PENENTUANTIPEKONSTRUKSISUMURRESAPANBERDASARKAN SIFAT-SIFAT FlSlK TANAH DAN KONDlSl SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT D l KAWASAN PUNCAK T O DETERMINE THE TYPES OF WATER INFILTRATION W E L L BASED ON PHYSICAL CHARACTERISTICS O F SOIL AND SOCIOECONOMIC CONDITION O F THE COMMUNITY AT PUNCAK AREA
Rachrnat Mulyana
ABSTRACT A change of land utilization from agriculture and forest land to either utilization such as for
housing area, villa, hotels, and restaurants will have an impact on the decrease of water absorption level and increase of run off. This study is an experimentaltest on four types of water infiltration well which were placed at eight location at Puncak area. This research had been conducted for six months, from February until July 1998. The objectives of this study are : (1) to analyze the ability of different types of water infiltration well to absorb water; (2) to analyze the correlation between water volume in the water infiltration well and soil's physical characteristics; (3) to analyze the extent of relationship between rainfall intensity as well as width of roof area
and the water volume in the water infiltration well; (4) to examine the extent of knowledge and acceptance of the iocal community to the water infiltration well. This studi collected primary data (soil's physical characteristics, water absoption rate, rainfall, water quality of water infiltratior~ well, and socioeconomic), and secondary data. Interviews which were to 50 respondents were carried out chosen by the method of purpossive sampling. The results of water absorption rate measurement in the water infiltration well indicated that the water absorption rate ranges from 0,97 to 5,06 mlday. The highest water absorption rate was occurred at the water infiltration well of type IV. The Pearson's correlation analysis showed that the soil drainage porous, aggregate stability, texture of clay fraction, and infiitration have no significant correlation with the water volume in the water infiltration well (p>0,15). Whereas permeability and texture of sand fraction have a significant correlation with the water volume in the water infiltration well (p<0,15). The multiple regression analysis showed that the width of roof area and the water volume in the water infiltration well have not a significant correlation (p>0,15), while the water volume in the water infiltration well have a significant correlation with rainfall intensity (pc0,15). The extent of respondents knowledge on the water infiltration well was a relatifly low, but most of them have a positive attitude towards water infiltration well. Water quality of the water infiltration well (clearness, DHL, and pH) met the conditions of clean water.
RINGKASAN Rachmat Mulyana. PENENTUAN TlPE KONSTRUKSI SUMUR RESAPAN BERDASARKAN SlFATSlFAT FlSlK TANAH DAN KONDlSl SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT Dl KAWASAN PUNCAK. Dibawah bimbingan M. Sri Saeni, selaku ketua komisi pembimbing, Oteng Haridjaja dan Said Rusli, masing-masing selaku anggota komisi pembimbing. Tujuan penelitian ini adalah : (1) mengetahui kemampuan meresapkan air dari masing-masing tipe konstruksi sumur resapan; (2) mengetahui hubungan antara volume air sumur resapan dengan sifat-sifat fisik tanah; (3) mengetahui tingkat hubungan antara volume air sumur resapan dengan luas bidang atap dan intensitas hujan; dan (4) mengetahui tingkat pengetahuan dan penerimaan masyarakat terhadap sumur resapan. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah : (1) terdapat hubungan yang nyata antara volume air sumur resapan dengan sifat-sifat fisik tanah yang terdiri dari kapasitas infiltrasi, tekstur, permeabilitas, kemantapan agregat, dan pori drainase; (2) terdapat hubungan yang nyata antara volume air sumur resapan dengan luas bidang atap dan intensitas hujan; (3) tipe konstruksi sumur resapan yang sederhana, praktis, dan ekonomis yang dapat diterima dan diterapkan oleh masyarakat; dan (4) Nilai kekeruhan, DHL, dan pH air pada masing-masing tipe konstruksi sumur resapan memenuhi syarat untuk keperluan air bersih. Penelitian ini dilaksanakan di tujuh desa di wilayah Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Pelaksanaan penelitian dilakukan mulai bulan Februari sampai dengan Juli 1998. Data primer yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi sifat-sifat fisik tanah, laju peresapan air pada sumur resapan, curah hujan, kualitas air sumur resapan (parameter kekeruhan, DHL, dan pH), dan sosial ekonomi (tingkat pendidikan, jenis pekejaan, pendapatan,keadaan tempat tinggal, tanggapan terhadap sumur resapan), dengan jumlah responden sebanyak 50 keluarga yang diambil secara purpossive sampling. Data sek curah hujan.
Data sifat-sifat fisik tanah diperoleh melalui pemeriksaan langsung pada setiap lokasi sumur resapan. Analisis contoh tanah dilakukan di Laboratorium llmu Tanah, Jurusan llmu Tanah Faperta lnstitut Pertanian Bogor. Data laju peresapan air pada sumur resapan diperoleh melalui pengukuran terhadap kemampuan masing-masing tipe konstruksi sumur iesapan dengan menggunakan stik milimeter yang dilengkapi pelampung. Data curah hujan diperoleh melalui pengukuran setiap tejadinya hujan dengan menggunakan alat penakar hujan manual. Data kualitas air sumur resapan diperoleh melalui pengukuran langsung contoh air pada masing-masing sumur resapan. Contoh air dianalisis di Laboratorium Kimia Fisik dan Lingkungan, Jurusan Kimia Faperta lnstitut Pertanian Bogor. Data sosial ekonomi diperoleh melalui kuesioner dan wawancara. Data dianalisis secara deskriptif dan menggunakan tabel-tabel frekuensi serta tabel-tabel silang. Analisis hubungan antara volume air sumur resapan dengan sifat-sifat fisik tanah menggunakan korelasi Pearson. Hubungan antara volume air sumur resapan dengan luas bidang atap dan intensitas hujan dianalisis dengan menggunakan regresl berganda. Hasil pemeriksaan sifat-sifat fisik tanah menunjukkan bahwa : (1) laju infiltrasi konstan paling tinggi berada di lokasi Diparda Tugu selatan sebesar 10,8 cmljam dan terendah dijurnpai di lokasi Puskesmas Tugu utara sebesar 2.4 crdjam; (2) Tekstur tanah pada delapan lokasi sumur resapan terdiri dari dua kelas yaitu liat (lokasi Jogjogan, Cilember, Kantor PLN dan Kantor KUD Cibeureum) dan lempung (lokasi Kopo, Citeko, Puskesmas, Diparda); (3) Berdasarkan nilai indeks stabilitas agregat, terdapat dua lokasi sumur resapan yang memiliki tanah kurang stabil yaitu Jogjogan dan Cilember; (4) N~lairata-rata permeabilitas yang paling tinggi berada di lokasi Diparda sebesar 25,95 cmtjam, sedangkan terendah terdapat di lokasi Jogjogan sebesar 2,50 unljam; dan (5) Persentase terbesar total rata-rata pori drainase berada di lokasi Puskesmas sebesar 31,68 % dan terendah terdapat di lokasi Cilember sebesar 15,75%. Hasil pengukuran laju peresapan air pada masing-masing sumur resapan menunjukkan bahwa, pada lokasi Diparda memiliki nilai permeabilitas rata-rata tertinggi yaitu sebesar 506 mhr, sedangkan terendah terdapat pada sumur resapan tipe II di lokasi Puskesmas yaitu sebesar 2,01 mthr. Rendahnya laju peresapan air
pada sumur resapan tipe II disebabkan oleh pengaruh penggunaan dinding batako, yang dapat menghambat laju peresapan air ke dinding sumur. Hasil analisis dimensi sumur resapan, diperoleh volume sumur resapan pada lokasi Diparda Tugu selatan, Puskesmas Tugu utara, Citeko, Dinas PLN Cibeureum, kantor KUD Cibeureum, dan Kopo pellu perubahan. Oleh sebab itu penulis merekomendasikan volume sumur resapan pada ke enam lokasi tersebut yaitu : (1) Diparda, volume 2.5 m y (2) Puskesmas volume sumur resapan 2,5 m3 ; (3) Citeko volume sumur resapan 2,5 m3 ; (4) Dinas PLN volume sumur resapan 2,O m3 ; (5) Kantor KUD Cibeureum volume sumur resapan 2,O m3 ; dan (6) Kopo volume sumur resapan 2.5 m3. Nilai korelasi Pearson yang diperoleh menunjukkan bahwa variabel pori drainase, stabilitas agregat, tekstur fraksi liat, dan infiltrasi perlapisan tanah memiliki hubungan yang tidak nyata dengan volume air sumur resapan (p>0,15), sedangkan penneabilitas tanah dan tekstur fraksi pasir mempunyai hubungan yang nyata dengan volume air sumur resapan (p<0,15). Hasil analisis regresi berganda menunjukkan bahwa luas bidang atap mempunyai pengaruh yang tidak nyata terhadap volume air sumur resapan (p>0,15), sedangkan intensitas hujan memiliki pengaruh yang nyata terhadap volume air sumur resapan (p<0,15). Tanggapan responden terhadap sumur resapan dilihat berdasarkan tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku. Pengetahuan responden tentang sumur resapan secara umum masih relatii kurang.
,..?.: .
Hal 'ini ada kaitannya dengan kurangnya
penyuluhan dan pemasaran sosial~~temta~:Sumur resapan. Lebih lanjut dapat diungkapkan persentase responden- ,taerdasarkan pengetahuan pada masingmasing aspek yaitu : (1) pengertian sumur resapan (66%); (2) fungsi sumur resapan (62%); (3) jarak sumur resapan (22%); (4) air untuk sumur resapan (66%); (5) konstmksi dan bahan yang digunakan (30%); dan (6) volume sumur resapan (32%). Sebagian besar responden (48%) setuju terhadap adanya sumur resapan, yang berarti bahwa sebagian besar responden menerima adanya sumur resapan di wilayah pemukimannya. Lebih lanjut dapat dirinci sikap responden pada masingmasing aspek yaitu : (1) 86% responden setuju terhadap manfaat sumur resapan; (2) 54% responden setuju apabila sumur resapan dibuat pada masing-masing rumah; (3) hanya 28% responden yang setuju sumur resapan dijadikan syarat IMB; (4) 26% responden setuju sumur resapan diwajibkan bagi vila, hotel dan restoran;