e-journal PG PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 3 No.1 –Tahun 2015)
PENERAPAN METODE BERCAKAP-CAKAP BERBANTUAN MEDIA KARTU GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA LISAN PADA ANAK USIA DINI Ni Putu Novi Arini1, I Nyoman Wirya2, Luh Ayu Tirtayani 3 1,2,3
Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia
email:
[email protected];
[email protected];
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berbahasa lisan anak melalui penerapan metode bercakap-cakap berbantuan media kartu gambar pada anak kelompok B semester II tahun pelajaran 2014/2015 di TK Piveri Candi Baru Gianyar. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan dua siklus. Subjek penelitian adalah 16 anak TK Piveri Candi Baru Gianyar pada kelompok B semester II tahun pelajaran 2014/2015. Data dikumpulkan dengan menggunakan metode observasi. Data yang telah terkumpul dianalisis dengan metode analisis statistik deskriptif dan deskriptif kuantitatif. Hasil analisis data menunjukkan adanya peningkatan rata-rata skor kemampuan berbahasa lisan pada anak kelompok B setelah diterapkan metode bercakap-cakap berbantuan media kartu gambar. Pada pra siklus diperoleh data dari hasil observasi sebesar 34,375 yang berada pada kategori rendah. Dari data pra siklus ke siklus I kemampuan berbahasa lisan anak mengalami peningkatan 32.375%. Pada siklus I diperoleh hasil sebesar 66,75% yang berada pada kategori sedang, kemudian pada siklus II menjadi sebesar 87,5% yang berada pada kategori tinggi. Jadi telah terjadi peningkatan kemampuan berbahasa lisan anak setelah diterapkan metode bercakap-cakap berbantuan media kartu gambar dari siklus I ke siklus II sebesar 20,75%. Kata-kata kunci: Metode bercakap-cakap, Media kartu gambar, Kemampuan berbahasa lisan. Abstract This research aimed to improve students’ ability of oral language by implementing conversation with flash card (picture series) method for B group’s second semester students in TK Piveri Candi Baru Gianyar on academic year 2014/2015. This research was classroom action research (CAR) which is held into two cycles. The subject of this research was B group’s second semester students in TK Piveri Candi Baru Gianyar on academic year 2014/2015 which is contained 16 students. To know students’ ability in speaking skills the researcher used observation method in the technique of data collection. The data was analyzed by using descriptive statistical analysis and quantitative descriptive analysis method. The result of this research showed that there was an improvement of B group students’ score on speaking skill after implementing conversation with flash card (picture series) method. On pre-cycle, the researcher found the observation data about 34,375 which was categorized as low catagory. On pre-cycle to first cycle, students’ Ability of oral language increased into 32.375%. On first cycle, the result was gathered about 66.75% which was categorized as middle category. On second cycle the result was obtained about 87.5 which were categorized as high category. On conclution, there is an improvement on students’ Ability of oral language by implementing conversation with flash card (picture series) method which was obtained from first and second cycle about 20.75% Key words: Conversation method, Flash card, Ability of oral language
e-journal PG PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 3 No.1 –Tahun 2015) PENDAHULUAN Pendidikan anak usia dini sangat penting dilaksanakan sebagai dasar dari pembentukan kepribadian manusia secara utuh yaitu untuk membentuk karakter, budi pekerti luhur, cerdas, ceria, terampil, dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa. Pendidikan anak usia dini tidak harus selalu mengeluarkan biaya mahal, melainkan pendidikan anak usia dini dapat dimulai di rumah atau dalam pendidikan keluarga. Perkembangan anak pada tahun-tahun pertama sangat penting dan akan menentukan kualitas di masa depan. Anak adalah individu unik dan memiliki karakteristik sendiri sesuai dengan tahapan usianya. Oleh karena itu, upaya-upaya pengembangan anak usia dini hendaknya dilakukan melalui belajar seraya bermain. Hal ini dikarenakan bermain merupakan kegiatan yang menyenangkan bagi anak, melalui bermain anak memperoleh kesempatan untuk bereksplorasi, mengekspresikan perasaannya, dan berkreasi, Selain itu, bermain juga dapat membantu anak mengenal dirinya dengan siapa anak hidup serta lingkungan tempat tinggal anak. Perkembangan belajar ini sejalan dengan pertumbuhan dan perkembangan yang sedang dialami anak. TK merupakan sebuah tempat anak-anak bermain dan belajar, tempat anak menyesuaikan diri dengan beberapa hal sebelum mereka memasuki pendidikan lebih lanjut yaitu pendidikan sekolah dasar (SD) Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas No 58 tahun 2009) ada 5 lingkup perkembangan anak usia dini yang harus nantinya dikembangkan oleh pendidik, salah satu diantaranya yaitu perkembangan bahasa. Bahasa memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia, kemampuan bahasa sangat penting untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak, karena didalam setiap aktivitas anak sehari-hari akan menggunakan bahasa untuk berkomunikasi. Bahasa merupakan sarana yang penting untuk menyatakan pikiran dan perasaan kepada orang lain. Anak yang berada pada
masa tumbuh kembang mengkomunikasikan kebutuhan, pikiran dan perasaanya melalui bahasa dengan mengungkapkan kata-kata, kemampuan anak dalam menyampaikan hasil pemikiran dan perasaan disebut dengan kemampuan berbahasa lisan. Perkembangan kemampuan berbahasa lisan bagi anak TK dapat dilihat dari komunikasi yang dilakukan dengan teman sebayanya, mengingat besarnya peranan bahasa bagi kehidupan maka kemampuan berbahasa perlu dikembangkan dari anak usia dini. Disini tentu guru salah satu yang sangat berperan penting dalam perkembangan bahasa anak, guru diharapkan dapat mengembangkan kegiatan pembelajaran yang menarik bagi anak dalam meningkatkan kemampuan bahasa sehingga anak dapat mencapai kemampuan berbahasa khususnya berbahasa lisan sesuai dengan karakteristik perkembangan. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru kelompok B semester II tahun pelajaran 2014/2015 di TK piveri candi baru gianyar. Salah satu masalah yang ditemukan adalah kurangnya tingkat kemampuan berbahasa pada anak, khususnya dalam kemampuan berbahasa lisan. Hal tersebut terlihat dalam kegiatan di dalam kelas yaitu, anak mengalami kesulitan dalam menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru tentang keterangan/inpormasi, anak tidak berani untuk bertanya, anak tidak mampu memberikan keterangan/informasi tentang suatu hal, dan anak tidak berani mengungkapkan pendapatnya. Hal ini didukung juga dari hasil pengumpulan data yang berupa rapor semester ganjil tahun 2014 pada anak kelompok B TK Piveri Candi Baru Gianyar dari jumblah anak sebanyak 16 orang, 8 anak memperoleh bintang satu (*), 6 orang anak memperoleh bintang dua (**), 2 anak memperoleh bintang tiga (***) dan belum ada yang mencapai bintang empat (****) Melalui penerapan metode bercakapcakap berbantuan media kartu gambar diharapkan mampu meningkatkan kemampuan berbahasa lisan pada anak. Berdasarkan latar belakang diatas maka dilakukan penelitian dengan judul Penerapan Metode Bercakap-cakap
e-journal PG PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 3 No.1 –Tahun 2015) Berbantuan Media Kartu Gambar Untuk Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Lisan Pada Anak Kelompok B Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015 Di TK Piveri Candi Baru Gianyar Berdasarkan beberapa jenis metode pembelajaran maka metode pembelajaran yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode bercakap-cakap. Latif (2013:115) metode bercakap-cakap adalah diskusi yang terjadi antara dua orang atau lebih menurut Yulianti (2010:36) metode bercakap-cakap merupakan salah satu bentuk berkomunikasi dengan orang lain metode bercakap-cakap adalah suatu cara penyampaian bahan pembelajaran yang dilaksanakan melalui percakapan dalam bentuk tanya-jawab antara anak dengan guru atau anak dengan anak, yang dikomunikasikan secara lisan dan merupakan salah satu bentuk komunikasi antara dua orang atau lebih dimana satu dengan yang lainnya saling mengkomunikasikan pikiran dan perasaan secara verbal dimana disini akan terjadi suatu percakapan. Menurut Dewi (20014:4) tujuan metode bercakap-cakap adalah untuk mengembangkan kecakapandalam berbahasa lisan terutama ketika anak berinteraksi dengan orang lain serta mengajarkan anak sejak dini untuk berani mengungkapkan pendapat dan keinginanya agar anak bisa berkembang dengan baik”. menurut Yulianti (2010:37) metode bercakap-cakap bertujuan untuk meningkatkan keberanian anak dalam menyatakan perasaan, keinginan, kebutuhan secara lisan, serta memperoleh wawasan dan pengetahuan mengenai tema yang telah diajarkan oleh guru, selain itu metode bercakap-cakap dapat menjalin hubungan sosial antara anak dengan guru maupun antara sesama anak. Berdasarkan pendapat di atas maka dapat disimpulkan tujuan penerapan metode bercakap-cakap yaitu agar anak dapat meningkatkan keberaniannya mengungkapkan pikiran, perasaan, keinginan, memperluas pengetahuan, dapat berhubungan dengan orang lain, membangun jati diri dan sikap
sesuai dengan tujuan dan tema yang ditetapkan secara lisan. Metode bercakap-cakap, juga mempunyai kelebihan dan kekurangan. Menurut Gunarti (2010:6.11) kelebihan metode bercakap-cakap adalah untuk membantu pencapaian tujuan menghasilkan informasi yang lengkap dari sisi/konten dan produksi bahasa dari situasi yang alamiah, menunjukan kemajuan perkembangan bahasa sepanjang waktu, khususnya pada aspek bebicara, sepanjang waktu, meningkatkan kepercayaan diri anak Menurut Dhieni (2006:7.8) kelemahan metode bercakap-cakap adalah membutuhkan waktu yang cukup lama, memerlukan ketajaman dalam menangkap inti pembicaraan, dalam prakteknya, percakapan akan selalu didominasi oleh beberapa orang saja Berdasarkan pendapat di atas maka dapat disimpulkan kelebihan metode bercakap-cakap adalah dapat meningkatkan dapat memberikan informasi yang lengkap pada anak, sehingga anak berani mengemukakan pendapat, ide-ide dan gagasannya secara lisan, sedangkan kelemahan metode bercakap-cakap yaitu membutuhkan waktu yang cukup lama dan konsentrasi dalam menangkap inti pembicaraan. Dalam metode bercakap-cakap ada langkah-langkah yang dapat dilaksanakan, menurut Habsari (2013:8) guru harus mengatur tempat duduk agar anak merasa nyaman, selanjutnya kegiatan anak tentang pengetahuan anak sesuai dengan tema pembelajaran pada saat itu dan anak bisa balik bertanya kepada guru, setelah itu guru melakukan penilaian. Media dalam proses pembelajaran sangat diperlukan untuk mengkonkritkan hal yang akan dijelaskan kepada anak, sehingga anak mudah memahami dan mengerti apa yang disampaikan oleh guru. Media dalam proses pembelajaran sangat diperlukan untuk mengkonkritkan sesuatu yang dijelaskan atau diterangkan kepada anak, sehingga anak mudah memahami dan mengerti apa yang disampaikan oleh guru. Salah satu media pembelajaran yang akan diterapkan di Taman Kanak-kanak yaitu media kartu
e-journal PG PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 3 No.1 –Tahun 2015) gambar. Menurut Sadiman (2005:29) media kartu gambar adalah termasuk media visual, pesan yang disampaikan dituangkan dalam simbol-simbol komunikasi visual dan secara khusus kartu gambar berfungsi untuk menarik perhatian, memperjelas sajian ide, mengilustrasikan atau menghiasi fakta. langkah-langkah penggunaan media kartu gambar menurut Susilana (2007:93) Yang pertama, kartu-kartu yang sudah disusun
dipegang setinggi dada dan menghadap ke depan siswa, ke dua cabutlah satu persatu kartu tersebut setelah guru selesai menerangkan, ke tiga berikan kartu-kartu tersebut kepada siswa yang duduk didekat guru, ke empat mintalah siswa untuk mengamati kartu tersebut satu persatu, lalu teruskan kepada siwa yang lain sampai semua siswa mendapatkan bagian, Jika sajian dengan cara permainan, letakan kartu-kartu tersebut didalam sebuah kotak secara acak dan tidak perlu disusun, siapkan siswa yang akan berlomba misalnya tiga orang berdiri sejajar, kemudian guru memberikan perintah, misalnya cari nama binatang kuda, maka siswa berlari menghampiri kotak tersebut untuk mengambil kartu yang bergambar kuda dan bertuliskan kuda. Secara umum dalam kehidupan sehari-hari bila ditinjau dari segi media atau sarana yang digunakan untuk mengasilkan bahasa, kita menggunakan dua ragam bahasa lisan dan bahasa tulisan. Kemampuan berbahasa lisan adalah bahasa yang dihasilkan dengan menggunakan alat ucap. Menurut Dewi (2014:6) bahasa lisan adalah bahasa yang dihasilkan melalui ucapan untuk mengungkapkan keinginan dan perasaan kepada orang lain. Sedangkan pendapat menurut Sadjaah (dalam Marlinda 2014:26) bahasa lisan merupakan cara untuk menyampaikan sesuatu yang diucapkan secara lisan. dalam komunukasi menggunakan bahasa lisan, terjadi suatu proses penyampaian pesan dari yang berbicara dan proses penerimaan pesan yaitu seorang pendengar. Berdasarkan pendapat diatas dapat dijelaskan bahwa, kemampuan berbahsa
lisan adalah suatu kecakapan yang dimiliki seseorang untuk menyampaikan pesan secara langsung, menggunakan kata-kata yang mudah dimengerti dan dicerna oleh lawan bicara. METODE Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas adalah proses untuk meningkatkan pendidikan dengan memasukkan perubahan dan melibatkan pendidik bekerja sama untuk meningkatkan praktek mereka sendiri. menurut Agung (2010:2) PTK sebagai suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan meningkatkan praktek-praktek pembelajaran dikelas secara lebih professional. Penelitian ini direncanakan sebanyak dua siklus, dimana masing-masing siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi, tetapi tidak menutup kemungkinan dilanjutkan ke siklus berikutnya apabila belum memenuhi target penelitian. Akhir siklus I ditandai dengan pelaksanaan kegiatan bercakap-cakap berbantuan media kartu bergambar, begitupun siklus II dan siklus selanjutnya bila belum memenuhi hasil yang di ingikan dan belum memenuhi target penelitian. Adalah perencanaan yang dilakukan untuk memperbaiki, meningkatkan proses pembelajaran. Rencana tindakan adalah kegiatan yang dilakukan pada rencana tindakan ini adalah: menyamakan persepsi dengan metode dan media yang akan digunakan, menyusun Rencana Kegiatan Harian (RKH), menyiapkan alat dan bahan yang akan dipakai dalam kegiatan pembelajaran, mengatur posisi anak dalam melaksanakan kegiatan, menyiapkan instrumen penilaian. Pelaksanaan adalah upaya yang dilaksanakan oleh guru/peneliti untuk melakukan perbaikan atau peningkatan yang diinginkan. Kegiatan yang dilakukan pada rancangan pelaksanaan ini adalah melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan rencana kegiatan harian (RKH) yang telah dipersiapkan.
e-journal PG PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 3 No.1 –Tahun 2015) Observasi/evaluasi, pengamatan dilakukan untuk mengamati guru dan siswa dalam proses kegiatan pembelajaran. Kegiatan yang dilakukan dalam pengamatan ini adalah: mengobservasi guru dalam membuka, menyampaikan materi dan menutup, dan mengobservasi sejauhmana perkembangan bahasa anak khususnya dalam berbahasa lisan. Refleksi, dilakukan untuk melihat, mengkaji dan mempertimbangkan dampak tindakan yang telah diberikan. Berdasarkan hasil refleksi ini, peneliti bersama-sama guru dapat melakukan perbaikan kekurangankekurangan dalam proses pembelajaran. Kegiatan yang dilakukan pada rancangan refleksi ini adalah peneliti mengkaji dan merenungkan hasil penilaian terhadap pelaksanaan tindakan tersebut dengan maksud jika terjadi hambatan, akan dicari pemecahan masalahnya untuk direncakanakn tindakan jika terjadi siklus selanjutnya. Tempat pelaksanaan penelitian ini adalah TK Piveri Candi Baru Gianyar pelaksanaan dengan rentang waktu semester II (genap) pada tahun pelajaran 2014/2015. Subjek yang dipilih untuk melaksanakan penelitian ini adalah anak TK sebanyak 16 orang yang terdiri dari 8 lakilaki dan 8 perempuan anak kelompok B semester II di TK Piveri Candi Baru Gianyar Tahun Pelajaran 2014/2015. Objek yang ditangani dalam penelitian ini adalah kemampuan berbahasa lisan pada anak kelompok B semester II TK Piveri Candi Baru Gianyar. Dalam mengumpulkan data salah satu metode yang digunakan adalah metode observasi. Menurut Agung (2012:61) metode observasi adalah suatu cara memperoleh data dengan jalan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis tentang sesuatu objek tertentu. Pendapat di atas, dapat dipertegas bahwa metode observasi pada prinsipnya merupakan cara memperoleh data yang lebih dominan menggunakan indera pengelihatan (mata) dalam proses pengukuran terhadap suatu objek atau variable tertentu sesuai dengan tujuan penelitian.
Dalam menganalisis data digunakan metode analisis statistik deskriptif dan metode analisis deskriptif kuantitatif. Agung (2012: 67) metode analisis statistik deskriptif adalah cara pengolahan data yang dilakukan dengan jalan menerapkan teknik dan rumus-rumus statistik deskriptif seperti frekuensi, grafik, angka rata-rata (Mean), median (Me), dan modus (Mo) untuk menggambarkan keadaan suatu objek tertentu sehingga diperoleh kesimpulan umum. Sedangkan Metode analisis deskriptif kuantitatif adalah suatu cara pengolahan data yang dilakukan dengan jalan menyusun secara sistematis dalam bentuk angka-angka dan persentase mengenai keadaan suatu objek yang diteliti. Tingkat kemampuan berbahasa lisan yang diperoleh anak, hasilnya akan dikonversikan dengan cara, membandingkan nilai M (%) atau rata-rata persen kedalam Penilaian Acuan Patokan (PAP) skala lima dengan kriteria sebagai berikut. Tabel 01. Pedoman PAP Skala Lima Persentase
Kriteria Kemampuan
90 – 100 80 – 89
Sangat Tinggi Tinggi
65 – 79 55 – 64
Sedang Rendah
0 – 54
Sangat Rendah Sumber (Agung, 2010:12)
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian ini dilaksanakan di TK Piveri candi baru gianyar dengan menerapkan metode bercakap-cakap berbantuan media kartu gambar pada anak kelompok B semester II Tahun Pelajaran 2014/2015 yang berjumblah 16 orang yang terdiri dari 8 anak laki-laki dan 8 anak perempuan. Adapun hasil penelitian yang akan dibahas pada bab ini adalah analisis data penelitian tindakan kelas. Pra siklus dilaksanakan pada anak kelompok B yang berjumlah 16 orang. Observasi ini dilaksanakan mulai tanggal 2 maret 2015 sampai dengan 6 maret 2015.
e-journal PG PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 3 No.1 –Tahun 2015) Data kemampuan berbahasa lisan anak disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi, Modus (Mo), Median (Me), Mean (M), dan membandingkan rata-rata atau Mean dengan PAP skala lima. Dari hasil observasi yang dilaksanakan dengan penerapan metode tanya jawab berbantuan media kartu kata bergambar diperoleh ratarata Mo sebesar 4, Me sebesar 5, M sebesar 5,5 yang selanjutnya disajikan kedalam grafik polygon. 6 5 4 3
Frekuensi
2
sebesar 9, Me sebesar 10, M sebesar 10,68 yang selanjutnya disajikan ke dalam grafik polygon. 6 5 4 3 2 1 0
Fre kue nsi
9
10 11 12 13 14 15
M= 10,68 Me= 10 Mo= 9
1 0 4
5
6
7
8
9
M= 5,5 Me= 5 Mo= 4 Gambar 01. Grafik kemampuan berbahasa lisan pada pra siklus Nilai M% sebesar 34,375% yang dikonversikan ke dalam PAP skala lima seperti yang terlihat pada tabel 01, M% berada pada tingkat penguasaan 0–54 yang berarti bahwa kemampuan berbahasa lisan pada pra siklus berada pada kriteria sangat rendah. Siklus I dilaksanakan sebanyak 16 kali pertemuan. 12 kali pertemuan untuk melaksanakan latihan dan 4 kali pertemuan untuk melaksanakan evaluasi penilaian kemampuan berbahasa lisan pada anak kelompok B yang berjumlah 16 orang. Penelitian ini dilaksanakan mulai tanggal 15 april 2015 sampai dengan 7 Mei 2015. Adapun Tema yang dibahas pada siklus I ini adalah tema alat komunikasi. Data kemampuan berbahasa lisan anak disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi, Modus (Mo), Median (Me), Mean (M), dan membandingkan rata-rata atau Mean dengan model PAP skala lima. Dari hasil evaluasi yang telah dilaksanakan diperoleh data berupa skor sebagai berikut Mo
Gambar 02. Grafik kemampuan berbahasa lisan pada Siklus I Nilai M% sebesar 66,75% yang dikonversikan ke dalam PAP skala lima seperti yang terlihat pada tabel 01, M% berada pada tingkat penguasaan 65–79 yang berarti bahwa kemampuan berbahasa lisan pada siklus I berada pada kriteria sedang. Siklus II dilaksanakan selama 8 kali pertemuan. Empat pertemuan untuk melaksanakan latihan dan 4 kali pertemuan untuk melaksanakan penilaian kemampuan berbahasa lisan pada anak kelompok B yang berjumlah 16 orang. Penelitian siklus II ini dilaksanakan mulai tanggal 11 mei 2015 sampai dengan 21 mei 2015. Adapun Tema yang dibahas pada siklus II ini adalah alam semesta. Data kemampuan berbahasa lisan anak disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi, Modus (Mo), Median (Me), Mean (M), dan membandingkan rata-rata atau Mean dengan model PAP skala lima. Dari hasil evaluasi yang telah dilaksanakan diperoleh data berupa skor sebagai berikut. Mo sebesar 16, Me sebesar 15, M sebesar 14 yang selanjutnya disajikan kedalam grafik polygon. Tingkat kemampuan berbahasa lisan dapat dilihat dengan membandingkan ratarata persen (M%) dengan kriteria Penilaian Acuan Patokan (PAP) skala lima yang terlihat dalam tabel 01. Nilai M% sebesar 87,5% yang dikonversikan ke dalam PAP
e-journal PG PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 3 No.1 –Tahun 2015) skala lima seperti yang terlihat pada tabel
01 M% berada pada tingkat penguasaan 80–89% yang berarti bahwa kemampuan berbahasa lisan pada siklus II berada pada kriteria tinggi. 6 5 4 3 2 1 0
Fre kue nsi
11 12 13 14 15 16 17
Mo= 16 Me= 15 M= 14 Gambar 03. Grafik kemampuan berbahasa lisan pada Siklus II Pembahasan Hasil penelitian menunjukan bahwa penerapan metode bercakap-cakap berbantuan media kartu gambar dapat meningkatkan kemampuan berbahasa lisan pada anak kelompok B semester II di TK Piveri Candi Baru Gianyar. Berdasarkan hasil analisis deskriptif kuantitatif diperoleh kemampuan berbahasa lisan anak kelompok B semester II di TK Piveri Candi Baru Gianyar yaitu dari hasil observasi data pra siklus diketahui kemampuan berbahasa lisan anak diperoleh rata-rata M% sebesar 34,375%, konversikan ke dalam PAP skala lima berada pada tingkat penguasaan 0-54 berada pada kategori sangat rendah. Kemudian pada siklus I yang dilaksanakan sebanyak 16 pertemuan yaitu dari tanggal 15 april 2015 sampai dengan 7 Mei 2015 diperoleh rata-rata M% sebesar 66,75%. konversikan kedalam PAP skala lima jumblah persentase tersebut berada pada tingkat penguasaan 65-79% yang berarti ada pada kriteria sedang. Dari data pra siklus ke siklus I kemampuan berbahsa lisan anak meningkat 32.375%. Pada siklus II, yang dilaksanakan sebanyak 8 pertemuan yaitu dari tanggal 11 Mei 2015 sampai dengan 21 Mei 2015 diperoleh rata-rata M%
sebesar 87,5%, bila konversikan ke dalam PAP skla lima berada pada tingkat penguasaan 80-89% yang berada pada kriteria tinggi. Berdasarkan data tersebut ada peningkatan rata-rata presentase kemampuan berbahasa lisan anak pada siklus 1 ke siklus II sebesar 20,75%. Dalam penelitian siklus 1 ke siklus II kemampuan berbahasa lisan anak mengalamai peningkatan, dari kriteria sedang pada siklus 1 dan ke kriteria tinggi pada siklus II. Hal ini disebabkan karena ketertarikan anak pada kegiatan pembelajaran dan media yang digunakan oleh guru serta permainan kartu gambar yang diberikan sehingga akhirnya mampu meningkatkan kemampuan berbahasa lisan. Penerapan metode bercakap-cakap efektif untuk meningkatkan kemampuan berbahasa lisan anak. Hal ini sesuai dengan pendapat Yulianti (2010:37) metode bercakap-cakap bertujuan untuk meningkatkan keberanian anak dalam menyatakan perasaan, keinginan, kebutuhan secara lisan, serta memperoleh wawasan dan pengetahuan mengenai tema yang telah diajarkan oleh guru, selain itu metode bercakap-cakap dapat menjalin hubungan sosial antara anak dengan guru maupun antara sesama anak. Metode bercakap-cakap dapat meningkatkan keberanian anak dalam mengungkapkan perasaan dan keinginan anak, ini terlihat pada saat anak berani untuk mengungkapkan pendapatnya secara lisan mengenai media kartu gambar yang ditunjukan oleh guru ditandai dengan mengangkat tangan ketika diberikan pertanyaan, mengembangkan kemampuan berkomunikasi antara anak dengan guru maupun antara anak dengan anak. Hal ini dapat terlihat pada saat anak saling bertukar cerita tentang pendapatnya mengenai gambar yang dilihat yang ditunjukkan oleh guru didepan kelas. Dalam kegiatan bercakap-cakap terlihat anak yang pendiam sudah mulai untuk menyatakan gagasan dan pendapatnya, hal ini ditemukan pada saat anak bertanya pada temanya tentang gambar yang ditujukkan oleh guru dan langsung memberikan tanggapan mengenai gambar tersebut.
e-journal PG PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 3 No.1 –Tahun 2015) Metode bercakap-cakap berbantuan media kartu gambar dapat meningkatkan kemampuan berbahasa lisan anak. Dengan media kartu gambar dapat memudahkan guru untuk memberikan stimulus berupa pertanyaan-pertanyaan agar anak lebih aktif dan fokus dalam mengikuti proses pembelajaran. Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran ini anak akan mengenal banyak hal secara mandiri, dengan media kartu gambar anak akan lebih mudah dalam memahami pembelajaran yang disampaikan oleh guru, sehingga secara tidak langsung dapat meningkatkan kemampuan berbahasa lisan anak, dengan menyebutkan isi pada media kartu gambar yang ditunjukan oleh guru. Hal ini sesuai dengan pendapat Sadiman (2005:29) media kartu gambar merupakan media yang mudah dimengerti oleh anak. Dalam kehidupan sehari-hari bahasa menjadi salah satu hal yang paling penting bagi anak, bahasa digunakan sebagai alat untuk dapat berkomunikasi dan menyatakan perasaan kepada orang lain, khususnya berbahasa lisan. Hal ini sesuai dengan pendapat Permila (2008:5) fungsi bahasa yaitu, menjelaskan keinginan dan kebutuhan individu, bahasa dapat mengubah perilaku. Hal ini terlihat pada kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung, anak terlihat mampu mengungkapkan pendapat yang dimiliki melalui media kartu gambar, dalam kegiatan bercakap-cakap perilaku anak berubah pada awalnya anak terlihat diam pada saat guru bertanya. disini sudah terlihat perubahan anak sudah mau untuk mengangkat tangan dan bercakap-cakap dengan temanya mengenai gambar yang ditunjukan guru. Pada penelitian yang telah dilakukan ditemukan kendala-kendala yaitu beberapa anak masih belum fokus dalam mengikuti kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan sehingga suasana kelas menjadi gaduh. Hal ini didukung oleh pendapat menurut Gunarti (2010:6.11) kelemahan metode bercakapcakap yaitu membutuhkan waktu yang intensif dan lama ketika fokus pada inti pembicaraan, memungkinkan anak merasa takut dan anak malas memberikan jawaban, dapat terlihat seolah-olah menyelidiki hal-hal
yang paling rahasia sehingga suasana kelas menjadi gaduh. Sehingga untuk mengatasi kelemahan tersebut dicarikan solusi yaitu Memberikan anak stimulus dengan pertanyaan-pertanyaan yang dapat merangsang anak agar lebih aktif dalam menjawab pertanyaan yang diberikan serta menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan dengan mengajak anak melakukan permainan kartu gambar agar anak lebih fokus dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dan secara tidak langsung anak dapat berkomunikasi dengan baik. Kendala lain saat ditemukan dalam penerapan metode bercakap-cakap adalah dibutuhan kesabaran agar dapat membuat anak dapat menangkap inti pembicaraan karena pada umumnya anak mempunyai waktu yang singkat untuk tetap berkonsentrasi dan memperhatikan apa yang dijelaskan oleh guru sehingga disini guru dituntut agar tetap bisa memfokuskan anak pada pembelajaran. Kendala ini sesuai dengan pendapat Dhieni (2006:7.8) kelemahan metode bercakap-cakap adalah membutuhkan waktu yang cukup lama, memerlukan ketajaman dalam menangkap inti pembicaraan, dalam prakteknya, percakapan akan selalu didominasi oleh beberapa orang saja. Sehingga dari kendala tersebut maka dicarikan solusi yaitu gambar yang disediakan untukmelaksanakan kegiatan bercakap-cakap dibuat semenarik mungkin agar dapat menarik perhatian anak, penjelasan yang dilakukan guru tidak terlalu panjang tapi berikan kesempatan pada anak untuk dapat memberikan pendapatnya pada gambar yang disediakan, pada saat kegiatan bercakap-cakap lebih banyak memberikan pertanyaan pada anak agar anak mau memberikan pendapatnya sehingga secara tidak langsung dapat meningkatkan kemampuan berbahasa lisan anak. Adapun kelemahan dalam penelitian ini adalah keterbatasan waktu yang disediakan pihak sekolah, karena mendekati akhir semester tahun pelajaran 2014/2015. Kelemahan ini menyebabkan penelitian tindakan kelas dengan menerapkan metode bercakap-cakap berbantuan media kartu
e-journal PG PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 3 No.1 –Tahun 2015) gambar pada anak kelompok B di TK piveri candi baru gianyar berakhir di siklus II. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat disimpulkan bahwa penerapkan metode bercakap-cakap berbantuan media kartu gambar dapat meningkatkan kemampuan berbahasa lisan pada anak kelomopok B semester II di TK piveri candi baru gianyar. ditunjukkan dengan terjadinya peningkatan rata-rata persentase (M%) dari adanya peningkatan kemampuan berbahasa lisan pada setiap siklus. Pada pra siklus dari hasil observasi yang dilakukan diperoleh skor kemampuan berbahasa lisan sebesar 34,375%. Pelaksanaan siklus I, dapat diketahui skor kemampuan berbahasa lisan sebesar 66,75% dan meningkat sebersar 87,5% pada siklus II. Jadi dari data tersebut terjadi peningkatan rata-rata persentase kemampuan berbahasa lisan anak dari siklus I ke siklus II sebesar 20,75%. Saran Kepada kepala sekolah diharapkan agar mampu memberikan pembinaan kepada guru tentang metode bercakapcakap berbantuan media kartu gambar agar dapat diterapkan dalam proses pembelajaran serta dapat meninggkatkan kemampuan berbahasa lisan pada anak, kepada guru dalam pembelajaran bahasa diharapkan agar dapat menggunakan metode bercakap-cakap berbantuan media kartu gambar dengan menggunakan kartu gambar yang lebih menarik bagi anak, agar anak lebih tertarik untuk mengikuti proses pembelajaran. Sehingga pelaksanaan kegiatan pembelajaran akan menjadi lebih menyenangkan, kepada peneliti lain, diharapkan untuk melaksanakan penelitian yang lebih lanjut tentang hal-hal yang belum terjangkau dalam penerapan metode bercakap-cakap berbantuan media kartu gambar untuk meningkatkan kemampuan berbahsa lisan.
DAFTAR PUSTAKA Agung, A.A.Gede. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Singaraja: makalah disajikan pada Workshop Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar FIP Undiksha pada Tanggal 27 September 2010 Di Kampus PGSD FIP Undiksha Singaraja. -------, 2012. Metodologi Penelitian Pendidikan. Singaraja: FIP Undiksha Singaraja. Dewi putu, Linda Asmara. 2014. Penerapan Metode Bercakap-cakap Berbantuan Media Alphabet Untuk Meningkatkan Kemampuan berbahasa Lisan Anak Kelompok B Semester II TK laksana Kumara Denpasar Tahun Pelajaran 2013/2014. Singaraja:Universitas Pendidikan Ganesha. Jurnal Penelitian PAUD vol 2 No1 Dhieni Nurbiana, dkk. 2007. Metode Pengembangan Bahasa. Jakarta: Universitas Terbuka. Gunarti Winda, dkk. 2010. Metode Pengembangan Perilaku dan Kemampuan Dasar Anak Usia Dini. Jakarta: Universitas Terbuka. Habsari, Dita. 2013. Metode Pengenalan Konsep Bilangan Pada Anak Kelompok Umur 4-5 Tahun Di TK Lkia 1 Pontianak. Pontianak:Artikel Penelitian PAUD. Latief, Mukhtar, dkk. 2013. Orientasi Baru Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Marlinda, Delvi Ni Luh. 2014. Penerapan Metode Bercerita Berbantuan Media Boneka Jari Untuk Meningkatkan Kemampuan Berbahsa Lisan Pada Anak Kelompok B1 Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014 Di TK Ganesha Singaraja. (tidak diterbitkan). Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha. Jurnal Penelitian PAUD Vol 2 No1 Menteri Pendidikan Nasional. 2009. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.58 Tahun 2009
e-journal PG PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 3 No.1 –Tahun 2015) Tentang Standar pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Pendidikan Direktorat Anak Usia Dini. Permila, Mike. 2012. Peranan Kegiatan Bercakap-cakap Terhadap Kemampuaan Berbahasa Anak di Taman Kanak-kanak Angkasa Lanud Padang. Padang: Pesona PAUD Jurnal ilmiah PGPAUD Vol 1. No1 Sadiman, Arief S dkk. 2005. Media Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Susila, Rudi. 2007. Media Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima. Yulianti, Dwi. 2010. Bermain Sambil Belajar Sains di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: PT INDEKS.