Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan, Pemerataan, Relevansi dan Efisiensi Pendidikan, dikaji dari Aspek Legalitas, Sistem, Mekanisme Serta Akuntabilitasnya
UPAYA PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN, PEMERATAAN, RELEVANSI DAN EFISIENSI PENDIDIKAN, DIKAJI DARI ASPEK LEGALITAS, SISTEM, MEKANISME, SERTA AKUNTABILITASNYA Oleh: SUHATMY RICHARD STKIP Purnama Jakarta Tirtayasa V Kebayoran Baru, Jakarta Selatan 12160
[email protected]
ABSTRAK Salah satu pertimbangan calon mahasiswa memilih perguruan tinggi adalah status dari perguruan tinggi tersebut. Perguruan Tinggi yang terakreditasi, apalagi terakreditasi dengan nilai A, akan lebih mudah menarik minat calon mahasiswa, baik pada saat melakukan pemasaran langsung di SMU/SMK maupun pada saat memasang iklan di media cetak pasang spanduk serta membagibagikan brosur ke sekolah-sekolah atau ke Instansi/Departemen. Bagi perguruan tinggi, memperoleh/mempertahankan akreditasi A adalah suatu kerja keras yang memerlukan komitmen dari pihak yayasan, manajemen, dosen, dan mahasiswa. Agar komitmen ini dapat dilakukan dengan serius, salah satu cara yang dapat dipakai ialah dengan membuat system penilaian kinerja dosen yang terbuka akan mengacu pada Tri Dharma Perguruan Tinggi. Penilaian yang terbuka akan menimbulkan motivasi dari dosen untuk mencapai kinerja yang diinginkan. Kinerja dosen yang baik pada akhirnya akan membawa dampak positif bagi akreditasi yang dilakukan terhadap perguruan tinggi. Kata Kunci: Peningkatan, Mutu, Pendidikan.
afeksi maupun psikomotor lainnya tidak mendapat
Pendahuluan Pendidikan Nasional bertujuan mening-
porsi secara proposional. Sedangkan pengembangan
katkan kehidupan bangsa dan mengembangkan
kurikulum mencakup aspek-aspek: tujuan, kompe-
manusia Indonesia seutuhnya. Di samping itu, pen-
tensi, struktur program, deskripsi materi serta bagai-
didikan diharapkan juga mampu meningkatkan
mana proses pengukuran dan evaluasi pembelajaran
kemampuan, mutu kehidupan serta dapat mengha-
itu dilakukan. Dalam kaitan dengan hal di atas, bila kita
silkan manusia terdidik yang beriman, berbudi pekerti luhur, berpengetahuan, berketrampilan, ber-
tinjau
tantangan
pembangunan
pendidikan
di
kepribadian dan bertanggung jawab.
Indonesia adalah sangat kompleks, dari hal-hal yang
Sistem pendidikan kita yang berlaku saat ini
makro seperti penanggulangan dampak kriris ekono-
perlu terus dikembangkan. Sistem pembelajaran
mi yang berkelanjutan, penyelesaian wajib belajar 9
yang dilaksanakan saat inipun kurang mendukung
tahun, perluasan broad- based education/life skill,
peningkatan mutu lulusan. Di semua jenjang dan
peningkatan pendidikan moral, watak dan seba-
jenis pendidikan penilaian hanya didasarkan pada
gainya, sampai hal-hal yang bersifat mikro; seperti
kemampuan kognitif. Indikator lain seperti ketram-
ketersediaan kurikulum yang dapat menghasilkan
pilan yang didapatkan dari suatu proses, keimanan,
standard nasional dan/atau global. Pelaksanaan life
tanggung jawab, kepribadian dan aspek-aspek
skill, sistem pengelolaan pendidikan yang kurang
128
Lex Jurnalica Vol.5 No. 2, April 2008
Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan, Pemerataan, Relevansi dan Efisiensi Pendidikan, dikaji dari Aspek Legalitas, Sistem, Mekanisme Serta Akuntabilitasnya
efektif, sarana, prasarana dan sebagainya. Ber-
sangat vital yaitu guru dalam mengelola pem-
dasarkan tantangan secara makro maupun terhadap
belajaran hanya berorientasi bagaimana prestasi
pendidikan kita dewasa ini, salah satu prioritas
anaknya akan dinilai nanti. Sehingga guru tidak
utama yang perlu dilakukan adalah pengembangan
merasa perlu untuk mengikuti berbagai inovasi pem-
kurikulum yang dapat menjawab tantangan masa
belajaran dan lebih baik mengajak siswanya berlatih
depan.
menjawab berbagai bentuk soal. Pendekatan dan pengembangan kurikulum
Dalam rangka Pelaksanaan kurikulum ber-
ke depan yang harus dilakukan adalah pendekatan
basis kompetensi yang saat ini sedang di uji coba
dan pengembangan kurikulum yang: (a) berorientasi
dibeberapa sekolah (SD, SMP, dan SMA) sangat
pada pencapaian hasil (output oriented) yang perlu
menekankan pentingnya penilaian hasil belajar yang
dirumuskan dalam bentuk kompetensi. Kurikulum
merupakan ikutan dari proses dan tujuan ingin
yang berbasis kompetensi harus bertolak dari kom-
dicapai. Berbagai model penilaian yang sesuai perlu
petensi yang harus dimiliki oleh siswa, (b) pene-
digunakan untuk dapat meyakinkan agar kompetensi
rapan mastery learning dalam pembelajaran dan
yang diharapkan dimiliki oleh siswa dapat secara
penilaian, dan (c) harus bersifat utuh dan menye-
nyata dikuasai oleh siswa.
luruh (holistik).
Kurikulum berbasis kompetensi (KBK)
Dalam kaitan dengan pelaksanaan kuriku-
menghendaki perbaikan dalam penilaian hasil bela-
lum dalam suatu proses belajar mengejar, faktor
jar siswa. Hasil belajar siswa hendaknya dinilai
pengukuran dan penilaian memegang peran yang
secara komprehensif dan berkelanjutan. Penilaian
sangat penting. Pengukuran dan penilaian (baik itu
komprehensif meliputi penilaian proses dan hasil
penilaian proses, formatif, sumatif) adalah merupa-
belajar yang mencakup penilaian ranah kognitif, dan
kan prosedur logis yang harus dilakukan sesuai
psikomotor. Penilaian berkelanjutan dilakukan de-
dengan tujuan yang ingin dicapai.
ngan model penilaian berbasis kelas (classroom
Penilaian merupakan ikutan dari suatu
assessment) yang dilakukan secara berkelanjutan
proses untuk dapat diketahui seberapa besar tujuan
selama proses pembelajaran berlangsung, melalui
dapat dicapai. Bila suatu proses penilaian tergelincir
sistem penilaian dalam bentuk fortofolio, penilaian
menjadi tujuan yang ingin dicapai, saat itu pula
unjuk kerja, penilaian tugas (proyek), penilaian
akan mulai terjadi penyederhanaan proses pembela-
produk (karya) siswa, dan penilaian tes tertulis.
jaran yaitu diorientasikan dengan bagaimana penilaian akan dilakukan. Seperti saat ini, pengukuran
Permasalahan
dan penilaian prestasi siswa hampir-hampir hanya
Sehubungan dengan upaya peningkatan
dilakukan bertumpu pada aspek kongnitif saja, dise-
mutu pendidikan, pemerataan, relevansi dan efi-
mua jenjang, baik penilaian di kelas sampai kepeni-
siensi pendidikan, maka perlu untuk dikaji secara
laian tingkat nasional yang hampir bertumpu pada
mendalam mengenai bagaimana penilaian pendidi-
satu jenis soal (obyektif test), terbukti berakibat
kan yang baik, dikaji dari aspek legalitas, sistem,
Lex Jurnalica Vol.5 No. 2, April 2008
129
Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan, Pemerataan, Relevansi dan Efisiensi Pendidikan, dikaji dari Aspek Legalitas, Sistem, Mekanisme Serta Akuntabilitasnya
mekanisme, serta akuntabilitasnya. Sehingga yang
siswa secara utuh sesuai dengan kompetensi yang
menjadi pertanyaan utama adalah mengenai Per-
ditetapkan dalam kurikulum. Penilaian merupakan
lukah Ujian Nasional Dilaksanakan?
kebutuhan instrik dalam kegiatan belajar mengejar (Grounlund, 1968). Ada empat alasan Mengapa guru harus
Konsepsi Penilaian dalam Konteks Kuriku-
memahami penilaian berbasis kelas yaitu: (1) untuk
lum Berbasis Kompetensi Penilaian merupakan kegiatan yang teren-
mendiagnosa kekuatan dan Kelemahan siswa secara
cana untuk mengetahui keadaan suatu obyek dengan
individu, (2) memonitor kemajuan belajar siswa, (3)
menggunakan suatu instrument dan hasilnya diban-
memberikan kualifikasi dalam memberi nilai pres-
dingkan dengan tolok ukur memperoleh suatu sim-
tasi siswa, dan (4) menentukan efektivitas penga-
pulan (Chabib Thoha, 1990:1) Anne Anastasia
jaran, sejauh mana pencapaian pengetahuan dan
(1977) mengartikan evaluasi sebagai “ a systematic
ketrampilan siswa setelah mengalami proses pembe-
process of determining the extent to which
lajaran.
instructional objectives are achieved by pupils”.
Penilaian berbasis kelas, dilakukan untuk
Secara sederhana proses penilaian me-
meningkatkan keefektifan kegiatan pembelajaran.
nyangkut tujuan dan sasaran yang harus dicapai,
Pelaksanaannya tergantung pada kemampuan guru
penentuan cara pencapaian tujuan tersebut dan
dalam pengelolaannya. Karena kompetensi yang
penemuan Apakah tujuan tersebut tercapai atau
diharapkan dapat dimiliki siswa menyangkut penge-
tidak. Tujuan merupakan suatu hal yang penting dan
tahuan, ketrampilan dan nilai-nilai dasar, maka
substantive, dan alat atau cara untuk mencapai
berbagai penilaian harus dilakukan yaitu: penilaian
tujuan tidak dapat diabaikan sama sekali. Alat yang
dengan test uraian, portofolio, pemberian tugas
digunakan mencapai tujuan harus dipertimbangkan
(project work), produk (karya siswa, dan unjuk
dari aspek efisiensi dan efektifitasnya. Dalam kaitan
kerja. Penilaian berbasis ini berfungsi sebagai
dengan itulah, Mahrens dan Lehmann (1978) me-
quality control, motivator, dan sebagai pembeda
ngatakan penilaian merupakan suatu proses meren-
siswa yang sudah kompeten dan kurang kompeten.
canakan, memperoleh dan menyediakan informasi
Sistem penilaian berbasis kelas ini harus menganut
yang sangat diperlukan untuk membuat alternatif-
sistem penilaian berkelanjutan dan tuntas (mastery).
alternatif keputusan. Dengan demikian penilaian
Hal ini mengharapkan perkembangan penguasaan
mengandung suatu tindakan atau proses untuk
kompetensi siswa dari hari ke hari dapat direkam
menentukan nilai dari sesuatu.
secara cermat, dan ini sangat berguna bagi proses
Penilaian berbasis kelas yang merupakan
pembelajaran selanjutnya. Dalam penilaian berbasis
salah satu komponen KBK adalah penilaian yang
kelas, tidak dipersoalkan “target materi”, tetapi yang
dilakukan guru terhadap hasil belajar siswa yang
menjadi focus penilaian adalah “achievement
didasarkan pada tahapan kemajuan belajarnya,
target”. Artinya dalam kegiatan belajar mengajar
sehingga diperoleh potret atau profil kemampuan
dapat melangkah ke kompetensi berikutnya apabila
130
Lex Jurnalica Vol.5 No. 2, April 2008
Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan, Pemerataan, Relevansi dan Efisiensi Pendidikan, dikaji dari Aspek Legalitas, Sistem, Mekanisme Serta Akuntabilitasnya
kompetensi yang diajarkan sudah tercapai dengan
Fungsi penilaian hasil belajar antara lain:
baik, sesuai dengan criteria yang telah ditetapkan.
1. Sebagai alat pengawasan dan pengendalian mu-
Kriteria yang digunakan adalah berpatokan
tu pendidikan;
pada acuan (criterion reference), dan bukan pada
2. Sebagai bahan pertambangan dalam penentuan
acuan norma (normative refence). Oleh karena itu,
kenaikan kelas, dan tamat belajar peserta didik
penilaian harus bergeser dari keperluan klasifikasi
pada setiap jenis, jalur, dan jenjang pendidikan;
ke pelayanan individual dalam mengembangkan kemampuannya.
3. Sebagai umpan balik dalam upaya perbaikan program pembelajaran pada setiap tingkat, jenis,
Ruang lingkup penilaian hasil belajar dalam
satuan, dan jenjang pendidikan;
penilaian berbasis kelas mengandung tiga aspek
4. Sebagai bahan pertambangan dalam rekrutmen
perilaku yaitu pengetahuan (kognitif), sikap (afek-
atau penerimaan peserta didik pada setiap jenis,
tif), dan ketrampilan (psikomotor).
satuan dan jenjang pendidikan;
Dalam
mengumpulkan
informasi
hasil
5. Sebagai bahan pertambangan dalam upaya pem-
belajar siswa dapat dilakukan dalam suasana formal
binaan dan pemberian bantuan kepada satuan
maupun informal, baik dengan tes maupun non tes.
pendidikan dalam rangka peningkatan mutu
Teknik pengumpulan informasi untuk memperoleh
pendidikan.
bukti-bukti kemajuan belajar siswa sesuai dengan KBK adalah: (1) penilaian melalui portofolio;
Dasar Hukum Pelaksanaan Penilaian Pendi-
(2) penilaian melalui unjuk kerja; (3) penilaian
dikan
melalui penugasan (proyek); (4) penilaian melalui produk; dan (5) penilaian melalui tes tertulis.
Ada beberapa landasan hukum yang digunakan dalam rangka Pelaksanaan penilaian pendidikan, antara lain:
Tujuan dan Fungsi Penilaian
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20
Penilaian hasil belajar bertujuan untuk:
Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasio-
1. Mengukur pencapaian hasil belajar peserta
nal (pasal 57, pasal 58, pasal 59, pasal 60, dan
didik. Melalui penilaian hasil belajar akan dapat
pasal 61).
diketahui sejauh mana daya serap siswa terha-
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No-
dap suatu pelajaran tertentu yang sekaligus juga
mor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional
menunjukkan tingkat kompetensi didik.
Pendidikan (Bab X Standar Penilaian Pendi-
2. Mengetahui mutu pendidikan pada satuan, jenis,
dikan, (pasal 63 s.d pasal72, Bab XI Badan
atau jenjang pendidikan tertentu.
Standar Nasional Pendidikan, pasal 73 s.d pasal
Gambaran mutu pendidikan pada satuan, jenis,
77 Bab XII Evaluasi pasal 78 s.d 85).
atau jenjang pendidikan tertentu dapat dilihat melalui penilaian hasil belajar.
3. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 Tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewe-
Lex Jurnalica Vol.5 No. 2, April 2008
131
Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan, Pemerataan, Relevansi dan Efisiensi Pendidikan, dikaji dari Aspek Legalitas, Sistem, Mekanisme Serta Akuntabilitasnya
nangan Propinsi Sebagai daerah Otonom (pasal
atas: a. penilaian hasil belajar oleh pendidik;
2 ayat 3).
b. penilaian hasil belajar oleh satuan pen-
4. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Repu-
didikan; dan c. penilaian hasil belajar oleh
blik Indonesia Nomor 114/U/2001 Tentang
pemerintah. Lebih lanjut, penilaian hasil belajar
Penilaian Hasil Belajar Secara Nasional.
oleh pemerintah seperti yang tertuang pada
5. Keputusan
Menteri
Pendidikan
Nasioanal
pasal 66 ayat (1) bertujuan untuk menilai penca-
Republik Indonesia Nomor 012/U/2002 Ten-
paian kompetensi lulusan secara nasional pada
tang Sistem Penilaian di Sekolah Dasar, Seko-
mata pelajaran tertentu dalam kelompok mata
lah Dasar Luar Biasa, Sekolah Luar Biasa
pelajaran ilmu pengetahuan teknologi dan dila-
Tingkat Dasar, dan Madrasah Ibtidaiyah.
kukan dalam bentuk ujian nasional. Kondisi
6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Repu-
tersebut menyiratkan kurang sinkronnya antara
blik Indonesia Nomor 1 Tahun 2005 Tentang
Kedua peraturan yaitu antara UU No.20 tahun
Ujian Nasional Tahun Pelajaran 2004/2005.
2003 khususnya pasal 58 dengan PP. No.19 tahun 2005 pasal 63 dan pasal 66. Berkenaan dengan masalah ujian nasional,
Implementasi Penilaian 1. Sinkronisasi antara Peraturan yang Mengatur
dipertegas kembali pada PP No. 19 tahun 2005
Penilaian Pendidikan yang Tertuang dalam UU
pasal 68 bahwa hasil ujian nasional digunakan
Nomor 20 Tahun 2003 dengan Peraturan lain-
sebagai salah satu pertambangan untuk:
nya.
a. pemetaan mutu program dan/atau satuan
Dalam pasal 58 UU No. 20 tahun 2003 disebutkan bahwa evaluasi hasil belajar dilakukan oleh pendidik untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan. Hal ini berarti bahwa
132
pendidikan; b. dasar seleksi masuk jenjang pendidikan berikutnya; c. penentuan kelulusan peserta didik dari program dan/atau satuan pendidikan;
wewenang terhadap Pelaksanaan penilaian hasil
d. pembinaan dan pemberian bantuan kepada
belajar ada pada pendidik. Pendidik mempunyai
satuan pendidikan dalam upaya untuk me-
kewajiban untuk melaksanakan penilaian hasil
ningkatkan mutu pendidikan.
belajar peserta didik dalam upaya memantau
Masalah ujian nasional sempat terjadi
proses, kemajuan, dan perbaikan hasil belajar
pro-kontra, terutama dilihat dari aspek legalitas
yang dilakukan secara berkesinambungan agar
atau paying hukumnya. Ditinjau dari UU No.20
tercapai kompetensi standar yang telah ditetap-
tahun 2003, pasal 58 secara tegas menyebutkan
kan. Di pihak lain, PP No. 19 tentang Standar
bahwa evaluasi hasil belajar peserta didik dila-
Nasional Pendidikan, pasal 63 ayat (1) menye-
kukan oleh pendidik. Karena itu pemerintah
butkan bahwa penilaian pendidikan pada jen-
tidak berwenang untuk melakukan evaluasi hasil
jang pendidikan dasar dan menengah terdiri
belajar melalui ujian nasional. Tetapi setelah
Lex Jurnalica Vol.5 No. 2, April 2008
Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan, Pemerataan, Relevansi dan Efisiensi Pendidikan, dikaji dari Aspek Legalitas, Sistem, Mekanisme Serta Akuntabilitasnya
diterbitkan
PP
No.19
tahun
2005
maka
2. Dalam penyelenggaraan ujian nasional BSNP
Pelaksanaan ujian nasional oleh pemerintah
bekerjasama dengan instansi terkait di ling-
telah memiliki payung hukum. Meskipun demi-
kungan Pemerintah. Pemerintah Propinsi, Peme-
kian, Pelaksanaan ujian nasional tahun ajaran
rintah Kabupaten/Kota, dan satuan pendidikan.
2004/2005 yang dilaksanakan oleh pemerintah
3. Ketentuan mengenai ujian nasional diatur lebih
mulai tanggal 9 Mei 2005 jika ditinjau dari
lanjut dengan Peraturan Menteri.
PP.No.19 tahun 2005 pasal 67 ayat (1), juga
BSNP yang diberi tugas untuk menyeleng-
mengalami cacat hukum, karena semetinya
garakan ujian nasional harus bekerja secara
ujian nasional diselenggarakan oleh Badan
professional, menjunjung tinggi etika, moral,
Standar Nasional Pendidikan (BSNP) sebagai
dan norma-norma akademik, membuat persia-
lembaga independent.
pan secara mantap, menjalin kerjasama dan komunikasi yang baik dengan berbagai pihak
Permasalahan dan Tantangan Berkaitan
seperti Pemerintah Propinsi, Pemerintah Kabu-
dengan Penilaian Pendidikan
paten/Kota dan satuan pendidikan, dan menyu-
Ujian nasional yang diselenggarakan oleh
sun jadual kegiatan ujian nasional secara man-
pemerintah pada tahun ajaran 2004/2005 telah
tap. Ujian nasional harus bisa terlaksana secara
menuai berbagai protes. Ada yang menyoroti dari
objektif, berkeadilan, dan akuntabel.
aspek payung hukumnya, ada menyoroti dari aspek kegunaannya, ada yang menyoroti dari aspek
Dilihat dari aspek kegunaan ujian nasional,
budget, dan ada pula yang menyoroti dari aspek
seperti yang tertuang dalam pasal 68 PP.No. 19
mekanismenya. Muncul pertanyaan: Perlukah Ujian
tahun 2005, yang menyatakan bahwa hasil ujian
Nasional Dilaksanakan? Perlu tidaknya Pelaksanaan
nasional digunakan sebagai salah satu pertimbangan
ujian nasional harus dikaji dari berbagai aspek.
untuk:
Ditinjau dari aspek legalitasnya, ujian nasional dapat dilaksanakan karena telah memiliki payung hukum yaitu PP No. 19 tahun 2005 pasal 66. Dalam Pelaksanaan ujian nasional pada tahuntahun mendatang hendaknya perpedoman pada pasal 67 PP No.19 tahun 2005 yang menyatakan
a. pemetaan mutu program dan/atau satuan pendidikan; b. dasar seleksi masuk jenjang pendidikan berikutnya; c. penentuan kelulusan peserta didik dari program dan/atau satuan pendidikan; d. pembinaan dan pemberian bantuan kepada sa-
bahwa: 1. Pemerintah menugaskan BSNP untuk menyelenggarakan ujian nasional yang diikuti peserta
tuan pendidikan dalam upayanya untuk meningkatkan mutu pendidikan.
didik pada setiap satuan pendidikan jalur formal pendidikan dasar dan menengah dan jalur nonformal kesetaraan.
Jika hasil ujian nasional digunakan sebagai penentu kelulusan peserta didik, maka mungkin
Lex Jurnalica Vol.5 No. 2, April 2008
133
Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan, Pemerataan, Relevansi dan Efisiensi Pendidikan, dikaji dari Aspek Legalitas, Sistem, Mekanisme Serta Akuntabilitasnya
akan terjadi hal-hal yang sesungguhnya tidak
dalkan tes tulis (paper and pencils test).
diinginkan seperti berikut:
Penilaian berbasis klas (classroom based assess-
1. Para pendidik/guru akan meninggalkan berbagai
ment) sebagai salah satu komponen KBK, yang
strategi dan model-model pembelajaran yang
merupakan penilaian yang dilakukan guru ter-
inovative seperti contextual teaching and
hadap hasil belajar yang didasarkan pada
learning (CTL), cooperative learning, inquiry
tahapan kemajuan belajarnya sehingga diperoleh
learning, sains-teknologi-masyarakat lingku-
profil kemampuan siswa secara utuh. Ada bebe-
ngan (STML), problem based learning (PBL),
rapa variasi penilaian berbasis kelas yang
problem posing, RME dalam mempelajari
dikembangkan dalam konteks KBK yaitu
matematika, dan sebagainya. Para guru akan
penilaian unjuk kerja, penilaian portofolio,
kembali kepada strategi pembelajaran yang
penilaian tugas proyek, dan penilaian melalui
konvensional
dan
tes tulis. Para guru akan meninggalkan penilaian
latihan (drill) dalam upaya menyiapkan anak
unjuk kerja, penilaian portofolio, serta penilaian
didiknya agar dapat menjawab soal-soal ujian
tugas proyek, dan mereka akan terfokus kembali
nasional, meskipun mereka menyadari bahwa
dengan penilaian melalui tes tulis. Jika ini yang
model dan strategi pembelajaran yang konven-
terjadi, maka guru tidak memiliki potret
sional tidak sesuai dengan tuntutan jaman dan
kemampuan siswa secara utuh.
yaitu
ceramah-informasi
era globalisasi. Model dan strategi pembelajaran
3. Pada sisi peserta didik, mereka mungkin akan
yang inovatif yang dikemukakan di atas, baru
memfokuskan diri pada pelajaran-pelajar yang
sekitar tiga tahun belakangan ini mulai diintro-
diuji dalam ujian nasional, sedangkan pelajaran
duksi dan diimplementasikan dalam kegiatan
lain mungkin akan di nomor duakan. Kondisi
pembelajaran di sekolah dalam kerangka Pelak-
demikian akan menumbuhkan iklim yang
sanaan kurikulum
kurang sehat dalam dunia pendidikan kita.
berbasis kompetensi (KBK) serta sudah mulai
4. Pengembangan
Penilaian
Pendidikan
yang
dirasakan dampaknya positifnya, terutama dam-
Adaptif
pak pengiringnya yang berupa peningkatan
Penilaian pendidikan yang adaptif dan sesuai
kemampuan penalaran, peningkatan kreativitas,
dengan perkembangan jaman yang perlu dikem-
tumbuhnya rasa kebersamaan, tumbuhnya sikap
bangkan adalah penilaian berbasis kelas (PBK),
kompetitif, terbentuknya jati diri, dan seba-
yang memungkinkan kita memperoleh potret
gainya, sesuai dengan esensi empat pilar pendi-
komptensi siswa secara utuh. Melalui PBK,
dikan.
penilaian dilakukan terhadap hasil belajar
2. Pendidikan (guru) akan meninggalkan Penilaian
peserta didik berupa kompetensi sebagaimana
Berbasis Kelas (PBK) yang sudah mulai diim-
yang tercantum dalam KBK setiap mata
plementasikan di sekolah dan mereka akan
pelajaran. Disamping mengukur hasil belajar
kembali kepada penilaian yang hanya mengan-
siswa sesuai dengan tuntutan kompetensi setiap
134
Lex Jurnalica Vol.5 No. 2, April 2008
Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan, Pemerataan, Relevansi dan Efisiensi Pendidikan, dikaji dari Aspek Legalitas, Sistem, Mekanisme Serta Akuntabilitasnya
mata pelajaran di masing-masing kelas dalam
nuhi kebutuhan siswa sesuai dengan kemajuan
kurikulum nasional, penilaian juga dilakukan
dan kemampuannya.
untuk mengetahui kedudukan atau posisi siswa dalam 8 level kompetensi yang ditetapkan secara nasional.
3. Memberikan masukan kepada guru untuk memperbaiki program pembelajaran di kelas. 4. Memungkinkan siswa mencapai kompetensi yang telah ditentukan walaupun dengan kecepatan bela-
Penilaian Berbasis Kelas (PBK) merupakan
jar yang berbeda-beda.
salah satu komponen dalam Kurikulum Berbasis
5. Memberikan informasi yang lebih komunikatif
Kompetensi. Penilaian ini dilaksanakan secara
kepada masyarakat tentang efektivitas pendidikan
terpadu dengan kegiatan belajar mengejar, oleh
sehingga meningkatkan partisipasinya.
karena itu disebut penilaian berbasis kelas (PBK).
6. Penilaian berbasis kelas (PBK) dipandang sebagai
PBK dilakukan dengan pengumpulan kerja siswa
suatu model penilaian yang cukup utama yaitu:
(portofolio), hasil karya (produk). Penugasan (pro-
1) valid, 2) mendidik, 3) berorientasi pada kom-
yek), kinerja (performance), dan tes tulis (paper and
petensi, 4) adil, 5) terbuka, 6) berkesinambungan,
pencils test). Guru menilai kompetensi dan hasil
7) menyeluruh, dan 8) bermakna (Puskur,
belajar siswa berdasarkan level pencapaian prestasi
Balitbang Depdiknas 2002).
siswa. Penilaian berbasis kelas juga harus memperhatikan tiga ranah yaitu: pengetahuan (kognitif),
Valid
sikap (afektif), dan ketrampilan (psikomotorik). Ke-
Penilaian harus memberikan informasi yang
tiga ranah ini sebaiknya dinilai secara proposional
akurat tentang hasil belajar siswa misalnya apabila
sesuai dengan sifat mata pelajaran bersangkutan.
pembelajaran menggunakan pendekatan eksperimen
Dengan demikian maka akan diperoleh potret
maka
kompetensi peserta didik secara utuh.
menjadi salah satu objek yang dinilai.
Kesimpulan
Mendidik
kegiatan
melakukan
eksperimen
harus
Ada beberapa manfaat yang dapat dipetik
Penilaian harus memberikan sumbangan
dari pengembangan dan penerapan PBK dalam
positif terhadap pencapaian belajar siswa. Hasil
pendidikan yaitu bahwa hasil PBK berguna untuk:
penilaian harus dinyatakan dan dapat dirasakan
1. Umpan balik bagi siswa dalam mengetahui ke-
sebagai penghargaan bagi siswa yang berhasil atau
mampuan dan kekurangannya sehingga menim-
sebagai memicu semangat belajar bagi yang kurang
bulkan motivasi untuk memperbaiki hasil bela-
berhasil.
jarnya. 2. Memantau kemajuan dan mendiagnosis kemampuan belajar siswa sehingga memungkinkan dilakukannya pengayaan dan remidiasi untuk meme-
Berorientasi pada kompetensi Penilaian harus menilai pencapaian kompetensi yang dimaksud dalam kurikulum.
Lex Jurnalica Vol.5 No. 2, April 2008
135
Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan, Pemerataan, Relevansi dan Efisiensi Pendidikan, dikaji dari Aspek Legalitas, Sistem, Mekanisme Serta Akuntabilitasnya
.………Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Adil Penilaian harus adil terhadap semua siswa dengan tidak membedakan latar belakang sosial-
Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan. 2005. .………Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
ekonomi, budaya, bahasa dan gender.
Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2005 Tentang Ujian Nasional Tahun Pelajaran
Terbuka Kriteria penilaian dan dasar pengambilan keputusan harus jelas dan terbuka bagi semua pihak.
2004/2005. .………Himpunan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia. 2004. Mulyasa, ”Kurikulum Berbasis Kompetensi”,. PT.
Berkesinambungan Penilaian dilakukan secara berencana, bertahap dan terus menerus untuk memperoleh gambaran tentang perkembangan belajar siswa sebagai hasil kegiatan belajarnya.
Remaja Rosdakarya, Bandung, 2003. Pusat Kurikulum, Balitbang Depdiknas, ”Kurikulum Berbasis Kompetensi”, 2002. ...........Penilaian Berbasis Kelas, Pusat Penilaian Pendidikan,
Penilaian dapat dilakukan dengan berbagai
Guru SD,SMP,SMA,SMK, 2003.
teknik dan prosedur termasuk mengumpulkan berbagai bukti hasil belajar siswa. Penilaian terhadap hasil belajar siswa meliputi pengetahuan (kognitif), ketrampilan (psikomotor), sikap dan nilai (afektif) yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak.
Bermakna Penilaian
hendaknya
mudah
dipahami,
mempunyai arti, berguna dan bisa ditindaklanjuti oleh semua pihak.
Daftar Pustaka Pendidikan
Indonesia. Indonesia
Nasional
Republik
Undang-Undang
Republik
Nomor
20
Tentang
Sistem
Pendidikan Nasional. 2003.
136
Depdiknas,
”Penilaian Tingkat Kelas”, Pedoman Bagi
Menyeluruh
Departemen
Balitbang
Lex Jurnalica Vol.5 No. 2, April 2008