PENERAPAN E-COMMERCE DALAM MENUNJANG STRATEGI BISNIS PERUSAHAAN KASUS DI PT. CHEIL JEDANG SUPERFEED (CJS) Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah SISTEM INFORMASI MANAJEMEN (SIM) Dosen :
- Dr. Ir. Arif Imam Suroso, Msc - Prof. Dr. Ir. Kudang Boro Seminar, Msc
Disusun oleh: Virnanda Aprila Hapsara (P056100983.37E)
PROGRAM PASCASARJANA MANAJEMEN DAN BISNIS INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................ 1 1.1 Latar Belakang ......................................................................................................... 1 1.2 Tujuan ...................................................................................................................... 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................................... 3 2.1 Kajian Teoritis .......................................................................................................... 3 2.2 Tujuan Aplikasi e-Commerce ................................................................................... 5 2.3 Manfaat dan Tantangan Penggunaan e-Commerec ................................................. 6 2.4 Penggunaan e-Commerce di Indonesia dan Dunia .................................................. 9 2.5 Penggunaan e-Commerce dan Permasalahan Hukum .......................................... 12 BAB III PEMBAHASAN .......................................................................................................... 15 3.1 Identifikasi Objek e-Commerce Usaha CJS ........................................................... 15 3.2 Identifikasi Kompetitor Potensial ............................................................................ 15 3.3 Identifikasi Strategi Kompetensi ............................................................................. 17 3.4 Penerapan e-Commerce dan Web Bisnis untuk e-Commerce ............................... 19 3.4.1 e-Commerce ................................................................................................. 19 3.4.2 Web Bisnis Model untuk e-Commerce........................................................... 24 BAB IV PENUTUP ................................................................................................................. 27 4.1 Kesimpulan ............................................................................................................ 27 4.2 Saran ..................................................................................................................... 27 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 28
1
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penggunaan teknologi internet diharapkan dapat memberikan manfaat yang besar terhadap dunia bisnis yang semakin kompetitif. Perusahaan yang mampu bersaing adalah perusahaan yang mampu mengimplementasikan teknologi ke dalam perusahaannya. Salah satu jenis implementasi teknologi dalam hal meningkatkan persaingan bisnis dan penjualan produk-produk adalah dengan menggunakan electronic commerce (e-Commerce) yang dapat membantu memasarkan berbagai macam produk atau jasa, baik dalam bentuk fisik maupun digital. Dalam penggunaan teknologi tersebut, berbagai pihak yang terkait dengan perusahaan seperti investor, konsumen, pemerintah akan ikut berperan dan dapat memberikan manfaat yang sangat besar bagi kelancaran proses-proses bisnis (Siregar, 2010). E-Commerce adalah kegiatan perdagangan yang dilakukan melalui perantara halaman web di internet. Kelebihan dari e-Commerce dibandingkan dengan perdagangan biasa terletak pada kemudahan dan fleksibilitas yang ditawarkan. E-Commerce merupakan hasil penerapan (aplikasi) teknologi informasi, yang memungkinkan terjadinya transaksi antara produsen dan konsumen melalui internet. Transaksi informasi melalui media elektronik adalah transaksi yang dilakukan melalui jaringan internet untuk memberikan layanan bisnis, jual beli barang, jasa dan informasi antara sejumlah pihak (Rosayustitia. 2009). Dengan semakin matangnya teknologi internet dan web, teknologi ini akan mampu meningkatkan kemampuan perusahaan dalam hal komunikasi bisnis dan berbagi informasi, selain itu berbagi sumber daya lain yang bernilai. Penerapan teknologi e-Commerce merupakan salah satu faktor yang penting untuk menunjang keberhasilan suatu produk dari sebuah perusahaan. Untuk mempercepat dan meningkatkan penjualan cepat maka dengan melihat perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat tersebut dapat memanfaatkan suatu layanan secara on-line yang berupa e-Commerce. Banyak cara yang dilakukan oleh perusahaan dalam penggunaan teknologi informasi. Banyak perusahaan memanfaatkan teknologi informasi sebagai keunggulan kompeititif yang membedakan dengan perusahaan lainnya dalam satu pasar (Tymutz, 2009). Penggunaan teknologi diharapkan dapat memberikan manfaat yang besar terhadap dunia bisnis yang kompetitif tersebut. Perusahaan yang mampu bersaing dalam kompetisi tersebut adalah perusahaan yang mampu mengimplementasikan teknologi ke dalam
2
perusahaannya. Salah satu jenis implementasi teknologi dalam hal meningkatkan persaingan bisnis dan penjualan produk produk adalah dengan menggunakan electronic commerce (e-commerce) untuk memasarkan berbagai macam produk atau jasa. Tetapi hingga saat ini penggunaan e-Commerce di Indonesia masih sangat terbatas. Berdasarkan survei awal masih relatif sedikit perusahaan yang menggunakan e-Commerce sebagai sarana untuk kepentingan bisnis. Oleh karena itu dalam tulisan ini akan dikaji tentang motif serta manfaat yang dirasakan oleh perusahaan yang telah menerapkan penggunaan eCommerce dalam kepentingan bisnis (Luciana, 2007). Kompetisi bisnis telah tercipta di semua sektor termasuk sektor peternakan. Penggunaan e-Commerce untuk meningkatkan daya saing perusahaan sudah banyak ditemukan di sektor perdagangan, jasa dan keuangan. Untuk sektor peternakan penerapan e-Commerce perkembangannya belum sepesat pada ketiga bidang tersebut. Hal ini dimungkinkan karena sektor peternakan objek bisnisnya berupa fisik sehingga relative lebih sulit dalam penggunaan e-Commerce. Salah satu perusahaan bidang peternakan yang telah menerapkan e-Commerce adalah PT. Cheil Jedang Superfeed (CJS). Perusahaan ini merupakan salah satu perusahaan pakan ternak (feedmill) ketiga terbesar produksinya di Indonesia. Perusahaan yang diawal berdirinya ini satu core bisnis dengan Samsung (lepas tahun 1993) secara intensif melakukan riset dan pengembangan teknologi informasi. Meskipun saat ini pemanfaatan e-Commerce di CJS belum maksimal karena baru pada tahap pengembangan, namun jika dilihat dari kompetitornya aplikasi e-Commerce di CJS masih lebih maju. Dengan penggunaan e-Commerce ini diharapkan akan meningkatkan kemampuan CJS dalam hal komunikasi bisnis dan berbagi informasi. 1.2. Tujuan Tujuan dari penyusunan paper ini adalah untuk mengetahui sejauh mana pemanfaatan e-Commerce dalam kepentingan bisnis di bidang agribisnis peternakan khususnya di CJS. Selain itu untuk mengetahui kendala apa saja yang dihadapi CJS dalam menerapkan e-Commerce sehingga diharapkan dapat ditemukan alternatif solusi.
3
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teoritis Electronic Commerce (e-Commerce) adalah proses pembelian, penjualan atau pertukaran produk, jasa dan informasi melalui jaringan komputer. e-Commerce merupakan bagian dari e-business, di mana cakupan e-business lebih luas, tidak hanya sekedar perniagaan tetapi mencakup juga pengkolaborasian mitra bisnis, pelayanan nasabah, lowongan pekerjaan dll. Selain teknologi jaringan www, e-Commerce juga memerlukan teknologi basis data atau pangkalan data (database), e-surat atau surat elektronik (e-mail), dan bentuk teknologi non komputer yang lain seperti halnya sistem pengiriman barang, dan alat pembayaran untuk e-Commerce ini (Siregar, 2010) Menurut Rahmati (2009) E-Commerce singkatan dari Electronic Commerce yang artinya system pemasaran secara atau dengan media electronic. E Commerce ini mencakup distribusi, penjualan, pembelian, marketing dan service dari sebuah produk yang dilakukan dalam sebuah system elektronika seperti Internet atau bentuk jaringan computer yang lain. E-Commerce bukan sebuah jasa atau sebuah barang, tetapi merupakan perpaduan antara jasa dan barang. E-Commerce dan kegiatan yang terkait melalui internet dapat menjadi penggerak untuk memperbaiki ekonomi domestik melalui liberalisasi jasa domestik dan mempercepat integrasi dengan kegiatan produksi globa. Karena e-Commerce akan mengintegrasikan perdagangan domestik dengan perdagangan dunia, berbagai bentuk pembicaraan atau negosiasi tidak hanya akan terbatas dalam aspek perdagangan dunia, tetapi bagaimana kebijakan domestik tentang pengawasan di sebuah negara, khususnya dalam bidang telekomunikasi, jasa keuangan, dan pengiriman serta distribusi. Electronic Commerce di definisikan sebagai proses pembelian dan penjualan produk,jasa, dan informasi yang dilakukan secara elektronik dengan memanfaatkan jaringan computer. Salah satu jaringan yang digunakan adalah internet. Electronic Commerce (Perniagaan Elektronik), sebagai bagian dari Electronic Business (bisnis yang dilakukan dengan
menggunakan
electronic
transmission
(Hildamizanthi.
2011).
Dalam
mengimplementasikan e-Commerce tersedia suatu integrasi rantai nilai dari infrastrukturnya, yang terdiri dari tiga lapis. Pertama, insfrastruktur sistem distribusi (flow of good); kedua, insfrastruktur pembayaran (flow of money); dan ketiga, infrastruktur sistem informasi (flow of information). Agar dapat terintegrasinya sistem rantai suplai dari supplier, ke pabrik, ke gudang, distribusi, jasa transportasi, hingga ke pelanggan maka diperlukan integrasi 4
enterprise system untuk menciptakan supply chain visibility. Ada tiga faktor yang patur dicermati oleh kita jika ingin membangun toko e-Commerce yaitu: variability, visibility, dan velocity (Sukamjati, 2009) E-Commerce merupakan konsep baru yang biasanya digambarkan sebagai proses jual beli barang atau jasa pada World Wide Web Internet (Shim, Quershi, Siegel, Siegel, 2000 dalam buku M. Suyanto, 11, 2003) atau proses jual beli atau pertukaran produk, jasa dan informasi melalui jaringan informasi termasuk internet (Turban, Lee, King, Chung, 2000 dalam buku M. Suyanto,11,2003). Sedangkan menurut Kalakota dan Whinston (1997) dalam buku M. Suyanto (2003) mendefinisikan e-Commerce dari beberapa perspektif berikut: 1. Perspektif
Komunikasi:
e-Commerce
merupakan
pengiriman
indormasi,
produk/layanan, atau pembayaran melalui lini telepon, jaringan komputer atau sarana eletronik lainnya. 2. Perspektif Proses Bisnis: e-Commerce merupakan aplikasi teknologi menuju otomisasi transaksi dan aliran kerja perusahaan. 3. Perspektif Layanan: e-Commerce merupakan salah satu alat yang memenuhi keinginan perusahaan, konsumen dan manajemen dalam memangkas service cost ketika meningkatkan mutu barang dan kecepatan pelayanan. 4. Perspektif Online: e-Commerce berkaitan dengan kapasitas jual beli produk dan informasi di internet dan jasa online lainnya. Penggolongan e-Commerce yang lazim dilakukan orang ialah berdasarkan sifat transaksinya. Menurut M. Suyanto (2003) tipe-tipe berikut segera bisa dibedakan: 1. Business to business (B2B) Karakteristik dari B2B adalah pertama, trading partners-nya telah diketahui dan umumnya memiliki hubungan yang cukup lama serta informasi hanya dipertukarkan dengan partner tersebut. Karakteristik ini memungkinkan terjadinya hubungan yang harmonis dan saling percaya. Kedua, pertukaran data berlangsung berulang-ulang dan secara berkala. Dalam Business to Business pada umumnya transaksi
dilakukan oleh para trading partners yang sudah saling kenal dengan format data yang telah disepakati bersama (Mitta, 2011). 2. Business to Consumer (B2C) B2C mempunyai karaketristik, pertama terbuka untuk umum, dimana informasi disebarkan ke umum. Kedua, servis yang diberikan bersifat umum dimana 5
mekanismenya dapat digunakan oleh khalayak ramai. Ketiga, pelayanan yang diberikan berdasarkan permohonan (on demand) maka produsen mempersiapkan responnya sesuai dengan permohonan tersebut. Keempat, pendekatan client atau server sering digunakan dimana diambil asumsi client (consumer) menggunakan sistem yang minimal (berbasis Web) dan processing (business procedure) diletakkan di sisi server. Sistem E-Commerce melibatkan arsitektur perangkat lunak dan perangkat keras yang akan terus berkembang sejalan dengan kemajuan teknologi, sehingga strategi pengembangan dan penerapannya-pun akan berjalan seiring dengan siklus hidup perusahaan (Yurindra, 2011). Meskipun demikian, istilah e-Commerce sebenarnya dapat di definisikan berdasar 5 perspektif sehingga pada hakikatnya dalam lingkup yang luas e-Commerce bisa dikatakan ekuivalen atau sama dengan e-business : Tabel 1. Perspektif Mengenai E-Commerce PERSPEKTIF
DEFINISI E- COMMERCE
On-line Purchasing Sistem yang memungkinkan pembelian dan penjualan Pespective
FOKUS Transaksi online
produk dan informasi melalui internet dan jasa online lainnya.
Digital
Sistem yang memungkinkan pengiriman informasi digital Komunikasi secara
Communication
produk, jasa dan pembayaran online
elektronis
Perspective Service Perspective Sistem yang memungkinka upaya menekan biaya, menyempurnakan kualitas produk dan informasi instan
Efisiensi dan layanan pelanggan
terkini, dan meningkatkan kecepatan penyampaian jasa Business Process
Sistem yang memungkinkan otomatisasi transaksi bisnis Otomatisasi proses
Perspective
dan aliran kerja
bisnis
Market-of-one
Sistem yang memungkinkan proses „Customization‟
Process
produk dan jasa untuk diadapatasikan pada kebutuhan
customization
Perspective
dan keinginan setiap pelanggan secara efisien
2.2 Tujuan Aplikasi E-Commerce Adapun tujuan dari aplikasi e-Commerce adalah sebagai berikut: 1. Customer/pelanggan yang ingin membeli barang atau transaksi lewat internet hanya membutuhkan akses internet dan interface-nya menggunakan web browser.
6
2. Menjadikan portal e-Commerce / e-shop tidak sekedar portal belanja, akan tetapi menjadi tempat berkumpulnya komunitas dengan membangun basis komunitas, membangun konsep pasar bukan sekedar tempat jual beli dan sebagai pusat informasi (release, product review, konsultasi) 3. Pengelolaan yang berorientasi pada pelayanan, kombinasi konsepsi pelayanan konvensional dan virtual: responsif (respon yang cepat dan ramah), dinamis, Informatif dan komunikatif 4. Informasi yang up to date, komunikasi multi-arah yang dinamis 5. Model pembayaran: kartu kredit atau transfer. Dalam banyak kasus, sebuah perusahaan e-Commerce bisa bertahan tidak hanya mengandalkan kekuatan produk saja, akan tetapi dengan adanya tim manajemen yang handal, pengiriman yang tepat waktu, pelayanan yang bagus, struktur organisasi bisnis yang baik, jaringan infrastruktur dan keamanan, desain situs web yang bagus, beberapa faktor yang termasuk : 1. Menyediakan harga kompetitif 2. Menyediakan jasa pembelian yang tanggap, cepat, dan ramah. 3. Menyediakan informasi barang dan jasa yang lengkap dan jelas. 4. Menyediakan banyak bonus seperti kupon, penawaran istimewa, dan diskon. 5. Memberikan perhatian khusus seperti usulan pembelian. 6. Menyediakan rasa komunitas untuk berdiskusi, masukan dari pelanggan, 7. Mempermudah kegiatan perdagangan Beberapa aplikasi umum yang berhubungan dengan e-Commerce adalah: 1. E-mail dan Messaging 2. Content Management Systems 3. Dokumen, spreadsheet, database 4. Akunting dan sistem keuangan 5. Informasi pengiriman dan pemesanan 6. Pelaporan informasi dari klien dan enterprise 7. Sistem pembayaran domestik dan internasional 8. Newsgroup 9. On-line Shopping 10. Conferencing 11. Online Banking
7
2.3 Manfaat dan Tantangan Penggunaan e-Commerce. Dalam banyak kasus, sebuah perusahaan e-Commerce bisa bertahan tidak hanya mengandalkan kekuatan produk saja, tapi dengan adanya tim manajemen yang handal, pengiriman yang tepat waktu, pelayanan yang bagus, struktur organisasi bisnis yang baik, jaringan infrastruktur dan keamanan, desain situs web yang bagus, beberapa faktor yang termasuk: 1. Menyediakan harga kompetitif 2. Menyediakan jasa pembelian yang tanggap, cepat, dan ramah. 3. Menyediakan informasi barang dan jasa yang lengkap dan jelas. 4. Menyediakan banyak bonus seperti kupon, penawaran istimewa, dan diskon. 5. Memberikan perhatian khusus seperti usulan pembelian. 6. Menyediakan rasa komunitas untuk berdiskusi, masukan dari pelanggan, dan lainlain. 7. Mempermudah kegiatan perdagangan. Manfaat yang dirasakan perusahaan khususnya untuk kepentingan pelanggan memperlihatkan bahwa e-Commerce dapat memberikan manfaat antara lain: 1. Mendapatkan
pelanggan
baru.
Studi
yang
menyebutkan
bahwa
manfaat
penggunaan e-Commerce dalam bisnis adalah mendapatkan pelanggan baru dikemukakan oleh Hamill da Gregory, 1997 dan Swatman, 1999 serta Hoffman dan Novak, 2000. Digunakannya e-Commerce memungkinkan perusahaan tersebut mendapatkan pelanggan baru baik itu yang berasal dari pasar domestik maupun pasar luar negeri. 2. Menarik konsumen untuk tetap bertahan. Studi yang dilakukan oleh Daniel & Storey,
1997 di industri perbakan menemukan bahwa dengan adanya layanan ebanking membuat nasabah tidak berpindah ke bank lain. Selain itu bank juga akan mendapatkan pelanggan baru yang berasal dari bank-bank yang bertahan dengan teknologi lama. 3. Meningkatkan
mutu
layanan.
Dengan
adanya
e-Commerce
memungkinkan
perusahaan dapat meningkatkan layanan dengan melakukan interkasi yang lebih personal sehingga dapat memberikan informasinya sesuai dengan apa yang diinginkan oleh konsumen. Studi yang menyebutkan bahwa penggunaan ecommerce dapat bermanfaat untuk meningkatkan mutu layanan ini dikemukakan oleh Gosh, 1998.
8
4. Melayani konsumen tanpa batas waktu. Studi yang dilakukan oleh Daniel & Storey,
1997 menemukan bahwa adanya pelanggan dapat melakukan transaksi dan memanfaatkan layanan suatu perusahaan tanpa harus terikat dengan waktu tutup ataupun buka dari suatu perusahaan tersebut. E-commerce memberikan pilihan kepada produsen tentang jenis usaha dan skala usaha yang akan dikembangkan. Dengan mengimplementasikan e-commerce, produsen dapat memilih untuk mengembangkan target pasar kepada pasar global atau hanya fokus terhadap segmen pasar tertentu. Bagi usaha kecil dan menengah, dengan menggunakan ecommerce dapat menawarkan sesuatu yang berkualitas dan terjangkau serta memiliki kepercayaan diri menghadapi pesaing. Biaya tidak kemudian menjadi kendala utama, tetapi yang terpenting bagaimana usaha kecil dan menengah dapat menunjukkan produk atau jasa yang ditawarkan melalui websitenya dan dapat dilakukan melalui penjualan secara on line (Rizal, 2011). Dengan menggunakan e-commerce, produsen dapat merubah daftar harga atau melakukan kustomisasi produk atau jasa yang ditawarkan dan terinformasikan secara cepat melalui website. Sesuatu yang biasanya memerlukan waktu yang lama untuk dilaksanakan atau diintegrasikan, dengan e-commerce menjadi lebih cepat. Melakukan model usaha yang inovatif atau melakukan re-engineering, melaksanakan spesialisasi dengan derajat yang tinggi atau meningkatkan produktivitas dan perhatian terhadap pelanggan, bukan sesuatu yang tidak mungkin dengan e-commerce. E-commerce juga bermanfaat dalam membangun database pelanggan yang komprehensif. Produsen dapat mempunyai informasi tentang pola pemesanan yang dilakukan pelanggan dan mengelolanya sebagai informasi yang berharga. Database tersebut akan membantu produsen saat melakukan pemasaran dan strategi promosi agar dapat tepat sasaran. Dalam konteks hubungan dengan mitra bisnis, e-commerce membantu dalam mengurangi inefisiensi yang mungkin terjadi dalam rantai penawaran, mengurangi kebutuhan untuk membuat inventory dan menghindari keterlambatan pengiriman. Sehingga produsen mempunyai kepercayaan diri tentang usaha yang dijalankan dalam melakukan kerjasama dengan pemasok dan perusahaan jasa. E-commerce secara inherent akan menyederhanakan dan mengotomatisasi proses bisnis yang mendukung, menggabungkan dengan kecepatan dan efisiensi dalam kegiatan usaha. Dalam hubungannya dengan pelanggan, e-commerce membantu dalam menfasilitasi kegiatan pembelian yang nyaman. E-commerce dapat menghemat waktu pelanggan dibandingkan jika pelanggan tersebut melakukan pembelian secara off-line. Seringkali pelanggan membayar lebih murah untuk harga produk tertentu dibandingkan jika pelanggan 9
membelinya secara off-line. Meskipun memiliki beberapa keuntungan, penggunaan ecommerce juga menghadapi kendala. Melakukan kegiatan transaksi secara online berarti pelanggan akan terpaksa menyediakan sejumlah informasi pribadi yang dipersyaratkan oleh penjual. Persyaratan ini tentunya dapat mengganggu kerahasiaan dan menimbulkan issu tentang keamanan dari informasi yang disediakan. Protokol untuk proses tertentu yang belum standard, bandwith telekomunikasi yang terbatas dan keterbatasan software yang digunakan, merupakan beberapa issu teknis yang mengakibatkan e-commerce masih kurang terintegrasi dengan sistem IT yang kontemporer. Disamping kendala teknis, issu non teknis juga menjadi kendala dalam penggunaan ecommerce. Masih banyak pembeli yang tidak percaya dan susah merubah kebiasaannya untuk bertransaksi tanpa bertemu langsung dengan penjualnya dan menggunakan kertas yang terbatas (paperless). Menurut Marhum Djauhari (2009), berdasarkan kenyataan bahwa hukum sering berdasar pada obyek fisik maka hal ini akan menimbulkan masalah yang serius terhadap bisnis karena ketidak pastian hukum dari proses tersebut. Status hukum dari transaksi yang dibentuk secara otomatis, belumlah jelas. Apakah mungkin untuk sebuah perjanjian atau yang lebih umum, prosedur hukum dibuat oleh sebuah komputer.
2.3. Penggunaan E-Commerce di Indonesia dan Dunia Perkembangan e-commerce di Indonesia sendiri telah ada sejak tahun 1996, dengan berdirinya Dyviacom Intrabumi atau D-Net (www.dnet.net.id) sebagai perintis transaksi online.1 Wahana transaksi berupa mal online yang disebut D-Mall (diakses lewat D-Net) ini telah menampung sekitar 33 toko online/merchant. Produk yang dijual bermacam-macam, mulai dari makanan, aksesori, pakaian, produk perkantoran sampai furniture. Selain itu, berdiri pula http://www.ecommerce-indonesia.com/, tempat penjualan online berbasis internet yang memiliki fasilitas lengkap seperti adanya bagian depan toko (storefront) dan shopping cart (keranjang belanja). Selain itu, ada juga Commerce Net Indonesia - yang beralamat di http://isp.commerce.net.id/. Sebagai Commerce Service Provider (CSP) pertama di Indonesia, Commerce Net Indonesia menawarkan kemudahan dalam melakukan jual beli di internet. Commerce Net Indonesia sendiri telah bekerjasama dengan lembagalembaga yang membutuhkan e-commerce, untuk melayani konsumen seperti PT Telkom dan Bank International Indonesia. Selain itu, terdapat pula tujuh situs yang menjadi anggota Commerce Net Indonesia, yaitu Plasa.com, Interactive Mall 2000, Officeland, Kompas Cyber Media, Mizan Online Telecommunication Mall dan Trikomsel.
1
www.matabumi.com
10
Dari data internet pada www.worldstats.com, dalam sepuluh tahun terakhir jumlah pengguna internet di dunia meningkat drastis, dari 0,4% pengguna di seluruh dunia, kini naik hampir 60 kali lipat di tahun 2008.2 Pengguna internet tahun 2008 1.565.000.000 atau sebesar 23,3 % dari jumlah penduduk di dunia. Dari 1,5 miliar pengguna internet saat ini, 41% berada di Asia, kemudian disusul Eropa 25% disusul Amerika Utara 16% dan Afrika dengan tingkat pengguna internet terkecil di dunia hanya 5.6%. Besarnya pengguna internet di Asia sangat wajar mengingat jumlah penduduk di Asia lebih dari 55% penduduk dunia atau sebesar 3,7 miliar jiwa dari total penduduk dunia 6,7 miliar jiwa. Sedangkan presentase penetrasi terbesar pengguna internet terhadap total penduduk dunia masih dipegang oleh negara-negara di kawasan Amerika Utara yang mencapai 73,1% sedangkan penetrasi pengguna internet di Asia baru mencapai 17,2%. Prosentase pengguna internet di dunia berdasarkan umur, jenis kelamin, pendidikan, dan tingkat pendapatan dapat dilihat pada diagram lingkaran di bawah ini:
Dengan trend pertumbuhan internet dalam beberapa tahun terakhir ini, Indonesia menjadi pangsa pasar pengguna internet yang sangat potensial. Diperkirakan untuk tahun 2008, 2009, 2010, trend pertumbuhan pengguna internet Indonesia akan meningkat ratarata 20% dari awal tahun 2008 sekitar 25 juta pengguna, di akhir 2008 diperkirakan telah mencapai 30 juta pengguna atau baru 13% penduduk Indonesia yang menikmati fasilitas internet. Jauh dari penetrasi pengguna internet dunia yang mencapai 17,2% di Asia. Krisis ekonomi yang melanda dunia dan berdampak pada perekonomian di Indonesia, tidak akan menghalangi pengaruh dari globalisasi teknologi dunia. Sebab dengan penerapan IT maka semakin besar peluang masyarakat untuk mengakses komputer dan jaringan internet beserta kandungan informasi di dalamnya. Walaupun belum mampu melayani seluruh rakyat Indonesia, tetapi prosentase masyarakat yang akan terlayani akan jauh lebih besar dari keadaan sekarang ini sebab dari data yang ada dari Internet Indo Data Centra Indonesia (IDC) pada tahun 2008 pengguna internet di Indonesia sekitar 25 juta atau sekitar 10,5% dari total penduduk. Berdasarkan data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), hingga akhir maret 2008, telah terpasang koneksi sekitar 241.000 broadband internet di seluruh 2
Diahnawangsari blog, 2009
11
indonesia. Google yang merupakan salah satu pemain berpengaruh besar di dunia, melihat perkembangan internet market yang cukup besar dan melihat penggunaan internet untuk UKM di Indonesia sebagai target market yang dapat dikembangkan dan optimis dapat memperoleh calon pengiklan yang memasang iklan melalui google adwords, yang mana didukung dengan biaya yang cukup ringan yang dikeluarkan para pemasang iklan yaitu Rp 90.- per klik di google awords. Didukung dengan hasil pengamatan PT Synovate Indonesia yang mengatakan bahwa sebagian besar pengguna internet di Indonesia menggunakan internet untuk mencari informasi yang berkenaan dengan barang yang ingin mereka beli sehingga hal tersebut menandakan potensi besar bagi online bisnis di Indonesia. Semakin banyaknya pengguna internet, diharapkan dapat mengubah perilaku masyarakat dalam melakukan pembelian barang atau jasa, yaitu pembelian secara konvensional melalui e-commerce. Sebagaimana hasil penelitian Liao and Cheung (2001) bahwa pengguna internet di Singapura, semakin banyak mempergunkan internet maka ia semakin senang melakukan pembelian melalui e-commerce (toko maya). Fenomena ini diharapkan dapat menjadi daya tarik bagi pengusaha, khususnya di Indonesia, untuk mulai mengembangkan inovasi bisnis melalui e-commerce. Di Amerika, nilai transaksi perdagangan retail yang dilakukan secara online terus meningkat. Berdasarkan data statistik yang dipublikasikan oleh US Cencus Bureau, nilai transaksi retail secara online pada 3 bulan pertama tahun 2008 mencapai 33 milyar USD. Jumlah ini adalah sekitar 3.3 persen dari total nilai perdagangan retail pada rentang waktu tersebut. Bila dilihat dari presentase , nilai transaksi retail online mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan akhir tahun 2000 yang hanya mencapai 1% dari total nilai perdagangan retail. Menurut TID UN-ESCAP, dalam tahun 2007 di Asia Timur dan Pacific, jumlah pengguna internet meningkat 4 kali dibandingkan kondisi tahun 2000. Jepang merupakan pusat ecommerce terpenting di wilayah Asia dan Pacific, dengan rata-rata pertumbuhan omzet ecommerce sekitar 143% dalam 5 tahun terakhir, diikuti oleh Australia dan Korea Selatan. Di Indonesia, diperkirakan nilai transaksi retail yang dilakukan melalui internet masih sangat kecil jumlah dan presentasenya jika dibandingkan dengan nilai transaksi retail secara keseluruhan. Data pada tahun 2000 menyebutkan bahwa jumlah e-shop istilah bagi toko di dunia maya di Indonesia sudah mencapai lebih dari dua puluh buah, berarti dari data tersebut kemungkinan tiap tahunnya akan meningkat. Produk yang dijual dalam ecommerce bermacam-macam, seperti, buku, komputer, handphone, handicraft, dan t-shirt. Pada tahun 2000 tercatat nilai transaksi e-commerce di Indonesia mencapai 100 juta USD. sedangkan nilai transaksi di seluruh dunia mencapai 390milyar USD. hal ini berati menunjukkan bahwa nilai transaski e-commerce di Indonesi masih sekitar 0,026% dari seluruh total nilai transaksi e-commerce dunia (Boerhanoeddin,2003). 12
E-commerce sebetulnya dapat menjadi suatu bisnis yang menjanjikan di Indonesia. Hal ini tak lepas dari potensi berupa jumlah masyarakat yang besar dan adanya jarak fisik yang jauh sehingga e-commerce dapat dimanfaatkan dengan maksimal. Sayangnya, daya beli masyarakat yang masih rendah dan infrastruktur telekomunikasi yang tidak merata di daerah-daerah lainnya membuat e-commerce tidak begitu populer. Hal ini tak lepas dari jumlah pengguna internet di Indonesia yang hanya sekitar 8 juta orang dari 215 juta penduduk. Selain itu, e-commerce juga belum banyak dimanfaatkan oleh perusahaanperusahaan di Indonesia.
13
2.4. Penggunaan E-Commerce dan Permasalahan Hukum Menurut TID UN ESCAP (2007), terdapat sekitar 10 permasalahan utama dalam penggunaan e-commerce, yaitu: Kontrak elektronik Tandatangan elektronik/tandatangan digital Pembayaran elektronik dan jaminan keamanan Penyelesaian sengketa Batas negara dan hukum yang digunakan Perlindungan konsumen Kejahatan internet Hak kekayaan intelektual Pajak Harmonisasi sistem hukum Menurut Vera, Ellen dan Melissa (2008), beberapa permasalahan hukum dalam aktivitas e-commerce : Otentikasi subyek hukum yang membuat transaksi melalui internet; Saat perjanjian berlaku dan memiliki kekuatan megikat secara hukum; Obyek transasksi yang diperjual belikan; Mekanisme peralihan hak; Hubungan hukum dan pertanggung jawaban para pihak yang terlibat dalam transaksi baik penjual, pembeli, maupun para pendukung seperti perbankan, internet service provider (ISP), dan lain sebagainya; Legalitas dokumen catatan elektronik serta tanda tangan digital sebagai alat bukti; Mekanisme penyelesaian sengketa; Pilihan hukum dan forum peradilan yang berwenang dalam penyelesaian sengketa Hukum perjanjian Indonesia menganut azas kebebasan berkontrak berdasarkan pasal 1338 KUH Perdata. Azas ini memberikan kebebasan kepada para pihak yang sepakat untuk membentuk suatu perjanjian untuk menentukan sendiri bentuk serta isi suatu suatu 14
perjanjian. Dengan demikian para pihak yang membuat perjanjian dapat mengatur sendiri hubungan hukum diantara mereka. Sebagaimana dalam perdagangan konvensional, ecommerce menimbulkan perikatan antara para pihak untuk memberikan suatu prestasi. Implikasi dari perikatan itu adalah timbulnya hak dan kewajiban yang harus dipenuhi oleh para pihak yang terlibat. Jual beli merupakan salah satu jenis perjanjian yan diatur dalam KUH Perdata sedangkan e-commerce pada dasarnya merupakn model transaksi jual beli modern yang mengimplikasikan inovasi teknologi seperti internet sebagai media transaksi.
Dengan
demikian selama tidak diperjanjikan lain, maka ketentuan umum tentang perikatan dan perjanjian jual beli yang diatur dalam buku II KUH Perdata berlaku sebagai dasar hukum aktifitas e-commerce di Indonesia. Jika dalam pelaksanaan transaksi e-commerce tersebut menimbulkan sengketa, maka para pihak dapat mencari penyelesaiannya dalam ketentuan tersebut. Menurut Marhum Djauhari (2009), permasalahannya tidaklah sesederhana itu. ecommerce merupakan model perjanjian jual beli dengan karakteristik dan aksentuasi yang berbeda dengan model transaksi jual beli konvensional, apalagi dengan daya jangkau yang tidak hanya lokal tapi juga bersifat global. Adaptasi secara langsung ketentuan jual beli konvensional akan kurang tepat dan tidak sesuai dengan konteks e-commerce. Sebagai fenomena yang relatif baru, bertransaksi bisnis melalui internet memang menawarkan kemudahan, namun memanfaatkan internet sebagai fondasi aktivitas bisnis memerlukan tindakan terencana agar berbagai implikasi yang menyertainya dapat dikenali dan diatasi. Di Indonesia, perlindungan hak-hak konsumen dan e-commerce masih rentan. Undangundang Perlindungan Konsumen (UUPK) yang berlaku sejak tahun 2000 memang telah mengatur hak dan kewajiban bagi produsen dan konsumen, namun kurang tepat untuk diterapkan dalam e-commerce. Karateristik yang berbeda dalam system perdagangan melalui internet tidak cukup tercover dalam UUPK tersebut. Untuk itu perlu dibuat peratauran hukum mengenai transaksi e-commerce yang lebih dapat menjamin para pihak yang menggunakan e-commerce. Dalam bidang hukum saat ini Indonesia telah memiliki perangkat hukum setelah lama menunggu, DPR-RI akhirnya mengesyahkan RUU-ITE pada tanggal 25 Maret 2008, menjadi Undang-Undang No. 11 Tahun 2008 tentang Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU-ITE), yang didalamnya antara lain mengatur upaya melindungi masyarakat dari situs-situs a-susila, transaksi elektronik. Dengan demikian seluruh transaksi elektronik di Indonesia telah memiliki dasar hukum yang jelas. Dengan menggunakan Undang-Undang ITE, aparat hukum dapat menjerat setiap orang, baik WNI maupun WNA, baik yang berada 15
di dalam negeri maupun luar negeri yang melakukan tindak kejahatan karena orientasi penegakan hukum UU-ITE bukan sekedar Locus delicti dan tempus delicti, akan tetapi lebih berorientasi pada akibat hukum dari perbuatan. Dengan menganut azas yurisdiksi ekstra teritorial dan mengakui alat bukti elektronik sebagai alat bukti sah di pengadilan serta tanda tangan digital mempunyai kekuatan yang sama dengan tanda tangan basah, maka UU-ITE merupakan rezim hukum baru dalam khasanah peraturan perundang-undangan yang dapat menjangkau siapapun, kapanpun dan dimanapun, seiring dengan pengesahan UU-ITE ini, maka masyarakat Indonesia telah menjadi bagian komunitas pergaulan dunia tanpa mengenal adanya batas-batas territorial Negara.
16
III. PEMBAHASAN 3.1 Identifikasi Objek E-Commerce Usaha CJS CJS merupakan industri pakan ternak yang memproduksi pakan ternak Broiler (ayam pedaging), Layer (ayam petelur), Konsentrat (ayam petelur) dan Breeder (ayam pembibitan) untuk melayani permintaan pelanggan yang berada di wilayah Jawa Barat, Jawa Timur, Jabodetabek, Banten, Lampung, Sumatera Selatan, Padang dan Kalimantan. Modernisasi peralatan produksi dan perluasan produksi yang dilakukan secara berkelanjutan sejak tahun 1997, juga didampingi oleh intensifikasi riset dan pengembangan teknologi serta penerapan pengendalian
mutu
dan
keamanan
pakan
ternak.
Dengan
perkembangan
yang
berkelanjutan tersebut, maka CJS menetapkan bahwa kepuasan pelanggan merupakan tujuan perusahaan. CJS merupakan PMA yang berasal dari Korea Selatan, dan berkantor pusat di Inchoen. Awal mula berdirinya CJ berafiliasi dengan Samsung (Cheil Jedang Industrial Co., Ltd) pada tahun 1953. Sedangkan untuk saat ini CJ Feed Indonesia merupakan bagian dari bisnis CJ Feed Internasional dengan CEO Mr. BH Lee. Adapun jenis produk yang dihasilkan oleh CJS terbagi menjadi empat jenis yaitu pakan ayam layer, pakan ayam broiler, pakan ayam breeder (PS/GPS) dan pakan konsentrat petelur. Komposisi produk yang dihasilkan CJS seperti pada Tabel berikut. Tabel 2. Komposisi Produk CJS Tipe Produk
Rate (%)
Jumlah Produk
Layer
20
6
LS-1, LG-2, LP-3, GL-3, GL-1 K, MP-3
Broiler
60
8
BRO-1, BRO-2, MR PS, MR-1, MR-2, GM PS, GM-1, GM-2
Breeder
10
Concentrate 10 TOTAL 100 Sumber: Data Primer, 2011.
13 7 34
Nama Produk
BBS, BBG, BPL, BP-3, BBM, L-BS, L-BG, L-BPL, L-BP3, G-BBS, G-BBG, G-BBL, G-BP, SS-29, SS-30, SS-33, SS-35, SS-36, SS-43, SS-45
3.2 Identifikasi Kompetitor Potensial Hingga kini industri pakan ternak nasional masih didominasi perusahaan modal asing seperti Charoen Pokphand, Japfa Comfeed, CJ Feed, Sierad Produce, Gold Coin dan Sentra Profeed. Produsen besar tersebut umumnya terintegrasi dengan industri peternakan dan pengolahan produk ternak. Kapasitasnya tercatat sebesar 10,0 juta ton per tahun pada 2003, kemudian meningkat hingga menjadi 11,0 juta ton pada 2007. Tingginya tingkat produksi menunjukkan bahwa industri pakan ternak masih memiliki peluang, sehingga 17
sejumlah pemain berminat melakukan ekspansi. Malindo Feed Mill akan membangun pabrik baru di Tangerang berkapasitas 300.000 ton per tahun, serta Charoen Pokphand akan meningkatkan kapasitas.
Meningkatnya konsumsi daging oleh masyarakat, memicu
meningkatnya produksi peternakan yang pada akhirnya permintaan terhadap pakan ternak juga meningkat (Indonesia Commercial Newsletter, 2008). Pada Tahun 2009, produsen pakan ternak berskala besar di Indonesia terdapat di delapan provinsi: Jawa Timur, Banten, Jawa Barat, Sumatera Utara, Jawa Tengah, DKI Jakarta, Lampung, dan Sulawesi Selatan. Di Jawa Timur misalnya jumlah pabriknya mencapai 15 buah dengan produksi 2,71 juta ton, share 35,2% serta kapasitasnya mencapai 3,64 juta ton. Banten terdapat 10 buah pabrik pakan ternak dengan produksi 2 juta ton, share 25,9%, dan kapasitas produksinya mencapai 2,71 juta ton. Jawa Barat berada di urutan ketiga terbesar berdasarkan jumlah produksinya walaupun jumlah industry pakan ternaknya lebih sedikit dibanding Sumatera Utara yang memiliki 8 pabrik pakan ternak. Tabel 3. Nama Perusahaan Pakan ternak di Banten: No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Nama Perusahaan
Charoen Pokphand (Balaraja) Cheil Jedang Superfeed (Serang) Japfa Comfeed (Tanggerang) Sierad Produce (Balaraja) Wonokoyo Jaya Kusuma (Serang) Bintang Terang Gemilang (Serang) Cargill Indonesia (Serang) Kerta Mulyo Sari Pakan (Serang) Cibadak Indah Sari Farm (Serang) Satwa Boga Sampurna (Tanggerang) New Hope Indonesia Ayam Manggis Total Grand Total Sumber: Kementerian Pertanian, 2010
Kapasitas (Ton/Tahun) 780,000 520,000 337,000 300,000 249,600 200,000 200,000 96,000 100,000 59,000 100,000 50,000 2,991,600 8,222,408
Tabel 3 di atas memberikan informasi tentang kompetitor CJS beserta kapasitas produksinya. Charoen Pokphand, Sierad Produce, Japfa Comfeed, dan lainnya sudah menyediakan layanan e-Commerce, tetapi para kompetitor CJS tersebut umumnya belum memanfaatkan fasilitas e-Commerce secara maksimal seperti layaknya di bidang jasa dan perbankan. Hal ini terutama dikarenakan belum adanya kesiapan para pelanggan dan pelangan masih merasa nyaman dengan sisitem transaksi konvensional.
18
3.3 Identifikasi Strategi Kompetisi Dalam merumuskan strategi yang akan diterapkan CJS untuk dapat lebih kompetitif dari para pesaing yang ada di bidang agribisnis peternakan ini adalah dengan menterjemahkan visi dan misi perusahaan ke dalam sasaran-sasaran strategik. Visi CJS: Menjadi perusahaan pakan ternak dan integrasinya terbaik di Indonesia. Sedangkan Misi CJS:
Menghasilkan produk yang berkualitas tinggi.
Mengejar efisiensi dan produktivitas yang tinggi
Memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan
Mengembangkan dan membentuk SDM yang berkualitas
Membangun perusahaan dengan budaya hidup terbaik
Menjadi feed business academy di CJ Feed Internasional
Ada beberapa langkah yang dilalui CJS dalam merumuskan strategi: 1) Pengembangan Visi dan Misi a. Pengembangan Visi: Menjadi perusahaan peternakan terbaik di Indonesia melalui karyawan, teknologi dan model bisnis yang sesuai. b. Pengembangan Misi: Melayani pelanggan dengan konsep “Only One Value” dan berkontribusi solusi yang bernilai dalam pengembangan industri peternakan dan perikanan di Indonesia dengan pemberdayaan sumber daya manusia setempat melalui keahlian di bidangnya. 2) Identifikasi peluang dan ancaman yang dihadapi organisasi a. Peluang:
Pasar masih terbuka untuk supply penduduk Indonesia yang populasinya sangat besar (234 million)
Peningkatan pendapatan per kapita masyarakat Indonesia
Kapasitas produksi kompetitor masih rendah
Trend bisnis makanan yang berbasis daging ayam meningkat.
b. Ancaman:
3)
Ancaman serangan Virus yang berbahaya (Avian Influenza, dll)
Kegagalan panen bahan baku lokal, seperti jagung.
Masuknya CLQ import ke pasar lokal
Bisnis peternakan masih merupakan usaha resiko tinggi
Menetapkan sasaran jangka panjang. Pencapaian Sasaran (Goal) Jangka Panjang ”Menjadi Strong No. 1 Brand in Indonesia, yang berpijak terhadap Best
Performance
and Quality”. Yaitu dilakukan dengan: 19
a. Pencapaian Sales Volume 400,000 Ton/tahun b. OP (Operating Profit) mencapai IDR 150 M/year c. Abnormal A/R dibawah 50 M
Berdasarkan visi dan misi CJS, maka dapat disimpulkan bahwa CJS menerapkan kombinasi dari Cost Leadership Strategy dan Innovation Strategies, dengan penjelasan sebagai berikut: Cost Leadership Strategy Characteristics
Implementasi oleh CJS
Become a low cost producer of products
Memperkuat supply chain bahan
and services
baku dengan
membangun corn drier di sentra produksi jagung Reduce cost raw material dengan inovasi pembelian bahan baku pakan
Find ways to help suppliers or customers
reduce their costs
SMS System: dengan mengirimkan pesan text otomatis
kepada
customer.
Sebagai
informasi
konfirmasi kepada buyer bahwa CJS telah menerima pembayaran
dan
informasi
tentang
pengiriman
produk, yang meliputi: Jenis barang, Nomer Mobil, Nomer Surat Jalan dan waktu kirim
Penyediaan
formulir
keluhan
bagi
customer
menyampaikan masalah atau masukan Increase the costs of competitors
NA
Innovation Strategy Characteristics
Implementasi oleh CJS
Develop new products & services
Kapasitas pabrik terpasang cukup besar Melakukan R&D bekerjasama dengan Perguruan Tinggi dan Litbang Kementerian Pertanian serta Ditjen Peternakan
Enter
new
markets
or
marketing
segments
Sebagai perusahaan regional, CJ dari waktu ke waktu memperluas wilayah pemasaran di Indonesia
Memperluas jangkauan negara di Asia sebagai wilayah pemasaran (Philippine)
Establish new business alliances Find
new
ways
of
producing
NA
products/services
Mengembangkan bisnis integrasi ke hilir, dengan mendirikan slaughter house dan chicken processing
Sumber Daya Manusia yang dimiliki mempunyai pengalaman dan capabilitas tinggi
20
Technology yang digunakan selalu berkembang dan merupakan teknologi terkini
Find
new
ways
of
products/services
distributing
Pengembangan web global CJ worldwide
Pemesanan produk tidak on line tapi lewat fax atau pemberitahuan melalui petugas technical servie PT. CJS yang biasanya berkeliling ke pelanggan
Support yang besar dari CJ group, finansial & raw material sourcing
3.4 Penerapan e-Commerce dan Web Bisnis Model untuk e-Commerce 3.4.1
E-Commerce Beberapa aplikasi umum yang berhubungan dengan e-Commerce yang ada di CJS
adalah sebagai berikut: 1. E-mail dan Messaging
a. E-mail: Dalam hal ini email seluruh karyawan CJS menggunakan domain @cj.co.id dan @cj.net. Contoh aplikasi e-mail system: Gambar 1. Contoh Aplikasi E-mail System
Adapun fungsi dari e-mail ini bagi CJS antara lain: - Sebagai corporate e-mail antara karyawan CJS dan relasi atau stake holder. - Sebagai sarana komunikasi dan tukar informasi inter dan antar departmen. - Sebagai penghantar data yang bersifat confidential.
b. SMS System: Merupakan sistem informasi yang dikembangkan dengan basis oracle, melalui CJFM System, dengan mengirimkan pesan text otomatis kepada customer. 21
Gambar 2. Contoh Aplikasi SMS System
Adapun fungsi dari SMS system ini bagi CJS antara lain: - Sebagai
informasi
konfirmasi
kepada
buyer
bahwa
CJS
telah
menerima
pembayaran. - Sebagai informasi tentang pengiriman produk, yang meliputi: Jenis barang, Nomer Mobil, Nomer Surat Jalan dan waktu kirim.
2. Content Management Systems
Saat ini masih dalam tahap pengembangan yaitu pengembangan web global CJ world, keseluruh CJ di dunia. Tampilan sebagai berikut: Gambar 3. Web Global CJ World
3. Akunting dan Sistem Keuangan
Finance and accounting area meliputi kegiatan transaksi finansial dan akuntansi seperti profile company,general ledger, account payable,account receivable, bank management, cost control, treasury management (mengatur arus masuk dan arus keluar keuangan perusahaan), asset management, cash flow (laporan kontrol arus masuk dan arus
22
keluar
mengenai keuangan
perusahaan),
cost
centers
(mencatat
kegiatan
yang
berhubungan dengan segala macam biaya dalam suatu perusahaan atau organisasi), profit center (mencatat dan menganalisa profit dan loss dari setiap transaksi), multy currency, revaluation (perhitungan kembali mata uang asing dengan mata uang lokal sehubungan dengan proses closing bulanan), closing (accounting closing), dan profitability analysis (mencatat dan menganalisa profitability dari pangsa pasar, sedperti per produk, customer, area geografi dan karakteristik lainnya). Menurut O‟Brien (2002), terdapat 4 komponen yang termasuk dalam finance dan accounting, antara lain: -
Sistem transaksi penjualan
-
Sistem Transaksi pembelian
-
Sistem transaksi penerimaan dan pembayaran
-
Laporan keuangan dan neraca Tabel 4. Akunting dan Sistem Keuangan di CJS
Komponen Finance and Accounting Sistem transaksi penjualan
Kegiatan PT. CJS
Sistem Transaksi pembelian
Sistem transaksi penerimaan dan pembayaran Laporan Keuangan dan Neraca
Kontrak per bulan, dengan harga dan quantity sesuai kesepakatan. Delivery methode ada yang loco (customer ambil sendiri) dan franco diantar sampai tempat pembeli. Payment methode : ada yg CBD (cash before delivery) dan utang dengan term of payment 30 hari setelah barang dikirim Kontrak berdasarkan, harga dan quantity sesuai kesepakatan. Biasanya perbulan dan per 3 bulan. Delivery method: ada yang loco (CJS ambil sendiri) dan franco sampai pabrik CJS. Payment method: ada yg CBD (cash before delivery) dan utang dengan term of payment 45-60 hari setelah invoice diterima Menggunakan transfer antar bank, tetapi juga menerima pembayaran giro. Tidak melayani pembayaran tunai Jurnal laporan keuangan dan neraca dilaporkan setiap bulan pada saat closing. Laporan ini dibuat setelah dilakukan stock opname. Untuk mengetahui stock actual yang ada di system. Dari laporan keuangan tersebut akan dilakukan analisa untuk menentukan pricing strategy dan costing
4. Informasi Pengiriman dan Pemesanan
Menurut O‟Brien (2002), paling tidak terdapat 4 kegiatan dalam pemesanan dan transaksi, yaitu:
Input pemesanan 23
Proses transaksi (real time/on line atau batch)
Menyimpan dalam database dan mencetak dokumen/lapora
Proses pemesanan Gambar 4. Kegiatan dalam Pemesanan dan Transaksi
(Sumber: O‟Brien, 2002) Proses pemesanan dan transaksi yang terjadi di PT. CJS, sebagai berikut: -
Pemesanan produk tidak on line tapi lewat fax atau pemberitahuan melalui petugas technical servie PT. CJS yang biasanya berkeliling ke pelanggan.
-
Marketing officer melakukan input barang yg dipesan dalam CJFMS system
-
Proses pembuatan product yg dipesan
-
Pencetakan slip DO dan surat jalan
-
Proses delivery ke customer
5. Pelaporan Informasi dari Klien dan Enterprise
Pelanggan yang akan menyampaikan keluhan terlebih dahulu mengisi formulir keluhan seperti gambar berikut:
24
Gambar 5. Formulir Keluhan Pelanggan
6. Sistem pembayaran domestik dan internasional
Jasa perbankkan digunakan untuk transaksi finansial, baik untuk pembelian atau pembayaran bahan baku material, pembukaan LC, pembelian atau penukaran mata uang asing, penukaran transaksi giro pembayaran gaji karyawan. Dalam hal ini fasilitas bank yang banyak digunakan adalah transaksi e-Banking, dengan basic pemanfaatan teknologi internet. Beberapa Bank yang dipakai oleh PT. CJS antara lain : Hana Bank Korea, City Bank dan BCA Bank. 7. Newsgroup
Ada media yang bernama Innonew yang terbit setiap bulan, media ini di kirim oleh pengelola (tim redaksi) melalui email ke semua karyawan CJS.
25
8. Conferencing
9. Online Banking. Menggunakan internet banking BCA
3.4.2
Web Bisnis Model untuk e-Commerce Web merupakan fasilitas hypertext untuk menampilkan data berupa teks, gambar,
bunyi, animasi dan data multimedia lainnya, yang diantara data tersebut saling berhubungan satu sama lain. Terdapat sembilan model web bisnis yang dapat diapplikasikan untuk ecommerce, yaitu3:
3
Bahan kuliah Prof. Kudang tentang web bisnis models
26
1.
Brokerage model
2.
Advertising model
3.
Infomediary model
4.
Merchant model
5.
Manufacturer (direct) model
6.
Affiliate model
7.
Community model
8.
Subscription model
9.
Utility model
Dari sembilan kemungkinan model web bisnis, dengan memperhatikan karakteristik dari setiap model, maka dapat disimpulkan bahwa manufacturer (direct) model lebih relevan untuk PT. CJS, dengan deskripsi sebagai berikut. Manufacturer (Direct) Model
The manufacturer or "direct model", it is predicated on the power of the web to allow a manufacturer (i.e., a company that creates a product or service) to reach buyers directly and thereby compress the distribution channel. The manufacturer model can be based on efficiency, improved customer service, and a better understanding of customer preferences. [Dell Computer, Apple Computer] Brand Integrated Content -- Traditionally, manufacturers rely on advertising to build customer awareness. Commericals via broadcasters like radio, television and mass market publishers (newspapers and magazines), or through product placement in TV and motion pictures, have been a mainstay of modern business. The Web enables a manufacturer to integrate their brand more intimately with the content. The innovator in this respect is the luxury automobile maker, BMW. The company's bmwfilms is a creative blend of advertising with entertainment that paves the way for a new approach that might be called "advertainment" -- taking the idea of product placement advertising to the extreme.
27
Tampilan interface web lama CJS, dengan domain www.cjfeed.co.id sebagai berikut:
Sebagai perusahaan global, CJS berupaya untuk menyediakan informasi yang standard kepada calon pembeli di target pasar dan juga memberikan informasi peluang kepada calon supplier untuk membangun aliansi bisnis dengan CJS. Untuk itu saat ini CJS sedang mengembangkan web bisnis yang menjelaskan bahwa CJS hanya satu perusahaan dan menjelaskan seluruh produk (product overview) yang dihasilkan oleh CJS. Informasi ini relevan dengan karakteristik manufacturer model yang bertujuan untuk menjangkau pembeli secara langsung dan mengurangi jaringan distribusi. Seperti pada prototype web bisnis CJS dibawah, terlihat bahwa pembeli dapat mempelajari seluruh produk yang dihasilkan CJS dan dapat mengontak langsung untuk proses pembelian. Disamping itu, dengan web bisnis model yang baru akan memberikan kesempatan kepada pelanggan untuk menyampaikan input tentang produk yang diinginkan, sesuai karakteristik dari manufacturer model agar pelayanan kepada pembeli semakin baik dan perusahaan dapat memahami kebutuhan pelanggan lebih baik.
28
IV. PENUTUP 4.1 Kesimpulan Dengan
menggunakan
e-Commerce
di
CJS
dapat
memperoleh
beberapa
keuntungan yang meliputi layanan konsumen dan citra perusahaan menjadi lebih baik, menemukan partner bisnis baru, proses menjadi sederhana dan efisiensi waktu, dapat meningkatkan produktivitas, akses informasi menjadi cepat, efisiensi biaya dan fleksibilitas bertambah. Namun secara umum memang harus diakui bahwa pemanfaatan e-Commerce di CJS masih dalam tahap pengembangan. Sehingga belum bisa membantu penerapan strategi binis secara komprehensif. Hal ini dikarenakan beluam adanya kesiapan seluruh stakeholders dan faktor kebiasaan customer pakan ternak yang belum begitu tertarik dengan sistem pembelian on line lewat internet. 4.2 Saran Sebaiknya CJS segera mengembangkan sistem penjualan dengan cara on line, sehingga bisa meningkatkan jaringan market bisnisnya tidak hanya di pasar domestik tetapi bisa merambah ke luar negeri. Sosialisasi e-Commerce sebaiknya terus dilakukan lebih intensif agar stakeholders dapat mengetahui dan memahami manfaat dan keunggulan transaksi melalui e-Commerce.
29
Daftar Pustaka Anonymous. 2008. Industri Pakan Ternak Indonesia (Industri Profil). Indonesian Commercial Newsletter. Mei 2008. Anonymous. 2010. Laporan Produksi Feedmill 2009. Dirjen Peternakan, Departemen Pertanian Republik Indonesia. Betti Alisjahbana, 2009. Internet dan e-Commerce Untuk Koperasi dan UKM. Seminar UKM 25 Nopember 2009. Eko Indrajit, Richardus. 2001. Electronic Commerce: Konsep dan Strategi Bisnis di Dunia Maya. Elex Media Komputindo. Hary Budiarto. 2009 Electronic Commerce Systems. Materi kuliah Management Information System. Hildamizanthi.
2011.
Penerapan
E-Commerce,
Makalah.
http://blogs.unpad.ac.id/hildamizanthi/2011/05/05/penerapan-e-commercemakalah/. Diakses tanggal 06 Agustus 2011. Luciana Spica Almilia, Lidia Robahi. 2007. Penerapan E-Commerce Sebagai Upaya Meningkatkan
Persaingan
Bisnis
Perusahaan.
http://spicaalmilia.files.wordpress.com/2007/03/artikel-penelitian-penerapan-ecomerce.pdf. Diakses tanggal 06 Agustus 2011. Mitta. 2011. Tugas Artikel E-Commerce. http://mittaaj.blogspot.com/2011/06/artikelmitasuherma.html. Diakses tanggal 31 Juli 2011. Rahmati.
2009.
Pemanfaatan
E-Commerce
Dalam
Bisnis
Di
Indonesia
http://citozcome.blogspot.com/2009/05/pemanfaatan-e-commerce-dalam-bisnisdi.html. Diakses tanggal 06 Agustus 2011. Rizal, Palil. 2011. The Effect of E-Commerce on Malaysian tax System : An Empirical evidence
from
academicisns
and
Malaysian
tax
Practitioners.
http://dewey.petra.ac.id/jiunkpe_dg_7852.html. Diakses tanggal 01 Agustus 2011. Rosayustitia. 2009. Pengembangan Sistem E-Commerce Dengan Teknologi Komponen Dan Framework Berorientasi Obyek. http://rosayustitia.wordpress.com/2009/05/26/jurnal-2/. Diakses tanggal 06 Agustus 2011. 30
Siregar, Riki R. 2010. Strategi Meningkatkan Persaingan Bisnis Perusahaan dengan Penerapan E-Commerce. http://blog.trisakti.ac.id/riki/2010/03/12/strategi-meningkatkan-persaingan-bisnisperusahaan-dengan-penerapan-e-commerce/. Diakses tanggal 01 Agustus 2011. Sukmajati, Anina. 2009. Penerapan E-Commerce untuk Meningkatkan Nilai Tambah (Added Value) bagi Perusahaan. http://aninasukmajati.wordpress.com. Diakses : 22 July 2011. Suyanto,M. 2003, Strategi Periklanan pada E-Commerce Perusahaan Top Dunia. Andi Yogyakarta Sunggiardi, Michael S,. 2009 Kiat kiat pemasaran Kiat-Online untuk UKM. Seminar UKM 25 Nopember 2009. Tymutz. 2009. Teknologi Informasi Untuk Keunggulan Kompetitif Dalam Operasional Perusahaan. http://tymutz15.wordpress.com/2009/10/23/teknologi-informasi-untukkeunggulan-kompetitif-dalam-operasional-perusahaan/.
Diakses
tanggal
06
Agustus 2011. O‟Brien, James.
2002.
Introduction to Information System. The McGrow-Hills
Companies. USA. Yurindra. 2011. Transisi dan Siklus Pengembangan E Commerce di Perusahaan. http://yurindra.wordpress.com/e-commerce/transisi-dan-siklus-pengembangan-ecommerce-di-perusahaan/. Diakses tanggal 01 Agustus 2011.
31