METODE HARGA POKOK PROSES – PENGANTAR KARAKTERISTIK METODE HARGA POKOK PROSES Karakter produksinya sbb: 1. Produk yg dihasilkan merupakan produk standar 2. Produk yang dihasilkan dari bulan ke bulan adalah sama 3. Kegiatan produksi dimulai dengan diterbitkannya perintah produksi yang berisi rencana produksi produk standar untuk jangka waktu tertentu PERBEDAAN METODE HARGA POKOK PROSES DENGAN METODE HARGA POKOK PESANAN 1. pengumpulan biaya produksi Metode harga pokok pesanan mengumpulkan biaya produksi menurut pesanan, sedangkan metode harga pokok proses mengumpulka biaya produksi per departemen produksi per periode akuntansi 2. perhitungan harga pokok produksi per satuan metode harga pokok pesanan menghitung harga pokok produksi per satuan dengan cara membagi total biaya yang dikeluarkan untuk pesanan tertentu dengan jumlah satuan produk yang dihasilkan dalam pesanan yang bersangkutan. Perhitungan ini dilakukan pada saat pesanan telah selesai diproduksi. Metode harga pokok proses menghitung harga pokok produksi per satuan dengan cara membagi total biaya produksi yang dikeluarkan selama periode tertentu dengan jumlah satuan produk yang dihasilkan selama periode yang bersangkutan. Perhitungan ini dilakukan setiap akhir periode akuntansi ( biasanya akhir bulan) 3. penggolongan biaya produksi dalam metode harga pokok pesanan, biaya produksi harus dipisahkan menjadi biaya produksi langsung dan biaya produksi tidak langsung. Biaya produksi langsung dibebankan kepada produk berdasar biaya sesungguhnya terjadi, sedangkan biaya produksi tidak langsung dibebankan kepada produk berdasarkan tariff yang ditentukan dimuka. Didalam metode harga pokok proses, pembedaan biaya produksi langsung dan biaya produksi tidak langsung seringkali tidak diperlukan, terutama jika perusahaan hanya menghasilkan satu macam produk ( seperti perusahaan semen, pupuk, bumbu masak). Karena harga pokok persatuan produk dihitung setiap akhir bulan, maka umumnya biaya overhead pabrik dibebankan kepada produk atas dasar biaya yang sesungguhnya terjadi. 4. unsur biaya yang dikelompokkan dalam biaya overhead pabrik. Dalam metode harga pokok pesanan, biaya overhead pabrik terdiri dari biaya bahan penolong, biaya tenaga kerja tidak langsung. Dalam metode ini biaya overhead pabrik dibebankan kepada produk atas dasar tariff yang ditentukan dimuka. Di dalam metode harga pokok proses, biaya overhead pabrik terdiri dari biaya produksi selain biaya bahan baku dan bahan penolong dan biaya tenaga kerja ( baik yang langsung maupun yang tidak langsung). Dalam metode ini biaya overhead pabrik dibebankan kepada produk sebesar biaya yang sesungguhnya terjadi selama periode akuntansi tertentu.
Metode Harga Pokok Proses - page 1
Manfaat informasi harga pokok produksi 1. Menentukan harga jual produk 2. Memantau realisasi biaya produksi 3. Menghitung laba atau rugi periodic 4. Menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam proses yang disajikan dalam neraca METODE HARGA POKOK PROSES- TANPA MEMPERHITUNGKAN PERSEDIAAN PRODUK DALAM PROSES AWAL Variasi contoh penggunaan metode harga pokok proses yang diuraikan dalam bab ini mencakup: a. metode harga pokok proses yang diterapkan dalam perusahaan yang produknya dioleh hanya melalui satu departemen produksi b. metode harga pokok proses yang diterapkan dalam perusahaan yang produknya diolah melalui lebih dari satu departemen produksi c. pengaruh terjadinya produk yang hilang dalam proses terhadap perhitungan harga pokok produksi per satuan, dengan anggapan: produk hilang pada awal proses proiduk hilang pada akhir proses METODE HARGA POKOK PROSES – PRODUK DIOLAH MELALUI SATU DEPARTEMEN PRODUKSI Contoh 1. PT Risa Rimendi mengolah produknya secara massa melalui satu departemen produksi. Jumlah biaya yang dikeluarkan selama bulan Januari 19x1 disajikan dalam gambar 3.1 Biaya bahan baku Rp 5.000.000 Biaya bahan penolong Rp 7.500.000 Biaya tenaga kerja Rp 11.250.000 Biaya overhead pabrik Rp 16.125.000 Total biaya produksi Rp 39.875.000 Jumlah produk yang dihasilkan selama bulan tersebut adalah : Produk jadi 2.000 kg Produk dalam proses pada akhir bulan, dengan tingkat penyelesaian sebagai berikut: Biaya bahan baku : 100 %;biaya bahan penolong 100 %, biaya tenaga kerja 50 %; biaya overhead pabrik 30 %. 500 kg Data produksi PT Risa Rimendi Bulan Januari 20X1 Masuk ke dalam proses: 2.500 kg Produk jadi : 2000 kg Produk dalam proses akhir 500 kg
Metode Harga Pokok Proses - page 2
Perhitungan harga pokok produksi per satuan Unsur biaya produksi (1) Bahan baku Bahan penolong Tenaga kerja Overhead pabrik
Total biaya (2) Rp 5.000.000 Rp 7.500.000 Rp 11.250.000 Rp 16.125.000 ------------------------- + Rp 39.875.000
Unit ekuivalensi (3) 2.500 2.500 2.250 2.150
Biaya produksi per satuan (2):(3) Rp 2.000 3.000 5.000 7.500 ------------------------ + Rp 17.500
Perhitungan harga pokok produk jadi dan persediaan produk dalam proses Harga pokok produk jadi : 2.000 x Rp 17.500 Rp 35.000.000 Harga pokok persediaan produk dalam proses : Biaya bahan baku (100 % x 500 x Rp 2.000) Rp 1.000.000 Biaya bahan penolong (100 % x 500 x Rp 3.000) Rp 1.500.000 Biaya tenaga kerja (50 % x 500 x Rp 5.000) Rp 1.250.000 Biaya overhead pabrik (30 % x 500 x rp 7.500) Rp 1.125.000 -------------------- + Rp 4.875.000 --------------------- + Jumlah biaya produksi bulan januari 20X1 Rp 39.875.000 JURNAL PENCATATAN BIAYA PRODUKSI jurnal untuk mencatat biaya bahan baku Barang dalam proses- biaya bahan baku Persediaan bahan baku
Rp 5.000.000 Rp 5.000.000
Jurnal untuk mencatat biaya bahan penolong Barang dalam proses- biaya bahan penolong Persediaan bahan penolong
Rp 7.500.000
Jurnal untuk mencatat biaya tenaga kerja Barang dalam proses- biaya tenaga kerja Gaji dan upah
Rp 11.250.000
JurnaL untuk mencatat biaya overhead pabrik Barang dalam proses- biaya overhead pabrik Berbagai rekening yang dikredit
Rp 16.125.000
Rp 7.500.000
Rp 11.250.000
Rp 16.125.000
Metode Harga Pokok Proses - page 3
Jurnal untuk mencatat harga pokok produk jadi yang ditransfer ke gudang Persediaan produk jadi Rp 35.000.000 Barang dalam proses- biaya bahan baku Barang dalam proses- biaya bahan penolong Barang dalam proses-biaya tenaga kerja Barang dalam proses- biaya overhead pabrik
Rp 4.000.000 Rp 6.000.000 Rp 10.000.000 Rp 15.000.000
Jurnal mencatat harga pokok persediaan produk dalam proses yang belum selesai dioleh pada akhir bulan januari 20X1 Persediaan produk dalam proses Rp 4.875.000 Barang dalam proses – biaya bahan baku Rp 1.000.000 Barang dalam proses – biaya bahan penolong Rp 1.500.000 Barang dalam proses- Biaya tenaga kerja Rp 1.250.000 Barang dalam proses – biaya overhead pabrik Rp 1.125.000 METODE HARGA POKOK PROSES – PRODUK DIOLAH MELALUI LEBIH DARI SATU DEPARTEMEN PRODUKSI Perhitungan biaya produksi per satuan produk yang dihasilkan oleh departemen setelah departemen pertama adalah merupakan perhitungan yang bersifat kumulatif. Karena produk yang dihasilkan oleh departemen setelah departemen pertama telah merupakan produk jadi dari departemen sebelumnya, yang membawa biaya produksi dari departemen produksi sebelumnyua tersebut, maka harga pokok produk yang dihasilkan oleh departemen setelah departemen pertama terdiri dari: a. biaya produksi yang dibawa dari departemen sebelumnya b. biaya produksi yang ditambahkan dalam departemen setelah departemen pertama Contoh2: PT eliona sari memiliki 2 departemen produksi untk menghasilkna produknya : Departemen A dan Departemen B. Data produksi dan biaya produksi ke dua departemen tersebut untuk bulan Januari 20X1 disajikan dalam gambar berikut : Data produksi Bulan Januari 20X1 Departemen A Departemen B Produk yang dimasukkan dalam proses 35.000 kg Produk selesai yang ditransfer ke Departemen B 30.000 kg Produk selesai yang ditransfer ke gudang 24.000 kg Produk dalam proses akhir bulan 5.000 kg 6.000 kg Biaya yang dikeluarkan bulan Januari 20X1 : Biaya bahan baku Rp 70.000 Rp 0 Biaya tenaga kerja Rp 155.000 Rp 270.000 Biaya overhead pabrik Rp 248.000 Rp 405.000 Tingkat penyelesaian produk dalam produk proses akhir : Biaya bahan baku 100% Biaya konversi 20% 50%
Metode Harga Pokok Proses - page 4
Perhitungan harga pokok produksi per satuan departemen A Unsur biaya produksi Total biaya Unit ekuivalensi Biaya produksi per kg Bahan baku Rp 70.000 35.000 Rp 2 Tenaga kerja 155.000 31.000 5 Overbead pabrik 248.000 31.000 8 Total Rp 173.000 Rp 15 Perhitungan harga pokok produk jadi dan persediaan produk dalam proses dep A Harga pokok produk jadi (30.000 x Rp 15) Rp 450.000 Harga pokok persediaan produk dalam proses Biaya bahan baku (100 % x 5.000 x Rp 2) Rp 10.000 Biaya tenaga kerja 20 % x 5.000 x Rp 5 = Rp 5.000 Biaya overhead pabrik 20 % x 5.000 x Rp 8= Rp 8.000 ---------------- + Rp 23.000 ---------------- + Jumlah biaya produksi Departemen A bulan januari 20X1 Rp 473.000 JURNAL PENCATATAN BIAYA PRODUKSI DEPARTEMEN A Jurnal untuk mencatat biaya bahan baku : BDP - biaya bahan baku departemen A Persediaan bahan baku
Rp 70.000 Rp 70.000
Jurnal untuk mencatat biaya tenaga kerja : BDP - biaya tenaga kerja departemen A Gaji dan upah
Rp 155.000
Jurnal untuk mencatat biaya overhead pabrik departemen A BDP - biaya overhead pabrik departemen A Berbagai rekening yang di kredit
Rp 248.000
Rp 155.000
Rp 248.000
Jurnal untuk mencatat harga pokok produk jadi yang ditransfer oleh departemen A ke departemen B: BDP – biaya bahan baku departemen B Rp 450.000 BDP - biaya bahan baku departemen A Rp 60.000 BDP - biaya tenaga kerja departemen A Rp 150.000 BDP - biaya overhead pabrik departemen A Rp 240.000
Metode Harga Pokok Proses - page 5
Jurnal untuk mencatat harga pokok persediaan produk dalam proses yang belum selesai diolah dalam department A pada akhir bulan januari 20X1 Persediaan produk dalam proses-departemen A Rp 23.000 BDP - biaya bahan baku departemen A Rp 10.000 BDP - biaya tenaga kerja departemen A Rp 5.000 BDP - biaya overhead pabrik departemen A Rp 8.000 Perhitungan harga pokok produksi per satuan departemen B Unsur biaya produksi Total biaya Unit ekuivalensi Tenaga kerja 270.000 27.000 Overbead pabrik 405.000 27.000 Total Rp 675.000
Biaya produksi per kg 10 15 Rp 25
Perhitungan harga pokok produk jadi dan persediaan produk dalam proses dep B Harga pokok produk selesai yang di transfer departemen B ke gudang Harga pokok dari departemen A (24.000 x Rp 15) Rp 360.000 Biaya yang ditambahkan oleh departemen B (24.000x Rp 25) 600.000 ---------------- + Total harga pokok produk jadi yang ditransfer ke gudang (24.000 x Rp 40) Rp 960.000 Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir : Harga pokok dari departemen A (6.000 x Rp 15) Rp 90.000 Biaya yang ditambahkan oleh departemen B : Biaya tenaga kerja (50 % x 6.000 x Rp 10) Rp 30.000 Biaya overhead pabrik (50 % x 6.000 x Rp 15) Rp 45.000 ------------------- + Rp 75.000 ----------------- + Total harga pokok persediaan produk dalam proses departemen B Rp 165.000 ----------------- + Jumlah biaya produksi kumulatif Departemen B bulan januari 19x1 Rp 1.125.000
JURNAL PENCATATAN BIAYA PRODUKSI DEPARTEMEN B Jurnal untuk mencatat penerimaan produk dari departemen A: : BDP – biaya bahan baku departemen B Rp 450.000 BDP - biaya bahan baku departemen A BDP - biaya tenaga kerja departemen A BDP - biaya overhead pabrik departemen A
Rp 60.000 Rp 150.000 Rp 240.000
Metode Harga Pokok Proses - page 6
Jurnal untuk mencatat biaya tenaga kerja : BDP - biaya tenaga kerja departemen B Gaji dan upah
Rp 270.000
Jurnal untuk mencatat biaya overhead pabrik departemen B BDP - biaya overhead pabrik departemen B Berbagai rekening yang di kredit
Rp 405.000
Rp 270.000
Rp 405.000
Jurnal untuk mencatat harga pokok produk jadi yang ditransfer oleh departemen B ke gudang Persediaan produk jadi Rp 960.000 BDP - biaya bahan baku departemen B Rp 360.000 BDP - biaya tenaga kerja departemen B Rp 240.000 BDP - biaya overhead pabrik departemen B Rp 360.000 Jurnal untuk mencatat harga pokok persediaan produk dalam proses yang belum selesai diolah dalam department A pada akhir bulan januari 20X1 Persediaan produk dalam proses-departemen B Rp 165.000 BDP - biaya bahan baku departemen B Rp 90.000 BDP - biaya tenaga kerja departemen B Rp 30.000 BDP - biaya overhead pabrik departemen B Rp 45.000 PENGARUH TERJADINYA PRODUK YANG HILANG DALAM PROSES TERHADAP PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUK PER SATUAN Produk yang hilang pada awal proses Contoh 3 : PT eliona sari memiliki 2 departemen produksi untk menghasilkna produknya : Departemen A dan Departemen B. Data produksi dan biaya produksi ke dua departemen tersebut untuk bulan Januari 20X1 disajikan dalam gambar berikut : Data produksi Bulan Januari 20X1 Produk yang dimasukkan dalam proses Produk selesai yang ditransfer ke Departemen B Produk selesai yang ditransfer ke gudang Produk dalam proses akhir bulan, dengan tingkat penyelesaian sebagai berikut : Biaya bahan baku & penolong 100 % biaya konversi 40 % Biaya bahan penolong 60 %, biaya konversi 50 % Produk yang hilang pada awal proses
Departemen A 1.000 kg 700 kg
Departemen B
400 kg
200 kg 100 kg
100 kg 200 kg
Metode Harga Pokok Proses - page 7
Biaya bahan baku Biaya bahan penolong Biaya tenaga kerja Biaya overhead pabrik
Biaya produksi Bulan Januari 20X1 Departemen A Rp 22.500 26.100 35.100 45.800
Departemen B Rp 16.100 22.500 24.750
Perhitungan biaya produksi per unit departemen A bulan januari 20X1 Jenis biaya Jumlah produk yang dihasilkan oleh Biaya produksi Biaya per kg produk departemn A ( unit ekuivalensi) Departemen A yang dihasilkan oleh departemen A Biaya bahan baku 700 kg + 100 % x 200 kg = 900 kg Rp 22.500 Rp 25 Biaya bahan 700 kg + 100 % x 200 kg = 900 kg 26.100 29 penolong Biaya tenaga kerja 700 + 40%x200kg=780kg 35.100 45 Biaya overhead 700 + 40%x200kg=780kg 46.800 60 pabrik Rp 130.500 Rp 159 Perhitungan biaya produksi Departemen A bulan Januari 20X1 Harga pokok produk selesai yang ditransfer ke Departemen B : 700 x Rp 159 Rp 111.300 Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir bulan ( 200 Kg) Biaya bahan baku 200 kg x 100 % x Rp 25 = 5.000 Biaya bahan penolong 200 kg x 100 % x Rp 29 = 5.800 Biaya tenaga kerja 200 kg x 40 % x Rp 45 = 3.600 Biaya overhead pabrik 200 kg x 40 % x Rp 60 = 4.800 Rp 19.200 Jumlah biaya produksi Departemen A Rp 130.500 Produk yang hilang pada awal proses di Departemen setelah departemen pertama Perhitungan penyesuaian harga pokok per unit dari departemen A Harga pokok produksi per satuan produk yang berasal dari departemen A Rp 111.300 : 700 Harga pokok produksi per satuan produk yang berasal dari departemen A setelah adanya produk yang hilang dalam proses di Departemen B sebanyak 200 kg adalah Rp 111.300 : ( 700 kg-200 kg) Penyesuaian harga pokok produksi per satuan produk yang berasal dari Departemen A
Rp 159,00 Rp 222.60
Rp 63.60
Metode Harga Pokok Proses - page 8
Perhitungan biaya produksi per unit Departemen B bulan januari 20X1 Jumlah produk yang Jumlah biaya produksi Biaya per kg yang dihasilkan oleh Jenis biaya yang ditambahkan di ditambahkan departemen B ( unit departemen B Departemen B ekuivalensi) Biaya bahan penolong 400 kg + 60 % x 100 kg Rp 16.100 Rp 35 = 460 kg Biaya tenaga kerja 400 kg + 50 %x 100 kg Rp 22.500 Rp 50 = 450 kg Biaya overhead pabrik 400 kg + 50 %x 100 kg Rp 24.750 Rp 55 = 450 kg Rp 63.350 Rp 140 Perhitungan biaya produksi departemen B bulan Januari 20X1 Harga pokok produk selesai yang ditransfer ke gudang 400 kg @ Rp 362.60 Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir bulan ( 100 kg): Harga pokok dari departemen A 100 kg x Rp 222.6 = Rp 22.260 Biaya bahan penolong 100 kg x 60 % x Rp 35 = Rp 2.100 Biaya tenaga kerja 100 kg x 50 % x Rp 50 = Rp 2.500 Biaya overhead pabrik 100 kg x 50 %x Rp 55 = Rp 2.750 Jumlah kumulatif dalam departemen B
Rp 145.040
Rp 29.610 Rp 174.650
Produk Yang Hilang Pada Akhir Proses Contoh: PT eliona sari memiliki 2 departemen produksi untk menghasilkna produknya : Departemen A dan Departemen B. Data produksi dan biaya produksi ke dua departemen tersebut untuk bulan Januari 20X1 disajikan dalam gambar berikut : Data produksi Bulan Januari 20X1 Produk yang dimasukkan dalam proses Produk selesai yang ditransfer ke Departemen B Produk selesai yang ditransfer ke gudang Produk dalam proses akhir bulan, dengan tingkat penyelesaian sebagai berikut : Biaya bahan baku & penolong 100 % biaya konversi 40 % Biaya bahan penolong 60 %, biaya konversi 50 % Produk yang hilang pada akhir proses
Departemen A 1.000 kg 700 kg
Departemen B
400 kg
200 kg 100 kg
100 kg 200 kg
Metode Harga Pokok Proses - page 9
Biaya bahan baku Biaya bahan penolong Biaya tenaga kerja Biaya overhead pabrik
Biaya produksi Bulan Januari 20X1 Departemen A Rp 22.500 26.100 35.100 45.800
Departemen B Rp 16.100 22.500 24.750
Perhitungan biaya produksi per unit departemen A bulan januari 20X1 Jenis biaya Jumlah produk yang dihasilkan oleh Biaya produksi Biaya per kg produk departemn A ( unit ekuivalensi) Departemen A yang dihasilkan oleh departemen A Biaya bahan baku 700 kg + 100 % x 200 kg + 100 kg Rp 22.500 Rp 22.5 = 1000 kg Biaya bahan 700 kg + 100 % x 200 kg+ 100 kg 26.100 26.10 penolong = 1000 kg Biaya tenaga kerja 700 + 40%x200kg + 100 kg = 880kg 35.100 39.89 Biaya overhead 700 + 40%x200kg+ 100 kg = 880kg 46.800 53.18 pabrik Rp 130.500 Rp141.67 Perhitungan biaya produksi Departemen A bulan Januari 20X1 Harga pokok produk selesai yang ditransfer ke Departemen B : 700 x Rp Rp 99.169 141.67 Penyesuaian harga pokok produk selesai karena adanya produk yang hilang 14.167,00 pada akhir proses 100 xRp 141,67 Harga pokok produk selesai yang ditransfer ke departemen B setelah 113.334,40 disesuaikan : 700 x Rp 161,91 Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir bulan ( 200 Kg) Biaya bahan baku 200 kg x 100 % x Rp 22.5 = Rp 4.500 Biaya bahan penolong 200 kg x 100 % x Rp 26.1 = Rp 5.220 Biaya tenaga kerja 200 kg x 40 % x Rp 39.89 = Rp 3.191,2 Biaya overhead pabrik 200 kg x 40 % x Rp 53.18 = Rp 4.254,4 Rp 17.165.60 Jumlah biaya produksi Departemen A Rp 130.500,00
Metode Harga Pokok Proses - page 10
Produk yang hilang pada akhir proses di departemen produksi setelah departemen produksi pertama Perhitungan biaya produksi per unit Departemen B bulan januari 20X1 Jumlah biaya Jumlah produk yang dihasilkan Biaya per kg yang produksi yang Jenis biaya oleh departemen B ditambahkan di ditambahkan di (unit ekuivalensi) Departemen B departemen B Biaya bahan penolong 400 kg + 60 % x 100 kg + 200 kg Rp 16.100 Rp 24.39 = 660 kg Biaya tenaga kerja 400 kg + 50 % x 100 kg + 200 kg Rp 22.500 Rp 34.62 = 650 kg Biaya overhead pabrik 400 kg + 50 % x 100 kg + 200 kg Rp 24.750 Rp 38.08 = 650 kg Rp 63.350 Rp 97.09 Perhitungan biaya produksi Departemen B bulan Januari 20X1 Harga pokok produk selesai yang ditransfer ke Departemen B (400 x Rp 161.91) Rp 64.764,00 Biaya yang ditambahkan departemen B : 400 x Rp 97.09 38.836,00 Harga pokok produk yang hilang pada akhir proses : (200 kg ( Rp 161.91+Rp 97.09)) 51.800,00 Harga pokok produk selesai yang ditransfer ke departemen B setelah disesuaikan : 400 x Rp 388.5 155.400,00 Harga pokok persediaan produk dalam proses akhir bulan ( 100 Kg) Harga pokok dari departemen A 100 kg x Rp 161.91 = Rp 16.191,00 Biaya bahan penolong 100 kg x 60 % x Rp 24.39 = 1.463,3 Biaya tenaga kerja 100 kg x 50 % x Rp 34.62 = 1.731 Biaya overhead pabrik 100 kg x 50 % x Rp 38.08 = 1.904 Rp 21.289.40 Jumlah biaya produksi Departemen B Rp 176.689.40
Metode Harga Pokok Proses - page 11
LATIHAN PT KOREKSI memproduksi produknya secara masal melalui dua departemen produksi : departemen 1 dan departemen 2. Data produksi dan biaya produksi bulan januari 2002 di dua departemen produksi tersebut disajikan berikut ini : Data produksi Dimasukkan dalam proses bulan ini Unit yang ditransfer ke dept 2 Unit yang diterima dari departemen 1 Produk yang ditranfer ke gudang Produk dalam proses akhir Biaya bahan baku 100 %; biaya konversi 70 % Biaya tenaga kerja 40 %; BOP 70 % Produk hilang akhir proses Produk hilang akhir proses Biaya produksi Biaya bahan baku Biaya tenaga kerja Biaya overhead pabrik
Dept 1 31.000 kg 27.000 kg
Dept 2
27.000 kg 23.000 kg 2.000 kg 3.000 kg 2.000kg 1.000 kg
20.000.000 31.000.000 29.000.000
33.000.000 27.000.000
1. HITUNGLAH UNIT EKUIVALENSI MASING-MASING BIAYA TIAP DEPARTEMEN ! 2. HITUNGLAH BIAYA PER KG TIAP DEPARTEMEN! 3. HITUNGLAH HARGA POKOK PRODUK SELESAI DAN PRODUK DALAM PROSES TIAP DEPARTEMEN!
Metode Harga Pokok Proses - page 12