PENDAHULUAN Narkoba merupakan singkatan dari Narkotika dan Obat/Bahan berbahaya yang telah populer beredar dimasyarakat perkotaan maupun di pedesaan, dari berbagai lapisan usia, dan dari berbagai kalangan ekonomi. Selain Narkoba, istilah lain yang diperkenalkan oleh Departemen Kesehatan RI adalah NAPZA yaitu singkatan dari Narkotika, Pasikotropika dan Zat adiktif lainnya. Semua istilah ini sebenarnya mengacu pada sekelompok zat yang umumnya mempunyai risiko yang oleh masyarakat disebut berbahaya yaitu kecanduan (adiksi). Narkoba atau NAPZA merupakan bahan/zat yang bila masuk ke dalam tubuh akan mempengaruhi tubuh terutama susunan syaraf pusat/otak sehingga bilamana disalahgunakan akan menyebabkan gangguan fisik, psikis/jiwa dan fungsi sosial sehingga menimbulkan perubahan tertentu pada aktivitas mental dan perilaku. Oleh Karena itu Pemerintah memberlakukan Undang-Undang untuk penyalahgunaan narkoba yaitu UU No.5 tahun 1997 tentang Psikotropika dan UU No.22 tahun 1997 tentang Narkotika. Salah satu penyebab terbanyak dari penyalahgunaan narkoba adalah dari pengaruh lingkungan yang kurang baik. Lingkungan yang tidak baik akan mempengaruhi cara berfikir dan pola pergaulan remaja yang kebanyakan penuh dengan rasa ingin tahu untuk itu kita perlu mengawasi lingkungan tempat tinggal kita dengan baik. PRESENTASI KASUS Tn. C berumur 18 tahun adalah salah satu resident yang sudah 2 bulan dirawat di RSKO Cibubur. Pendidikan terakhirnya adalah SMA namun tidak sampai lulus, ia tinggal didaerah Berlan, Matraman Jakarta Timur. Ia mengakui mulai mencoba narkoba dari kelas 5 SD berawal dari rokok lalu mencoba ganja dan alkohol, pada saat SMP barulah ia mulai mencoba obat-obatan secara terus menerus, lalu pada saat SMA ia juga menggunakan sabu-sabu dan juga putauw. Ia mendapatkan barang itu pertama kali dari seorang temannya. Di daerah tempat tinggalnya juga banyak yang menggunakan barang-barang seperti itu. Awalnya dia hanya mencoba-coba karena ditawarkan oleh teman sepermainannyaa. Ia mengaku hal yang ia rasakan saat pertama kali mencoba ganja adalah paranoid akan kematian, barulah pemakaian kedua dan berikutnya merasakan nikmat dan ketagihan. Biasanya ia menggunakan 10 batang / linting ganja per hari, ditambah dengan obat penenang dan semua yang memabukkan yang digunakan diluar batas dosis wajar. Orang tua dari tn. C pun tidak pernah mengawasi atau memperhatikan kegiatan ataupun pergaulan anaknya dan sempat putus hubungan selama beberapa bulan dengan keluarga. ia mengaku mendapatkan barang-barang itu dengan cara membohongi, mencuri dan menjual barang milik orang tuanya. Sampai saat ini belum ada keinginan dari dirinya untuk berhenti menggunakan zat tersebut. Dia mengaku terakhir menggunakan barang haram tersebut adalah 2 bulan yang lalu sebelum di masukkan orang tua nya ke RSKO.
1
DISKUSI Narkoba adalah zat kimia yang dapat mengubah keadaan psikologi seperti perasaan, pikiran, suasana hati serta perilaku jika masuk ke dalam tubuh manusia baik dengan cara dimakan, diminum, dihirup, suntik, intravena, dan lain sebagainya. Pembagian jenis narkoba : 1. Narkotika Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan, atau ketagihan yang sangat berat Berdasarkan UU RI No 35 / 2009 Tentang Narkotika pasal 6 ayat (1), penggolongan narkotika terdiri dari 3 golongan, yaitu: 1. Narkotika Golongan I Narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan, dan tidak ditujukan untuk terapi serta mempunyai potensi sangat tinggi menimbulkan ketergantungan. Contoh : heroin/putauw, kokain, ganja 2. Narkotika Golongan II Narkotika yang berkhasiat pengobatan digunakan sebagai pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam terapi atau tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan .Contoh : morfin,petidin 3. Narkotika Golongan III Narkotika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi atau tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan ketergantungan. Contoh : kodein. 2. Psikotropika Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis, bukan narkotika yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan syaraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktifitas mental dan prilaku, digunakan untuk mengobati gangguan jiwa (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 tahun 1997). Jenis psikotropika dibagi atas 4 golongan : a. Golongan I : adalah psikotropika dengan daya adiktif yang sangat kuat untuk menyebabkan ketergantungan, belum diketahui manfaatnya untuk pengobatan, dan sedang diteliti khasiatnya seperti esktasi (menthylendioxy menthaphetamine dalam bentuk tablet atau kapsul), sabu-sabu (berbentuk kristal berisi zat menthaphetamin b. Golongan II : adalah psikotropika dengan daya aktif yang kuat untuk menyebabkan Sindroma ketergantungan serta berguna untuk pengobatan dan penelitian. Contoh : ampetamin dan metapetamin.
2
c. Golongan III : adalah psikotropika dengan daya adiktif yang sedang berguna untuk pengobatan dan penelitian. Contoh: lumubal, fleenitrazepam. d. Golongan IV : adalah psikotropika dengan daya adiktif ringan berguna untuk pengobatan dan penelitian. Contoh: nitra zepam, diazepam 3. Zat Adiktif Lainnya Zat adiktif lainnya adalah zat – zat selain narkotika dan psikotropika yang dapat menimbulkan ketergantungan pada pemakainya, diantaranya adalah : a) Rokok b) Kelompok alkohol dan minuman lain yang memabukkan dan menimbulkan ketagihan. c) Thiner dan zat lainnya, seperti lem kayu, penghapus cair dan aseton, cat, bensin yang bila dihirup akan dapat memabukkan Jenis dan Efek yang ditimbulkan oleh Narkoba 1. Ganja/ Mariyuana/ Kanabis Cara penyalahgunaannya adalah dengan mengeringkan dan dicampur dengan tembakau rokok atau langsung dijadikan rokok lalu dibakar dan dihisap. bahan yang digunakan dapat berupa daun, biji maupun bunga. Akibat dari menggunakan adalah bervariasi tergantung dari jumlah, jenis cannabis serta waktu cannabis dipakai. Beberapa efek dapat termasuk euforia, santai, keringanan stres dan rasa sakit, nafsu makan bertambah, perusakan pada kemampuan bergerak, kebingungan, hilangnya konsentrasi serta motivasi berkurang. 2. Kokain Cara penggunaannya adalah dihisap. Kokain menimbulkan risiko tinggi terhadap pengembangan ketergantungan fisik dan fisiologis, prilaku yang lazim selama dibawah pengaruh kokain dapat termasuk hiperaktif, keriangan, dan bertenaga, ketajaman perhatian, percaya diri dan kegiatan seksual yang meningkat. Pengguna juga dapat berprilaku tidak berpendirian tetap, merasa tidak terkalahkan dan menjadi agresif dan suka bertengkar. Kondisi yang dapat mematikan dapat terjadi dari kepekaan yang tinggi terhadap kokain atau overdosis secara besar-besaran. Beberapa jam setelah pemakaian terakhir, rasa pergolakan dan depresi dapat terjadi. 3. Opium Awalnya digunakan untuk pengobatan, menghilangkan rasa sakit tentara yang terluka akibat perang dan berburu, opium banyak tumbuh didaerah “ segi tiga emas” Burma, Kamboja, Thailand dan segitiga emas Asia Tengah, Afganistan, Iran dan Pakistan. Penggunaan jangka panjang mengakibatkan penurunan dalam kemampuan mental dan fisik, serta kehilangan nafsu makan dan berat badan. 4. Alkohol Adalah zat aktif yang terdapat dari berbagai jenis minuman keras. merupakan zat yang mengandung etanol yang berfungsi memperlambat kerja sistem saraf pusat, memperlambat refleks motorik, menekan pernafasan, denyut jantung dan 3
mengganggu penalaran dan penilaian. Meskipun demikian apabila digunakan pada dosis rendah alkohol justru membuat tubuh merasa segar . 5. Amfetamin Amfetamin dipakai sebagai terapeutik untuk berbagai macam kondisi medis seperti ayan, depresi dan untuk anak yang hiperkinetik. Merupakan zat perangsang sintetik yang dapat berbentuk tablet, kapsul serta bentuk lainnya yang digunakan untuk kepentingan medis. Efek amfetamin biasanya hilang setelah 3-6 jam dan pemakai dapat secara tiba-tiba menjadi lelah, suka marah, murung dan tidak bisa konsentrasi, peningkatan kewaspadaan, peningkatan tenaga dan kegiatan, mengurangi nafsu makan dan kepercayaan diri. Penggunaan jangka panjang dapat mengakibatkan malnutrisi, kelelahan, depresi dan psikosis. Kematian yang diakibatkan penggunaan obat perangsang jarang terjadi tetapi lebih mungkin jika amfetamin disuntikkan. 6. Sedatif Adalah merupakan zat yang dapat mengurangi berfungsinya sistem syaraf pusat. Dapat menyebabkan koma, bahkan kematian jika melebihi takaran. 7. Ekstasi/ Dolphin/ Black Hear/ Gober/ Circle K. Sering digunakan sebagai alat penghayal tanpa harus berhalusinasi. tablet ini diproduksi khusus untuk disalahgunakan yaitu untuk mendapatkan rasa gembira, hilang rasa sedih, tubuh terasa fit dan segar. Ekstasi merusak otak dan memperlemah daya ingat. Ekstasi merusak mekanisme di dalam otak yang mengatur daya belajar dan berpikir dengan cepat. 8. Shabu-shabu Pemakai yang kronis akan tampak kurus, mata merah, malas mandi, emosi labil, dan loyo. Beberapa kasus menunjukkan dampak shabu-shabu yaitu menyebabkan orang menjadi ganas, serta meningkatkan kepercayaan diri yang tinggi berbuntut tingkah laku yang brutal.
9. Kafein Merupakan zat perangsang yang dapat ditemukan dalam obat generik, kopi, teh coklat atau makanan bersoda. 10. Tembakau Merupakan daun–daunan pohon tembakau yang dikeringkan dan pada umunya diproduksi dalam bentuk rokok. Nikotin, terdapat ditembakau, adalah salah satu zat yang paling adiktif yang dikenal. Nikotin adalah perangsang susunan saraf pusat (SSP) yang mengganggu keseimbangan. Menyebabkan penyempitan pembuluh darah, peningkatan denyut jantung dan tekanan darah, nafsu makan berkurang, menimbulkan emfisema ringan, sebagian menghilangkan perasaan cita rasa dan penciuman serta memerihkan paru.
4
Definisi remaja Remaja berasal dari kata latin adolesence yang berarti tumbuh berkembang atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan mental, emosional sosial dan fisik. Remaja sebenarnya tidak mempunyai tempat yang jelas karena tidak termasuk golongan anak tetapi tidak juga golongan dewasa atau tua. Menurut Joy G. Dryfoos (1990 dikutip dari Clemens Bartollas,Op. Cit: 70) mengatakan bahwa masa remaja ditandai saat individu berkembang dengan menunjukkan tanda-tanda seksual, mengalami perkembangan psikologis dan pola identifikasi dari anak menjadi dewasa, serta terjadi peralihan dari ketergantungan sosial ekonomi yang penuh pada keadaan yang mandiri. Selain itu, masa remaja merupakan masa kritis dalam pencarian identitas dimana remaja berupaya untuk menjelaskan siapa dirinya dan apa perannya dalam masyarakat. Masa remaja merupakan masa transisi perkembangan antara anak dan dewasa, biasanya anak remaja dimulai saat berumur 12 tahun hingga akhir dua puluh tahun. Berdasarkan umur kronologis dan berbagai kepentingan, terdapat definisi tentang remaja yaitu: 1) Pada umumnya mendefenisikan remaja adalah bila seorang anak telah mencapai umur 10-18 tahun dan umur 12-20 tahun anak laki- laki. 2) Menurut undang-undang No. 4 tahun 1979 mengenai kesejahteraan anak, remaja adalah yang belum mencapai 21 tahun dan belum menikah. 3) Menurut undang-undang perburuhan, anak dianggap remaja apabila telah mencapai umur 16-18 tahun atau sudah menikah dan mempunyai tempat tinggal. 4) Menurut undang-undang perkawinan No.1 tahun 1979, anak dianggap sudah remaja apabila cukup matang, yaitu umur 16 tahun untuk perempuan dan 19 tahun untuk anak-anak laki-laki. 5) Menurut dinas kesehatan anak dianggap sudah remaja apabila anak sudah berumur 18 tahun, yang sesuai dengan saat lulus sekolah menengah.
Tahap- tahap perkembangan remaja Dalam proses penyesuaian diri menuju kedewasaan, ada 3 tahap perkembangan remaja: a. Remaja awal Seorang remaja pada tahap ini masih terheran-heran akan perubahanperubahan yang terjadi pada tubuhnya sendiri dan dorongan- dorongan yang menyertai perubahan- perubahan itu. Mereka mengembangkan pikiran- pikiran baru, cepat tertarik pada lawan jenis, dan mudah terangsang secara erotis. b. Remaja madya Pada tahap ini remaja sangat membutuhkan kawan- kawan. Ia senang kalau banyak teman yang mengakuinya. Ada kecenderungan narsistis yaitu mencintai diri sendiri, dengan menyukai teman- teman yang sama dengan dirinya, selain itu, ia berada dalam kondisi kebingungan karena tidak tahu memilih yang mana peka atau tidak peduli, ramai-ramai atau sendiri, optimistis atau pesimistis, idealis atau materialistis, dan sebagainya. Remaja pria harus membebaskan diri dari Oedipus complex(perasaan cinta pada ibu
5
sendiri pada masa anak- anak) dengan mempererat hubungan dengan kawankawan. c. Remaja akhir Tahap ini adalah masa konsolidasi menuju periode dewasa dan ditandai dengan pencapaian lima hal yaitu: - Minat yang makin mantap terhadapfungsi- fungsi intelek. - Egonya mencari kesempatan untuk bersatu dengan orang- orang lain dan dalam pengalaman- pengalaman baru. - Terbentuknya identitas seksual yang tidak akan berubah lagi. - Egosentrisme (terlalu memusatkan perhatian pada diri sendiri) diganti dengan keseimbangan antara kepentingandiri sendir dengan orang lain. - Tumbuh “dinding” yang memisahkan diri pribadinya dan masyarakat umum Berkaitan dengan kesehatan reproduksi remaja kita sangat perlu untuk mengenal perkembangan remaja serta cirri-cirinya. Berdasarkan sifat atau cirri perkembangannya, masa remaja ada tiga tahap yaitu : a. Masa remaja awal (10-12 tahun) Tampak dan memang merasa lebih dekat dengan teman sebaya. Tampak dan merasa ingin bebas Tampak dan memang lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya dan mulai berpikir yang khayal (abstrak). b. Masa remaja tengah (13-15) Tampak dan ingin mancari identitas diri. Ada keinginan untuk berkencan atau ketertarikan pada lawan jenis. Timbul perasaan cinta yang mendalam. c. Masa reamja akhir (16-19 tahun) Menampakkan pengungkapan kebebasan diri. Dalam mencari teman sebaya lebih selektif. Memiliki citra (gambaran, keadaaan, peranan) terhadap dirinya. Dapat mewujudkan perasaan cinta Memiliki kemampuan berpikir khayal atau abstrak Penggunaan dan Penyalahgunaan Narkoba pada Remaja Masyarakat mengenal narkoba merupakan kependekan dari Narkotika dan Obat Berbahaya. Padahal definisi dari Narkoba sendiri merupakan kumpulan dari berbagai senyawa yang membuat para penggunanya mengalami kecanduan obat akut. Sebenarnya narkoba digunakan didalam dunia medis untuk menganastesi pasien yang akan dioperasi atau untuk obat dalam penyakit tertentu. Tetapi yang digunakan merupakan senyawa dari psikotropika yang berdosis rendah. Saat ini remaja kurang memahami fungsi penggunaan narkoba dalam dunia medis, sehingga mereka menyalahgunakan fungsi dari penggunaan narkoba yang sebenarnya. Definisi dari penyalahgunaan zat narkoba merupakan sebuah pola perilaku yang kurang adaptif dengan cara waktu lebih dari sebulan dan pelakunya terus menggunakan zat tersebut walaupun mereka mengetahui bahwa mereka terancam bahaya akan penyalahgunaan tersebut. Penyalahgunaan narkoba dapat menjadikan ketergantungan pada zat narkoba baik secara fisiologis, psikologis, atau keduanya. Hal ini akan terus berlangsung sampai masa dewasa. Narkoba yang membuat ketergantungan terutama berbahaya
6
bagi remaja karena merangsang bagian- bagian dari otak yang sedang berubah di masa remaja (Papalia Olds Feldmans, 2009: 27). Di Indonesia, perkembangan pecandu narkoba semakin pesat khususnya para pecandu narkoba di tingkat remaja yang berusia 11 sampai 24 tahun yang merupakan usia produktif. Berdasarkan data Badan Narkotika Nasional (BNN), kasus pemakaian narkoba oleh pelaku dengan tingkat pendidikan SD hingga tahun 2007 berjumlah 12.305. Data ini begitu mengkhawatirkan karena seiring dengan meningkatnya kasus narkoba(khususnya dikalangan usia muda dan anak- anak, penyebaran HIV/AIDS semakin meningkat dan mengancam). Penyebaran narkoba menjadi makin mudah karena anak SD juga sudah mulai mencoba- coba mengisap rokok. Tidak jarang para pengedar narkoba menyusup zat- zat adiktif (zat yang menimbulkan efek kecanduan) ke dalam lintingan tembakaunya. Menurut riset BNN bekerja sana dengan Universitas Indonesia menemukan anak usia 7 tahun sudah ada yang mengkonsumsi narkoba jenis inhalan(uap yang dihirup), usia 8 tahun sudah memakai ganja dan usia 10 tahun menggunakan narkoba dari bernagai jenis narkoa seperti heroin, morfin, ekstasi dan jenis lainnya. Data statistik BNN tahun 2007 menunjukan bahwa usia kurang dari 16 tahun, pengguna narkoba sebanyak 508 orang sedangkan usia 16- 20 tahun terdapat 6373 orang. Di Amerika Serikat, pada tahun 2004 penggunaan narkoba dikalangan usia produktif meningkat sebanyak 15,2% siswa kelas enam(±12 tahun), sebanyak 31,1% siswa kelas 10(±16 tahun) dan 38,8% siswa kelas 12(±18 tahun) menggunakan narkoba. Temuan ini berasal dari serangkaian survey tahunan yang diadakan pemerintah terhadap sampel sebanyak 49.474 siswa di 406 sekolah. (Papalia Olds Feldmans, 2009: 27). Banyak faktor yang menyebabkan anak remaja menyalahgunakan fungsi narkoba yaitu faktor internal berupa pengaruh kondisi kejiwaan dan kesalahan sikap psikologis anak dalam mengartikan kondisi lingkungan disekitarnyadan faktor eksternal berupa pengaruh orang, sosial dan budaya dari luar. Richard Dembo, et al (1994) menambahkan beberapa faktor penyebab anak remaja menggunakan narkoba yaitu: 1. Pergaulan (teman) Usia remaja adalah usia di mana anak-anak sedang mencari jati diri dan merupakan peralihan dari usia anak-anak menuju ke tingkat dewasa. Istilahnya mereka masih meraba-raba masa depan mereka. Apabila mereka salah memilih jalan dan berada dalam lingkungan pergaulan yang salah, mereka mungkin dengan kepolosannya mau-mau saja masuk ke lingkungan pecandu narkoba apabila tak dipandu dan diarahkan dengan benar. 2. Coba-coba Umumnya, pada usia remaja, anak-anak memiliki rasa ingin tahu yang amat besar. Dengan sedikit iming-iming menggairahkan, maka anak-anak bisa terjebak untuk mencoba apakah benar narkoba itu enak atau tidak. Namun, rupanya narkoba bagaikan lumpur hidup yang mampu menjebak orang selamanya untuk berada di situ walau masuk sedikit saja. 3. Ingin lari dari masalah Narkoba bagaikan cokelat. Ia menawarkan kenikmatan dan ketenangan dengan candunya. Itulah yang dibutuhkan oleh jiwa-jiwa yang penat dengan masalah. Ia bisa menyingkirkan masalah-masalah rumit dari otak. Namun perlahan-lahan dan dengan tidak disadari, ia membawa malapetaka besar di kemudian hari. 4. Faktor keluarga yang kurang mendukung
7
Remaja memang lebih sensitif dan peka pada lingkungan keluarganya dibandingkan pada fase-fase sebelumnya. Melihat keluarganya yang bermasalah, hal itu bisa membuat mereka sedih. Lalu mereka mencari jalan keluar untuk menghilangkan kesedihannya karena merasa kurang diperhatikan karena keluarganya lebih sibuk mengurusi masalahnya sendiri. Ketika ia salah jalan, narkoba bisa menjadi opsi pelampiasannya karena narkoba menawarkan kenikmatan dan ketenangan yang tidak mereka rasakan saat di lingkungan keluarga. Biasanya kasus ini sering terjadi pada remaja yang tumbuh dalam keluarga broken home. Pada intinya, seorang user itu mempunyai masalah yang sangat besar dan krisis kepercayaan pada dirinya sendiri. Mereka membutuhkan orang yang peduli terhadapnya, terutama orang yang paling dekat dengannya. Hal yang harus diwaspadai jika remaja menunjukkan beberapa gejala ini,yaitu: 1. Perubahan perilaku pada dirinya Biasanya gejala-gejala ini akan terlihat sangat menonjol dan Nampak sangat ganjil. Ia mengalami perubahan yang amat berbeda dengan sebelum ia mencoba narkoba. Bisa jadi ia lebih tertutup atau merasa cepat gelisah. 2. Jadi pemalas Karena narkoba juga berefek pada organ tubuh, orang yang mencoba narkoba akan merasa mengalami perbedaan pada tubuhnya sehingga ia enggan berbuat banyak hal karena rasa ketidaknyamanan pada tubuhnya itu. 3.Mudah tersinggung 4. Pintar berbohong. Orang yang sudah terlanjur mencoba narkoba dan kecanduan akan sering banyak menyimpan rahasia karena rasa takut jika ia ketahuan mengkonsumsi narkoba. 5.Suka bolos sekolah 6. Menjadi anak yang durhaka terhadap orang tua 7.Perubahan pola tidur Karena narkoba berpengaruh besar pada syaraf, maka syaraf yang mengaturnya untuk tidur pun terganggu dan tak dapat berjalan sebagaimana mestinya. Tak jarang pecandu narkoba sering nampak lelah dan bermata merah karena kurang tidur. Sedangkan Ciri-ciri yang nampak pada tiap-tiap pengguna narkoba itu berbeda-beda tergantung dari jenis apa yang dikonsumsi. Menurut dr.H Nasruddin Noor SpKJ, (2012) menjelaskan dampak dan akibat menggunakan narkoba: 1. Ganja Mata merah Suka melantur Merasa senang, kadang juga sedih (tergantung pada pembawaan awal ketika mengkonsumsi ganja) Pembohong 2. Putaw Kusam Mudah tersinggung Pemalas Pembohong
8
3. Ekstasi Caranya berbicara melantur Hiperaktif Pemarah Pembohong 4. Shabu-shabu Bicaranya tidak jelas Hiperaktif Pembohong Tidak semua orang yang menggunakan narkoba dapat dikatakan sebagai pecandu. Sebelum seseorang menjadi pecandu narkoba, ia akan melewati tahap-tahap berikut: • User (pemakai coba-coba) Remaja menggunakan narkoba pada waktu yang jarang dan hanya sekali-kali saja. Misalnya, menggunakan narkoba sebagai perayaan kelulusan, ulang tahun, dll. Di tahap ini, hubungan user dengan keluarga dan masyarakat masih baik-baik saja. Demikian juga dalam prestasi akademiknya. Hal itu dikarenakan si user masih dapat mengontrol dirinya. • Abuser (pemakai iseng) Di tahap ini, seorang user meningkatkan lagi intensitasnya dalam menggunakan narkoba. Narkoba mulai digunakan untuk melupakan masalah, mencari kesenangan, dan sebagainya. Di tahap ini, control diri seseorang mulai berkurang sehingga ia tampak sering bermasalah baik dengan keluarga, masyarakat,dan pendidikan. Konsentrasi mereka mulai melemah. • Pecandu (pemakai tetap) Pada tahap ini, seseorang akan kehilangan control sama sekali dalam penggunaan narkoba. Narkoba telah mengontrol mereka. Karena perilakunya sudah tidak terkontrol lagi, maka hubungan pengguna dengan orang lain sudah rusak. Menurut Novalina Kristina Manurung (2009), penyalahgunaan narkoba akan berdampak kepada tiga hal, yaitu fisik, psikis, dan sosial apabila dilakukan secara terus-menerus. 1. Fisik Akan terjadi perubahan pada tubuh secara kasat mata. Pecandu akan mudah mengantuk dan mudah lelah. Pecandu juga jadi sering melamun. Wajahnya tampak tidak segar dan tidak bersemangat. Organ tubuhnya kemungkinan terjadi kerusakan, seperti gagal ginjal, radang usus, lever, gangguan menstruasi, atau gangguan hormon lainnya, dan lain-lain. Pengguna putaw yang sering menggunakan jarum suntik (dispet) dapat tertular HIV maupun hepatitis apabila menggunakan jarum suntik secara bergantian atau juga berhubungan seks dengan orang yang telah tertular pada saat dirasuki narkoba tersebut. Seorang pecandu narkoba bisa menyakiti tubuhnya sendiri. Ketika sudah tidak ada lagi uang untuk membeli narkoba, sugesti dalam pikirannya mempengaruhi dia agar dia melukai tangannya sendiri dengan silet. Setelah darahnya keluar, dia menghisap darahnya karena dia bersugesti bahwa kandungan putaw yang tadinya ia suntikkan melalui darah masih ada. Bahkan lebih ekstrimnya, dia melukai lidahnya sendiri sehingga sekarang lidahnya rusak karena bekas perbuatannya saat sakaw
9
2. Psikis Sering sekali terjadi perubahan perilaku pada pecandu narkoba secara sangat menonjol dan bertolak belakang dari perilaku mereka sebelumnya. Pola pikiran mereka sederhana saja, hanya berkisar bagaimana cara mendapatkan ‘barang’ (narkoba) di saat yang akan datang. Biasanya muncul khayalan yang tidak jelas pada pecandu, ketakutan yang berlebihan (paranoid), ada pula kemungkinan gangguan kejiwaan secara permanen, malas berpikir, dan sugesti merasa hebat dalam segala hal dari siapapun. Mereka juga menjadi sangat mudah marah dan minder untuk bergaul. Perasaannya sangat sensitif. Terkadang tidak percaya diri. Intinya mereka sering sekali merasa gelisah seakan-akan takut jika diketahui menjadi pecandu narkoba. Dampak secara psikis ini sangat tampak sekali pada pengguna psikotropika, terutama jenis halusinogen dan stimulan. Dampak pada psikis inilah yang paling sulit dipulihkan. Hal ini karena menyangkut kejiwaan serta sugesti yang selalu ingin mengulang apa yang pernah ia rasakan. 3. Sosial Kecenderungan para pengguna narkoba dan pelaku peredaran gelap adalah tertutup dan masa bodoh dengan lingkungan. Mereka berkumpul hanya dengan satu komunitas, para pengguna narkoba saja. Mereka juga rapi dalam menjaga rahasia, cenderung menghindar dari pertemuan ilmiah atau keagamaan. Lebih sering berkumpul dalam keramaian, misalnya di tempat-tempat hiburan untuk mencari atau mengimbangi kesenangan dengan house music. Dampak dari keluarga, yaitu ia mendapat krisis kepercayaan. Di lingkungan masyarakat, ia akan dikucilkan. Bahkan ia sangat mungkin dijauhi oleh teman-temannya setelah diketahui menggunakan narkoba karena selain menunjukkan perilaku yang cenderung tidak menyenangkan, teman-teman di sekelilingnya akan merasakan ketakutan ikut menjadi pecandu narkoba dan tertular virus HIVAIDS apabila mendekati pengguna. Pengaruh lingkungan terhadap penyalahgunaan narkoba pada remaja Lingkungan merupakan bagian terpenting dan mendasar dari kehidupan manusia. Sejak dilahirkan manusia sudah berada dalam lingkungan baru dan asing baginya. Dari lingkungan baru inilah sifat dan perilaku manusia terbentuk dengan sendirinya. Lingkungan yang baik akan membentuk pribadi yang baik, sementara lingkungan yang buruk akan membentuk sifat dan perilaku yang buruk pula. Anakanak berkembang dari suatu hubungan interaksi antara gerakan-gerakan dalam dan kondisi lingkungan luar. Akal memang bagian diri manusia yang dikaruniakan Tuhan sejak kita lahir. Dengan akal ini manusia dapat berfikir, namun akal tidak akan berguna apabila tidak ada lingkungan disekitarnya yang akan diubah. Dengan kata lain lingkungan akan mengubah dan membentuk prilaku manusia yang ada di dalamnya. Manusia akan berinteraksi dan berusaha untuk bertahan dalam lingkungan dimana dia berada. Salah satu usaha yang harus dilakukan adalah mengubah perilaku sesuai lingkungan tempat tinggalnya sehingga dia akan bisa terus bertahan didalam lingkungan tersebut.
10
Seseorang yang berada dalam lingkungan dimana terdapat banyak orang yang memakai drug/narkoba, maka besar kemungkinan dia akan menggunakan barang terlarang tersebut. Untuk mengatasi ketergantungan tersebut maka mereka harus dipindahkan kedalam lingkungan baru seperti Pusat Rehabilitasi Narkoba (Drug Rehab Center). Program rehabilitasi (Drug Rehab Program) yang ada di Drug Rehap Centers tersebut bisa mengubah sifat mereka kembali menjadi baik. Pada kasus yang dibahas mengenai tn. C ini factor terbesar yang menyebabkan ia menggunakan narkoba adalah buruknya lingkungan tempat tinggalnya, yang ratarata merupakan pengguna dan pengedar narkoba. Ia mulai mencoba narkoba saat ia memasuki fase remaja awal pada tahap ini masih terheran-heran akan perubahanperubahan yang terjadi pada tubuhnya sendiri dan dorongan- dorongan yang menyertai perubahan- perubahan itu. Mereka mengembangkan pikiran- pikiran baru, cepat tertarik pada lawan jenis, dan mudah terangsang secara erotis, dan juga memiliki rasa ingin tahu yang sangat tinggi. Seharusnya orang tua mengawasi lebih ekstra dalam pergaulan dan pendidikan anaknya, dan juga peran masyarakat sendiri sangat dibutuhkan untuk mengawasi daerah lingkungan tempat tinggalnya agar tidak mudah kecolongan dengan hal-hal seperti ini. Pandangan Islam terhadap pengguanaan Narkoba Para ulama sepakat haramnya mengkonsumsi narkoba ketika bukan dalam keadaan darurat. Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata, “Narkoba sama halnya dengan zat yang memabukkan diharamkan berdasarkan kesepakatan para ulama. Bahkan setiap zat yang dapat menghilangkan akal, haram untuk dikonsumsi walau tidak memabukkan” (Majmu’ Al Fatawa, 34: 204). Dalil-dalil yang mendukung haramnya narkoba: Pertama: Allah Ta’ala berfirman, ثوميئحلل ثلمهم الططريثبئائت ثوميثحررم ثعثلليئهم اللثخثبئائثث “Dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk” (QS. Al A’rof: 157). Setiap yang khobits terlarang dengan ayat ini. Di antara makna khobits adalah yang memberikan efek negatif. Kedua: Allah Ta’ala berfirman, ثوثل متللمقاوا ئبثأليئديمكلم إئثل ى الطتلهلمثكئة “Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan” (QS. Al Baqarah: 195). ثوثل ثتلقمتملاوا أثلنمفثسمكلم إئطن اطلث ثكئاثن ئبمكلم ثرئحيممئا “Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu” (QS. An Nisa’: 29). Dua ayat di atas menunjukkan akan haramnya merusak diri sendiri atau membinasakan diri sendiri. Yang namanya narkoba sudah pasti merusak badan dan akal seseorang. Sehingga dari ayat inilah kita dapat menyatakan bahwa narkoba itu haram.
11
Ketiga: Dari Ummu Salamah, ia berkata, ثعلن مكرل ملسئكرر ثومثفرترر-صل ى ال عليه وسلم- ثنثه ى ثرمساومل اطلئ “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang dari segala yang memabukkan dan mufattir (yang membuat lemah)” (HR. Abu Daud no. 3686 dan Ahmad 6: 309. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini dho’if). Jika khomr itu haram, maka demikian pula dengan mufattir atau narkoba. Keempat: Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ثو ثملن ثتثحطس ى مسطمئا ثفثقثتثل ثنلفثسمه,ثملن ثتثرطدف ى ئملن ثجثبرل ثفثقثتثل ثنلفثسمه ثفمهثاو في ثنئائر ثجثهطنثم ثيثتثرطدف ى ئفيثهئا ثخئائلمدا مثخطلمدا فيثهئا ثاثبمدا و ثملن ثقثتثل ثنلفثسمه ئبثحئدليثدرة ثفثحئدليثدمتمه ئفي ثيئدئه ثيثتثاوطجمأ في ثبلطئنئه ئفلي,ثفمسطممه في ثيئدئه ثيثتثحطسئامه في ثنئائر ثجثهطنثم ثخئائلمدا مثخطلمدا فيثهئا أثثبمدا ثنئائر ثجثهطنثم ثخئائلمدا مثخطلمدا ئفليثهئا أثثبمدا “Barangsiapa yang sengaja menjatuhkan dirinya dari gunung hingga mati, maka dia di neraka Jahannam dalam keadaan menjatuhkan diri di (gunung dalam) neraka itu, kekal selama lamanya. Barangsiapa yang sengaja menenggak racun hingga mati maka racun itu tetap ditangannya dan dia menenggaknya di dalam neraka Jahannam dalam keadaan kekal selama lamanya. Dan barangsiapa yang membunuh dirinya dengan besi, maka besi itu akan ada ditangannya dan dia tusukkan ke perutnya di neraka Jahannam dalam keadaan kekal selama lamanya” (HR Bukhari no. 5778 dan Muslim no. 109). Hadits ini menunjukkan akan ancaman yang amat keras bagi orang yang menyebabkan dirinya sendiri binasa. Mengkonsumsi narkoba tentu menjadi sebab yang bisa mengantarkan pada kebinasaan karena narkoba hampir sama halnya dengan racun. Sehingga hadits ini pun bisa menjadi dalil haramnya narkoba. Kelima: Dari Ibnu ‘Abbas, Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ضراثر ضثرثر ول ئ ل ث “Tidak boleh memberikan dampak bahaya, tidak boleh memberikan dampak bahaya” (HR. Ibnu Majah no. 2340, Ad Daruquthni 3: 77, Al Baihaqi 6: 69, Al Hakim 2: 66. Kata Syaikh Al Albani hadits ini shahih). Dalam hadits ini dengan jelas terlarang memberi mudhorot pada orang lain dan narkoba termasuk dalam larangan ini. Seputar Hukum bagi Pecandu Narkoba Jika jelas narkoba itu diharamkan, para ulama kemudian berselisih dalam tiga masalah: (1) bolehkah mengkonsumsi narkoba dalam keadaan sedikit, (2) apakah narkoba itu najis, dan (3) apa hukuman bagi orang yang mengkonsumsi narkoba. Menurut –jumhur- mayoritas ulama, narkoba itu suci (bukan termasuk najis), boleh dikonsumsi dalam jumlah sedikit karena dampak muskir (memabukkan) yang ditimbulkan oleh narkoba berbeda dengan yang ditimbulkan oleh narkoba. Bagi yang mengkonsumsi narkoba dalam jumlah banyak, maka dikenai hukuman ta’zir (tidak ditentukan hukumannya), bukan dikenai had (sudah ada ketentuannya seperti hukuman pada pezina). Kita dapat melihat hal tersebut dalam penjelasan para ulama madzhab berikut: Dari ulama Hanafiyah, Ibnu ‘Abidin berkata, “Al banj (obat bius) dan semacamnya dari benda padat diharamkan jika dimaksudkan untuk mabuk-mabukkan dan itu ketika dikonsumsi banyak. Dan beda halnya jika dikonsumsi sedikit seperti untuk pengobatan”. Dari ulama Malikiyah, Ibnu Farhun berkata, “Adapun narkoba (ganja), maka
12
hendaklah yang mengkonsumsinya dikenai hukuman sesuai dengan keputusan hakim karena narkoba jelas menutupi akal”. ‘Alisy –salah seorang ulama Malikiyah- berkata, “Had itu hanya berlaku pada orang yang mengkonsumsi minuman yang memabukkan. Adapun untuk benda padat (seperti narkoba) yang merusak akal –namun jika masih sedikit tidak sampai merusak akal-, maka orang yang mengkonsumsinya pantas diberi hukuman. Namun narkoba itu sendiri suci, beda halnya dengan minuman yang memabukkan”. Dari ulama Syafi’iyah, Ar Romli berkata, “Selain dari minuman yang memabukkan yang juga diharamkan yaitu benda padat seperti obat bius (al banj), opium, dan beberapa jenis za’faron dan jawroh, juga ganja (hasyisy), maka tidak ada hukuman had (yang memiliki ketentuan dalam syari’at) walau benda tersebut dicairkan. Karena benda ini tidak membuat mabuk (seperti pada minuman keras, pen)”. Begitu pula Abu Robi’ Sulaiman bin Muhammad bin ‘Umar –yang terkenal dengan Al Bajiromiberkata, “Orang yang mengkonsumsi obat bius dan ganja tidak dikenai hukuman had berbeda halnya dengan peminum miras. Karena dampak mabuk pada narkoba tidak seperti miras. Dan tidak mengapa jika dikonsumsi sedikit. Pecandu narkoba akan dikenai ta’zir (hukuman yang tidak ada ketentuan pastinya dalam syari’at).” Sedangkan ulama Hambali yang berbeda dengan jumhur dalam masalah ini. Mereka berpendapat bahwa narkoba itu najis, tidak boleh dikonsumsi walau sedikit, dan pecandunya dikenai hukuman hadd –seperti ketentuan pada peminum miras-. Namun pendapat jumhur yang kami anggap lebih kuat sebagaimana alasan yang telah dikemukakan di atas.
KESIMPULAN DAN SARAN : 1. Narkoba merupakan masalah besar yang dapat mengancam masa depan individu bahkan dapat pula mengancam kesejateraan bangsanya karena efeknya yang addiktif dan merusak susunan saraf pusat. 2. Berbagai faktor yang menjadi penyebab seseorang menjadi pengguna yaitu, faktor keluarga, lingkungan, dorongan pribadi untuk mencoba, ekonomi, stress pekerjaan, dan kurangnya iman. 3. Dari berbagai faktor, ketersediaan dan mudahnya mendapatkan narkoba merupakan penyebab utama terus merajalelanya penggunaan narkoba disegala kalangan usia, sosial, dan ekonomi. 4. Setiap individu haruslah bergaul dengan lingkungan yang baik dan harus dapat memilah hal baik dan hal yang buruk. 5. Perlunya diperketat pengawasan pemerintah dan aparatur negara untuk membasmi produsen dan pengedar narkoba agar narkoba tidak lagi mudah ditemukan. 6. Perkuat iman agar tidak mudah terjerumus narkoba.
13
7. Tingkatkan pengetahuan dan pendidikan di daerah-daerah yang diduga sebagai tempat pemakai dan peredaran narkoba bahwa narkoba itu adalah barang yang merugikan.
ACKNOWLEDGEMENT Pada bagian ini penulis berterimakasih kepada Rumah Sakit Ketergantungan Obat Cibubur, yang telah memberikan kesempatan untuk berkunjung dan mengumpulkan data informasi dari staf maupun residen untuk kelancaran case report ini. Dan terima kasih kepada DR. drh. Hj. Titiek Djannatun selaku koordinator penyusun Blok Elektif, dr. Hj. RW. Susilowati, M.Kes selaku koordinator pelaksana Blok Elektif, dr. Nasrudin Noor, SpKJ selaku dosen pengampu bidang kepeminatan Ketergantungan Obat/Drug Abuse. Serta kepada dr. Ulfa Himayati , sebagai pembimbing kelompok 4 yang telah memberikan bimbingannya, serta teman-teman kelompok 4 drug abuse dan rekan-rekan calon sejawat Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi yang telah membantu dalam pengerjaan laporan kasus ini.
14
DAFTAR PUSTAKA 1. BNN, 2007. Hasil Survei Nasional Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba pada Kelompok Pelajar dan Mahasiswa Di 33 Provinsi Di Indonesia Tahun 2006. diakses 13 November 2014; http://bnn.go.id 2. BNN, 2003. Permasalahan Narkoba di Indonesia dan Penanggulangannya. diakses 13 November 2014 ; http://bnn.go.id BNN dan Pusat Penelitian Pranata Pembangunan UI, 2003. Survei Nasional Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba dikalangan Pelajar dan Mahasiswa. diakses November 2014; http://bnn.go.id
3. Judith S. Brook, David W. Brook, et all: Adolescent Illegal Drug Use: The Impact of Personality, Family, and Environmental Factors . Journal of Behavioral Medicine. (2001) 4. A.W.Widjaya., 1985. Masalah Kenakalan Remaja Dan Penyalahgunaan Narkotika, Armico : Bandung
5. Abduh Tuasikal, Muhammad (03/05/2012). Narkoba dalam pandangan Islam. diakses pada 16 November 2014 : 19.20 di website : http://muslim.or.id/fiqh-danmuamalah/narkoba-dalam-pandangan-islam.html 6. Budianto., 1989. Narkoba dan Pengaruhnya, Ganeca Exact : Bandung 7. Tingkat Remaja. Diakses 21 April 2012: 17.30 di website: www.bnn.or.id.
15