PENERAPAN KOMBINASI MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW II DAN TGT PADA MATERI BANGUN DATAR SEGITIGA Oleh: Kuswantoro, Bambang Prio Darminto, Wharyanti Ika P Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Muhammadiyah Purworejo e-mail:
[email protected]
Abstrak Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah prestasi belajar matematika siswa pada kompetensi bangun datar segitiga dengan kombinasi model pembelajaran Jigsaw II dan Teams Games Tournament (TGT) akan lebih baik jika dibandingkan pembelajaran dengan model ekspositori. Dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian quesi experimental research. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas VII MTs MaโArif Pituruh Kabupaten Purworejo tahun pelajaran 2012/ 2013. Pengambilan sampel menggunakan teknik simple random sampling. Instrumen pengumpulan data menggunakan tes prestasi belajar matematika yang sebelumnya sudah diuji cobakan dan telah memenuhi syarat validitas serta reliabilitas. Data setelah perlakuan, diperoleh rataan nilai kelas eksperimen 71,07 dan nilai rataan kelas kontrol 65,64. Uji hipotesis menggunakan uji t dengan ๐ผ = 0.05 t diperoleh ๐ก๐๐๐ = 2,128 sedangkan ๐ก๐ก๐๐๐๐ = 1,67255 sehingga tobs> ๐ก๐ก๐๐๐๐ . Didapat kesimpulan prestasi belajar matematika siswa kelas VII MTs MaโArif Pituruh tahun pelajaran 2012/2013 pada materi bangun datar segitiga dengan kombinasi model pembelajaran Jigsaw II dan TGT lebih baik daripada dengan model pembelajaran ekspositori.
Kata kunci: Jigsaw II, TGT, ekspositori PENDAHULUAN Pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berfikir logis, analisis, sistematis, kritis, dan kreatif serta kemampuan bekerja sama. Dalam kaitannya dengan pembelajaran matematika di MTS MaโArif Pituruh dari hasil wawancara dengan guru bidang studi matematika dikatakan bahwa prestasi belajar matematika siswa kelas VII masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari salah satu nilai rata-rata Ulangan Akhir Semester (UAS) ganjil tahun ajaran 2012/2013 dimana presentase siswa yang memenuhi KKM hanya 33%. Dalam materi bangun datar segitiga guru menggunakan model pembelajaran ekspositori yaitu pembelajaran yang memusatkan pembelajaran pada guru. Namun kendala yang dihadapi oleh guru yaitu pembelajaran yang di terapkan membosankan bagi siswa. Keadaan seperti ini menyebabkan siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran.
218
Ekuivalen: Judul ditulis Capitalize Each Words dengan huruf Calibri 10 pct. Judul ditulis Capitalize Each Words dengan huruf Calibri 10 pct
Keberhasilan proses pembelajaran merupakan hal utama yang didambakan dalam melaksanakan pendidikan di sekolah. Agar proses pembelajaran berhasil salah satunya menggunakan model pembelajaran yang tepat, karena model pembelajaran adalah salah satu sarana interaksi antara guru dan siswa. Djamarah (2010:46) mengatakan bahwa โseorang guru tidak akan dapat melaksanakan tugasnya bila dia tidak menguasai satupun metode mengajar yang dirumuskan dan dikemukakan para ahli psikologi dan pendidikanโ. Penggunaan model pembelajaran yang kurang tepat secara tidak langsung mempengaruhi keinginan siswa dalam mengikuti materi pelajaran. Jadi berdasarkan permasalahan di atas, maka peneliti mencoba untuk mengadakan suatu eksperimentasi pembelajaran matematika dengan menerapkan kombinasi model pembelajaran Jigsaw II dan TGT untuk meningkatkan prestasi belajar matematika khususnya dalam pokok bahasan segitiga. Model pembelajaran kombinasi Jigsaw II dan Teams Games Tournament TGT ini adalah kombinasi dua model kooperatif yang digunakan dalam satu pembelajaran. Dimana pembelajaran ini menggunakan pembelajaran Jigsaw II sebagai penguasaan konsep serta menjadikan siswa bisa aktif saling bekerja sama mengeluarkan pendapatnya. Model pembelajaran TGT membuat siswa tertarik untuk mengikuti pelajaran, karena didalam pembelajaran model TGT terdapat kompetisi antara siswa satu dengan yang lainnya. Sebagai bahan pertimbangan dan pembanding dalam penelitian ini perlu dikemukakan hasil penelitian yang terdahulu yang berkaitan dengan penerapan model pembelajaran . Penelitian ini relevan dengan penelitian yang dilakukan Syahrir (2011) dengan kesimpulan โJigsaw method of cooperative learning is more effective than the type of cooperative learning methods TGT type of motivation to learn and math skills class VII class student junior school VII Pembangunan Piyungan year 2010/2011โ. Kesamaan dengan penelitian yang peneliti lakukan adalah sama-sama penelitian eksperimen dan menggunakan model pembelajaran tipe kooperatif Jigsaw dan TGT. Perbedaannya adalah jika Shahrir membandingkan dua model Jigsaw dengan TGT sedangkan peneliti mengkombinasikan dua model itu yang dibandingkan dengan model pembelajaran ekspositori.
Ekuivalen: Penerapan Kombinasi Model Pembelajaran Jigsaw II dan TGT pada Materi Bangun Datar Segitiga
219
METODE PENELITIAN Penelitian
ini
dilaksanakan
di MTS MaโArif Pituruh Kecamatan Pituruh
Kabupaten Purworejo pada bulan Februari 2012 sampai dengan Juli 2013. Peneliti menggunakan metode penelitian eksperimental semu (quasi experimental research). Menurut Sugiyono (2010: 114) โdesain ini mempunyai kelompok kontrol tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimenโ. Populasi penelitian ini adalah seluruh kelas VII MTS MaโArif Pituruh Tahun Pelajaran 2012/2013 yang terdiri dari 4 kelas berjumlah 118 siswa. Suharsimi (2010: 174) mengatakan bahwa โsampel adalah sebagian atau wakil populasi yang ditelitiโ. Sampel dalam penelitian ini terdiri dari dua kelas yang terdiri dari 58 siswa. Pengambilan sampel penelitian dilakukan dengan Simple Random Sampling. Variabel bebasnya adalah model pembelajaran dan variabel terikatnya adalah prestasi belajar matematika siswa. Instrumen penelitian yang digunakan berbentuk pilihan ganda, dalam analisis butir instrumen meliputi uji taraf kesukaran dan daya pembeda, sedangkan analisi instrumen bertujuan untuk mengetahui apakah tes telah memenuhi syarat validitas dan reliabilitas. Validitas diuji cobakan dengan korelasi product moment dengan angka kasar, reliabilitas tes diuji cobakan dengan rumus K-R. 20. Uji prasyarat Analisis Variansi menggunakan uji Lilliefors untuk uji normalitas dan uji Barlett untuk uji homogenitas, untuk uji keseimbangan dan uji hipotesis menggunakan uji t. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi data yang disajikan adalah data prestasi belajar matematika siswa. Tabel 1 Deskripsi Data Prestasi Belajar Matematika Sebelum Perlakuan Kelas No Nilai Kontrol Eksperimen 1 Rata-rata 64,53 64,64 2 Median 67 65 3 Tertinggi 77 72 4 Terendah 47 50 5
220
Variansi
7,37
5,89
Ekuivalen: Judul ditulis Capitalize Each Words dengan huruf Calibri 10 pct. Judul ditulis Capitalize Each Words dengan huruf Calibri 10 pct
Tabel 2 Deskripsi Data Prestasi Belajar Matematika Setelah Perlakuan No 1 2 3 4 5
Nilai Rata-rata Median Tertinggi Terendah Variansi
Kelas Eksperimen 71,07 75 88 54 10,25
Kontrol 65,64 63 88 50 8,89
Dalam penelitian ini diterapkan dua pembelajaran yaitu model pembelajaran kombinasi Jigsaw II dan TGT serta model pembelajaran ekspositori. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII MTs MaโArif Pituruh tahun ajaran 2012/2013 yang terdiri dari empat kelas, yaitu kelas VIIA, VIIB, VIIIC, dan VIIID. Sampel diperoleh dengan mengambil dua kelas secara random yaitu kelas VIIC dan kelas VIID. Jumlah siswa untuk kelas VIIC adalah 30 siswa dan kelas VIID adalah 28 siswa yang pada masing-masing kelas mempunyai prestasi belajar yang berdistribusi normal dan mempunyai varians yang sama sehingga kedua kelas berada dalam keadaan awal yang sama. Setelah mengetahui bahwa kedua kelas berasal dari keadaan awal yang sama, kemudian diberikan perlakuan untuk kelas VIIC diberikan model pembelajaran kombinasi Jigsaw II danTGT, sedangkan kelas VIID diberikan model pembelajaran ekspositori. Tabel 3 Rangkuman Uji Normalitas Tahap Awal No
Kategori
Lhitung
N
Ltabel
1. 2.
Kel. Eksperimen Kel. kontrol
0,1293 0,1056
30 28
0,161 0,164
Keputusan Uji H0 diterima H0 diterima
Ket Berdistribusi Normal Berdistribusi Normal
Tabel 4 Rangkuman Uji Homogenitas Tahap Awal ๐๐ ๐๐๐๐๐๐
๐๐ ๐๐๐๐๐
KeputusanUji
1,301
3,841
๐ป0 diterima
Tabel 5 Rangkuman Uji Keseimbangan Tahap Awal ๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐ Kelas Eksperimen โ0,063 2,003241 Kontrol
KeputusanUji ๐ป0 diterima
Ekuivalen: Penerapan Kombinasi Model Pembelajaran Jigsaw II dan TGT pada Materi Bangun Datar Segitiga
221
Pembelajaran yang dilakukan untuk kelas eksperimen adalah 3 kali pertemuan, sedangkan untuk kelas kontrol 2 kali pertemuan. Setiap pertemuan terdiri dari 2 jam pelajaran, sehingga kelas eksperimen melakukan pembelajaran selama 6 jam pelajaran dan kelas kontrol melakukan pembelajaran selama 4 jam pelajaran. Kombinasi model pembelajaran tersebut diterapkan pada pokok bahasan bangun datar segitiga. Dalam pembelajaran kelas eksperimen menekankan pada pembelajaran siswa aktif dimana siswa dikelompokan menjadi kelompok yang heterogen. Artzt dan Newman dalam Triyanto (2009:48) menyatakan bahwa dalam belajar kooperatif siswa belajar bersama sebagai suatu tim dalam menyelesaikan tugas-tugas kelompok untuk mencapai tujuan bersam. Jadi setiap anggota kelompok memiliki tanggung jawab yang sama untuk keberhasilan kelompoknya. Pembelajaran pada kelas kontrol siswa tidak dikelompokan menjadi kelompok belajar, selain itu juga pembelajaran dalam kelas kontrol cenderung siswa pasif. Persamaan dalam pembelajaran ini adalah pada akhir pemberian materi selesai, dimana siswa diberikan tes evaluasi yang digunakan untuk mengetahui prestasi belajar siswa. Hasil prestasi belajar yang didapat antara kelas yang dikenakan model pembelajaran kombinasi Jigsaw II dan TGT dengan kelas yang dikenakan model pembelajaran ekspositori kemudian diuji normalitas dan homogenitasnya. Setelah itu dilakukan uji hipotesis. Hasil perhitungan uji hipotesis dengan uji t diperoleh kesimpulan bahwa prestasi belajar matematika siswa kelas VII MTs MaโArif Pituruh tahun pelajaran 2012/2013 pada materi bangun datar segitiga dengan model pembelajaran kombinasi Jigasaw II dan TGT lebih baik daripada dengan model pembelajaran ekspositori. Prestasi belajar matematika siswa kelas VII Mts MaโArif Pituruh tahun pelajaran 2012/2013 dengan model pembelajaran kombinasi Jigsaw II dan TGT lebih baik dari pada dengan model pembelajaran ekspositori tidak hanya dilihat dari uji hipotesisnya tapi juga terlihat dari rata-rata kelas dari 64,53 menjadi 71,07 untuk kelas eksperimen dan untuk kelas kontrol dari 64,64 menjadi 65,64. Perbedaan tersebut terjadi karena pada kelas eksperimen yang dikenakan model pembelajaran kombinasi Jigsaw II dan TGT jauh lebih aktif dibandingkan pada kelas yang dikenakan model ekspositori. Selain itu juga pada kelas yang dikenakan
222
Ekuivalen: Judul ditulis Capitalize Each Words dengan huruf Calibri 10 pct. Judul ditulis Capitalize Each Words dengan huruf Calibri 10 pct
model pembelajaran kombinasi dengan adanya kelompok expert siswanya tidak malumalu bertanya kepada teman satu kelompok apabila ada materi yang belum dipahami, sehingga kebanyakan dari mereka bisa menguasai materi yaang didiskusikan. Berbeda dengan siswa yang dikenakan model pembelajaran ekspositori siswanya cenderung diam walaupun belum jelas mengenai materi yang disampaikan. Dalam kelas yang dikenakan model pembelajaran kombinasi dengan adanya games tournament menjadikan
siswa
merasa
bahwa
belajar
matematika
menarik
dan
tidak
membosankan. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan dari hasil uji hipotesis diperoleh kesimpulan bahwa prestasi belajar matematika siswa kelas VII MTs MaโArif Pituruh tahun pelajaran 2012/2013 pada materi bangun datar segitiga dengan model pembelajaran kombinasi Jigasaw II dan TGT lebih baik daripada dengan model pembelajaran ekspositori. Sara bagi calon peneliti yang ingin menerapkan pembelajaran kooperatif ini dalam penelitiannya, maka harus meluangkan waktu khusus untuk menjelaskan model tersebut kepada siswa dan juga mengenalkan siswa dengan tugas-tugas, tujuan dan struktur penghargaan. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Bahri Djamarah, Syaiful dan Aswan Zain. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alvabeta. Syahrir. 2011. Effects of the Jigsaw and Teams Game Tournament (TGT) Cooperative Learning on the Learning Motivation and Mathematical Skills of Junior High School Students. Departement of Mathematics Education Teachersโ Training College of Mataram, Mataram. Trianto. 2012. Mendesain Model Pembelajran Inovatif Progresif. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.
Ekuivalen: Penerapan Kombinasi Model Pembelajaran Jigsaw II dan TGT pada Materi Bangun Datar Segitiga
223