e-Journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 2 No 1 Tahun 2014)
Penerapan Metode Pemberian Tugas Berbantuan Media Kartu Angka Untuk Meningkatkan Kemampuan Mengenal Lambang Bilangan Anak Ni Kadek Suci Suriani1, DB. Kt. Ngr Semara Putra2, I Wayan Darsana3 1,2,3
Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini, FIP Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia
e-mail: {
[email protected],
[email protected],
[email protected]} Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan kognitif mengenai lambang bilangan melalui penerapan metode pemberian tugas berbantuan media kartu angka pada anak kelompok A semester II tahun ajaran 2013/ 2014. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus.Dalam setiap siklus terdiri dari tahapan perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi atau evaluasi dan refleksi. Subyek penelitian ini adalah 27 anak kelompok A semester II TK Laksana Kumara Denpasar pada tahun ajaran 2013/2014. Rerata hasil belajar anak pada observasi awal sebesar 37%.Data hasil belajar dalam penelitian ini dikumpulkan dengan metode observasi.Data yang telah dikumpulkan dianalisis menggunakan metode analitis deskriptif dan deskriptif kuantitatif. Dari hasil analisis data yang diperoleh dapat diketahui hasil belajar siswa di siklus I sebesar 52,07% dan di siklus II sebesar 86,29%. Dalam hal ini trjadi peningkatan sebesar 15,07% dari observasi awak ke siklus I, kemudian meningkat sebesar 34,22% dari siklus I ke siklus II. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode pemberian tugas berbantuan media kartu angka dapat meningkatkan kemampuan kognitif mengenai lambang bilangan pada anak kelompok A semester II TK Laksana Kumara tahun ajaran 2013/2014. Kata kunci: pemberian tugas, kartu angka, kognitif. Abstract This research aims at finding cognitive competence about number symbols through applying a task giving method with number card media to the children group A semester II academic year 2013/2014. Type of this research is a class action research conducted in two cycles. Each cycle consists of action plan, action implementation, observation, and reflexion. Subject of this research is totally 27 children of group A semesetr II Kindergarten Laksana Kumara Denpasar in academic year 2013/2014. The average of student learning result on first observation is 37%. Data of learning result in this research was collected by observation method. The collected data was analyzed by method of descriptive statistic analytic and quantitative descriptive.From data analysis if could be concluded the student learning result on cycle I is 52,07% nd in cycle II is 86,29%. In this case, there was an increase of 15,07% from first observation to cycle I, then if increased about 34,22% from cycle I to cycle II. The result shows that the application of task giving method with number card media can improve cognitive competence about number symbols of the children of group A semester II Kindergarten Laksana Kumara academic year 2013/2014. Key words: task giving, number card, cognitive.
e-Journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 2 No 1 Tahun 2014)
PENDAHULUAN Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut yang diselenggarakan pada jalur formal, nonformal, dan informal. Menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosio emosional (sikap dan perilaku serta agama) bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini. Usia 4-6 tahun merupakan masa peka bagi anak. Anak sensitive untuk menerima berbagai upaya perkembangan seluruh potensinya.Masa peka adalah masa terjadinya pematangan fungsi-fungsi fisik dan psikis yang siap merespon simulasi yang diberikan oleh lingkungan.Masa ini merupakan masa untuk meletakkan dasar pertama dalam mengembangkan kemampuan fisik. Kualitas pendidikan patut ditingkatkan secara terpadu, sistematis, bertahap dan berkesinambungan. Guru sebagai ujung tombak dalam usaha meningkatkan kemampuan pontensinya dalam mengelola kegiatan belajar mengajar, sehingga dapat membantu terwujudnya perkembangan kemampuan intelektual yang optimal serta berkepribadian anak. Seorang guru yang baik harus memahami dan menghayati prinsip-prinsip perkembangan anak dari Tk sampai perguruan tinggi. Pendidikan di TK
mempersiapkan anak untuk pendidikan sekolah dasar sebagai upaya untuk mewujudkan tujuan pendidikan TK, yakni membantu meletakkan dasar ke arah perkembangan sikap, pengetahuan, keterampilan dan daya pikir yang diperlukan oleh anak dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan dan untuk pertumbuhan serta perkembangan selanjutnya. Salah satu aspek perkembangan yang penting dalam perkembangan diri anak yaitu aspek perkembangan kognitif.Perkembangan kognitif menggambarkan bagaimana pikiran anak berkembang dan berfungsi sehingga dapat berpikir. Secara umum semakin tinggi tingkat kognitif seseorang semakin teratur cara berfikirnya. Dalam kaitan ini seorang guru seyogyanya memahami tahap-tahap perkembangan anaknya serta memberikan materi pelajaran dalam jumlah dan jenis yang sesuai dengan tahapan tersebut. Menurut Piaget (Sexsioani, 2012), Anak usia 4-5 tahun masuk dalam kategori praoprasional. Pada usia ini, anak mulai menunjukkan proses berpikir yang lebih jelas, mengenali beberapa simbol dan tanda termasuk bahasa dan gambar. Anak menunjukkan kemampuan melakukan permainan simbolis.Perkembangan kognitif anak tidak terlepas dari kecerdasan logikamatematika yang berkaitan dengan kemampuan mengolah lambang bilangan dan atau kemahiran mengunakan logika. Anak-anak yang cerdas dalam logikamatematik menyukai kegiatan bermain yang berkaitan dengan berpikir logis, Sejalan dengan hal tersebut, pada lembaga prasekolah memang tidak ada pembelajaran bidang studi seperti halnya di SD. Akan tetapi guru PAUD harus memahami bagaimana mengajarkan materi bidang studi tersebut yaitu lambang matematika dalam pengenalan lambang bilangan.Para pendidik sering kali mengajarkan matematika dengan memberi soal di papan tulis atau memberikan selembar kertas kerja kepada anak. Guru harus menggunakan cara yang tepat dan sesuai dalam
e-Journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 2 No 1 Tahun 2014) mengenalkan lambang bilangan pada anak. Metode serta media yang menarik perlu digunakan agar pembelajaran dapat menyenangkan, tidak cepat bosan, sehingga keaktifan anak tercipta dengan sendirinya. Berdasarkan observasi awal yang dilakukan pada bulan Februari di TK Laksana Kumara (kelompok A) perkembangan kognitif anak belum berkembang secara optimal.Sebagian besar anak belum dapat memahami lambang bilangan. Anak dapat menyebutkan bilangan akan tetapi belum mengerti lambang bilangannya. Anak masih merasa kebingungan ketika diminta menyebutkan beberapa lambang bilangan yang ditunjukkan guru.Ketika guru meminta anak untuk menunjuk lambang bilangan ada beberapa anak yang merasa kurang percaya diri untuk menunjuk lambang bilangan, padahal anak tersebut termasuk anak yang cerdas dalam mengenal lambang bilangan.Anak belum dapat mengurutkan lambang bilangan secara runtut, ketika diminta guru untuk menulis lambang bilangan, misalnya lambang bilangan 4 anak masih bertanya lambang bilangan tersebut menghadap kearah mana, lambang bilangan 6 dan 9 pun terkadang anak masih kesulitan dalam membedakannya. Dalam pembelajaran menghubungkan benda dengan lambang bilangannya masih banyak anak yang melakukan kesalahan dalam menghubungkan atau memasangkannya, hal tersebut terlihat dari 27 jumlah anakhanya 10 anak yang dapat menghubungkan atau memasangkan benda dengan lambang bilangannya secara benar dan 17 diantaranya masih mengalami kesulitan. Rerata hasil belajar anak pada awal observasi mengenai lambang bilangan adalah 37%. Dari diskripsi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa anak kelas A di TK Laksana Kumara belum optimal dalam mengenal lambang bilangan. Apabila proses pembelajaran tersebut dibiarkan secara terus menerus dikhawatirkan tujuan pembelajaran tidak tercapai, anak kurang tertarik pada pembelajaran, cepat
bosan, kurang motivasi, hal ini dapat mempengaruhi tingkat perkembangan anak. Beberapa cara perlu dilakukan untuk merangsang dan menstimulasi perkembangan kognitif atau intelektual anak. Salah satu cara yang dapat dilakukan yaitu melalui penyediaan berbagai macam alat permainan dan media yang menarik yang dapat merangsang dan menstimulasi perkembangan kognitif anak. Salah satu upaya untuk meningkatkan kemampuan anak dalam mengenal lambang bilangan di TK Laksana Kumara dengan menggunakan permainan kartu angka.Media kartu angka dengan angka berwarna-warni sangat menarik bagi anak, sehingga anak tertarik.Anak dengan sukarela atau tanpa paksaan mengikuti kegiatan pembelajaran mengenal lambang bilangan sehingga kemampuannya dalam mengenal lambang bilangan dapat meningkat dan berkembang secara optimal. Atas dasar inilah peneliti berkeinginan melakukan penelitian Penerapan metode pemberian tugas berbantuan media kartu angka untuk meningkatkan kemampuan kognitif mengenai lambang bilangan pada anak kelompok A semester II tahun ajaran 2013/2014 di TK Laksana Kumara Denpasar. Berdasarkan latar belakang permasalahan dapat diajukan rumusan masalah sebagai berikut: Bagaimana meningkatkan kemampuan kognitif melalui penerapan metode pemberian tugas berbantuan media kartu angka mengenai lambang bilangan pada anak kelompok A semester II di TK Laksana Kumara Denpasar tahun ajaran 2013/2014? Berdasarkan rumusan masalah yang dipakai, dapat dirumuskan tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah untuk meningkatkan kemampuan kognitif melalui penerapan metode pemberian tugas berbantuan media kartu angka mengenai lambang bilangan pada anak kelompok A Semester II di TK Laksana Kumara Denpasar Tahun Pelajaran 2013/2014.
e-Journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 2 No 1 Tahun 2014)
METODE Penelitian dilaksanakan di TK Laksana Kumara Denpasar . Subyek dari penelitian ini adalah anak kelompok A semester II Tahun pelajaran 2013/2014 dengan banyak anak 27 orang yaitu 14 perempuan dan 13 orang laki-laki. Jenis penelitian ada berbagai macam, namun jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) atau Clrassrom Action Research( CAR). Menurut Arikunto (2007: 3) Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Tindakan tersebut berasal dari guru atau berupa arahan guru yang dilakukan oleh peserta didik. Menurut Agung (2010:2) menyatakan bahwa PTK sebagai suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki atau meningkatkan praktek-praktek pembelajaran di kelas secara lebih professional. Dari uraian sebelumnya dapat disimpulkan bahwa PTK merupakan suatu penelitian yang tujuannya memperbaiki suatu kegiatan untuk mendapatkan hasil yang optimal. Wendra , (2007:74) mengemukakan bahwa: Penelitian tindakan pada prinsipnya dimaksudkan untuk melakukan upaya perbaikan terhadap praktik pendidikan yang dilakukan praktisi pada bidang pendidikan, sambil melakukan tugasnya dengan jalan merenung kembali apa yang telah dilakukan yang terarah kepada perbaikan kegiatan yang akan dilakukan selanjutnya. Dengan kata lain penelitian tindakan dilakukan untuk memperbaiki kinerja diri sendiri melalui pemahaman kerja sendiri, tetapi dilaksanakan secara terencana, sistematik dan mawas diri. Berdasarkan pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa PTK dilakukan agar dapat menilai kinerja diri kita sendiri dalam proses pembelajaran tersebut. Suyanto (2007:1) mengemukakan bahwa:
PTK merupakan salah satu upaya praktisi dalam bentuk melakukan kegiatan untuk perbaiki dan atau meningkatkan mutu pelajaran dikelas.PTK merupakan kegiatan langsung berhubungan dengan tugas guru sehari-hari dilapangan atau kelas sehingga merupakan hal yang mereka kenal dan hayati dengan baik.Singkatnya PTK merupakan penelitian praktis yang dilakukan sebagi reflaksi pengajaran dan tujuan untuk memperbaiki praktik pembelajaran yang ada saat ini. Dari uraian sebelumnya dapat disimpulkan bahwa PTK merupakan penelitian yang tindakannya dilakukan untuk memperbaiki kembali kegiatan pembelajaran. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam empat tahapan yaitu: perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi atau evaluasi dan refleksi. Dalam penelitian ini, peneliti sekaligus menjadi praktisi yang memberikan tindakan dan berkolaborasi dengan guru. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua variabel yang digunakan dalam penelitian yaitu variabel bebas: metode pemberian tugas berbantuan media kartu angka dan variabel terikat: Kemampuan Kognitif. Instrumen dan teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. Wawancara, dilakukan dengan guru/anak yang terlibat dalam penelitian untuk mengetahui kondisi awal mengenai pemahaman tentang pengenalan lambang bilangan sebelum penelitian dimulai. Observasi, digunakan untuk mengamati secara langsung. Teknik ini digunakan untuk mengamati pelaksanaan dan perkembangan pembelajaran mengenal lambang bilangan. Menurut Arikunto (2007:146) dalam observasi sistematis pengamat menggunakan pedoman sebagai instrumen pengamatan. Observasi dilakukan terhadap kegiatan penelitian dan siswa dalam menerapkan metode pemberian tugas dengan media kartu angka. Dokumentasi ini digunakan untuk memperoleh data dari seluruh dokumen
e-Journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 2 No 1 Tahun 2014) yang ada. Arikunto (2007:234) juga menyatakan bahwa Metode dokumentasi yang diamati bukan benda hidup tetapi benda mati berupa catatan, buku, dan sebagainya. Data dokumentasi penelitian ini adalah foto-foto kegiatan pembelajaran, lembar kerja siswa, lembar observasi guru dan siswa. Pemberian tes ditujukan untuk mengetahui sejauh mana perkembangan dari setiap siklus. Menurut Arikunto (2007:138) “Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok”. Setelah data dalam penelitian ini terkumpul maka selanjutnya dilakukan analisis data.Dalam menganalisis data ini digunakan metode analisis statistic deskriptif dan metode analisis kuantitatif.Kedua jenis metode analisis data tersebut dijelaskan sebagai berikut. a) Metode Analisis Statistik Deskriptif Agung menyatakan bahwa ada dua jenis metode analisis statistik yaitu metode analisis statistik deskriptif dan metode analisis statistik inferensial. Dalam hubungan ini Agung (2010:76) menyatakan bahwa: Metode analisis statistic deskriptif adalah cara pengolahan data yang dilakukan dengan jalan menerapkan rumus-rumus statistic deskriptif seperti ditribusi frekuensi, grafik angka rata-rata (Mean), median (Me), modus (Mo), untuk menggabarkan keadaan suatu obyek tertentu sehingga diperoleh kesimpulan umum. Dalam penerapan metode analisis statistic deskriptif ini, data yang diperoleh dari hasil penelitian dianalisis atau disajikan ke dalam: a) tabel distribusi frekuensi, b) menghitung angka rata-rata (Mean), c) menghitung median, d) mengitung modus dan e). menyajikan data ke dalam grafik polygon. Beberapa rumus statistic deskriptif yang digunakan dalam penelitian ini. (a) Menghitung modus Untuk menghitung modus digunakan rumus sebagai berikut.
b1 Mo = b + i b1 + b 2 (b) Menghitung median Median atau nilai tengah adalah nilai yang menunjukkan bahwa di bawah dan di atas nilai tersebut, masing-masing terdapat 50% nilai (Koyan, 2009:12). Rumus mencari median adalah sebagai berikut.
1 n − fkb M e = B + i 2 fm (c) Menghitung mean Mean atau rata-rata hitung dapat dicari menggunakan rumus sebagai berikut.
M=
∑X n
b) Metode Analisis Deskriptif Kuantitatif Agung (2010: 76) menyatakan bahwa metode anlisis deskriftif kuantitatif adalah suatu cara pengolahan data yang dilakukan dengan jalan menyusun secara sistematis dalam bentuk angka-angka dana atau persentase mengenai keadaan suatu obyek yang diteliti, sehingga diperoleh kesimpulan umum. Metode analisis ini digunakan untuk menetukan tingi rendah hasil belajar anak pada kemampuan kogntif ditentukan dengan menggunakan pedoman konversi. Penilaian Acuan Patokan (PAP) skala lima. Rumus yang digunakan untuk analisis ini adalah:
M (%) =
M x100% SMI
(Agung, 2010: 78) Keterangan: M(%) = rata-rata persen M = rata-rata skor SMI = skor maksimal ideal Tingkatan hasil belajar anak ditentukan dengan membandingkan M (%)
e-Journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 2 No 1 Tahun 2014) atau rata-rata persen ke dalam PAP skala lima dengan kriteria sebagai berikut. Tabel 1. Tabel Pedoman Konversi PAP skala lima tentang kemampuan kognitif. Persentase Kriteria Kemampuan Kognitif 90-100 Sangat tinggi 80-89 Tinggi 65-79 Sedang 55-64 Rendah 0-54 Sangat rendah (Agung, 2010:76) HASIL DAN PEMBAHASAN Kegiatan penelitian ini dilaksanakan sesuai dengan tujuan penelitian yang memerlukan dua siklus hal-hal yang perlu dilakukan adalah dengan menyiapkan materi pelajaran, kemudian menyusun Rencana Kegiatan Harian (RKH ) untuk 6x pertemuan, disesuaikan dengan perbaikan-perbaikan yang telah direncanakan, selanjutnya menyiapkan kartu angka yang disesuaikan dengan materi yang diajarkan serta dan diakhiri dengan penyusunan instrumen penelitian untuk mengetahui prestasi belajar anak. Hasil siklus I Menghitung Modus, Median dan Mean a) Menghitung Modus Mo = 49,22 b) Menghitung Median
M e = 49,99 c) Menghitung Mean
M=
∑X
n 1406 M= 27 M = 52,07 Data sebelumnya dapat disajikan ke dalam grafik polygon sebagai berikut.
49,22 (Modus) 49,99(Median) 52,07 (Mean) Untuk menentukan tingkat belajar siswa dilakukan dengan cara mengkonversikan angka rata-rata persen tingkat hasil belajar dengan penilaian Acuan patokan (PAP) Skala Lima. Angka rata-rata persen dihitung dengan rumus,
M=
M .100% SMI (Agung, 2010:9)
M=
52,07 .100% 100
M = 52,07% Dari nilai M% yang dikonversikan ke dalam PAP skala lima, seperti yang terlihat pada tabel 3.4 M % berada pada tingkat penguasaan 0-54% yang berarti bahwa perkembangan kemampuan kognitif mengenai lambang bilangan pada anak kelompok A TK Laksana Kumara Denpasar pada siklus I berada pada kategori sangat rendah. Dari hasil pengamatan dan temuan selama pelaksanaan tindakan kelas siklus I terdapat beberapa masalah yang menyebabkan perkembangan kognitif
e-Journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 2 No 1 Tahun 2014) anak berbantuan media kartu angka pada anak kelompok A berada pada kategori sangat rendah. Hasil perkembangan kognitif anak didik kelompok A dengan berbantuan media kartu angka perlu ditingkatkan pada siklus II. Adapun kendala-kendala yang dihadapi peneliti pada saat dilaksanakan penerapan siklus I antara lain: a) Siswa belum memahami bilangan yang dipakai dalam kegiatan b) Siswa belum mengenal metode yang diterapkan oleh peneliti c) Banyak siswa yang belum terfokus dalam kegiatan dan perintah dari yang diberikan secara lisan banyak diabaikan. Adapun solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi kendala-kendala di atas sebagai berikut : a) Menjelaskan kembali kegiatan yang dilaksanakan dengan media yang lebih menarik. b) Menjelaskan kembali metode pemberian tugas dan memperagakan kembali metode tersebut sehingga anak-anak lebih memahami. c) Membimbing dan mendampingi anak dalam melaksanakan kegiatan , agar anak bisa terfokus dalam melaksanakan tugas.
Hasil siklus II Menghitung Modus, Median dan Mean a) Menghitung Modus Mo = 80,32 b) Menghitung Median
M e = 83,05
c) Menghitung Mean M = 86,29 Data di atas dapat disajikan ke dalam grafik polygon sebagai berikut.
80,32 (Modus) 83,05(Median) 86,29(Mean) Untuk menentukan tingkat belajar siswa dilakukan dengan cara mengkonversikan angka rata-rata persen tingkat hasil belajar dengan penilaian Acuan patokan (PAP) Skala Lima. Angka rata-rata persen dihitung dengan rumus,
M .100% SMI (Agung, 2010:9) 86,29 M= .100% 100 M=
M = 86,29% Dengan membandingkan rata-rata persentase yang diperoleh yaitu 86,29 dengan criteria PAP skala lima ternyata rata-rata tersebut berada pada kategori 80-90 %. Jadi hasil pengembangan kognitif mengenai lambang bilangan anak kelompok A TK Laksana Kumara Denpasar berada pada kategori tinggi. Dari hasil pengamatan dan temuan peneliti selama pelaksanaan tindakan siklus II telah tampak adanya peningkatan dalam proses pembelajaran yang diperoleh adanya peningkatan pada perkembangan kognitif pada anak didik kelompok A. Adapun hasil kemajuan peningkatan perkembangan kemampuan kognitif dapat diperoleh selama pelaksanaa siklus II sebagai berikut : a) Secara garis besar anak-anak sudah mampu mengenal lambang bilangan dengan media kartu angka, hal ini
e-Journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 2 No 1 Tahun 2014) dapat dilihat dengan kegiatan anak dalam menyebutkan angka dalam kartu angka, sehingga apa yang dilaksanakan dalam proses pembelajaran dapat terlaksana dengan baik. b) Dalam proses kegiatan pembelajaran perkembangan kognitif anak sudah meningkat yang awalnya sangat rendah menjadi tinggi. c) Peran peneliti sangatlah berperan sehingga siswa mengerti apa yang diterapkan dalam kegiatan pembelajaran. Secara umum pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan penerapan metode pemberian tugas berbantuan media artu angka telah berjalan efektif dan baik. Hal ini terlihat adanya peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar 34,22%. Dari adanya peningkatan rata-rata persentase (M%) perkembangan kemampuan kognitif dari siklus I ke II, sehingga peneliti menghentikan penelitian ini dan tidak melanjutkan lagi ke siklus selanjutnya. Penyajian hasil penelitian di atas memberikan gambaran bahwa dengan penerapan metode pemberian tugas berbantuan media kartu angka, ternyata dapat meningkatkan kemampuan kognitif anak dalam pemahaman mengenai lambang bilangan pada anak kelompok A TK Laksana Kumara Denpasar. Hasil belajar anak siklus I sebesar 52,07% yang berarti pada kategori sangat rendah, mengalami peningkatan pada siklus II menjadi menjadi 86,29% yang menunjukkan hasil belajar anak pada kategori tinggi. Jadi terjadi peningkatan belajar sebesar 34,22%. Kenyataan ini menunjukkan bahwa penerapan metode pemberian tugas berbantuan media kartu angka ternyata sangat efektif untuk meningkatkan hasil belajar, dan oleh karenanya para guru sangat perlu menerapkan metode pembelajaran pemberian tugas berbantuan media kartu angka secara intensif dan berkelanjutan guna meningkatkan hasil belajar anak. Keberhasilan dalam penelitian ini dengan kajian-kajian teori yang mendukung dalam kegiatan pembelajaran pada pelaksanaan penelitian. Melalui penerapan metode pemberian tugas ini siswa akan lebih
memahami tugas yang diberikan dan siswa akan lebih mandiri serta mampu melaksanakan kegiatan sampai selesai. Penerapan metode pemberian tugas ini yang bertujuan untuk meningkatkan perkembangan kognitif anak dibantu dengan media media kartu angka sehingga sangat berpengaruh pada keberhasilan kegiatan. Keberhasialan di atas banyak dipengaruhi oleh terciptanya suatu kondisi dalam belajar yang menyenangkan serta keadaan ruang yang kondusif dan menyenangkan dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran, dimana anak-anak merasa senang dan merasa bersemangat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Penerapan metode pemberian tugas berbantuan media kartu angka akan berpengaruh besar terhadap perkembangan kognitif anak dibandingkan dengan mengenalkan lamabang bilangan tanpa menggunakan media kartu angka, berdasarkan penjelasan di atas maka penerapan metode pemberian tugas berbantuan media kartu angka dapat meningkatkan kemampuan kognitif mengenai lambing bilangan pada anak kelompok A semester II TK Laksana Kumara Denpasar tahun pelajaran 2013/2014. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa penerapan metode pemberian tugas berbantuan media kartu angka dapat meningkatkan kemampuan kognitif mengenai lambang bilangan pada anak kelompok A semester II TK Laksana Kumara Depasar Tahun Pelajaran 2013/2014. Hal ini dapat dilihat dari adanya peningkatan hasil belajar anak dari observasi awal ke siklus I dan dari siklus I ke siklus II. Rerata hasil belajar anak pada observasi awal sebesar 37%. Pada pelaksanaan pembelajaran siklus I hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh metode pemberian tugas berbantuan media kartu angka terhadap peningkatan kemampuan kognitif mengenai lambang bilangan pada anak kelompok A semester
e-Journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 2 No 1 Tahun 2014) II TK Laksana Kumara Denpasar tahun pelajaran 2013/2014 mencapai rerata hasil belajar anak sebesar 52,07% yang berada pada kategori sangat rendah. Pada pelaksanaan pembelajaran di siklus II hsil penelitian menunukkan rerata hasil belajar pada siklus II sebesar 86,29% yang berada pada kategori tinggi. Jadi dar observasi awak ke siklus I terjadi peningkatan sebesar 15,07% sedangkan dari siklus I ke siklus II terjadi peningkatan hasil belajar sebanyak 34,22%. Peningkatan hasil belajar ini dapat terjadi karena melalui media kartu angka, guru menghadirkan situasi dunia nyata ke dalam kelas sehingga anak lebih mudah dalam memahami materi pelajaran karena materi yang mereka pelajari dalam suasana yang menyenangkan karena dilakukan dengan prinsip belajar sambil bermain. Jadi berdasarkan criteria keberhasilan yang telah ditetapkan, maka pelaksanaan tindakan ini secara keseluruhan dapat dikatakan berhasil karena telah telah memenuhi criteria keberhasilan yaitu daya serap minimal mencapai kategori baik dan ketuntasan klasikal minimal mencapai 86%. Disarankan kepada anak yang mengikuti pembelajaran pengembangan kognitif agar senantiasa kreatif dalam mengikuti pembelajaran dengan media kartu angka, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar terutama mengenai lambang bilangan. Disarankan kepada para guru agar menerapkan metode pemberian tugas dan mengupayakan penggunaan media kartu angka agar hasil belajar dalam bidang kognitif anak dapat meningkatkan lebih optimal Disarankan kepada Kepala TK Laksana Kumara Denpasar agar melakukan inovasi-inovasi dalam pembelajaran dan menyediakan media maupun fasilita yang dibutuhkan sehingga diharapkan hasil belajar anak meningkat secara terus menerus. Disarankan kepada peneliti lain hendaknya dapat melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas dengan berbagai metode dan media pembelajaran yang lebih bervariatif dan menarik, diharapkan juga hasil penelitian ini dapat
dijadikan sebagai pembanding melakukan penelitian berikutnya.
dalam
DAFTAR PUSTAKA Agung, A. A. Gede.2010. Bahan Kuliah Statistika Deskriptif.. Singaraja: Fakultas Ilmu Pendidikan Undiksha Singaraja. Agung, A. A. Gede.2012. Metodologi Penelitian Pendidikan Suatu Pengantar. Singaraja: Fakultas Ilmu Pendidikan Undiksha Singaraja. Arsyad, Azhar. 2004. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raya Grafindo Persada. Arikunto, Suharsimi, dkk. 2007. Penelitian Tindakan kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Depdikbud,1994.Kurikulum Pendidikan Dasar. Jakarta: Depdikbud. Dinas Pendidikan Provinsi Bali, 2006. Pengembangan kognitif Anak Usia Dini. Makalah dalam rangka Pelatihan Guru Paud Se-Bali, NTB dan NTT 2006. Djamarah, Syriful. 2000. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Usaha Nasional. Fawzia Aswin Hadis. 1996. PsikologiPerkembangan Anak. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Proyek Pendidikan Tenaga Guru. Koyan, I Wayan. 2009. Statistik Dasar dan Lanjut (Teknik Analisis Data Kuantitatif). Singaraja: Program Studi Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Program Pasca Sarjana Undiksha Singaraja. Jamaris, Martini. 2003. Perkembangan dan Pengembangan Anak Usia Taman Kanak-kanak. Jakarta: Universitas Negeri Jakarta.
e-Journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 2 No 1 Tahun 2014) Moeslichatoen R. 1999. Metode Pengajaran di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 58 Tahun 2009, tentang Stanar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pembina TK dan SD. Roestiyah N.K. 1998. Teknik Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Sadiman, Arif. S, dkk. 2006. Media Pendidikan. Jakarta: CV. Rajawali. Sexsioani, A. 2012. Penerapan Alat Peraga Bentuk Geometri Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Pada Anak Kelompok A Semester II Di TK LAB Undiksha Singaraja. Skripsi (Tidak diterbitkan). Jurusan PG PAUD FIP Undiksha. Sujiono Nurani Yulianai, dkk. 2006. Metode pengembangan Kognitif. Jakarta: Universitas Terbuka. Suyanto, Kasihani K.E. 2007. Penelitian Tindakan Kelas: Pengembangan dan Refleksi Dosen dan Guru. Makalah disajikan pada kegiatan Semlok PTK dan Inovasi Pembelajaran yang mendidik di SD Undiksha Singaraja. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor. 20 tahun 2002 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Wendra. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Bumi Angkasa.