32
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1
Objek dan Waktu Penelitian
3.1.1
Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) Sultan Amai Gorontalo, yang beralamat di jalan Gelatik No. 01, Kelurahan Heledulaa Selatan Kota Gorontalo. 3.1.2
Waktu Penelitian Dalam pelaksanaan penelitian untuk pengumpulan data-data serta informasi
yang dibutuhkan, peneliti mengadakan penelitian kurang lebih selama 2 bulan di Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sultan Amai Gorontalo yang di mulai bulan Desember sampai dengan Januari 2013 3.2
Jenis dan Metode Penelitian Jenis penelitian ini
menggunakan analisis deskriptif kuantitatif dengan
metode survei. Metode survei adalah riset yang diadakan untuk memperoleh faktafakta tentang gejala-gejala atas permasalahan yang timbul (Umar, 2003: 44). 3.3
Desain Penelitian Berdasarkan jenis penelitian, maka penelitian ini menurut desainnya memiliki
2 variabel yakni variabel X (independent) sebagai variabel bebas, dan variabel Y
33
(dependant) sebagai variabel terikat, dimana desainnya disusun pada gambar dibawah. Gambar: 3.4 Desain Penelitian
GAYA KEPEMIMPINAN (X)
KINERJA PEGAWAI (Y)
Berdasarkan desain penelitian diatas, ditetapkan batasan-batasan yang menjadi instrumen penelitian ini: 1. Variable independent ( X ): Gaya Kepemimpinan Penelitian ini hanya menggunakan variabel X (Gaya Kepemimpinan) dan variabel Y (Kinerja Pegawai), adapun yang termasuk indikator-indikator yang termasuk didalamnya bukan termasuk variabel yang akan diukur pada penelitian ini. Menurut Kreitner, et. al (2005), menyatakan bahwa terdapat 5 (lima) gaya Kepemimpinan: a. Gaya Direktif, dimana pemimpin memberitahukan kepada bawahan apa yang diharapkan dari mereka, memberitahukan jadwal kerja yang harus diselesaikan dan standar kerja, serta memberikan bimbingan secara spesifik tentang cara-cara menyelesaikan tugas tersebut, termasuk di dalamnya aspek perencanaan, organisasi, koordinasi dan pengawasan.
34
b. Gaya Supportif, yakni gaya kepemimpinan yang menunjukkan keramahan seorang pemimpin, mudah ditemui daan menunjukkan sikap memperhatikan bawahannya (Yukl 1989). Mamduh (1997) menyatakan jika manajer ingin meningkatkan
kesatuan
dan
kekompakan
kelompok
digunakan
gaya
kepemimpinan supportif. Jika bawahan tidak memperoleh kepuasan sosial dari kelompok gaya kepemimpinan supportif menjadi begitu penting. c. Gaya Partisipatif, merupakan gaya kepemimpinan dimana seorang pemimpin mengharapkan saran-saran dan ide bawahannya sebelum mengambil suatu keputusan (Yukl 1989). Apabila bawahan merasa mempunyai kemampuan yang baik, gaya kepemimpinan direktif akan dirasa berlebihan, bawahan akan cenderung memusuhi, sehingga gaya kepemimpinan partisipatif lebih sesuai. d. Gaya Orientasi Prestasi, dimana pemimpin menetapkan tujuan yang menantang dan mengharapkan bawahan untuk berprestasi semaksimal mungkin serta terus menerus mencari pengembangan prestasi dalam pencapaian tujuan tersebut. Dalam gaya kepemimpinan ini, tingkah laku individu didorong oleh need for achievement atau kebutuhan untuk berprestasi (Yukl:1989). e. Gaya Pengasuh, dalam kepemimpinan gaya pengasuh, sikap yang mungkin tepat adalah campur tangan minim dari pimpinan. Dimana pemimpin hanya memantau kinerja tetapi tidak mengawasi pegawai secara aktif. Tidak dibutuhkan banyak interaksi antara pimpinan dengan pegawai sepanjang kinerja pegawai tidak menurun. Pimpinan merasa lebih tepat untuk tidak campur tangan dengan tugastugas pegawai (Griffin, 1980 dalam Yukl, 1989).
35
3. Variable Dependant ( Y ): Kinerja Pegawai Kinerja karyawan mengacu pada mutu pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan didalam implementasi mereka melayani program sosial. Memfokuskan pada asumsi mutu bahwa perilaku beberapa orang yang lain lebih pandai daripada yang lainnya dan dapat diidentifikasi, digambarkan, dan terukur (Darwito, 2008:32).
Menurut Keban, (2000:195), menyatakan bahwa kinerja seorang pegawai/ karyawan dapat dilihat dari 9 hal yakni: (1) kuantitas kerja, (2) kualitas kerja, (3) kerjasama, (4) pengetahuan tentang kerja, (5) kemandirian kerja, (6) kehadiran dan ketepatan waktu, (7) pengetahuan tentang kebijakan dan tujuan organisasi, (8) inisiatif dan penyampaian ide-ide yang sehat, (9) kemampuan supervisi dan teknik. 3.4
Populasi dan Sampel
3.4.1
Populasi Populasi adalah keseluruhan objek penelitian baik terdiri dari benda yang
nyata, abstrak, peristiwa ataupun gejala yang merupakan sumber data dan memiliki karakter tertentu dan sama. Populasi dalam penelitian ini bersifat heterogen berdasarkan jenis kelamin, usia, dan pekerjaan (Sukandarrumidi, 2002: 47). Berdasarkan penjelasan tersebut, maka yang menjadi populasi dari penelitian ini adalah pegawai administrasi Fakultas Tarbiyah IAIN Sultan Amai Gorontalo yang berjumlah 18 orang.
36
3.4.2
Sampel Menurut Arikunto, (2006:131) sampel adalah sebagian atau wakil populasi
yang diteliti. Apabila subjek yang diteliti kurang dari 100, maka lebih baik diambil semuanya sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Sehingga yang menjadi sampel pada penelitian ini adalah keseluruhan staf Fakultas Tarbiyah IAIN Sultan Amai Gorontalo sebanyak 18 orang.
3.5
Teknik Pengumpulan Data Untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini, maka peneliti menggunakan
teknik pengumpulan data sebagai berikut: a. Observasi Teknik ini adalah teknik awal yang digunakan, di mana secara langsung penulis mengamati tentang keadaan pegawai secara keseluruhan serta mengamati proses penuntasan tugas-tugas pegawai yang berhubugan gaya kepemimpinan dan Kinerja Pegawai. b. Angket Menurut Husein Umar (2003) mengemukakan teknik kuesioner merupakan suatu pengumpulan data yang diberikan respon atas daftar pertanyaan tersebut yang akan diuji pada penelitian. Untuk lebih memudahkan pengujian data, maka setiap soal dalam kuisioner diberikan skor. Proses pemberian skor dilakukan dengan membuat
37
klasifikasi dan kategori atas jawaban pertanyaan kuesioner sesuai tanggapan responden. Setiap jawaban responden diberi skor nilai yang disusun berdasarkan skala likert. Skor yang diberikan pada tiap-tiap pertanyaan adalah sebagai berikut (Sugiyono, 2002):
3.
1
= Sangat Tidak Setuju (STS)
2
= Tidak Setuju (TS)
3
= Netral (N)
4
= Setuju (S)
5
= Sangat Setuju (SS)
Studi Kepustakaaan Studi pustaka adalah metode pengumpulan data yang dilakukan dengan membaca berbagai buku, jurnal, dokumen dan bacaan lainnya yang berkaitan dengan masalah yang diteliti yang dalam hal ini berhubungan dengan Gaya Kepemimpinan dan Kinerja Pegawai.
3.6
Sumber Data Untuk memperoleh data yang diperlukan dari penelitian ini bersumber dari:
a.
Data Primer : merupakan suatu penelitian dengan mendapatkan data yang langsung dan konkrit serta actual dari sumbernya yaitu pada setiap pegawai IAIN SULTAN AMAI Gorontalo, dengan menggunakan dua metode yaitu :
38
1. Metode Survey, yaitu untuk memperoleh informasi yang didasarkan pada upaya memberikan tanggapan pertanyaan kepada responden. 2. Metode Observasi, yaitu suatu pengumpulan data dengan mengamati secara langsung pada objek yang dituju, khususnya hal-hal yang berkaitan dengan penelitian ini. b.
Data Sekunder, yaitu suatu data yang diperoleh dari referensi baik buku, majalah, maupun akses internet yang berhubungan dengan penelitian ini.
3.7
Metode analisis data Untuk memudahkan peneliti dalam mencari permasalahan dalam penelitian
ini, dilakukan analisis data dengan menggunakan metoe statistic dalam software SPSS 16.0 sebagai berikut: 3.7.1
Uji Validitas Pengujian validitas data digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya
suatu kuesioner. Suatu kuesioner dianggap valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2009). Dalam hal ini digunakan item pertanyaan yang diharapkan dapat secara tepat mengungkapkan variabel yang diukur. Untuk mengukur tingkat validitas item-item pertanyaan kuesioner terhadap tujuan pengukuran adalah dengan melakukan korelasi antar skor item pertanyaan dengan skor variabel (Ghozali, 2009). Uji signifikasi ini membandingkan korelasi antara nilai masing-masing item pertanyaan dengan nilai total. Apabila besarnya nilai
39
total koefisien item pertanyaan masing-masing variabel melebihi nilai signifikan maka pertanyaan tersebut dinilai tidak valid. Pengujian validitas dapat dilakukan dengan menggunakan rumus:
rxy =
n ∑xy [n ∑x2
( ∑x ) ( ∑y ) ( ∑x ) 2 ] [n ∑y2
( ∑y ) 2]
Dimana: rxy = Angka indeks korelasi n
= jumlah responden
∑x
= jumlah seluruh skor X
∑y
= jumlah seluruh skor Y
∑xy
= jumlah seluruh perkalian antara nilai X dan Y
3.7.2
Uji Reliabilitas Yang dimaksud dengan reliabilitas adalah pengukuran untuk suatu gejala.
Semakin tinggi reliabilitas suatu alat ukur, maka semakin stabil alat tersebut untuk digunakan. Menurut Supranto (1999) alat ukur dikatakan reliable (handal) kalau dipergunakan untuk mengukur berulangkali dalam kondisi yang relatif sama, akan menghasilkan data yang sama atau sedikit variasi. Tingkat reliabilitas suatu konstruk / variabel penelitian dapat dilihat dari hasil statistik Cronbach Alpha (α). Dengan rumus sebagai berikut.
40
k Si α= 1 k 1 St
(Ghazali, 2009:45)
Keterangan : k
=
Jumlah instrument pertanyaan
∑Si² = Jumlah Varians dalam setiap instrumen S
= Varians keseluruhan instrument = Standar deviasi pada test untuk semua orang
Suatu variabel dikatakan reliable jika memberikan nilai cronbach alpha > 0,60 (Ghozali, 2005). Semakin nilai alphanya mendekati satu maka nilai reliabilitas datanya semakin terpercaya. Untuk lebih jelas dalam menjelaskan nilai reliabilitas, berikut disajikan tabel koefisien reliabilitas pada halaman berikutnya.
Tabel III.I Kriteria Indeks Koefisien Reliabilitas Interval
Kriteria
<0,200
Sangat Rendah
0,2 – 0,399
Rendah
0,4 – 0,599
Cukup
0,6 – 0,799
Tinggi
0,8 – 1,00
Sangat Tinggi
Sumber : Arikunto (2002) 3.7.3
Uji Normalitas Tujuan uji normalitas adalah untuk menguji apakah dalam sebuah model
regresi, variabel terikat dan variabel bebas atau keduanya mempunyai distribusi
41
normal ataukah tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal. Deteksi normalitas dilakukan dengan melihat grafik Normal Probability Plot (Ghozali, 2005). Dasar pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut : a. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. b. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau mengikuti arah garis diagonal maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
3.7.4
Analisis Regresi Sederhana Analisis regresi digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
hubungan variabel X (Gaya Kepemimpinan) terhadap variabel Y (Kinerja Pegawai). Persamaan regresi yang dipakai adalah sebagai berikut (Supranto, 1998): Ŷ = β Χ+ е Keterangan : Y = Kinerja Pegawai β = Koefisien regresi dari variabel X (Gaya Kepemimpinan) X = Gaya Kepemimpinan e = Standar error
42
3.8
Uji Koefisien Regresi
3.8.1
Uji t Uji t Digunakan untuk menguji berarti atau tidaknya hubungan variabel
independent atau variabel Gaya Kepemimpinan (X), terhadap variabel dependen Kinerja Pegawai (Y). Langkah-langkah pengujiannya adalah sebagai berikut (Ghozali, 2005): a. Menentukan Formulasi Hipotesis
H0 : β = 0, artinya variabel X1, X2 mempunyai pengaruh yang signifikan secara parsial terhadap variabel Y.
b. Menentukan derajat kepercayaan 95% (α =0,05) c. Menentukan signifikansi
Nilai signifikasi (P Value) < 0,05 maka H0 diterima dan Ha ditolak.
Nilai signifikasi (P Value) > 0,05 maka H0 diterima dan Ha ditolak.
d. Membuat kesimpulan
Bila (P Value) < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima. Artinya variabel independent secara parsial mempengaruhi variabel dependent.
Bila (P Value) > 0,05 maka H0 diterima dan ditolak. Artinya variabel independent secara parsial tidak mempengaruhi variabel dependent.
3.8.2 Uji F (Uji Simultan) Uji F Digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel independent dan variabel dependent, apakah variabel Gaya kepemimpinan (X), benar-benar
43
berpengaruh secara simultan (bersama-sama) terhadap variabel dependen Kinerja pegawai (Y). Langkah-langkah pengujiannya adalah sebagai berikut (Ghozali, 2005): a. Menentukan Formulasi Hipotesis
H0 : β1 = β2 0, artinya variabel X1, X2 tidak mempunyai pengaruh yang signifikan secara simultan terhadap variabel Y.
b. Menentukan derajat kepercayaan 95% (α =0,05) c. Menentukan signifikansi
Nilai signifikasi (P Value) < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima.
Nilai signifikasi (P Value) > 0,05 maka H0 diterima dan Ha ditolak.
d. Membuat kesimpulan
Bila (P Value) < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima. Artinya variabel independent
secara
simultan
(bersama-sama)
mempengaruhi
variabel
dependent.
Bila (P Value) > 0,05 maka H0 diterima dan Ha ditolak. Artinya variabel independent secara simultan (bersama-sama) tidak mempengaruhi variabel dependent.
3.8.3
Koefisien Determinasi Koefisien determinasi (R²) dilakukan untuk melihat adanya hubungan yang
sempurna atau tidak, yang ditunjukkan pada apakah perubahan variabel bebas (Gaya Kepemimpinan) akan diikuti oleh variabel terikat (Kinerja Pegawai) pada proporsi
44
yang sama. Pengujian ini dengan melihat nilai R Square (R2). Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 sampai dengan 1. Selanjutnya nilai R² yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independent dalam menjelaskan variasi variabel dependent amat terbatas. Nilai yang mendekati 1 berarti variabel-variabel independent memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi dependent (Ghazali, 2005).