1
BAB IV METODA PENELITIAN
4.1 Rancangan
Penelitian Rancangan penelitian
menjelaskan rencana dari struktur riset yang mengarahkan proses
dan hasil penelitian sedapat mungkin menjadi valid, objektif, efisien, dan efektif. Pada bab sebelumnya telah dijelaskan latar belakang, masalah, tujuan, manfaat, kajian pustaka, dan hipotesis penelitian. Tahapan selanjutnya yang harus dilakukan dalam penelitian ini
adalah mempersiapkan data penelitian dan menguji hipotesis sehingga dapat ditarik kesimpulan sesuai dengan hasil yang diperoleh, masalah, dan hipotesis penelitian.
Penelitian ini menggunakan jenis data kuantitatif berupa data sekunder yang diperoleh dengan mengakses website www.idx.co.id dan Indonesian Capital Market Directory. Berdasarkan hipotesis yang diajukan, diidentifikasi dua jenis variabel dalam penelitian ini yaitu variabel bebas yaitu proporsi gender dewan direksi dan proporsi komite audit, variabel terikat yaitu konservatisma akuntansi. Pengujian mengenai pengaruh proporsi gender dewan direksi dan proporsi komite audit pada konservatisma akuntansi dilakukan dengan menggunakan analisis regresi linear berganda. Sebelum dilakukan analisis regresi terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik yang terdiri dari uji normalitas, multikolinearitas, autokorelasi, dan heteroskedastisitas. Hasil pengujian regresi kemudian dijadikan dasar dalam membuat kesimpulan. Kesimpulan juga disusun sesuai dengan masalah penelitian dan hipotesis yang diajukan. Tahapan-tahapan tersebut dapat disajikan dalam bentuk rancangan penelitian seperti pada Gambar 4.1 berikut ini: LATAR BELAKANG MASALAH PENELITIAN MANFAAT PENELITIAN TUJUAN PENELITIAN
KAJIAN PUSTAKA HIPOTESIS PENELITIAN
Rancangan Penelitian Data Penelitian Hasil Pengujian dan Pembahasan
• •
Kesimpulan Penelitian Saran Dan Implikasi Variabel Penelitian Bebas Proporsi Gender Dewan Direksi Proporsi Komite Audit
Kuantitatif dan Kualitatif Data Sekunder ICMD & BEI
Purposive Sampling Terikat Konservatisma Akuntansi Regresi Berganda Asumsi Klasik 2
3
Gambar 4.1 Rancangan Penelitian 4.2
Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian ini adalah di Denpasar, data diperoleh dengan mengakses melalui website www.idx.co.id, dan Indonesian Capital Market Directory. Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2006 sampai dengan 2008. Pemilihan periode tahun yaitu dari 2006 adalah karena Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG) dibentuk tahun 2004 berdasarkan keputusan Menko Bidang Perekonomian Nomor : KEP/49/M.EKON/11/2004 dan pada tahun 2006 KNKG mengeluarkan Pedoman Umum Good Corporate Governance Indonesia untuk ditaati oleh seluruh perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas. Pedoman Umum Good Corporate Governance Indonesia tahun 2006 diantaranya memuat mekanisme komposisi direksi dan pembentukan komite audit. 4.3
Data Penelitian
4.3.1 Jenis data Berdasarkan jenisnya, data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yaitu data dalam bentuk angka-angka atau data kualitatif yang diangkakan (Sugiyono, 2007). Data kuantitatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2006 sampai dengan tahun 2008.
4
5
4.3.2 Sumber data Menurut sumbernya, penelitian ini menggunakan data sekunder eksternal, yaitu data yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui perantara, seperti orang lain atau dokumen (Sugiyono, 2007). Data sekunder eksternal dalam penelitian ini adalah laporan keuangan perusahaan di Bursa Efek Indonesia tahun 2006-2008 yang diperoleh melalui website BEI dan Indonesian Capital Market Directory. 4.3.3 Metoda penentuan sampel Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2006 sampai dengan 2008. Pemilihan sampel penelitian didasarkan pada metoda nonprobability sampling tepatnya metoda purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan atau kriteria tertentu (Sugiyono, 2007). Adapun kriteria yang digunakan untuk memilih sampel pada penelitian ini adalah: 1) Perusahaan terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan mempublikasikan Annual Report selama perioda pengamatan yaitu 2006-2008. 2) Perusahaan yang memiliki dewan direksi wanita. Kriteria tersebut ditetapkan karena penelitian ini bermaksud menguji persebaran gender yang dilihat dari proporsi wanita dalam dewan direksi. Keberadaan wanita menunjukan komposisi dewan direksi yang heterogen sehingga alternatif-alternatif
pengambilan
keputusan akuntansi lebih detail dan beragam untuk menghasilkan keputusan akuntansi lebih yang tepat.
3) Mencerminkan penerapan konservatisma akuntansi dalam laporan keuangan. Konservatisma akuntansi diidentifikasi dari nilai CONACC < 0 (bernilai negatif) selama minimal dua tahun dalam perioda pengamatan. Nilai CONACC mengukur konservatisma dari nilai akumulasi akrual selama beberapa tahun. Akrual yang dimaksud adalah perbedaan antara laba bersih sebelum depresiasi dan amortisasi dengan arus kas kegiatan operasi. Apabila terjadi akrual negatif (laba bersih lebih kecil daripada arus kas kegiatan operasi) yang konsisten selama beberapa tahun, maka merupakan indikasi diterapkannya konservatisma (Givoly dan Hayn, 2000). Berdasarkan kriteria tersebut diperoleh 70 pengamatan dengan proses pemilihan sampel seperti pada Tabel 4.1 berikut. Tabel 4.1 Proses pemilihan sampel penelitian
Keterangan Perusahaan yang terdaftar di BEI mengeluarkan annual report dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2008 Perusahaan yang tidak mengunakan mata uang rupiah Perusahaan yang tidak memiliki direksi wanita dalam dewan direksi
Jumlah Pengamatan 612 (3) (347)
Perusahaan yang memiliki direksi wanita dalam dewan direksi
262
Perusahaan yang tidak secara jelas mengumumkan keberadaan jumlah komite audit
(25)
Perusahaan yang tidak mencerminkan konservatisma dengan nilai conacc < 0 minimal 2 tahun dalam tahun pengamatan
(165)
Perusahaan yang datanya outlier
(2)
Perusahaan sampel penelitian
70
6
7
Berdasarkan informasi pada tabel 4.1, maka jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 70 pengamatan. Dari 612 perusahaan yang mengeluarkan annual report selama tahun 2006 sampai dengan tahun 2008 terdapat 262 perusahaan yang memiliki dewan direksi wanita dan terdapat 25 perusahaan selama tahun 2006 sampai dengan 2010 tidak secara jelas mengungkapkan keberadaan komite audit. Terdapat 165 perusahaan selama tahun 2006 sampai dengan 2008 yang tidak mencerminkan penerapan akuntansi konservatif dan tidak menerapkan penerapan akuntansi konservatif yang konsistem. Terdapat 2 perusahaan dikategorikan outlier karena tingkat konservatisma paling rendah (mendekati 0).
4.4
Variabel Penelitian
4.4.1 Identifikasi variabel Berdasarkan pokok permasalahan yang telah dirumuskan di atas, maka variabelvariabel yang dianalisis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1)
Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel terikat (Sugiyono, 2007). Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu proporsi gender dewan direksi dan proporsi komite audit.
2) Variabel terikat adalah menurut Sugiyono (2007) merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah konservatisma akuntansi.
4.4.2 Definisi operasional variabel 4.4.2.1 Variabel bebas 1) Proporsi gender dewan direksi dalam penelitian ini diukur dengan nilai persentase keberadaan wanita dalam dewan direksi. Nilai persentase keberadaan wanita dalam dewan direksi sebagai proksi dari gender dewan direksi sesuai dengan penelitian Smith et al., (2005) dan William (2003). 2) Komite audit dalam penelitian ini diukur dengan persentase keberadaan komite audit. Persentase keberadaan komite audit diukur dengan rumus: Persentase keberadaan komite audit = Jumlah komite audit Jumlah komisaris Persentase keberadaan komite audit yang diukur membandingkan jumlah komite audit dengan jumlah komisaris mereflesikan ukuran komite audit yang mewakili dan membantu dewan komisaris dalam melakukan pengawasan terutama mengenai pelaporan keuangan kepada manajemen sesuai dengan fungsi dan tugas komite audit yang tercantum dalam Pedoman Umum Good Corporate Governance Indonesia yang dikeluarkan oleh Komite Nasional Kebijakan Gorvernance tahun 2006. 4.4.2.2
Variabel terikat Givoly dan Hayn (2000) mengukur konservatisma dengan melihat kecederungan dari akumulasi akrual selama beberapa tahun. Akrual yang dimaksud
8
9
adalah perbedaan antara laba bersih sebelum depresiasi/amortisasi dan arus kas kegiatan operasi. Apabila terjadi akrual negatif (laba bersih lebih kecil daripada arus kas kegiatan operasi) yang konsisten selama beberapa tahun, maka merupakan indikasi diterapkannya konservatisma. Semakin besar akrual negatif yang diperoleh maka semakin konservatif akuntansi yang diterapkan. Hal ini dilandasi oleh teori bahwa konservatisma menunda pengakuan pendapatan dan mempercepat pengakuan biaya. Sehingga laporan laba rugi yang konservatif akan menunda pengakuan pendapatan yang belum terealisasi dan biaya yang terjadi pada periode tersebut akan segera dibebankan pada periode tersebut dibandingkan menjadi cadangan (biaya yang ditangguhkan) pada neraca. Rumus dari proksi konservatisma ini adalah sebagai berikut (Givoly dan Hayn, 2000):
……………………………………..(1) Keterangan : CONACCit = tingkat konservatisma NIit = net income sebelum extraordinary item ditambah depresiasi dan amortisasi. CFit = cash flow dari kegiatan operasional. Hasil perhitungan CONACC di atas dibagi dengan total aktiva kemudian dikalikan dengan -1, sehingga semakin besar konservatisma ditunjukkan dengan semakin besarnya nilai CONACC.
4.5
Analisis Data
4.5.1 Uji asumsi klasik Analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik analisis regresi linier berganda. Sebelum model regresi digunakan untuk menguji hipotesis, maka terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi klasik. Tujuan pengujian ini untuk mengetahui keberartian hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat sehingga hasil analisis dapat diinterpretasikan dengan lebih akurat, efisien, dan terbatas dari kelemahan-kelemahan yang terjadi karena masih adanya gejala-gejala asumsi klasik. Dalam penelitian ini, teknik analisis data dilakukan dengan bantuan program SPSS release version 13.0 for Windows. Menurut Ghozali (2006) uji asumsi klasik yang dilakukan adalah sebagai berikut. 1)
Uji Normalitas Asumsi klasik yang pertama diuji adalah normalitas yang bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi, variabel pengganggu atau residual mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal. Pengujian normalitas data dilakukan dengan uji Kolmogorov-Smirnov. Residual berdistribusi normal bila tingkat signifikansinya lebih besar dari 0,05.
2)
Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antarvariabel bebas. Multikolinearitas dapat dilihat dari nilai tolerance atau variance inflation factor (VIF). Jika ada
10
11
tolerance lebih dari 10% atau VIF kurang dari 10 maka dikatakan tidak ada multikolinearitas. 3) Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1. Untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi, maka digunakan metoda Durbin Watson (Dw Test). Jika nilai Dw test sudah ada, maka nilai tersebut dibandingkan dengan nilai tabel dengan menggunakan tingkat keyakinan sebesar 95%. a. Bila dU < dw < (4-dU), maka tidak terjadi autokorelasi. b. Bila dw < d1, maka terjadi autokorelasi positif. c. Bila dw > (4-dt), maka terjadi autokorelasi negatif. d. Bila d1 < dw < dU atau (4-dU) < dw < (4-dt), maka tidak dapat ditarik kesimpulan mengenai ada tidaknya autokorelasi. 4) Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas digunakan uji Glejser. Metoda ini dilakukan dengan meregresi nilai absolut residual (AbUt) terhadap variabel bebas. Jika
tidak ada satupun variabel bebas yang berpengaruh signifikan pada absolut residual, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. 4.5.2
Pengujian hipotesis penelitian Tehnik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linear berganda. Analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui atau memperoleh gambaran mengenai pengaruh variabel bebas pada variabel terikat. Analisis ini dilakukan dengan menggunakan bantuan program Statistical Package for Social Science (SPSS) 13.0 for Windows. Model regresi linear berganda ditunjukkan dalam persamaan sebagai berikut. CONACC = α + β1GEN + β2KOMAUDIT + e ………….………………………(2) Keterangan : CONACC α β1, β2 GEN KOMAUDIT e
= Konservatisma Akuntansi = Konstan = Koefisien Regresi = Proporsi Gender Dewan Direksi = Proporsi Komite Audit = Variabel Pengganggu
4.5.3 Penyimpulan hasil pengujian Tahapan penyimpulan terhadap hasil pengujian adalah sebagai berikut : 1) Mengidentifikasikan tanda koefisien yang diperoleh. Koefisien regresi menunjukan arah hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat (1)
Apabila koefisien regresi bertanda positif, berarti terdapat hubungan yang positif (searah) antara variabel bebas dengan variabel terikat
12
13
(2)
Apabila koefisien regresi berganda negatif, berarti terdapat hubungan yang negatif (berlawanan arah) antara variabel dengan variabel terikat
2) Hipotesis pertama (H1) dan Hipotesis kedua (H2) diterima jika hasil regresi menunjukan koefisien regresi bertanda positif dengan signifikansi dibawah 0.05 atau α = 5%, yang berarti pada tingkat kepercayaan 95%, terdapat pengaruh positif yang signifikan secara statistis antara proporsi gender dewan direksi dengan konservatisma akuntansi dan antara proporsi komite audit dengan konservatisma akuntansi.