BAB III METODOLOGI PENELITIAN
III.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, yang beralamat di Jalan Baru No. 8 Sinabang Kabupaten Simeulue. Pelaksanaan penelitian dimulai dari bulan April 2010 sampai dengan bulan Juli 2010.
III.2. Metode Penelitian III.2.1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sensus dengan mengambil seluruh populasi sebagai sampel. Menurut Singarimbun dan Effendy (1995) menyatakan bahwa “Sensus adalah penelitian yang mengambil keseluruhan populasi sebagai sampel dengan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data yang pokok dan secara umum menggunakan metode statistik”.
III.2.2. Jenis Penelitian Adapun jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif yaitu untuk mengetahui pengaruh disiplin kerja, dan pengawasan kerja terhadap produktivitas kerja pegawai di Kantor Dinas Pendidikan di Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Jenis penelian deskriptif kuantitatif meliputi pengumpulan data untuk diuji hipotesisnya
Universitas Sumatera Utara
agar terjawab pertanyaan mengenai status terakhir dari subjek penelitian (Kuncoro, 2007).
III.2.3. Sifat Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif eksplanatory yang bertujuan untuk menjelaskan kedudukan variabel-variabel yang diteliti serta hubungan antara variabel dengan variabel yang lain (Sugiono, 2005).
III.3. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Pegawai di Kantor Dinas Pendidikan di Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam yang berjumlah 59 orang. Menurut Arikunto (2006) menyatakan bahwa “Jika jumlah subjeknya kurang dari 100 orang maka lebih baik semua subjeknya diteliti, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi, karena subjeknya meliputi semua yang terdapat dalam populasi”. Dengan demikian, jumlah sampel sama dengan jumlah populasi (sensus atau sampel jenuh).
III.4. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan untuk penelitian ini adalah : 1. Wawancara (interview) kepada pihak yang berhak dan berwenang memberikan data dan informasi sehubungan dengan penelitian ini.
Universitas Sumatera Utara
2. Daftar pertanyaan (questioneire) yang diberikan kepada seluruh Pegawai Dinas Pendidikan di Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam yang menjadi responden penelitian. 3. Studi dokomentasi dilakukan dengan mengumpulkan dan mempelajari dokumendokumen yang relevan dan mendukung penelitian, terdiri dari sejarah singkat organisasi, struktur organisasi, visi dan misi organisasi, dan dokumen-dokumen pendukung lainnya.
III.5. Jenis dan Sumber Data Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Data primer, yaitu data yang diperoleh dari wawancara (interview) dan memberikan daftar pertanyaan (questionnaire) kepada responden penelitian. 2. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari studi dokumentasi, dan literaturliteratur yang didapat dari berbagai informasi yang dimiliki pada Dinas Pendidikan di Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.
III.6. Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel III.6.1. Identifikasi Operasional Variabel Hipotesis Pertama Berdasarkan perumusan masalah, kerangka berpikir dan hipotesis yang diajukan maka variabel-variabel dalam penelitian ini untuk hipotesis pertama diidentifikasikan sebagai berikut: 1. Variabel bebas (independent variable) yang terdiri dari: Disiplin Kerja (X1),
dan
Pengawasan Kerja (X2).
Universitas Sumatera Utara
2. Variabel terikat (dependent variable), yaitu Produktivitas Kerja pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.
III.6.2. Definisi Operasional Variabel Hipotesis Pertama Penelitian ini terdapat tiga variabel penelitian yang diukur untuk menguji hipotesis pertama, yaitu: 1. Disiplin Kerja (X1) Kesadaran dan kesediaan masing-masing pegawai untuk melaksanakan peraturanperaturan atau ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan. 2. Pengawasan Kerja (X2) Suatu usaha pengamatan, penilaian, mengoreksi, dan mengevaluasi pekerjaan agar pelaksanaan kegiatan kerja sesuai dengan rencana. 3. Produktivitas Kerja (Y) Kekuatan dan kemampuan masing-masing pegawai dalam menghasil barang dan jasa dalam jangka waktu yang telah ditentukan atau sesuai dengan rencana.
Universitas Sumatera Utara
Tabel III.1. Definisi Operasional Variabel Hipotesis Pertama No. Variabel
Definisi Operasional
Indikator
Pengukuran
1. Disiplin Kerja Kesadaran sikap dan kesediaan (X1) masing-masing pegawai untuk melaksanakan peraturan-perturan atau ketentuan yang telah ditetapkan.
1. Disiplin waktu: a. Kepatuhan pegawai pada jam kerja. 2. Disiplin peraturan : a. Ketaatan pada peraturan/ tata tertib yang ada. b. Kepatuhan pegawai terhadap instruksi dari atasan. c. Menggunakan Kelengkapan pakaian seragam sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 3. Disiplin tanggung jawab: a. Menggunakan fasilitas peralatan kerja sesuai prosedur kerja yang telah ditentukan. b. Memelihara fasilitas/ peralatan kerja sesuai prosudur kerja yang telah ditentukan
Skala Likert
2. Pengawasan kerja (X2)
1. Memperbaiki ukuran atau standar pekerjaan 2. Mengadakan penilaian/ ukuran pekerjaan. 3. Membandingkan antara hasil pekerjaan dengan standar pekerjaan. 4. Mengadakan perbaikan atas penyimpangan
Skala Likert
Suatu usaha pengamatan, penilaian, mengoreksi dan mengevalusi agar pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan rencana.
3. Produktivitas Kekuatan dan kemampuan masingKerja (Y) masing pegawai dalam menghasilkan barang dan jasa dalam jangka waktu tertentu yang telah ditentukan atau sesuai dengan rencana.
1. Kualitas kerja: a. Ketepatan b. Ketelitian c. Keterampilan d. Kebersihan 2. Kuantitas kerja 3. Waktu penyelesaian tugas pegawai 4. Sikap kooperatif a. Sikap terhadap organisasi b. Sikap terhadap pimpinan c. Sikap terhadap pegawai lain d. Sikap kerjasama.
Skala Likert
Universitas Sumatera Utara
III.6.3. Identifikasi Operasional Variabel Hipotesis Kedua Berdasarkan perumusan masalah, kerangka berpikir dan hipotesis yang diajukan maka variabel-variabel dalam penelitian ini untuk hipotesis kedua diidentifikasikan sebagai berikut: 1. Variabel bebas (independent variable) yang terdiri dari: kemampuan pegawai (X1), dan Perhatian pimpinan kepada para pegawai (X2). 2. Variabel terikat (dependent variable), yaitu disiplin kerja pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. III.6.4. Definisi Operasional Variabel Hipotesis Kedua Penelitian ini terdapat tiga variabel penelitian yang diukur untuk menguji hipotesis kedua, yaitu: 1. Kemampuan pegawai (X1) Kecakapan atau potensi yang dimiliki oleh seseorang pegawai untuk menguasai suatu keahlian yang merupakan bawaan sejak lahir atau merupakan hasil latihan / praktik yang digunakan untuk mengerjakan sesuatu yang diwujudkan melalui tindakan. 2. Perhatian Pimpinan kepada Para Pegawai (X2) Sikap yang ditunjukkan oleh pimpinan secara kekeluargaan terhadap para pegawai yang mengalami persoalan-persoalan, kesulitan-kesulitan dan mencarikan jalan keluarnya.
Universitas Sumatera Utara
3. Disiplin Kerja (Y) Kesadaran sikap dan kesediaan masing-masing pegawai untuk melaksanakan peraturan-peraturan atau ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan. Tabel III. 2. Definisi Operasional Variabel Hipotesis Kedua No. Variabel
Definisi Operasional
1. Kemampuan Kecakapan atau potensi yang Para pegawai dimiliki seorang pegawai untuk menguasai suatu keahlian yang (X1) merupakan bawaan sejak lahir atau merupakan hasil latihan/ praktik yang digunakan untuk mengerjakan sesuatu yang diwujudkan melalui tindakan
Indikator
Pengukuran
1. Kemampuan pegawai dalam merencanakan pekerjaan berikutnya. 2. Kemampuan pegawai dalam menangani dan menyelasaikan tugas tambahan. 3. Kemampuan pegawai dalam menyelesaikan tugas dengan keahlian pegawai. 4. Kemampuan pegawai dalam menyelesaikan tugas dengan standar kerja. 5. Kemampuan pegawai dalam membantu rekan kerja 6. Kecakapan pegawai dalam menuangkan gagasan. 7. Tingkat pengetahuan pegawai dalam bekerja
Skala Likert
2. Perhatian Sikap yang ditunjukkan oleh 1. Dukungan penghargaan Pimpinan pimpinan secara kekeluargaan atas kerja keras Kepada para terhadap para pegawai yang 2. Kesempatan Pegawai Pegawai mengalami persoalan-persoalan, yang dipromosikan (X2) kesulitan-kesulitan dan dalam pekerjaan. mencarikan jalan keluarnya. 3. Memberi jalan keluar kepada bawahan apabila ada masalah. 4. Mendengar keluhan atau permasalahan sehubungan dengan pekerjaan
Skala Likert
3. Disiplin Kerja Kesadaran sikap dan kesediaan 1. Disiplin waktu: (Y) masing-masing pegawai a.Kepatuhan pegawai Untuk nakan peraturanpada jam kerja. peraturan atau ketentuan 2. Disiplin peraturan yng telah ditetapkan. a. Ketaatan pada peraturan/ tata tertib yang ada. b. Kepatuhan pegawai terhadap instruksi dari atasan. c. Menggunakan Kelengkapan pakaian seragam sesuai dengan ketentuan
Skala Likert
Universitas Sumatera Utara
Lanjutan Tabel III.2 yang berlaku. 3. Disiplin tanggung jawab: a. Menggunakan peralatan kerja sesuai prosudur kerja yang telah ditentukan b. Memelihara fasilitas/ peralatan kerja sesuai prosudur kerja yang telah ditentukan.
III.7. Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrumen Instrumen penelitian yang baik harus mematuhi dua persyaratan yang penting yaitu pengujian validitas dan reliabilitas (Arikunto, 2006). Oleh karena itu, Pengujian validitas akan dilakukan di Dinas Pendidikan di Kabupaten Aceh Barat Daya Provinsi Nanggroe Aceh Sarussalam. Jumlah responden yang digunakan untuk pengujian validitas dan reliabilitas instrumen sebanyak 30 orang pegawai di luar sampel. Menurut Umar (2008) menyatakan “Jumlah responden untuk uji coba dilaksanakan minimal 30 orang di luar sampel”. Dengan jumlah minimal 30 orang ini distribusi skor (nilai) akan lebih mendekati kurva normal.
III.7.1. Pengujian Validitas Instrumen Ketepatan pengujian suatu hipotesis tentang hubungan variabel penelitian sangat tergantung pada kualitas data yang dipakai dalam pengujian tersebut. Pengujian hipotesis penelitian tidak akan mengenai sasaran bilamana data tidak menggambarkan secara tepat konsep yang diukur. Pengujian validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas yang tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas yang rendah.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Santosa dan Ashari (2005), uji validitas dibedakan atas 3 (tiga) jenis, yaitu: 1. Validitas konstruk, yaitu suatu kuesioner yang baik harus dapat mengukur dengan jelas kerangka dari penelitian yang dilakukan. 2. Validitas
isi, yaitu suatu alat yang mengukur sejauhmana kuesioner atau alat
ukur tersebut mewakili semua aspek yang dianggap sebagai kerangka konsep. 3. Validitas prediktif, yaitu kemampuan dari kuesioner dalam memprediksi prilaku dari konsep. Pada penelitian ini menggunakan uji validitas isi, dimana pengujian validitas isi dilakukan untuk mengukur sejauhmana kuesioner atau alat ukur tersebut mewakili semua aspek yang dianggap sebagai kerangka konsep. Untuk mempercepat perhitungan pengolahan dan pengujian data maka dilakukan dengan bantuan program Sofwere Statistical Package For Social Sciences (SPSS) versi 12. Ketentuan apakah suatu butir instrumen valid atau tidak adalah melihat nilai probabilitas koefisien korelasinya. Menurut Ghozali (2005), Uji signifikansi dilakukan membandingkan nilai r hitung dengan r tabel. Jika r hitung lebih besar dari r tabel dan nilai positif maka butir atau pertanyaan atau indikator tersebut dinyatakan valid. Dengan cara lain yaitu dilihat dari nilai sig (2 tailed) dan membandingkannya dengan taraf signifikan (α) yang ditentukan peneliti. Bila nilai Sig (2 tailed) ≤ 0,05, maka butir instrumen valid, jika nilai Sig (2 tailed) ≥ 0,05, maka butir instrumen tidak valid.
Universitas Sumatera Utara
III.7.1. 1 Pengujian validitas instrumen disiplin kerja Hasil pengujian validitas intsrumen variabel disiplin kerja dapat dilihat pada Tabel III.3. berikut ini: Tabel III.3. Hasil Uji Validitas Variabel Disiplin Kerja No.
Butir Pertanyaan
R Hitung
R Tabel
Keterangan
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Ketepatan waktu datang dan pulang bekerja. Ketaatan terhadap peraturan/tata tertib yang ada . Kepatuhan terhadap intruksi dari atasan . Kesesuaian kelengkapan pakaian dengan ketentuan Kesesuaian penggunaan fasilitas dengan prosedur. Kesesuaian pemeliharaan fasilitas dengan prosedur.
0,480 0,597 0,459 0,788 0,648 0,767
0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361
Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Sumber : Hasil Penelitian, 2010 (Data Diolah)
Berdasarkan Tabel III.3. di atas, diperoleh bahwa hasil pengujian instrumen dari variabel disiplin kerja memiliki nilai yang lebih besar dari 0,361. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa seluruh instrumen pertanyaan dari variabel disiplin kerja yang digunakan adalah valid dan dapat digunakan dalam penelitian. III.7.1.2 Pengujian validitas instrumen pengawasan kerja Hasil pengujian validitas intsrumen variabel pengawasan kerja dapat dilihat pada Tabel III.4. berikut ini: Tabel III.4. Hasil Uji Validitas Variabel Pengawasan Kerja No.
Butir Pertanyaan
R Hitung
R Tabel
Keterangan
1.
Pengawasan kerja yang dilakukan atasan untuk memperbaiki ukuran atau standar pekerjaan. Pengawasan kerja yang dilakukan bertujuan untuk mengadakan penilaian/ukuran pekerjaan. Pengawasan kerja yang dilakukan bertujuan untuk mebandingkan antara hasil pekerjaan dengan standard pekerjaan. Pengawasan kerja yang dilakukan bertujuan untuk mengadakan perbaikan atas penyimpangan.
0,715
0,361
Valid
0,731
0,361
Valid
0,733
0,361
Valid
0,689
0,361
Valid
2. 3. 4.
Sumber : Hasil Penelitian, 2010 (Data Diolah)
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan Tabel III.4. di atas, diperoleh bahwa hasil pengujian instrumen dari variabel pengawasan kerja memiliki nilai yang lebih besar dari 0,361. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa seluruh instrumen pertanyaan dari variabel pengawasan kerja yang digunakan adalah valid dan dapat digunakan dalam penelitian. III.7.1.3 Pengujian validitas instrumen produktivitas kerja Hasil pengujian validitas intsrumen variabel produktivitas kerja dapat dilihat pada Tabel III.5. berikut ini: Tabel III.5. Hasil Uji Validitas Variabel Produktivitas Kerja No.
Butir Pertanyaan
R Hitung
R Tabel
Keterangan
1. 2. 3.
Ketepatan kerja pegawai dalam bekerja. Ketelitian dalam menyelesaikan pekerjaan. Upaya yang dilakukan dalam mencapai target kerja yang telah ditentukan. Kecepatan kerja pegawai dalam menyelesaikan pekerjaan. Pegawai mengikuti instruksi kerja yang telah diberikan oleh atasan. Inisiatif pegawai dalam menyelesaikan pekerjaan Tingkat kerajinan dalam menyelesaikan pekerjaan. Kemampuan kerja sama pegawai selama ini dengan rekan-rekan sekerja. Loyalitas kerja pegawai selama ini kepada organisasi/instansi. Sikap pegawai dengan pegawai lain dalam bekerja.
0,569 0,585
0,361 0,361
Valid Valid
0,533
0,361
Valid
0,556
0,361
Valid
0,524 0,533
0,361 0,361
Valid Valid
0,525
0,361
Valid
0,551
0,361
Valid
0,510
0,361
Valid
0,579
0,361
Valid
4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Sumber : Hasil Penelitian, 2010 (Data Diolah)
Berdasarkan Tabel III.5. di atas, diperoleh bahwa hasil pengujian instrumen dari variabel produktivitas kerja memiliki nilai yang lebih besar dari 0,361. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa seluruh instrumen pertanyaan dari variabel produktivitas kerja yang digunakan adalah valid dan dapat digunakan dalam penelitian.
Universitas Sumatera Utara
III.7.1.4 Pengujian validitas instrumen kemampuan pegawai Hasil pengujian validitas intsrumen variabel kemampuan para pegawai dapat dilihat pada Tabel III.6. berikut ini: Tabel III.6. Hasil Uji Validitas Variabel Kemampuan Pegawai No.
Butir Pertanyaan
R Hitung
R Tabel
Keterangan
1.
Kesesuaian kemampuan pegawai dalam merencanakan pekerjaan yang berikunya. Kemampuan pegawai dalam menangani dan menyelesaikan tugas tambahan yang diberikan. Kesesuaian antara kemampuan pegawai dalam penyelesaian tugas dengan keahlian pegawai Kesesuaian antara kemampuan pegawai dalam penyelesaian tugas dengan standard kerja yang telah yang ditetapkan Kemampuan pegawai dalam membantu rekan kerja menyelesaikan pekerjaan Kecakapan pegawai dalam menuangkan gagasan untuk kemajuan pekerjaan Tingkat pengetahuan pegawai dalam bekerja
0,615
0,361
Valid
0,486
0,361
Valid
0,555
0,361
Valid
0,586
0,361
Valid
0,577 0,533
0,361 0,361
Valid Valid
0,592
0,361
Valid
2. 3. 4. 5. 6. 7.
Sumber : Hasil Penelitian, 2010 (Data Diolah)
Berdasarkan Tabel III.6. di atas, diperoleh bahwa hasil pengujian instrumen dari variabel kemampuan para pegawai kerja memiliki nilai yang lebih besar dari 0,361. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa seluruh instrumen pertanyaan dari variabel kemampuan para pegawai yang digunakan adalah valid dan dapat digunakan dalam penelitian. III.7.1.5 Pengujian validitas instrumen perhatian pimpinan kepada pegawai Hasil pengujian validitas intsrumen variabel perhatian pimpinan kepada para pegawai dapat dilihat pada Tabel III.7. berikut ini:
Universitas Sumatera Utara
Tabel III.7. Hasil Uji Validitas Variabel Perhatian Pimpinan Kepada Para Pegawai No.
Butir Pertanyaan
R Hitung
R Tabel
Keterangan
1.
Perhatian pimpinan kepada pegawai terutama dukungan penghargaan atas kerja keras selama bekerja di instansi. Perhatian pimpinan yang berkaitan dengan kesempatan untuk pegawai yang dipromosikan dalam jabatan. Perhatian pimpinan memberikan jalan keluar kepada para pegawai yang yang mempunyai permasalahan dengan pekerjaan. Perhatian pimpinan kepada pegawai yang menyampaikan keluhan/permasalahan sehubungan dengan pekerjaan pegawai.
0,720
0,361
Valid
0,783
0,361
Valid
0,712
0,361
Valid
0,709
0,361
Valid
2. 3. 4.
Sumber : Hasil Penelitian, 2010 (Data Diolah)
Berdasarkan Tabel III.7. di atas, diperoleh bahwa hasil pengujian instrumen dari variabel perhatian pimpinan kepada pegawai memiliki nilai yang lebih besar dari 0,361. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa seluruh instrumen pertanyaan dari variabel perhatian pimpinan kepada pegawai yang digunakan adalah valid dan dapat digunakan dalam penelitian.
III.7.2. Pengujian Reliabilitas Instrumen Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuisioner yang merupakan indikator dari variabel. Suatu kuisioner dinyatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan konsisten dan stabil dari waktu ke waktu. pengujian reliabilitas dilakukan untuk mengetahui konsisten hasil sebuah jawaban tentang tanggapan responden. Menurut Ghozali (2005) pengukuran reliabilitas dapat dilakukan dengan 2 (dua) cara, yaitu:
Universitas Sumatera Utara
1. Reapated Meansure atau pengukuran diulang dilakukan dengan cara memberikan kuesioner (pertanyaan) yang sama pada waktu yang berbeda, dan kemudian dilihat apakah responden tetap konsisten dengan jawabannya. 2. One shot atau pengukuran sekali saja dilakukan dengan cara hanya sekali saja kuesioner diberikan kepada responden dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain atau mengukur korelasi antara jawaban. Berdasarkan pernyataan Ghozali (2005), maka penelitian ini menggunakan pengukuran reliabilitas one shot atau pengukuran sekali saja. Pengujian reliabilitas menggunakan uji statistik Cronbach Alpha. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60. (Nunnally dalam Ghozali, 2005). Hasil dari reliabilitas dapat dilihat pada Tabel III.8. pada kolom Cronbach Alpha sebagai berikut: Tabel III.8. Uji Reliabilitas Instrumen Variabel Variabel
Cronbach Alpha
Disiplin Kerja 0,683 Pengawasan Kerja 0,669 Produktivitas Kerja 0,736 Kemampuan Pegawai 0,629 Perhatian Pimpinan 0,708 Sumber : Hasil Penelitian, 2010 (Data Diolah)
Batas Reliabel
Keterangan
0,60 0,60 0,60 0,60 0,60
Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel
Universitas Sumatera Utara
III.8. Model Analisis Data III.8.1. Model Analisis Data Hipotesis Pertama Model analisis data hipotesis pertama bertujuan untuk
mengetahui pengaruh
disiplin kerja, dan pengawasan kerja terhadap produktivitas kerja pegawai Dinas Pendidikan di Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, maka peneliti menggunakan analisis regresi berganda (multiple regression analysis) dengan persamaan sebagai: Y = a + b1X1 + b2X2 + e Dimana : Y
= Produktivitas kerja
a
= Konstanta
b1 ; b2 = Koefisien regresi variabel indenpenden X1
= Disiplin kerja
X2
= Pengawasan kerja
e
= Variabel yang tidak diteliti
Selanjutnya, pengaruh variabel independent terhadap variabel dependent diuji dengan tingkat kepercayaan (Confidence interval) 95% atau α = 5%. Kriteria pengujian hipotesis untuk uji serempak (simultan) adalah sebagai berikut: H0 : b1, b2 = 0 (Disiplin kerja, dan Pengawasan kerja secara simultan tidak berpengaruh terhadap Produktivitas kerja pegawai Dinas Pendidikan di Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam).
Universitas Sumatera Utara
Ha : b1, b2 ≠ 0 (Disiplin kerja, dan Pengawasan kerja secara simultan berpengaruh terhadap Produktivitas kerja pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam). Untuk menguji apakah hipotesis dapat diterima atau ditolak maka dapat digunakan uji statistik F (Uji F) dengan rumusan sebagai berikut:
F=
Mean Square regression Mean Square Error
Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah variabel bebas secara bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat. Dalam hal ini F
Hitung
dibandingkan dengan F Tabel, dengan syarat sebagai berikut: 1. Jika F hitung < F tabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak. 2. Jika F hitung > F tabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima. Untuk melihat kemampuan variabel bebas dalam menerangkan variabel terikat
( )
dapat diketahui dari besarnya koefisien determinasi berganda R 2 . Dengan kata lain,
( )
nilai koefisien R 2 digunakan untuk mengukur besarnya sumbangan variabel bebas terhadap variasi variabel terikatnya. Jika R 2 diperoleh dari hasil perhitungan semakin besar atau mendekati 1 maka dapat dikatakan bahwa sumbangan dari variabel bebas terhadap variasi variabel terikat semakin besar. Berarti model yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan variabel terikatnya. Sebaliknya, jika R 2 semakin kecil atau mendekati 0 maka dapat dikatakan bahwa sumbengan dari variabel bebas terhadap variasi variabel terikat semakin kecil. Hal ini berarti model yang digunakan semakin lemah untuk menjelaskan variasi veriabel terikatnya. Secara umum dapat dikatakan
Universitas Sumatera Utara
( )
bahwa besarnya koefisien determinasi berganda R 2
berada di antara 0 dan 1 atau
0 ≤ R2 ≤ 1. Kemudian, apabila hipotesis pertama diterima, maka dilanjutkan dengan melakukan uji parsial yang lebih dikenal dengan Uji t (t-test) dengan rumus sebagai berikut: t=
bi sb i
Dengan: bi = Nilai koefisien variabel independen Sbi = Nilai standard error dari variabel independen Uji t digunakan untuk mengetahui apakah pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikatnya signifikan atau tidak. Uji t digunakan untuk menguji apakah hipotesis yang digunakan diterima atau ditolak, yaitu Disiplin kerja dan pengawasan kerja secara parsial berpengaruh terhadap produktivitas kerja pegawai Dinas Pendidikan di Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, dengan tingkat kepercayaan (confidence interval) 95% atau α = 5%. Di sini t
Hitung
akan dibandingkan
dengan t Tabel dengan syarat sebagai berikut: 1. Jika t hitung < t tabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak. 2. Jika t hitung > t tabel maka, H0 ditolak dan Ha diterima.
Universitas Sumatera Utara
Kriteria pengujian hipotesis untuk uji parsial adalah sebagai berikut: 1. Pengaruh variabel disiplin kerja terhadap produktivitas kerja. H0 : bi = 0. Artinya, disiplin kerja secara parsial tidak berpengaruh terhadap produktivitas kerja pegawai Dinas Pendidikan di Kabupaten Simeulue
Provinsi
Nanggroe Aceh Darussalam. Ha : bi ≠ 0. Artinya, disiplin kerja secara parsial berpengaruh terhadap produktivitas kerja pegawai Dinas Pendidikan di Kabupaten Simeulue
Provinsi
Nanggroe Aceh Darussalam. 2. Pengaruh variabel pengawasan kerja terhadap produktivitas kerja. H0 : bi = 0. Artinya, pengawasan kerja secara parsial tidak berpengaruh terhadap produktivitas kerja pegawai Dinas Pendidikan di Kabupaten Simeulue
Provinsi
Nanggroe Aceh Darussalam. Ha : bi ≠ 0. Artinya, pengawasan kerja secara parsial berpengaruh terhadap produktivitas kerja pegawai Dinas Pendidikan di Kabupaten Simeulue
Provinsi
Nanggroe Aceh Darussalam.
III.8.2. Model Analisis Data Hipotesis Kedua
Model analisis data hipotesis kedua bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengawasan kerja, dan perhatian pimpinan terhadap disiplin kerja pegawai Dinas Pendidikan di Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, maka peneliti menggunakan analisis regresi berganda (multiple regression analysis) dengan persamaan sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Y = a + b1X1 + b2X2 + e Dimana : Y
= Disiplin kerja
a
= Konstanta
b1 ; b2 = Koefisien regresi variabel indenpenden X1
= Kemampuan para pegawai
X2
= Perhatian pimpinan kepada para pegawai
e
= Variabel yag tidak diteliti
Selanjutnya, pengaruh variabel independent terhadap variabel dependent diuji dengan tingkat kepercayaan (Confidence interval) 95% atau α = 5%. Kriteria pengujian hipotesis untuk uji serempak (simultan) adalah sebagai berikut: H0 : b1, b2 = 0 ( kemampuan pegawai dan perhatian pimpinan kepada para pegawai secara simultan tidak berpengaruh terhadap Disiplin kerja pegawai Dinas Pendidikan di Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam). Ha : b1, b2 ≠ 0 ( kemampuan pegawai dan perhatian pimpinan kepada para pegawai secara simultan berpengaruh terhadap Disiplin kerja pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam). Untuk menguji apakah hipotesis dapat diterima atau ditolak maka dapat digunakan uji statistik F (Uji F) dengan rumusan sebagai berikut: F=
Mean Square regression Mean Square Error
Universitas Sumatera Utara
Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah variabel bebas secara bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat. Dalam hal ini F
Hitung
dibandingkan
dengan F Tabel, dengan syarat sebagai berikut: 1. Jika F hitung < F tabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak. 2. Jika F hitung > F tabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima. Untuk melihat kemampuan variabel bebas dalam menerangkan variabel terikat dapat diketahui dari besarnya koefisien determinasi berganda (R 2 ) . Dengan kata lain, nilai koefisien R 2 digunakan untuk mengukur besarnya sumbangan variabel bebas terhadap variasi variabel terikatnya. Jika R 2 diperoleh dari hasil perhitungan semakin besar atau mendekati 1 maka dapat dikatakan bahwa sumbangan dari variabel bebas terhadap variasi variabel terikat semakin besar. Berarti model yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan variabel terikatnya. Sebaliknya, jika R 2 semakin kecil atau mendekati 0 maka dapat dikatakan bahwa sumbengan dari variabel bebas terhadap variasi variabel terikat semakin kecil. Hal ini berarti model yang digunakan semakin lemah untuk menjelaskan variasi veriabel terikatnya. Secara umum dapat dikatakan bahwa besarnya koefisien determinasi berganda (R 2 ) berada di antara 0 dan 1 atau 0 ≤ R 2 ≤ 1. Kemudian, apabila hipotesis kedua diterima, maka dilanjutkan dengan melakukan uji parsial yang lebih dikenal dengan Uji t (t-test) dengan rumus sebagai berikut: t=
bi sbi
Universitas Sumatera Utara
Dengan: bi = Nilai koefisien variabel independen Sbi = Nilai standard error dari variabel independen Uji t digunakan untuk mengetahui apakah pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikatnya signifikan atau tidak. Uji t digunakan untuk menguji apakah hipotesis yang digunakan diterima atau ditolak, yaitu kemampuan para pegawai dan perhatian pimpinan kepada para pegawai secara parsial berpengaruh terhadap Disiplin kerja pegawai Dinas Pendidikan di Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, dengan tingkat kepercayaan (confidence interval) 95% atau α = 5%. Di sini t Hitung
akan dibandingkan dengan t Tabel dengan syarat sebagai berikut:
3. Jika t hitung < t tabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak. 4. Jika t hitung > t tabel maka, H0 ditolak dan Ha diterima. Kriteria pengujian hipotesis untuk uji parsial adalah sebagai berikut: 1. Pengaruh variabel kerja terhadap disiplin kerja. H0 : bi = 0. Artinya, kemampuan pegawai secara parsial tidak berpengaruh terhadap disiplin kerja pegawai Dinas Pendidikan di Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Ha : bi ≠ 0. Artinya, kemampuan pegawai secara parsial berpengaruh disiplin kerja pegawai Dinas Pendidikandi Kabupaten Simeulue
terhadap
Provinsi Nanggroe
Aceh Darussalam.
Universitas Sumatera Utara
2. Pengaruh variabel perhatian pimpinan kepada para pegawai terhadap disiplin kerja. H0 : bi = 0. Artinya, perhatian pimpinan kepada para pegawai secara parsial tidak berpengaruh terhadap disiplin kerja pegawai Dinas Pendidikan di Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Ha : bi ≠ 0. Artinya,
perhatian pimpinan kepada para pegawai secara parsial
berpengaruh terhadap disiplin kerja pegawai Dinas Pendidikan di Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.
III.9. Pengujian Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang ditetapkan telah dapat dilakukan analisis dan melihat apakah model prediksi yang dirancang telah dapat dimasukkan ke dalam serangkaian data, maka perlu dilakukan pengujian data. Hal ini sering disebut uji asumsi klasik yang di dalamnya
termasuk
pengujian
normalitas,
multikolinearitas,
dan
heteroskedastisitas.
III.9.1. Uji Normalitas
Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah distribusi data mengikuti atau mendekati distribusi normal. Distribusi data dengan bentuk gunung yang simetris. Data yang baik adalah data yang mempunyai pola seperti distribusi normal. Yaitu distribusi data tersebut tidak condong ke kiri ataupun ke kanan. Uji normalitas pada multivariate sebenarnya sangat kompleks, karena dilakukan pada seluruh variabel, dengan logika jika secara bersama-sama variabel-variabel tersebut dapat juga dianggap
Universitas Sumatera Utara
memenuhi asumsi normalitas. Selanjutnya, pengujian normalitas dilakukan dengan melihat grafik normal plot. Kriteria pengujiannya, adalah sebagai berikut: 1. Jika angka signifikan lebih besar dari 0,05 maka data mempunyai distribusi normal. 2. Jika angka signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka data tidak mempunyai distribusi normal.
III.9.2. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji
apakah dalam model regresi
ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas (independent). Multikolinieritas terjadi jika variabel-variabel bebas saling berkorelasi. Hal ini, mengubah kesalahan baku pendugaan dan bias yang menyebabkan kesimpulan yang salah. Menurut Ghozali (2005), “Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas”. Selanjutnya, jika terjadi multikolinieritas apabila nilai korelasi antara variabel indenpenden di dalam koefisien bersamaan regresi yang dapat dilihat lewat matrik korelasi lebih tinggi dari 0,8. dengan melihat korelasi Variance Inflantion Factor (VIF). Pedoman suatu model regresi yang bebas multikolinearitas,
adalah: mempunyai VIF < 10 dan mempunyai angka toleransi > 0,1 (Ghozali, 2005).
III.9.3.Uji Heteroskedastisitas
Uji ini dilakukan untuk melihat variabel yang dibatasi oleh nilai tertentu dari variabel
bebas
konstan,
atau
sama
untuk
seluruh
observasi.
Kondisi
heteroskedastisitas terjadi bila (σ ) dari variabel tidak bebas meningkat sebagai
Universitas Sumatera Utara
akibat meningkatnya varian variabel bebas, maka varian variabel bebas tidak sama. Apabila terjadi heteroskedastisitas maka penafsir koefisien regresi menjadi tidak efisien. Selanjutnya, uji heteroskedastisitas dibutuhkan apabila kesalahan atau residual dari model-model yang diamati tidak memiliki varian dari suatu observasi ke observasi lain. Gejala heteroskedastisitas dapat diuji dengan menggunakan metode grafik, yaitu dengan melihat ada tidaknya pola tertentu yang tergambar pada scartterplot. Jika tergambar pola tertentu yang teratur atau bergelombang melebar kemudian menyempit, maka telah terjadi heteroskedastisitas. Kemudian, jika tidak ada pola yang jelas serta titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y maka tidak terjadi heteroskedastisitas. (Santoso, 2001).
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
IV.1. Hasil Penelitian IV.1.1. Sejarah Singkat Dinas Pendidikan di Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam
Sebelum tahun 1965 pulau Simeulue merupakan salah satu wilayah kewedanaan dari Kabupaten Aceh Barat. Dan pada tahun 1966 bagian dari wilayah Pembantu Bupati atau Perwakilan Kabupaten Aceh Barat. pada waktu itu Dinas Pendidikan bernama Kepala Perwakilan Cabang VI Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kecamatan dipimpin oleh Bapak Syamsuir. Selanjutnya pada tahun 2000 Dinas Pendidikan dipimpin oleh Bapak Drs. Hanafiah dan pada waktu itu Dinas Pendidikan bernama Suku Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kecamatan. Selanjutnya, rentang antara tahun 2000 hingga tahun 2002 Dinas Pendidikan mengalami peubahan nama yang semula bernama Suku Dinas Pendidikan dan Kebudayaan menjadi Dinas Pendidikan dan Kebudayaaan Kecamatan. Selanjutnya, dengan Peraturan Pemerintah Nomor 53 tahun 1996 pulau Simeulue diresmikan menjadi daerah Administratif, baru kemudian melalui Undangundang Nomor 48 tahun 1999 tanggal 12 Oktober 1999 status Simeulue berubah menjadi Kabupaten Simeulue yang Definitif bersamaan dengan Kabupaten Bireun. Sejak menjadi Kabupaten Definitif, pemerintah daerah telah memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus daerahnya sendiri termasuk pembangunan di bidang pendidikan. Sejak terbentuknya Dinas Pendidikan Kabupaten Simeulue tahun 2002
Universitas Sumatera Utara
untuk sementara kegiatan pegawai kantor Dinas Pendidikan Simeulue dilaksanakan di bekas
kantor
Departemen
Pendidikan
dan
Kebudayaan
Kecamatan
(Kandepdikbudcam) dan pada waktu itu Dinas Pendidikan dipimpin oleh Bapak Drs. Yunan T. Dari tahun 2002 sampai dengan tahun 2006 dan pada waktu itu Dinas Pendidikan bernama Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Simeulue. Pada awal terbentuknya Pemerintahan Simeulue dan mulai melaksanakan berbagai kegiatan termasuk di bidang pendidikan, namun pada tanggal 2 Nopember 2002 bencana alam gempa bumi yang berkekuatan 7,6 SR tiba-tiba melanda seluruh wilayah Kabupaten Simeulue, banyak bangunan yang mengalami kerusakan termasuk Kantor Dinas Pendidikan mengalami kerusakan yang amat berat. Meskipun Kantor Dinas Pendidikan dan hancur namun pegawai Dinas Pendidikan tetap bekerja dengan semangat dan giat dalam bekerja demi pendidikan di Kabupaten Simeulue tetap berjalan. Pasca bencana alam gempa bumi, pada tahun 2002 sampai dengan tahun 2004 perkembangan pendidikan mengalami peningkatan. Namun, kondisi ini terpaksa berubah secara mendadak, karena pada tanggal 26 Desember 2004 bencana alam gempa bumi dan Tsunami kembali memporakporandakan hampir semua sarana dan prasarana pemerintahan termasuk Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Simeulue. Tak berapa lama kemudian, tepat pada tanggal 28 Maret 2005 bencana alam gempa bumi berkekuatan 7,8 SR kembali mengguncang Kabupaten Simeulue, akibatnya terjadi kerusakan dan Kantor Dinas Pendidikan kembali mengalami kerusakan yang amat berat sehingga kegiatan dinas terpaksa pindah ke kantor Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) di Suak Buluh yang kebetulan gedung tersebut belum digunakan. Dan
Universitas Sumatera Utara
kantor Dinas Pendidikan telah selesai dibangun oleh BRR hingga kegiatan pegawai kantor dapat kembali dilaksanakan di tempat semula yaitu di Jalan Baru No. 8 Sinabang dan suasana baru yang diharapkan dapat memberikan motivasi bagi pegawainya dalam melaksanakan tugas. Selanjutnya, pada tahun 2006 Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Simeulue berubah menjadi Dinas Pendidikan Kabupaten Simeulue dan pada tahun tersebut Dinas Pendidikan Kabupaten Simeulue dipimpin oleh Bapak Drs. Hasbi selama tahun 2006 sampai dengan 2008. kemudian, pada tanggal 8 Pebruari 2008 sampai dengan sekarang Dinas Pendidikan Kabupaten Simeulue dipimpin oleh Bapak Drs. Naskah Bin Kamar. Dokumen rencana dan Strategi Dinas Pendidikan ini disusun dengan berlandaskan pada beberapa peraturan perundang-undangan, yaitu: tentang 1. Undang-undang Nomor 48 tahun 1999 tentang pembentukan Kabupaten Simeulue, 2. Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional, 3. Undang-undang Nomor 1 tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara, 4. Undang-undang Nomor 15 tahun 2004 tentang Pembendaharaan Negara, 5. Undang-undang Nomor 25 tahun 2004 tentang sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, 6. Undang-undang Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, 7. Undang-undang Nomor 11 tahun 2006 tentang Pemerintah Aceh, 8. Peraturan Mentri Dalam Negeri Nomor 13 tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, 9. Qanun Provinsi NAD Nomor 23 tahun 2006 tentang Penyelenggaraan
Universitas Sumatera Utara
Pendidikan di Provinsi NAD, 10. Qanun Kabupaten Simeulue Nomor 7 tahun 2007 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pendidikan.
IV.1.2. Visi dan Misi Dinas Pendidikan di Kabupaten Simeulue
IV.1.2.1. Visi dinas pendidikan di kabupaten Simeulue Visi Dinas Pendidikan Kabupaten Simeulue adalah “terwujudnya pendidikan yang merata dan bernuansa Islami menuju Simeulue tinggal landas 2013.” IV.1.2.2. Misi dinas pendidikan di kabupaten Simeulue 1.
Meningkatkan jumlah sarana dan prasarana pendidikan yang lengkap dan merata. Hal ini dilakukan melalui peningkatan sarana dan prasarana baik mutu maupun jumlah yang memenuhi standard pelayanan minimal sarana dan prasarana pendidikan sesuai dengan target dan capaian mutu jenjang/satuan pendidikan yang akan dicapai. Dan mengoptimalkan penggunaan sarana dan prasarana pendidikan yang tersedia.
2.
Mencukupi kebutuhan tenaga guru profesional. Hal ini dapat dilakukan dengan mengusul kepada Pemerintah Daerah supaya melakukan penambahan jumlah guru yang sesuai dengan bidangnya secara bertahap sehingga pada tahun 2013 diharapkan tenaga guru profesional dapat tercukupi.
3.
Meningkatkan kualitas profesional tenaga guru yaitu meningkatkan kinerja aparatur dan pengelola pendidikan dalam rangka memberikan pelayanan yang prima kepada masyarakat. Hal ini dilakukan melalui peningkatan kemampuan, pengetahuan, ketrampilan dan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yaitu
Universitas Sumatera Utara
dengan mengadakan program pelatihan dan program menyekolahkan kembali guru-guru yang ada supaya mutu guru-guru yang ada bertambah lebih baik sehingga terwujud aparatur dan pengelola pendidikan yang berakhlak mulia, memiliki idealisme tinggi, profesional, memiliki jiwa inovasi, kreasi dan entrepreneur dalam pengelolaan pendidikan, berjiwa abdi negara dan abdi masyarakat sesuai bidang tugas masing-masing. 4.
Meningkatkan kualitas pelayanan tenaga pendidikan, yaitu dengan meningkatkan kinerja pengelola pendidikan yang berbasis masyarakat. Hal ini dilakukan melalui peningkatan dan pemberdayaan potensi masyarakat dalam rangka menunjang peningkatan dan penyelenggaraan pendidikan oleh masyarakat terhadap penyediaan tenaga pengelola pendidikan, sarana dan prasarana pendidikan yang memenuhi standar pelayanan minimal.
IV.1.3. Struktur Organisasi Dinas Pendidikan di Kabupaten Simeulue
Pada umumnya setiap organisasi/instansi mempunyai struktur organisasi yang berbeda menurut kegiatan usahanya. Struktur organisasi merupakan faktor yang memegang peranan penting sebagai petunjuk dalam pembagian tugas dan tanggung jawab dari tiap bagian, serta diperlukan untuk mencegah terjadinya kesalahankesalahan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dari tiap bagian. Selain itu struktur organisasi dapat berfungsi sebagai upaya untuk mencapai lancarnya kegiatan organisasi/instansi.
Universitas Sumatera Utara
Kepala Dinas
Sekretaris
Sub.Bag Umum dan Perlengkapan
Sub.Bag Kepgawaian
Bid. Program dan Pelaporan
Bid. Pend. Umum dan Kejuruan
Bid. Pengem dan Penb. Pendidikan
Bid. Tenaga Penedidikan
Seksi Data, Informasi, Standarisasi dan Akriditasi
Seksi Pendidikan Pra Sekolah, Dasar dan Madrasah
Seksi Sarana dan Prasarana Pendidikan
Seksi Pembinaan Tenaga Pendidikan
Seksi Penyusuanan Program
Seksi Pendidikan Menengah dan Kejuruan
Seksi Pembinaan Kurikulum
Seksi Pengembangan Profesi dan Prestasi
Seksi Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan
Seksi Pendidikan Luar Sekolah dan Dayah
Seksi Pembinaan Kesiswaan dan Pramuka
Seksi Pengendalian dan Pengawasan Sekolah
Kelompok Jabatan Fungsional
Sub.Bag Keuangan
UPTD
Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Simeulue
Gambar 4.1.
Struktur Organisasi Dinas Pendidikan Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam
Universitas Sumatera Utara
IV.1.4. Uraian Tugas Dinas Pendidikan di Kabupaten Simeulue
1.
Kepala Dinas Pendidikan Bertugas memimpin Dinas Pendidikan Kabupaten Simeulue dalam pelaksanaan kegiatan teknis dan administrasi sesuai ketentuan yang berlaku untuk mendukung tugas-tugas pokok Dinas Pendidikan Kabupaten Simeulue.
2.
Sekretaris Bertugas memimpin Bagian Tata Usaha dalam pelaksanaan kegiatan teknis dan administrasi sesuai ketentuan yang berlaku untuk mendukung tugas-tugas pokok Dinas Pendidikan Kabupaten Simeulue.
3.
Kepala Bidang Program dan Pelaporan Bertugas memimpin Bidang Program dan Pelaporan dalam pelaksanaan kegiatan teknis dan administrasi sesuai ketentuan yang berlaku untuk mendukung tugastugas pokok Dinas Pendidikan Kabupaten Simeulue.
4.
Kepala Bidang Pendidikan Umum dan Kejuruan Bertugas memimpin Bidang Pendidikan Umum dan Kejuruan dalam pelaksanaan kegiatan teknis dan administrasi sesuai ketentuan yang berlaku untuk mendukung tugas-tugas pokok Dinas Pendidikan Kabupaten Simeulue.
5.
Kepala Bidang Pengembangan dan Pembinaan Pendidikan Bertugas memimpin Bidang Pengembangan dan Pembinaan Pendidikan dalam pelaksanaan kegiatan teknis dan administrasi sesuai ketentuan yang berlaku untuk mendukung tugas-tugas pokok Dinas Pendidikan Kabupaten Simeulue.
Universitas Sumatera Utara
6.
Kepala Bidang Tenaga Pendidikan Bertugas memimpin Bidang Tenaga Pendidikan dalam pelaksanaan kegiatan teknis dan administrasi sesuai ketentuan yang berlaku untuk mendukung tugastugas pokok Dinas Pendidikan Kabupaten Simeulue.
IV.1.5. Karakteristik Responden
Karakteristik responden pada penelitian ini terdiri usia, jenis kelamin, pendidikan, dan lama bekerja. IV.1.5.1. Karakteristik responden berdasarkan usia Hasil pengumpulan data yang dilakukan pada 59 pegawai yang dijadikan sebagai responden diperoleh karakteristik responden berdasarkan usia dapat dilihat pada Tabel IV.1. berikut : Tabel IV.1. Karateristik Responden Berdasarkan Usia
No 1 2 3 4 5
Usia (Tahun) 18 – 25 26 – 35 36 – 45 46 – 55 > 55 Jumlah
Jumlah (Orang) 6 26 22 3 2 59
(%) 10,17 44,07 37,28 5,08 3,40 100
Sumber : Hasil Penelitian, 2010 (data diolah)
Berdasarkan Tabel IV.1. dapat dijelaskan bahwa sebagian besar usia pegawai di antara 26 tahun sampai 45 tahun dengan perincian usia 26 – 35 tahun sebanyak 26 orang (44,07%), dan 36 – 45 tahun sebanyak 22 orang (37,28%).
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan usia responden menyatakan bahwa pegawai yang bekerja di Dinas Pendidikan di Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam mayoritas pegawai yang masih produktif dan masih memiliki kesempatan untuk bekerja dengan baik dan berkarir. IV.1.5.2. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin Karakterisitik responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel IV.2. berikut : Tabel IV.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No
Jenis Kelamin
Jumlah (Orang)
(%)
1
Laki-Laki
33
55,93
2
Perempuan
26
44,07
Jumlah
59
100
Sumber : Hasil Penelitian, 2010 (data diolah)
Berdasarkan Tabel IV.2. dapat dijelaskan bahwa jenis kelamin responden yang bekerja di Dinas Pendidikan di Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam yang paling dominan adalah pegawai yang berjenis kelamin laki-laki yaitu 33 orang (55,93%), sedangkan pegawai yang berjenis kelamin perempuan berjumlah 26 orang
(44,07%).
Dengan demikian, menunjukkan bahwa jumlah
pegawai laki-laki di Dinas Pendidikan Kabupaten Simeulue lebih banyak jika dibandingkan dengan jumlah pegawai perempuan.
Universitas Sumatera Utara
IV.1.5.3. Karakteristik responden berdasarkan masa kerja Karakterisitik responden berdasarkan masa kerja dapat dilihat pada Tabel IV.3. berikut : Tabel IV.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja
1
Masa Kerja (Tahun) <5
Jumlah (Orang) 8
(%) 13,56
2
6 –10
19
32,20
3
11 – 15
22
37,29
4
16 – 20
8
13,56
5
> 20
2
3,39
No
Jumlah
59
Sumber : Hasil Penelitian, 2010 (data diolah)
Berdasarkan Tabel IV.3. dapat dijelaskan bahwa masa kerja pegawai yang bekerja di Dinas Pendidikan di Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam sangat bervariasi dan yang paling dominan adalah pegawai yang lama bekerja antara 11 tahun sampai dengan 15 tahun sebanyak 22 orang (37,29%) . Hal ini menunjukkan bahwa pegawai yang bekerja di Dinas Pendidikan di Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam telah memiliki pengalaman bekerja yang baik sehingga pegawai dapat berkembang dan memiliki karir di Dinas Pendidikan di Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.
Universitas Sumatera Utara
IV.1.5.4. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan Karakteristik responden berdasarkan pendidikan dapat dilihat pada Tabel IV.4. berikut : Tabel IV.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan No
Pendidikan
Jumlah (Orang) 40
(%) 67,80
1
SLTA
2
Diploma III
7
11,86
3
Strata 1
12
20,34
Jumlah
59
100
Sumber : Hasil Penelitian, 2010 (data diolah)
Berdasarkan Tabel IV.4. dapat dijelaskan bahwa latar belakang pendidikan pegawai Dinas Pendidikan di Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam yang paling dominan adalah pegawai yang memiliki latar belakang pendidikan SLTA yang berjumlah 40 orang (67,80), kemudian pegawai yang berlatar belakang Stara I (S-1) yang berjumlah 12 orang (20,34), dan yang terakhir pegawai yang latar belakang pendidikan Diploma III (D3) yaitu sebanyak 7 orang (11,34%). Hal ini mengindikasikan bahwa pegawai yang bekerja di Dinas Pendidikan di Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam yang terbanyak adalah berpendidikan SLTA.
Universitas Sumatera Utara
IV.2. Penjelasan Atas Variabel Penelitian Hipotesis Pertama IV.2.1. Penjelasan Responden Atas Variabel Disiplin Kerja (X1)
Tanggapan responden terhadap kuisioner yang diberikan untuk variabel Disiplin Kerja (X1) agar terlihat sistematis berikut ini disajikan data-data yang telah dikumpulkan ke dalam distribusi frekuensi. Untuk pertanyaan yang berkaitan dengan ketepatan waktu datang dan pulang bekerja, para pegawai Dinas Pendidikan di Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam sebagian besar menyatakan sangat tepat waktu sekali (5) yaitu sebanyak 8 orang (13,6%), kemudian menyatakan sangat tepat waktu (4) yaitu sebanyak 43 orang (72,9%) dan menyatakan tepat waktu (3) yaitu sebanyak 8 orang (13,6%). Hal ini berarti bahwa mayoritas pegawai menyatakan sangat tepat waktu datang dan pulang bekerja Dinas Pendidikan di Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam sangat tepat waktu dengan ketentuan waktu yang telah ditetapkan yaitu masuk pukul 8.00 WIB dan pulang pukul 16.45 WIB. Sedangkan responden yang memberikan jawaban tepat waktu untuk pegawai yang datang dan pulang bekerja menyatakan berdasarkan instruksi kedisiplinan Nasional pegawai harus taat dan patuh kepada kedisiplinan waktu. Untuk pertanyaan yang berkaitan dengan ketaatan peraturan/tata tertib yang ada, para pegawai Dinas Pendidikan di Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam sebagian besar menyatakan sangat taat sekali (5) yaitu sebanyak 8 orang (13,6%), kemudian yang menyatakan taat sekali (4) yaitu sebanyak 40 orang (67,8%) , dan menyatakan taat (3) sebayak 11 orang (18,6). Hal ini berarti bahwa mayoritas
Universitas Sumatera Utara
pegawai ketaatan atas peraturan/tata tertib yang ada yang diberikan oleh Dinas Pendidikan di Kabupaten Simeulue sangat taat, hal ini disebabkan karena dengan taat atas peraturan/tata tertib yang ada dapat melaksanakan tugas dengan baik dan terarah. Sedangkan yang menyatakan taat disebabkan karena peraturan merupakan seatu ketentuan yang setiap pegawai pada suatu instansi harus mematuhinya agar kedisiplinan terlaksana. Untuk pertanyaan yang berkaitan dengan kepatuhan atas instruksi dari atasan, para pegawai Dinas Pendidikan di Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam sebagian besar menyatakan sangat patuh sekali (5) yaitu sebanyak 6 orang (10,2%), kemudian yang menyatakan patuh sekali (4) yaitu sebanyak 46 orang (78,0%) , dan menyatakan patuh (3) sebanyak 7 orang (11,9). Hal ini berarti bahwa mayoritas pegawai kepatuhan
atas instruksi dari atasan, para pegawai Dinas
Pendidikan di Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam sangat patuh sekali. Hal ini berarti bahwa mayoritas pegawai kepatuhan atas instruksi dari atasan menyatakan patuh disebabkan karena
yang berkaitan denagan
sangat patuh. Sedangkan responden yang setiap instruksi atasan yang
sifatnya
membangun maka mereka berusaha untuk melakukannya dengan baik. Untuk pertanyaan yang berkaitan dengan kesesuaian antara kelengkapan pakaian seragam dengan ketentuan yang berlaku, para pegawai Dinas Pendidikan di Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam sebagian besar menyatakan sangat sesuai sekali (5) yaitu sebanyak 5 orang (8,5%), kemudian yang menyatakan sesuai sekali (4) yaitu sebanyak 43 orang (72,9%) , dan menyatakan
Universitas Sumatera Utara
sesuai (3) sebanyak 11 orang (18,6%). Hal ini berarti bahwa mayoritas pegawai yang berkaitan dengan kesesuain antara kelengkapan pakaian seragam dengan ketentuan yang berlaku bagi pegawai Dinas Pendidikan di Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam sangat sesuai, sebab dengan adanya pegawai memakai pakaian seragam maka dapat membedakan yang mana pegawai Dinas Pendidikan di Kabupaten Simeulue. Sedangkan responden yang menyatakan sesuai karena telah diatur sesuai dengan ketentuan yang berlaku di daerah Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Untuk pertanyaan yang berkaitan dengan kesesuaian antara penggunaan fasilitas/peralatan kerja dengan prosudur yang telah ditentukan, para pegawai Dinas Pendidikan di Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam sebagian besar menyatakan sangat sesuai sekali (5) yaitu sebanyak 6 orang (10,2%), kemudian yang menyatakan sesuai sekali (4) yaitu sebanyak 38 orang (64,4%) , menyatakan sesuai (3) sebanyak 14 orang (23,7%), dan kurang sesuai (2) sebanyak 1 orang (1,7%). Hal ini berarti bahwa mayoritas pegawai yang berkaitan dengan kesesuain antara penggunaan fasilitas/peralatan kerja dengan prosedur yang telah ditentukan bagi pegawai Dinas Pendidikan di Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam sangat sesuai, sebab dengan adanya fasilitas/ peralatan kerja yang memadai maka kegiatan kerja pegawai dapat berjalan dengan baik dan lancar. Sedangkan responden yang menyatakan kurang sesuai karena karena fasilitas yang digunakan tidak sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.
Universitas Sumatera Utara
Untuk pertanyaan yang berkaitan dengan kesesuaian antara pemeliharaan fasilitas/peralatan kerja dengan prosudur yang telah ditentukan, para pegawai Dinas Pendidikan di Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam sebagian besar menyatakan sangat sesuai sekali (5) yaitu sebanyak 7 orang (11,9%), kemudian yang menyatakan sesuai sekali (4) yaitu sebanyak 46 orang (78,0%) , dan menyatakan sesuai (3) sebanyak 6 orang (10,2%). Hal ini berarti bahwa mayoritas pegawai yang berkaitan dengan kesesuain antara pemeliharaan fasilitas/peralatan kerja dengan prosedur yang telah ditentukan bagi pegawai Dinas Pendidikan di Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam sangat sesuai karena pemeliharaan fasilitas/peralatan kerja adalah tanggung jawab pegawai dan untuk melancarkan tugas pegawai Dinas Pendidikan di Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Sedangkan responden yang menyatakan sesuai disebabkan karena dengan adanya pemeliharaan fasilitas maka pegawai dengan cepat dapat mengerjakan tugasnya dengan lancar.
IV.2.2. Penjelasan Responden Atas Variabel Pengawasan Kerja (X2)
Tanggapan responden terhadap kuisioner yang diberikan untuk variabel Pengawasan Kerja (X2) agar terlihat sistematis berikut ini disajikan data-data yang telah dikumpulkan ke dalam distribusi frekuensi. Untuk pertanyaan yang berkaitan dengan pengawasan kerja yang dilakukan atasan untuk memperbaiki ukuran atau standar pekerjaan, para pegawai Dinas Pendidikan di Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam sebagian
Universitas Sumatera Utara
besar menyatakan sangat baik sekali (5) yaitu sebanyak 7 orang (11,9%), kemudian menyatakan sangat baik (4) yaitu sebanyak 43 orang (72,9%) dan menyatakan baik (3) yaitu sebanyak 9 orang (15,3%). Hal ini berarti bahwa mayoritas pegawai menyatakan pengawasan kerja yang dilakukan atasan untuk memperbaiki ukuran standar pekerjaan sangat baik karena dengan adanya kontrol atau pengawasan kerja pegawai maka pegawai dapat terarah melakukan aktivitasnya sehari-hari di kantor dengan sangat baik. Sedangkan responden yang menyatakan baik disebabkan karena sebagai atasan di Dinas Pendidikan di Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam melakukan pengawasan kepada pegawainya. Untuk pertanyaan yang berkaitan dengan pengawasan kerja yang dilakukan atasan untuk mengadakan penilaian/ukuran pekerjaan, para pegawai Dinas Pendidikan di Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam sebagian besar menyatakan sangat baik sekali (5) yaitu sebanyak 7 orang (11,9%), kemudian menyatakan sangat baik (4) yaitu sebanyak 44 orang (74,6%) dan menyatakan baik (3) yaitu sebanyak 8 orang (13,6%). Hal ini berarti bahwa mayoritas pegawai menyatakan
pengawasan
kerja
yang
dilakukan
atasan
untuk
mengadakan
penilaian/ukuran pekerjaan sangat baik disebabkan karena dengan adanya penilaian pekerjaan pegawai yang dinilai dan berkordinasi dengan atasan maka pekerjaan dapat dikerjakan dengan benar dan dapat menjadi contoh pada pegawai lainnya. Untuk pertanyaan yang berkaitan dengan pengawasan kerja yang dilakukan atasan untuk membandingkan antara hasil pekerjaan dengan standar pekerjaan, para pegawai Dinas Pendidikan di Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh
Universitas Sumatera Utara
Darussalam sebagian besar menyatakan sangat baik sekali (5) yaitu sebanyak 6 orang (10,2%), kemudian menyatakan sangat baik (4) yaitu sebanyak 47 orang (79,7%) dan menyatakan baik (3) yaitu sebanyak 6 orang (10,2%). Hal ini berarti bahwa mayoritas pegawai
menyatakan
pengawasan
kerja
yang
dilakukan
atasan
untuk
membandingkan antara hasil pekerjaan dengan standar pekerjaan sangat baik karena dengan adanya standar pekerjaan yang sesuai dengan jabatan yang diembannya maka pegawai berusaha untuk melaksanakan pekerjaan dengan cepat. Sedangkan pegawai yang menyatakan sangat baik sekali disebabkan karena dengan adanya pengawasan atasan pada pegawai maka pegawai memahami hasil pekerjaan yang dilakukannya. Selanjutnya responden yang menyatakan baik disebabkan karena pengawasan adalah tanggung jawab atasan agar terlaksana pekerjaan pegawai dengan baik. Untuk pertanyaan yang berkaitan dengan pengawasan kerja yang dilakukan atasan untuk mengadakan perbaikan atas penyimpangan, para pegawai Dinas Pendidikan di Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam sebagian besar menyatakan sangat baik sekali (5) yaitu sebanyak 11 orang (18,6%), kemudian menyatakan sangat baik (4) yaitu sebanyak 43 orang (72,9%) dan menyatakan baik (3) yaitu sebanyak 4 orang (6,8%), dan menyatakan kurang baik (2) yaitu sebanyak 1 orang (1,7). Hal ini berarti bahwa mayoritas pegawai menyatakan pengawasan kerja yang dilakukan atasan untuk mengadakan perbaikan atas penyimpangan pekerjaan sangat baik disebabkan karena pengawasan kerja yang dilakukan atasan terhadap pegawainya maka semua pekerjaan yang telah diprogramkan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Sedangkan responden yang menyatakan kurang baik
Universitas Sumatera Utara
disebabkan karena atasan kurang mengawasi pekerjaan dengan baik sehingga perbaikan pekerjaan mengalami keterlambatan. IV.2.3. Penjelasan Responden Atas Variabel Produktivitas Kerja (Y)
Tanggapan responden terhadap kuisioner yang diberikan untuk variabel Produktivitas Kerja (Y) agar terlihat sistematis berikut ini disajikan data-data yang telah dikumpulkan ke dalam distribusi frekuensi. Untuk pertanyaan yang berkaitan dengan ketepatan waktu pegawai dalam bekerja, para pegawai Dinas Pendidikan di Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam sebagian besar menyatakan sangat tepat sekali (5) yaitu sebanyak 6 orang (10,2%), kemudian menyatakan sangat tepat (4) yaitu sebanyak 48 orang (81,4%) dan menyatakan tepat (3) yaitu sebanyak 5 orang (8,5%). Hal ini berarti bahwa mayoritas pegawai menyatakan dengan ketepatan waktu pegawai dalam bekerja di Dinas Pendidikan di Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam sangat tepat disebabkan karena pegawai yang melakukan pekerjaan dengan tepat waktu maka pekerjaan yang telah ditetapkan oleh atasan dapat dikerjakan dengan secepat mungkin sehingga pekerjaan yang lain dapat dikerjakan. Sedangkan responden yang menyatakan tepat disebabkan karena pegawai harus melaksanakan pekerjaan dengan tepat waktu. Untuk
pertanyaan
yang
berkaitan
dengan
ketelitian
pegawai
dalam
menyelesaikan pekerjaan, para pegawai Dinas Pendidikan di Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam sebagian besar menyatakan sangat teliti sekali (5) yaitu sebanyak 6 orang (10,2%), kemudian menyatakan sangat teliti (4) yaitu
Universitas Sumatera Utara
sebanyak 47 orang (79,7%) dan menyatakan teliti (3) yaitu sebanyak 6 orang (10,2%). Hal ini berarti bahwa mayoritas pegawai menyatakan ketelitian pegawai dalam menyelesaikan pekerjaan di Dinas Pendidikan di Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam sangat teliti karena pegawai yang bekerja sangat teliti maka pekerjaan mereka tepat sasaran dan tidak banyak yang salah dalam melakukan pekerjaan. Sedangkan responden yang menyatakan teliti dalam menyelesaikan pekerjaan maka pekerjaannya cepat selesai dan baik. Untuk pertanyaan yang berkaitan dengan upaya yang dilakukan pegawai dalam mencapai target kerja yang telah ditentukan, para pegawai Dinas Pendidikan di Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam sebagian besar menyatakan sangat berupaya sekali (5) yaitu sebanyak 6 orang (10,2%), kemudian menyatakan sangat berupaya (4) yaitu sebanyak 49 orang (83,1%) dan menyatakan berupaya (3) yaitu sebanyak 4 orang (6,8%). Hal ini berarti bahwa mayoritas pegawai menyatakan upaya yang dilakukan pegawai dketelitian pegawai dalam menyelesaikan pekerjaalam mencapai target kerja yang telah ditentukan di Dinas Pendidikan di Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam sangat berupaya. Sedangkan responden yang menyatakan berupaya disebabkan karena pekerjaan yang telah ditetapkan dapat dilaksanakan dengan baik sehingga target yang telah ditetapkan dapat dipenuhi. Untuk pertanyaan yang berkaitan dengan kecepatan kerja pegawai dalam menyelesaikan pekerjaan, para pegawai Dinas Pendidikan di Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam sebagian besar menyatakan sangat cepat sekali
Universitas Sumatera Utara
(5) yaitu sebanyak 8 orang (13,6%), kemudian menyatakan sangat cepat (4) yaitu sebanyak 41 orang (69,5%) dan menyatakan cepat (3) yaitu sebanyak 10 orang (16,9%). Hal ini berarti bahwa mayoritas pegawai menyatakan kecepatan kerja pegawai dalam menyelesaikan pekerjaan di Dinas Pendidikan di Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam sangat cepat, sebab dengan kecepatan kerja dalam menyelesaikan tugas maka pekerjaan yang lain dapat dikerjakan. Sedangkan responden yang menyatakan cepat disebabkan karena pekerjaan yang dikerjakan dengan cepat maka akan memberi contoh kepada pegawai yang lainnya di Dinas Pendidikan di Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Untuk pertanyaan yang berkaitan dengan pelaksanaan kerja pegawai dalam mengikuti instruksi kerja yang telah diberikan oleh atasan, para pegawai Dinas Pendidikan di Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam sebagian besar menyatakan sangat mengikuti sekali (5) yaitu sebanyak 5 orang (11,9%), kemudian menyatakan sangat mengikuti (4) yaitu sebanyak 47 orang (79,7%) dan menyatakan mengikuti (3) yaitu sebanyak 7 orang (11,9%). Hal ini berarti bahwa mayoritas pegawai menyatakan pelaksanaan kerja pegawai dalam mengikuti instruksi kerja yang telah diberikan oleh atasan di Dinas Pendidikan di Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam sangat mengikuti karena dengan mengikuti instruksi kerja dari atasan maka pekerjaan yang diberikan atasan dapat dilaksanakan dengan instruksi yang diberikan. Sedangkan responden yang menyatakan mengikuti disebabkan karena sebagai bawahan harus siap setiap instruksi yang diberikan atasan.
Universitas Sumatera Utara
Untuk
pertanyaan
yang
berkaitan
dengan
inisiatif
pegawai
dalam
menyelesaikan pekerjaan, para pegawai Dinas Pendidikan di Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam sebagian besar menyatakan sangat berinisiatif sekali (5) yaitu sebanyak 5 orang (8,5%), kemudian menyatakan sangat mengikuti (4) yaitu sebanyak 49 orang (83,1%) dan menyatakan mengikuti (3) yaitu sebanyak 5 orang (8,5%). Hal ini berarti bahwa mayoritas pegawai menyatakan inisiatif pegawai dalam menyelesaikan pekerjaan di Dinas Pendidikan di Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam sangat berinisiatif sehingga tidak ada pekerjaan yang terlambat dikerjakan. Sedangkan responden yang menyatakan berinisiatif disebabkan karena pekerjaan yang dilakukan dengan inisiatif yang baik maka akan berdampak baik terhadap pekerjaan yang telah ditetapkan. Untuk pertanyaan yang berkaitan dengan tingkat kerajinan pegawai dalam menyelesaikan pekerjaan, para pegawai Dinas Pendidikan di Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam sebagian besar menyatakan sangat rajin sekali (5) yaitu sebanyak 8 orang (13,6%), kemudian menyatakan sangat rajin (4) yaitu sebanyak 40 orang (67,8%) dan menyatakan rajin (3) yaitu sebanyak 11orang (18,6%). Hal ini berarti bahwa mayoritas pegawai menyatakan tingkat kerajinan pegawai dalam menyelesaikan pekerjaan di Dinas Pendidikan di Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam sangat rajin. Sedangkan responden yang menyatakan rajin disebabkan karena sudah menjadi tanggung jawab pegawai untuk bekerja rajin dalam menyelesaikan pekerjaan mereka.
Universitas Sumatera Utara
Untuk pertanyaan yang berkaitan dengan kemampuan kerjasama pegawai selama ini dengan rekan-rekan kerja, para pegawai Dinas Pendidikan di Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam sebagian besar menyatakan sangat berkemampuan sekali (5) yaitu sebanyak 6 orang (10,2%), kemudian menyatakan sangat berkemampuan (4) yaitu sebanyak 46 orang (78,0%) dan menyatakan berkemampuan (3) yaitu sebanyak 7orang (11,9%). Hal ini berarti bahwa mayoritas pegawai menyatakan kemampuan kerjasama pegawai selama ini dengan rekan-rekan sekerja di Dinas Pendidikan di Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam sangat berkemampuan sekali dengan rekan-rekan kerja dalam membantu menyelesaikan
pekerjaan.
Sedangkan
responden
yang
menyatakan
mampu
disebabkan karena dengan adanya kerjasama yang baik maka semua persoalan yang dihadapi dengan rekan-rekan kerja dapat diatasi. Untuk pertanyaan yang berkaitan dengan loyalitas pegawai selama ini kepada organisasi/ instansi, para pegawai Dinas Pendidikan di Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam sebagian besar menyatakan sangat loyal sekali (5) yaitu sebanyak 5 orang (8,5%), kemudian menyatakan sangat loyal (4) yaitu sebanyak 48 orang (81,4%) dan menyatakan loyal (3) yaitu sebanyak 6 orang (10,2%). Hal ini berarti bahwa mayoritas pegawai menyatakan loyalitas pegawai selama ini kepada organisasii/instansi di Dinas Pendidikan di Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam sangat loyal. Sedangkan responden yang menyatakan loyal disebabkan karena Dinas Pendidikan di Kabupaten Simeulue sebagai tempat mereka bekerja dalam melaksanakan tugas sehari-hari.
Universitas Sumatera Utara
Untuk pertanyaan yang berkaitan dengan sikap pegawai dengan pegawai lain dalam bekerja, para pegawai Dinas Pendidikan di Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam sebagian besar menyatakan sangat baik sekali (5) yaitu sebanyak 11 orang (18,6%), kemudian menyatakan sangat baik (4) yaitu sebanyak 42 orang (71,2%) dan menyatakan baik (3) yaitu sebanyak 6 orang (10,2%). Hal ini berarti bahwa mayoritas pegawai menyatakan sikap pegawai dengan pegawai lain dalam bekerja di Dinas Pendidikan di Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam sangat baik sehingga pekerjaan yang dilaksanakan dapat dikerjakan dengan baik. Sedangkan responden yang menyatakan baik disebabkan karena sikap pegawai dengan pegawai lainnya harus baik-baik karena mereka sama-sama mengabdi pada negara. IV.3. Penjelasan Atas Variabel Penelitian Hipotesis Kedua V.3.1. Penjelasan Responden Atas Variabel Kemampuan Pegawai (X1)
Tanggapan responden terhadap kuisioner yang diberikan untuk variabel Kemampuan Pegawai (X1) agar terlihat sistematis berikut ini disajikan data-data yang telah dikumpulkan ke dalam distribusi frekuensi. Untuk pertanyaan yang berkaitan dengan kemampuan pegawai dalam merencanakan pekerjaan yang berikutnya, maka para pegawai Dinas Pendidikan di Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam sebagian besar menyatakan sangat mampu sekali (5) yaitu sebanyak 6 orang (10,2%), kemudian menyatakan sangat mampu (4) yaitu sebanyak 46 orang (78,0%) dan menyatakan mampu (3) yaitu sebanyak 7 orang (11,9%). Hal ini berarti bahwa mayoritas pegawai
Universitas Sumatera Utara
Dinas Pendidikan di Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam menyatakan sangat mampu dalam merencanakan pekerjaan berikutnya. Sedangkan responden yang menyatakan mampu dalam merencanakan pekerjaan berikutnya yang diberikan atasan. Untuk pertanyaan yang berkaitan dengan kemampuan pegawai dalam menangani dan menyelesaikan tugas tambahan yang diberikan, para pegawai Dinas Pendidikan di Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam sebagian besar menyatakan sangat mampu sekali (5) yaitu sebanyak 7 orang (11,9%), kemudian menyatakan sangat mampu (4) yaitu sebanyak 43 orang (72,9%) dan menyatakan mampu (3) yaitu sebanyak 9 orang (15,3%). Hal ini berarti bahwa mayoritas pegawai menyatakan kemampuan pegawai Dinas Pendidikan di Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dalam menangani dan menyelesaikan tugas tambahan sangat mampu. Sedangkan responden yang menyatakan mampu karena pegawai Dinas Pendidikan di Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam mampu menangani dan menyelesaikan tugas tambahan. Untuk pertanyaan yang berkaitan kesesuaian antara kemampuan pegawai dalam menyelesaikan tugas dengan keahlian pegawai, para pegawai Dinas Pendidikan di Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam sebagian besar menyatakan sangat sesuai sekali (5) yaitu sebanyak 3 orang (5,1%), kemudian menyatakan sangat sesuai (4) yaitu sebanyak 44 orang (74,6%) dan menyatakan sesuai (3) yaitu sebanyak 12 orang (20,3%). Hal ini berarti bahwa mayoritas pegawai menyatakan kesesuaian antara kemampuan pegawai dalam menyelesaikan tugas
Universitas Sumatera Utara
dengan keahlian pegawai di Dinas Pendidikan di Kabupaten Simeulue provinsi Nanggroe Aceh Darussalam sangat sesuai. Sedangkan responden yang menyatakan sesuai disebabkan karena kamampuan mereka dalam menyelesaikan tugas dengan keahlian sesuai dengan jabatan yang diberikan oleh atasan. Untuk pertanyaan yang berkaitan dengan kesesuaian antara kemampuan pegawai dalam penyelesaian tugas dengan standar kerja yang telah ditetapkan, para pegawai Dinas Pendidikan di Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam sebagian besar menyatakan sangat sesuai sekali (5) yaitu sebanyak 8 orang (13,6%), kemudian menyatakan sangat sesuai (4) yaitu sebanyak 40 orang (67,6%) dan menyatakan sesuai (3) yaitu sebanyak 11 orang (16,9%). Hal ini berarti bahwa mayoritas pegawai Dinas Pendidikan di Kabupaten Simeulue Provinsis Nanggroe Aceh Darussalam menyatakan kesesuai antara kemampuan pegawai dalam menyelesaikan tugas dengan standar kerja yang telah ditetapkan
sangat sesuai.
Sedangkan responden yang menyatakan sesuai antara kemampuan mereka dalam menyelesaikan tugas dengan standar kerja yang telah ditetapkan. Untuk pertanyaan yang berkaitan dengan kemampuan pegawai dalam membantu rekan kerjan menyelesaikan pekerjaan, para pegawai Dinas Pendidikan di Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam sebagian besar menyatakan sangat mampu sekali (5) yaitu sebanyak 7 orang (11,9%), kemudian menyatakan sangat mampu (4) yaitu sebanyak 39 orang (66,1%), menyatakan mengikuti (3) yaitu sebanyak 12 orang (20,3%), dan menyatakan kurang mampu (2) yaitu sebanyak 1 0rang (1,7%). Hal ini berarti bahwa mayoritas pegawai menyatakan
Universitas Sumatera Utara
kemampuan pegawai dalam membantu rekan kerja melesaikan tugas di Dinas Pendidikan di Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam sangat mampu. Sedangkan responden yang menyatakan kurang mampu disebabkan karena kurang memahami pekerjaan rekan kerjanya sehingga kurang mampu membantu rekan kerjanya dalam menyelesaikan pekerjaan. Untuk pertanyaan yang berkaitan dengan kecakapan pegawai dalam menuangkan gagasan untuk kemajuan pekerjaan, para pegawai Dinas Pendidikan di Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam sebagian besar menyatakan sangat cakap sekali (5) yaitu sebanyak 8 orang (13,6%), kemudian menyatakan sangat cakap (4) yaitu sebanyak 40 orang (67,8%) dan menyatakan cakap (3) yaitu sebanyak 11 orang (18,6%). Hal ini berarti bahwa mayoritas pegawai menyatakan kecakapan pegawai dalam menuangkan gagasan untuk kemajuan pekerjaan di Dinas Pendidikan di Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam sangat mampu. Sedangkan responden yang menyatakan cakap dalam menuangkan gagasan untuk kemajuan pekerjaan sehingga pekerjaan yang telah ditetapkan selesai dengan tepat waktu. Untuk pertanyaan yang berkaitan dengan tingkat pengetahuan pegawai dalam bekerja, para pegawai Dinas Pendidikan di Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam sebagian besar menyatakan sangat baik sekali (5) yaitu sebanyak 4 orang (6,8%), kemudian menyatakan sangat baik (4) yaitu sebanyak 40 orang (74,6%) dan menyatakan baik (3) yaitu sebanyak 11orang (18,6%). Hal ini berarti bahwa mayoritas pegawai menyatakan tingkat pengetahuan pegawai dalam bekerja di
Universitas Sumatera Utara
Dinas Pendidikan di Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam sangat baik dalam melaksanakan setiap pekerjaan yang diperintahkan kepadanya. Sedangkan responden yang menyatakan baik dengan pengetahuan pegawai Dinas Pendidikan di Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam baik dalam melaksanakan pekerjaan yang ditugaskan kepadanya.
IV.3.2. Penjelasan Responden Variabel Perhatian Pimpinan Kepada Para Pegawai (X2)
Tanggapan responden terhadap kuisioner yang diberikan untuk variabel Perhatian Pimpinan kepada Para Pegawai (X2) agar terlihat sistematis berikut ini disajikan data-data yang telah dikumpulkan ke dalam distribusi frekuensi. Untuk pertanyaan yang berkaitan dengan perhatian pimpinan kepada pegawai terutama dukungan penghargaan atas kerja keras selama bekerja di instansi, para pegawai Dinas Pendidikan di Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam sebagian besar menyatakan sangat perhatian sekali (5) yaitu sebanyak 7 orang (11,9%), kemudian menyatakan sangat perhatian (4) yaitu sebanyak 47 orang (79,7%) dan menyatakan perhatian (3) yaitu sebanyak 5 orang (8,5%). Hal ini berarti bahwa mayoritas pegawai menyatakan perhatian pimpinan kepada pegawai terutama dukungan penghargaan atas kerja keras selama bekerja di Dinas Pendidikan di Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam sangat perhatian. Sedangkan responden yang menyatakan perhatian pimpinan terhadap dukungan penghargaan pada pegawai sangat mendukung sehingga pegawai diperhatikan atas
Universitas Sumatera Utara
kerja kerasnya selam bekerja di Dinas Pendidikan di Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Untuk pertanyaan yang berkaitan dengan perhatian pimpinan yang berkaitan dengan kesempatan untuk pegawai yang dipromosikan dalam jabatan, para pegawai Dinas Pendidikan di Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam sebagian besar menyatakan sangat perhatian sekali (5) yaitu sebanyak 6 orang (10,2%), kemudian menyatakan sangat perhatian (4) yaitu sebanyak 43 orang (72,9%), menyatakan perhatian (3) yaitu sebanyak 10 orang (16,9%), dan menyatakan kurang mampu (2) yaitu sebanyak 1 0rang (1,7%). Hal ini berarti bahwa mayoritas pegawai menyatakan perhatian pimpinan yang berkaitan dengan kesempatan untuk pegawai yang dipromosikan dalam jabatan di Dinas Pendidikan di Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam sangat perhatian. Sedangkan responden yang menyatakan perhatian terhadap promosi dalam jabatan. Untuk pertanyaan yang berkaitan dengan perhatian pimpinan memberikan jalan keluar kepada pegawai yang mempunyai permasalahan sehubungan dengan pekerjaan, para pegawai Dinas Pendidikan di Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam sebagian besar menyatakan sangat perhatian sekali (5) yaitu sebanyak 5 orang (8,5%), kemudian menyatakan sangat perhatian (4) yaitu sebanyak 49 orang (83,1%) dan menyatakan perhatian (3) yaitu sebanyak 5 orang (8,5%). Hal ini berarti bahwa mayoritas pegawai menyatakan perhatian pimpinan memberikan jalan ke luar kepada pegawai yang mempunyai permasalahan di Dinas Pendidikan di Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam sangat perhatian.
Universitas Sumatera Utara
Untuk pertanyaan yang berkaitan dengan perhatian pimpinan kepada pegawai yang menyampaikan keluhan/permasalahan sehubungan dengan pekerjaan pegawai, para pegawai Dinas Pendidikan di Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam sebagian besar menyatakan sangat perhatian sekali (5) yaitu sebanyak 8 orang (13,6%), kemudian menyatakan sangat perhatian (4) yaitu sebanyak 44 orang (74,6%) dan menyatakan perhatian berarti
bahwa
mayoritas
pegawai
(3) yaitu sebanyak 7orang (11,9%). Hal ini menyatakan
perhatian
pimpinan
dalam
mendengarkan keluhan/permasalahan sehubungan dengan pekerjaan pegawai di Dinas Pendidikan di Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam sangat perhatian.
IV.4. Hasil Uji Asumsi Klasik
Sebelum melakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi klasik yang dimaksudkan untuk memastikan bahwa model regresi linear berganda dapat digunakan atau tidak. Apabila uji asumsi klasik telah terpenuhi, alat uji statistik linear berganda dapat dipergunakan.
IV.4.1. Hasil Uji Normalitas Hipotesis Pertama
pengujian normalitas data bertujuan untuk menguji apakah model regresi antara variabel dependen dan variabel independen keduanya memiliki berdistribusi normal atau tidak, dalam hal ini dapat dilihat dengan menggunakan normal histogram dan pplot. Data dalam keadaan normal apabila distribusi data normal yang tidak condong
Universitas Sumatera Utara
ke kiri dan ke kanan histogram. Selain dengan metode grafik juga dapat digunakan analisis statistik dengan menggunakan pendekatan Kolmogorv-Smirov. 1. Pendekatan Grafik
Hasil pengujian normalitas dengan menggunakan analisis grafik dilihat pada gambar 4.2. sebagai berikut: Histogram
Dependent Variable: Produktivitas
20
Frequency
15
10
5
Mean = 1.45E-15 Std. Dev. = 0.983 N = 59
0 -3
-2
-1
0
1
2
3
Regression Standardized Residual
Sumber : Hasil Penelitian, 2010
Gambar 4.2. Uji Normalitas
Berdasarkan grafik di atas dapat disimpulkan bahwa distribusi data normal karena grafik histogram menunjukkan pola distribusi normal maka model regresi memenuhi asumsi normalitas dan sebaliknya jika data menyebar jauh dari garis
Universitas Sumatera Utara
diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi data normal yang tidak menceng kanan maupun menceng kiri. Jadi, berarti Ho diterima yang berarti data residual berdistribusi normal.
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Dependent Variable: Produktivitas 1.0
Expected Cum Prob
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0 0.0
0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
Observed Cum Prob
Sumber : Hasil Penelitian, 2010
Gambar 4.3. Uji Normalitas
Berdasarkan gambar 4.3. dapat dilihat bahwa penyebaran data berada pada sekitar garis diagonal yang mengikuti garis arah diagonal, maka nilai residual tersandarisasi. Dengan demikian, maka model regresi hipotesis pertama tersebut memenuhi asumsi normalitas.
Universitas Sumatera Utara
2. Pendekatan Kolmogorv – Smirnov
Analisis statistik dengan menggunakan uji Kolmogorov – Smirnov (K-S), seperti terlihat pada Tabel IV.5. berikut ini: Tabel IV.5. Uji Kolmogorov – Smirnov (K-S) Unstandardiz ed Residual 59
N Normal Parameters
a,b
Mean Std. Deviation
Most Extreme Differences
Absolute
.0000000 1.64816072 .149
Positive
.149
Negative
-.124
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)
1.141 .148
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Sumber : Hasil Penelitian, 2010
Dari Tabel IV.5. di atas diketahui besarnya nilai Kolmogorov-Smirnov adalah 1,141 dan tidak signifikan pada 0,148. Hal ini berarti data residual berdistribusi normal atau model telah memenuhi asumsi normalitas.
IV.4.2. Hasil Uji Multikolinieritas Hipotesis Pertama
Uji mulitikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Jika terjadi korelasi, maka terdapat masalah multikolinieritas. Pada model regresi yang baik tidak terjadi korelasi di antara variabel independen.
Universitas Sumatera Utara
Hasil pengujian multikolinieritas data dalam penelitian inia dapat dilihat pada Tabel IV.6. berikut : Tabel IV.6. Hasil Uji Multikolinearitas
Model 1
(Constant) Disiplin Pengawasan
Unstandardized Coefficients B Std. Error 7.714 3.996
Collinearity Statistics Tolerance
VIF
.643
.163
.874
1.145
1.063
.191
.874
1.145
Sumber : Hasil Penelitian, 2010
Dari Tabel IV.6 di atas terlihat bahwa kedua variabel bebas yaitu : variabel disiplin kerja dan pengawasan kerja, angka Variance Inflation Factor (VIF) kurang dari 5, sedangkan nilai Tolerance mendekati 1, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada model regresi tersebut tidak terdapat problem multikolinieritas. IV.4.3. Hasil Uji Heteroskedastisitas Hipotesis Pertama
Heterokedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari suatu pengamatan yang lain. Jika variasi residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homokedastisitas, dan jika varians berbeda disebut heterokedastisitas. Model yang baik adalah tidak terjadi heterokedastisitas. Hasil pengujian heteroskedastisitas data dalam penelitian ini menggunakan alat Bantu SPSS dengan mengamati pola yang terdapat pada Sctterplots, hasilnya dapat dilihat pada Gambar 4.4. berikut ini :
Universitas Sumatera Utara
Scatterplot Dependent Variable: Produktivitas
Regression Studentized Residual
3
2
1
0
-1
-2
-3 -4
-2
0
2
4
Regression Standardized Predicted Value Sumber : Hasil Penelitian, 2010
Gambar 4.4. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Dari Gambar 4.4. di atas terlihat bahwa titik-ttitik menyebar secara acak (random) serta tersebar di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai.
Universitas Sumatera Utara
Selanjutnya, dilakukan uji statistik untuk menjamin keakuratan hasil. Adapun uji statistik yang digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedasitas adalah uji Glesjer. Tabel IV.7. Hasil Uji Glesjer
Model 1
(Constant)
Unstandardized Coefficients B Std. Error -.435 2.888
Disiplin Pengawasan
Standardized Coefficients Beta
t -.151
Sig. .881
.091
.118
.109
.768
.446
-.037
.138
-.038
-.264
.793
Sumber : Hasil Penelitian, 2010
Berdasarkan Tabel IV.7. di atas menunjukkan bahwa tidak ada satupun variabel independen yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen. Hal ini terlihat dari probabilitas signifikansinya di atas tingkat kepercayaan 95%.
Jadi
dapat
disimpulkan
model
regresi
tidak
mengandung
adanya
heteroskedasitas. Hal ini konsisten dengan hasil uji Scatter Plots. IV.4.4. Hasil Uji Normalitas Hipotesis Kedua
pengujian normalitas data bertujuan untuk menguji apakah model regresi antara variabel dependen dan variabel independen keduanya memiliki berdistribusi normal atau tidak, dalam hal ini dapat dilihat dengan menggunakan normal histogram dan pplot. Data dalam keadaan normal apabila distribusi data normal yang tidak condong ke kiri dan ke kanan histogram. Selain dengan metode grafik juga dapat digunakan analisis statistik dengan menggunakan pendekatan Kolmogorv-Smirov.
Universitas Sumatera Utara
1. Pendekatan Grafik
Hasil pengujian normalitas dengan menggunakan analisis grafik dilihat pada gambar 4.5. sebagai berikut: Histogram Dependent Variable: Disiplin
20
Frequency
15
10
5
Mean = -1.12E-15 Std. Dev. = 0.983 N = 59
0 -3
-2
-1
0
1
2
3
Regression Standardized Residual
Sumber : Hasil Penelitian, 2010
Gambar 4.5. Uji Normalitas
Berdasarkan grafik di atas dapat disimpulkan bahwa distribusi data normal karena grafik histogram menunjukkan pola distribusi normal maka model regresi memenuhi asumsi normalitas dan sebaliknya jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi data normal yang tidak menceng kanan maupun menceng kiri. Jadi, berarti Ho diterima yang berarti data residual berdistribusi normal.
Universitas Sumatera Utara
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: Disiplin 1.0
Expected Cum Prob
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0 0.0
0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
Observed Cum Prob
Sumber : Hasil Penelitian, 2010
Gambar 4.6. Uji Normalitas
Berdasarkan gambar 4.6. dapat dilihat bahwa penyebaran data berada pada sekitar garis diagonal yang mengikuti garis arah diagonal, maka nilai residual tersandarisasi. dengan demikian maka model regresi hipotesis kedua tersebut memenuhi asumsi normalitas. 2. Pendekatan Kolmogorv – Smirnov
Analisis statistik dengan menggunakan uji Kolmogorov – Smirnov (K-S), seperti terlihat pada Tabel IV.8. berikut ini:
Universitas Sumatera Utara
Tabel IV.8. Uji Kolmogorov – Smirnov (K-S) Unstandardiz ed Residual 59
N Normal Parameters
a,b
Mean Std. Deviation
Most Extreme Differences
Absolute
.0000000 1.11425777 .130
Positive
.065
Negative
-.130
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)
1.001 .269
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Sumber : Hasil Penelitian, 2010
Dari Tabel IV.8. di atas diketahui besarnya nilai Kolmogorov-Smirnov adalah 1,001 dan tidak signifikan pada 0,269. Hal ini berarti data residual berdistribusi normal, dan hasilnya konsisten dengan uji sebelumnya.
IV.4.5. Hasil Uji Multikolinieritas Hipotesis Kedua
Uji mulitikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Jika terjadi korelasi, maka terdapat masalah multikolinieritas. Pada model regresi yang baik tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Hasil pengujian multikolinieritas data dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel IV.9. berikut :
Universitas Sumatera Utara
Tabel IV.9. Hasil Uji Multikolinearitas Unstandardized Coefficients Model 1
Collinearity Statistics
B 6.335
Std. Error 2.817
Tolerance
Kemampuan
.391
.097
.881
1.136
Perhatian
.414
.140
.881
1.136
(Constant)
VIF
Sumber : Hasil Penelitian, 2010
Dari Tabel IV.9. di atas terlihat bahwa kedua variabel bebas yaitu : variabel kemampuan pegawai, dan perhatian pimpinan kepada para pegawai, angka Variance Inflation Factor (VIF) kurang dari 5, sedangkan nilai Tolerance mendekati 1, dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa pada model regresi tersebut tidak terdapat problem multikolinieritas. IV.4.6. Hasil Uji Heteroskedastisitas Hipotesis Kedua
Heterokedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari suatu pengamatan yang lain. Jika variasi residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homokedastisitas, dan jika varians berbeda disebut heterokedastisitas. Model yang baik adalah tidak terjadi heterokedastisitas. Hasil pengujian heteroskedastisitas data dalam penelitian ini dengan mengamati pola yang terdapat pada Sctterplots, hasilnya dapat dilihat pada Gambar 4.7.
Universitas Sumatera Utara
Scatterplot Dependent Variable: Disiplin
Regression Studentized Residual
3
2
1
0
-1
-2
-3 -3
-2
-1
0
1
2
3
Regression Standardized Predicted Value
Sumber : Hasil Penelitian, 2010 Gambar 4.7. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Dari Gambar 4.7. di atas terlihat bahwa titik-ttitik menyebar secara acak (random) serta tersebar di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai. Selanjutnya, dilakukan uji statistik untuk menjamin keakuratan hasil. Adapun uji statistik yang digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedasitas adalah uji Glesjer.
Universitas Sumatera Utara
Tabel IV.10. Hasil Uji Glesjer
Model 1
Unstandardized Coefficients B Std. Error 2.683 1.679
(Constant)
Standardized Coefficients Beta
t 1.598
Sig. .116
Kemampuan
-.007
.058
-.018
-.126
.901
Perhatian
-.100
.083
-.169
-1.208
.232
Sumber : Hasil Penelitian, 2010
Dari Tabel IV.10 di atas menunjukkan bahwa tidak ada satupun variabel independen yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen. Hal ini terlihat dari probabilitas signifikansinya di atas tingkat kepercayaan 95%. Jadi, dapat disimpulkan model regresi tidak mengandung adanya heteroskedasitas. Hal ini konsisten dengan hasil uji Scatter Plots.
IV.5. Pembahasan IV.5.1. Pengujian Hipotesis Pertama
Berdasarkan hasil regresi dari data yang diolah dengan menggunakan program SPSS diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel IV.11. Koefisien Regresi Hipotesis Pertama Unstandardized Coefficients Model 1
(Constant) Disiplin Pengawasan
B 7.714
Std. Error 3.996
.643
.163
1.063
.191
Sumber : Hasil Penelitian, 2010
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan Tabel IV.12. di atas, dapat dibuat persamaan sebagai berikut Y = 7,714 + 0,643 X1 + 1,063 X2 Dari persamaan tersebut dapat dijelaskan bahwa koefisien regresi X1 (disiplin kerja) bernilai positif (0,643), koefisien regresi X2 (pengawasan kerja) bernilai positif (1,063). Dengan kata lain, koefisien regresi yang positif yang membuktikan konstribusinya terhadap produktivitas kerja (Y) pegawai Dinas Pendidikan di Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan memiliki kemampuan mempengaruhi Produktivitas kerja pegawai Dinas Pendidikan di Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. IV.5.2.1. Koefisien Determinasi (R2) Tabel IV.12. Nilai Koefisien Determinasi Hipotesis Pertama
Model 1
R .747 a
R Square .559
Adjusted R Square .543
Std. Error of the Estimate 1.67733
DurbinWatson 1.863
a. Predictors: (Constant), Pengawasan, Disiplin
Sumber : Hasil Penelitian, 2010
Nilai koefisien determinasi pada R pada tabel IV.12. sebesar 0,747, yang berarti bahwa hubungan antara disiplin kerja dan pengawasan kerja terhadap produktivitas kerja pegawai Dinas Pendidikan di Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam sebesar 74,7%. Artinya hubungannya erat. Nilai koefisien determinasi pad R Square pada Tabel IV.12. di atas, diketahui bahwa besarnya nilai koefisien determinasi atau angka R2 adalah sebesar 0,559, yang
Universitas Sumatera Utara
berarti 55,9% variabel disiplin kerja, dan pengawasan kerja berpengaruh terhadap produktivitas kerja pegawai Dinas Pendidikan di Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Sedangkan sisanya 44,1% dipengaruhi oleh variabelvariabel bebas lain yang tidak diteliti dan tidak dimasukkan ke dalam model regresi. IV.5.2.2. Uji Secara Serempak Hasil uji secara serempak pengaruh variabel disiplin kerja dan pengawasan kerja terhadap produktivitas kerja pegawai dapat dilihat dalam Tabel IV.15. berikut ini: Tabel IV.13. Hasil Uji F Hipotesis Pertama
Model 1
Sum of Squares 199.430
Regression
df 2
Residual
157.553
56
Total
356.983
58
F 35.442
Mean Square 99.715
Sig. .000 a
2.813
a. Predictors: (Constant), Pengawasan, Disiplin
Sumber : Hasil Penelitian, 2010
Berdasarkan Tabel IV.13. di atas, diperoleh nilai F sedangkan nilai F
tabel
hitung
sebesar 3,17. Dengan demikinian, nilai F
sebesar 35,442,
hitung
yang diperoleh
sebesar 35,442 lebih besar dari F tabel pada tingkat kepercayaan 95% atau α = 0,05, hal ini berarti nilai F
hitung
>
F
tabel
(35,442 > 3,17 dan tingkat signifikansinya
(0,000<0,05). Hal ini memberi arti bahwa variabel-variabel independen yaitu disiplin kerja, dan pengawasan kerja berpengaruh secara signifikan terhadap produktivitas kerja pegawai Dinas Pendidikan di Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Hasil ini berarti bahwa disiplin kerja, dan pengawasan kerja sangat
Universitas Sumatera Utara
menentukan dalam peningkatan produktivitas kerja pegawai Dinas Pendidikan di kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Besarnya pengaruh kedua variabel ini dapat dijadikan pedoman bagi Dinas Pendidikan di kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam sebagai upaya peningkatan produktivitas kerja pegawai. Upaya dalam meningkatkan produktivitas kerja pegawai dapat dilakukan dengan mempertimbangkan setiap indikator dari disiplin kerja, dan pengawasan kerja. Dengan demikian, pengujian secara serempak hipotesis pertama menyatakan bahwa disiplin kerja, dan pengawasan kerja berpengaruh terhadap produktivitas kerja secara simultan tidak dapat ditolak, dengan kata lain Ho ditolak dan Ha diterima. Jadi, disiplin kerja dan pengawasan kerja sangat menentukan dalam peningkatan produktivitas kerja pegawai Dinas Pendidikan di Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. IV.5.2.3. Uji Secara Parsial Hasil pengujian hipotesis pertama secara parsial dapat dilihata pada tabel IV. Sebagai berikut: Tabel IV.14.Uji t Hipotesis Pertama
Model 1
(Constant) Disiplin Pengawasan
Unstandardized Coefficients B Std. Error 7.714 3.996 .643 .163 1.063 .191
Standardized Coefficients Beta .374 .528
t 1.930 3.939 5.555
Sig. .059 .000 .000
Sumber : Hasil Penelitian, 2010
Universitas Sumatera Utara
1. Nilai signifikansi t untuk variabel disiplin kerja (0,000) lebih kecil dari 0,025. dan nilai t
hitung
untuk variabel disiplin kerja > t
tabel
yaitu 3,939 > 2,003. Dengan
demikian, Ho yang menyatakan bahwa disiplin kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap produktivitas kerja pegawai pada Dinas Pendidikan Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam ditolak, berarti Ha yang menyatakan disiplin kerja berpengaruh signifikan terhadap produktivitas kerja pegawai pada Dinas Pendidikan Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam diterima. Ini menunjukkan bahwa secara parsial variabel disiplin kerja pegawai Dinas Pendidikan
Kabupaten
Simeulue
Provinsi
Nanggroe
Aceh
Darussalam
berpengaruh signifikan terhadap produktivitas kerja pegawai Dinas Pendidikan di Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. 2. Nilai signifikansi untuk variabel pengawasan kerja (0,000) lebih kecil dari 0,025. dan nilai t
hitung
untuk variabel pengawasan kerja > t
tabel
yaitu 5,555 > 2,003.
Dengan demikian, Ho yang menyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh pengawasan kerja terhadap produktivitas kerja pegawai pada Dinas Pendidikan Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam ditolak, berarti Ha yang
menyatakan
pengawasan
kerja
berpengaruh
signifikan
terhadap
produktivitas kerja pegawai pada Dinas Pendidikan Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam diterima, hal ini menunjukkan bahwa pengawasan kerja pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam mempengaruhi produktivitas kerja pegawai. Ini menunjukkan bahwa secara parsial variabel pengawasan kerja pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten
Universitas Sumatera Utara
Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam berpengaruh signifikan terhadap produktivitas kerja pegawai Dinas Pendidikan di Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Hal ini memberi arti bahwa dengan pengawasan kerja yang sesuai dengan sistem dan prosedur yang dilakukan atasan maka akan memberikan dampak pada peningkatan produktivitas kerja pegawai. Berdasarkan dari hasil pengujian regresi linier berganda dapat diketahui bahwa variabel yang paling dominan terhadap produktivitas kerja pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam adalah pengawasan kerja. Hal ini dapat diketahui dari nilai koefisien regresinya yang memiliki nilai paling tinggi sebesar 1,063. Hasil penelitian sesuai dengan pendapat Manulang (2004) menyatakan bahwa “Pengawasan adalah suatu proses untuk menetapkan pekerjaan apa yang sudah dilaksanakan, penilaiannya dan mengoreksi bila perlu dengan maksud supaya pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan rencana-rencana semula”. Sedangkan menurut Siagian (2007) menyatakan “Pengawasan adalah keseluruhan upaya pengamatan pelaksanaan kegiatan operasional guna menjamin bahwa berbagai kegiatan tersebut sesuai
dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya”. Handoko (2003)
menyatakan bahwa ”pengawasan adalah suatu usaha sistematis untuk menetapkan standar pelaksanaan dengan tujuan-tujuan perencanaan, merancang sistem informasi umpan balik, membandingkan kegiatan nyata dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya,
menentukan
dan
mengukur
penyimpangan-penyimpangan
serta
Universitas Sumatera Utara
mengembil tindakan koreksi yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya organisasi digunakan paling efektif dan efisien. Dengan demikian, pengawasan kerja merupakan salah satu pekerjaan yang dilaksanakan dalam kegiatan manajerial untuk menjamin terealisasinya semua rencana yang telah ditetapkan sebelumnya serta pengambilan tindakan perbaikan bila diperlukan. Tindakan perbaikan diartikan tindakan yang diambil untuk menyesuaikan hasil pekerjaan dengan standar. Tindakan perbaikan ini membutuhkan waktu dan proses agar terwujud untuk mencapai hasil yang diinginkan. Apabila terjadi penyimpangan, tindakan perbaikan segera dapat diambil sehingga sehingga pencapaian hasil yang diharapkan organisasi mencapai tujuan.
IV.5.2. Pengujian Hipotesis Kedua
Berdasarkan hasil regresi dari data yang diolah dengan menggunakan program SPSS diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel IV.15. Koefisisen Regresi Hipotesis Kedua
Model 1
(Constant)
Unstandardized Coefficients B Std. Error 6.335 2.817
Standardized Coefficients Beta
Kemampuan
.391
.097
.445
Perhatian
.414
.140
.326
Sumber : Hasil Penelitian, 2010
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan Tabel IV.15. di atas, dapat dibuat persamaan regresi linier berganda sebagai berikut: Y = 6,335 + 0,391 X1 + 0,414 X2 Berdasarkan Tabel IV.15. di atas, dapat dibuat persamaan sebagai berikut Dari persamaan tersebut dapat dijelaskan bahwa koefisien regresi X1 (Kemampuan pegawai) bernilai positif (0,391), koefisien regresi X2 (Perhatian pimpinan kepada para pegawai) bernilai positif (0,414). Dengan kata lain, koefisien regresi yang positif yang membuktikan konstribusinya terhadap disiplin kerja (Y) pegawai Dinas Pendidikan di Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan memiliki kemampuan mempengaruhi disiplin kerja pegawai Dinas Pendidikan di Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. IV.5.2.1. Koefisien determinasi (R2) Tabel IV.16. Nilai Koefisien Determinasi Hipotesis Kedua
Model 1
R .636 a
R Square .404
Adjusted R Square .383
Std. Error of the Estimate 1.13398
DurbinWatson 1.685
a. Predictors: (Constant), Perhatian, Kemampuan
Sumber : Hasil Penelitian, 2010
Nilai Koefisien determinasi pada R pada Tabel IV.16. sebesar 0,636, yang berarti bahwa hubungan antara kemampuan pegawai dan perhatian pimpinan kepada para pegawai terhadap disiplin kerja pegawai Dinas Pendidikan di Kabupaten
Universitas Sumatera Utara
Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam sebesar 63,6%. Artinya hubungannya erat Nilai koefisien determinasi pada R Square pada tabel IV. 15. adalah sebesar 0,404, yang berarti variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel indenpenden sebesar 40,40%. Sedangkan sisanya 59,60% dijelaskan oleh variabelvariabel bebas lain yang tidak diteliti dan tidak dimasukkan ke dalam model regresi. IV.5.2.2. Uji secara serempak Hasil uji secara serempak pengaruh variabel kemampuan pegawai dan perhatian pimpinan kepada para pegawai terhadap disiplin kerja pegawai dapat dilihat dalam Tabel IV.17. berikut ini: Tabel IV.17. Hasil Uji F Hipotesis Kedua Model 1
Sum of Squares 48.870
Regression Residual Total
df 2
72.011
56
120.881
58
F 19.002
Mean Square 24.435
Sig. .000 a
1.286
a. Predictors: (Constant), Perhatian, Kemampuan
Sumber : Hasil Penelitian, 2010
Berdasarkan Tabel IV.17. di atas, diperoleh nilai F sedangkan nilai F
tabel
hitung
sebesar 3,17. Dengan demikinian, nilai F
sebesar 19,002,
hitung
yang diperoleh
sebesar 19.002 lebih besar dari F tabel pada tingkat kepercayaan 95% atau α = 0,05, hal ini berarti nilai F
hitung
>
F
tabel
(19,002 > 3,17) dan tingkat signifikansinya
(0,000<0,05). Hal ini memberi arti bahwa variabel-variabel independen yaitu kemampuan pegawai, dan perhatian pimpinan kepada para pegawai berpengaruh
Universitas Sumatera Utara
secara signifikan terhadap disiplin kerja pegawai Dinas Pendidikan di Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Hasil ini berarti bahwa kemampuan pegawai, dan perhatian pimpinan kepada para pegawai sangat menentukan dalam peningkatan disiplin kerja pegawai Dinas Pendidikan di Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Besarnya pengaruh kedua variabel ini dapat dijadikan pedoman bagi Dinas Pendidikan di Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam sebagai upaya untuk peningkatan disiplin kerja pegawai. Upaya dalam
meningkatkan
disiplin
kerja
pegawai
dapat
dilakukan
dengan
mempertimbangkan setiap indikator dari kemampuan pegawai, dan perhatian pimpinan kepada para pegwai Dinas Pendidikan di Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Dengan demikian, pengujian secara serempak hipotesis kedua menyatakan bahwa kemampuan pegawai, dan perhatian pimpinan kepada para pegawai berpengaruh terhadap disiplin kerja secara simultan tidak dapat ditolak, dengan kata lain Ho ditolak dan Ha diterima. Jadi, kemampuan pegawai dan perhatian pimpinan kepada para pegawai sangat menentukan dalam peningkatan disiplin kerja pegawai Dinas Pendidikan di Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. IV.5.2.3. Uji secara parsial Berdasarkan hasil regresi dari data yang diolah dengan menggunakan program SPSS diperoleh hasil sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
Tabel IV.18. Uji t Hipotesis Kedua
Model 1
(Constant) Kemampuan Perhatian
Unstandardized Coefficients B Std. Error 6.335 2.817 .391 .097 .414 .140
Standardized Coefficients Beta .445 .326
t 2.249 4.045 2.967
Sig. .028 .000 .004
Sumber : Hasil Penelitian, 2010
1. Nilai signifikansi t untuk variabel kemampuan pegawai (0,000) lebih kecil dari 0,025. dan nilai t hitung untuk variabel kemampuan pegawai > t tabel
yaitu ,045
> 2,003. Dengan demikian, Ho yang menyatakan bahwa kemampuan pegawai tidak berpengaruh signifikan terhadap disiplin
kerja
pegawai
pada
Dinas
Pendidikan Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam ditolak, berarti Ha yang menyatakan kemampuan pegawai berpengaruh signifikan terhadap disiplin kerja pegawai pada Dinas Pendidikan Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam diterima. Ini menunjukkan bahwa secara parsial variabel kemampuan pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Simeulue Provinsi
Nanggroe Aceh Darussalam berpengaruh signifikan terhadap disiplin
kerja pegawai Dinas Pendidikan di Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. 2. Nilai signifikansi t untuk variabel perhatian pimpinan kepada para pegawai (0,004) lebih kecil dari 0,025. dan nilai t hitung untuk variabel perhatian pimpinan kepada para pegawai > t
tabel
yaitu 2,967 > 2,003. Dengan demikian, Ho yang
menyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh perhatian pimpinan kepada para
Universitas Sumatera Utara
pegawai terhadap disiplin kerja pegawai pada Dinas Pendidikan Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam ditolak,
berarti
Ha
yang
menyatakan perhatian pimpinan kepada para pegawai berpengaruh signifikan terhadap disiplin kerja pegawai Dinas pendidikan di Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam diterima. Hal ini menunjukkan bahwa perhatian pimpinan kepada para pegawai Dinas Pendidikan di Kabupaten Simeulue Provinsis Nanggroe Aceh Darussalam mempengaruhi disiplin kerja. Hal ini menunjukkan bahwa secara parsial perhatian pimpinan kepada para pegawai Dinas Pendidikan di Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam berpengaruh terhadap disiplin kerja pegawai Dinas Pendidikan di Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Hal ini memberi arti bahwa perhatian pimpinan yang besar kepada para pegawai akan dapat menciptakan disiplin kerja yang baik. Berdasarkan dari hasil pengujian regresi linier berganda dapat diketahui bahwa variabel yang paling dominan terhadap disiplin kerja pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam adalah perhatian pimpinan kepada para pegawai. Hal ini dapat diketahui dari nilai koefisien regresinya yang memiliki nilai paling tinggi sebesar 0,414. Hal ini membuktikan bahwa pimpinan yang memperhatikan pegawainya dan mendengarkan keluhan dan kesulitan yang dihadapi pegawai dalam bekarja pegawainya
sehingga
pegawai
dapat
melaksanakan
tugasnya
serta
dapat
Universitas Sumatera Utara
mengembangkan tenaga dan pikirannya semaksimal mungkin maka akan meningkatkan disiplin kerja yang baik di Dinas Pendidikan di Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
V.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut: 1.
Pengujian hipotesis pertama, dangan menggunakan analisis uji serempak, diperoleh hasil bahwa disiplin kerja, dan pengawasan kerja secara bersama-sama berpengaruh secara nyata (highly significant) terhadap produktivitas kerja pegawai Dinas Pendidikan di Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, dan berdasarkan pengujian secara parsial diketahui bahwa disiplin kerja dan pengawasan kerja berpengaruh secara parsial terhadap produktivitas kerja. Pengawasan kerja merupakan variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap produktivitas kerja pegawai Dinas Pendidikan di Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Hal ini memberi arti bahwa produktivitas kerja pegawai sangat ditentukan oleh pengawasan kerja pegawai yang dilakukan pimpinan Dinas Pendidikan di Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Jadi, variabel pengawasan kerja lebih menentukan dalam meningkatkan produktivitas kerja pegawai Dinas Pendidikan di Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.
2. Pengujian hipotesis kedua, dengan menggunakan analisis uji serempak diperoleh hasil bahwa kemampuan pegawai dan perhatian pimpinan kepada para pegawai
Universitas Sumatera Utara
secara bersama-sama berpengaruh secara nyata (highly significant) terhadap disiplin kerja pegawai Dinas Pendidikan di Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, dan pengujian secara parsial diketahui bahwa kemampuan pegawai, dan perhatian pimpinan kepada para pegawai berpengaruh secara parsial terhadap disiplin kerja pegawai Dinas Pendidikan di kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Perhatian pimpinan kepada para pegawai merupakan variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap peningkatan disiplin kerja pegawai Dinas Pendidikan di Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dengan perhatian pimpinan yang besar kepada para pegawai maka akan dapat menciptakan disiplin kerja yang baik juga.
V.2. Saran
1. Disiplin kerja, dan pengawasan kerja merupakan bagian yang penting dalam meningkatkan produktivitas kerja pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Oleh karena itu, untuk meningkatkan produktivitas kerja pegawai Dinas Pendidikan di kabupaten Simeulue harus memperhatikan kedua aspek tersebut. Pengawasan kerja sebagai faktor yang paling dominan maka pimpinan di Dinas Pendidikan di Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggoe Aceh Darussalam harus meningkatkan pengawasan kerja sehingga pegawai terarah kepada sasaran pekerjaan yang telah ditentukan. Dengan demikian, produktivitas kerja pegawai Dinas Pendidikan di kabupaten
Universitas Sumatera Utara
Simeulue Provinsi Nanggoe Aceh Darussalam akan menjadi meningkat. Untuk pengawasan kerja pegawai, diharapkan kepada pimpinan Dinas Pendidikan di Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam agar pengawasan kerja mungkin dilakukan kepada pegawai sehingga hasil pelaksanaan pekerjaan diperoleh secara berdaya guna (efisien) dan berhasil guna (efektif), sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya. 2. Kemampuan
pegawai
dan
perhatian
pimpinan
kepada
para
pegawai
mendukung terciptanya disiplin kerja pegawai Dinas Pendidikan di kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Perhatian pimpinan kepada para pegawai sebagai faktor yang paling dominan. Dengan demikian, diharapkan kepada pimpinan Dinas Pendidikan di kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam lebih meningkatkan perhatian pimpinan kepada para pegawai dan memberikan dukungan penghargaan kepada pegawai yang bekerja dengan keras, dan meningkatkan perhatian pimpinan kepada pegawai yang memgalami kesulitan/ permasalahan dalam bekerja sehingga pegawai akan bersemangat dalam melaksanakan tugasnya dan penuh kesadaran serta dapat mengembangkan tenaga dan pikirannya semaksimal mungkin sehingga terujudnya tujuan Dinas Pendidikan di Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam yang berperan dalam mengembangkan, meningkatkan kualitas dan mengkoordinasi unsur pendidikan dalam masyarakat tingkat kabupaten. .
Universitas Sumatera Utara