PEMOTONGAN/PEMUNGUTAN PAJAK OLEH BENDAHARA PEMERINTAH
KPP PRATAMA JAKARTA SETIABUDI TIGA
APBN/APBD DIKELOLA
INSTANSI PEMERINTAH PUSAT INSTANSI PEMERINTAH DAERAH LEMBAGA NEGARA
BENDAHARA /PEMEGANG KAS WAJIB MELAKUKAN PEMOTONGAN DAN PEMUNGUTAN PAJAK PUSAT
KEWAJIBAN WAJIB PAJAK BENDAHARA
DAFTAR (NPWP)
POTONG/ PUNGUT
SETOR
LAPOR
Kewajiban Mendaftarkan Diri Pasal 2 ayat (1) UU KUP
Bendahara yang Mengelola APBN/APBD
Wajib Mendaftarkan Diri
Untuk Mendapatkan NPWP
FUGNSI NPWP 1. Untuk mengetahui identitas Wajib Pajak. 2. Untuk menjaga ketertiban dalam pembayaran pajak dan dalam pengawas administrasi perpajakan. 3. Untuk keperluan yang berhubungan dengan dokumen perpajakan, sehingga semua yang berhubungan dengan dokumen perpajakan harus mencantumkan NPWP. 4. Untuk memenuhi kewajiban-kewajiban perpajakan misalnya dalam Surat Setoran Pajak (SSP) . 5. Untuk mendapatkan pelayanan dari instansi-instansi tertentu yang mewajibkan mencantumkan NPWP dalam dokumen-dokumen yang diajukan. Misal : - Dokumen Import (PPUD/ PIUD) - Dokumen Eksport (PEB) - Dan lainlain. - Untuk keperluan pelaporan Surat Pemberitahuan (SPT) masa atau tahunan.
PEMOTONGAN/PEMUNGUTAN PAJAK PPh Pasal 21/26
PAJAK PENGHASILAN (PPh)
PPh Pasal 22 PPh Pasal 23/26 PPh Pasal 4 (2)
PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (PPN)
Barang Jasa
PEMOTONGAN DAN PEMUNGUTAN PPh PPh PASAL 21 Pemotongan atas penghasilan yg dibayarkan kepada orang pribadi sehubungan dengan pekerjaan, jabatan, jasa & kegiatan
PEGAWAI
BUKAN PEGAWAI
PEMOTONGAN / PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 OLEH BENDAHARA DIBAYARKAN KEPADA PEGAWAI (PEJABAT NEGARA/PNS/ANGGOTA TNI/POLRI/PENSIUNANNYA)
PENGHASILAN TERATUR
- GAJI/PENSIUN - TUNJANGAN TERKAIT
TARIF PS.17 X PENGHASILAN KENA PAJAK DITANGGUNG PEMERINTAH
PENGHASILAN TIDAK TERATUR
HONORARIUM ,IMBALAN LAIN DGN NAMA , APAPUN
TARIF FINAL (0%, 5%, 15%) X PH. BRUTO
HONORARIUM, KOMISI, FEE, DAN IMBALAN YG DIBAYARKAN KEPADA BUKAN PEGAWAI 1.
2.
3. 4.
5.
TENAGA AHLI (PENGACARA, AKUNTAN, ARSITEK, DOKTER, KONSULTAN, NOTARIS, PENILAI DAN AKTUARIS) PEMAIN MUSIK, PEMBAWA ACARA, PENYANYI, PELAWAK, BINTANG FILM, BINTANG SINETRON, BINTANG IKLAN, SUTRADARA, KRU FILM, FOTO MODEL, PERAGAWAN/TI, PEMAIN DRAMA, PENARI, PEMAHAT, PELUKIS & SENIMAN LAINNYA OLAHRAGAWAN; PENASEHAT, PENGAJAR, PELATIH, PENCERAMAH, PENYULUH & MODERATOR PENGARANG, PENELITI, DAN PENERJEMAH;
TIDAK BERKESINAMBUNGAN
6.
7. 8. 9.
10. 11. 12.
PEMBERI JASA DLM SEGALA BDG TERMASUK TEKNIK, KOMPUTER DAN SISTEM APLIKASINYA TELEKOMUNIKASI, ELEKTRONIKA, FOTOGRAPHI, EKONOMI DAN SOSIAL SERTA PEMBERIAN JASA KPD SUATU PANITIA AGEN IKLAN; PENGAWAS, PENGELOLA PROYEK; PEMBAWA PESANAN/PENEMU LANGGANAN ATAU YG MENJADI PERANTARA PENJAJA BARANG DAGANGAN PETUGAS DINAS LUAR ASURANSI; DISTRIBUTOR PERUSAHAAN MULTILEVEL MARKETING ATAU DIRECT SELLING & KEGIATAN SEJENIS LAINNYA
BERKESINAMBUNGAN
PPH PS 21=
PPH PS 21
TARIF PS 17 X 50% X PENGHASILAN BRUTO
TARIF PS 17 X 50% X (PENGHASILAN BRUTO-PTKP)
2.5%
9 * SYARATNYA HARUS MEMILIKI NPWP & TDK MENERIMA SUMBER PENGHASILAN LAINNYA
TARIF BERDASARKAN PASAL 17 AYAT (1) A UU NO.36/2008 ( UU PPH) KETENTUAN BARU (Mulai tahun pajak 2009): NO
Lapisan Penghasilan
1.
S.d.
2.
Di atas Rp 50.000.000,- s.d. Rp 250.000.000
3.
Di atas Rp250.000.000,- s.d.Rp500.000.000,Di atas Rp500.000.000,-
4.
Rp 50.000.000,-
Tarif 5% 15% 25%
30%
10
TARIF FINAL PENGHASILAN ATAS HONORARIUM YANG BERSUMBER DARI APBN/APBD MULAI 1 JANUARI 2011 (PP 80/2010) NO.
PENERIMA PENGHASILAN
TARIF
Ket
0%
Dibuat Bukti Pemotongan
1.
PNS Golongan I dan II Anggota TNI dan Anggota POLRI Golongan Pangkat Tamtama dan Bintara, dan Pensiunannya
5%
2.
PNS Golongan III Anggota TNI dan Anggota POLRI Golongan Pangkat Perwira Pertama, dan pensiunannya
15%
3.
Golongan IV Anggota TNI dan Anggota POLRI Golongan Pangkat Perwira Menengah dan Perwira Tinggi, dan Pensiunannya 11
Dibuat Bukti Pemotongan
Dibuat Bukti Pemotongan
Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Pemotongan PPh Pasal 21 (PP 80/2010) Dalam hal Pejabat Negara, PNS, Anggota TNI, Anggota POLRI, dan Pensiunannya tidak memiliki NPWP, atas penghasilan tetap dan teratur setiap bulan yang dibebankan pada APBN atau APBD dikenai tarif Pajak Penghasilan Pasal 21 lebih tinggi sebesar 20% dan dipotong dari penghasilan yang diterima
Gol III yang tidak punya NPWP (6%) Gol IV yang tidak punya NPWP (18%)
TATA CARA PENYETORAN PPh PASAL 21
TDK DITANGGUNG PEMERINTAH
DGN SSP KE : - BANK PERSEPSI, ATAU - KANTOR POS GIRO
PALING LAMBAT TGL 10 BLN BERIKUTNYA
DITANGGUNG PEMERINTAH
SPM
BILA JATUH PD HARI LIBUR PENYETORAN PADA HARI KERJA BERIKUTNYA
13
TATA CARA PENGISIAN SSP PPH PS 21 Kolom identitas Wajib Pajak (NPWP, Nama dan Alamat) diisi dengan NPWP, Nama dan Alamat Bendahara Pemotong/Pemungut Kode Akun Pajak diisi dengan angka 411121 Kode Jenis Setoran a. Untuk setoran masa, diisi dengan angka 100 b. Untuk setoran final atas honorarium atau imbalan lain yang diterima Pejabat Negara, PNS, TNI/Polri dan Pensiunan, diisi dengan angka 402 SSP ditandatangani oleh Bendahara
14
TATA CARA PELAPORAN PPh PASAL 21 DGN SPT MASA PPh PASAL 21 KE KPP/K2KP PLG LAMBAT TGL 20 BULAN BERIKUTNYA JIKA JATUH PD HARI LIBUR
PD HARI KERJA BERIKUTNYA 15
PPh Pasal 22
16
BENDAHARA SEBAGAI PEMUNGUT PPh PASAL 22
DITJEN ANGGARAN BENDAHARA PEMERINTAH PUSAT/DAERAH
YG MELAKUKAN PEMBAYARAN ATAS PEMBELIAN BARANG
MEMUNGUT PPh PASAL 22 17
DIKECUALIKAN DARI PEMUNGUTAN PPh PSL 22 PEMBAYARAN ATAS PENYERAHAN BARANG YANG JUMLAHNYA PALING BANYAK Rp2.000.000,- DAN TIDAK MERUPAKAN PEMBAYARAN YANG TERPECAHPECAH PEMBAYARAN UNTUK PEMBELIAN BAHAN BAKAR MINYAK, LISTRIK, GAS, AIR MINUM / PDAM, DAN BENDA BENDA POS
PEMBAYARAN UNTUK PEMBELIAN BARANG SEHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) 18
SAAT PEMUNGUTAN
PADA SETIAP PELAKSANAAN PEMBAYARAN ATAS PENYERAHAN BARANG OLEH REKANAN
TARIF 1,5% DARI HARGA/NILAI PEMBELIAN BARANG
JIKA REKANAN TDK MEMILIKI NPWP MAKA TARIFNYA 100% LEBIH TINGGI
19
TATA CARA PEMUNGUTAN DAN PENYETORAN
PPh PASAL 22 DIPUNGUT PADA SETIAP PELAKSANAAN PEMBAYARAN
DISETOR PADA HARI YANG SAMA
KE BANK PERSEPSI/KANTOR POS DAN GIRO
SSP
20
TATA CARA PENGISIAN SSP PPH PS 22 Kolom identitas Wajib Pajak (NPWP, Nama dan Alamat) diisi dengan NPWP, Nama dan Alamat Rekanan Kode Akun Pajak diisi dengan angka 411122 Kode Jenis Setoran diisi dengan angka 900
SSP ditandatangani oleh Bendahara
21
TATA CARA PELAPORAN PELAPORAN PPh PASAL 22
SPT MASA F.1.1.32.02
KE KPP/KP2KP SELAMBAT-LAMBATNYA 14 HARI SETELAH MASA PAJAK BERAKHIR JIKA JATUH PADA HARI LIBUR 22
PADA HARI KERJA BERIKUTNYA
PPh Pasal 23
23
PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PEMOTONGAN PPh PASAL 23
SEWA DAN PENGHASILAN LAIN SEHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN HARTA (kecuali Sewa Tanah dan/atau Bangunan) IMBALAN SEHUBUNGAN DENGAN: • JASA TEKNIK; • JASA MANAJEMEN; • JASA KONSULTAN • DAN JASA LAINNYA
24
25
TARIF DAN DASAR PEMOTONGAN PPh PASAL 23
HADIAH DAN PENGHARGAAN, DEVIDEN, BUNGA DAN ROYALTI
SEWA DAN JASA LAINNYA
TARIF 15 %
TARIF 2%
JUMLAH BRUTO DASAR PEMOTONGAN
JIKA REKANAN TDK MEMILIKI NPWP MAKA TARIFNYA 100% LEBIH TINGGI
26
TATA CARA PENYETORAN PPh PASAL 23
DGN SSP KE : - BANK PERSEPSI, ATAU - KANTOR POS GIRO
PALING LAMBAT TGL 10 BLN BERIKUTNYA
BILA JATUH PD HARI LIBUR PENYETORAN PADA HARI KERJA BERIKUTNYA
27
TATA CARA PENGISIAN SSP PPH PS 23 Kolom identitas Wajib Pajak (NPWP, Nama dan Alamat) diisi dengan NPWP, Nama dan Alamat Bendahara Pemotong/Pemungut Kode Akun Pajak diisi dengan angka 411124 Kode Jenis Setoran a. Untuk sewa, diisi dengan angka 100 b. Untuk jasa, diisi dengan angka 104
SSP ditandatangani oleh Bendahara
28
TATA CARA PELAPORAN PPh PASAL 23 DGN SPT MASA PPh PASAL 23 KE KPP/K2KP PLG LAMBAT TGL 20 BULAN BERIKUTNYA JIKA JATUH PD HARI LIBUR
PD HARI KERJA BERIKUTNYA 29
PPh Pasal 4 ayat (2)
30
Pemotongan atau pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 4 ayat (2) atau PPh Pasal 4 ayat (2) adalah cara pelunasan pajak dalam tahun berjalan antara lain melalui pemotongan atau pemungutan pajak yang bersifat final atas penghasilan tertentu yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
PERSEWAAN TANAH DAN/ATAU BANGUNAN PENGALIHAN HAK ATAS TANAH DAN/ATAU BANGUNAN JASA KONSTRUKSI
31
PERSEWAAN TANAH DAN/ATAU BANGUNAN Objek PPh Final adalah sewa tanah dan/atau bangunan berupa tanah, rumah, rumah susun, apartemen, kondominium, gedung perkantoran, pertokoan, gedung pertemuan termasuk bagiannya, rumah kantor, toko, rumah toko, gudang, bangunan industri.
Besarnya PPh Final yang dipotong adalah 10% dari jumlah bruto nilai persewaan, baik yang menyewakan Wajib Pajak Orang Pribadi maupun Badan Jumlah bruto nilai persewaan adalah jumlah yang dibayarkan/terutang oleh penyewa termasuk biaya perawatan, pemeliharaan, keamanan, fasilitas lainnya, dan service charge (baik perjanjiannya dibuat secara terpisah maupun disatukan) 32
PENGALIHAN HAK ATAS TANAH DAN/ATAU BANGUNAN Besarnya PPh Final yang dipungut adalah 5% dari jumlah bruto nilai pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan.
Pembebasan PPh Final dapat diberikan atas pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan kepada: 1) Orang pribadi yang mempunyai penghasilan di bawah PTKP yang jumlah bruto pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunannya kurang dari Rp60.000.000,00 (enam puluh juta rupiah) dan bukan merupakan jumlah yang dipecah-pecah. 2) Pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan kepada pemerintah guna pelaksanaan pembangunan untuk kepentingan umum yang memerlukan persyaratan khusus yaitu pembebasan tanah oleh pemerintah untuk proyek-proyek jalan umum, saluran pembuangan air, waduk, bendungan dan bangunan pengairan lainnya, saluran irigasi, pelabuhan laut, bandar udara, DLL 33
JASA KONSTRUKSI Pekerjaan Konstruksi adalah keseluruhan atau sebagian rangkaian kegiatan perencanaan dan/atau pelaksanaan beserta pengawasan yang mencakup pekerjaan arsitektural, sipil, mekanikal, elektrikal, dan tata lingkungan masing-masing beserta kelengkapannya untuk mewujudkan suatu bangunan atau bentuk fisik lain Perencanaan Konstruksi adalah pemberian jasa oleh orang pribadi atau badan yang mampu mewujudkan pekerjaan dalam bentuk dokumen perencanaan bangunan fisik lain Pelaksanaan Konstruksi adalah pemberian jasa oleh orang pribadi atau badan yang mampu menyelenggarakan kegiatannya untuk mewujudkan suatu hasil perencanaan menjadi bentuk bangunan atau bentuk fisik lain Pengawasan konstruksi adalah pemberian jasa oleh orang pribadi atau badan yang mampu melaksanakan pekerjaan pengawasan sejak awal pelaksanaan pekerjaan konstruksi sampai selesai dan 34 diserahterimakan.
35
TATA CARA PENYETORAN PPh PASAL 4(2)
DGN SSP KE : - BANK PERSEPSI, ATAU - KANTOR POS GIRO
PALING LAMBAT TGL 10 BLN BERIKUTNYA
BILA JATUH PD HARI LIBUR PENYETORAN PADA HARI KERJA BERIKUTNYA
36
TATA CARA PENGISIAN SSP PPH PS 4(2) Kolom identitas Wajib Pajak (NPWP, Nama dan Alamat) diisi dengan NPWP, Nama dan Alamat Bendahara Pemotong/Pemungut Kode Akun Pajak diisi dengan angka 411128 Kode Jenis Setoran a. Untuk Pengalihan hak atas tanah/bangunan, diisi 402 b. Untuk Persewaan tanah dan/atau bangunan, diisi 403 c. Untuk Jasa Konstruksi, diisi 409 SSP ditandatangani oleh Bendahara
37
TATA CARA PELAPORAN PPh PASAL 4(2) DGN SPT MASA PPh PASAL 4(2) KE KPP/K2KP PLG LAMBAT TGL 20 BULAN BERIKUTNYA JIKA JATUH PD HARI LIBUR
PD HARI KERJA BERIKUTNYA 38
PPN
39
PEMOTONGAN / PEMUNGUTAN
PAJAK PERTAMBAHAN NILAI OLEH BENDAHARA
PEMBELIAN
BARANG KENA PAJAK
JASA KENA PAJAK
DIPUNGUT PPN
BARANG KENA PAJAK (BKP)
BARANG BERWUJUD
BARANG TIDAK BERWUJUD
BARANG BERGERAK BARANG TIDAK BERGERAK
41
JASA KENA PAJAK (JKP) SETIAP KEGIATAN PELAYANAN BERDASARKAN SUATU PERIKATAN/PERBUATAN HUKUM
YANG MENYEBABKAN BARANG/FASILITAS/KEMUDAHAN/HAK, TERSEDIA UTK DIPAKAI TERMASUK
JASA YANG DILAKUKAN UNTUK MENGHASILKAN BARANG KARENA PESANAN/PERMINTAAN DGN BAHAN DAN ATAS PETUNJUK DARI PEMESAN 42
DIKENAKAN PPN
TARIF PPN PPN
EKSPOR
10 %
PPN 0 %
DENGAN PERATURAN PEMERINTAH DAPAT DIUBAH
5%
SERENDAHRENDAHNYA
15%
SETINGGITINGINYA
43
PEMBAYARAN YANG TIDAK DIPUNGUT PPN a. pembayaran yang jumlahnya paling banyak Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah) dan tidak merupakan pembayaran yang terpecah-pecah; b. pembayaran untuk pembebasan tanah;
c.
pembayaran atas penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak yang menurut ketentuan perundang-undangan yang berlaku, mendapat fasilitas Pajak Pertambahan Nilai tidak dipungut dan/atau dibebaskan dari pengenaan Pajak Pertambahan Nilai;
d. pembayaran atas penyerahan Bahan Bakar Minyak dan Bukan Bahan Bakar Minyak oleh PT Pertamina (Persero); e.
pembayaran atas rekening telepon;
f.
pembayaran atas jasa angkutan udara yang diserahkan oleh perusahaan penerbangan;
g. pembayaran lainnya untuk penyerahan barang atau jasa yang 44 menurut ketentuan perundang-undangan yang berlaku tidak dikenakan Pajak Pertambahan Nilai.
PEMBAYARAN YANG TIDAK MELEBIHI JUMLAH RP 1.000.000,00 DAN MERUPAKAN PEMBAYARAN YANG TIDAK DIPECAH-PECAH YANG DIKECUALIKAN DARI PEMUNGUTAN PPN/PPN BM
CONTOH A
HARGA JUAL PPN= 10 % X Rp 800.000 PPn BM=20 % X Rp 800.000 HARGA JUAL TERMSK PPN/PPn BM
Rp 800.000,00 Rp 80.000,00 Rp 160.000,00 Rp 1.040.000,00 DIPUNGUT PPN/PPn BM
Rp 1.040.000,- > Rp 1.000.000,-
B HARGA JUAL
PPN= 10 % X Rp 800.000 PPn BM= 10 % X Rp 800.000 HARGA JUAL TERMSK PPN/PPn BM Rp 960.000,- Rp 1.000.000,-
Rp 800.000,00 Rp 80.000,00 Rp 80.000,00 Rp 960.000,00 TIDAK DIPUNGUT PPN/PPn BM PPN/PPn BM TERUTANG 45 DISETOR SENDIRI OLEH PKP
SAAT DAN DASAR PEMUNGUTAN PPN PEMUNGUTAN PPN SAAT PEMBAYARAN OLEH BENDAHARA KEPADA PKP REKANAN
DASAR PEMUNGUTAN HARGA JUAL
HARGA JUAL TIDAK TERMASUK PPN
HARGA JUAL TERMASUK PPN
PPN YG DIPUNGUT 10/100 x HARGA JUAL
PPN YG DIPUNGUT 10/110 x HARGA JUAL
46
TATA CARA PENYETORAN PPN
DGN SSP KE : - BANK PERSEPSI, ATAU - KANTOR POS GIRO
SELAMBAT-LAMBATNYA TGL 7 BULAN TAKWIM BERIKUTNYA SETELAH MASA PAJAK BERAKHIR
BILA JATUH PD HARI LIBUR PENYETORAN PADA HARI KERJA BERIKUTNYA
47
TATA CARA PENGISIAN SSP PPN Kolom identitas Wajib Pajak (NPWP, Nama dan Alamat) diisi dengan NPWP, Nama dan Alamat Rekanan Kode Akun Pajak diisi dengan angka 411211 Kode Jenis Setoran diisi dengan angka 900
SSP ditandatangani oleh Bendahara
48
TATA CARA PELAPORAN PPN DGN SPT MASA PPN PEMUNGUT KE KPP/K2KP
SELAMBAT-LAMBATNYA AKHIR BULAN BERIKUTNYA SETELAH MASA PAJAK BERAKHIR JIKA JATUH PD HARI LIBUR
PD HARI KERJA BERIKUTNYA 49
50