ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN MEMBANDINGKAN METODE PERUSAHAAN DENGAN METODE FULL COSTING DAN VARIABEL COSTING DALAM MENENTUKAN HARGA JUAL PADA USAHA SIOMAY IBUNDA DI PEKANBARU (STUDI KASUS USAHA SIOMAY IBUNDA) Dewi Puspita Sari dan Anton Program Studi Manajemen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pelita Indonesia Jalan Ahmad Yani No. 78-88 Pekanbaru-Riau, www.stiepi.com ABSTRACT: This study aims to determine the calculations of production cost applied by Businesses Siomay Ibunda using the full costing method and variable costing method. Data collected included primary data and secondary data. Primary data was obtained from direct interviews with stakeholders which are the Business Owners and direct observation of the activity of siomay. Secondary data was obtained from relevant books, journal, literature and data available on Businesses Siomay Ibunda. The method used was descriptive comparative method which was the analysis that compares the calculation of the cost of production which was applied by business owners using the full costing and variable costing methods. Moreover, it also analyzed the breakeven point on Businesses Siomay Ibunda. The research results indicate that from the three calculations of cost of production, full costing method will give a higher result than the variable costing method used by the Business Owner. There is a difference because the cost of production calculation used by Business Owner is too simple where the labour cost and overhead cost are not calculated specifically. Meanwhile, the variable costing method only burdens the variable production cost. Keywords: Calculation of the cost of production, Full Costing Method, Variable Costing Method and Break-Even Point, Margin Of safety, Degree Of Operating Leverage. ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perhitungan harga pokok produksi yang diterapkan oleh Usaha Siomay Ibunda, dengan menggunakan metode full costing dan metode variable costing. Data yang dikumpulkan meliputi data primer dan data sekunder. Data primer didapatkan dari hasil wawancara langsung dengan pihak terkait yaitu Pemilik Usaha dan pengamatan secara langsung terhadap aktivitas siomay. Data sekunder diperoleh dari buku-buku terkait, jurnal, literature serta datadata yang ada di Usaha Siomay Ibunda. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif komparatif yaitu analisis yang membandingkan antara perhitungan harga pokok produksi (HPP) yang diterapkan oleh Pemilik Usaha dengan menggunakan metode full costing dan variable costing. Selain itu, juga menganalisa titik impas pada Usaha Siomay Ibunda. Hasil penelitian menunjukan bahwa dari ketiga hasil perhitungan HPP menunjukan bahwa menggunakan metode full costing memberikan hasil yang lebih tinggi dibandingkan yang diterapkan oleh Pemilik Usaha dengan metode variable costing. Perbedaan tersebut disebabkan karena perhitungan HPP yang digunakan Pemilik Usaha sangat sederhana, dimana biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik tidak diperhitungkan secara rinci. Sedangkan metode variable costing hanya membebankan biaya produksi variabel saja. Kata Kunci : Perhitungan Harga Pokok Produksi, Metode Full Costing, Metode Variable Costing, Titik Impas, Margin Of Safety, Degree Of Operating Leverage.
PENDAHULUAN Kondisi
tidak
Menurut data Badan Pusat Statistik
menentu, membuat Usaha Mikro Kecil
Riau pada tahun 2011 jumlah perusahaan
Menengah (UMKM) menjadi wahana yang
industri besar dan sedang di Provinsi Riau
baik bagi penciptaan lapangan pekerjaan
sebanyak 205 perusahaan. Berdasarkan
yang produktif karena kebanyakan para
kelompok industri, jumlah perusahaan yang
pengusaha kecil dan menengah berangkat
terbanyak adalah pada kelompok industri
dari
makanan
industri
perekonomian
keluarga
yang
atau
rumahan.
(10)
yaitu
sebanyak
152
Dengan demikian konsumennya pun berasal
perusahaan, diikuti kelompok Industri karet,
dari kalangan menengah ke bawah Pesatnya
barang dari karet dan barang plastik (22)
pertumbuhan pada dunia industri akan
sebanyak 15 perusahaan.
meningkatkan persaingan yang ketat antar perusahaan.
Masing-masing
perusahaan
Dengan banyaknya jumlah unit usaha menyebabkan tajamnya persaingan yang
akan berkompetisi untuk menghasilkan
terjadi
produk-produk berkualitas dengan harga
meningkatkan
yang cukup bersaing dan berusaha memiliki
perusahaan industri makanan (Siomay)
strategi dan metode yang tepat agar visi
tentunya perhitungan harga pokok produksi
tetap tercapai yaitu keuntungan.
menjadi sangat penting. Perhitungan Harga
Menurut
Undang-Undang
mempertahankan usahanya.
dan
Sebagai
20
pokok produksi (HPP) sangat menentukan
Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil,
laba rugi perusahaan. Dengan demikian
dan Menengah. Yang disebut dengan Usaha
apabila perusahaan kurang teliti atau salah
Kecil adalah entitas yang memiliki kriteria
dalam penentuan harga pokok produksi,
sebagai berikut : Kekayaan bersih lebih dari
mengakibatkan
Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah)
menentukan laba rugi yang diperoleh
sampai
Rp
perusahaan. Mengingat arti pentingnya
500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah),
harga pokok produksi yang memerlukan
tidak termasuk tanah dan bangunan tempat
ketelitian dan ketepatan, apalagi dalam
usaha. Memiliki hasil penjualan tahunan
persaingan yang tajam di industri seperti
lebih dari Rp 300.000.000,00 (tiga ratus
saat ini memacu perusahaan yang satu
juta rupiah) sampai dengan paling banyak
bersaing dengan perusahaan yang lain
Rp 2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus
dalam menghasilkan produk yang sejenis.
juta rupiah).
Perhitungan harga pokok produksi selain
dengan
paling
No.
guna
banyak
kesalahan
dalam
digunakan sebagai dasar penentuan tingkat laba,
penilaian
efisiensi
usaha,
Harga
juga Pedagang
Jual Per
Alamat
Porsi
pengalokasian harga pokok produksi yang
(Rp)
tepat akan membantu perusahaan dalam menetapkan harga pokok penjualan yang tepat pula. Usaha Siomay Ibunda adalah salah satu usaha kecil yang bergerak dalam bidang industri makanan. Usaha Siomay Ibunda adalah unit usaha yang memproduksi dan menjual
produknya.
pengamatan/wawancara
Berdasarkan
Jl. Brigjen Kotamso
10.000
2 Siomay Kang Uus
Jl. Ronggowarsito
13.000
Jl. Sisingamangaraja
18.000
3
Siomay Batagor Ikhsan
4 Siomay Ibu Lina
Jl. Hangtuah
9.000
Sumber : Usaha Siomay di Pekanbaru Tabel 1.1 : Perbandingan Harga Jual Beberapa Usaha Siomay di Pekanbaru
pemilik
Dari tabel diatas, dapat dilihat
usaha siomay Ibunda tersebut fenomena
bahwa harga jual beberapa usaha siomay di
yang terjadi adalah dalam menentukan
Pekanbaru berbeda- beda dari masing-
harga pokok produksi dan penetapan harga
masing
jual masih belum sempurna. Karena pemilik
Perbandingan harga jual beberapa usaha
tidak memperhitungkan biaya tenaga kerja
siomay tersebut berada diantara Rp 9.000,-
langsung dan biaya overhead. Misalnya
sampai
pemakaian tenaga kerja langsung yang
menetapkan harga
dikerjakan oleh pemilik itu sendiri tidak
Ibunda juga belum sesuai, dimana pemilik
dihitung
karyawan
pemilik
dengan
usaha
Rp
tersebut.
18.000,-.
jual
usaha
Dalam siomay
yang
bekerja
belum bisa memperkirakan biaya yang ada
Dalam
proses
dalam satu porsi makanan siomay. Pemilik
produksinya pemilik akan mengeluarkan
menetapkan harga jual berdasarkan harga
biaya-biaya dari mulai pembuatan sampai
persaingan yang ada diantara usaha yang
menghasilkan barang jadi yang siap dijual.
sejenis. Pemilik usaha siomay tersebut juga
Berikut ini adalah tabel perbandingan harga
tidak terlalu memperhitungkan harga pokok
jual usaha siomay di Pekanbaru sebagai
produksi.
berikut :
perhitungan harga pokok produksi dengan
jumlahnya
dan
dengan
1 Siomay Ibunda
tidak
tetap.
Pemilik
hanya
melakukan
metode perusahaan. Pemilik hanya mencatat jumlah uang yang dikeluarkan dan jumlah barang yang dibeli seperti biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja. Namun pencatatan itu hanya sebatas pengingat saja. Pemilik usaha juga tidak terlalu memperhitungkan harga pokok
produksi,
pemilik
hanya
melakukan
usaha adalah dengan cara menambahkan
perhitungan harga pokok produksi dengan
biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan
metode
dengan
biaya overhead pabrik. Perusahaan juga
menggabungkan biaya bahan baku dan
menggabungkan biaya bahan baku dan
biaya overhead pabrik.
biaya overhead pabrik. Pada perhitungan
perusahaan
Menurut
yaitu
Mulyadi
(2009:17)
overhead pabrik tidak semua komponen
menyatakan bahwa metode penentuan harga
biaya
pokok produksi adalah cara perhitungan
penyusutan peralatan tidak dimasukkan
unsur-unsur biaya ke dalam harga pokok
kedalam biaya overhead pabrik. Sehingga
produksi. Dalam memperhitungkan unsur-
mengakibatkan harga pokok produksi yang
unsur biaya ke dalam harga pokok produksi
diperhitungkan kurang tepat yang pada
terdapat dua pendekatan yaitu full costing
akhirnya akan mempengaruhi keputusan
dan
yang kurang tepat dalam penentuan harga
variabel
merupakan
costing.
“Metode
Full
penentuan
costing harga
diperhitungkan,
misalnya
beban
jual.
pokok produksi yang memperhitungkan
Perhitungan harga pokok produksi
semua unsur biaya produksi ke dalam harga
yang tidak tepat akan menghasilkan harga
pokok produksi, yang terdiri dari biaya
jual yang tidak tepat pula. Penetapan harga
bahan baku, biaya tenaga kerja langsung,
jual yang tidak tepat akan berakibat fatal
dan biaya overhead pabrik, baik yang yang
bagi
berperilaku variabel maupun tetap, dengan
mengakibatkan harga jual terlalu tinggi
demikian harga pokok produksi menurut
ataupun terlalu rendah. Keadaan tersebut
full
biaya
tidak menguntungkan bagi pemilik usaha,
produksi”. Menurut Mulyadi (2009:18)
karena penetapan harga jual yang terlalu
menyatakan bahwa Variabel costing adalah
tinggi menyebabkan pemilik usaha tidak
merupakan
harga
dapat bersaing dipasaran, sebaliknya jika
hanya
harga
costing terdiri
pokok
dari
“Metode
unsur
penentuan
produksi
yang
pemilik
jual
usaha
terlalu
karena
rendah
akan
akan
memperhitungkan biaya produksi yang
mengakibatkan laba yang diperoleh rendah
berperilaku variabel ke dalam harga pokok
pula. Oleh karena itu perhitungan harga
produksi, yang terdiri dari bahan baku,
pokok produksi sangat penting bagi penjual
biaya tenaga kerja langsung, dan biaya
karena mempengaruhi dalam menentukan
overhead pabrik variabel”. Tetapi dalam
harga jual produk yang dihasilkan.
penetapan harga jual, pemilik sendiri hanya melakukan
pokok
usaha siomay Ibunda juga memerlukan
perusahaan.
sebuah metode perhitungan yang tepat yaitu
Perhitungan yang dilakukan oleh pemilik
menerapkan metode Full Costing atau
produksi
perhitungan dengan
harga
Walaupun hanya usaha kecil pemilik
metode
Variabel Costing. Penggunaan metode full
produksi
costing
Usaha Siomay Ibunda dengan metode
dan
variabel
costing
dapat
membantu pemilik usaha menentukan harga
siomay
yang
diterapkan
Full costing dan Variabel Costing.
jual pada suatu produk dengan tepat dan efisien. Dari kedua metode tersebut pemilik usaha dapat membandingkan metode mana
TINJAUAN PUSTAKA Menurut Murpi (2011:1), Usaha Mikro
yang paling efisien dalam menentukan
Kecil
harga jual. Dengan demikian maka pemilik
definisi
usaha akan memperoleh biaya yang akurat
dikeluarkan
serta dapat menetapkan harga jual yang
pemerintah : Kementerian Negara Koperasi
lebih
dan Usaha Kecil Menengah, Usaha Kecil
kompetatif
dalam
menjalankan
usahanya. Berdasarkan
Menengah yang
(UMKM)
memiliki
berbeda-beda
oleh
beberapa
yang instansi
(termasuk Mikro) merupakan entitas usaha latar
belakang,
maka
yang memiliki kekayaan bersih paling
tujuan dari penelitian ini adalah sebagai
banyak Rp 200.000.000. Didalamnya tidak
berikut :
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha,
1. Untuk mengetahui dan menganalisis
dan memiliki penjualan tahunan paling
perhitungan harga pokok produksi
banyak Rp 1.000.000.000. Sementara itu,
siomay yang diterapkan oleh Usaha
Usaha Menengah adalah entitas usaha milik
Siomay Ibunda.
warga negara Indonesia yang memiliki
2. Untuk mengetahui dan menganalisis
kekayaan bersih lebih besar dari Rp
perhitungan harga pokok produksi
200.000.000 hingga Rp 10.000.000.000,
siomay pada Usaha Siomay Ibunda
tidak termasuk tanah dan bangunan.
dengan menggunakan metode Full Costing. 3. Untuk mengetahui dan menganalisis
Menurut
Hansen
(2004:40)
didefinisikan
sebagai
“kas
atau
biaya nilai
ekuivalen kas yang dikorbankan untuk
perhitungan harga pokok produksi
mendapatkan
barang
dan
jasa
yang
siomay pada Usaha Siomay Ibunda
diharapkan memberikan manfaat saat ini
dengan menggunakan metode Variabel
atau di masa yang akan datang bagi
Costing.
organisasi”.
4. Untuk mengetahui dan menganalisis
Metode penentuan harga pokok produsi
pengaruh perhitungan harga pokok
adalah cara unsur-unsur biaya kedalam
produksi terhadap harga jual pada
harga pokok produksi. Menurut Mulyadi
Usaha Siomay Ibunda.
(2007:18) dalam memperhitungkan unsur-
5. Untuk mengetahui dan menganalisis perbedaan perhitungan harga pokok
unsur biaya kedalam harga pokok produksi
terdapat dua pendekatan, yaitu salah metode
Break Even Point (BEP)
full costing dan metode Variabel Costing.
Menurut Bustami (2006:207) Analisis titik impas/Break Even Point adalah “suatu kejadian
1. Metode Full Costing
dimana
perusahaan
dalam
merupakan
operasinya tidak memperoleh laba dan juga
metode penentuan harga pokok produksi
tidak menderita kerugian atau dengan kata
yang memperhitungkan semua unsur biaya
lain total biaya sama dengan total penjualan
produksi kedalam harga pokok produksi.
sehingga tidak ada laba dan tidak ada rugi”.
Metode
Full
Costing
Menurut Mulyadi (2009:17) Full Costing adalah “Metode penentuan harga pokok produksi yang membebankan seluruh biaya produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya
overhead
berperilaku
pabrik,
variabel
baik
yang
maupun
tetap
ditambah dengan biaya non produksi (biaya pemasaran dan biaya administrasi dan umum)”.
2. Metode Variabel Costing Menurut Mulyadi (2009:18) Variabel
Margin Of Safety (MOS) Darsono (2009:332) bahwa “margin of safety yang besar menunjukan bahwa kondisi perusahaan tidak dalam bahaya, dan sebaliknya jika margin of safety kecil mendekati nol persen menunjukkan bahwa perusahaan dalam kondisi bahaya yaitu akan mengalami titik impas. Jika margin of safety negatif berarti perusahaan dalam kondisi bahaya, yaitu mengalami kerugian”. Degree Of Operating Leverage (DOL) Leverage operasional berkaitan dengan
Costing adalah “metode penentuan harga
resiko
pokok produksi yang hanya membebankan
Ambarwati
biaya-biaya produksi variaabel saja ke
operasional adalah persentase perubahan
dalam harga pokok produk”. Harga pokok
laba operasional perusahaan (EBIT) akibat
prodduksi hanya memperhitungkan biaya
dari
bahan baku, biaya tenaga kerja lansung dan
(penjualan).
biaya overhead pabrik variabel ditambah
sensitifitas laba operasi perusahaan atas
dengan biaya non produksi variabel (biaya
perubahan dalam penjualan perusahaan
pemasaran variabel dan biaya administrasi
tersebut
dan umum variabel) dan biaya tetap (biaya
operasional (degree of operating leverage).
overhead pabrik tetap, biaya pemasaran tetap dan biaya administrasi umum tetap).
bisnis
1%
perusahaan.
(2010:7)
Tingkat
Menurut leverage
perubahan
dalam
Ukuran
kuantitatif
sebagai
Penelitian
ini
tingkat
untuk
output dari
leverage
menganalisis
biaya-biaya yang dikeluarkan oleh Usaha Siomay Ibunda dalam menghitung harga pokok
produksi
siomaynya.
Dalam
menghitung harga pokok produksi, pemilik
bersifat penelitian lapangan yaitu secara
usaha belum menggambarkan biaya yang
langsung mendatangi ke tempat pelaku
seharusnya
usaha
dikeluarkan
oleh
usahanya
dan
mengambil
data
berserta
yakni belum merincikan biaya overhead
informasi yang dibutuhkan pada pihak-
pabrik secara akurat. Untuk itu, penelitian
pihak terkait dengan judul penelitian.
ini
Metode
akan
menghitung
perbandingan
yang
digunakan
dalam
perhitungan harga pokok produksi yang
pengumpulan data ini yaitu : wawancara
diterapkan oleh pelaku usaha selama ini
dan pengamatan langsung terhadap aktivitas
dengan menggunakan metode Full Costing
siomay.
dan Variabel Costing. Seperti pada Gambar
digunakan dalam penelitian ini adalah
berikut ini:
analisis deskriptif komparatif yaitu analisis
Teknik
analisis
data
yang
yang membandingkan antara perhitungan Gambar 2. 1 Kerangka Pemikiran
harga pokok produksi yang diterapkan oleh pemilik
usaha
dengan
menggunakan
metode full costing dan Variabel Costing
Usaha Siomay Ibunda
dalam menentukan harga jual. Selain itu,
Identifikasi biaya Produksi
Penelitian ini juga menganalisa unsur-unsur Perhitungan harga Pokok produksi
yang mempengaruhi harga jual serta titik impas/break even point, Margin Of Safety,
Perhitungan harga pokok produksi yang diterapkan oleh pemilik usaha
Perhitungan harga pokok produksi dengan metode Full Costing
Perhitungan harga pokok produksi dengan metode Variabel Costing
Perbedaan perhitungan ketiga metode dan pengaruhnya terhadap harga jual
Degree Of Operating Leverage pada usaha Siomay Ibunda. HASIL DAN PEMBAHASAN Usaha Siomay yang menjadi objek
Penetapan harga pokok produksi
penelitian ini adalah usaha milik Ibu Retna,
yang tepat bagi perusahaan Menghitung titik impas pemilik usaha
Sumber : Diolah, 2013
yang
Katamso,Pekanbaru. perumahan industri
METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan pada Usaha Siomay Ibunda yang berlokasi di jalan Brigjen Katamso Pekanbaru. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Penelitian ini
berlokasi
yang
makanan
di
Jalan Sebagai
bergerak
di
Brigjen usaha bidang
(manufaktur)
memproduksi dan menjual produknya.
yaitu
1. Perhitungan Harga Pokok Produksi
bulan Juni 2013 memproduksi 1200 porsi
Siomay Pada Usaha Siomay Ibunda
siomya dengan total biaya bahan baku dan
dengan Metode Perusahaan Bulan
overhead yang dikeluarkan pemilik sebesar
April s/d Juni 2013
Rp 7.797.000.
Usaha Siomay Ibunda sudah melakukan perhitungan harga pokok produksi produk siomay, namun perhitungan yang dilakukan masih dengan metode yang sederhana dan belum
merinci
seluruh
biaya
yang
dikeluarkan dalam proses produksi. Berikut tabel perhitungan harga pokok produksi
Tabel 4.1 Biaya Kebutuhan Bahan Baku dan Overhead Kebutuhan Bahan Baku dan Overhead No
Keterangan
1 2 3 4 5 6
Daging Tepung Kanji Royco Merica Kacang Tanah Cabe Rawit Cabe Merah Kasar Gula Merah Bawang Putih Kencur Damar Kasar Kentang Kecil Telur Kol Tahu Minyak Goreng Gas Elpiji 3 Kg
Rp 2,550,000 Rp 120,000 Rp 10,500 Rp 30,000 Rp 300,000 Rp 90,000
Rp 3,200,000 Rp 150,000 Rp 10,500 Rp 30,000 Rp 400,000 Rp 120,000
Rp 4,000,000 Rp 187,500 Rp 10,500 Rp 30,000 Rp 405,000 Rp 125,000
Rp
150,000
Rp
Rp
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
90,000 135,000 30,000 30,000 300,000 900,000 60,000 270,000 150,000 34,000
Rp 90,000 Rp 135,000 Rp 30,000 Rp 30,000 Rp 375,000 Rp 1,050,000 Rp 60,000 Rp 270,000 Rp 150,000 Rp 34,000
Rp 90,000 Rp 135,000 Rp 30,000 Rp 30,000 Rp 450,000 Rp 1,200,000 Rp 60,000 Rp 360,000 Rp 150,000 Rp 34,000
Biaya Listrik Biaya Sewa Bangunan
Rp
100,000
Rp
100,000
Rp
100,000
Rp
250,000
Rp
250,000
Rp
250,000
Total Biaya
Rp 5,599,500
8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
April 2013
Mei 2013
150,000
Rp 6,634,500
Juni 2013
150,000
Rp 7,797,000
Sumber : Data Olahan Berdasarkan tabel diatas, Usaha siomay Ibunda
pada
Keterangan
April 2013
Mei 2013
Juni 2013
Biaya bahan baku langsung Biaya tenaga kerja
Rp 5,599,500
Rp 6,634,500
Rp 7,797,000
Rp
Rp
Jumlah Total
Rp 6,199,500
Rp 7,234,500
Rp
Rp 8,397,000
900 porsi
1050 porsi
1200 porsi
Rp 6,888.33
Rp 6,890
Rp 6,997.50
Jumlah Produksi Sebulan HPP Siomay
600,000
600,000
600,000
Sumber : Data Olahan Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat
perusahaan :
7
Tabel 4.2 Perhitungan Harga Pokok Produksi Dengan Metode Perusahaan
bulan
April
2013
memproduksi 900 porsi siomay dengan
bahwa harga pokok produksi siomay pada bulan April 2013 yang diperhitungkan dengan menggunakan metode perusahaan sebesar Rp 6.888,33 bulan Mei 2013 sebesar Rp 6.890 dan bulan Juni 2013 harga pokok
dikeluarkan pemilik usaha sebesar Rp 5.599.500,- bulan Mei 2013 memproduksi 1050 porsi siomay dengan total biaya bahan baku dan overhead
yang dikeluarkan
pemilik usaha sebesar Rp 6.634.500,- dan
siomay
sebesar
Rp
6.997,50. 2. Perhitungan Harga Pokok Produksi Siomay Pada Usaha Siomay Ibunda dengan Metode Full Costing Bulan April s/d Juni 2013 Tabel 4.3 Perhitungan Harga Pokok Produksi Dengan Metode Full Costing Keterangan Biaya Bahan Baku Langsung Biaya Tenaga Kerja Langsung
April 2013
Mei 2013
Juni 2013
Rp 5,215,500
Rp 6,250,500
Rp 7,413,000
Rp
600,000
Rp
600,000
Rp
600,000
Biaya Overhead Pabrik
Rp
434,000
Rp
434,000
Rp
434,000
Jumlah Total
Rp 6,249,500
Rp 7,284,500
Rp 8,447,000
900 Porsi
1050 Porsi
1200 Porsi
Rp 6,943.89
Rp 6,937.62
Rp 7,039.17
Jumlah Produksi HPP siomay
total biaya bahan baku dan overhead yang
produksi
Sumber : Data Olahan Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa harga pokok produksi per porsi siomay dengan menggunakan metode full costing pada bulan April 2013 sebesar Rp 6.943,89,- bulan Mei 2013 sebesar Rp
6.937,62 dan pada bulan Juni 2013 sebesar
menyatakan bahwa volume penjualan di
Rp 7.039,17.
mana Contribution Margin tepat sama besarnya dengan total Biaya tetapnya. Agar
3. Perhitungan Harga Pokok Produksi
total penghasilan sama besarnya dengan
Siomay Pada Usaha Siomay Ibunda
total biaya di Bulan April 2013 yaitu pada
Dengan Metode
penjualan Rp 2.207.713. dan perusahaan
Variabel
Costing
perlu menjual sebanyak penjualan 220,77
Bulan April s/d Juni 2013 Tabel 4.4 Perhitungan Harga Pokok Produksi Dengan Metode Variabel Costing
porsi. Pada bulan Mei 2013 yaitu pada penjualan Rp 2.284.219 dan perusahaan
April 2013
Mei 2013
Juni 2013
perlu menjual sebanyak penjualan 228,42
Biaya Bahan Baku Langsung
Rp 5,215,500
Rp 6,250,500
Rp 7,413,000
porsi. Dan bulan Juni 2013 yaitu penjualan
Biaya Tenaga Kerja Langsung
Rp
600,000
Rp
600,000
Rp
600,000
Rp 2.412.415 dan perusahaan perlu menjual
Biaya Overhead Variabel
Rp
140,000
Rp
140,000
Rp
140,000
Jumlah Total
Rp 5,955,500
Rp 6,990,500
Rp 8,153,000
900 Porsi
1050 Porsi
1200 Porsi
Rp 6,617.22
Rp 6,657.62
Rp 6,794.17
Keterangan
Jumlah Produksi HPP Siomay
Sumber : Data Olahan
sebanyak penjualan 241,24 porsi. Break Even
Point
ini
bertujuan
untuk
menunjukkan tingkat penjualan yang harus dicapai jika pemilik usaha siomay ingin
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa
mendapatkan
laba,
untuk
membantu
perhitungan harga pokok per porsi siomay
pemilik usaha dalam mengambil keputusan
dengan
variabel
mengenai jumlah penjualan minimal yang
costing pada bulan April 2013 sebesar Rp
harus dipertahankan agar pemilik usaha
6.617,22,- bulan Mei 2013 sebesar Rp
tidak
6.657,62 dan pada Juni 2013 sebesar Rp
jauhkah
6.794,17.
pemilik usaha tidak menderita kerugian,
4. Perhitungan Break Event Point (BEP)
dan untuk mengetahui efek perubahan
Pada Usaha Siomay Ibunda Bulan
harga jual siomay, biaya dan volume
April 2013 s/d Juni 2013
penjualan
Dari hasil olahan perhitungan break
diperoleh.
menggunakan
metode
mengalami
kerugian,
berkurangnya
terhadap
seberapa
penjualan
keuntungan
agar
yang
even point Usaha Siomay Ibunda ini
5. Perhitungan Margin Of Safety Usaha
menjelaskan Bahwa BEP (break even point)
Siomay Ibunda Pada Bulan April s/d
merupakan volume penjualan di mana total
Juni 2013
penghasilan tepat sama besarnya dengan
Dari hasil olahan perhitungan margin of
total biaya, sehingga perusahaan tidak
safety Usaha Siomay menjelaskan bahwa
memperoleh keuntungan dan juga tidak
jumlah dimana penjualan dapat menurun
menderita kerugian. Break Event Point
sebelum kerugian mulai terjadi. Margin of
ditinjau dari konsep Contribution Margin
safety siomay pada bulan April 2013 yaitu
persentase sebesar 75 % berarti bahwa
1,34 hal ini mempunyai arti bahwa semakin
tingkat
agar
tinggi DOL maka akan semakin tinggi
perusahaan tidak rugi adalah sebesar 75%.
resiko perusahaan karena besarnya biaya
Pada bulan Mei 2013 yaitu persentase
tetap
sebesar 78 % berarti bahwa tingkat
perusahaan. Dan pada bulan Juni 2013
penurunan pendapatan agar perusahaan
didapat dari laba kontribusi sebesar Rp
tidak rugi adalah sebesar 78%. Dan pada
3.847.000 dibagi dengan laba bersih sebesar
bulan Juni 2013 yaitu persentase sebesar 80
Rp 2.953.000. Sehingga didapat DOL
%
penurunan
sebesar 1,30 hal ini mempunyai arti bahwa
pendapatan agar perusahaan tidak rugi
semakin tinggi DOL maka akan semakin
adalah sebesar 80 %.Semakin besar Margin
tinggi resiko perusahaan karena besarnya
of Safety menunjukkan bahwa kondisi
biaya tetap yang harus ditanggung oleh
perusahaan tidak dalam bahaya atau berada
perusahaan.
penurunan
berarti
bahwa
pendapatan
tingkat
yang
harus
ditanggung
oleh
titik keamanan sebaliknya jika Margin of Safety kecil mendekati nol persen maka
PENUTUP
perusahaan dalam kondisi bahaya yaitu
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian di atas
mengalami titik impas. 6. Perhitungan Degree Of Operating
maka dapat disimpulkan bahwa perhitungan
Siomay
harga pokok produksi yang diterapkan oleh
Ibunda Pada Bulan April s/d Juni
Pemilik Usaha masih sangat sederhana
2013
karena terdapat beberapa biaya yang tidak
Berdasarkan tabel diatas, perhitungan
dimasukan ke dalam perhitungan harga
Leverage
Degree
of
(DOL)
operating
Usaha
leverage
Usaha
pokok produksi sehingga harga pokok
Siomay Ibunda pada bulan April 2013
produksi
yang dihasilkan
didapat dari laba kontribusi sebesar Rp
mencerminkan total biaya yang dikeluarkan
3.044.500 dibagi dengan laba bersih sebesar
oleh Pemilik Usaha untuk memproduksi
Rp 2.150.500. Sehingga didapat DOL
seporsi siomay.
sebesar 1,42 hal ini mempunyai arti bahwa
Perhitungan
harga
belum
pokok
bisa
produksi
semakin tinggi DOL maka akan semakin
siomay dengan menggunakan metode full
tinggi resiko perusahaan karena besarnya
costing lebih mencerminkan biaya yang
biaya tetap yang harus ditanggung oleh
dikeluarkan oleh Pemilik Usaha karena
perusahaan. Pada Bulan Mei 2013 didapat
metode full costing memasukkan semua
dari laba kontribusi sebesar Rp 3.509.500
unsur biaya produksi ke dalam harga pokok
dibagi dengan laba bersih sebesar Rp
produksi sehingga menyebabkan harga
2.615.500. Sehingga didapat DOL sebesar
pokok
produksinya
lebih
tinggi
dibandingkan dengan perhitungan menurut
pokok
Usaha Siomay Ibunda.
metode full costing terlihat lebih rendah
Berbeda
dengan perhitungan harga
produksi
dengan
menggunakan
dengan selisih harga jual yaitu sebesar Rp
dengan
2,960,83. Sedangkan dengan menggunakan
menggunakan metode variabel costing.
metode variabel costing selisih dengan
Metode ini hanya membebankan biaya
harga jual sebesar Rp 3.205,83.
pokok
produksi
siomay
variabel ke dalam harga pokok produksi
Perbedaan
harga
pokok
produksi
sehingga harga pokok produksinya tidak
siomay yang diterapkan oleh Usaha Siomay
terlalu tinggi di bandingkan metode full
Ibunda, metode full costing dan variabel
costing.
costing hanya terletak pada pembebanan
Dilihat dari perbandingan harga pokok
biaya ke dalam harga pokok produksi. Pada
produksi per porsi dengan harga jual.
perhitungan yang diterapkan oleh Usaha
Selisih harga pokok produksi menurut
Siomay
perhitungan Usaha Siomay Ibunda pada
dibebankan ke dalam harga pokok produksi
bulan April 2013 dengan harga jual per
sedangkan pada metode full costing semua
porsi
sebesar Rp 3.111,67. Perhitungan
biaya produksi dimasukkan ke dalam
harga pokok produksi dengan menggunakan
perhitungan harga pokok produksi, berbeda
metode full costing terlihat lebih rendah
pula dengan metode variabel costing yang
dengan selisih harga jual yaitu sebesar Rp
hanya membebankan biaya variabel saja.
Ibunda
tidak
semua
biaya
3.056,11. Sedangkan dengan menggunakan
Dari hasil break event point dapat
metode variabel costing selisih dengan
dilihat titik impas dimana Usaha Siomay
harga jual sebesar Rp 3.382,78. Bulan Mei
Ibunda tidak mengalami kerugian maupun
2013 selisih harga pokok produksi menurut
keuntungan yaitu pada bulan April 2013
perhitungan Usaha Siomay Ibunda dengan
penjualan break event point sebanyak
harga jual per porsi
sebesar Rp 3,110.
220,77 porsi siomay dan penjualan sebesar
Perhitungan harga pokok produksi dengan
Rp 2,207,713. Bulan Mei 2013 penjualan
menggunakan metode full costing terlihat
break event point sebanyak 228,42 porsi
lebih rendah dengan selisih harga jual yaitu
siomay
sebesar Rp 3.062,38. Sedangkan dengan
2,284,219. Dan bulan Juni 2013 penjualan
menggunakan metode
break event point sebanyak 241,24 porsi
variabel costing
dan
selisih dengan harga jual sebesar Rp
siomay
3.342,48. Dan bulan Juni 2013 selisih harga
2,412.415.
pokok produksi menurut perhitungan Usaha
dan
penjualan
penjualan
Margin of safety
sebesar
sebesar
Rp
Rp
siomay yaitu pada
Siomay Ibunda dengan harga jual per porsi
bulan April 2013 persentase sebesar 75 %
sebesar Rp 3.002,50. Perhitungan harga
berarti
bahwa
tingkat
penurunan
pendapatan agar perusahaan tidak rugi
produksi. Sehingga pemilik usaha siomay
adalah sebesar 75 %. Pada bulan Mei 2013
dapat
persentase sebesar 78 % berarti bahwa
optimal
tingkat
agar
pemborosan biaya-biaya yang digunakan
perusahaan tidak rugi adalah sebesar 78 %.
dalam perhitungan harga pokok produksi
Dan bulan Juni 2013 persentase sebesar 80
tersebut.
%
penurunan
berarti
bahwa
pendapatan
tingkat
memperhitungkan dan
laba
dengan
meminimalisir
tingkat
penurunan
Dari kedua metode penentuan harga
pendapatan agar perusahaan tidak rugi
pokok produksi, sebaiknya Usaha Siomay
adalah sebesar 80 %. Semakin besar
Ibunda menggunakan metode full costing.
Margin of Safety menunjukkan bahwa
Dengan metode full costing Pemilik Usaha
kondisi perusahaan tidak dalam bahaya atau
bisa mendapatkan harga yang benar karena
berada titik keamanan sebaliknya jika
metode full costing membebankan seluruh
Margin of Safety kecil mendekati nol persen
biaya produksi ke dalam perhitungan harga
maka perusahaan dalam kondisi bahaya
pokok produksi sehingga apabila harga
yaitu mengalami titik impas.
bahan
Sehingga didapat DOL pada bulan April 2013 sebesar 1.42, bulan Mei 2013 sebesar
mengalami
penurunan
maka
kenaikan pemilik
maupun
usaha
bisa
menaikan harga jualnya.
1.34 dan bulan Juni 2013 sebesar 1.30. Hal
Disarankan kepada penulis berikutnya
ini mempunyai arti bahwa semakin tinggi
untuk dapat melakukan analisis-analisis
DOL maka akan semakin tinggi resiko
lainnya untuk melihat peramalan penjualan
perusahaan karena besarnya biaya tetap
ke depannya.
yang harus ditanggung oleh perusahaan. Saran
Data penelitian ini hanya menggunakan data selama tiga bulan sehingga diharapkan
Sebaiknya pemilik usaha menghitung
kepada
peneliti
selanjutnya
dapat
biaya penyusutan peralatan agar dapat
menggunakan data yang lebih banyak lagi
menghitung harga pokok produksi dengan
guna untuk mendukung data yang lebih
benar dan dapat menentukan harga jual
akurat.
dengan tepat dalam per porsi siomay sehingga pemilik usaha dapat memperoleh laba yang optimal dari penjualan usaha
Sebaiknya pemilik usaha melakukan perhitungan harga pokok produksi per porsi siomay dengan membuat laporan biayayang ada
Ambarwati,
Sri
Manajemen
siomaynya.
biaya
DAFTAR PUSTAKA
dalam
harga
pokok
Dewi
Ari,
2010.
Keuangan
Lanjutan.
Edisi Pertama, Penerbit
Graha
Ilmu, Yogyakarta Bustami
Nurlela,
Bastian,
2006.
Akuntansi Biaya : Kajian Teori
dan
Aplikasi. Yogyakarta :Graha
Ilmu Darsono, 2009. Manajemen Keuangan : Kajian
Pengambilan
Bisnis
Berbasis
Keuangan.
Jakarta
Keputusan Analisis
:
Nusantara
Consulting Hansen dan Mowen, 2004.
Akuntansi
Manajemen . Jakarta : Salemba Empat Mulyadi, 2007. Akuntansi Biaya, Edisi Kelima,
UPP
Manajemen
Akademi Perusahaan
Yogyakarta : YKPN Mulyadi,2009.
Akuntansi Biaya, Edisi
Kelima. Yogyakarta : UPP STIM YKPN Murpi, Solehuddin, 2011. Business Plant Praktis
dan
Dahsyat
Untuk
UMKM. Jakarta : Laskar Aksara