PENEGAKAN DISIPLIN SISWA DI SMK AL-HIDAYAH CIPUTAT Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk mencapai Gelar Sarjana K-I Manajemen Pendidikan
Oleh : PAPA HUZAIFAH NIM : 106018200772
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011
ABSTRAK
Papa Huzaifah, Nim 106018200772, Judul : Penegakan Disiplin Siswa di SMK Al-Hidayah Ciputat, di bawah bimbingan Eri Rossatria Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penegakan disiplin siswa di SMK Al- Hidayah Ciputat. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis, untuk mengumpulkan data digunakan teknik observasi, wawancara dan angket. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penegakan disiplin siswa di sekolah SMK Al-Hidayah Ciputat berkategori cukup baik dengan nilai rata-rata 69,00%. Penegakan disiplin siswa di SMK Al-Hidayah Ciputat bisa dilihat dari berbagai aspek. Mulai dari disiplin waktu, belajar, pakaian, tata krama, pengawasan, penyadaran, pembiasaan, contoh dan tauladan. Pihak sekolah sudah sepatutnya dapat menggugah kesadaran siswa akan pentingannya kedisiplinan. Mengacu dari hasil penelitian, penulis memberikan saran bagi sekolah agar lebih meningkatkan lagi penggunaan strategi dalam disiplin agar penegakan disiplin siswa di SMK Al-Hidayah Ciputat benar-benar mampu meningkatkan mutu pendidikan dan mewujudkan tujuan pendidikan. Kata kunci : Penegakan Disiplin Siswa
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmainrrahim Alhamdulillah, segala puji serta syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena dengan izin dan ridho-NYA penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW, keluarganya, shahabatnya, dan kepada seluruh umatnya yang mengikuti ajarannya sampai akhir zaman. Dalam penyelesaian skripsi ini banyak sekali kepada pihak-pihak yang sangat berjasa membantu penulis baik itu dengan berupa kebijakan, bimbingan, moril maupun materil. Oleh karena itu penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini, khususnya kepada: 1.
Prof. Dr. Dede Rosyada, MA, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2.
Drs. Rusydy Zakaria, M.Ed. M.Phil, Ketua Jurusan Kependidikan Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3.
Drs. Mu’arif SAM, M.Pd, Ketua program Studi Manajemen Pendidikan yang telah mendidik dan memberikan berbagai ilmu pengetahuan.
4.
Dra. Eri Rossatria, M.Ag, Dosen pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktu,
tenaga,
dan
pikirannya
dalam
membimbing
penulis
guna
terselesaikannya skripsi ini. 5.
Seluruh Dosen dan Staff Jurusan Kependidikan Islam yang telah memberikan ilmu selama perkuliahan hingga akhirnya skripsi ini selesai.
6.
Pimpinan Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah memberikan andil besar dalam menyediakan bahan pustaka guna terselesaikannya penulisan skripsi ini.
7.
Dewan guru serta staf karyawan SMK Al-Hidayah Ciputat, yang telah memfasilitasi dan meluangkan waktunya untuk membantu penulis dalam mencari dan menghimpun data yang diperlukan selama penulisan skripsi.
8.
Kedua orang tua (H. Muzani dan Hj. Soproh), serta kakak-kakak yang telah memberikan do’a dan terus memotivasi penulis baik secara moril maupun secara materiil sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
9.
Rekan-rekan mahasiswa, khususnya Program Studi Manajemen Pendidikan angkatan 2006 (Retiya, Nani, Siti Nurseha, Safrina Dariza, Siti Zahriah, dkk), yang selalu berbagi dalam suka dan duka.
10. Semua pihak yang ikut membantu terselesaikannya skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan namanya satu persatu. Semoga semua dorongan, bantuan dan bimbingan yang telah diberikan dicatat sebagai amal baik dan diterima oleh Allah SWT, amien.
Jakarta, 19 Mei 2011
Papah Huzaifah
DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR ...............................................................................
i
ABSTRAK .................................................................................................
iii
DAFTAR ISI ..............................................................................................
iv
DAFTAR TABEL .....................................................................................
vi
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................
viii
BAB I
BAB II
PENDAHULIAN A. Latar Belakang Masalah ...............................................
1
B. Identifikasi Masalah .....................................................
6
C. Pembatasan Masalah ....................................................
7
D. Perumusan Masalah ......................................................
7
E. Manfaat Penelitian ........................................................
7
KAJIAN TEORI A. Kedisiplinan Siswa .......................................................
9
1. Pengertian Disiplin ................................................
9
2. Ciri-ciri Disiplin ....................................................
12
3. Macam-macam Disiplin ........................................
15
4. Unsur-unsur Disiplin .............................................
18
B. Penegakan Disiplin di Sekolah .....................................
19
1. Strategi Penerapan Disiplin ...................................
19
2. Cara Menanamkan Disiplin ...................................
25
3. Peranan Sekolah dalam Penegakan Disiplin Siswa .......................................................
31
BAB III
BAB IV
BAB V
METODE PENELITIAN A. Tujuan Penelitian ..........................................................
35
B. Tempat dan Waktu Penelitian ......................................
35
C. Metode Penelitian .........................................................
35
D. Sumber Data .................................................................
36
E. Teknik Pengumpulan Data ...........................................
36
F. Instrumen Penelitian .....................................................
37
G. Teknik Pengelolaan dan Analisis Data .........................
39
H. Interprestasi Data ..........................................................
41
HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian .............................
42
B. Deskripsi Data ..............................................................
54
C. Interprestasi Data ..........................................................
71
D. Temuan Penelitian ........................................................
73
PENUTUP A. Kesimpulan ...................................................................
77
B. Saran .............................................................................
78
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................
79
LAMPIRAN-LAMPIRAN .......................................................................
82
DAFTAR TABEL
1.
Kisi-kisi angket penegakan disiplin siswa di SMK Al-Hidayah ciputat ....................................................................................
38
2.
Kriteria penskoran alternatif jawaban dari likert ......................................
39
3.
Analisa data ...............................................................................................
40
4.
Data keadaan guru SMK Al-Hidayah ciputat ...........................................
49
5.
Data keadaan karyawan SMK Al-Hidayah ciputat ...................................
50
6.
Jumlah siswa tahun ajaran 2010-2011 ......................................................
51
7.
Datang ke sekolah sebelum bel tanda masuk berbunyi.............................
54
8.
Masuk kelas sebelum jam pelajaran dimulai ............................................
54
9.
Pulang sekolah sesuai dengan waktu yang ditentukan dari sekolah .........
55
10. Mengerjakan tugas dari sekolah di rumah ................................................
55
11. Mengerjakan tugas sekolah dengan baik ..................................................
56
12. Mengikuti pelajaran di sekolah dengan teratur .........................................
56
13. Menyusun schedule pelajaran agar bisa belajar dengan teratur ................
57
14. Membawa alat tulis ke sekolah .................................................................
57
15. Membawa buku pelajaran sesuai dengan mata pelajaran yang ditentukan di sekolah ................................................................................
58
16. Memperhatikan penjelasan guru ...............................................................
58
17. Mengucapkan salam dan mencium tangan apabila bertemu dengan guru .................................................................................
59
18. Mengucapkan salam pada saat masuk ke dalam kelas ..............................
59
19. Memakai pakaian dengan rapih ke sekolah ..............................................
60
20. Menggunakan seragam beratribut sesuai dengan peraturan yang ditetapkan oleh sekolah ....................................................................
60
21. Memakai seragam olahraga sekolah setiap jam pelajaran olahraga .........
61
22. Guru memberikan penyuluhan tentang bahaya merokok dan minuman keras ...................................................................................
61
23. Guru memberikan penyuluhan tentang bahaya narkoba ...........................
62
24. Guru menasehati siswa yang malas belajar ..............................................
62
25. Guru menasehati jika berkelahi di sekolah ...............................................
63
26. Guru menyampaikan dan memberikan pengarahan tata tertib atau disiplin sekolah kepada siswa ...........................................................
63
27. Guru mengadakan razia, seperti benda-benda tajam, bacaan-bacaan porno serta obat-obatan terlarang..............................................................
64
28. Guru mengadakan pemeriksaan pakaian dan rambut gondrong ...............
64
29. Guru menegur siswa yang membuat keributan/kegaduhan dalam kelas saat pelajaran berlangsung ...............................................................
65
30. Guru melakukan pemanggilan kepada orang tua atau wali siswa, ketika siswa melakukan pelanggaran tata tertib sekolah ..........................
65
31. Guru Berperilaku ramah dalam menghadapi siswa ..................................
66
32. Guru tidak merokok di depan siswa ketika berada di lingkungan sekolah ...............................................................................
66
33. Guru menghukum siswa yang datang terlambat ke sekolah .....................
67
34. Guru memberikan penghargaan kepada siswa yang berprestasi ...............
67
35. Guru berbicara penuh dengan kelembutan kepada sesama guru dan siswa ..................................................................
68
36. Guru menggunakan pakaian yang rapih pada saat mengajar ....................
68
37. Deskripsi data implementasi disiplin siswa di SMK Al-Hidayah Ciputat .....................................................................
69
38. Perhitungan nilai rata-rata skor penelitian ................................................
69
DAFTAR LAMPIRAN
1.
Pedoman Wawancara
2.
Angket Penegakan Disiplin siswa
3.
Tabel Penskoran Data Angket
4.
Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah
5.
Hasil Wawancara dengan Guru BK
6.
Surat Panggilan Siswa yang Bermasalah
7.
Surat Skorsing Siswa
8.
Surat Permohonan Dosen Pembimbing
9.
Surat Bimbingan Skripsi
10. Surat Permohonan Izin Penelitian 11. Surat Keterangan 12. Uji Referensi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu kunci bagi kemajuan bangsa dan negara. Pendidikan tidak hanya meningkatkan pengetahuan dan keterampilan saja tetapi pendidikan juga ikut membina watak dan sikap manusia. Pendidikan
mempunyai
posisi
yanng
strategis
dalam
program
pembangunan nasional dan sebagai sarana penting dalam mempelancar dan mensukseskan program pembangunan, karena pendidikan bukan hanya berfungsi
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan, tetapi juga ikut
membentuk watak dan sikap manusia Indonesia. Dalam UU RI No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bab 1 pasal 1(1) dikemukakan bahwa: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.1 Selanjutnya dalam pasal 3 undang-undang sistem pendidikan nasional disebutkan, ”Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, cakap, kreatif mandiri dan menjadi warga negara yang demoktratis serta bertanggung jawab”. 1
Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia, Undang-undang Republik Indonesia
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta 2003), h. 5.
Pendidikan mempunyai peranan penting dalam keseluruhan aspek kehidupan. Hal ini disebabkan pendidikan berpengaruh langsung terhadap perkembangan manusia, perkembangan seluruh aspek kepribadian manusia. Menurut Singgih Gunarsa, mengatakan dahulu pendididikan sering di lakukan dengan disiplin dan kekerasan, sekarang disiplin tetap harus ditanamkan, tetapi tidak lagi dengan kekerasan terhadap pelanggaran, melainkan dengan wejangan-wejangan.2 Sekolah sebagai lembaga pendidikan bertugas melanjutkan, melengkapi dan mengembangkan pendidikan yang sudah dan belum diberikan dalam keluarga. Peranan sekolah sangat besar bagi usaha pemerintah memajukan pendidikan di Indonesia untuk mewujudkan manusia yang berkualitas yang sanggup menghadapi tuntutan kemajuan jaman. Sekolah diharapkan dapat mengubah input menjadi output sesuai harapan pendidikan melalui suatu proses yang berkesinambungan. Disiplin tidak hanya diberikan setelah anak masuk sekolah atau setelah masa remaja, tetapi harus sudah dilatih sejak anak baru lahir ke dunia ini. Sejak dilahirkan anak membutuhkan kedekatan dengan orang dewasa, membutuhkan kasih sayang orang dewasa. Orang tua dapat memulai mendidik disiplin dengan menunjukan mana yang boleh dan mana yang tidak boleh, mana yang baik dan mana yang buruk. Selain itu pendidikan disiplin tidak hanya ditekankan pada waktu anak membuat perilaku yang tidak diinginkan atau pada waktu anak gagal mencapai harapan orang tua. Perilaku-perilaku yang diinginkan pun perlu, meski tidak harus terus-menerus, mendapatkan pengakuan, persetujuan atau penghargaan. Jika anak sejak bayi telah dilatih untuk berdisiplin maka pada
2
Singgih D Gunarsa, Psikologi untuk Membimbing, (Jakarta : Gunung Mulia, 2000), cet. ke-9,
h. 137.
masa remaja ia akan memiliki disiplin diri yang cukup akan mampu menahan segala godaan yang datang dari teman maupun lingkungan sekitarnya. Sekolah merupakan lembaga formal sebagai wadah untuk kegiatan belajar mengajar. Agar proses belajar mengajar lancar, maka seluruh siswa harus mematuhi tata tertib dengan penuh rasa disiplin yang tinggi. Disiplin sekolah adalah serangkaian peraturan, tata nilai moral yang berlaku di lembaga sekolah guna menciptakan suasana belajar yang efektif. Jadi disiplin sekolah sangat bermanfaat dalam menciptakan suasana belajar yang kondusif dan efektif. Tapi dalam kenyataanya yang kita lihat banyak siswa-siswi yang tidak lagi menghiraukan tata tertib atau disiplin yang ada di lingkungan sekolah. Salah satu contohnya antara lain: seperti siswa datang ke sekolah terlambat, tidak mengerjakan tugas yang diberikan sekolah di rumah, tidak memakai seragam sekolah sesuai peraturan yg ditetapkan, dan lain sebagainya. Oleh sebab itu, pihak sekolah harus lebih memperhatikan lagi disiplin yang berlaku di sekolah. Sehingga siswa-siswi tidak lagi meremehkan peraturan yang di buat. Karena disiplin adalah salah satu kunci kesuksesan seseorang. Dengan kita menjunjung tinggi disiplin maka akan terbentuk pribadi yang kuat dan dihargai oleh orang lain. Penerapan kedisiplinan di sekolah bukanlah hal yang mudah dan sederhana. Harus ada perencanaan dan penyusunan peraturan atau tata tertib, sosialisasi, pengawasan serta pengendalian dari sekolah. Kedisiplinan adalah suatu hal penting yang perlu diterapkan baik di rumah maupun di lingkungan sekolah, sehingga ada kesinambungan antara pendidikan orang tua dan guru. Dahulu pendidikan sering dilakukan dengan disiplin dan kekerasan, sekarang disiplin tetap harus ditanamkan tapi tidak lagi dengan kekerasan, melaikan dengan wejangan-wejangan.sesuai dengan firman Allah :
)١٢٥ : أدع إلى سبيل ربك بالحكمت والموعظت الحسنت (سورة النحل
Artinya : Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik. (An-Nahl 125). Berdasarkan uraian di atas, peneliti menyimpulkan bahwa anak yang dibesarkan tanpa adanya kedisiplinan akan memperoleh kebebasan, tetapi tanpa bimbingan dengan mudah ia akan menjadi orang yang selalu bimbang dan tidak dapat terkendali emosinya serta tidak dapat mengambil keputusan secara tepat. Menurut Charles Schefer “kedisiplinan mencakup setiap pengajaran, bimbingan atau dorongan yang dilakukan oleh orang dewasa, dimaksudkan untuk menolong anak-anak belajar untuk hidup sebagai makhluk sosial dan untuk mencapai pertumbuhan serta perkembangan mereka semaksimal mungkin”.3 Sebagaimana juga pendapat Emile Durkheim: “disiplin berguna bukan hanya demi kepentingan masyarakat sebagai suatu sasaran mutlak, melainkan juga demi kesejahteraan individu sendiri. Melalui disiplin kita belajar mengendalikan keinginan, tanpa ini mustahil orang dapat mencapai kebahagiaan”.4 Dalam proses pembelajaran, setiap guru mempunyai keinginan agar semua siswanya dapat memperoleh hasil belajar yang baik dan memuaskan. Harapan tersebut sering kandas dan tidak dapat terwujud. Perlunya penegakan disiplin yang akan memusatkan perhatiannya terhadap pembentukan tingkah laku anak sebagai penuntun mereka sebelum terjun ke lingkungan masyarakat
3
Carles Shefer (Alih Bahasa : Drs .R. Tuman Sirait ), Bagaimana Membimbing, Mendidik Dan
Mendisiplinkan Anak Secara Efektif “How to Influece Children“, (Jakarta Restu Agung, 1996), Cet. Ke 1,h.xi 4
Emile Durkheim (Alih Bahasa : Drs. Lukas Ginting), Pendidikan moral; Suatu Studi Teori
dan Aplikasi Sosiologis Pendidikan, (Jakarta ; Erlangga, 1990 ),h .36.
sehingga mereka dapat berhasil dalam proses pembelajaran yang mereka tempuh. Disiplin diperlukan untuk menjamin bahwa anak akan menganut standar yang ditetapkan masyarakat dan yang harus dipatuhi anak agar ia tidak ditolak masyarakat. Menurut Elizabeth anak membutuhkan disiplin, bila mereka ingin bahagia dan menjadi orang yang baik penyesuaiannya. Melalui disiplinlah mereka dapat berprilaku dengan cara diterima masyarakat dan sebagai hasilnya oleh anggota kelompok sosial mereka.5 Sylvia Rimm Mengatakan, tujuan disiplin adalah mengarahkan anak agar mereka belajar mengenai hal-hal baik yang merupakan persiapan bagi masa dewasa, saat mereka sangat bergantung pada disiplin diri. Diharapkan, kelak disiplin diri mereka akan membuat hidup mereka bahagia, berhasil dan penuh kasih sayang.6 Jadi sudah seharusnya kedisiplinan anak di sekolah diterapkan sejak dini, dengan adanya jalinan kerjasama antara orang tua dan guru akan terlihat keberhasilan
anak dalam
mengendalikan
emosinya, sehingga dapat
menghasilkan manusia yang bermutu dan berpengetahuan untuk dapat meningkatkan derajat dan martabat manusia seutuhnya. Terkait penjelasan di atas pada kenyataan yang terjadi di lapangan, anak kurang disiplin dan kurang memiliki rasa tanggung jawab di sekolah, tidak berpakaian rapi, tidak memperhatikan guru pada saat mengajar, membuat gaduh pada saat belajar dan tidak bisa tertib di dalam kelas sehingga siswa tidak mempunyai rasa tanggung jawab di sekolah.
5
Elizabeth B. Hurlock (Alih Bahasa : dr. Med. Meitasari Tjandrasa ), Perkembangan Anak
(Jakarta : Erlangga), Jilid 2, h. 83. 6
Sylvia Rimm, Mendidik dan Menerapkan Disiplin Pada Anak Prasekolah (Jakarta : PT
Gramedia pustaka Utama , 2003), Cet. Ke-2, h.134.
Dari fenomena tersebut, nampak bahwa sekolah dengan segala perangkatnya berusaha mendidik siswa untuk tidak hanya disiplin terhadap peraturan sekolah saja, melainkan juga berusaha mendidik siswa di lingkungan keluarga dan masyarakat untuk taat serta memiliki sifat terpuji. Penegakan kedisiplinan merupakan upaya pembentukan perilaku siswa secara baik dengan mendayagunakan semua sumber daya yang ada di sekolah melalui koordinasi kepala sekolah dan kerjasama Guru BK, dengan semua personil
sekolah.
Kedisiplinan
siswa
sangat
berpengaruh
terhadap
keberhasilan kegiatan belajar mengajar secara menyeluruh dengan tujuan agar proses pembelajaran di sekolah dapat berjalan lancar, efektif dan efisien. Pada kenyataanya, berdasarkan hasil observasi yang telah peneliti lakukan di SMK Al-Hidayah Ciputat, terlihat bahwa tingkat kedisiplinan siswa masih kurang, terbukti dari masih seringnya siswa-siswi tersebut terlambat masuk kelas, berpakaian tidak rapi, membolos, mencontek, tidak memperhatikan guru pada saat belajar di dalam kelas, tidak menyelesaikan tugas tepat waktu dan juga para siswa yang terlibat perkelahian antar pelajar. Kebenaran dari uraian di atas tentunya perlu dibuktikan melalui penelitian. Oleh sebab itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian di SMK AlHidayah Ciputat mengenai “PENEGAKAN DISIPLIN SISWA DI SMK AL-HIDAYAH CIPUTAT”. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka masalah yang diteliti dapat diidentifikasikan sebagai berikut : 1. Tingkat penegakan disiplin siswa di SMK Al-Hidayah Ciputat yang masih rendah. 2. Peran para guru dalam menegakan kedisiplinan siswa di SMK AlHidayah Ciputat masih rendah.
3. Ada faktor-faktor yang dapat mempengaruhi penegakan kedisiplinan siswa. 4. Kurang adanya keteladanan dan sikap seorang guru memungkinkan anak berprilaku disiplin. 5. Adanya pengaruh lingkungan terhadap kedisiplinan dalam proses belajar mengajar. 6. Minimnya peran guru BK dalam mengatasi siswa yang kurang disiplin. 7. Belum ada langkah-langkah yang ditempuh dalam menanamkan dan mengembangkan disiplin siswa.
C. Pembatasan Masalah Pembatasan masalah dibatasi oleh : Penegakan disiplin di sekolah (guru, murid dan guru BK) dalam menanamkan dan mengembangkan disiplin
siswa di SMK Al-Hidayah
Ciputat.
D. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang diuraikan, maka penulis merumuskan masalah yang akan dijadikan dasar penelitian sebagai berikut: “Bagaimana strategi penegakan disiplin siswa di SMK Al-Hidayah Ciputat?”
E. Manfaat penelitian 1. Hasil penelitian ini diharapkan menambah khazanah keilmuan kepada penulis tentang kedisiplinan siswa. 2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai masukan bagi pihak sekolah di SMK Al Hidayah Ciputat.
3. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pengetahuan bagi pembaca
terutama
yang
menggeluti
bidang
pendidikan
tentang
hubunganya dengan kedisiplinan siswa. 4. Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai bahan masukan, bahan pertimbangan dan sumber data bagi guru BK guna perbaikan, pengembangan dan peningkatan dalam dunia pendidikan khususnya dalam penegakan disiplin siswa di SMK Al-Hidayah Ciputat.
BAB II KAJIAN TEORI
A. Kedisplinan Siswa 1. Pengertian disiplin Menurut Elizabeth B. Hurlock, kata “disiplin” berasal dari kata yang sama “disciple” yakni seseorang yang belajar dari atau secara sukarela mengikuti seseorang pemimpin. Orang tua atau guru merupakan pemimpin dan anak merupakan murid yang belajar dari mereka cara hidup yang menuju ke hidup yang berguna dan berbahagia.7 Menuurut M.Dahlan Al Barry, dalam kamus populer, disiplin adalah tata tertib ,ketaatan patuh terhadap peraturan .8 Menurut S. Wojowasito secara etimologi disiplin berarti suatu peraturan yang ada pada suatu lembaga atau keluarga.9 Sedangkan pengertian disiplin menurut Ahmad Rohani, mengartikan displin sebagai setiap macam pengaruh yang ditujukan untuk membantu peserta didik agar dia dapat memahami dan menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungannya dan juga penting tentang cara menyelesaikan tuntutan yang mungkin ingin ditunjukan peserta didik terhadap lingkungannya.10 Dalam bahasa Indonesia, istilah disiplin kerapkali terkait dan menyatu dengan istilah tata tertib dan ketertiban. Istilah ketertiban mempunyai arti kepatuhan seseorang dalam mengikuti peraturan atau tata tertib karena didorong atau disebabkan oleh sesuatu yang datang dari luar dirinya. 7
Elizabeth B. Hurlock , perkembangan anak, (Jakarta:Erlangga, 1987), h. 37
8
M Dahlan Al Barry., Kamus Ilmiah Populer (Surabaya: Penerbit Alfa), h. 86
9
S. Wojowasito ,Kamus Populer ,(Semarang CV Aneka, 1997), h 68
10
134.
Ahmad Roheni, Pengelolaan Pengajaran, (JakartaL Rineka Cipta, 2004), Cet. Ke-2, h. 133-
Sebaliknya, istilah disiplin sebagai kepatuhan dan ketaatan yang muncul karena adanya kesadaran dan dorongan dari dalam diri orang itu. Istilah tata tertib berarti perangkat peraturan yang berlaku untuk menciptakan kondisi yang tertib dan teratur. Sedangkan menurut Tim penyusun kamus bahasa Indonesia, disiplin adalah “tata tertib (di sekolah, kemiliteran dan lain sebagainya), ketaatan atau kepatuhan kepada peraturan atau tata tertib”.11 Tata tertib berarti perangkat peraturan yang berlaku untuk menciptakan kondisi yang tertib dan teratur. Soedijarto mengatakan bahwa disilpin pada hakikatnya adalah kemampuan untuk mengendalikan diri dalam bentuk tidak melakukan sesuatu tindakan yang tidak sesuai dan bertentangan dengan sesuatu yang telah ditetapkan dan melakukan sesuatu yang mendukung dan melindungi sesuatu yang telah ditetapkan.12 Menurut Soegeng displin adalah “suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kesetiaan, keteraturan dan ketertiban”.13 Sedangkan dalam Ensiklopedi, Pendidikan disiplin adalah “proses mengarahkan atau mengabdikan
kehendak-kehendak
langsung,
dorongan-dorongan,
keinganan atau kepentingan-kepentingan kepada suatu cita-cita atau tujuan
11
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balaik
Pustaka, 2002), Cet. Ke-2, h. 268 12
Soedijarto, Menuju Pendidikan Nasional yang Relevan dan Bermutu, (Jakarta: Balai Pustaka,
1989), Cet. Ke-1 h. 163. 13
Soegeng Prijodarminto, Disiplin Kiat Menuju Sukses, (Jakarta: PT. Pradnya Paramita, 1993),
Cet. Ke-2, h. 23.
tertentu untuk mencapai efek yang lebih besar”.14 Demikian pula pernyataan Charles Schaefer bahwa : Inti dari disiplin ialah untuk mengajarkan atau seseorang yang mengikuti ajaran dari seorang pemimpin. Dimana tujuan dekat dari disiplin ialah untuk membuat anak-anak anda terlatih dan terkontrol, dengan mengajarkan mereka berbagai bentuk tingkah laku yang pantas dan yang tidak pantas atau masih asing bagi mereka. Karena itu orang tua haruslah secara terus-menerus berusaha untuk main memainkan peranan yang semaik kecil dari pekerjaan pendisiplinan tersebut.15 Sedangkan menurut Oteng Sutisna “displin sekolah didefinisikan sebagai kadar karakteristik dan jenis keadaan serba teratur pada suatu sekolah tertentu atau cara-cara dengan mana keadaan teratur itu diperoleh, pemeliharaan kondisi yang membantu kepada pencapaian dengan efisiensi fungsi-fungsi sekolah”.16 Elizabeth B. Hurlock Mengatakan, disiplin diharapkan mampu mendidik anak untuk berperilaku sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.17 Elizabeth
B. Hurlock juga mengatakan, disiplin penting bagi
perkembangan anak karena memenuhi beberapa kebutuhan-kebutuhan tertentu antara lain: a. Memberi rasa aman dengan memberi tahu apa yang boleh dan apa yang tidak boleh dilakukan. b. Sebagai motivasi pendorong ego yang mendorong anak mencapai apa yang diharapkan darinya.
14
Soegarda Poerbakawati, Ensiklopedi Pendidikan, (Jakarta: PT. Gunung Agung, 1981), Cet.
Ke-2, h. 81. 15
Charles Schaefer (Alih Bahasa: Drs. R. Turman Sirait), Bagaimana Membimbing, Mendidik,
dan Mendisiplinkan Anak Secara Efektif “How to Influence Children”, (Jakarta: Restu Agung, 1996), Cet. Ke-1, h. xi. 16
Oteng Sutisna, Administrasi; Pendidikan; Dasar Teoritis untuk Praktek Profesional,
(Bandung; Angkasa, 1989), Cet. Ke-10, h. 110. 17
Elizabeth B. Hurlock (Alih Bahasa: dr. Med Meitasari Tjandrasa), Perkembangan...., h. 84
c. Anak belajar menafsir, bahwa pujian sebagai tanda rasa kasih sayang dan penerimaan. d. Memungkinkan hidup menurut standar yang disetujui kelompok sosial. e. Membantu anak mengembangkan hati nurani, suara hati, membimbing dalam pengambilan keputusan dan pengendalian perilaku.18 Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa disiplin adalah suatu sikap moral individu yang terbentuk melalui serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, keteraturan, dan ketertiban berdasarkan acuan nilai moral. 2. Ciri-ciri Disiplin Salah satu ciri dalam mengajarkan kedisiplinan pada anak seperti mengormati aturan. Ia akan belajar melaksanakannya karena ia merasa wajib berbuat yang demikian sekalipun tugasnya tidak mudah. Pembiasaan diri semacam itu tidak dapat dipenuhi secara lengkap dalam keluarga, maka untuk melanjutkannya harus dibebankan pada lembaga pendidikan. Dengan demikan, ada sejumlah kewajiban yang harus dibebankan pada lembaga pendidikan. Kewajiban-kewajiban tersebut membentuk disiplin anak, melalui praktek disiplin inilah kita akan dapat menanamkan semangat disiplin. Hasan Nanggulung mengatakan, sepintas bila kita mendengar kata “disiplin” makna yang selalu terbayang ialah usaha untuk menyekat, mengawal dan menahan. Padahal sebenarnya tidak demikian, sebab dalam kamus yang kita jumpai makna disiplin selain dari pada yang tersebut adalah melatih, mendidik dan mengatur atau hidup teratur. Dengan kata
18
Elizabeth B. Hurlock (Alih Bahasa: dr. Med Meitasari Tjandrasa), Perkembangan...., h. 83
lain disiplin tidak hanya terkandung makna sekatan, tetapi juga pendidikan dan latihan.19 Samarmomo mengatakan, disiplin akan membuat seseorang tahu dan dapat membedakan hal-hal apa yang seharusnya dilakukan, yang wajib dilakukan, yang boleh dilakukan dan yang tak sepatutnya dilakukan. Bagi seorang yang berdisiplin, karena sudah menyatu dalam dirinya, maka sikap atau perbuatan yang dilakukan bukan lagi dirasakan sebagai beban.20 Sesuai dengan peringkat manusia (individu, kelompok masyarakat, bangsa), Samarmomo juga mengatakan, ciri disiplin dapat dipilah dalam tiga kategori, yaitu : a. Disiplin pribadi sebagai perwujudan disiplin yang lahir dari kepatuhan atas aturan-aturan yang mengatur perilaku individu. b. Disiplin kelompok sebagai perwujudan disiplin yang lahir dari sikap taat, patuh terhadap aturan-aturan (hukum) dan norma-norma yang berlaku pada kelompok atau bidang-bidang kehidupan manusia. c. Disiplin nasional yakni wujud disiplin yang lahir dari sikap patuh yang ditunjukkan oleh warga Neagara terhadap aturan-aturan, nilai yang berlaku secara nasional.21 Maurice J. Elias, mengatakan, Pada dasarnya ciri disiplin muncul dari hubungan keseluruhan antara orang tua dan anak, cara rumah tangga dikelola dan nilai-nilai yang ditekankan oleh orang tua. Jika menginginkan anak tumbuh dengan rasa disiplin, bertanggung jawab dan bertenggang rasa, orang tua harus memberi mereka kesempatan untuk membuat pilihan dan mematuhi batasan.22
19
Hasan Langgulung, Manusia dan Pendidikan; Suatu Analisa Psikologi, Filsafat dan
Pendidikan, (Jakarta: PT. Al-Husna Zikra, 1995), Cet. Ke-3, h. 400. 20
Soemarmo, Pedoman Pelaksanaan Disiplin Nasional dan Tata Tertib Sekolah 1998, (CV.
Mini Jaya Abadi, 1997), Cet. Ke-1, h. 20. 21 22
Somarmo, Pedoman Pelaksanaan….., h. 22 Maurice J. Elias, Cara-cara Efektif Mengasah EQ Remaja: Mengasuh dengan Cintam
Canda dan Disiplin, (Bandung: Kaifa, 2003), Cet. Ke-2, h. 66-67.
Maka untuk selanjutnya penegakan disiplin anak harus dibebankan pada sekolah. Dengan demikian, ada sejumlah kewajiban yang harus dipikul oleh siswa. Kewajiban-kewajiban tersebut membentuk disiplin sekolah. Melalui praktek disiplin sekolah inilah kita akan dapat menanamkan semangat disiplin dalam diri siswa. Adapun ciri-ciri kedisplinan menurut Emil Durkim, yang ada di sekolah, yaitu sebagai berikut:23 a. Patuh pada peraturan sekolah Peraturan sekolah dibuat agar siswa dapat menjalankan kedisiplinan dengan baik. Indikator dari peraturan tersebut meliputi: mengenakan pakaian seragam sekolah sesuai dengan ketentuan, tidak memakai perhiasan yang berlebihan, tidak merokok, mengikuti upacara bendera, membayar SPP. b. Melaksanakan tugasnya, yaitu: belajar Tugas siswa yang paling utama adalah belajar. Baik belajar dirumah maupun disekolah Indikator dari pelaksanaan belajar dapat dilakukan dengan membaca buku baik buku paket, buku tambahan maupun buku-buku di perpustakaan, mendengarkan dan memperhatikan penjelasan dari guru, keluar kelas ketika guru sedang memberikan penjelasan dari guru, keluar kelas ketika guru sedang memberikan penjelasan dan mengerjakan tugas yang diberikan. c. Teratur masuk kelas Indikator dari perilaku teratur masuk kelas yaitu siswa berada di kelas ketika jam pelajaran akan di mulai agar kegiatan belajar mengajar dapat diraulai sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan, melapor kepada guru piket jika datang terlambat dan tidak membolos. d. Disiplin waktu Waktu yang baik siswa tiba di sekolah sebelum bel masuk berbunyi agar siswa dapat mempersiapkan kelengkapan belajar sebelum proses belajar mengajar di mulai selain itu siswa masuk dan pulang sekolah sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. e. Tidak membuat masalah di kelas
23
Emile Durkheim (Alih Bahasa: Drs, Lukas Ginting), Pendidikan Moral; Suatu Studi Teori
dan Aplikasi Sosiologis Pendidikan, (Jakarta: Erlangga, 1990), h. 106.
Indikatornya yaitu tidak bercanda dengan teman kegiatan belajar mengajar berlangsung, berkelahi dengan teman, membaca buku yang porno, membawa VCD porno, dan tidak menggunakan/memakai handphone ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung. f. Mengerjakan pekerjaan rumah. Ketika di sekolah diberikan pekerjaan rumah (PR) sebaiknya siswa langsung mengerjakannya di rumah atau tidak mengerjakannya di sekolah, agar dapat dikumpulkan sesuai waktu yang telah ditentukan.
Dengan demikian, diharapkan kedisplinan yang ada di sekolah akan membentuk kedisiplinan diri anak walaupun tanpa aturan tertulis. Sehingga dimanapun dan kapanpun disiplin diri akan selalu tertanam pada pribadi anak, karena dengan kesadaran yang timbul dari diri sendirilah disiplin yang sebenarnya. 3. Macam-macam Disiplin Pendidikan memegang peranan kunci dalam mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas, terutama masalah kedisiplinan. Untuk menjaga berlakunya peraturan dan tata tertib diperlukan kedisiplinan dari semua personil sekolah. Di dalam kehidupan sekolah peraturan dan tata tertib sangat dibutuhkan agar dapat terciptanya proses belajar mengajar yang efektif dan efisien, sehingga dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Menurut Piet A. Sahertian disiplin dapat terbagi dalam tiga macam, diantaranya yaitu: a. Disiplin Tradisional adalah disiplin yang bersifat menekan, menghukum, mengawasi, memaksan dan akibatnya merusak penilaian yang terdidik. b. Disiplin Modern, pendidikan hanya menciptakan situasi yang memungkinkan agar peserta didik dapat mengatur dirinya. Jadi situasi yang akrab, hangat, bebas dari rasa takut sehingga peserta didik mengembangkan kemampuan dirinya.
c. Disiplin Liberal, yang dimaksud disiplin liberal adalah disiplin yang diberikan sehingga anak merasa memiliki kebebasan tanpa batas.24 Macam-macam disiplin selama usia sekolah Conny R. Semiawan meliputi disiplin dalam waktu dan disiplin dalam belajar sementara Nur Uhbiyati menambahkan disiplin dalam bertata krama. a. Disiplin dalam waktu. Kedisiplinan dalam hal ini berarti siswa harus belajar untuk terbiasa dalam mengatur waktu dalam kehidupan sehari-hari. Pengaturan waktu ini menurut Conny R. Semiawan bisa bermula dari perbuatan kecil seperti, tepat waktu berangkat ke sekolah dan tepat waktu dalam belajar.25 b. Disiplin dalam belajar. Siswa yang mempunyai kedisiplinan dalam belajar adalah siswa yang mempunyai jadwal serta motivasi belajar di sekolah dan di rumah, seperti dalam mengerjakan tugas dari guru dan membaca pelajaran. Dalam hal motivasi belajar ketika siswa berada di rumah seyogyanya orang tua dapat mengadakan lingkungan yang karya simulasi mental dan intelektual dengan mengusahakan suasana dan sarana belajar yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk secara spontan dapat memperhatikan dan menyatakan diri terhadap berbagai kejadian di dalam lingkungannya.26 c. Disiplin dalam bertata krama. Adapun maksud dari disiplin dalam bertata krama adalah kedisiplinan yang berkaitan dengan sopan santun, akhlak atau etika siswa, baik kepada guru, teman dan lingkungan. Ibnu Sina berpendapat bahwa untuk mendidik disiplin dalam bertata krama hendaknya dilakukan sedini mungkin dengan membiasakan bertingkah laku yang terpuji sebelum tertanam sifat yang buruk.27 Menurut Karl S. Bernhardt “Discipline is control, but more important is the principle that discipline is training for self-control. A scheme of
24
Piet A. Sahertian, Dimensi Administrasi Pendidikan, (Surabaya: Usaha Nasional, 1994), Cet.
Ke-1, h. 127 25
Conny R. Semiawan, Penerapan Pembelajaran Pada Anak(Jakarta: PT. Prenhalindo, 2008),
Cet. Ke-10, h. 95. 26
Conny R. Semiawan, Penerapan pembelajaran ….., h. 85.
27
Nur Uhbiyati, Ilmu Pnedidikan Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 1998), Cet. Ke-2, h. 135
discipline with children is only partially succesful is all it does is to keep children in order.”28 Disiplin adalah kendali, tapi yang lebih penting adalah prinsip bahwa disiplin adalah sebuah pelatihan untuk pengendalian diri. Skema disiplin pada anak-anak hanya sebagian yang sukses jika semua itu dilakukan untuk membuat anak-anak tetap patuh pada peraturan. Disiplin terjadi dan terbentuk sebagai hasil dari dampak proses pembinaan cukup panjang yang dilakukan sejak dari keluarga dan berlanjut dalam pendidikan di sekolah sebagai tempat penting bagi pengembangan disiplin seseorang. Jenis atau macam disiplin yang harus diperoleh ialah disiplin diri. Dengan disiplin diri, anak akan mampu mengendalikan diri dari hal-hal yang tidak sesuai dengan peraturan atau tata tertib yang berlaku baik di lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat sekitar. Disiplin diperlukan oleh siapapun dan dimanapun. Hal tersebut disebabkan dimanapun seseorang berada, di sana selalu ada peraturan atau tata tertib yang telah ditetapkan. Dari sudut pandang sosiologis dan psikologis disiplin ialah suatu proses belajar dimana individu mengakui tanggung jawab pribadinya terhadap masyarakat.
4. Unsur-unsur disiplin Menurut Elizabeth B. Hurlock, disiplin diharapkan mampu mendidik anak untuk berperilaku sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Disiplin mempunyai empat unsur pokok, yaitu: Peraturan, hukuman, penghargaan dan konsistensi.29 a. Peraturan 28
Karl S. Bernhardt, Discipline and Child Guidance, (New York: Mc. Graw-Hill, 1964), h.
308. 29
Elizabeth B. Hurlock, Perkembangan Anak, (Jakarta: Erlangga, 1992), h. 85
Peraturan biasanya ditetapkan oleh orang tua di rumah, guru di sekolah, masyarakat di lingkungan sekitar bahkan teman bermain baik di rumah maupun di sekolah. b. Hukuman Hukuman mempunyai tiga fungsi, yaitu: menghalangi agar seseorang tidak melakukan hal-hal atau perbuatan yang tidak diinginkan, mendidik seseorang agar dapat membedakan antara tindakan yang benar dan yang salah serta memberikan motivasi. c. Penghargaan Bentuk penghargaan tidak perlu berupa materi selain itu juga dapat berupa pujian, senyuman bahkan dapat berupa tepukan di punggung. Fungsi penghargaan ada tiga yakni: medidik, memberi motivasi dan membedakan perilaku yang benar dan yang salah. d. Konsistensi Konsistensi merupakan bentuk keseragaman dalam pemberian peraturan, hukuman dan penghargaan. Fungsi dari konsistensi ini adalah
mendidik,
memberikan
motivasi
dan
mempertinggi
penghargaan. Unsur-unsur kedisiplinan di atas merupakan hal-hal yang berkaitan dengan penerapan kedisiplinan dan harus ada ketika menerapkan kedisiplinan pada siswa. Karena dengan adanya beberapa unsur yang disebutkan di atas pendidik dapat mengetahui tujuan dan fungsi dari unsurunsur tersebut yaitu peraturan, hukuman, penghargaan dan konsistensi
B. Penegakan Disiplin di Sekolah 1. Strategi penerapan disiplin terhadap siswa Strategi menurut Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, adalah “rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus”.30 Sedangkan menurut Anas Sudijono penerapan adalah “kesanggupan seseorang untuk menerapkan atau menggunakan ide-ide umum, tata cara ataupun metode-metode, prinsipprinsip, rumus-rumus dan teori-tori”.31 Berdasarkan pengertian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa strategi penerapan disiplin adalah suatu rencana tentang tata cara yang akan digunakan untuk melaksanakan peraturan atau tata tertib sehingga dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Nafilah mengatakan, Dalam perkembangannya, konsep strategi telah digunakan
dalam
berbagai
situasi,
termasuk
situasi
pendidikan.
Implementasi konsep strategi dalam kondisi belajar mengajar, sekurangkurangnya melahirkan pengertian berikut: a. Strategi merupakan suatu keputusan bertindak dari guru dengan menggunakan kecakapan dan sumber daya pendidikan yang tersedia untuk mencapai tujuan melalui hubungan yang efektif antara lingkungan dan kondisi yang paling menguntungkan. b. Strategi merupakan garis besar haluan bertindak dalam mengelola proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan pengajaran secara efektif dan efisien. c. Strategi dalam proses belajar mengajar merupakan suatu rencana yang dipersiapkan secara seksama untuk mencapai tujuan-tujuan belajar.
30
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa
Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1998), Cet. Ke-1, h. 859. 31
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Raha Grafindo Persada,
2007), h. 51
d. Strategi merupakan pola umum perbuatan guru-peserta didik di dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar.32
Dalam rangka penegakan disiplin, baik siswa maupun guru sama-sama terlibat di dalamnya. Bahkan orang tua wali juga harus diberi informasi mengenai penegakan disiplin yang diterapkan sekolah. Hal tersebut dilakukan agar pihak sekolah dan orang tua dapat diharapkan dapat tercapai semaksimal mungkin. Menurut Syaiful Bahri Djamarah, Penegakan disiplin siswa dapat terjadi secara optimal apabila pihak sekolah, terutama para guru melakukan perbaikan pembelajaran di sekolah. Guru adalah unsur manusiawi dalam pendidikan, figur manusia sebagai sumber yang menempati posisi dan memegang peranan penting dalam pendidikan. Di sekolah, guru hadir untuk mengabdikan diri kepada umat manusia dalam hal ini anak didik.33 Syaiful
Bahri
Djamarah
juga
mengatakan,
Negara
menuntut
generasinya yang memerlukan pembinaan dan bimbingan dari guru.. Guru dengan sejumlah buku yang terselip di pinggang datang ke sekolah di waktu pagi hingga petang, sampai waktu mengajar dia hadir di kelas untuk bersama-sama belajar dengan sejumlah anak didik yang sudah menantinya untuk diberikan pelajaran. Anak didik ketika itu haus akan ilmu pengetahuan dan siap untuk menerimanya dari guru. Ketika itu guru sangat berarti sekali bagi anak didik. Kehadiran guru di kelas merupakan
32
Nafilah, Strategi dan Inovasi Pembelajaran SD,
http://nafilah.multiply.com/journal/item/26/Strategi dan Inovasi Pembelajaran Siswa SD. 33
Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, (Rineka Cipta,
2000), Cet. Ke-1, h. I.
kebahagiaan bagi mereka. Apalagi bila figur itu sangat disenangi oleh mereka.34 Seperti telah diketahui bersama dalam dunia pendidikan, guru memiliki peranan penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Guru sebagai penanggung jawab pendisiplinan anak harus mengontrol setiap aktivitas anak-anak agar tingkah laku anak tidak menyimpang dengan norma-norma yang ada. Dalam proses pendidikan efektif di sekolah diperlukan kinerja guru yang tinggi, proses pembelajaran yang menyenangkan, serta semangat yang tinggi dalam melakukan pekerjaan. Pada hakikatnya penerapan kedisiplinan merupakan salah satu upaya untuk peningkatan mutu dan produktifitas pelaksanaan tugas serta fungsi sekolah. Di samping itu, mendorong upaya meningkatkan efektifitas sistem dan tata laksana peraturan atau tata tertib sekolah sehingga peserta didik dapat lebih disiplin dalam segala aktifitasnya baik di lingkungan sekolah, keluarga maupun masyarakat. Syaiful Bahri Djamarah mengatakan, Untuk menciptakan anak didik (manusia) dewasa susila, guru harus memiliki ke pribadian dewasa susila. Guru jangan hanya mengajar, tetapi dia harus mendidik. Mengajar lebih cenderung mendidik anak didik menjadi orang yang pandai tentang ilmu pengetahuan saja, tetapi jiwa dan watak anak didik tidak dibangun dan dibina. Untuk membentuk jiwa dan watak anak didik, mendidiklah jawabannya, karena mendidik adalah kegiatan transfer of values, memindahkan sejumlah nilai kepada anak didik.35 Dalam hal ini Gunarsa menjelaskan: “Penerapan disiplin pada anak dapat dipupuk dengan memberikan tata tertib yang mengatur hidup si anak. Tata tertib disertai pengawasan akan terlaksananya tata tertib dan
34
Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak ……, h. I.
35
Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak ….., h. 29-30.
pemberian
pengertian
pada
setiap
pelanggaran,
tentunya
akan
menimbulkan rasa keteraturan dan disiplin diri.”36 Sangat banyak strategi yang bisa dilaksanakan dalam menerapkan disiplin di sekolah. Disiplin harus ditanamkan dan ditumbuhkan di hati para siswa, sehingga akhirnya disiplin itu akan tumbuh dari hati sanubari anak itu sendiri. Menurut Singgih D. Gunarsa, ada beberapa cara untuk mendisiplinkan siswa, yaitu : a. Cara otoriter Pada cara ini biasanya tokoh otoriter baik orang tua atau guru misalnya, selalu menentukan aturan-aturan dan batasan-batasan yang mutlak harus ditaati oleh anak. Dalam hal ini anak harus patuh dan tunduk serta tidak ada pilihan lain yang sesuai dengan kemauan atau pendapatnya sendiri. Kalau anak tidak memenuhi tuntutan tersebut, ia akan diancam atau dihukum. Dalam kondisi ini, anak umumnya lebih merasa takut kalu tidak melakukan, kalau pun anak tersebut melakukannya itu bukan karena kesadaran dari dalam dirinya. Tokoh otoriter dalam kaitan ini hanya menentukan tanpa memperhitungkan keadaan anak. Dan tanpa menyelami keinginan dan sifat-sifat khusus anak yang berbeda antara anak yang satu dengan yang lainnya. Dengan cara otoriter, ditambah dengan sikap keras, menghukum, mengancam akan menjadikan anakn patuh di hadapan tokoh otoriter saja, tetapi di belakangnya, kebanyakan anak memperlihatkan reaksireaksi lain. Misalnya menentang atau melawan. Reaksi menentang atau melawan ini bisa ditampilkan dalam tingkah laku yang melanggar norma-norma dan yang menimbulkan persoalan dan
36
Singgih Gunarsa, Psikologi untuk Membimbing, (Jakarta: Gunung Mulia, 2000), Cet. Ke-9,
h. 140
kesulitan, baik pada dirinya, lingkungan rumah, sekolah dan pergaulannya. Di sekolah dimana guru menanamkan disiplin dengan cara otoriter, pada umumnya tidak banyak mengalami kemajuankemajuan dalam upaya mengembangkan kepribadian peserta didik. Melalui cara ini guru menganggap dirinya paling tahu atau benar, apa yang dikatakan dan diajarkannya adalah mutlak benar. Di sisi lain, peserta didik kurang diberi kesempatan untuk mengemukakan dan mengambangkan ide atau buah pikirannya. Para guru yang menanamkan disiplin melalui cara otoriter pada dasarnya telah melakukan suatu upaya penjinakan peserta didik. Artinya peserta didik dijinakan melalui usaha guru agar peserta didik menerima saja tentang apa yang dikatakan atau diajarkan oleh guru, tanpa
diberi
kesempatan
untuk
menyatakan
pendapat
dan
mengembangkan ide atau buah pikirannya. Dampak penggunaan cara otoriter dalam menanamkan disiplin dapat menimbulkan hilangnya kebebasan pada anak, inisiatif dan kreatifitasnya menjadi tumpul. Secara umum kepribadiannya lemah, demikan pula dengan kepercayaan dirinya. b. Cara bebas Dalam cara ini tokoh yang menenamkan disiplin umumnya membiarkan anak mencari dan menemukan sendiri tata cara yang memberi batasan-batasan pada tingkah lakunya. Salah satu ciri menonjol dari cara ini adalah longgarnya pengawasan dan pengontrolan. Sehingga anak memiliki kebiasaan mengatur dan menentukan sendiri apa yang dianggapnya baik. Hal ini akan mengakibatkan perkembangan kepribadiannya menjadi tidak terarah.
Kemungkinan pada anak tersebut akan tumbuh rasa keakuan yang terlalu kuat dan kaku serta mudah timbulnya kesulitan-kesulitan kalau harus menghadapi larangan-larangan yang ada dalam lingkungan sosialnya. Implikasi cara ini di sekolah adalah munculnya pandangan bahwa guru sebagai sesuatu yang memaksimalkan kebebasan peserta didik untuk melakukan apa saja yang mereka sukai dan kapan mereka inginkan. Para guru yang menganut cara bebas ini dalam menanamkan disiplin pada umumya beralasan bahwa kebebasan adalah hak yang paling asasi yang harus diberikan kepada anak didik di dalam suatu proses agar peserta didik dapat dengan sepenuhnya mengembangkan potensi yang ada pada diri mereka. c. Cara demokratis Cara menanamkan disiplin dengan model ini adalah dengan memberikan perhatian kepada kebebasan anak dalam arti positif bukan kebebasan mutlak. Kebebasan positif mengandung pengertian kebebasan mengembangkan potensi-potensi yang ada dalam diri anak. Cara demokratis ini juga memperhatikan keinginan dari pendapat anak dengan pertimbangan kalau sesuai dengan norma-norma yang berlaku maka disetujui untuk dilakukan. Sebaliknya kalau keinginan dan pendapat anak tersebut tidak sesuai, maka kepada anak diberikan bimbingan melalui penjelasan yang rasional dan objektif. Penggunaan cara demokratis ini mengandung banyak keuntungan, antara lain dengan cara demokratis ini pada anak tumbuh rasa tanggung jawab memperlihatkan suatu tingkah laku dan selanjutnya
memupuk kepercayaan dirinya. Ia mampu bertindak sesuai dengan norma dan kebebasan yang ada pada dirinya untuk memperoleh kepuasan dan menyesuaikan diri dan kalau tingkah lakunya tidak berkenan bagi orang lain, ia mampu menunda dan menghargai tuntutan pada lingkungannya sebagai sesuatu yang bisa berbeda dengan norma pribadinya. Dalam upaya guru di sekolah menanamkan disiplin kepada peserta didiknya, cara demokratis haruslah menjadi pilihan utama. Namun demikian, mengingat keadaan pribadi dan tahapan perkembangan peserta didik, maka kedua cara sebagai tersebut kadang-kadang masih perlu digunakan dalam kondisi dan situasi tertentu.37 2. Cara Menanamkan Disiplin Menurut Amin Daein Indrakusuma menyatakan bahwa ada langkahlangkah untuk menanamkan disiplin pada anak ialah : dengan pembiasaan, contoh dan tauladan, penyadaran serta pengawasan.38 a. Dengan pembiasaan Anak dibiasakan melakukan hal-hal dengan tertib, baik dan teratur. Misalnya berpakaian rapi, masuk dan keluar kelas dengan teratur, makan dan tidur pada waktunya, hingga menulis dan membuat catatan-catatan di buku pun harus dibasakan dengan rapi dan teratur. Akhir-akhir ini, menulis dan membuat catatan-catatan dengan rapi dan teratur ini rupa-rupanya kurang mendapat perhatian dari para guru. Nampaknya hal ini remeh dan sepele, tetapi 37
Singgih D. Gunarsa, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, (Jakarta: Gunung Mulia,
2000), h. 82-84. 38
Amir Daien Indrakusuma, Pengatur Ilmu Pendidikan, (Surabaya: Usaha Nasional, 1978), h.
143-144.
sebenarnya akan berpengaruh besar terhadap kebiasaan-kebiasaan akan ketertiban dan keteraturan dalam hal-hal lain. 1) Mulailah pembiasaan itu sebelum terlambat, jadi sebelum anak itu mempunyai kebiasaan lain yang berlawanan dengan hal-hal yang akan dibiasakan. 2) Pembiasaan hendaknya dilakukan secara terus-menerus (berulang-ulang) dijalankan secara teratur sehingga akhirnya menjadi suatu kebiasaan yang otomatis. 3) Pendidikan hendaklah konsekuen, bersikap tegas dan tetap teguh terhadap pendiriannya. Jangan memberi kesempatan kepada anak untuk melanggar pembiasaan yang telah ditetapkan. 4) Pembiasaan yang mula-mula mekanistis harus makin menjadi pembiasaan yang disertai dengan kata hari anak itu sendiri.39 b. Dengan contoh dan tauladan Dalam hal ini para pendidik, guru dan orang tua harus selalu memberikan contoh dan menjadi tauladan bagi anak. Jika guru maupun orang tua membiasakan sesuatu bagi anak, hendaknya dirinya sendiri melakukan hal tersebut sebagai upaya mencontohkan dan menjadi tauladan bagi anak. Sebagai teladan, tentu saja pribadi dan apa yang dilakuan guru akan mendapat sorotan peserta didik serta orang di sekitar lingkungannya yang menganggap atau mengakuinya sebagai guru. Sehubungan dengan itu, beberapa hal di bawah ini perlu mendapat perhatian dan bila perlu didiskusikan para guru. 1) Sikap dasar, postur psikologis yang akan nampak dalam masalah-masalah penting, seperti keberhasilan, kegagalan, pembelajaran, kebenaran, hubungan antar manusia, agama, pekerjaan dan diri. 2) Bicara dan gaya bicara; penggunaan bahasa sebagai alat berpikir.
39
Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2007), Cet. Ke -18, h. 178.
3) Kebiasaan bekerja; gaya yang dipakai oleh seseorang dalam bekerja yang ikut mewarnai kehidupannya. 4) Sikap melalui pengalaman dan kesalahan; pengertian hubungan antara luasnya pengalaman dan nilai serta tidak mungkinnya mengelak dari kesalahan. 5) Pakaian; merupakan perlengkapan pribadi yang amat sangat penting dan menampakkan ekspresi seluruh kehidupan. 6) Hubungan kemanusiaan; diwujudkan dalam semua pergaulan manusia intelektual, moral, keindahan, terutama bagaimana berperilaku. 7) Proses berpikir; cara yang digunakan oleh pikiran dalam menghadapi dan memecahkan masalah. 8) Perilaku neuritis; suatu pertahanan yang digunakan untuk melindungi diri dan bisa juga untuk menyakiti orang lain. 9) Selera; pilihan yang secara jelas merefleksikan nilai-nilai yang dimiliki oleh pribadi yang bersangkutan. 10) Keputusan; keterampilan rasional dan intuitif yang dipergunakan untuk menilai setiap situasi. 11) Kesehatan; kualitas tubuh, pikiran dan semangat yang merefleksikan kekuatan, perspektif, sikap tenang, antusias dan semangat hidup. 12) Gaya hidup secara umum; apa yang dipercaya oleh seseorang tentang setiap aspek kehidupan dan tindakan untuk mewujudkan kepercayaan itu.40 c. Dengan penyadaran Di samping adanya pembiasaan yang disertai dengan contoh dan tauladan, maka kepada anak yang mulai kritis pikirannya, sedikit demi
sedikit
harus
diberikan
penjelasan-penjelasan
tentang
pentingnya peraturan-peraturan itu diadakan. Anak lambat laun akan menyadari kegunaan peraturan tersebut. Apabila kesadaran telah timbul, maka pada diri anak telah tumbuh disiplin diri.
40
E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, (Bandung, PT. Remaja Rosdakarya,
2007), Cet. Ke-1, h. 127-128.
d. Dengan pengawasan Anak adalah tetap anak. Di mana terdapat kesempatan yang memungkinkan, ia cenderung berbuat sesuatu yang bertentangan dengan peraturan-peraturan, berbuat sesuatu yang bertentangan dengan tata tertib. Oleh karena itu pengawasan penting sekali. Pengawasan harus terus-menerus dilakukan, terlebih dalam situasi yang sangat memberi kemungkinan untuk terjadinya pelanggaran terhadap peraturan. Pengawasan bertujuan untuk menjaga atau mencegah agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Dan untuk memperkuat kedudukan dari pengawasan, maka dapat diikuti dengan adanya hukuman-hukuman. Menurut Oteng Sutisna beberapa karakteristik dari proses pengawasan yang efektif, yaitu: 1) Pengawasan hendaknya disesuaikan dengan sifat dan kebutuhan organisasi. 2) Pengawasan hendaknya diarahkan pada penemuan fakta-fakta tentang bagaimana tugas-tugas dijalankan. 3) Pengawasan mengacu pada tindakan perbaikan. 4) Pengawasan dilakukan bersifat fleksibel yang preventif. 5) Sistem pengawasan dapat dipakai oleh orang-orang yang terlibaj dalam pengawasan. 6) Pelaksanaan pengawasan harus mempermudah tercapainya tujuan-tujuan. Oleh karena itu pengawasan haris bersifat membimbing supaya para pelaksana meningkatkan kemampuan mereka dalam melaksanakan pekerjaannya.41 Dengan pembiasaan, peneladanan, pengawasan dan penyadaran yang diterapkan baik di lingkungan sekolah, keluarga maupun masyarakat sekitar, maka dapat terbentuk kesadaran susila dan anakanak pun lebih bermoral dan berbudi luhur. 41
Oteng Sutisna, Administrasi Pendidikan; Dasar Teoritis untuk Praktek Profesional,
(Bandung: Angkasa, 1989), Cet. Ke-10, h. 243-244.
Menurut Charles Schaefer tipe yang paling efektif untuk mendisiplinkan anak ialah dengan pendekatan positif. Pendekatan positif ialah dimana anda bermaksud dan berusaha untuk mengajarkan seorang anak dengan cara tingkah laku yang baik, seperti: contoh dan teladan, persuasi atau bujukan, pujian dan hadiah. Dimana sebagian hasilnya anak akan merasa bahwa anda ada bersama dia, bukan menentang dia.42 Sementara itu, Reisman dan Payne mengemukakan strategi umum disiplin siswa, yaitu: 1) Konsep diri; untuk menumbuhkan konsep diri siswa sehingga siswa dapat berperilaku disiplin, guru disarankan untuk bersikap empatik, menerima, hangat dan terbuka. 2) Keterampilan berkomunikasi; guru terampil berkomunikasi yang efektif sehingga mampu menerima perasaan dan mendorong kepatuhan siswa. 3) Konsekuensi-konsekuensi logis dan alami; guru disarankan dapat menunjukan secara tepat perilaku yang salah, sehingga membantu siswa dalam mengatasinya; serta memanfaatkan akibat-akibat logis dan alami dari perilaku yang salah. 4) Klarifikasi nilai; guru membantu siswa dalam menjawab pertanyaanya sendiri tentang nilai-nilai dan membentuk sistem nilainya sendiri/ 5) Analisis transaksional; guru disarankan belajar sebagai orang dewasa terutama ketika berhadapan dengan siswa yang menghadapi masalah. 6) Terapi realitis; sekolah harus berupaya mengurangi kegagalan dan meningkatkan keterlibatan. Guru perlu bersikap positif dan bertanggung jawab. 7) Disiplin yang terintegrasi; metode ini menekankan pengendalian penuh oleh guru untuk mengembangkan dan memepertahankan peraturan.
42
Charles Schaefer (Alih Bahasa: Drs. R. Turmin Sirait), Bagaimana Membimbing, Mendidik
dan Mendisiplinkan Anak Secara Efektif “How to Influence Children”, (Jakarta: Restu Agung, 1996), Cet. Ke-1, h. xii.
8) Modifikasi perilaku; perilaku salah disebabkan oleh lingkungan. Oleh karena itu, dalam pembelajaran perlu diciptakan lingkungan yang kondusif. 9) Tantangan bagi disiplin; guru diharapkan cekatan, sangat terorganisasi dan dalam pengandalian yang tegas. Pendekatan ini mengasumsikan bahwa peserta didik akan menghadapi berbagai keterbatasan pada hari-hari pertama di sekolah dan guru perlu membiarkan mereka untuk mengetahui siapa yang berada dalam posisi sebagai pemimpin.43
E. Mulyasa mengatakan, untuk mendisiplinkan peserta didik dengan berbagai strategi tersebut, guru harus mempertimbangkan beragai
situasi
dan
perlu
memahami
faktor-faktor
yang
mempengaruhinya. Oleh karena itu, guru dituntut untuk melakukan hal-hal sebagai berikut: 1) Mempelajari pengalaman peserta didik di sekolah melalui kartu catatan kumulatif. 2) Mempelajari nama-nama peserta didik secara langsung, misalnya melalui daftar hadir di kelas. 3) Mempertimbangkan lingkungan sekolah dan lingkungan peserta didik. 4) Memberikan tugas yang jelas, dapat dipahami, sederhana dan tidak bertele-tele. 5) Menyiapkan kegiatan sehari-hari agar apa yang dilakukan dalam pembelajaran sesuai dengan yang direncanakan, tidak terjadi banyak penyimpangan. 6) Berdiri di dekat pintu pada waktu mulai pergantian pelajaran agar peserta didik tetap berada dalam posisinya sampai pelajaran berikutnya dilaksanakan. 7) Bergairah dan semangat dalam melakukan pembelajaran, agar dijadikan teladan oleh peserta didik. 8) Berbuat sesuatu yang bervariasi, jangan monoton, sehingga membantu disiplin dan gairah belajar peseta didik.
43
E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, (Bandung: PT. Remajasa Rosdakarya,
2007), Cet. Ke-1, h. 124-125.
9) Menyesuaikan ilustrasi dan argumentasi dengan kemampuan peserta didik, jangan memaksakan peserta didik sesuai dengan pemahaman guru atau mengukur peserta didik dari kemampuan gurunya. 10) Membuat peraturan yang jelas dan tegas agar bisa dilaksanakan dengan sebaik-baiknya oleh peserta didik.44
Melalui disiplin anak belajar berperilaku sesuai dengan kelompok sosialnya. Anak pun belajar perilaku yang dapat diterima dan tidak diterima dalam masyarakat. Dalam menanamkan disiplin, hukuman dan penghargaan mempunyai andil. Hukuman akan diberikan jika terjadi pelanggaran disiplin, anak pun belajar memahami mengapa perilakunya salah dan akan tidak akan mengulangi perilaku tersebut. Demikian pula dengan penghargaan, adanya penghargaan, anak akan belajar mengulangi perilaku yang diterima di lingkungannya. Pemberian hukuman dan penghargaan atau penanaman
disiplin
sekolah haruslah secara konsisten. 3. Peranan Sekolah dalam Penegakan Disiplin Siswa Dalam kamus besar bahasa Indonesia peranan adalah “bagian dari tugas utama yang harus dilaksanakan”.45 Sedangkan menurut Hasan Shadily, sekolah adalah “tempat anak didik mendapat pelajaran yang diberikan oleh guru”. Pelajaran hendaknya diberikan secara pedagogik dan didaktik. Tujuannya untuk mempersiapkan anak didik menurut bakat dan kecakapan masing-masing, agar mampu berdiri sendiri di dalam masyarakat.46 Jadi peranan sekolah adalah suatu pola tindakan yang dilakukan oleh seluruh personil sekolah baik secara individual maupun secara bersama44
E. Mulyasa, Standar Kompetensi ….., h. 125
45
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa
Indonesia,(Jakarta : Balai Pustaka, 1988),h. 3060 46
Hasan Shadily, Ensiklopedi Indnonesia, (Jakarta: Ichtiar Baru – Van Hoeve, 1984), h. 3060
sama yang dapat menimbulkan suatu peristiwa untuk mencapai maksud dan tujuan tertentu. Soebagio Atmodiwirio mengungkapkan, sebagai unit pelaksanaaan teknis (UPT) pendidikan formal, tugas dan tanggung jawab sekolah adalah: a. Melaksanakan pendidikan formal selama jangka waktu tertentu, sesuai dengan jenis, jenjang dan sifat sekolah. b. Melaksanakan pendidikan dan pengajaran sesuai dengan kurikulum yang berlaku. c. Melaksanakan bimbingan dan penyuluhan bagi siswa di sekolah. d. Membina organisasi intra sekolah. e. Melaksanakan urusan tata usaha dan urusan rumah tangga sekolah. f. Membina kerja sama dengan orang tua, masyarakat dan dunia usaha. g. Bertanggung jawab kepada kantor wilayah propinsi.47 Di lingkungan pendidikan, budaya disiplin masih memprihatinkan, antara lain tingginya ketidaktepatan penggunaan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan guru dan siswa, rendahnya siswa dalam mematuhi tata tertib dan peraturah sekolah, rendahnya kehadiran siswa dan guru penyimpangan
dan
penyalahgunaan
keuangan
sekolah,
buruknya
penggunaan bahasa yang santun, rendahnya kesadaran memelihara lingkungan, rendahnya minta membaca, tingginya kebiasaan mencontek hasil pekerjaan orang lain, rendahnya kesadaran membuang sampah pada tempatnya serta malasnya siswa mengikuti ulangan dan remedial. Kondisi ini sungguh sangat tidak sesuai dengan misi sekolah sebagai lembaga yang menanamkan kedisiplinan dan pembentukan karakter. Kedisiplinan harus terus dibina dan ditegakkan meski tidak mudah melaksanakannya. Kefrustrasian menegakkan kedisiplinan di lingkungan pemerintah, di tengan bertaburnya lembaga-lembaga seperti BPK, KPK, 47
Soebagio Atmodiwirio, Manajemen Pendidikan Indonesia, (Jakarta: PT. Ardadizya Jaya,
2000), Cet. Ke-1, h. 132.
POLRI, Bawasda dan lainnya tidak boleh mematikan semangat kita. Lembaga sekolah sejatinya tetap menjadi alternatif pelopor dan tempat yang strategis dalam pembinaan disiplin. E. Mulyasa mengatakan, Sekolah membuat aturan-aturan yang harus ditaati, khususnya oleh warga sekolah, guru, peserta didik, karyawan dan kepala sekolah. Aturan tersebut meliputi tata tertib waktu masuk dan pulang sekolah, kehadiran di sekolah dan di kelas serta proses pembelajaran yang sedang berlangsung dan tata tertib sekolah lainnya.48 Sedijarto mengatakan, Peran penting sekali sebagai lembaga sosialisasi nilai, sikap dan kemampuan disiplin, baik disiplin diri maupun disiplin terhadap lingkungan dalam bentuk peningkatan kualitas proses belajar dan peningkatan sistem evaluasi sebagai sarana pendidikan dan proses sosialisasi tentu tidak mudah diembannya. Dukungan penuh dari orang tua, masyarakat, siswa dan para guru di sekolah mutlak diperlukan. Semua peraturan yang bermula pada pembinaan kedisiplinan hendaknya dirumuskan dengan melibatkan perwakilan komponen sekolah, orang tua dan masyarakat sekitar. Mensosialisasikan tata tertib, melaksanakannya dan menindaklanjuti pelanggaran merupakan sesuatu yang harus dilakukan secara konsisten, tanggung jawab dan penuh kewibaan.49
Penguatan peran sekolah dalam pembinaan disiplin di lingkungannya merupakan sesuatu yang mendesak. Penegakan kedisiplinan di lembaga pendidikan akan memberikan kontribusi yang besar dalam pembentukan pribadi yang baik di masa depan. Kedisiplinan dalam arti kemampuan mengendalikan diri dalam bentuk tidak melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan sesuatu yang telah ditetapkan, melakukan sesuatu yang mendukung peraturan dan melindungi sesuatu yang ditetapkan. 48
E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profrsional, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2005), Cet. Ke-6, h. 80-81. 49
Sedijarto, Menuju Pendidikan Nasional yang Relevan dan Bermutu, (Jakarta: Balai Pustaka,
1989), Cet. Ke-1, h. 185-186.
Setiap lembaga pendidikan dituntut untuk memberikan pelayanan sebaik mungkin agar penggunan pelayanan pendidikan khususnya peserta didik dan umumnya masyarakat luas merasakan kenyamanan menikmati apa yang sudah diberikan. Diharapkan segala program yang direncanakan berjalan lancar sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Soedijarto juga mengungkapkan, untuk dapat melaksanakan peranan sekolah, diperlukan guru dengan kemampuan, rasa tanggung jawab, kepekaan profesional serta rasa pengabdian kepada profesi, bangsa dan Negara yang tinggi. Guru yang demikian bukanlah guru yang hanya dapat menyajikan informasi dan pengetahuan bidang studi tanpa mengetahui pengaruhnya terhadap anak didik.50 Jika
seluruh
stakeholder
sekolah
dapat
bekerja
sama
dalam
melaksanakan tugas dan kewajibannya secara sistematis, maka peranan sekolah dalam penegakan disiplin siswa pun akan menjadi lebih baik dan sesuai dengan yang diharapkan. Tujuan pendidikan pada akhirnya adalah pembentukan manusia seutuhnya, maka proses pendidikan harus dapat membantu siswa mencapai kematangan pribadi secara utuh baik fisik, psikis, sosial dan spiritual. Berdasarkan teori-teori di atas dapat disimpulkan bahwa penegakan disiplin siswa adalah proses, tata cara yang digunakan dalam menegakan peraturan atau tata tertib di sekolah. Dimulai dengan cara yang paling mendasar yaitu dengan mengenalkan peraturan yang akan dilaksanakan, dengan pembiasaan, contoh dan tauladan, pengawasan serta penyadaran secara perlahan-lahan tanpa bersifat terlalu memaksa dan menekan.
50
Soedijarto, Menuju Pendidikan ….., h. 186.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas strategi penegakan disiplin siswa di SMK Al-Hidayah Ciputat.
B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMK Al-Hidayah Ciputat, yang berlokasi di Jl. RE. Martadinata No, 7 Cipayung-Ciputat 15411. Adapun waktu penelitian dilakukan pada bulan November 2010 sampai dengan bulan Febuari 2011.
C. Metode Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif dalam metode deskriptif analisis melalui penelitian lapangan, yaitu mendeskripsikan atau menjelaskan situasi hal seperti apa adanya sehingga memberi gambaran yang jelas tentang objek penelitian. Penelitian deskriptif pada umumnya dilakukan dengan tujuan utama, yaitu menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek atau subjek yang diteliti secara tepat.
D. Sumber Data Sumber data dari penelitian tentang penegakan disiplin siswa di SMK AlHidayah Ciputat adalah Kepala Sekolah, Koordinator BK, dan siswa yang berjumlah 30 orang.
E. Teknik Pengumpulan Data Untuk mendapatkan data dalam penelitian ini, penulis memerlukan beberapa teknik. Adapun teknik pengumpulan data yang dimaksud adalah : 1. Observasi Pengumpulan
data
dengan
memperkuat data tentang
teknik
ini
dimaksudkan
untuk
penegakan disiplin siswa di SMK Al-
Hidayah Ciputat. 2. Wawancara Wawancara adalah suatu cara pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan kepada Kepala Sekolah dan
Koordinator BK
yang
mempertanyai data yang diperoleh dari angket untuk memperoleh informasi tentang penegakan disiplin siswa di SMK Al-Hidayah Ciputat. 3. Angket Angket adalah daftar pertanyaan atau pernyataan yang diberikan kepada siswa SMK Al-Hidayah
Ciputat. Angket digunakan untuk
memperoleh informasi mengenai strategi dalam penegakan disiplin siswa . Angket ini terdiri dari 30 item pernyataan tentang penegakan disiplin siswa oleh karena itu peneliti mengambil siswa kelas 3 yang berjumlah 120 siswa selanjutnya peneliti hanya mengambil 25% sehingga diperoleh sampel 30 orang. Sebagaimana pendapat Suharsimi Arikunto menyatakan: “untuk sekedar perkiraan, maka apabila
subjeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua singga penelitiannya
merupakan
penelitian
populasi.
Selanjutnya
jika
subjeknya besar dapat diambil 10-15% atau 20-25% atau lebih.51 Dengan ini peneliti
memberikan 5 pilihan jawaban, yaitu : selalu,
sering, jarang, sangat jarang dan tidak pernah.
F. Instrumen Penelitian Instrumen yang dipergunakan untuk mengukur penegakan disiplin siswa adalah kuesioner yang didasarkan atas sistem penilaian skala Likert. Skala Likert merupakan jenis skala yang digunakan untuk mengukur variabel penelitian (fenomena sosial spesifik), seperti sikap, pendapat dan persepsi sosial seseorang atau sekelompok orang. 52 Metode ini merupakan penskalaan pernyataan sikap yang menggunakan distribusi respon sebagai dasar penentuan nilai skalanya. Jumlah alternatif respon yang ada dalam skala Likert ada 5 jenis (selalu, sering, jarang, sangat jarang dan tidak pernah). Adapun langkah-langkah yang ditempuh penulis dalam penyusunan skala persepsi adalah sebagai berikut : 1. Menentukan variabel yang akan diteliti, yaitu penegakan disiplin siswa di SMK Al-Hidayah Ciputat. 2. Menentukan dimensi dan indikator dari variabel. 3. Menyusun kisi-kisi. 4. Menyusun pernyataan-pernyataan disertai alternatif jawabannya. 5. Menentukan kriteria penskoran alternatif jawaban yaitu dengan menggunakan skala Likert dengan lima pilihan. 51
Souharsimi, Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT. Rineka
Cipta, 2006), h. 134. 52
72.
Iqbal Hasan, Metodologi Penelitian dan Aplikasinya, (Jakarta:P Ghalia Indonesia, 2002), h.
Tabel 1 Kisi-kisi Angket Penegakan Disiplin Siswa di SMK Al-Hidayah Ciputat Dimensi
Indikator
Nomor
Jumlah
Item Displin Waktu
Belajar
Bertata krama Pakaian
Pembiasaan
Pengawasan
a. Datang ke sekolah tepat waktu b. Masuk dan pulang sekolah sesuai dengan waktu yang ditentukan a. Mengerjakan tugas dari sekolah b. Belajar teratur c. Membawa perlengkapan sekolah d. Menyimak pelajaran a. Mengucapkan salam dan mencium tangan a. Rapi berrpakaian ke sekolah b. Memakai seragam lengkap beratribut c. Memakai seragam olah raga pada saat jam pelajaran olahraga a. b. c. a. b. c.
Penyadaran
Contoh dan tauladan
a. b. a. b.
Pemberian penyuluhan Menasehati siswa Pengarahan siswa Pengadaan razia dan pemeriksaan Teguran kepada siswa Pemanggilan siswa yang melakukan pelanggaraan Pemberian hukuman Pemberian penghargaan Sikap guru Kerapihan berpakaian
1 3 2,3 4,5 6,7 8,9
7
10 11,12
2
13
14
3
15 16,17 18,19 20 21,22 23 24
25 26 27,28,29 30 Jumlah
5
4
2
4 30
Tabel 2 Kriteria Penskoran Alternatif Jawaban dari Likert No.
Alternatif Jawaban
Skor
1.
Selalu (SL)
5
2.
Sering (SR)
4
3.
Jarang (J)
3
4.
Sangat Jarang (SJ)
2
5.
Tidak Pernah (TP)
1
G. Teknik Pengelolaan dan Analisis Data 1. Teknik Pengolahan Data Langkah-langkah yang digunakan peneliti dalam mengolah data adalah sebagai berikut : a. Editing Dalam pengolahan data, yang pertama kali harus dilakukan adalah editing. Semua angket atau kuesioner harus diteliti satu persatu tentang kelengkapan pengisian dan kejelasan penulisannya agar terhindar dari kesalahan dan kekeliruan b. Skoring Tahap selanjutnya adalah memberikan skor butir-butir pernyataan yang terdapat dalam angket. Pemberian skor ini dilakukan dengan memperhatikan jenis data yang ada. c. Tabulating Langkah selanjutnya adalah perhitungan terhadap data-data yang sudah terkumpul lalu diberi skor. 2. Teknik Analisis Data Teknik analisis data merupakan suatu cara yang digunakan untuk menguraikan keterangan-keterangan atau data-data yang diperoleh, agar
data-data tersebut dapat dipahami, bukan saja oleh orang yang meneliti, akan tetapi juga oleh orang lain yang ingin mengetahui hasil penelitian. Dalam menghitung data yang didapatkan, penulis menggunakan rumus presentase sebagai berikut : 𝑃=
𝑓 X 100% N
Keterangan : f
= Frekuensi yang sedang dicari persentasinya
N
= Number of Cases (jumlah frekuensi/banyaknya individu)
P
= Angka persentase53
Setelah tabulasi data selesai dikerjakan, tahap selanjutnya adalah analisa data. Untuk analisa data mengacu pada pedoman di bawah ini : Tabel 3 Analisa data
53
No
Persentase %
Penafsiran
1.
100
Seluruhnya
2.
90-99
Hampir Seluruhnya
3.
60-89
Sebagian Besar
4.
51-59
Lebih dari Setengah
5.
50
Setengahnya
6.
40-49
Hampir Setengahnya
7.
10-39
Sebagian Kecil
8.
1-9
Sedikit Sekali
9.
0
Tidak Sama Sekali
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005),
Cet. Ke-15. H. 43.
H. Interprestasi Data Untuk memberikan interprestasi atas nilai rata-rata yang di peroleh digunakan pedoman interprestasi sebagai berikut: 1. Baik, jika nilai yang diperoleh berada pada interval 76%-100% baik , jika nilai yang diperoleh berada pada interval 56%-75% 2. Kurang baik , jika nilai yang diperoleh pada interval 40%-55% 3. Tidak baik , jika nilai yang diperoleh berada pada interval 40% Untuk menentukan presentase, digunakan rumus perhitungan sederhana dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Menentukan nilai harapan (NH). Nilai ini dapat diketahui dengan mengalikan jumlah item pernyataan dengan skor tertinggi. 2. Menghitung nilai skor (NS). Nilai ini merupakan nilai rata-rata sebenarnya yang diperoleh dari hasil penelitian. 3. Menentukan kategorinya, yaitu dengan menggunakan rumus.54
𝑃= Ket : p
𝑁𝑆 X 100% NH
= Presentase
NS = Nilai Skor NH = Nilai Harapan
54
Siti Nurazizah, “Implementasi Manajemen Humas SMA Lazuardi GIS dalam
Mengkomunikasikan Program Sekolah”. Skripsi KIMP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, (Jakarta: Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011), hlm. 48-49, t.d.
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum SMK Al-Hidayah Ciputat 1. Sejarah Berdirinya SMK Al-Hidyah Ciputat SMK Al-Hidayah Ciputat adalah Sekolah Menengah Kejuruan yang berada di bawah naungan Yayasan Pendidikan Islam Al-Hidayah. Yayasan Pendidikan Islam Al-Hidayah sendiri berdiri sejak tahun 1926 yang didirikan oleh K.H. Moch. Noor. Pada awalnya yayasan pendidikan ini hanya menyelenggarakan pendidikan
non
formal
berupa
majlis
Ta’lim
yang
kemudian
menyelenggarakan pendidikan formal tingkat dasar yaitu Madrasah Diniyah.
Dalam
perjalanannya
Yayasan
Al-Hidayah
kemudian
menyelenggarakan jenjang pendidikan yang lebih tinggi yaitu SMPS (Sekolah Menengah Pekerjaan Sosial) yang kemudian menjadi SMK AlHidayah. SMK Al-Hidayah Ciputat tepat berdiri dan beroprasional sejak tahun 1983. Sekolah ini sekarang telah memiliki fasilitas-fasilitas yang cukup lengkap dengan jumlah siswa yang terus berkembang. SMK Al-Hidayah Ciputat yang awalnya berada di daerah yang sekarang telah menjadi pusat
perbelanjaan Ciputat telah memiliki tempat sendiri dengan alamat Jl.RE. Martadinata No.7 Cipayung Ciputat 15411.55 Pada saat ini SMK Al-Hidayah Ciputat telah mengalami perubahan dari tahun ketahun dan telah mengasilkan lulusan yang mengabdi di lembagalembaga pemerintah maupun swasta. Untuk mengabdi di bidang pendidikan, SMK Al-Hidayah Ciputat siap mengadapi tantangan zaman dalam pendidikannya baik dari tenaga pengajaran, maupun sarana dan prasarana untuk melayani peserta didik agar mengasilkan mutu lulusan yang siap menghadapi tantangan zaman. 2. Visi dan Misi SMK Al-Hidayah Ciputat Visi SMK Al-Hidayah Ciputat adalah menjadikan lembaga pendidikan SMK Al-Hidayah Ciputat sebagai lembaga pendidikan terdepan dalam pembinaan keislaman, dan keilmuan dengan cara mengespresikan potensipotensi anak didik ke perkembangan globalisasi dan menyiapkan tenaga kerja tingkat menengah yang menguasai IPTEK dan IMTAQ serta mampu bekerjasama dan berkompotensi, profesional, mampu sesuai dengan tujuan dunia usaha status beban menjadi aset bangsa. Adapun Misi SMK Al-Hidayah Ciputat sebagai berikut: a.
Menyiapkan tenaga kerja tingkat menengah yang kreatif.
b.
Senantiasa melakukan pembinaan terhadap tenaga kependidikan yang profesional yang menguasai aspek keilmuan, skill serta berkomunikasi dalam global.
55
Hasil wawancara kepala sekolah Drs. Sukoco DM
c.
Senantiasa melakukan pembinaan terhadap tenaga kependidikan yang profesional yang menguasai bidang ilmu yang mendukung tugasnya dan memiliki etos kerja yang tinggi dan terampil.
d.
Mampu mengembangkan kwalitas dan meningkatkan sumber daya manusia.
3. Tujuan SMK Al-Hidayah Ciputat SMK Al-Hidayah Ciputat mempunyai tujuan, antara lain adalah : a.
Mengutamakan penyiapan siswa untuk memasuki lapangan kerja serta mengembangkan sikap profesional.
b.
Menyiapkan siswa agar mampu memilih karir, berkompetensi, serta mampu mengembangkan diri.
c.
Menyiapkan tenada kerja tingkat menengah, mengisi kebutuhan dunia usaha/industri pada saat ini dan masa yang akan datang.
d.
Menyiapkan tamatan agar menjadi warga negara yang pancasilais, produktif dan kreatif.
e.
Mewujudkan masyarakat sekolah sebagai masyarakat aman, tertib, terkendali dan kondusif.
f.
Menegakan aturan dan tata krama yang berlaku di SMK AlHidayah Ciputat.
4. Struktur Organisasi SMK Al-Hidayah Ciputat Suatu organisasi mempunyai struktur dan perencanaan yang dilakukan dengan penuh kesadaran. Di dalamnya terdapat kumpulan orang yang saling berpengaruh satu sama lain dengan baik, guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Struktur SMK Al-Hidayah Ciputat memiliki jenjang kerja dan kewenangan yang terorganisir.
SMK Al-Hidayah Ciputat mempunyai 2 struktur organisasi yang masing-masing meliputi : a. Struktur organisasi pemasaran (penjualan) b. Struktur organisasi adminitrasi perkantoran Adapun struktur SMK Al-Hidayah Ciputat dapat dilihat dari gambar di bawah ini :
STRUKTUR ORGANISASI PEMASARAN (PENJUALAN) SMK AL-HIDAYAH TAHUN PELAJARAN 2010/2011
KETUA YAYASAN H. M. ANWAR NUR, S.Ag
KABID. PENDIDIKAN Drs. M. YASMIN
KEPALA SMK AL-HIDAYAH
Drs. SUKOCO, DM
WAKA. KURIKULUM
WAKA. KESISWAAN
SITI ZUBAEDAH, S.Pd
HIDAYAT, A.Ma.Pd
KAJUR PEMASARAN (PEMASARAN) UMAEROH, S.Pd, M.Si
WALI KELAS X PJ
WALI KELAS XI PJ
WALI KELAS XII PJ
YULI SUDARWANTO
M. IDRUS, S.Pd.I
UMAEROH, S.Pd, M.Si
GURU PRODUKTIF PEMASARAN (PEMASARAN) 1. ABDUL KADIR, S,Pd 2. MARYANAH AZIZAH, M.Pd 3. ANA SAIDAH, S.Pd
STRUKTUR ORGANISASI ADMINISTRASI PERKANTORAN SMK AL-HIDAYAH TAHUN PELAJARAN 2010/2011
KETUA YAYASAN H. M. ANWAR NUR, S.Ag
KABID. PENDIDIKAN Drs. M. YASMIN
KEPALA SMK AL-HIDAYAH
Drs. SUKOCO, DM
WAKA. KURIKULUM
WAKA. KESISWAAN
SITI ZUBAEDAH, S.Pd
HIDAYAT, A.Ma.Pd
KAJUR ADMINISTRASI PERKANTORAN NUR AINI, S.E.I
WALI KELAS X AP
WALI KELAS XI AP1
WALI KELAS XII AP2
ADE LAILY SURYANI, S.Ag
SITI SURYANI, S.Pd
NUR AINI, S.E.I
WALI KELAS XII AP1
WALI KELAS XII AP2
Drs. M. YASMIN
SUPARDI Z, S.Pd
GURU PRODUKTIF ADMINISTRASI PERKANTORAN 1. 2. 3. 4.
TUGIRAN, S.E MARYANAH AZIZAH, M.Pd RUSLI, S.Pd ANA SAIDAH, S.Pd
5. Sarana dan Prasarana Sarana dan prasarana merupakan syarat penting agar dapat menciptakan suasana belajar mengajar yang kondusif dan menghasilkan lulusan yang berkualitas. Sekolah di SMK Al-Hidayah Ciputat mempunyai sarana dan prasarana yang baik dan memadai, membantu untuk kelancaran proses belajar mengajar. Dengan sarana dan prasarana yang sangat mencukupi murid dapat belajar dengan nyaman, begitu pula guru bisa mengajar dengan tenang. SMK Al-Hidayah Ciputat berusaha melengkapi sarana dan prasarana pendidikan, yang lebih jelasnya sarana dan prasarana tersebut adalah sebagai berikut: a.
Ruang Kelas
b.
Ruang Guru
c.
Ruang Tata Usaha
d.
Ruang Kepala Sekolah
e.
Perpustakaan
f.
Laboratorium Komputer
g.
Sarana Olahraga
h.
Koperasi Sekolah
i.
Ruang Administrasi Keuangan
j.
Kantin
k.
Kaman Mandi Guru dan Siswa
l.
Satuan Pengamanan (SATPAM)
Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa keadaan sarana dan prasarana di SMK Al-Hidayah Ciputat sudah cukup lengkap. Dengan tersedianya sarana dan prasarana yang lengkap akan memudahkan proses belajar mengajar di sekolah dan siswa akan bersemangat dalam belajar,
tanpa sarana dan prasarana yang lengkap akan sulit untuk membangkitkan semangat siswa dalam belaajar. 6. Profil Guru , Karyawan Dan Siswa SMK Al-Hidayah Ciputat adalah lembaga yayasan pendidikan, dimana setiap guru yang mengajar harus memiliki persyaratan formal
serta
kepribadian yang tinggi. Karena guru merupakan sosok yang penting dalam dunia pendidikan. Guru sebagai pendidik sekaligus pengajar tidak hanya memberikan ilmu tetapi juga keterampilan, karena seorang guru akan merelakan dirinya untuk menerima dan memikul sebagian dari tanggung jawab pendidik yang semestinya harus ditunaikan oleh orang tua. Guru yang mengajar di SMK Al-Hidayah Ciputat berjumlah 25 orang, guru tetap terdiri dari 23 orang guru berpendidikan S1 dan 2 guru berpendidikan D3 lebih lanjut dapat dilihat dalam tabel 4 mengenai guru yang mengajar di SMK Al- Hidayah Ciputat dapat dikatakan cukup baik, walaupun masih ada guru yang mengajar bukan pada bidang studi yang ditekuninya. Selanjutnya jumlah karyawan yang ada di SMK Al-Hidayah Ciputat berjumlah 6 orang. 1 orang pendidikan SMP, 5 orang berpendidikan SMA. Distribusi data keadaan guru dan karyawan dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4 Data Keadaan Guru SMK Al-Hidayah Ciputat No
Nama Guru
Pendidikan
Jabatan
Mengajar Mata Pelajaran
1.
Drs. Sukoco D. M
S1
Kepala Sekolah
2.
Hidayat S.Pd
S1
Wakil Sekolah
Produktif
Kepala MTK
3.
Siti Zubaidah S.Pd
S1
Kurikulum
Produktif
4.
Abdul Kadir S.Pd
S1
Guru
Produktif
5.
Drs. Ruslan Abdul Gani
S1
Guru
Produktif
6.
Umaeroh S.Pd
S1
Guru
Produktif
7.
Supardi Z. S.Pd
S1
Guru
B. Indonesia
8.
Badri S.Ag
S1
Guru
PAI
9.
Yuli Sudarwanto S.Pd
S1
BK
Penjaskes
10. Hafidulloh S.Pd
S1
Guru
B. Inggris
11. Maryanah S.Pd
S1
Guru
Produktif
12. Budi Aria Darma S.Kom
S1
Guru
KKPI
13. H. Imron S.Pd
S1
Guru
KWU
14. Drs. Yasmin
S1
Guru
PPKN
15. Ade Laily Suryani S.Ag
S1
Guru
PAI
16. M. Idrus S.Pd
S1
Guru
B. Inggris
17. Tugiran SE
S1
Guru
Produktif
18. Nuraeni SE
S1
Guru
IPS Terpadu
19. Lukman Hakim AMD
D3
Guru
Penjaskes
20. Rusli S.Pd
S1
Guru
Produktif
21. Sri Rahayu S.Pd
S1
Guru
IPS Terpadu
22. Ana Saidah
S1
Guru
Produktif
23. Siti Suryani S.Pd
S1
Guru
IPA Terpadu
24. Mustolih Udin S.Kom
S1
Guru
KKPI
25. Jamaludin AMD
D3
Guru
MULOG
Dari data keadaan guru di atas yang berjumlah 25 orang, dapat dilaksanakan penegakan disiplin siswa dengan penggunaan strategi disiplin seperti : disiplin waktu, belajar, bertatakrama, pakaian, pembiasaan, penyadaran, pengawasan, dan contoh dan tauladan, guna
terciptanya disiplin yang baik dan tercapainya tujuan disiplin yang di harapkan di sekolah. Tabel 5 Data Keadaan Karyawan SMK Al-Hidayah Ciputat No
Nama Karyawan
Pendidikan
Jabatan
1.
Muhammad Sodikin
SMA
Staf Bag. Administrasi
2.
Nuryana Samidah
SMA
Staf Bag. Keuangan
3.
Rodiyah
SMA
Staf Bag. Administrasi Umum
4.
Awaludin
SMP
Pet. Keamanan & Kebersihan
5.
Andri Irawan
SMA
Pet. Kebersihan/Pesuruh
6.
Didi Awaludin
SMA
Pet. Kebersihan/Pesuruh
Berdasarkan data karyawan di atas yang seluruhnya berjumlah 6 orang, akan membantu dalam menegakkan disiplin siswa yang dilaksanakan oleh para guru SMK
Al Hidayah Ciputat. Dalam penegakan disiplin
dibutuhkan kerjasama antara kepala sekolah, para guru dan staf karyawan. Jumlah Siswa SMK Al-Hidayah Ciputat Siswa merupakan komponen penting dalam proses pembelajaran, tanpa adanya siswa tidak akan terjadi belajar mengajar. Keadaan siswa SMK AlHidayah Ciputat berdasarkan statistik tahun ajaran 2010-2011. Siswa kelas X berjumlah 77 orang siswa yang dilihat dari X PJ berjumlah 35 orang sedangkan X AP berjumlah 42 orang. Sedangkan anak kelas XI berjumlah 99 orang siswa yang dilihat dari XI AP-1 33 orang. Sedangkan XI AP-2 berjumlah 28 orang dan kelas XI PJ berjumlah 38, sedangkan anak kelas XII berjumlah 120 orang. Dilihat dari XIIAP-1 berjumlah 43 orang sedangkan XIIAP-2 berjumlah 37 orang dan kelas XIIPJ berjumlah 40 orang. Maka jumlah seluruh siswa di SMK Al-Hidayah Ciputat berjumlah
296 orang, berikut data siswa SMK Al-Hidayah Ciputat. Data keadaan siswa dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 6 Jumlah Siswa Tahun Ajaran 2010-2011 No.
Rombongan Belajar
1. Kelas X PJ
Jumlah Siswa 35
Kelas X AP
42
2. Kelas XI AP-1
33
Kelas XI AP-2
28
Kelas XI PJ
38
3. Kelas XII AP-1
43
Kelas XII AP-2
37
Kelas XII PJ
40 Jumlah
Jumlah Total 77
99
120
296
Dari tabel di atas dapat di ketahui bahwa jumlah siswa-siswi SMK AlHidayah Ciputat cukup banyak sehingga kepala sekolah membatasi jumlah siswa perkelas agar memudahkan guru dalam mengajar dan bisa menertibkan siswa di dalam kelas. Karena banyak guru yang mengeluh apabila banyak siswa di dalam kelas suasana belajar menjadi kurang fokus dan kurang tertibnya siswa di dalam kelas. Dari distribusi data siswa-siswi di atas, dengan jumlah peserta didik yang cukup banyak, penegakan disiplin siswa harus tetap dilaksanakan agar siswa-siswi bisa melaksnakan ketertiban yang ada di SMK Al-Hidayah Ciputat. 7. Tata Tertib SMK Al-Hidayah Ciputat. Setiap lembaga pendidikan mempunyai peraturan atau tata tertib sekolah yang tentunya harus ditaati dan dipatuhi oleh seluruh siswa.peraturan siswa di sekolah secara baik akan membantu seluruh staf
maupun masyarakat untuk memahami kemajuan sekolah. Mutu dan derajat suatu sekolah tergambar dalam sistem pengelolahan sekolah. Adapun tata tertib SMK Al-Hidayah Ciputat: a.
Siswa wajib hadir di sekolah sebelum pukul 01.00.
b.
Siswa yang terlambat harus lapor ke guru piket, diteruskan dengan pembinaan oleh guru piket.
c.
Pada waktu kegiatan belajar mengajar berlangsung siswa dilarang menggunakan laptop tanpa seizin guru mata pelajaran.
d.
Pada waktu istirahat siswa dilarang keluar sekolah tanpa seizin guru piket.
e.
Pada waktu pulang sekolah siswa dilarang menggunakan fasilitas atau tempat-tempat tertentu di sekolah untuk menjalin hubungan tertentu seperti pacaran, transaksi narkoba, perencanaan kejahatan dan lain-lain.
f.
Pada waktu dilingkungan sekolah jaket harus dilepas.
g.
Siswa dilarang berkuku panjang dan mengecat rambut.
h.
Seluruh siswa harus memakai sepatu berwarna hitam.56
Analisa tata tertib SMK Al-Hidayah ciputat a.
Siswa yang datang terlambat sekolah diberi hukuman dengan lari di lapangan dan membersikan kamar mandi
b.
Siswa yang istirahat dilarang keluar sekolah apabila melanggar ia dikenakan hukuman berjemur dilapangan selama 1 jam dan harus melapor ke guru piket untuk membuat perjanjian tidak akan keluar sekolah tanpa seizin guru piket.
56
Hasil wawancara kepala sekolah Drs. Sukoco DM
c.
Pada waktu pulang sekolah siswa dilarang untuk nongkrong dijalan dengan memakai seragam sekolah apabila melanggar siswa akan diberi hukuman.
d.
Siswa yang sudah masuk kelingkungan sekolah tidak boleh memakai jaket apabila melanggar siswa dikenakan hukuman lari di lapangan sekolah setelah itu siswa baru boleh masuk kelas dan mengikuti pelajaran.
e.
Siswa yang memakai sepatu selain warna hitam di sekolah SMK Al-Hidayah Ciputat siswa akan di berikan hukuman dengan membayar uang seribu rupiah dan angkat badan dan siswa harus buat perjanjian tidak akan melanggar lagi aturan yang sudah di buat dari sekolah.
8. Pemberian hadiah (reward) Hadiah diberikan kepada siswa-siswa yang berprestasi baik di bidang akademis maupun non akademis, agar bisa lebih termotivasi lagi dalam meningkatkan kualitas pendidikan. B. Deskripsi Data Penegakan Disiplin Siswa di SMK Al-Hidayah Ciputat Di bawah ini merupakan deskripsi data tentang Penegakan Disiplin Siswa di SMK Al-Hidayah Ciputat. Tabel 7 Datang ke sekolah sebelum bel tanda masuk berbunyi No. 1.
Alternatif Jawaban a. b. c. d. e.
Selalu Sering Jarang Sangat Jarang Tidak Pernah
Jumlah
Frekuensi Prosentase 21
70,00%
8
26,67%
1
3,33%
0
0
0
0
30
100%
Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar (70,00% ) siswa selalu datang sebelum bel tanda masuk berbunyi, sebagian kecil (26,67%) siswa yang menjawab sering, sebagian kecil (3,33%) siswa yang menjawab jarang, dan tidak ada siswa yang menjawab sangat jarang atau tidak pernah. Hal ini menunjukan bahwa hampir seluruh siswa datang sebelum bel tanda masuk berbunyi. Tabel 8 Masuk kelas sebelum jam pelajaran dimulai No. 2.
Alternatif Jawaban a. Selalu b. Sering c. Jarang d. Sangat Jarang e. Tidak Pernah Jumlah
Frekuensi Prosentase 7 23,33% 7 23,33% 16 53,33% 0 0 0 0 30 100%
Data tersebut menggambarkan setengah dari siswa (53,33%) siswa jarang masuk kelas sebelum jam pelajaran dimulai. Hampir sebagian kecil siswa (23,33%) menjawab selalu, hampir sebagian kecil siswa yang menjawab sering (23,33%) dan tidak ada siswa yang menjawab sangat jarang atau tidak pernah (0%). Dari sini bisa disimpulkan bahwa sebagian besar siswa selalu masuk kelas sebelum jam pelajaran dimulai. Tabel 9 Pulang sekolah sesuai dengan waktu yang ditentukan dari sekolah No. 3.
Alternatif Jawaban a. b. c. d. e.
Selalu Sering Jarang Sangat Jarang Tidak Pernah
Jumlah
Frekuensi Prosentase 6
20,00%
1
3,33%
13
43,33%
4
13,33%
6
20,00%
30
100%
Data di atas menggambarkan hampir setengah siswa (43,33%) jarang pulang sesuai waktu yang ditentukan oleh sekolah, (20,00%) dari siswa yang selalu dan tidak pernah pulang sekolah sesuai dengan waktu yang ditentukan dari sekolah, (3,33%) sering dan (13,33%) siswa sangat jarang pulang sekolah sesuai dengan waktu yang ditentukan oleh sekolah. Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa (43,33 %) siswa jarang pulang sekolah sesuai waktu yang ditentukan dari sekolah. Tabel 10 Mengerjakan tugas dari sekolah di rumah No. 4.
Alternatif Jawaban a. b. c. d. e.
Selalu Sering Jarang Sangat Jarang Tidak Pernah
Jumlah
Frekuensi Prosentase 12
40,00%
13
43,33%
4
13,33%
1
3,33%
0
0%
30
100%
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa menyatakan bahwa mereka sering mengerjakan tugas dari sekolah di rumah. Tabel 11 Mengerjakan tugas sekolah dengan baik No. 5.
Alternatif Jawaban a. b. c. d. e.
Selalu Sering Jarang Sangat Jarang Tidak Pernah
Jumlah
Frekuensi Prosentase 8
26,67%
13
43,33%
8
26,67%
1
3,33%
0
0%
30
100%
Berdasarkan tabel di atas dapat di ketahui bahwa (26,67%) siswa selalu mengerjakan tugas sekolah dengan baik, hampir setengah dari siswa (43,33%) yang sering, hampir sebagian kecil (26,67%) jarang, hampir sebagian kecil (3,33%) sangat jarang, dan tidak ada siswa yang menjawab tidak pernah. Dari data di atas dapat disimpulkan setengah dari siswa sering mengerjakan tugas sekolah dengan baik. Tabel 12 Mengikuti pelajaran di sekolah dengan teratur No. 6.
a. b. c. d. e.
Alternatif Jawaban Selalu Sering Jarang Sangat Jarang Tidak Pernah Jumlah
Frekuensi Prosentase 4 13,33% 4 13,33% 17 56,67% 3 10,00% 2 6,67% 30 100%
Tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa (56,67) jarang mengikuti pelajaran di sekolah dengan teratur, hampir sebagian kecil siswa (13,33%)
selalu dan sering, hampir sebagian kecil yang
sangat jarang
(6,67%), hampir sebagian kecil siswa (10,00%) menjawab sangat jarang dan sebagian kecil siswa (6,67%) mengatakan tidak pernah ada siswa yang mengikuti pelajaran di sekolah dengan teratur. Dari sini dapat disimpulkan bahwa siswa jarang mengikuti pelajaran di sekolah dengan teratur. Tabel 13 Menyusun schedule pelajaran agar bisa belajar dengan teratur Alternatif Jawaban
No. 7.
a. b. c. d. e.
Selalu Sering Jarang Sangat Jarang Tidak Pernah Jumlah
Frekuensi Prosentase 4 2 4 3 17 30
13,33% 6,67% 13,33% 10,00% 56,67% 100%
Tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa (56,67) menjawab tidak pernah menyusun schedule pelajaran agar bisa belajar dengan teratur, hampir sebagian kecil siswa (13,33%) menjawab selalu dan jarang, hampir sebagian kecil yang menjawab sering (6,67%) dan hampir sebagian kecil (10,00%) menjawab sangat jarang siswa yang menyusun schedule pelajaran agar bisa belajar dengan teratur. Dari sini dapat disimpulkan siswa tidak pernah menyusun schedule pelajaran agar bisa belajar dengan teratur. Tabel 14 Membawa alat tulis ke sekolah No. 8.
a. b. c. d. e.
Alternatif Jawaban Selalu Sering Jarang Sangat Jarang Tidak Pernah Jumlah
Frekuensi Prosentase 12 40,00% 11 36,67% 5 16,67% 1 3,33% 1 3,33% 30 100%
Dari data di atas dapat dilihat bahwa 40,00% siswa selalu membawa alat tulis ke sekolah, hampir sebagian kecil (36,67%) menjawab sering, hampir sebagian kecil (16,67%) yang menjawab jarang, hampir sebagian kecil (3,33%) yang menjawab sangat jarang dan tidak pernah ada siswa yang menjawab sangat jarang atau tidak pernah. Hal ini dapat disimpulkan bahwa umumnya sebagian besar siswa selalu membawa alat tulis ke sekolah. Tabel 15 Membawa buku pelajaran sesuai dengan mata pelajaran yang ditentukan di sekolah No. 9.
a. b. c. d. e.
Alternatif Jawaban Selalu Sering Jarang Sangat Jarang Tidak Pernah Jumlah
Frekuensi Prosentase 12 40,00% 14 46,67% 1 3,33% 2 6,67% 1 3,33% 30 100%
Tabel di atas menunjukan bahwa (46,67%) dari setengah siswa sering membawa buku pelajaran sesuai dengan mata pelajaran yang ditentukan di sekolah, hampir sebagian kecil (40,00%) yang selalu membawa, hampir sebagian kecil yang jarang (3,33%), hampir sebagian kecil yang sangat jarang (6,67%) membawa buku pelajaran sesuai dengan mata pelajaran yang ditentukan di sekolah, dan 3,33% siswa yang menjawab tidak pernah. Dari sini dapat disimpulkan bahwa siswa sering membawa buku pelajaran sesuai dengan mata pelajaran yang ditentukan di sekolah. Tabel 16 Memperhatikan penjelasan guru No. 10.
Alternatif Jawaban a. b. c. d. e.
Selalu Sering Jarang Sangat Jarang Tidak Pernah
Jumlah
Frekuensi Prosentase 8
26,67%
9
30,00%
10
33,33%
2
6,67%
1
3,33%
30
100%
Tabel di atas menunjukan bahwa siswa jarang memperhatikan penjelasan guru (33,33%), hampir sebagian kecil yang menjawab selalu (26,67%), hampir sebagian kecil yang menjawab sering (30,00%), hampir sebagian kecil yang menjawab sangat jarang (6,67%) dan sebagian kecil siswa (3,33%) yang menjawab tidak pernah ada siswa yang memperhatikan penjelasan guru. Kesimpulannya masih jarang siswa yang memperhatikan penjelasan guru di kelas.
Tabel 17 Mengucapkan salam dan mencium tangan apabila bertemu dengan guru No. 11.
Alternatif Jawaban a. b. c. d. e.
Frekuensi Prosentase
Selalu Sering Jarang Sangat Jarang Tidak Pernah
Jumlah
13
43,33%
11
36,67%
3
10,00%
2
6,67%
1
3,33%
30
100%
Data di atas menunjukan hampir setengah dari siswa selalu (43,33%) mengucapkan salam dan mencium tangan apabila bertemu dengan guru, (36,67%) siswa yang menjawab sering, hampir sebagian siswa yang menjawab jarang (10,00%), hampir sebagian kecil siswa yang menjawab sangat jarang (6,67%) dan siswa yang tidak pernah mengucapkan salam dan mencium tangan bila bertemu dengan guru sebesar 3,33%. Hal ini bisa disimpulkan bahwa sebagian besar siswa selalu mengucapkan salam dan mencium tangan bila bertemu dengan guru. Tabel 18 Mengucapkan salam pada saat masuk ke dalam kelas No. 12.
Alternatif Jawaban a. b. c. d. e.
Selalu Sering Jarang Sangat Jarang Tidak Pernah
Jumlah Tabel di atas
Frekuensi Prosentase 2
6,67%
8
26,67%
17
56,67%
2
6,67%
1
3,33%
30
100%
menunjukan bahwa jarang siswa (56,67%) yang
mengucapkan salam pada saat masuk ke dalam kelas, hampir sebagian kecil
yang menjawab sering (26,67%), hampir sebagian kecil yang menjawab selalu (6,67%), hampir sebagian kecil yang menjawab sangat jarang (6,67%) dan hampir sebagian kecil siswa yang tidak pernah (3,33%) mengucapkan salam pada saat masuk ke dalam kelas. Dari sini dapat disimpulkan bahwa siswa jarang yang mengucapkan salam pada saat masuk ke dalam kelas. Tabel 19 Memakai pakaian dengan rapih ke sekolah No. 13.
a. b. c. d. e.
Alternatif Jawaban Selalu Sering Jarang Sangat Jarang Tidak Pernah Jumlah
Frekuensi Prosentase 2 6,67% 4 13,33% 7 23,33% 3 10,00% 14 46,67% 30 100%
Dari data di atas 46,67% siswa tidak pernah memakai pakaian dengan rapih ke sekolah, sementara 23,33% yang menjawab jarang, hampir sebagian kecil (13,33%) menjawab sering, hampir sebagian kecil (10,00%) yang menjawab sangat jarang, dan hampir sebagian kecil (6,67%) yang menjawab selalu memakai pakaian dengan rapih ke sekolah. Dari informasi tersebut bisa disimpulkan bahwa hampir sebagian besar siswa tidak pernah memakai pakaian dengan rapih ke sekolah. Tabel 20 Menggunakan seragam beratribut sesuai dengan peraturan Yang ditetapkan oleh sekolah No. 14.
a. b. c. d. e.
Alternatif Jawaban Selalu Sering Jarang Sangat Jarang Tidak Pernah Jumlah
Frekuensi Prosentase 2 6,67% 5 16,67% 9 30,00% 2 6,67% 12 40,00% 30 100%
Tabel ini menunjukan bahwa sebagaian besar siswa (40,00%) tidak pernah menggunakan seragam beratribut sesuai dengan peraturan yang ditetapkan
oleh sekolah, sebagian kecil siswa (30,00%) yang menjawab jarang, hampir sebagian kecil (16,67%) yang menjawab sering, dan hampir sebagian kecil yang menjawab selalu dan sangat jarang (6,67%). Dari data ini, bisa disimpulkan bahwa banyak siswa yang tidak pernah menggunakan seragam beratribut sesuai dengan peraturan yang ditetapkan oleh sekolah. Tabel 21 Memakai seragam olahraga sekolah setiap jam Pelajaran olahraga No. 15.
a. b. c. d. e.
Alternatif Jawaban Selalu Sering Jarang Sangat Jarang Tidak Pernah Jumlah
Frekuensi Prosentase 7 23,33% 14 46,67% 6 20,00% 2 6,67% 1 3,33% 30 100%
Data di atas memberikan gambaran hampir setengah siswa (46,67%) menjawab sering memakai seragam olahraga sekolah setiap jam pelajaran olahraga, siswa yang menjawab selalu sekitar 23,33%, hampir sebagian kecil yang jarang (20,00%), hampir sebagian kecil yang menjawab sangat jarang (6,67%), dan siswa yang tidak pernah memakai seragam sekolah setiap jam pelajaran olahraga sebesasr 3,33%. Tabel 22 Guru memberikan penyuluhan tentang bahaya merokok Dan minuman keras No. 16.
Alternatif Jawaban a. Selalu b. Sering c. Jarang d. Sangat Jarang e. Tidak Pernah Jumlah
Frekuensi Prosentase 3 10,00% 15 50,00% 10 33,33% 1 3,33% 1 3,33% 30 100%
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa 10,00% orang siswa menjawab bahwa guru selalu memberikan penyuluhan tentang bahaya merokok dan
minuman keras, 50,00% orang menjawab sering, 33,33% orang yang menjawab jarang, 3,33% siswa yang menjawab sangat jarang, dan 3,33% siswa yang menjawab tidak pernah. Hal ini menunjukan bahwa guru sering memberikan penyuluhan tentang bahaya merokok dan minuman keras. Tabel 23 Guru memberikan penyuluhan tentang bahaya narkoba No. 17.
Alternatif Jawaban a. Selalu b. Sering c. Jarang d. Sangat Jarang e. Tidak Pernah Jumlah
Frekuensi Prosentase 4 13,33% 8 26,67% 13 43,33% 5 16,67% 0 0% 30 100%
Data tersebut menggambarkan hampir dari setengah dari siswa (43,33%) menjawab guru jarang memberikan penyuluhan tentang bahaya narkoba. Hampir sebagian kecil siswa (26,67%) menjawab sering, hampir sebagian kecil siswa yang menjawab sangat jarang (16,67%), hampir sebagian kecil yang menjawab selalu (13,33%), dan tidak ada siswa yang menjawab tidak pernah (0%). Hal ini membuktikan guru jarang memberikan penyuluhan tentang bahaya narkoba. Tabel 24 Guru menasehati siswa yang malas belajar No. 18
Alternatif Jawaban a. b. c. d. e.
Selalu Sering Jarang Sangat Jarang Tidak Pernah
Jumlah
Frekuensi Prosentase 8
26,67%
6
20,00%
9
30,00%
2
6,67%
5
16,67%
30
100%
Data di atas menggambarkan hampir sebagian kecil siswa (30,00%) menjawab guru jarang menasehati siswa yang malas belajar, 26,67% dari
siswa yang menjawab guru selalu menasehati siswa yang malas belajar, 20,00% siswa menjawab jarang seing, hampir sebagian kecil siswa yang menjawab sangat jarang (6,67%), dan 16,67% guru tidak pernah menasehati siswa yang malas belajar. Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa 30,00% guru jarang menasehati siswa yang malas belajar. Tabel 25 Guru menasehati jika berkelahi di sekolah No. 19.
Alternatif Jawaban a. b. c. d. e.
Selalu Sering Jarang Sangat Jarang Tidak Pernah
Frekuensi 5
16,67%
14
46,67%
7
23,33%
3
10,00%
1
3,33%
30
Jumlah
Prosentase
100%
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa menyatakan bahwa guru sering menasehati jika berkelahi di sekolah. Tabel 26 Guru menyampaikan dan memberikan pengarahan tata tertib Atau disiplin sekolah kepada siswa No. 20.
Alternatif Jawaban a. b. c. d. e.
Selalu Sering Jarang Sangat Jarang Tidak Pernah
Jumlah
Frekuensi Prosentase 9
30,00%
8
26,67%
8
26,67%
4
13,33%
1
3,33%
30
100%
Berdasarkan tabel di atas dapat di ketahui bahwa 30,00% siswa menjawab guru selalu menyampaikan dan memberikan pengarahan tata tertib atau disiplin sekolah kepada siswa, sementara hampir sebagian kecil (26,67%)
yang menjawab sering, ada 26,67% yang menjawab jarang, ada sebagian kecil (13,33%) yang menjawab sangat jarang, dan 3,33% siswa yang menjawab tidak pernah. Hal ini bisa disimpulkan bahwa, guru selalu menyampaikan dan memberikan pengarahan tata tertib atau disiplin sekolah kepada siswa. Tabel 27 Guru mengadakan razia, seperti benda-benda tajam, bacaan-bacaan Porno serta obat-obatan terlarang No. Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase 21. a. Selalu 13 43,33% b. Sering 6 20,00% c. Jarang 7 23,33% d. Sangat Jarang 2 6,67% e. Tidak Pernah 2 6,67% 30 100% Jumlah Tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa menjawab 43,33% guru selalu mengadakan razia, seperti benda-benda tajam, bacaan-bacaan porno serta obat-obatan terlarang, hampir sebagian kecil siswa (20,00%) sering, hampir sebagian kecil (23,33%) yang jarang, hampir sebagian kecil (6,67%) yang menjawab sangat jarang dan hampir sebagian kecil siswa (6,67%) yang menjawab tidak pernah. Dari sini dapat disimpulkan guru selalu mengadakan razia, seperti benda-benda tajam, bacaan-bacaan porno serta obat-obatan terlarang. Tabel 28 Guru mengadakan pemeriksaan pakaian dan rambut gondrong No. 22.
a. b. c. d. e.
Alternatif Jawaban Selalu Sering Jarang Sangat Jarang Tidak Pernah Jumlah
Frekuensi Prosentase 3 10,00% 1 3,33% 15 50,00% 6 20,00% 5 16,67% 30 100%
Dari data di atas dapat dilihat bahwa 50,00% siswa yang menjawab guru jarang mengadakan pemeriksaan pakaian dan rambut gondrong, hampir 10,00% yang menjawab selalu, 3,33% siswa yang menjawab sering, dan 20,00% yang menjawab sangat jarang, dan siswa yang menjawab tidak pernah sebanyak 16,67%. Hal ini dapat disimpulkan bahwa sebagaian besar siswa mengatakan bahwa guru jarang mengadakan pemeriksaan pakaian dan rambut gondrong. Tabel 29 Guru menegur siswa yang membuat keributan/kegaduhan dalam kelas Saat pelajaran berlangsung No. 23.
Alternatif Jawaban a. b. c. d. e.
Selalu Sering Jarang Sangat Jarang Tidak Pernah
Jumlah
Frekuensi Prosentase 11
36,67%
7
23,33%
6
20,00%
3
10,00%
4
13,33%
30
100%
Tabel di atas menunjukan bahwa 36,67% dari siswa mengatakan guru selalu menegur siswa yang membuat keributan/kegaduhan dalam kelas saat pelajaran berlangsung, hampir sebagian kecil yang membawa sering (23,33%), hampir sebagian kecil siswa yang mengatakan jarang (20,00%), hampir sebagian kecil (10,00%) yang mengatakan sangat jarang dan hampir sebagian kecil siswa yang menjawab tidak pernah (13,33%). Dari sini dapat disimpulkan
bahwa
guru
selalu
menegur
siswa
yang
keributan/kegaduhan dalam kelas saat pelajaran berlangsung.
membuat
Tabel 30 Guru melakukan pemanggilan kepada orang tua atau wali siswa, Ketika siswa melakukan pelanggaran tata tertib sekolah No. 24.
Alternatif Jawaban a. b. c. d. e.
Selalu Sering Jarang Sangat Jarang Tidak Pernah
Jumlah
Frekuensi Prosentase 1
3,33%
3
10,00%
12
40,00%
6
20,00%
8
26,67%
30
100%
Tabel di atas menunjukan bahwa guru jarang melakukan pemanggilan kepada orang tua atau wali siswa (40,00%), hampir sebagian kecil yang menjawab selalu (3,33%), hampir sebagian kecil siswa yang menjawab sering (10,00%), hampir sebagian kecil yang menjawab sangat jarang (20,00%) dan hampir sebagian kecil siswa yang mengatakan tidak pernah (26,67%). Kesimpulannya guru jarang melakukan pemanggilan kepada orang tua atau wali siswa. Tabel 31 Guru Berperilaku ramah dalam menghadapi siswa No. 25.
Alternatif Jawaban a. b. c. d. e.
Selalu Sering Jarang Sangat Jarang Tidak Pernah
Jumlah
Frekuensi Prosentase 3
10,00%
5
16,67%
12
40,00%
7
23,33%
3
10,00%
30
100%
Data di atas menunjukan siswa yang selalu (10,00%) mengatakan bahwa guru berperilaku ramah dalam menghadapi siswa, 16,67% siswa yang menjawab sering, hampir sebagian kecil siswa yang menjawab jarang
(40,00%), hampir sebagian kecil siswa yang menjawab sangat jarang (23,33%) dan hampir sebagian kecil siswa yang mengatakan guru berperilaku ramah dalam menghadapi siswa (10,00%). Hal ini bisa disimpulkan bahwa sebagian besar siswa jarang mengatakan bahwa guru berperilaku ramah dalam menghadapi siswa. Tabel 32 Guru tidak merokok di depan siswa ketika berada Di lingkungan sekolah No. 26.
a. b. c. d. e.
Alternatif Jawaban Selalu Sering Jarang Sangat Jarang Tidak Pernah Jumlah
Frekuensi Prosentase 10 33,33% 8 26,67% 7 23,33% 2 6,67% 3 10,00% 30 100%
Tabel ini menunjukan bahwa siswa yang selalu mengatakan guru tidak merokok di depan siswa ketika berada di lingkungan sekolah sebanyak 33,33%, siswa yang menjawab sering 26,67%, hampir sebagian kecil (23,33%) yang menjawab jarang, hampir sebagian kecil (6,67%) yang menjawab sangat jarang, dan hampir sebagian kecil (10,00%) siswa yang menjawab tidak pernah. Dari data ini, bisa disimpulkan bahwa banyak siswa (33,33%) yang mengatakan guru tidak merokok di depan siswa ketika berada di lingkungan sekolah. Tabel 33 Guru menghukum siswa yang datang terlambat ke sekolah No. 27.
a. b. c. d. e.
Alternatif Jawaban Selalu Sering Jarang Sangat Jarang Tidak Pernah Jumlah
Frekuensi Prosentase 4 13,33% 6 20,00% 13 43,33% 3 10,00% 4 13,33% 30 100%
Data di atas memberikan gambaran hampir setengah siswa (43,33%) mengatakan guru jarang menghukum siswa yang datang terlambat ke sekolah, siswa yang selalu sekitar 13,33%, hampir sebagian kecil yang mengatakan sering (20,00%), hampir sebagian kecil yang sangat jarang (10,00%), dan hampir sebagian kecil siswa (13,33%) yang mengatakan guru tidak pernah menghukum siswa yang datang terlambat ke sekolah. Tabel 34 Guru memberikan penghargaan kepada siswa yang berprestasi No. 28.
a. b. c. d. e.
Alternatif Jawaban Selalu Sering Jarang Sangat Jarang Tidak Pernah Jumlah
Frekuensi Prosentase 16 53,33% 10 33,33% 2 6,67% 2 6,67% 0 0% 30 100%
Tabel di atas menunjukan bahwa siswa selalu (53,33%) mengatakan guru selalu memberikan penghargaan kepada siswa yang berprestasi, hampir sebagian kecil yang sering (33,33%), hampir sebagian kecil yang jarang (6,67), hampir sebagian kecil yang sangat jarang (6,67%) dan tidak pernah ada siswa yang memperhatikan penjelasan guru. Kesimpulannya guru selalu memberikan penghargaan kepada siswa yang berprestasi. Tabel 35 Guru berbicara penuh dengan kelembutan kepada sesama guru dan siswa No. 29.
Alternatif Jawaban a. b. c. d. e.
Selalu Sering Jarang Sangat Jarang Tidak Pernah
Jumlah
Frekuensi Prosentase 7
23,33%
11
36,67%
5
16,67%
4
13,33%
3
10,00%
30
100%
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa 23,33% siswa mengatakan guru selalu berbicara penuh dengan kelembutan kepada sesama guru dan siswa, hampir sebagian dari siswa (36,67%) yang sering, hampir sebagian kecil (16,67%) menjawab jarang, hampir sebagian kecil (13,33%) yang mengatakan sangat jarang, dan hampir sebagian kecil siswa (10,00%) yang mengatakan tidak pernah. Dari data di atas dapat disimpulkan siswa sering mengatakan guru berbicara penuh dengan kelembutan kepada sesama guru dan siswa. Tabel 36 Guru menggunakan pakaian yang rapih pada saat mengajar No. 30.
Alternatif Jawaban a. b. c. d. e.
Selalu Sering Jarang Sangat Jarang Tidak Pernah
Jumlah
Frekuensi Prosentase 13
43,33%
10
33,33%
6
20,00%
1
3,33%
0
0%
30
100%
Tabel di atas menunjukan bahwa siswa selalu (43,33%) mengatakan guru menggunakan pakaian yang rapih pada saat mengajar, hampir sebagian kecil yang sering (33,33%), hampir sebagian kecil yang jarang (20,00%), hampir sebagian yang mengatakan sangat jarang (3,33%), dan tidak pernah ada guru yang tidak menggunakan pakaian yang rapih pada saat mengajar. Kesimpulannya guru selalu menggunakan pakaian yang rapih pada saat mengajar.
Tabel 37 Deskripsi data implementasi disiplin siswa di SMK Al-Hidayah Ciputat Jumlah
Aspek Penelitian
Responden
Jumlah
Skor
Item Aspek Disiplin Waktu
3
338
Aspek Belajar
7
759
Aspek Bertata Krama
2
221
Aspek Pakaian
3
254
Aspek Pembiasaan
5
528
Aspek Pengawasan
4
376
Aspek Penyadaran
2
198
Aspek Contoh dan Tauladan
4
453
30
3127
30
Selanjutnya untuk mengetahui keadaan/ kondisi atau gambaran tiap-tiap aspek digunakan perhitungan sebagaimana tabel 40 di bawah ini Tabel 38 Perhitungan Nilai Rata-rata Skor Penelitian
Aspek
SKOR
1. Disiplin Waktu 2. Belajar
338
3. Tata Krama
221
4. Pakaian
254
5. Pembiasaan
528
759
Nilai Harapa n (NH) 3x5= 15 7x5= 35 2x5= 10 3x5= 15 5x5= 25
Nilai Skor (NS) 338 : 30 = 11,27 759 : 30 = 25,30 221 : 30 = 7,37 254 : 30 = 8,47 528 : 30 = 17,60
𝐍𝐒 𝐗 𝟏𝟎𝟎% 𝐍𝐇 11,27/15x100% = 75,13% 25,30/35x100% = 72,29% 7,37/10x100% = 73,67% 8,47/15x100% = 56,44% 17,60/25x100% = 70,40%
Kategori Nilai Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik
6. Pengawasan
376
7. Penyadaran
198
8. Contoh dan tauladan Rata-rata
453
4x5= 20 2x5= 10 4x5= 20
376 : 30 = 12,53 198 : 30 = 6,60 453 : 30 = 15,10
12,53/20x100% = 62,67% 6,60/10x100% = 66,00% 15,10/20x100 = 75,50% 552,07/8= 69,00%
Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik CUKUP BAIK
Dari tabel perhitungan tersebut dapat di ketahui bahwa SMK Al-Hidayah Ciputat dalam pelaksanaan penegakan disiplin siswa, terbukti dengan hasil penelitian dari aspek disiplin waktu memperoleh skor 75,13% berkategori cukup baik, aspek belajar memperoleh 72,29% berkategori cukup baik, aspek tata krama memperoleh skor 73,67% berkategori cukup baik, aspek dari pakaian memperoleh skor 56,44% berkategori cukup baik, aspek dari kebiasaan memperoleh skor 70,40% berkategori cukup baik, aspek dari pengawasan memperoleh skor 62,67% berkategori cukup baik sedangkan aspek dan penyadaran memperoleh skor 66% berkategori cukup baik dan pada aspek contoh dan tauladan memperoleh skor 75,50% berkategori cukup baik. Berdasarkan rata rata yang dipeoleh dari data tersebut dapat diketahui bahwa penegakan disiplin siswa di SMK Al-Hidayah Ciputat secara keseluruhan memiliki rata-rata nilai 69% berkatagori cukup baik, yang diperoleh dari 8 aspek yang terdiri dari aspek disiplin waktu, belajar, bertata krama, pakaian, pembiasaan, pengawasan, penyadaran, dan contoh dan tauladan. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil data yang diperoleh dari jawaban responden.
C. Interprestasi Data Berdasarkan data keseluruhan yang telah diuraikan pada temuan penelitian, dapat diketahui bahwa penegakkan disiplin siswa di SMK AlHidayah untuk siswa yang datang ke sekolah sebelum bel tanda masuk berbunyi yang menjawab selalu sebesar 70,00%, siswa yang selalu masuk kelas sebelum jam pelajaran dimulai sebesar 23,33%. Hampir setengah dari siswa jarang pulang sesuai dengan waktu yang ditentukan dari sekolah, hal ini sesuai dengan presentase yang didapat sebesar 43,33%. Kedisiplinan siswa dalam hal mengerjakan tugas dari sekolah di rumah sebesar 40,00%, sementara 43,33% siswa sering mengerjakan tugas di sekolah dengan baik. Siswa jarang mengikuti pelajaran di sekolah dengan teratur, hal ini bisa dilihat dari prosentase yang didapat sebesar 56,67%. Setengah dari siswa tidak pernah (56,67%) menyusun schedule pelajaran agar bisa belajar dengan teratur. 40,00% dari siswa menjawab selalu dalam hal membawa alat tulis ke sekolah. Hampir dari setengah siswa (46,67%) menjawab sering membawa buku pelajaran sesuai dengan mata pelajaran yang ditentukan di sekolah dan jarang siswa (33,33%) yang memperhatikan penjelasan guru. Dalam hal bertata krama siswa selalu (43,33%) mengucapkan salam dan mencium tangan apabila bertemu dengan guru, sementara siswa yang mengucapkan salam pada saat masuk ke dalam kelas menjawab jarang (56,67%). Kedisiplinan siswa dalam memakai pakaian dengan rapih ke sekolah bisa dinilai kurang baik, karena 46,67% siswa menjawab tidak pernah. Dalam hal menggunakan seragam beratribut sesuai dengan peraturan yang ditetapkan oleh sekolah siswa menjawab tidak pernag (40,00%). Hampir setengah siswa
(46,67%) menjawab sering memakai seragam olahraga sekolah setiap jam pelajaran olahraga. Penyuluhan yang diberikan guru tentang bahaya merokok dan minuman keras sering dilakukan hal ini bisa dilihat dari nilai prosentasenya sebesar 50,00%. Guru jarang memberikan penyuluhan tentang bahaya narkoba, hal ini bisa dilihat dari hasil yang didapat sebesar 43,33%. Guru jarang (30,00%) menasehati siswa yang malas belajar. Jika siswa berkelahi guru sering menasehati, hal ini bisa dilihat dari hasil yang didapat sebesar 46,67%. Guru selalu (30,00%) menyampaikan dan memberikan pengarahan tata tertib atau disiplin sekolah kepada siswa. Disiplin dalam hal pengawasan terhadap siswa, seperti guru mengadakan razia untuk benda-benda tajam, bacaan-bacaan porno serta obat-obatan terlarang dinilai selalu oleh siswa, sesuai dengan prosentase yang didapat sebesar 43,33%. Sebagian besar siswa mengatakan guru jarang (50,00%) mengadakan pemeriksaan pakaian dan rambut gondrong. Guru selalu (36,67%) menegur siswa yang membuat keributan/kegaduhan dalam kelas Saat pelajaran berlangsung. Ketika siswa melakukan pelanggaran tata tertib sekolah, guru selalu (40,00%) melakukan pemanggilan kepada orang tua atau wali siswa. Guru di SMK Al-Hidayah jarang berperilaku ramah dalam menghadapi siswa, ini bisa dilihat dari hasil yang didapat sebesar 40,00%. Sebagian besar siswa mengatakan guru selalu merokok di depan siswa ketika berada di lingkungan sekolah, sesuai dengan prosentase yg diperoleh 33,33%. Guru jarang menghukum siswa yang datang terlambat ke sekolah, sesuai yang dikatakan oleh 43,33% siswa di SMK Al-Hidayah. Guru selalu (53,33%) memberikan penghargaan kepada siswa yang berprestasi. Siswa sering (36,67%) mengatakan guru berbicara penuh dengan kelembutan
kepada sesama guru dan siswa. Pada saat mengajar guru selalu (43,33%) menggunakan pakaian yang rapih. Terbukti dari keseluruhan hasil penelitian baik dari aspek disiplin waktu memperoleh skor 75,13% berkategori cukup baik, aspek belajar memperoleh 72,29% berkategori cukup baik, aspek tata krama memperoleh skor 73,67% berkategori cukup baik, aspek dari pakaian memperoleh skor 56,44% berkategori cukup baik, aspek dari kebiasaan memperoleh skor 70,40% berkategori cukup baik, aspek dar pengawasan memperoleh skor 62,67% berkategori cukup baik sedangkan aspek dan penyadaran memperoleh skor 66,00% berkategori cukup baik dan pada aspek contoh dan tauladan memperoleh skor 75,50% berkategori cukup baik. Berdasarkan rata rata yang dipeoleh dari
data tersebut maka dapat
diketahui bahwa penegakan disiplin siswa di SMK Al-Hidayah Ciputat secara keseluruhan memiliki rata-rata nilai 69,00% berkatagori cukup baik, yang diperoleh dari 8 aspek yang terdiri dari aspek disiplin waktu, belajar, bertata krama, pakaian, pembiasaan, pengawasan, penyadaran, dan contoh dan tauladan. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil data yang di peroleh dari jawaban responden.
D. Temuan penelitian Berdasarkan hasil penelitian yang menggunakan teknik observasi, wawancara dan melalui angket maka dapat diketahui bahwa penegakkan disiplin di SMK Al-Hidayah ciputat dapat diatasi dengan cara mendisiplinkan waktu, belajar, bertata krama, pakaian, pembiasaan, pengawasan, penyadaran, contoh dan tauladan. Adapun penegakkan disiplin siswa dalam bentuk disiplin waktu terlihat dengan cara siswa datang ke sekolah tepat waktu dan pulang sesuai dengan
waktu yang ditentukan dapat dikatakan cukup baik, karena rata-rata siswa masih mengikuti peraturan yang sudah ditentukan oleh sekolah. Adapun dalam kedisiplinan belajar siswa mempunyai kesadaran atas tanggung jawabnya dalam belajar, siswa lebih efisien dalam belajar, selain itu siswa juga memiliki strategi belajar yang tepat, sehingga siswa juga memperhatikan metode atau cara yang dilakukan untuk mencapai tujuan belajarnya. Oleh karena itu akan terciptanya kedisplinan dalam belajar. Terlihat dengan kedisiplinan siswa mengerjakan tugas dari sekolah di rumah, siswa mengerjakan tugas sekolah dengan baik, dan siswa menyusun schedule pelajaran agar bisa belajar dengan teratur. Kedisiplinan tata krama juga ditaati oleh siswa terlihat dengan cara siswa mengucapkan salam dan mencium tangan apabila bertemu dengan guru, serta siswa mengucapkan salam pada saat masuk ke dalam kelas. Kedisplinan siswa dalam berpakaian juga terlihat dengan cara siswa memakai pakaian dengan rapih ke sekolah, dan siswa menggunakan seragam sesuai peraturan yang ditetapkan oleh sekolah, serta memakai seragam olahraga sesuai dengan jam pelajaran olahraga. Sedangkan peran guru dalam memberikan kedisplinan kepada siswa, yaitu dengan cara guru memberikan penyuluhan tentang bahaya merokok dan minuman keras yaitu 50,00% sering dilakukan oleh guru agar siswa mengetahui bahaya tentang merokok dan minuman keras. Kemudian dalam bentuk memberikan nasehat kepada siswa yang malas belajar yaitu 30,00% jarang dilakukan guru agar dapat merangsang siswa untuk terus berusaha mengembangkan pengetahuannya dalam belajar. Selanjutnya guru sering memberikan nasehat kepada siswa yang berkelahi di sekolah yaitu 46,67% dilakukan oleh guru, atau dapat dikatakan termasuk dalam kategori baik. Sedangkan guru menyampaikan dan memberikan
pengarahan tata tertib atau disiplin sekolah kepada siswa selalu dilakukan oleh guru agar siswa terbiasa mengikuti tata tertib yang sudah dibuat oleh sekolah dan tidak dilanggarnya. Dari uraian di atas mengenai penegakkan disiplin siswa dapat dikatakan cukup baik karena yang dilakukan oleh guru cukup kuat jika dilihat dari bentuk moril, yaitu dengan memberikan dorongan agar siswa selalu menegakkan kedisplinannya. Peran guru dalam pengawasan yaitu dengan cara guru mengadakan razia, seperti benda-benda tajam, bacaan-bacaan porno serta obat-obatan terlarang, ter;ihat dengan cukup baik dengan guru mengadakan pemeriksaan seperti itu. Peran guru sebagai pengawas dalam hal mengadakan pemeriksaan pakaian dan rambut gondrong jarang yaitu 50,00%. Sedangkan guru dalam hal menegur siswa yang membuat keributan atau kegaduhan saat pelajaran berlangsung selalu (36,67%) guru memperhatikan hal tersebut, sehingga terlihat siswa sering membuat kegaduhan dalam kelas saat pelajaran berlangsung. Selanjutnya dalam hal guru melakukan pemanggilan kepada orang tua atau wali siswa ketika siswa melakukan pelanggaran tata tertib sekolah 40,00% jarang dilakukan oleh guru. Selanjutnya guru berperilaku ramah dalam menghadapi siswa 40,00% jarang dilakukan oleh guru dengan menunjukkan sikap ramah kepada siswa. Selanjutnya guru tidak merokok di depan siswa ketika berada di lingkungan sekolah yaitu 33,33% selalu dilakukan guru untuk tidak merokok di depan siswa. Adapun penyadaran yang dilakukan oleh guru yaitu dengan cara guru selalu menghukum siswa yang datang terlambat kesekolah hal ini dilakukan oleh guru agar siswa itu tidak lagi mengulangi kesalahan yang dilakukan. Selanjutnya dengan cara penyadaran guru memberikan penghargaan kepada siswa yang berprestasi, 53,33% selalu dilakukan oleh guru agar siswanya
lebih termotivasi dalam belajar. Selanjutnya guru berbicara penuh dengan kelembutan kepada sesama guru dan siswa sebagian besar siswa (36,67%) mengatakan sering dilakukan oleh guru, karena hal tersebut menunjukkan sikap guru sayang terhadap siswanya. Sedangkan guru menggunakan pakaian yang rapih pada saat mengajar (43,33%) selalu dilakukan oleh guru, hal ini menunjukkan bahwa guru mengikuti peraturan yang ditetapkan oleh sekolah dengan memakai pakaian yang rapih dan sudah ditentukan oleh sekolah.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Dari penelitian maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Tingkat penegakan disiplin siswa di SMK Al-Hidayah Ciputat bisa dinilai cukup baik hal ini bisa dilihat karena masih ada siswa-siswi yang belum mengikuti peraturan yang sudah ditetapkan di sekolah. 2. Peran para guru dalam menegakan disiplin siswa di SMK Al-Hidayah Ciputat belum terlalu optimal, sehingga berpengaruh terhadap tingkat disiplin siswa yang belum berjalan dengan baik. 3. Adapun pengaruh kedisiplinan terhadap proses belajar mengajar di SMK Al-Hidayah Ciputat sangat besar, sehingga dengan berbagai cara guru menjadikan kedisiplinan itu sebagai
pedoman dan penuntun
dalam belajar maupun mengajar, sehingga perbuatan belajar mengajar menjadi lebih teratur dan lebih sistematis. Dengan sikap disiplin juga akan membuat guru dan siswa memiliki kecakapan menangani cara belajar dan mengajar yang baik, juga merupakan suatu proses menuju pembentukan watak yang baik. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa dengan sikap disiplin belajar mengajar akan memungkinkan untuk memperoleh prestasi yang diinginkan oleh sekolah. B. Saran Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis memberikan beberapa saran sebagai berikut: 1. Kepada kepala sekolah SMK Al-Hidayah Ciputat, yaitu: a.
Hendaknya tidak merasa puas dengan hasil yang telah dicapai, artinya selalu meningkatkan kualitas penegakan disiplin siswa
b.
Hendaknya kepala sekolah dapat memperhatikan unsur-unsur psikologis siswa sehingga dalam melaksanakan kedisiplinan akan tercapai secara optimal.
2. Bagi guru SMK Al-Hidayah Ciputat, yaitu: a.
Hendaknya guru lebih meningkatkan lagi dalam penegakan disiplin siswa di sekolah.
b.
Guru harus lebih intensif lagi dalam menegakan disiplin siswa di sekolah, sehingga siswa bisa mengetahui letak kesalahan dan kekurangannya.
c. Menasehati siswa yang kurang disiplin di sekolah dan memberikan hukuman kepada siswa yang bersangkutan agar siswa tersebut tidak mengulangi hal tersebut lagi. d. Peneguran kepada siswa dalam bentuk peringatan larangan tegas dan pemberian hukuman.
DAFTAR PUSTAKA
Al Barry, M Dahlan, Kamus Ilmiah Populer, Surabaya: Alfa. Atmodiwirio, Soebagio, Manajemen Pendidikan Indonesia, Jakarta: PT. Ardadizya Jaya, 2000. Bernhardt, Karl S., Discipline and Child Guidance, New York: Mc. Graw-Hill, 1964. Bahri, Syaiful Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, Rineka Cipta, 2000. Daien, Amir Indrakusuma, Pengatur Ilmu Pendidikan, Surabaya: Usaha Nasional, 1978. Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia, Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta: Biro Hukum dan Organisasi Sekretariat Jenderal Departemen Pendidikan Nasional, 2003. Durkheim, Emile (Alih Bahasa: Lukas Ginting), Pendidikan Moral; Suatu Studi Teori dan Aplikasi Sosiologis Pendidikan, Jakarta: Erlangga, 1990. Elias, Maurice J., Cara-cara Efektif Mengasah EQ Remaja: Mengasuh dengan Cintam Canda dan Disiplin, Bandung: Kaifa, 2003. Gunarsa, Singgih D., Psikologi untuk Membimbing, Jakarta: Gunung Mulia, 2000. ________________, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, Jakarta: Gunung Mulia, 2000. Hurlock, Elizabeth B. (Alih Bahasa: Med. Meitasari Tjandrasa), Perkembangan Anak, Jakarta: Erlangga, 1992. Hasan, Iqbal, Metodologi Penelitian dan Aplikasinya, Jakarta: P Ghalia Indonesia, 2002.
Langgulung, Hasan, Manusia dan Pendidikan; Suatu Analisa Psikologi, Filsafat dan Pendidikan, Jakarta: PT. Al-Husna Zikra, 1995. Mulyasa, E., Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, Bandung, PT. Remaja Rosdakarya, 2007. ___________, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005. Nafilah, “Strategi dan Inovasi Pembelajaran SD”, http://nafilah.multiply.com/ journal/item/26/Strategi dan Inovasi Pembelajaran Siswa SD. 25 Maret 2011. Nurazizah, Siti, Implementasi Manajemen Humas SMA Lazuardi GIS dalam Mengkomunikasikan
Program
Sekolah,
Skripsi
KIMP
UIN
Syarif
Hidayatullah Jakarta, (Jakarta: Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011. Poerbakawati, Soegarda, Ensiklopedi Pendidikan, Jakarta: PT. Gunung Agung, 1981. Prijodarminto, Soegeng, Disiplin Kiat Menuju Sukses, Jakarta: PT. Pradnya Paramita, 1993. Purwanto, Ngalim, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007. Rimm, Sylvia, Mendidik dan Menerapkan Disiplin pada Anak Prasekolah Jakarta: PT. Gramedia pustaka Utama , 2003. Roheni, Ahmad, Pengelolaan Pengajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 2004. Sahertian, Piet A., Dimensi Administrasi Pendidikan, Surabaya: Usaha Nasional, 1994. Schaefer, Charles (Alih Bahasa: R. Turmin Sirait), Bagaimana Membimbing, Mendidik dan Mendisiplinkan Anak Secara Efektif “How to Influence Children”, Jakarta: Restu Agung, 1996.
Semiawan, Conny R., Penerapan Pembelajaran Pada Anak, Jakarta: PT. Prenhalindo, 2008. Shadily, Hasan, Ensiklopedi Indonesia, Jakarta: Ichtiar Baru-Van Hoeve, 1984. Soedijarto, Menuju Pendidikan Nasional yang Relevan dan Bermutu, Jakarta: Balai Pustaka, 1989. Soemarmo, Pedoman Pelaksanaan Disiplin Nasional dan Tata Tertib Sekolah 1998, CV. Mini Jaya Abadi, 1997. Sudijono, Anas, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT. Raha Grafindo Persada, 2007. _____________, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005. Sukoco, DM, Wawancara, Jakarta, 23 Maret 2011. Sutisna, Oteng, Administrasi; Pendidikan; Dasar Teoritis untuk Praktek Profesional, Bandung; Angkasa, 1989. Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2002. Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1998. Uhbiyati, Nur, Ilmu Pnedidikan Islam, Bandung: Pustaka Setia, 1998. Wojowasito S., Kamus Populer, Semarang: CV Aneka, 1997.
ciputat Kisi-kisi wawancara untuk Kepala sekolah sMK Al-Hidayah
Interviewee
: Drs. SukocoDM
Jabatan
: KePalaSekolah
Tempat Hari / Tanggal l.
: RuangKePalaSekolah : Rabu,23 Maret2011
Kapan SMK Al-HidayahCiputatdidirikan?
2. Apa pengaruhkedisiplinanterhadappesertadidik? disiplin siswa di 3. Faklor ap? yang melatarbelakangikeberadaanpenegakan SMK Al-HidaYahCiPutat? ciputal? 4. Tata tertib apasqjayang sudahdi jatankandi sMK Al Hidayah di sMK Al-Hidayah 5. Jenis-jeniskenakalanapa saja yang dilakukan siswa Ciputat? melakukantindakan 6. Menurut pendapatbapakapakahyang menyebkansiswa yangmenyimpang,baikdalamhaltatatertibmaupurnonnayangberlakudi sekolahdan masYarakat? '1. Apakah keberadanbimbingan dan konseling di SMK Al'Hidayah Ciputat siswa ,sebagai berpengaruhbesarterhadapusahamenanggulangikenakalan upayapenegakandisiPlin? Jawab: g. Apakah sekolah menyediakansafana dan prasarana untuk menunjang kegiatanbimbingankonseling? g.Bagaimanaupayabapakdalammengadapisiswayangmelalcukan pelanggaran? menegakan 10. Hambatan atau kendala apa saja yang bapak hadapi dalam disiplin di sekolah?
. Kisi-kisi Wawancara Guru BK
lnterviewee
:Yuli Sudarwanto
Iabatan
: Guru BK
Al-Hidayah Ciputat 1. Apakah keberadanbimbingan dan konseling di SMK sisw4 sebagai berpengaruhbesarterhadapusahamenanggulangikenakalan upayapenegakandisiPlin? untuk menu4iang 2. Apakah sekolah menyediakan sarana dan prasarana kegiatanbimbingankonseling? kenakalan 3. Pihak-pihakmana sajakahyang dilibatkan dalam menanggulangi remaja? disiplin serta a. Apakakarr guru BK di sekolah ini berhasil menegakan menanggulangikenakalanremajayangterjadi di sekolah? yang melakukan 5. Bagaimana upaya bapak daiam mengadapi siswa pelanggaran? 6.Hukumanapasajayangyangdiberikankepadasiswayangmelakukant pelanggaran? penegakandisiplin 7. Kontribusi apayang diberikankepalasekolahdalamupaya siswa? dalamprogrampenegakandisiplin? 8. Siapasajayarrgbertanggung-jawab tajanL bacaan9. Apakah bapak sering mengadakanrazia- sepertibenda-benCa serta obat-obat bacaan porno kerapihan berpakaian, kerapihan rambut terlarangkePadasiswa?
ALHIDAYAII PENEGAKANDISIPLIN SISWADI SMK
CIPUTAT
I. IdetititaS Nama
:
Kelas
: I
I
lI. PetunjukPengisian -
BaeatalisetiApp@yataan dengans€ksdtiidyang pernyataanyang diberikanpadakolom Berilah tandachecklist (0 untuk setiap tefsedid.
-
Pilihlahiawaban: SL
: Seldlu
SR
: Sering
J
: Jaxdilg
SJ
: SangatJarang
TP
:Tidak Pernah
bel tanda
@belum ffi;
ntasrt r.erh s"Cl,t" J"m pelajarandi
@ur
denganwaktu
vane di tgnflikan d,adsekolah
'
@isekolahdirumah @kolahdenganbaik @di @e
sekolahdengan pelajaran agar bisa
iar denganteratur Say;.embawa alattulis ke sekolah
@aran-sesuai.l***
mata petajar Snyu m"*perhatikan penjelasanguru' dan menciumtatrgan @am aoabilabertemudenganguru -
dalamkelas 1 3 . Saya memakaipakaiandenganrapi ke sekolah 14. Saya rnenggun:kan seragam beratribut sesuar densanperaturanvang di tetapkanoleh sekolah 1 5 . SaVimemakaiseragamolaluagasekolahsetiap iarn oetraiaranolalraga.
penyuluhantentangbahaya 1 6 . Guru memberikan merokokdanminumankeras 1 7 . ffian
ientangbatraya
narkoba 1 8 , Guru menasehatisiswayangmalasbelajar 1 9 . Guru menasehatiSayajika saya berkelahi di sekolah menyampaikan dan memberikan 20. Gtru pcngarahantata tertib atau di siplin sekolah keoadasiswa 2T, Guru mengadakanrazi4 seperti benda-benda pomo serta obat-obatan tajam, bacaan-bacaan terlarang 22. Guru mengadakan pemeriksaan pakaian dan rambut eondrong 23. Guru menegur siswa Yang membuat keributan/kegaduhan dalam kelas saat berlanpsunspelaiaran. melalcukanpemangg1lankepadaorang tua Guru 24. atau wali siswa,ketika siswa melakukan nelangqarantata tertib sekolah 25. Cunr borprilaku rahma dalam menghadapi siswa .8, Curu tidak merckok di depen siswa ketika beqadadi linghrngan sekolall27. Guru menghukum siswa yang datangterlambat ke sekolah 28. Guru memberikan penghargaankepada siswa vane berprestasi 29. Guru berbicara penuh dengan kelembutan keoadasesamag'drudafl siswa 30. Guru menggunakanpakaian yang rapih pada saatm€ngaiar.
l-
tlasit Wawancara denganKepala Sekolah
lnterviewee
: Drs. SukocoDM
Jabatan
: KepalaSekolah
Tempat
: RuangKepalaSekolah
Hari lTanggal
:Rabu,r3 Moret I'ot1
1. Kapandansiapakahpendiri SMK Al-Hidayah Ciputat? Jawab: SMK Al-Hidayah CiputatadalahSekolatrMenengahKejuruanyangberadadi bawahnaunganYayasanPendidikanIslam Al-Hidayah.YayasanPendidikan BIdm Al-Hidyah sendiri bdidiri sejdk rahun 1926 yang didifikad oleh K.H. Moctt- Noor. Pada awalnya yayasanpendidikan ini hanya menyelenggarakanpendidikan non formal berupa majtis Ta'lim yang kemudian menyelenggarakan pendidikan formal tingkat dasar yaitu Madrasah Diniyah' Dalam perjalanannya yayssan Al-Hidayah kemudian menyelenggarakanjeqjsng pendiclikan yang lebih tinggi yartu sl&S (Sekolatr Menengah Pekerjaan Sosial)yang kermrdim menjadi SMK Al-Htd4yah' SMK Al-Hidayah Ciputat tepat berdiri dan beroprasionalsejak tahun 1983. Sekolah ini sekarangtelah memiliki fasilitas-t'asilitasyang cukup lotgkap denganjumlah siswa yang terus berkembang SMK Al-Hidayah Ciputat yang awalnya berada di daerah yang sekarangtelah menjadi pusat perbelanjaan Ciputattelah memiliki tempatsendiri denganalamatX.RE. Mar'adinataNo'7 CipayungCiputat15411 pada saatini SMK Al-Hidayah Crputartelahmengalamiperubahandari tahun ketahundan telah mengasilkanlulusan yang mengabdi di lembaga-lembaga pemerintahmaupunswasta" Untuk mengabdi di bidang pendidikan, SMK Al-Hidayah Ciputat siap mengadapi tantangan zarflan dalam pendidikannya baik dari tenaga pengajararUmaupun saranadan prasaranauntuk melayani pesertadidik agar mengasilkanmutu lulusanyang siap menghadapitantanganzaman
: 2. Apa pengaruhkedisiplinanterhadappesertadidik Jawab: kepribadian Dapat membantupembentukanpesertadidik k*rususnyadalam moral, sikap, etika dan tingkah laku siswa yang yang aplikasinya
diterapkan
baik dilingkungansekolahmaupundi luar sekolah' 3.
keberadaanpenegakandisiplin siswa di Faktor apa yang melatarbelakangt SMK Al-HidaYah? Jawab: a. Kenakalaniswa b. Kebiasaandatamkehidupansehari-hari c. Pergaulansisrvadiluar lingkungansekolah
4.
Tatatertib apasqiayang sudatrdi jalankandi SMK Al-Hidayah Ciputat? Jawab: a, Siswawajib hadirdi sekolahsebelumpukul 01'00' b.
siswa yang terlambat harus lapor ke guru piket, diteruskan dengan pembinaanoleh guru Piket.
c.
Pa
d.
guru Pada waktu istirahat siswa dilarang keluar sekolafutanpa seizin piket.
atau e. Padawaktu pulang sekolahsiswa dilarangmenggunakanfasilitas tempat-tempattertentu di sekolahuntuk menjalin hubungantertentu kejahatandan lain-lain' sepertipacaran,transaksinarkob4 pere,lrcanaan f.
Padawaktu dilingkungansekolahjaket harusdilepas'
g.
Siswadilarangberkukupanjangdan mengecatrambut'
h.
Seluruhsiswaharusmemakaisepatuberwamahitam
5.Jenis.jeniskenakalarrapasajayangdilalarkansiswadiSMKAl.Hidayah CiPutat? Jawab: denganbenar a Tidak menggunakanatibut sekotah b. Tidak melakukanaktivitassekolah c,Dantidakmelakukanhalyangtidakseharusnyatidakdilakukanoleh tawurandan pemalakan seorangsisw4 contohnya:siswamerokok' 6.Menurutpendapatbapakapakahyangmenyebkansiswamelalcukantindakan maupunnorrnayang berlaku di yang menyimpang,baik dalamhal tata tertib sekolahdan masYarakat? Jawab: Yangmenyebabkansiswamelakukantindakanyangmenyimpang dianiaranYa: a. Ikut-ikutan teman' b. SalahdalamPergaulan c. TerPengaruholeh teman' d. Karenafaictorekonomi(kekuranganbiaya)'
7.
e.BrokenhomekurangPerhatiandankasihsayangdarikeluarga di sMK Al-Hidayah ciputat Apakah keberadaanbimbingan dan konseling berpengaruhbesarterhadapusahamenanggulangikenakalarrsiswa,sebagai disiPlin? upayaPenegakan Jawab: Iakarenabimbingankonselingsangatberpenrgaruhuntukmemberikan yang dihadapi permasalahan bimbingarupembinaandan solusi-solusidalam siswa"
8.ApakahsekolahmenyediakanSaranadanprasaranauntukmenunjang kegiatanbimbingankonseling?
Jawab undang-undangbagi orang Menyediakan,prasaranabuku penghubung,kasus tuaketikaanakbermasala}usuratpanggtlandanperingatanSaranauntuk nung BK masih diruang kepalasekolatl siswa yang melakukan 9. Bagaimana upaya bapak dalam mengadapi pelanggaran? Jawab. Memberikannasehatkepadasiswayangmelalcukanpelanggarandat sekolah' memberikanhukumanyang sudahdi tentukandi 10.Hambatanataukendalaapasajayangbapakhadapidalammenegakan disiplin di sekolah? Jawab: wali murid atau orang tua Hambatanatau kendala yang saya hadapi adalatr yang tidak mempercayaibahwa siswa. Terkadang ada orang tua siswa ketika memanggil orang tua analcryatelah melakukankenakalandi sekolair merekatidakdaangtepatwaktu.Unlukitubatrwamemangbenarsisrva tersebutmelakukankenakalandi sekolah
lnterviewer
*,1:;
PapaHuzaifah
*
HasilWawancaraGuru BK
Interviewee
: Yuli Sudarwanto
Jabatan
: Ciuru BK
Tempat
: RuangBK
Hui lTanggal
: Rabu,23 Marct 20 tt
ciputat 1. Apaka\ kebe;adaanbimbingan dan konseling di sMK Al-Hidayah sebagai berpengaruhbesar terhadapusaha menanggulangikenakalan siswa, upayapenegakandisiPlin? Jawab: Sangat berpengarutl karena tujuan BK adalah meinberikan bimbingan, yang dihadapi siswapembinaandan solusi-solusidalam permasalatran 2.
Apakatr sekolah menyediakan sarana dan prasarana untuk menunjang kegiatanbimbingankonseling? Jawab: buku penghubung,kasusundang-undangbagi orang Menyediakarupra.sarana untuk tua ketika anak bermasalalLsurat panggiian dan peringatan Salana ruangBK masihdiruangkepalasekolah'
3.
Pihak-pihak mana saja kah yang dilibatkan dalam menanggulangikenakalan remaja? Jawab: guru dan orang Wali kelas,guru BK waka kesiswan,bidangkurikulum, para tua dan wargasekolah-
4.
serta Apakakah guru BK di sekolah ini berhasil menegakan disiplin menanggulangikenakalanremajayangterjadi di sekolah? Jawab:
BK dalam menanggulangi Cukup berhasil,J<arenasudah ada kemajuan kenakalanremajadari tahunsebelumnya' siswa yang melakukan 5. Bagarmana upaya bapak dalam mengadapi pelanggaran? Jawab: Dengan cara peneguranbentuk peringatan
larangan tegas
hukuman. kepada siswa yang melakukan 6. Hukuman apa saja yang yang di berikan ? pelanggaran Jawab: : Hukumanyang di berikan kepadasiswa diantaranya a.Hukumanadministratif:Perjanjiandanpanggilankepadaorangtua' b. Hukumantertulis : Mengerjakantuga'stertulis' c. Hukumanbentuklain : Membantutugaskebersihan' d.Diberikanskorsingsuratperingatanpertam4suratperingatankedu4swat peringatarrketigadandikelurkandarisekolahapabilasiswasudatrbenar.* benarmelanggaraturanyang ditetapkandari sekolah' dalam upaya penegakan 7. Kontribusi apa yang diberikan kepala sekolah disiplin siswa? Jawab: Pemberiarrkebrlakanberkaitandenganpenangananterhadapsiswadart terhacaphukumanyang di membantumemperkuatkeputusanyang diambil yang dilakukan berikankepadasiswabila sudahterlalu pelanggaran dalamprognlm penegakandisiplin ? 8. Siapasajayangbertanggtrng-jawab Jawab: Seluruhstakeholdersekolah'
g. Apakahbapaksoringmengadakanraziah,sepertibenda-bendatqianL bacaanbacaanpomokerapihanberpakaian,kerapihanrambutsertaobat.obat terlarangkePadasiswa? Jawab: ya, saya sering mengadakantaziah untuk kepentinganbersamamenjaga namabaik SMK Al-HidaYahCiPutat'
lnterviewer
PapaHuzaifah
CIPUTAT ALHIDAYAH PENDIDIKAN YAYA$AN
IIIDAYAII KilunuAN unnnncnn sp6grArr tsrtUtAr & MANAIEMEN BISNIS KELOMPOK
ADAN B STATUS:TERAKREDITASI
AJ
€Fttr
- Gputot1541IPhon, / F*. , w\)74 Z Cipoyvng lortodinotoNo.
lornor ;l}Sll}ltD-lVz0ll amp. : :longgilan Orang Tuo/Woli I aI
TangerangSetataq13 Januari2011
KePadaYth. BaPaMbu OrangTua/Wa[ Dari: NAFIA YULIANSYAH ( X AP ) diTemPat Assalamu'Alailum Wr. wb. Bapalafioudalamlindungan-Nya Puji SyukurKami paqlatkankehadiratAfhh SWT, semoga danselalusuksesdalsmmenjalankanaktivitassehari-hari. hal yang pertu dibicarakan selanjutnyakarni saniaikan bahvra'sehubunganada beberapa kehadiranBapal/Ibu orang tentangPutera/iBapaMbu oleh karenaitu kami rnengharapkan tua / wali sisnraPada: Hari/Tanggal
: Jum'e$ 14 Jenuari 2011
Waktu
: 14.CCs.d. Selesai
Tennpat
: SMK AL-HIDAYAH CIPI.]'I'AT
Bertemudengan
: Ade Lally Suryanit S'Ag
BapalJlbu tepat pada Mengingatpentingnyapanggilanini kami rrengharapkankehadiran waktunyadan ini merupakanpanggilanyangke : l(pettama) kami haturkan Demikian panggilanini kami sampaikanatas perhatiandan kehadirannya" terirnakasih. Wassalamu'Alaikum wr. Wb.
CIPUTAT ALHIDAYAH PENDIDIKAN YAYASAN
(sttlK) AtIIIDAYAII KEJuKUNI sanowrlrnNaNcArr & MANAIEMEN BISNIS KELOMPOK B A DAN STATUS: TERAKREDITASI
<
Ciputot / CipoyvngartodinotoNo.
TangerangSelataq 03 Januari201I
lomor : 0l5ll2ll AjlX204 amp. : :fanggilan Orung Tuo/WoIi I aI KePadaYtttBapak/IbuOrangTua/Wali HAMADI MOELYA diTemPat
Assahmu'AlaikumWr. wb. Bapak/Ibudalamlindungan-Nya Puji Syukur Kami panfatkankehadiratAllah SWT, serxtga dan selalusuksesdalammenjalankanaktivitassehari-hari beberapahal yang p€rtu,ry-ttg** Selaqiutnyakami sanpaikanbatrwa,sehubtngar.ada kehadiranBapaUlbu orang tentangPutera/i Bapaffibg, oleh karenaitu kami mengbarapkan tua/wali sismPada: Hari/Tanggal
Senin,03Januari20ll
Waktu
i3.30 s.d.selesai
Tempat
SMK Al-HidaYahCiPutat
Bertemudengan
BpkM.Idnrs S.Pd.I
tepat pada Mengingat pentingnyaparrggilanini ka$i mengtnrapkankehadiranBapaMbu waktunya. kami haturkan Demikian panggilan ini kami sampaikanatas perhatiandan kehadirannya terimakasih. S/assalamu'Alaikumwr. Wb.
CIPUTAT ALHIDAYAH PENDIDIKAN YAYASAN
At IIIDAYAII (SMK) KEJUKUAN UNNNNCATI SDKOIAII BISNIS& MANAIEMEN KETOMPOK A DAN B STATUS: TERAKREDITASI
sddo, Jonten Tongtrong : 021)74709740 - Ltputot / Fox. t s4lt phone / cipoyvng lortodinoioNo. A..*.r,
!{omor Lamp. FIal
: A83ll?llD.rtlVz0ll
TangerangSelata412 Januari20ll
:-
:?emb eritahuan Skorcing KepadaYth. BapaMbu OrangTuaAilali Dari : IMAM BIIDIMAN ( XI API ) diTemPat 'Alaikum V/r. wbAssalamu BapalvTbudalamlindungan-Nya Puji SyukurKami panjatkankehadiratAllah SWT, semoga danselalusuksesdalammenjalankanaktivitassehari-hari. bapak/ibupadatanggal' 12 Januari Selanjutnyamenindaklanjutipanggilanke 2 (dua) putra terhitung bahwa putra bapalc/ibumulai hari semn dd Rabu zlll,kami mengimpformasikan ( " dari tanggal18 Vd 20Januari2oll di rumuhkan Skorcing) perhatian dan kehadirannya kamt Demikian pemberitahuanini kami sampaikanatas haturkanterima kasih. 'Alaikrrmwr' Wb. Wassalamu
;:1 ?-r
DEPARTEMENAGAMA utNJAKARTA
€
Jr. r- H. Ju$da Nc giaP'nar 15412
Uifil nrx
PERMOHON{ N
-R-AKD-104 No.Dokumen Tol.Terbit No.Revisi: Haf
FORM (FR)
UUDtrN
TEIUIPINI|JII
: : : :
Fll l\-l zE APntzvtv uu . . -;t " '
;l Jakart4 19 Juli 2010
Nomor: Istimewa Lamp : I berkas ProPosalSlaiPsi Hal ' : Pengajuan KepadaYth. Keiua ProgramManaiemenPendidikan FakultasIlmu TarbiYah& Keguruan Jakarta UIN SyarifHidaYatullah di TemPat Assalamu'alailum lVr. W' Yangbertandatangandi bawahini :
PapaHuzaifah Nama 106018200772 NIM Kependidikan Islam,/Manajemen Pendidikan JurusanlProdi TX Semester judul bermaksud mengajukanproposal skripsi dengan CIPI]TAT PENEGAKKAN DISIPLN SISWA SMK AT-IIIDAYAH Sebagaibahan pertimbangan" berikut saya lampirkan: 1. Out Line 2. BAB I, BAB II danBAB III 3. Daftar PustalcaSementara perhatiannya" sayaucapkan Demikian permohonan ini saya sampaikan, atas terima kasih. Wassalamu'al aihtm Wr. W.
t"rn:t '4W.
PariaHuiaifatr r06018200772 Mengetahui:
I 002 198503 Ntp.tgs0os30
1 198503 NrP.19560s30
* DisetujuilTidak disetujui DosenPe$bimbingSkriPsi f-^tu/
l< -
Drs. Mu'arif SAM."M'Pd. NIP.19650717199403I 005
Sl lrrrll
l---_\lltll
TEMCUTCNhNAGAMA UIN JAKARTA FITK
FoRM(FR)
ru
rtrk-rn-nxo-oat
Jt. tr.H. Juanda No 95 Ciputat 1t41 2 lndonesia
Jakarta 26 Juli 2010
-fr010 Nomor: Un.O1/F.1iPp-ooql-1Q8?L amp. : : Bimbingan SkriPsi Hal KepadaYth. Eri Rosstaria, M.ag PembimbingSkriPsi Fakultas lhnu Tarbiyah dan Keguruan {.JIN Syarif HidaYatullah Jakarta. Assalamu'olailatm wr.wb.
DenganinidiharapkarrkesediaanSaudarauntukmenjadipembimbing (materi/teknis)penulisanskripsi mahasiswa: Nama NIMSemester Jurusan Judul Skipsi
PapaHuzaifah 106018200772 VIII KI - ManajemenPendidikan 'p"n"gutari Disiptin SiswaSMK Al-Hidayah Ciputaf'
berslngkutT qada tanssal 26 Juli Judul tersebut telah disetujui oleh Jurusan yang redaksiona!pada Saudaradapatrietatukan perubahan 2010, absfaksilouttir"'tiliipir' substaniial dianggap perlq mohon pembimbing judul tersebut-Apabila-;;i;menghubungiJurusanterlebih dahulu bular; dan dapat waktu.U Bimbingan skripsi ini diharapkan selesai dalam 91T) suiai perpanlaiigan' diperpaijangseiama5 (enam)buian berikuiryaiantpa terima kasih' Atas perhatiandan kerja samaSaudarq kami ucapkan Wassalamu'alaikum wr.wbA.n. Dekan Kajur KI -
.tDrs. RusYdYLalar(, M.Ed. M.Phil. z?Nrp. r956os3o1985031 002 Tembusan: l. Dekan FITK 2. MahasiswaYbs.
AGAMA KEMENTERIAN " UINJAKARTA FITK
,@]
i r
trltHr
I
i_sr!!J
FoRM(FR)
Jt. lr. H. Juanda No 95 Apubt 15412 lndonesia
tlo. Oot
'. 02
1t1
IZINOBSERVASI SURATPERIVIOHONAN Jakarta,16Februari2011
Nomor: Un.0l/Ft.lTl.022lq-lfr .lzJlI L a m p .: . . . . . . Hal : Observasi KepadaYth. Kepala SekolahSMK Al-Hidayah Ciputat Di Tempat
Assalamu'alaikum wr.wb. Denganhormat kami sampaikanbahwa:
Nama
PapahHuzaifah
NIM
t060182007'72
Jurusan/Prodi
KI - ManajemenPerrdidikan
Semester
X (Sepuluh)
Syarif adalah benar mahasiswa pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UINffiauyuruff"h Jakartadan seirubungandenganpenyelesaiantugas rnata kuliah "SKRIPSI", itu, kami mahasiswatersebut memeriukan observasi dengan pihak terkait. Oleh katena memberikan dan tersebut mahasiswa mohon kesediaan Saudara untuk menerima bantuannya. Demikianlah,atasperhatiandan banttranSaudarakami ucapkanterima kasih' Wassalamu'alailatm wnw b.
a.n. Dekan
Nurdin,M.Pd. I 1 9 8 1 0I30 0 5
Tembusan: DekanFakultasIlmu TarbiyahdanKeguruan
CIPUTAT ALHIDAYAH PENDIDIKAN YAYASAN
ffi
(SMK) ATIIIDAYAII KEJUKUAN IIDNDNGAII SDKOUffi KELOMPOKBISNIS& MANAJEMEN A DAN B STATUS. TERAKREDITASI
--
S*ton ' Banten Tongerong - Cputatt 541t Phone : (021)74709740 / Fax. Z Cipcyung MartodinotoNo.
SURATKETERANGAN .KetlB'2ttrIl20ll Nomor : 100/12113 : Yangbertandatangandi bawahini KepalaSekolahSMK Al-HidayahCiputat Nama
: Drs. Sukoco,DM
Iabatan
: KepalaSekolahSMK Al-HidayahCiputat
Menerangkanbahwa : Nama
: PapaHuzaifah
NIM
: 10601820a772
Jurusan
: ManajemenPendidikan
Semester
: X
Faluhas
: Ilmu TarbiyahdanKeguruan
Program
: StaraSatu(S-l)
penelitian/risetpadatanggall6 Maret 2011 Bahrrranamatersebutdi atastelah melaksanakan judul skripsi denganlenyelesaian sampaidengan25 Maret 2}ll, sehubungan " Pinegakan Disiplinsi$ea di SMK Al-HiilalahCiputat" Demikian zuratketerangarrini di buat dengansebenarny4agarpihak yang berkepentinganmaklum 25 Maret 201I Selatan, Tangerang
CIPUTAT ALHIDAYAH PENDIDIKAN YAYASAN
(SMII} ATIIIDAYAII I{EJUKUAN MNNDNOAII SDKOTAII & MANAJEMEN BISNIS KELOMPOK A DAN B STATUS: TERAKREDITASI
' Bonten Selaton Tongerong - apdat t s41I Phont / Fax.: F2l) 7470?740 Z Cipoyung 1artodinatcNo.
:?tt
KETERAIYG.AI! SURAT N""t;; : 100/L2l/S .Ketl&'2tfrl2.Oll
Al-Hidayah ciputat : langbertandatangandi bawahini KepalasekolahsMK {ama
. PapaHuzaifah
{IM
: 1060i8200772
urusan
: KI/JvIP
iemester
:X
rakultas
Jakarta : Ilmu TarbiyahdanKeguruanUIN Syarifllidayatullah
Jakartayangtelah melakukanobservasisehubungan \dapun mahasiswaUIN Syanf hidayatullah if"n"go*onbittplin Di SMK Al-Hidryah Ciputat". skripsiyangberjuaut lenganpenyelesaian untuk dapatdigunakansebagaimana Demikiansgratketerangan'inikami buatdandisampaikarL lan yang berkepentinganharapmaklum adanya TangerangSelatan,Z5Maret 2oll
UJI RNFERENSI
Seluruh Referensi yang digunakan dalam penulisan skripsi yang berjudul "Penegakan Disiplin Siswa di SMK At-Hidayah Ciputat' yang disusunoleh Papa Huzaifah, Nim 10601820A772proglam studi Manajemen Pendidikan JurusanKependidikanIslam FakultasIlmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakart4 telah diuji kebenaranyaoleh dosen pembimbing pada tanggal09 Mei 2011.
Jakarta19 lr{ei 2011 Mengetahui DoseirPembimbing
t@r M.Ag DraEri Rossatria 1966082 NIP : 19470717
. Nama
DAFTAR REFERENSI
: PapaHuzaifah
Disiplin Siswadi SMK Al-Hidayah Ciputat : Penegakan Pembimbing : Dra- Eri RossatriaM.Ag. Judul
No
No. Footnote
l.
I 2
a
3.
J
4. 5. 6.
4 5 6
Halaman Skrinsi BAB I
2 2 4 4 5 5
I
5 137
2.
t 2
J.
J
4. ).
4 5
J
5.
6
4 I.
8. 9. 10.
7 8 9 l0
82
I
86 58
10 10 l1 l1
o4
12 13 l4 I5 l6
72 13 13
t7
L4 16 T6
20. 2l 22. 23. 24. 25. 26. 27.
2l
22 23
t3 t4
t6 L7 l7
t8
25
19 19
26 27
20
^A
81 xl
12. 13. 14. 15. 16. L7. 18. 19.
t9 20
ZJ
il0
t2
18
268 163'
ll
il
l/
t33- 134
1l
n
I
36 83 t34
9 9 l0
\
xl
BAB II 1.
Pembimbing
Halaman Referensi
ot
83 400 ?.0 22 66-67 106 127 95 85 135 308 85 859 51 Infernet
T/
t \l
2l
I
21 22 25 25
29-30
r43-tM
26
1?8
35
27 28
t27-t28 243-244
36 37.
36 37
29 30
38.
38
31
t24-125 t25
39.
31 3l
66'.1 3060
4l
39 40 41
42.
42
43. 44.
43 44
28. 29. 30. 31. 32.
28 29 30 31 32
33. 34.
33 34
35.
40.
32
t. 2. 3.
I
33 33 34 BAB III 37
,
37
3
4.
4
I
I
40 4l BAB IV 44
u
140 82-84
I (
xil
t32 \
80-81 185-186 186 a
72 134 43 4849 Wawancara
Unf.rk memenuhivalidasi skripsi yang'berjudulPenegakanDisiplin Siswa di sMK Al-Hidayah ciputat, maka perlu pengujian daftar referensi untuk mengetahuisumberdatayang diperoleh. Jakarta-19 Mei 2011
W, Dra. Eri RossatnaM.Ae -lz. Np : 19470717196608
v
t fr+,