BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Objek Penelitian 4.1.1 Lokasi Penelitian Penulis mendapatkan data dan “Program Santika Important Person” melalui PT. Grahawita Santika. Perusahaan ini bertindak sebagai manajemen corporate yang membawahi semua Hotel Santika Grup. Perusahaan ini beralamat di Jalan Melawai VII No. 6-8, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. 4.1.2 Objek Penelitian Dalam penulisan skripsi ini, objek penelitian yang dipilih penulis adalah perusahaan yang secara langsung merupakan unit observasi sebagai sumber data, yaitu Hotel Santika Premiere Jakarta. Hotel ini berlokasi di Jalan Aipda K.S. Tubun No. 77, Slipi, Jakarta. Adapun pemilihan perusahaan ini sebagai objek penelitian dengan alasan bahwa didalam perusahaan tersebut, terdapat unit pengamatan yang relevan dengan materi penulisan skripsi ini. Di samping itu, perusahaan tersebut merupakan perusahaan yang cukup besar dan cukup berpengalaman dibidangnya. 4.2 Profil Perusahaan Perusahaan ini bergerak di bidang perhotelan dan resort. Santika Indonesia Hotels dan resorts membawahi 3 (tiga) jenis hotel bisnis, yaitu Hotel Amaris (bintang dua), Hotel Santika (bintang tiga), Hotel Santika Premiere (bintang empat), sedangkan
55
The Royal Collection memiliki 3 (tiga) hotel Boutique / Villa, yaitu: The Anvaya, The Samaya, dan The Kayana. Profil perusahaan penelitian terlampir sebagai berikut: Nama Perusahaan
: PT. Grahawita Santika
Nama Hotel
: Hotel Santika Premiere Jakarta
Waktu berdiri Hotel : 16 februari 1998
Logo Hotel
:
4.2.1 Sejarah Singkat Perusahaan Kata “Santika” dari nama Grahawita Santika yang dimiliki oleh perusahaan ini berasal dari bahasa sansekerta yang berarti “Damai dan Kokoh” sedangkan untuk kata “Graha” mempunyai arti “Rumah yang besar”, dari dasar itulah maka secara harfiah arti dari Grahawita Santika adalah “Rumah besar yang damai dan kokoh”. PT Grahawita Santika memulai kegiatannya pada tahun 1981 tepatnya pada tanggal 22 Agustus 1981 berawal dengan membeli sebuah Hotel Soeti di Bandung dan memiliki kapasitas 30 kamar dengan lahan seluas 3.250 m2. Setelah lahannya diperluas menjadi 4.250 m2, pada tahun 1987 hotel ini dirombak total dan dibangun menjadi hotel baru yang memiliki 5 (lima) lantai dengan kapasitas 70 kamar. Hotel Santika Bandung selesai dibangun pada bulan Maret 1989 dan diresmikan oleh Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi tepat pada tanggal 15 Juli 1989. 56
Hotel kedua yang dimiliki oleh PT. Grahawita Santika beralamat di Jalan Kartika, Tuban-Bali. Awalnya, hotel ini merupakan sebuah losmen yang bernama Sunset Beach yang berdiri di atas tanah seluas 2,7 hektar dan memiliki 22 kamar, kemudian pada tahun 1983 losmen ini dibeli oleh PT. Grahawita Santika. Setelah dibangun pada tahun 1986 jumlah kamar di hotel ini menjadi 94 kamar kemudian merubah namanya menjadi Hotel Santika Beach Bali. Untuk mengimbangi permintaan pasar, maka Hotel Santika Beach Bali kembali diperluas menjadi 156 kamar, dan pada tahun 1991 di perbanyak lagi hingga menjadi 171 kamar sampai saat ini.Nama Hotel ini pun turut berubah menjadi Hotel Santika Premiere Beach Resort – Bali, mengingat hotel ini merupakan hotel bintang 4 (empat). Melihat berbagai peluang usaha dan bisnis kegiatan dari perusahaan ini, PT.Grahawita Santika membeli Hotel Mutiara kemudian menjadi Hotel Santika Semarang ditahun 1983. Pada tahun 1988, pertama kalinya mendirikan Hotel Santika yang bertempat di Jalan Pandanaran, Semarang. Pada Tahun 1989, membangun Hotel Santika berbintang 4 (empat) di Jogjakarta. Pada tahun 1993, Mengelola Hotel Santika yang dimiliki pihak lain, pada tahun 2000 baru sah memiliki Hotel Santika Cirebon. Pada tahun 1997, mulai mengoperasikan Hotel Santika Manado dengan kapasitas 99 kamar. Bermula dari kebutuhan dan bisnis yang semakin berkembang PT. Grahawita Santika membuka cabang hotel baru di Jakarta. PT Grahawita Santika mengoperasikan Hotel Santika Premiere Jakarta, hotel bisnis berbintang 4 (empat) dengan kapasitas 270 kamar di tahun 1998. Setiap kamar dilengkapi 57
kamar bebas rokok, penyejuk udara, koran harian, film in-house, meja tulis, pengering rambut, ruangan aman. Untuk tinggal lebih menyenangkan, para tamu dapat memanfaatkan berbagai fasilitas rekreasi, termasuk pijat, kolam renang (anak), jacuzzi, pusat kebugaran, sauna, lapangan tenis, kolam renang. Hotel ini menyediakan layanan hangat dan ramah standar internasional. Hingga sekarang Santika Grup masih memperluas bidang cakupan wilayah untuk memperluas cabang hotelnya diberbagai wilayah Indonesia 4.2.2 Visi dan Misi Perusahaan Visi yang dimiliki oleh PT Grahawita Santika adalah “Menjadi jaringan hotel pilihan utama yang terbesar di Indonesia”, hal itu dilakukan dengan cara membangun dan mengelola hotel milik sendiri, mengelola hotel milik pihak lain serta mengembangkan jaringan franchise. Sedangkan Misi dari perusahaan ini adalah “Menciptakan nilai lebih bagi stakeholders dengan menyajikan produk bermutu disertai pelayanan professional yang ramah dalam mewujudkan ‘Sentuhan Indonesia’ sebagai citra Santika”. Inti dari misi tersebut adalah memberikan nilai lebih bagi para Stakeholders (Tamu, Karyawan, Pemilik dan Pemerintah) sesuai dengan kepentingannya masingmasing. 4.2.3 Santika Important Person Program Santika Important Person dihadirkan khusus untuk member loyalty Santika Hotel. Kehadiran program ini, didukung dengan adanya kartu member yang disebut dengan Santika Important Person. Kartu ini, bisa dimiliki 58
oleh setiap orang yang sebelumnya pernah menginap di Hotel Santika. Program Santika Important Person bukan program harga, dan tidak ada harga khusus bagi program ini. Anggota dapat mempergunakan harga yang berlaku di hotel masingmasing. a) Daftar Layanan Santika Important Person: 1. Diskon 10% untuk makanan*) 2. Diskon 10% untuk minuman*) *) Juga berlaku bagi anggota yang tidak menginap *) Tidak termasuk tagihan Banquet dan event khusus 3. Diskon 10% untuk Laundry dan Pressing, tidak termasuk dry cleaning 4. Diskon 10% untuk pembelian buku di semua toko buku Gramedia 5. Mendapat hadiah istimewa 1 (satu) voucher menginap gratis anggota yang telah check in sampai 10 kali atau menginap 30 malam dengan bukti stempel dari salah satu atau beberapa Hotel Santika, berhak mengklaim hadiah 1 (satu) voucher gratis untuk menginap satu malam di salah satu Hotel Santika, sudah termasuk makan pagi untuk sendiri atau berdua. Voucher tersebut bebas dipergunakan sendiri atau dihadiahkan pada keluarga, teman, atau relasi. 6. Layanan Khas Santika a. Harga kamar single untuk dihuni sendiri atau berdua 59
b. Santap pagi untuk sendiri atau berdua c. Penjemputan Gratis dari airport/stasiun, di hotel tertentu, untuk kedatangan yang sudah dipastikan sebelumnya (kecuali Jakarta, bali dan Surabaya) d. Coffee/Tea maker Facilities disediakan di kamar Anda e. Surat Kabar f. Welcome drink pada saat kedatangan
b) Ketentuan dan Syarat keanggotaan serta Layanan Santika Important Person: Ketentuan umum 1. Penerimaan anggota dan segala ketentuan tata cara serta pelayanan program Santika Important Person diatur sepenuhnya oleh manajemen Santika Indonesia Hotels and Resorts yang berhak mengubah, menambah, mengurangi atau membatalkan program ini sewaktu-waktu dengan atau tanpa pemberitahuan sebelumnya. 2. Segala keputusan manajemen Santika Indonesia Hotels dan Resorts dalam prosedur dan tata cara program Santika Important Person ini bersifat absolute dan final. 3. Apabila anggota Santika Important Person pindah alamat rumah atau perusahaan, harap memberitahu ke Corporate Marketing Office Santika Indonesia Hotels dan Resorts. 60
c) Cara Mendapatkan Layanan Santika Important Person: 1. Tunjukkan kartu anggota setiap kali check in dan minta petugas hotel untuk membubuhkan 1 (satu) kali stempel pada kartu anggota sebagai bukti kunjungan (satu stempel untuk setiap kamar yang check in). 2. Pada waktu check out, minta petugas hotel untuk memberi validasi jumlah malam menginap di Hotel. d) Fully Transferable: 1. Penggunaan kartu anggota bisa di pindahtangankan pada staff lain, keluarga, relasi, atau teman. 2. Pemesanan kamar harus dibuat sendiri oleh anggota atau staffnya atau perusahaannya. e) Batasan-batasan: 1. Beberapa keuntungan dan layanan Santika Important Person bisa berbeda atau tidak tersedia di hotel tertentu, tergantung ketentuan dan kemampuan hotel masing-masing. 2. Diskon dan keuntungan atau layanan Santika Important Person yang tidak diberikan oleh hotel karena sesuatu sebab atau alasan apapun, tidak dapat digantikan atau diklaim dikemudian hari. 3. Keuntungan dan layanan Santika Important Person tidak dapat ditukar dengan bentuk pelayanan lain atau digantikan dengan uang.
61
4. Penggunaan kartu anggota dan hak atas layanan Santika Important Person tidak dapat digabung dengan program promosi lain atau program serupa dari hotel Santika tertentu dengan harga kontrak khusus atau pemesanan yang dibuat melalui pihak ketiga. 5. Program Santika Important Person hanya berlaku bagi tamu-tamu Warga Negara Indonesia atau pemegang KIMS dan KITAS. 6. Bila kartu anggota hilang, rusak, atau habis masa berlakuny, maka jumlah menginap sebelumnya tidak akan diakui, dianggap batal dan ketentuan baru akan bermulai dari awal. f) Prosedur Pembubuhan Stempel dan Validasi: 1. Stempel hanya akan dibubuhkan pada kartu anggota tamu yang menginap dan tidak untuk pemesan kamar atau pengantar. 2. Stempel hanya dibubuhkan 1 (satu) kali per-kamar untuk setiap kunjungan disertai validasi jumlah malam lamanya menginap di hotel tersebut. g) Prosedur Mengklaim hadiah Voucher: 1. Apabila kartu anggota sudah dipergunakan untuk check in di Hotel Santika sampai 10 (sepuluh) kali dengan 10 (sepuluh) stempel atau total lamanya menginap 30 malam (dengan menjumlahkan room night yang tercantum), mohon kartu diserahkan kepada Front Office manager Hotel
62
Santika, atau dikirimkan ke Corporate Marketing and Reservation Office di Jakarta. 2. Berikan Informasi identitas anda dan minta petugas hotel untuk memberi Kartu Sementara bagi anda yang dapat dipergunakan sebelum anda menerima Kartu Anggota baru. 3. Kartu Anggota lama akan diproses di Kantor Pusat Santika untuk mendapatkan: a. Hadiah Voucher menginap b. Penggantian kartu yang baru c. Serta ketentuan yang berlaku yang akan dikirimkan melalui pos tercatat atau kurir, sekitar 1 (satu) sampai 2 (dua) minggu. 4. Hadiah voucher serta kartu anggota baru akan dikirimkan kepada pemilik kartu anggota pertama yang nama dan alamatnya tercatat dalam data base Santika Indonesia Hotels and Resorts 4.3 Analisis Hasil Penelitian Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari responden. Cara penarikkannya dengan menggunakan kuesioner yang dibagikan kepada 100 responden yang bertindak sebagai sampel. Angket yang dibagikan kepada responden tersebut semuanya kembali. Angket yang dibagikan
63
berisikan mengenai persepsi, sales promotion, keputusan pembelian konsumen dan pertanyaan terbuka tentang karakteristik responden. Angket menggunakan skala pengukuran sikap model likert dengan 5 (lima) alternatif jawaban: Tabel 4.1 Pengukuran Skala Likert Kategori
Poin
Sangat Tidak Setuju (STS)
1
Tidak Setuju (TS)
2
Netral (N)
3
Setuju (S)
4
Sangat Setuju (SS)
5
Sumber : peneliti (2011) 4.3.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Profil responden bertujuan untuk mengetahui karakteristik konsumen yang terpilih menjadi responden. Dalam penelitian ini karakteristik responden terbatas pada jenis kelamin, yakni pilihan pada laki-laki dan perempuan. Adapun penghitungan dan persentasenya terlihat pada tabel dan grafik dibawah ini: Tabel 4.2 Karakteristik berdasarkan jenis kelamin Jenis Kelamin
Frekuensi
Persentase
Laki-laki
61
61%
Perempuan
39
39%
Total
100
100%
64
Sumber : Peneliti (2011) Gambar 4.1 Diagram Persentase Berdasarkan Jenis Kelamin
Sumber : Peneliti (2011) Dari tabel diatas dapat diketahui, bahwa jumlah responden laki-laki adalah 61 orang atau sebesar 61%. Sedangkan jumlah responden perempuan sebanyak 39 orang atau sebesar 39%. Dari persentase jumlah yang dilihat, dapat diketahui bahwa jumlah laki-laki adalah jumlah deskripsi paling banyak yang mewakili jumlah populasi member Santika Important Person pada Hotel Santika Premiere Jakarta. 4.3.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Profil responden bertujuan untuk mengetahui karakteristik konsumen yang terpilih menjadi responden. Dalam penelitian ini karakteristik responden terbatas pada usia, yakni pilihan pada usia 20-30 tahun, 31-40 tahun, 41-50 tahun, 51-60 tahun, dan ≥ 60 tahun. Adapun penghitungan dan persentasenya terlihat pada tabel dan grafik dibawah ini: Tabel 4.3 Karakteristik responden berdasarkan usia Usia
Frekuensi
Persentase
65
20-30 tahun
14
14%
31-40 tahun
46
46%
41-50 tahun
21
21%
51-60 tahun
15
15%
≥ 60 tahun
4
4%
Total
100
100%
Sumber : Peneliti (2011) Gambar 4.2 Diagram Persentase Berdasarkan Usia
Sumber : Peneliti (2011) Dari Tabel dan diagram persentase diatas dapat dilihat bahwa responden yang paling banyak menduduki jumlah terbanyak adalah pada usia 31-40 tahun dengan jumlah persentase yakni 46% atau 46 frekuensi. Sedangkan responden dengan jumlah paling kecil terlihat pada usia > 60 tahun yakni dengan persentase 4% atau 4 frekuensi. Data lain yang diperoleh adalah pada usia 20-30 tahun yakni 14%, usia 41-50 tahun yakni 21%, dan pada usia 51-60 tahun dengan persentase yakni 15%. Tabel dan diagram tersebut juga menunjukkan bahwa jumlah responden terbanyak dibuktikan pada usia 31-40 tahun yang memenuhi 66
daftar jumlah member Hotel Santika Premiere Jakarta. Sedangkan usia yang paling sedikit adalah pada usia > 60 tahun. Hal ini menggambarkan bahwa usia 31-40 sebagai usia produktif kerja yang mewakili populasi member Santika Important Person yang paling banyak pada Hotel Santika Premiere Jakarta.
4.3.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Profil responden bertujuan untuk mengetahui karakteristik konsumen yang terpilih menjadi responden. Dalam penelitian ini karakteristik responden terbatas pada pekerjaan, yakni pilihan pada pelajar, wiraswasta, staff atau karyawan, dan lain-lain. Adapun penghitungan dan persentasenya terlihat pada tabel dan grafik dibawah ini: Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Jenis Pekerjaan
Frekuensi
Persentase
Pelajar
14
14%
Wiraswasta
27
27%
Staff / Karyawan
42
42%
Lain-lain
17
17%
Total
100
100%
Sumber : Peneliti (2011) Gambar 4.3 Diagram Persentase Karakteristik Berdasarkan Pekerjaan
67
Sumber : Penulis (2011) Dari tabel dan diagram persentase diatas dapat dilihat bahwa karakteristik responden berdasarkan pekerjaan yang paling besar terlihat pada staff atau karyawan dengan 42% atau 42 frekuensi. Sedangkan jumlah yang paling kecil terlihat pada pelajar dengan 15% atau 15 frekuensi. Data lain yang diperoleh adalah pada wiraswasta dengan 26% atau 26 frekuensi, dan data lain-lain dengan persentase 17% atau 17 frekuensi. Hal ini menggambarkan bahwa pada staff atau karyawan merupakan jumlah karakteristik responden paling besar yang mewakili populasi member Program Santika Important Person pada Hotel Santika Premiere Jakarta. 4.4 Hasil Uji Validitas Menilai validitas adalah penting bagi untuk mengukur konstruksi hipotesis yang dibangun dalam penelitian ini. Uji validitas ditujukan untuk menilai sejauh mana skor atau nilai yang diperoleh benar-benar menyatakan hasil pengukuran yang ingin diukur. Uji validitas yang dilakukan menggunakan korelasi Spearman Rank dan untuk menentukan layak atau tidaknya suatu item pertanyaan yang akan digunakan, dilakukan 68
uji signifikansi koefisien korelasi dengan kriteria menggunakan r kritis pada taraf signifikansi 0,05. Pengujian menggunakan uji 2 (dua) sisi dengan taraf signifikansi 0,05. Kriteria pengujiannya menurut Situmorang, Muda, Dalimunte, Fadli dan Syarief (2010 : 71) adalah sebagai berikut: 1. Jika r hitung ≥ r tabel (uji 2 sisi dengan sig. 0,05) maka instrumen atau item-item pertanyaan berkorelasi signifikan terhadap skor total pertanyaan (dinyatakan valid). 2. Jika r hitung ≤ r tabel (uji 2 sisi dengan Sig. 0,05) maka instrumen atau item-item pertanyaan tidak berkorelasi signifikan terhadap skor total pertanyaan (dinyatakan tidak valid). 4.4.1 Hasil Uji Validitas pada Variabel Persepsi (X1) Berikut adalah hasil pengujian validitas variabel independen persepsi (X1) pada tabel 4.5 di bawah ini: Tabel 4.5 Uji Validitas Variabel Persepsi Indikator
r hitung
r tabel
Keterangan
P1
0,667
0,197
Valid
P2
0,689
0,197
Valid
P3
0,742
0,197
Valid
P4
0,771
0,197
Valid
69
P5
0,739
0,197
Valid
P6
0,717
0,197
Valid
P7
0,747
0,197
Valid
P8
0,737
0,197
Valid
P9
0,673
0,197
Valid
Sumber : Data primer diolah Pada tabel 4.5 di atas, dari hasil analisis dapat dinilai korelasi antara skor setiap pertanyaan dengan skor total pertanyaan (yang terdapat pada kolom X1). Hasil uji validitas menunjukkan variabel persepsi tidak terdapat instrumen yang tidak valid karena nilai r kritisnya diatas 0,197 (n=100). Sehingga instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah valid. 4.4.2 Hasil Uji Validitas pada Variabel Sales (X2) Hasil uji validitas variabel independen sales (X2) dapat dilihat pada tabel 4.6 di bawah ini: Tabel 4.6 Uji Validitas Variabel Sales Indikator
r hitung
r tabel
Keterangan
S1
0,789
0,197
Valid
S2
0,823
0,197
Valid
S3
0,817
0,197
Valid
Sumber : Data primer diolah 70
Pada tabel 4.6. di atas, dari hasil analisis didapat nilai korelasi antara skor setiap pertanyaan dengan skor total pertanyaan (yang terdapat pada kolom X2). Hasil uji validitas menunjukkan variabel sales tidak terdapat instrumen yang tidak valid karena nilai r kritisnya diatas 0,197 (n=100). Sehingga instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah valid. 4.4.3 Hasil Uji Validitas pada Variabel Keputusan Pembelian Hasil Uji validitas variabel dependen keputusan pembelian (Y) dapat dilihat pada tabel 4.7 dibawah ini:
Tabel 4.7 Uji Validitas Variabel Keputusan Pembelian Indikator
r hitung
r tabel
Keterangan
K1
0,782
0,197
Valid
K2
0,847
0,197
Valid
K3
0,843
0,197
Valid
K4
0,785
0,197
Valid
K5
0,791
0,197
Valid
Sumber : Data primer diolah
71
Pada tabel di atas, dari hasil analisis didapat nilai korelasi antara skor setiap pertanyaan dengan skor total pertanyaan (yang terdapat pada kolom Y). Hasil uji validitas menunjukkan variabel keputusan pembelian tidak terdapat instrumen yang tidak valid karena nilai r kritisnya diatas 0,197 (n=100). Sehingga instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah valid. Berdasarkan analisis di atas, semua item pertanyaan mempunyai nilai korelasi yang lebih besar dari 0,197. Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa semua item atau butir pertanyaan instrumen adalah valid. 4.5 Hasil Uji Reliabilitas Pengujian ini dilakukan untuk menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau diandalkan, dan untuk mengetahui konsistensi alat ukur, apakah alat pengukur yang digunakan dapat tetap konsisten jika pengukuran tersebut diulang. Dalam penelitian ini menggunakan metode Cronbach Alpha dengan kriteria menurut Situmorang, Muda, Dalimunte, Fadli dan Syarief (2010 : 73) sebagai berikut: 1. Kriteria reliabilitas < 0,6 maka reliabilitanya kurang baik 2. Kriteria reliabilitas 0,7 berarti dapat diterima 3. Kriteria reliabilitas > 0,8 adalah baik 4.5.1 Hasil Uji Reliabilitas pada Variabel Persepsi (X1) Hasil uji reliabilitas variabel independen persepsi (X1), dapat dilihat pada tabel 4.8 di bawah ini:
72
Tabel 4.8
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.936
9 Sumber : Data primer diolah Berdasarkan hasil pengolahan data untuk uji reliabilitas pada tabel diatas,
diketahui bahwa nilai Cronbach Alpha untuk variabel independen persepsi (X1) sebesar 0,936. Nilai Cronbach Alpha 0,936 berada di atas 0,8 (termasuk baik), maka dapat disimpulkan bahwa item-item pertanyaan pengukurannya adalah reliabel.
4.5.2 Hasil Uji Reliabilitas pada Variabel Sales Promotion (X2) Hasil Uji reliabilitas variabel independen sales promotion (X2) dapat dilihat pada tabel 4.9 di bawah ini: Tabel 4.9
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items
.880
3
Sumber : Data Primer diolah
73
Berdasarkan hasil pengolahan data untuk uji reliabilitas pada tabel di atas, diketahui bahwa nilai Cronbach Alpha untuk variabel independen sales promotion (X2) sebesar 0,880. Nilai Cronbach Alpha berada di atas 0,8 (termasuk baik), maka dapat disimpulkan bahwa item-item pertanyaan pengukurannya adalah reliabel. 4.5.3 Hasil Uji Reliabilitas pada Variabel Keputusan Pembelian (Y) Hasil uji reliabilitas variabel dependen keputusan pembelian dapat dilihat pada tabel 4.10 di bawah ini:
Tabel 4.10
Reliability Statistics
Cronbach's
N of Items
Alpha .913
5
Sumber : Data primer diolah Berdasarkan hasil pengolahan data untuk uji reliabilitas pada tabel di atas, diketahui bahwa nilai Cronbach Alpha
untuk variabel dependen keputusan
pembelian (Y) sebesar 0,913. Nilai Cronbach Alpha 0,913 berada di atas 0,8
74
(termasuk baik), maka dapat disimpulkan bahwa item-item pertanyaan pengukurannya adalah reliabel. 4.6 Hasil Analisis Korelasi Untuk mencari derajat hubungan antar variabel independen X1, X2 terhadap variabel dependen Y, maka dilakukan analisis korelasi. Pedoman untuk memberikan koefisien korelasi adalah sebagai berikut: 0,00 – 0,199
= sangat rendah
0,20 – 0,3999
= rendah
0,40 – 0,599
= sedang
0,60 – 0,799
= kuat
0,80 – 1,000
= sangat kuat
4.6.1 Hasil Analisis Korelasi Variabel X1 terhadap Y Dari hasil analisis korelasi Pearson, dapat dilihat koefisien korelasi seperti pada tabel 4.11 di bawah ini: Tabel 4.11
Correlations K KPearson Correlation
P 1
.351**
75
Sig. (2-tailed) N PPearson Correlation
.000 100
100
.351**
1
Sig. (2-tailed)
.000
N
100
100
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Sumber : Data primer diolah Korelasi antara persepsi terhadap program Santika Important Person dengan keputusan pembelian konsumen menunjukkan hasil yang signifikan (sig = 0,00 < 0,05 = α). Dengan besar nilai koefisen korelasi adalah 0,351 yang artinya korelasi rendah.
4.6.2 Hasil Analisis Korelasi Variabel X2 terhadap Y Dari hasil analisis korelasi Pearson, dapat dilihat koefisien korelasi seperti pada tabel 4.12 di bawah ini: Tabel 4.12
Correlations K
S
76
KPearson Correlation
1
.952**
Sig. (2-tailed) N SPearson Correlation
.000 100
100
.952**
1
Sig. (2-tailed)
.000
N
100
100
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Sumber : Data primer diolah
Korelasi antara sales promotion terhadap program Santika Important Person dengan keputusan pembelian konsumen menunjukkan hasil yang signifikan (sig = 0,00 < 0,05 = α). Dengan besar nilai koefisen korelasi adalah 0,952 yang artinya korelasi sangat kuat. 4.7 Hasil Analisis Regresi 4.7.1 Analisis Korelasi dan Determinasi Berikut akan disajikan analisis korelasi untuk melihat kekuatan pengaruh yang terjadi antara variable bebas dengan variable terikat. Adapun hasil dari korelasi dapat disajikan pada tabel 4.13 berikut ini: 77
Tabel 4.13 Model Summary
Model
R
1
.952a
Adjusted R Square
R Square .907
.905
Std. Error of the Estimate .890
a. Predictors: (Constant), s, p Sumber : Data primer diolah
Berdasarkan tabel output di atas diperoleh nilai koefisien korelasi antara persepsi (P) dan sales promotion (S) terhadap keputusan pembelian (P) sebesar 0,952. Nilai ini tergolong dalam kategori pengaruh yang kuat (0,800 – 1,000) dan positif. Hal ini menunjukkan bahwa semakin baik variabel persepsi (P) dan variabel sales promotion (S) maka variabel keputusan (K) akan semakin baik pula. Nilai Adjusted R square pada tabel di atas sebesar 0,907 menunjukkan variasi dari variabel keputusan pembelian (variabel dependen) hanya dapat dijelaskan oleh variabel persepsi, sales promotion sebesar 0,905 atau 90,5% yang berarti persepsi dan sales promotion berpengaruh 90,5 terhadap keputusan pembelian, sedangkan sisanya 9,5% dijelaskan variabel yang tidak diteliti atau dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak ada dalam model regresi ini.
4.7.2 Ringkasan Sifat Hubungan Korelasi X1,X2, dan Y: Tabel 4.14
78
Hubungan
Korelasi
Koefisien
Antara X1 terhadap Y
Sifat Hubungan
Korelasi Sederhana
0,351
Rendah, searah, dan signifikan
X2 terhadap Y
Sederhana
0,952
Sangat kuat, searah, dan signifikan
X1 dan X2
Berganda
0,952
Sangat kuat,
terhadap Y
searah, dan signifikan
Sumber : Data primer diolah
4.7.3 Membentuk Persamaan Regresi Linier Berganda Model regresi linier berganda yang akan dibentuk adalah: Y = b0 + b1 P + b2 S + e Dengan menggunakan SPSS, diperoleh nilai taksiran sebagai berikut:
Tabel 4.15 Koefisien
Unstandardized Coefficients Model
B 79
Std. Error
1
(Constant)
-3.949
.965
P
.032
.023
S
1.912
.067
Sumber : Data primer diolah
Berdasarkan table output di atas, diperoleh nilai b0 = -3,949, b1 = 0,032, dan b2 = 1,912. Dengan demikian maka diperoleh persamaan regresi linier berganda sebagai berikut: K = -3,949 + 0,032 P + 1,912 S
Persamaan regresi linier berganda di atas dapat dijelaskan sebagai berikut: a = -3,949
artinya Y bernilai negatif -3,949 pada saat persepsi (P) dan sales promotion (S) bernilai nol. Hal ini menunjukkan bahwa variable keputusan (K) telah dinilai negatif tanpa adanya variabel persepsi (P) dan sales promotion (S).
b1 = 0,032
artinya setiap peningkatan persepsi (P) sebanyak 1 satuan akan meningkatkan keputusan (K) sebesar 0,032 satuan, dengan asumsi variable sales promotion (S) konstan.
b2 = 1,912
artinya setiap peningkatan sales promotion (S) sebanyak 1 satuan akan meningkatkan keputusan (K) sebesar 1,912 satuan, dengan asumsi variable persepsi (P) konstan.
4.8 Pengujian Hipotesis
80
Untuk meyakinkan apakah pengaruh yang diberikan oleh variable independen signifikan atau tidak terhadap variable dependen, akan dilakukan pengujian hipotesis, secara simultan dengan menggunakan uji F atau uji ANOVA.
4.8.1 Pengujian Hipotesis Simultan (Uji F) Pengujian ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen secara serentak signifikan mempengaruhi variabel dependen. Atau untuk mengetahui apakah model regresi dapat digunakan untuk memprediksi variabel dependen atau tidak. Purwoto (2007 : 100) menyatakan keputusan untuk menolak atau menerima hipotesis yang telah dirumuskan dapat dilakukan dengan aturan sebagai berikut: 1. Bila nilai Sig. < 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan kata lain semua independen secara serentak mempengaruhi variabel dependen. 2. Bila nilai Sig. > 0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak. Dengan kata lain, semua independen secara serentak tidak mempengaruhi variabel dependen. Hipotesis yang akan diuji pada bagian ini adalah: H0 : β1 = 0
artinya variabel persepsi (P) dan sales promotion (S) secara simultan tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian (K).
H1 : β1 ≠ 0
artinya variabel persepsi (P) dan sales promotion (S) secara simultan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian (K).
Dengan menggunakan SPSS, diperoleh hasil F hitung sebagai berikut:
81
Tabel 4.16. Uji F/ Uji ANOVA Sum of Squares
Model 1
Regression
Mean Square
751.133
2
76.867
97
828.000
99
Residual Total
df
F
375.567 473.938
Sig. .000a
.792
a. Predictors: (Constant), s, p b. Dependent Variable : k Sumber : Data primer diolah Dari tabel 4.15 di atas, dapat disimpulkan bahwa: 1. Pengujian hipotesis Ha : Persepsi dan Sales promotion berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen. Pada tabel di atas, nilai Sig. yang menunjukkan angka sebesar 0,000 yang lebih kecil dari 0,05, maka Ha diterima yang berarti persepsi dan sales promotion berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen.
82