PENERAPAN HARGA POKOK PROSES SEBAGAI DASAR PENENTUAN HARGA JUAL PRODUK DENGAN METODE VARIABLE COSTING Oleh: Dwi Suprajitno
ABSTRAK Penentuan harga pokok produksi pada metode ini perusahaan menghasilkan produk yang homogeny dan jenis produk bersifat standar. Ada dua metode umum yang digunakan yaitu metode weighted average cost dan first in first out (FIFO). Dalam menghitung unsure-unsur biaya pada harga pokok proses terdapat beberapa pendekatan yaitu full costing dan variable costing. Dalam perusahaan manufaktur, penentuan harga pokok produksi sangat penting dalam suatu perusahaan karena salah satu elemen yang dapat digunakan sebagai pedoman sumber informasi bagi pimpinan dalam menentukan harga jual produk yang dibebankan pada konsumen. Dengan adanya penelitian yang dilakukan oleh penulis sebaiknya tidak menerapkan mark- up terlalu tinggi, karena semakin tinggi mark-up semakin tinggi pula target harga jualnya. Sehingga produk tidak dapat bersaing dipasaran karena harga terlalu tinggi. Kata kunci: Biaya Produksi, Harga Pokok Proses, dan Harga Jual Produk PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan dapat dikatakan sebagai suatu system yang memproses masukan untuk menghasilkan keluaran, baik yang bertujuan mencari laba maupun tidak. Disini, pihak manajemen berusaha agar hasil yang didapat mempunyai nilai lebih tinggi dari biaya yang dikeluarkan untuk proses produksi, sehingga perusahaan mendapatkan laba yang dapat digunakan untuk mengembangkan perusahaan. Menurut Mulyadi biaya yang dikeluarkan untuk mengolah produk tersebut disebut biaya produksi. Biaya produksi terdiri dari biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik (BOP). Metode harga pokok proses adalah metode pengumpulan harga pokok produk di mana biaya dikumpulkan untuk setiap satuan waktu tertentu. Metode harga pokok proses bertujuan untuk mengetahui besarnya biaya yang digunakan dalam pengolahan bahan baku menjadi barang jadi atau barang untuk siap dijual ataupun dipakai. Metode variable costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi berperilaku variable. Penetapan harga jual dengan metode harga pokok proses dengan variable
costing lebih mudah menghimpun data untuk perencanaan laba yang telah ditetapkan oleh perusahaan. CV. Sugeng Baru merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak dibidang produksi dan dengan hasil produksi berupa paving, batako, goronggorong,roster dan propile serta menyewakan molen dan mesin sedot air. B. Perumusan Masalah Beberapa permasalahan yang perlu penulis rumuskan lebih lanjut, antara lain: 1. Bagaimana perhitungan harga pokok proses pada CV. Sugeng Baru? 2. Bagaimana CV. Sugeng Baru menentukan harga jual produk agar memperoleh laba yang diinginkan? C. Batasan Masalah CV. Sugeng Baru merupakan perusahaan yang memproduksi bahan bangunan berupa paving, batako, gorong-gorong, roster dan propile secara missal, maka penulis membatasi penelitian pada jenis produk yaitu paving dan masalah metode yang digunakan yaitu harga pokok rata-tara tertimbang, dengan penentuan harga jual produk variabel costing yang terbagi menjadi dua departemen produksi, yaitu Departemen Cetak dan Departemen Finishing periode Oktober sampai dengan Desember tahun 2013. KAJIAN PUSTAKA A. Akuntansi Biaya dan Biaya 2. Pengertian Akuntansi Biaya Menurut Mulyadi (2007) akuntansi biaya ialah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian biaya dalam pembuatan dan penjualan produk atau jasa. Sedangkan menurut Dunia dan Abdullah (2009:4) Akuntansi biaya adalah bagian dari akuntansi manajemen dimana merupakan salah satu dari bidang khusus akuntansi yang menakankan pada penentuan pengendalian biaya. 3. Pengertian Biaya Menurut Sugiri (2002:267) Biaya ialah pengorbanan sumber daya ekonomi tertentu untuk memperoleh sumber daya ekonomi lainnya. Sedangkan menurut Carter, (2004:29 Biaya adalah nilai tukar,pengeluaran, pengorbanan untuk memperoleh manfaat. Menurut Hansen dan Mowen (2004) biaya dapat diartikan sebagai kas atau nilai ekuivalensi kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang/jasa yang diharapkan member manfaat saat ini atau dimasa yang akan datang bagi organisasi. B. Penggolongan Biaya Menurut Mulyadi (2005), biaya dapat digolongkan menurut: 1. Objek Pengeluaran merupakan dasar penggolongan biaya, misalnya bahan bakar. 2. Fungsi Pokok dalam Perusahaan a. Biaya produksi Ialah biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. b. Biaya pemasaran
Ialah biaya-biaya yang terjadi untuk melaksanakan kegiatan pemasaran produk. c. Biaya administrasi dan Umum Ialah biaya-biaya untuk mengkoordinasikan kegiatan produksi dan pemasaran produk. 4. Hubungan Biaya dengan Sesuatu yang Dibiayai a. Biaya langsung Adalah biaya yang terjadi, yang penyebab satu-satunya adalah adanya sesuatu yang dibiayai. b. Biaya tidak langsung Adalah biaya yang terjadi tidak hanya disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai. 5. Perilaku Biaya dalam hubungan dengan perubahan volume kegiatan a. Biaya variable adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan. b. Biaya semivariabel adalah biaya yang berubah tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan. c. Biaya semifixed adalah biaya tetap untuk tingkat volume kegiatan tertentu dan berubah dengan jumlah yang konstan pada volume produksi tertentu. d. Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kaisar volume kegiatan tertentu. 6. Jangka Waktu Manfaatnya a. Pengeluaran Modal b. Pengeluaran Pendapatan C. Metode Penentuan Harga Pokok 1. Metode Penentuan harga Pokok Proses Pada metode ini perusahaan menghasilkan produk yang homogeny dan jen is produk bersifat standar. Ada dua metode umum yang digunakan yaitu metode weighted average cost dan metode first in first out (FIFO). Dalam menghitung unsure-unsur biaya pada harga pokok produksi terdapat beberapa pendekatan yaitu Full costing dan variable costing. a. Metode Full Costing Menurut Batubara (2013:219) Full Costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi, yang membebankan seluruh biaya produksi baik yang berperilaku tetap maupun variabel kepada produk. Biaya bahan baku Biaya tenaga kerja langsung Biaya overhead pabrik tetap Biaya overhaed pabrik variabel Harga pokok produksi
xx xx xx xx xx
b. Metode Variable costing Menurut Mulyadi (2007:18) Variable costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang hanya memperhitungkan biaya
produksi yang berperilaku variabel ke dalam harga pokok produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik variabel. Biaya bahan baku xx Biaya tenaga kerja langsung xx Biaya overhead pabrik variabel xx Harga pokok produksi xx D. Penetapan Harga Jual Atas Dasar Biaya Produksi Variabel (Variable Costing) Menurut Sulastiningsih dan Zulkifli (2006 : 294) biaya produksi variabel merupakan biaya produksi yang bersifat variabel, elemen biaya produksi variabel terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik variabel dan biaya produksi variabel serta biaya pemasaran administrasi dan umum, baik tetap maupun variabel. Pendekatan dalam menentukan biaya produksi variabel disebut Variable Costing. Harga jual yang didasarkan atas biaya produksi variabel sebagai berikut: Biaya bahan baku Rp xx Biaya tenaga kerja langsung
Rp xx
Biaya overhead pabrik variabel
Rp xx
Biaya produksi variabel
Rp xx
Mark-up untuk menutup biaya operasional dan membentuk laba
Rp xx
Harga jual
Rp xx
Sedangkan Mark-up merupakan jumlah yang digunakan untuk menutup biaya selain biaya yang digunakan sebagai dasar penetapan harga dan untuk membentuk laba. Persentase mark-up harus ditentukan dengan mempertimbangkan faktor biaya dan laba yang diinginkan agar harga yang ditetapkan dapat menutup seluruh biayadan membentuk laba. Mark-up digunakan biaya produksi variabel sebagai dasar penetapan harga ditentukan sebagai berikut: (Target ROI)+ (Biaya produksi tetap)+(Biaya operasional total)
%Mark-up =
(Volume dalam unit) x (Biaya Produksi Variabel)
Return on Investment (ROI) adalah hasil perkalian dari net profit margin ratio atau laba bersih dibagi penjualan dengan net operating asset turnover atan penjualan dibagi rerata aktiva operasi, sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut: Laba ROI = Investasi atau Aktiva
METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Analisis Data Dalam melakukan penelitian ini metode analisis data yang digunakan adalah: 1. Metode Harga Pokok Produksi Variable Costing Variable Costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi yang berperilaku variabel ke dalam harga pokok produksi berikut ini: Biaya bahan baku xx Biaya tenaga kerja langsung xx Biaya overhead pabrik variabel xx Harga pokok produksi xx a. Harga Pokok Rata-rata Tertimbang Harga pokok produk per unit dibawa dari departemen sebelumnya HPP dalam proses awal dari departemen sebelumnya + HPP yang ditranfer dari departemen sebelumnya = Produk dalam proses awal + Produk yang ditransfer dari departemen sebelumnya dalam periode sekarang b. Harga Pokok per unit yang Ditambahkan dalam Departemen Setelah Departemen Pertama Harga Pokok per unit Biaya yang melekat pada produk dalam proses awal + Biaya yang dikeluarkan dalam periode sekarang = Unit Ekuivalensi c. Unit Ekuivalensi Unit Ekuivalensi = (% penyelesaian x produk selesai yg ditransfer ke departemen) + (% penyelesaian x produk dalam proses akhir) 2. Penentuan harga jual produk Variable Costing a. Laporan Penjualan Penjualan Rp xx Dikurangi Biaya-biaya Variabel: Biaya Produksi Variabel Rp xx Biaya Penjualan &Adm Umum Variabel Rp xx Laba kontribusi Rp xx Dikurangi Biaya-Biaya Tetap: BOP Tetap Rp xx Biaya Penjualan & Adm Umum Tetap Rp xx Laba operasi Rp xx
b. Penentuan persentase Return In Investment (ROI) Laba ROI = Investasi atau Aktiva c. Penentuan persentase Mark-Up (Target ROI)+(Biaya produksi tetap)+(Biaya operasional total)
%Mark-up=
(Volume dalam unit) x (Biaya Produksi Variabel)
d. Penyusunan harga jual HPP Variabel % mark up X HPP Variabel Taksiran harga jual per unit
Rp xx Rp xx + Rp xx
HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Sejarah Perusahaan CV. Sugeng Baru merupakan UKM yang bergerak dibidang industri bahan bangunan. Perusahaan ini berdiri sejak tahun 2007 dengan SIUP 06.0100.503.132 PK//11/2007. Pemilik perusahaan tersebut adalah Bapak Sugeng Supriyono sekaligus pimpinan perusahaan. CV. Sugeng Baru saat ini memproduksi berbagai macam produk antara lain: batako, paving, roster, gorong-gorong dan propile. 2. Data Produksi Data produksi dan data biaya selama bulan Oktober, November dan Desember tahun 2013 adalah sebagai berikut: Tabel IV-1. Rincian Biaya Produksi Bulan Oktober, November & Desember 2013 Jenis Biaya BBB 1. Pasir Oktober 124,4 m3 (17,77 rit) x @ Rp 100.000 November 124 m3 (17,71 rit) x @ Rp 100.000 Desember 119,20 m3 (17,03 rit) x @ Rp 100.000 2. Semen Oktober 396,8 sak x @ Rp 50.000 November 396 sak x @ Rp 50.000 Desember 380,8 sak x @ Rp 50.000
Oktober
November
Desember
Rp 12.440.000 Rp 12.400.000 Rp 11.920.000 Rp 19.840.000 Rp 19.800.000
Rp 19.040.000
Total BBB BTKL 1. Departemen Cetak Oktober & November 5 orang x @ Rp 1.100.000 Desember 5 orang x @ Rp 1.056.000 2. Departemen Finishing Oktober & November 2 orang x @ Rp 700.000 Desember 2 orang x @ Rp 672.000 Total BTKL BOP Variabel 1. Listrik - Departemen Cetak Rp 265.000 - Departemen FinishingRp 64.000 Total Biaya Listrik 2. Solar Oktober & November 200 liter x @ Rp 5500 Desember 192 liter x @ Rp 5500 Total BOP Variabel Total Biaya Produksi
Rp 32.280.000
Rp 32.200.000
Rp 5.500.000
Rp 5.500.000
Rp 30.960.000
Rp 5.280.000 Rp 1.400.000
Rp 1.400.000
Rp 6.900.000
Rp 6.900.000
Rp 1.344.000 Rp 6.624.000
Rp
Rp
Rp 320.000
320.000
Rp 1.100.000
Rp 1.420.000 Rp 40.600.000
320.000
Rp 1.100.000
Rp 1.420.000 Rp 40.520.000
Rp 1.056.000 Rp 1.376.000 Rp 38.960.000
Tabel IV- 2. Biaya Produksi Tetap Bulan Oktober, November & Desember 2013 Jenis Biaya By. Ov.Pabrik Tetap 1. Gj. Mandor 2. Gj. Bag. Admin 3. Gj. Bag. Keamana n 4. Gj. Supir Tot. By. Produksi Tetap
Oktober
November
Desember
1.500.000
1.500.000
1.500.000
700.000
700.000
700.000
500.000
500.000
500.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
3.900.000
3.900.000
3.900.000
November
Desember
Tabel IV- 3. Biaya Operasional Variabel Bulan Oktober, November & Desember 2013 Jenis Biaya
Oktober
By.Penj.& Admin variabel 1. Telepon 2. Kendaraa n(solar) 3. Konsumsi Tot. By. Penj. & Admin Variabel
200.000
200.000
160.000
1.000.000 160.000
1.000.000 160.000
960.000 160.000
1.360.000
1.360.000
1.280.000
Tabel IV- 4. Biaya Operasional Tetap Bulan Oktober, November & Desember 2013 Jenis Biaya By.Penj.& Admin tetap 1. Iklan 2. Perleng. Kantor
Tot. By. Penj. & Admin Tetap
Oktober
November
83.000
83.000
83.000
42.000
42.000
42.000
125.000
1.360.000
Tabel IV- 5. Neraca Bulan Oktober 2013
Aktiva Lancar Kas
Rp 24.000.000
Persediaan Bahan Baku
Rp
950.000
Aktiva Tidak Lancar Tanah
Rp 147.000.000
Mesin
Rp 70.000.000
Akumulasi Penyusutan Mesin
Rp 17.850.000
Peralatan
Rp 10.000.000
Akumulasi Penyusutan Peralatan
Rp 5.312.500
Kendaraan
Rp 100.000.000
Akumulasi Penyusutan Peralatan
Rp 34.500.000
Total Aktiva
Rp 294.287.500
Hutang Hutang Dagang
Desember
Rp
6.000.000
1.280.000
Hutang Jatuh Tempo
Rp 33.000.000
Biaya Angsuran
Rp
1.000.000
Modal Modal Pemilik
Rp 256.287.500
Total Passiva
Rp 294.287.500
Tabel IV- 6. Neraca Bulan November 2013 Aktiva Lancar Kas
Rp 17.000.000
Persediaan Bahan Baku
Rp
950.000
Aktiva Tidak Lancar Tanah
Rp 147.000.000
Mesin
Rp 70.000.000
Akumulasi Penyusutan Mesin
Rp 18.375.000
Peralatan
Rp 10.000.000
Akumulasi Penyusutan Peralatan
Rp 5.468.750
Kendaraan
Rp 100.000.000
Akumulasi Penyusutan Peralatan
Rp 35.250.000
Total Aktiva
Rp 285.856.250
Hutang Hutang Dagang
Rp
Hutang Jatuh Tempo
Rp 32.000.000
6.000.000
Biaya Angsuran
Rp
1.000.000
Modal Modal Pemilik
Rp 248.856.250
Total Passiva
Rp 285.856.250
Tabel IV- 7. Neraca Bulan Desember 2013 Aktiva Lancar Kas
Rp 10.000.000
Persediaan Bahan Baku
Rp
950.000
Aktiva Tidak Lancar Tanah
Rp 147.000.000
Mesin
Rp 70.000.000
Akumulasi Penyusutan Mesin
Rp 18.900.000
Peralatan
Rp 10.000.000
Akumulasi Penyusutan Peralatan
Rp 5.625.000
Kendaraan
Rp 100.000.000
Akumulasi Penyusutan Peralatan
Rp 36.000.000
Total Aktiva
Rp 277.425.000
Hutang Hutang Dagang
Rp
5.000.000
Hutang Jatuh Tempo
Rp 31.000.000
Biaya Angsuran
Rp
1.000.000
Modal Modal Pemilik
Rp 242.425.000
Total Passiva
Rp 277.425.000
3. Dari data-data di atas, penulis melakukan perhitungan data untuk menentukan harga pokok proses dari produk paving. Pembahasan lebih lanjut sebagai berikut: a. Periode Bulan Oktober 1) Perhitungan Harga Pokok Produksi Departemen Cetak Tabel IV-8. Data Produksi dan Total Biaya Produksi Bulan Oktober 2013 Departemen Departemen Cetak Finishing Data Produksi Produk dalam proses awal: BBB 100%; BKV 60% 1.500 unit BTK 40%; BOPV 20% 1.500 unit Dimasukan dalam proses 37.260 unit Produk yang ditransfer ke Dept. Finishing 37.260 unit 37.260 unit Produk yang diterima dari Dept. Cetak 37.260 unit Produk dalam proses akhir: BBB 100%; BKV 60% 1.500 unit BTK 40%; BOPV 20% 1.500 unit HPP dalam proses awal Harga Pokok dari Dept. Cetak BBB BTK BOP V
Rp 1.200.000 Rp 210.000 Rp 45.000
Biaya Produksi bulan Oktober BBB BTK BOPV
Rp 32.280.000 Rp5.500.000 Rp 1.356.000
Tabel IV-9 CV.Sugeng Baru Harga Pokok Per Satuan Departemen Cetak
Rp 1.353.000 Rp45.000 Rp 1.500
Rp 1.400.000 Rp 64.000
Bulan Oktober 2013 Unsur Biaya Produksi
Biaya yang melekat pada produk dalam proses awal
Biaya yang ditambahkan dalam periode sekarang
(1)
(2)
(3)
Total Biaya Produksi
(2)+(3) (4)
BBB BTK BOPV
Rp1.200.000 Rp 210.000 Rp 45.000
Rp32.280.000 Rp5.500.000 Rp1.356.000
Rp 33.480.000 Rp 5.710.000 Rp 1.401.000
Jumlah
Rp 1.455.000
Rp 39.136.000
Rp 40.591.000
Unit Ekuivalen si
(5) 38.760 38.160 38.160
Biaya Per Unit
(4) : (5) (6) Rp 864 Rp 150 Rp 37 Rp 1.050
Unit Ekuivalensi: BBB BTK BOPV
=(100%x 37.260 unit )+ (100% x 1.500 unit) = 38.760 unit =(100% x 37.260 unit) + (60% x 1.500 unit) = 38.160 unit = (100% x 37.260 unit) + ( 60% x 1.500 unit) = 38.160 unit
Tabel IV-10 CV. Sugeng Baru Persediaan Produk Dalam Proses Akhir Departemen Cetak Bulan Oktober 2013 Harga Pokok produk selesai yang ditransfer ke Departemen Finishing Biaya Bahan Baku 37.260 x Rp 864 Rp 32.184.334 Biaya Tenaga Kerja 37.260 x Rp 150 Rp 5.575.330 Biaya Ov. Pabrik V 37.260 x Rp 37 Rp 1.367.958 Total Harga Pokok 37.260 x Rp 1.050 Rp 39.127.622 Harga Pokok Persediaan produk dalam proses akhir: BBB = 100% x 1.500 unit x Rp 864 BTK = 60 % x 1.500 unit x Rp 150 BOPV = 60% x 1.500 unit x Rp 37
Rp 1.295.666 Rp134.670 Rp 33.042 Rp 1.463.378
Jumlah biaya produksi yang dibebankan dalam Dept. Cetak 2) Perhitungan Harga Pokok Produksi Departemen Finishing
Rp 40.591.000
Tabel IV-11 CV. Sugeng Baru Harga Pokok Per Satuan Departemen Finishing Bulan Oktober 2013 Unsur Biaya Produksi
Biaya yang melekat pada produk dalam proses awal
Biaya yang ditambahkan dalam periode sekarang
(1)
(2)
(3)
Total Biaya Produksi
(2)+(3)
Unit Ekuivalen si
(5)
Biaya Per Unit
(4) : (5)
(4) HPP Dept. Cetak BTK BOPV Jumlah
Rp1.353.000 Rp 45.000 Rp1.500 Rp 1.399.500
Rp39.127.622 Rp1.400.000 Rp64.000 Rp 4.591.622
Rp 40.480.622 Rp 1.445.000 Rp 65.500 Rp 41.991.122
(6)
38.760 37.860 37.560
Rp 1044 Rp 38 Rp 2 Rp 1084
Unsur Ekuivalensi: By.dari Dept. Cetak= (100% x 37.260 unit) + (100% x 1.500 unit) = 38.760 unit BTK =(100% x 37.260 unit) + ( 40% x 1.500 unit) =37.860unit BOPV =(100% x 37.260 unit )+ (20% x 1.500 unit) =37.560 unit Tabel IV-12 CV. Sugeng Baru Persediaan Produk Dalam Proses Akhir Departemen Finishing Bulan Oktober 2013 Harga pokok produk jadi di Departemen Finishing Biaya dari Dept. Cetak 37.260 x Rp 1044 Rp 38.914.035 Biaya Tenaga Kerja 37.260 x Rp 38 Rp 1.422.100 Biaya Ov. Pabrik V 37.260 x Rp 2 Rp 64.977 Total Harga Pokok 37.260 x Rp 1.084 Rp 40.401.111 Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir: Biaya berasal dari Departemen Cetak 1.500unit x Rp 1044 Rp 1.566.588 Biaya yang ditambahkan dalam Depaertemen Finishing BTK = 40 % x 1.500 unit x Rp 38 Rp22.900 BOPV = 20% x 1.500 unit x Rp 2 Rp 523 Rp 1.590.011 Jumlah biaya produksi yang dibebankan Departemen Finishing Rp 41.991.122 CV. Sugeng Baru ini menjual hasil produksinya yang berupa paving selama bulan Oktober. Berikut ini data-data yang berkaitan dengan penjualan paving: 1) Harga jual/ unit adalah Rp 1500 dan hasil penjualan mencapai 37.260 unit 2) Biaya Penjualan & Administrasi umum variabel Rp 1.360.000 3) BiayaPenjualan & Administrasi umum tetap Rp 125.000 Dari data tersebut, penulis membuat suatu usulan mengenai perhitungan penentuan harga jual dengan menggunakan metode cost pluspricing. Dalam perhitungan ini diperlukan presentase mark up yang akan menambah total biaya produksi. Berikut ini perhitungan penentuan harga jual bulan Oktober: 1. Laporan Penjualan selama Bulan Oktober Penjualan 37.260 unitx Rp 1500 Rp 55.890.000 Biaya Produksi Variabel 37.260 unit x Rp 1084 Rp 40.401.111 Biaya Penjualan&Adum Variabel Rp 1.360.000Laba Kontribusi Rp 14.128.889 Biaya Tetap: BOP Tetap Rp 3.900.000
Biaya Penjualan &Adum Tetap Laba
Rp 125.000Rp 10.103.889
2. Penentuan Return On Investement (ROI) Laba ROI = InvestasiatauAktiva
=
𝑅𝑝 10.103.889
𝑅𝑝 294.287.500
= 3,43% 3. Penentuan Presentase mark- up Bulan Oktober 𝑀𝑎𝑟𝑘 𝑢𝑝 =
Target ROI + Biaya produksi tetap + Biaya operasional total Volume x Biaya produksi variabel
𝑀𝑎𝑟𝑘 𝑢𝑝 (3,43% x Rp 294.287.500) + (Rp 3.900.000 + Rp 1.360.000 + Rp 125.000) = 37.260 unit x Rp 1.084 𝑅𝑝 15.488.889 = 𝑅𝑝40.401.111 = 38,34%
4. Penyusunan Harga Jual Harga Pokok variabel / unit Rp 1.084 Mark Up% Rp 38,34% x Rp 1.084 Rp 416 + Taksiran harga jual per unit Rp 1.500 1. Perhitungan Harga Pokok Produksi Departemen Cetak Tabel IV-13 Data Produksi dan Total Biaya Produksi Bulan November 2013 Departemen Departemen Cetak Finishing
Data Produksi Produk dalam proses awal: BBB 100%; BKV 60% BTK 40%; BOPV 20% Dimasukan dalam proses Produk yang ditransfer ke Dept. Finishing Produk yang diterima dari Dept. Cetak Produk dalam proses akhir: BBB 100%; BKV 60% BTK 40%; BOPV 20%
1.500 unit 1.500 unit 37.200 unit 37.200 unit
37.200 unit 37.200 unit
1.500 unit 1.500 unit
HPP dalam proses awal Harga Pokok dari Dept. Cetak BBB BTK BOP V
Rp 1.295.666 Rp 134.670 Rp 33.042
Biaya Produksi November BBB BTK BOPV
Rp 32.200.000 Rp5.500.000 Rp 1.356.000
Rp 1.463.378 Rp 22.900 Rp 523
bulan Rp 1.400.000 Rp 64.000
Tabel IV-14 Harga Pokok Per Satuan Departemen Cetak Bulan November 2013 Unsur Biaya Produksi
Biaya yang melekat pada produk dalam proses awal
Biaya yang ditambahkan dalam periode sekarang
Total Biaya Produksi
Unit Ekuivalen si
(1)
(2)
(3)
(2)+(3) (4)
(5)
(4) : (5) (6)
BBB BTK BOPV
Rp1.295.666 Rp 134.670 Rp 33.042
Rp32.200.000 Rp5.500.000 Rp1.356.000
Rp 33.495.666 Rp5.634.670 Rp1.389.042
38.700 38.100 38.100
Rp 866 Rp 148 Rp 36
Jumlah
Rp 1.463.378
Rp 39.056.000
Rp 40.519.378
Unit Ekuivalensi BBB = (100% x 37.200 unit) + (100% x 1.500 unit) = 38.700 unit BTK = (100% x 37.200 unit) + (60% x 1.500 unit) = 38.100 unit BOPV = (100% x37.200 unit) + (60% x 1.500 unit) = 38.100 unit
Biaya Per Unit
Rp 1050
Tabel IV-15 Persediaan Produk dalam Proses Akhir Departemen Cetak Bulan November 2013 Harga pokok produk selesai yang ditransfer Dept. Finishing Biaya dari Dept. Cetak 37.200 x Rp 866 Rp 32.197.384 Biaya Tenaga Kerja 37.200 x Rp 148 Rp 5.501.567 Biaya Ov. Pabrik V 37.200 x Rp 36 Rp 1.356.230 Total Harga Pokok 37.200 x Rp 1.050 Rp 39.055.182 Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir: BBB = 100% x 1.500 unit x Rp 866 Rp 1.298.282 BTK = 60 % x 1.500 unit x Rp 148 Rp133.102 BOPV = 60% x 1.500 unit x Rp 36 Rp 32.812 Rp 1.464.196 Jumlah biaya produksi yang dibebankan Departemen Cetak Rp 40.519.378 2. Perhitungan Harga Pokok Produksi Departemen Finishing Tabel IV-16 Harga Pokok Per Satuan Departemen Finishing Bulan November 2013 Unsur Biaya Produksi
Biaya yang melekat pada produk dalam proses awal
Biaya yang ditambahkan dalam periode sekarang
(1)
(2)
(3)
HPP Dept. Cetak BTK BOPV Jumlah
Rp1.463.378 Rp 57.250 Rp2.616 Rp 1.523.244
Rp39.055.182 Rp 1.400.000 Rp64.000 Rp 40.628.349
Total Biaya Produksi
(2)+(3) (4) Rp 40.518.560 Rp 1.422.900 Rp 64.523 Rp 42.151.593
Unit Ekuivalen si
(5) 38.700 37.800 37.500
Biaya Per Unit
(4) : (5) (6) Rp1047 Rp 38 Rp 2 Rp 1086
Unit Ekuivalensi: By.dari Dept. Cetak= (100% x 37.200 unit) + (100% x 1.500 unit) = 38.700 unit BTK =(100% x 37.200 unit) + ( 40% x 1.500 unit) =37.800unit BOPV = (100% x 37.200 unit )+ (20% x 1.500 unit) = 37.500unit Tabel IV-17 Persediaan Produk dalam Proses Akhir Departemen Finishing Bulan November 2013 Harga pokok produk jadi di Departemen Finishing Biaya dari Dept. Cetak 37.200 x Rp 1047 Rp 38.948.073 Biaya Tenaga Kerja 37.200 x Rp 38 Rp 1.400.314 Biaya Ov. Pabrik V 37.200 x Rp 2 Rp 64.007 Total Harga Pokok 37.200 x Rp 1.086 Rp 40.412.394 Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir: Biaya berasal dari Departemen Cetak 1.500unit x Rp 1047 Rp 1.570.487 Biaya yang ditambahkan dalam Departemen Finishing
BTK BOPV
= 40 % x 1.500 unit x Rp 38 = 20% x 1.500 unit x Rp 2
Rp22.586 Rp 516 Rp 1.593.589 Jumlah biaya produksi yang dibebankan Departemen Finishing Rp 42.005.983 CV. Sugeng Baru ini menjual hasil produksinya yang berupa paving selama bulan November. Berikut ini data-data yang berkaitan dengan penjualan paving: 1) Harga jual/ unit adalah Rp 1500 dan hasil penjualan mencapai 37.200 unit 2) Biaya Penjualan& Administrasi umum variabel Rp 1.360.000 3) Biaya Penjualan & Administrasi umum tetap Rp 125.000 Dari data tersebut, penulis membuat suatu usulan mengenai perhitungan penentuan harga jual dengan menggunakan metode cost pluspricing. Dalam perhitungan ini diperlukan presentase mark up yang akan menambah total biaya produksi. Berikut ini perhitungan penentuan harga jual bulan November: 1. Laporan Penjualan Bulan November Penjualan 37.200 unit x Rp 1500 Rp 55.800.000 Biaya Produksi Variabel 37.200 unit x Rp 1090
Rp 40.412.394
Biaya Penjualan & Adum Variabel
Rp 1.360.000 -
Laba Kontribusi
Rp 14.027.606
Biaya Tetap: BOP Tetap Biaya Penjualan &Adum Tetap
Rp 3.900.000 Rp 125.000 -
Laba
Rp 10.002.606
2. Penentuan Return On Investment (ROI) Laba ROI = Investasi atau Aktiva
=
𝑅𝑝 10.002.606
𝑅𝑝 285.856.250
= 3,50% 3. Penentuan Presentase mark- up Bulan November 𝑀𝑎𝑟𝑘 𝑢𝑝 =
Target ROI + Biaya produksi tetap + Biaya operasional total Volume x Biaya produksi variabel
𝑀𝑎𝑟𝑘 𝑢𝑝 (3,50% x Rp 285.856.250) + ( Rp 3.900.000 + Rp 1.360.000 + Rp 125.000) = 37.200 x Rp 1.086 𝑅𝑝 15.387.606 = 𝑅𝑝 40.412.394 = 38,08 %
4. Penyusunan Harga Jual Harga Pokok variabel / unit Rp 1.086 Mark Up % 38,08% x Rp 1.086 Rp 414+ Taksiran harga jual per unit Rp 1.500 c. Periode Bulan Desember 1. Perhitungan Harga Pokok Produksi Departemen Cetak Tabel IV-18 Data Produksi dan Total Biaya Produksi Bulan Desember 2013 Departemen Departemen Cetak Finishing Data Produksi Produk dalam proses awal: BBB 100%; BKV 60% 1.500 unit BTK 40%; BOPV 20% 1.500 unit Dimasukan dalam proses 35.760 unit Produk yang ditransfer ke Dept. Finishing 35.760 unit 35.760 unit Produk yang diterima dari Dept. Cetak 35.760 unit Produk dalam proses akhir: BBB 100%; BKV 60% 1.500 unit BTK 40%; BOPV 20% 1.500 unit HPP dalam proses awal Harga Pokok dari Dept. Cetak BBB BTK BOP V
Rp 1.298.282 Rp 133.102 Rp 32.812
Biaya Produksi Desember BBB BTK BOPV
Rp 30.960.000 Rp5.280.000 Rp 1.312.000
Rp 1.464.196 Rp22.586 Rp516
bulan
Tabel IV-19 Harga Pokok Per Satuan Departemen Cetak Bulan Desember 2013
Rp 1.344.000 Rp 64.000
Unsur Biaya Produksi
Biaya yang melekat pada produk dalam proses awal
Biaya yang ditambahkan dalam periode sekarang
Total Biaya Produksi
Unit Ekuivalen si
Biaya Per Unit
(1)
(2)
(3)
(2)+(3) (4)
(5)
(4) : (5) (6)
BBB BTK BOPV
Rp1.298.282 Rp 133.102 Rp 32.812
Rp30.960.000 Rp5.280.000 Rp1.312.000
Rp 32.258.282 Rp 5.413.102 Rp 1.344.812
37.260 36.660 36.660
Rp 866 Rp 148 Rp 37
Jumlah
Rp 1.464.196
Rp 37.552.000
Rp 39.016.196
Rp 1050
Unit Ekuivalensi BBB = (100% x 35.760 unit) + (100% x 1.500 unit) = 37.260 unit BTK = (100% x 35.760 unit) + (60% x 1.500 unit) = 36.660 unit BOPV = (100% x35.760 unit) + (60% x 1.500 unit) = 36.660 unit Tabel IV-20 Persediaan Produk Dalam Proses Akhir Departemen Cetak Bulan Desember 2013 Harga pokok produk selesai yang ditransfer Dept. Finishing Biaya dari Dept. Cetak 35.760 x Rp 866 Rp 30.959.639 Biaya Tenaga Kerja 35.760 x Rp 148 Rp 5.280.211 Biaya Ov. Pabrik V 35.760 x Rp 37 Rp 1.311.797 Total Harga Pokok 35.760 x Rp 1.050 Rp 37.551.647 Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir: BBB = 100% x 1.500 unit x Rp 866 BTK = 60 % x 1.500 unit x Rp 148 BOPV = 60% x 1.500 unit x Rp 37
Rp 1.298.643 Rp132.891 Rp 33.015 Rp 1.464.549
Jumlah biaya produksi yang dibebankan Departemen Cetak Rp 39.016.196 2. Perhitungan Harga Pokok Produksi Departemen Finishing Tabel IV-21. Harga Pokok Per satuan Departemen Finishing Bulan Desember 2013 Unsur Biaya Produksi
Biaya yang melekat pada produk dalam proses awal
Biaya yang ditambahkan dalam periode sekarang
(1)
(2)
(3)
Total Biaya Produksi
(2)+(3) (4)
Unit Ekuivalen si
(5)
Biaya Per Unit
(4) : (5) (6)
HPP Dept. Cetak BTK BOPV Jumlah
Rp1.464.196 Rp37.551.647 Rp 22.586 Rp1.344.000 Rp 516 Rp64.000 Rp 1.487.298 Rp 38.959.647
Rp 39.015.843 Rp 1.366.586 Rp 64.516
37.260 36.360 36.060
Rp 40.446.945
Rp 1047 Rp 38 Rp 2 Rp 1086
Unit Ekuivalensi: By.dari Dept. Cetak= (100% x 35.760 unit) + (100% x 1.500 unit) = 37.260 unit BTK =(100% x 35.760 unit) + ( 40% x 1.500 unit) =36.360 unit BOPV = (100% x 35.760 unit )+ (20% x 1.500 unit) = 36.060unit
Tabel IV-22 Persediaan Produk dalam Proses Akhir Departemen Finishing Bulan Desember 2013 Harga pokok produk jadi di Departemen Finishing Biaya dari Dept. Cetak 35.760 x Rp 1047 Rp 37.445.157 Biaya Tenaga Kerja 35.760 x Rp 38 Rp 1.344.035 Biaya Ov. Pabrik V 35.760 x Rp 2 Rp 63.979 Total Harga Pokok 35.760 x Rp 1.086 Rp 38.853.171 Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir: Biaya berasal dari Departemen Cetak 1.500 unit x Rp 1047 Rp 1.570.686 Biaya yang ditambahkan dalam Departemen Finishing BTK = 40 % x 1.500 unit x Rp 38 Rp22.551 BOPV = 20% x 1.500 unit x Rp 2 Rp 537 Rp 1.593.774 Jumlah biaya produksi yang dibebankan Departemen Finishing Rp 40.446.945 CV. Sugeng Baru ini menjual hasil produksinya yang berupa Paving selama bulan Desember. Berikut ini data-data yang berkaitan dengan penjualan paving: 1. Harga jual/ unit adalah Rp 1500 dan hasil penjualan mencapai 35.760 unit 2. Biaya Penjualan & administrasi umum variabel Rp 1.280.000 3. Biaya Penjualan &administrasi umum tetap Rp 125.000 Dari data tersebut, penulis membuat suatu usulan mengenai perhitungan penentuan harga jual dengan menggunakan metode cost pluspricing. Dalam perhitungan ini diperlukan presentase mark up yang akan menambah total biaya produksi. Berikut ini perhitungan penentuan harga jual bulan Desember: 1) Laporan Penjualan Bulan Desember Penjualan 35.760 unit x Rp 1500 Rp 53.640.000
Biaya Produksi Variabel 35.760 unit x Rp 1086 Biaya Penjualan &Adum Variabel Laba Kontribusi Biaya Tetap: BOP Tetap Biaya Penjualan& Adum Tetap Laba
Rp38.853.171 Rp 1.280.000Rp 13.506.829 Rp 3.900.000 Rp 125.000Rp 9.481.829
2) Penentuan Return On Investment (ROI) Laba ROI = Investasi atau Aktiva
=
Rp 9.481.829
Rp 277.425.000
= 3,42 % 3) Penentuan Presentase mark- up Bulan Desember 𝑀𝑎𝑟𝑘 𝑢𝑝 =
Target ROI + Biaya produksi tetap + Biaya operasional total Volume x Biaya produksi variabel
𝑀𝑎𝑟𝑘 𝑢𝑝 (3,42% x Rp 277.425.000) + (3.900.000 + 1.280.000 + Rp 125.000) = 35.760 unit x Rp 1.086 𝑅𝑝 14.786.829 = 𝑅𝑝 38.853.171 = 38,06%
4) Penyusunan Harga Jual Harga Pokok variabel / unit Mark Up % 38,06 % x Rp 1.086 Harga Jual
Rp 1.086 Rp 414+ Rp 1.500
KESIMPULAN Setelah mengadakan penelitian di CV. Sugeng Baru khususnya mengenai perhitungan harga pokok produksi, maka dapat diambil kesimpulan bahwa: 1. CV. Sugeng Baru dalam menerapakan perhitungan harga pokok produksi masih sangat sederhana dan belum membuat laporan biaya produksi per departemen untuk mengetahui penyerapan biaya yang aktual. 2. Berdasarkan perhitungan harga pokok produksi dengan metode variable costing, maka dapat dihasilkan harga pokok produksi untuk paving sebagai berikut: Bulan HPP Variabel Costing Oktober Rp 1.084
November Desember
Rp 1.086 Rp 1.086
3. Berdasarkan perhitungan harga jual diatas, dapat diketahui bahwa: Harga Pokok Laba dalam Mark up % Bulan Harga Jual Produksi Oktober Rp 1.084 38,34% Rp 416 Rp 1.500 November Rp 1.086 38,08% Rp 414 Rp 1.500 Desember Rp 1.086 38,06% Rp 414 Rp 1.500 SARAN Dari kesimpulan diatas, saran yang perlu disampaikan kepada CV.Sugeng Baru adalah sebagai berikut: 1. Diharapkan perusahaan CV. Sugeng Baru membuat laporan harga pokok produksi dengan perhitungan harga pokok produksi tiap departemen untuk mengetahui secara detail pengeluaran biaya, serta melakukan pembukuan dengan baik. 2. CV. Sugeng Baru harus benar-benar teliti dalam menentukan biaya produksi karena sebagai pedoman dalam penentuan harga jual. 3. CV. Sugeng Baru sebaiknya tidak menerapkan presentase mark-up yang terlalu tinggi, karena semakin tinggi mark-up semakin tinggi pula target harga jualnya. Sehingga produk tidak dapat bersaing dipasaran karena harga yang terlalu tinggi. DAFTAR PUSTAKA Batubara, Helmina. Penentuan Harga Pokok Produksi Berdasarakan Metode Full Costing Pada Pembuatan Etalase Kaca dan Alumuniaum Di UD.Istana Alumunium Manado.Journal EMBA.Vol.1 No.3 September 2013.Hal. 217224 Carter, William K. 2009.Akuntansi Biaya. Edisi 14.Jakarta: Salemba Empat Dunia, Firdaus Admad, dan Wasilah. 2009.Akuntansi Biaya.Edisi kedua.Salemba Empat. Jakarta Halim, Abdul.2010.Dasar-Dasar Akuntansi Biaya.Yogyakarta:BPFE Yogyakarta Halim, Abdul., Bambang Supomo & Muhammad Syam Kusufi. 2012 .Akuntansi Manajemen Edisi 2.Yogyakarta : BPFE Yogyakarta Hansen. Dan Mowen. 2004.Manajemen Accounting. Jakarta: Ghalia Indonesia Mulyadi, 2005.Akuntansi Biaya.Yogykarta: UPP AMP YKPN Mulyadi, 2007.Akuntansi Biaya.Edisi 5.Yogyakarta:UPP – STIM YKPN Mulyadi, 2010.Akuntansi Biaya Edisi 5. Yogyakrta: UPP-STIM YKPN Sugiri, Slamet. 2002. Akuntansi Pengantar 2. Edisi ke – 3.Yogyakarta: UPP AMP YKPN
Sugiharti, Wiwiet. 2007. Perhitungan Harga Produksi Dengan Menggunakan Metode Variable Costing Pada Perusahaan Tegel “TR” Jatinegara Sempor, Gombong.LTA.STIE Putra Bangsa. Kebumen Sulastiningsih. Dan Zulkifli. 2006. Akuntansi Biaya dilengkapi dengan Isu-isu Kontemporer.Edisi ke-2. Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN Witjaksono, Armanto. 2013. Akuntansi Biaya. Yogyakarta:Graha Ilmu