PEMBUATAN VIDEOGRAFI SEBAGAI MEDIA PROMOSI PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN KABUPATEN NGAWI
NASKAH PUBLIKASI
diajukan oleh Fajar Aprilianto Putra 11.12.5360
kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA YOGYAKARTA 2015
PEMBUATAN VIDEOGRAFI SEBAGAI MEDIA PROMOSI PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN KABUPATEN NGAWI
Fajar Aprilianto Putra, M. Rudyanto Arief, Sistem Informasi STMIK AMIKOM Yogyakarta Jl Ringroad Utara, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta Indonesia 55283 Email :
[email protected],
Abstract - Ngawi located in the western region of East Java Province which borders with Central Java Province. The total area of ngawi is 1298.58 km2. With the potential of Ngawi, Ngawi supposed to be one of the tourist destinations, both domestic or foreign. But the potential of tourism and culture in Ngawi less in the public knows. In the end the solution that will be created to enhance the potential of tourism and culture in Ngawi by way of promotion.
[email protected]
yang tidak boleh dilewatkan. Dengan potensi yang dimiliki Kabupaten Ngawi, seharusnya Kabupaten Ngawi dapat menjadi salah satu tujuan wisatawan baik domestik ataupun mancanegara. Karena permasalahan tersebut, maka perlu dilakukan penelitian yang berjudul "PEMBUATAN VIDEOGRAFI SEBAGAI MEDIA PROMOSI PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN KABUPATEN NGAWI". Dengan dibuatnya videografi ini, bertujuan untuk mempromosikan tentang kepariwisataan dan kebudayaan di Kabupaten Ngawi. Promosi yang baik adalah promosi yang bisa mempengaruhi atau memberi tahu tentang apa yang sedang di promosikannya itu, dan cara promosi yang akan dilakukan adalah dengan membuat videografi sebagai media promosi. Sehingga informasi dan promosi yang disampaikan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan menjadi lebih optimal karena masyarakat bisa mendapatkan informasi tentang kepariwisataan dan kebudayaan Kabupaten Ngawi menjadi lebih baik. Dan di harapkan promosi yang di lakukan menjadi lebih menarik dan tidak membosankan. Dan nantinya dengan dilakukannya penelitian ini, diharapkan mampu meningkatkan potensi pariwisata dan kebudayaan pada Kabupaten Ngawi.
Good promotion is promotion that can influence or inform about what was in it promote them, and how the promotion will do is to make videography. Research institutions and publishing computer, the Computer Technology Research (CTR), states that the only person capable of keeping in 20 % of the visits and 30 % of the heard. But people can keeping in 50 % of the seen and heard, and 80 % of that seen, heard, and done at once. And finally expected by the media for Ngawi this video will be able to increase the potential of tourism and culture Ngawi. Keywords :Promotion, videografi, media video 1. Pendahuluan Dewasa ini perkembangan dan kemajuan teknologi multimedia semakin pesat, sehingga mendorong juga berkembangnnya sebuah informasi melalui bidang multimedia. Multimedia merupakan alat yang dapat menciptakan presentasi yang dinamis dan interaktif yang menkombinasikan teks, grafik, animasi, audio, dan gambar video (Suyanto,2003:21). Multimedia dapat membantu mempertajam pesan tersebut, karena kelebihan multimedia adalah menarik indera dan menarik minat dan merupakan gabungan antara pandangan, suara, dan gerakan (Suyanto, 2004:70). Kabupaten Ngawi terletak di wilayah barat Propinsi Jawa Timur yang berbatasan langsung dengan Propinsi Jawa Tengah. Luas wilayah Kabupaten Ngawi adalah 1.298.58 km2 (http://www.ngawikab.go.id).
2. Landasan Teori 2.1 Konsep Dasar Multimedia 2.1.1
Konsep Dasar Multimedia
Istilah multimedia berawal dari teater, bukan dari komputer. Pertunjukan yang memanfaatkan lebih dari satu medium sering kali disebut pertunjukan multimedia. Pertunjukan multimedia mencakup monitor video, synthesized band, dan karya seni manusia sebagai bagian dari pertunjukan. Sistem Multimedia dimulai pada akhir 1980-an dengan diperkenalkannya Hypercard oleh Apple pada tahun 1987, dan pengumuman oleh IBM pada tahun 1989 mengenai perangkat lunak Audio Visual Connection (AVC) dan video adhapter card bagi PS/2. Sejak permulaan tersebut, hampir setiap pemasok perangkat keras dan lunak melompat ke multimedia. Pada 1994, di perkirakan ada lebih dari
Kabupaten Ngawi memiliki banyak tempat wisata yang menarik untuk dikunjungi, selain itu di Kabupaten Ngawi terdapat banyak tradisi kebudayaan
1
700 produk dan sistem multimedia di pasaran. Citra Visual dapat di masukkan kedalam sistem dari paket perangkat lunak yang menyatukan digital, dan dari kamera video, pita dan piringan video, dan scanner optic. Input audio dapat dimasukkan melalui mikrofon, pita kaset, dan compact disk.
tahap-tahap dalam memproduksi videografi. Terdapat tiga tahapan dalam memproduksi videografi, yaitu praproduksi, produksi, dan pasca produksi. Masingmasing tahap mempengaruhi secara dramatis terhadap biaya dan kualitas. 3. Analisis dan Perancangan Sistem
2.2 Sinematografi
3.1 Tinjauan Umum Kabupaten Ngawi terletak di wilayah barat Propinsi Jawa Timur yang berbatasan langsung dengan Propinsi Jawa Tengah. Luas wilayah Kabupaten Ngawi adalah 1.298,58 km2. Dengan letaknya yang strategis Kabupaten Ngawi mampu menjadi jalur penghubung antara Provinsi Jawa Timur dengan Jawa Tengah. Karena dengan strategisnya lokasi Kabupaten Ngawi bisa menjadi keuntungan tersendiri untuk terus memperkenalkan pariwisata dan kebudayaan yang terdapat di Kabupaten Ngawi.
Sinematografi adalah kata serapan dari bahasa Inggris Cinematography yang berasal dari bahasa latin kinema 'gambar'. Sinematografi sebagai ilmu terapan merupakan bidang ilmu yang membahas tentang teknik menangkap gambar dan menggabunggabungkan gambar tersebut sehingga menjadi rangkaian gambar yang dapat menyampaikan ide. Unsur sinematografi secara umum dapat dibagi menjadi tiga aspek, yaitu kamera dan film, framing, serta durasi gambar. Kamera dan film mencakup teknik-teknik yang dapat dilakukan kamera dan stok filmya, seperti warna, penggunaan lensa, dan kecepatan gerak gambar. Framing adalah hubungan kamera dengan obyek yang diambil, seperti batasan wilayah gambar atau frame, jarak, ketinggian, dan pergerakkan kamera. Sedangakan durasi gambar adalah mencakup lamanya sebuah obyek yang diambil gambarnya oleh kamera.
3.1.2 Sejarah Kabupaten Ngawi Nama ngawi berasal dari “awi” atau “bambu” yang selanjutnya mendapat tambahan huruf sengau “ng” menjadi “ngawi”. Apabila diperhatikan, di Indonesia khususnya jawa, banyak sekali nama-nama tempat (desa) yang dikaitkan dengan flora, seperti : Ciawi, Waringin Pitu, Pelem, Pakis, Manggis dan lain-lain. Demikian pula halnya dengan ngawi yang berasal dari “awi” menunjukkan suatu tempat yaitu sekitar pinggir ”Bengawan Solo” dan ”Bengawan Madiun” yang banyak tumbuh pohon “awi”. Tumbuhan “awi” atau “bambu” mempunyai arti yang sangat bernilai.
2.3 Videografi Videografi adalah ilmu yang mempelajari tata cara pengambilan gambar yang dibutuhkan. Video yang menarik, haruslah memenuhi beberapa syarat. Syarat – syarat itu di rangkum dalam videografi. Tidak jauh berbeda dengan photografi. Pemahaman penggunaan kamera, dan teknik pengambilan gambar saling terikat dengan teknik photografi, namun hal yang membedakan keduannya adalah, videografi merupakan teknik pengambilan gambar yang bergerak, lebih dari satu single gambar. Karena itulah videografi sangat penting perannannya untuk mendukung pembuatan suatu video, dan videografi dapat dikatakan sebagai gambar pencerita. Sebagai gambar pencerita harusnya menarik dari segi teknik pengambilan gambar dan perlu juga mempertimbangkan Mise-en-scene, totalitas, framing, komposisi, pergerakkan kamera serta durasi. Sehingga menjadikan sebuah tontonan yang menarik dan tidak membosankan. Mise-en-scene adalah segala hal yang terletak di depan kamera yang kan diambil gambarnya (Himawan, 2008:61). Dan minat penonton akan tercipta jika mise-en-scene dapat terpadu dengan baik.
3.2 Analisis Masalah 3.2.1 Identifikasi Masalah Masalah merupakan suatu pertanyaan yang diinginkan untuk dipecahkan dan diselesaikan. Untuk menyelesaikan masalah, hal pertama yang harus dilakukan adalah identifikasi masalah penyebab timbulnya masalah dan kemudian bisa menganalisa sebuah sistem. Oleh karena itulah perlu dilakukan identifikasi masalah agar dapat diketahui masalahmasalah yang terjadi dalam sistem. Pada saat ini promosi yang dilakukan oleh Dinas pariwisata Dan Kebudayaan Kabupaten Ngawi masih berupa pemasangan baliho, iklan diradio, pamflet, ataupun mengedarkan katalog-katalog yang berisi tentang pariwisata dan kebudayaan di Kabupaten Ngawi. Sehingga penyampaian informasi dan promosi yang dilakukan masih belum dimaksimalkan. Sehingga dengan dibuatnya videografi ini dapat membantu meningkatkan promosi pariwisata dan kebudayaan di Kabupaten Ngawi yang di lakukan oleh Dinas Pariwisata Dan Kebudayaan Kabupaten Ngawi.
2.4 Tahapan Produksi Dalam membuat videografi yang baik tidak boleh melakukan tahapan-tahapan yang sembarang di lakukan, yang nantinya mengakibatkan hasil tidak sesuai dengan keinginan. Kareana itulah harus melalui
2
3.3 Analisis 3.3.1 Analisi SWOT Sistem promosi Dinas Pariwisata Dan Kebudayaan Kabupaten Ngawi khususnya dalam penyampaian informasi dan promosi dianalisis dengan menggunakan metode SWOT (Strength, Weakness, Opportunities, Threats). Analisis SWOT dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan memilah berbagai hal yang mempengaruhi keempat faktornya, kemudian menerapkannya dalam gambar matrik SWOT, dimana aplikasinya adalah bagaimana kekuatan (strengths) mampu mengambil keuntungan (advantage) dari peluang (opportunities) yang ada, bagaimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mencegah keuntungan (advantage) dari peluang (opportunities)yang ada, selanjutnya bagaimana kekuatan (strengths) mampu menghadapi ancaman (threats) yang ada, dan terakhir adalah bagimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mampu membuat ancaman (threats) menjadi nyata atau menciptakan sebuah ancaman baru.
promosi menjadi semakin efektif. Dan berikut ini opportunities (peluang) yang ada pada promosi yang dilakukan : • Tingginya traffic penonton atau pengunjung melalui media online. • Semakin lama media online akan menjadi cara yang ampuh untuk promosi. 4. Analisis Threats (Ancaman) Selain opportunities (peluang), terdapat pula threats (ancaman) yang terdapat pada cara promosi melaului media online. Dan berikut ini threats (ancaman) yang terdapat pada promosi yang dilakukan : •Tingginya tingkat persaingan dalam melakukan promosi melalui media online. • Banyaknya ancaman dari pihak lain yang ingin menyalah gunakan media online untuk promosi. 4. Implementasi dan Pembahasan 4.1 Tahap Produksi Pembuatan Video
3.3.2 Hasil Analisi SWOT 1. Analisis Strength (Kekuatan) Analisis strength (kekuatan) dari promosi pariwisata dan kebudayaan Kabupaten Ngawi ini adalah dengan cara promosi seperti ini merupakan cara yang efektif karena memang promosi melalui media online merupakan cara yang jitu dan cara yang ampuh untuk meningkatkan potensi pariwisata dan kebudayaan Kabupaten Ngawi karena memang saat ini media online sedang menjadi tren dan digemari banyak orang. Dan berikut inistrength (kekuatan) yang terdapat pada cara promosi melalui media online yang dilakukan : • Dengan adanya video promosi yang dibuat ini menjadi salah satu cara promosi yang menarik, berbeda, dan mampu menarik minat penonton. • Biaya promosi yang mudah dan murah tetapi efektif untuk meningkatkan potensi pariwisata dan kebudayaan Kabupaten Ngawi. • Medai online kini sedang menjadi tren dan cocok untuk menjadi salah satu cara untuk promosi pariwisata dan kebudayaan Kabupaten Ngawi. 2. Analisis Weakness (Kelemahan) Setelah menganalisi strength (kekuatan) yang ada, terdapat pula weakness (kelemahan) yang juga terdapat pada cara promosi dengan cara melalui media online. Dan berikut ini weakness (kelemahan) dari cara promosi yang dilakukan : • Banyak pula orang yang hingga kini urang mengerti tentang internet apalagi tentang media online. • Video promosi ini hanya menyampaikan informasi kepada penonton. 3. Analisis Opportunities (Peluang) Peluang merupakan salah satu faktor yang harus benarbenar diperhatikan dalam memajukan potensi pariwisata dan kebudayaan Kabupaten Ngawi. Dengan adanya opportunities (peluang) bisa menjadikan kekuatan
Gambar 1. Struktur Tahap Pembuatan Video Tahap dalam proses memproduksi sistem multimedia terdiri dari tahap pra produksi, tahap produksi, dan tahap pasca produksi. Masing-masing tahap ini saling mempengaruhi. 4.2 Tahap Produksi Di tahap ini akan menjelaskan pada saat produksi dimana di dalamnya akan membahas semua kegiatan selama proses produksi. Memang idealnya, seorang yang membuat video harus mengenal atau mempelajari bagaimana membuat film. Harus tau teknik dasar menggunakan kamera (termasuk istilah-istilahnya) agar mampu meningkatkan kreativitas dalam menciptakan suatu video. Kecuali itu pengetahuan ini diperlukan agar ketika storyboard itu diproduksi, ia akan dapat mengerti penjelasan dari sutradara dan biasa berkomunikasi dengan cameramen di lapangan. 4.3 Tahap Pasca Produksi Tahap pasca produksi adalah periode dimana semua pekerjaan dan aktifitas yang terjadi setelah video di produksi. Tahap pasca produksi meliputi : 3
1. Capture kamera ke komputer. 2. Pemilihan video atau gambar. 3. Pemberian animasi menggunakan software Adobe After Effect. 4. Penggabungan beberapa file atau video menggunakan software Adobe Premiere Pro. 5. Tahap akhir adalah proses transfer file video yang telah selesai menjadi sebuah kepingan DVD.
1. Pembuatan video promosi pariwisata dan kebudayaan pada Kabupaten Ngawi ini melalui tiga tahap penting yaitu : • Tahap Pra Produksi, dimulai dari perancangan naskah cerita dan storyboard video. • Tahap Produksi, meliputi kegiatan shooting video, pemilihan video, dan editing video. • Tahap Pasca Produksi, meliputi proses rendering dan mastering. 2. Video promosi yang dibuat ini sangat membantu bagi masyarakat untuk mendapatkan informasi tentang pariwisata dan kebudayaan Kabupaten Ngawi. 3. Analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threath) digunakan dalam melakukan pembuatan video promosi ini. Dan dari analisis dapat ditemukan bahwa i yang dialami adalah kurangnya media promosi karena selama ini promosi yang dilakukan hanya dengan membuat brosur tentang pariwisata dan kebudayaan Kabupaten Ngawi. Meskipun demikian video promosi pariwisata dan kebudayaan Kabupaten Ngawi ini masih memiliki beberapa kekurangan dan kelebihan, yaitu :
4.4 Hasil Akhir Editing Setelah semua tahap dilakukan maka hasil video promosi pariwisata dan kebudayaan pada Kabupaten Ngawi telah siap digunakan sebagai salah satu alat untuk melakukan berbagai kegiatan promosi.
Kelebihan : • Video promosi pariwisata dan kebudayaan Kabupaten Ngawi lebih menarik dibandingkan dengan brosur, karena terdapat video live shoot, effect video, audio, dan teks yang membuat penonton tidak bosan. Kekurangan : • Dalam proses pengambilan gambar masih terdapat beberapa gerakan-gerakan yang kurang sempurna sehingga menyebabkan hasil gambar yang kurang maksimal. Daftar Pustaka [1] Suyanto, M. 2004. Analisis & Desain Aplikasi Multimedia untuk Pemasaran. Yogyakarta: Penerbit Andi. [2] Suyanto, M. 2005. Strategi Perancangan Iklan Televisi Perusahaan Top Dunia. Yogyakarta: Penerbit Andi. [3] Suyanto, M. 2005. Multimedia Alat untuk Meningkatkan Keunggulan Bersaing. Yogyakarta: Penerbit Andi. [4] Purba Andi S.Sn, SE, S.PT. 2013. Shooting yang benar!.Yogyakarta: Penerbit Andi. [5] Himawan Pratista. 2008. Memahami Film. Yogyakarta: Homerian Pustaka. [6] Darwanto, SS. 2007. Televisi Sebagai Media Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. [7] http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Ngawi (diakses pada 4 Maret 2014 pukul 15.23 WIB)
Gambar 2. Hasil Video Promosi 5. Penutup 5.1 Kesimpulan Setelah menyelesaikan pembuatan video promosi pariwisata dan kebudayaan Kabupaten Ngawi ini dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
4
[8] http://www.ngawitourism.com/2-sejarah-kotangawi.html (diakses pada 24 September 2014 pukul 19.19 WIB) [9]http://journal.amikom.ac.id/index.php/KIDA/article/vi ew/4514/2281 (diakses pada 29 September 2014 pukul 20.14 WIB) [10] http://www.ngawikab.go.id/home/sekilasngawi/letak-geografis/ (diakses pada 22 Januari 2015 pukul 16.50 WIB)
Biodata Penulis Fajar Aprilianto Putra, memperoleh gelar Sarjana Komputer (S.Kom), Jurusan Sistem Informasi STMIK AMIKOM Yogyakarta, lulus tahun 2015. M. Rudyanto Arief, MT, memperoleh gelar Sarjana Jurusan Teknik Informatika UII Yogyakarta, lulus tahun 2001. Memperoleh gelar Magister Teknik (MT) Program Pasca Sarjana Fakultas Teknik Elektro Universitas Gajah Mada Yogyakarta, lulus tahun 2005. Saat ini menjadi dosen tetap di STMIK AMIKOM Yogyakarta.
5