Pendidikan Pancasila Seperti Sudah Hilang dan Banyak yang Tidak Bisa Mengamalkan Pancasila di Kalangan Pelajar
STMIK AMIKOM YOGYAKARTA
Oleh : Nama
:Ian Alam Sukarso
NIM
: 11.11.4882
Kelompok : C ( S1-Teknik Informatika ) Dosen
: Drs. Tahajudin Sudibyo
STMIK AMIKOM YOGYAKARTA Jl. Ring Road Utara Condong Catur, Depok, Sleman, Yogyakarta Tlp. (0274) 884 201-204, Fax (0274) 884 208
Kata Pengantar
Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, serta Shalawat dan Salam kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW, sanak kerabat, sahabat rasul yang mulia, sampai pada kita para pengikutnya. Penulis dengan segala kekurangan akhirnya dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Pendidikan Pancasila Seperti Sudah Hilang dan Banyak yang Tidak Bisa Mengamalkan Pancasila di Kalangan Pelajar”. Makalah tersebut guna memenuhi Tugas Akhir semester ganjil mata kuliah Pendidikan Pancasila di STMIK AMIKOM YOGYAKARTA. Penulis ingin mengucapkan terima kasih untuk Bapak dan Ibu yang telah memberikan segalanya baik berupa dukungan moril maupun materil. Terima kasih juga penulis ucapkan kepada Drs. Tahajudin Sudibyo selaku Dosen Pembimbing mata kuliah Pendidikan Pancasila. Tidak lupa kepada teman-teman S1-TI-04 tahun ajaran 2011/2012 yang selalu membantu dalam penyelesaian makalah ini, baik berupa referensi, kritik, saran serta dukungan yang telah diberikan. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan / kekeliruan sehingga penulis mohon dukungan baik berupa kritik maupun saran. Semoga penulis bisa memperbaiki kekurangan / kekeliruan baik mengenai isi / kandungan, tulisan, pemilihan bahasa, dll. Pada tulisan / karya tulis selanjutnya, Terima kasih.
Penulis
Ian Alam Sukarso
Abstrak Pancasila mempunyai definisi yang sangat fundamental, yaitu dasar falsafah Negara Indonesia sebagaimana tercantum dalam pembukaan UUD 1945. oleh karena itu, setiap warga Negara Indonesia harus mempelajari, mendalami, menghayati, dan mengamalkannya dalam segala bidang kehidupan. Dalam mengamalkan Pancasila seseorang akan menemui berbagai macam cobaan maupun ujian yang dapat membuat seseorang menjadi gentar dalam upaya mengamalkan Pancasila. Di kalangan pelajar Indonesia saat ini nilai-nilai Pancasila seringkali diabaikan, bahkan tidak menutup kemungkinan bawha mereka tidak mau mempelajari atau mendalami Pancasila. Ketika generasi muda sudah tidak mau mempelajari dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari maka akan sulit bagi Bangsa Indonesia menjadikan bangsa yang memiliki karakter yang baik. Dalam kehidupan bermasyarakat kita dilibatkan langsung dengan semua yang ada pada kehidupan tersebut, mulai dari adat-istiadat, peraturan serta kagiatan-kegiatan bermasyarakat. Dengan dilandasi pengetahuan Pancasila yang baik maka seseorang akan mampu berinteraksi sosial dengan baik pula di kehidupan bermasyarakat tersebut. Kehidupan sosial bermasyarakat dapat dilaksanakan dengan baik ketika kita mampu mengimplementasikan nilai-nilai pancasila yang telah kita pelajari baik di bangku sekolah dasar, sekolah menengah, perguruan tinggi dan dari berbagai media seperti buku dan artikel di internet. Pendidikan dan pengamalam Pancasila saat ini sudah menjadi hal yang sulit dan menjadi hal yang kurang menarik bagi pemuda-pemudi generasi muda sekarang. Mereka beranggapan bahwa pendidikan Pancasila hanyalah sebuah teori yang cukup dihafal, bisa mengerjakan tugas atau ulangan dan mendapatkan nilai bagus. Ketika mereka sudah memiliki argumen seperti itu maka sudah sulit untuk mengaplikasikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat maupun bernegara.
Yang menjadi masalah kali ini adalah bagaimana cara membuat generasi muda menjadi haus akan pendidikan Pancasila dan dapat menerapkan kelima sila yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Ketika generasi muda sudah menyadari akan pentingnya peranan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari maka secara tidak sadar akan merubah kehidupan masyarakat atau negara menjadi lebih baik dan lebih maju. Pendidikan Pancasila dan penerapannya harus lebih bisa diajarkan sedini mungkin kepada generasi penerus bangasa sehingga mereka akan menyadari bahwa pentingnya nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Dengan bergagai metode yang diajarkan serta dengan bebgagai macam contoh kasus-kasus yang dapat menggugah pemikiran generasi muda diharapkan mampu meningkatkan perhatian para generasi muda dalam mendalami Pancasila.
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengamalan atau praktek Pancasila dalam berbagai kehidupan dewasa ini memang sudah sangat sulit untuk ditemukan. Tidak terkecuali dikalangan intelek dan kaum elit politik bangsa Indonesia tercinta ini. Aspek kehidupan berpolitik, ekonomi, dan hukum serta hankam merupakan ranah kerjanya Pancasila di dunia Indonesia yang sudah menjadi dasar Negara dan membawa Negara ini merdeka hingga 66 tahun lebih. Dalam perkembangan zaman yang begitu pesatnya banyak sekali muncul tekhnologi canggih yang membuat kita lalai akan jati diri bangsa kita yang termasuk dalam budaya timur. Ketika sudah tergila-gila dengan teknologi seseorang akan melupakan semua yang tidak ada hubungannya dengan teknologi, nilai-nilai Pancasila juga akan diabaikan olehnya. Sila pertama sebagai landasan seseorang dalam melaksanakan kehidupan beragama sudah sering kali diabaikan, terutama di kalangan remaja yang sedang mencari jati diri mereka. Dalam masa mencari jati diri seperti itu akan mudah sekali seseorang terpengaruh terhadap pergaulan baik teman, masyarakat / lingkungan serta pengawasan dari orang tua. Ketika mereka melupakan ataupun tidak bisa menerapkan sila pertama Pancasila, akan mudah sekali melupakan ataupun mengabaikan sila-sila yang lainnya, sehingga dalam hal ini Sila Pertama merupakan landasan utama yang harus dimiliki seseorang (terutama generasi muda) agar dapat terlaksanakannya kelima sila Pancasila.
1.2 Masalah dan Tujuan Penelitian
Problematika yang sering muncul di Negara ini sangat sarat dengan penyimpangan norma-norma dan nilai-nilai Pancasila. Penindasan, korupsi dan kriminalitas lainnya muncul diberbagai hirarkisme warga, mulai dari masyarakat biasa hingga para penguasa dan elit politik Indonesia. Sebagian orang berpendapat
bahwa keadilan hanya milik orang berkuasa, orang “berduit” dan bahkan keadilan bisa dibeli, yang kemudian muncul istilah “mafia hukum”. Ketika keadilan smacam ini menjadi sebuah tradisi yang mengakar maka sudah sangatlah sulit mengubahnya, sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia seperti sudah tidak dianggap lagi oleh mereka yang terlibat aksi tersebut. Keadaan seperti itu sudah tidak bisa lagi dipungkiri, mulai dari pedesaan sampai menuju ke kota metropolitan yang begitu luas, bahkan kasus-kasus semacam itu dianggap mudah “sepele” oleh pihak yang seharusnya berwenang. Mengenai pendidikan Pancasila untuk sekarang ini Pendidikan Pancasila seperti sudah hilang dan banyak yang tidak bisa mengamalkan Pancasila di kalangan pelajar. Masalah seperti ini perlu dikaji ulang sehingga dapat menemui titik terang untuk penanaganannya.
1.3 Pendekatan
Belajar dari pendahulu-pendahulu kita, Pancasila pada saat itu merupakan pedoman dalam melangsungkan kehidupan berbangsa dan bernegara. Ketika Pancasila benar-benar di amalkan oleh mereka, kehidupan bermasyarakat mereka menjadi lebih harmonis. Mereka yang saat itu masih tergolong masyarakat tradisional lebih bisa menerima dan mengaplikasikan Pancasila dari pada generasi muda sekarang yang sudah tercampuri oleh teknologi canggih. Jika ditinjau ke belakang, kehidupan para elit politik dan para pemimpin zaman dahulu melangsungkan kehidupan bermasyarakan, berbangsa, bernegara, berpolitik dan segala kehiatan dengan mengamalkan Pancasila, mulai dari hal-hal kecil hingga hal-hal yang besar. Salah satu contoh tokoh yang mengedepankan Pancasila yaitu Ir. Soekarso, sang Proklamator Bangsa Indonesia, yang selalu menginginkan Persatuan Indonesia (sila ketiga) itu terwujud, sehingga dalam pidato-pidatonya Beliau selalu memberi pesan baik secara tersurat maupun tersirat tentang persatuan Bangsa Indonesia ini. Bicara mengenai sejarah dan pengertian Pancasila, Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Nama ini terdiri dari dua kata dari
Sansekerta: pañca berarti lima dan śīla berarti prinsip atau asas. Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia. Lima sendi utama penyusun Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, dan tercantum pada paragraf ke-4 Preambule (Pembukaan) Undang-undang Dasar 1945.
BAB II PEMBAHASAN
1.4 Pentingnya Pendidikan Pancasila untuk Usia Dini
Pesatnya perkembangan teknologi sangat membantu kehidupan manusia sekarang ini, dengan canggihnya tekologi membuat pekerjaan seseorang bisa lebih cepat, efisien, mudah, dll. Dibalik itu, ada beberapa hal negatif yang ikut mewarnai perkembangan teknologi tersebut, beberapa contoh nyata yaitu rusaknya moral generasi bangsa (remaja) yang terjerumus dalam perkembangan teknologi, salah satunya yaitu mereka terjerumus dalam dunia maya (internet). Konten-konten Pornografi, Perjudian dan lain sebagainya menjadi hal yang sudah tidak asing lagi bagi remaja sekarang ini, sehingga moral mereka sudah sedikit terganggu bahakan bisa dibilang sudah kehilangan moral sebagai generasi Bangsa. Untuk menyikapi hal tersebut maka harus ada beberapa pergerakan baik dari pemerintah, masyarakat dan generasi muda sendiri. Salah satu cara yang dapat diterapkan adalah dengan cara memberikan pendidikan Pancasila untuk generasi muda sekarang, karena generasi muda adalah calon atau cikal bakal penerus generasi sekarang. Ketika pemerintah atau kita semua sibuk mengurusi permasalahan-permasalaahan ataupun penyimpangan nilai-nilai Pancasila maka tidak akan ada selesainya, ibarat pepeatah mati satu tumbuh seribu. Untuk mensiasati hal ini, dapat dilakaukan dengan memperhatikan generasi muda yang baru, mereka yang masih polos (bisa di bilang masih suci) akan lebih mudah dibimbing dan dibina agar dapat menjadi generasi yang lebih baik. Pendidikan Pancasila diajarkan sedini mungkin kepada mereka sehingga mereka akan menyadari bahwasanya nilai-nilai Pancasila sangatlah penting dalam kehidupan, baik antara manusia dengan dirinya sendiri, manusia dengan masyarakat lain, manusia dengan alam sekitar dan manusia dengan Tuhannya.
1.5 Pengamalan Pancasila dikehidupan sehari-sehari
Ketika memepelajari kandungan-kandungan yang ada dalam Pancasila kadang seseorang melalaikan satu hal yang sangat penting, yaitu pengamalan nilai-nilai Pancasila tersebut. Dalam mengamalakan nilai-nilai Pancasila ini memang sangat dibutuhkan kesabaran dan kebiasaaan, berawal dari hal-hal kecil hingga bisa menjadi satu kebiasaan yang baik. Nilai-nilai Pancasila yang telah diamalkan di kehidupan sehari-hari dalam kehidupan bermasyarakat maupun bernegara akan menghasilkan dampak-dampak positif. Pengamalam Pancasila yang benar-benar diamalkan akan menjadikan kita pribadi yang siap untuk terjun langsung ke kehidupan bermasyarakat, baik dalam hal bermasyarakat maupun dalam hal kehidupan beragama. Ketika mengamalkan nilai pancasila sila pertama “Ketuhanan yang Maha Esa” maka akan terjalin hubungan antar umat beragama. Adanya sikap saling toleransi dalam kehidupan tersebut membawa kita menjadi seseorang yang mampu bermasyarakat. Kehidupan masyarakat yang aman, tentram dan saling menghargai akan menjadi hel yang sangat indah. Banyak diantara kita yang kurang bisa mengamalkan sila Pertama ini, mereka menganggap bahwasanya agamanya adalah yang paling baik dan menganggap agama orang lain adalah agama yang kurang bail (bahkan tidak baik). Oleh karena itu dibutuhkan kesadaran dalam mempelajari dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila.
BAB III PENUTUP
1.6 Kesimpulan
Setelah meninjau beberapa kasus dan beberapa kebiasaan-kebiasaan masyarakat, dapat kita sintesa bahwasanya nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat kurang bisa diterapkan atau dengan kata lain nilai-nilai Pancasila sudah tidak bisa dilaksanakan dengan baik. Dari generasi ke generasi, nilai-niai Pancasila semakin lama semakin pudar, banyak generasi muda yang tidak mau mempelajari dan mengamalakan nilai-nilai Pancasila. Jadi pentingnya pendidikan Pancasila di kalangan pelajar (generasi muda) merupakan hal yang perlu dilaksanakan.
REFERENSI Srijanti, A. Rahman H.I dan Purwanto S.K “Etika Berwarga Negara” . Salemba Empat. Bakry, Noor MS . “Orientasi Filsafat Pancasila” Yogyakarta : Liberty