Pemetaan Pekerjaan Awal dan Masa Tunggu Lulusan Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga Jurusan FKIP UNS ( Periode Kelulusan 2005-2009) Oleh : Bambang Wijanarko 1
ABSTRAK Penelitian bertujuan untuk 1) Mendeskripsikan peta okupasi (pekerjaan) awal lulusan JPOK FKIP UNS, Prodi Pendidikan Kepelatihan Olahraga periode kelulusan 2005–2009; 2) Menghitung rata-rata masa tunggu (masa menganggur) lulusan JPOK FKIP UNS, Prodi Pendidikan Kepelatihan Olahraga periode kelulusan 2005-2009; dan 3) Menghitung penghasilan (gaji) rata-rata lulusan JPOK FKIP UNS, lulusan Penkepor periode 2005-2009 untuk pekerjaan awal yang diperoleh serta pekerjaan terakhir saat pengisian angket. Informasi secara rinci digali melalui pendekatan survei eksploratif untuk mendapatkan informasi akurat tentang: 1) peta okupasi lulusan Prodi Penkepor, 2) rata-rata lama masa tunggu atau masa menganggur dan 3) penghasilan atau gaji rata-rata lulusan Prodi Penkepor pada saat mendapatkan okupasi awal serta pada pekerjaan terakhir saat mengisi angket. Kesimpulan penelitian adalah: 1) Jenis okupasi awal yang diperoleh responden urut dari prosentase terbesar adalah: guru Penjas GTT SMU/SMK Negeri (45,8 %), guru Penjas GTT SLTP Negeri (25 %), guru Penjas swasta atau yayasan (16,7 %), okupasi lain-lain tapi tidak terkait dengan bidang kepelatihan/olahraga sebesar 8,4 %, Instruktur senam di Hotel ternama (4,2 %), pelatih olahraga di klub (4,2 %); 2) Pengakuan responden atas masa tunggu rinciannya sebagai berikut : 0 bulan (12,5 %), 1 bulan (8,4 %), 2 bulan (8,4 %), 3 bulan (8,4 %), 4 bulan (4,2 %), 5 bulan (4,2 %), 6 bulan (20,8 %), 8 bulan (4,2 %), 12 bulan (12,5 %), dan 24 bulan (16,7 %). Dengan demikian rata -rata masa tunggu responden yang mewakili lulusan Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga (Penkepor) Jurusan POK FKIP UNS periode lulus 2005 2009 adalah selama 7,9 bulan; 3) Komposisi gaji meliputi gaji pada okupasi awal dan gaji pada pekerjaan terkini : a) Pada okupasi awal, sebagian besar responden mengaku memiliki penghasilan kurang dari Rp. 500.000,- per bulan. Jumlah mereka adalah sebesar 91,7 %. Sedangkan selebihnya yang berjumlah 8,3 % responden mengaku berpenghasilan antara Rp. 1.000.000, - hingga Rp. 1.500.000,-; b) Pada pekerjaan yang sekarang, sejumlah 33,4 % responden mengaku berpenghasilan di bawah Rp. 500.000,- per bulan, antara Rp. 500.000,- sampai Rp. 1.500.000,- sebesar 20,1 %, berpenghasilan antara Rp. 1.000.000,- sampai Rp. 1.500.000,- sebesar 41,7. Sedangkan yang berpenghasilan di atas Rp. 1.500.000,- hanya sebesar 8,3 %. _______________________________________ 1 Bambang Wijanarko adalah dosen Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta
279
PENDAHULUAN
dengan situasi makro ekonomi yang
A. Latar Belakang Masalah
tetap mengkrisis.
Aspirasi belajar di perguruan tinggi
memang
dibangun
Peningkatan
daya
saing
oleh
lulusan ditempuh seiring dan sejalan
adanya keinginan dan harapan yang
dengan upaya peningkatan kualitas
kuat untuk menjadi ahli dalam
output,
bidang
(Hardjono
berkualitas
Notodihardjo, 1990 : 24). Cepat
cenderung
bekerja setelah menyandang gelar
tinggi. Daya saing yang tinggi dapat
Sarjana adalah dambaan bagi setiap
pula dilakukan dengan membekali
lulusan perguruan tinggi, apalagi
lulusan dengan kemampuan plus.
bila pekerjaan (okupasi) tersebut
Kemampuan
sesuai minat dan gelar kesarjanaan
diharapkan mampu menjembatani
yang tersandang.
lulusan untuk sampai pada job atau
tertentu
karena
lulusan
yang
akademik memiliki
tinggi
daya
plus
saing
tersebut
Pertalian antara perguruan
okupasi yang sesuai dan relevan
tinggi dengan kesempatan kerja
dengan profesi utama. Mengem-
bagi lulusan memang merupakan
bangkan kurikulum yang relevan
permasalahan utama
yang
tentang
global.
Masalah
dengan kebutuhan masyarakat dan
dihadapi
terutama
pembangunan
tingginya
tingkat
peng-
ditempuh
dengan
mengembangkan kurikulum muatan
angguran lulusan perguruan tinggi.
lokal
yang
Dalam hubungan ini, termasuk juga
dinamis.
lebih
fleksibel
dan
masalah lulusan perguruan tinggi
Masa tunggu setelah lulus
yang bekerja di bawah kapasitas
memang amat jelas terkait dengan
yang
relevansi dan daya kompetitif atau
seharusnya
dapat
mereka
kerjakan.
daya saing lulusan. Namun, pada
Pada okupasi
yang
kenyataan tersedia
lahan
sisi yang lain, minat, keluwesan
semakin
bergaul, dan kemampuan adaptasi
jenuh bersamaan dengan jumlah
yang
tinggi
diperlukan
untuk
lulusan yang semakin meledak tiap
persyaratan tambahan memperoleh
tahunnya. Keadaan ini diperparah
okupasi secara lebih cepat. Dengan 280
kata
lain,
diperlukan
sence
of
tersebut dinamakan sebagai masa
networking bagi siapa saja yang
menunggu
ingin
kerja
Oleh karena merupakan kesempatan
Bahkan
kerja yang paling awal, maka sangat
menembus
setelah
lulus
peluang
sarjana.
(masa
menganggur).
strategi khusus perlu dilalui dan
memungkinkan
dipersiapkan
diperoleh bukan merupakan pilihan
oleh
mahasiswa
selama masih aktif kuliah. Menghitung
kerja
masa
yang
okupasi
terbaik
yang
bagi
suatu
tunggu
lulusan. Artinya, dengan adanya
lulusan perguruan tinggi merupakan
kesempatan kerja lain yang lebih
pencerminan
menjanjikan, seorang lulusan akan
daya
penerimaan
masyarakat. Semakin pendek masa
melakukan
tunggu maka semakin kuat tingkat
berpindah dari satu okupasi ke
penerimaan atau daya acceptable
okupasi
lahan
bersangkutan
okupasi
yang
ada
masyarakat. Sebaliknya,
di
semakin
panjang masa menganggur suatu
lahan
atau
sampai
yang
mendapatkan
suatu
dan "aman". Dengan demikian, okupasi
di
awal tidak berarti merupakan suatu
masyarakat atas lulusan tersebut.
lahan kerja yang mapan. Barangkali
Walaupun
ada sebagian kecil dari lulusan yang
faktor
okupasi
lainnya,
kerja
profesi yang menurutnya "nyaman"
lulusan, maka semakin rendah daya penerimaan
mobilitas
pengiring
dan
penyebab lamanya masa tunggu
mendapatkan
suatu
dengan
sekaligus menjadikan okupasi awal
untuk
tersebut sebagai lahan profesi yang
lulusan
berbagai
hal
terkait yang
sulit
dijelaskan secara tuntas.
adalah dengan memandang okupasi
nya adalah kesempatan kerja yang
awal
paling awal diperoleh lulusan suatu
mendapatkan
perguruan
mengakhiri
bersangkutan
awal
mapan. Asumsi yang digunakan
Okupasi awal pada hakikat-
tinggi
okupasi
sejak
yang
dinyatakan
lulus.
sebagai
Menelaah
suatu pekerjaan
masa
kegiatan untuk
menganggur.
permasalahan
okupasi
Rentang waktu antara saat lulus dan
awal dan menghitung rata-rata masa
saat
menunggu adalah suatu langkah
mendapatkan
okupasi
awal
281
yang
cukup
penting
dalam
menelusuri alumni.
mulai tahun lulus 2005, 2006, 2007, 2008, dan 2009.
Secara
institusional,
Penelusuran
lulusan
kontribusi Jurusan POK FKIP UNS
memiliki
dalam memperpendek masa tunggu
upaya
(masa menganggur) para lulusan-
studi dengan masyarakat terutama
nya,
kebutuhan masyarakat akan jenis-
dapat
dievaluasi
melalui
implikasi
pertalian
pada
antara
jenis
suatu upaya positif yang memiliki
Kendatipun banyak
nilai pragmatis dan urgensi yang
yang dapat dan perlu digali melalui
tinggi,
penelusuran lulusan, namun setidak-
dalam
rangka
tertentu.
permasalahan
akreditasi dan pembenahan pertalian
tidaknya
antara
internal
besar yang perlu segera diungkap.
maupun eksternal. Ironisnya, proses
Tiga permasalahan tersebut terkait
pelacakan
kendatipun
dengan: (1) peta okupasi (peker-
merupakan strategi penting, namun
jaan) awal lulusan, (2) rata-rata
belum dilakukan secara seksama
masa menunggu (menganggur) para
oleh lembaga yang telah menghas-
lulusan, dan (3) penghasilan atau
ilkan
gaji para lulusan pada pekerjaan
lembaga
secara
alumni
lulusan
sejumlah
ratusan
bahkan ribuan sarjana. Melakukan
ada
kerja
program
penelusuran alumni. Hal ini adalah
terutama
lapangan
setiap
tiga
permasalahan
pertama dan pada posisi pekerjaan penelusuran
terakhir saat mengisi angket.
terhadap lulusan, sebagaimana telah diisyaratakan
dalam
pengisian
barang akreditasi difokuskan pada
KAJIAN TEORITIS 1. Hakikat Profesi dan Okupasi
kurun lima-tahunan. Jika meng-
Profesi
merupakan
gunakan asumsi pada potret kurun
kegiatan
waktu lima tahunan tersebut, maka
ditopang oleh tingkat keahlian yang
Jurusan POK FKIP UNS, khususnya
cukup tinggi. Okupasi berasal dari
program
Pendidikan
bahasa Inggris occupation atau dari
Kepelatihan Olahraga (Penkepor)
bahasa Latin occupatio yang artinya
akan mengacu pada jumlah lulusan
ialah
studi
mencari
kesibukan,
nafkah
suatu
kegiatan
yang
atau 282
pekerjaan
mata
pencaharian
tepatnya
sistem
pendidikan,
(Mochtar Buchori, 1994 : 37).
sehingga output yang dihasilkan
Pekerjaan awal yang dipilih dan
tidak
dilakukan oleh lulusan lebih aman
diharapkan.
sesuai
dengan
apa
yang
kalau disebut sebagai suatu okupasi awal.
3. Link and Match Pada Sistem Okupasi, pada hakikatnya
merupakan
bentuk
pemenuhan
Pendidikan a. Konsep Link and Match
kebutuhan individu, karena : (1)
Kebijakan Link and Match
memberikan kepuasan ekonomi, (2)
merupakan kebijakan Departemen
memberikan kepuasan sosial, (3)
Pendidikan dan Kebudayaan, yang
memberikan identitas, (4) mengatur
dikembangkan
aktivitas kehidupan, (5) mendorong
untuk
rasa berprestasi, (6) memberikan
pendidikan, yaitu relevansi dengan
rasa kegunaan dan (7) menyalurkan
kebutuhan
minat dan potensi-potensi. (Dewa
umumnya dan dengan kebutuhan
Ketut Sukardi dan D.M. Sumiati,
dunia kerja, dunia usaha maupun
1993 : 49-52).
relevansi antar jenjang dan jalur
2. Peluang Okupasi Lulusan
pendidikan yang ada. Peningkatan
Fenomena
pengangguran
maksud
meningkatkan
relevansi
Perguruan Tinggi
dengan
relevansi
pembangunan
pendidikan
pada
merupakan
segenap upaya yang ditempuh agar
lulusan perguruan tinggi
adalah
hasil pendidikan dapat memberikan
masalah
yang
ironis.
dampak bagi
Masalah
pengangguran
terdidik
kebutuhan
tersebut,
oleh
Prijono
Kehidupan di masyarakat, maupun
162)
(3) Untuk melanjutkan pendidikan
Tjiptoherijanto
sangat
(1989
:
disebabkan oleh : (1) timbulnya mismatching yang berarti tidak ada
: (1) dunia
Pemenuhan kerja,
(2)
ke jenjang yang lebih tinggi. Link
secara
kesesuaian pekerjaan yang didapat
pertautan,
dengan jenjang pendidikan yang
hubungan interaktif. Match berarti
telah
kecocokan. Pada dasarnya Link and
ditamatkan,
(2)
kurang
keterkaitan,
harafiah atau
283
Match merujuk pada kebutuhan.
Dimenasi Match mencakup kese-
Kebutuhan
padanan tentang : (1) Efisiensi
sangat
dalam
luas,
dimensional,
pembangunan
bersifat
dan
multi
multi
internal, dan (2) Efisiensi eksternal.
sektoral
(Panitia Rakernas Depdikbud, 1993
mulai dari kebutuhan peserta didik
: 16-18).
sampai ke kebutuhan dunia kerja.
4. Pemenuhan Kebutuhan
Dari perspektif ini, Link menunjuk
Sumber Daya Manusia oleh
pada proses, yang berarti bahwa
Perguruan Tinggi
proses
pendidikan
sesuai
dengan
selayaknya
kebutuhan
pem-
Peningkatan didikan
tinggi
proses
untuk
pen-
memenuhi
bangunan, sehingga hasilnya cocok
kebutuhan sumber daya manusia
atau
bermutu dan berkeahlian, berbasis
Match
dengan
kebutuhan
tersebut, baik dari segi jumlah,
pada empat hal, yang meliputi :
mutu,
(1) Terserapnya
jenis,
kualifikasi,
bahkan
waktunya. (Naskah Induk Link and Match, 1993 : 12-13).
(2) Adanya
dijelaskan
antara
sebagai
miliki
peran
mempersiapkan manusia
sentral
(SDM),
individu
daya
lembaga
informasi pendidikan
lulusan setempat (3) Diterapkannya acara dan pedo-
dalam
sumber
pertukaran
tinggi dan masyarakat pengguna
"pemenuhan kebutuhan" dalam arti yang luas. Dunia pendidikan me-
dalam
jabatan
Konsepsi Link and Match dapat
lulusan
man pengajaran program studi (4) Terjalinnya kemitraan dengan
dan
masyarakat
pengguna lulusan
masyarakat terdidik yang sekaligus
(Bambang Soehendro, 1996 :
terlatih,
208).
sedangkan
dunia
kerja
sebagai pihak yang membutuhkan.
5. Penataan Kinerja Pemrosesan
b. Dimensi Link and Match Dimensi
Link
Lulusan
mencakup
Tiga
permasalahan
besar
keterkaitan pada: (1) Kebijaksanaan
setiap perguruan tinggi harus, yaitu:
strategis, (2) Kebijaksanaan teknis,
(1)
dan (3) Kebijaksanaan operasional.
didikan,
perencanaan (2)
strategis
pen-
tantangan-tantangan 284
yang dihadapi, dan (3) penentuan paradigma penataan.
c. Penentuan Paradigma Penataan Penataan sistem pendidikan
a. Tujuan dan Perencanaan
perlu dilaksanakan agar sistem yang
Strategik Tujuan
pendidikan
pada
berlaku di perguruan tinggi sesuai
hakikatnya merupakan kristalisasi
dengan kebutuhan masyarakat dan
dari berbagai aspek kehidupan suatu
pembangunan. Indikator keberhasil-
bangsa dalam bidang-bidang agama,
an perguruan tinggi tergantung pada
ideologi, politik, ekonomi, sosial,
output yang sesuai dengan kebutuh-
budaya,
an masyarakat dan pembangunan,
hukum,
lingkungan
hidup,
kependudukan, ilmu
penge-
dimana output tersebut kualitasnya
tahuan dan teknologi, serta per-
sangat
tahanan dan keamanan.
penataan yang digunakan. Penataan
b. Tantangan-tantangan
sistem pendidikan dapat digunakan sebagai
Pendidikan Tinggi Ekses
gelombang
krisis
ekonomi yang terjadi sejak pertengahan
tahun
dipengaruhi
1997
oleh
acauan
sistem
perencanaan
program kegiatan untuk meningkatkan kualitas output.
akan
Substansi pendidikan dan
menambah beban perguruan tinggi
pengajaran
sebagai institusi formal pengem-
banyak hal yang berkenaan dengan
bangan
manusia.
kurikulum, GBPP/silabi, penyusun-
Beban tersebut, sampai pada waktu
an materi kuliah, proses belajar
yang sulit diprediksikan, sekaligus
mengajar (PBM), penilaian hasil
menjadi tantangan-tantangan selama
belajar, dan skripsi. Karena itu,
periode reformasi hingga era per-
pembenahan
dagangan bebas, yaitu tahun 2020.
dengan merevisi, mereparasi, serta
sumber
Disamping nomi,
tantangan
daya
bidang
eko-
(Dikjar)
merevitalisasi
menyangkut
dikjar
hal-hal
dilakukan
tersebut
pengembangan
secara tepat.: meningkatkan Indeks
pendidikan tinggi juga terjadi pada
Prestasi Komulatif, memperpendek
bidang demografi, tenaga kerja, dan
Masa
informasi.
Masa Menunggu Setelah Lulus
Studi
dan
mempersingkat
285
responden dalam proses snowball
METODOLOGI Metode
penelitian
ini
Sampling. Angket yang digunakan
adalah metode penelitian deskriptif
dalam
adapun pendekatan penelitian ada-
perpaduan bentuk angket terbuka
lah pendekatan survei eksploratif.
dan angket tertutup, sebagaimana
Populasi
penelitian
adalah
seluruh
lulusan
studi
Pendidikan
ini
penelitian ini
disajikan pada lampiran.
program
Kepelatihan
merupakan
Jenis data diungkap
dari
yang hendak
responden
setiap
Olahraga JPOK FKIP UNS, lulus
responden,
sebagaimana
periode 2005 - 2009 berjumlah 219
struktur
pertanyaan/pernyataan
orang.
Berikut merupakan hasil
angket, adalah berkenaan dengan :
rekapitulasi jumlah lulusan Program
(1) karakteristik pribadi responden,
Studi
(2)
Pendidikan
Kepelatihan
harapan
okupasi,
(3)
pendapat
dasarkan periode wisuda pada kurun
tentang okupasi. Sampel berjumlah
2005 – 2009.
219 orang periode kelulusan 2005 –
Bulan Wisuda
Jumlah
opini
dan
Olahraga JPOK FKIP UNS ber-
Tahun
atau
dalam
responden
2009. Analisis data dengan teknik statistika deskriptif; terutama
Maret
Juni
Sept
Des
2005
17
13
12
10
56
2006
12
18
15
14
59
2007
7
7
11
18
43
2008
8
12
26
15
61
2009
7
HASIL PENELITIAN 1. Analisis Karakteristik Responden Karakteristik meliputi:
variabel
responden, umur,
tahun
Proses
lulus, jenis kelamin, dan tempat Jumlah Lulusan
219
tinggal responden. Komposisi umur responden : < 25 tahun = 20,8 %,
Pengumpulan data melalui
25 - 29 tahun = 25 %. berdasarkan
angket dengan teknik penyebaran
tahun lulus: lulusan tahun 2005 dan
angket inklusif dengan usaha yang
2006 masing-masing sebesar 26 %
dilakukan
dan
dalam
para mencari
informan
kunci
sampel
atau
27
menunjukkan
%.
Hasil bahwa
analisis responden 286
lulusan tahun 2007, 2008, 2009,
bermaksud bekerja sesuai dengan
masing-masing adalah sebesar 20
latar belakang studinya. Selebihnya,
%, 28 %, dan masih dalam proses.
yang sebesar 4,2 % beranggapan
Ditinjau komposisinya, maka dapat
bahwa bekerja tidak harus sesuai
dikatakan bahwa berdasarkan tahun
dengan latar belakang studi, yang
kelululusannya
penting
maka
mereka
sebenarnya sudah cukup mewakili masing-masing kurun
kelulusan
angkatan –
2005
mendapatkan
pekerjaan
tetap.
untuk
Semua responden,
2009.
sebesar 100 % berharap mendapat-
Ditinjau dari variabel jenis kelamin,
kan
responden pria berjumlah 60 orang
Negeri
atau sebesar 83,3 % dari jumlah
kependidikan.
responden
b. Okupasi Awal Setelah Lulus
secara
keseluruhan.
pekerjaan
yakni
Sedangkan sejumlah 12 orang atau
Sipil
menjadi
pegawai
(PNS)
bidang
Jenis okupasi awal yang
sebesar 16,7 % responden berjenis
diperoleh
kelamin
prosentase terbesar adalah: guru
wanita.
Hasil
analisis
responden
Penjas
jukkan
%
(45,8 %), guru Penjas GTT SLTP
responden bertempat tinggal di kota
Negeri (25 %), guru Penjas swasta
Surakarta atau satu kota dengan
atau yayasan (16,7 %), okupasi lain-
almamater.
Sebesar
responden
bertempat
sebesar
4,2
SMU/SMK
dari
tempat tinggal responden, menunbahwa
GTT
urut
Negeri
95,8
%
lain tapi tidak terkait dengan bidang
tinggal
di
kepelatihan/olahraga sebesar 8,4 %,
beberapa kabupaten di wilayah eks
Instruktur senam di Hotel ternama
karesidenan Surakarta.
(4,2 %), pelatih olahraga di klub
2. Analisis Harapan Okupasi
(4,2 %).
a. Maksud dan Harapan Bekerja
c. Masa Tunggu Setelah Lulus Masa tunggu atau masa
Setelah Lulus Sebesar 95,8 % responden
mengangur setelah lulus dihitung
yang merupakan lulusan Program
dalam satuan bulan. Hasil analisis
Studi
menunjukkan
Pendidikan
Kepelatihan
Olahraga periode 2005 – 2009
bahwa
rentangan
masa tunggu responden adalah 0 287
24 bulan. Yang cukup menarik dari
bekerja. Sebesar 8,4 % responden
hasil analisis tersebut adalah bahwa
mengaku sebelum lulus memang
terdapat
sudah bekerja atau sudah ada ikatan.
sejumlah
9
orang
responden atau sebesar 12,5 %
8,4
%
responden
responden mengaku memiliki masa
kesempatan
tunggu 0 bulan.
prakarsa pribadi. Melalui iklan surat
kerja
memperoleh awal
melalui
Pengakuan responden atas
kabar sebesar 4,2 %. Tidak satu pun
masa tunggu rinciannya sebagai
responden yang mengaku mem-
berikut : 0 bulan (12,5 %), 1 bulan
peroleh informasi pekerjaan dari
(8,4 %), 2 bulan (8,4 %), 3 bulan
kampus ( 0 %).
(8,4 %), 4 bulan (4,2 %), 5 bulan
e. Pertimbangan
(4,2 %), 6 bulan (20,8 %), 8 bulan
masa
dalam
Memilih Pekerjaan
(4,2 %), 12 bulan (12,5 %), dan 24 bulan (16,7 %).
Ideal
Sebagian besar responden (70,8 %) memiliki pertimbangan
Dengan demikian rata-rata
ideal bahwa pekerjaan yang dipilih
tunggu
harus sesuai dengan latar belakang
responden
yang
mewakili lulusan Program Studi
pendidikan.
Sebesar
12,5
%
Pendidikan Kepelatihan Olahraga
responden memiliki pertimbangan
(Penkepor) Jurusan POK FKIP UNS
ideal untuk memilih pekerjaan yang
periode lulus 2005 – 2009 adalah
menjamin karier di masa depan.
selama 7,9 bulan.
Sedangkan
sejumlah
8,4
d. Cara Memperoleh Kesempat-
responden
memilih
pekerjaan
%
"apapun" yang penting berpeng-
an Kerja Kesempatan
kerja
yang
hasilan
besar.
Sebesar
4,2
%
pertama (okupasi awal) ternyata
responden memilih bekerja apapun
diperoleh lulusan melalui berbagai
yang penting dekat dengan tempat
cara.
tinggal yang sekarang.
Sebagian
besar
responden
yakni 42 % responden mengaku
f. Kemanfaatan Kuliah
memperoleh pekerjaan awal melalui kontak
pribadi
dengan
calon
pengguna atau teman yang sudah
Hampir seluruh responden (83,3
%)
beranggapan
bahwa
kualifikasi penddikan sangat perlu 288
di dalam memperoleh kesempatan
lulusan Prodi dari jurusan lain di
kerja. Sebagian responden (67,8 %)
FKIP UNS.
menganggap bahwa
kuliah yang
Tentang tingkat kesulitan
diperoleh selama ini berguna dalam
lulusan Program Studi Pendidikan
pekerjaan yang diperolehnya.
Kepelatihan Olahraga dalam mem-
Dengan kata lain, jumlah responden
yang
memberikan
peroleh pekerjaan, sejumlah 8,3 % responden
menilai
"mudah".
tanggapan bahwa materi perkuliah-
Sebesar 41,7 % menganggap "agak
an
kebutuhan
sukar". Sedangkan responden yang
pekerjaan hampir sebanding dengan
menyatakan "sukar" sebesar 37,5 %.
jumlah responden yang menganggap
h. Taksiran
relevan
dengan
kurang relevan. Sepertiga responden
g. Peluang
Pekerjaan
Teman Seangkatan
meragukan tentang relevansi kuliah dengan dunia kerja.
atas
Sejumlah 33,4 % responden menaksir jumlah teman seangkatan
Mendapatkan
kuliah
yang
saat
ini
masih
menganggur atau belum mendapat-
Pekerjaan Tentang peluang mendapat-
kan pekerjaan yang "sesuai" adalah
kan pekerjaan, sebesar 37,5 %
kurang
responden
bahwa
sebesar 16,7 % responden menaksir
memiliki
bahwa jumlah teman seangkatan
sama
untuk
yang belum mendapatkan pekerjaan
pekerjaan.
Artinya
luusan peluang
beranggapan
semua
jurusan
yang
mendapatkan
dari
10
%.
Sedangkan
sesuai adalah masih di atas 50 %.
sama sulitnya atau sama mudahnya.
i. Komposisi Gaji atau peng-
Sebesar 25 % berpendapat bahwa
hasilan Lulusan
lulusan
jurusan
lain
lebih
Analisis atas pertanyaan /
berpeluang. Sedangkan sebesar 37,5
pernyataan
% responden beranggapan bahwa
mengungkap komposisi gaji atau
lulusan jurusan POK pada umum-
penghasilan lulusan bukan untuk
nya, khususnya Prodi Pendidikan
menghitung rata-rata.
Pendidikan Kepelatihan Olahraga
Pada
lebih
berpeluang
dibandingkan
sebenarnya
okupasi
hanya
awal,
sebagian besar responden mengaku 289
memiliki penghasilan kurang dari
khususnya periode lulus tahun 2005
Rp. 500.000,- per bulan. Jumlah
- 2009, (2) rata-rata masa tunggu
mereka adalah sebesar 91,7 %.
atau masa menganggur para lulusan
Sedangkan
Program Studi Pendidikan Kep-
selebihnya
yang
berjumlah 8,3 % responden me-
elatihan
ngaku berpenghasilan antara Rp.
periode lulus tahun 2005 – 2009,
1.000.000,- hingga Rp. 1.500.000,per bulan ketika berada pada posisi
Olahraga,
khususnya
dan (3) Gaji atau penghasilan per bulan para lulusan, baik pada posisi
pekerjaan awalnya. Pada sekarang,
pekerjaan sejumlah
yang
33,4
%
responden mengaku berpenghasilan di bawah Rp. 500.000,- per bulan,
okupasi awal maupun pada posisi pekerjaan terkini. 1. Jenis-jenis Okupasi Awal Lulusan Jenis okupasi awal yang
antara Rp. 500.000,- sampai Rp. 1.500.000,- sebesar 20,1 %, berpenghasilan antara Rp. 1.000.000,sampai
Rp.
1.500.000,-
41,7.
Sedangkan
yang
sebesar ber-
penghasilan di atas Rp. 1.500.000,-
diperoleh
responden
urut
dari
prosentase terbesar adalah : guru Penjas
GTT
SMU/SMK
Negeri
(45,8 %), guru Penjas GTT SLTP Negeri (25 %), guru Penjas swasta atau yayasan (16,7 %), okupasi lain-
hanya sebesar 8,3 %.
lain tapi tidak terkait dengan bidang kepelatihan/olahraga sebesar 8,4 %,
PEMBAHASAN Hasil yang perlu dibahas meliputi beberapa hasil analisis data yang memfokus pada pencapaian tujuan penelitian. Hasil analisis data
Instruktur senam di Hotel ternama (4,2 %), pelatih olahraga di klub (4,2 %). 2. Cara Memperoleh Kesempatan Kerja
yang dibahas adalah hasil analisis mengenai
tanggapan
responden
Sebagian besar responden yakni 42 % responden mengaku
tentang : (1) peta okupasi awal
memperoleh pekerjaan awal melalui
lulusan Program Studi Pendidikan
kontak
Kepelatihan Olahraga (Penkepor),
pengguna atau teman yang sudah
pribadi
dengan
calon
290
bekerja. Sebesar 8,4 % responden
4. Komposisi atau Gaji Lulusan
mengaku sebelum lulus memang
Pada okupasi awal, 91,7 %
sudah bekerja atau sudah ada ikatan.
responden
8,4
penghasilan
%
responden
kesempatan
kerja
memperoleh awal
mengaku
memiliki
kurang
dari
Rp.
melalui
500.000,- per bulan. Sedangkan
prakarsa pribadi. Melalui iklan surat
selebihnya yang berjumlah 8,3 %
kabar sebesar 4,2 %. Tidak satu pun
responden mengaku berpenghasilan
respopnden
yang
mengaku
antara Rp. 1.000.000,- hingga Rp.
memperoleh
informasi
pekerjaan
1.500.000,-
dari kampus ( 0 %).
Pada sekarang,
3. Rata-rata Masa Tunggu
sejumlah
yang
33,4
%
responden mengaku berpenghasilan
Setelah Lulus Rata-rata
pekerjaan
masa
tunggu
di bawah Rp. 500.000,- per bulan;
lulusan untuk mendapatkan okupasi
antara Rp. 500.000,- sampai Rp.
awal (pekerjaan pertama) dalam
1.500.000,-
analisis data berkisar 0 hingga 24
berpenghasilan
bulan. Modus masa tunggu adalag 6
1.000.000,- sampai Rp. 1.500.000,-
bulan. Pengakuan responden atas
sebesar
masa tunggu rinciannya sebagai
berpenghasilan
berikut : 0 bulan (12,5 %), 1 bulan
1.500.000,- hanya sebesar 8,3 %.
(8,4 %), 2 bulan (8,4 %), 3 bulan
KESIMPULAN
(8,4 %), 4 bulan (4,2 %), 5 bulan
Kesimpulan
(4,2 %), 6 bulan (20,8 %), 8 bulan
berikut
(4,2 %), 12 bulan (12,5 %), dan 24
1. Karakteristik responden meliputi
bulan (16,7 %). Dengan demikian
: a) komposisi umur responden :
rata-rata masa tunggu responden
< 25 tahun : 20,8 %,
yang mewakili lulusan Program
tahun : 25 %,; b) tahun lulus,
Studi
Kepelatihan
lulusan tahun 2005 dan 2006
Olahraga (Penkepor) Jurusan POK
sebesar 26 % dan 27 %. lulusan
FKIP UNS periode lulus 2005 –
tahun 2007, 2008, 2009, sebesar
2009 adalah 7,9 bulan.
20 %, 28 % dalam proses
Pendidikan
sebesar
20,1
%;
antara
41,7.
Rp.
Sedangkan di
yang
atas
penelitian
Rp.
sebagai
25 - 29
c) 291
jenis kelamin, pria sebesar 83,3
terkait
% dan 16,7 % responden berjenis
kepelatihan/olahraga sebesar 8,4
kelamin wanita; d) tempat tinggal
%, Instruktur senam di Hotel
,4,2
%
tinggal
dengan
bidang
responden
bertempat
ternama (4,2 %), pelatih olahraga
di
Surakarta,
di klub (4,2 %).
kota
sedangkan 95,8
% tersebar di
4. Pengakuan responden atas masa
beberapa kabupaten di wilayah
tunggu
eks Karesidenan Surakarta.
berikut : 0 bulan (12,5 %), 1
2. Sebesar 95,8 % responden yang merupakan Studi
lulusan
Pendidikan
Olahraga
Program Kepelatihan
sebagai
bulan (8,4 %), 2 bulan (8,4 %), 3 bulan
(8,4 %), 4 bulan (4,2 %),
5 bulan (4,2 %), 6 bulan (20,8
periode
%), 8 bulan (4,2 %), 12 bulan
2005 – 2009 bermaksud bekerja
(12,5 %), dan 24 bulan (16,7 %).
sesuai
belakang
Dengan demikian rata-rata masa
studinya. 4,2 % beranggapan
tunggu responden yang mewakili
bahwa bekerja tidak harus sesuai
lulusan
dengan latar belakang studi, yang
Pendidikan Kepelatihan Olahraga
penting mendapatkan pekerjaan
(Penkepor) Jurusan POK FKIP
tetap. Semua responden,
UNS periode lulus 2005 – 2009
sebesar
(Penkepor)
rinciannya
dengan latar
100
%
yakni
berharap
mendapatkan pekerjaan menjadi pegawai
Negeri
Sipil
(PNS)
bidang kependidikan. 3. Jenis
okupasi
Program
Studi
adalah selama 7,9 bulan. 5. Kesempatan kerja yang pertama (okupasi awal) diperoleh melalui berbagai cara. 42 % responden
awal
yang
memperoleh
pekerjaan
awal
diperoleh responden urut dari
melalui kontak pribadi dengan
prosentase terbesar adalah : guru
calon pengguna atau teman yang
Penjas GTT SMU/SMK Negeri
sudah bekerja. 8,4 % responden
(45,8 %), guru Penjas GTT SLTP
mengaku sebelum lulus memang
Negeri
sudah bekerja atau sudah ada
(25 %), guru Penjas
swasta atau yayasan (16,7 %),
ikatan.
okupasi
memperoleh
lain-lain
tapi
tidak
8,4
%
responden
kesempatan
kerja 292
awal melalui prakarsa pribadi.
berjumlah
Melalui iklan surat kabar sebesar
mengaku berpenghasilan antara
4,2 %. Tidak satu pun responden
Rp.
yang
memperoleh
1.500.000,-; b) Pada pekerjaan
informasi pekerjaan dari kampus
yang sekarang, sejumlah 33,4 %
( 0 %).
responden
mengaku
6. Komposisi
gaji
meliputi
gaji
8,3
%
1.000.000,-
berpenghasilan di
responden
hingga
Rp.
mengaku bawah Rp.
pada okupasi awal dan gaji pada
500.000,- per bulan, antara Rp.
pekerjaan terkini : a)
Pada
500.000,- sampai Rp. 1.500.000,-
okupasi awal, sebagian besar
sebesar 20,1 %, berpenghasilan
responden
antara Rp. 1.000.000,- sampai
penghasilan
mengaku
Rp.
Rp. 1.500.000,- sebesar 41,7.
Jumlah
Sedangkan yang berpenghasilan
mereka adalah sebesar 91,7 %.
di atas Rp. 1.500.000,- hanya
Sedangkan
sebesar 8,3 %.
500.000,-
kurang
memiliki
per
dari
bulan.
selebihnya
yang
DAFTAR PUSTAKA
Agus Kristiyanto, 1999a. September. "Prediksi Kebutuhan Layanan Profesi Keolahragaan Pasca 2000". Jurnal IPTEK Olahraga, Volume 1 Nomer 2. Bambang Soehendro, 1996. Kerangka Pengembangan Pendidikan Tinggi Jangka Panjang 1996 - 2005. Jakarta : Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Dikbud RI. Naskah Induk Link and Match, 1993. Jakarta : Depdikbud.
293