1
PEMETAAN DAN PERSEPSI TERHADAP PEMANFAATAN TEKNOLOGI SOSIAL MEDIA OLEH PENGUSAHA UMKM MEBEL DI KECAMATAN BANJARSARI KOTA SURAKARTA Meida Ellia Puspita, Wiwit Rahayu, Nuning Setyowati Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Jalan Ir. Sutami No. 36 A Kentingan Surakarta 57126 Telp./ Fax.(0271) 637457 E-mail:
[email protected]. Telp. 0856447374968 Abstract: This research aims to determine the map of social media technology utilization, identify the stages of adoption of social media technologies, identify the perceptions of the benefits and constraints in the utilization of social media technologies by furniture SMEs in Sub District Banjarsari, Surakarta City. The basic method of this research is descriptive analysis method. Research location in Sub District Banjarsari. Determination of the respondents with census method. Measurement of the variable using the likert scale. The results showed that the majority of SMEs entrepreneurs of furniture doesn’t use social media technologies in its business. The distribution of the largest population of SMEs of furniture in the Gilingan Village. The type of social media technology that is widely used is the blackberry messenger. The majority of the sources of information came from the media. Use of social media technology between 1-5 years with frequency of use every day and its own access. Activities of the business which is often done by the respondent for the transaction, promotional, and customer service. The stage of adoption of social media technologies by SMEs of furniture in Banjarsari is at a stage of awareness. Entrepreneurs furniture SMEs are already using social media technology perceives that social media technologies has a high benefit with a fairly high barriers. While the enterprenuers of SMEs of furniture that doesn’t use social media technology perceive that social media technologies have the benefit of high with barriers anyway. Key Word : Mapping, Perception, Social Media Technology, Furniture SMEs, Surakarta
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peta pemanfaatan teknologi sosial media, mengidentifikasi tahapan adopsi teknologi sosial media, dan mengidentifikasi persepsi terhadap manfaat dan kendala dalam pemanfaatan teknologi sosial media oleh pengusaha UMKM mebel di Kecamatan Banjarsari, Kota Surakarta. Metode dasar yang digunakan deskriptif analisis dengan lokasi penelitian di Kecamatan Banjarsari. Penentuan responden dengan metode sensus. Pengukuran variabel menggunakan skala likert. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas pengusaha UMKM mebel tidak menggunakan teknologi sosial media dalam bisnisnya. Sebaran populasi UMKM mebel terbesar berada di Kelurahan Gilingan. Jenis teknologi sosial media yang banyak digunakan adalah blackberry messanger. Mayoritas sumber informasi berasal dari media. Lama penggunaan teknologi sosial media antara 1-5 tahun dengan frekuensi setiap hari dan akses milik sendiri. Kegiatan bisnis yang sering menggunakan sosial media adalah transaksi, promosi, dan pelayanan. Tahapan adopsi teknologi sosial media oleh pengusaha UMKM mebel di Kecamatan Banjarsari berada pada tahap awareness. Pengusaha UMKM mebel di Kecamatan Banjarsari yang sudah menggunakan teknologi sosial media menilai penggunaan teknologi sosial media memiliki kemanfaatan tinggi dengan kendala cukup tinggi. Sedangkan pengusaha UMKM mebel yang tidak menggunakan teknologi sosial media menilai penggunaan teknologi sosial media memiliki kemanfaatan cukup tinggi dengan kendala tinggi. Kata Kunci : Pemetaan, Persepsi, Teknologi Sosial Media, UMKM Mebel, Surakarta
PENDAHULUAN
Komunitas yang memiliki potensi untuk memanfaatkan teknologi sosial media dalam pengembangan bisnisnya adalah Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). UMKM pada negaranegara yang sedang berkembang, memegang peranan penting dalam perekonomian nasional. UMKM dikatakan memiliki daya saing global apabila mampu menjalankan operasi bisnisnya secara reliable, seimbang dan berstandar tinggi. Kota Surakarta merupakan salah satu dari 35 kabupaten/ kota di Provinsi Jawa Tengah yang daerahnya tidak memiliki sumber daya alam. Oleh karena itu, perekonomiannya pun tergantung pada sektor sekunder dan tersier, seperti perdagangan (Disperindag Kota Surakarta, 2012). Perdagangan di Kota Surakarta salah satunya dilakukan oleh pelaku bisnis UMKM mebel. Tingginya permintaan mebel di pasaran membuat mebel menjadi komoditas ekspor andalan Kota Surakarta dengan nilai FOB 1.906.022,05 US$ (Disperindag Kota Surakarta, 2012). Kecamatan Banjarsari merupakan kecamatan yang memiliki populasi UMKM mebel terbesar. Jumlah UMKM mebel di Kota Surakarta dapat dilihat pada Tabel 1.
Laju perkembangan sistem teknologi informasi di era globalisasi berjalan dengan pesat seiring dengan kebutuhan manusia akan informasi. Dimulai dari lahirnya sistem informasi akuntansi hingga saat ini sistem informasi jejaring global menuntut semua orang untuk mampu beradaptasi menggunakannya. Perkembangan sistem teknologi informasi di Indonesia memberikan dampak yang cukup signifikan pada semua aspek kehidupan, baik dalam pendidikan, pemerintahan maupun bisnis. Penerapan teknologi informasi pada bidang bisnis, dikenal dengan sebutan E-Business (Wati, 2011). E-business merupakan suatu istilah yang digunakan untuk memberi nama kegiatan-kegiatan bisnis yang dilakukan melalui internet. Salah satu bentuk penerapan sistem teknologi informasi yang dapat digunakan oleh semua orang di seluruh dunia adalah teknologi sosial media. Dalam dunia bisnis, teknologi sosial media sudah terbukti mampu membantu pengusaha untuk mempertahankan eksistensi dan perluasan pasar potensial. Aktivitas bisnis yang dilakukan melalui sosial media cenderung menembus berbagai rintangan, batas bangsa dan tanpa aturan-aturan yang baku. Tabel 1. Jumlah UMKM Mebel di Kota Surakarta No. Kecamatan UMKM Mebel (unit) 1 Banjarsari 74 2 Jebres 32 3 Laweyan 17 4 Serengan 13 5 Pasar Kliwon 6 Total 142 Sumber: Disperindag Kota Surakarta Tahun 2012
Mebel di Surakarta sudah menjadi komoditas ekspor namun di Kecamatan Banjarsari pangsa pasar UMKM mebel masih banyak yang berskala lokal. Oleh sebab itu untuk dapat berkompetisi dalam pasar global, para pengusaha UMKM mebel di Kecamatan Banjarsari sebenarnya dapat memanfaatkan teknologi sosial media. Namun kenyataannya, UMKM mebel di Kecamatan Banjarsari masih ada yang belum memaksimalkan penggunaan sosial media dalam menunjang bisnisnya. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengetahui peta pemanfaatan teknologi sosial media oleh pengusaha UMKM mebel di Kecamatan Banjarsari, Kota Surakarta, (2) Mengidentifikasi tahapan adopsi teknologi sosial media oleh pengusaha UMKM mebel di Kecamatan Banjarsari, Kota Surakarta, (3) Mengidentifikasi persepsi pengusaha UMKM mebel terhadap manfaat dan kendala dalam pemanfaatan teknologi sosial media di Kecamatan Banjarsari, Kota Surakarta. METODE PENELITIAN Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis menggunakan teknik survei. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Banjarsari, Kota Surakarta. Metode penentuan responden yang digunakan adalah sensus. Jenis dan sumber data yang digali dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.
Metode Analisis Data 1. Pemetaan terhadap Pemanfaatan Teknologi Sosial Media oleh Pengusaha UMKM Mebel di Kecamatan Banjarsari, Kota Surakarta Pemetaan terhadap pemanfaatan teknologi sosial media oleh pengusaha UMKM mebel di Kecamatan Banjarsari, Kota Surakarta ini dilakukan dengan cara membuat peta sebaran UMKM mebel yang menggunakan dan yang tidak menggunakan teknologi sosial media dalam kegiatan bisnisnya, mengidentifikasi jenis teknologi sosial media dan latar belakang penggunaan teknologi sosial media. 2. Tahapan Adopsi Teknologi Sosial Media oleh Pengusaha UMKM Mebel di Kecamatan Banjarsari, Kota Surakarta Identifikasi tahapan adopsi teknologi sosial media pada penelitian ini dilakukan dengan mengukur variabel-variabel yang berkaitan dengan layanan teknologi sosial media diantaranya: komunikasi dan interaksi, akses informasi dan data, transaksi remote control & decision making (aplikasi automatic untuk kendali jarak jauh), serta aplikasi dan layanan lain. Pengukuran dilakukan menggunakan skala likert. Untuk mengetahui rentang skala/ ratarata skor (RS) digunakan rumus: RS = m-n……..……………….(1) b Dimana m adalah angka tertinggi di dalam pengukuran, n adalah angka terendah dalam pengukuran dan b adalah
banyaknya kelas yang dibentuk (Simamora, 2004). Dengan menggunakan rumus tersebut maka indikator rata-rata hasil skoring untuk tahapan adopsi teknologi sosial media oleh pengusaha UMKM mebel di Kecamatan Banjarsari, Kota Surakarta adalah rata-rata skor antara 1< X≤ 1,67 artinya tidak tahu, rata-rata skor antara 1,68< X≤ 2,34 artinya awareness, rata-rata skor antara 2,35< X≤ 3,01 artinya interest, rata-rata skor antara 3,02< X≤ 3,68 artinya evaluation, rata-rata skor antara 3,69< X≤ 4,35 artinya trial, dan rata-rata skor diatas 4,36 artinya adoption (Eva, 2007). 3. Persepsi terhadap Manfaat dan Kendala dalam Pemanfaatan Teknologi Sosial Media oleh Pengusaha UMKM Mebel di Kecamatan Banjarsari, Kota Surakarta Identifikasi persepsi terhadap manfaat dari penggunaan teknologi sosial media oleh pengusaha UMKM mebel di Kecamatan Banjarsari, Kota Surakarta dilakukan dengan mengukur variabel-variabel komunikasi, promosi, rantai pemasaran, pangsa pasar, akses informasi, biaya transportasi, just in time inventory and production. Sedangkan identifikasi persepsi terhadap kendala dari penggunaan teknologi sosial media oleh pengusaha UMKM mebel di Kecamatan Banjarsari, Kota Surakarta dilakukan dengan mengukur variabel-variabel teknologi sosial media memakan waktu yang lama, rendahnya sumber daya manusia yang bisa
menggunakan teknologi sosial media, rendahnya high trust society, sulitnya beralih dari transaksi secara konvensional, tingginya biaya untuk mengakses teknologi sosial media. Pengukuran variabelvariabel manfaat dan kendala dari penggunaan teknologi sosial media menggunakan skala likert. Untuk mengetahui rentang skala/ rata-rata skor (RS) digunakan rumus: RS = m-n b Dimana m adalah angka tertinggi di dalam pengukuran, n adalah angka terendah dalam pengukuran dan b adalah banyaknya kelas yang dibentuk (Simamora, 2004). Indikator rata-rata hasil skoring untuk persepsi terhadap manfaat dan kendala dari penggunaan teknologi sosial media oleh pengusaha UMKM mebel di Kecamatan Banjarsari, Kota Surakarta adalah rata-rata skor antara 1< X≤ 1,8 artinya sangat rendah, rata-rata skor antara 1,9< X≤ 2,6 artinya rendah, rata-rata skor antara 2,7< X≤ 3,4 artinya cukup, rata-rata skor antara 3,5< X≤ 4,2 artinya tinggi, dan rata-rata skor diatas 4,3 artinya sangat tinggi (Eva, 2007). HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Responden Seluruh responden yang berjumlah 61 orang, mayoritas tidak menggunakan teknologi sosial media untuk kegiatan bisnis yaitu sebesar 49 orang. Sedangkan responden yang sudah menggunakan teknologi sosial media untuk bisnis lebih sedikit yaitu
12 orang. Rata-rata responden yang menggunakan teknologi sosial media berumur 37 tahun, sedangkan ratarata responden yang tidak menggunakan teknologi sosial media berumur lebih tua yaitu 45 tahun. Keduanya termasuk dalam golongan usia produktif, dimana pada kondisi ini responden sangat dimungkinkan untuk dapat meningkatkan ketrampilannya dalam menyerap dan mengadopsi teknologi baru. Rata-rata lama pendidikan responden adalah 12 tahun atau setingkat SMA/SMK dengan ratarata jumlah anggota keluarga pada UMKM mebel adalah 3 orang dan rata-rata jumlah anggota keluarga yang ikut aktif terlibat dalam kegiatan produksi sebanyak 1 orang. Anggota keluarga yang aktif dalam usaha mebel adalah suami atau istri. Hal ini disebabkan karena sebagian besar tenaga kerja dalam usaha mebel diambil dari tenaga kerja luar yang berasal dari daerah Kecamatan Plupuh Kabupaten Sragen dan anggota keluarga yang tidak terlibat dalam usaha mebel dikarenakan masih bersekolah atau bekerja di bidang lain. Karakteristik Usaha Responden Karakteristik usaha responden merupakan gambaran usaha yang dilakukan para responden. Karakteristik usaha pada penelitian ini meliputi lamanya mengusahakan, skala usaha, aset usaha, dan omset usaha. Berdasarkan hasil penelitian, lamanya responden mengusahakan mebel bervariasi, mulai dari lama usaha 1 tahun hingga lebih dari 10 tahun. Mayoritas responden yang menggunakan maupun tidak menggunakan teknologi sosial media telah menjalankan usaha mebel
selama >10 tahun. Semakin lama mengusahakan mebel maka pengalaman yang dimiliki responden akan semakin banyak dan bervariasi. Selain itu, pengalaman responden dalam mengusahakan mebel juga dapat mempengaruhi pengambilan keputusan terkait dengan inovasi yang sedang berkembang di masyarakat. Suatu inovasi terkadang membutuhkan modal yang cukup besar sehingga skala usaha akan dapat mempengaruhi keputusan responden untuk menerima atau menolak inovasi. Semakin besar skala usaha maka keputusan responden untuk menerapkan dan mengadopsi teknologi sosial media akan semakin besar pula. Mayoritas responden yang sudah menggunakan teknologi sosial media termasuk dalam skala usaha kecil dengan jumlah tenaga kerja 5-19 orang, memiliki aset usaha 50-500 juta/tahun dan omset usaha 300 juta2,5 milyar/tahun. Sedangkan responden yang tidak menggunakan teknologi sosial media mayoritas masih berada pada skala rumah tangga dengan jumlah tenaga kerja sebesar 0-4 orang, memiliki aset usaha <50 juta/tahun dan omset usaha <300 juta/tahun. Pemetaan terhadap Pemanfaatan Teknologi Sosial Media oleh Pengusaha UMKM Mebel di Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta Pemetaan terhadap teknologi sosial media merupakan proses atau cara untuk mengetahui gambaran adopsi teknologi sosial media oleh UMKM mebel di Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta. Gambaran yang ingin diidentifikasi
berupa peta sebaran UMKM mebel yang menggunakan dan tidak menggunakan teknologi sosial media
dalam kegiatan bisnisnya, jenis sosial media, dan latar belakang penggunaan teknologi sosial media.
Gambar 1. Persentase Sebaran Sentra UMKM Mebel di Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta Tahun 2013 Sebaran UMKM mebel di mebel di Soloraya karena harga yang Kecamatan Banjarsari Kota ditawarkan relatif lebih murah dan Surakarta paling banyak berada di mebel yang dijual cukup berkualitas Kelurahan Gilingan. Kelurahan dengan beragam bentuk serta desain Gilingan, terutama di Kampung mebel. Sebaran responden Bibis dan sepanjang Jalan Ahmad penggunan dan non pengguna Yani sudah cukup terkenal di teknologi sosial media dapat dilihat kalangan para pemasok bahan baku pada Gambar 2. maupun konsumen partai besar
Gambar 2. Persentase Responden Pengguna dan Non Pengguna Teknologi Sosial Media oleh Pengusaha UMKM mebel di Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta Tahun 2013 Berdasarkan Gambar 2 dapat diketahui bahwa mayoritas responden tidak menggunakan teknologi sosial media yaitu sebesar 49 orang sedangkan responden yang sudah menggunakan teknologi sosial media sebesar 12 orang. Banyaknya responden yang tidak menggunakan
teknologi sosial media dalam usaha mebel dikarenakan berbagai alasan, diantaranya responden tidak tahu cara menggunakan teknologi sosial media, pangsa pasar masih skala lokal, biaya menggunakan teknologi sosial media tinggi, dan model mebel lokal. Selain itu, responden merasa
bahwa dengan memasarkan mebel setiap hari serta akses terhadap secara konvensional, permintaan teknologi sosial media seluruhnya mebel sudah cukup banyak, sehingga milik sendiri. Jenis kegiatan bisnis jika diterapkan sistem pemasaran yang sering menggunakan sosial secara online, responden merasa media adalah kegiatan transaksi jual takut jika tidak bisa memenuhi beli produk, promosi produk, dan permintaan konsumen. Berbeda pelayanan. Responden melakukan dengan responden yang tidak transaksi jual beli mebel melalui menggunakan sosial media dalam layanan blackberry messanger kegiatan bisnis mebel, responden (BBM), tokobagus.com, dan website. yang sudah menggunakan teknologi Sedangkan promosi dilakukan sosial media mengaku dengan dengan cara mengirimkan gambar teknologi sosial media maka dapat mebel ke akun sosial media dan membantu memperluas pangsa pasar, pelayanan dilakukan responden guna memudahkan transaksi, dan dapat mengetahui keluhan maupun saran menekan biaya promosi mebel. bagi perkembangan kegiatan bisnis Responden yang sudah mebelnya. Kegiatan bisnis menggunakan teknologi sosial media menggunakan teknologi sosial media dalam kegiatan bisnis lebih banyak mayoritas dilakukan sendiri. menggunakan Smartphone melalui Tahapan Adopsi Teknologi Sosial aplikasi Blackberry Messenger Media oleh Pengusaha UMKM (BBM). Mayoritas responden Mebel di Kecamatan Banjarsari memanfaatkan media dalam Kota Surakarta menggali informasi mengenai Tahapan adopsi merupakan teknologi sosial media. Responden tahapan proses identifikasi seseorang sudah menggunakan teknologi sosial untuk memutuskan menerima atau media selama 1-5 tahun dengan menolak suatu inovasi. mayoritas pemakaian dilakukan Tabel 2 Tahapan Adopsi Teknologi Sosial Media oleh Pengusaha UMKM mebel di Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta Tahun 2013 No Jenis Layanan Rata-rata Interpretasi 1 Komunikasi dan Interaksi 1,85 Awareness 2 Akses Informasi dan Data 2,19 Awareness 3 Transaksi 1,85 Awareness 4 Remote Control & Decision Making (Aplikasi 1,13 Tidak Tahu Automatic untuk Kendali Jarak Jauh) 5 Aplikasi dan Layanan Lain 1,52 Tidak Tahu Total Skor Rata-rata 1,71 Awareness Sumber: Analisis Data Primer Tahun 2013 Berdasarkan Tabel 2, secara bahwa rata-rata pengusaha UMKM umum tahapan adopsi teknologi mebel sebenarnya sudah menyadari sosial media oleh pengusaha UMKM adanya inovasi teknologi sosial mebel di Kecamatan Banjarsari Kota media yang dapat digunakan untuk Surakarta berada pada tahap bisnis mebel, namun responden awareness. Hal ini menunjukkan masih kekurangan informasi
mengenai cara menggunakan dan jenis layanan teknologi sosial media.
Persepsi terhadap manfaat dan kendala teknologi sosial media merupakan suatu penilaian atau Persepsi terhadap Manfaat dan kesan responden terhadap manfaat Kendala Teknologi Sosial Media dan kendala yang dihadapi pada oleh Pengusaha UMKM Mebel di suatu objek (teknologi sosial media). Kecamatan Banjarsari Kota Berikut ini merupakan data hasil Surakarta analisis persepsi responden terhadap manfaat dari teknologi sosial media. Tabel 3 Persepsi Responden Berdasarkan Pengguna Teknologi Sosial Media dan Non Pengguna Teknologi Sosial Media di Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta terhadap Manfaat dari Teknologi Sosial Media Tahun 2013 Non Pengguna Pengguna Teknologi Teknologi Sosial Sosial Media Media No Jenis Manfaat RataRataInterpretasi Interpretasi rata rata 1 Media Komunikasi Sangat dengan Konsumen dan 4,33 2,93 Cukup Tinggi Supplier 2 Mengurangi Biaya Sangat 4,67 4,38 Tinggi Promosi (Iklan) Tinggi 3 Memotong Rantai 3,33 Cukup 2,62 Rendah Pemasaran 4 Perluasan Pangsa Sangat 4,42 4,29 Tinggi Pasar Tinggi 5 Mempermudah Akses 4,08 Tinggi 4 Tinggi Informasi 6 Mengurangi Biaya 3,33 Cukup 2,43 Rendah Transportasi 7 Just in Time Inventory Sangat 2,33 Rendah 1,74 and Production Rendah Total Skor Rata-rata 3,79 Tinggi 3,20 Cukup Sumber: Analisis Data Primer Tahun 2013 Secara keseluruhan responden teknologi sosial media memang yang sudah menggunakan teknologi dapat digunakan untuk menunjang sosial media mempersepsikan kegiatan bisnis. Sedangkan manfaat dari teknologi sosial media responden yang tidak menggunakan adalah tinggi dengan rata-rata skor teknologi sosial media secara 3,79. Responden menilai dengan keseluruhan mempersepsikan jika menggunakan teknologi sosial media teknologi sosial media cukup dapat menjangkau konsumen dari memberikan manfaat, yaitu dengan daerah manapun dengan efektif dan rata-rata skor 3,20. Responden yang efisien waktu maupun biaya. tidak menggunakan teknologi sosial Tingginya manfaat yang dirasakan media ini sebenarnya tahu akan responden mengindikasikan bahwa manfaat dari teknologi sosial media
namun kebanyakan masih belum instansi-instansi terkait seperti dinas bersedia menggunakan sosial media perindustrian dan perdagangan serta karena kurangnya minat UMKM, lembaga akademik, swasta, menggunakan dan kurangnya maupun instansi lainnya. sosialisasi maupun pelatihan dari Tabel 4 Persepsi Responden Berdasarkan Pengguna Teknologi Sosial Media dan Non Pengguna Teknologi Sosial Media di Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta terhadap Kendala dari Teknologi Sosial Media Tahun 2013 Non Pengguna Pengguna Teknologi Teknologi Sosial Sosial Media Media No Jenis Kendala RataRataInterpretasi Interpretasi rata rata 1 Akses Teknologi Sosial Media Memakan Waktu 2,75 Cukup 2,86 Cukup yang Lama 2 Rendahnya Sumber Daya Manusia yang 3,17 Cukup 3,83 Tinggi Bisa Menggunakan Teknologi Sosial Media 3 Rendahnya High Trust 3,67 Tinggi 3,83 Tinggi Society 4 Sulitnya Beralih dari Transaksi Berbasis 4,00 Tinggi 4,29 Tinggi Konvensional ke Teknologi 5 Tingginya Biaya untuk Mengakses Teknologi 1,92 Rendah 3,55 Tinggi Sosial Media Total Skor Rata-rata 3,10 Cukup 3,67 Tinggi Sumber: Analisis Data Primer Tahun 2013 Aktivitas bisnis yang pemasaran yang lebih luas lagi. dilakukan melalui sosial media Meskipun demikian teknologi sosial cenderung menembus berbagai media juga memiliki kelemahan/ rintangan, batas bangsa, dan tanpa kendala. Berdasarkan hasil analisis aturan-aturan yang baku. Teknologi persepsi terhadap kendala sosial media juga memungkinkan penggunaan teknologi sosial media komunikasi antar perusahaan dengan dapat diketahui jika secara supplier, perusahaan dengan keseluruhan responden yang sudah konsumen, konsumen dengan menggunakan teknologi sosial media konsumen dan memudahkan proses menilai kendala dalam penggunaan transaksi (jual beli) tanpa harus teknologi sosial media adalah cukup bertatap muka langsung, mengurangi tinggi yaitu dengan skor rata-rata 3,1. biaya transportasi dan promosi serta Sedangkan responden yang tidak berbagai kemudahan dan peluang menggunakan teknologi sosial media lainnya yang dapat menjangkau menilai kendala dalam penggunaan
teknologi sosial media adalah tinggi dengan skor rata-rata 3,67. Tingginya kendala menyebabkan 80% responden tidak menggunakan teknologi sosial media. Hal tersebut sangat disayangkan, dimana persepsi terhadap manfaat teknologi sosial media yang tinggi justru diimbangi dengan persepsi kendala yang nilainya cukup tinggi. Memasuki era globalisasi, para pengusaha UMKM mebel di Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta perlu mempertimbangkan pemanfaatan teknologi sosial media untuk melakukan kegiatan bisnis dengan jangkauan pasar yang luas. Hal ini sejalan dengan semakin beratnya tantangan persaingan khususnya usaha mebel di era perdagangan bebas seperti saat ini. Dengan teknologi sosial media, para pengusaha UMKM mebel dapat membangun unit-unit bisnis secara elektronik. E-business merupakan salah satu cara pengusaha UMKM mebel untuk meningkatkan daya saing usahanya. Meskipun demikian, berdasarkan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa masih banyak pengusaha UMKM mebel yang belum memanfaatkan teknologi sosial media (80% dari populasi yang ada) dan setelah dilakukan identifikasi tahapan adopsi teknologi sosial media, ternyata para pengusaha UMKM mebel di Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta masih berada pada tahapan awareness dimana para pengusaha UMKM mebel baru sekedar menyadari keberadaan dan kemanfaatan teknologi sosial media namun masih kekurangan informasi mengenai hal tersebut. Tingginya
persepsi terhadap manfaat yang justru diimbangi dengan tingginya persepsi terhadap kendala dari penggunaan teknologi sosial media mengakibatkan perlu adanya kerjasama antara pengusaha UMKM mebel dengan pemerintah, swasta, maupun akademik untuk mewujudkan e-bussiness UMKM mebel di Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta. Wujud kerjasama itu diantaranya: adanya sosialisasi mengenai pentingnya teknologi sosial media untuk bisnis di masa depan. Apabila para pengusaha UMKM mebel sudah mulai berminat menggunakan teknologi sosial media kemudian dilakukan pelatihan dan pembinaan secara kontinyu tentang cara menggunakan dan mengelola teknologi sosial media. Untuk mengurangi kekhawatiran akan terjadinya tindakan cybercrime maka perlu edukasi khusus dari pihak kepolisian tentang cara bertransaksi online secara aman. Setelah semua cara tersebut dilakukan maka ebussiness UMKM mebel di Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta dapat diterapkan dengan baik, sehingga para pengusaha UMKM mebel dapat bersaing dengan perusahaan besar bahkan dapat menjual mebelnya hingga pasar global. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat diambil kesimpulan bahwa (1) Pengusaha UMKM mebel yang sudah menggunakan teknologi sosial media pada bisnisnya yaitu sebesar 20% sedangkan yang tidak menggunakan teknologi sosial media sebesar 80% dengan sebaran
populasi terbesar UMKM mebel di Kecamatan Banjarsari yaitu berada di Kelurahan Gilingan. Jenis teknologi sosial media yang banyak digunakan adalah blackberry messanger (BBM). Mayoritas responden memanfaatkan media (media cetak, internet, TV, dll) dalam menggali informasi mengenai teknologi sosial media. Lama penggunaan teknologi sosial media antara 1-5 tahun. Frekuensi penggunaan setiap hari. Akses milik sendiri. Kegiatan bisnis yang sering menggunakan sosial media adalah kegiatan transaksi jual beli produk, promosi produk, dan pelayanan. Kegiatan bisnis menggunakan teknologi sosial media mayoritas dilakukan oleh responden sendiri. (2) Tahapan adopsi teknologi sosial media oleh pengusaha UMKM mebel di Kecamatan Banjarsari, Kota Surakarta berada pada tahap awareness. (3) Pengusaha UMKM mebel di Kecamatan Banjarsari, Kota Surakarta yang sudah menggunakan teknologi sosial media menilai penggunaan teknologi sosial media memiliki kemanfaatan tinggi dengan kendala yang cukup tinggi. Sedangkan pengusaha UMKM mebel yang tidak menggunakan teknologi sosial media menilai penggunaan teknologi sosial media memiliki kemanfaatan cukup tinggi dengan kendala yang tinggi. Saran Berdasarkan hasil penelitian, maka saran yang dapat diberikan adalah (1) Bagi pengusaha UMKM mebel di Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta yang tidak menggunakan teknologi sosial media, yaitu untuk menghadapi tingginya persaingan bisnis mebel sebaiknya para
pengusaha mebel mulai mencoba menggunakan teknologi sosial media untuk membantu memperluas cakupan pemasarannya. (2) Bagi pengusaha UMKM mebel di Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta yang menggunakan teknologi sosial media, yaitu : sebaiknya para pengusaha UMKM mebel menambah informasi mengenai jenis-jenis teknologi sosial media yang dapat digunakan untuk meningkatkan bisnisnya dan membekali dirinya dengan menambah pengetahuan tentang sistem perbankan dan sistem hukum yang berlaku kaitannya dengan menghindari terjadinya kasus cyber crime. (3) Bagi pemerintah Kota Surakarta sebaiknya melakukan sosialisasi, pelatihan, dan pembinaan cara menggunakan dan mengelola teknologi sosial media untuk pembelian bahan baku hingga pemasaran produk mebel oleh Dinas Perdagangan, Perindustrian dan UMKM kepada para pengusaha UMKM mebel. Kemudian memberikan bantuan komputer/ laptop melalui kredit lunak tanpa bunga dan menyediakan website khusus bagi UMKM mebel yang ingin produknya diiklankan oleh pemerintah, serta bekerjasama dengan swasta untuk membangun hotspot area di kawasan sentra mebel. DAFTAR PUSTAKA Disperindag Kota Surakarta. 2012. Data Ekspor Disperindag Kota Surakarta 2012. Disperindag. Surakarta. Eva,
Agustine. 2007. Persepsi Penggunaan Aplikasi Internet
untuk Pemasaran Produk Usaha Kecil Menengah. Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2007 (SNATI 2007). Yogyakarta.
dunia-maya/92-fenomenakejahatan-penipuan-internetdalam-kajian-hukum-republikindonesia. Diakses pada tanggal 1 Juli 2013.
Simamora, Bilson. 2004. Panduan Riset Perilaku Konsumen. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Wati. 2011. Penerapan E-Business di Indonesia. Program Pascasarjana Manajemen dan Bisnis IPB. Bogor.
Tara,
Jusrida. 2013. Fenomena Kejahatan Penipuan Internet dalam Kajian Hukum Republik Indonesia. www.interpol.go.id/id/kejahata n-transnasional/kejahatan-