IDENTIFIKASI LANSKAP KOTA TAMAN KEBAYORAN BARU SEBAGAI IDENTITAS KOTAMADYA JAKARTA SELATAN
SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor
Oleh: DEWINA PUTRI SUGIANTO A34203040
DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010
RINGKASAN DEWINA PUTRI SUGIANTO. Identifikasi Konsep Kota Taman Kebayoran Baru Sebagai Identitas Kota Administratif Jakarta Selatan. Di bawah bimbingan NURHAYATI HS ARIFIN. Kawasan yang kini menjadi Kecamatan Kebayoran Baru merupakan kawasan permukiman pertama yang direncanakan oleh arsitek Indonesia. Dalam perencanaannya kawasan ini mengadaptasi konsep kota taman dan menyesuaikannya dengan iklim tropis. Dari segi arsitektural, Kebayoran Baru direncanakan dengan struktur dan pola penataan ruang serta karakter bangunan yang spesifik. Kota ini memiliki konsistensi hirarki jalan dan peruntukan lahan yang jelas serta dirancang dengan penutupan RTH lebih dari 40 persen dari total luas kota. Berdasarkan sejarah perkembangannya, Kebayoran Baru memang layak dikategorikan sebagai kawasan cagar budaya dan identitas kota di Jakarta Selatan. Akan tetapi perubahan sosial, ekonomi dan budaya masyarakat memberikan imbas tersendiri bagi perkembangan kota taman ini. Peruntukan dan fungsi lahan tidak lagi sesuai dengan yang telah direncanakan. Oleh karena itu perlu dilakukan tindak lanjut dari upaya yang telah dilakukan sebelumnya dengan menganalisa faktor-faktor pemicu konversi peruntukan lahan di kawasan Kebayoran Baru dan memberikan alternatif solusi tindakan pelestarian yang dapat dilakukan. Studi ini bertujuan untuk mengidentifikasi eksistensi konsep kota taman dalam kawasan ini untuk menganalisis integritasnya serta peluang penanganannya dalam rangka membangun alternatif identitas lanskap Kota Administratif Jakarta Selatan. Menurut hasil identifikasi dalam studi ini, Kawasan Kotabaru Kebayoran yang kini terdapat dalam kecamatan Kebayoran Baru, Kota Administratif Jakarta Selatan merupakan kota pertama yang dirancang oleh arsitek Indonesia, M. Soesilo. Pembangunannya merupakan solusi atas masalah kekurangan perumahan di Kotapradja Djakarta. Pembangunan kawasan ini mulai dibahas pada tanggal 1 Juni 1948 dan dimulai pada tanggal 18 Maret 1949. Kawasan ini dibangun di areal seluas 730 Ha yang berada di luar wilayah Kotapradja Djakarta. Dalam perencanaannya kawasan ini dinamakan Kota Satteliet Kebajoran akan tetapi penamaan kota satelit dirasa kurang tepat karena kawasan ini hanya berjarak ±8 Km dari lapangan Monas atau ±4,5 Km dari batas selatan Kotapradja Djakarta. Pada awalnya kawasan ini direncanakan untuk menampung 50.000 penduduk, sehingga dibangun ±6000 unit rumah. Akan tetapi semenjak pemindahan Ibukota dari Yogyakarta ke Kotapradja Djakarta, dilakukan penambahan pembangunan ±1000 unit rumah. Dan pada tahun 1950 melalui Putusan Pemerintah mengenai luas dan batas-batas wilayah Kotapradja Djakarta, kawasan ini resmi menjadi bagian yang terintegrasi dengan Kotapradja Djakarta. Kawasan ini direncanakan dengan mengadopsi konsep Kota Taman (Garden City) yang digagas oleh Ebenezer Howard pada tahun 1898. Konsep ini diterapkan secara parsial dan disesuaikan dengan tujuan pembangunan, anggaran pembangunan dan budaya masyarakat Indonesia.
Mengingat tujuan pembangunannya sebagai solusi masalah pemukiman, maka limitasi jumlah penduduk sebesar 32.000 jiwa tidak diterapkan. Pola blok dalam kawasan ini mengadaptasi pola jalan yang radial namun tidak memiliki taman besar di pusat kota. Kawasan ini juga tidak mengadaptasi pengunaan enam boulevard namun hanya empat jalan utama. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi masalah lalu lintas dan menyesuaikan dengan budaya masyarakat Indonesia yang berorientasi pada empat arah mata angin. Akan tetapi standar lebar boulevard sebesar 37 meter diterapkan dalam jalan utama yang membelah kawasan ini dari utara ke selatan. Seperti halnya dalam konsep Kota Taman, areal pusat kota diisi dengan bangunan-bangunan umum sedangkan fungsi crystal palace diakomodir dalam pasar yang berada di selatan pusat kota. Klasifikasi hunian yang dipisahkan oleh grand avenue menjadi Zona 2 dan Zona 3 dalam konsep Kota Taman tidak diterapkan. Arsitek kawasan ini membagi kawasan dalam beberapa blok dan mengintegrasikan berbagai tipe hunian dalam satu blok. Konsep Zona 4 sebagai wilayah industri juga tidak diterapkan karena kawasan ini memang diperuntukkan sebagai kawasan hunian. Selain itu, kawasan ini juga tidak dilintasi oleh jalur kereta api karena jalur yang telah ada dinilai cukup dekat dengan kawasan. Akan tetapi perencanaan kawasan ini mengadopsi konsep permanent belt of agriculture yang mengitari sebagian kawasan. Selain sebagai wilayah pertanian penduduk, permanent belt of agriculture tersebut juga ditujukan sebagai sempadan Kali Grogol dan Kali Krukut. Kawasan ini ditetapkan sebagai kawasan pemugaran pada tahun 1975 melalui SK Gubernur DKI Jakarta No. D.IV-6097/d/33/1975. Akan tetapi kebijakan tersebut hanya menitikberatkan pada pemugaran bangunan dan tidak mengkaji kawasan secara menyeluruh. Kebijakan ini dinilai telah tidak relevan dengan kondisi aktual dimana telah banyak terjadi konversi penggunaan lahan terutama pada golongan pemugaran bangunan B dan C serta RTH. Berdasarkan kriteria penilaian keunikan, didapatkan hasil penilaian bahwa konsep Kotabaru Kebayoran memiliki originalitas dan keunikan konsep. Sedangkan berdasarkan kriteria untuk penilaian keaslian dan fungsi kota, didapatkan hasil penilaian bahwa kawasan Kebayoran Baru saat ini masih dapat mempertahankan originalitas atau keaslian kawasan. Sedangkan berdasarkan kriteria identitas kota menurut Relph (1976), kawasan Kotabaru Kebayoran dapat memenuhi enam dari tujuh kriteria identitas kota yaitu Existential insideness, Empathetic Insideness, Behavioral Insideness, Objective Outsider, Mass Identity of Place dan Existential Outsideness sehingga kawasan ini dapat dianggap layak untuk dijadikan sebagai identitas kota. Menurut hasil analisis dengan metode SWOT, faktor utama yang memicu terjadinya permasalahan diatas adalah kebijakan yang berlaku dinilai kurang komprehensif dan sudah tidak ditegakkan dengan konsisten. Oleh karena itu perlu dilakukan upaya revisi kebijakan untuk menetapkan kembali kawasan ini sebagai kawasan pemugaran dengan menyesuaikan kondisi aktual kawasan. Kebijakan ini diharapkan dapat mencakup berbagai aspek dan mengkaji keutuhan kawasan sebagai Kota Taman. Dalam studi ini diusulkan upaya pelestarian kawasan dengan membagi kawasan menjadi zona inti dan zona penyangga. Sebagai tindak lanjut dari revisi kebijakan tersebut, diusulkan pula penyusunan petunjuk teknis dan penetapan insentif dan disinsentif atas upaya pemugaran yang telah dilakukan
oleh masyarakat. Selain itu diperlukan upaya sosialisasi kebijakan dan petunjuk teknis yang telah ditetapkan baik kepada masyarakat maupun kepada aparatur terkait serta melakukan koordinasi dalam pelaksanaan kebijakan tersebut. Dengan adanya upaya revitalisasi konsep awal ini diharapkan dapat mengembalikan dan memperkuat ciri khas kawasan sekaligus meningkatkan persentase RTH mendekati 30% sebagaimana yang telah diundangkan dalam UU No.26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang dan Peraturan Gubernur DKI Jakarta No. 135 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang Kawasan Kebayoran Baru.
LEMBAR PENGESAHAN Judul Skripsi
: Identifikasi Lanskap Kota Taman Kebayoran Baru sebagai Identitas Kota Administratif Jakarta Selatan
Nama
: Dewina Putri Sugianto
NRP
: A34203040
Program Studi
: Arsitektur Lanskap
Disetujui Dosen Pembimbing
Dr. Ir. Nurhayati Hadi Susilo Arifin, M.Sc NIP. 19620121 198601 2 001
Mengetahui Dekan Fakultas Pertanian
Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M.Agr NIP. 19571222 198203 1 002
Tanggal Lulus
:
RIWAYAT HIDUP
Dewina Putri Sugianto lahir di Jakarta pada tanggal 20 Februari 1986. Penulis merupakan anak pertama dari tiga bersaudara, putri pasangan drh. Djoko Sugianto dan drh. Estina Deni. Penulis memulai pendidikan formal di SD Dharma Karya Universitas Terbuka pada tahun 1991 dan lulus tahun 1997, kemudian melanjutkan ke SLTP Islam Al Azhar Bumi Serpong Damai dan SMU Islam Al Azhar Bumi Serpong Damai. Pada tahun 2003 penulis diterima sebagai mahasiswi Institut Pertanian Bogor (IPB) pada Program Studi Arsitektur Lanskap, Departemen Budidaya Pertanian melalui jalur USMI. Selama menjadi mahasiswa penulis berpartisipasi sebagai pengurus Himpunan Mahasiswa Arsitektur Lanskap. Selain itu penulis juga berpartisipasi sebagai koordinator seksi dana dan usaha (danus) pada kepanitiaan fieldtrip mahasiswa Arsitektur Lanskap angkatan 42, sebagai anggota seksi dokumentasi kepanitiaan Entrepreneur Fair 2005 dan sebagai anggota seksi acara GELORA yang diadakan oleh BEM Fakultas Pertanian IPB. Penulis juga menjalani magang kerja di bagian maintenance Damai Indah Golf and Country Club Bumi Serpong Damai pada tahun 2006. Di luar kegiatan kemahasiswaan, penulis aktif dalam mendirikan Yayasan Myasthenia Gravis Indonesia, sebuah organisasi kemanusiaan yang bergerak dalam bidang kesehatan. Penulis dipercaya sebagai narasumber di acara Kick Andy (Metro TV), majalah Gogirl! dan Radar Bekasi. Selain itu penulis mendapat sertifikasi Jurnalistik dari Femina Group dan sempat menjadi kolumnis di majalah IKRAR hingga tahun 2004. Hingga saat ini penulis aktif mensosialisasikan Myasthenia Gravis sebagai juru bicara Myasthenia Gravis Indonesia.
KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Identifikasi Kota Taman Kebayoran Baru Sebagai Identitas Kota Administratif Jakarta Selatan. Tujuan penulisan skripsi ini adalah sebagai syarat memperoleh gelar sarjana di Institut Pertanian Bogor. Dalam penyelesaian skripsi ini, penulis mendapat banyak bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih dan memberikan penghargaan kepada: 1. Dr. Ir. Nurhayati HS Arifin, M.Sc selaku dosen pembimbing akademik dan pembimbing skripsi atas saran, kritik dan bimbingannya baik selama penyusunan skripsi maupun selama masa studi penulis, 2. Dr. Ir. Aris Munandar, Ms dan Dr. Ir. Nizar Nasrullah M.Agr selaku dosen penguji 3. Seluruh staf Suku Dinas Kebudayaan Kota Administratif Jakarta Selatan, 4. Seluruh staf Kantor Kecamatan Kebayoran Baru, 5. Seluruh staf Pusat Dokumentasi Arsitektur, 6. Seluruh pihak yang selama ini telah membantu dalam penyusunan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa hasil skripsi ini masih jauh dari sempurna. Akan tetapi penulis berharap agar skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pihakpihak yang membutuhkan.
Bogor, Desember 2009
Penulis
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL .................................................................................................iii DAFTAR GAMBAR.............................................................................................iv DAFTAR LAMPIRAN .........................................................................................vi BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ...........................................................................................1 1.2 Tujuan Penelitian .......................................................................................3 1.3 Kegunaan Penelitian...................................................................................3 BAB II. TIJAUAN PUSTAKA 2.1 Lanskap Sejarah .........................................................................................4 2.2 Sejarah Kota Taman ...................................................................................5 2.3 Kota Taman di Indonesia ...........................................................................8 2.4 Identitas Kota ...........................................................................................10 2.5 Pelestarian Lanskap Sejarah dan Benda Cagar Budaya...........................11 BAB III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ..................................................................15 3.2 Metode Penelitian.....................................................................................16 3.3 Bahan dan Alat Penelitian ........................................................................16 3.3.1 Alat..................................................................................................16 3.3.2 Bahan...............................................................................................16 3.4 Tahapan Penelitian ...................................................................................17 3.4.1 Persiapan .........................................................................................17 3.4.2 Pengumpulan Data ..........................................................................17 3.4.3 Identifikasi Konsep Kota Taman ....................................................19 3.4.4 Analisis dan Sintesis Data ...............................................................19 BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Sejarah dan Perkembangan Kebayoran Baru ...........................................23 4.1.1 Tujuan Awal Pembangunan ............................................................23 4.1.2. Konsep Awal Pembangunan ..........................................................24 4.1.3 Sejarah Pembangunan .....................................................................29 4.1.4 Sejarah Perkembangan ...................................................................34
ii
4.2 Kondisi Aktual Kebayoran Baru ..............................................................39 4.2.1 Wilayah Administratif.....................................................................39 4.2.2 Kondisi Sosial Ekonomi..................................................................39 4.2.3 Tata Guna Lahan .............................................................................40 4.2.4 Kebijakan yang Berlaku ..................................................................42 4.3 Analisis.....................................................................................................49 4.3.1 Analisis Penerapan Konsep Garden City Dalam Perencanaan .........................................................................49 4.3.2 Analisis Keutuhan dan Integritas ....................................................54 4.3.2.1 Analisis Keutuhan dan Integritas Visual.............................54 4.3.2.2 Analisis Perubahan Landuse ...............................................57 4.3.3 Analisis Sebagai Identitas Kota ......................................................70 4.3.4 Analisis Keberlanjutan ....................................................................72 4.4 Usulan Pelestarian .....................................................................................74 BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ..............................................................80 DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................83 LAMPIRAN..........................................................................................................85
iii
DAFTAR TABEL
Nomor
Halaman
1. Kriteria Garden City (Howard, 1898) ..................................................................7 2. Jenis Data, Sumber Data dan Kegunaan Penelitian ...........................................18 3. Kriteria untuk Penilaian Keaslian dan Fungsi Kota Taman Kebayoran Baru ..................................................................20 4. Kriteria Untuk Penilaian Keunikan Kota Taman Kebayoran Baru ...................21 5. Rencana Awal Penggunaan Lahan Kotabaru Kebayoran ..................................25 6. Rencana Akhir Penggunaan Lahan Kotabaru Kebayoran.................................25 7. Konversi Lahan Kawasan Pemugaran Kebayoran Baru Tahun 1975-2005 .....................................................................................40 8. Luas Lahan Berdasarkan Golongan Pemugaran ................................................42 9. Penerapan Konsep Garden City Dalam Perencanaan Kawasan Kotabaru Kebayoran………………………………………….53 10. Penilaian Kawasan Kebayoran Baru Berdasarkan Kriteria Penilaian Keaslian dan Fungsi Kota ........................................58 9. Penilaian Keunikan Kotabaru Kebayoran .........................................................53 11. Penilaian Integritas Kawasan Per Blok ............................................................65 12. Analisis Kelayakan Lingkungan Cagar Budaya Kebayoran ............................69