Modul ke:
14
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ISLAM DAN GLOBALISASI
Fakultas
EKONOMI Program Studi
MANAJEMEN
Didin Hikmah P, SE, MM
Pengantar: Muslim dan Fenomena Globalisasi • Era globalisasi ditandai dengan kemajuan di bidang teknologi komunikasi, transportasi dan informasi yang sedemikian cepat (Yusuf Al-Qardhawi ; 2001) Kemajuan di bidang ini membuat segala kejadian di negeri yang jauh bahkan di benua yang lain dapat kita ketahui saat itu juga, sementara jarak tempuh yang sedemikian jauh dapat dijangkau dalam waktu yang singkat sehingga dunia ini menjadi seperti sebuah kampung yang kecil, segala sesuatu yang terjadi bisa diketahui dan tempat tertentu bisa dicapai dalam waktu yang amat singkat (Bahtiar Effendy ; 2003/Makalah)
Hal Mendorong Muslim Harus Terbuka • Pertama. Kita adalah pemilik risalah ‘alamiyah (global) yang datang untuk seluruh manusia di seluruh penjuru dunia. Benar bahwa Kitab suci kita berbahasa Arab, Rasul kita seorang Arab, dan Islam tumbuh di dunia Timur (Arab). Tetapi ini bukan berarti bahwa Islam ditujukan hanya untuk bangsa tertentu, melainkan untuk segenap penduduk bumi. Agama masehi sendiri tumbuh di dunia Timur, lalu tersebar di penjuru dunia.
• Kedua. Jalan untuk menuju saling pengertian dan berdekatan cukup banyak. (Salah satunya adalah ta’aruf). Jadi ta’aruf bukan saling bermusuhan merupakan kewajiban semua penduduk bumi. Kita tidak sependapat dengan seorang sastrawan Barat yang mengatakan, ‘Timur adalah Timur, dan Barat adalah Barat. Keduanya tidak mungkin bertemu.’ Keduanya justru bisa bertemu, dan bahkan wajib untuk bertemu bila niatnya benar.
• Ketiga. Dunia yang semakin dekat ini mengharuskan penganut agama-agama samawi dan pemilik tiap peradaban untuk bertemu, berdialog dan saling memahami. Dan tentu saja dialog semacam itu lebih baik daripada pemusuhan. (Yusuf al-Qardhawi : 2001).
3 Peristiwa Globalisasi • Pertama. Ranah politik: berupa berakhirnya perang dingin antara Timur yang dalam hal ini diwakili oleh Uni Soviet- dan Barat yang dalam hal ini diwakili oleh Amerika. Tentu saja dengan “kekalahan” di pihak Uni Soviet yang belakangan harus rela membiarkan wilayahnya tercabik dan melepaskan diri satu persatu.
• Kedua. Ranah teknologi: yang mewujud dalam revolusi informasi, dimana dunia menyaksikan ledakan yang luar biasa dalam bidang telekomunikasi dan arus perpindahan informasi yang tak terkendali dari satu tempat ke tempat yang lain.
• Ketiga. Ranah ekonomi: berupa lahirnya Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) pada tahun 1995 yang kemudian menjadi bibit persemaian awal ide pasar dan perdagangan bebas di antara semua negara.
Hakikat Globalisasi • Globalisasi telah mengubah wajah dunia. Dari era indutrialisasi menuju era informasi tanpa batas. Dimana batas-batas geografis atau teritorial seakan tidak ada lagi. Kebudayaan asing bisa memasuki suatu Negara dengan bebas. Perdagangan antar bangsa pun menjadi semakin mudah karena tiadanya batas-batas hukun yang nyata
Pendidikan Islam dan Globalisasi • Pengertian pendidikan Islam adalah menurut Zakiyah Drajat proses transpormasi Ilmu dan nilai dari seorang individu terhadap individu lain yang bermuatan Islam. Sedangkan menurut Darmaningtyias (Direktur Taman Siswa) adalah proses mencerdaskan individu dengan meneladani sumber Islam yang diimplemtasikan dalam proses belajar mengajar dengan segala instrument yang menopangnya
Paradigma Islam dalam Menghadapi Globalisasi • Paradigma Konservatif • Memposisikan Islam sebagai agama yang memiliki doktrin dan ikatan-ikatan tradisi lama yang belum mau bersentuhan dengan wacana keilmuan selain Islam. • Dalam dimensi teologi, Tuhan menempati pokok segala kekuasaan yang telah diterjemahkan dalam kajian-kajian pendahulunya dengan peletakan unsur mazhab yang dianggap representatif.
• Paradigma Liberal • Paradigma yang bersifat antagonistik dengan paradigma konservatif. Islam diasumsikan sebagai agama yang dapat berperan sebagai agen perubahan sosial. Unsur-unsur sosial selain Islam dalam hal ini menjadi komponen yang diterima bahkan menjadi acuan penting di dalam merumuskan berbagai solusi terhadap persoalan kekinian yang dihadapi umat. Dalam dimensi teologi paradigma ini mengedepankan aspek rasionalisme
• Paradigma Alternatif • Untuk mengintegrasikan dua kubu paradigma yang paradoks ini maka perlu kiranya dikembangkan satu paradigma alternatif, yang mungkin dapat mengkompromikan dua pandangan di atas. Sebab dengan mengkompromikan dua pandangan tersebut paling tidak kita berusaha menjembatani adanya titik temu sebagai salah satu upaya mencari konsepsi final yang paling ideal dalam Islam, meski memang untuk mengejawantahkannya dalam tataran realitas bukanlah persoalan mudah. Paradigma alternatif yang di tawarkan adalah paradigma moderat yakni paradigma yang cenderung mencoba mengintegrasikan pandangan-pandangan yang antagonistik dalam melihat hubungan Islam dan persoalan kemasyarakatan.
Terima Kasih Didin Hikmah P., SE, MM