dan bahan-bahan untuk praktek
6.
Siswa saling bekerja sama untuk menyelesaikan pekerjaan kelompok yang nantinya akan terjadi diskusi kelas
7.
Siswa mengerjakan pekerjaan pemasangan keramik pertemuan dinding dan lantai sesuai dengan job sheet yang sudah ada
8.
Siswa yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan pekerjaan segera meminta bantuan atau arahan dari guru
9.
Siswa yang pekerjaannya sudah selesai segera mempresentasikan hasil pekerjaan kelompoknya
10. Siswa bersama guru mengevaluasi pekerjaan kelompok yang sudah selesai 11. Siswa membersihkan peralatan praktek dan dikembalikan ke laboratorium penyimpanan alat 1) Guru mengecek hasil kerja siswa dan buat skor perkembangan tiap siswa atau kelompok Kegiatan Akhir 1.
Evaluasi Soal : a. Sebutkan kegunaan pemasangan keramik pertemuan dinding dan lantai ? b. Kenapa sebelum melakukan pemasangan, keramik harus direndam kedalam air terlebih dahulu ? Jawaban : a. Untuk mengantisipasi jika ruangan yang di pasang
15 menit
ubin tidak siku dan besar ruangan tidak dapat dibagi ubin secara utuh sehingga perlu pemotongan ubin, dan ruangan tampak terlihat luas. b. Karena agar keramik menjadi lebih elastis dan pada saat pemasangan dapat dengan mudah menempel. Penilaian hasil keterampilan praktek meliputi : a. Keterampilan pokok (50%) b. Keterampilan tambahan (20%) c. Metode (10%) d. Keamanan (10%) e. Waktu (10%) 2.
Guru dan siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari
3.
Guru mengumumkan rekor tim dan individual, serta memberikan penghargaan
4.
Siswa disiapkan dan berdoa
LAMPIRAN 12
JOB SHEET ( Siklus II ) SATUAN PENDIDIKAN
: Sekolah Menengah Kejuruan
MATA PELAJARAN
: Pekerjaan Ubin
KELAS/SEMESTER
: XI/4 ( Empat )
STANDAR KOMPETENSI : Melakukan pekerjaan pemasangan keramik pertemuan dinding dan lantai ALOKASI WAKTU
: 6 x 45 menit
A. KOMPETENSI DASAR Menguasai langkah kerja pekerjaan pemasangan keramik pertemuan dinding dan lantai B. INDIKATOR 1.
Bahan dan alat-alat yang digunakan untuk pekerjaan pemasangan keramik pertemuan dinding dan lantai disebutkan dengan benar sesuai dengan penjelasan guru
2.
Langkah kerja pemasangan keramik pertemuan dinding dan lantai disebutkan dengan benar sesuai dengan job sheet
3.
Pemasangan keramik pertemuan dinding dan lantai dilaksanakan sesuai dengan job sheet
C. ALAT DAN BAHAN 1.
Alat : a. Sendok spesi / cetok b. Roskam c. Mistar d. Waterpas e. Meteran f. Benang
g. Siku h. Palu i. Ember j. Paku ternit k. Kain lap 2.
Bahan: a. Keramik b. Semen c. Pasir d. Air
D. KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA Hal-hal yang perlu diperhatikan agar aman selama melakukan pekerjaan adalah : a. Memakai pakaian kerja (wear pack) b. Tempat kerja harus bersih dari kotoran. c. Tempatkan alat dan bahan yang mudah dijangkau dan aman untuk mendapatkan ruang kerja yang ideal. d. Gunakan alat sesuai dengan fungsinya. e. Bekerjalah dengan teliti, hati-hati dan penuh konsentrasi. E. LANGKAH KERJA 1.
Persiapan pekerjaan a. Mengenakan pakaian kerja (wear pack). b. Mempelajari gambar kerja. c. Mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk pekerjaan. d. Menghitung secara akurat ubin keramik yang dibutuhkan.
Menentukan dan mengatur peralatan dan bahan dengan tujuan: a. Menghindari kecelakaan kerja. b. Tersedianya ruang gerak yang cukup leluasa saat bekerja. c. Meningkatkan produktifitas. d. Menghindari pemborosan.
tercecernya
material
yang
bisa
mengakibatkan
e. Menambah semangat kerja.
2.
Pelaksanaan pemasangan keramik pertemuan dinding dan lantai a. Bersihkan tempat lokasi praktek terlebih dahulu. b. Rendam keramik dalam air ± 15 menit agar keramik menjadi lebih elastis dan pada saat pemasangan dapat dengan mudah menempel. c. Buatlah garis dengan menggunakan benang di tepi/pinggiran lantai sebagai patokan pemasangan keramik, sikukan benang tadi dengan penggaris siku dan beri tanda untuk mempermudah pengerjaannya. d. Letakkan keramik sejajar dengan benang dan garis siku tadi untuk memastikan apakah sudah siku atau belum. e. Setelah siku tentukan beda tingginya, ikatkan benang tadi pada paku yang sudang ditancapkan pada lantai dan jangan dilepas kalau pekerjaan belum selesai. f. Buatlah adukan yang benar-benar homogen/semen,pasir dan air sudah diaduk sehigga benar-benar bercampur dengan baik. g. Buatlah air semen untuk dioleskan kebawah keramik sebelum dipasang diatas spesi dengan tujuan agar daya rekat keramik ke adukan benar-benar lengket. h. Setelah semuanya siap, letakkan spesi ke lantai dan pasangkan keramik yang sudah diolesi air semen. i. Ketuk keramik dengan menggunakan palu karet agar padatnya merata. j. Periksa kembali apakah ketinggiannya sudah sama rata dengan benang yang ditarik untuk menentukan ketinggian lantai sebelum melanjutkan pekerjaan. k. Tancapkan paku ternit di tepi keramik yang sudah dipasang tadi untuk membuat jarak nat keramik, selain itu agar kelihatan rapi dan lakukan pekerjaan yang telah ditentukan l. Setelah pengerjaan pemasangan keramik pada lantai sudah selesai, untuk pengerjaan dinding caranya sama, tinggal menyesuaikan pekerjaan pemasangan keramik pada lantai.
m. Setelah pekerjaan selesai jangan lupa chek kembali kesikuannya, kedatarannya dengan menggunakan waterpas dan tebal spesi dengan mistar. n. Jangan diinjak-injak, amankan areal keramik yang baru dipasang dari lalu lalang orang selama 2-3 hari. o. Periksa kembali hasil pemasangan, pastikan dibawah ubin keramik yang terpasang semuanya padat terisi adukan dan tidak ada yang kosong. p. Setelah pekerjaan selesai, sambil menunggu keramik yang telah dipasang tadi kering, bersihkan alat-alat yang telah digunakan tadi dan dikembalikan pada tempatnya ,bersihkan lokasi praktek ,untuk finishing lap pasangan keramik yang sudah kering tadi dengan kain
F. GAMBAR KERJA 1.
Pembuatan adukan
2.
Pemasangan spesi
3.
3.
Pemasangan keramik
5.
Hasil praktek
4.
Pemasangan keramik
Pengelapan/finishing
LAMPIRAN 13
LEMBAR EVALUASI SISWA ( SIKLUS II )
1.
Soal Test : Sebutkan kegunaan pemasangan keramik pertemuan dinding dan lantai ?
2.
Kenapa sebelum melakukan pemasangan, keramik harus direndam kedalam air terlebih dahulu ?
Jawaban : Untuk mengantisipasi jika ruangan yang di pasang ubin tidak siku dan besar
1.
ruangan tidak dapat dibagi ubin secara utuh sehingga perlu pemotongan ubin, dan ruangan tampak terlihat luas. 2.
Karena agar keramik menjadi lebih elastis dan pada saat pemasangan dapat dengan mudah menempel.
Lembar Observasi Praktek
No.
Hasil Keterampilan
Skor
1
Keterampilan pokok
50%
2
Keterampilan tambahan
20%
3
Metode
10%
4
Keamanan
10%
5
Waktu
10%
96
LAMPIRAN 14
LEMBAR OBSERVASI AKTIFITAS SISWA ( SIKLUS II )
Aspek yang Diamati Apersepsi No.
Nama B
C
K
KS
B
√
Kegiatan
Ketelitian dan
Kelompok
Ketepatan
C
K
KS
B
C
√
K √
1
Doddy Bharata
2
Addien Luqmanul Hakim
3
Ade Ristianto
√
√
4
Agus Budi Santoso
√
√
√
5
Burhanudin Anshori
√
√
6
Daniel Triyono
√
√
√
7
Dany Saputro
√
√
√
8
Daud Mulyadi
√
9
Dawut Kistiono
√
10
Defi Prasetyo
11
Eko Prastyo
√
12
Hani Tri Praja Guta
√
13
Hendrik Bagus Prayetno
14
Ikhsanudin
15
Ipa Renggono
16
M Sutrisno A
17
Muh Alevcha Rizqi
18
Muh Febry Setiawan A
√
√
√
19
Muh Syarifudin Budi N
√
√
√
√
√
√
√
√
√ √
√
√
√ √
√ √
√ √
√
√ √
√
√
√
√
√
√ √
√
√ √
√
√ √
KS
97
20
Muna Lestianto
21
Noor Rachman Afif S
22
Rikwan Santoso
23
Tonny Hindra Wibowo
24
Tri Jatmiko
25
Wahyu Widodo
26
Helly Angkasa Yudha
√ √ √
√
√
√
√
√
√
√ √
√ √
√ √
√ √
√
√
√
√
Jumlah Rata-rata Prosentase
Surakarta, 29 April 2010 Observer
Taofik NIM. K 1506050
98
DESKRIPTOR PENILAIAN AKTIFITAS SISWA
1.
2.
3.
Apersepsi a.
Menunjukkan antusias dan rasa senang dalam pembelajaran
b.
Mengajukan pertanyaan
c.
Menyimak penjelasan guru dengan sungguh-sungguh
Kegiatan Kelompok a.
Memberi bantuan pada teman yang mengalami kesulitan
b.
Menunjukkan kekompakan dan saling bekerja sama
c.
Mengerjakan pekerjaan kelompok dengan baik
Ketelitian dan Ketepatan a.
Memperhatikan sistematika kerja dan keselamatan kerja dengan baik
b.
Memperhatikan ketegakan, kesikuan, kelurusan, posisi, ketepatan pengukuran, dan kedataran pemasangan ubin dengan baik dan benar
c.
Memperhatikan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan
Keterangan : Diisi dengan tanda cek (√) Baik (B)
: Jika semua indikator dilaksanakan
Cukup (C)
: Jika hanya dua indikator dilaksanakan
Kurang (K)
: Jika hanya satu indikator dilaksanakan
Kurang Sekali (KS)
: Jika semua indikator tidak dilaksanakan
99
LAMPIRAN 15
LEMBAR OBSERVASI SISWA ( SIKLUS II )
Nama Peneliti
: Erma Setya Utami
Sekolah
: SMK N 2 Surakarta
Hari/tanggal
: Kamis/29 April 2010 Kriteria Pengamatan
No.
Aspek Pengamatan
Kurang
Cukup
Baik
Baik Sekali
1
√
Kesiapan siswa dalam menerima pelajaran
2
√
Keaktifan siswa dalam melaksanakan kegiatan kelompok
3
Keberanian siswa untuk
√
bertanya 4
√
Kerjasama siswa dalam kelompok
5
Kemampuan siswa dalam
√
menyelesaikan pekerjaan kelompok 6
Suasana diskusi antar
√
siswa 7
√
Antusias siswa dalam belajar
8
Kreatifitas siswa dalam mengerjakan pekerjaan
√
100
kelompok 9
Keberanian siswa dalam
√
menyajikan temuannya 10
Kemampuan siswa
√
menghubungkan materi dengan kehidupan nyata 11
√
Kemampuan siswa memecahkan masalah
12
√
Kesan umum respon siswa
Keterangan : Berilah penilaian anda dengan memberikan tanda cek (√) pada kolom yang sesuai. 1 : Banyaknya siswa yang melakukan aktifitas < 40% ( Kurang ) 2 : Banyaknya siswa yang melakukan aktifitas 41% - 60% ( Cukup ) 3 : Banyaknya siswa yang melakukan aktifitas 61% - 80% ( Baik ) 4 : Banyaknya siswa yang melakukan aktifitas 81% - 100% ( Baik Sekali )
Surakarta, 29 April 2010 Observer
Taofik NIM. K 1506050
101
LAMPIRAN 16
LEMBAR OBSERVASI GURU ( SIKLUS II )
Nama Peneliti
: Erma Setya Utami
Sekolah
: SMK N 2 Surakarta
Hari/tanggal
: Kamis/29 April 2010
No.
Aspek Pengamatan
Kriteria Pengamatan Kurang Cukup
Baik
Baik Sekali
I
Pendahuluan :
1
a. Melakukan persiapan fisik :
√
papan tulis tertata rapi dan bersih, bahan dan alat-alat praktek, dan tempat untuk praktek b. Menyiapkan alat bantu
√
mengajar dan sumber belajar c. Mengabsen siswa
√
d. Melakukan tatapan
√
keseluruh siswa e. Meminta siswa untuk
√
memperhatikan pelajaran 2
Melakukan apersepsi sesuai
√
dengan materi yang akan diajarkan 3
Motivasi
√
102
II
Pengembangan :
1
Mengelola kelas : √
a. Memberi petunjuk dan penjelasan b. Menunjukkan sifat adil
√
kepada siswa √
c. Menegur siswa secara wajar dan tegas jika ada tingkah laku siswa yang kurang baik
√
d. Memberi penguatan pada jawaban siswa yang benar 2
Memberi kesempatan siswa : a. Untuk membangun
√
pengetahuan sendiri √
b. Untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran 3
√
Usaha guru dalam membantu siswa dalam kegiatan penemuan pengetahuan baru
4
Mengembangkan teknik
√
bertanya untuk mengungkap rasa ingin tahu siswa 5
Berbahasa dan menulis dipapan tulis : a. Menggunakan bahasa
√
Indonesia dengan baik dan benar a. Intonasi suara dilakukan dengan baik dan benar
√
103
√
b. Posisi saat bersuara menghadap siswa c. Penggunaan papan tulis
√
efektif 6
√
Memberi kesempatan siswa untuk berinteraksi dengan teman maupun guru
7
√
Menciptakan suasana yang interaktif dan menyenangkan
8
Menyajikan materi : √
a. Membuat dan menggunakan RPP √
b. Menguasai materi
√
c. Menyajikan materi sesuai RPP d. Memberikan jawaban pertanyaan dari siswa dengan tepat dan cepat √
e. Materi disampaikan dengan lancar 9
Menggunakan media pembelajaran : a.
Media yang tersedia
√
digunakan tanpa kesulitan b. Media digunakan secara
√
aktif dan menyenangkan c. Penggunaan media mampu memperjelas penyampaian materi 10
Menggunakan metode
√
104
mengajar yang tepat : a.
√
Metode yang dipilih sesuai indikator dan materi pembelajaran
√
b. Metode yang digunakan sesuai dengan kondisi siswa 11
Melakukan penilaian : a.
Melakukan penilaian
√
dalam proses pembelajaran √
b. Memberi pekerjaan kelompok sesuai dengan job sheet III Penutup : 1
Membimbing siswa membuat
√
simpulan 2
Melakukan refleksi
√
3
Kegiatan pembelajaran
√
dilakukan dengan urut
105
Keterangan : Berilah penilaian anda dengan memberikan tanda cek (√) pada kolom yang sesuai. 1 : Kurang ( < 40% ) 2 : Cukup ( 41% - 60% ) 3 : Baik ( 61% - 80% ) 4 : Baik Sekali ( 81% - 100% )
Surakarta, 29 April 2010 Observer
Taofik NIM. K 1506050
106
: 29 April 2010
KELAS
: II TKB
10%
10%
Penilaian (Bobot) Nama
10%
NIS
50%
NO
Nilai yang didapat
Tanggal
Waktu
: Pas.Keramik Pertemuan dinding & lantai
Keamanan
LEMBAR PENILAIAN
Metode
: 2009/2010
20%
T/P
Ketrampilan Tambahan
: Pekerjaan Ubin
Ketrampilan Pokok
PEKERJAAN
Keterangan
Lampiran 17
R
1
07001045
DODDY BARATA
2
0809100035
ADDIEN L.H
3
0809100036
ADE RISTIYANTO
4
0809100039
AGUS BUDI S
37
12
7
7
8
71,0
L
5
0809100041
BURHANUDIN A
43
14
7
7
8
79,0
L
6
0809100042
DANIEL T
44
16
8
8
8
84,0
L
7
0809100043
DANY S
44
16
8
8
8
84,0
L
8
0809100044
DAUD M
45
15
8
8
8
84,0
L
9
0809100045
DAWUT K
40
12
7
8
8
75,0
L
10
0809100046
DEFI P
45
15
8
7
8
83,0
L
11
0809100047
EKO.P
44
15
8
7
8
82,0
L
12
0809100048
HANI.TRI PG
38
13
7
7
7
72,0
L
13
0809100049
HENDRIK BP
36
13
7
7
7
70,0
L
14
0809100050
IKHSANUDIN
40
14
7
7
7
75,0
L
15
0809100051
IPA R
44
15
8
7
7
81,0
L
16
0809100054
M SUTRISNO
45
15
8
7
8
83,0
L
17
0809100055
MUH.ALEVCHA
42
14
8
7
8
79,0
L
18
0809100056
MUH.FEBRI S
42
14
8
7
8
79,0
L
19
0809100057
MUH.SYARIFUDIN
37
12
7
7
7
70,0
L
20
0809100058
MUNA L
39
14
7
8
8
76,0
L
21
0809100059
NOOR RAHMAN
37
12
7
8
7
71,0
L
22
0809100060
RIKWAN S
43
14
8
8
8
81,0
L
23
0809100061
TONNY S
38
13
7
7
7
72,0
L
24
0809100062
TRI JATMIKO
37
12
7
7
7
70,0
L
25
0809100063
WAHYU WIDODO
38
14
7
7
7
73,0
L
26
0809100642
HELLY ANGKASA Y
39
12
8
7
7
73,0
L
40
15
8
7
8
78,0
L R
107
LAMPIRAN 18
PEDOMAN WAWANCARA UNTUK SISWA Nama Siswa
: Agus Budi Santoso
Waktu Wawancara
: 13.45 WIB
No.
Pertanyaan
Ringkasan Jawaban
1
Apakah kamu lebih antusias dalam mengikuti pembelajaran pekerjaan ubin pada hari ini ?
Ya, karena pada hari ini pembelajarannya tidak seperti biasanya.
2
Menurut kamu apakah dengan pembelajaran seperti ini dapat mengurangi rasa kebosanan kalian dalam mengikuti pembelajaran pekerjaan ubin ? Apakah kamu lebih cepat paham mengenai pelajaran pekerjaan ubin dengan pembelajaran seperti ini ?
Ya, karena waktu terasa lebih cepat.
4
Apa kesan kamu mengenai pembelajaran pekerjaan ubin pada hari ini ?
Menyenangkan, karena bisa langsung praktek dan pembelajarannya mudah dipahami.
5
Manfaat apa yang bisa kamu ambil di Dapat mengetahui bagaimana pembelajaran pekerjaan ubin pada pekerjaan yang benar dan yang salah, hari ini ? dan dapat memasang ubin/keramik dengan benar, baik, dan rapi.
3
Ya, lebih cepat paham karena saya bisa mempraktekkannya langsung.
Surakarta, 29 April 2010 Pewawancara
Erma Setya Utami NIM. K 1506023
108
LAMPIRAN 19
PEDOMAN WAWANCARA UNTUK GURU Nama Guru
: Sudarsono, S.Pd.T
Waktu Wawancara
: 14.00 WIB
No. 1
2
3
4
5
Pertanyaan
Ringkasan Jawaban
Bagaimana pendapat bapak apabila pembelajaran mengenai pekerjaan ubin, siswa berperan aktif dalam pembelajaran ? Apakah dengan menggunakan metode STAD sudah membuktikan adanya peningkatan aktifitas siswa dan minat siswa dalam mengikuti pembelajaran ?
Semua berperan aktif, dalam artian pekerjaan dilakukan bergantian, ada yang berperan sebagai tukang dan tenaga. Yang jelas semua berperan aktif dan dapat merasakan kehidupan pekerja di lapangan. Dan dengan bekerja bergantian, semua dapat meningkatkan kompetensinya masing-masing. Adakah kendala dalam pelaksanaan Ada sebagian siswa yang kurang pembelajaran pekerjaan ubin dengan aktif, melihat juga dengan kondisi diterapkannya metode STAD ? tempat praktek yang kurang mendukung. Bagaimana pendapat bapak Dengan bekerja secara kelompok, mengenai, penerapan metode STAD semua dapat mengukur dalam pembelajaran pekerjaan ubin keterampilan dirinya masingmerupakan alternatif yang tepat untuk masing dan dapat bekerja dengan meningkatkan hasil belajar siswa ? teman yang lebih terampil. Bagaimana kesan bapak dengan Siswa dapat bekerja sama dengan diterapkannya metode STAD dalam baik dan dapat mengaplikasikan pembelajaran pekerjaan ubin ? pekerjaan tukang dengan baik.
Surakarta, 29 April 2010 Pewawancara
Erma Setya Utami NIM. K 1506023
109
LAMPIRAN 20
DOKUMENTASI PENGAMATAN
Gambar 1. Guru Mengabsen Siswa
Gambar 2. Guru Mengkondisikan Kelas Sebelum Memulai Pelajaran
Gambar 3. Guru Menerangkan Job
Gambar 4. Guru Memberikan Waktu
Sheet Sebelum Praktek Dimulai
Kepada Siswa untuk Bertanya
110
Gambar 5. Siswa Mengambil
Gambar 6. Siswa Bekerja Sama
Peralatan Praktek
dalam Menyelesaikan Pekerjaan Kelompok
Gambar 7. Guru Memeriksa Pekerjaan
Gambar 8. Siswa Mempresentasikan
Siswa dan Membantu Siswa yang
Hasil Pekerjaan Kelompoknya
Sedang Menemui Kesulitan
111
Gambar 9. Peneliti Mengamati
Gambar 10. Peneliti Mewawancarai
Jalannya Pembelajaran
Siswa
112