PENGARUH STRES KERJA TERHADAP KELELAHAN KERJA PADA KARYAWAN DI KANTOR PENGELOLA MEGAMALL MANADO THE EFFECT OF JOB STRESS ON WORK FATIGUE TO EMPLOYEES WORKING IN THE MANAGEMENT OFFICE OF MEGAMALL MANADO Priscilla Kandou, Jootje M.L.Umboh, Benedictus S. Lampus Bidang Minat Kesehatan Kerja Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi ABSTRACT Background: Job stress has been recognized globally as a major challenge to the health of workers and the productivity of their respective company or organization. The workers which depressed are likely to be unhealthy, low motivation, less productive and less safe at work. Work fatigue is a variety of circumstances that accompanied by a drop in work efficiency and durability. Work fatigue will decrease performance and increase the error rate of employment. Employees who work very quickly and having difficulty to decide break time will certainly experience stress at work. Working too long can lead to fatigue for employees working in a company. Objective: To analyze the effect of work stress on work fatigue in employees at the management office of Megamall Manado. Methods: This study used observational research and using cross-sectional approach. Research tool used questionnaires of work stress and Reaction Timer type 6027 to measure the level of work fatigue. Data analysis using Spearman's rank test and using SPSS version 22. Results: The level of work stress on employees in the management office of Megamall Manado showed respondents with low stress as much as 14%, moderate stress as much as 84% and high stress as much as 3%. Levels of work fatigue in employees in the management office of Megamall Manado showed respondents with normal fatigue as 57%, moderate fatigue as 35% and high fatigue as 8%. Conclusion: There was no effect of job stress on work fatigue in employees at the management office Megamall Manado (p = 0,962). Keywords: Job Stress, Work Fatigue ABSTRAK Latar Belakang: Stres kerja sudah dikenali secara mendunia sebagai suatu tantangan utama terhadap kesehatan pekerja dan kesehatan dari perusahaan/organisasi mereka. Para pekerja yang tertekan juga lebih cenderung tidak sehat, motivasi rendah, kurang produktif dan kurang aman saat bekerja. Kelelahan adalah aneka keadaan yang disertai penurunan efisiensi dan ketahanan dalam bekerja. Kelelahan kerja akan menurunkan kinerja dan menambah tingkat kesalahan kerja. Karyawan yang bekerja dengan sangat cepat dan sulit memutuskan waktu istirahat tentu akan mengalami stres saat bekerja. Bekerja terlalu lama dapat mengakibatkan kelelahan pada karyawan yang bekerja di suatu perusahaan. Tujuan Penelitian: Untuk menganalisis pengaruh stres kerja terhadap kelelahan kerja pada karyawan di kantor pengelola Megamall Manado. Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan jenis penelitian observasional, dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Alat penelitian menggunakan kuesioner stres kerja dan Reaction Timer tipe 6027 untuk mengukur tingkat kelelahan kerja. Analisis data yang digunakan menggunakan uji Spearman's rank dan menggunakan bantuan SPSS versi 22. Hasil Penelitian: Tingkat stres kerja pada karyawan di Kantor Pengelola Megamall Manado dikategorikan responden dengan stres rendah sebanyak 14%, stres sedang sebanyak 84% dan stres tinggi sebanyak 3%. Tingkat kelelahan kerja pada karyawan di Kantor Pengelola Megamall Manado dikategorikan normal sebanyak 57%, ringan sebanyak 35% dan sedang sebanyak 8%. Kesimpulan: Tidak ada pengaruh stres kerja terhadap kelelahan kerja pada karyawan di kantor pengelola Megamall Manado (p = 0,962). Kata Kerja: Stres Kerja, Kelelahan Kerja
1
PENDAHULUAN Dalam era globalisasi dewasa ini, persaingan antara perusahaan baik di dalam maupun di luar negeri semakin ketat dan keras. Adanya perubahan peradaban kehidupan manusia dari masyarakat agraris menuju masyarakat informasi dimana teknologi manual menjadi teknologi tinggi. Keadaan tersebut membuat manusia harus berbenturan secara tiba-tiba dengan kejutan masa depan (future shock) yang sebetulnya belum siap untuk menghadapinya. Globalisasi telah menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan yang cepat di dalam bisnis, yang menuntut organisasi untuk lebih mampu beradaptasi, mempunyai ketahanan, mampu melakukan perubahan arah dengan cepat dan memusatkan perhatiannya kepada pelanggan. Hal-hal inilah yang kerap kali menimbulkan terjadinya stres pada masyarakat terutama kaum pekerja. Stres kerja sudah dikenali secara mendunia sebagai suatu tantangan utama terhadap kesehatan pekerja dan kesehatan dari perusahaan/organisasi mereka. Para pekerja yang tertekan juga lebih cenderung tidak sehat, motivasi rendah, kurang produktif dan kurang aman saat bekerja (WHO, 2003). Kelelahan adalah aneka keadaan yang disertai penurunan efisiensi dan ketahanan dalam bekerja. Kelelahan kerja akan menurunkan kinerja dan menambah tingkat kesalahan kerja. (Sumamur, 2009) Istilah kelelahan biasanya menunjukkan kondisi yang berbeda-beda dari setiap individu, tetapi semuanya bermuara kepada kehilangan efisiensi dan penurunan kapasitas kerja serta ketahanan otot. Perusahaan Megamall Manado merupakan salah satu perusahaan yang berhasil dalam mengembangkan usahanya di Kota Manado. Perusahaan ini menjalankan usahanya sebagai pusat perbelanjaan atau biasa disebut mall yang mempunyai citra tersendiri bagi masyarakat Kota Manado. Megamall selalu ramai dikunjungi oleh masyarakat yang tinggal di dalam kota maupun yang tinggal di luar kota. Dari hasil survei awal yang dilakukan oleh peneliti dalam kegiatan magang sebelumnya di tempat yang sama terhadap 31 karyawan, didapatkan hasil yakni 2 orang karyawan dengan tingkat stres rendah, 30 orang karyawan dengan tingkat stres sedang dan 1 orang karyawan dengan tingkat stres tinggi. Adapun faktor-faktor penyebab stres yang memiliki persentase tertinggi yaitu harus bekerja dengan intensif, harus bekerja dengan sangat cepat dan sulit memutuskan waktu yang tepat untuk beristirahat. Karyawan yang bekerja dengan sangat cepat dan sulit memutuskan waktu istirahat tentu akan mengalami stres saat bekerja. Begitu pula dengan waktu kerja di kantor yang cukup lama, yakni pukul 09.00 sampai 18.15 (9 jam), kondisi-kondisi inilah yang memungkinkan timbulnya stres kerja karena bekerja terlalu lama sehingga mengakibatkan kelelahan pada karyawan yang bekerja di perusahaan. Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul "Pengaruh Stres Kerja Terhadap Kelelahan Kerja Pada Karyawan di Kantor Pengelola Megamall Manado". METODE PENELITIAN Penelitian ini yaitu penelitian bersifat observasional dengan menggunakan pendekatan "cross-sectional". Penelitian ini dilakukan di Kantor Pengelola Megamall Manado dan waktu pelaksanaan pada bulan Februari-April 2013. Populasi dan sampel pada penelitian ini yaitu seluruh karyawan yang bekerja di kantor pengelola Megamall Manado sebanyak 37 orang. Definisi Operasional: 1. Stres kerja adalah respon adaptif, tanggapan, penyesuaian diri pada suatu kondisi antara individu dan lingkungan. Data diambil dengan menjalankan kuesioner ketika pekerja selesai melaksanakan pekerjaannya pada hari yang ditentukan. Kategori pengukuran dibagi menjadi 3 yaitu rendah (140-175), sedang (105-139) dan tinggi (70-104). Skala pengukuran ordinal.
2
2. Kelelahan kerja adalah menurunnya reaksi/respon melihat rangsangan cahaya selama bekerja. Kategori pengukuran dibagi menjadi 3 yaitu normal (150-240 ms), ringan (>240-<410 ms) dan sedang (410-580 ms). Skala pengukuran ordinal. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu : 1. Kuesioner Stres Kerja 2. Alat Reaction Timer tipe 6027 PENGUMPULAN DATA Pengumpulan data disesuaikan dengan jenis data sebagai berikut : 1. Data Primer Data primer diperoleh dengan cara pengukuran stress kerja menggunakan kuesioner dan pengukuran kelelahan kerja menggunakan alat Reaction Timer. 2. Data Sekunder Data sekunder diperoleh dari Bagian Human Resource Department (HRD) Megamall Manado meliputi sejarah ringkas berdirinya perusahaan, struktur organisasi dan gambaran umum perusahaan. Analisis Data 1. Analisis Univariat Hasil penelitian dilakukan secara deskriptif seperti tabel distribusi frekuensi. 2. Analisis Bivariat Untuk mengetahui pengaruh variabel bebas (stres kerja) terhadap variabel terikat (kelelahan kerja). Uji statistik yang digunakan yaitu uji korelasi Spearman Rank dengan tingkat kemaknaan α = 0,05. Analisis data menggunakan bantuan SPSS versi 22. HASIL 1. Stres Kerja Pengukuran tingkat stres kerja pada karyawan dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan kuesioner HSE. Setelah dilakukan pengumpulan data diperoleh hasil sebagai berikut: No. Klasifikasi Stres Kerja Jumlah Persen (%) 1 Rendah 5 14 2 Sedang 31 84 3 Tinggi 1 3 Jumlah 37 100 Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa dari sampel penelitian yang berjumlah 37 responden, sebanyak 5 orang (14%) berada dalam kategori stres kerja rendah, 31 orang (84%) berada dalam kategori stres kerja sedang dan 1 orang (3%) berada dalam kategori stres kerja tinggi. 2. Kelelahan Kerja Pengukuran tingkat kelelahan kerja pada karyawan dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan "reaction timer" untuk mengukur kecepatan waktu reaksi rangsang cahaya. Setelah dilakukan pengumpulan data diperoleh hasil sebagai berikut: No. Klasifikasi Kelelahan Kerja Jumlah Persen (%) 1 Normal 21 57 2 Ringan 13 35 3 Sedang 3 8 Jumlah 37 100 Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa dari sampel penelitian yang berjumlah 37 responden, sebanyak 21 orang (57%) berada dalam kategori kelelahan
3
normal, 13 orang (35%) berada dalam kategori kelelahan ringan dan 3 orang (8%) berada dalam kategori kelelahan sedang. 3. Pengaruh Stres Kerja terhadap Kelelahan Kerja Stres Kerja 1.000
Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) . 0.962 N 37 37 Kelelahan Kerja Correlation 0.008 1.000 Coefficient Sig. (2-tailed) 0.962 . N 37 37 Dari hasil pengujian statistik dengan menggunakan SPSS 22 untuk pengaruh stres kerja terhadap kelelahan kerja pada karyawan di Kantor Pengelola Megamall Manado maka didapatkan hasil dengan nilai signifikansi 0,962 berarti p value > α (α = 0,05) maka dapat diputuskan bahwa hipotesis nol (Ho) diterima atau tidak ada pengaruh stres kerja terhadap kelelahan kerja pada karyawan di Kantor Pengelola Megamall Manado. Spearman's rho
Stres Kerja
Kelelahan Kerja 0.008
PEMBAHASAN Pengaruh stres terhadap pekerja bermacam-macam tergantung pada tingkat prediktabilitas dan tingkat kontabilitasnya. Stres dapat menimbulkan gangguan pada kesehatan pekerja, gangguan di tempat kerja, masyarakat dan keluarganya. Disebutkan Maurits (2010), bahwa stres dapat berpengaruh terhadap kelelahan kerja namun tingkat pengaruhnya tidak sama bagi tiap pekerja. Pada hasil pengukuran stress kerja, didapatkan dari sampel penelitian yang berjumlah 37 responden, sebanyak 5 orang (14%) berada dalam kategori stres kerja rendah, 31 orang (84%) berada dalam kategori stres kerja sedang dan 1 orang (3%) berada dalam kategori stres kerja tinggi. Pada hasil pengukuran kelelahan kerja, didapatkan dari sampel penelitian yang berjumlah 37 responden, sebanyak 21 orang (57%) berada dalam kategori kelelahan normal, 13 orang (35%) berada dalam kategori kelelahan ringan dan 3 orang (8%) berada dalam kategori kelelahan sedang. Pada hasil pengaruh stres kerja terhadap kelelahan kerja dapat dilihat bahwa secara statistik dengan menggunakan uji korelasi Spearman diperoleh hasil p=0,962 (p>0,05) ini berarti bahwa tidak adanya pengaruh yang bermakna stres kerja terhadap kelelahan kerja pada karyawan di Kantor Pengelola Megamall Manado. Hasil penelitian ini tidak sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Prastyo (2005) yang mendapatkan hasil penelitian yang menunjukkan terdapat hubungan atau pengaruh yang bermakna antara stres kerja dengan kelelahan kerja, dilihat dari nilai p value lebih kecil dari nilai signifikansi p = 0,05 (p = 0,024). Hasil penelitian ini juga tidak sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Hariyono (2009) yang mendapatkan hasil penelitian bahwa terdapat hubungan atau pengaruh yang signifikan antara stres kerja dengan kelelahan kerja perawat di Rumah Sakit Islam Yogyakarta PDHI dengan nilai taraf signifikansi 0,026 < 0,05. Namun hasil penelitian ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Syahdianto (2012) yang mendapatkan hasil bahwa sesudah bekerja, 53,1% pekerja lapangan bagian produksi mengalami tingkat kelelahan ringan dan 46,9% pekerja yang mengalami tingkat kelelahan sedang. Sedangkan untuk stres kerja, 66,2% pekerja lapangan bagian produksi tidak mengalami stres kerja dan 33,8% pekerja yang mengalami stres kerja. Sehingga hasil uji statistik menunjukkan tidak ada hubungan atau
4
pengaruh antara stres kerja dengan tingkat kelelahan kerja pada pekerja lapangan bagian produksi di PT. J Resources Bolaang Mongondow (p=0,383). Hasil penelitian tidak sama dengan teori yang dikemukakan yakni stres dapat berpengaruh terhadap kelelahan kerja, namun hal ini kemungkinan disebabkan oleh beberapa faktor yang juga dapat mempengaruhi stres kerja, yakni lingkungan kerja dan faktor organisasional (hubungan dalam pekerjaan, struktur dan iklim organisasi). Lingkungan kerja dapat mempengaruhi kesehatan fisik maupun psikis pekerja. Faktorfaktor lingkungan kerja yang berpengaruh terhadap kesehatan pekerja antara lain adalah faktor fisik misalnya pencahayaan, suhu, kelembapan, radiasi, suara, tekanan udara dan vibrasi di ruang kerja, faktor kimia misalnya dalam bentuk gas, uap, debu, kabut, cairan, zat padat dan awan di ruang kerja, faktor biologis misalnya karena adanya bakteri, virus, jamur, dan serangga di ruang kerja serta faktor ergonomi misalnya hubungan kerja, suasana kerja, tanggung jawab, konstruksi mesin, sikap dan cara kerja yang salah di tempat kerja dan kelelahan. Lingkungan kerja di Kantor Pengelola Megamall Manado yang nyaman dan tidak bising merupakan salah satu faktor yang mendukung karyawan untuk dapat bekerja secara optimal dan produktif serta tidak mudah mengalami kelelahan. Dari segi faktor fisik, pencahayaan yang ada sudah cukup baik, suhu dan kelembapan ruangan menimbulkan suasana yang nyaman bagi pekerja karena difasilitasi dengan pendingin ruangan (Air Conditioner) serta tidak ada kebisingan dari luar kantor yang bisa menganggu kinerja karyawan dalam kantor. Dari segi faktor kimia dan biologis, ruangan kerja karyawan di kantor bersih dari segala bentuk gas, uap, kabut, bakteri, virus, jamur maupun serangga. Hal ini disebabkan karena kebersihan dan kenyamanan dalam kantor sangat diperhatikan oleh manajemen dengan mengerahkan petugas kebersihan (Housekeeping) setiap harinya untuk selalu membersihkan ruangan tempat karyawan bekerja. Penyebab stres yang berhubungan dengan struktur organisasi dan suasana kerja biasanya berawal dari budaya organisasi dan model manajemen yang digunakan. Beberapa faktor penyebabnya antar lain, kurangnya pendekatan partisipatoris, konsultasi yang tidak efektif, kurangnya komunikasi dan kebijaksanaan kantor. Selain itu seringkali pemilihan dan penempatan karyawan pada posisi yang tidak tepat juga dapat menyebabkan stres (Tarwaka, 2010). Aspek psikologis atau subyektif dari kelelahan lebih sulit diukur, meskipun dirasakan pula oleh tenaga kerja sebagai gangguan terhadap hasil kerjanya. Dapat dibayangkan jika seorang tenaga kerja merasa sangat lelah, akan muncul pula suatu ketegangan, rasa lemah, cepat marah, sulit berkonsentrasi maupun bekerja secara efektif. Hal-hal ini termasuk dalam gejala stres kerja (Anoraga, 2001). Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Kantor Pengelola Megamall Manado, faktor organisasional yang ada seperti hubungan dalam pekerjaan antar karyawan juga sudah baik, dimana hubungan setiap karyawan terjaga dengan baik. Hal ini dikarenakan pihak manajemen kantor sering mengadakan program-program untuk membangun rasa kebersamaan antar karyawan, seperti aerobik pagi bersama dan kegiatan amal. Begitu pula dengan struktur organisasi yang ada di Kantor Pengelola Megamall Manado sudah cukup jelas, sehingga setiap karyawan mengetahui tugas dan tanggung jawabnya masing-masing dengan begitu mengurangi resiko untuk mengalami stres dan kelelahan kerja. Iklim organisasi yang dibangun oleh manajemen Kantor Pengelola Megamall Manado sudah cukup kompetitif dimana setiap karyawan yang berprestasi akan diberikan penghargaan oleh manajemen. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Tingkat stres kerja pada karyawan di Kantor Pengelola Megamall Manado dikategorikan responden dengan stres rendah sebanyak 14%, responden dengan stres sedang sebanyak 84% dan responden dengan stres tinggi sebanyak 3%.
5
2. Tingkat kelelahan kerja pada karyawan di Kantor Pengelola Megamall Manado dikategorikan responden dengan kelelahan normal sebanyak 57%, responden dengan kelelahan ringan sebanyak 35% dan responden dengan kelelahan sedang sebanyak 8%. 3. Tidak ada pengaruh stres kerja terhadap kelelahan kerja pada karyawan di kantor pengelola Megamall Manado. SARAN Berdasarkan hasil pembahasan dan kesimpulan yang diperoleh, maka diajukan beberapa saran yang diharapkan berguna, yaitu: 1. Untuk mengurangi stres kerja pada perusahaan maka disarankan kepada setiap karyawan untuk menyusun manajemen waktu (membuat daftar harian tentang kegiatan yang harus diselesaikan, memprioritas kegiatan-kegiatan atas dasar kepentingan dan urgensinya, membuat jadwal kegiatan berdasarkan prioritas), melakukan latihan fisik (aerobik, bersepeda) dan latihan relaksasi dan kepada manajemen perusahaan Megamall agar menerapkan adanya sarana konseling bagi setiap karyawan untuk melakukan relaksasi dan meditasi, tetap mempertahankan kegiatan berolahraga atau kegiatan bersama lainnya serta mengadakan pemeriksaan kesehatan karyawan secara berkala. 2. Untuk mengurangi kelelahan kerja maka disarankan kepada setiap karyawan untuk melakukan istirahat setelah bekerja selama 2 jam dengan sedikit kudapan, melakukan sikap kerja yang nyaman dan tidak kaku, mengorganisasi kerja dengan baik serta menyesuaikan kapasitas kerja fisik dan mental dengan pekerjaan yang dilakukan dan kepada manajemen perusahaan Megamall agar melakukan pengujian dan evaluasi tenaga kerja secara periodik untuk mendeteksi indikasi kelelahan secara dini serta tetap mempertahankan aturan-aturan jam kerja dan waktu istirahat. DAFTAR PUSTAKA 1. Anoraga, P., 2001. Psikologi Kerja. Jakara: Penerbit Rineka Cipta. 2. Hariyono, W. 2009. Hubungan antara Beban Kerja, Stres Kerja dan Tingkat Konfilk dengan Kelelahan Kerja Perawat di Rumah Sakit Islam Yogyakarta PDHI Kota Yogyakarta. Yogyakarta: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Ahmad Dahlan. Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol. 3 No. 3 Tahun 2009. 3. Maurits, L.S., 2010. Selintas Tentang Kelelahan Kerja. Yogyakarta: Penerbit Amara Books. 4. Prastyo, A., 2005. Hubungan Antara Stres Kerja Dengan Kelelahan Kerja Pada Karyawan Dermaga PT. Krakatau Bandar Samudra Kota Cilegon. Yogyakarta: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Ahmad Dahlan. Skripsi. 5. Sumamur, P.K., 2009. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: Penerbit CV Sagung Seto. 6. Syahdianto, 2012. Hubungan antara Stres Kerja dengan Tingkat Kelelahan Kerja pada Pekerja Lapangan Bagian Produksi PT. J. Resources Bolaang Mongondow. Manado: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. EJournal Kesehatan Masyarakat Tahun 2012. 7. Tarwaka, 2010. Ergonomi Industri. Surakarta: Harapan Press. 8. World Health Organization, 2003. Work Organisation and Stress. United Kingdom Nottingham: Publications of World Health Organization.
6