“ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE HARGA POKOK PROSES PADA PERUSAHAAN SOUN CAP KETELA MAS TAMBAK.” Dwi Suprajitno Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perhitungan harga pokok produksi yang dilakukan oleh Perusahaan soun cap “Ketela Mas” Tambak, untuk mengetahui perhitungan harga pokok produksi dengan metode harga pokok proses yang melalui dua departemen produksi, untuk mengetahui perhitungan harga pokok produksi di departemen cetak dan departemen packing serta untuk mengetahui perbandingan antara harga pokok produksi yang dihitung oleh perusahaan dengan perhitungan harga pokok produksi yang menggunakan metode harga pokok proses. Metode dan Alat Pengumpulan Data yang digunakan antara lain wawancara, dokumentasi serta studi pustaka dari literatur-literatur akuntansi. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa perhitungan HPP dengan menggunakan metode Harga Pokok Proses menghasilkan Harga Pokok yang lebih kecil, meskipun selisihnya hanya Rp 82, namun dalam perhitungan yang menggunakan metode harga pokok proses sudah memperhitungkan biaya produksi yang rinci. Pemilik perusahaan mendapatkan Gaji sebesar Rp 1.000.000/bulan, bagian pemasaran Rp 800.000/bulan, serta telah memperhitungkan Biaya Depresiasi gedung dan kencaraan Rp 200.000/bulan. Dengan demikian jika perusahaan menerapkan perhitungan harga pokok produksinya dengan menggunakan harga pokok proses, maka perusahaan dapat memperoleh laba/keuntungan yang lebih besar. Kata kunci : harga pokok produksi, harga pokok proses PENDAHULUAN Meningkatnya kebutuhan akan barang dan jasa pada era globalisasi sekarang ini menjadikan motivasi bagi para pengusaha untuk mendirikan berbagai perusahaan, baik itu perusahaan yang bergerak dalam bidang perdagangan, bidang pelayanan jasa maupun perusahaan yang bergerak dalam bidang produksi. Menurut Sumarni (2005 : 5) yang dimaksud dengan “perusahaan adalah suatu unit kegiatan produksi yang mengolah sumber-sumber ekonomi untuk menyediakan barang dan jasa bagi masyarakat dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan dan agar dapat memuaskan kebutuhan masyarakat.” Perusahaan dapat digolongkan menjadi
tiga yaitu perusahaan dagang, perusahaan jasa dan perusahaan manufaktur. Perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang jenis kegiatannya mengolah bahan baku menjadi barang setengah jadi atau barang jadi yang siap untuk dipasarkan. Dalam proses pengolahan tersebut tidak mungkin lepas dari biaya-biaya yang dikeluarkan sehingga produk yang dihasilkan siap untuk dijual. Biaya yang dikeluarkan untuk mengolah produk tersebut disebut biaya produksi. Menurut Mulyadi (2005 : 14) yang dimaksud “biaya produksi adalah biayabiaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual.”
Jurnal Fokus Bisnis Volume 10 No 1, bulan Juli 2011
1
massa. Perusahaan yang berproduksi Biaya Produksi dibagi menjadi tiga berdasarkan pesanan, menghitung harga elemen yaitu biaya bahan baku, biaya pokok produksinya dengan menggunakan tenaga kerja langsung, dan Biaya harga pokok pesanan. Sedangkan Overhead Pabrik (BOP). Biaya bahan perusahaan yang berproduksi secara baku dan biaya tenaga kerja langsung massa atau terus menerus menggunakan disebut biaya utama (prime cost). metode harga pokok proses. Dalam Sedangkan biaya tenaga kerja tidak metode ini semua biaya produksi langsung dan biaya overhead pabrik dikumpulkan setiap akhir periode disebut biaya konversi (conversion cost). misalnya akhir bulan berdasarkan biaya Informasi biaya produksi dibutuhkan produksi yang sesungguhnya terjadi dan oleh manajemen sebuah perusahaan jumlah produk yang dihasilkan dalam sebagai alat untuk mengukur kemampuan periode tersebut juga dihitung. perusahaan dalam menghasilkan laba atau Perusahaan soun cap “Ketela Mas” sisa hasil usaha. Laba atau sisa hasil usaha Tambak, Banyumas merupakan inilah yang nantinya dapat digunakan oleh perusahaan manufaktur yang khusus perusahan untuk mengembangkan dan memproduksi bahan makanan yaitu soun. mempertahankan eksistensinya. Informasi Dilihat dari karakteristiknya, perusahaan biaya produksi pada perusahaan soun cap “Ketela Mas” memproduksi soun manufaktur akan membentuk harga pokok secara massa, jenisnya standar, proses produksi. Salah satu manfaat dari produksinya kontinyu, dan jumlah informasi harga pokok produksi bagi produksinya relatif sama. Selain itu juga pihak manajemen adalah untuk dalam proses produksinya melewati lebih menentukan harga jual produk yang dari satu departemen produksi, sehingga dihasilkan oleh perusahaan. dalam pengumpulan harga pokok Kesalahan dalam perhitungan harga produknya perusahaan menggunakan pokok produksi dapat mengakibatkan metode harga pokok proses. penentuan harga jual produk pada suatu Selama ini perusahaan hanya mengikuti perusahaan menjadi terlalu tinggi atau tingkat perubahan harga di pasar dalam terlalu rendah. Kedua kemungkinan menentukan harga pokok produknya, baik tersebut dapat mengakibatkan keadaan dari segi harga perolehan bahan baku dan yang tidak menguntungkan bagi bahan penolong, maupun biaya-biaya lain perusahaan, karena dengan harga jual yang berkaitan dengan proses produksi yang terlalu tinggi dapat mengakibatkan dan pemasarannya. Kondisi ini kurang produk yang di tawarkan perusahaan akan efektif dan efisien bagi perusahaan dalam sulit bersaing dengan produk sejenis yang menghitung harga pokok produksinya. ada di pasar. Sebaliknya jika harga jual produk yang terlalu rendah akan mengakibatkan laba yang diperoleh LANDASAN TEORI perusahaan menjadi rendah pula. Oleh A. Metode Penentuan Harga Pokok karena itu perusahaan harus mampu Produk menentukan harga pokok produksinya Ada dua metode penentuan harga dengan metode yang baik. pokok produk yang biasa digunakan Dalam menghitung biaya produksi dalam perusahaan manufaktur, yaitu: sebuah perusahaan ditentukan berdasarkan 1. Metode Harga Pokok Pesanan-Full cara berproduksinya yaitu berproduksi Costing atas dasar pesanan atau berproduksi secara Jurnal Fokus Bisnis Volume 10 No 1, bulan Juli 2011
2
Sebelum kita bahas tentang metode ini, terlebih dahulu kita pelajari karakteristik perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan dan karakteristik metode harga pokok pesanan. Perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan mempunya beberapa karakteristik, diantaranya : a) Proses pengolahan produk terjadi secara terputus-putus. Jika pesanan yang satu selesai dikerjakan, proses produksi dihentikan, dan mulai dengan pesanan berikutnya. b) Produk dihasilkan sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan oleh pemesan. Dengan demikian pesanan yang satu dapat berbeda dengan pesanan yang lain. c) Produksi ditujukan untuk memenuhi pesanan, bukan untuk memenuhi persediaan gudang. Sedangkan karakteristik metode harga pokok pesanan adalah: 2. a. Perusahaan memproduksi berbagai macam produk sesuai dengan spesifikasi pemesan dan setiap jenis produk dihitung harga pokok produksinya secara individual. b. Biaya produksi harus digolongkan berdasarkan hubungannya dengan produk. c. Biaya produksi langsung terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, sedangkan biaya produksi tidak langsung disebut dengan istilah BOP. d. Biaya produksi diperhitungkan sebagai harga pokok produksi pesanan tertentu berdasarkan biaya yang sesungguhnya terjadi, sedangkan BOP diperhitungkan kedalam harga pokok pesanan berdasarkan tarif yang ditentukan dimuka.
Jurnal Fokus Bisnis Volume 10 No 1, bulan Juli 2011
e. Harga pokok produksi per unit dihitung pada saat pesanan selesai diproduksi dengan cara membagi jumlah biaya produksi yang dikeluarkan untuk pesanan tersebut dengan jumlah unit produks yang dihasilkan dalam pesanan yang bersangkutan. Setelah diuraikan karakteristik metode harga pokok pesanan, selanjutnya akan diuraikan proses pengumpulan tiap unsur biaya produksi dengan menggunakan metode harga pokok pesanan. Pembahasan metode harga pokok produksi diawali dengan uraian prosedur pencatatan biaya bahan baku, kemudian akan dilanjutkan dengan uraian pencatatan biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik dan pencatatan harga pokok produk jadi yang ditransfer dari Bagian Produksi ke Bagian Gudang. Metode Harga Pokok Proses Metode harga pokok proses adalah metode pengumpulan harga pokok (biaya produksi) yang berdasarkan atas proses atau departemen untuk suatu periode tertentu, biasanya satu bulan. Biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya produksi tidak langsung (overhead) yang dibebankan, dibebankan pada rekening-rekening barang dalam proses setiap departemen. Pada setiap akhir periode, total harga pokok (biaya produksi) yang terjadi pada suatu departemen dibagi dengan jumlah unit yang selesai diproduksi akan menghasilkan harga pokok per unit departemen yang bersangkutan. Mulyadi ( 2007 : 63) menyatakan bahwa karakteristik metode ini adalah:
3
a. Produk yang dihasilkan adalah produk standar. b. Produk yang dihasilkan dari bulan ke bulan adalah sama.
c. Kegiatan produksi dimulai dengan diterbitkannya perintah produksi yang berisi rencana produksi produk standar untuk jangka waktu tertentu.
Tabel 1. Perbedaan Karakteristik Usaha Perusahaan yang Berproduksi secara Massa dan Perusahaan yang Berproduksi atas Dasar Pesanan Keterangan
Perusahaan yang Perusahaan yang berproduksi berproduksi secara massa atas dasar pesanan Proses pengolahan Terus menerus Terputus-putus produk Produk yang Produk standar Tergantung spesifikasi dihasilkan pemesan Produksi ditunjukan Mengisi persediaan Memenuhi pesanan untuk Contoh Perusahaan kertas, semen Perusahaan percetakan dll kontraktor dll
Tabel 2. Perbedaan Karakteristik Metode Harga Pokok Proses dan Metode Harga Pokok Pesanan Keterangan
B.
Metode harga pokok proses Biaya produksi Setiap bulan atau periode dikumpulkan penentuan harga pokok produk Harga pokok per satuan Pada akhir bulan/periode produk dihitung penentuan harga pokok produk Rumus perhitungan Jumlah biaya produksi harga pokok per satuan yang telah dikeluarkan selama bulan/periode tertentu dibagi dengan jumlah satuan produk yang dihasilkan selama bulan/periode yang bersangkutan a. Sistem Harga Pokok Proses Karakteristik sistem harga pokok proses: 1. Kegiatan produksi dilakukan dengan tujuan mengisi persediaan atau disebut b. juga produksi massa, sehingga:
Jurnal Fokus Bisnis Volume 10 No 1, bulan Juli 2011
Metode harga pokok pesanan Untuk setiap pesanan
Apabila pesanan telah selesai diproduksi Jumlah biaya produksi yang telah dikeluarkan untuk pesanan tertentu dibagi dengan jumlah satuan produk yang diproduksi dalam pesanan yang bersangkutan Bentuk barang/produk tidak tergantung pada pembeli dan umumnya bersifat homogen. Sifat produksi adalah kontinyu (tidak terputus-putus). 4
2. Biaya Produksi dikumpulkan secara periodik per departemen produksi atau pusat biaya (cost center) sehingga: a. Perhitungan total biaya produksi dilakukan tiap akhir periode (bulan, triwulan dan lain-lain) b. Biaya per unit adalah dengan membagi total biaya produksi per periode dengan jumlah unit yang dihasilkan pada periode tersebut. 2. 3. Dikenal adanya istilah unit ekuivalen yaitu yang disamakan dengan satuan produk jadi (selesai) untuk kepentingan perhitungan barang dalam proses. 4. Setiap akhir periode dibuat laporan harga pokok produksi yang dibuat per cost center. 5. Barang jadi departemen satu menjadi bahan baku departemen berikutnya sampai barang selesai. Barang jadi departemen satu umumnya menjadi bahan baku departemen dua. Dalam sebuah pabrik (perusahaan), dapat terjadi hanya memproduksi satu macam produk akan tetapi melalui beberapa departemen produksi dan memulai produksinya di departemen I. Barang jadi departemen I akan menjadi bahan baku departemen II. C. Manfaat Informasi Harga Pokok Produksi Dalam perusahaan yang berproduksi secara massa, informasi harga pokok produksi yang dihitung untuk jangka waktu tertentu mempunyai beberapa manfaat bagi manajemen. Manfaat dari informasi harga pokok produksi tersebut antara lain : 1. Menentukan harga jual produk. Perusahaan yang berproduksi massa memproses produknya untuk memenuhi persediaan digudang. Dengan demikian biaya produksi
dihitung untuk jangka waktu tertentu untuk menghasilkan informasi biaya produksi per satuan produk. Dalam penetapan harga jual produk, biaya produksi per unit merupakan salah satu informasi yang dipertimbangkan di samping informasi biaya lain serta informasi nonbiaya. Memantau realisasi biaya produksi Jika rencana produksi untuk jangka waktu tertentu telah diputuskan untuk dilaksanakan, manajemen memerlukan informasi biaya produksi yang sesungguhnya dikeluarkan di dalam pelaksanaan rencana produksi tersebut. Oleh karena itu, akuntansi biaya digunakan untuk mengumpulkan informasi biaya produksi yang dikeluarkan dalam jangka waktu tertentu untuk memantau apakah proses produksi mengkonsumsi total biaya produksi sesuai dengan yang diperhitungkan sebelumnya. Pengumpulan biaya produksi untuk jangka waktu tertentu tersebut dilakukan dengan menggunakan metode harga pokok proses. 3. Untuk menghitung laba atau rugi periodik. Untuk mengetahui apakah kegiatan produksi dan pemasaran perusahaan dalam periode tertentu mampu menghasilkan laba atau mengakibatkan rugi, manajemen memerlukan informasi biaya produksi yang telah dikeluarkan untuk memproduksi produk dalam periode tertentu. Informasi laba atau rugi periodik diperlukan untuk mengetahui kontribusi produk dalam menutup biaya nonproduksi dan menghasilkan laba atau rugi. Oleh karena itu, metode harga pokok proses digunakan.
Jurnal Fokus Bisnis Volume 10 No 1, bulan Juli 2011
5
4.
Menentukan harga pokok persediaan D. produk jadi dan produk dalam proses yang disajikan dalam neraca. Pada saat manajemen dituntut untuk membuat pertanggungjawaban keuangan periodik, manajemen harus menyajikan laporan keuangan berupa neraca dan laporan rugi-laba. Di dalam neraca, manajemen harus menyajikan harga pokok persediaan produk jadi dan persediaan produk yang dalam tanggal neraca masih dalam proses. Untuk tujuan tersebut, manajemen perlu menyelenggarakan catatan biiaya produksi tiap periode. Berdasarkan catatan biaya tiap periode tersebut manajemen dapat menentukan biaya produksi yang melekat pada produk jadi yang belum laku dijual pada tanggal neraca. Di samping itu, berdasarkan catatan tersebut, manajemen dapat pula menentukan biaya produksi yang melekat pada produk yang pada tanggal neraca masih dalam proses pengerjaan. Biaya produksi yang melekat pada produk jadi yang belum laku dijual pada tanggal neraca disajikan dalam neraca E. sebagai harga pokok persediaan produk jadi. Biaya produksi yang melekat pada produk yang pada tanggal neraca masih dalam proses pengerjaan disajikan dalam neraca sebagai harga pokok dalam proses.
Metode Harga Pokok Proses-Produk Diolah Melalui Lebih Dari Satu Departemen Produksi. Jika produk diolah melalui lebih dari satu departemen produksi, perhitungan biaya produksi per satuan produk yang dihasilkan oleh departemen produksi pertama sama dengan harga pokok produk yang diolah dalam satu departemen produksi. Perhitungan biaya produksi per satuan produk yang dihasilkan oleh departemen setelah departemen pertama adalah merupakan perhitungan yang bersifat komulatif. Karena produk yang dihasilkan oleh departemen setelah departemen pertama telah merupakan produk jadi dari departemen sbelumnya, yang membawa biaya produksi dari departemen produksi sebelumnya, maka produk yang dihasilkan oleh departemen setelah departemen pertama terdiri dari: 1. Biaya produksi yang dibawa dari departemen sebelumnya. 2. Biaya produksi yang ditambahkan dalam departemen setelah departemen pertama. Penjurnalan Pada Sistem Harga Pokok Proses Dasar-dasar penjurnalan pada sistem harga pokok proses pada prinsipnya sama saja dengan penjurnalan akuntansi biaya pada umumnya. Penjurnalan akan menyangkut penjurnalan terhadap bahan baku, tenaga kerja dan overhead pabrik.
1.
Bahan Baku BDP-BBB dept A/B Rp xxx Persediaan BB Rp xxx Jurnal untuk mencatat pemakaian bahan baku baik Dep. A atau B adalah :
2.
Tenaga Kerja Jurnal untuk mencatat penggunaan tenaga kerja Dep. A atau B adalah BDP-BTK dept A/B Rp xxx Gaji dan upah Rp xxx
Jurnal Fokus Bisnis Volume 10 No 1, bulan Juli 2011
6
3.
Overhead Pabrik Jurnal untuk mencatat pemakaian BOP di Dep.A atau B adalah: BDP-BOP Dept. A/B Berbagai rek. yg dikredit
4.
-
Rp xxx Rp xxx
-
Jurnal untuk mencatat harga pokok produk jadi yang ditransfer oleh Departemen A ke Departemen B BDP-BBB Dep.B BDP-BBB Dep. A BDP-BTK Dep. A BDP-BOP Dep. A
-
Rp xxx Rp xxx Rp xxx Rp xxx
-
5.
Persediaan Produk Dalam Proses-Dep. A Rp xxx BDP-BBB Dep. A Rp xxx BDP-BTK Dep. A Rp xxx BDP-BOP Dep. A Rp xxx Jurnal untuk mencatat harga pokok persediaan produk dlam proses yang belum selesai diolah dalam departemen A pada akhir bulan. Memperoleh hasil dengan METODOLOGI membaca buku-buku, literatur dan 1. Wawancara (Interview). bacaan yang ada serta mempelajari Melakukan wawancara langsung teori-teori yang ada hubungannya dengan pimpinan perusahaan serta staf perusahaan untuk memperoleh dengan masalah pada penelitian. keterangan yang berhubungan dengan keadaan perusahaan. Adapun alat B. Analisis Data pengumpulan data dengan metode ini 1. Perhitungan unit ekuivalensi adalah pedoman wawancara. Unit ekuivalesi tiap unsur biaya 2. Dokumentasi produksi perlu dihitung untuk Pengumpulan data dengan menghitung biaya produksi per satuan melakukan pencatatan secara yang dikeluarkan oleh masing-masing sistematis atas dokumen-dokumen departemen. Unsur biaya yang yang berkaitan dengan masalah dimaksud adalah Biaya Bahan Baku penelitian. Alat pengumpulan data (BBB), Biaya Tenaga Kerja (BTK) dengan metode dokumentasi ini adalah dan Biaya Overhead Pabrik (BOP). dokumen-dokumen yang ada Unit ekuivalensi dihitung dengan diperusahaan. rumus sebagai berikut: 3. Studi Pustaka UE = Jml produk selesai + (% tingkat penyelesaian produk X PDP) Keterangan: UE = Unit Ekuivalensi PDP = Produk Dalam Proses Jurnal Fokus Bisnis Volume 10 No 1, bulan Juli 2011
7
2. Perhitungan Harga Pokok Produk Jadi HPPS = PS X Jumlah Biaya Produksi per unit Untuk menghitung Harga Pokok Produk selesai/jadi di masing-masing departemen digunakan rumus sebagai berikut : Keterangan : HPPS = Harga Pokok Produk Selesai PS = Produk Selesai 3. Menghitung harga pokok persediaan produk dalam proses akhir: Persediaan produk dalam proses akhir dihitung dengan cara mengalikan prosentase tingkat penyelesaian produk dalam proses dengan biaya produksi per satuan. HPPDPA = % tingkat penyelesaian PDP X Biaya produksi per satuan Keterangan : HPPDPA = Harga Pokok Produk Dalam Proses Akhir PDP = Produk Dalam Proses 4. Format laporan biaya produksi Setelah dilakukan perhitungan biaya produksi per unit, harga pokok produk selesai yang ditransfer ke departemen berikutnya, dan harga pokok persediaan produk dalam proses akhir bulan. No. 2 dan kemasannya menyesuaikan PEMBAHASAN permintaan pasar, sedangkan unit ketiga 1. Data Produksi dan Data Biaya bulan memproduksi soun kualitas No 1 maupun No 2 sesuai dengan permintaan pasar. Agustus 2010 Perusahaan soun ketela mas tambak Untuk mempermudah penghitungan mempunyai tiga lokasi pabrik (unit produksi). HPP, penulis mengambil data produksi dan Masing-masing memproduksi jenis soun yang biaya bulan Agustus tahun 2010 di satu unit berbeda. Unit pertama memproduksi soun produksi yaitu untuk jenis soun kualitas No. 1 kualitas No 1 untuk kemasan ukuran per ball kemasan 4 kg. Berikut ini data-data yang 4kg, unit kedua memproduksi soun kualitas berhasil dikumpulkan. Tabel. 4 Data Produksi Perusahaan Soun Cap “Ketela Mas” Tambak Data Produksi Bulan Agustus 2010 Keterangan
Dept. cetak
Produk masuk proses
8.700 Kg
Scrap materials
2.175 Kg
Produk selesai ditransfer ke Dept. Packing
6.272 Kg
Produk ditranster Ke Gudang
Dept. Packing -
6.272 Kg 6.052 Kg
Produk dalam proses akhir bulan, dengan
Jurnal Fokus Bisnis Volume 10 No 1, bulan Juli 2011
8
tingkat penyelesaian sebagai berikut: - Biaya bahan baku dan Bahan penolong 100 %, biaya konversi 30%
253 Kg
- Biaya konversi 25 %
100 Kg
Produk rusak
120 Kg
Sumber : Perusahaan soun “Ketela Mas” Tambak Tabel 5. Data Biaya Produksi Perusahaan Soun Cap “Ketela Mas” Tambak Biaya Produksi Bulan Agustus 2010 Dept. Packing -
Jenis Biaya Biaya bahan baku
Dept. cetak Rp 38.715.000
Biaya bahan penolong
Rp
626.000
Biaya tenaga kerja
Rp
4.898.000
Rp 2.790.000
Biaya overhead pabrik
Rp
6.218.000
Rp 3.170.000
Jumlah biaya produksi Rp 50.457.000 Sumber : Perusahaan soun “Ketela Mas” Tambak
Rp 5.960.000
Tabel 6. Rincian Biaya Bahan Baku & Penolong Perusahaan Soun Cap “Ketela Mas” Tambak Rincian Biaya Bahan Baku dan Bahan Penolong Bulan Agustus 2010 Jenis Biaya HP bahan baku (Aci) Scrap materials
Jumlah pemakaian 8.700 Kg 2.175 Kg
Harga (Rp) 4.700 /kg 1.000 /Kg
Total biaya Rp 40.890.000 (Rp 2.175.000)
Biaya bahan baku
Rp 38.715.000
Biaya Bahan Penolong
Rp
626.000
Rp Rp
620.000 6.000
- Air 62 m3 10.000/m3 - Pewarna makanan 60 g 100/g Sumber : Perusahaan soun “Ketela Mas” Tambak Jurnal Fokus Bisnis Volume 10 No 1, bulan Juli 2011
9
Tabel 7. Rincian Biaya Tenaga Kerja Perusahaan Soun Cap “Ketela Mas” Tambak Rincian Biaya Tenaga Kerja Masing-Masing Departemen Bulan Agustus 2010 Jenis Biaya
Jumlah pemakaian
Harga (Rp)
BTK Dep. Cetak - Bagian adonan 2 org - Bagian cetak 7 org - Bagian penjemuran 18
Total biaya Rp 4.898.000
62 HOK 217 HOK 558 HOK
15.000 8.000 4.000
Rp 930.000 Rp 1.736.000 Rp 2.232.000
BTK Dep. Packing
Rp 2.790.000
- Bagian packing 18 558 HOK 5.000 Sumber : Perusahaan soun “Ketela Mas” Tambak
Rp 2.790.000
Tabel 8. Rincian Biaya Tenaga Kerja Perusahaan Soun Cap “Ketela Mas” Tambak Rincian Biaya Overhead Pabrik Masing-Masing Departemen Bulan Agustus 2010 Jenis Biaya
Jumlah pemakaian
Harga (Rp)
BOP Dep. Cetak - Gaji mandor - Pemutih aci - Margarine - Kayu bakar - Biaya listrik pabrik - Biaya penyusutan mesin
Rp 6.218.000 31 HOK 4s 60 kg 4 truk
20.000 130.000 8.800 1.000.000
BOP Dept. Packing -
Gaji bag. pemasaran Gaji pimpinan Plastik Biaya listrik dan telpon Biaya penys. Kendaraan Biaya Penys. Gedung
Total biaya
Rp 620.000 Rp 520.000 Rp 528.000 Rp 4.000.000 Rp 500.000 Rp 50.000 Rp 3.170.000
30 pk
29.000
Rp 800.000 Rp 1.000.000 Rp 870.000 Rp 300.000 Rp 50.000 Rp 150.000
Sumber : Perusahaan soun “Ketela Mas” Tambak Jurnal Fokus Bisnis Volume 10 No 1, bulan Juli 2011
10
Tabel 9. Perhitungan Harga Pokok Produksi Perusahaan Soun Cap “Ketela Mas” Tambak Harga Pokok Produksi Bulan Agustus 2010
Hasil Produksi bulan Agustus 2010 Biaya Produksi Biaya Bahan Baku
6.052 Kg Rp 38.715.000
Biaya Bahan Penolong
Rp
Biaya Tenaga Kerja
Rp 7.688.000
Biaya Overhead Pabrik
Rp 6.768.000*
Total Biaya Produksi
626.000
Rp 53.797.000
Harga Pokok Produksi bulan Agustus
= 53.797.000 : 6.052 Kg = Rp 8.889
Dibulatkan menjadi
*)
= Rp 8.900
perusahaan tidak memperhitungkan Gaji mandor Rp 620.000 pada departemen cetak, karena dianggap sudah termasuk dalam upah tenaga kerja. Perusahaan juga tidak memasukkan Gaji Pimpinan dan Bagian pemasaran Rp 1.800.000 karena dianggap dikerjakan oleh anggota keluarga serta tidak memperhitungkan Biaya Penyusutan gedung dan kendaraan Rp 200.000 karena nominal tiap bulannya tidak begitu besar. Hal ini mengakibatkan BOP menjadi lebih kecil.
Jurnal Fokus Bisnis Volume 10 No 1, bulan Juli 2011
11
B. Analisis Pembahasan 1. Perhitungan Biaya Produksi Per unit (Kg) Tabel 10. Perhitungan Biaya Produksi Per Unit Perusahaan Soun Cap “Ketela Mas” Tambak Perhitungan Biaya Produksi Per Unit Departemen Cetak Bulan Agustus 2010 Jenis Biaya Biaya bahan baku Biaya bahan penolong Biaya tenaga kerja Biaya overhead pabrik Jumlah
Jumlah Produk di hasilkan oleh Departemen Cetak (unit ekuivalensi) 6.272 Kg 6.272 Kg 6.272 Kg 6.272 Kg
+ (100% X 253 Kg) + (100% X 253 Kg) + (30% X 253 Kg) + (30% X 253 Kg)
Jurnal Fokus Bisnis Volume 10 No 1, bulan Juli 2011
+ + + +
2.175 Kg 2.175 Kg 2.175 Kg 2.175 Kg
= = = =
8.700 Kg 8.700 Kg 8522.9 Kg 8522.9 Kg
Biaya Produksi Dep. Cetak (Rp) 38,715,000 626,000 4,898,000 6,218,000 50,457,000
Keterangan : Dalam proses produksi terdapat masalah khusus yaitu adanya sisa bahan (scrap materials). Sisa bahan disini diperlakukan sebagai pengurang biaya bahan baku. Harga bahan baku yang sesungguhnya adalah Rp 4.700 X 8.700 Kg = Rp 40.890.000 berkurang menjadi Rp 38.715.000 karena sisa bahan tersebut memiliki nilai jual sebesar Rp 1.000/kg. Sisa bahan tersebut tetap diikutsertakan dalam perhitungan unit ekuivalensi karena jika tidak akan mengakibatkan HPP yang terlalu tinggi.
2. Perhitungan Biaya Produksi Tabel. 11 Perhitungan Biaya Produksi Dept. Cetak Perusahaan Soun Cap “Ketela Mas” Tambak Perhitungan Biaya Produksi Departemen Cetak Bulan Agustus 2010 Harga Pokok produk selesai ditransfer ke Dep. Packing : 6.272 X 5.826, 20 Penyesuaian harga pokok produk selesai karena adanya sisa bahan yang tidak bisa menjadi produk jadi : 2.175 X Rp 5.826,20 Harga pokok produk selesai yang ditransfer ke Dep. Packing setelah disesuaikan : 6.272 X Rp 7.850* Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir bulan Agustus 2010 (253 Kg) Biaya bahan baku
253 Kg X 100% X Rp
4,450.00 =
Rp1,125,850.00
Biaya bahan penolong
253 Kg X 100% X Rp
71.95 =
Rp18,203.35
Biaya tenaga kerja
253 Kg X
30% X Rp
574.69 =
Rp43,618.97
Biaya Overhead pabrik
253 Kg X
30% X Rp
729.56 =
Rp55,373.60
Jumlah biaya produksi Departemen Cetak
Jurnal Fokus Bisnis Volume 10 No 1, bulan Juli 2011
* (36.541.926,40 +12.671.985,00) : 6272 =Rp 7.846,60 dibulatkan menjadi Rp 7.850, ** Jumlah seharusnya adalah Rp 49. 213.911.40. Jumlah tersebut disesuaikan karena adanya pembulatan perhitungan 3. Laporan Biaya Produksi Departemen Cetak Tabel 12. Laporan Biaya Produksi Departemen Cetak Perusahaan Soun Cap “Ketela Mas” Tambak Laporan Biaya Produksi Departemen Cetak Bulan Agustus 2010 Data Produksi Produk masuk proses Produk selesai ditransfer ke Dept Packing Produk dalam proses ahir bulan dengan Tingkat penyelesaian BBB dan Penolong 100% Biaya konversi 30 % Sisa bahan (scrap materials)
8.700 Kg 6.272 Kg
253 Kg 2.175 Kg 8.700 Kg
Total Biaya yang dibebankan dalam Dep. Cetak Biaya bahan baku Rp 38.715.000 Rp 626.000 Biaya bahan penolong Rp 4.898.000 Biaya tenaga kerja Rp 6.218.000 Biaya overhead pabrik Jumlah biaya produksi Dep. Rp 50.457.000 Cetak Jurnal Fokus Bisnis Volume 10 No 1, bulan Juli 2011
Per Kg Rp 4.450,00 Rp 71,95 Rp 574,69 Rp 729,56 Rp 5.826,20
Perhitungan Biaya HPP selesai ditransfer ke Dep. Packing : 6.272 x Rp 5.826,20 Rp 36.541.926,40 Penyesuaian karena adanya sisa bahan baku : 2.175 x Rp 5.286,20 Rp 12.671.985,00 HPP selesai yang ditransfer ke Dep. Packing setelah disesuaikan : 6.272 x Rp 7.850 Rp 49.213.945,08 HP Persediaan produk dlm proses akhir bulan (253 Kg) Biaya bahan baku Rp 1.125.850, 00 Biaya bahan penolong Rp 18.203,35 Biaya tenaga kerja Rp 43.618,97 Biaya overhead pabrik Rp 55.373,60 Rp 1.243.045, 93 Jumlah Biaya Produksi Dep. Rp50.457.000, 00 Cetak 4. Jurnal Pencatatan Biaya Produksi Departemen Cetak Tabel 13. Jurnal Pencatatan Biaya Produksi Departemen Cetak Perusahaan Soun Cap “Ketela Mas” Tambak Jurnal Pencatatan Biaya Produksi Departemen Cetak Bulan Agustus 2010 No 1.
2.
3.
Keterangan BDP-Biaya Bahan Baku Persediaan Bahan Baku (mencatat pemakaian biaya bahan baku) BDP-Biaya Bahan Penolong Persediaan Bahan Penolong (mencatat pemakaian bahan penolong) BDP-Biaya Tenaga Kerja
Jurnal Fokus Bisnis Volume 10 No 1, bulan Juli 2011
Debet (Rp)
Kredit (Rp)
38.715.000 38.715.000 626.000 626.000 4.898.000
4.
5.
6.
Upah Tenaga Kerja (mencatat biaya tenaga kerja) BDP- Biaya Overhead Pabrik Berbagai Rekening yang Dikrdit (mencatat pemakaian BOP) BDP-Biaya Bahan Baku Dep. Packing BDP-Biaya Bahan Baku Dep. Cetak BDP-Biaya Bhn. Penolong Dep. Cetak BDP-Biaya Tenaga Kerja BDP-Biaya Overhead Pabrik (mencatat Harga Pokok Produk jadi yang ditransfer ke Dep. Packing) Persediaan Produk Dalam Proses BDP-Biaya Bahan Baku Dep. Cetak BDP-Biaya Bhn. Penolong Dep. Cetak BDP-Biaya Tenaga Kerja Dep. Cetak BDP-Biaya Overhead Pabrik Dep. ctk (mencatat harga pokok persediaan produk dalam proses yang belum selesai diolah dalam dep. Cetak pada akhir bulan agustus)
4.898.000 6.218.000 6.218.000 36.541.926 27.910.400 451.270 3.604.456 4.575.800
1.243.045 1.125.850 18.203 43.619 55.373
5. Penghitungan Biaya Produksi Per unit (Kg) Departemen Packing Tabel 14. Perhitungan Biaya Produksi Per Unit Perusahaan Soun Cap “Ketela Mas” Tambak Perhitungan Biaya Produksi Per Unit Departemen Packing Bulan Agustus 2010
Jurnal Fokus Bisnis Volume 10 No 1, bulan Juli 2011
Jenis Biaya Biaya Tenaga Kerja Biaya overhead Pabrik Jumlah
Jumlah Produk di hasilkan oleh Departemen Packing ( unit ekuivalensi) 6.052 Kg + 6.052 Kg +
(25% X 100 Kg) + 120 Kg (25% X 100 Kg) + 120 Kg
Jurnal Fokus Bisnis Volume 10 No 1, bulan Juli 2011
= =
6.197 Kg 6.197 Kg
Biaya Produksi Dep. Packing (Rp) 2,790,000 3,170,000 5,960,000
6. Perhitungan Biaya Produksi Departemen Packing Tabel. 15 Perhitungan Biaya Produksi Dept. Packing Perusahaan Soun Cap “Ketela Mas” Tambak Perhitungan Biaya Produksi Departemen Packing Bulan Agustus 2010 HPP selesai ditransfer ke gudang HP dari Dep. Cetak : 6.052 Kg x Rp 7.850
Rp 47.508.200,00
HP yang ditambahkan dalam Dep. Packing : 6.052 Kg x Rp 962
Rp 5.822.024,00
HP Produk rusak : 120 Kg x (Rp 7.850 + Rp 962)
Rp 1.057.440,00
HPP selesai ditransfer ke gudang : 6.052 Kg x Rp 8.987* HP Persediaan produk dalam proses akhir bulan (100 Kg) HP dari dep. Cetak : 100 Kg x 7.850 Rp 785.000,00 Biaya Tenaga Kerja : 100 Kg x 25 % x Rp 450,22 Rp 11.255,50 Biaya Overhead Pabrik : 100 Kg x 25 % x Rp 511,54 Rp 12.788,50 Jumlah biaya kumulatif dalam departemen Packing
Rp 54.387.664,00
Rp
809.044,00
Rp 55.196.708,00
*) Rp 8.987 adalah hasil bagi dari Rp 54.378.664 dengan 6.052 kg. 7. Laporan Biaya Produksi Departemen Packing Tabel 16. Laporan Biaya Produksi Departemen Packing Perusahaan Soun Cap “Ketela Mas” Tambak Laporan Biaya Produksi Departemen Packing Bulan Agustus 2010 Data Produksi Produk diterima dari departemen cetak Produk selesai ditransfer ke Jurnal Fokus Bisnis Volume 10 No 1, bulan Juli 2011
6.272 Kg 18
gudang Produk dalam proses ahir bulan denganTingkat penyelesaian Biaya konversi 25 % Produk rusak (spoiled goods)
6.052 Kg
100 Kg 120 Kg 6.272 Kg
Biaya yang dibebankan dalam Dep. Packing HPP yang diterima dari dep. Cetak Biaya yang ditambahkan dalam Dep. Packing Biaya tenaga kerja Biaya overhead pabrik Jumlah biaya yang ditambahkan Departemen packing Jumlah biaya kumulatif dalam departemen packing
Total Rp 49.213.945,08
Per Kg Rp 7.850,00
Rp 2.790.000,00 Rp 3.170.000,00
Rp Rp
450,22 511,54
Rp 5.960.000,00
Rp
961,76
Rp55.173.945.08
Rp 8.811,76
Perhitungan Biaya HPP selesai ditransfer ke gudang HP dari Dep. cetak : 6.052 x Rp 7.850 HP yang ditambahkan dalam Dep. Packing : 6.052 Kg x Rp 962 HPP produk rusak : 120 Kg x (Rp 7.850 + 962) HPP selesai yang ditransfer ke gudang: 6.052 Kg x Rp 8.982,96
Rp 47.508.200,00 Rp 5.822.024,00 Rp 1.057.440,00
Rp 54.364.901,08
HPP jadi yang ditransfer ke gudang: 6.052 x Rp 8.982,96* Rp54.364.901,08** HP Persediaan produk dlm proses akhir bulan (100 Kg) HPP dari dep. cetak : 100 kg x 7.850 Rp 785.000, 00 Biaya Tenaga kerja Rp 11.255, 50 Biaya overhead pabrik Rp 12.788, 50 Rp 809.044,00 Jumlah Biaya Produksi Dep. Rp55.173.945,08 Packing Jurnal Fokus Bisnis Volume 10 No 1, bulan Juli 2011
19
*) Rp 54.364.901,08 : 6.052 kg = Rp 8.982,96 **) Jumlah seharusnya adalah Rp 54.387.664, 00. Jumlah tersebut disesuaikan agar jika dijumlahkan
dengan harga pokok persediaan produk dalam proses, hasilnya menjadi Rp 55.173.945,08, jumlah biaya kumulatif dalam departemen packing bulan Agustus 2010.
8. Jurnal Pencatatan Biaya Produksi Departemen Packing Tabel 17. Jurnal Pencatatan Biaya Produksi Departemen Packing Perusahaan Soun Cap “Ketela Mas” Tambak Jurnal Pencatatan Biaya Produksi Departemen Packing Bulan Agustus 2010 No 1.
2.
3.
4.
5.
Keterangan
Debet (Rp)
BDP-Biaya Bahan Baku Dep. Packing BDP-Biaya Bahan Baku Dep. Cetak BDP-Biaya Bhn. Penolong Dep. Cetak BDP-Biaya Tenaga Kerja BDP-Biaya Overhead Pabrik (mencatat penerimaan produk dari dep. cetak) BDP-Biaya Tenaga Kerja Upah Tenaga Kerja (mencatat biaya tenaga kerja) BDP- Biaya Overhead Pabrik Berbagai Rekening yang Dikredit (mencatat pemakaian BOP) Persediaan Produk jadi BDP-Biaya Bahan Baku Dep. Packing BDP-Biaya Tenaga kerja BDP-Biaya Overhead Pabrik (mencatat Harga Pokok Produk jadi yang ditransfer ke gudang) Persediaan Produk Dalam Proses-Dep. Packing BDP-Biaya Bahan Baku Dep. Pack BDP-Biaya Tenaga Kerja Dep. Pack BDP-Biaya Overhead Pabrik Dep. Pak (mencatat harga pokok persediaan produk dalam proses yang belum selesai diolah dalam dep. packing pada akhir bulan agustus)
36.541.926
Jurnal Fokus Bisnis Volume 10 No 1, bulan Juli 2011
Kredit (Rp) 27.910.400 451.270 3.604.456 4.575.800
2.790.000 2.790.000 3.170.000 3.170.000 54.364.901 48.544.330 2.724.731 3.095.840
809.044 785.000,00 11.255,50 12.788,50
20
KESIMPULAN Berdasarkan analisis yang sudah penulis lakukan, dapat diambil beberapa kesimpulan, diantaranya : 1. Perhitungan Harga Pokok Produksi yang dilakukan oleh perusahaan masih sangat sederhana. Biaya produksi yang dikeluarkan dalam satu periode belum diperhitungkan secara rinci. Harga Pokok Produksi per-kg Bulan Agustus Tahun 2010 adalah Rp 8.900, -, sedangkan harga jual yang ditetapkan oleh perusahaan adalah Rp 9.600. Maka laba kotor yang diperoleh perusahaan pada bulan Agustus tahun 2010 adalah Rp 600 X 6.052 Kg = Rp 3.631.800. Karena perusahaan mempunyai 3 unit produksi, maka asumsinya laba kotor perusahaan yang diperoleh pada bulan Agustus tahun 2010 adalah Rp 3.631.800 X 3 = Rp 10.895.400, 2.
pemasaran Rp 800.000/bulan, serta telah memperhitungkan Biaya Depresiasi gedung dan kencaraan Rp 200.000/bulan. Dengan demikian jika perusahaan menerapkan perhitungan harga pokok produksinya dengan menggunakan harga pokok proses, maka perusahaan dapat memperoleh laba/keuntungan yang lebih besar.
Perhitungan harga pokok produksi dengan menggunakan metode harga proses menghasilkan Harga pokok sebagai berikut: HPP pada departemen cetak Rp 7.850/Kg HPP yang ditambahkan di departemen packing Rp 962/Kg HPP secara keseluruhan Rp 8.812/Kg
3. Dari dua perhitungan diatas dapat dilihat dengan jelas bahwa perhitungan HPP dengan menggunakan metode Harga Pokok Proses menghasilkan Harga Pokok yang lebih kecil, meskipun selisihnya hanya Rp 82, namun dalam perhitungan yang menggunakan metode harga pokok proses sudah memperhitungkan biaya produksi yang rinci. Pemilik perusahaan mendapatkan Gaji sebesar Rp 1.000.000/bulan, bagian Jurnal Fokus Bisnis Volume 10 No 1, bulan Juli 2011
21